tesis fix printtttttttttt

Download Tesis Fix Printtttttttttt

If you can't read please download the document

Upload: yuyun-firdaus

Post on 31-Jul-2015

79 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

1BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional bidang pendidikan pada dasarnya merupakan proses pencerdasan kehidupan bangsa dan pengembangan manusia seutuhnya menjadi dan memiliki posisi sangat strategis dalam keberhasilan pembangunan. Keberhasilan pembangunan nasional ditentukan terutama oleh kualitas sumber daya manusianya baik yang menjadi pengambilan keputusan, penentu kebijakan, pemikir dan perencana, maupun yang menjadi pelaksana, di sekitar terdepan para pelaku fungsi kontrol atau pengawasan pembangunan. Hal ini menunjukkan bahwa unsur manusialah yang menggerakan roda pembangunan tersebut. Mengingat sumber daya manusia merupakan aset nasional yang mendasar dan faktor penentu utama bagi keberhasilan pembangunan, maka kualitasnya harus ditingkatkan terus menerus sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta derap perkembangan pembangunan nasional. Sarana yang paling strategis bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah pendidikan. Posisi pendidikan yang strategis ini hanya mengandung arti dan dapat mencapai tujuannya dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia. Apabila peningkatan tersebut dimiliki sistem yang relevan dengan pembangunan dan kualitas yang tinggi lebih dari segi proses maupun hasilnya. Era globalisasi,suatu kondisi yang serba kompetitif yang perlu suatu tatanan profesional, setiap negara dan warga negara perlu peningkatan kualitasnya, agar tetap bertahan, dalam meningkatkan mutu kehidupan dan terus membangkitkan dirinya. Hal itu dapat dicapai melalui mutu pendidikan. Pendidikan Sekolah Dasar merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar yang menyelenggarakan program pendidikan enam tahun. Keberadaannya adalah sangat urgen bagi kepentingan pengembangan di Sekolah Dasar. Berbagai kemampuan dasar sebagai bekal bagi dirinya untuk berkembang lebih lanjut pada masa yang akan datang. Keberhasilan mengikuti pendidikan di Sekolah Dasar sangat menentukan keberhasilan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan di sekolah dikelola secara profesional sehingga pada akhirnya menjadi Sekolah Dasar yang bermutu. Kepala Sekolah sebagai pengelola sekolah bertanggung jawab terhadap keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pendidikan dengan cara melaksanakan administrasi,administrasi disini meliputi program pengajaran, kesiswaan,kepegawaian dan perlengkapan dikerjakan secara rutin,. baik dan benar. Manajemen pendidikan merupakan aplikasi prinsip, konsep dan teori manajemen dalam aktivitas pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Strategis dalam proses penunjukan keluaran pendidikan dasar yang berkualitas melalui pembinaan peserta didik mulai dari mental, intelektual, sifat ideal, kepribadian serta proses potensi lainnya seperti kemampuan, kapasitas dan kebiasaan-kebiasaan peserta didik. Sekolah Dasar, salah satu tujuan dari pendidikan dasar yang3bertanggung jawab menyelenggarakan pendidikan dasar 6 tahun pertama (PP No. 28 Tahun 1990, pasal 4 dan 1). Sekolah Dasar merupakan pondasi awal dalam membentuk manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beretika atau beradab dan berwawasan budaya bangsa Indonesia, memiliki bakat, mempunyai kemampuan berkomunikasi sosial dan berbadan sehat sehingga menjadi manusia yang mandiri dan berkualitas. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan merupakan tugas yang sangat berat. Pemerintah berusaha melalui pembaharuan kurikulum, metode mengajar, peningkatan prasarana pendidikan, peningkatan pengadaan buku pelajaran, buku bacaan, penataran guru, serta pengembangan profesional tenaga kependidikan / staf lainnya. Peningkatan kualitas pendidikan tidak hanya menyangkut permasalahan pendidikan saja, tetapi mencakup persoalan perencanaan, pendanaan dan efisiensi penyelenggaraan sistem sekolah itu sendiri (Tilaar, 2003: 19). Pemerataan pendidikan yang lebih baik sehingga sekolah dapat menunjukkan tingkat kinerja, proses belajar ditunjukkan oleh hasil belajar yang bermutu bagi peserta didik. Bosker dan Scheerens (dalam Soemanto,2005:12) mengemukakan 11 faktor penting yang berkaitan dengan efektifitas lembaga sekolah yaitu : (1) kepemimpinan profesioanal; (2) visi dan tujuan bersama; (3) lingkungan pembelajaran; (4) konsentrasi dalam proses pembelajaran; (5) harapan tinggi; (6) dorongan positif; (7) memonitor kemajuan; (8) hak dan kewajiban murid; (9) pengajaran yang punya tujuan; (10) organisasi pembelajaran dan (11) kemitraan sekolah dengan rumah. Lembaga pendidikan khususnya pendidikan dasar menuju peningkatankualitas, harus sesuai dengan prosedur dan teknik pengelolaan Sekolah Dasar seperti pengelolaan administrasi kesiswaan, administrasi kepegawaian, kurikulum serta sarana prasarana, pendanaan dan pengelolaan organisasi manajemen sekolah, proses belajar mengajar, kerja sama sekolah dan masyarakat melalui komite sekolah. Pengelolaan sekolah yang efektif, dapat ditunjukkan tingkat kinerjanya, sesuai dengan indikator: (1) layanan belajar siswa; (2) pengelolaan dan layanan siswa; (3) sarana dan prasarana sekolah; (4) program dan pembiayaan; (5) partisipasi masyarakat dan (6) budaya sekolah (Satori, 2003: 10-11). Strategi untuk meningkatkan kualitas hasil (produktivitas) dari suatu sistem antara lain melalui manajemen dan pengendalian, baik terhadap masukkan maupun terhadap unsur proses operasi sistem yang bersangkutan. Hasil penelitian Pusat Informatika Balai Penelitian dan Kebudayaan (2000: 10), menunjukkan manajemen sekolah merupakan faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan Sekolah Dasar. Manajemen sekolah dan proses pemanfaatan seluruh sumber daya sekolah yang dilakukan melalui tindakan yang rasional dan sistematik, mencakup perencanaan,pengorganisasian, pengolahan tindakan dan pengendalian untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Peningkatan mutu pendidikan Sekolah Dasar diidentifikasikan untuk memecahkan seluruh masalah yang menyangkutpengelolaan Sekolah Dasar. Kepala Sekolah harus mempunyai kemampuan, kemauan dan keterampilan. dalam melaksanakan fungsi manajemen pendidikan khususnya manajemen Sekolah Dasar. Tiga macam keterampilan yang dimiliki oleh manajer pendidikan meliputi:51)keterampilan konsep dalam mengoperasionalkan organisasi; 2)keterampilan bekerja sama, motivasi dan memimpin; 3)keterampilan teknik yang menggunakan pengetahuan, metode, teknik dan perlengkapan untuk menyelesaikan tugas (Pidarta, 2001: 74). Kepala sekolah harus mampu menciptakan kondisi yang memungkinkan peserta didik dapat mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien dengan seluruh sumber daya pendidikan yang ada di sekolah perlu dikelola dan diberdayakan seoptimal mungkin. Sumber daya pendidikan terdiri dari manusia, uang, sarana prasarana, metode yang diorganisasi untuk tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini hanya dicapai apabila Kepala Sekolah yang mempunyai kemauan dan mampu menjalankan fungsi-fungsi manajemen (pengelolaan) pendidikan dengan baik akan bisa mencapai hal tersebut. Kepala Sekolah hendaknya seorang yang memiliki visi misi kelembagaan, kemampuan konseptual, memiliki keterampilan atau seni dalam hubungan antar manusia, menguasai aspek-aspek teknis dan substantif pekerjaannya, memiliki semangat untuk maju, semangat mengabdikan serta karakteristik yang diterima oleh lingkungannya (Satori, 2003: 5). Manajemen profesional difokuskan kepada manusia yang tidak lain adalah para manajer Beberapa landasan pengembangan manajemen pendidikan profesional yaitu: (1) Manajemen pendidikan yang mempunyai semangat tinggi, (2) Manajemen pendidikan mampu mewujudkan diri yang didasari keterkaitan dan keterpaduan (Relevansi) dengan tuntutan lingkungan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi (IPTEK), (3) Manajer pendidikan yang mampu bekerja sama denganprofesi lain, (4) Manajer pendidikan yang memiliki etos kerja yang tinggi, (5) Manajer pendidikan yang mempunyai kejelasan dan kepastian pengembangan jenjang karier, (6) Manajer pendidikan yang berjiwa profesionalisme tinggi, (7) Manajer pendidikan yang mempunyai kesejahteraan lahir bathin, (8) Manajer pendidikan yang mempunyai wawasan masa depan, (9) Manajer pendidikan yang mampu melaksanakan fungsi, misi dan peranannya secara terpadu. Kemampuan Kepala Sekolah SD merupakan tolak ukur dari keberhasilan mewujudkan sekolah efektif. Tugas pokok sekolah dalam menyelenggarakan layanan belajar bagi peserta didik adalah untuk mendapatkan hasil lulusan yang bermutu baik secara akademik maupun non akademik. Pentingnya profesional Kepala Sekolah tampil sebagai figur yang harus mampu memimpin tenaga kependidikan di sekolah, agar bekerja sama dengan orang tua dan masyarakat pada umumnya. Kepala Sekolah dituntut untuk mampu menciptakan iklim yang kondusif sehingga lahirnya partisipasi dan kolaborasi masyarakat secara profesional, transparan, dan demokratis. Kita akan memulai memperbaiki kualitas pendidikan dengan mengembangkan anak bangsa untuk masa depan. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan ditentukan oleh sumber daya pendidikan dan sarana prasarana yang memadai. Salah satu faktor penentu mutu pembelajaran yang terjadi di sekolah adalah mutu kepemimpinan Kepala Sekolah. Kepala Sekolah harus profesional dalam Pengelolaan penyelenggaraan pendidikan dasar sehingga sumber daya kependidikan yang tersedia dapat dioperasionalkan dengan efektif. Kunci keberhasilan pengelolaan sekolah sehingga efektif dan efisien7bergantung pada kemauan dan kemampuan Kepala Sekolah dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen (pengelolaan) pendidikan sebaik-baiknya. Penelitian ini memilih SD Negeri 1 Penyangkringan karena sekolah ini memiliki prestasi yang bagus serta memiliki iklim dan budaya belajar yang kondusif agar kedepan dapat dijadikan referensi sekolah lain dalam mengelola sekolah Berdasarkan latar belakang tersebut serta kondisi atau iklim sekolah yang mendukung,. Penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang Kemampuan profesional Kepala Sekolah dalam Pengelolaan pendidikan untuk mewujudkan sekolah efektif di SD Negeri 1 Penyangkringan Weleri Kendal. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan pada studi pendahuluan yang dilakukan dapat diidentifikasi masalah yang meliputi 1. Pengelolaan pendidikan di SD Negeri Penyangkringan Weleri Kendal belum maksimal. 2. Peran kepala sekolah belum sepenuhnya mampu mendorong guru dan staf dalam pencapaian tujuan. 3. Profesionalisme guru masih rendah. 4. Ketersediaan media pembelajaran belum mencukupi. 5. Pembiayaan pendidikan masih terbatas. C. Pembatasan Masalah Bertolak pada latar belakang dan identifikasi masalah yang ada, penulismembatasi pada persoalan kemampuan profesional Kepala Sekolah dalam Pengelolaan pendidikan untuk mewujudkan sekolah efektif. Pembatasan ini dimaksudkan agar penelitian ini lebih terfokus dan mendalam. D. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini ada 3 masalah yang perlu dibahas 1.Bagaimana Perencanaan Kepala Sekolah dalam upaya mewujudkan sekolah efektif di SD 1 Negeri Penyangkringan Weleri Kendal ? 2.Bagaimana Pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan dalam mewujudkan sekolah efektif di SD 1 Negeri Penyangkringan Weleri Kendal? 3.Bagaimana Pengawasan kegiatan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah di SD 1 Negeri Penyangkringan Weleri Kendal untuk menuju sekolah efektif? E. Tujuan Penelitian Ada 3 tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu mengetahui dan mendalami 1. Perencanaan Kepala Sekolah dalam upaya mewujudkan sekolah efektif di SD Negeri Penyangkringan Weleri Kendal. 2. Pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan dalam mewujudkan sekolah efektif di SD 1 Negeri Penyangkringan Weleri Kendal. 3. Pengawasan kegiatan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah di SD 1 Negeri Penyangkringan Weleri Kendal untuk menuju sekolah efektif. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat secara praktis dan teoritis.9Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperdalam kajian administrasi pendidikan khususnya peningkatan profesional Kepala Sekolah dalam pengelolaan Sekolah Dasar untuk mewujudkan sekolah efektif sehingga mutu pendidikan dapat meningkat di samping itu hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam penelitian selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan Sekolah Dasar. Penelitian ini secara praktis diharapkan dapat 1.Meningkatkan aktivitas dan kreativitas bagi Kepala Sekolah, sehingga dapat memberdayakan seluruh sumber daya pendidikan yang ada di sekolah untuk mewujudkan sekolah efektif. 2.Memberikan masukan dalam pengembangan serta peningkatan kemampuan profesional Kepala Sekolah. 3.Memberikan sumbangan pemikiran kepada masyarakat, orang tua (wali murid) sehingga dapat berperan aktif dalam pengembangan program sekolah. 4.Hasil penelitian ini memberi sumbangan pemikiran para pengawas di Dinas Pendidikan, sehingga mampu meningkatkan profesionalisme Kepala Sekolah dalam Pengelolaan pendidikan di tingkat Sekolah Dasar.BAB II KAJIAN PUSTAKAA. Tugas dan Peranan Kepala Sekolah Nawawi (2003: 76) mengemukakan fungsi dan peranan pemimpin yaitu manajer dan administrator. Kepala Sekolah sebagai manajer, bertanggung jawab untuk memajukan proses pembelajaran dan untuk mengembangkan kepemimpinan staf sekolah. Kepala Sekolah bertanggung jawab pula membantu masyarakat mengekspresikan kegiatan-kegiatan mereka terhadap program sekolah. Secara umum tanggung jawab Kepala Sekolah meliputi pengembangan di bidang pembelajaran, administrasi kesiswaan, administrasi kepegawaian, hubungan masyarakat, administrasi perencanaan sekolah dan perlengkapan organisasi sekolah. Dinas Pendidikan telah menetapkan bahwa Kepala Sekolah harus mampu melaksanakan pekerjaannnya sebagai Edukator, Manajer, Administrator dan Supervisor (EMAS). Dalam perkembangan selanjutnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman, Kepala Sekolah harus mampu berperan sebagai leader, inovator, dan motivator di sekolahnya. Sejalan dengan pendapat Mulyasa (2007: 97-98) Kepala Sekolah sedikitnya harus mampu berfungsi sebagai Educator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Innovator, Motivator (EMASLIM).1. Kepala Sekolah sebagai Edukator (Pendidik) Kepala Sekolah memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesional tenaga kependidikan di sekolahnya. Menciptakan iklim sekolah yang11kondusif, memberikan nasehat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik, seperti team teaching, moving class dan mengadakan program akselerasi (acceleration) bagi peserta didik yang cerdas di atas normal (Mulyasa. 2007: 98). Kepala Sekolah sebagai edukator harus memiliki kemampuan untuk membimbing gum, membimbing tenaga kependidikan non guru, membimbing peserta didik, mengembangkan tenaga kependidikan, mengikuti perkembangan iptek dan memberi contoh mengajar. 2. Kepala Sekolah sebagai Manajer Peran dan fungsi sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah. 3. Kepala Sekolah sebagai Administrator Kepala Sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan dan pendokumenan seluruh program sekolah. Secara spesifik, Kepala Sekolah harus memiliki kemampuan untuk Pengelolaan kurikulum, administrasi peserta didik, administrasi personalia, administrasi sarana dan prasarana, administrasi kearsipan., dan administrasi keuangan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara efektif dan efisien agar dapat menunjang produktivitas sekolah.4. Kepala Sekolah sebagai Supervisor Kepala Sekolah sebagai supervisor, yaitu mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Sergiovani dan Starrat (1993) menyatakan bahwa "Supervision is a process designed to help teacher and supervisor learn more about their practice; to better able to use their knowledge and skills to better serve parents and schools: and to make the school a more effective learning community". Pengawasan dan pengendalian yang dilakukan kepala sekolah terhadap tenaga kependidikannya khususnya guru, disebut supervisi klinis, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pembelajaran yang efektif. Melalui supervisi pengajaran, supervisor mempengaruhi perilaku mengajar guru, sehingga perilaku dalam proses belajar mengajar murid dapat semakin baik. Selanjutnya perilaku mengajar guru yang baik tersebut akan mempengaruhi perilaku belajar murid. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir supervisi pengajaran adalah terbinanya perilaku belajar murid yang lebih baik. 5. Kepala Sekolah sebagai Leader Kepala Sekolah sebagai leader mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Wahjosumidjo (2005) mengemukakan Kepala Sekolah sebagai leader memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan profesional, serta pengetahuan13administrasi dan pengawasan 6. Kepala Sekolah sebagai Inovator Peran dan fungsinya sebagai innovator. Kepala Sekolah memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah, dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif (Mulyasa, 2007: 118). Kepala Sekolah sebagai inovator akan tercermin dari cara-cara ia melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, rasional dan objektif, pragmatis keteladanan, disiplin, serta adaptabel dan fleksibel. 7. Kepala Sekolah sebagai Motivator Kepala Sekolah memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan pusat sumber belajar. Prinsip Kepala Sekolah dalam melaksanakan inovator untuk meningkatkan profesionalismenya antara lain . a) Para tenaga kependidikan akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang dilakukannya menarik dan menyenangkan. b) Tujuan kegiatan perlu disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada para tenaga kependidikan sehingga mereka mengetahui tujuan diabekerja. Para tenaga kependidikan juga dapat dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut. c) Para tenaga kependidikan harus selalu diberitahu tentang hasil dari setiap pekerjaannya. d) Pemberian hadiah lebih baik daripada hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan. e) Usahakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kependidikan dengan jalan memperhatikan kondisi fisiknya, memberikan rasa aman, menunjukkan bahwa kepala sekolah memperhatikan mereka, mengatur pengalaman sedemikian rupa setiap pegawai pernah memperoleh kepuasan dan penghargaan. B. Kepemimpinan Kepala Sekolah Pengembangan SDM merupakan proses peningkatan kemampuan manusia agar mampu melakukan pilihan-pilihan. Pengertian ini memusatkan perhatian pada pemerataan dalam peningkatan kemampuan manusia dan pemanfaatan kemampuan itu. Menurut Effendi (dalam Mulyasa 2007: 23) pengembangan sumber daya manusia termasuk di dalamnya adalah peningkatan partisipasi manusia melalui perluasan kesempatan untuk mendapatkan penghasilan, peluang kerja dan berusaha. Salah satu cara dalam melakukan pengembangan adalah dengan memberikan kesempatan ikut serta dalam berbagai kegiatan sekolah dalam batas-batas kemampuan masing-masing. Hal ini mudah dilakukan .pemimpin dengan memakai pola kepemimpinan gotong royong dan transformasional. Kepemimpinan seperti ini15lebih mengundang kepuasan staf bekerja daripada bekerja mengikuti struktur yang ketat. Dalam bergotong royong kemampuan seseorang lebih mudah dihargai dan lebih mudah terbina. 1. Tugas Kepemimpinan Kepala Sekolah Penerimaan tugas selaku pemimpin merupakan suatu perjanjian pribadi dengan kelompok yang akan dipimpin. Seorang pemimpin dengan peranan yang dimilikinya mengadakan hubungan-hubungan dengan anggota, berpartisipasi dalam proses kepemimpinan yang diselenggarakan melalui hubungan dengan anggota kelompok. Pada dasarnya yang penting dari seseorang pemimpin bukanlah masalah keahlian khusus, teknik dan prosedur atau perincian tugas, melainkan peranan yang harus dijalankan pemimpin. Menjadi pemimpin bukanlah tugas ringan, untuk memimpin salah satu macam organisasi diperlukan kepercayaan pada manusia. Rusyan (2004: 78) menguraikan tugas-tugas kepemimpinan sebagai berikut". (1) membantu sekolah menetapkan dan merealisasikan tujuan pendidikan, (2) memperlancar proses belajar mengajar sehingga lebih efektif, (3) menyusun kegiatan organisasi yang produktif, (4) menciptakan iklim perkembangan dan kesempatan tumbuh berkembangnya kepemimpinan, (5) menyediakan sumbersumber yang memadai untuk mengajar dengan efektif. Tugas-tugas kepemimpinan pendidikan adalah merupakan tolak ukur menguji efektifitas kepemimpinan pendidikan. Selanjutnya Rusyan (2004: 83) mengemukakan akibat yang ditimbulkan oleh kepemimpinan yang efektif, pertama, masyarakat mendapat bantuan dalam menentukan tujuan. Kedua, terdapat hasil danefektifitas yang lebih besar dalam belajar mengajar. Ketiga, masyarakat sadar akan fungsinya dan bertanggung jawab terhadap organisasi yang produktif. Keempat. iklim kerja membantu perkembangan. Kelima, diperoleh tambahan dalam sumbersumber yang diperlukan untuk meningkatkan situasi belajar mengajar. Aziz Wahab (dalam Fattah, 2003: 32) menguraikan kemampuan seorang pemimpin yang memiliki pengetahuan luas tentang teori pendidikan. kemampuan menganalisis sesuatu, mampu mengidentifikasikan masalah dan kemampuan mengkonseptualkan arah baru untuk perubahan. 2. Peranan Kepemimpinan Pendidikan Pemimpin mempunyai peranan baru sebagai pelatih dan koordinator dan fungsi utama adalah membantu kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja lebih efisien. Pemimpin memiliki peranan untuk menciptakan, membantu kelompok untuk mengorganisasikan diri. menetapkan prosedur kerja, mengambil keputusan bersama dengan kelompok dan memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman. Untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif diperlukan waktu, serah kepemimpinan perlu dipelajari atau dikembangkan. Sallis (dalam Fattah, 2003: 33) mengemukakan bahwa adanya kegagalan pada proses penerapan teori peningkatan mutu terutama disebabkan kurangnya komitmen dari pemimpin. Lebih lanjut Sallis menguraikan peranan pemimpin dalam peningkatan mutu yaitu : a. Mempunyai visi atau daya pandang yang jauh dan mendalam tentang mutu yang terpadu bagi lembaganya maupun bagi dirinya.17b. Mempunyai komitmen yang jelas pada proses peningkatan kualitas. c. Mengkomunikasikan pesan yang berkaitan dengan kualitas. d. Meyakinkan kebutuhan peserta didik sebagai pusat perhatian kegiatan dan kebijakan lembaga/ sekolah. e. Menjamin struktur organisasi yang menggambarkan tanggung jawab yang jelas. f. Membangun tim kerja yang efektif. Selain peran pemimpin tersebut pemimpin dalam melaksanakan upaya perbaikan dan peningkatan mutu berkelanjutan adalah memberikan kewenangan kepada guru dalam meningkatkan mutu proses belajar mengajar, memberi kesempatan pada guru untuk memberikan keputusan serta memberi tanggung jawab yang lebih besar dalam melaksanakan tugas. Adanya pelimpahan wewenang, inisiatif dan rasa tanggung jawab akan mendorong guru dan staff untuk melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik dan pada akhirnya menghasilkan kinerja yang bermutu. 3. Gaya Kepemimpinan Di era pembangunan dewasa ini dimana kehidupan semakin kompleks dengan banyaknya perubahan di berbagai bidang menuntut kecakapan manusia untuk dapat menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi. Perubahan yang terjadi secara cepat ini menyebabkan pemimpin-pemimpin pendidikan menghadapi dua macam tekanan yaitu tekanan metode otoriter dan tuntutan penyesuaian untuk melaksanakan tugas kewajiban dan tekanan sebagai akibat pendapat baru di berbagai bidang ilmu pengetahuan. Perubahan yang cepat dan beragammenunjukkan kemampuan untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi. Pimpinan yang demokratis lebih terbuka dan merupakan salah satu alternatif penting dalam mencari penyelesaian. Purwanto (2007) mengemukakan ciri-ciri kepemimpinan demokratis. Pertama kepemimpinan merupakan hasil interaksi antara individu dalam kelompok, bukan suatu yang timbul dari status atau kedudukan seseorang. Kedua, semua anggota mempunyai potensi untuk memimpin dan memperlihatkan sikap kepemimpinan. Ketiga. kepemimpinan dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang sedang dihadapi. Keempat, efektifitas dan sifat kepemimpinan diukur dengan memperlihatkan tujuan, produktifitas dalam mencapai tujuan solidaritas kelompok. Sejalan dengan pendapat di atas Wiraputra (2000; 36) menguraikan ciri-ciri kepemimpinan demokratis sebagai berikut : (1) Kebebasan pemikiran seseorang atau kelompok menghasilkan tindakan yang bertanggung jawab. (2) perbedaan penilaian dan kepercayaan bermanfaat untuk mencari kebenaran. (3) motivasi dan perasaan mendorong kepada pemecahan masalah. (4) kelompok dapat mencari perimbangan antara kepentingan kelompok dan kepentingan umum. (5) orang-orang memakai kecakapan dengan efektif dalam menyelesaikan masalah. (6) orang-orang bukan saja memakai sumber-sumber intern, akan tetapi meluas keluar untuk melaksanakan imajinasi, inisiatif dan kreatifitas serta menciptakan iklim yang sehat untuk perkembangan individu dan muncul pemimpin-pemimpin yang potensial. 4. Pemberdayaan Kemampuan Profesional Kepala Sekolah Keberhasilan sekolah dalam mencapai visinya banyak dipengaruhi oleh19kemampuan profesional kepala sekolah sebagai unsur yang terpenting di sekolah. Kemampuan profesional kepala sekolah itu akan terlihat dar] berbagai upaya kepala sekolah dalam memberdayakan semua sumber daya yang tersedia di sekolah. Berkaitan dengan profesional, bahwa secara populer seorang pekerja profesional dalam bahasa keseharian diberi predikat profesional. Seorang pekerja profesional dalam bahasa keseharian tersebut seorang pekerja yang terampil dan cakap dalam kerjanya, biarpun keterampilan atau kecakapan sekedar produk dari fungsi minat dan belajardari kebiasaan. Pengertian jabatan profesional dituntut menguasai visi yang mendasari ketrampilannya yang menyangkut wawasan filosofis, pertimbangan rasional dan memiliki sikap yang positif dalam melaksanakan serta memperkembangkan mutu karyanya. Selanjutnya C.V. Good (1973: 440) menjelaskan bahwa ciri pekerjaan yang berkualitas profesional dituntut memenuhi persyaratan yang telah dibakukan oleh pihak yang berwenang serta mendapat pengakuan dan masyarakat negara. Berdasarkan uraian-uraian di atas maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa suatu jabatan dikatakan profesional karena telah memenuhi ketiga syarat yang disebutkan di atas. Karena itu secara rinci jabatan profesional itu dapat ditetapkan sebagai berikut: (1) bagi para pelakunya secara de facto dituntut mempunyai kecakapan kerja sesuai dengan tugas-tugas khusus serta tuntutan dari jenis jabatannya; (2) Kecakapan atau keahlian seorang pekerja profesional bukan sekedar hasil pembiasan atau rutinitas yang terkondisi, tetapi perlu disadari dengan wawasan keilmuwan yang mantap, jadi jabatan profesional menuntut pendidikan prajabatanyang terprogram secara relevan dan berbobot, terselenggara secara efektif dan efisien, dan tolak ukur evaluatifnya terstandar; (3) pekerja profesional dituntut berwawasan sosial yang luas sehingga pilihan jabatan serta kerjanya didasari oleh kerangka nilai tertentu bersikap positif terhadap jabatan dan perannya dan bermotivasi dan berusaha untuk berkarya sebaik-baiknya. Hal ini akan mendorong pekerja profesional yang bersangkutan untuk selalu meningkatkan diri serta karyanya. Orang tersebut secara nyata mencintai profesinya dan memiliki etos kerja yang tinggi; dan (4) Jabatan profesional perlu mendapat pengesahan dari masyarakat atau negara, dalam hal ini pendapat atau standar yang dikembangkan oleh organisasi profesi sepantasnya dijadikan acuan. Secara tegas bahwa jabatan profesional memiliki syarat-syarat serta kode etik yang harus dipenuhi oleh pelakunya. Hal ini akan menjamin kepantasan berkarya dan sekaligus merupakan tanggung jawab sosial pekerja profesional yang bersangkutan. Banyak para ahli di berbagai lembaga menganggap bahwa pemberdayaan sumberdaya sangat penting dalam upaya memaksimalkan hasil. Engkoswara (2003: 119) berpendapat bahwa pemberdayaan itu merupakan pemanfaatan secara maksimal sumber daya yang ada. Pemberdayaan itu membuat karyawan akan menjadi lebih mampu, bisa bekerja sama, bisa berkonsultatif serta dapat mendorong/membimbing dalam melakukan aktivitas sehari-hari dalam upaya mencapai hasil yang. maksimal. Pendapat ini searah dengan pendapat Tilaar (2001), bahwa untuk mencapai hasil secara maksimal diperlukan pemberdayaan kemampuan secara optimal. Salah satu memberdaya kemampuan secara optmal itu adalah dengan mengembangkan staf21untuk tumbuh dan berkembang dibawah pimpinannya. la harus membagi wewenang dalam pengambilan keputusan. Agar dapat menjalankan peranannya secara efektif dan efisien maka kepala sekolah harus mempunyai kemampuan secara profesional di dalam memimpin sekolah dalam rangka memberdayakan berbagai sumber yang tersedia di sekolah tersebut. Mengingat pemberdayaan adalah pendayagunaan atau membuat berdaya atau yang mampu/dapat melaksanakan sistem perencanaan, sistem pelaksanaan dan sistem pengawasan secara efektif. Dengan pemberdayaan kemampuan profesional kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan ia bertanggung jawab untuk menciptakan situasi belajar mengajar sehingga guru-guru dapat mengajar dengan baik dan murid-murid dapat belajar dengan tenang. Keberhasilannya juga akan tergantung pada performance kolektif antara kepala sekolah dan guru-guru. Kepemimpinannya harus dapat diterima dengan tulus dan ikhlas atau diakui oleh para guru dan staf lainnya. Bertolak dari teori kepemimpinan dalam rangka memberdayakankemampuan profesional kepala sekolah menurut Lipham (1985: 70-71) ada enam petunjuk praktis yang harus diperhatikan dalam memperbaiki dan mengembangkan performance kerja kepala sekolah, secara garis besarnya adalah sebagai berikut: (a) Kepala sekolah harus menyadari bahwa kualitas kepemimpinan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi keberhasilan atau kualitas suatu sekolah; (b) kepala sekolah harus mempunyai kemampuan untuk menampilkan gaya kepemimpinan yang bervariasi dalam menghadapi situasi dan kondisi yang ada, (c)kepala sekolah harus berpandangan luas dan jauh kedepan ke masa yang akan datang; (d) kepala sekolah harus menyadari bahwa situasi sekolah rumit; bcrdinamika dan beri nteraktif antara satu hal dengan yang lainnya; (e) kepala sekolah harus memiliki kejelasan pengetahuan tentang kriteria penilaian dan tentang kualitas kepemimpinan dari sejumlah kriteria yang digunakan. Dari pendapat di atas, pada intinya disimpulkan bahwa untuk menjabat sebagai seorang kepala sekolah harus mempunyai berbagai kemampuan agar tugas yang diemban dapat terlaksana dengan baik efektif. Tujuan pendidikan yang telah dirumuskan tidak mungkin dapat dicapai secara efektif, jika sekolah sebagai ujung tombak proses belajar mengajar tidak diselenggarakan dengan manajemen profesional. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, tenaga kependidikan lainnya dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Dengan demikian terlihat dengan jelas tanggung jawab yang diemban oleh kepala sekolah. Kemajuan yang begitu pesat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan mempengaruhi dan mempercepat perubahan sosial. Dampak ini sekaligus terjadi terhadap pendidikan yang berhadapan dengan berbagai bentuk masalah dan tantangan budaya, sosial, ekonomi dan politik yang terjadi di luar sistem pendidikan. Kesemuanya itu menuntut supaya pendidikan dikelola oleh administrator yang profesional. Kepala Sekolah dituntut memiliki persyaratan khusus dan bukan sematamata pengalaman, karena pengalaman tanpa refleksi sistematik tidak akan memberikan sumbangan terhadap mutu kepala sekolah itu, serta mutu pendidikan23pada umumnya. C. Sekolah Efektif dan Indikatornya Sekolah sebagai tempat belajar memiliki kewajiban untukmenyelenggarakan pengalaman belajar yang bermutu bagi peserta didiknya. Hal ini merupakan misi atau tugas pokok sekolah, yang sepertinya menjadi dasar analisis kinerja sekolah yang efektif. Menurut Syaefudin (2003: 4) bahwa sekolah efektif itu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a) Sekolah memiliki visi, misi dan target mutu yang harus dicapai sesuai dengan standar yang ditetapkan secara lokal maupun global; b) Sekolah memiliki output pendidikan (akademik maupun non akademik) yang selalu meningkat tiap tahun; c) Lingkungan sekolah yang aman, tertib dan menyenangkan anak; d) Seluruh personil sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Staf, non guru, siswa) memiliki visi, misi dari harapan yang tinggi untuk berprestasi secara optimal; e) Sekolah memiliki dan melaksanakan program-program pengembangan staf yang kontinue sesuai dengan perkembangan iptek; f) sekolah memiliki sistem evaluasi yang kontinue dan komprehensif terhadap berbagai aspek akademik dan non akademik bagi kepentingan peningkatan mutu sekolah dan mutu belajar siswa; g) sekolah memiliki dukungan dan partisipasi yang intensif dari masyarakat orang tua siswa.SelanjutnyaSuyanto(2001:23)memberikankomentarterhadappembangunan sekolah yang efektif yaitu semua siswa dijamin akan berkembang, sedangkan pada sekolah yang tidak efektif hanya siswa yang memiliki kemampuan yang tinggilah yang akan dapat maju dan berkembang. Lebih lanjut dikatakan bahawa secara garis besar ada tiga kriteria sekolah efektif yaitu pertama, adanya misi dan visi yang dipahami bersama oleh komunitas sekolah, hal ini akan mencakup adanya sistem dan keyakinan yang saling dimengerti oleh