the timken company case study

19
Welly S. 37412068 Febe T. 37411058 Michelle G. 37411036 Daniel W. 37411002 Oleh: THE TIMKEN COMPANY

Upload: welly

Post on 02-Dec-2015

85 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

This is the presentation of Timken Company case study

TRANSCRIPT

Page 1: The Timken Company case study

Welly S. 37412068Febe T. 37411058Michelle G. 37411036Daniel W. 37411002

Oleh:

THE TIMKEN COMPANY

Page 2: The Timken Company case study

THE TIMKEN COMPANY

Market Leader di AS dalam industri bantalan baja

Pertama kali didirikan pada tahun 1898

Beroperasi di 29 negara di 6 benua Pada akhir tahun 2005,

mempekerjakan sekitar 27000 orang

Page 3: The Timken Company case study

THE TIMKEN COMPANY

Produk yang dihasilkan antara lain :1. Tapered Bearing Roller2. Presisi Silinder dan Ball Bearing3. Spherical and Cylindrical Bearings4. Needle Bearings 5. Bearing Reconditioning6. Steel

Page 4: The Timken Company case study

THE TIMKEN COMPANY Segmen Bisnis

1. Automotive Group

Meliputi penjualan bantalan dan produk lainnya dan jasa (selain baja) untuk produsen peralatan asli otomotif (OEM). Bantalan otomotif dan produk lainnya layanan beberapa unit front-end, termasuk truk berat, poros, dan aplikasi roda.  

2. Industrial Group

Meliputi penjualan bantalan dan produk dan layanan ( selain baja ) lain untuk basis pelanggan yang beragam.

3. Steel Group

Meliputi penjualan baja paduan rendah, menengah, dan high-end yang tersedia dalam berbagai bagian yang solid dan tubular. Timken juga menghasilkan produk baja custom-made.

Page 5: The Timken Company case study

INGERSOLL-RAND Ingersoll-Rand adalah produsen peralatan

industri serta perlengkapannya yang memliki diversifikasi sebesar 8.9 miliar dollar.

Merupakan Produsen bantalan baja terbesar di Amerika

Pada tahun 1960 mengakuisisi The Torrington Company

Memiliki 4 segment bisnis

Page 6: The Timken Company case study

THE TORRINGTON COMPANY Didirikan pertama kali pada tahun 1866 Pembuat jarum mesin jahit Beroperasi di 2 segment bisnis yaitu

automotive dan industrial

Page 7: The Timken Company case study

RUMUSAN MASALAH Tahun 2002, perusahaan Timken mempertimbangkan

untuk mengakuisisi Torrington dari Ingersoll-Rand.Akuisisi akan membuat pernyataan jelas untuk pasar tentang komitmen perusahaan Timken dalam menjadi pemimpin di seluruh dunia di industri bearing dengan mengkombinasikan 100 tahun pengalaman di industri manufaktur dan pengembangan bearing.

Apakah Timken seharusnya melakukan akuisisi ini?

Page 8: The Timken Company case study

LANDASAN TEORI

Discounted Cash Flow (DCF)

Merupakan salah satu metode untuk menghitung prospek pertumbuhan suatu instrumen investasi dalam beberapa waktu ke depan. Konsep DCF ini didasarkan pada pemikiran bahwa jika anda menginvestasikan sejumlah dana, maka dana tersebut akan tumbuh sebesar sekian persen atau mungkin sekian kali lipat setelah beberapa waktu tertentu. Disebut ‘discounted cash flow’ atau ‘arus kas yang terdiskon’, karena cara menghitungnya adalah dengan meng-estimasi arus dana dimasa mendatang untuk kemudian di-cut dan menghasilkan nilai dana tersebut pada masa kini.

Page 9: The Timken Company case study

LANDASAN TEORI

Weighted Average Cost of Capital (WACC)merupakan biaya rata – rata tertimbang dari modal sendiri (equity) dan modal pinjaman (debt) perusahaan.Sementara Hurdle Rate merupakan kelanjutan dari WACC yang ditambahkan premi (bernilai positif atau bernilai negatif) tertentu berdasarkan ketentuan perusahaan sehingga proyek investasi tersebut memiliki kewajiban keuntungan tertentu baru dapat dilaksanakan.

Page 10: The Timken Company case study

PEMBAHASAN Harga yang ditawarkan Ingersoll-Rand untuk

Torrington yaitu sebesar $800 juta, untuk melihat apakah harga yang diberikan sudah merupakan harga yang wajar, maka berikut ini dilakukan perhitungan WACC dan analisa Discounted Cash Flow Model yang bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap Torrington. Torrington TimkenWd 50.39% 43.09%We 49.61% 56.91%Kd 7.23% 7.23%Ke 10.49% 10.49%Rf 4.97% 4.97%E(RM) 10.97% 10.97%Beta 0.92 0.92 WACC 7.39% 7.84%

Tax rate 40% 40%Terminal growth rate 3% 3%

Page 11: The Timken Company case study

PEMBAHASANUntuk dapat melakukan perhitungan terhadap WACC Torrington, maka perlu dilakukan beberapa hal : Wd diperoleh dari total liabilities/(total equity+total liabilities) Ingersoll-Rand. We (komposisi ekuitas) Torrington diperoleh dari total equity/(total equity+ total

liabilities) Ingersoll-Rand. Kd (Cost of debt) diperoleh dari data capital

market information (December 2002) biaya hutang menggunakan yield untuk

industri dengan rating BBB yaitu 7.23%. Ke (Cost of Equity) diperoleh dengan rumus

CAPM dengan Risk free yaitu 4.97% diperoleh

dari yield government jangka panjang. E(RM)

atau expected return market diperoleh dari

rata-rata index industri, yaitu sebesar 10.97%.

Beta yang digunakan yaitu 0.92. WACC Torrington diperoleh dengan rumus

Wd*Kd(1-T) + we*Ke dan diperoleh hasil sebesar 7.39%. WACC Torrington diperoleh dengan rumus Wd*Kd(1-T) + we*Ked an diperoleh

hasil sebesar 7.39%.

Page 12: The Timken Company case study

PEMBAHASAN

Perhitungan terhadap WACC Timken juga dilakukan den gan tujuan untuk mengetahui biaya modal yang diperlukan Timken dari komposisi hutang dan ekuitasnya. Komposisi hutang (Wd) Timken diperoleh dari jumlah longterm-debt dan current portion of long-term debt pada tahun 2002 dibagi dengan jumlah longterm-debt dan total shareholder’s equity. Wd Timken diperoleh sebesar 43.09% sedangkan We diperoleh sebesar 56.91%. Diperoleh WACC Timken sebesar 7.84%.

Page 13: The Timken Company case study

PEMBAHASAN Analisa DCF Torrington

Torrington diprediksi memiliki pertumbuhan penjualan dari tahun 2003 hingga 2007 sebesar 6.5%, sedangkan pada tahun 2008 Torrington diprediksi telah stabil dengan terminal growth sebsar 3%. Operating income diprediksi sebesar 7.45% dari sales yang diperoleh dari rata-rata operating income pada tahun 2001 dan 2002.Free Cash flow (FCF) yang diperoleh Torrington dapat terlihat seperti pada table di atas, kemudian dicari nilai present value perusahaan sebesar $400.9 juta.

6.50%Steady State

Year 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008Net Sales 1204.0 1282.26 1365.607 1454.371 1548.905 1649.584 1699.072Op. Income 85.2 95.52837 101.7377 108.3507 115.3935 122.894 126.5809Taxes 34.08 38.21135 40.69509 43.34027 46.15738 49.15761 50.63234NOPAT 51.12 57.31702 61.04263 65.0104 69.23608 73.73642 75.94851Depreciation 80 84.2 90 96 102 108.5 111.755Capex -41 -175 -130 -140 -150 -160 -164.8

Cash Flow 90.1 -33.5 21.0 21.0 21.2 22.2 22.9TV 521.7406FCF 90.1 -33.5 21.0 21.0 21.2 544.0PV 400.9

Sales growth

Page 14: The Timken Company case study

PEMBAHASAN

Jika Timken sukses dalam mengakuisisi Torrington, maka Timken akan menjadi produsen bearing terbesar ketiga di dunia, dan akan memproduksi semakin bnayak produk komplementer.

Para eksekutif Timken berencana untuk menggunakan system jaringan distribusi perusahaan yang bersifat internasional untuk mendistribusikan produk-produk Torrington dibawah brand name Timken yang telah terkenal, sehingga mampu meningkatkan berbagai produk bagi para konsumennya. Timken dapat meningkatkan penetrasi pada pasar bearing secara global dari 7% menjadi 11%.Oleh karena itu, diasumsikan pertumbuhan penjualan perusahaan setelah bergabung sebesar 10%.

Page 15: The Timken Company case study

PEMBAHASAN

Eksekutif Timken berharap memperoleh annual cost saving sebesar $80 juta pada akhir tahun 2007. Namun, menurut analisa industry diprediksi bahwa akan timbul biaya integrasi sebesar $130 juta pada tahun pertama dan kedua setelah proses merger. Hal tersebut mengakibatkan penurunan operating income pada tahun 2003 sebesar $60 juta dan pada tahun 2004 sebesar $70 juta. Pada akhir tahun 2007, terdapat penambahan sebesar $80 juta pada operating income perusahaan.Diperoleh free cash flow (FCF) Timken setelah mengakuisi Torrington adalah seperti pada table di bawah ini.Diperoleh nilai present value perusahaan sebesar $ 1.392,5 juta.

10.00%Steady State

Year 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008Net Sales 1204.0 1324.4 1456.84 1602.524 1762.776 1939.054 1997.226Op. Income 85.2 38.6678 38.53458 119.388 131.3268 224.4595 231.1933Taxes 34.08 15.46712 15.41383 47.75522 52.53074 89.78381 92.47732NOPAT 51.12 23.20068 23.12075 71.63282 78.79611 134.6757 138.716Depreciation 80 84.2 90 96 102 108.5 111.755Capex -41 -175 -130 -140 -150 -160 -164.8

Cash Flow 90.1 -67.6 -16.9 27.6 30.8 83.2 85.7TV 1951.58FCF 90.1 -67.6 -16.9 27.6 30.8 2034.8PV 1392.5

Sales growth

Page 16: The Timken Company case study

KESIMPULAN

Perusahaan Timken merupakan perusahaan yang akan mengakuisisi Torrington, dalam pengakuisisian ini diharapkan dilakukan perhitungan dengan matang apakah terjadi sinergi antara dua perusahaan. Biaya dan proporsi modal Timken sebelum dan sesudah kegiatan akuisisi di tunjukkan oleh table di atas.

Timken harus menjaga komposisi hutangnya tidak lebih dari 43% agar rating perusahaan tidak semakin menurun dari ranking BBB yang menyebabkan kemungkinan kepercayaan investor akan berkurang, maka Timken harus menjaga komposisi ekuitas perusahaan sekitar 57% dan agar lebih aman diasumsikan penggunaan komposisi ekuitas Timken sebesar 60%, dengan kata lain komposisi hutang perusahaan hanya sebesar 40%. Dana sebesar $800 juta yang dibutuhkan untuk membeli Torrington diperoleh dari hutang sebesar $320 juta, sedangkan dari ekuitas sebesar $480 juta.

Before acquisition After Acquisition

Wd 43.09% 41.77%We 56.91% 58.23%Kd 7.23% 7.23%Ke 10.49% 10.49%Rf 4.97% 4.97%E(RM) 10.97% 10.97%Beta 0.92 0.92 WACC 7.84% 7.92%

Tax rate 40% 40%Terminal growth rate 3% 3%

Page 17: The Timken Company case study

KESIMPULAN

Biaya integrasi yang timbul sebesar $130 juta pada tahun pertama dan kedua setelah proses merger, membutuhkan pendanaan eksternal, dikarenakan pendanaan internal perusahaan belum dapat mencukupinya. Hal tersebut terlihat dari cash flow perusahaan yang negative pada tahun 2003 dan 2004.

Besarnya pendanaan eksternal yang diambil sebaiknya mengikuti komposisi hutang dan ekuitas perusahaan dengan rincian $52 juta dari hutang dan $78 juta dari ekuitas.Setelah kegiatan akuisisi pun terlihat lebih tingginya nilai perusahaan dibandingkan dengan harga yang di tawarkan yaitu $800 juta.

Page 18: The Timken Company case study

TERIMA KASIH

Page 19: The Timken Company case study

Kelompok 1

Kelompok 2

Kelompok 3

Kelompok 4

Kelompok 5

Kelompok 6

Kelompok 7

Kelompok 8

Kelompok 9

PERTANYAAN: