tarian sumatera

20
Tarian Sumatera Barat 1. Tari Tradisional Sumatera Barat - Tari Pasambahan Minang Tari Pasambahan Minang merupakan tarian tradisional Sumatera Barat yang ditujukan untuk menyambut kedatangan tamu yaitu sebagai ucapan selamat datang dan ungkapan rasa hormat kepada tamu yang datang. Tari Pasambahan biasanya ditampilkan saat menyambut tamu dan saat kedatangan pengantin pria ke rumah pengantin wanita. Setelah Tari Pasambahan kemudian dilanjutkan dengan suguhan Daun Sirih dalam Carano kepada Sang tamu, sedangkan pada acara penyambutan pengantin pria, Daun sirih dalam Carano disuguhkan kepada pengantin pria sebagai wakil rombongan dan juga kepada kedua orangtua pengantin pria. 2. Tari Tradisional Sumatera Barat - Tari Piring Tari Piring atau disebut tari piriang merupakan tarian tradisional Sumatera Barat yang berasal dari Solok Sumatera Barat. Tari Piring masih terus lestari hingga sampai saat ini. Tarian piring memiliki gerakan yang menyerupai gerakan para petani semasa bercucuk tanam, membuat kerja menuai dan sebagainya. Tarian ini juga melambangkan rasa gembira dan syukur dengan hasil tanaman mereka. Tarian ini merupakan tarian gerak cepat dengan para penari memegang piring di tapak tangan mereka, diiringi dengan lagu yang dimainkan oleh berbagai alat musik tradisional Sumatera Barat seperti talempong dan saluang.

Upload: eko-dianto

Post on 13-Jul-2016

99 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

tarian sumatera

TRANSCRIPT

Page 1: Tarian Sumatera

Tarian Sumatera Barat

1. Tari Tradisional Sumatera Barat - Tari Pasambahan Minang

Tari Pasambahan Minang merupakan tarian tradisional Sumatera Barat yang ditujukan

untuk menyambut kedatangan tamu yaitu sebagai ucapan selamat datang dan ungkapan

rasa hormat kepada tamu yang datang. Tari Pasambahan biasanya ditampilkan saat

menyambut tamu dan saat kedatangan pengantin pria ke rumah pengantin wanita.

Setelah Tari Pasambahan kemudian dilanjutkan dengan suguhan Daun Sirih dalam

Carano kepada Sang tamu, sedangkan pada acara penyambutan pengantin pria, Daun

sirih dalam Carano disuguhkan kepada pengantin pria sebagai wakil rombongan dan

juga kepada kedua orangtua pengantin pria.

2. Tari Tradisional Sumatera Barat - Tari Piring

Tari Piring atau disebut tari piriang merupakan tarian tradisional Sumatera Barat yang

berasal dari Solok Sumatera Barat. Tari Piring masih terus lestari hingga sampai saat ini.

Tarian piring memiliki gerakan yang menyerupai gerakan para petani semasa bercucuk

tanam, membuat kerja menuai dan sebagainya. Tarian ini juga melambangkan rasa

gembira dan syukur dengan hasil tanaman mereka. Tarian ini merupakan tarian gerak

cepat dengan para penari memegang piring di tapak tangan mereka, diiringi dengan lagu

yang dimainkan oleh berbagai alat musik tradisional Sumatera Barat seperti talempong

dan saluang.

Page 2: Tarian Sumatera

3. Tarian Tradisional Sumatera Barat - Tari Payung

Tari payung merupakan tarian tradisional dari Sumatera Barat yang menggambarkan

kasih sayang seorang kekasih yang dilambangkan dengan melindungi kekasih tersebut

dengan payungnya.Tari payung memang merupakan tari pergaulan muda-mudi sehingga

dibawakan secara berpasang-pasangan. Selain menggunakan payung sebagai alat bantu

yang dimainkan oleh penari pria, bisa juga ditambah dengan selendang untuk penari

wanita.Musik yang mengiringi tari payung ini sangat dinamis. Tari payung biasa

dibawakan untuk memeriahkan acara pesta, pameran, dan lain sebagainya.

