tingkat kemampuan mengelola emosi anak bungsu …
TRANSCRIPT
TINGKAT KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI ANAK BUNGSU
(Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2018/2019)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Meperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Septian Dwi Patriadi
151114036
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
TINGKAT KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI ANAK BUNGSU
(Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2018/2019)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Meperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Septian Dwi Patriadi
151114036
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
“Bekerja keras dan bersikap baiklah. Hal Luar biasa akan terjadi”
(Septian Dwi Patriadi)
“Hidup tanpa ambisi bagaikan burung tak bersayap”
(Septian Dwi Patriadi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Saya persembahkan skripsi ini kepada:
Allah SWT. yang selalu memberikan saya kesabaran dan ketekunan dalam setiap
proses menyelesaikan skripsi saya ini.
Kedua orang tua saya:
Alm. Noegroho Hari Judono, S.Pd. dan Siti Munawaroh sebagai orang tua
penulis yang selalu memberikan rasa cinta dan kasih sayangnya yang luar biasa.
Kupersembahkan baktiku untuk membalas semua pengorbanan kalian yang tak
ternilai harganya.
Dosen Pembimbingku Prias Hayu Purbaning Tyas M.Pd., yang selalu bersedia
meluangkan waktunya di setiap waktu dan dengan sabar membantu selama proses
penyelesaian skripsi ini hingga akhir.
Alm. Eyang terkasih Raden Ajeng Soestuningsih dan Mbah Maryani.
Kakakku terkasih Desi Sasmita Nugraha, S.Pd. yang selalu menemani dalam suka
maupun duka.
Teman-temanku di program studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2015 yang
selalu menemani, memberikan semangat tiada henti dan selalu mendoakanku
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
TINGKAT KEMAMPUAN MENGELOLA EMOSI ANAK BUNGSU
(Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2018/2019)
Septian Dwi Patriadi
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2019
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan mengelola
emosi pada anak bungsu di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dan
mengidentifikasi usulan topik-topik bimbingan kelompok pribadi sosial
berdasarkan item kemampuan mengelola emosi yang capaian skornya
teridentifikasi sangat rendah.
Metode penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Responden dalam
penelitian ini adalah 92 siswa kelas VIII yang merupakan anak bungsu di SMP
Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
menggunakan kuisioner kemampuan mengelola emosi yang berjumlah 64 item.
Skala disusun berdasarkan aspek kemampuan mengelola emosi menurut Goleman
(1998) yaitu (1) Mengendalikan diri, (2) Sifat dapat dipercaya, (3) Sifat dapat
bersungguh-sungguh, (4) Adaptabilitas, (5) Inovasi. Nilai koefisian reliabilitas
instrument menggunakan pendekatan Alpha Cronbach sebesar 0,943. Adapun
teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan stastistik deskriptif dengan
kategorisasi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah untuk
mengklasifikasikan kemampuan mengelola emosi pada anak bungsu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak bungsu memiliki kemampuan
mengelola emosi yang berada dalam kategori tinggi dengan skor 187,06. Hasil
analisis item menunjukkan 2 item berada dalam kategori sangat rendah. Topik
bimbingan yang dapat disusun berdasarkan hasil penelitian ini adalah “aku adalah
anak yang mandiri”, “aku adalah anak yang bertanggung jawab, “belajar dari
pengalaman tokoh-tokoh besar”, “ teman baru tempat belajarku.
kata kunci: kemampuan mengelola emosi, anak bungsu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
LEVEL OF EMOTIONAL MANAGEMENT ABILITY
ON YOUNGEST CHILD
(Descriptive study on class VIII students of SMP Pangudi Luhur Yogyakarta
Academic Year 2018/2019)
Septian Dwi Patriadi
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2019
This study aims to determine the level of emotional management ability in
the youngest child at SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta and to identify private-
social group guidance topics based on items of emotional management abilities
whose achievement scores are identified as low.
This research method is quantitative descriptive. Respondents in this study
were 92 grade VIII students who were the youngest children at SMP Pangudi
Luhur 1 Yogyakarta. Data collection in this study was used an emotional
management ability questionnaire of 64 items. This questionnaire is arranged
based on aspects of emotional management ability according to Goleman (1998),
namely (1) Self-control, (2) Traits can be trusted, (3) Traits can be serious, (4)
Adaptability, (5) Innovation. The reliability of the instrument used the Cronbach
Alpha approach of 0.943. The data analysis technique was carried out using
descriptive statistics with very high, high, medium, low and very low
categorization to classify the emotional management ability in the youngest
children.
The results showed that youngest child had emotional management ability
in a high category with a score of 187.06. There are two items that in low
category. Guidance topics that can be arranged based on the results of this study
are "I am an independent child", ”I am and responsible child”, "Learn from the
experiences of great figures", and “New friend is my learning place.
keywords: emotional management ability, youngest child
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT penulisan ucapkan atas rahmat
pertolongan, pernyataan, dan bimbingan-Nya dalam penyusunan dan penyelesaian
skripsi ini. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan dari program studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa selama proses penulisan skripsi ini tidak terlepas
dari bimbingan dan dukungan banyak pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma.
3. Prias Hayu Purbaning Tyas M.Pd., selaku dosen pembimbing yang dengan
sabar memberikan waktu, bimbingan dan masukan serta pembelajaran
berharga yang sangat berguna dalam penyelesian skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membekali penulis dengan ilmu-ilmu
yang berguna bagi penulis.
5. Orang tuaku tercinta Alm. Noegroho Hari Judojono S.Pd dan Ibu Siti
Munawaroh atas doa, dukungannya, kasih sayang, perhatian, semangat yang
tidak berhenti diberikannya selama proses penyelesaian skripsi ini dan biaya
yang telah diberikan selama belajar di Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Kakakku tersayang Desi Sasmita Nugraha S.Pd. atas segala doa, dan
dukungan yang sudah diberikan.
7. Bapak Philippus Buang, Ibu Bertha Titun Rubiati dan Mbak Monica Puji
Astuti atas segala doa, dukungan dan semangat yang tidak berhenti diberikan
selama penyelesaian skripsi ini.
8. Pihak sekolah yang telah menyediakan tempat dan waktu bagi peneliti, yaitu
Romo/Frater yang menjabat sebagai Kepala Sekolah di SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta, Ibu Maria Niken Elithya Susila, S.Pd. dan Ibu Florentina
Octivani Rossy Maharani, S.Pd. sebagai Guru BK SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta.
9. Siswa-siswi SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang telah bersedia untuk
membantu memperlancar penelitian ini.
10. Stefanus Priyatmoko atas segala dedikasi dan pelayanannya dalam membantu
peneliti mengurus proses administrasi di Program Studi Bimbingan dan
Konseling.
11. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan tahun 2015
yang telah memberikan dukungan berupa doa dan semangat yang luar biasa.
12. Sahabat-sahabatku Gabriel Ikeu Stefani, Bella Tesalonika, Kristantyo Adi,
Maria Adventina Imaculata, Andreas Purbo, Cindy Daniella Miliani, Dina
Shintia Datuan, Ririe arjune, Melani Stefani Bule, Vincentius Raditya
Bagaskara, Mario Tindangen, Theresia Indri terima kasih atas dukungan dan
support kalian mendapingi proses pengerjaan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................................. vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM ................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 10
C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 10
D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 11
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 11
F. Manfaatkan Hasil Penelitian ...................................................................... 11
G. Batasan Istilah ............................................................................................ 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 14
A. Hakikat Mengelola Emosi .......................................................................... 14
1. Pengertian Emosi ................................................................................. 14
2. Macam-Macam Emosi ......................................................................... 15
3. Bentuk-Bentuk Emosi .......................................................................... 16
4. Proses Terjadinya Emosi ...................................................................... 18
5. Kegunaan Emosi .................................................................................. 19
6. Kemampuan Mengelola Emosi ............................................................ 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
7. Aspek-Aspek Kemampuan Mengelola Emosi ..................................... 21
8. Cara Mengelola Emosi ......................................................................... 23
B. Hakikat Urutan Kelahiran .......................................................................... 25
1. Pengertian Urutan Kelahiran ................................................................ 25
2. Jenis-Jenis dalam Urutan Kelahiran ..................................................... 27
3. Karakteristik Anak Bungsu .................................................................. 29
4. Kemampuan Mengelola Emosi Anak Bungsu……………………….29
C. Hakikat Remaja .......................................................................................... 30
1. Pengertian Remaja ............................................................................... 30
2. Ciri-Ciri Remaja ................................................................................... 32
3. Tugas Perkembangan Remaja .............................................................. 33
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja ............... 35
5. Perkembangan remaja dan permasalahannya………………………...36
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 38
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 38
B. Waktu dan Tempat Pengumpulan Data...................................................... 38
C. Sampel Penelitian ....................................................................................... 39
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................................ 39
E. Teknik dan Instrumen Penelitian ............................................................... 40
1. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 40
2. Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 42
F. Uji Coba Instrumen .................................................................................... 43
G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .......................................................... 45
1. Validitas Instrumen .............................................................................. 45
2. Reliabilitas Instrumen .......................................................................... 47
H. Teknik Analisis Data .................................................................................. 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 51
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 51
B. Pembahasan ............................................................................................... 55
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 64
A. Kesimpulan ................................................................................................ 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 65
C. Saran ........................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 66
LAMPIRAN .......................................................................................................... 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Daftar Tabel, Diagram
Tabel 3.1 Norma Skoring Kemampuan Mengelola Emosi ............................ 41
Tabel 3.2 Kisi-kisi kuisoner Kemampuan Mengelola Emosi ........................ 42
Tabel 3.3 Jumlah subjek uji coba ................................................................... 44
Tabel 3.4 Jumlah item gugur dan valid .......................................................... 44
Tabel 3.5 Kisi-kisi kuisioner Sesudah uji coba .............................................. 46
Tabel 3.6 Reliabilitas Skala Kemampuan Mengelola Emosi ......................... 47
Tabel 3.7 Norma Kategorisasi Kemampuan Mengelola Emosi ..................... 49
Tabel 3.8 Kategorisasi Data Kemampuan Mengelola Emosi ........................ 50
Tabel 3.9 Kategorisasi Skor Item Kemampuan Mengelola Emosi ............... 50
Tabel 4.1 Kategorisasi Skor Tingkat Kemampuan Mengelola Emosi ........... 51
Tabel 4.2 Hasil Statistik Deskriptif Kemampuan Mengelola Emosi ............. 53
Diagram 4.1 Kategorisasi Kemampuan Mengelola Emosi ................................. 53
Tabel 4.3 Kategorisasi Skor Item Kemampuan Mengelola Emosi ................ 54
Diagram 4.2 Kategorisasi Skor Item Kemampuan Mengelola Emosi…………54
Tabel 4.4 Rekappitulasi Item yang memiliki skor sangat rendah .................. 60
Tabel 4.5 Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi Sosial .............................. 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ....................................................................... 69
Lampiran 2 Instrumen penelitian ....................................................................... 70
Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas ......................................................... 75
Lampiran 4 Tabulasi Data Penelitian ................................................................ 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian dan
batasan istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Bimbingan dan konseling merupakan suatu layanan bagi individu maupun
lembaga, dalam mencapai kehidupan yang bahagia dan sejahtera baik di dunia
maupun di akhirat, agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam kaitannya
dengan pendidikan, bimbingan dan konseling merupakan bagian dari keseluruhan
program dan merupakan sub sistem. Di samping itu, bimbingan dan konseling
dapat dikatakan merupakan pelayanan khsusus, sebab dalam proses pendidikan
ternyata ada hal-hal yang perlu dikoreksi maupun disempurnakan (Tim Dosen
PPB FIP UNY, 2014:17).
Pada lingkungan pendidikan, individu yang dilayani oleh bimbingan dan
konseling adalah peserta didik yang berada pada masa remaja. Masa remaja
merupakan masa yang dialami individu dalam proses bertumbuh dan mengalami
suatu perkembangan dalam diri, dengan proses tumbuh berkembangnya usia
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi dalam perubahan masa
remaja dari beberapa segi perilaku, cara berfikir, emosi dan perasaaan seseorang.
Menurut Chaplin (dalam Saputra & Safaria, 2009). Emosi adalah suatu keadaan
yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
yang mendalam sifatnya dan perubahan perilaku. Emosi merupakan keadaan yang
ditimbulkan oleh situasi tertentu.
Masa remaja seseorang akan mengalami situasi emosi yang tidak bisa
dikendalikan, emosi juga dapat muncul dari dalam diri individu melalui sebuah
perasaan serta pikiran. Emosi seseorang atau individu akan berjalan selaras
dengan perkembangan individu yang dialami dan dimiliki setiap indvidu. Remaja
sebagai periode perkembangan manusia yang syarat dengan emosi, karena remaja
akan terus mengalami banyak perubahan dalam setiap masa perkembangan yang
dialami mulai dari fisik, emosi, pikiran maupun perilaku.
Rentang masa remaja sendiri dibagi atas empat bagian antara lain : 10 - 12
tahun merupakan masa pra pubertas, 12 - 15 tahun merupakan masa remaja awal,
15 - 18 tahun merupakan masa pertengahan, 18 - 21 tahun merupakan masa
remaja akhir. Pada masa remaja ini juga dianggap sebagai suatu masa yang rentan
terhadap mengola emosi yang ada dalam diri. Dari segi usia yang berbeda-beda
pasti emosi yang dialami setiap individu juga akan berbeda-beda. Bentuk-bentuk
dari emosi yang sering dirasakan oleh setiap individu antara lain yang sering
terlihat yaitu emosi senang, sedih, marah, kecewa dan lain sebagainya.
Menurut Stainberg (dalam Batubara, 2010) remaja memiliki jiwa yang labil
sehingga emosi remaja sulit dikendalikan, remaja sering melakukan perkelahian
sesama teman, bersikap semaunya sendiri, susah untuk diarahkan, cenderung tidak
berfikir matang dan frutasi dalam menghadapi masalah. Remaja usia 12-15 tahun
akhir-akhir ini emosi remaja cenderung tidak terkontrol dan emosinya sering
meluap dalam bentuk mudah marah, jahil mengejek nama orang tua temanya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
memberontak, sedih selalu merasa cemas karena tidak bisa menyesuikan diri
dilingkungan yang baru, tidak bisa menerima diri sendiri (minder) dan lain-lain.
Masa remaja memang memiliki karakteristik emosi yang belum terkendali oleh
diri sendiri. sehingga saat masa remaja sering melakukan tindakan yang tidak
diingikan, karena remaja hanya mengikuti rasa emosi yang sedang mengendalikan
dirinya.
Perkembangan remaja dengan usia 12-15 tahun sudah dapat diarahkan
dalam pemenuhan kebutuhan perkembangan yang akan dicapai remaja seperti
dalam kemandirian emosi, penerimaan diri, kematangan intelektual, kemampuan
dalam mengendalikan diri. Dalam masa-masa ini remaja sedang membangun dan
mencari banyak relasi dengan teman sebaya dengan tuntutan untuk mencapai
kemandirian. Selain itu remaja juga dituntut untuk mampu mengenali perasaan
maupun emosi yang ada dalam dirinya juga diri orang lain dengan baik. Menurut
Adler urutan kelahiran dapat berpengaruh terhadap kepribadian seorang anak.
Kepribadian ini meliputi bagaimana cara seorang anak dalam mengelola emosi
(Elysabet,2014). Dalam kemampuan mengelola emosi sendiri untuk seseorang
dapat dilihat dari segi urutan kelahiran anak di dalam keluarga, emosi seseorang
juga dapat dipengaruhi oleh kedudukan anak dalam keluarga seperti sulung,
tengah, bungsu akan memiliki tingkat mengelola emosi yang berbeda-beda.
Kedudukan atau posisi anak dalam keluarga bermacam-macam yaitu ada
anak sulung, anak tengah, anak bungsu. Masing-masing anak mendapatkan pola
pengasuhan yang berbeda-beda dari orangtua yang akan membentuk
kepribadiannya. Ketika lahir, setiap anak akan membawa sifat, karakteristik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
masing – masing. Salah satunya adalah urutan kelahiran sang anak. Urutan
kelahiran dalam sebuah keluarga ternyata dapat mempengaruhi sifat dan
kepribadian anak. Anak sulung, anak tengah atau anak bungsu akan mendapatkan
pengaruh yang berbeda.
Pola asuh yang diberikan oleh orang tua secara berbeda terhadap anak dapat
mempengaruhi perilaku anak dalam kehidupan sehari-hari, bahkan emosi setiap
anak pasti juga akan memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Anak bungsu dengan
pola asuh yang didapatkan berbeda dengan anak sulung maupun tengah, karena
anak bungsu mendapatkan pola asuh dari orang tua begitu baik seperti perhatian
serta kasih sayang yang berlebih dikarenakan bungsu merupakan anak yang
terakhir sehingga anak bungsu memiliki sifat yang manja dan selalu bergantung
pada orang lain serta kurang mandiri. Sedangkan pola asuh yang didapatkan anak
sulung ketika memiliki seorang adik secara otomatis pola asuh orang tua berbeda
dengan begitu anak sulung sejak kecil langsung diberikan tanggung jawab untuk
dapat mengurus adik-adiknya sehngga anak sulung dapat lebih mandiri dan
sebagainya, Sehingga anak sulung memiliki sikap yang dewasa dan bertanggung
jawab.
Pola asuh di Indonesia umumnya menerapkan jenis pola asuh demokratis,
permisif dan otoriter (Ahmad dkk, 2010). Pola asuh demokratis dapat
mengakibatkan anak mandiri, mempunyai kontrol diri dan kepercayaan diri yang
kuat, dapat berinteraksi dengan teman sebayanya dengan baik, mampu
menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal yang baru, kooperatif
dengan orang dewasa, penurut, patuh dan berorientasi pada prestasi. Orang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
yang menerapkan tipe pola asuh otoriter akan menuntut dan mengendalikan
semata-mata karena kekuasaan, tanpa kehangatan, bimbingan, dan komunikasi
dua arah. Pola asuh permisif merupakan orang tua serba membolehkan anak
berbuat apa saja. Orang tua memiliki kehangatan dan menerima apa adanya.
Kehangatan, cenderung memanjakan, dituruti keinginnannya.
Karakteristik atau sifat remaja dapat dilihat melalui urutan kelahiran. Adler
(dalam Feist & Feist 2010), mengatakan bahwa anak sulung, anak, tengah, anak
bungsu pastinya memiliki emosi yang berbeda-beda. Anak sulung adalah anak
yang pernah menjadi anak tunggal sehingga ia menjadi pusat perhatian, kemudian
anak kedua lahir setelah anak sulung sehingga anak sulung ini menjadi sosok yang
otoriter. Anak sulung cenderung berupaya untuk menghindari amarah, serta
memiliki ekspresi emosi datar, dan cenderung menyembunyikan perasaannya
sendiri, karena anak sulung memiliki tingkat mengelolaan emosi yang baik
ditunjukkan dari segi perilaku bahwa anak sulung memiliki kesadaran diri yang
baik, juga memiliki kemampuan dalam pengaturan diri. dan dapat mengambil
keputusan sendiri serta percaya akan kemampuannya.
Anak tengah adalah mereka yang berada di suatu posisi antara anak sulung
dan anak bungsu. Anak tengah bisa termasuk anak kedua, ketiga atau seterusnya
yang masih mempunyai adik. Adler (dalam Feist & Feist, 2010) menambahkan
bahwa posisi anak kedua atau anak tengah dipandang penuh dengan kecemburuan,
namun Adler juga memiliki pandangan bawah sifat positif yang dimiliki anak
tengah ialah bermotivasi tinggi, bisa bekerjasama, daya saing yang cukup,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
sehingga dalam pengungkapan emosi anak tengah juga memiliki tingkatan yang
cukup karena anak tengah memiliki kemampuan pengaturan diri yang baik.
Anak bungsu dapat dikatakan sebagai anak terakhir. Anak bungsu dikatakan
sebagai “bayi dalam keluarga”, karena mereka selalu mendapatkan bantuan dari
orang lain. Anak bungsu menjadi individu yang cepat putus asa apabila
mengalami suatu tantangan. Anak bungsu memiliki sifat yang khas dalam dirinya
yaitu sifat yang keras dan banyak menuntut, tidak berani menghadapi kesulitan, iri
hati dan kurang bertanggung jawab, cenderung memiliki prestasi yang rendah,
lebih suka menarik diri dan tergantung pada orang lain, serta lebih mementingkan
kepentingan diri sendiri. Adler (dalam Feist & Feist, 2010) mengatakan dalam
teorinya mengenai urutan kelahiran bahwa anak yang paling muda atau anak
paling bungsu memperoleh perhatian dalam jangka waktu yang jauh lebih panjang
dibanding anak sulung, sehingga anak bungsu memiliki tendensi untuk bersikap
manja dan kurang mandiri. Anak bungsu juga memiliki rencana-rencana yang
hebat namun tidak pernah berhasil. Selain itu anak bungsu juga dianggap
memiliki gaya hidup yang manja. Gaya hidup manja yang diungkapkan Adler
(dalam Feist & Feist, 2010) bahwa anak bungsu mengharapkan orang lain
memerhatikan mereka, melindungi mereka, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan
mereka.
Adler (dalam Feist & Feist, 2010) menyatakan meskipun dalam
keterampilan sosial anak bungsu dalam kategori baik, namun mereka belum
memiliki kemampuan pengaturan diri. Pengaturan diri yang kurang dalam anak
bungsu yaitu kemampuan untuk menangani emosi yang susah dimiliki oleh anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
bungsu, emosi yang ditunjukkan oleh anak bungsu sendiri yaitu menjadi
pemberontak, ceroboh, menangis, bertingkah laku berlebihan, tidak sabaran. Anak
bungsu juga diragukan dalam hal bertahan untuk menghadapi tantangan maupun
kegagalan karena mengingat anak bungsu memiliki karakteristik yang manja dan
kurang mandiri.
Dari hasil wawancara bersama Guru BK SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta,
terkait dengan tingkat kemampuan mengelola emosi remaja anak bungsu. Guru
BK mengutarakan bahwa beberapa siswa yang merupakan anak bungsu belum
mampu mengelola emosinya. Sehingga anak bungsu cenderung lebih cepat
mengambil keputusan ketika menghadapi suatu masalah tanpa berfikir matang-
matang. Ada siswa juga yang merupakan anak bungsu cenderung memiliki sifat
manja suka mencari perhatian dengan guru maupun temannya dan sering datang
ke ruang BK hanya sekedar mengobrol serta ingin didengarkan. Ada siswa yang
merupakan anak bungsu yang terlihat cemas dan pendiam karena kurang mampu
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan teman barunya.
Permasalahan siswa yang diungkapkan oleh Guru BK SMP Pangudi Luhur
1 Yogyakarta tersebut menandakan bahwa kemampuan mengelola emosi anak
bungsu belum terlalu baik. Ada siswa anak bungsu yang memberontak membuat
keonaran di dalam kelas sehingga anak ditempatkan belajar di ruang BK. Ada
siswa yang merupakan anak bungsu belum mampu mengelola emosinya dengan
menunda-nunda dalam mengerjakan tugas, sehingga anak diberikan tugas
tambahan untuk dikerjakan diruang BK. Ada siswa yang melakukan merokok
dengan teman-temanya di lingkungan sekolah serta ada beberapa siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
merupakan anak bungsu memiliki kecenderungan tidak mandiri. Itu terjadi
dikarenakan pola asuh yang diberikan oleh orangtua dan perhatian yang terlalu
berlebih dari orangtua dan saudara-saudaranya yang lebih tua darinya.
Kebetulan peneliti sendiri juga merupakan anak bungsu, dalam diri peneliti
sendiri yang merupakan anak bungsu memang dalam hal mengelola emosi susah
dimiliki karena emosi yang muncul dalam diri seperti ketika mengalami
kegagalan atau frustasi saat itu juga susah untuk bangkit sehingga
berkencenderungan lebih cepat putus asa dan peneliti sebagai anak bungsu ketika
merencanakan sesuatu pasti terburu-buru tidak sabaran sehingga yang
direncanakan selalu tidak berhasil. Sebagai anak bungsu dalam melakukan sesuatu
hal memang kadang kala tidak bisa melakukan sendiri sepertihalnya peneliti
sebagai anak bungsu sering bergantung pada kakaknya ketika mengerjakan PR
sekolah. Peneliti sebagai anak bungsu juga sering emosi marah-marah ataupun
murung ketika kebutuhan yang diinginkan tidak terpenuhi dengan saat itu juga.
Terkait kemampuan mengelola emosi remaja bungsu Guru BK menyiasati
bahwa perilaku yang ditunjukkan oleh remaja bungsu di SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta yaitu memiliki perilaku manja, selalu bergantung dengan orang lain,
prestasi yang kurang baik dan mencari perhatian lebih terhadap guru maupun
teman-temannya. Dengan kata lain penjelasan diatas sesuai dengan teori di
ungkapkan oleh Adler (dalam Feist & Feist, 2010) mengatakan dalam teorinya
mengenai urutan kelahiran bahwa anak yang paling muda atau anak paling bungsu
memperoleh perhatian dalam jangka waktu yang jauh lebih panjang dibanding
anak sulung, sehingga anak bungsu memiliki tendensi untuk bersikap manja dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
kurang mandiri. Anak bungsu juga memiliki rencana-rencana yang hebat namun
tidak pernah berhasil. Selain itu anak bungsu juga dianggap memiliki gaya hidup
yang manja.
Gaya hidup manja yang diungkapkan Adler (dalam Feist & Feist, 2010)
bahwa anak bungsu mengharapkan orang lain memerhatikan mereka, melindungi
mereka, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Perilaku yang ditunjukkan
remaja bungsu sesuai dengan teori Adler, dengan begitu Guru BK akan
membantu kemampuan mengelola emosi remaja bungsu melalui bimbingan
kelompok yang dilakukan bersama-sama di dalam maupun di luar kelas.
Fenomena di atas menunjukkan bahwa posisi atau urutan kelahiran yang
berbeda pada remaja khususnya remaja pada anak bungsu tersebut, memiliki
perbedaan dalam tingkatan mengelola emosi. Adanya perbedaan dalam tingkatan
mengelola emosi dalam urutan kelahiran yang merupakan anak bungsu juga
terdapat beberapa faktor yang tidak lain yaitu dari pola asu orang tua, karena pola
asuh orang tua memiliki sorotan yang penting dalam membentuk sifat dan
karakter dari remaja itu sendiri. Perilaku-perilaku yang dimunculkan dari
fenomena yang terjadi di atas menunjukkan bahwa tingkat mengelola emosi
seseorang remaja anak bungsu belum mampu mengelola emosinya sendiri, karena
anak bungsu cenderung memiliki sifat atau karakter yang kurang mandiri,
memiliki gaya hidup manja serta selalu bergantung dengan orang lain. Dengan
perilaku yang ditunjukkan oleh remaja anak bungsu dapat berdampak pada
prestasi yang rendah dan lemah kurang memiliki motivasi serta daya juang untuk
dirinya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Mengembangkan potensi siswa adalah salah satu tugas dari Guru BK
dengan dibantu dengan komponen sekolah lainnya. Keadaan anak bungsu yang
kurang dapat mengelola emosi tersebut perlu diteliti lebih lanjut. Hal ini
disebabkan karena anak bungsu merupakan siswa yang perlu dikembangkan
kemampuannya agar dapat menyesuaikan diri dan berinteraksi dengan baik di
lingkungannya. Berdasarkan kondisi tersebut peneliti bermaksud meneliti tentang
tingkat kemampuan mengelola emosi remaja anak bungsu.
B. Identifikasi Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas, terkait dengan tingkat kemampuan
mengelola emosi anak bungsu pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta, dapat diidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut:
1. Ada anak bungsu yang belum mampu mengelola emosi dengan baik karena
terbiasa dimanja.
2. Ada anak bungsu yang belum mampu melaksanakan tanggung jawabnya
dengan baik terlihat dari siswa yang sering menunda-nunda mengerjakan tugas.
3. Ada anak bungsu yang ingin diperhatikan oleh guru dan temannya dengan cara
datang ke ruang BK untuk mengobrol.
4. Ada anak bungsu yang belum mampu mengelola perilaku-perilaku negatif
seperti merokok dan membuat keonaran.
C. Pembatasan masalah
Dalam penelitian ini, fokus kajian diarahkan pada tingkat kemampuan mengelola
emosi anak bungsu pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Seberapa baik kemampuan mengelola emosi anak bungsu di kelas VIII SMP
Pangudi Luhur 1 Yogyakarta?
2. Usulan topik-topik bimbingan kelompok pribadi sosial apa sajakah yang
mungkin diberikan pada siswa berdasarkan skor item yang terindentifikasi
sangat rendah?
E. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui tingkat kemampuan mengelola
emosi anak bungsu pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
1. Mendeskripsikan seberapa baik kemampuan mengelola emosi anak bungsu
pada siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
2. Mengidentifikasi item kuisioner mengelola emosi yang capian skornya sangat
rendah untuk dijadikan usulan topik-topik bimbingan kelompok sebagai topik
bimbingan pribadi-sosial.
F. Manfaat Hasil penelitian
Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap muncul beberapa manfaat
sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan informasi yang bisa dimanfaatkan
pembaca khususnya mahasiswa bimbingan dan konseling untuk
mengembangkan pengetahuan dalam bidang mengelola emosi.
2. Secara Praktis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
a. Bagi Penulis
1) Memperoleh pengalaman dalam meneliti tingkat kemampuan mengelola
emosi anak bungsu dengan baik.
2) Memperdalam pengetahuan tentang mengelola emosi.
b. Bagi Prodi Bimbingan dan Konseling
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi bagi prodi Bimbingan
dan Konseling Universitas Sanata Dharma mengenai hal yang perlu
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mengelola emosi remaja anak
bungsu secara optimal.
c. Bagi Guru BK
Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan sumbangan topik bimbingan
pribadi-sosial serta memberikan referensi untuk mengembangkan
bimbingan yang dilakukan di dalam maupun diluar.
d. Bagi Mahasiswa Prodi BK
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai keadaan
emosi anak bungsu pada mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling.
e. Bagi Peneliti lain
Referensi atau acuan untuk bahan pengembangan khususnya bagi penelitian
yang berkaitan dengan topik kemampuan mengelola emosi anak bungsu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
G. Batasan Istilah
Berikut ini dapat dijelaskan arti beberapa istilah yang digunakan dalam
penelitian ini :
1. Kemampuan Mengelola Emosi adalah suatu keadaan yang terangsang dari
organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam
sifatnya dan perubahan perilaku. Emosi pada anak bungsu adalah emosi yang
timbul karena karakteristik anak bungsu dalam keluarga.
2. Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa yang
didalamnya mencangkup kematangan mental, emosional, social dan fisik.
3. Anak Bungsu adalah anak yang mempunyai urutan kelahiran paling akhir atau
terkecil dalam suatu keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini memaparkan tentang individu yang sedang menjalani masa remaja
awal, kemampuan mengelola emosi, dan anak bungsu.
A. Hakikat Mengelola Emosi
1. Pengertian Emosi
Menurut Surya (dalam Triatnasari, 2014) emosi adalah keadaan diri
yang menggerakkan individu untuk menuju rasa aman dan pemenuhan
kebutuhannya, serta menghindari sesuatu yang merugikan dan pencabutan
kebutuhan. berdasarkan penjelasan diatas suatu emosi merupakan jantung
utama dari apa yang akan dilalukan oleh setiap individu, seperti perasaa,
pikiran yang menjadi kendali penggerak sebuah emosi semua akan tergerak
dengan sesusai kebutuhan diri masing-masing individu.
