tipus praktikum 3

5

Click here to load reader

Upload: nengsi-yusuf

Post on 24-Nov-2015

44 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hhhh

TRANSCRIPT

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Pembiakan bakteri diperlukan untuk mempelajari sifat bakteri untuk dapat mengadakan identifikasi, determinasi, dan diferensiasi jenis-jenis yang ditemukan. Pertumbuhan ketahanan bakteri tergantung pada oengaruh luar, seperti makanan (nutrisi), atmosfer, suhu, lengas, konsentrasi ion hydrogen, cahaya, dan berbagai zat kimia yang dapat menghambat atau membunuh bakteri.Untuk menciptakan keadaan lingkungan yang tepat secara artifisial sebagai pengganti keadaan di alam tidak mudah sehingga seringkali sifat-sifat bakteri berubah bila telah lama hidup dalam medium artifisial. Medium pembiakan digunakan untuk mengembangbiakkan bakteri di laboratorium bermacam-macam di antaranya medium pembiakan dasar, medim pembiakan penyubur, medium pembiakan selektif. [1]Tujuan dari mengamati koloni bakteri hasil dari pembiakan adalah untuk menentukan karakteristik kultural dari mikroorganisme sebagai bantuan dalam mengidentifikasi permbagian organisme dalm bentuk kelompok taksonomi. [2]Ketika mikroorganisme ditumbuhkan dalam berbagai medium, akan muncul perbedaan pada tampilan mikroskopik dari pertumbuhan mereka. Perbedaan ini disebut karakteristik kultural, digunakan sebagai dasar memisahkan mikroorganisme ke dalam grup taksonomi. Karakteristik kultural untuk semua mikroorganisme yang diketahui terdapat pada Bergeys Manual of Systematic Bacteriology. Mikroorganisme ditentukan dengan mengkultur organisme dalam nutrien agar miring dan agar dalam petri, dalam nutrien broth, dan dalam nutrien gelatin. [2]Memerhatikan cirri-citi utama dari koloni bakteri penting dalam identifikasi bakteri; sukses atau gagalnya proses identifikasi selanjutnya sering tergantung pada keakuratan dari observasi ini. Kriteria yang umumnya digunakan untuk mengkarakteristikkan pertumbuhan bakteri adalah sebagai berikut:1. Ukuran: pinpoint, small, moderate, atau large.2. Pigmentasi: warna koloni, beberapa organism memproduksi pigmen pada koloni.3. Bentuk: circular, irregular, rhizoid, punctiform, filamentous, spindle.4. Margin/pinggiran: entire, lobate, undulate, serrate, filamentous, erose, curled.5. Elevasi: flat, raised, convex, umbonate, pulvinate, crateriform6. Opasitas: koloni pada nutrient agar bisa transparan, translusen, atau opak.[3]7. Konsistensi: keras atau lembut [3]8. Perubahan pada medium: beberapa organisme menghasilkan pola hemolisis yang menandakan pertumbuhan bakteri, contohnya Staphylococcus aureus. [3]9. Emulsifiabilitas: pertumbuhan bakteri seperti Escherichia coli, Salmonella mudah beremulsifikasi sedangkan pertumbuhan Neisseria catarrhalis tidak beremulsifikasi.10. Bau (odor): bakteri tertentu menghasilkan bau yang jelas yang dapat berguna dalam persiapan identifikasi. [4]

Beberapa cara dapat dilakukan untuk menentukan jumlah bakteri yang terdapat pada bahan pemeriksaan. Cara yang paling sering digunakan adalah cara penghitungan koloni pada lempeng pembiakan (plate count). Di samping itu dapat dilakukan penghitungan langsung secara mikroskopis.Cara penghitungan pada lempeng pembiakan adalah sebagai berikut.1. Bahan pemeriksaan diencerkan seperlunya.2. Suatu volume tertentu diteteskan ke dalam pinggiran petri steril, kemudian dituang dengan medium pembiakan padat yang telah dicairkan dan didinginkan sampai suhu tidak lebih dari 45C. setelah dicampur rata campuran dibiarkan membeku.3. Penghitungan koloni dilakukan setelah pengenceran pada suhu yang sesuai. Oleh karena satu bakteri dapat tumbuh menjadi satu koloni yang terhitung mewakili jumlah bakteri hidup yang terdapat dalam tiap volume pengenceran yang digunakan.Cara ini disebut juga metode penghitungan bakteri hidup atau metode penghitungan koloni. Cara lain yang hamper sama adalah sebagai berikut.1. 0,1 sampai 1 ml bahan pemeriksaan dicampur dengan medium pembiakan agar yang telah dicairkan dan didinginkan sampai suhu tidak lebih dari 45C.2. Setelah dikocok, campuran itu dituang ke dalam pinggiran petri steril, kemudian dibekukan, selanjutnya dieramkan.Dalam hal ini pun bahan pemeriksaan jika perlu harus diencerkan untuk menghindarkan jumlah koloni terlalu banyak sehingga tidak dapat dihitung. Hasil hitungan yang dapat diandalkan adalah antara 30-300 koloni pada tiap lempeng pembiakan. [1]

Daftar Pusataka:1. Irianto, Koes. Mikrobiologi: Menguak dunia mikroorganisme Jilid 1. Bandung: CV. Yrama Widya, 2007. 122-23, 134.2. Cappuccino, James G, Natalie Sherman. Microbiology A Laboratory Manual Fifth Edition. California: Benjamin/Cummings Science Publishing, 1999. 21-3.3. Gupte, Satish. The short textbook of medical microbiology for dental students. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd, 2012. 37-8.4. Forbes, Betty A., Daniel F. Sahm, Alice S. Weissfeld. Bailey & Scotts diagnostic microbiology 12th Edition. Missouri: Mosby Elsevier, 2007. 103.