terminal pk its undergraduate 9741 paper

9
Halaman 1 dari 9 halaman Paper Tugas Akhir Made Angistra PROGRAM SIMULASI BERBASIS QT UNTUK ANALISIS BATAS MAKSIMAL YARD OCCUPANCY RATIO Bagus Made Angistra Jurusan Teknik Perkapalan-FTK, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111, Email : [email protected] Abstrak : Tugas Akhir ini membuat piranti lunak simulasi diskrit terminal peti kemas dengan pemrograman Qt dan teknologi Open Source. Piranti lunak simulasi ini dibuat untuk menganalisa batas maksimal yard occupancy ratio (YOR) di Terminal Peti kemas Internasional PT. BJTI. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum adanya piranti lunak simulasi terminal peti kemas buatan bangsa sendiri dan sering terjadi perdebatan mengenai batas maksimal YOR. Perdebatan dipicu oleh penetapan batas maksimal YOR sebesar 85% bagi pihak Terminal oleh pihak Bea dan Cukai untuk melakukan kegiatan overbreingen (OB). Simulasi dilakukan pada operasi terminal peti kemas yaitu receiving, haulage bongkar, haulage muat, dan delivery. Analisa batas maksimal YOR dilakukan dengan menguji YOR terhadap komponen-komponen utama YOR yaitu throughput peti kemas dan dwelling time (DT). Analisa skenario berupa pengujian sensitivitas YOR terhadap perubahan throughput peti kemas dan perubahan dwelling time (DT) pada YOR ekspor dan YOR impor. Batas maksimal YOR dapat diketahui dengan menguji sensitivitas YOR terhadap variasi skenario DT. Hasil penelitian menunjukkan, dengan kondisi kinerja terminal saat ini (DT impor 7 hari dan DT ekspor 5 hari), batas maksimal YOR yang dapat diterima adalah 62% dengan maksimum jumlah throughput 10.924 TEUs/bulan. Dengan hasil ini, penetapan batas maksimal YOR sebesar 85% belum bisa dilakukan oleh pihak Terminal dan jika tetap dilakukan maka akan menimbulkan dampak kerugian bagi pihak pemilik barang dengan persentase 87%, pihak terminal sebesar 11%, dan pihak trucking sebesar 2%. Jika pihak Terminal bisa menurunkan DT 1 hari, pihak Terminal mampu menambah batas maksimum YOR sebesar 18,09 % dan memperoleh laba 20 % lebih besar. Kata kunci: piranti lunak simulasi, terminal peti kemas, pemrograman Qt, open source, yard occupancy ratio 1. PENDAHULUAN Beberapa waktu lalu, marak diberitakan perdebatan mengenai batas maksimal yard occupancy ratio (YOR). Perdebatan ini dipicu oleh kegiatan overbreingen (OB) yang dilakukan oleh terminal peti kemas. Kegiatan OB adalah pemindahan lokasi penimbunan barang impor yang belum diselesaikan kewajiban kepabeannya dari suatu gudang atau lapangan penumpukan tertentu ke suatu gudang atau lapangan penumpukan tertentu yang berada dalam satu wilayah pengawasan kantor Pabean. Pihak Bea dan Cukai memiliki keputusan untuk menyetujui pengajuan izin kegiatan OB jika YOR terminal peti kemas lebih dari 85%. Menimbang trend volume throughput peti kemas yang meningkat serta kinerja terminal peti kemas di Indonesia, khususnya di Surabaya, keputusan penetapan batas maksimal YOR sebesar 85% dapat menimbulkan ancaman stagnasi bagi terminal peti kemas. Hal ini disebabkan oleh kepadatan arus peti kemas baik ekspor maupun impor pada waktu tertentu, biasanya pada hari raya Lebaran, yang tidak ditunjang oleh kinerja pelayanan terminal peti kemas yang efektif dan efisien. Jika ancaman stagnasi di terminal peti kemas terjadi maka dapat menimbulkan dampak lanjutan bagi stakeholder terkait seperti pihak pemilik barang dan pihak trucking, yang pada akhirnya menyebabkan ekonomi biaya tinggi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk menguji batas maksimal YOR yang bisa diterima dengan kinerja terminal peti kemas di Indonesia, khususnya Surabaya. Salah satu cara untuk menguji batas maksimal YOR adalah dengan menggunakan pendekatan simulasi. Belakangan ini, Tugas Akhir dengan tema simulasi lebih banyak menggunakan piranti lunak simulasi impor. Piranti lunak simulasi impor memang baik untuk dipilih sebagai alat bantu untuk melakukan simulasi. Namun, dari sisi kemandirian teknologi, kualitas teknologi, dan pengembangan ilmu simulasi, penggunaan piranti lunak simulasi impor hanya mendidik kita sebagai pengguna teknologi dan membatasi penelitian kita berdasarkan fitur-fitur model simulasi yang dimiliki oleh program bersangkutan. Untuk itu, sangat perlu ditumbuhkan kultur untuk menciptakan piranti lunak buatan bangsa sendiri, dalam hal ini piranti lunak simulasi terminal peti kemas, yang dapat menunjang pengembangan kemandirian teknologi dan pengembangan ilmu simulasi. 2. TEORI PENUNJANG 2.1. Terminal Peti Kemas Berdasarkan ketentuan pasal 1.d dari Keputusan Direksi Pelabuhan Indonesia III Nomor HK.56/2/4/P.I.II-2000, yang dimaksud dengan terminal peti kemas adalah terminal yang dilengkapi sekurang- kurangnya dengan fasilitas berupa tambatan, dermaga, lapangan penumpukan (container yard), serta peralatan

Upload: jessica-agustine-ridwan

Post on 26-Oct-2015

34 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Terminal peti kemas

TRANSCRIPT

Page 1: TERMINAL PK ITS Undergraduate 9741 Paper

Halaman 1 dari 9 halaman

Paper Tugas Akhir Made Angistra

PROGRAM SIMULASI BERBASIS QT

UNTUK ANALISIS BATAS MAKSIMAL YARD OCCUPANCY RATIO

Bagus Made Angistra

Jurusan Teknik Perkapalan-FTK, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Kampus Keputih-Sukolilo, Surabaya-60111, Email : [email protected]

Abstrak : Tugas Akhir ini membuat piranti

lunak simulasi diskrit terminal peti kemas dengan

pemrograman Qt dan teknologi Open Source.