4. Tarian Tradisional Sumatera Barat - Tari Indang Minangkabau

Pengertian Tari Indang adalah salah satu kesenian anak nagari wilayah Pesisir

Minangkabau khususnya di Pariaman yang sudah berkembang sejak abad ke 13 seiring

dengan masuknya agama Islam ke Minangkabau. Awalnya Kesenian ini dimainkan oleh

13 orang penari plus 1 orang tukang dzikir dan syair yang berisi pujian terhadap nabi

(Shalawat Nabi), pemain memainkan alat musik tambourin mini yang disebut dengan

rapai. Tari indang pada awalnya digunakan sebagi media dakwah yang biasanya

dimainkan pada malam hari dan pada peringatan hari-hari besar islam serta pada acara

besar lainnya sepeti penyambutan tamu, pengankatan pejabat dll.

Page 3: Tarian Sumatera

5. Tarian Tradisional Sumatara Barat - Tari Lilin

Tari Lilin adalah tarian tradisional Sumatera Barat. Tari lilin ini merupakan tarian istana

pada zaman dahulu yang dilakukan pada malam hari. Para penari yang melakukan tarian

lilin terdiri dari beberapa orang yang menggunakan piring kecil yang berisi lilin menyala

ditangannya. Tari lilin selalu diiringin oleh musik yang dibawakan oleh sekelompok

musisi. Tari lilin dilakukan dengan sangat hati-hati, agar piring yang ada ditangan tidak

jatuh serta lilin yang ada dalam piring tersebut tidak mati.

6. Tarian Tradisional Sumatera Barat - Tari Tempurung

Tari Tempurung adalah tarian yang menggunakan tempurung sebagai properti tariannya,

dikenal sekitar tahun 1952 oleh Ali Muhammad, sekitar tahun 1970 hingga 1980 tari

Tempurung dikenal sampai ke Nagari Ayei Dingin Padang Sibusuk, tetapi pada tahun

1990 sampai sekarang tari Tempurung sudah jarang ditarikan oleh masyarakat di

Kanagarian Batu Manjulur. Fungsi tari Tempurung sebagai hiburan bagi masyarakat

Batu Manjulur dan sebagai media komunikasi untuk mengumpulkan masyarakat Batu

Manjulur. Busana khas Minangkabau yang berwarna hitam digunakan sebagai tata

busana tari Tempurung. Tari Tempurung saat ini kurang eksis di masyarakat Kanagarian

Batu Manjulur, faktor penyebabnya adalah kurang minatnya generasi muda untuk

mempelajari tari tradisional karena tari Tempurung yang monoton dari segi gerak dan

musik pengiringnya.

Page 4: Tarian Sumatera

7. Tarian Tradisional Sumatera Barat - Tari Randai

Randai adalah seni pertunjukan teater khas Minangkabau yang merupakan gabungan

dari seni peran, seni tari, seni musik dan seni beladiri.

Pertunjukan randai ini diadakan di lapangan terbuka di kampung hampir di seluruh

nagari di kabupaten Solok dan juga Sumatera Barat. Pemain Randai tergabung dalam

kelompok seni Randai yang anggotanya terdiri dari anak anak dan orang dewasa. Pada

Kelompok Randai zaman dahulu tidak ada anggota randai wanita, sehingga untuk

memerankan seorang wanita salah seorang anggota randai didandani mirip wanita.

Pemain pemeran wanita ini disebut bujang gadih. Seiring perkembangan zaman,

sekarang sudah banyak kelompok randai yang memiliki anggota wanita.

8. Tari Ambek Ambek Koto Anau

Tari ini beresal dari provinsi su,atera barat. Tari Ambek-Ambek adalah berawal dari

tingkah laku anak-anak yang bermain, bergelut, atau bercanda pura-pura berkelahi

dengan menggunakan gerakan pencak atau merupakan olah gerak dan rasa sebagai satu

bentuk materi permainan anak nagari. tari Ambek-Ambek adalah tari tradisi Koto Anau.

Page 5: Tarian Sumatera

Tarian Sumatera Utara

Tapanuli Utara

1. Tari Tor-Tor Tujuh Cawan

          Tari Tor-Tor Tujuh Cawan tidak bisa dipelajari sembarangan orang kecuali kalau

memang sudah jodoh. Lewat turun temurun, tarian tujuh cawan dianggap sebagai tarian

paling unik karena sang penari harus menjaga keseimbangan tujuh cawan yang

diletakkan di kedua belah tangan kanan dan kiri tiga serta satu di kepala. 

            Tarian tujuh cawan mengandung arti pada setiap cawannya. Untuk cawan 1

mengandung makna kebijakan, cawan 2 kesucian, cawan 3 kekuatan, cawan 4 tatanan

hidup, cawan 5 hukum, cawan 6 adat dan budaya, cawan 7 penyucian atau pengobatan.

Kegunaan lain dari tarian ini adalah untuk membuang semua penghalang bagi orang

yang hadir disitu, tentunya bagi yang percaya. Biasanya manusia punya kegagalan karna

ada penghalang bawaan dari lahir, karma, guna-guna, atau akibat perbuatan sendiri.

            Dari segi budaya, tarian ini merupakan tarian spiritual tertinggi di Danau Toba.

Sekarang tarian ini juga digunakan untuk pelantikan menteri, walikota, bupati dll. Dari

dulu tarian ini sudah menjadi kebanggan di kalangan orang Batak. Tarian ini juga

dulunya digelar di opera Batak. 

            Gerakannya se-irama dengan iringan musik (Margondang) yangdimainkan

dengan alat-alat musik tradisional seperti gondang,suling, terompet batak, dan lain-lain.

Page 6: Tarian Sumatera

2. Tor-Tor Tongkat Panaluan

            Tari tongkat Panaluan adalah sebuah tongkat yang bersifat magis dan terbuat

dari kayu yang telah diukir dengan gambar kepala manusia dan binatang, panjang

tongkat tersebut diperkirakan lebih kurang 2 (dua ) meter sedangkan tebalnya / besarnya

kira – kira 5-6 cm.  Dalam suku batak tongkat panaluan dipakai oleh para datu dalam

upacara ritus, dan tongkat ini dipakai para datu (dukun) dengan tarian tortor yang

diiringi gondang (gendang) sabangunan. Konon menurut sejarah suku batak bahwa

Tunggal Panaluan ini merupakan fakta sejarah yang memiliki kisah hubungan terlarang,

pada dahulu kala ada seorang raja yang tinggal di desa Sidogor dogor Pangururan di

pulau Samosir di teluk perpisahan antara darat dan air, Raja ini bernama Guru

Hatiabulan dengan memiliki seorang istri bernama Nan Sindak Panaluan.

3. Tor-Tor Sigale-Gale

          Sigale-gale merupakan pertunjukan kesenian dari daerah Tapanuli Utara. SiGale-

gale adalah nama sebuah patung yang terbuat dari kayu yang berfungsi sebagai

pengganti anak raja Samosir yang telah meninggal. Untuk menghibur raja maka

dibuatlah patung kayu yang di beri nama sigale-gale dan di gerakkan oleh manusia.

Page 7: Tarian Sumatera

Simalungun

4. Tari Toping-Toping (Huda-Huda)

              Toping-toping adalah jenis tarian tradisional dari suku Batak Simalungun yang

dilaksanakan pada acara duka cita di kalangan keluarga Kerajaan. Toping-toping atau

huda-huda ini terdiri dari 2 (dua) bagian,bagian pertama yaitu huda-huda yang dibuat

dari kain dan memiliki paruh burung enggang yang menyerupai kepala burung enggang

yang konon menurut cerita orang tua bahwa burung enggang inilah yang akan membawa

roh yang telah meninggal untuk menghadap yang kuasa, bagian keduaadalah manusia

memakai topeng yang disebut topeng dalahi dan topeng ini dipakai oleh kaum laki-laki

dan wajah topeng juga menyerupai wajah laki-laki dan kemudia topeng daboru dan yang

memakai topeng ini adalah perempuan karena topeng ini menyerupai wajah perempuan

(daboru).  Pada Zaman dahulu penampilan huda-huda atau toping-toping dan tangis-

tangis hanya dilaksanakan dikalangan keluarga kerajaan saja.

Nias

5. Balanse Madam

  

            Tari Balanse Madam sebuah tari tradisional yang terdapat di Seberang

Palinggam Kota Padang, yang menjadi milik dan warisan budaya masyarakat Suku Nias

Kota Padang. Tari Balanse Madam merupakan sebuah kesenian tari yang berupa

peninggalan budaya lama yang telah ditransmisikan secara turun temurun dalam

masyarakat suku Nias di Seberang Palinggam.

Page 8: Tarian Sumatera

            Sejarah keberadaan Tari Balanse Madam tidak terlepas dari kehadiran bangsa

Portugis di pantai barat pulau Sumatera pada abad ke enam belas. Kedatangan bangsa

Portugis ke Kota Padang telah membawa dampak terhadap tumbuhnya kesenian di

Padang waktu itu, diantaranya tari Balanse Madam dan Musik Gamad. Nosafirman

(1998: 2) menjelaskan seabad sebelum tanggal 7 Agustus tahun 1669, Namun kampung

ini mulai ramai sejak orang-orang Portugis dan Aceh berdatangan untuk berdagang ke

Kota Padang pada masa itu.Menilik kehadiran bangsa Portugis ke Padang sebagai

pedagang, maka bersamaan itu pula berdatangan penduduk imigran dari pulau Nias

untuk bekerja sebagai buruh atau pembantu di pelabuhan bagi bangsa

Portugis.                                                         

Dengan dipekerjakannya orang-orang Nias yang berada di Padang oleh Portugis, maka

terjadilah relasi sosial budaya antara kedua suku bangsa tersebut, sehingga menularkan

suatu bentuk kesenian yakni tari Balanse Madam. Awal lahirnya Tari Balanse Madam

adalah akibat seringnya terjadi kontak (hubungan) sosial antara bangsa Portugis sebagai

majikan dengan orang Nias sebagai bawahan atau pekerja. Setiap pesta yang dilakukan

oleh bangsa Portugis baik di kapal ataupun di daratan selalu diperkenalkan tarian yang

berbentuk tari pergaulan seperti dansa kepada orang-orang Nias.

6. Tari Baluse 

            Tari baluse merupakan tari perang ala masyarakat Nias. Tarian ini berasal dari

Nias Selatan. Sekarang ini, tari baluse biasanya digunakan untuk penyambutan tamu

atau wisatawan.

Page 9: Tarian Sumatera

Karo

7. Tari Piso Surit

          Piso Surit adalah salah satu tarian Suku Karo yang menggambarkan

seorang gadis sedang menantikan kedatangan kekasihnya. Penantian tersebut sangat

lama dan menyedihkan dan digambarkan seperti burung Piso Surit yang sedang

memanggil-manggil. Piso dalam bahasa Batak Karosebenarnya berarti pisau dan

banyak orang mengira bahwa Piso Surit merupakan nama sejenis pisau khas orang karo.

Sebenarnya Piso Suritadalah bunyi sejenis burung yang suka bernyanyi. Kicau burung

ini bila didengar secara seksama sepertinya sedang memanggil-manggil dan kedengaran

sangat menyedihkan. Jenis burung tersebut dalam bahasa karo disebut "pincala"

bunyinya nyaring dan berulang-ulang dengan bunyi seperti "piso serit". Kicau burung

inilah yang di personifikasi oleh Komponis Nasional dari Karo Djaga Depari dari Desat

Desa dan penyelenggaraan pesta adat di Desa Seberaya diberi nama Jambur Piso Serit.

          Berkat kepiawaian Djaga Depari menciptakan lagu-lagu berbasis lagu Karo,

Moralitas Masyarakat Karo,Perkembangan zaman, adat-istiadat Karo, romantisme

sampai kehidupan perjuangan masyarakat Karo semasa merebut kemerdekan dari tangan

penjajah pada masa lalu, sehingga sang maestro dianugrahkan gelar sebagai komponis

nasional Indonesia, dan kini untuk lebih mengenang jasa-jasa beliau, maka dibangun

sebuah monumen Djaga Depari, di Persimpangan antara Jl Patimura, Jl. Sultan Iskandar

Muda dan Jl. Letjen Djamin Ginting

Page 10: Tarian Sumatera

8. Guro-Guro Aron (Terang Bulan)

       

            Guro-guro Aron adalah arena muda-mudi Karo untuk saling kenal dan sebagai

lembaga untuk mendidik anak muda-mudi mengenal adat.

Dahulu acara ini dibuat sebagai salah satu alat untuk membudayakan seni tari Karo agar

dikenal dan disenangi oleh muda-mudi dalam rangka pelestariannya.

            Acara ini dilengkapi dengan alat-alat musik khas Karo yakni:

Sarune, gendang (singindungi dan singanaki), juga dari penganak.

Dairi

9. Tari Tak-Tak Garo-Garo

          Tari ini menggambarkan kehidupan burung, terbang kesana kemari mencari

makan dan bersendau gurau dengan kawan-kawanya. Tari ini berasal dari Phakpak,

Dairi, Sumatera Utara.

Page 11: Tarian Sumatera

Tarian sumatera selatan

1. Tari Sebimbing Sekundang

Tari ini merupakan tari tradisional masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ulu

yang ditampilkan dalam penyambutan tamu-tamu kehormatan yang berkunjung

di daerah ini. Tarian ini diperagakan baik di dalam gedung maupun di tempat

terbuka yang dilakukan oleh 9 penari, 1 orang puteri pembawa tepak, 2 orang

pembawa rempah-rempah, 1 orang pembawa payung agung dan 2 orang

pengawal.

Tepak atau Pengasan merupakan sarana utama tarian ini yang berisikan beberapa

lembar daun sirih segar dan beberapa lipat daun sirih yang telah diracik dengan

getah gambir sehingga siap disuguhkan kepada tamu kehormatan sebagai tanda

penerimaan dan pengakuan masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ulu.

Gerak tarian, pakaian dan musik pengiringnya merupakan perpaduan dari gerak,

pakaian dan musik tari-tari tradisional dari berbagai Kecamatan dalam

Kabupaten Ogan Komering Ulu sehingga tergambar motto "Bumi Sebimbing

Sekundang" yang berarti berjalan seiring dan saling membantu dan

melaksanakan sesuatu untuk menggapai keberhasilan.

Page 12: Tarian Sumatera

2. Tari Kebagh

Tari Kebagh atau Tari Kebar merupakan tarian adat tertua yang sangat populer di

daerah Besemah sejak zaman dahulu kala. Walau sempat dilarang hingga tahun

1940-an oleh pemerintah kolonial belanda, tarian ini tetap terpelihara dan

diajarkan secara tutun temurun dari generasi ke generasi. Tari Kebagh semakin

terdesak, tenggelam dan sempat menghilang pada masa pendudukan Jepang. 

Berdasarkan cerita lisan dari orang-orang tua, sejarah tarian ini berkaitan dengan

Puyang Serunting Sakti. Dikisahkan, pada suaru acara perkawinan yang sangat

meriah dan turut dihardiri oleh Serunting Sakti dan istrinya diadakanlah ocara

tari-tarian.

Istri Puyang Serunting Sakti yang konon adalah seorang bidadari, diminta ikut

turun menari. Permintaan ini disetujui istrinya dengan syarat selendang miliknya

yang dirampas dan disembunyikan oleh Puyang Serunting Sakti dikembalikan

padanya untuk dipakai menari.

Karena terus didesak banyak orang, akhirnya dengan berat hati, Puyang

Serunting Sakti mengizinkan istrinya menari dengan selendang yang diambilnya

pada masa lalu. Selendang tersebut disembunyikan di dalam ruas bambu yang

lazim disebut tepang.

Maka menarilah istyri Puyang Serunting Saksti dengna lemah gemulai.

Kecantikan dan kemahirannya menari membuat semua mata terpana. Hingga

tanpa disadari oleh semua orang, istri Puyang Serunting Sakti tak lagi menginjak

bumi, melayang-layang, semakin tinggi hingga menuju ke kayangan, negeri

asalnya.

Page 13: Tarian Sumatera

3. Tari Tanggai

Tari tepak atau tari tanggai yang biasa digelarkan untuk menyambut tamu-tamu

terhormat. Tarian ini memiliki persamaan dengan tari Gending Sriwijaya.

Perbedaannya pada jumlah penari dan busananya. Tari tepak atau tanggai

dibawakan oleh 5 penari sedangkan tari Gending Sriwijaya 9 penari. Busana

penari tepak atau tanggai ini tidak selengkap busana dan asesoris penari

Gending.

Kelenturan gerak dan lentiknya jemari penari menunjukan betapa tulusnya tuan

rumah memberikan penghormatan kepada tamu. Perpaduan gerak gemulai penari

dengan harmoni lagu pengiring yang berjudul enam bersaudara melambangkan

keharmonisan hidup masyarakat Palembang.

Tari Tanggai sering dipergunakan dalam acara pernikahan masyarakat Sumatera

Selatan, acara-acara resmi organisasi dan pergelaran seni di sekolah-sekolah.

Sanggar-sanggar seni di kota Palembang banyak yang menyediakan jasa

pergelaran tarian tanggai ini, lengkap dengan kemewahan pakaian adat Sumatera

Selatan.

Dahulu tarian ini pulalah yang selalu disajikan kepada tamu-tamu raja kerajaan

Sriwijaya. Tidak hanya pada acara perkawinan saja, disetiap acarapun tarian ini

sering dilakukan.

Tari ini merupakan perpaduan antara gerak yang gemulai dengan busana khas

daerah. Tarian ini menggambarkan masyarakat Palembang yang ramah dan

menghormati, menghargai serta menyayangi tamu yang berkunjung ke

daerahnya.

Page 14: Tarian Sumatera

4. Tari Gending Sriwijaya

Tari Gending Sriwijaya berasal dari Kota Palembang. Tarian ini digelar untuk

menyambut para tamu istimewa yang bekunjung ke daerah tersebut, seperti

kepala negara Republik Indonesia, menteri kabinet, kepala negara/ pemerintahan

negara sahabat, duta-duta .

Untuk menyambut para tamu agung itu digelar suatu tarian tradisional yang

salah satunya adalah Gending Sriwijaya, tarian ini berasal dari masa kejayaan

kemaharajaan Sriwijaya di Kota Palembang yang mencerminkan sikap tuan

rumah yang ramah, gembira dan bahagia, tulus dan terbuka terhadap tamu yang

istimewa itu.

Tarian Gending Sriwijaya digelarkan 9 penari muda dan cantik-cantik yang

berbusana Adat Aesan Gede, Selendang Mantri, paksangkong, Dodot dan

Tanggai. Mereka merupakan penari inti yang dikawal dua penari lainnya

membawa payung dan tombak. Sedang di belakang sekali adalah penyanyi

Gending Sriwijaya. Namun saat ini peran penyanyi dan musik pengiring ini

sudah lebih banyak digantikan tape recorder. Dalam bentuk aslinya musik

pengiring ini terdiri dari gamelan dan gong. Sedang peran pengawal kadang-

kadang ditiadakan, terutama apabila tarian itu dipertunjukkan dalam gedung atau

panggung tertutup. Penari paling depan membawa tepak sebagai Sekapur Sirih

untuk dipersembahkan kepada tamu istimewa yang datang, diiringi dua penari

yang membawa pridon terbuat dari kuningan. Persembahan Sekapur Sirih ini

menurut aslinya hanya dilakukan oleh putri raja, sultan, atau bangsawan.

Pembawa pridon biasanya adalah sahabat akrab atau inang pengasuh sang putri.

Demikianlah pula penari-penari lainnya.

Gending Sriwijaya merupakan lagu dan tarian tradisional masyarakat Kota

Palembang, Sumatera Selatan. Melodi lagu Gending Sriwijaya diperdengarkan

untuk mengiringi Tari Gending Sriwijaya. Baik lagu maupun tarian ini

menggambarkan keluhuran budaya, kejayaan, dan keagungan kemaharajaan

Sriwijaya yang pernah berjaya mempersatukan wilayah Barat Nusantara.

Page 15: Tarian Sumatera

5. Tari Tenun Songket

Tari ini menggambarkan kegiatan remaja putri khususnya dan para ibu rumah

tangga di Palembang pada umumya yang sedang memanfaatkan waktu luang

dengan menenun