Menurut Chaplin (dalam Saputra & Safaria, 2009) mendefinisikan
emosi adalah suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup
perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dan
perubahan perilaku. Emosi merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh
situasi tertentu. Dengan pendapat diatas bahwa emosi merupakan sebuah
situasi yang dimunculkan oleh diri sendiri dengan adanya perubahan
perilaku. Awalnya individu memiliki suatu ketenangan dalam dirinya,
namun akan menjadi agresife ketika mendapat perlakuan yang tidak
menyenangkan dari temannya sehingga emosi dapat muncul secara tiba-
tiba melalui pikiran dan perasaan individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Menurut Gohm & Clore ( dalam Saputra & Safaria, 2009) Pada
dasarnya emosi manusia bisa dibagi menjadi dua kategori umum, jika
dilihat dari dampak yang ditimbulkan. Kategori ini dibagi menjadi emosi
positif dan emosi negative. Untuk emosi positif adalah memberikan
dampak menyenangkan dan menyusahkan. Macam emosi positif ini seperti
tenang, santai, gembira, lucu, haru dan senang. Sedangkan untuk emosi
negative adalah dampak yang dirasakan tidak menyenangkan dan
menyusahkan. Macam emosi negatife ini seperti sedih, kecewa, putus asa,
depresi, tidak berdaya, frustasi, marah, dendam dan masih banyak lagi.
Berdasarkan beberapa pandangan para ahli bahwa emosi merupakan suatu
keadaan suatu perasaan, pikiran yang dapat berubah secara tiba-tiba
melalui perilaku yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.
2. Macam-macam Emosi
Menurut Saputra & Safaria ( 2009) mengutarakan bahwa emosi
terdapat dua kategori emosi yaitu emosi positif dan emosi negative :
a. Emosi positif
Emosi positif adalah memberikan dampak menyenangkan dan
menangkan. Macam emosi positif ini seperti tenang, santai, rilek,
gembira, lucu, haru dan senang.
b. Emosi negative
Emosi negative adalah memberikan dampak yang dirasakan tidak
menyenangkan dan menyusahkan. Macam emosi negative ini seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
sedih, kecewa, putus asa, depresi, tidak berdaya, frustasi, marah, dendam
dan masih banyak lagi.
Menurut Ekman dan Friesen (dalam Saputra & Safaria, 2009) bahwa
ada tiga macam emosi yang dikenal dengan display rules yaitu adanya tiga
macam aturan penggambaran emosi yang terdiri dari masking, modulation,
dan simulation.
a. Masking adalah keadaan seseorang yang dapat menyembunyikan atau
menutupi emosi yang dialami, karena emosi yang dialami tidak tampak
melalu ekspresi kejasmaniannya. Misalnya seorang perawat marah
karena sikap pasien yang meremehkan pekerjaannya.
b. Modulation adalah orang yang tidak dapat meredam secara tuntas
mengenai gejala kejasmaniannya tetapi hanya mengurangi saja, misalnya
seseorang marah ngomel-ngomel tetapi kemarahannya tidak menjadi-jadi
tetap terkontrol.
c. Simulation adalah orang tidak mengalami suatu emosi,tetapi seolah-olah
mengalami emosi dengan menampakkan gejala-gejala emosi pada
dirinya.
3. Bentuk-bentuk Emosi
Menurut Yusuf & Nurihsan (2010: 258) emosi merupakan aspek
psikologis yang komplek dari keadaan psikologis yang normal yang
berawal dari suatu stimulus psikologis. Adapun bentuk-bentuk emosi
sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
a. Kecemasan
Kecemasan pada dasarnya adalah suatu reaksi diri untuk menyadari
suatu ancaman yang tidak menentu, gejala kecemasan ini nampak pada
fisik seperti ganggungan pernafasan atau detak jantung dan berkeringat.
b. Rasa bersalah dan rasa khawatir
Rasa bersalah dan cemas dapat dikategorikan sebagai kegelisahan
dengan suatu ancaman yang jelas. Rasa bersalah dapat ditandai dengan
menurunya kepercayaan diri, merasa dirinya tidak berguna, buruk,
merasa sebagai orang jahat.
c. Rasa takut
Rasa takut adalah tanggapan terhadap suatu ancaman tertentu, berbeda
halnya dengan rasa gelisah yang merupakan tanggapan atas ancaman
yang belum menentu kejelasannya. Rasa takut pada manusia sangatlha
beragam seperti rasa takut pada hukuman, sakit,kegagalan dan
sebagainya.
d. Marah
marah adalah emosi yang kuat ditandai dengan adanya reaksi sistem
syaraf yang akut dan dengan adanya sikap melawan baik secara terang-
terangan atau tersembunyi. Menahan untuk marah dapat menyebabkan
stress pada diri seseorang baik secara emosi atau fisik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
e. Cemburu
Cemburu meliputi keinginan untuk menguasai, mengendalikan, atau
memperbudak seseorang sebagai rasa kepemilikan atas orang tersebut.
Cemburu dapat menimbulkan rasa cemas, takut, gelisah atau marah.
f. Kesedihan dan kedukaan
Sedih adalah rasa sakit atau pilu yang diakibatkan adanya perubahan,
seperti perubahan dalam hubungan pribadi (cinta, dukungan dll),
perubahan dalam kemampuan dalam diri (daya tanggap, kekuatan).
4. Proses Terjadinya Emosi
Menurut pandangan teori kognitif (dalam Saputra & Safaria, 2009)
emosi lebih banyak ditentukan oleh hasil interprestasi individu terhadap
suatu peristiwa. Individu memandang dan menginterprestasikan suatu
peristiwa dalam persepsi atau nilai negative, tidak menyenangkan,
menyengsarakan, menjengkelkan, mengecewakan. Sebaliknya dalam
persepsi positif seperti kewajaran, hal indah, sesuatu yang mengharukan
atau membahagiakan. Interpretasi yang dibuat individu atas suatu peristiwa
akan membentuk dalam perubahan fisiologis individu secara internal.
Bahwa dari suatu pernyataan ini seseorang maupun individu akan menilai
dan menginterpretasikan persepsi-persepsi masing-masing individu dengan
melihat situasi apa yang sedang dimunculkan oleh tiap individu.
Semisal individu memiliki interpretasi bahagia maka seorang pun
akan memiliki perasaan senang dan pemikiran yang lebih positif. Seperti
halnya bahwa Orang yang mampu memahami emosi apa yang sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
individu alami dan rasakan, akan lebih mampu mengelola emosinya secara
positif. Sedangkan orang yang kesulitan memahami emosi apa yang sedang
bergejelok dalam perasaaanya, menjadi rentan terpenjara oleh emosinya
sendiri. Dengan begitu proses kemunculan emosi juga melibatkan faktor
psikologis maupun biologis
5. Kegunaan Emosi
Emosi berguna menuntun individu menghadapi saat-saat kristis dan
tugas - tugas yang terlampauriskan bila hanya diserahkan pada otak.
Sehingga sangat berbahaya dapat memunculkan perasaan kekecewaan,
karena setiap emosi juga menawarkan pola persiapan tindakan tersendiri
untuk menuntun setiap individu kearah yang baik. Dan dapat digunakan
ketika menangani tantangan yang datang secara berulang-ulang dalam
kehidupan manusia (Goleman, 1998)
Saputra & Safaria (2009) merumuskan bahwa emosi dapat digunakan
sebagai berikut :
a. Emosi dapat digunakan sebagai bentuk komunikasi yang dapat
mempengaruhi orang lain. Seperti guratan ekspresi yang terlihat pada
raut muka seseorang, merupakan bagian dari emosi dan saat sekarang
pada masyarakat modern. Guratan ekspresi merupakan bentuk
komunikasi yang lebih cepat dari kata-kata.
b. Emosi dapat digunakan sebagai mengorganisasi dan memotivasi
tindakan. Emosi secara teoritis dapat memotivasi perilaku untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
bertindak dan pada situasi ini yang penting emosi dapat bereaksi dalam
menghadapi suatu situasi tersebut.
6. Kemampuan Mengelola Emosi
Pengertian kemampuan mengelola emosi Menurut Fatimah (dalam
Triatnasari, 2014) mengelola emosi berarti “manangani perasaan agar
terungkap dengan tepat. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila mampu
menghibur diri, ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan,
kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat”.
Dengan berdasarkan penjelasan bahwa kemampuan emosi merupakan suatu
hal bagaimana suatu perasaan indvidu sendiri dapat menempatkan dengan
tepat sehingga ketika perasaan individu senang maupaun sedih dapat di olah
dengan baik.
Saputra & Safaria (2009) mengungkapkan bahwa seseorang yang
mampu mengelola dan memahami emosi yang sedang dirasakan, maka
seorang individu akan lebih mampu mengelola emosinya secara positif. Dan
sebaliknya jika seseorang yang belum bisa mengelola atau kesulitan
memhami emosi apa yang bergejolak dalam perasaannya, maka seseorang
akan terpenjara oleh emosinya sendiri. Hal ini akan berpengaruh pada
individu sendiri menjadi bingung dan bimbang atas suasana emosi yang
sedang dirasakan. Berdasarkan pendapat bahwa seseorang yang yang
memiliki kualitas dalam mengelola emosi dengan baik maka seseorang
tersebut juga akan mendapatkan energy-energi yang positif dalam dirinya.
Seperti merasakan perasaan yang senang maupun bahagia. Sementara itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
seseorang yang dalam kualitas rendah dalam mengelola emosi maka akan
selalu mendapatkan tekanan perasaan yang tidak menyenangkan maupun
tidak mengenakkan seperti sedih, selalu marah dan lain sebagianya.
7. Aspek - aspek Kemampuan Mengelola Emosi
Goleman (1998) menjelaskan bahwa kemampuan mengelola emosi
adalah kemampuan menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap
dengan tepat yang bergantung pada kesadaran diri. Orang yang memiliki
kemampuan mengelola emosi yang buruk akan terus menerus melawan
perasaan murung, sementara orang yang pintar mengelola emosi dapat
bangkit kembali dengan jauh lebih cepat dari perasaan yang tidak
menyenangkan. Kemampuan seseorang untuk menjaga agar emosi yang
merisaukan atau mengganggu tetap terkendali merupakan kunci menuju
kesejahteraan emosi yang dapat menimbulkan kestabilan emosi dalam diri
seseorang.
Kemampuan mengelola emosi merupakan salah satu dari kelima unsur
aspek yang terkandung dalam kecerdasan emosi (mengenali emosi diri,
mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain,
membina hubungan. Kelima aspek tersebut pada dasarnya saling berkaitan
dan tidak bisa dipisahkan kecakapan keterampilan emosi seseorang untuk
mengendalikan diri, memiliki sifat dapat dipercaya, sifat bersungguh-
sunguh, adaptabilitas dan inovasi. Berikut adalah aspek-aspek kemampuan
mengelola emosi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
a. Mengendalikan diri
Orang yang mampu mengendalikan diri, sehingga seseorang dapat
mengelola emosi dari segi diri sendiri hingga dalam mengelola sebuah
perasaan-perasaan yang menekan seseorang dari sedih sampai senang
maupun bahagia. seperti contoh seseorang ketika sedang marah tetapi
bisa mengendalikan emosinya dengan hal yang positif seperti
berolahraga. Anak bungsu harus mampu mengendalikan diri ketika
keinginannya tidak terpenuhi dengan cara menyalurkan emosinya ke
kegiatan yang positif.
b. Sifat dapat dipercaya
Orang yang memiliki sifat dapat dipercaya merupakan seseorang yang
memiliki sikap maupun sifat kejujuran dan selalu menunjukkan sikap
yang baik serta selalu bertanggung jawab atas kesalahan yang telah
diperbuat. seperti contoh ketika teman memberimu uang sepuluh ribu
untuk membelikan minum dan saya mengembalikan uang kembalian
pada teman saya. Aspek ini berkaitan dengan kemampuan mengelola
emosi menurut orang lain, yaitu anak bungsu dapat dipercaya oleh orang
tuanya untuk melakukan sesuatu hal.
c. Sifat bersungguh-sungguh
Orang yang memiliki sifat bersungguh-sungguh merupakan seseorang
yang menjunjung tinggi rasa tanggung jawa atas semua yang akan
dilakukan dan selalu memiliki komitmen yang tinggi untuk menuju apa
yang ingin dicapai. Anak bungsu menunjukkan kesungguhannya dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
perilaku disiplin seperti contoh saya tidak pernah terlambat ketika
datang ke sekolah di pagi hari.
d. Adaptabilitas
Orang yang memiliki adaptabilitas baik merupakan seseorang yang
memiliki kemandirian, keluwesan dalam menghadapi tantangan serta
dapat memahami situasi yang ada. Anak bungsu dapat menunjukkan
adaptabilitas dengan mudah bergaul di lingkungannya dan mampu
mengatasi tantangan seperti halnya ketika anak dapat melakukan
mencuci baju sendiri dirumah.
e. Inovasi
Orang inovasi merupakan seseorang yang mampu atau memiliki sikap
keterbukaan dengan gagasan dari orang lain serta selalu update dengan
informasi yang ada. Anak bungsu dapat melakukan inovasi seperti
contoh ketika anak selalu menghargai pendapat teman saya saat didalam
kelompok kecil maupun kelompok besar.
8. Cara Mengelola Emosi
Banyak cara untuk mengelola emosi. Salah satunya menurut Gunarsa
(dalam Saputra & Safaria, 2009). Pengungkapan emosi merupakan suatu
bentuk komunikasi melalui raut wajah dan gerakan tubuh yang menyertai
emosi, sebagian luapan emosi, mengungkapkan, menyampaikan
perasaannya kepada orang lain dan menenentukan bagaimana perasaan
orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengelola emosi adalah
melalui latihan relaksasi (Saputra & Safaria, 2009). Latihan relaksasi
memiliki tujuan untuk menurunkan tingkat ketegangan psikis dan fisiologis
akibat stressor yang menekan dan menggantinya dengan keadaan santai dan
tenang. Dalam melakukan relaksasi yang dapat kita lakukan sendiri yaitu
relaksasi Cue-controlled Relaxation . (Saputra & Safaria, 2009)
mengungkapkan bahwa teknik Cue-controlled Relaxation, merupakan
teknik ini merupakan gabungan pernapasan dengan kalimat atau kata-kata
sugesti yang dapat menimbulkan keadaan santai, tenang dan tenteram.
Teknik relaksasi dapat dilakukan dalam posisi berbaring atau duduk dengan
posisi ternyaman. seperti contoh jika tubuh kita dalam keadaan santai dan
relaks, keadaan emosi kita juga akan relatife mengikuti menjadi lebih santai
dan relaks.
Selain melalui teknik relaksasi, kita juga bisa mengelola emosi dengan
cara gabungan antara relaksasi dengan melalui pernapasan. seperti halnya
ketika kita sedang mengalami emosi marah maka akan terjadi perubahan
secara fisiologis, dan akan merasakan dada menjadi sesak, detak jantung
meningkat, dan suhu badan meningkat yang semua merupakan dalam
kondisi tegang. Dengan keadaan tegang secara fisiologis kita dapat
melakukan mengelola emosi dengan teknik pernapasan, kita dapat
melakukannya dengan kita menarik napas dalam-dalam, menahan sekitar 10
detik, kemudian kita hembuskan perlahan-lahan sambil kita mengatakan
sugesti positif terhadap diri sendiri seperti “saya berada dalam keadaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
tenang”. teknik pernapasan ini jika dilakukan beberapa kali maka secara
bertahap akan menurunkan ketegangan dan memunculkan keadaan relaksasi
yang menenangkan.
B. Hakikat Urutan Kelahiran
1. Pengertian Urutan Kelahiran
Dalam proses pendidikan (Sugihartono, dkk, 2013:29), terdapat
beberapa hal yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa yaitu faktor
bawaan dan faktor lingkungan. Faktor bawaan merupakan faktor-faktor
biologis yang diturunkan melalui pewarisan genetic orang tua, sementara
itu faktor lingkungan menunjukkan pada segala sesuatu yang berada diuar
diri individu. faktor ini meliputi banyak hal dari status sosial,Pola asuh
orang tua, budaya dan urutan kelahiran.
