temuan hea dua zona sumber penghidupan palu, sigi … · – sub-zona di sekitar biromaru yang...
TRANSCRIPT
Temuan HEA
DUA ZONA SUMBER
PENGHIDUPAN
Palu, Sigi dan Donggala, Indonesia
April-May 2019
Tahapan
• Penentuan Zonasi Sumber Penghidupan: 21 dan 25 April 2019• Pelatihan untuk anggota tim: 22-24 dan 26-27 April• Fieldwork in 2 livelihood zones: 29 April – 8 Mei
• 7-8 desa/kelurahan di setiap zona sumber penghidupan dikunjungi• 3 wawancara pada tingkatan tokoh/pemimpin masyarakat di setiap
desa.• Produksi, rantai ekonomi, layanan umum, kegiatan ekonomi• Kalender musim, rentang waktu, pembagian kerja• Pembagian tingkatan ekonomi masyarakat, intervensi
• 4 wawancara pada setiap tingkat ekonomi masyarakat (Pra-sejahtera; Menengah Bawah; Menengah Atas; Sejahtera) di setiap desa / kelurahan
• Sumber Makanan, Sumber Pendapatan, Pola Pengeluaran• Situasi terkini
• 4-6 orang per wawancara• Pengumpulan data harga pasar dari beberapa lokasi
• Analisa Data : 9-15 Mei
Ste
ps
Ringkasan Zonasi Sumber Penghidupan
KABUPATEN DONGGALA
• Coastal fishing – STC-FH
• Palu Bay fishing –WVI-YPII
• Upper Donggala inland (Cengkeh dan padi)
• Lower Donggala inland farming (kelapa, coklat, jagung, durian, sayurmayor)
• Banawa inland farming (coklat, kopi, sawit, durian, kelapa, jagung, sayur)
• Palu Bay peri-urban
– Sisi Tenggara dari Wani (pusat pelabuhan, buruh, pergudangan)
– Sisi Barat Daya dari Kabonga (pertambangan galian C– batu, pasir)
Liv
elih
oo
d z
on
es
KABUPATEN SIGI
• Lowland irrigated farming (Padi, jagung, sayuran) – STC-FH
• Eastern part using Gumbasa irrigation system
– Bagian Barat dengan system irigasi local (air pegunungan) – Kelapa
– Sub-zona di sekitar Biromaru yang menanam bawang merah(menggunakan irigasi dan sumur Gumbasa)
• Upland farming 500-1000m – coklat, durian, padi dan kelapa, kemiri
– STC-FH
– Kemungkinan sub-zona di sekitar Danau Lindu (perikanan darat)
• Highland farming >1000m – coklat dan kopi, sayuran
KOTA PALU
• Urban area
• Peri-urban areas (sepanjang sisi utara Teluk Palu)
• Inland agriculture (Ulujadi dan Tawaeli)
Liv
elih
oo
d z
on
es
Ringkasan Zonasi Sumber Penghidupan
• Di HEA, informasi dasar dikumpulkan untuk tahunreferensi, yang merupakan tahun konsumsi, dimulai dengan periode makanan berlimpah atauhanya setelah berakhirnya musim keterbatasanmakanan.
• Tahun referensi yang dipilih untuk kedua zona mata pencaharian adalah periode 12 bulansebelum gempa bumi (Oktober 2017 hinggaSeptember 2018).
Re
fere
nc
e y
ea
r Tahun Referensi
Re
fere
nc
e y
ea
r Tahun Referensi
Grafik ini menunjukkan tahun referensi untuk dua zona mata pencaharian
Thre
sho
lds
Ambang Batas
Ambang Batas Hidup total makanan dan pendapatan yang termasuk:
A) 100% kebutuhan energy minimum (2100 kcals per orang) – beras, minyak
sayur (75%), telur (75%), ikan segar (50%), tahu (50%), tempe (50%), mie
(50%, gula (50%), sayuran ( 50%), dan pisang (50%)
B) Biaya yang terkait dengan penyiapan makanan - garam, sabun mandi,
listrik, dan LPG
C) setiap pengeluaran untuk air untuk konsumsi manusia
Ambang Batas Perlindungan Sumber Penghidupan mewakili total
makanan dan pendapatan yang dibutuhkan untuk mempertahankan
sumber penghidupan. Ini berarti total pengeluaran untuk:
A) Memastikan kelangsungan hidup (lihat di atas), termasuk akses ke layanan
dasar (pendidikan dan kesehatan),
C) mempertahankan mata pencaharian dalam jangka menengah hingga
panjang (semua input untuk produksi, termasuk transportasi (100%) dan
biaya telepon (75%));
D) memastikan standar hidup yang dapat diterima secara lokal (barang-barang
kebersihan (100%), pakaian (25%), bumbu / rempah-rempah / kopi (50%))
Zona Sumber Penghidupan
Palu Urban
Pa
lu U
rba
n L
Z
Deskripsi
• Zonasi ini berada di Kota Palu.
• Kelurahan yang dikunjungi adalah Baru, Lere, Ujuna, Tanamodindi, Besusu Barat, Nunu, Taturan Selatan, Donggala Kodi.
• Kegiatan utama sebagai sumber pendapatan adalah pekerja (formal maupuj informal) dan wirausaha (mulai dari perdagangan kecil, penjual makanan dan ojek hingga bisnis besar seperti toko, restoran, dan pedagang ekspor-impor).
• Sebagian besar, tidak ditemukan ternak dan tanaman pangan.
• Akses pasar sebelum gempa baik dan segera pulih dengan cepat.
Pa
lu U
rba
n L
Z
Kalender MusimP
alu
Urb
an
LZ
• Sebagian besar kegiatan yang menjadi sumber utama pendapatan tersedia sepanjang tahun.
• Periode puncak untuk pendapatan - dan juga untuk harga - terkait dengan perayaan keagamaan( Idul Fitri, Natal ), tahun baru dan waktu tahun ajaran.
• Waktu musim hujan dan kemarau tampaknya tidak banyak berdampak pada mata pencaharian kota.
• Tingkat kesejahteraan masyarakat perkotaan didasarkan pada tingkat pendapatan.• Sebagian besar rumah tangga memiliki 2 orang yang bekerja.• Pekerja lepas dan wirausaha skala kecil adalah sumber pendapatan utama di rumah
tangga miskin.• Untuk tiga kelompok kesejahteraan lainnya, pekerjaan formal (dengan senioritas yang
meningkat) dan wirausaha / bisnis (dengan ukuran yang semakin besar) adalah sumber pendapatan utama.
Tingkat KesejahteraanP
alu
Urb
an
LZ
Rumah tangga dari semua kelompok kesejahteraan biasanya memperoleh makanan dengan membeli di pasar. Dalam grafik ini, 'makanan pokok' terutama
beras. ‘Non-makanan pokok’ termasuk minyak nabati, ikan, daging, gula, sayuran, buah, susu kental, makanan ringan, telur, santan, tahu, tempe.
Sumber Makanan (2017-2018)
% o
f m
inim
um
annual hh c
alo
rie r
equirem
ents
Pa
lu U
rba
n L
Z
Rata-rata rumah tangga memiliki 2 orang yang bekerja. Sumber pendapatan utama di perkotaan sangat beragam, namun secara umum dari upah ataupun
wirausaha. Total pendapatan keluarga menengah atas mencapai 4 kali lipat total pendapatan keluarga pra sejahtera. Kelompok sejahtera sulit ditemui selama
assessment.
Sumber Pendapatan (2017-2018)
an
nu
al ca
sh
in
co
me
pe
r h
ou
se
ho
ld (
IDR
)
Pa
lu U
rba
n L
Z
Proporsi belanja makanan menurun dalam kelompok ekonomi, dimana kelompok pra-sejahtera menghabiskan hampir 50% untuk makanan pokok dan non makanan pokok,
sementara kelompok menengah atas dan sejahtera kurang dari 40%. Makanan non pokok termasuk jajan atau makan di luar rumah.
‘Kebutuhan Rumah Tangga’ seperti garam, sabun, listrik, dll. ‘Pelayanan Sosial’ termasuk pengeluaran untuk pendidikan dan kesehatan. ‘Input Produksi’ termasuk transport, dll.
‘Lain-Lain’ termasuk zakat, sumbangan, kosmetik, tabungan, dll.
Pola Pengeluaran (2017-2018)
% o
f a
nn
ua
l h
ou
se
ho
ld e
xp
en
ditu
re
Pa
lu U
rba
n L
Z
Tahun ini dengan skenario
Sumber Pendapatan:• Tim memperkirakan penurunan pendapatan dari sumber yang berbeda
terbagi menjadi empat (Oct-Dec 2018, Jan-Mar, Apr-Jun, Jul-Sep 2019). • Buruh mengalami penurunan hingga 50% pendapatan setelah gempa/tsunami
dan diperkirakan hingga tri semester ke-4 masih minus 10%.• Wirausaha (kelompok pra-sejahtera) dan usaha kecil (menengah bawah)
mengalami penurunan pendapatan hingga 75% sesaat setelah bencana dandiperkirakan masih minus 10% hingga tri semester ke-4.
• Wirausaha besar (menengah atas) mengalami penurunan pendapatan hingga90% setelah bencana, dan diperkirakan hingga tri semester ke-4 akan minus 20%.
• Pegawai tetap termasuk PNS secara pendapatan tidak mengalami dampakpenurunan karena sudah memperolehnya secara rutin setiap bulan. Namununtuk pegawai swasta sedikit terdampak seperti wirausaha kecil.
Pa
lu U
rba
n L
Z
Harga pasar:Tidak ada perubahan harga pasar utama dibandingkan dengan tahun referensi.
Bantuan:Bantuan makanan dan uang tunai dimasukkan dalam analisis ini.Bantuan makanan sekitar 2% dari kebutuhan kkal tahunan diterima di seluruh kelompok kaya, ditambah sekitar Rp 400.000 perlengkapan kebersihan dan sekolah.Bantuan tunai diterima oleh rumah tangga yang kehilangan rumah dan mengungsi. Skenario pertama ini tidak mencakup grup ini.
catatan:Skenario ini dapat direvisi dan asumsi lain dapat dimodelkan berdasarkan permintaan.
Tahun ini dengan skenarioP
alu
Urb
an
LZ
• Rumah tangga pra-sejahtera cenderung
menghadapi defisit pada tahun berjalan
(saat ini) sehubungan dengan ambang batas
perlindungan sumber penghidupan.
• Ini karena pendapatan mereka dari pekerja
lepas dan dari wirausaha telah menurun
dibandingkan dengan tahun referensi.
• Bantuan yang diberikan kepada kelompok ini
sangat minim (berwarna kuning).
• Situasi ini lebih buruk di paruh pertama
tahun ini daripada di babak kedua dan ini
diilustrasikan pada slide berikutnya.
Skenario Saat Ini – Kelompok Pra-SejahteraP
alu
Urb
an
LZ
Grafik menunjukkan perkiraan total pendapatan (makanan dan uang ) untuk tahun berjalan (berlabel ‘Curr.year
’) dan tahun referensi (berlabel y Ref.year’). Ini dibandingkan dengan ambang intervensi (di bar sebelah kanan)
untuk menunjukkan apakah ada defisit tahun ini. Bagian merah muda dari ambang batas melambangkan ambang
batas kelangsungan hidup, sedangkan bagian mewakili ambang batas perlindungan sumber penghidupan.
• Grafik ini membagi tahun saat ini menjadi dua bagian yang terpisah - Oktober 2018 -
Maret 2019 (di sebelah kiri) dan April - September 2019 (di sebelah kanan).
• Dampak gempa bumi jauh lebih buruk di paruh pertama tahun ini - dengan rumah
tangga yang mendekati ambang batas kelangsungan hidup - dan beberapa tingkat
perbaikan diharapkan untuk sisa tahun ini.
• Grafik ini menunjukkan bahwa kebutuhan mendesak tidak terbatas pada rumah tangga
yang kehilangan rumah karena gempa / tsunami.
Skenario Saat Ini – Semester 1 dan 2 P
alu
Urb
an
LZ
Semester l
(Oct 2018 -
Maret 2019)
Semester ll
(April -
Sept 2019)
• Rumah tangga menengah ke bawah dan menengah ke atas biasanya
mengalami penurunan total pendapatan yang sangat besar pada tahun
berjalan, tetapi tidak mungkin jatuh di bawah ambang batas perlindungan
mata pencaharian.
• Tingkat bantuan yang diberikan kepada kelompok-kelompok ini sangat
minim.
Skenario Saat Ini– Kelompok LainnyaP
alu
Urb
an
LZ
Lower
Middle
Upper
Middle
Skenario Saat Ini – Rumah Tangga Pengungsi
• Rumah tangga yang dipengungsian
menerima lebih banyak bantuan
(dengan warna kuning) daripada
rumah tangga yang tidak mengungsi,
tetapi mereka juga memiliki
kebutuhan yang lebih besar.
• Dalam grafik ini, biaya pembangunan
hunian telah ditambahkan ke
ambang batas perlindungan sumber
penghidupan (Rp15.000.000). Ini
hanya relevan untuk rumah tangga
yang kehilangan rumah.
• Pembangunan kembali tidak
terjangkau bagi rumah tangga dalam
kelompok ini.
Pa
lu U
rba
n L
Z
• Tempat Tinggal- Banyak rumah tangga tinggal di tempat penampungan
sementara dan perlu membangun kembali ataumemperbaiki rumah mereka.
• Mata pencaharian- Modal untuk wirausaha dan bisnis- Pengembangan kapasitas untuk pendapatan alternatif- Kapal penangkap ikan dan peralatan untuk nelayan
• Bantuan kemanusiaan- Seharusnya diberikan kepada rumah tangga yang matapencahariannya rusak/terganggu, terlepas dari status kerusakan rumahnya.
Prioritas PemulihanP
alu
Urb
an
LZ
Zona Sumber Penghidupan
Nelayan Teluk Palu dan
Teluk Donggala
Pa
lua
nd
Do
ng
ga
laB
ay
Fis
hin
g L
Z
Deskripsi• Zona sumber penghidupan ini berlokasi di wilayah pesisir laut Teluk Palu dan Teluk Donggala, dimana menangkap ikan merupakan aktivitas ekonomi yang dominan dilakukan.
•Desa/ Kelurahan lokasi FGD: Wani 1, Dalaka, Taipa, Mamboro Barat, Mamboro Induk, Watusampu, Kabonga Kecil,. Di setiap wilayah, FGD yang dilakukan melibatkan masyarakat dari dusun/ RT-RW yang didominasi oleh nelayan.
• Pengelompokan kesejahteraan masyarakat dibedakan berdasarkan kepemilikan perahu (dan jenisnya), mesin, dan peralatan tangkap ikan lainnya.
• Hanya sedikit rumah tangga yang mengusahakan hewan ternak atau lahan pertanian.
Pa
lua
nd
Do
ng
ga
laB
ay
Fis
hin
g L
Z
• Kegiatan ekonomi sampingan yang umum dilakukan (buruh harian danwiraswasta) merupakan tipikal wilayah pinggiran kota (dibandingkankegiatan ekonomi pedesaan), antara lain: buruh bangunan, pekerja rumahtangga, buruh cuci, buruh pelabuhan, buruh angkut, buruh tambang-galian C, pedagang makanan, pembuatan kerajinan (rotan dan kasurkapuk).
• Di Zona sumber penghidupan ini, akses ke pasar relative baikdikarenakan jarak ke Kota Palu relative dekat.
Deskripsi
Kalender Musim
• Kegiatan penangkapan ikan berlangsung di sepanjang tahun, dimana periode puncak tangkapan berbeda-beda berdasarkan jenis ikan dan alat tangkap yang digunakan
• Aktivitas ekonomi lainnya (buruh dan wiraswasta) juga tersedia disepanjang tahun.
Ne
lay
an
Telu
kP
alu
& T
elu
kD
on
gg
ala
• Tingkat kesejahteraan dibedakan oleh tipe perahu, mesin dan kepemilikan perelengkapan pancing lainnya
• Nelayan yang tidak memiliki mesin memiliki ruang gerak terbatas untuk bisa menikmati periode puncak tangkapan ikan tertentu di fishing ground tertentu.
• Semakin beragam alat tangkap yang dimiliki nelayan, semakin mampu ia menangkap ikan tertentu di waktu yang berbeda sepanjang Tahun. Mayoritas RT nelayan juga memiliki kegiatan-kegiatan ekonomi sampingan (buruh/ wirausaha)
Kelompok Kesejahteraan (2017-18)N
ela
ya
nTe
luk
Pa
lu&
Te
luk
Do
ng
ga
la
Mayoritas makanan diperoleh dengan cara membeli. Konsumsi ikan tangkapan +- 1kg/ RT/ hari.
Sumber pangan lain (kelapa – wildfood dan beras rastra) sangat sedikit
Sumber Pangan (2017-18)
% k
eb
utu
ha
n m
inim
al ka
lori ta
hu
na
n m
inim
al
Ne
lay
an
Telu
kP
alu
& T
elu
kD
on
gg
ala
Sumber pendapatan utama di 4 kelompok kesejahteraan adalah penangkapan ikan. Beberapa sumber pendapatan lain: buruh harian, wirausaha, PKH, dan pinjaman. Total pendapatan di RT Sejahtera >2x
lipat pendapatan Pra-Sejahtera
Sumber Pendapatan (2017-18)
Pendapata
n tahunan p
er
WG
(ID
R)
Ne
lay
an
Telu
kP
alu
& T
elu
kD
on
gg
ala
Umumnya proporsi pengeluaran untuk makanan akan semakin kecil di tingkat kesejahteraan yang lebih baik. Di kelompok pra-sejahtera, pengeluaran untuk makanan
(pokok dan bukan pokok) kurang dari 40% total pengeluaran, angka ini semakin berkurang di tingkat kesejahteraan selanjutnya
‘HH items’ termasuk pengeluaran untuk garam, sabun, listrik, LPG, dll. ‘Social services’ termasuk pengeluaran untuk kebutuhan pendidikan dan kesehatan. ‘Inputs’ termasuk
fising input (kapal, perbaikan jala, transportasi). ‘Other’ termasuk kontribusi keagamaan (zakat), menabung, dll
Pola Pengeluaran (2017-18)
% o
f a
nn
ua
l h
ou
se
ho
ld e
xp
en
diture
Ne
lay
an
Telu
kP
alu
& T
elu
kD
on
gg
ala
Sekenario Masa Sekarang
Fishing:• Gempa dan tsunami mengakibatkan mayoritas perahu dan peralatan tangkap milik nelayan
hilang. Hampir tidak ada aktivitas penangkapan ikan setelahnya, dan hanya sebagian kecilnelayan yang saat ini sudah mulai melaut kembali. Diperkirakan, pendapatan nelayan di periode ini menurun 70% - 100%.
Labour/self-employment/other:• Saat ini nelayan terpakasa merubah jenis pekerjaan dari melaut menjadi buruh lepas. Karena
lokasinya yang berada di pinggiran Kota Palu, maka beberapa peluang yang muncul antara lain di bidang konstruksi (buuruh bangunan), buruh angkut, dan beberapa jenis buruh lepas lain (unskilled labor)
Market prices:• Tidak ada perubahan harga-harga di pasar yang terjadi secara signifikan dibandingkan dengn
tahun referensiAssistance:• Bantuan pangan, non pangan dan nont tunai diterima masyarakat setelah bencana. Dengan
scenario/ perkiraan sbb: +- bantuan pangan untuk 1 bulan, +-Rp 750.000 untuk peralatankebersihan dan peralatan sekolah, Rp 3.000.000 bantuan multiguna..
Ne
lay
an
Telu
kP
alu
& T
elu
kD
on
gg
ala
• Saat ini, RT pra sejahtera berada di garis
ambang batas perlindungan mata
pencaharian.
• Penyebab utamanya dikarenakan pendapatan
dari nelayan berkurang secara signifikan.
Pendapatan dari buruh lepas meningkat, tetapi
tidak mampu mengembalikan total pendapatan
seperti semula.
• Bagian kuning: bantuan / sumbangan
• Hal yang tidak umum, dimana situasi yang
lebih buruk terjadi di kelompok kesejahteraan
lain, dalam hal ambang batas perlindungan
mata pencaharian. (dijelaskan dalam slide
selanjutnya)
Tahun Sekarang (dengan Skenario) – RT Pra Sejahtera
Grafik diatas menunjukan perkiraan total pendapatan (pangan+tunai) untuk periode setelah bencana (curr year)
dan tahung normal sebelum bencana (Ref Year). Kedua grafik ini dibandinkgan dengan perhitungan ambang
batas (grafik paling kanan), sebagai indikasi bilamana terjadi deficit di tahun ini. Bagian pink menunjukkan
ambang batas penghidupan, sementara bagian biru menunjukkan ambang batas mata pencaharian.
Ne
lay
an
Telu
kP
alu
& T
elu
kD
on
gg
ala
• Pada kelompok kesejahteraan Menengah Bawah, Menengah Atas dan Sejahtera, kondisi yang
lebih buruk terjadi, terkait dengan ambang batas perlindungan mata pencaharian (terjadi deficit).
• Hal ini terjadi karena semua kelompok kesejahteraan beralih dari nelayan menjadi buruh lepas,
dimana pendapatan untuk ketiga kelompok relative sama dari pekerjaan tersebut. Sementara,
sebelum bencana, ambang batas perlindungan mata pencaharian (yang menghitung pengeluaran
“normal” untuk pembelian peralatan/ perelengkapan nelayan) tidak berubah dalam grafik ini.
Tahun Sekarang (dengan scenario) – Kelompok LainnyaN
ela
ya
nTe
luk
Pa
lu&
Te
luk
Do
ng
ga
la
Tahun Sekarang (dengan Skenario) + Rumah Tinggal + Biaya Perahu
• Pada grafik ini, biaya pembangunan rumah semi permanen (Rp 15.000.000) dan
biaya perahu + alat tangkap (Rp 10.000.000) telah ditambahkan dalam ambang batas
sumber penghidupan untuk kelompok Pra Sejahtera dan Menengah Bawah
• Skenario ini adalah untuk nelayan yang kehilangan rumah dan perahu (mayoritas
dialami oleh nelayan yang tinggal di pesisir pantai). Dimana kebutuhan tersebut tidak
bisa dipenuhi dari pendapatan saat ini.
Pra
Sejahtera
Menengah
Bawah
Ne
lay
an
Telu
kP
alu
& T
elu
kD
on
gg
ala
Tahun Sekarang (dengan Skenario) + Rumah Tinggal + Biaya Perahu
Menengah
Atas
Sejahtera
Ne
lay
an
Telu
kP
alu
& T
elu
kD
on
gg
ala
• Pada grafik ini, biaya pembangunan rumah semi permanen (Rp 15.000.000) dan
biaya perahu + alat tangkap (Rp 10.000.000) telah ditambahkan dalam ambang batas
sumber penghidupan untuk kelompok menengah atas dan sejahtera.
• Skenario ini adalah untuk nelayan yang kehilangan rumah dan perahu (mayoritas
dialami oleh nelayan yang tinggal di pesisir pantai). Dimana kebutuhan tersebut tidak
bisa dipenuhi dari pendapatan saat ini.