teori ralat new.ppt
TRANSCRIPT
TEORI RALAT
ISWAN DARU
BAGIAN FISIKA FAKULTAS KEDOKTERAN UNS
2010
TEORI RALAT
• Pengertian ralat
• Klasifikasi ralat
• Penghitungan ralat
• Penyajian data
Pengertian ralat• Mengukur untuk mendapatkan nilai yang
sesungguhnya dari besaran yang diukur.• Nilai yang diperoleh dari pengukuran
selalu memiliki selisih dari nilai sesungguhnya.
• Ralat= kesalahan pengukuran (galat/errors).
• Ralat kekeliruan.• Data hasil pengukuran disajikan secara
sahih dan bermakna, dinyatakan sebagai nilai terukur ± ralat yang sekecil-kecilnya.
Klasifikasi ralat
• Ralat sistematik (systematic error)
• Ralat rambang
• Ralat karena kekeliruan tindakan
Ralat Sistematik
• Ralat terjadi karena sistem pengukuran yang kurang tepat
• Dapat dikoreksi, asal penyebabnya diketahui
• Dapat disebabkan oleh : kesalahan kalibrasi alat, kesalahan interaksi alat, kondisi percobaan, teknik yang kurang sempurna
Ralat rambang• Pengukuran yang dilakukan berulang-
ulang, akan memberikan nilai-nilai yang berbeda , sehingga antar nilai-nilai yang didapat terdapat ketidaksesuaian.
• Ralat ini bersifat statistik• Ralat ini tidak dapat dihindari• Perhitungannya berhubungan dengan
distribusi statistik dari nilai yang didapat• Dapat disebabkan oleh: Kesalahan
menaksir, Kondisi yang berfluktuasi, gangguan, definisi.
Ralat karena kekeliruan tindakan
• Terjadi karena kekeliruan dalam membaca alat (Kesalahan paralaks), kekeliruan perhitungan
• Kesalahan seperti tersebut seharusnya dapat dihindarkan dan mestinya tidak diinginkan terjadi.
Penghitungan Ralat• Penghitungan ralat dilakukan setelah semua
kekeliruan tindakan & faktor yang menimbulkan ralat sistematis dihilangkan/dikoreksi
• Ralat yang koreksinya membutuhkan penghitungan adalah ralat rambang
• Cara penghitungan tergantung besaran yang diukur (penghitungan ralat langsung & tidak langsung)
• Hasil Pengukuran disajikan dalam bentuk dimana nilai rata-rata dan deviasi
standard
RSR
RR
S
Penghitungan ralat langsung• Besaran yang diukur terdiri dari satu variabel• Contoh : anda diminta menentukan nilai
panjang buku memakai mistar 5 kali di Lab FISIKA FK UNS
• Besaran yang diukur = panjang (ℓ)• Misal hasil yang didapat ,17,15,13,14 ,16 (cm)• Buat Hasil perhitungan dalam bentuk Kolom ,
tentukan rata-rata kelima hasil pengukuran, tentukan standar deviasi kelima hasil pengukuran
ℓ (cm) (ℓ- ) cm) (ℓ- )2 cm2)
17 2 4
15 0 0
13 -2 4
14 -1 1
16 1 1
= 15 0 10
Sℓ = =
ℓ = ±
= 15 ±
n = Jumlah pengukuran
)15(5
10
2
2
1
S
22
1
Penghitungan ralat langsung
Penghitungan ralat tak langsung• Besaran yang diukur merupakan perpaduan
banyak variabel, minimal dua variabel• Setiap variabel diberlakukan penghitungan
ralat secara langsung, kemudian ralat dari semua variabel dipadukan (perambatan ralat)
• Contoh : Anda diminta menentukan nilai Luas permukaan buku di Lab. Fisika FK UNS dengan mengukur panjang buku 5 kali dan lebar buku lima kali
• L(cm2) = p (cm) X ℓ (cm)
Penghitungan ralat tak langsung
• Buat Hasil perhitungan dalam bentuk Kolom (masing-masing untuk variabel p dan variabel ℓ)
• Tentukan rata-rata kelima hasil pengukuran (masing-masing untuk variabel p dan variabel ℓ)
• Tentukan standar deviasi kelima hasil pengukuran (masing-masing untuk variabel p dan variabel ℓ)
Perambatan ralat
pSpp S
LSLL
.pL
22
22
..
..
SpSS
Sd
dLS
dp
dLS
pL
pL
Keistemewaan beberapa ralat
• Kadang pengukuran besaran hanya dilakukan sekali, karena pengulangan ukuran akan sia-sia, contoh : pengukuran waktu alir glycerine dengan konsentrasi 40%. Kita tidak mungkin, melakukan pengukuran berkali-kali terhadap massa jenis glycerine, karena memang sudah dianggap konstan, maka nilai ralatnya = ½ dari harga skala terkecil
• Contoh lain : pengukuran panjang tali dengan mistar (ujung tali tidak rata), pengukuran kenaikan suhu terhadap berjalannya waktu
Penyajian data
• Ralat ukur hanya disajikan dengan satu angka penting saja , contoh 1438, 683 ± 0,2387 = 1438,7 ± 0,2
• Ikuti aturan pembulatan, contoh 2,687 = 2,69 2,684 = 2,68 2,485 = 2,48 2,435 = 2,44
• Ralat relatif ( Sℓ / X 100 %) ditulis dua angka penting , misal 1,53 % = 1,5 %
• Bilangan bilangan yang besar sekali atau kecil sekali hendaknya dinyatakan bentuk bakunya, misal 26.185 ± 272 = (26,2 ± 0,3) X 103
Pustaka
• Bagian Fisika Teknik.2009. Teori ralat. Fakultas Teknik Universitas Surabaya. Surabaya.
• Suratman (alm).2004. Pengantar asistensi praktikum fisika FK UNS. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.