Keempat faktor ini merupakan penentu kepribadian invidu dalam
proses pendidikan. Walaupun masih terdapat kontroversi, beberapa
penelitian membuktikan karakteristik kepribadian seseorang ditentukan
salah satunya oleh urutan kelahirannya. Seperti halnya Anak Sulung
cenderung lebih teliti, mempunyai ambisi, dan agresif dibandingkan adik-
adiknya. Anak pertama cenderung mendapatkan dan menyelesaikan
pendidikan yang lebih tinggi dan memiliki prestasi yang baik.
Sementara itu anak tengah lebih mudah bergaul dan memiliki rasa
setia kawan yang tinggi, dikarenakan anak tengah kurang mendapat
perhatian di dalam keluarga, mereka cenderung belajar, menjalin
hubungan, dan mencari dukungan dari teman-temannya. maka dari itu anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
tengah terampil memiliki kemampuan bersosialisasi. Sedangkan anak
Bungsu cenderung paling kreatif dan biasanya menarik. Oleh karena itu
Anak bungsu sering dianggap sebagai anak bawang, anak bungsu
cenderung untuk selalu ingin memperoleh perlakuan yang sama. Anak
tunggal atau anak semata wayang memiliki karakteristik yang hampir mirip
dengan anak pertama dan sering terbebani dengan harapan yang tinggi dari
orang tua. Penelitian memperlihatkan, mereka lebih percaya diri, supel dan
memiliki imajinasi yang tinggi. mereka juga mengharapkan banyak dari
orang lain, tidak senang dikritik, kadang tidak fleksibel, serta perfeksionis.
Karakteristik yang berbeda-beda antara anak sulung,anak tengah, anak
bungsu, maupun anak tunggal disebabkan karena perlakukan yang berbeda-
beda dari orang tua maupun anggota keluarga lainnya berdasarkan urutan
kelahirannya.
Urutan kelahiran merupakan kedudukan atau posisi anak dalam
keluarga yang memiliki bermacam-macam jenis, seperti anak sulung, anak
tengah, anak bungsu dan seterusnya. dari setiap kedudukan anak dalam
urutan kelahiran masing-masing mendapatkan pola pengasuhan yang
berbeda-beda dari orang tua yang akan membentuk kepribadian setiap
anak. posisi urutan kelahiran dalam keluarga juga memberikan pengaruh
mendasar pada perkembangan anak. menurut Agus sujanto (dalam Zola,
dkk. 2017) anak-anak menempati kedudukan yang khas pada umunya lalu
menunjukkan tipe-tipe yang khas pula, sehingga memerlukan perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
yang khas pula dengan maksud agar tidak merugikan anak itu sendiri
maupun merugikan keluarga.
Menurut Alwisol (dalam Zola, dkk. 2017) dalam sebuah keluarga,
setiap anak lahir dengan unsur genetik yang berbeda dan masuk dalam
situasi sosial yang berbeda karena banyak dipengaruhi berbagai faktor
seperti lingkungan, lalu orang tua dan pola asu. maka dari itu penting untuk
melihat urutan kelahiran (anak pertama, anak kedua dan seterusnya), dan
anak-anak ini menginterprestasikan situasi dengan cara yang berbeda-beda
pula.
2. Jenis-jenis dalam Urutan Kelahiran (anak sulung, anak tengah, anak
bungsu)
Dalam kedudukan urutan kelahiran posisi anak terdapat anak sulung,
anak tengah dan anak bungsu, dan dalam kedudukan anak dalam keluarga
juga memiliki ciri yang khas atau karakter yang berbeda-beda di setiap
kedudukan anak dalam keluarga (Feist & Feist, 2010).
a. Anak Sulung adalah anak yang pernah menjadi anak tunggal sehingga
ia menjadi pusat perhatian, hingga saatnya anak kedua setelah anak
sulung lahir kemudian anak sulung ini menjadi sosok yang otoriter,
namun anak sulung cenderung berupaya untuk menghindari amarah,
serta memiliki ekspresi emosi datar, dan cenderung menyembunyikan
perasaannya sendiri, karena Anak sulung memiliki tingkat mengelolaan
emosi yang baik dintunjukan dari segi perilaku bahwa anak sulung
memiliki kesadaran diri yang baik lalu hal anak sulung juga memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
kemampuan dalam pengaturan diri. dan dapat mengambil keputusan
sendiri serta percaya akan kemampuannya. sehingga Dalam
pengungkapan emosi anak sulung memiliki tingkatan yang baik.
b. Anak tengah adalah mereka yang berada di suatu posisi antara anak
sulung dan anak bungsu. Anak tengah bisa termasuk anak kedua, ketiga
atau seterusnya yang masih mempunyai adik. Adler menambahkan
bahwa posisi anak kedua atau anak tengah dipandang penuh dengan
kecemburuan, namun adler juga memiliki pandangan bawah sifat
positif yang dimiliki anak tengah ialah bermotivasi tinggi, bisa
bekerjasama, daya saing yang cukup. sehingga Dalam pengungkapan
emosi anak tengah juga memiliki tingkatan yang cukup karena anak
tengah memiliki kemampuan pengaturan diri yang baik.
c. Anak bungsu yang dapat dikatakan sebagai anak terakhir. Anak bungsu
dikatakan sebagai “bayi dalam keluarga”, karena mereka selalu
mendapatkan bantuan dari orang lain. Anak bungsu menjadi individu
yang cepat putus asa apabila mengalami suatu tantangan. Anak bungsu
memiliki sifat yang khas dalam dirinya yaitu sifat yang keras dan
banyak menunutut, tidak berani menghadapi kesulitan, iri hati dan
kurang bertanggung jawab, cenderung memiliki prestasi yang rendah,
lebih suka menarik diri dan tergantung pada orang lain, serta lebih
mementingkan kepentingan diri sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
3. Karakteristik Anak Bungsu
Adapun karakteristik anak bungsu menurut Hurlock (dalam Zola, dkk.
2017) adalah sebagai berikut :
a. Cenderung keras (berjiwa bebas) dan agak penurut.
b. Memiliki rasa aman yang tinggi karena tidak pernah disaingi oleh
saudara-saudaranya (egois,manja). Berdasarkan pendapat tersebut
kecenderungan pengelolaan emosi anak bungsu yaitu cenderung kurang
baik yang tercermin dari sikap kurang mandiri, selalu ingin diperhatikan.
c. Biasanya dilindungi oleh orangtuanya dari serangan fisik dan verbal
kakak-kakaknya (tidak dewasa,manipulatife).
d. Cenderung tidak berprestasi tinggi karena kurangnya harapan dari orang
tua (merasa dirinya inferior / rendah diri).
e. Mengalami hubungan sosial yang baik diluar rumah dan biasanya
popular tetapi jarang menjadi pemimping karena kurang kemauan untuk
memikul tanggung jawab (tipe ekstrovert, suka bergaul, dan pendengar
yang baik).
f. Cenderung bahagia karena memperoleh perhatian dan dimanjakan
keluarga selama masa anak-anak (selalu menginginkan semua perhatian
tertuju padanya).
4. Kemampuan Mengelola Emosi Anak Bungsu
Adler mengatakan dalam teorinya mengenai urutan kelahiran bahwa
anak yang paling muda atau anak paling bungsu memperoleh perhatian
dalam jangka waktu yang jauh lebih panjang dibanding anak sulung,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
sehingga anak bungsu memiliki tendensi untuk bersikap manja dan kurang
mandiri. Anak bungsu juga memiliki rencana-rencana yang hebat namun
tidak pernah berhasil. Selain itu anak bungsu juga dianggap memiliki gaya
hidup yang manja. Gaya hidup manja yang diungkapkan Adler bahwa anak
bungsu mengharapkan orang lain memerhatikan mereka, melindungi
mereka, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa anak bungsu
memiliki kemampuan mengelola emosi yang kurang baik. Hal ini terlihat
dari sikap anak bungsu yang manja dan kurang mandiri karena terbiasa
diberikan perhatian oleh orang tua. Anak bungsu juga sering dituruti
keinginan oleh keluarga sehingga tidak terlatih mengelola emosi dalam
mendapatkan hal yang diinginkan.
C. Hakikat Remaja
1. Pengertian Remaja
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan
manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa. Menurut Papalia dan Olds (dalam Putro,
2017), masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-
kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13
tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan
tahun. Sedangkan Anna Freud (dalam Putro, 2017) bahwa pada masa remaja
terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang
berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, di mana
pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa
depan.
Remaja menurut WHO ( dalam Sarwono, 2007) mengungkapkan
bahwa remaja adalah individu yang berkembang dari saat pertama kali ia
menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai
kematangan seksual, individu mengalami perkembangan psikologis dan
pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa, serta terjadi peralihan dari
ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh keadaan yang relative lebih
mandiri. WHO menetapkan batasan usia yaitu remaja awal 10-14 tahun, 10-
20 tahun sebagai batasan remaja dan 15-20 tahun remaja akhir.
Adapun menurut Piaget (dalam Sumanto, 2014). istilah adolescence
yang berarti remaja. Istilah adolescence seperti dipergunakan saat ini
mempunyai arti yang luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial,
dan fisik. Padangan ini diungkapkan oleh Piaget bahwa pada usia 11-15
tahun anak masuk dalam fase perkembangan kognitif baru yang disebut
tahap pemikiran operasional formal yang ditandai dengan pemikiran
asbtrak, idealistis dan logis. sehingga remaja dapat berfikir lebih abstrak
dibanding anak. Pada awal remaja, anak akan berfikir ego-centris yang
menganggap orang lain seperti dirinya dalam hal yang dipikirkan,dirasakan
dan disenangi. perilaku yang umum bagi para remaja adalah keinginan
untuk diperhatikan dan tampil menonjolkan diri serta tampil beda dan lain-
lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2. Ciri-ciri Remaja
Menurut Erikson (dalam Sumanto, 2014): masa remaja mempunyai
ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelumnya dan
sesudahnya. Ciri-ciri tersebut diterangkan secara singkat:
a. Masa remaja sebagai periode peralihan.
Yaitu perkembangan masa kanak-kanak lagi dan belum dapat dianggap
sebagai orang dewasa. Namun Status remaja tidak jelas, keadaan ini
memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan
menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan
dirinya.
b. Masa remaja sebagai periode perubahan
yaitu tingkat peruahan dalam sikap dan perilaku masa remaja sejajar
dengan tingkat perubahan fisik. Ada lima perubahan diantaranya
perubahan pada emosi perubahan tubuh, minat dan peran (menjadi
dewasa yang mandiri), perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta
keinginan akan kebebasan.
c. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan
Yaitu dikatakan demikian masa remaja dalam tahap yang karena sulit
diatur, cenderung berperilaku yang aneh-aneh dan kurang baik. Hal ini
yang membuat banyak orang tua menjadi takut.
d. Masa remaja sebagai masa dewasa
Yaitu Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan di dalam usaha
meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan di dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
memberikan kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa, sehingga
mereka melakukan perilaku menyimpang untuk mnyalurkan emosinya
dan mendapat pengakuan dari orang lain.
3. Tugas Perkembangan Remaja
Menurut Havighurst (dalam Sumanto, 2014) menambahkan bahwa
tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada kematangan fisik,
tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai – nilai dan aspirasi individu.
Havighurst juga menambahkan bahwa tugas - tugas perkembangan masa
remaja adalah :
a. Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial, remaja yang
mampu mengelola emosi cenderung akan mampu bertanggung jawab di
lingkungan sosial.
b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa
lainnya, remaja harus mampu untuk mengeola emosinya secara mandiri
tanpa bergantung pada orang tua maupun orang lain.
c. Belajar bergaul dengan kelompok sesuai dengan jenis kelamin masing-
masing, remaja mulai belajar untuk mengelola emosinya agar mampu
bergaul dengan lawan jenis.
d. Mengembangkan sistem nilai dan etika sebagai petunjuk dalam
berperilaku, remaja mempelajari sistem nilai dan etika agar mampu
mengelola emosi sesuai dengan aturan yang ada di lingkungan sekitar.
Sementara itu menurut Yusuf & Nurihsan (2010 :198) tugas
perkembangan remaja adalah sebagai berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
a. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figure-figur yang
mempunyai otoritas (mengembangkan sikap respek terhadap orang tua
dan orang lain tanpa tergantung kepadanya.) Remaja yang memiliki
kemandirian emosional akan mampu mengelola emosinya dengan baik.
b. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal, remaja harus
mampu mengelola emosi agar dapat berkomunikasi dengan baik dengan
orang lain.
c. Mampu bergaul dengan teman sebaya atau orang lain secara wajar,
kemampuan mengelola emosi remaja sangat penting agar remaja dapat
bergaul dengan teman sebaya secara baik.
d. Menemukan manusia model yang dijadikan pusat identifikasinya, remaja
dapat mencontoh orang disekitarnya yang memiliki kemampuan
mengelola emosi agar remaja mampu meniru untuk mengelola emosi
dengan baik.
e. Memperoleh self-control (kemampuan mengendalikan sendiri) atas dasar
skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup, remaja yang memiliki
self- control akan mampu mengelola emosinya dengan baik.
f. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap dan perilaku
yang kekanak-kanakan, remaja yang mampu mengelola emosi akan
mampu bersikap secara bijaksana dan tidak kenak-kanakan.
g. Bertingkah laku yang bertanggung jawab secara rasional, remaja yang
mampu mengelola emosi akan mampu bertanggung jawab terhadap
perilakunya..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja
Menurut Hurlock (dalam Sumanto, 2014), baik faktor kondisi internal
maupun eksternal akan dapat memengaruhi tempo atau kecepatan dan sifat
atau kualitas perkembangan. adapun faktor – faktor umum yang
memengaruhi perkembangan tersebut.
a. Intelegensi
Intelegensi merupakan faktor yang penting dalam perkembangan.
kecerdasan yang tinggi disertai oleh perkembangan yang cepat,
sebaliknya jika kecerdasan rendah, maka anak akan terbelakang dalam
pertumbuhan dan perkembangannya. Remaja yang memiliki kecerdasan
dapat mengembangkan kecerdasan emosional dan kemampuan
mengelola emosi yang baik.
b. Jenis kelamin
Perbedaan perkembangan antara laki-laki dan perempuan tidak tampak
jelas. perbedaan yang nyata adalah kecepatan dalam pertumbuhan
jasmaniah. seperti ketika lahir laki-laki lebih bear dibanding dengan
perempuan, tetapi anak perempuan lebih cepat perkembangannya dan
lebih cepat pula mencapai kedewasaan. Seseorang yang lebih cepat
dewasa akan lebih cepat pula mencapai pengelolan emosi yang baik.
c. Posisi dalam keluarga
Kedudukan anak dalam keluarga merupakan keadaan yang dapat
memengaruhi perkembangan. anak kedua, anak ketiga dan sebagainya
pada umumnya perkembangan lebih cepat dari anak yang pertama. anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
bungsu biasanya karena dimanja perkembangannya lebih cepat. Anak
bungsu juga cenderung kemampuan mengelola emosi yang berbeda
dengan saudara-saudaranya.
d. Kultur (budaya)
Budaya merupakan faktor yang berpengaruh terhadap tingkah laku
seseorang. sebuah penelitian yang dilakukan di amerika menunjukkan
bahwa sifat pertumbuhan anak dari dua budaya yang berbeda adalah
sama, namun perbedaan budaya ketika mereka mulai tumbuh dan
berkembang penyebakan perbedaan tingkah laku diantara keduanya.
Budaya juga dapat mempengaruhi mengelola emosi yang dimiliki
seseorang. Orang yang berasal dari budaya yang keras dapat mengalami
kesulitan dalam mengelola emosinya.
5. Perkembangan Remaja dan Permasalahannya
Remaja merupakan individu yang sedang mengalami masa
perkembangan. Perkembangan remaja ini terdiri dari perkembangan pada
fisik, emosi dan sosial. Adanya perkembangan pada remaja tentunya
menimbulkan berbagai permasalahan. Berdasarkan ciri-ciri remaja menurut
Erikson (dalam Sumanto,2014) dapat diketahui beberapa permasalahan
dalam perkembangan remaja. Kondisi peralihan pada remaja membuat
emosi remaja tidak stabil sehingga remaja sulit untuk mengelola emosinya.
Selain itu adanya ketakutan yang di alami oleh orang tua disebabkan
oleh remaja yang kesulitan mengelola emosinya sehingga melakukan
perilaku yang menyimpang di keluarga yaitu dengan merokok, minum-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perilaku
seks. Remaja menganggap bahwa perilaku ini adalah pelampiasan emosi
dan dapat memperoleh pengakuan dari orang lain. Berdasarkan
permasalahan pada remaja ini, ini perlu untuk ditangani agar tidak
mengganggu tugas perkembangan remaja yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini berisi uraian tentang jenis atau desain penelitian, waktu dan tempat
pengumpulan data penelitian, subjek penelitian, variabel penelitian dan definisi
operasional, teknik dan instrumen penelitian, validitas dan reliabilitas, serta teknik
analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif yang menekankan
analisis pada data angka yang diolah dengan metode statistika seperti tabel
maupun grafik (Sugiyono, 2017). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
gamabaran terhadap obyek yang akan di teliti melalui data sampel atau
populasi dan akan dimasukkan dalam kategori fungsionalnya ke dalam
penelitian deskriptif kuantiatif yang bertujuan untuk meneliti seberapa baik
pengelolaan emosi siswa. Hal ini sesuai dengan maksud penelitian yang ingin
mengetahui apakah terdapat kemampuan mengelola emosi pada Siswa Kelas
VIII di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
B. Waktu dan Tempat Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 28 Agustus 2018 yang meliputi
pembuatan proposal. Pengambilan data penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Januari tahun ajaran 2018/2019 pada tanggal 14 Januari 2019. Penyusunan
laporan akhir penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai April 2019.
Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
C. Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini dengan mengambil beberapa orang dari subjek
penelitian (sampel) dan menggunakan teknik sampling. Sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang diambil
harus dari populasi harus betul-betul representative (mewakili) (Sugiyono,
2017). Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Peneliti untuk
mengambil data menggunakan Purposive Non Random Sampling dengan
melihat kriteria siswa yang memiliki status sebagai anak bungsu sebagai subjek
yang akan diteliti (Sugiyono, 2016).
Peneliti memilih 92 siswa yang memiliki kriteria sebagai anak bungsu dari
300 siswa secara keseluruhan. Sejumlah 92 siswa tersebut akan menjadi subjek
penelitian yang tersebar dalam tujuh kelas VIII di SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta Tahun ajaran 2018/2019.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Menurut Sugiyono (2017:3) variabel pada dasarnya adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Menurut Sugiyono (2017) Secara teoritis variabel dapat didefinisikan
sebagai berikut atribut seseorang atau obyek yang mempunyai “variasi antara
satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek lain.
Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini adalah variabel
Kemampuan Mengelola Emosi. Kemampuan mengelola emosi merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-
perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dan perubahan perilaku.
Emosi merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh situasi tertentu.
E. Teknik dan Instrumen Penelitian
1. Teknik Pengumpulan data
Menurut (Sugiyono, 2017) mengatakan bahwa pengumpulan data
dapat dilakukan dengan berbagai berbagai sumber, dan berbagai cara.
Pengumpulan data yang digunakan oleh penelitian yaitu menggunakan
kuesioner. Kuesioner merupakan salah satu tehnik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada reponden untuk dijawab. Kuesioner yang akan
dibuat harus berlandaskan pada faktor dalam prinsip penulisan angket.
Prinsip penulisan angket menurut (Sugiyono, 2016) mengatakan
bahwa: Prinsip ini menyangkut beberapa faktor yaitu: isi dan tujuan
pertanyaan, bahasa yang digunakan mudah, pertanyaan tertutup terbuka
positif negatif, pertanyaan tidak mendua, tidak menanyakan hal-hal yang
sudah lupa, pertanyaan tidak mengarahkan, panjang pertanyaan, dan urutan
pertanyaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Kuesioner Kemampuan mengelola emosi siswa yang disusun
berdasarkan aspek-aspek Kemampuan mengelola emosi.
Dalam penelitian dini untuk instrument pengumpulan data
menggunakan Pernyataan dalam kuesioner Kemampuan mengelola emosi
ini hanya terdiri dari dua jenis pernyataan yaitu pernyataan favorabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
(positif) dan unvaforable (negatif). Pernyataan positif merupakan konsep
perilaku yang sesuai atau mendukung atribut/variable yang diukur.
Sedangkan pernyataan negatif merupakan konsep perilaku yang tidak
sesuai/tidak mendukung atribut yang diukur.
Dalam alternative jawaban untuk kuesioner ini menggunakan teknik
skala likert. peneliti menggunakan 4 alternatif jawaban yaitu sangat sesuai
(SS), sesuai (S), kurang sesuai (KS), dan sangat tidak sesuai (STS).
Kuesioner yang telah disiapkan diberikan kepada siswa dengan mengisi
dan memberi tanda (x) pada 4 alternatif jawaban adalah sebagai berikut
(Sugiyono, 2016).
Tabel 3.1
Norma Skoring Skala Kemampuan Mengelola Emosi
NO Alternatif Jawaban Skor
Skor
Favorable
Skor
Unfavorable
1 Sangat Sesuai (SS) 4 1
2 Sesuai (S) 3 2
3 Kurang Sesuai (KS) 2 3
4 Sangat Tidak Sesuai (STS 1 4
.
Skoring dilakukan dengan cara menjumlahkan jawaban responden
pada masing-masing item. Dengan demikian dapat diketahui Tingkat
Kemampuan mengelola emsoi remaja anak bungsu pada subjek penelitian
ini semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi pula Tingkat
Kemampuan mengelola Emosi, sebaliknya semakin rendah jumlah skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
yang diperoleh, maka semakin rendah pula Tingkat kemampuan mengelola
emosi.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data mengenai tingkat kemampuan mengelola
emosi emosi remaja anak bungsu, peneliti menggunakan instrumen
kemampuan mengelola emosi. Instrumen yang peneliti gunakan disusun
berdasarkan aspek-aspek mengelola emosi menurut Goleman (dalam
Nuraeny,2016) yang terdiri dari aspek Mengendalikan diri, sifat dapat
dipercaya, sifat bersungguh-sungguh, adaptabilitas, inovasi. Instrumen
pengumpulan data dalam penelitian ini, sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Kuesioner Kemampuan Mengelola Emosi
No. Aspek Indikator
No. Butir Jumlah
Item Item
Favorable
Item
Unfavorable
1. Mengendalikan
diri
a. Mampu mengatur
emosi sendiri.
1,3,5,7,9 2,4,6,8,10 10 20
b. Mampu mengelola
perasaan positif
dengan melakukan
hal-hal baik.
11,13,15,17,19 12,14,16,18,2
0
10
2. Sifat dapat
dipercaya
a. Tidak pernah
merugikan orang
lain.
21,23,25,27,29 22,24,26,28,3
0
10 20
b. Dapat bersikap
jujur dengan diri
sendiri dan orang
lain.
31,33,35,37,39 32,34,36,38,4
0
10
3. Sifat
bersungguh-
sungguh
a. Mampu Memiliki
struktur yang baik
dalam bekerja.
41,43,45,47,49 42,44,46,48,5
0
10 20
b. Mampu memiliki 51,53,55,57,59 52,54,56,58, 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
No. Aspek Indikator
No. Butir Jumlah
Item Item
Favorable
Item
Unfavorable
dorongan untuk
berprestasi
60
4. Adaptabilitas a. Mampu
menyesuaikan
dengan lingkungan
baru..
61,63,65,67,69 62,64,66,68,
70
10 20
b. Mampu menjalin
hubungan dengan
orang lain.
71,73,75,77,79 72,74,76,78,
80
10
5. Inovasi a. Mampu memiliki
pikiran yang
terbuka
81,83,85,87,89 82,84,86,88,
90
10 16
b. Mampu
Memunculkan ide-
ide baru.
91,93,95,97,99 92,94,96,98,
100
8
Total 50 50 100
Skoring dilakukan dengan menjumlahkan jawaban responden pada
masing-masing item. Semakin tinggi jumlah skor yang diperoleh, maka
semakin tinggi pula Kemampuan mengelola emosi siswa dan sebaliknya
apabila semakin rendah jumlah skor yang diperoleh maka semakin rendah
pula kemampuan emosi siswa.
F. Uji Coba Instrumen
Sebelum kuesioner digunakan untuk penelitian, kuesioner kemampuan
mengelola emosi diuji cobakan kepada para siswa. Uji coba kuesioner
kemampuan mengelola emosi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui
validitas dan reliabilitas dari alat ukur yang sudah disusun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Uji coba dilaksanakan pada hari Kamis, 10 Januari 2019 dengan subjek
siswa kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019.
Jumlah siswa yang mengikuti uji coba terlihat pada tabel berikut:
Tabel 3.3
Jumlah Subjek Uji Coba
Kelas Jumlah
Siswa
VIII F 40
Waktu yang dibutuhkan dalam mengisi kuesioner Kemampuan
Mengelola Emosi kurang lebih 45 menit, dengan jumlah kuesioner yang diuji
cobakan sebanyak 100 butir pernyataan. Dari 100 item kuesioner yang diuji
cobakan, diperoleh 64 item yang valid atau yang lolos dan yang gugur atau
tidak valid yaitu 36 item. Nomor-nomor item yang dinyatakan gugur dan
valid dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.4
Jumlah Item Gugur dan Valid
No. Item Nomor Item Jumlah
1. Item Tidak
Valid
1,2,3,4,8,13,14,15,16,17,18,19,22,36,
37,38,40,42,44,46,48,50,52,54,55,56,
58,62,66,77,78,80,82,86,98,100
36
2. Item Valid
5,6,7,9,10,11,12,20,21,23,24,25,26,27,
28,29,30,31,32,33,34,35,39,41,43,45,47,
49,51,53,57,59,60,61,63,64,65,67,68,69,
70,71,72,73,74,75,76,79,81,83,84,85,87,
88,89,90,91,92,93,94,95,96,97,99
64
Total 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Validitas
Validitas merupakan parameter yang menunjukkan sejauh mana alat
ukur mampu mengukur apa yang akan diukur. (Sugiyono, 2017)
mengatakan bahwa instrument yang valid berarti ala ukur yang digunakan
untuk mendapat data itu valid. Valid berarti insttrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur oleh peneliti.
(Sugiyono, 2017) mengatakan bahwa validitas pada umumnya digolongkan
dalam tiga kategori, yaitu validitas isi, validitas konstruk, dan validitas
Eksternal. Validitas dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian
validitas isi karena bentuknya menggunakan kuesioner dalam penelitian.
Validitas isi adalah validitas yang dilakukan melalui pengujian
terhadap isi kuesioner. Secara teknis pengujian validitas isi dapat dibantu
dengan menggunakan kisi-kisi instrument. Dalam kisi-kisi terdapat variable
yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan
atau pertanyaan yang telah dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi
instrument maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan
sistematis (Sugiyono, 2017). Uji Validitas dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan validitas konstruk dengan bantuan SPSS for Windows
versi 23,00 untuk mengetahui nilai r hitung. Selanjutnya nilai r hitung
dibandingkan dengan nilai r tabel 0,263. Apabila nilai r hitung < 0,263 maka
item dinyatakan gugur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 3.5
Kisi-kisi Kuesioner
Kemampuan Mengelola Emosi Siswa Sesudah Uji Coba
No. Aspek Indikator No. Butir Jumlah
Item
Favorable
Item
Unfavorable
Item
1. Mengendalikan
diri
a. Mampu mengatur
emosi sendiri.
1,3,4 2,5 5 8
b. Mampu mengelola
perasaan positif
dengan melakukan
hal-hal baik.
6 7,8 3
2. Sifat dapat
dipercaya
a. Tidak pernah
merugikan orang
lain.
9,10,12,14
,16
11,13,15,17 9 15
b. Dapat bersikap
jujur dengan diri
sendiri dan orang
lain.
18,20,22,
23
19,21 6
3. Sifat
bersungguh-
sungguh
a. Mampu Memiliki
struktur yang baik
dalam bekerja.
24,25,26,
27,28
5 10
b. Mampu memiliki
dorongan untuk
berprestasi
29,30,31,
32
33 5
4. Adaptabilitas a. Mampu
menyesuaikan
dengan
lingkungan baru..
34,35,37,
38,40
36,39,41 8 15
b. Mampu menjalin
hubungan dengan
orang lain.
42,44,46,
48
43,45,47 7
5. Inovasi a. Mampu memiliki
pikiran yang
terbuka
49,51,53,
55,56
50,52,54 8 16
b. Mampu
Memunculkan ide-
ide baru.
57,59,61,
63,64
58,60,62 8
Total 40 24 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan drajad konsistensi dan stabilitas data atau
temuan dari sebuah penelitian. Sugiyono (2013) mengatakan bahwa “suatu
data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang
sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti dama dalam waktu
berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data apabila
dipecah menjadi dua menujukkan data yang tidak berbeda”.
Pengujian reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini adalah Internal
Consistency. Alat ukur dalam penelitian ini dicoba cukup hanya sekali saja,
kemudian reliabilitas intrumen diuji dengan menganalisis konsistensi butir
item dalam instrumen dengan teknik Alpha Cronbach. Metode Alpha
Cronbach digunakan untuk menghitung reabilitas suatu tes yang mengukur
sikap atau perilaku (Sugiyono, 2017). Teknik Alpha Cronbach dapat
digunakan untuk menentukan apakah suatu instrument penelitian reliabel
atau tidak, apabila alternatif jawaban yang diberikan responden berbentuk
skala, yaitu 1-4. Uji Reabilitas dilakukan dengan menggunakan bantuan
program SPSS For Windows Versi 23,00 dengan Fitur Analyze, Scalla,
Realibility untuk melihat nilai Alpha Cronbach.
Tabel 3.6
Reliabilitas Skala Kemampuan Mengelola Emosi
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.943 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Berdasarkan Uji Coba Realibilitas yang telah dilakukan diperoleh nilai
Realibilitas 0,943. Hal tersebut menunjukkan bahwa instrument memiliki
Realibilitas yang tinggi.
H. Teknik Analisis Data
Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif.
Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikannya atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan untuk menggeneralisasi.
Penelitian ini dilakukan hanya ingin mendeskripsikan data sampel dan tidak
ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel
diambil.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan setelah data dari seluruh
responden atau sumber data lain terkumpul. Sugiyono (2013) mengatakan
bahwa kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan
variabel dan jenis responden mentabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti dan melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah.
a. Analisis data tingkat mengelola emosi
Pengkategorian Tingkat Kemampuan Mengelola Emosi Remaja Anak
Bungsu Siswa Kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta berdasarkan
model distribusi normal. Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan individu
ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu
kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 3.7
Norma Kategorisasi Kemampuan Mengelola Emosi
Norma Kategori
µ+1,5 (σ) < X Sangat Tinggi
( ) ( ) Tinggi
( ) ( ) Sedang
( ) ( ) Rendah
( ) Sangat Rendah
Keterangan:
X : Skor total subjek
µ : Mean teoritis yaitu rata-rata teoritis dari skor maksimum dan skor
minimum
σ : Standar deviation, yaitu luas jarak sebaran yang dibagi dalam 6
satuan standard deviasi
Berdasarkan rumus tersebut, katergorisasi data dapat dihitung sebagai berikut:
Skor Maksimum Teoritik = nilai skor tertinggi x jumlah item
= 4 x 64 = 256
Skor Minimum Teoritik = nilai skor terendah x jumlah item
= 1 x 64 = 64
Rata-rata teoritik ( µ ) = skor maksimum + skor minimum / 2
= 256 + 64 / 2 = 160
Standar Defiasi (σ) = skor maksimum – Skor minimu / 6
= 256 – 64 /6 = 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 3.8
Norma Kategorisasi Data Tingkat Kemampuan Mengelola Emosi Anak
Bungsu Siswa Kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2018/2019
Norma Nilai Kategori
160+1,5 (32) < X 208 < X Sangat Tinggi
( ) ( ) 176 < X Tinggi
( ) ( ) 144< X Sedang
( ) ( ) 112< X Rendah
( ) X 112 Sangat Rendah
b. Analisis data item Tingkat kemampuan mengelola emosi sebagai berikut:
Skor Maksimum Teoritik = nilai skor tertinggi x jumlah subjek
= 4 x 92 = 368
Skor Minimum Teoritik = nilai skor terendah x jumlah subjek
= 1 x 92 = 92
Rata-rata teoritik ( µ ) = skor maksimum + skor minimum / 2
= 368 + 92 /2 = 230
Standar Defiasi (σ) = skor maksimum – Skor minimu / 6
= 368 – 92 /6 = 46
Tabel 3.9
Kategorisasi Skor Item Tingkat Kemampuan Mengelola Emosi Anak Bungsu
Siswa Kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran
2018/2019
Norma Nilai Kategori
230+1,5 (46) < X 299 < X Sangat Tinggi
( ) ( ) 253 < X Tinggi
( ) ( ) 207 < X Sedang
( ) ( ) 161< X Rendah
( ) X 161 Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan hasil dari penelitian
Kemampuan Mengelola Emosi Anak Bungsu siswa kelas VIII SMP Pangudi
Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2018/2019.
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini akan menjawab rumusan masalah penelitian mengenai:
1. Seberapa baik Kemampuan Mengelola Emosi Anak Bungsu di kelas VIII
SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dikategorisasikan berdasarkan
table kategorisasi yang sudah di cantumkan dibab III yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.1
Kategorisasi Data Skor Tingkat Kemampuan Mengelola Emosi
Anak Bungsu Siswa Kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2018/2019
No. Rentang skor Kategori skor Frekuensi Presentase
1 208 < X Sangat Tinggi 13 14,1%
2 176 < X Tinggi 53 57,6%
3 144< X Sedang 26 28,3%
4 112< X Rendah 0 0%
5 X 112 Sangat Rendah 0 0
Total 100%
Berdasarkan tabel 4.1 tersebut dapat dilihat bahwa:
a. Sebanyak 13 siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang
memiliki kategori kemampuan mengelola emosi remaja anak bungsu
sangat tinggi dengan presentase 14,1%. Hal tersebut menunjukkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
13 siswa memiliki kemampuan mengelola emosi remaja anak bungsu yang
sangat bagus.
b. Sebanyak 53 orang siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
yang memiliki kategori kemampuan mengelola emosi remaja anak bungsu
tinggi dengan presentase 57,6%. Hal tersebut menunjukkan bahwa 53
siswa memiliki kemampuan mengelola emosi remaja anak bungsu yang
baik.
c. Sebanyak 26 orang siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
yang memiliki kategori kemampuan mengelola emosi remaja anak bungsu
sedang dengan presentase 28,3%. Hal tersebut menunjukkan bahwa 26
siswa sudah memiliki kemampuan mengelola emosi remaja anak bungsu
yang cukup baik atau sedang.
d. Tidak ada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang
memiliki kategori kemampuan mengelola emosi remaja anak bungsu
rendah dengan presentase 0%. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada
siswa yang memilki kemampuan mengelola emosi remaja anak bungsu
yang buruk.
e. Tidak ada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang
memiliki kategori kemampuan mengelola emosi remaja anak bungsu
sangat rendah dengan presentase 0%. Hal tersebut menunjukkan bahwa
tidak ada siswa yang memiliki kemampuan mengelola emosi remaja anak
bungsu yang sangat rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Table 4.2
Hasil Statistik Deskriptif Kemampuan Mengelola Emosi
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
VAR00001 92 149.00 235.00 187.0652 18.79841
Valid N
(listwise) 92
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata tingkat
kemampuan mengelola emosi sebesar 187,06. Nilai ini termasuk dalam
kategori tinggi. Hal ini menandakan bahwa siswa SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta sudah mampu mengelola emosi.
Diagram 4.1
Kategorisasi Tingkat Kemampuan Mengelola Emosi Anak Bungsu Siswa
Kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2018/2019
2. Rekapitulasi item yang memiliki skor tinggi dan skor rendah pada tingkat
kemampuan mengelola emosi:
Item-item dalam kuisioner tingkat kemampuan mengelola emosi akan
dikategorisasikan berdasarkan tabel kategorisasi item yaitu sebagai berikut:
19%
78%
3%
Kemampuan Mengelola Emosi
sangat tinggi tinggi sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 4.3
Kategorisasi Skor Item Tingkat Kemampuan Mengelola Emosi
Anak Bungsu Siswa Kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2018/2019
No Rentang skor Kategori
skor
frekuensi presentase Nomor
Item
1 299 < X Sangat
Tinggi
8 12,5% 7,20,21,22,
39,41,45,47
2 253 < X
Tinggi 41 64,06% 1,2,3,8,11,13,
14,15,18,19,23,
24,25,26,28,29,
30,32,34,35,36,
38,40,42,43,44,
46,48,49,50,51,
52,53,54,55,56,
57,58,59,60,63
3 207 < X
Sedang 13 20,31% 4,5,6,9,10,
12,17,27,31,
33,37,61,62
4 161< X Rendah 0 0% 0
5 X 161 Sangat
Rendah
2 3,13% 16,64
Total 100%
Diagram 4.2
Kategorisasi Skor Item Tingkat Kemampuan Mengelola Emosi Anak
Bungsu Siswa Kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2018/2019
13%
64%
20%
3%
Skor Item Kemampuan Mengelola Emosi
sangat tinggi tinggi sedang sangat rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Berdasarkan diagram tersebut diketahui sebanyak 8 item berada
dalam kategori sangat tinggi, 41 item berada dalam kategori tinggi dan 13
item berada dalam kategori sedang, 2 item berada dalam kategori sangat
rendah. Tidak ada item yang termasuk dalam kategori rendah.
B. Pembahasan
1. Deskripsi Tingkat Kemampuan Mengelola Emosi Remaja Anak
Bungsu siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tingkat Kemampuan
mengelola emosi pada anak bungsu siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur
1 Yogyakarta berada dalam kategori tinggi dengan nilai 187,06. Hal
tersebut menunjukkan bahwa siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta sudah memiliki tingkat kemampuan mengelola emosi pada
anak bungsu yang baik. Kemampuan mengelola emosi terdiri dari lima
aspek yaitu, aspek mengendalikan diri, aspek sifat dapat dipercaya, aspek
sifat bersungguh-sungguh, aspek adaptabilitas dan aspek inovasi.
Hasil penelitian kemampuan mengelola emosi ini sesuai dengan
pendapat Hurlock (dalam Zola, dkk. 2017) bahwa anak bungsu cenderung
keras (berjiwa bebas) dan agak penurut, memiliki rasa aman yang tinggi
karena tidak pernah disaingi oleh saudara-saudaranya (egois,manja),
biasanya dilindungi oleh orangtuanya dari serangan fisik dan verbal kakak-
kakaknya (tidak dewasa,manipulatife), Cenderung tidak berprestasi tinggi
karena kurangnya harapan dari orang tua (merasa dirinya inferior / rendah
diri), mengalami hubungan sosial yang baik diluar rumah dan biasanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
popular tetapi jarang menjadi pemimpin karena kurang kemauan untuk
memikul tanggung jawab (tipe ekstrovert, suka bergaul, dan pendengar
yang baik), cenderung bahagia karena memperoleh perhatian dan
dimanjakan keluarga selama masa anak-anak (selalu menginginkan semua
perhatian tertuju padanya).
Berdasarkan pendapat Hurlock bahwa anak bungsu memiliki
hubungan sosial yang baik dan cenderung suka bergaul, dapat disimpukan
bahwa meskipun anak bungsu cenderung tidak berprestasi namun memiliki
keunggulan yaitu bahwa anak bungsu memiliki rasa aman yang tinggi dan
mudah beradaptasi di lingkungan sosial. Hasil Kemampuan mengelola
emosi yang sudah baik sesuai dengan pendapat Goleman (1998) bahwa
orang yang mampu mengendalikan diri, sehingga seseorang dapat
mengelola emosi dari segi diri sendiri hingga dalam mengelola sebuah
perasaan-perasaan yang menekan seseorang dari sedih sampai senang
maupun bahagia. seperti contoh seseorang ketika sedang marah tetapi bisa
mengendalikan emosinya dengan hal yang positif seperti berolahraga.
Selain itu orang yang memiliki sifat bersungguh-sungguh merupakan
seseorang yang menjunjung tinggi rasa tanggung jawab atas semua yang
akan dilakukan dan selalu memiliki komitmen yang tinggi untuk menuju
apa yang ingin dicapai. Hal ini tercermin dalam item “saya tidak pernah
terlambat ketika datang ke sekolah di pagi hari”. hal tersebut menunjukkan
bahwa siswa sudah mampu memiliki sifat bersungguh-sungguh untuk
pergi ke sekolah tempat waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Siswa yang sudah mampu mengendalikan diri akan mudah
mengelola emosinya. Siswa bisa mengendalikan emosi marah, senang,
sedih ke dalam berbagai kegiatan yang positif. Selain itu menurut peneliti
remaja yang memiliki kemampuan sifat bersungguh-sungguh akan mampu
dalam menjalani tanggung jawab dan berkomitmen terhadap apa yang
sudah dilakukan. hal ini membuat kemampuan mengelola emosi berada
dalam ketagori tinggi yang berarti sudah baik.
Kemampuan mengelola emosi yang baik pada anak bungsu juga
dipengaruhi oleh kondisi siswa yang berada dalam masa remaja. Hal ini
sesuai dengan pendapat Erikson (dalam Sumanto, 2014): bahwa tingkat
peruahan dalam sikap dan perilaku masa remaja sejajar dengan tingkat
perubahan fisik. Ada lima perubahan diantaranya perubahan pada emosi,
perubahan tubuh, minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri),
perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan kebebasan.
Menurut Peneliti perubahan emosi pada remaja tersebut membuat anak
bungsu dalam masa remaja menjadi lebih stabil emosinya dan mampu
mengendalikan emosi tersebut.
Kemampuan mengelola emosi pada remaja anak bungsu ini
berbeda dengan kemampuan mengelola emosi pada remaja secara umum.
Hal ini disebabkan karena khusus untuk remaja anak bungsu, mereka telah
terbiasa untuk mengelola emosi dirumah berkaitan dengan keberadaan
saudara-saudaranya yang lain, sering kali anak bungsu terlibat konflik
dengan saudaranya yang lain sehingga cenderung lebih terbiasa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
mengelola emosi. Hal ini tidak terjadi pada remaja secara umum, dimana
remaja belum tentu memiliki saudara yang dapat membuatnya melatih
kemampuan emosi secara terus- menerus dirumah melalui berbagi konflik
dan dinamika keluarga.
Selain itu posisi remaja sebagai anak sulung tentu juga memiliki
perbedaan kemampuan mengelola emosi karena perbedaan kedudukan
dalam keluarga. Remaja yang berada dalam posisi anak tunggal juga
dimungkinan mengalami perbedaan emosi dengan remaja anak bungsu
karena kedudukannya sebagai satu-satunya anak dalam keluarga sehingga
tidak memiliki kesempatan dalam melatih kemampuan mengelola emosi
berdasarkan konflik atas saudara.
Kemampuan mengelola emosi merupakan bagian dari kecerdasan
emosional, Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Elysabet (2014)
bahwa anak bungsu memiliki kecerdasan dalam hal emosi yang lebih
tinggi dari anak tengah dan anak sulung. Hal ini ditunjukkan dari nilai
kecerdasaran emosional anak bungsu yang berada dalam kategori tinggi
sebesar 85,29% sedangkan anak sulung hanya 82,35%. Selain itu dalam
penelitian Siregar (2011) diketahui bahwa kecerdasaan emosi anak bungsu
lebih tinggi dibandingkan anak sulung. Hal ini disebabkan karena anak
bungsu telah mendapatkan banyak nasehat dari keluarga dan orang tuanya
sehingga lebih mampu mengelola emosi dengan baik. Hal ini berbeda
dengan anak sulung dan tengah yang mendapatkan nasehat lebih sedikit
karena minimnya pengalaman dari orang tua dalam membina keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Anak bungsu memiliki
kemampuan mengelola emosi yang baik. Hal ini berbeda dengan asumsi
awal penelitian yang menduga bahwa anak bungsu memiliki kemampuan
mengelola emosi yang kurang baik karena cenderung dimanja oleh
keluarganya. Asumsi ini tidak sesuai dengan hasil penelitian karena anak
bungsu yang merupakan responden dalam penelitian ini telah sering
mengikuti pelatihan atau retret yang diselenggarakan oleh sekolah.
Pelatihan ini telah dilaksanakan selama tiga kali dalam satu semester
ketika peneliti melakukan pengambilan data. Dalam pelatihan tersebut
anak bungsu mendapatkan berbagai nasehat dan belajar materi tentang
kekompakan dan kepemimpinan yang dapat melatih kemampuang
mengelola emosinya.
Pelatihan ini menyebabkan anak bungsu yang awalnya memiliki
kemampuan mengelola emosi yang rendah menjadi memiliki kemampuan
mengelola emosi yang cukup baik. Peningkatan kemampuan mengelola
emosi ini sesusai dengan teori Goleman (2001) bahwa salah satu faktor
yang mempengaruhi kecerdasan emosional dan kemampuan mengelola
emosi adalah pengalaman. Pengalaman ini dapat disamapaikan orang tua
melalui nasehat ataupun pengalaman yang dirasakan sendiri oleh anak
bungsu melalui retret sebanyak 3 kali dengan teman sebayanya, Anak
bungsu memiliki kemampuan mengelola emosi yang baik karena telah
terbiasa mengelola emosi selama masa pelatihan yang diselenggarakan
oleh sekolah. keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
2. Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi Sosial yang Sesuai untuk
Meningkatkan Tingkat Kemampuan Mengelola Emosi Anak Bungsu
Kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2018/2019.
Topik bimbingan pribadi sosial yang dapat digunakan untuk meningkatkan
dan mempertahankan tingkat kemampuan mengelola emosi anak bungsu dapat
disusun berdasarkan skor item-item dalam hasil penelitian ini. Item yang
memiliki skor sangat rendah dapat digunakan sebagai acuan untuk
mengembangkan topik bimbingan pribadi sosial untuk meningkatkan
kemampuan mengelola emosi anak bungsu dan Item yang memiliki skor sangat
rendah adalah item momor 16 dan 64.
Tabel 4.4
Rekapitulasi Item-item yang Memiliki Skor Sangat Rendah Pada
Kemampuan Mengelola Emosi Remaja Anak Bungsu
No. No
Item
Aspek Indikator Pernyataan Skor
1. 16 Sifat dapat
dipercaya
Tidak
pernah
merugikan
orang lain.
Saya berangkat sekolah
dengan menggunakan
bis tanpa harus diantar
jemput oleh orang tua
saya
124
2. 64 Inovasi Mampu
Memunculk
an ide-ide
baru.
Saya bisa mendapatkan
ide baru melalui
pengalaman dari orang
lain.
148
Item yang memiliki skor sangat rendah adalah item nomor 16 dan 64.
Perlu adanya topik bimbingan untuk meningkatkan item yang sangat rendah
dalam kemampuan mengelola emosi anak bungsu. Berdasarkan item yang
memiliki skor sangat rendah tersebut peneliti menyusun 4 topik bimbingan pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
sosial yang dapat meningkatkan tingkat kemampuan mengelola emosi anak
bungsu Siswa SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Apabila keempat topik ini
sudah diaplikasikan, tingkat kemampuan mengelola emosi anak bungsu Siswa
SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta diharapkan menjadi lebih baik lagi.
Tabel 4.5
Usulan Topik-Topik Bimbingan Pribadi Sosial
Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengelola Emosi Anak Bungsu
Siswa Kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarkta Tahun Ajaran
2018/2019
No. Item Aspek Topik
1.
