teknik pemeriksaan radiografi colon in loop (cil)
TRANSCRIPT
• TEKNIK PEMERIKSAAN
RADIOGRAFI COLON IN LOOP
PENGERTIAANColon In Loop merupakan suatu pemeriksaan radiografi kolon menggunakan kontras (Barium Sulfat) yang dimasukkan secara anal. Bisa berupa pemeriksaan single contrast bila kontras yang digunakan hanya barium, bisa juga double contrast bila udara juga dipompakan ke dalam kolon. Pemeriksaan ini termasuk barium enema dan memerlukan persiapan pasien.
Anatomi Fisiologi Colon Manusia
BAGIAN-BAGIAN COLON MANUSIA
1. Sekum2. Colon Asenden3. Colon Transversum4. Colon Desenden5. Colon Sigmoid
INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI PATOLOGI COLON MANUSIA
Indikasi 1. Colitis2. Megakolon congenital atau
Hirschsprung’s Disease3. Ileus Obstruktif4. Invaginasi5. Atresia Ani
Kontra Indikasi1. Perforasi 2. Obstruksi 3. Diare Akut
Teknik Pemeriksaan Radiografi Colon In LoopPersiapan pasien1. Mengubah pola makanan pasien2. Minum sebanyak-banyaknya3. Pemberian obat pencahar
Persiapan Alat dan Bahan • Persiapan Alat1. Pesawat X-ray siap pakai2. Kaset dan film sesuai
dengan kebutuhan3. Marker4. Standar irigator dan
irigator set lengkap dengan kanula rectal
5. Vaselin dan jelly6. Sarung tangan7. Penjepit atau klem8. Kain kassa9. bengkok
• Persiapan Bahan1. Media kontras, yang sering
dipakai adalah larutan barium dengan konsentrasi antara 70 – 80 W/V %. Banyaknya larutan tergantung pada panjang pendeknya kolon, kurang lebih 600 – 800 ml.
2. Air hangat untuk membuat larutan barium
3. Vaselin atau jelly, yang digunakan untuk menghilangi rasa sakit saat kanula dimasukkan kedalam anus.
Prosedur pemeriksaan
1. Metode kontras tunggal2. Metode kontras ganda
1. Metode kontras tunggal Barium dimasukkan lewat anus sampai mengisi daerah sekum. Untuk keperluan informasi yang lebih jelas pasien dirotasikan ke kanan dan ke kiri serta dibuat radiograf full filling. Pasien diminta untuk buang air besar, kemudian dibuat radiograf post evakuasi posisi antero posterior.
2. Metode kontras gandaa. kontras ganda satu tingkatPemeriksaan colon in loop dengan menggunakan
media kontras berupa campuran antara BaSO4 dan udara.
Kolon diisi BaSO4 sebagian selanjutnya ditiupkan udara untuk mendorong barium melapisi kolon.
Selanjutnya dibuat foto full filling.
b. Kontras ganda dua tingkatTahap Pengisian
Pada tahap ini dilakukan pengisian larutan BaSO4 ke dalam lumen kolon, sampai mencapai pertengahan kolon transversum. Bagian yang belum terisi dapat diisi dengan mengubah posisi penderita.
Tahap PelapisanDengan menunggu kurang lebih 1-2 menit agar larutan BaSo4 mengisi mukosa kolon.
Tahap PengosonganSetelah diyakini mukosa terlapisi maka larutan perlu dibuang sebanyak yang dapat dikeluarkan kembali.
Tahap PengembanganPada tahap ini dilakukan pemompaan udara ke lumen kolon. Pemompaan udara tidak boleh berlebihan (1800- 2000 ml) karena dapat menimbulkan kompikasi lain, misalnya refleks vagal yang ditandai dengan wajah pucat, pandangan gelap, bradikardi, keringat dingin dan pusing.
Tahap PemotretanPemotretan dilakukan bila seluruh kolon telah mengembang sempurna.
3. Pemeriksaan RadiografiProyeksi AP1. Posisi Pasien
Pasien berbaring di atas meja pemeriksaan bahu diatur sejajar dengan jarak yang sama pada permukaan meja pemeriksaan. Kedua tungkai lurus.
2. Posisi ObjekMSP di pertengahan meja, SIAS berjarak sama dengan permukaan meja. Kaset dengan ukuran yang sesuai diletakkan di bawah grid. Batas bawah simpisis pubis.
3. Pengaturan sinar dan eksposiCR : vertical tegak lurus
CP : pada MSP tubuh setinggi iliac crests
FFD : 100 cm Eksposi: ekspirasi tahan nafas
Tujuan : untuk memperlihatkan fleksura linealis dan fleksura hepatika.Kriteria Radiograf : seluruh kolon nampak, termasuk splenic flexure dan rectum
Single contras Double contas
Proyeksi PA1. Posisi Pasien
Pasien prone di atas meja pemeriksaan.
2. Posisi ObjekMSP di pertengahan meja, SIAS berjarak sama dengan permukaan meja. Kaset dengan ukuran yang sesuai diletakkan di bawah grid. Batas bawah simpisis pubis.
3. Pengaturan sinar dan eksposiCR : vertical tegak lurus
CP : pada MSP tubuh setinggi iliac creasts
FFD : 100 cm Eksposi: ekspirasi tahan nafas
Tujuan : untuk memperlihatkan fleksura linealis dan fleksura hepatika Kriteria Radiograf : menampakan flexures, colon ascending, colon descending, dan rectum
Single contras Double contras
Proyeksi PA Axial 1. Posisi Pasien
Pasien prone di atas meja pemeriksaan.
2. Posisi ObjekMSP di pertengahan meja, SIAS berjarak sama dengan permukaan meja. Kaset dengan ukuran yang sesuai diletakkan di bawah grid. Batas bawah simpisis pubis.
3. Pengaturan sinar dan eksposiCR : 30 – 40 derajat caudad
CP : pada MSP tubuh setinggi iliac creasts
FFD : 100 cm Eksposi: ekspirasi tahan nafas
Tujuan : untuk melihat rectumKriteria Radiograf : rectosigmoid tidak superposisi dibandingkan
dengan gambaran radiograf
Proyeksi RAO1. Posisi Pasien
Pasien prone di atas meja pemeriksaan. Tubuh dirotasikan 35 – 45 derajat terhadap meja.
2. Posisi Objekbatas atas : proc. Xypoideus, batas bawah : simp. pubis.
3. Pengaturan sinar dan eksposiCR : vertical tegak lurus
CP : 1 – 2 inch ke kiri dari titik tengah kedua krista iliaka FFD : 100 cm Eksposi: ekspirasi tahan nafas
Tujuan : untuk memperlihatkan ileosaekalKriteria Radiograf :seluruh kolon, fleksura hepatica sedikit superposisi dibanding PA, colon ascending, sigmoid dan sekum
Proyeksi RPO1. Posisi Pasien
pasien tidur diatas meja pemeriksaan
2. Posisi ObjekPasien dirotasikan 35 – 45 derajat menuju right dan left posterion oblique
3. Pengaturan sinar dan eksposiCR : vertical tegak lurus
CP : setinggi iliac crest dan sekitar 2,5 cm lateral menuju garis MSP
FFD : 100 cm Eksposi: ekspirasi tahan nafas
Tujuan : untuk memperlihatkan fleksura linealis Kriteria radiograf : menampakan keseluruhan colon, left colic flexure dan colon desending
Single contras Double contras
Proyeksi LPO1. Posisi Pasien
pasien tidur diatas meja pemeriksaan
2. Posisi ObjekPasien dirotasikan 35 – 45 derajat menuju left dan right posterion oblique
3. Pengaturan sinar dan eksposiCR : vertical tegak lurus
CP : setinggi iliac crest dan sekitar 2,5 cm lateral menuju garis MSP
FFD : 100 cm Eksposi: ekspirasi tahan nafas
Tujuan :untuk memperlihatkan fleksura hepatica.Kriteria Radiograf :menampakan keseluruha colon, colon ascending, sekum, colon sigmoid, dan right colic flexure less superimposed.
Single contras Double contras
Proyeksi LAO1. Posisi Pasien
tidur tengkurap diatas meja pemeriksaan, tubuh dirotasikan ke kiri 35 – 45 derajat terhadap meja, tangan kiri lurus disamping tubuh, tangan kanan didepan kepala dan kaki kiri lurus, kaki kanan ditekuk
2. Posisi Objek obyek diatur diatas meja, Batas atas : Proc. Xypoideus, Batas bawah: Simp.pubis
3. Pengaturan sinar dan eksposiCR : vertical tegak lurus
CP : 1 – 2 inchi ke kanan dari titik tengah kedua Krista iliaka
FFD : 100 cm Eksposi: ekspirasi tahan nafas
Tujuan : untuk memperlihatkan ileosaekalKriteria Radiograf :seluruh kolon, fleksura lienalis sedikit superposisi di banding PA, colon ascenden
Proyeksi Lateral1. Posisi Pasien
Pasien berbaring miring keseblah kanan atau kiri.
2. Posisi Objek Fleksikan kaki pasien agar nyaman, dan tubuh 5 cm kedepan dari pertengahan kaset sehingga MSP berada di pertengahan kaset
3. Pengaturan sinar dan eksposiCR : vertical tegak lurus
CP : 5-7 cm kearah superior dari batas atas Krista iliaka
FFD : 100 cm Eksposi: ekspirasi tahan nafas
Tujuan : untuk memperlihatkan rectumKriteria radiograf : menampakan rectosigmoid
Double contras
Proyeksi LLD1. Posisi Pasien
Pasien berbaring miring keseblah kiri.
2. Posisi Objek Fleksikan kaki pasien agar nyaman, dan atur sampai MCP berada di pertengahan kaset
3. Pengaturan sinar dan eksposiCR : horizontal tegak lurus
CP : berada di MSP tubuh setinggi iliac creasts
FFD : 100 cm Eksposi: ekspirasi tahan nafas
Tujuan : untuk memperlihatkan air fluid level
Kriteria Radiograf :Menunjukkan bagian atas sisi lateral dari kolon asenden naik dan bagian tengah dari kolon desenden saat terisi udara.
Tujuan Pemeriksaan
• Posisi AP untuk melihat fleksura lienalis dan hepatica• Posisi lateral untuk melihat rectum• Posisi AP dg penyudutan 15 – 25 derajat chepalad untuk melihat
rectum• RPO dg penyudutan 15 – 25 untuk melihat fleksura lienalis• Right Lateral untuk melihat rectum • Prone untuk melihat fleksura lienalis dan fleksura hepatica • PA dengan penyudutan 15 – 25 derajat untuk melihat rectum• LPO dengan sudut 15 – 25 derajat untuk melihat fleksura hepatica• AP dengan oblique 2 – 3 derajat untuk melihat daerah ileosaekal • AP dg sinar horizontal untuk melihat fleksura lienalis dan hepatica.
• DAFTAR REFERENSI• • http://www.sridianti.com/anatomi-dan-fisiolo
gi-usus-besar.html 21:00• http://dosenbiologi.com/manusia/bagian-bag
ian-usus-besar 21:45• http://radangususbesar.com/radang-usus-bes
ar-colitis/ 11:06
• https://dokterugm.wordpress.com/2010/04/17/penyakit-hirschprung-disease-atau-megacolon-congenital-atau-megakolon-kongenital/11: 29
• http://dr-suparyanto.blogspot.co.id/2009/11/ileus.html12 : 00
TERIMAKASIIIIH…