Piranti lunak simulasi ini dibuat untuk menganalisa

batas maksimal yard occupancy ratio (YOR) di

Terminal Peti kemas Internasional PT. BJTI.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum adanya

piranti lunak simulasi terminal peti kemas buatan

bangsa sendiri dan sering terjadi perdebatan

mengenai batas maksimal YOR. Perdebatan dipicu

oleh penetapan batas maksimal YOR sebesar 85%

bagi pihak Terminal oleh pihak Bea dan Cukai

untuk melakukan kegiatan overbreingen (OB).

Simulasi dilakukan pada operasi terminal

peti kemas yaitu receiving, haulage bongkar,

haulage muat, dan delivery. Analisa batas maksimal

YOR dilakukan dengan menguji YOR terhadap

komponen-komponen utama YOR yaitu throughput

peti kemas dan dwelling time (DT). Analisa skenario

berupa pengujian sensitivitas YOR terhadap

perubahan throughput peti kemas dan perubahan

dwelling time (DT) pada YOR ekspor dan YOR

impor. Batas maksimal YOR dapat diketahui

dengan menguji sensitivitas YOR terhadap variasi

skenario DT.

Hasil penelitian menunjukkan, dengan

kondisi kinerja terminal saat ini (DT impor 7 hari

dan DT ekspor 5 hari), batas maksimal YOR yang

dapat diterima adalah 62% dengan maksimum

jumlah throughput 10.924 TEUs/bulan. Dengan

hasil ini, penetapan batas maksimal YOR sebesar

85% belum bisa dilakukan oleh pihak Terminal dan

jika tetap dilakukan maka akan menimbulkan

dampak kerugian bagi pihak pemilik barang

dengan persentase 87%, pihak terminal sebesar

11%, dan pihak trucking sebesar 2%. Jika pihak

Terminal bisa menurunkan DT 1 hari, pihak

Terminal mampu menambah batas maksimum

YOR sebesar 18,09 % dan memperoleh laba 20 %

lebih besar.

Kata kunci: piranti lunak simulasi, terminal peti

kemas, pemrograman Qt, open source, yard

occupancy ratio

1. PENDAHULUAN

Beberapa waktu lalu, marak diberitakan perdebatan

mengenai batas maksimal yard occupancy ratio

(YOR). Perdebatan ini dipicu oleh kegiatan

overbreingen (OB) yang dilakukan oleh terminal peti

kemas. Kegiatan OB adalah pemindahan lokasi

penimbunan barang impor yang belum diselesaikan

kewajiban kepabeannya dari suatu gudang atau

lapangan penumpukan tertentu ke suatu gudang atau

lapangan penumpukan tertentu yang berada dalam satu

wilayah pengawasan kantor Pabean. Pihak Bea dan

Cukai memiliki keputusan untuk menyetujui pengajuan

izin kegiatan OB jika YOR terminal peti kemas lebih

dari 85%.

Menimbang trend volume throughput peti kemas

yang meningkat serta kinerja terminal peti kemas di

Indonesia, khususnya di Surabaya, keputusan

penetapan batas maksimal YOR sebesar 85% dapat

menimbulkan ancaman stagnasi bagi terminal peti

kemas. Hal ini disebabkan oleh kepadatan arus peti

kemas baik ekspor maupun impor pada waktu tertentu,

biasanya pada hari raya Lebaran, yang tidak ditunjang

oleh kinerja pelayanan terminal peti kemas yang efektif

dan efisien. Jika ancaman stagnasi di terminal peti

kemas terjadi maka dapat menimbulkan dampak

lanjutan bagi stakeholder terkait seperti pihak pemilik

barang dan pihak trucking, yang pada akhirnya

menyebabkan ekonomi biaya tinggi.

Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk

menguji batas maksimal YOR yang bisa diterima

dengan kinerja terminal peti kemas di Indonesia,

khususnya Surabaya. Salah satu cara untuk menguji

batas maksimal YOR adalah dengan menggunakan

pendekatan simulasi.

Belakangan ini, Tugas Akhir dengan tema simulasi

lebih banyak menggunakan piranti lunak simulasi

impor. Piranti lunak simulasi impor memang baik

untuk dipilih sebagai alat bantu untuk melakukan

simulasi. Namun, dari sisi kemandirian teknologi,

kualitas teknologi, dan pengembangan ilmu simulasi,

penggunaan piranti lunak simulasi impor hanya

mendidik kita sebagai pengguna teknologi dan

membatasi penelitian kita berdasarkan fitur-fitur model

simulasi yang dimiliki oleh program bersangkutan.

Untuk itu, sangat perlu ditumbuhkan kultur untuk

menciptakan piranti lunak buatan bangsa sendiri, dalam

hal ini piranti lunak simulasi terminal peti kemas, yang

dapat menunjang pengembangan kemandirian

teknologi dan pengembangan ilmu simulasi.

2. TEORI PENUNJANG

2.1. Terminal Peti Kemas

Berdasarkan ketentuan pasal 1.d dari Keputusan

Direksi Pelabuhan Indonesia III Nomor

HK.56/2/4/P.I.II-2000, yang dimaksud dengan terminal

peti kemas adalah terminal yang dilengkapi sekurang-

kurangnya dengan fasilitas berupa tambatan, dermaga,

lapangan penumpukan (container yard), serta peralatan

Page 2: TERMINAL PK ITS Undergraduate 9741 Paper

Halaman 2 dari 9 halaman

Paper Tugas Akhir Made Angistra

yang layak untuk melayani kegiatan bongkar muat peti

kemas (RTG, HMC, Top loader, Side Loader).

Terminal Peti kemas terdiri dari:

1. Unit Terminal Peti kemas (UTPK)

UPTK adalah terminal di pelabuhan yang

khusus melayani peti kemas dengan sebuah

lapangan (yard) yang luas dan diperkeras

untuk bongkar/muat dan menumpuk peti

kemas yang dibongkar atau yang akan dimuat

ke kapal. Karena kapal peti kemas tidak

dilengkapi dengan alat bongkar/muat, maka

bongkar/muat kapal peti kemas dilakukan

dengan gantry crane, yaitu derek darat yang

hanya dapat digunakan untuk membongkar

dan memuat peti kemas dengan kapasitas

lebih kurang 50 ton.

Untuk membongkar/muat suatu kapal, di

UTPK diperlukan satu lapangan luas tertentu

bagi satu kapal untuk menimbun sementara

peti kemas - peti kemas yang baru dibongkar

atau menyusun peti kemas - peti kemas yang

akan dimuat karena peti kemas harus dimuat

sesuai urutan dalam penyusunan dalam kapal.

Lapangan luas tertentu tersebut dinamakan

marshailling yard.

Di UTPK juga terdapat lapangan penimbunan

untuk stacking container. Peralatan yang

digunakan untuk memindahkan dan

menimbun peti kemas adalah top loader,

straddler carrier, dan transtainer. Sedangkan

alat untuk pengangkutannya adalah chassis

dan prime mover.

2. Container Yard (CY)

CY adalah kawasan di daerah pelabuhan yang

digunakan untuk menimbun peti kemas FCL

yang akan dimuat atau dibongkar dari kapal.

3. Container Freight Station (CFS)

CFS adalah kawasan yang digunakan untuk

menimbun peti kemas LCL, melaksanakan

stuffing/unstuffing, dan untuk menimbun

break-bulk cargo yang akan di- stuffing ke

peti kemas atau unstuffing dari peti kemas.

4. Inland Container Depot (ICD)

ICD adalah kawasan di pedalaman atau di luar

daerah pelabuhan yang berada di bawah

pengawasan Bea dan Cukai yang digunakan

untuk menimbun peti kemas FCL yang akan

diserahkan kepada consignee atau diterima

dari shipper.

2.2. Sistem Diskrit

Dalam mengkaji suatu sistem hal yang paling penting

adalah mengetahui perilaku dari sebuah sistem

tersebut, yaitu aktivitas sistem yang dinyatakan dalam

bentuk output sebagai perwujudan respons sistem atas

rangsangan – rangsangan yang ada. Ada banyak

macam perilaku yang dimunculkan sistem salah satu

diantaranya adalah perilaku yang bersifat diskrit.

Kediskritan suatu sistem dapat dilihat dari perubahan

keadaan sistem dari waktu ke waktu. Jika perubahan

yang terjadi hanya pada titik – titik waktu tertentu

maka sistem tersebut berperilaku diskrit. Sedangkan

apabila perubahan yang terjadi pada setiap waktu

tertentu maka sistem tersebut merupakan sistem yang

kontinyu. (Asmungi, 2007).

2.3. Pemrograman Qt

2.3.1. Mengenai Qt

Dalam penelitian Tugas Akhir ini, simulasi akan

dijalankan dengan pembuatan program simulasi

komputer dengan pemrograman Qt. Dalam

pemrograman komputer, Qt adalah toolkit untuk

pengembangan aplikasi grafis yang bersifat lintas-

platform. Qt dikenal sebagai fondasi penyusun KDE,

sebuah lingkungan grafis yang populer di Linux. Qt

dibuat oleh perusahaan Norwegia bernama Trolltech.

Mengikut pengembang-pengembang Qt di Trolltech,

Qt diucapkan seperti kata bahasa Inggris "cute". Qt

disusun dengan bahasa C++ dan dapat digunakan di

platform Unix, Windows, dan Mac OS X. Qt

menyediakan dukungan terhadap internasionalisasi,

akses ke basis data, XML, dan penanganan berkas. Qt

dirilis oleh Trolltech untuk tiga platforms:

1. Qt/X11 — Qt untuk X Window Sistem

2. Qt/Mac — Qt untuk Apple Mac OS X

3. Qt/Windows — Qt untuk Microsoft

Windows

Tiga edisi yang pertama adalah proprietary dan dirilis

dengan lisensi komersil. Edisi open-source dirilis

dengan lisensi GPL, dengan demikian aplikasi yang

dibuat dengan edisi ini harus menggunakan lisensi GPL

atau lisensi lain yang kompatibel. Semua edisi dapat

digunakan dengan kompilator GNU C++. Edisi

komersil untuk Windows juga mendukung Microsoft

Visual Studio. Versi terbaru Qt adalah Qt 4 yang dirilis

pada tanggal 28 Juni, 2005.

2.3.2. Lisensi Qt

Trolltech menggunakan skema dual-license untuk Qt,

yaitu lisensi GPL dan lisensi komersil. Qt dengan

lisensi GPL hanya dapat digunakan untuk

mengembangkan aplikasi open-source yang dirilis

dengan lisensi GPL atau yang kompatibel. Contoh

penggunaan Qt GPL yang paling umum adalah KDE,

lingkungan grafis yang populer di Linux. Untuk

mengembangkan aplikasi yang bukan open-source,

dibutuhkan lisensi komersil dari Trolltech.

2.3.3. Perkembangan Qt

Haavard Nord dan Eirik Chambe-Eng (pengembang

awal Qt, sekarang menjabat sebagai CEO dan President

Trolltech) memulai pengembangan "Qt" pada tahun

1991, tiga tahun sebelum membentuk perusahaan yang

bernama Quasar Technologies yang kemudian berganti

nama dua kali, Troll Tech dan akhirnya Trolltech.

Toolkit tersebut dinamakan Qt karena aksara Q terlihat

Page 3: TERMINAL PK ITS Undergraduate 9741 Paper

Halaman 3 dari 9 halaman

Paper Tugas Akhir Made Angistra

cantik karena font Emacs yang digunakan Haavard,

sedangkan huruf diilhami dari Xt (X tombolkit).

Kontroversi merebak pada tahun 1998 tatkala KDE

semakin meluas penggunaannya sebagai lingkungan

grafis untuk sistem operasi Linux. Karena KDE

menggunakan Qt/X11 sebagai fondasinya, banyak

pihak dari kubu gerakan open source dan free software

movements menjadi khawatir bahwa nantinya bagian

penting dari sistem operasi ini akan berada di bawah

kendali komersil. Trolltech kemudian menggunakan Q

Public License (QPL) sebagai lisensi. QPL memenuhi

kaidah lisensi free software tetapi oleh FSF dianggap

tidak kompatible dengan GPL. Sebuah langkah

kompromis diambil oleh tim KDE dan Trolltech

dengan KDE Free Qt Foundation yang akan menjamin

bahwa jika Trolltech menghentikan pengembangan

Qt/X11, maka versi terakhir dari Qt/X11 akan dirilis

menggunakan lisensi BSD (yang lebih tidak mengikat

dibandingkan GPL). Pada bulan September 2000,

Trolltech merilis Qt/X11 2.2 dengan lisensi GPL.

Versi-versi Qt/X11 selanjutnya juga menggunakan

lisensi ini.Sejak Juni 2005, Trolltech juga merilis

Qt/Windows 4 dengan lisensi GPL.

2.3.4. Kelebihan Qt

Ada beberapa alasan-alasan mengapa Qt dipilih sebagai

bahasa pemrograman untuk membuat piranti lunak

simulasi diskrit terminal peti kemas, yaitu:

1. Fleksibel

Dengan Qt, hanya dibutuhkan sekali penulisan

kode untuk membentuk beberapa target

multiple platform yang akan dibuat. Aplikasi

dan GUI (Graphical User Interface) dapat

dikembangkan tanpa penulisan kode kembali

sehingga dapat menghemat waktu dan biaya.

2. Efisiensi kerja

Dengan aplikasi Qt terbaru, Qt Creator cross-

platform IDE, Qt lebih cepat untuk dipelajari

dan lebih mudah untuk digunakan. Hal ini

didukung oleh Qt modular library sehingga

dapat menghabiskan banyak waktu dalam

inovasi, menghabiskan sedikit waktu dalam

infrastuktur coding, dan hasil dari

pengembangan piranti lunak simulasi terminal

peti kemas lebih cepat untuk dapat

dikembangkan ke dalam lingkup

microsimulation.

3. Bebas dari biaya lisensi

Dengan menggunakan Qt, maka kita terbebas

dari biaya lisensi. Biaya lisensi ini biasanya

sangat mahal. Jadi, dengan menggunakan Qt,

kita bisa bebas untuk memakai, menggunakan,

dan mengembangkan Qt dengan gratis tanpa

harus sibuk dengan isu-isu pembajakan.

4. Multi Operating System

Qt dapat diaplikasikan tidak hanya pada satu

sistem operasi komputer namun dapat

diaplikasikan pada banyak sistem operasi

komputer, diantaranya adalah Linux,

Macintosh, dan Windows. Sehingga, piranti

lunak yang dibangun dengan pemrograman Qt

dapat dijalankan pada banyak sistem operasi.

5. Fleksibel untuk Pengembangan Piranti Lunak

ke Depan

Dengan menggunakan pemrograman Qt,

piranti lunak yang kita bangun nantinya dapat

dengan baik dan mudah untuk dikembangkan

dimana pengembangan ini biasanya tidak bisa

kita lakukan dengan menggunakan program

yang berada dibawah lisensi (proprietary).

Hal ini dikarenakan kita harus membayar

biaya lisensi yang mahal jika ingin

mengembangkan program.

6. Memberikan pengalaman yang luar biasa bagi

pengguna

Qt menyediakan Qt building blocks yang

merupakan satu set aplikasi yang terdiri dari

customizable widgets, graphics canvas, style

engine, dan lainnya. Dengan aplikasi tersebut,

dapat dihasilkan user interfaces yang modern

seperti 3D graphics, multimedia (audio dan

video), visual efek, animasi, dan custom style

untuk membangun aplikasi yang bersaing

dalam kompetisi.

7. Menggabungkan web dengan kode asli

(native) dalam satu aplikasi tunggal

Dengan Qt integration with the WebKit web

rendering engine, secara cepat dapat diupdate

konten dan servis terbaru dari website Qt ke

aplikasi asli (native) dan dapat menggunakan

website Qt sebagai media publikasi aplikasi

yang kita buat dalam hal fungsi dan servis.

2.3.5. Qt Designer

Qt Designer merupakan salah satu aplikasi Qt untuk

membangun GUI. Pada Qt Designer diberikan fasilitas-

fasilitas widget box yang dapat dibangun tampilan-

tampilan GUI untuk masing-masing fungsi diantaranya

fungsi layouts, spacers, buttons, item views (model

based), item widgets (item-based), dan containers.

MainWindow.ui merupakan media untuk menampilkan

fungsi-fungsi widget box. Untuk mengetahui objek dari

Page 4: TERMINAL PK ITS Undergraduate 9741 Paper

Halaman 4 dari 9 halaman

Paper Tugas Akhir Made Angistra

widget box maka dapat dilihat pada object inspector,

yang memberikan informasi class dari masing-masing

objek dari widget box. Informasi dari object inspector

digunakan sebagai pedoman dalam membangun coding

masing-masing objek. Sedangkan detail dan format

dari objek, dapat diketahui dan diedit pada property

editor. Informasi dari property editor juga digunakan

sebagai pedoman dalam membangun coding masing-

masing objek (lihat Gambar 1).

Gambar 1. Qt Designer

2.3.6. Qt Creator

Untuk meng-compile codingan yang dibangun dalam

Qt, maka digunakalah aplikasi Qt Creator. Sebelum di-

compile, maka ada 2 (dua) file yang harus dibuat dan

dicoding agar GUI yang dibuat pada Qt Designer dapat

dijalankan. Adapun 2 (dua) file tersebut adalah header

file (.h) dan source file (.cpp).

a. Header File (.h)

Dalam header file ini, dicoding mengenai

variabel-variabel global yang dibangun dalam

GUI. Class masing-masing objek

dideklarasikan. Fungsi-fungsi utama yang

dibangun untuk menjalankan GUI juga

dideklarasikan disini (lihat Gambar 2).

Gambar 2. Header File

b. Source File (.cpp)

Dalam source file ini, dicoding detail

mengenai fungsi-fungsi yang akan dibangun

pada GUI. Semua variabel-variabel diaktifkan

disini. Semua class dari masing-masing objek

juga dicoding dan diaktifkan disini. Sehingga,

algoritma dari masing-masing proses operasi

terminal peti kemas akan dicoding di source

file ini secara detail (lihat Gambar 3).

Gambar 3. Source File

2.3.7. Qt Documentation

Pada Qt Creator, sudah terintegrasi aplikasi Qt

Documentation. Pada Qt Documentation ini, kita dapat

mempelajari struktur coding dari masing-masing objek

dan cara-cara untuk membangun codingan fungsi-

fungsi yang akan dibuat pada GUI. Hal ini merupakan

keunggulan Qt, sehingga pengguna dapat mempelajari

pemrograman Qt dengan lebih cepat. Hal ini ditambah

lagi dengan fitur Qt Examples dan Qt Demo (lihat

Gambar 4).

Gambar 4. Qt Documentation

3. PIRANTI LUNAK SIMULASI DISKRIT

TERMINAL PETI KEMAS “CTsim”

3.1. Model Simulasi Awal

Model simulasi awal adalah model mengenai inti

kegiatan dari terminal peti kemas. Pada model ini,

dibuat bagan mengenai alur kegiatan dari terminal peti

kemas. Model simulasi awal dapat dilihat pada Gambar

5.

Gambar 5. Model Simulasi Awal

Widget Box

MainWindow.ui Object

Inspecto

r

Property Editor

Page 5: TERMINAL PK ITS Undergraduate 9741 Paper

Halaman 5 dari 9 halaman

Paper Tugas Akhir Made Angistra

3.2. Model Simulasi 1 (Satu)

Model simulasi 1 (satu) sudah mulai membahas

bagaimana pergerakan setiap truk yang akan

melakukan kegiatan receiving, haulage muat, haulage

bongkar, dan delivery. Model ini juga

memperhitungkan keadaan di dalam CY yang terdiri

dari 3 blok dengan masing-masing slot memiliki

komponen tier dan bay. Selain itu, juga diperhitungkan

bagaimana kinerja dari pelayanan receiving, haulage

muat, haulage bongkar, dan delivery yang tercermin

dalam kinerja RTG dan HMC. Model simulasi 1 (satu)

dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Model Simulasi 1 (Satu)

3.3. Model Simulasi 2 (Dua)

Model simulasi 2 (dua) menggambarkan simulasi yang

akan terjadi untuk kegiatan receiving. Pada model

simulasi 2 (dua) sudah mulai dibentuk algoritma yang

akan dibangun untuk menjalankan simulasi kegiatan

receiving nantinya pada piranti lunak simulasi terminal

peti kemas. Model simulasi 2 (dua) sudah diselaraskan

mengenai anatomi program simulasi sehingga nantinya

algoritma dalam simulasi 2 (dua) dapat

mensimulasikan kegiatan receiving yang terjadi di

terminal peti kemas internasional BJTI. Model simulasi

2 (dua) dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Model Simulasi 2 (Dua)

3.3.1. Running Program CTsim untuk Receiving

Gambar 8 memperlihatkan running simulasi receiving

pada program CTsim sesuai dengan alur model

simulasi 2 (dua).

Gambar 8. Running CTsim – Receiving

3.4. Model Simulasi 3 (Tiga)

Model simulasi 2 (dua) menggambarkan simulasi yang

akan terjadi untuk kegiatan haulage bongkar. Pada

model simulasi 3 (tiga) sudah mulai dibentuk algoritma

yang akan dibangun untuk menjalankan simulasi

kegiatan haulage bongkar nantinya pada piranti lunak

simulasi terminal peti kemas. Model simulasi 3 (tiga)

dapat dilihat padaGambar 9.

Gambar 9. Model Simulasi 3 (Tiga)

3.4.1. Running Program CTsim untuk Haulage

Bongkar

Gambar 10 memperlihatkan running simulasi haulage

bongkar pada program CTsim sesuai dengan alur

model simulasi 3 (tiga).

Page 6: TERMINAL PK ITS Undergraduate 9741 Paper

Halaman 6 dari 9 halaman

Paper Tugas Akhir Made Angistra

Gambar 10. Running CTsim – Haulage Bongkar

3.5. Model Simulasi 4 (Empat)

Model simulasi 4 (empat) menggambarkan simulasi

yang akan terjadi untuk kegiatan delivery. Pada model

simulasi 4 (empat) sudah mulai dibentuk algoritma

yang akan dibangun untuk menjalankan simulasi

kegiatan delivery nantinya pada piranti lunak simulasi

terminal peti kemas. Model simulasi 4 (empat) dapat

dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Model Simulasi 4 (Empat)

3.5.1. Running Program CTsim untuk Delivery

Gambar 12 memperlihatkan running simulasi delivery

pada program CTsim sesuai dengan alur model

simulasi 4 (empat).

Gambar 12. Running CTsim – Delivery

3.6. Model Simulasi 5 (Lima)

Model simulasi 5 (lima) menggambarkan simulasi

yang akan terjadi untuk kegiatan haulage muat. Pada

model simulasi 5 (lima) sudah mulai dibentuk

algoritma yang akan dibangun untuk menjalankan

simulasi kegiatan haulage muat nantinya pada piranti

lunak simulasi terminal peti kemas. Model simulasi 5

(lima) dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Model Simulasi 5 (Lima)

3.6.1. Running Program CTsim untuk Haulage

Muat

Gambar 14 memperlihatkan running simulasi haulage

muat pada program CTsim sesuai dengan alur model

simulasi 5 (lima).

Gambar 14. Running CTsim – Haulage Muat

4. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisa Skenario Perubahan Throughput

Bongkar dan Dwelling Time Impor

Page 7: TERMINAL PK ITS Undergraduate 9741 Paper

Halaman 7 dari 9 halaman

Paper Tugas Akhir Made Angistra

Hasil simulasi skenario satu menunjukkan:

1. Semakin tinggi angka DT impor maka

semakin cepat YOR Impor mengalami

stagnasi. Semakin tinggi angka DT impor

maka semakin rendah jumlah throughput

maksimum yang bisa ditanggani. Hal ini dapat

diindikasi dengan melihat jumlah throughput

bongkar sebelum YOR impor stagnan.

Rincian hasil dari masing-masing DT impor

adalah:

Pada kinerja DT impor (10 hari):

YOR impor stagnan pada throughput

bongkar 50 % lebih rendah dari rata-

rata throughput bongkar/bulan

dengan angka YOR impor 28 %.

Pada kinerja DT impor (9 hari): YOR

impor stagnan pada throughput

bongkar 40 % lebih rendah dari rata-

rata throughput bongkar/bulan

dengan angka YOR impor 31 %.

Pada kinerja DT impor (8 hari): YOR

impor stagnan pada throughput

bongkar 30 % lebih rendah dari rata-

rata throughput bongkar/bulan

dengan angka YOR impor 33 %.

Pada kinerja DT impor (7 hari): YOR

impor stagnan pada peningkatan

throughput bongkar 10 % dengan

angka YOR impor 45 %.

Pada kinerja DT impor (6 hari): YOR

impor stagnan pada peningkatan

throughput bongkar 40 % dengan

angka YOR impor 55 %.

Pada kinerja DT impor (5 hari): YOR

impor stagnan pada peningkatan

throughput bongkar 80 % dengan

angka YOR impor 61 %.

Pada kinerja DT impor (4 hari):

YOR impor stagnan pada

peningkatan throughput bongkar 130

% dengan angka YOR impor 63 %.

Pada kinerja DT impor (3 hari): YOR

impor stagnan pada peningkatan

throughput bongkar 270 % dengan

angka YOR impor 76 %.

Pada kinerja DT impor (2 hari): YOR

impor stagnan pada peningkatan

throughput bongkar 470 % dengan

angka YOR impor 78 %.

2. Angka YOR Impor mengalami stagnasi paling

tinggi pada angka 78%. Hal ini terjadi pada

peningkatan throughput bongkar 470 %

(20641 TEUs/bulan) dengan DT impor 2 hari.

3. Angka YOR Impor mengalami stagnasi paling

rendah pada angka 28%. Hal ini terjadi pada

throughput bongkar 50 % lebih rendah (1809

TEUs/bulan) dari rata-rata throughput

bongkar/bulan dengan DT impor 10 hari.

Gambar 15. Grafik Skenario Perubahan TP Bongkar dan DT Impor

4.2. Analisa Skenario Perubahan Throughput

Receiving dan Dwelling Time Ekspor

Hasil simulasi skenario satu menunjukkan:

1. Pada jumlah throughput receiving yang sama:

semakin tinggi angka DT ekspor, semakin

tinggi angka YOR ekspor.

2. Semakin tinggi angka DT ekspor maka

semakin cepat YOR ekspor mengalami

stagnasi. Semakin tinggi angka DT ekspor

maka semakin rendah jumlah throughput

maksimum yang bisa ditanggani. Hal ini dapat

diindikasi dengan melihat jumlah throughput

receiving sebelum YOR ekspor stagnan.

Rincian hasil dari masing-masing DT ekspor

adalah:

Pada kinerja DT ekspor (9 hari):

YOR ekspor stagnan pada

throughput receiving 70 % lebih

rendah dari rata-rata throughput

receiving/bulan dengan angka YOR

ekspor 25 %.

Pada kinerja DT ekspor (8 hari):

YOR ekspor stagnan pada

throughput receiving 50 % lebih

rendah dari rata-rata throughput

receiving/bulan dengan angka YOR

ekspor 45 %.

Pada kinerja DT ekspor (7 hari):

YOR ekspor stagnan pada

throughput receiving 30 % lebih

rendah dari rata-rata throughput

receiving/bulan dengan angka YOR

ekspor 58 %.

Pada kinerja DT ekspor (6 hari):

YOR ekspor stagnan pada

peningkatan throughput receiving

10% lebih rendah dari rata-rata

throughput receiving/bulan dengan

angka YOR ekspor 67 %.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

0 5000 10000 15000 20000

YO

R I

MP

OR

THROUGHPUT BONGKAR (TEUS/BULAN)

THROUGHPUT BONGKAR - YOR IMPOR (SKENARIO DUA)

DT IMPOR (10 HARI) DT IMPOR (9 HARI) DT IMPOR (8 HARI) DT IMPOR (7 HARI) DT IMPOR (6 HARI)

DT IMPOR (5 HARI) DT IMPOR (4 HARI) DT IMPOR (3 HARI) DT Impor (2 Hari)

Page 8: TERMINAL PK ITS Undergraduate 9741 Paper

Halaman 8 dari 9 halaman

Paper Tugas Akhir Made Angistra

Pada kinerja DT ekspor (5 hari):

YOR ekspor stagnan pada

peningkatan throughput receiving 10

% dengan angka YOR ekspor 69 %.

Pada kinerja DT ekspor (4 hari):

YOR ekspor stagnan pada

peningkatan throughput receiving

50 % dengan angka YOR ekspor 78

%.

Pada kinerja DT ekspor (3 hari):

YOR ekspor stagnan pada

peningkatan throughput receiving

100 % dengan angka YOR impor 83

%.

Pada kinerja DT ekspor (2 hari):

YOR ekspor stagnan pada

peningkatan throughput receiving

210 % dengan angka YOR ekspor

84 %.

3. Angka YOR ekspor mengalami stagnasi

paling tinggi pada angka 84%. Hal ini terjadi

pada peningkatan throughput bongkar

throughput receiving 210 % (11354

TEUs/bulan) dengan DT ekspor 2 hari.

4. Angka YOR ekspor mengalami stagnasi

paling rendah pada angka 25%. Hal ini terjadi

pada throughput receiving 70 % lebih rendah

(1099 TEUs/bulan) dari rata-rata throughput

receiving/bulan dengan DT ekspor 9 hari.

Gambar 16. Grafik Skenario Perubahan TP Receiving dan DT

Ekspor

4.3. Analisa Pendapatan dan Biaya Pihak

Terminal Pada Masing- Masing Skenario

Hasil analisa throughput dengan

pendapatan/biaya terminal dapat dilihat pada Gambar 17.

Gambar 17. Grafik Troughput – Laba/Rugi Pihak Terminal

Pada masing- masing variasi skenario DT

4.4. Analisa Biaya Pihak Pemilik Barang dan

Perusahaan Trucking Pada Masing- Masing

Skenario

Hasil analisa throughput dengan biaya pihak

pemilik barang dan perusahaan trucking dapat

dilihat pada Gambar 18 dan Gambar 19.

Gambar 18. Grafik Troughput – Perbandingan Biaya Pihak

Terminal , Pemilik Barang, dan Peerusahaan Trucking Pada masing-

masing variasi skenario DT

Gambar 19. Persentase Biaya ketika YOR stagnan

bagi Pihak Terminal, Pemilik Barang, dan Pihak Trucking

5. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan akhir yang dapat ditarik dari tugas

akhir ini adalah:

1) Piranti lunak simulasi yang dibangun dengan

pemrograman Qt dan teknologi open source

berhasil untuk menjawab tujuan dari tugas

akhir ini dan mampu untuk mengurangi

ketergantungan sebagai pengguna terhadap

software simulasi impor (Arena)

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000

YO

R E

KSP

OR

THROUGHPUT RECEIVING (TEUS/BULAN)

THROUGHPUT RECEIVING - YOR EKSPOR (SKENARIO EMPAT)

DT Ekspor (4 hari) DT Ekspor (3 hari) DT Ekspor (2 hari) DT ekspor (5 hari)

DT Ekspor (6 hari) DT Ekspor (7 hari) DT Ekspor (8 hari) DT Ekspor (9 hari)

0 1456 2912 4368 5824 7280 8738 10196 11646 13103 14561 16018 17476 18926 20384 21841 23299 24756 26214

DT impor (3 hari) - DT impor (2 hari) -4.14 -3.08 -2.48 -0.82 0.84 2.50 4.15 4.77 5.82 6.40 7.46 7.81 8.52 9.11 10.76 12.42 12.94 13.52 14.57

DT impor (4 hari) - DT ekspor (3 hari) -4.14 -3.09 -2.03 -0.97 0.09 1.13 2.20 3.25 4.30 5.36 6.41 7.12 7.70 8.22 8.74 9.26 9.78 10.30 10.82

DT impor (5 hari) - DT ekspor (4 hari) -4.14 -3.14 -2.13 -1.13 -0.12 0.86 1.89 2.88 3.57 4.05 4.74 5.18 5.62 6.05 6.50 6.94 7.38 7.82 8.26

DT impor (6 hari) - DT ekspor (5 hari) -4.14 -3.18 -2.21 -1.24 -0.27 0.68 1.34 1.90 2.26 2.62 2.98 3.34 3.70 4.06 4.42 4.78 5.14 5.50 5.86

DT impor (7 hari) - DT ekspor (6 hari) -4.14 -3.19 -2.25 -1.30 -0.35 0.20 0.54 0.85 1.17 1.49 1.81 2.13 2.45 2.77 3.09 3.41 3.73 4.05 4.37

DT impor (8 hari) - DT ekspor (7 hari) -4.14 -3.13 -2.12 -1.11 -0.76 -0.46 -0.12 0.19 0.51 0.83 1.15 1.47 1.79 2.11 2.43 2.75 3.07 3.40 3.72

DT impor (9 hari) - DT ekspor (8 hari) -4.14 -3.13 -2.11 -1.62 -1.32 -1.05 -0.74 -0.45 -0.15 0.14 0.43 0.72 1.02 1.31 1.60 1.89 2.19 2.48 2.77

DT impor (10 hari) - DT ekspor (9 hari) -4.14 -3.32 -2.91 -2.58 -2.26 -1.95 -1.61 -1.29 -0.97 -0.65 -0.32 0.00 0.32 0.64 0.96 1.29 1.61 1.93 2.25

-10.00

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

Mil

lia

r R

up

iah

Throughput (TEUs/Bulan) - Laba/Rugi Pihak Terminal Pada Masing-masing Skenario

9.95

91.56

1.86

11.32

92.23

2.17

12.57

92.41

2.40

13.09

93.07

2.58

12.67

94.61

2.74

12.83

95.69

3.01

11.83

95.50

3.33

Pihak Terminal Pemilik Barang Pihak Trucking

Perbandingan Biaya (milliar rupiah) antara Pihak Terminal, Pemilik Barang, dan Pihak Trucking pada masing-masing skenario

DT IMPOR (4 HARI) - DT EKSPOR (3) HARI DT IMPOR (5HARI) - DT EKSPOR (4) HARI DT IMPOR (6HARI) - DT EKSPOR (5) HARI DT IMPOR (7 HARI) - DT EKSPOR (6) HARI

DT IMPOR (8 HARI) - DT EKSPOR (7) HARI DT IMPOR (9 HARI) - DT EKSPOR (8) HARI DT IMPOR (10 HARI) - DT EKSPOR (9) HARI

11%

87%

2%

Persentase Biaya Pihak Terminal, Biaya Pemilik Barang, dan Biaya Pihak Trucking Pada Saat YOR Stagnan

Pihak Terminal Pemilik Barang Pihak Trucking

Page 9: TERMINAL PK ITS Undergraduate 9741 Paper

Halaman 9 dari 9 halaman

Paper Tugas Akhir Made Angistra

2) Dengan kondisi terminal saat ini: DT impor (7

hari) dan DT ekspor (4 hari): batas maksimum

YOR yang dapat diterima adalah 62 % dengan

jumlah throughput 10.924 TEUs/bulan.

3) Menimbang rata-rata kinerja terminal pada

saat ini yaitu DT impor (7 hari) dan DT

ekspor (4 hari), maka batas maksimum YOR

sebesar 85 % oleh pihak Bea dan Cukai untuk

kegiatan OB (overbreingen) belum bisa

dilaksanakan oleh pihak terminal dan sangat

merugikan bagi pihak terkait dengan

persentase kerugian pihak pemilik barang

(87%), pihak terminal (11%), dan pihak

trucking (2%).

4) Dengan menurunkan DT 1 hari:

Pihak terminal mampu untuk

menambah batas maksimum YOR

sebesar 18.09 %

Pihak terminal bisa memperoleh laba

20 % lebih besar

5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan dalam Tugas Akhir ini

adalah:

1. Perlunya ditumbuhkan kultur sebagai

pencipta teknologi dan bukan hanya sebagai

pengguna teknologi untuk meningkatkan

tingkat kemandirian bangsa terhadap

teknologi.

2. Terkait dengan OB, disarankan penentuan

batas maksimum YOR terpisah antara YOR

ekspor dan YOR impor. Hal ini dikarenakan

sebagian besar OB terjadi pada barang impor

dimana batas maksimum blok impor lebih

rendah.

3. Piranti lunak simulasi terminal peti kemas

(versi awal) ini masih perlu dikembangkan

sesuai dengan roadmap agar lebih sempurna

(pendekatan microsimulation).

DAFTAR PUSTAKA

[1] Suyono, R. P.2001. Shipping: Pengangkutan

Intermodal Ekspor Impor Melalui Laut. Jakarta: Penerbit PPM.

[2] Triatmodjo,Bambang.2007.Pelabuhan.Yogyaka

rta:Penerbit Beta Offset.

[3] Velsink, H.1997. Ports and Terminal:

Planning and functional Design. Technische

Universiteit Delft. Delft.

[4] Saputra, I Nyoman Gede.2002.Manajemen

Kepelabuhanan.Surabaya.

[5] Tim PT. Pelabuhan Indonesia I, II, III, dan IV.

1999. Referensi Kepelabuhanan Seri

4:Perencanaan Perancangan dan

Pembangunan Pelabuhan. Jakarta.

[6] Molkentin, Daniel. 2006. The Book of Qt4:

The Art of Building Qt Applications. United

States: Open Source Press.

[7] Stutz, Michael. 2001. Linux CookBook. San

Fransisco: Linux Journal Press.

[8] Jamsa, Kris. 1996. C++ Second Edition. Las

vegas:Jamsa Press.

[9] Walpole, Ronald. 1992. Pengantar Statistika.

Jakarta. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama

[10] Sudjana, M.A.2002. Metode Statistika.

Bandung. Tarsito Bandung

[11] Asmungi. 2007. Simulasi Komputer Sistem

Diskrit. Surabaya. Penerbit Andi

[12] Djati, Bonett S.L. 2007. Simulasi, Teori, dan

Aplikasinya. Yogyakarta : Penerbit Andi.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Denpasar, Bali, 2

Juni 1987, dengan orang tua, Luh Putu

Suwastrini, S.Pd, M.Pd. dan I Wayan

Sugiarta. Riwayat pendidikan formal

Penulis dimulai dari TK 1 Saraswati

Denpasar (1991-1993), SD 1 Saraswati

Denpasar (1993-1999), SLTP Negeri 1

Denpasar (1999-2002), SMU Negeri 1

Denpasar (2002-2005) dan pada tahun

2005 Penulis diterima melalui jalur

PMDK Reguler di Jurusan Teknik

Perkapalan, Fakultas Teknologi

Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh

Nopember. Penulis terdaftar dengan

NRP. 4105 100 032.

Fokus bidang studi yang diambil oleh Penulis adalah Bidang Studi

Transportasi Laut dan Logistik. Selama masa perkuliahan, Penulis

aktif dalam organisasi dan kegiatan yang ada di kampus, antara

lain menjabat sebagai Staf Divisi Hidromodelling HIMATEKPAL

periode 2007-2008. Prestasi yang pernah diraih oleh Penulis

selama menjadi mahasiswa antara lain Juara II Mahasiswa

Berprestasi Jurusan Teknik Perkapalan periode 2007/2008 dan

juara III Lomba Karya Cipta Teknologi Maritim Tingkat Nasional

tahun 2009 yang diselenggarakan oleh TNI AL. Penulis sangat

tertarik pada bidang pengembangan software berbasis Linux

terutama di bidang Telematika Transportasi Laut. Penulis saat ini

aktif tergabung dalam tim pengembangan sotware di bawah

pimpinan Dr. –Ing. Setyo Nugroho.