komunitas sekolah, adanya tujuan sekolah; kedua iklim belajar yang kondusif di sekolah yang meliputi adanya ketertiban dan tanggung jawab siswa, lingkungan fisik yang mendukung, perilaku siswa yang positif dan adanya dukungan keluarga dan masyarakat terhadap sekolah; ketiga adanya penekanan pada proses mengajar yang meliputi memuaskan diri pada instruksional, ada pengembangan dan kologialitas para guru, adanya harapan yang tinggi dari komunitas sekolah dan adanya pemantauan yang berulang-ulang terhadap kemajuan belajar siswa. Menurut Komariah (2005: 53-54) sekolah efektif memiliki karakteristik antara lain: 1) Siswa memiliki intelegensi yang normal bahkan diatas rata-rata; 2) siswa belajar dengan sungguh-sungguh; 3) tingkat bolos siswa hanya 1%; 4) siswa responsif terhadap kegiatan sekolah; 5) organisasi siswa tidak sepi; 6) memperoleh berbagai penghargaan; 7) siswa berhubungan baik dengan guru dan personal lain; 8) guru memiliki kelayakan dan memenuhi rasio; 9) guru mengajar dengan antusias; 10) adanya persiapan mengajar; 11) guru menguasai bahan pelajaran; 12) guru melakukan penilaian terhadap siswa; 13) tindak lanjut hasil penilaian; 14) guru25mengakomodasi kesulitan siswa; 15) guru membina hubungan baik dengan siswa dan personel lain di sekolah; 16) guru terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler, 17) Kepala sekolah memiliki visi untuk mengembangkan sekolah; 18) fasilitas tersedia . Satori (2003: 115) mengungkapkan bahwa suatu sekolah dikatakan menjadi efektif apabila sekolah tersebut dapat mewujudkan tingkat kinerja yang diharapkan dalam penyelenggaraan proses belajar yang ditunjukkan oleh hasil belajar yang bermutu bagi peserta didik sesuai dengan tugas pokoknya, maka mutu pembelajaran dan hasil belajar yang memuaskan tersebut merupakan produk akumulatif dari seluruh layanan yang dilakukan sekolah dan pengaruh dari suasana atau iklim yang kondusif yang diciptakan sekolah. Lebih lanjut dikemukakan bahwa sekolah yang efektif dapat dikaji dari beberapa indikator, pertama layanan belajar bagi siswa; kedua pengelolaan dan layanan siswa; ketiga, sarana dan prasarana sekolah; keempat program dan pembiayaan; kelima partisipasi masyarakat; keenam budaya sekolah. 1. Layanan Belajar dan Indikatornya Guru yang memegang peran sentral dalam proses belajar mengajar diharapkan mampu menciptakan interaksi belajar mengajar yang sedemikian rupa sehingga siswa mampu mewujudkan kualitas perilaku belajarnya secara efektif. Guru dituntut pula untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang kondusif dengan bentuk kegiatan belajar yang dapat menghasilkan pribadi yang mandiri, efektif dan produktif. Dengan lingkungan yang kondusif siswa akan mendapatkan kesempatan untuk berkreasi dan melakukan eksperimen pengembangan daneksplorasi diri (Surya, 2003). Layanan pendidikan/pengajaran semua siswa akan efektif dan efisien bila yang memberikan layanannya profesional dalam mengemban tugas. Guru harus bisa menyusun tujuan belajar anak secara tepat, menyusun materi yang cocok dengan tujuan, melaksanakan proses belajar mengajar dengan metode yang tepat serta media pendidikan yang cocok. Pimpinan sekolah bertanggung jawab dalam hal penyediaan peralatan dan perlengkapan pengajaran. 2. Pengelolaan dan Layanan Siswa Titik berat orientasi pendidikan di masa ini adalah siswa sebagai objek didik. Sekolah harus mengetahui dan memahami perbedaan individu anak, mengetahui kebutuhan, minat dan cita-cita anak. Untuk keperluan itu semua maka dia dalam pelayanan bagi siswa seperti bimbingan dan penyuluhan, pengelompokkan, serta kegiatan ekstrakurikuler. Menurut Sutisna (2003; 96) pelayanan bimbingan merupakan kegiatan-kegiatan terorganisasi yang membantu tiap murid dalam memeriksa, menilai dan memilih tujuan-tujuan pribadi yang realitis dan yang mengikuti tiap murid ke arah realisasi tujuan-tujuannya. Kepala sekolah selain berprestasi dalam pelayanan bimbingan, juga harus mengorganisasi seluruh program bimbingan. Kepala sekolah harus memiliki pengetahuan tentang program serta peranan dan fungsi yang harus dijalankan para guru dan penyuluh di sekolah. Jika ia hendak menjadi organisator dan administrator yang efektif. Guru tidak boleh memberi pelayanan yang berbeda di antara siswa-siswanya, baik mereka yang berkemampuan tinggi maupun rendah karena mereka memiliki27posisi dan hak yang sama, namun Guru harus memberi perlakuan belajar sesuai basis kemampuannya, karena jika tidak, peserta didik akan kecewa. Oleh sebab itu, sangat tidak rasional jika strategi yang dipakai dalam mengajar adalah senantiasa berbasis pada penyampaian dan perintah, karena metode-metode tersebut akan hanya mampu membawa satu paket pesan yang sama kepada semua peserta pembelajar yang berbeda-beda. Akan tetapi, jika strategi yang digunakannya itu berbasis interactive learning., maka guru bisa menyampaikan satu paket pesan yang sama, dan bisa melakukan pemulihan dan penguatan-penguatan bagi yang tertinggal dan atau pengayaan bagi mereka yang telah memiliki kompetensi ideal (Rosyada, 2004 :127). Lebih Lanjut Hunt (1999; 27) menjelaskan setidaknya ada empat prinsip pokok dalam menghadapi keragaman tingkat kemampuan siswa belajar yaitu : 1)Biarkan siswa berkemampuan tinggi .untuk menyelesaikan tugas-tugasnya dalam waktu singkat, dan biarkan dia memperdalam pemahamannya dalam topik yang sama. 2)Hilangkan kemungkinan meningkatnya waktu terbuang dalam proses pembelajaran selama masa studi siswa. 3)Biarkan Guru menghabiskan waktunya lebih lama untuk memberi bantuan penjelasan-penjelasan bagi mereka siswa yang rendah tingkat kemampuan belajarnya. 4)Beri peluang siswa-siswa yang berkemampuan tinggi untuk menyelesaikan targettarget kurikulernya lebih cepat, sehingga mereka memiliki waktu lebih untukpengembangan pengalaman dan kemampuan keilmuannya, baik dengan melakukan tutorial bagi teman sekelas yang memiliki kemampuan rendah maupun untuk melakukan kegiatan mandiri yang, terarah, dengan assignment guru. 3. Sarana dan Prasarana Sekolah Manajemen sekolah dipandang sebagai usaha pimpinan sekolah untuk memperoleh hasil dalam rangka mencapai tujuan program sekolah melalui usaha dengan proses dan prosedur, pengorganisasian, pengarahan dan pembinaan pada pelaksanaan dengan pemanfaatan material dan fasilitas. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas dalam manajemen, maka segala tindakan dan kegiatan dilaksanakan dengan pertimbangan atau perhitungan yang rasional. Proses kegiatan manajemen dirumuskan sebagai suatu fungsi manajemen yang meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan (execution) dan penilaian (evaluasi). Departemen Pendidikan Nasional membagi pengelolaan sekolah menjadi enam macam kegiatan, yaitu: (1) kegiatan menyusun proses belajar mengajar; (2) kegiatan mengatur kemuridan; (3) kegiatan mengatur peralatan; (4) kegiatan mengatur gedung dan perlengkapannya; (5) kegiatan mengatur keuangan dan (6) kegiatan mengatur hubungan sekolah dan masyarakat. 4. Program dan Pembiayaan Program pendidikan suatu sekolah mewakili seluruh sistem pengaruh yang membangun lingkungan belajar bagi murid-murid. Program itu terdiri dari maksud dan tujuan pendidikan, kurikulum, metode mengajar dan evaluasi hasil belajar murid.29Manajer Sekolah Dasar baik Kepala Dinas, Kepala Kantor Departemen Pendidikan Nasional maupun kepala sekolah terlebih dahulu harus membuat program agar dapat melaksanakan tugas dengan baik dan sesuai dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai. Menurut Rusyan (2001) bahwa sebelum membuat program sekolah, manajer sekolah dasar harus memahami: a. Kalender Pendidikan yang diterbitkan oleh Depdiknas yang membuat waktu efektif proses pembelajaran, waktu libur, penerimaan murid baru, pelaksanaan ujian semester, UAN dan kegiatan lain. b. Inventarisasi kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah dasar baik kegiatan guru, murid maupun Komite. Kegiatan itu meliputi: rencana pembelajaran, penerimaan murid baru, pengisian data murid, rapat, ketentuan hari-hari libur sekolah, evaluasi, kegiatan pembelajaran, menyusun tata tertib sekolah, kegiatan hari-hari besar, membuat laporan keuangan, kunjungan kelas, kesejahteraan, personalia, program bimbingan dan penyuluhan dan persiapan sarana administrasi. Penyusunan program dibuat sebelum masuk pelaksanaan. Program tahunan diuraikan ke dalam tiap bulan. Program catur wulan diuraikan ke dalam satuan mingguan dan program bulanan menurut hari/tanggal sebenarnya, sehingga tiap bulan akan diketahui dengan pasti jumlah hari minggu, hari besar dan hari sekolah. 5. Partisipasi masyarakat Sekolah didorong oleh kebutuhan masyarakat, sehingga tanggung jawab pendidikan di sekolah merupakan tanggung jawab masyarakat, keluarga dan pemerintah. Jika orang tua murid dan masyarakat diharapkan akan berpartisipasikepada program sekolah, maka penyampaian informasi tentang sekolah yang meliputi fakta, pikiran, perasaan kebutuhan dan sasaran kepada orang tua murid dan masyarakat menjadi kewajiban. Munculnya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 berarti bahwa masyarakat, orang tua murid (komite) mempunyai kewajiban untuk memberikan bantuan kepada sekolah. Sekolah mempunyai kewajiban secara legal dan moral untuk selalu memberikan penerangan kepada masyarakat tentang tujuan-tujuan, programprogram, kebutuhan dan keadaannya, harapan dan tuntutan masyarakatnya. Kerjasama antara masyarakat dan sekolah dimaksudkan untuk kelancaran pendidikan di sekolah pada umumnya dan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada khususnya. Berkomunikasi dengan masyarakat diharapkan dapat membina partisipasi masyarakat. Partisipasi hanya yang pasif saja yaitu yang tidak menolak suatu ajakan atau gagasan, tetapi juga yang aktif menerima gagasan dan ajakan serta berusaha mensukseskanya. Mulyasa (2003) menjelaskan sumbangan dalam berpartisipasi dapat diperinci menurut jenisnya. Pertama, partisipasi buah pikiran/ide yaitu sumbangan pikiran, pengalaman dan pengetahuan yang diberikan dalam pertemuan sehingga menghasilkan suatu keputusan. Kedua, partisipasi tenaga, yaitu memberikan tenaga untuk menghasilkan sesuatu yang tidak diputuskan. Ketiga, partisipasi keahlian/ keterampilan, yaitu di mana seorang bertindak sebagai ahli, penasehat atau nara sumber yang diperlukan dalam kegiatan pendidikan di sekolah, keempat, partisipasi harta benda yaitu iuran atau sumbangan dalam bentuk benda atau uang secara tetap31atau insidental. Pekerjaan pemimpin pendidikan adalah membimbing pertumbuhan guruguru secara berkesinambungan sehingga mereka mampu menjalankan tugas sebaikbaiknya. Hal ini sesuai dengan fungsi kepala sekolah untuk menciptakan situasi belajar mengajar sehingga guru-guru dapat mengajar dan murid-murid dapat belajar dengan baik. Cara kerja kepala sekolah dan cara memandang peranannya dipengaruhi oleh kepribadian, persiapan dan pengalaman profesionalnya serta ketetapan sekolah mengenai peranan Kepala Sekolah dibidang pembelajaran. 6. Budaya sekolah Budaya sekolah merupakan kebiasaan yang berlaku setiap hari pada individu maupun kelompok. Satori (2003) mengemukakan bahwa budaya sekolah merupakan respon penghuni sekolah terhadap peristiwa kehidupan, seharian yang terjadi di sekolah. Dalam upaya pencapaian misi sekolah, maka budaya sekolah itu akan bersifat suportif dan akan menyenangkan bagi penghuni sekolah tersebut. Budaya sekolah juga diartikan sebagai iklim sekolah yang kondusif dalam kelangsungan berbagai kegiatan sekolah. Dengan adanya iklim sekolah yang kondusif tersebut para penghuni sekolah merasa betah dan damai berada di sekolah tersebut. Para guru akan merasakan bahwa sekolah merupakan tempat bekerja yang paling menyenangkan dan dengan sendirinya akan menimbulkan rasa cinta terhadap pekerjaan, terhadap anak didik dan terhadap tugas yang telah diembankan kepadanya. Budaya sekolah banyak ditentukan oleh perilaku manajemen sekolah yangberkaitan dengan kepemimpinan. Menurut Pidarta (2003: 67 -97) ada lima indikator dari budaya sekolah yang baik yaitu: (a) Menempatkan personil sesuai dengan spesialisasi kegemaran/ketrampilan dan atau wataknya; (b) Membina antara hubungan dan komunikasi yaitu dengan membangun keakraban di antara personalia terutama antara guru dengan guru; (c) mendinamiskan dan menyelesaikan konflik yaitu dengan cara Kepala Sekolah mendorong para guru untuk kreatif, merealisasikan ide-ide selama kreasi dan ide-ide tidak bertentangan dengan prinsip pendidikan dan pengajaran, maka ide dan kreasi itu tidak perlu dilarang; (d) menghimpun dan memanfaatkan informasi yang akan digunakan untuk kepentingan sekolah; (e) memperkaya dan mengharmoniskan lingkungan kerja dan lingkungan belajar yaitu dengan mengupayakan agar lingkungan itu kaya dengan benda-benda, tumbuh-tumbuhan, maupun binatang-binatang yang diperlukan oleh sekolah atau ruangan belajar. Upaya yang dilakukan untuk iklim sekolah saling mempengaruhi sehingga memberikan kemudahan yang cukup baik untuk bekerja maupun belajar juga akan menciptakan iklim sekolah yang kondusif. E. Penelitian Terdahulu yang Relevan Penelitian Tety Yuliana (2006) tentang Kemampuan Profesional Kepala Sekolah dalam Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (Studi Kasus pada SMP Negeri 2 Brebes). Hasil penelitian menjelaskan kemampuan profesional kepala sekolah mencakup kemampuan merencanakan program, pengelolaan kurikulum, pengelolaan ketenagaan, pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan keuangan, pengelolaan kesiswaan, pengelolaan iklim sekolah dan hubungan33masyarakat. Penelitian yang dilakukan penulis mengambil fokus yang berbeda yaitu kemampuan profesional kepala sekolah dalam Pengelolaan pendidikan untuk mewujudkan sekolah efektif dengan mengambil setting penelitian di Sekolah Dasar yang merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan anak selanjutnya. Sekolah yang efektif perlu didukung oleh beberapa factor seperti yang tercantum dalam jurnal internsional ISEA Staff Issues and Profesional Development : Key Characteristics of the School as Seen from Within : 1. A sense of belonging 2. Focus on learning and innovative teaching Both the principal and the several teachers I spoke with in the school also called special attention to the fact that the school had the benefit of being a combined school. 3. Eager and strong in educational thinking Both a number of the teachers and the principal were active in different developmental work both inside and outside the school, in the community, but also nationally. In addition some of the teachers and the principal had published textbooks in different subjects. One teacher is head of the largest teachers union13 in the municiality and the vice-principal is the head of the local section for school leaders in the same union. In interviews the teachers described each other as among other competent, interested, eager and strong. One teacher formulated this: 4. Cooperation and care In the school the teachers were organized in teams and because they had their office in the same building as they worked with the pupils, it was easy to cooperate, both between the teachers in the team and between teachers and pupils. The school put a lot of work into inclusive schooling. In a class of pupils consequently it could be several adults at the same time. When I observed the cooperation between the teachers and the pupils, and also some parents meetings, the content in the work was about education but also to the greatest extent about caring.5. Communicating a sense of vision When the principal position on Furuheia was announced available, Frode (50) told that the municipal education officer, that time, made it absolutely clear, that he wanted a visionary educational leader at this school. The principal underlined that educational thinking and school improvement was something he really had put his efforts into the years he had been principal. In this connection he also had put a lot of work into applications for extra money and told that the school had also received quite a bit of money. Many described the principal as a developer and an entrepreneur, and often in a hurry. (www.sagepub.com , Principal influence on Academic Achievement journal ISEA.volume 34,number 2, 2006) Di jurnal lain dijelaskan bahwa seorang kepala sekolah memiliki otoritas dan kewenangan untuk mempengaruhi atau menetukan kebijakan dalam rangka mencapai tujuan sekolah Principals have the power, authority,and position to impact the climate of the school, but many lack the feedback to improve. If principals are highly skilled, they can develop feelings of trust, open communications, coUegiality, and promote effective feedback. Effective leaders must not forget the parable of The Blind Men and the Elephant. If principals are blind to critical information about their schools,then they could make erroneous decisions. In the complex and dynamic environment of schools, all principals need to understand effective leadership behaviors and teachers' perceptions of their behaviors. Principals must know and understand how to provide the foundation for creating an atmosphere conducive to change. Leaders must be able to correctly envision the needs of their teachers, empower them to share the vision, and enable them to create aneffective school climate... (www.nevadalibrary.edu.or Leadership and School climate Department of Educational Leadership/283 Colleg of Education Reno,Nevada 2007:23) Hal senada dijelaskan dalam journal of leadership and Oganizational Studies : .That the phenomenon of leadership may be system, with inputs,35processes, outputs, and feedback, andin service to larger performance systems, is not deeply considered in the literature and represents a notable void in this body of knowledge.given the huge amounts of money being spent on the training, coaching and development of leadership capabilities and capacity and the increasingly diverse environs in which leadership is both applied and judged, he above are troublesome knowledge gaps and inadequacies. (www.texasuniv.edu.org Journal of leadership and organizational Studies, 2006,Vol 12 No.4) F. Kerangka Pikir Kepala sekolah bertanggungjawab terhadap pemberdayaan danpengembangan sumber daya insani maupun non insani di sekolah. Untuk dapat menjalankan semuanya ini kepala sekolah perlu memahami tugas dan fungsi pokoknya yang diidentifikasikan pada aktivitas dan kreatifitas kepala sekolah yang mengarah pada profesionalitas pengelolaan Sekolah Dasar untuk mewujudkan sekolah efektif. Kepala sekolah perlu memiliki kemauan dan kemampuan seta keterampilan dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, visi, misi dan tujuan sekolah. Kepala sekolah harus meningkatkan pengetahuan baik formal maupun non formal serta mengefektifkan kegiatan yang menunjang pada peningkatan kualitas pendidikan. Profesional kepala sekolah tidak dapat terlepas dari berbagai kendala baik secara intern maupun ekstern. Untuk itu kepala sekolah perlu memahami tahapan yang sesuai fungsi manajemen. Lebih jelasnya digambarkan sebagai berikut.Gambar 2.1. Paradigma Penelitian37BAB III METODE PENELITIANA.Pendekatan Penelitian Penelitian pada hakekatnya merupakan salah satu rangkaian kegiatan ilmiah, baik untuk keperluan mengumpulkan data, menarik kesimpulan atas gejala-gejala tertentu dalam gejala empirik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Ciri-ciri penelitian sosial yang menggunakan pendekatan kualitatif sebagaimana di antaranya : Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan aspek-aspek kemampuan profesional Kepala Sekolah dalam Pengelolaan pendidikan untuk mewujudkan sekolah yang efektif. Pendekatan terhadap kasus tersebut berupaya menemukan kebenaran ilmiah dengan cara mempelajari secara mendalam dan dalam waktu yang cukup lama. Penarikan kesimpulan dari pendekatan ini tidak mendasarkan diri dengan jumlah individu atau skor rata-rata, tetapi lebih kepada ketajaman peneliti melihat kecenderungan, pola dan interaksi berbagai faktor. Pendekatan kualitatif yang menurut Sudjana dan Ibrahim (2003: 89) bercirikan: (1) menggunakan lingkungan alami sebagai sumber data langsung; (2) bersifat deskriptif analitik; (3) penekanan kepada proses dan bukan kepada hasil; (4) bersifat induktif; dan (5) mengutamakan makna.38 Dipilihnya pendekatan kualitatif - naturalistik, selain disebabkan oleh ciri-ciri di atas, juga didasarkan atas kenyataan bahwa bidang penelitian ini adalah pendidikan yang memusatkan perhatian kepada konsep-konsep yang diperoleh dari data. Suatu fenomena empirik di dunia pendidikan, dapat menghasilkan konsepkonsep yang dapat dibangun menjadi teori substantif setelah ditemukan makna keterhubungan antar konsep. B.Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Penyangkringan Weleri Kendal, selama empat bulan yaitu mulai bulan Maret sampai Juli 2008. C.Data dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dikelompokan menjadi dua, yaitu data utama dan pendukung. Data utama diperoleh dari informan, yaitu orangorang yang terlibat dalam kegiatan sebagai fokus penelitian.yang terlibat sebagai informan dalam penelitian ini (kepala sekolah,guru, dan tenaga kependidikan yang lain), sedangkan data pendukung bersumber dari dokumen-dokumen resmi yang ada di sekolah berupa dokumen, foto dan catatan penting lainnya. Data utama berupa kata-kata atau ucapan dan perilaku orang yang diminati dan diwawacarai, sedangkan data pendukung berwujud non manusia. D.Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan tenaga administrasi di SD. Pengambilan subjek penelitian dilakukan dengan purposive sampling, berdasar pada tujuan penelitian. Guru bertindak sebagai informan utama, sedangkan kepala sekolah tenaga administrasi bertindak sebagai informan.39E.Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendirilah yang menjadi instrumen utama dalam meninjau langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data atau informasi terhadap kemampuan profesional kepala Sekolah. Untuk memperoleh data dan informasi yang akurat, maka diperlukan teknik pengumpulan data sesuai dengan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data tersebut terdiri dari observasi partisipan, wawancara dan studi dokumentasi. Teknik observasi digunakan untuk mengamati langsung kegiatan Kepala Sekolah dasar dalam pengelolaan pendidikan khusus yang berkaitan langsung dengan peningkatan kemampuan Kepala Sekolah untuk mewujudkan sekolah efektif. Observasi atau pengamatan dilakukan untuk memperoleh gambaran yang utuh, jelas dan mendalam dari subjek yang diteliti, Dalam penelitian ini hal-hal yang akan diobservasi atau diamati adalah: keadaan ruang masing-masing kelas, meliputi desain dan setting kelas, dari kelas I sampai kelas VI, proses pembelajaran, keadaan fisik SD, forum pertemuan antara pihak sekolah dengan orang tua murid dan masyarakat, aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh siswa di luar pembelajaran. Pengamatan juga digunakan untuk melihat situasi dan kondisi lainnya dengan pelaksanaan kepemimpinan atau profesional Kepala Sekolah, pengamatan ini lebih diarahkan kepada proses pelaksanaan kepemimpinan / manajerial yang dilakukan oleh kepala sekolah.Wawancara antara peneliti dengan responden atau informan dilakukan secara mendalam. Dalam wawancara yang dilaksanakan tersebut, peneliti berupaya agar proses wawancara berlangsung dengan baik sehingga mendapatkan informasi yang akurat sebagai data dalam penelitian ini. Pedoman dokumentasi digunakan untuk mengungkap tugas yang dikerjakan oleh Kepala Sekolah. Dalam penelitian ini ada beberapa dokumen atau arsip yang telah dikumpulkan. Adapun hal-hal yang menjadi bahan dokumentasi dalam penelitian ini antara lain : 1. Buku-buku Panduan Profesionalisme Kepala Sekolah. 2. Perkembangan Siswa dan Keadaan Guru. 3. Hasil Perolehan Nilai UAS. 4. Laporan Tahunan Keadaan Sekolah. 5. Nilai Akreditasi. 6. Daftar Perolehan Hasil Lomba. 7. Laporan Keuangan RAPBS. 8. Struktur Organisasi Komite Sekolah . 9. Susunan Pengurus Komite Sekolah. F. Keabsahan Data Penentuan keabsahan data (trust worthiness) pada penelitian kualitatif, menurut Moleong (2005: 173) digunakan empat kriteria, yaitu: (1) derajat kepercayaan (credibility), (2) keteralihan (transferability), (3) ketergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).41Kredibilitas dalam penelitian kualitatif menggambarkan kecocokan konsep peneliti dengan yang ada pada responden atau narasumber. Untuk mendapatkan kecocokan tersebut dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: a. Triangulasi, yaitu mengecek kebenaran data dengan membandingkan data dan informasi dari sumber lain. Data yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi dicek kebenarannya melalui nara sumber yang berkaitan dengan pengelolaan pendidikan. Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi dengan sumber yaitu membandingkan, mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. b. Pembicaraan dengan kolega (peer debriefing). Dalam hal ini peneliti melakukan pembahasan tentang catatan-catatan lapangan dengan kolega dan teman sejawat yang berkompeten dalam pengelolaan pendidikan. c. Penggunaan bahan referensi, untuk meningkatkan kepercayaan akan kebenaran data, peneliti menggunakan hasil rekaman tape recorder dan camera/foto. Melalui cara tersebut maka gambaran tentang informasi yang diberikan oleh narasumber dapat diperoleh dengan lengkap sekaligus konteks pembicaraannya dapat dipahami. Hal ini memperkecil kemungkinan adanya kekeliruan. d. Mengadakan member check yaitu di setiap akhir wawancara diupayakan untuk membuat kesimpulan bersama sehingga adanya perbedaan pandangan dalam suatu masalah dapat dihindari. Disamping itu peneliti juga melakukan konfirmasi dengan narasumber tentang hasil wawancara. Apabila terdapatkekeliruan maka dapat segera diperbaiki dan bila ada kekurangan dapat ditambah dengan informasi baru. Dengan demikian data yang diperoleh sesuai dengan yang dimaksudkan oleh nara sumber. G. Analisis Data Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak awal dan sepanjang proses penelitian berlangsung. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis interaktif dari Miles dan Huberman (1994: 12) Ada empat komponen analisis yang dilakukan dengan model ini, yaitu pengumpulan data, reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Masingmasing komponen berinteraksi dan membentuk suatu siklus. 1. Pengumpulan Data Data yang berhasil dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi dicatat dalam bentuk catatan lapangan (field notes). Catatan lapangan tersebut berisi apa yang dikemukakan oleh informan dan juga catatan tentang tafsiran peneliti terhadap informasi yang diberikan kepada responden. 2. Reduksi Data Reduksi data diperlukan karena banyaknya data dari masing-masing informan yang dianggap tidak releven dengan fokus penelitian, sehingga perlu di buang atau dikurangi. Reduksi data dilakukan dengan memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan penelitian ini. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih tajam, tentang objek pengamatan yang telah dilakukan dalam penelitian.433. Display Data Data yang sudah direduksi tersebut selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel atau gambar, tulisan yang telah tersusun sistematis. Dengan demikian data tersebut mudah dikuasai dan memudahkan pula dalam penarikan kesimpulan. 4. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Penarikan kesimpulan sudah dilakukan sejak awal penelitian berlangsung. Setiap perolehan data dianalisis dan disimpulkan walaupun masih agak kabur, tetapi lama kelamaan akan semakin jelas dengan semakin banyaknya data yang diperoleh dan mendukung verifikasi. Demikian seterusnya sehingga membentuk sebuah siklus. Model analisis interaktif menurut Miles dan Huberman adalah sebagai berikut.Data Collection Data displayData ReductiononConclusions: Drawing / verifyingGambar 3. 1 Components of Data Analysis: Interactive ModelBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN45A. Profil Sekolah dan Kondisi Objektif SD Negeri 1 Penyangkringan Weleri Kendal 1. Deskripsi SD Negeri 1 Penyangkringan a. Gambaran Umum SD Penyangkringan secara administratif merupakan salah satu dari SD SD di Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal. Secara geografis SD Negeri 1 Penyangkringan terletak di Jantung kota daerah Pantura wilayah Kabupaten Kendal. Batas batas wilayah Kabupaten adalah : Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur : Laut Jawa : Kabupaten Temanggung : Kabupaten Batang : Kota SemarangSedangkan letak SD Negeri 1 Penyangkringan 1 terletak : Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur : Kecamatan Rowosari : Kecamatan Pageruyung : Kecamatan Gringsing : Kecamatan RinginarumSD Negeri 1 Penyangkringan Weleri Kabupaten Kendal berdiri tahun 1911. Namun rintisan sekolah efektif sudah dilaksanakan sejak tahun 1999, tetapi belum mendapat hasil yang signifikan. Sejak berdirinya sampai sekarang sudah mengalami pergantian Kepalasekolah sebanyak 20 kali. Figur Kepala sekolah yang selalu didokumentasikan menjadikan sejarah bagi SD Negeri 1Penyangkringan diantaranya Bapak Japar, Ibu Kadar, Ibu Sutiyah, Bapak Sunarno, Bapak Sikis Kusworo, Ibu Jaetun. Visi Unggul dalam prestasi dan berbudi pekerti luhur. Misi 1. Melaksanakan pembelajaran secara efektif sehingga mampu meningkatkan prestasi 2. Menumbuhkan semangat dan daya saing yang komparatif baik dalam bidang akademik maupun non akademik 3. Meningkatkan pemberdayaan, potensi guru, masyarakat, siswa dan sumber daya yang dumiliki SDN 1 Penyangkringan. 4. Berpartisipasi aktif dalam kompetisi kejuaaraan 5. Membimbing dan membangun siswa dalam menjalankan ajaran, agama, berbudaya sopan santun dan berbudi pekerti luhur. 6. Mengintensifkan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler siswa. 7. Menumbuhkembangkan semangat disiplin, rasa cinta bangsa dan negara.47STRUKTUR ORGANISASI SD Negeri 1 Penyangkringan0100090000032a0200000200a20100000000a201000026060f003a0357 4d4643010000000000010087400000000001000000180300000000000 018030000010000006c0000000000000000000000350000006f0000000 000000000000000a62c0000682e000020454d460000010018030000120 0000002000000000000000000000000000000c012000080180000cb00 00000a010000000000000000000000000000c01903002b0d040016000 0000c000000180000000a000000100000000000000000000000090000 00100000008c0a0000f80a0000250000000c0000000e00008025000000 0c0000000e000080520000007001000001000000a4ffffff000000000000 000000000000900100000000000004400022430061006c00690062007 200690000000000000000000000000000000000000000000000000000 000000000000000000000000000000000000000000000000000000110 090b2110010000000f4b5110074b31100a34f6032f4b51100ecb2110010 0000005cb41100d8b51100754f6032f4b51100ecb21100200000009177 2f31ecb21100f4b5110020000000ffffffff4c4ccd0018782f31ffffffffffff0 180ffff01800f020180ffffffff000000000008000000080000d4fb3202010 00000000000005802000025000000552e90010008020f0502020204030 204ef0200a07b20004000000000000000009f000000000000004300610 06c0069006200720000000000430065006e0074007500720079002000 47006f0020b311006a3a273104000000010000005cb311005cb31100a0Gambar 4.1 Struktur organisasi SD Negeri 1 Penyangkringan492. Keadaan guru SD Negeri 1 Penyangkringan Weleri Kendal Jumlah guru ada 12 orang dan 1 penjaga sekolah dengan komposisi pria 6 orang sedangkan wanita 7 orang. Lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel berikut ini :No 1 2 3 4 5 6 7 8 Moch. Mahfudz, S.PdI Nunik pratiwi K Sugiri Santoso Tri susilowati Siti sofiyatun Endang lestari 09-09-1958 06-03-1963 04-11-1959 16-09-1965 29-03-1963 12-03-1965 07-02-1968 Pria Wanita Pria Pria Wanita Wanita Wanita Nama guru Suranto,S.Pd Tanggal lahir 23-09-1953 Jenis kelamin Pria Jabatan Kepala sekolah dan guru kelas IV - VI Guru agama (I VI) Guru Kelas III Guru Olahraga (I-IV) Guru Kelas IV Guru Kelas VI Guru Kelas I Guru Kelas VKemudian ditambah Guru wiyata/karya bakti dan Guru UKS/ Dokter KecilNo 1 Nama Asmorosanti, S.Pd Tanggal Lahir 13 02 -1978 Jenis Kelamin Wanita Jabatan Guru/ GTT bhsInggris 2 3 4 5 Nur Khonikmah Budi Listianto Nur Diarina Eko Prasetyo 12- 02 -1982 15 -05- 1985 30 -01- 1986 18 02 1968 Wanita Pria Wanita Pria Guru /GTT Guru/ GTT Guru/ GTT Penjaga3. Keadaan siswa SD Negeri 1 Penyangkringan Weleri Kendal Jumlah siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini :No 1 2 3 4 5 6 kelas I II III IV V VI Jumlah Jumlah tingkat 1 1 1 1 1 1 6 Laki-laki 29 27 15 20 21 22 134 Perempuan 31 29 19 14 32 33 158 56 34 34 53 55 292 Jumlah 60Adanya Program BBE tahun 2002 / 2003 SDN 1 Penyangkringan mengalami peningkatan mutu pendidikan, kedisiplinan maupun kepercayaan masyarakat antara lain : 1. Bidang Akademis a. Daya saing anak meningkat b. Lomba mata pelajaran Se - Kecamatan Weleri SDN 1 Penyangkringan sampai tingkat final. Antara lain :51 IPA mendapat juara II PPKN, IPS mendapat juara II Matematika juara II Seni Lukis juara II c. Siswa teladan mendapat juara I, tingkat kecamatan sehingga mewakili ke Kabupaten d. SDN 1 Penyangkringan telah merintis program bahasa Inggris yang di awali dari kelas II-IV sehingga kepercayaan masyarakat bertambah, bahkan di contoh oleh SD sekitar dalam satu gugus tugas.2. Bidang Kesenian Porseni berhasil sebagai juara I tingkat Kecamatan sehingga dapat mewakili ke Kabupaten dan berhasil sebagai juara harapan I putra dan putri. Dengan keberhasilan tersebut SDN Penyangkringan oleh cabang Dinas Kecamatan ditunjuk sebagai SD unggulan di bidang Seni Budaya. 3. Bidang kepramukaan Setiap rabu jam 15.30 diadakan latihan pramuka yang diikiuti oleh siswa siswi kelas III-VI tahun 2002/2003 berhasil : a. Juara I pesta siaga tingkat Kecamatan b. Juara I pesta siaga tingkat Kabupaten c. Juara I pesta siaga tingkat Karesidenan Senmarangd. Juara III pesta siaga tingkat propinsi di Ungaran. 4. Bidang kesiswaan Kelas VI berhasil lulus dengan baik (100%) Tahun 2002/2003 yang iterima : a. Di SLTP negeri 32 anak b. Di SLTP swasta 5 anak c. Di pondok 1 anak Jumlah peserta UAS tahun 2002 / 2003 38 anak. Dengan hal tersebut diatas keprcayaan masyarakat semakin bertambah. Terbukti dalam pendaftaran siswa baru prosentasenya selalu bertambah. B. Hasil Penelitian 1. Perencanaaan Kepala sekolah dalam mewujudkan sekolah yang efektif. Perencanaan merupakan proses yang terus berlangsung, karena hal tersebut terjadi dalam usaha terhadap perubahan organisasi sekelilingnya. Dengan kata lain perencanaan bukan merupakan suatu aktifitas dengan awal dan akhir yang jelas. Perencanaan adalah proses penetapan tujuan dengan strategi organisasi untuk mencapai tujuan tersebut. Sebagai sekolah yan gsudah berprediakt sekolah eektif melaksanakan MBS dengan metode PAKEM dan KBK dengan MP MBKnya. Sebagai kepala sekolah yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan kegiatan pendidikan di sekolah, maka seorang kepala sekolah dituntut untuk memilki visi dan misi yang53mudah diapahami dan dilaksanakan. Untuk mewujudkan sekolah yang efektif harus dimulai dari perencanaan yang matang kemudianimplementasinya harus sesuai dan yang terakhir adalah pengawasan dalam setiap kegiatan yang dijalankan agar sesuai dengan ketentuan serta aturan yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan dari hasil penelitian dilapangan dengan pedoman wawancara yang telah dirumuskan maka dapat disimpulkan dari jawaban para responden antara lain bahwa Kinerja Kepala sekolah yang bagus harus mengacu pada pedoman atau aturan yang ditentukan oleh pemerintah, selain itu harus menjalankan tugas poko dan fungsi (Tupoksi) secara menyeluruh dan sempurna, diantara komponen-komponen dalam kinerja Kepala Sekolah yang berhuubungan langsung dengan Perencanaan yaitu kepala sekolah sebagai manajer, kepala sekolah dituntut untuk mampu menyusun program dengan baik seperti dijelaskan oleh Kepala sekolah Suranto, S.Pd dalam hasil wawancara sebagai berikut : ..........menurut saya dalam proses perencanaan selalu berpedoman pada aturan yang sudah ditetapkan dalam peraturan maupun Undang-undang dalam rangka menuju sekolah yang efektif dituangkan dalam Rencana program pengajaran,yang terdiri dari program tahunan, program semester,serta penyusunan jadwal dan tugas yang dilakukan oleh Kepala sekolah atau guru pada setiap awal tahun pelajran dan semester. Isi program kurikulum meliputi penetapan kebijakan kurikulum sekolah, penetapan kegiatan sekolah, pembinaan pembelajaran dan pelaksanaan penilaian. Selain itu sekolah melakukan penelaahan programpengajaran yang meliputi struktur program (kurikulum yang berlaku) dan kalender pendidikan agar perencanaan kurikulum sesuai dengan sasaran yang dilaksanakan setiap awal tahun pelajaran dan dilakukan bersama oleh Kepala sekolah dan guru. Pengembangan Rencana Pembelajaran Sekolah, hal ini untuk mempermudah guru dalam melaksanakan tugasnya. Selain hal tersebut ada program perencanaan lain yaitu : Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS) dan Anggaran Biaya Sekolah. Kepala sekolah harus memiliki mekanisme yang jelas untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan secara Periodik, Sistemik, dan Sistematis. sebagai berikut : 1. Dalam penyusunan RAPBS kepala sekolah mencantumkan atau menganggarkan untuk pengadaan peralatan atau perlengkapan pengajaran. 2. Kepala sekolah musyawarah dengan pengurus komite sekolah kemudian berembug dengan Walimurid semua untuk pengadaan perlatan atau perlengkapan pembelajaran. 3. Kepala sekolah membuat proposal dan diajukan pada dinas terkait untuk minta bantuan peralatan atau perlengkapan pengajaran. Dari pernyataan Kepala sekolah tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam merencanakan program dan kegiatan pendidikan di sekolah menggunakan dasar dan aturan yang telah disepakati bersama baik dari peraturan langsung maupun rapar bersama disekolah, dengan adanaya perencanaan program dan kegiatan yang jelas dan mudah dipahami diharapkan para guru dapat mengemabngkan metode pembelajaran dan proses belajar-mengajar yang menyenangkan. Hal senada diungkapkan oleh Ibu Tri Susilowati yang menjelaskan perencanaan yang dibuat oleh kepala sekolah guna memberikan masukan55dan saran dalam metode yang digunakan untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif .....Menurut saya kepala sekolah selalu menyusun program kegiatan dengan detail serta terencana baik, seperti misalnya membuat program kerja dan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh guru. Selain itu saya berusaha memberikan masukan dan saran yang bagus terutama dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan bisa memotivasi guru untuk menciptakan interaksi belajar mengajar yang efektif bagi siswa yaitu dengan belajar yang menyenangkan melalui metode pengembangan belajar PAKEM ( Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan ) yaitu : 1. Anak mengerjakan tugas kegiatan yang beragam untuk mengembangkan ketrampilan dan pemahaman, dengan penekanan belajar sambil bekerja (learning by doing) 2. Para guru menggunakan berbagai sumber belajar dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif. 3. Menata kelas lebih menarik seperti : memajang buku dan bahan yang menarik,hasil karya siswa serta membuat sudut baca 4. Memakai cara-cara pembelajaran yang bersifat kerjasama dan interaktif antar sesama mereka termasuk kerja dalam kelompok. 5. Guru mendorong siswa untuk memcahkan maslah sendiri, mengungkapkan pemikirannya sendiri dan melibatkan mereka untuk menciptakan lingkungan sekolah yang lebih menarik untuk belajar.... Berdasarkan keterangan dari guru walikelas VI dapat disimpulkan bahwa Kepala sekolah memberikan kebebasan kepada para guru untuk mengembangkan proses pembelajaran yang inovatif dengan metode yangmenyenangkan sesuai dengan situasi dan kondisi siswa. Kemudian dari beberapa Uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan atau kemampuan profesional dalam menyusun perencanaan program atau kegiatan di sekolah sudah dilakukan dengan baik dan perlu ditingkatkan dengan perencanaan yang lebih kreatif. 2. Pelaksanaan Program Pelaksanaan kegiatan yang telahdirencanakan dari segi pembiayaan dan peran serta masyarakat / orang tua (wali murid) dalam mewujudkan sekolah efektif. Untuk mencapai sekolah efektif seperti yang diharapkan perlu dukungan serta kerjasama yang dinamis dari berbagai pihak bersama-sama. Pelaksanaan program sekolah harus dilakukan sesuai dengan kerangka atau peraturan yang memuat berbagai penjelasan baik petunjuk teknis (Juknis) maupun petunjuk pelaksanaan (Juklak). Ada beberapa penjelasan yang disampaikan oleh beberapa guru dalam kaitannya dengan pelaksanaan program menuju sekolah yang eektif . Dijelaskan oleh Ibu Endang Lestari, Walikelas V yaitu : ........Banyak cara yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan lingkungan yang kondusif antara lain : 1. Anak diberi penjelasan atau pengertian akan pentingnya lingkungan yang kondusif dalam PBM. Sebab dengan lingkungan yang kondusif PBM akan dapat berjalan dengan lancar sehingga tujuan pembelajran akan tercapai dengan maksimal. 2. Guru harus lincah, gesit, tanggap, merata dalam mengawasi siswa, baik pada proses PBM, maupun pada57saat diluar kelas. 3. Guru mambantu siswa manakala siswa merasa mengalami kesulitan dalam belajar. 4. Penjaga sekolah menutup pintu pagar sekolah, padasaat PBM berlangsung, dikandung maksud agar orang yang tidak berkompeten tidak masuk mengganggu PBM Selama ini yang terjdi disekolah kami sudah berjalan dengan baik dengan adanya lingkungan yang kondusif tersebut merangang siswa untuk belajar dengan tenang, namun tetap ada beberapa anak justru menjadikan lingkuangan kurang kondusif dengan tingkah dan lakunya sehungga justru mengganggu teman- temannya yang mau belajar, hal ini perlu pengarahan agar aktifitas mereka tidak mengganggu temannya.... Penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa perlu adanya ruang-ruang atau pembagian tempat aktifitas siswa, misalnya ruang untuk perpustakaan atau belajar dijauhkan dari tempat aktifitas atau kegiatan siswa yang sedang bermain, hal ini untuk memenuhi atau mengakomodasi minat siswa untuk belajar. Pendapat yang lain dalam menyusun tujuan belajar siswa disampaikan oleh Bapak Santoso, Guru walikelas IV mengatakan bahwa : ........Dalam menyusun tujuan belajar anak yang tepat harus dengan memperhatikan SK (Standar Kompetensi), KD ( Kompetensi Dasar ) dan indikator yang ada serta disesuaikan dengan kondisi lingkungan siswa atau anak,misalnya siswa dengan kondisi sikap dan kompetensi yang baik akan mendapat perlakuan yang berbeda dalam proses belajar mengajar dibandingkan dengan siswa yang memilki sikap dan kompetensi yang kurang Sedangkan metode yang digunakan guru dalam menyusun materi belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran bahwa guruharus mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar indikator, dan tujuan pembelajaran. Dalam menyusun materi belajar guru melihat pada tujuan pembelajaran yang ditetapkan sehingga materi yang diberikan pada siswa dapat sinkron dengan tujuan pembelajaran. Selain hal tersebut metode dan media pembelajaran yang digunakan sangat mendukung artinya bahwa metode yang digunakan sangat varaitif dalam KBM guru harus tepat dalam memilih atau menerapkan metode pembelajaran, termasuk media pendidikan / alat peraga betul-betuk dapat berfungsi. Sebab dalam KBM alat peraga perannya sangat besar, dengan alat peraga akan menghilangkan verbalisme pada anak...Peranan sekolah dalam memberikan bimbingan tentang kebutuhan siswa meliputi minat, bakat, dan cita-cita dapat diakomodasi dengan baik, seperti disampaikan oleh Kepala sekolah Bapak Suranto,SPd :......Dalam hal ini sekolah memfasilitasi kepada siswa yang berminat untuk mengikuti kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler sesuai dengan kemantapan pilihannya sendiri. Sementara kegiatan ekstra kurikuler yang ada pada SDN 1 Penyangkringan antara lain : 1. Kegiatan Pramuka 2. Kegiatan seni rebana 3. Kegiatan MTQ 4. Kegiatan Seni tulis alquran / khod 5. Kegiatan seni Tari 6. Kegiatan seni lukis 7. Kegiatan seni macapat 8. Kegiatan Olah raga Dari kegiatan kegiatan tersebut telah menghasilkan59berbagai prestasi dari berbagai lomba antara lain : a. Lomba mata pelajaran Se- Kecamatan Weleri SDN 1 Penyangkringan sampai tingkat final. Antara lain : 1. IPA mendapat juara II 2. PPKN, IPS mendapat juara II 3. Matematika juara II 4. Seni Lukis juara II b. Siswa teladan mendapat juara I, tingkat kecamatan sehingga mewakili ke Kabupaten c. SDN 1 Penyangkringan telah merintis program bahasa Inggris yang di awali dari kelas II-IV sehingga kepercayaan masyarakat bertambah, bahkan di contoh oleh SD sekitar dalam satu gugus tugas. Jadi kami hanya menfaasilitasi minat dan bakat siswa supaya terasah kemampuannya Perlakuan guru terhadap siswa yang memiliki kemampuan berbeda. Pada umumnya perlakuan guru terhadap semua siswa adalah sama tidak pilij kasih, namun apabila ada siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda dalam arti siswa yang laman