technopreneurship.docx

12
Technopreneurship Technopreneurship merupakan pengembangan dari enterpreneur. Technopreneurship merupakan gabungan dari dua kata, yaitu Technologi dan Enterpreneurship. Definisi dari Technopreneurship merupakan suatu upaya dalam membuat bisnis dengan berbasis IT, sehingga diharapkan pergerakan bisnis tersebut selalu baik. Teknologi zaman saat ini sangat berpengaruh terhadap bidang apapun, termasuk juga wirausaha. Oleh karena itu pakar IT berusaha mengembangkan wirausaha dengan IT. Sebelum berlanjut, secara umum kata teknologi sering digunakan untuk merujuk pada penerapan praktis ilmu pengetahuan ke dunia industri. Sedangkan kata enterpreneurship berasal dari kata enterpreneur yang merujuk pada seseorang yang menciptakan bisnis/usaha dengan keberanian menanggung resiko untuk mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasikan peluang yang ada. Terdapat perbedaan antara enterpreneurship dengan Technopreneurship. Technopreneurship harus sukses pada dua tugas utama, yaitu menjamin bahwa teknologi berfungsi sesuai kebutuhan target pelanggan, dan teknologi tersebut dapat dijual dengan mendapatkan keuntungan (profit). Sedangan jika enterpreneur biasa, umumnya hanya berhubungan dengan bagian kedua, yaitu menjual dengan mendapatkan keuntungan.

Upload: ade-r-hidayatullah

Post on 25-Dec-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Technopreneurship.docx

Technopreneurship

Technopreneurship merupakan pengembangan dari enterpreneur. Technopreneurship

merupakan gabungan dari dua kata, yaitu Technologi dan Enterpreneurship. Definisi dari

Technopreneurship merupakan suatu upaya dalam membuat bisnis dengan berbasis IT, sehingga

diharapkan pergerakan bisnis tersebut selalu baik. Teknologi zaman saat ini sangat berpengaruh

terhadap bidang apapun, termasuk juga wirausaha. Oleh karena itu pakar IT berusaha

mengembangkan wirausaha dengan IT. Sebelum berlanjut, secara umum kata teknologi sering

digunakan untuk merujuk pada penerapan praktis ilmu pengetahuan ke dunia industri. Sedangkan

kata enterpreneurship berasal dari kata enterpreneur yang merujuk pada seseorang yang

menciptakan bisnis/usaha dengan keberanian menanggung resiko untuk mencapai keuntungan

dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasikan peluang yang ada.

            Terdapat perbedaan antara enterpreneurship dengan Technopreneurship.

Technopreneurship harus sukses pada dua tugas utama, yaitu menjamin bahwa teknologi

berfungsi sesuai kebutuhan target pelanggan, dan teknologi tersebut dapat dijual dengan

mendapatkan keuntungan (profit). Sedangan jika enterpreneur biasa, umumnya hanya

berhubungan dengan bagian kedua, yaitu menjual dengan mendapatkan keuntungan.

Sumber : http://gibranhuzaifah.files.wordpress.com/2009/05/model-pengembangan-

technopreneurship1.png?w=584

Page 2: Technopreneurship.docx

Peranan Technopreneurship

            Peranan Technopreneurship sangat banyak, apalagi bagi orang-orang yang ingin

meningkatkan bisnis lebih cepat lagi. Suatu inovasi yang dihasilkan harus berupa ide-ide yang

kreatif dan terkini pada masa tersebut. Technopreneurship bermanfaat dalam pengembangan

industri-industri besar dan canggih, selain itu juga dapat diarahkan untuk memberikan manfaat

kepada masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi lemah untuk meningkatkan kualitas

hidup mereka. Dengan demikian Technopreneurship diharapkan dapat mendukung

pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Technopreneurship dapat memberikan

manfaat atau dampak, baik secara ekonomi, sosial maupun lingkungan. Dampaknya secara

ekonomi adalah:

1.        Meningkatkan efisiensi dan produktivitas

2.        Meingkatkan pendapatan

3.        Menciptakan lapangan kerja baru

4.        Menggerakan sektor-sektor ekonomi yang lain

Manfaat dari segi sosial diantaranta adlah mampu membentuk budaya baru yang lebih

produktif, dan berkontribusi dalam memberikan solusi pada penyelesaian masalah-masalah

sosial. Manfaat dari segi lingkungan antara lain adalah:

1.        Memanfaatkan bahan baki darisumber daya alam Indonesia secara lebih produktif

2.        Meingkatkan efisiensi penggunaan sumber daya terutama sumber daya energi.

Ada beberapa bidang investasi dan inovasi yang dapat diprioritaskan untuk memberi

manfaat kepada masyarakat ekonomi lemah terdiri dari air, energi, kesehatan, petanian, dana

keanekaragaman hayati. Bidang-bidang diatas masyarakat ekonomi lemah di Indonesia banyak

menghadapi permasalah. pengembangan Technopreneurship dapat diarahkan sebagai upaya

untuk menyelesaikan permasalah tersebut.

1.        Water (air)

Technopreneurship memiliki peluang untuk dapat menyelesaikan masalah ini. Karena banyaknya

kebutuhan akan air dari masyarakat di Indonesia, khususnya air bersih, oleh karena itu para pakar

Technopreneurship memiliki tantangan untuk menyelesaikan maslah ini.

2.        Energy (energi)

Page 3: Technopreneurship.docx

Tantangan berikutnya yang harus diselesaikan para pakar Technopreneurship adalah energi. Saat

ini semua negara dihadapkan oleh krisis energi yang semakin memburuk. Dan yang pasti yang

menjadi korban adalah rakyat kecil kebawah. Oleh karena itu permasalahan ini diharapkan bisa

diselesaikan oleh para pakar Technopreneurship.

3.        Health (Kesehatan)

Kesehatan adalah yang terpenting untuk setiap masyarakat, karena jika keadaan tubuh kurang

sehat akan mempengaruhi produktivitas yang dihasilkan. Oleh karena itu fasilitas kesehatan

sangat dibutuhkan. Pelayanan kesehatan yang murah dan berkualitas sangat dibutuhkan oleh

sebagian besar masyarakat kecil ke bawah. Diharapkan para Technopreneurship dapat membuat

suatu proses yang mudah bagi masyrakat dalam mengakses fasilitas kesehatan tersebut.

4.        Agriculture (petanian)

Satu hal ini juga menjadi perbincangan hangat di Indonesia. Karena sebagian besar pangan

Indonesia bersalah dari luar negeri atau import. Kenapa harus import, padahal Indonesia dulu

dijuluki negara agrikultur (bahkan hingga hari ini). Penataan lahan yang kurang baik serta

diiringi oleh perilaku para pejabat atas yang kurang baik menyebabkan hal ini bsa terjadi. Kasus

ini harus diselesaikan segera, apabila ditunda-tunda akan memperburuk situasi dan pasti yang

menjadi korban tetap masyarakat kecil ke bawah.

5.        Biodiversity (keanekaragaman hayati)

Indonesia terkenal akan kebudayaan hayati yang beragam. Berratus-ratus spesies tumbuh di

tanah Indonesia ini. Hal ini merupakan kekayaan lain dari Indonesia. Tetapi hal ini tidak menjadi

sorotan, padahal hal ini berdampak baikbagi perekonomi indonesia terutama bagi para praktisi

wirausaha. Inilah tantangan lain yang harus diselesaikan pra pakar Technopreneurship untuk

mempromosikan kekayaan hayati Indonesia sehingga dapat dikenal oleh seleuruh masyarakat

Indonesia dan umumnya untuk masyarakat dunia.

Bagaimana agar invensi dan inovasi dapat memberikan manfaat bagi masyarakat?  Beberapa kriteria berikut ini dapat digunakan untuk mengembangkan invensi dan inovasi agar bermanfaat bagi masyarakat, yaitu inovasi dan invensi itu harus:

a.    Memberikan performansi solusi lebih baik dan lebih efisien.

b.    Menjawab permasalahan dan memenuhi karakteristik kebutuhan masyarakat.

Page 4: Technopreneurship.docx

c.    Merupakan ide orisinal.

d.    Dapat diterapkan ke pasar dan memenuhi kriteria kelayakan ekonomi.

e.    Memiliki skala pasar dan skala manfaat yang memadai.

f.     Dapat dipasarkan sebagai produk atau jasa.

g.    Meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan lapangan kerja bagi masyarakat.

A. Technopreneurship di AsiaJika kita menengok ke 2 -3 dekade yang lalu, maka sebut saja Taiwan, Korea Selatan dan

Singapura masih digolongkan sebagai Negara Berkembang. Namun sekarang negara-negara ini telah menjadi negara maju dengan perekonomian yang didasarkan pada Industri teknologi. Perkembangan Korea diawali dengan industri tradisional kemudian diikuti oleh industri semikonduktor. Sedangkan Singapura memiliki kontrak di bidang elektronik dengan perusahaan-perusahaan barat kemudian diikuti juga oleh manufaktur semikonduktor. Taiwan terkenal dengan industri asesoris komputer pribadi (PC). Rahasia lain yang membuat perkembangan negara-negara ini melejit adalah adanya inovasi.

Inovasi di bidang teknologi Informasi inilah yang juga membuat India berkembang dan menjadi incaran industri dunia barat baik bagi outsourcing maupun penanaman modal. Contoh teknologi yang dikembangkan oleh India adalah sebuah Handheld PC yang disebut sebagai simputer. Simputer dikembangkan untuk pengguna pemula dan dari sisi finansial adalah pengguna kelas menengah bawah. Simputer dijalankan oleh prosesor berbasis ARM yang murah dan menggunakan sistem operasi berbasis opensource. Harga di pasaran adalah sekitar $200.

Inovasi India yang luar biasa datang dari perusahaan Shyam Telelink Ltd. Shyam Telelink memperlengkapi becak dengan telefon CDMA yang berkekuatan 175 baterai. Becak inipun diperlengkapi juga dengan mesin pembayaran otomatis.  Penumpang becak bisa menelpon dan tarif yang dikenakan adalah sekitar 1.2 rupee per 20 menit. Lalu perusahaan ini mempekerjakan orang yang tidak memiliki keahlian untuk mnegemudikan becak. Upah para pengemudi becak tidak didasarkan pada gaji yang tetap namun merupakan komisi sebesar 20% dari tiap tarif telepon yang diperoleh (Wireless week, 2003).

Di Filipina, perusahaan telepon SMART mengembangkan metode untuk melayani transfer pengiriman uang dari para pekerja Filipina yang diluar negeri melalui telepon seluler dengan SMS. Menurut laporan Asian Development Bank (ADB), SMART dapat meraup sekitar US $14 – 21 trilyun per tahunnya dari biaya transfer program ini.

China mengikuti jejak yang sama. Perusahaan-perusahaan China mulai menunjukkan kiprahnya di dunia internasional. Akuisisi IBM oleh perusahaan China Lenovo di tahun 2004 dan akuisisi perusahaan televisi Perancis Thomson oleh Guangdong membuktikan bahwa technoprenuership di China semakin kukuh.

Studi Posadas menunjukkan bahwa technopreneurship di Asia berkembang disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, faktor inovasi yang diinsiprasikan oleh Silicon Valley. Jika revolusi industri Amerika di abad 20 yang lalu dipicu oleh inovasi yang tiada henti dari Silicon valley,

Page 5: Technopreneurship.docx

maka negara-negara Asia berlomba untuk membangun Silicon Valley mereka sendiri dengan karakteristik dan lokalitas yang mereka miliki.Kedua, Inovasi yang dibuat tersebut diarahkan untuk melepaskan diri dari ketergantungan dunia barat. Sebagian besar teknologi yang diciptakan oleh dunia barat diperuntukkan bagi kalangan atas atau orang/instansi/perusahaan yang kaya dan menciptakan ketergantungan pemakaiannya. Sementara itu sebagian besar masyarakat (baca pasar) Asia belum mampu memenuhi kriteria pasar teknologi barat tersebut. Masih banyak masyarakat asia yang memiliki penghasilan dibawah $1 per hari, sehingga mereka tidak memiliki akses ke teknologi yang diciptakan oleh dunia barat. Ini merupakan peluang yang besar bagi para teknopreneur untuk berinovasi dalam menciptakan sebuah produk teknologi yang menjangkau masyarakat marginal.

B. Arah technopreneurship di IndonesiaSebagian besar wacana di negara kita mengarahkan technopreneurship seperti dalam

definisi kedua di atas. Baik dalam seminar, lokakarya dan berita, maka bisa dijumpai bahwa pemakaian teknologi Informasi dapat  menunjang usaha bisnis. Terlebih dimasa krisis global seperti sekarang ini, maka peluang berbisnis lewat Internet semakin digembar-gemborkan. Ada kepercayaan bahwa technopreneurship menjadi solusi bisnis dimasa lesu seperti ini. Sebagai contoh, penggunaan perangkat lunak tertentu akan mengurangi biaya produksi bagi perusahaan mebel. Jika sebelumnya, mereka harus membuat prototype dengan membuat kursi sebagai sample dan mengirimkan sample tersebut, maka dengan pemakaian perangkat lunak tertentu, maka perusahaan tersebut tidak perlu mengirimkan sample kursi ke pelanggan, namun hanya menunjukkan desain kursi dalam bentuk soft-copy saja. Asumsi ini tidak memperhitungkan harga lisensi software yang harus dibeli oleh perusahaan mebel tersebut.

Jika technopreneurship dipahami seperti dalam contoh-contoh ini, maka kondisi ini menyisakan beberapa pertanyaan: Apakah benar technopreneurship mampu menjadi solusi bisnis di masa kini? Akan dibawa kemanakah arah technoprenership di negara kita? Menurut hemat penulis, technopreneurship yang dipahamai dalam makna yang sesempit ini justru akan menjadi bumerang bagi pelaku bisnis, karena ini akan menciptakan ketergantungan terhadap teknologi buatan barat. Dan ini tidak sejalan dengan semangat technopreneurship yang dikembangkan oleh negara-negara Asia lainnya. Selain itu, inovasi yang berkembang belum mampu melepas ketergantungan tersebut karena masih berskala individu, seperti inovasi dan kreatifitas dalam pembangunan website, penggunaan teknologi web 2.0 sebagai media promosi. Inovasi yang diharapkan adalah inovasi dalam pengembangan kapasitas lokal dengan basis teknologi dari dunia barat, sehingga hasil inovasi tersebut mampu melepaskan kita dari kungkungan ketergantungan penggunaan lisensi dan ketergantungan teknologi barat.

Untuk dapat menuju ke arah yang sama seperti neagara-negara tetangga kita lainnya, maka hal pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan dekonstruksi pemahaman technopreneurship. Ini penting sekali karena kita semua tahu bahwa persepsi menentukan aksi. Dengan pemahaman technopreneurship seperti dalam definisi pertama maka akan memungkinkan bermunculannya para technopreneurship sejati yang akan membawa negara kita berjalan bersama-sama dengan India, Korea Selatan maupun Taiwan.

Konsep Technopreneurship

Di era persaingan global yang sangat ketat, inovasi usaha harus diiringi dengan berbagai macam rekayasa teknologi agar dapat melipatgandakan performa dari usaha tersebut. Pemanfaatan

Page 6: Technopreneurship.docx

teknologi mutakhir tepat guna dalam pengembangan usaha yang berdasarkan pada jiwa entrepreneur yang mapan akan dapat mengoptimalkan proses sekaligus hasil dari unit usaha yang dikembangkan. Inilah yang disebut technopreneurship: sebuah kolaborasi antara penerapan teknologi sebagai instrumen serta jiwa usaha mandiri sebagai kebutuhan. Technopreneurship adalah suatu karakter integral antara kompetensi penerapan teknologi serta spirit membangun usaha. Dari sini, tumbuhlah unit usaha yang teknologis: unit usaha yang memanfaatkan teknologi aplikatif dalam proses inovasi, produksi, marketisasi, dan lain sebagainya.Menanamkan jiwa entrepreneurship bukan perkara yang mudah, karena ini berhubungan dengan dua hal kompleks yang perlu ditanamkan, yakni kesadaran teknologi, dan semangat entrepreneurship. Dua hal ini memiliki karakteristik yang spesifik dalam masing-masing pengembangannya. Oleh karena itu, untuk membentuk ketiga hal tersebut, penulis membaginya menjadi tiga tahapan:

1. Teknologi

Seperti yang dijelaskan di awal, teknologi memiliki kebutuhan yang erat dalam penguasaan keilmuan dan penerapannya. Proses ini diperlukan untuk mendapatkan otoritas teknologi yang diakui eksistensinya. Penyaluran keilmuan serta teknis rekayasa ini didapatkan melalui proses pendidikan di universitas. Proses pendidikan hingga memiliki kompetensi yang mumpuni inilah yang disebut authorization. Setelah memiliki kompetensi yang memadai, ilmu dan berbagai macam teori harus bisa dimanfaatkan, baik secara luas maupun sempit. Pemanfaatan ini tidak harus menghasilkan produk nyata, namun dapat berupa konsep dan ide pengembangan dari teori tersebut. Proses ini disebut utilization. Berdasarkan sifatnya yang aplikatif, untuk dapat menjadi teknologi, ilmu-ilmu yang dipelajari harus dapat diimplementasikan. Implementasi ini berupa karya nyata yang dapat dimanfaatkan secara langsung dalam usaha keseharian manusia. Proses rekayasa teknologi menjadi produk yang bisa dimanfaatkan secara langsung merupakan tujuan akhir dari pengaplikasian sains dan keilmuan. Tahap ini disebutimplementation. Lalu, teknologi yang telah dihasilkan harus dapat dikolaborasikan dengan kebutuhan yang ada, agar tepat guna dan bermanfaat secara luas sekaligus spesifik. Proses ini disebut collaboration.

2. Entrepreneurship

Untuk mengembangkan jiwa entrepreneurship diperlukan beberapa tahapan, antara lain internalization, paradigm alteration, spirit initiation, dan competition.Internalization adalah tahapan penanaman jiwa entrepreneurship melalui konstruksi pengetahuan tentang jiwa entrepreneurial serta medan dalam usaha. Tahap ini berkutat pada teori tentang kewirausahaan dan pengenalan tentang urgensinya. Setelah itu, paradigm alteration, yang berarti perubahan paradigma umum. Pola pikir pragmatis dan instan harus diubah dengan memberikan pemahaman bahwa unit usaha riil sangat diperlukan untuk menstimulus perkembangan perekonomian negara, dan jiwa entrepreneurship berperan penting dalam membangun usaha tersebut. Di tahap ini diberikan sebuah pandangan tentang keuntungan usaha bagi individu maupun masyarakat.Setelah pengetahuan telah terinternalisasi dan paradigma segar telah terbentuk, diperlukan

Page 7: Technopreneurship.docx

sebuah inisiasi semangat untuk mengkatalisasi gerakan pembangunan unit usaha tersebut. Inisiasi ini dengan memberikan bantuan berupa modal awal yang disertai monitoring selanjutnya. Lalu, perlu digelar sebuah medan kompetisi untuk dapat mengembangkan usaha tersebut dengan baik.

3. Technopreneurship

Setelah memiliki kompetensi teknologi dan jiwa entrepreneurship, hal terakhir yang perlu dilakukan adalah mengintegrasikannya. Teknologi yang telah dimiliki kita kreasikan dan inovasikan untuk menyokong pengembangan unit usaha. Hal ini dapat dilakukan secara nyata dalam proses produksi (contoh: Microsoft), marketing (contoh: e-Bay), accounting, dan lain sebagainya. Kreativitas dan pemanfaatan teknologi dengan tepat adalah hal utama dalam mengembangkan jiwa technopreneurship.

Daftar Pustaka

Page 8: Technopreneurship.docx

1. http://blueandgreen-tavez.blogspot.com/2010/11/technopreneurship-di-era- globalisasi.html

2. www.google.com/url? sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0CC0QFjAD&url=http%3A%2F%2Fgibranhuzaifah.wordpress.com%2F2009%2F05%2F16%2Fmenumbuhkan-technopreneurship-mahasiswa-kolaborasi-kompetensi-dan-aplikasi-teknologi-dalam-pengembangan-kewirausahaan%2F&ei=v1YzVKPYC8eCuwTtvIKADQ&usg=AFQjCNHls3jnFI5SBmDVnN9ayFl3haWS8A&sig2=OTIgvL8e8cXo_IPN07dINg&bvm=bv.76943099,d.c2E

3. http://syamsulgunadarma.blogspot.com/2012/11/trend-solusi-bisnis-masa-kini.html 4. http://ono.suparno.staff.ipb.ac.id/articles/technopreneurship-2/ 5. http://yahya29zulkarnain.blogspot.com/2012/11/technopreneurship.html