teori hall-leininger

47
UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS TINGKATAN TEORI KEPERAWATAN CORE,CARE AND CURE MODEL: LYDIA E. HALL THEORY OF CULTURE CARE DIVERSITY AND UNIVERSALITY: MADELEINE LEININGER Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sains Keperawatan Oleh : KELOMPOK I Fia Wahyuni 1406522941 Tuti Suhertini 1406523263 Rizkika Ramadhani 1406523383 Dewi Sartiya Rini 1406596946 Elis Nurhayati Agustina 1406596984 Sri Sulistiowati 1406597362

Upload: juzt-megz

Post on 14-Dec-2015

245 views

Category:

Documents


34 download

DESCRIPTION

SAINS Keperawatan S2

TRANSCRIPT

Page 1: Teori Hall-Leininger

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS TINGKATAN TEORI KEPERAWATAN

CORE,CARE AND CURE MODEL: LYDIA E. HALL

THEORY OF CULTURE CARE DIVERSITY AND UNIVERSALITY:

MADELEINE LEININGER

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Sains Keperawatan

Oleh :

KELOMPOK I

Fia Wahyuni 1406522941

Tuti Suhertini 1406523263

Rizkika Ramadhani 1406523383

Dewi Sartiya Rini 1406596946

Elis Nurhayati Agustina 1406596984

Sri Sulistiowati 1406597362

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN

PEMINATAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

UNIVERSITAS INDONESIA

OKTOBER 2014

Page 2: Teori Hall-Leininger

2

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya maka

kelompok dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Analisis Tingkatan Teori

Keperawatan: Core,Care and Cure Model Lydia E. Hall dan Theory of Culture Care

Diversity and Universality: Madeleine Leininger”. Makalah ini dibuat untuk

memenuhi penugasan mata ajar Sains Keperawatan Program Pascasarjana

Keperawatan peminatan Keperawatan Medikal Bedah.

Kami menyadari bahwa , tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah

sulit bagi kami untuk menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu kami mengucapkan

terimakasih kepada pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini, antara lain:

1. Dr.Enie Novieastari,SKp.,MSN selaku dosen pengampu mata kuliah Sains

Keperawatan.

2. Teman-teman Magister Keperawatan Spesialis Keperawatan Medikal Bedah

tahun ajaran 2014/2015.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat dalam proses pembelajaran

untuk mata kuliah sains keperawatan.

Depok, Oktober 2014

Kelompok I

Universitas Indonesia

Page 3: Teori Hall-Leininger

3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR.................................................................................................

....................................2

DAFTAR ISI................................................................................................................ 3

BAB 1. .PENDAHULUAN......................................................................................... 5

1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 5

1.2 Tujuan .. .................................................................................................... 6

1.3 Manfaat....................................................................................................... 6

BAB 2. .TEORI PENUNJANG.................................................................................. 7

2.1 Core,Care and Cure Model Lydia E. Hall .................................................. 7

2.1.1 Latar belakang teori Lydia E. Hall ........................................................ 7

2.1.2 Gambaran umum teori Lydia E. Hall..................................................... 8

2.1.3 Konsep utama keperawatan menurut Lydia E. Hall..............................

10

2.1.4 Asumsi teori Lydia E. Hall ...................................................................

10

2.1.5 Proposisi teori Lydia E. Hall ................................................................

11

2.1..Theory Of Culture Care Diversity and

Universality Madeleine Leininger .......................................................

12

2.2.1 Latar belakang teori Madeleine Leininger ............................................

12

2.2.2.Gambaran umum teori Madeleine Leininger.........................................

13

Universitas Indonesia

Page 4: Teori Hall-Leininger

4

2.2.3 Konsep utama keperawatan menurut

Madeleine Leininger..............................................................................

13

2.2.4 Asumsi teori Madeleine Leininger .......................................................

13.............................................................................................................

2.2.5 Proposisi teori Madeleine Leininger .....................................................

13

BAB 3. .PEMBAHASAN

3.1 Analisis Core,Care and Cure Model Lydia E. Hall ………………… 24

3.1.1 Clarity............................................................................................. 24

3.1.2 Simplicity.......................................................................................... 24

3.1.3 Generality......................................................................................... 24

3.1.4 Empirical Precision......................................................................... 25

3.1.5 Derivable Consequences.................................................................. 25

3.2 Analisis Theory Of Culture Care Diversity

and Universality Madeleine Leininger.............................................. 26

3.2.1 Clarity............................................................................................... 26

3.2.2 Simplicity.......................................................................................... 26

3.2.3 Generality.......................................................................................... 26

3.2.4 Empirical Precision......................................................................... 27

3.2.5 Derivable Consequences.................................................................. 27

BAB 4 PENUTUP . ................................................................................................ 28

4.1 Kesimpulan ........................................................................................... 29

4.2 Saran ..................................................................................................... 29

Universitas Indonesia

Page 5: Teori Hall-Leininger

5

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan mulai berkembang pada tahun 1960 yang dipahami sebagai suatu

disiplin ilmu. Keperawatan sebagai disiplin ilmu mengidentifikasi peran serta

perawat pada caring pasien, keluarga dan masyarakat.(Alligood.2014).

Pengembangan keilmuan keperawatan semakin menunjukkan keberadaanya

ditandai dengan mulai banyak dihasilkan teori dan konsep baru yang menjadi

landasan profesi dalam melaksanakan fungsi pelayanannya. Pada tahun 1980,

perkembangan utama teori keperawatan ditandai sebagai transisi pre paradigm ke

periode paradigma (Fawcet,2005). Paradigma keperawatan terbukti perspektif

terhadap praktik keperawatan, manajemen, pendidikan, penelitian dan

perkembangan teori selanjutnya. (Alligood,2014).

Menurut Fawcet ada empat konsep umum dari metaparadigma keperawatan yaitu

manusia(person), environment (lingkungan), health (sehat), dan Keperawatan

(nursing) yang menjadi satu kesatuan yang sistematis dalam disiplin ilmu

Universitas Indonesia

Page 6: Teori Hall-Leininger

6

keperawatan. Teori keperawatan menunjukkan fenomena yang menarik yang di

kemukakan, mengikuti banyak pertimbangan, sehingga logis, konsisten, mulai

dari level abstraksi sampai level konkrit serta spesifik yang dibuktikan dengan

penemuan empiris. Filosofi, model dan teori adalah struktur teoritis yang

merupakan konsep utama dalam disiplin ilmu keperawatan (Fawcet,2005).

Walker dan avant(2005) menyatakan bahwa keempat level teori adalah saling

berkaitan dalam mengarahkan dan memfokuskan disiplin ilmu keperawatan.

Menurut mereka bahwa metateori atau filosofi menjelaskan metodologi dan

peran setiap level teori dibawahnya. Masing-masing level teori memerlukan

analisis materi lebih lanjut dan klarifikasi pada level metateori. Grand teori

difokuskan pada fenomena ditingkat middle range teori. Middle range teori

menjabarkan grand teori dan memberikan arahan secara langsung pada praktis

teori. Praktis teori dibangun dari hal-hal dasar yang ilmiah tentang realitas dan

menguji validitas empiris dari dalil-dalil tersbut. Kemudian diarahkan kepada

perawatan klien.

Keterkaitan antara tiap level teori menjadi acuan kami dalam menganalisa dua

teori keperawatan secara spesifik yang akan kami deskripsikan dalam makalah

ini.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum

Mampu menganalisa Teori Lydia E. Hall dan Madeleine Leininger

1.2.2 Tujuan khusus

1.2.2.1 Memahami konsep teori Lydia E. Hall

1.2.2.2 Memahami cakupan teori Lydia E. Hall

1.2.2.3 Memahami hubungan antar teori Lydia E. Hall

1.2.2.4 Memahami konsep teori Madeleine Leininger

Universitas Indonesia

Page 7: Teori Hall-Leininger

7

1.2.2.5 Memahami cakupan teori Madeleine Leininger

1.2.2.6 Memahami hubungan antar teori Madeleine Leininger

1.3 Manfaat

Penyusunan makalah ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan perawat

tentang tingkatan teori keperawatan serta aplikasinya dalam pelayanan

keperawatan.

Universitas Indonesia

Page 8: Teori Hall-Leininger

8

BAB II

TEORI PENUNJANG

2.1 Core,Care and Cure Model Lydia E. Hall

2.1.1 Latar belakang teori Lydia E. Hall

Visioner, pengambil resiko dan professional merupakan gambaran dari

Lydia E. Hall. Dia memiliki komitmen dan dedikasi melalui kerangka

konseptual yang unik untuk praktek keperawatan yang melihat

keperawatan professional sebagai kunci untuk perawatan dan rehabiltasi

pasien (Parker,M.2001).

Pada tahun 1927, Hall lulus dari York Hospital School Of Nursing di

Pennsylvania. Hall memegang berbagai posisi selama masa karirnya. Pada

pertengahan 1930, Hall terdaftar menjadi dosen di Universitas Columbia,

dimana Ia memperoleh gelar sarjana muda pendidikan pada tahun 1937 dan

memperoleh gelar master seni tahun 1942. Ia melakukan pelayanan

keperawatan dengan melakukan kunjungan ke rumah pasien di New York

mulai dari tahun 1941 sampai tahun 1947. Ia juga merupakan salah satu

anggota Fakultas Keperawatan di Fordham Hospital School Of Nursing

dari tahun 1947 sampai 1950 dan kemudian Hall ditunjuk oleh Fakultas

sebagai dosen (Parker,M.2001)

Hall banyak berkontribusi dalam praktik keperawatan melalui bentuk

model yang Ia rancang dan itu diaplikasian di Loeb Center For Nursing and

Rehabilitation di Montefiore Medical Center. Dibuka tahun 1963, Loeb

Center merupakan puncak perencanaan dan konstruksi Hall selama 5 tahun.

Dibawah arahan Hall, pasien untuk Loeb Center dipilih oleh perawat

berdasarkan potensi mereka untuk rehabilitasi. Perawat professional yang

memenuhi syarat yang dapat memberikan perawatan langsung kepada

Universitas Indonesia

Page 9: Teori Hall-Leininger

9

pasien dan terkoordinasi dalam memberikan pelayanan yang

dibutuhkan.Hall menggambarkan Loeb Center sebagai rumah singgah,

dimana perawat memberikan pelayanan kepada pasien dan pasien ikut

aktif dalam perawatannya. (Parker,M.2001)

Prestasi terbesar Hall dalam masalah perawatan adalah rancangan dan

pembangunan Loeb Center for Nursing di Rumah sakit Montefiore di New

York. Tempat tersebut menunjukkan keberhasilan yang luar biasa dan

memberikan bukti empiris mendukung konsep-konsep utama dalam

teorinya. Hall menduduki posisi Direktur Administratif Loeb Center untuk

masalah perawatan sejak pertama dibuka hingga saat kematiannya di bulan

Februari 1969 (Marriner.2001)

Hall wafat pada tanggal 27 Februari 1969 akibat penyakit jantung ia derita

di Queens Hospital, New York. Kecintaannya pada keperawatan,

kepribadian dan semangatnya membuat adanya perubahan. Pemberian

pelayanan berorientasi pada tim menjadi model praktik pilihan di sebagian

institusi (Parker,M.2001)

2.1.2 Gambaran umum Teori Lydia E. Hall

Lydia E. Hall memperkenalkan 3 teori lingkaran keperawatan dimana

masing-masing lingkaran menunjukkan proses keperawatannya. Yang

pertama menunjukkan tentang kepedulian (care), kedua inti (core), dan

yang ketiga perawatan (cure).

Gambar 1. Core,Care and Cure Model

Universitas Indonesia

Page 10: Teori Hall-Leininger

10

2.1.2.1 Lingkaran inti (core)

Hal ini didasarkan pada ilmu-ilmu sosial, melibatkan penggunaan

terapi diri, dan bersama dengan anggota lain dari tim kesehatan.

Perawat profesional, dengan mengembangkan hubungan

interpersonal dengan pasien, dapat membantu pasien secara verbal

mengungkapkan perasaan mengenai proses penyakit dan

dampaknya. Perawat profesional, dengan menggunakan teknik

reflektif (bertindak sebagai cermin untuk pasien), membantu

tampilan pasien untuk mengeksplorasi perasaan tentang status

kesehatan saat ini dan potensi perubahan terkait dalam gaya hidup .

Motivasi ditemukan melalui proses membawa ke kesadaran

perasaan yang dialami. Dengan kesadaran ini, pasien kini mampu

membuat keputusan sadar berdasarkan yang dipahami dan diterima

oleh pasien.

2.1.2.2 Lingkaran Kepedulian (care)

Pada lingkaran kepedulian ini perawat yang professional akan

menyediakan kebutuhan pasien baik secara jasmani maupun rohani.

Ketika kepedulian (care) berfungsi perawat menerapkan

pengetahuan yang alami dan ilmu pengetahuan biologi yang

menjadi dasar ilmu keperawatan yang kuat. Perawat harus

menciptakan suasana yang nyaman pada diri pasien, sehingga

pasien itu menganggap perawat sebagai penghibur dan pemberi

kenyamanan.

2.1.2.3 Lingkaran Perawatan (cure)

Hal ini didasarkan pada ilmu patologis dan terapi dan dibagi dengan

anggota lain dari tim kesehatan. Selama aspek asuhan keperawatan,

perawat adalah advokat aktif pasien. Karena kondisi-kondisi

patologi ditangani melalui perawatan medis (cure), dalam lingkaran

ini perawatan berbagi bersama dengan para dokter (Marriner.2001)

Universitas Indonesia

Page 11: Teori Hall-Leininger

11

2.1.3 Konsep utama keperawatan menurut Lydia E. Hall

Proses keperawatan yang dikenalkan meliputi hubungan antara manusia,

kesehatan, bersosialisasi dengan lingkungan dan keperawatan. Untuk lebih

jelasnya seperti dibawah ini:

1. Manusia

seseorang yang berusia 16 tahun atau lebih yang mengalami

suatu penyakit membutuhkan bantuan/proses keperawatan yang lebih,

Individu ini membutuhkan motifasi dari semua keluarganya agar cepat

sembuh.

2. Kesehatan

kesehatan yang optimal dapat dilihat dari perilaku manusia itu sendiri.

3. Lingkungan

masyarakat yang dihadapkan dengan hubungan individu, akan

menciptakan kesehatan yang merata dan menyeluruh.

4. Keperawatan

Keperawatan berhubungan dengan (kepedulian , inti , dan

keperawatan).Tujuan utama adalah untuk mencapai suatu hubungan

antara individu dengan individu lain / antara perawat dengan pasien.

2.1.4 Asumsi Teori Lydia E. Hall

2.1.4.1 Motivasi dan energi yang diperlukan untuk penyembuhan ada

dalam pasien, bukan di tim perawatan kesehatan. Tiga aspek

keperawatan tidak boleh dipandang secara independen tetapi

sebagai satu kesatuan yang saling terkait (Gonzalo.2011)

2.1.4.2 Penegasan ketiga aspek ini yakni penanganan perawatan

professional menyeluruh yang akan mempercepat penyembuhan

(recovery). Para perawat adalah orang-orang kompleks yang

menggunakan proses yang kompleks berupa pengajaran dan

Universitas Indonesia

Page 12: Teori Hall-Leininger

12

pembelajaran dalam merawat pasien yang kompleks dengan

penyakit-penyakit yang kompleks. Hanya perawat professional

yang memenuhi syarat untuk memberikan proses teaching,

conseling, dan asuhan yang dibutuhkan pada second stage of

illness (Alligood.2010).

2.1.5 Proposisi Teori Lydia E. Hall

2.1.5.1 Fungsi-fungsi perawatan berbeda di dalam tiga lingkaran yang

saling bertautan yang merupakan aspek dari sisi pasien. Tiga

lingkaran itu saling berhubungan dan mempengaruhi satu

dengan yang lain. Ketiganya yakni tubuh (body) pasien,

penyakit (disease) yang mempengaruhi tubuh, dan pribadi

(person) pasien, yang sedang dipengaruhi oleh dua lingkaran

yang lain

2.1.5.2 Ketika pasien butuh sedikit penanganan medis, dia lebih

banyak membutuhkan penanganan perawatan professional dan

pengajaran (teaching). Proposi hubungan yang sebaliknya

mengubah rasio penanganan perawatan dalam tiga lingkaran.

Pasien dalam tahap kedua suatu penyakit (fase non-akut) lebih

memerlukan rehabilitasi melalui pembelajaran. Dengan

demikian lingkaran care dan core menonjol dibandingkan

lingkaran cure.

2.1.5.3 Penanganan perawatan professional menyeluruh yang akan

mempercepat penyembuhan (recovery). Hall menolak konsep

perawatan tim, dimana perawat memberikan perawatan dengan

tingkat kerumitan kasus yang lebih sedikit dan kurang

mendapatkan pelatihan. Para perawat adalah orang-orang

kompleks yang menggunakan proses yang kompleks berupa

Universitas Indonesia

Page 13: Teori Hall-Leininger

13

pengajaran dan pembelajaran dalam merawat pasien yang

kompleks dengan penyakit-penyakit yang kompleks.

2.2 Theory Of Culture Care Diversity and Universality Madeleine Leininger

2.2.1. Latar Belakang Teori

Madeleine Leininger lahir di Nebraska pada tahun 1925. Beliau memulai

karir keperawatannya setelah menyelesaikan diploma di St.Anthony’s

School of Nursing Denver, Colorado. Tahun 1950, Leininger memperoleh

Bachelor Degree di bidang biological science with a minor in philosophy

and humanistic studies dari Benedictine College di Kansas. Kemudian

beliau bekerja sebagai instruktur, staf perawat, dan perawat kepala di unit

keperawatan medikal bedah. Beliau juga menjadi directur pelayanan

keperawatan di unit psikiatri St.Joseph’s Hospital di Omaha, Nebraska.

Tahun 1954, Leininger menyelesaikan Master Degree pada psychiatric

nursing di Catholic University of America. Pada tahun yang sama,

Leininger menulis sebuah buku yang menjadi buku pertama untuk

keperawatan dasar psikiatri. Kemudian beliau bergabung dengan

University of Cincinnati Ohio dan menjadi adalah master pertama

program spesialisasi keperawatan psikiatri anak.

Saat bekerja di Cincinnati, Leininger menemukan rendahnya pengetahuan

staf tentang faktor kultural yang mempengaruhi perilaku anak-anak.

Leininger mengobservasi perbedaan respon terhadap perawatan dan

pengobatan pada pasien anak dengan latar belakang kultural yang

berbeda. Leininger mengemukakan bahwa ada hubungan potensial antara

keperawatan dan antropologi. Leininger memutuskan untuk melanjutkan

studi Doktoral dan fokus pada kultural, sosial dan antropologi

psikologikal serta transkultural nursing. Beliau akhirnya mengembangkan

Universitas Indonesia

Page 14: Teori Hall-Leininger

14

cultural care theory of diversity and universality. Pada tahun 1970

menulis buku Nursing and Anthropology : Two World to Blend.

Publikasi pertama pada tahun 1978 dengan buku Transcultural Nursing :

Concept, Theories and Practice. Tahun 2006 menulis buku Cultural Care

Theory of Diversity and Universality.

2.2.2. Gambaran umum Teori Culture Care Diversity and Universality

Teori Culture Care Diversity and Universality Leininger berasal dari

disiplin ilmu antropologi dan keperawatan. Leininger mengembangkan

teorinya berdasarkan keyakinan bahwa manusia dengan budaya yang

berbeda akan membutuhkan jenis perawatan yang berbeda pula. Cultural

care theory dapat berasal dari induktif dan deduktif, berasal dari

pengetahuan emic (insider) dan etic (outsider). Leininger adalah orang

pertama yang melihat keperawatan dari sudut pandang cultural dan

antropologi social. Transkultural nursing sebagai area mayor

keperawatan yang berfokus pada studi komparatif dan analisis

keanekaragaman kultur dan subkultur di dunia dengan menghormati

nilai – nilai perawatan, ekspresi, dan keyakinan sehat sakit dan pola

perilaku. Leininger menjelaskan teorinya meliputi culture, culture value,

calture care diversity, culture care universality, culture care, world

view, social structure dimensions, environmental context, etnohystory,

generic care system dan lain sebagainya. Hal ini ditunjukkan melalui

sunrise enabler model, dengan komponen yang begitu kompleks. Untuk

itu perlu pengembangan teori selanjutnya yang lebih terfokus sehingga

dapat menjadi panduan dalam melakukan penelitian-penelitian terkait

aplikasi keperawatan. Dengan melihat begitu kompleks komponen dan

luasnya cakupan dari model ini maka teori ini masuk ke dalam grand

teori (Alligood, 2014).

Universitas Indonesia

Page 15: Teori Hall-Leininger

15

2.2.3. Konsep Utama Keperawatan menurut Teori Leininger

Paradigma keperawatan transkultural dalah cara pandang, keyakinan,

nilai-nilai dan konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan

yang sesuai latar belakang budaya terhadap empat konsep sentral, yaitu :

manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan ( Andrew & Boyle,

1995).

2.2.3.1 Manusia

Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki

nilai-nilai dan norma-norma yang diyakini dan berguna untuk

menetapkan pilihan dan melakukan pilihan. Menurut Leininger

(1991) manusia memiliki kecenderungan untuk

mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapun dia

berada (Geiger and Davidzhar, 1995). Manusia dipandang dari

kulturnya melalui gender, jenis kelamin, ras, golongan, kondisi

biomedis, akulturasi budaya. Manusia dengan kultur yang

berbeda dibutuhkan perawatan yang berbeda, karena adanya

salah persepsi dari perawat terhadap kondisi klien akan

berpengaruh pada pelayanan keperawatan yang diberikan

(Marilyn Parker, 2001). Manusia yang mempunyai atribut fisik

dan psikologis , maka hal tersebut merupakan atribut budaya

atau etnik dari individu atau kelompok masyarakat tertentu.

2.2.3.2 Lingkungan

Menurut Leininger (1991) lingkungan didefinisikan sebagai

keadaan menyeluruh meliputi situasi, pengalaman memberikan

arti bagi ekspresi individu, interpretasi dan sosial interaksi yang

meliputi fisik, ekologi, sosial politik, dan setting kultur.

Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh

manusia seperti daerah katulistiwa , pegunungan, pemukiman

padat dan iklim seperti rumah di daerah Eskimo yang hampir

Universitas Indonesia

Page 16: Teori Hall-Leininger

16

tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari sepanjang tahun.

Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang

berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau

kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas. Dalam

lingkungan sosial individu harus mengikuti struktur dan aturan-

aturan yang berlaku di lingkungan tersebut. Lingkungan

simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol yang

menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti

musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.

(Andrew & Boyle, 1995).

2.2.3.3 Kesehatan

Leininger (1995) mendefinisikan sehat sebagai suatu keadaan

sejahtera yang diartikan dalam kultur, nilai, praktik dalam bentuk

tanggung jawab individu atau kelompok ataupun masyarakat

ditampilkan dalam bentuk ekspresi aturan aktivitas di kulturnya,

dan bentuk pola yang ditampilkan. Asuhan keperawatan yang

diberikan bertujuan meningkatkan kemampuan klien memilih

serta aktif budaya yang sesuai dengan status kesehatannya.

Individu memilih budaya yang sesuai dengan status kesehatan

melalui proses belajar dengan lingkungan. Sehat yang dicapai

adalah kesehatan holistic dan humanistic , karena melibatkan

peran serta klien yang lebih dominan.

2.2.3.4 Keperawatan

Aktivitas yang diarahkan untuk mendukung, mambantu

pemenuhan kebutuhan yang kongruen dengan nilai budaya,

kepercayaan, cara hidup dari penerima perawatan. Leininger

mendefinisikan keperawatan sebagai ilmu pengetahuan dan seni

humanistik yang berfokus pada perilaku perawatan personal,

fungsi dan proses yang diarahkan untuk promosi dan

Universitas Indonesia

Page 17: Teori Hall-Leininger

17

mempertahankan perilaku sehat atau proses penyembuhan dari

penyakit. Keperawatan sebagai profesi perawatan transkultural

yang unik karena aktivitas perawatan pasien ditujukan untuk

memberikan dukungan dan mempersiapkan pasien untuk

memenuhi kebutuhannya sesuai dengan nilai budaya,

kepercayaan dan gaya hidup mereka (Masters, 2010). Strategi

yang digunakan dalam asuhan keperawata adalah perlindungan/

mempertahankan budaya, mengakomodasi/ menegosiasi budaya

dan restrukturisasi budaya (Leininger, 1991).

a. Mempertahankan budaya, dilakukan bila budaya pasien

tidak bertentangan kesehatan. Misal : budaya berolahraga

setiap pagi.

b. Negosiasi budaya, dilakukan untuk membantu klien

beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih

mnguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar

dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih

mendukung peningkatan kesehatan. Misal : Ibu hamil yang

pantang makan makanan yang berbau amis, maka ikan dapat

diganti dengan sumber protein hewani yang lain.

c. Restrukturisasi budaya

Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang

dimiliki merugikan status kesehatan. Perawat berupaya

merestrukturisasi gaya hidup klien sebagai perokok aktif

untuk mengurangi konsumsi rokoknya. Pola rencana hidup

yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai

dengan keyakinan yang dianut.

Universitas Indonesia

Page 18: Teori Hall-Leininger

18

2.2.4. Komponen konsep Theory’s of Culture Care Diversity and Universality

Leininger mengembangkan istilah yang relevan dengan teorinya, yaitu:

a. Human care and caring

Mengacu pada abstrak dan manifestasi fenomena yang berupa ekspresi

memberi bantuan, dukungan, memberi kesempatan, dan memfasilitasi

untuk membantu orang lain dengan fakta atau antisipasi kebutuhan dalam

meningkatkan kesehatan, kondisi kemanusian, gaya hidup serta dalam

menghadapi kecacatan atau kematian.

b. Culture

Mengacu pada pola gaya hidup, nilai, keyakinan, norma, simbol dan

praktik individu, kelompok atau organisasi, yang dipelajari, dibagikan,

disosialisasikan dan selalu ditransmisikan dari satu generasi ke generasi

berikutnya.

c. Culture Care

Mengacu pada sintesa secara kultural dari memberi bantuan, dukungan,

memberi kesempatan atau memfasilitasi tindakan keperawatan pada diri

sendiri atau yang lain, berfokus pada fakta atau kebutuhan antisipasi

untuk kesejahteraan kesehatan klien atau menghadapi kecacatan,

kematian atau kondisi kemanusiaan yang lain.

d. Culture Care Diversity

Mengacu pada variasi kultural atau perbedaan dalam keyakinan

perawatan, arti, pola, nilai, simbol, dan jalan hidup, diantara kultur dan

kehidupan manusia.

e. Culture Care Universality

kesamaan kultural berdasar pada arti perawatan ( kejujuran ), pola, nilai,

simbol, dan jalan hidup yang menggambarkan perawatan sebagai

kemanusiaan universal.

Universitas Indonesia

Page 19: Teori Hall-Leininger

19

f. Worldview

Mengacu pada cara pandang individu atau kelompok dan pengertian

dunia mereka tentang nilai, gambar, sikap, atau perspektif tentang hidup

dan dunia.

g. Cultural and Social Structure Dimensions

Mengacu pada dimensi yang dinamis, holistik, dan pola yang saling

berhubungan dari struktur kultur/subkultur, termasuk agama (spiritual),

persaudaraan (sosial), karakteristik politik (legal), ekonomi, edukasi,

teknologi, nilai kultural/budaya, filosofi, sejarah dan bahasa.

h. Environmental Context

Mengacu pada totalitas dari lingkungan (fisik, geografi, dan

sosiokultural), situasi, atau kejadian yang berhubungan dengan

pengalaman yang memberikan interpretasi, memberi petunjuk terhadap

ekspresi manusia dan pengambilan keputusan dengan referensi

lingkungan atau situasi tertentu.

i. Ethnohistory

Mengacu pada urutan fakta, kejadian atau perkembangan waktu yang

diketahui, dibuktikan atau didokumentasi tentang proses terjadinya suatu

budaya manusia.

j. Emic

Mengacu pada pandangan dan nilai fenomena yang bersifat lokal,

indigenous, dari dalam.

k. Etic

Mengacu pada pandangan dan nilai fenomena yang sifatnya dari luar dan

lebih universal.

l. Health

Mengacu pada kondisi kesejahteraan atau kondisi restoratif yang

dipahami secara kultural, ditemukan, dinilai dan dipraktikkan oleh

Universitas Indonesia

Page 20: Teori Hall-Leininger

20

individu atau kelompok dan memberi kesempatan mereka untuk berfungsi

dalam kehidupan sehari – hari.

m. Transcultural Nursing

Mengacu pada area formal humanistic, ilmu pengetahuan dan praktek

yang berfokus pada fenomena holistik cultural care and caring,

kompetensi untuk membantu individu / kelompok mempertahankan dan

meningkatkan kesehatan / kesejahteraan, beradaptasi dengan kecacatan,

kematian atau kondisi kemanusiaan lainnya dalam budaya yang kongruen

dan bermanfaat.

n. Culture Care Preservation or Maintenance

Mengacu pada tindakan profesional untuk memberikan bantuan,

dukungan, fasilitasi, memberi kesempatan dan pengambilan keputusan

untuk membantu orang dalam budaya tertentu dalam rangka

mempertahankan serta memelihara nilai keperawatan dan gaya hidup

untuk kesejahteraan manusia, untuk sembuh dari sakit, atau beradaptasi

dengan penderitaan atau kematian.

o. Culture Care Accommodation or Negotiation

Mengacu pada tindakan profesional untuk memberikan bantuan,

dukungan, fasilitasi, atau memberi kesempatan dan pengambilan

keputusan yang membantu orang menemukan kultur/sub kultur untuk

beradaptasi, melakukan negosiasi dengan yang lain untuk mencapai

tujuan kesehatan yang kongruen dan bermanfaat.

p. Culture Care Repatterning or Restructuring

Mengacu pada tindakan profesional untuk memberikan bantuan,

dukungan, fasiliasi, memberi kesempatan dan pengambilan keputusan

untuk membantu pasien berubah atau memodifikasi gaya hidup mereka

untuk tujuan kesehatan yang baru, berbeda dan bermanfaat.

Universitas Indonesia

Page 21: Teori Hall-Leininger

21

q. Culturally Competent Nursing Care

Mengacu pada penggunaan kemampuan budaya secara eksplisit

berdasarkan kepedulian dan pengetahuan kesehatan yang sensitif, kreatif

dan bermakna untuk memastikan gaya hidup secara general, kebutuhan

individu atau kelompok untuk manfaat kesehatan dan kesejahteraan, atau

menghadapi sakit, kecacatan dan kematian.

Gambar 2 Leininger’s Sunrise Enabler ( Alligood, 2014)

Universitas Indonesia

Page 22: Teori Hall-Leininger

22

2.2.5. Asumsi Theory’s of Culture Care Diversity and Universality

2.2.5.1 Keperawatan

a. Care adalah esensi keperawatan dan sesuatu yang berbeda,

dominan, sentral dan fokus pemersatu.

b. Keperawatan berbasis kultural esensial untuk kesejahteraan,

kesehatan, pertumbuhan dan pertahanan dalam menghadapi

rintangan atau kematian.

c. Keperawatan berbasis kultural paling komprehensif dan holistik

untuk mengetahui, menjelaskan, menginterpretasikan dan

memprediksi fenomena proses keperawatan dan memberi arahan

untuk pengambilan keputusan dan tindakan keperawatan.

d. Transcultural nursing adalah disiplin ilmu humanistik dan scientific

care, merupakan profesi dengan manfaat utama melayani individu,

kelompok, komunitas, sosial dan organisasi.

e. Keperawatan berbasis kultural penting untuk pengobatan dan

penyembuhan, tidak dapat terjadi penyembuhan tanpa perawatan,

tetapi caring dapat eksis tanpa curing.

f. Konsep cultural care, makna/arti, ekspresi, pola, proses dan bentuk

struktural dari perawatan transkultural dengan diversitas

(perbedaan) dan universalitas (persamaan)

2.2.5.2 Manusia

a. Setiap budaya manusia mempunyai pengetahuan perawatan secara

umum (lay, folk, atau indigenous), secara prakteknya. Dalam

pengetahuan perawatan profesional dan praktiknya sangat

transkultural dan individual.

b. Nilai cultural care, keyakinan dan praktiknya dipengaruhi oleh

pandangan, bahasa, filosofi, spiritual, persaudaraan, sosial, politik,

Universitas Indonesia

Page 23: Teori Hall-Leininger

23

legal, pendidikan, ekonomi, teknologi, etnohistorical, konteks

lingkungan dari suatu kebudayaan.

2.2.5.3 Kesehatan

a. Bermanfaat dalam kesehatan, dan kepuasan cultural care

dipengaruhi oleh kesehatan dan kesejahteraan individu, keluarga,

kelompok dan komunitas dalam kontek lingkungan mereka.

b. Kongruen secara budaya dan perawatan yang bermanfaat dapat

terjadi hanya ketika nilai perawatan, ekspresi atau pola diketahui

dan digunakan secara eksplisit untuk kesesuaian, keamanan dan

perawatan yang bermakna.

c. Persamaan dan perbedaan cultural care ada antara profesional

care dan generic care dalam pandangan budaya manusia.

2.2.5.4 Lingkungan

a. Konflik, gangguan, stress, dan nyeri kultural menggambarkan

kekurangan pengetahuan perawatan secara kultural yang

menyediakan culturally congruent, tanggungj awab, keamanan dan

sensitive care.

b. Metode penelitian kualitatif etnonursing memberikan hal penting

untuk menemukan secara akurat dan menginterpretasikan emic dan

etik, komplek dan keanekaragaman data dari cultural care

(Alligood, 2014).

2.2.6. Proposisi Theory’s of Culture Care Diversity and Universality

Dalam pengembangannya teori ini diikuti oleh empat proposisi utama yaitu:

a. Ekspresi culture care, makna, pola dan praktek adalah berbeda - beda,

namun demikian ada kesamaan pada beberapa hal yang universal.

b. Worldview terdiri dari berbagai faktor struktur sosial seperti agama,

ekonomi, nilai-nilai budaya, sejarah etnik, dalam konteks lingkungan,

bahasa dan generic care serta professional care yang mempengaruhi

Universitas Indonesia

Page 24: Teori Hall-Leininger

24

budaya pola perawatan untuk memprediksi kesehatan, kesejahteraan,

penyakit, penyembuhan dan cara manusia menghadapi kecacatan dan

kematian.

c. Generic emic (folk) dan perawatan etik professional pada konteks

lingkungan yang berbeda dapat sangat mempengaruhi hasil kesehatan dan

kesakitan.

d. Tiga model tindakan utama dan keputusan yang menyediakan cara untuk

memberikan culturally congruent, keamanan dan perawatan kesehatan

yang bermakna yaitu: culture care preservation or maintenance, cultural

care accomodation or negotiation, culture care of repatterning or

restructuring diperlukan untuk tujuan kesejahteraan pasien, membantu

menghadapi kematian maupun kecacatan (Masters, 2010).

Universitas Indonesia

Page 25: Teori Hall-Leininger

25

BAB III

PEMBAHASAN

Kami melakukan analisis teori Lydia E.Hall dan Medeline Leninger dengan

menggunakan kriteria analisis teori berdasarkan Alligood (2014) yaitu : clarity,

simplicity,generality, empirical precision dan derivable consequences.

3.1. Analisis Core,Care and Cure Model Lydia E. Hall

3.1.1. Clarity (Kejelasan)

Model Lydia E. Hall jelas, mudah dipahami dan memiliki tiga konsep

utama yaitu Care, Core dan Cure. Hall melihat peranan perawat paling

banyak terlibat dalam aspek Care dan Core dalam perawatan pasien,

namun konsep ini memberikan interaksi yang sedikit antara keluarga dan

perawat karena teorinya menggambarkan aspek keluarga terhadap pasien

hanya dalam lingkaran Cure.

3.1.2. Simplicity

Teori Lydia E. Hall sederhana dan mudah dipahami. Dalam tingkatan

teori, teori Hall berada pada `Konsep utama dan hubungannya terbatas

dan jelas. Tiga aspek keperawatan profesional teridentifikasi baik secara

individual maupun keterkaitannya dalam seluruh proses perawatan

pasien. Hall merancang model dasar untuk menunjukkan konsep utama

dan hubungan teorinya mengguanakan lingkaran dan potongan lingkaran.

Bahasa yang digunakan untuk menjelaskan dan menggambarkan teorinya

mudah dipaham dan dicerna oleh keperawatan.

3.1.3. Generality

Teori Hall tentang keperawatan memiliki keterbatasan dalam

keumumannya karena sasaran utama teori ini adalah pasien usia dewasa

Universitas Indonesia

Page 26: Teori Hall-Leininger

26

yang sudah melewati fase akut dari penyakitnya dan mempunyai

kesempatan untuk rehabilitasi. Meskipun ide care, cure dan core dapat

diterapkan pada pasien dengan fase akut penyakitnya, teori tersebut akan

sulit diterapkan pada pasien balita, anak kecil dan pasien dengan

penurunan kesadaran. Penggunaan komunikasi terapeutik untuk

membantu pasien melihat dan mengeksplorasi perasaan terkait dengan

penyakitnya. Teknik komunikasi satu-satunya yang dijelaskan Hall dalam

teorinya untuk membantu pasien menghadapi self-awareness adalah

refleksi. Hall menunjukkan bahwa tidak ada kontak keperawatan dengan

individu yang sehat, keluarga, atau komunitas dan meniadakan konsep

pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.

3.1.4. Empirical Precision

Konsep Hall mengenai keperawatan profesional untuk mempercepat

penyembuhan pasien dengan penambahan penanganan setelah kondisi

pasien membaik menjadi sasaran sejumlah besar pengujian pada Loeb

Center for Nursing. Bukti-bukti yang diperoleh melalui riset di Loeb

Center menunjukkan bahwa teori Hall pada faktanya meraih tujuannya

dalam mempersingkat masa penyembuhan pasien dengan perhatian dan

perawatan yang profesional.

3.1.5. Derivable Consequence

Teori Lydia E. Hall memberikan kerangka kerja umum dalam ilmu

keperawatan dan konsep-konsep yang termasuk dalam wilayah

keperawatan meskipun aspek cure dan core digunakan bersama dengan

para profesional bidang kesehatan yang lain. Teori tersebut tidak

memberikan solusi untuk masalah dan hal-hal yang spesifik, namun

sesungguhnya teori ini menempatkan isu kontemporer dan kaitannya

dengan akuntabilitas responsibilitas serta profesionalisme. Meskipun

Universitas Indonesia

Page 27: Teori Hall-Leininger

27

masih terdapat kekurangan pada teori Lydia E.Hall, sumbangsihnya pada

profesi keperawatan sangat besar. Wawasan dalam ranah keperawatan

pada tahun 1960-an telah memberikan pijakan bagi praktik profesional

bidang keperawatan modern multidimensi di tahun 1980-an.

3.2. Analisis Theory’s of Culture Care Diversity and Universality: Madeleine

Leininger

3.2.1. Clarity

Leininger melalui Teori Culture Care Diversity and Universality

menggambarkan konsep dan proposisi teorinya dengan cukup jelas.

Untuk memperjelas proposisi konsep tersebut teori ini dilengkapi

dengan diagram yang disebut dengan Sunrise Enabler. Pemahaman

tentang budaya suatu masyarakat dijadikan latar belakang oleh perawat

untuk melakukan pendekatan kepada pasien dan melaksanakan asuhan

keperawatan.

3.2.2. Simplicity

Teori Culture Care Diversity and Universality diambil dari disiplin

ilmu antropologi dan keperawatan. Teori ini mendefinisikan

keperawatan transkultural sebagai bagian utama dari keperawatan,

yang berfokus pada studi perbandingan dan analisa perbedaan budaya

serta bagian budaya yang ada di dunia dengan tetap menghargai nilai-

nilai asuhan, pengalaman sehat-sakit dan juga kepercayaan yang

dimiliki oleh masyarakat sehingga dapat dikatakan teori cukup

kompleks.

3.2.3. Generality

Teori Culture Care Diversity and Universality memiliki cakupan teori

yang luas/umum melalui pendekatan perspektif multikultural, dapat

diaplikasikan pada individu dan masyarakat dengan berbagai latar

belakang budaya yang berbeda. Di satu sisi, teori ini memiliki

Universitas Indonesia

Page 28: Teori Hall-Leininger

28

kelemahan yaitu kemungkinan adanya bias dalam pemberian asuhan

keperawatan apabila ditemui konflik budaya antara perawat dengan

pasien.

3.2.4. Empirical Precision

Teori Culture Care Diversity and Universality dapat diteliti dengan

menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mengungkap

fenomena keperawatan dan kesehatan yang belum diketahui pada

berbagai macam budaya. Saat ini sudah ada 135 bentuk keperawatan

transkultural yang sudah diidentifikasi sebagai bagian dari

keperawatan transkultural dan memungkinkan untuk terus bertambah

seiring dengan penelitian yang tetap dilakukan.

3.2.5. Derivable Consequence

Teori Culture Care Diversity and Universality berperan penting dalam

pencapaian tujuan keperawatan. Teori ini sangat bermanfaat, bisa

diaplikasikan, dan esensial dalam pendidikan, pelayanan dan penelitian

keperawatan serta membawa dampak perubahan dalam dunia

keperawatan. Teori Culture Care Diversity and Universality berpotensi

pada pengembangan ide-ide baru dalam pendidikan, praktek

profesional dan penelitian keperawatan.

Universitas Indonesia

Page 29: Teori Hall-Leininger

29

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.1.1 Lydia E. Hall memperkenalkan 3 teori lingkaran keperawatan dimana

masing-masing lingkaran menunjukkan proses keperawatannya. Yang

pertama menunjukkan tentang kepedulian (care), kedua inti (core), dan

yang ketiga perawatan (cure). Berdasarkan hasil analisa teori Lydia E.Hall

dengan menggunakan pendekatan menurut Alligood (2014) didapatkan

hasil bahwa teori ini bersifat : clarity, yaitu jelas dan mudah dipahami;

simplicity, teori ini sederhana dan ada hubungan yang jelas antar

konsepnya; namun teori ini kurang general karena adanya batasan usia

dalam aplikasi teori ini di pelayanan keperawatan. Teori Lydia E. Hall

dapat dibuktikan secara empiris karena terbukti dengan menggunakan teori

tersebut dapat mempersingkat masa penyembuhan pasien, teori ini juga

telah menjadi pijakan bagi praktik profesional bidang keperawatan modern

multidimensi.

d.1.2 Madeleine Leininger mendefinisikan teori Cultural care of diversity and

universality bersumber pada ilmu antropologi dan keperawatan.

Transcultural Nursing adalah suatu area/ wilayah keilmuan budaya pada

proses belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan

dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit

didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu

ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya

atau kebutuhan budaya pada manusia. Berdasarkan hasil analisa teori

Madeline Leininger dengan menggunakan pendekatan menurut Alligood

(2014) didapatkan hasil bahwa teori ini bersifat : clarity, yaitu jelas dan

mudah dipahami, dalam teori ini menggunakan framework Sunrise

Enabler; teori ini tidak memenuhi sifat simplicity dari suatu teori karena

Universitas Indonesia

Page 30: Teori Hall-Leininger

30

hubungan antar konsep bersifat kompleks, cakupan teori ini bersifat general

karena dapat diaplikasikan pada individu dan masyarakat dengan berbagai

latar belakang yang berbeda. Teori Madeline Leininger dapat dibuktikan

secara empiris, hal ini dapat dilihat dari banyaknya peneltian yang

dikembangkan dari teori transkultural nursing. Teori ini bermanfaat karena

dapat diaplikasikan dan esensial dalam pendidikan, pelayanan dan

penelitian keperawatan.

4.2 Saran

Teori Lydia E. Hall tentang konsep Care, Cure, Core serta teori Madeleine

Leininger tentang Transcultural Nursing dapat diterapkan di ranah pelayanan,

pendidikan maupun penelitian keperawatan.

Universitas Indonesia

Page 31: Teori Hall-Leininger

31

DAFTAR PUSTAKA

Alligood, R., Martha. (2014). Nursing Theorists and Their Work, 7th Ed. St.Louis, Missouri : Elsevier Inc.

Andrew,M., & Boyle,J.S., (1995). Transcultural Concepts in Nursing Care 2nd Ed. Philadelphia : J.B. Lippincot Company

Fawcett, J. (2006). Contemporary Nursing Knowledge Analysis and Evaluation of Nursing Models and Theorist , 2nd. Philadelphia : F.A. Davis Company

Giger.,J.J. & Davidhizar ., R.E. (1995). Transcultural Nursing: Assesment and Intervention, 2nd Ed. Missouri : Mosby Year Book Inc.

Leininger M., (1991). Culture Care Diversity and Universality: A Theory of Nursing. New York : National League for Nursing Press

Marriner. (2001). Nursing Theorist and Their Work. Toronto : Cosmo by Co.

Masters, Kathleen. (2010). Nursing Theories: A Framework for Professional Practice. Mississippi : Jones & Bartlett Learning.

Parker,M. (2011). Nursing Theory and Nursing Practice . Philadelphia : F.A. Davis

Company

Universitas Indonesia