berfikir, maka guru akan lebih ekstra dalam memperlakukan anak tersebut. Guru akan dengan sabar,membimbing dan mengarahkan, mengajar, melatih yang lebih khusus. Anak selalu diberi motivasi, diberi semangat, diberi reward bila dapat tercapai secara maksimal. Peranan sekolah dalam membuat program atau petunjuk pelaksanaan tugas sesuai dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai dengan melibatkan semua komponen sekolah yang ada misalnya ; Kepala sekolah,penjaga, komite sekolah. Secara bersama musyawarah memberikan masukan dalam pembuatan program. Kebutuhan kebutuhan di masingmasing kelas, kebutuhan penjaga, semua diutarakan agar tercover dalam program. Komite sekolah dilibatkan dalam kaitannya dengan pengadaan dana dalam menunjang pelaksanaan program. Kalender pendidikan dari Diknas sangat sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran sekolah. Pada prinsipnya sekolah harus mengacu pada kalender pendidikan dari diknas. Semua kegiatan yang dilaksanakan disekolah, baik kegiatan guru, murid maupun komite sekolah tercatat atau terinventaris dengan baik. Contoh : Kegiatan guru, rapat dewan guru, KKG, Workshop, Penataan dll, pasti terdokumen surat undangan, datar hadir, notula dan tanda terima uang tansport. Begitu juga kegiatan siswa, dokumentasi kegiatan, (Semua kegiatan terdokumentasi), semua piala hasil prestasi siswa tercatat / terinventaris dan tersusun rapi. Termasuk kegiatan komite juga tercatat dan ternotule dengan tertib. Kerjasama yang terjalin selama ini antara sekolah dengan masyarakat sekitar untuk melancarkan pendidikan di sekolah sanggat bagus, masyarakat ikut mendukung program-program sekolah, masyarakat ikut bertanggung jawab san ikut serta merasa memiliki dan ikut serta menjaga keamanan sekolah, sebagaimana disampaikan oleh Santoso (guru kelas I) sebagai berikut : ...Partisipasi masyarakat sesuai dengan keahliannya ikut61serta berpartisipasi aktif dalam mengembangkan sekolah, dengan bukti bahwa masyarakat yang mempunyai keahlian dibidang tertentu ikut berperan aktif melatih dan membina kegiatan di sekolah. Contoh : masyarakat yang ahli di bidang musik rebana, ahli di bidang seni baca tulis alquran dengan ikhlas memberikan ilmunya ikut membimbing dan melatih anak. Peran Kepala Sekolah dalam membimbing guru agar melaksanakan tugas sebaik-baiknya, dalam melaksanakan tugas kepemimpinanya sesuai dengan ajaran Ki Hajar Dewantara yaitu : 1. ING NGARSO SUNG TULODHO, bahwa Kepala sekolah didepan mampu memberi teladan atau contoh pada bawahan atau teman-teman guru misal : memberi contoh tentang disiplin waktu, disiplin berpakaian, dan disiplin keuangan. 2. ING MADYO MANGUN KARSO, Kepala sekolah bersama dengan teman- teman guru bekerja dengan tekun, dengan baik, dengan sungguh-sunguh agar menghasilkan yang terbaik. 3. TUT WURI HANDAYANI, Kepala sekolah dibelakang mampu memberikan dorongan dan kekuatan. Kepala sekolah mau memberi motivasi kepada bawahan / guru, memberi reward pada guru yang berhasil melaksnakan tugas dengan baik. Dengan falsafah tersebut kepala sekolah mampu memainkan perannya secara efektif sehingga mampu mewujudakan sekolah yang efektif... Kepala sekolah mampu memerankan Tugas Pokok dan fungsinya (TUPOKSI) sebagai EMASLIM (Edukator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, Motivator) dengan semaksimal mungkin sehingga teman- teman guru dapat patuh, taat dan segan pada kepemimpinannya, yang pada akhirnya guru dapat melaksanakan tugasdengan kesadaran sendiri dan penuh dengan tanggung jawab.3. Pengawasan Pengawasan (kontrol) adalah proses evaluasi antara aktivitas yang sesungguhnyta dilakukan dengan rencana yang dibuat. Pengawasan juga melakukan proses mengevaluasi keefektifan dari tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan. Setiap selesai pelaksanaan program, kepala sekolah melaksanakan evaluasi. Evaluasi dimaksudkan untuk melihatsejauhmana kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan rencana semula. Evaluasi juga dilaksanakan dalam rangka mencari alternatif solusi dari setiap permasalahan yang ada. Kepala sekolah mempunyai buku pribadi untuk memberi nilai atau kondite pada masing-masing guru, kepala sekolah, juga memberikan nilai setiap tahun pada masing-masing guru yang berbentuk DP3 yang diberikan pada akhir tahun ( bulan Desember). Penilaian DP3 yang berisi 8 (delapan) komponen seperti : 1) kesetiaan; 2) prestasi kerja; 3) tanggungjawab; 4) ketaatan; 5) kejujuran; 6) kerjasama; 7) prakarsa; 8) kepemimpinan. Penilaian dilakukan secara ojektif yang didukung dengan hasil kegiatan yang dilaksankan oleh guru yang bersangkutan. Seperti yang dijelaskan oleh kepala sekolah sebagai berikut : ....Saya (Kepala sekolah) mempunyai buku pribadi untuk masing masing guru yang mencatat tentang sikap dan perilaku63dalam melaksanakan tugas kedinasan, juga buku supervisi yang saya laksanakan sebulan sekali baik dalam kegiatan belajar mengajar dan administrasi kelas. Semua hasil kegiaatan, saya transfer pada nilai DP3 yang dikeluarkan satu tahun sekali pada akhir bulan Desember yang poin penilaiannya ada 7 macam, sedangkan kepemimpinan poin ke-8 untuk kepala sekolah... C. PEMBAHASAN 1. Perencanaan Kepala Sekolah Perencanaan kepala sekolah dalam rangka mencapai sekolah yang efektif dapat dijelaskan dalam peran kepala sekolah sebagai manager dan sebagai administrator. Kedua peranan ini mencerminkan bagaimana seorang kepala sekolah dalam merencanakan kegiatan sekolah. Kepala sekolah sebagai manajer Manajemen pada hakekatnya merupakan suatu proses merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin dan mengendalikan usaha para anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumber-sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. dianggap proses karena semua manajer dengan ketangkasan dan ketrampilan yang dimilikinya mengusahakan dan mendayagunakan berbagai kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan. Dalam rangka melakukan perannya dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki stratategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama atau kooperatif, memberikesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah. Pertama,memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama atau kooperatif dimaksudkan bahwa dalam peningkatan sekolah harus mementingkan kerjasama dengan tenaga kependidikan disekolah, kepala sekolah harus mementingkan kerjasama dengan tenaga kependidikan dan pihak lain yang terkait dalam melaksanakan setiap kegiatan. Kedua, memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, sebagai manajer kepala sekolah harus meningkatkan profesi secara persuasif dan dari hati ke hati. Ketiga, mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan, kepala sekolah berusaha untuk mendorong keterlibatan semua tenaga kependidikan (partisipatif). Pada intinya Kepala sekolah harus memiliki kemampuan menyusun program sekolah yang diwujudkan dalam beberapa hal antara lain : 1. Pengembangan program jangka panjang, baik program akademik maupun non akademik yang dituangkan dalam kurun waktu lebih dari 5 tahun 2. Pengembangan program jangka menengah, baik program akademis maupun non akademis, yang dituangkan dalam kurun waktu tiga sampai lima tahun 3. Pengembangan program jangka pendek, baik program akademis65maupun non akademis, yang dituangkan dalam kurun waktu satu tahun (program tahunan), termasuk pengembangan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS) dan Anggaran Biaya Sekolah. Kepala sekolah harus memiliki mekanisme yang jelas untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan secara Periodik, Sistemik, dan Sistematis. Kemampuan Kepala sekolah menyusun organisasi personalia sekolah harus diwujudkan dalam pengembangan susunan personalia sekolah, pengembanan susunan personalia pendukung, seperti pengelolalaboratorium, Perpustakaan dan Pusat Sumber Belajar (PSB), serta penyusunan kepanitian untuk kepanitian temporer seperti panitiapenerimaan peserta didik baru, panitia ujian, dan panitia peringatan harihari besar keagamaan.Kepala sekolah sebagai Administrator Kepala sekolah sebagai administrator memiliki huubungan yang sangat erat dengan berbagai kegiatan pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan, dan pendokumentasian seluruh program sekolah. Secara spesifik kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi peserta didik, mengelola administrasi sarana prasarana, mengelola administrasi kearsipan, dan mengelola administrasi keuangan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara efektif danefisien agar menunjang produktivitas sekolah. Kemampuan mengelola kurikulum harus diwujudkan dalam penyusunan kelengkapan data administrasi pembelajaran, penyusunan kelengkapan data administrasi bimbingan konseling, penyusunan kelengkapan data penyusunan kegiatan praktikum, dan penyusunan kelengkapan data administrasi kegiatan belajar peserta didik di perpustakaan. Perencanaan merupakan proses manajemen, agar tercapai tujuan akhir yang jelas. SD Negeri 1 Penyangkringan melaksanakan perencanaan sebagai berikut : 1. Sosialisasi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah, guru, komite, sekolah, dan tokoh masyarakat melalui rapat-rapat yang bersifat terbuka dan tertutup. 2. Sosialisasi dilaksanakan untuk menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya peran seta masyarakat dalam mewujudkan SD efektif. 3. Rapat-rapat tertutup oleh kepala sekolah dalam penyusunan program. 4. Rapat- rapat dilaksanakan oleh kepala sekolah bersama Dewan guru dan komite sekolah. 5. Rapat-rapat terbuka yang dilaksanakan oleh kepala sekolah, dewan guru, komite sekoklah dan seluruh wali murid yang dihadiri oleh tokoh masyarakat dan dinas terkait 6. Penentuan rancangan anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) oleh kepala sekolah, dewan guru, komite sekolah.677. Sosialisasi rancangan anggaran pendapatan dan belanja sekolah kepada seluruh wali murid yang dihadiri oleh tokh masyarakat dan Dinas terkait. Proses perencanaan kegiatan atau program sekolah dengan melibatkan unsure guru, komite, dan tokoh masyarakat akan mendorong terwujudnya keterbukaan dan akan menekankan seminimalmungkin tingkat kesalahan perencanan. Terwujudnya SD efektif membutuhkan perencanaan manajemen sekolah yang transparasi, partisipasif dan akuntabilitas.2. Pelaksanaan kegiatan dan program yang sudah direncanakan Kepala sekolah harus mampu mengelola dan melaksanakan semua kegiatan dan program yang telah direncanakan sebelumnya terutama dalam masalah pembelajaran agar tercapai sekolah efektif harus diperhatikan halhal sebagai berikut : a. Pembelajaran harus menekankan pada praktek, baik di laboratorium maupun di masyarakat dan dunia kerja (dunia usaha). Dalam hal ini peran kepala sekolah sangat penting dalam mengarahkan setiap guru agar mampu memilih dan menggunakan strategi dan metode pembelajaran yangmemungkinkan peserta didik mempraktekkan apap-apa yang dipelajarinya. b. Pembelajaran dalam sekolah aharus menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar,memberdayakan masyarakat sebagai sumber belajar dan menjadi penghubung antara sekolah dengan lingkungannya. c. Mengembangkan ikilm pembelajaran yangdemokratis, terbuka melalui pembelajaran terpadu. d. Pembelajaran ditekanka