teknik radiografi tmj
DESCRIPTION
radiografi pada TMJTRANSCRIPT
Teknik Radiografi TMJ
Temporomandibular Joint (TMJ) merupakan salah satu area tersulit untuk
diidentifikasi secara radiografis. Terdapat beberapa proyeksi radiografis konvensional
maupun modern yang digunakan untuk memperlihatkan bagian-bagian kompleks dari TMJ.
Proyeksi TMJ dapat diperlukan untuk menambah informasi dari pemeriksaan klinis, terutama
jika terdapat abnormalitas tulang atau infeksi, kegagalan preawatan konservatif, ataupun
terdapat tanda-tanda yang lebih membahayakan. Tujuan dilakukannya proyeksi TMJ yaitu:
1. Mengevaluasi hubungan antara jaringan lunak dan keras
2. Memastikan tingkat atau tahap perkembangan penyakit tertentu
3. Mengevaluasi efek-efek yang dihasilkan dari perawatan tertentu
Seorang operator yang akan melakukan proyeksi TMJ harus memperhatikan hal-hal
berikut, yaitu:
1. Anatomi normal TMJ
2. Pemeriksaan apa yang tersedia, khususnya:
Indikasi klinis dari setiap pemeriksaan
Bagaimana setiap pemeriksaan dilakukan, contoh: bagaimana pasien
diposisikan terhadap film dan kepala tabung x-ray, apakah mulut pasien
harus dalam keadaan terbuka atau tertutup
Informasi apa saja yang didapat dari pemeriksaan yang dilakukan dan
anatomi normalnya
Keterbatasan dan kekurangan masing-masing pemeriksaan yang
dilakukamn, sehingga dapat ditentukan jenis yang paling tepat
Ciri radiografis dari kondisi patologis tertentu yang dapat mempengaruhi
TMJ
A. Anatomi Normal TMJ
Anatomi normal TMJ ter diri dari:
1. Mandibular component, yaitu condylus mandibula.
Condyle merupakan struktur tulang berbentuk ellips yang terhubung
dengan ramus mandibula melalui leher yang sempit. Panjang condylus
mandibula sekitar 20 mm secara mediolateral dan tebalnya sekitar 8 – 10 mm.
2. Diskus interartikularis (meniskus)
Tersusun atas jaringan ikat fibrosa dan terletak antara condylus head
serta fossa mandibula. Diskus interartikularis membagi TMJ menjadi dua
kompartemen yaitu superior (upper) space dan inferior (lower) space serta
terletak di bawah dan di atas diskus. Diskus yang normal berbentuk bikonkaf
dengan ikatan tebal pada bagian posterior dan tipis pada bagian tengah. Diskus
ini juga lebih tebal pada bagian medial daripada lateral.
3. Temporal component, yaitu fossa mandibula (glenoid) dan articular eminence
Fossa mandibula terletak di aspek inferior dari bagian skuamosa tulang
temporal. Fossa mandibula tersusun atas fossa glenoid dan articular eminence
dari tulang temporal. Fossa mandibula disebut juga sebagai komponen
temporal TMJ. Articular eminence membentuk batas anterior fossa glenoid
dan berbentuk konveks. Pada TMJ normal, bagian dasar fossa, slope posterior
articular eminence, dan emincence tersebut membentuk huruf S jika dilihat
dari potongan sagital.
4. Kapsul yang mengelilingi sendi
Kapsul bagian posterior terdiri dari zona bilaminar jaringan ikat fibrosa
yang memiliki pembuluh darah namun tidak berinervasi. Superior lamina
mengandung banyak serat elastin dan menghubungkan TMJ dengan fossa
mandibula serta memberikan pergerakan condylar translation pada diskus.
Kapsul bagian posterior dilapisi oleh membran sinovial yang akan
mengsekresikan carian sinovial. Cairan sinovial berfungsi untuk lubrikasi
sendi.
B. Teknik Radiografi TMJ
Teknik radiografi yang digunakan pada proyeksi TMJ terbagi menjadi 2 yaitu
teknik proyeksi konvensional dan teknik lainnya. Jenis teknik proyeksi konvensional
yang biasa digunakan pada TMJ yaitu:
1. Transcranial
2. Transpharyngeal
3. Dental panoramic tomograph (termasuk juga specific TMJ field
limitation techniques)
4. Reverse Towne's
5. Tomography, baik linear maupun spiral.
1. Transcranial
a. Indikasi umum:
Sindrom disfungsi nyeri TMJ (TMJ pain dysfunction syndrome)
ketidakseimbangan sendi yang menghasilkan rasa sakit pada saat membuka
mulut
Untuk memeriksa ukuran dan posisi diskus – namun ini hanya dapat
disimpulkan secara tidak langsung dari posisi tulang pada sendi
Untuk memeriksa pergerakan pada sendi
b. Teknik dan posisi:
Pasien ditempatkan di craniotome dengan kepala diputar 90° sehingga TMJ
yang akan diperiksa dapat menyentuh film dan posisi sagital kepala berada
secara paralel dari film. Mulut pasien tertutup.
Kepala tabung x-ray diposisikan 25° secara horizontal melalui tulang
tengkorak ke arah TMJ yang akan diperiksa
Prosedur diulangi dengan pasien dan kepala tabung pada posisi yang sama,
namun dengan mulut pasien yang terbuka selama pasien masih merasa
nyaman. Dapat digunakan juga sebuah bite-block agar stabilitas tetap terjaga.
Prosedur diulangi untuk TMJ sebelahnya dengan mulut tertutup dan terbuka,
dan tetap menggunakan bite-block.
c. Informasi Diagnostik
Pada pemeriksaan mulut tertutup informasi diagnostik yang didapat yaitu:
Ukuran ruang sendi – memberikan informasi tidak langsung mengenai
posisi dan ukuran diskus artikularis. Pada gambaran radiografis terlihat
zona radiolusen antara condylar head dan fossa mandibularis, termasuk
juga diskus artikularis dan ruang sendi bagian bawah atau atas.
Posisi condylar head di dalam fossa mandibularis
Bentuk dan kondisi fossa mandibularis dan articular eminence (pada aspek
lateral saja)
Perbandingan dari kedua sisi
Sedangkan pada pemeriksaan mulut terbuka, informasi diagnostik yang
didapat adalah:
Jarak dan jenis pergerakan condylus mandibula
Perbandingan sudut pergerakan pada kedua sisi
2. Transfaringeal
a. Indikasi Umum:
Sindrom disfungsi TMJ
Untuk memeriksa penyakit pada sendi, misalnya osteoarthritis dan rheumatoid
arthritis
Untuk memeriksa kondisi patologis pada sendi yang dapat mempengaruhi
condylar head, termasuk kista atau tumor
Fraktur pada leher dan condylar head
b. Teknik dan Posisi
Teknik ini dapat dilakukan dengan mesin dental x-ray dan sebuah kaset
ekstraoral. Langkah-langkahnya yaitu:
Pasien memegang kaset di sisi wajah yang berlainan pada saat penyinaran
TMJ dilakukan. Posisi film dan bagian sagital kepala terletak paralel.
Mulut pasien dalam posisi terbuka dengan bite-block di dalamnya untuk
menjaga stabilitas.
Kepala tabung x-ray diposisikan di depan condylus yang berlawanan dan
di atas arcus zygomaticus. Hal ini dilakukan secara posterior melalui
sigmoid notch dan melewati faring pada condylus yang sedang dilakukan
pemeriksaan. Biasanya cara ini dilakukan pada kedua condylus untuk
melihat adanya perbedaan.
c. Informasi Diagnostik
Bentuk condylar head dan kondisi permukaan articular dari aspek lateral
Perbandingan kedua condylar head
3. Dental Panoramic Tomograph
a. Indikasi Umum
Indikasi umum pada dental panoramic tomograph secara keseluruhan sama
seperti proyeksi transpharyngeal, yaitu:
Sindrom disfungsi TMJ
Untuk memeriksa penyakit sendi
Untuk memeriksa kondisi patologis yang dapat mempengaruhi
condylar head
Fraktur pada leher maupun kondylar head
Condylar hypoplasia/hyperplasia
b. Teknik dan Posisi
Teknik konvensional DPT biasanya memproyeksi kedua condylar heads,
meskipun untuk menjamin teknik ini dapat dimodifikasi dengan menaikkan kepala
tabung x-ray dan perakitan kaset pada tingkat yang lebih tinggi kepada pasien (disebut
juga sebagai panoramik). Sebagai tambahan, pembatasan program spesifik sekarang
juga tersedia yang dapat memproyeksikan condylus dalam posisi tertutup maupun
terbuka.
c. Informasi diagnostik
Bentuk condylar head dan kondisi permukaan articular dari aspek lateral
Perbedaan langsung kedua condylar heads
4. Reverse Towne’s
Proyeksi reverse towne’s memperlihatkan kepala dan leher condylus
mandibula. Proyeksi Towne’s orginal (Proyeksi Posteroanterior/PA) dirancang untuk
memperlihatkan regio oksipital, tetapi juga dapat menunjukan condylus mandibula.
Namun, sejak seluruh proyeksi tulang tengkorak dilakukan secara posteroanterior
konvensional di kedokteran gigi, proyeksi reverse Towne’s digunakan.
a. Indikasi Umum
Fraktur tingkat tinggi pada leher condylus mandibula
Fraktur intrakapsular pada TMJ
Pemeriksaan kualitas articular surface kepala condylus pada kelainan TMJ
Condylar hypoplasia atau hyperplasia
b. Teknik dan Posisi
Pasien berada pada posisi PA, yaitu diposisikan menghadap film dengan ujung
kepala dimiringkan di depan posisi dahi-hidung. Mulut pasien dalam keadaan
terbuka. Radiografi baseline berada pada posisi horizontal dengan sudut yang
mengarah ke kanan film. Mulut yang terbuka menyebabkan kepala condylus
mandibula keluar dari fossa mandibula sehingga dapat terlihat pada radiograf.
Kepala tabung x-ray diarahkan ke atas dari bawah tengkuk, dengan sinar
sentral 30° ke horizontal dan berpusat pada condylus mandibula.
c. Informasi Diagnostik
Bentuk kepala condylar dan kondisi articular surface dari aspek posterior
Perbedaan langsung kedua condylus mandibula
5. Tomography
a. Indikasi Umum
Pemeriksaan penuh dari keseluruhan sendi untuk menentukan adanya
keberadaan dan letak penyakit tulang maupun abnormalitas
Untuk memeriksa condylus mandibula dan articular fossa ketika pasien tidak
dapat membuka mulut
Pemeriksaan artikular fossa yang fraktur dan fraktur intrakapsular
b. Teknik dan posisi
Metode yang digunakan pada tomografi konvensional (radiografi sectional)
pada TMJ yaitu:
Linear tomography
Menghasilkan radiograf kasar dikarenakan adanya linear blurring dari
struktur yang tidak diinginkan. Resolusi dan kualitas gambar juga kurang
baik.
Multidirectional hypocycloidal tomography
Menghasilkan gambar dengan kualitas dan resolusi yang lebih baik.
Multidirectional computer-controlled spiral tomography.
Perkembangan dari Scanora® multifunctional spiral tomographic unit
telah meningkatkan kualitas proyeksi tomografi pada elemen-elemen tulang
TMJ di kedua posisi sagital dan coronal. Radiograf yang dihasilkan juga lebih
baik dan jernih daripada kedua jenis tomografi sebelumnya. Hal ini
disebabkan karena posisi pasien bersifat objektif dan pergerakan tomografi
bersifat spiral. Prosedur tomografi ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Program orientasi sagital diatur pada komputer, yang
memungkinkan perkiraan sudut yang tepat untuk proyeksi cross-
sectional, dengan mengambil tomography view tebal (16 mm) pada
empat sudut berbeda
2) Sudut optimal dipilih, dimasukan ke dalam unit dan menyempit (2
atau 4 mm), detail, diatur oleh komputer, dan akan menghasilkan
potongan-potongan spiral crossectional seperti pada gambar 29.11
A
3) Sama halnya dengan orientasi koronal, dapat juga dihasilkan
coronal tomographic slices yang menyempit (6 mm) seperti pada
gambar 29.1 IB.
c. Informasi Diagnostik
Ukuran ruang sendi
Posisi kepala condyle dalam fossa mandibularis
Bentuk kepala condyle dan kondisi permukaan articular termasuk aspek
medial dan lateral
Bentuk dan kondisi articular fossa dan articular eminence
Informasi dari segala aspek TMJ
Posisi dan orientasi bagian-bagian yang fraktur
C. Teknik Radiografi Lainnya pada TMJ
Proyeksi radiografis modern sekarang lebih sering digunakan pada TMJ.
Namun sayangnya, penggunaan proyeksi-proyeksi tersebut biasanya ditentukan oleh
ketersediaan fasilitas dan biaya. Meskipun demikian, dalam beberapa kasus tertentu
pemeriksaan ini dapat menyediakan bagian penting dari informasi diagnostik yang
tidak dapat dihasilkan dari pemeriksaan konvensional. Pemeriksaan radiografis
tersebut yaitu:
1. Arthrography
2. Computed tomography (CT)
3. Magnetic resonance imaging (MRI)
4. Arthroscopy
1. Arthrography
a. Indikasi Umum
Disfungsi TMJ yang berkepanjangan
Sejarah persisten locking
Keterbatasan tidak dapat membuka mulut tanpa diketahui penyebabnya
.
b. Kontraindikasi Umum
Infeksi sendi akut
Alergi terhadap iodin atau medium kontras lainnya
c. Teknik
Medium aquous non-ionik (contoh: iopamidol-Niopam 370) diinjeksikan
ke bagian lower joint space menggunakan fluoroscopy untuk membantu
posisi yang akurat dari jarum suntik
Pencatatan primer diperoleh dengan menggunakan video-recorded
fluorography/cinefluorography yang dapat memperlihatkan komponen
sendi pada saat pergerakan. Hanya aspek lateral yang terlihat.
Thin-section, multidirectional (hypocycloidal) tomografi juga dapat
dilakukan untuk memberikan informasi tambahan dari aspek medial dan
lateral sendi. Biasanya, lima sampai 6 slices ukuran 2-3 mm digunakan
pada mulut pasien yang terbuka dan tertutup.
Jika dibutuhkan informasi yang lebih lanjut lagi, medium kontras dapat
digunakan pada upper joint space dan pemeriksaan dilakukan ulang.
d. Informasi Diagnostik
Informasi dinamis pada posisi komponen sendi dan diskus sebagaimana
mereka bergerak dari satu sisi ke sisi lainnya
Gambaran statistik dari komponen sendi pada mulut tertutup dan terbuka.
Integritas dari diskus, yaitu adanya gambaran lubang.
2. Computed Tomography
Sama halnya dengan tomografi lainnya, computed tomografi menyediakan
sectional atau potongan-potongan gambaran TMJ. Keuntungan penggunaan CT yaitu
dapat menghasilkan gambar jaringan lunak maupun keras pada sendi, termasuk
diskus, pada aspek yang berbeda.
a. Informasi diagnostik
Bentuk condylus mandibula dan kondisi dari permukaan articular
Kondisi fossa glenoid dan eminence
Posisi dan bentuk diskus artikularis
Kualitas diskus artikularis dan perlekatan jaringan lunaknya
Sumber dari penyakit condylar heads
3. Magnetic resonance imaging (MRI)
MRI telah ditetapkan sebagai salah satu pemeriksaan elemen tulang maupun
jaringan lunak TMJ yang lebih baik dibanding pemeriksaan lainnya. MRI berguna
untuk menentukan posisi dan bentuk diskus ketika mulut terbuka maupun tertutup.
Pada proyeksi ini, cineloop atau pseudodynamic echo sequences digunakan yang
terdiri dari:
Ketika terdapat keraguan saat mendiagnosis internal derangements
Sebagai pemeriksaan preoprative sebelum dilakukan operasi pada diskus
4. Arthroscopy
Arthroscopy memberikan gambaran langsung dari TMJ dan memperlihatkan
prosedur interventional, yaitu:
“mencuci” sendi dengan saline
Memperkenalkan streroid langsung pada sendi
Pembagian adhesi
Penghilangan loose bodies dari dalam sendi
Arthroscopy biasa dianggap sebagai pemeriksaan terakhir sebelum tindakan
operasi pada keseluruhan TMJ dilakukan.
Sumber:
1. Whaites E. Essential of Dental Radiography and Radiology. Churchill Livingstone,
London, 2014
2. White SC & Pharoah M.J. Oral Radiology: Principles and Interpretation 6th ed.
Mosby St. Louis, 2012