Saya berangkat sekolah
dengan menggunakan bis
tanpa harus diantar jemput
oleh orang tua saya.
(nomor 16)
Sifat dapat
dipercaya
Aku adalah anak
yang mandiri.
Aku adalah anak
yang bertanggung
jawab
2.
Saya bisa mendapatkan ide
baru melalui pengalaman
dari orang lain. (nomor 64)
Inovasi
Belajar dari
pengalaman tokoh-
tokoh besar.
Teman baru tempat
belajarku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
BAB V
PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran.
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti memperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Skor kemampuan mengelola emosi pada anak bungsu di SMP Pangudi
Luhur 1 Yogyakarta berada dalam kategori tingi yaitu 187,06. Hal tersebut
menunjukkan bahwa anak bungsu di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
memiliki kemampuan mengelola emosi yang baik. Anak bungsu sudah
mampu mengelola emosi agar dapat berinteraksi dengan baik di
lingkungannya. Item yang memiliki skor sangat rendah adalah item nomor
16 dan 64.
2. Usulan topik bimbingan berdasarkan kemampuan yang sangat rendah
adalah topik aku adalah anak yang mandiri, aku adalah anak yang
bertanggung jawab dan belajar dari pengalaman tokoh-tokoh besar, serta
teman baru tempat belajarku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
B. Keterbatasan penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu:
1. Pelaksanaan pengambilan data yang bertepatan dengan jadwal Ujian akhir
sekolah. Hal ini menyebabkan waktu penelitian menjadi lebih lama dari
pada yang sudah direncanakan.
2. Selain itu karakteristik responden yang khusus anak bungsu membuat
peneliti memerlukan waktu lebih lama untuk mengetahui responden dalam
penelitian.
C. Saran
1. Bagi Guru BK
Guru BK diharapkan dapat menerapkan topic-topik bimbingan yang telah
disusun untuk meningkatkan dan mempertahankan kemampuan mengelola
emosi siswa pada remaja anak bungsu.
2. Bagi Mahasiswa BK
Diharapkan dapat mempelajari topiK-topik bimbingan pribadi – sosial
yang dapat diterapkan untuk meningkatkan dan mempertahankan
kemampuan mengelola emosi.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan dapat memperluas sampel penelitian tidak pada remaja anak
bungsu kelas VIII, tetapi juga pada kelas VII dan IX untuk mendapatkan
data yang lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Ahmad Ika Fadhilah dkk. (2010). Hubungan Tipe Pola Asuh Orang Tua Dengan
Emotionalquotient (Eq) Pada Anak Usia Prasekolah (3-5 Tahun) Di Tk Islam
Al-Fattaah Sumampir Purwokerto Utara. Jurnal Keperawatan Sudirman Vol
5, No 1.
Batubara, Jose. (2010). Adolescent Development. Jurnal Sari Pediatri vol 12, NO
1.
Elysabet, Erin. (2014). Perbedaan kecerdasan emosional ditinjau dari urutan
kelahiran. Skripsi: Universitas Kristen Satya Wacana.
Feist, J. & Feist, G J. (2010). Teori kepribadian theories of personality, Edisi 7.
Jakarta: Penerbit Salemba Humanika
Goleman, Daniel. (1998). Kecerdasan Emosional. Jakarta: Pustaka Utama.
Goleman, Daniel. (2001). Working with emotional intellegence Kecerdasan emosi
untuk mencapai puncak prestasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Putro Khamim Z. (2017). Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa
Remaja. Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama, Vol 17, No (h 25-32).
Saputra & Safaria. (2009). Manajemen Emosi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Siregar, Nofia Susanti. (2011). Perbedaan kecerdasan emosi antara anak sulung
dan anak bungsu. Skripsi: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim.
Sumanto. (2014). Psikologi Perkembangan Fungsi dan Teori. Yogyakarta: CAPS.
Sarwono, Sarlito W. (2007). Psikologi Remaja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
ALFABETA.
Sugiyono. (2017). Statistik untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA.
Sugihartono, dkk. (2013). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press.
Triatnasari, Ida. (2014). Hubungan Antara Kemampuan Pengelolan Emosi dengan
Perilaku Agresif Peserta Didik. Artikel E Jurnal Mahasiswa Bimbingan dan
Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat.
Tim Dosen PPB FIB. (2014). Bimbingan & Konseling Sekolah Menengah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Yogyakarta : UNY.
Yusuf & Nurihsan .(2010). Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Zola, Nilma, dkk. (2017). Karakteristik Anak bungsu. Jurnal Konseling dan
Pendidikan, Vol.5, No.3 (h. 109-114). Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran. 2 Instrumen Penelitian
A. Identitas
Nama : …………………………………………………..
Kelas : …………………………………………………..
Jenis Kelamin : ……….........………………………..............…..
Tanggal pengisian : ……/…………/2019
B. Kata pengantar
Adek-adik yang terkasih,
Pada kesempatan ini kami meminta kerelaan dan kesediaan Anda untuk
mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini disebar dalam rangka penelitian sebagai satu
syarat tugas akhir. Kami sangat mengharapkan Anda mengisi kuesioner ini
dengan teliti, jujur, dan sesuai dengan diri dan pengalaman Anda. Atas kesedian
Anda kami mengucapkan terimakasih.
C. Petunjuk Pengisian
Di bawah ini ada sejumlah pernyataan. Bacalah masing-masing pernyataan
dengan teliti. Berikanlah tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan
sesuai dengan pengalaman Anda.
Alternatif jawaban yang ada adalah sebagai berikut:
1. Sangat Sesuai (SS) = Hal ini sangat sesuai dengan diri Anda dan
pengalaman Anda dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Sesuai (S) = Hal ini sesuai dengan diri Anda dan
pengalaman Anda dalam kehidupan sehari-
hari.
3. Kurang Sesuai (KS) = Hal ini kurang sesuai dengan diri Anda dan
pengalaman Anda dalam kehidupan sehari-
hari.
4. Tidak Sesuai (TS) = Hal ini tidak sesuai dengan diri Anda dan
pengalaman Anda dalam kehidupan sehari-
hari.
Langkah-langkah mengisi kuisoner ini secara praktis adalah sebagi berikut:
1. Baca dan pahamilah setiap pernyataan dalam kuisoner ini!
2. Jawablah setiap pernyataan dengan jujur dan teliti sesuai dengan diri Anda!
3. Berilah tanda centang pada salah satu kolom yang telah disediakan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
No Pernyataan
San
gatS
esu
i
(SS
)
Ses
uai
(S)
Ku
ran
gS
esu
ai
(KS
)
Tid
ak
Ses
uai
(TS
)
1 Saya mampu mengelola perasaan marah
yang sedang saya rasakan kepada orang
lain.
2 Saya mudah putus asa ketika saya tidak
mampu memahami perasaan marah yang
muncul dalam diri saya.
3 Walaupun sedang marah, saya berusaha
untuk tetap menguasai diri saya dengan
baik.
4 Walaupun dalam keadaan jengkel, saya
tetap dapat mengerjakan tugas dengan baik
5 Ketika saya memiliki masalah saya tidak
bisa fokus dalam mengerjakan tugas
6 Saya mengelola perasaan positif dengan
melakukan senam olahraga.
7 Saya merasa marah ketika saya sedang
senam olahraga di pagi hari
8 Ketika saya kacau saya tidak peduli dengan
teman saya.
9 Saya mampu mengerjakan pekerjaan saya
sendiri tanpa merepotkan orang lain.
10 Saya dapat merencanakan segala sesuatu
dengan matang tanpa bantuan orang lain
11 Saya tidak mampu membuat jadwal yang
terstruktur untuk diri saya sendiri.
12 Saya memenuhi kebutuhan pribadi saya
sendiri tanpa merepotkan orang lain.
13 Saya selalu merepotkan orang lain untuk
memenuhi kebutuhan pribadi saya.
14 Saya membersihkan sisa makanan saya,
ketika saya berada di sekolah tanpa
menunggu perintah dari orang lain.
15 Saya selalu menunggu perintah dari orang
lain untuk membersihkan sisa makanan
saya.
16 Saya berangkat sekolah dengan
menggunakan bis tanpa harus diantar
jemput oleh orang tua saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
No Pernyataan
San
gatS
esu
i
(SS
)
Ses
uai
(S)
Ku
ran
gS
esu
ai
(KS
)
Tid
ak
Ses
uai
(TS
)
17 Saya mengandalkan orang tua saya dengan
meminta antar-jemput saya ke sekolah.
18 Saya mampu berkata jujur dengan orang tua
saya.
19 Saya kacau ketika jujur dengan orang lain.
20 Saya bersikap jujur untuk diri saya sendiri.
21 Saya sulit bersikap jujur untuk diri saya
sendiri.
22 Saya bersikap jujur ketika mengerjakan
ujian.
23 Saya mampu memberikan ide ketika saya
berdiskusi dengan teman-teman saya secara
jujur.
24 Saya merencanakan dengan baik tugas-tugas
yang akan saya kerjakan.
25 Saya rajin dalam mengerjakan tugas
sekolah.
26 Saya selalu fokus dan berfikir jernih ketika
menyelesaikan tugas sekolah.
27 Saya merencanakan dengan baik dalam
mengatur waktu jam belajar saya
28 Saya mampu memiliki target untuk
mencapai hasil belajar yang baik ketika saya
belajar di sekolah.
29 Saya selalu menanamkan sebuah komitmen
yang positif dalam mengerjakan suatu
pekerjaan.
30 Saya selalu yakin dengan kemampuan diri
saya sendiri.
31 Saya menghabiskan waktu saya ke
perpustakaan untuk menambah pengetahuan
saya.
32 Saya selalu mengumpulkan tepat waktu
dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah.
33 Saya sering memainkan handphone saya
sehingga lupa untuk mengerjakan tugas-
tugas sekolah.
34 Saya dengan mudah terbuka dengan
lingkungan yang baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
No Pernyataan
San
gatS
esu
i
(SS
)
Ses
uai
(S)
Ku
ran
gS
esu
ai
(KS
)
Tid
ak
Ses
uai
(TS
)
35 Saya dapat memahami peraturan-peraturan
yang ada dilingkungan baru dengan baik
36 Saya sulit untuk bertoleransi dalam aturan-
aturan lingkungan baru.
37 Saya mampu berbaur dan menggunakan
bahasa sesuai keadaan di lingkungan baru.
38 Saya mampu menerima perbedaan pendapat
dengan teman di lingkungan baru saya.
39 Saya sulit menerima perbedaan pendapat
dengan teman saya dilingkungan baru
40 Saya bisa bergaul dengan semua teman saya
yang ada di sekolah.
41 Saya sulit bergaul dengan teman-teman baru
saya yang ada di sekolah.
42 Saya dapat terbuka dengan orang-orang
yang berada dilingkungan baru.
43 Saya sulit membuka diri dengan orang yang
baru dikenal.
44 Saya memiliki teman baik di lingkungan
baru saya.
45 Saya tidak memiliki teman baik di
lingkungan baru saya.
46 Saya memiliki banyak teman di sekolah
maupun di lingkungan saya tinggal.
47 Saya sulit mendapatkan teman di sekolah
maupun dilingkungan saya tinggal.
48 Saya bisa menjalin relasi yang baik dengan
semua teman laki-laki maupun perempuan
di sekolah atau di lingkungan saya tinggal.
49 Saya mampu mengelola berita-berita hoax
dengan pikiran yang luas.
50 Saya bisa menerima kritikan yang diberikan
teman saya.
51 Saya sulit menerima kritikan yang teman
saya berikan kepada saya.
52 Saya bisa mengelola pendapat orang lain.
53 Saya bisa mengusulkan bahan diskusi
terkait berita-berita terkini yang ada di
sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
No Pernyataan
San
gatS
esu
i
(SS
)
Ses
uai
(S)
Ku
ran
gS
esu
ai
(KS
)
Tid
ak
Ses
uai
(TS
)
54 Saya sulit mengusulkan bahan diskusi
terkait berita-berita terkini yang ada di
sekolah.
55 Saya mampu melihat berita dengan pikiran
yang luas dan positif.
56 Saya sulit melihat berita dengan pikiran
yang luas dan positif.
57 Saya mencari ide-ide baru untuk
menciptakan pribadi yang baik.
58 Saya kecewa tidak bisa mencari pribadi
yang baik dalam situasi yang baru.
59 Saya mampu mengekspresikan ide-ide baru
kepada orang lain.
60 Saya sulit mengutarakan ide baru saya pada
orang lain.
61 Saya terbiasa melihat berita-berita terkini
untuk bahan penulisan majalah.
62 Saya sulit mengelola berita terkini untuk
bahan penulisan majalah
63 Saya mampu memotivasi teman-teman saya
melalui pengalaman-pengalaman hidup
saya.
64 Saya bisa mendapatkan ide baru melalui
pengalaman dari orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran. 3 Uji Validitas dan Reliabilitas
Item Total Statistics
No
Item
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Keterangan
1 280.8000 672.062 .132 Tidak Valid
2 281.1250 667.804 .169 Tidak Valid
3 280.8500 667.208 .223 Tidak Valid
4 281.5000 669.333 .195 Tidak Valid
5 281.2750 664.615 .338 Valid
6 280.9000 655.015 .590 Valid
7 280.7250 665.179 .381 Valid
8 281.9250 665.302 .216 Tidak Valid
9 281.3250 653.815 .513 Valid
10 281.4750 660.974 .342 Valid
11 282.0000 660.718 .343 Valid
12 280.2750 668.153 .295 Valid
13 280.4000 671.887 .106 Tidak Valid
14 281.0500 673.228 .048 Tidak Valid
15 281.1000 663.323 .250 Tidak Valid
16 281.7250 668.922 .122 Tidak Valid
17 280.7000 674.472 .049 Tidak Valid
18 281.2750 664.204 .243 Tidak Valid
19 280.5250 672.563 .132 Tidak Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
20 281.1500 665.003 .292 Valid
21 281.3250 663.199 .399 Valid
22 280.3500 672.644 .128 Tidak Valid
23 281.4500 657.895 .495 Valid
24 281.2750 663.281 .321 Valid
25 281.7000 657.344 .593 Valid
26 280.8250 660.404 .430 Valid
27 280.8500 659.259 .391 Valid
28 280.5000 661.077 .496 Valid
29 282.4500 652.715 .482 Valid
30 281.5750 655.020 .380 Valid
31 281.1500 664.746 .271 Valid
32 280.6750 662.225 .381 Valid
33 280.6750 665.763 .376 Valid
34 280.8000 659.344 .363 Valid
35 280.4000 662.656 .440 Valid
36 280.9500 671.638 .099 Tidak Valid
37 281.1000 667.887 .211 Tidak Valid
38 280.9500 672.203 .135 Tidak Valid
39 281.1250 660.522 .502 Valid
40 281.4250 669.635 .142 Tidak Valid
41 280.9250 663.148 .371 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
42 281.6750 672.276 .069 Tidak Valid
43 281.1000 657.887 .473 Valid
44 281.5250 669.846 .145 Tidak Valid
45 281.1750 657.738 .458 Valid
46 281.8250 676.404 -.013 Tidak Valid
47 281.6000 652.862 .524 Valid
48 281.5750 674.404 .028 Tidak Valid
49 280.8500 665.208 .304 Valid
50 281.1500 665.772 .218 Tidak Valid
51 280.9500 658.356 .526 Valid
52 281.7500 670.500 .143 Tidak Valid
53 281.0500 663.433 .322 Valid
54 281.2500 671.628 .071 Tidak Valid
55 281.0500 670.254 .127 Tidak Valid
56 280.8500 671.156 .086 Tidak Valid
57 282.2500 658.295 .452 Valid
58 281.6000 679.887 -.082 Tidak Valid
59 281.2000 656.933 .474 Valid
60 281.5500 657.844 .437 Valid
61 281.3250 650.276 .555 Valid
62 281.3250 678.892 -.068 Tidak Valid
63 280.7500 661.423 .451 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
64 280.7000 664.626 .391 Valid
65 281.2000 664.215 .305 Valid
66 280.9750 677.410 -.036 Tidak Valid
67 280.6750 661.507 .453 Valid
68 280.7000 659.908 .452 Valid
69 281.0500 663.536 .280 Valid
70 281.0000 654.872 .517 Valid
71 281.2750 651.948 .523 Valid
72 281.1750 658.558 .350 Valid
73 280.7750 660.743 .368 Valid
74 280.4500 662.972 .401 Valid
75 280.9750 662.333 .396 Valid
76 280.5000 661.436 .525 Valid
77 281.9750 673.769 .028 Tidak Valid
78 280.8000 672.626 .051 Tidak Valid
79 280.7250 663.025 .370 Valid
80 280.5500 668.510 .237 Tidak Valid
81 280.9750 665.256 .294 Valid
82 280.5250 667.333 .239 Tidak Valid
83 280.9000 659.374 .495 Valid
84 280.8000 656.523 .527 Valid
85 280.8500 662.233 .476 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
86 280.6750 665.866 .231 Tidak Valid
87 281.2250 654.128 .593 Valid
88 281.1000 651.579 .612 Valid
89 280.8500 659.156 .539 Valid
90 280.6000 656.400 .628 Valid
91 280.7250 657.333 .606 Valid
92 281.2000 657.497 .381 Valid
93 281.1250 654.369 .558 Valid
94 281.0500 652.818 .599 Valid
95 281.7750 654.487 .483 Valid
96 281.2000 661.549 .329 Valid
97 281.1000 660.349 .358 Valid
98 280.8250 665.892 .240 Tidak Valid
99 280.8000 665.395 .286 Valid
100 280.8250 669.174 .169 Tidak Valid
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items N of Items
.943 .945 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran. 4 Tabulasi Data Penelitian
No NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64
1 Radityo Wirandato 4 4 4 1 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 1 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 3 3
2 Johanna 4 1 3 3 1 1 4 4 2 2 2 2 4 4 4 1 2 2 2 4 4 4 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 4 3 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 1 1
3 Raymond Agung 4 4 4 4 4 2 4 4 3 2 3 3 4 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 2 2 4 1
4 Arvid K.G 3 4 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2
5 Raphaela Nakeisha O.A 4 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 2 4 4 4 1 2 3 3 2 3 4 3 3 3 2 2 3 3 2 1 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 1
6 Gabriel Sachio A 3 3 4 2 2 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 1 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 3 2
7 Rachel Amsetamaya T 3 2 3 2 1 1 4 4 3 2 2 2 4 4 3 1 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 1 2 1 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 2 3 1 1 4 1
8 Elva Maria Evelina 3 3 3 2 1 2 4 3 3 2 2 2 3 2 4 1 3 2 2 4 4 2 4 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 4 3 4 4 3 3 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 1
9 Benedicta Wida T.A 1 1 4 2 3 1 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4 3 2 3 4 4 2 1 4 2 2 4 4 2 4 4 2 2 2 1 4 4 3 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 2 4 1 1 1 1 2 2
10 Dunstan Parikesit G.A 2 3 3 2 2 3 4 4 3 3 3 1 2 4 4 1 2 2 3 4 4 3 3 4 2 2 2 3 3 2 1 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 1 2 3 2
11 Martinus Angelo N.D 3 3 2 2 2 1 4 3 2 2 3 2 3 2 2 1 1 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 3 2 1 4 1 3 3 4 2 2 3 1 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 2 4 2
12 Helena Tiffany M 3 4 4 4 2 2 4 4 3 3 4 3 4 3 4 1 4 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 1
13 Michael Adriano P 3 3 3 2 3 4 4 4 2 2 4 2 2 1 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2
14 Kadek Ayu M.K.P 4 2 3 4 2 3 2 4 3 2 2 2 2 4 4 1 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 1 2 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2
15 Dominique Elvina J.W 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 1 1 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 1
16 Benedicta Gracia V.S 3 4 4 1 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 2 1 2 4 3 2 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 2 3 4 1
17 Baromeius Guido A 3 1 3 2 3 1 3 3 3 4 1 2 2 2 2 4 3 4 2 2 4 3 4 2 3 4 3 4 3 2 3 4 3 3 1 2 2 3 1 2 2 4 1 3 1 3 3 2 1 3 1 3 2 2 4 3 4 2 2 2 2 1 3 2
18 Martinus Bryan A 3 4 3 3 3 2 4 4 3 2 3 2 3 3 4 1 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 1 4 2 2
19 Xenia Diva M 2 4 3 2 2 2 4 3 3 2 3 2 3 4 4 1 2 3 4 4 4 4 3 2 2 2 2 2 3 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 1 1 3 2
20 C. Cintya Kusuma H 4 2 3 2 2 2 4 3 3 2 3 2 3 4 1 1 2 3 4 4 4 4 3 2 2 2 2 2 3 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 1 1 3 2
21 Paulus Christo Y.P 2 3 2 2 3 2 4 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3
22 Anaina Junta Z.A 3 3 2 2 1 1 3 3 3 3 1 2 4 3 4 1 2 2 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 1 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 2 3 4 3 2 3 2 3 4 4 4 3 2 2 4 1
23 Maria Dyah Ayu 3 4 4 2 2 1 4 4 2 2 2 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 1 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 2
24 Kevin Dezentio P 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 2 3 4 1
25 David Jozeik 4 1 4 1 4 4 4 4 1 4 4 3 4 1 4 1 2 1 1 4 3 2 4 3 2 3 2 3 4 4 2 3 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 1 4 2 2 4 4 1
26 Satriya Wara 3 3 3 3 2 3 3 1 4 4 2 4 3 3 4 1 1 3 1 4 2 4 3 4 4 4 2 4 3 4 2 4 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 1
27 Fransiskus C. S. W 4 4 4 4 4 1 4 4 2 2 3 2 3 3 4 1 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 1 1 1 2 1 4 4 3 2 4 1 4 4 4 4 4 4 1 3 2 3 2 2 4 4 4 1 1 2 1 4 1 4 1 1 1 4 1
28 Kezia Dwina N 3 4 3 3 4 4 4 4 1 1 4 1 4 3 4 1 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 2
29 Gabriella Jenny N 4 3 4 4 2 2 3 4 3 2 2 2 3 3 2 1 1 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 1 4 4 1
30 Gabriel C. S. Y 2 2 3 2 3 1 2 3 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 3 2 2 3 3 4 2 3 3 4 3 4 3 1 1 2 1 1 2 2 4 3 3 2 3 2 3 1 4
31 Fransisca X. H. K 4 3 3 3 3 2 3 4 1 3 3 3 4 4 4 1 2 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 2 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 2
32 Aditya Hadi A.P 3 3 4 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 1 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 1 3 2
ITEM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
No NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64
1 Gerardus Terra 3 3 3 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 1 2 2 4 4 2 2 4 3 1 2 2 3 4 4 1 4 1 3 4 2 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 4 1 4 4 2 3 4 3 2 1
2 Kenji Arka R 4 1 2 4 2 3 3 1 3 1 1 3 2 2 2 4 3 4 2 2 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 1 2 2 3 4 3 2 4 4 3 1 3 3 3 1 3 3 3 2 2 4 3 4 2 2 2 3 4 3 3
3 Michael Sebatian A 2 3 3 2 2 1 4 3 3 4 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2
4 George Nathaniel A.P.R.A 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 4 3 1 2 2 2 3 3 4 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2
5 Septyantara Rheivaldi H 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 1
6 Adelia Putri 2 3 3 2 4 3 3 4 3 2 4 3 3 1 3 2 4 3 2 2 4 3 4 3 1 2 3 2 3 4 2 3 3 3 1 2 2 1 2 4 2 2 3 3 3 3 1 2 1 2 1 3 2 4 3 1 2 4 4 3 3 4 3 2
7 Patricia Devina H 4 2 2 3 3 4 2 3 3 4 4 2 2 4 2 2 3 3 3 3 1 2 4 3 3 4 3 3 2 2 3 4 2 2 3 1 1 1 2 2 2 2 3 2 2 4 3 1 3 1 3 3 3 3 1 1 2 2 2 4 2 4 2 3
8 Gracia Putri M 4 2 1 2 2 2 4 4 2 2 2 4 2 2 2 4 3 2 2 3 3 4 3 3 2 2 1 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 1 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 2 1 2 3 3 3 4 3 1 2 2 1 2 2
9 Maria Helena M.S 4 2 3 4 3 3 3 4 2 4 2 2 4 3 1 2 4 3 3 4 3 3 3 2 4 1 2 3 4 2 3 1 3 3 4 3 1 2 1 2 4 2 2 4 2 3 3 1 2 1 3 3 3 2 2 4 3 3 3 1 2 4 2 2
10 Adwitya Rahaduhita 3 3 4 2 3 1 2 3 3 4 3 1 3 3 3 3 3 4 3 1 3 4 3 4 2 1 3 1 2 3 3 2 4 2 2 1 1 3 3 2 2 1 2 2 2 4 4 2 4 2 2 2 1 1 3 4 2 1 3 3 2 2 4 3
11 Ivan Tosca 3 3 3 1 3 4 4 3 2 3 2 2 3 4 3 1 3 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3
12 Keenan Putra 2 4 4 4 2 1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 4 4 4 3 4 3 2 3 2 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2
13 Chris Jevicto Ajjimas K 4 2 4 3 2 1 4 4 4 3 2 2 3 4 3 1 1 4 1 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 4 1 3 1 2 1 3 3 3 4 3 2 4 3 4 2 1 4 3 4 1 2 2 2 3 4 1
14 Irene Angelin 2 2 3 3 1 2 3 1 3 3 3 2 3 3 3 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2
15 Gabriela Carina A.A 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 1 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 3 4 1
16 Alfonsus R. Gladio O 2 2 4 3 1 3 4 3 3 2 4 2 3 4 4 1 1 3 4 2 1 4 3 2 2 4 2 4 4 4 2 3 2 2 4 3 2 4 4 3 3 2 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 1
17 Nicholaus Bhagas Kara 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2
18 Elizabeth Puan S 3 3 4 3 1 1 4 3 4 3 3 3 1 4 4 1 1 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 2 3 4 2 4 4 1 4 4 3 3 1 1 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 1 4 4 1 1 3 1
19 Cornelia Devina Putri 3 3 4 4 3 2 4 3 3 2 3 3 3 4 4 1 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 2 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 2 2 4 1
20 Clara Prakasita 3 2 3 3 3 1 4 4 2 2 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 1 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2
21 Angela Citra Putri K 3 1 3 2 2 3 4 2 3 2 3 2 3 4 4 1 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
22 Maria Evelina K 3 3 4 3 2 3 7 4 3 2 3 3 3 3 4 1 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 1
23 Hendrikus Rafael A.B 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 4 1 4 4 3 2 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 4 3 4 3 2
ITEM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
No NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64
1 Gervasius Agiza P 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
2 Jordan Purbonegoro 2 4 3 2 2 1 3 3 3 4 4 2 2 2 2 4 3 4 2 2 4 3 4 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 1 2 2 3 4 2 2 4 1 3 1 3 3 4 1 3 1 3 2 2 4 3 4 1 3 2 2 4 4 2
3 Dhirotsana Wijaya N 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2
4 Arjuna Putra 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 1 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2
5 Leonardo Andrean 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 1 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2
6 Fidelis Olivia P.L 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 4 2 3 1 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2
7 Rafael Evan K 3 3 3 3 3 1 4 3 2 2 3 3 3 2 3 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 4 3 2
8 Filipus Bagas P.A 3 3 3 2 3 3 4 2 2 2 3 2 4 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
9 Ambrosius Hervi P 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
10 Gabriel Caesar V 4 3 4 3 2 1 4 4 3 3 4 3 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1
11 Tiurma Langit Biru 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 3 3 1 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 3 3 2 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 4 1
12 Ceraphine Putri P 3 3 3 2 4 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2
13 Maria Alexandra 3 1 3 3 2 1 4 3 3 3 3 2 4 4 4 1 1 2 1 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 4 3 3 4 2 2 2 2 3 4 3 3 3 2 3 4 3 2 2 2 2 3 1 3 4 1 2 3 1
14 Avrelita Nara R 3 2 2 2 2 1 4 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 4 4 4 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 4 2 3 1 2 2 4 2 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 2 2 1 2 1 4 3 2
15 Michaell Sonie S 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 4 4 4 3 4 4 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 2 2 3 4 1
16 Maria Angela T.L 3 4 4 3 2 1 4 4 3 3 4 1 4 3 4 1 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 2 3 4 1 4 3 2
17 Eugenia Gretta P.A 3 2 3 3 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 4 4 4 4 3 3 3 2 2 4 3 4 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 4 4 4 2 3 4 3 3 4 1
18 Marco Vincen 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 1
19 Chatarina Stella A 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
20 Fridolin Satria I 3 2 3 4 3 2 4 4 3 2 4 2 4 3 4 2 3 4 4 4 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 1 4 3 3 4 2 2 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 1 2 2 4 4 2 1 2 1
21 R.J Roiharda Davin H 2 4 3 2 3 3 3 2 4 2 2 3 3 4 3 1 3 2 4 2 3 3 3 2 2 2 1 3 3 3 1 2 2 4 3 2 3 4 2 4 4 4 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 2 3 3 4 2 3 4 3 3 4 1
22 Prihantoro Dhanu P.A 3 1 3 2 1 1 4 2 3 2 2 2 3 3 3 1 1 3 4 4 4 4 4 2 2 3 2 4 2 4 2 3 4 4 4 2 2 2 2 2 3 3 4 3 4 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 4 1 2 3 1
23 Ranggana Arya W 3 4 3 2 2 4 4 4 3 2 4 2 4 4 4 1 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 1 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 2 2 3 1
24 Felix Paramarta N 4 3 4 2 2 4 4 2 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 2 4 4 2 3 1 2 4 4 3 3 3 4 4 3 3 1 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 1
25 Rafael Jodi K 3 2 3 2 1 1 4 4 3 3 2 2 3 4 4 1 4 2 3 3 3 4 4 3 3 2 2 4 3 2 1 2 3 2 4 4 2 4 4 3 3 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1
26 Michael Wijohangko 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 1 2 2 3 4 1 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 1 3 1 2 3 4 2 3 4 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 2 2 2 1 3 3 2
27 Vincentius M.S 4 3 4 4 2 1 4 4 4 4 4 3 2 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 2 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 3 4 1
28 Filbert Valen W 2 3 2 3 2 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 1 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 2 3 2
29 Gabriella Kezya T.P 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 1 2 2 4 1 1 4 1 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 1 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 2 4 4 3 3 3 3 4 3 3 1
30 Maria A.D.V Sumanik S 4 3 4 4 2 2 4 3 3 3 2 4 4 4 4 1 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 1 2 3 4 4 3 4 4 4 2 2 4 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 1 2 4 1
31 Inosensia A.P 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 2 2 4 4 1 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 1 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 2 3 3 2 3 2 1
32 Brandon Fabio G 3 3 3 2 2 4 4 3 2 2 2 1 3 4 4 1 3 3 3 4 4 4 4 2 2 2 2 3 3 4 2 2 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 1 1 3 3 4 4 4 4 2 2 4 1
33 Klara Vania L.P 2 3 3 3 2 2 4 3 3 2 3 2 4 3 4 1 1 2 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 2 4 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1
34 Benedict Filbert 3 3 4 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 4 1 1 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1
35 Cecilia Sahana D.G 3 2 3 3 3 1 4 3 3 2 4 1 3 4 4 1 1 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 1 4 3 1 2 3 1 4 4 2 2 2 1 3 4 2 2 2 4 2 2 4 3 3 4 4 4 1 3 2 3 3 4 1
36 Czerilyn Dyancah H 4 4 2 3 3 2 4 4 4 4 3 1 2 2 3 1 1 3 4 3 2 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 1
37 Oswald N.L 4 4 4 3 2 4 4 1 3 4 2 3 4 4 4 1 2 4 2 4 4 4 4 3 3 4 2 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 3 3 4 1
ITEM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI