teknik mitigasi banjir dan tanah longsor - forda-mof.org · penguatan lereng terjal dengan bronjong...
TRANSCRIPT
5/20/2013
1
TEKNIK MITIGASI BANJIR DAN TANAH LONGSOR
Oleh : PAIMIN (Peneliti)
Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan DAS Jl. A. Yani. Pabelan PO Box 295. SURAKARTA
Tlp. 0271-716709 & 08122647268 E-mail : [email protected]
ACUAN UTAMA : “TEKNIK MITIGASI BANJIR DAN TANAH
LONGSOR”
5/20/2013
2
POKOK BAHASAN Identifikasi Daerah Rawan Banjir
Identifikasi Daerah Rawan Tanah Longsor
Multi-Proses Banjir & Tanah Longsor
Teknik Analisis Kejadian Banjir dan Tanah Longsor (Pasca)
Teknik Pengendalian Banjir & Tanah Longsor
5/20/2013
3
Peta DAS-DAS Pemasok Banjir dan Daerah Kebanjiran (Sepanjang
Dataran Pinggir Pantai Wasior ) - Diambil dari Google
DAS
Angris
1.323 Ha DAS
Sanduai
2.275 Ha
DAS
Rado
2.308 Ha
DAS
Wanayo
1.638 Ha
DAS
Manggur
ai
2.065 Ha
665 Ha 648 Ha
424 Ha
589 Ha
Pelabuha
n
Daerah Kebanjiran Daerah Kebanjiran
DAERAH PASOKAN AIR
BANJIR
DAERAH KEBANJIRAN
Foto: Paimin, Okt. 2010
5/20/2013
4
foto: pramono hadi
DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) UNIT PENGELOLAAN INPUT (HUJAN) – PROSES (LAHAN) – OUTPUT (ALIRAN SUNGAI)
HUJAN
No Parameter/Bobot Klasifikasi Kategori Skor
I POTENSI AIR BANJIR
A ESTIMASI (100%)
1 ALAMI [60]
a Hujan harian maksimum
rata-rata pada bulan
basah (mm/hari)
[35%]
< 20
21-40
41-75
76-150
>150
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
1
2
3
4
5
b Bentuk DAS
[5%]
Lonjong
Agak Lonjong
Sedang
Agak Bulat
Bulat
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
1
2
3
4
5
c Gradien Sungai (%)
(10%)
< 0,5
0,5-1,0
1,1-1,5
1,6-2,0
> 2,0
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
1
2
3
4
5
d Kerapatan drainase
(5%)
FORMULASI POTENSI AIR BANJIR DAN DAERAH RAWAN BANJIR
5/20/2013
5
*) dan **) dalam kondisi normal atau tidak dalam kondisi kritis atau terganggu
d Kerapatan drainase
(5%)
Jarang
Agak Jarang
Sedang
Rapat
Sangat Rapat
Rendah
Agak Rendah
Sedang
Agak Tinggi
Tinggi
1
2
3
4
5
e Lereng rata-rata DAS
(%)
(5%)
< 8
8-15
16-25
26-45
> 45
Rendah
Agak Rendah
Sedang
Agak Tinggi
Tinggi
1
2
3
4
5
2 MANAJEMEN (40%)
a Penggunaan lahan
(40%)
Hutan Lindung/ Konservasi*)
Hutan Produksi/Perkeb**)
Pekarangan/Semak/Belukar
Sawah/Tegal-teras
Tegal/Pmk-kota
Rendah
Agak Rendah
Sedang
Agak Tinggi
Tinggi
1
2
3
4
5
B PENGUKURAN
(100%)
a Debit puncak spesifik
(m3/dt/km2)
(100%)
< 0,58
0,58-1,00
1,01-1,50
1,51-5,00
> 5,00
Rendah
Agak Rendah
Sedang
Agak Tinggi
Tinggi
1
2
3
4
5
II DAERAH RAWAN KEBANJIRAN
1 ALAMI (55%)
a Bentuk lahan
(10%)
Pegunungan & Perbukitan
Kipas & Lahar
Dataran, Teras
Dataran Aluvial
Lembah Aluvial, Jalur Kelokan
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
1
2
3
4
5
b Meandering
Sinusitas (P) = panjang/jarak
sungai sesuai belokan : jarak
lurus
(5%)
1 – 1,1
1,2 – 1,4
1,5 – 1,6
1,7 – 2,0
> 2
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
1
2
3
4
5
c Pembendungan oleh
percabangan sungai/air
pasang
(10%)
Tidak ada
Anak Cab S Induk
Cab S Induk
S Induk/Bottle neck
Pasang Air Laut
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
1
2
3
4
5
d Drainase (% lereng lahan kiri-
kanan sungai)
(30%)
Sangat Lancar (>8)
Lancar (2 - 8)
Terhambat (<2)
Sangat Rendah
Sedang
Sangat Tinggi
1
3
5
2 MANAJEMEN (45%)
a Bangunan air
(45 %)
Waduk+Tanggul tinggi & baik
Waduk
Tanggul/sudetan/banjir kanal
Tanggul buruk
Tanpa Bangunan/pengurangan
dimensi sungai
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
1
2
3
4
5
5/20/2013
6
KATEGORI TINGKAT KERENTANAN/DEGRADASI Sangat Tinggi : > 4,3 - Sangat Rentan/
Sangat Terdegradasi
Tinggi : 3,5 – 4,3 - Rentan/Terdegradasi
Sedang : 2,6 – 3,4 - Agak Rentan/
Agak Terdegradasi
Rendah : 1,7 - 2,5 - Sedikit Rentan/
Sedikit Terdegradasi
Sangat Rendah : < 1,7 - Tidak Rentan/ Tidak
Terdegradasi
Jumlah dari (bobot x skor)/100 setiap parameter
BENGAWAN
SOLO
KALI
SAMIN
KALI
WINGKO
KEBANJIRAN
TANGGUL
KALI
WINGKO
JEBOL
TANGGUL
KALI SAMIN
JEBOL
KEBANJIRAN
KEBANJIRAN
TANGGUL
GAMBAR 4
5/20/2013
7
DAERAH RAWAN KEBANJIRAN
5/20/2013
8
No Parameter/Bobot Besaran Kategori Nilai Skor
A ALAMI (60%)
a Hujan harian kumulatif
3 hari berurutan (mm/3
hari)
(25%)
< 50
50-99
100-199
200-300
>300
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
1
2
3
4
5
b Lereng lahan (%)
(15%)
<25
25-44
45-64
65-85
>85
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tingg
1
2
3
4
5
c Geologi (Batuan)
(10%)
Dataran Aluvial
Perbukitan Kapur
Perbukitan Granit
Perbukitan Bat. sedimen
Bkt Basal-Clay Shale
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tingg
1
2
3
4
5
d Keberadaan sesar
patahan/gawir (m)
(5%)
Tidak ada
Ada
Sangat Rendah
Sangat Tinggi
1
5
Formulasi Kerentanan Tanah Longsor *)
e Kedalaman tanah
(regololit) sampai lapisan
kedap (m)
(5%)
< 1
1-2
2-3
3-5
>5
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tingg
1
2
3
4
5
B MANAJEMEN (40%)
a Penggunaan Lahan
(20%)
Hutan Alam
Hut Tan/Perkebunan
Semak/Blkar/Rumput
Tegal/Pekarangan
Sawah/Pemukiman
Rendah
Agak Rendah
Sedang
Agak Tinggi
Tinggi
1
2
3
4
5
b Infrastruktur (Jika lereng
<25%, skor = 1)
(15%)
Lereng Tidak
Terpotong
Jalan/Bangunan
Memotong Lereng
Rendah
Tinggi
1
5
c Kepadatan Pemukiman
(org/km2)
(2.5%)
<2000
2000-5000
5000-10000
10000-15000
>15000
Rendah
Agak Rendah
Sedang
Agak Tinggi
Tinggi
1
2
3
4
5
*) Catatan: Formula ini hanya berlaku pada lereng >25%
5/20/2013
9
Desa Bojogngkoneng
Desa Karangtengah
Kec. Jonggol
Batuan Tmj : Napal dan serpih lempungan (clay shale), dan sisipan batu pasir kuarsa, bertambah pasiran ke arah timur
Garis hitam tebal : garis sesar/patahan
5/20/2013
10
TANAH
AMBLESAN
5/20/2013
11
Dam Pengendali (Check Dam) :
= Pengendali sedimen
= Konservasi air
5/20/2013
12
5/20/2013
13
Jembatan Sungai Rado tersumbat Kayu dan Batu Foto: Paimin, Okt 2010
Endapan Batu Besar dan Serakan Kayu dari Sungai Rado
5/20/2013
14
Gambar 3. Diagram Alir Teknik Analisis Pasca Bencana Banjir
PLOTING TITIK-2 DAERAH BENCANA
BANJIR
INFORMASI DAERAH BENCANA : = TITIK/TEMPAT & WAKTU BENCANA
BANJIR
= HUJAN
= SEBAB BANJIR (AWAL)
INFORMASI KORBAN
(Fisik & Jiwa)
DELINIASI WILAYAH BENCANA BANJIR & DAERAH
TANGKAPAN AIRNYA (DTA)
HIMPUN DATA & INFORMASI AWAL
LAPORAN LAPANGAN & MEDIA SIAPKAN PETA DASAR
(RBI, topografi, Penutupan/Penggunaan Lahan)
KARAKTERISASI DAERAH BENCANA BANJIR
KARAKTER MANAJEMEN
Tanggul, waduk, dll
KARAKTER ALAMI:
=Bentuk lahan
=Lereng ka-ki sungai
=Meandering
=Pembendungan
KARAKTERISASI DTA
PENUTUPAN/
PENGGUNAAN LAHAN
MORFOMETRI DTA:
=Bentuk DTA
=Gradien sungai
=Kerapatan drainase
=Lereng rata-2 DTA
CURAH HUJAN
TITIK RAWAN LONGSOR SEPANJANG
SUNGAI (BAB II.B)
SINTESIS DAN PELAPORAN : = ANALISIS PENYEBAB BANJIR (ALAM ATAU MANAJEMEN ATAU KEDUANYA
= LANGKAH TINDAK LANJUT (a.l. REHABILITASI, KONSERVASI)
HIMPUN DATA DAN INFORMASI LANJUT (OBSERVASI LAPANGAN) = Validasi/cocokkan data awal dengan lapangan = Kumpulkan kekurangan data awal
= Himpun ciri-ciri kemungkinan kombinasi banjir dan tanah longsor
= Himpun data & informasi tambahan relevan = Penilaian tingkat kerentanan banjir dan tanah longsor
CERMATI :
PARAMETER APA YANG TERSEDIA DI KANTOR PARAMETER APA YANG HARUS DIAMBIL DI LAPANGAN PARAMETER APA YANG TERSEDIA DI KANTOR TAPI PERLU PENGAMATAN LAPANGAN UNTUK VALIDASI DATA
5/20/2013
15
Sungai Sanduai dari perbukitan
Serakan Endapan Kayu, Batu dan Pasir
Jembatan Tersumbat Kayu
dan Batu
Endapan Pasir Nutup Jalan
Dibersihkan keSamping
Foto: Paimin, Okt. 2010
5/20/2013
16
ALAMI MANAJEMEN
Penutupan lahan - K&L (Tertimbang)
ALAMI - Bentuk lahan - K - Meandering - K - Pembendungan - K - Lereng ka-ki sungai -K
MANAJEMEN
- Bangunan air – K&L
APA PENYEBAB BANJIR??
DAERAH RAWAN KEBANJIRAN
SIDIK KARAKTERISTIK
POTENSI AIR BANJIR
DINAMIS: - Hujan – K&L
STATIS:
- Bentuk DAS - K
- Gradien sungai - K
- Kerapatan drainase - K
- Lereng DAS – K (Tertimbang)
Besaran Parameter Dgn Skor “Tinggi” Faktor “Penyebab Utama”
+ % Bobot Besar PENYEBAB PENENTU
5/20/2013
17
foto: pramono hadi
PENGENDALIAN BANJIR:
Kurangi pasokan air banjir
Perbesar dimensi sungai
Pasokan Air
Banjir Dikurangi
Perbesar Dimensi
Sungai Daerah
Rawan Banjir
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada
daerah longsor maupun rawan longsor:
Slope reshaping lereng terjal -
pembentukan lereng menjadi lebih landai
Penguatan lereng terjal dengan bronjong
kawat pada kaki lereng.
Penutupan rekahan/retakan tanah
Bangunan rumah dari konstruksi kayu
(semi permanen) lebih tahan terhadap retakan
tanah dibanding dengan bangunan pasangan
batu/bata pada lahan yang masih akan
bergerak.
5/20/2013
18
Lereng batuan (geologi) tegak (patahan?) tanah mudah longsor
TANAH RETAK/
AMBLES
5/20/2013
19
PERMANEN ROBOH
SEMI PERMANEN PENYANGGA MIRING
Tingkat
longsor
Penggunaan Lahan
Hutan Tegal Sawah Pemukiman
Belum
longsor
Vegetatif Vegetatif Teknik sipil Tekn. Sipil &
Vegetatif
Retakan/
rekahan
Tekn. Sipil
& Vegetatif
Tekn. Sipil
& Vegetatif
Teknik sipil Tekn. Sipil &
Vegetatif
Longsor Tekn. Sipil
& Vegetatif
Tekn. Sipil
& Vegetatif
Teknik sipil
& Vegetatif
Tekn. Sipil &
Vegetatif
Arahan Teknik Penanggulangan Bencana Tanah Longsor
Pada Berbagai Penggunaan Lahan dan Tingkatan Proses
Longsor
5/20/2013
20
• metode teknik sipil: pengurugan/penutupan rekahan,
reshaping lereng,
bronjong kawat,
perbaikan drainase drainase permukaan
(misal spa/waterway) maupun drainase bawah
tanah (misal: sulingan (pipa perforasi).
kerapatan tanaman:
bagian kaki lereng (paling rapat = standar kerapatan
tanaman),
tengah (agak jarang = ½ standar)
atas (jarang = ¼ standar).
Kerapatan yang jarang diisi dengan tanaman
rumput dan atau tanaman penutup tanah (cover crop)
dengan drainase baik, seperti pola agroforestry.
Teknik pengendalian tanah longsor metode vegetatif
dipilahkan: bagian lereng - kaki, tengah, dan atas.
Stabilisasi tanah diutamakan pada kaki lereng, baik
dengan tanaman (vegetatif) maupun bangunan.
Persyaratan vegetasi: perakaran dalam (mencapai
batuan), perakaran rapat dan mengikat agregat tanah,
dan bobot biomassanya ringan.
5/20/2013
21
Peringatan Dini Banjir:
•Menempatkan pengukur hujan serta menyiapkan akses komunikasi ke wilayah di
hilirnya, seperti kentongan. Apabila dalam sehari besarnya curah hujan sudah
mencapai 100 mm dan masih terlihat hujan turun cukup lama dan mungkin deras
(terutama malam hari) maka masyarakat sekitar daerah rawan banjir harus sudah
siap mengungsi atau pindah ke tempat yang lebih tinggi. Informasi ini harus
dikirimkan ke daerah rawan kebanjiran di hilirnya.
•Identifikasi jenis material yg terbawa arus banjir. Jika banyak material non tanah
terangkut aliran maka cenderung akan terjadi banjir besar.
•Melihat dan mengamati kondisi awan dan lamanya hujan. Bila terlihat awan yang
sangat tebal dan hujan beberapa hari terjadi turun hujan berurutan.
Peringatan dini di hulu tersebut secara berurutan di teruskan ke hilir secara
sistematis. Di daerah yang lebih ke hilir,
Peringatan dini dapat lebih disempurnakan sesuai perkembangan teknologi
Penggunaan sistem telemetri (pengamatan jarak jauh dan tepat waktu) untuk
memantau perubahan muka air sungai secara real time.
Komunikasi via telepon (radio komunikasi). Petugas-petugas pengamat di
lapangan dengan segera menginformasikan kejadian di lapangan via radio
komunikasi maupun telepon kepada posko-posko banjir yang sudah ditunjuk.
Akses telepon dan SMS setiap warga ke Posko Pengendalian Banjir
Teknik peringatan dini tanah longsor secara umum:
•Adanya retakan-retakan tanah
•Adanya penggelembungan/amblesan
•Pemasangan penakar hujan di sekitar daerah rawan tanah
longsor.Apabila curah hujan kumulatif secara berurutan
selama 2 hari melebihi 200 mm sedangkan hari ke-3 masih
nampak telihat akan terjadi hujan maka masyarakat harus
waspada.
•Adanya rembesan air pada kaki lereng lebih besar dari
sebelumnya.
•Adanya pohon yang posisinya condong kearah bawah bukit.
•Adanya perubahan muka air sumur (pada musim kemarau air
sumur kering, pada musim penghujan air sumur penuh).
•Adanya perubahan penutupan lahan (dari hutan ke non-hutan)
pada lahan berlereng curam dan kedalaman lapisan tanah
sedang.
•Adanya pemotongan tebing untuk jalan dan atau perumahan
pada lahan berlereng curam dan lapisan tanah dalam.
5/20/2013
22
Tambahan kewaspadaan terhadap daerah rawan terkena
banjir bandang akibat kombinasi proses tanah longsor dan
banjir adalah :
1.mencermati aliran sungai - apabila tiba-tiba aliran air sungai
menjadi kecil, tidak seperti biasanya. Gejala ini menunjukkan
kemungkinan aliran air sungai terbendung/tertahan oleh
timbunan tanah longsor pada palung sungai sehingga aliran
air mendadak surut.
2.aliran sungai lebih keruh dari biasanya. Indikasi ini
menunjukkan kemungkinan aliran air sungai melewati palung
sungai yang tersumbat tanah longsor (over topping) sehingga
menggerus tanah timbunan dan tanah tersebut terbawa
aliran; namun sumbatan belum jebol karena aliran tidak
deras. Apabila terjadi hujan lebat dan mengakibatkan aliran
air makin deras maka sumbatan tersebut dapat jebol dalam
waktu singkat, sehingga menimbulkan banjir bandang di hilir.
5/20/2013
23
5/20/2013
24