to assist benar sudah menikah - core · diinternalisasi dan pengakuan secara kultural adanya paran...

11
Paradigma, No. 01 Th. I,Janusri 2006 . ISSN 1907-297X KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Oleh: Farida Harahap. Abstract. Domestic violence is a pattern of controlling and aggressive behaviours from one adult, usually a man, towards another, usually a woman, within the context of an intimate relationship. It can be physical, sexual, psychological or emotional abuse. Financial abuse and social isolation are also common features. The violence and abuse can be actual or threatened and can happen once every so often or on a regular basis. People suffer domestic violence regardless of their social group, class, age, race, disability, sexuality or lifestyle. The abuse can begin at any time - in new relationships or after many years spent together. All forms of abuse - psychological, economic, emotional and physical- come from the abuser's desire for power and control. However, much of the information here will be of use to anyone who experiences domestic violence i"espective of gender or sexuality. Of all the services available to assist domestic violence victims, only refuges are exclusively for women. Key Words: Domestic violence Pendahuluan Kekerasan dalam rumah tangga atau domestic violence mencakup perlakuan salah (abusive) dan kekerasan (violent) yang dilakukan seseorang terhadap yang lain dalam kehidupan perkawinan, seksual, hubungan orangtua-anak, atau peran pengasuhan. Definisi dari kekerasan yang dilakukan oIeh pasangan hidup adalah : pola perilaku dalam suatu ikatan hubungan di mana seorang menjadlkan orang lain sebagai korban kekerasannya,adanya penderitaandari satu peristiwa kekerasan fisik yang dilakukan pasangannya tanpa memperhatikanderajat atau hasit ke- kerasan itu atau dari ada/tidakadanya pertengkaran, atau beberapa bentuk agresi secara fisik yang dilakukan seorang pria terhadap seorang wanita yang hubungannyasangat dekat tanpa memperhatikanapakah mereka benar- benar sudah menikah (Feldman dan Ridley.1995) MenurutFeldmandan Ridley(1995) ada dua karakteristik dari definisi tersebut yaitu : adanya satu atau lebih perilaku agresi, adanya target, pelaku agresi dan korban yang tertutup dan mempunyaihubungan saling ketergan- tungan. Perilaku agresi dibagi dalam tiga tipe: 1. Fisik yaitu berupa: melemparkan sesuatu, merusak barang, pengendaliansecara fisik, men- dorong, menjambak, menendang, menindih, menampar, memukul, mencekik, menyakiti dengan senjata, dan membunuh; 2. Verbal emosional psikologis yaitu berupa: berteriak, membentak, menghina. mengancam (akan melakukan kekerasan atau affair), intimidasi, penlaku menyelidikl * Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UNY --

Upload: hoangduong

Post on 15-Apr-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: to assist benar sudah menikah - CORE · diinternalisasi dan pengakuan secara kultural adanya paran subordinat dan ... dilakukan di luar rumah (disebut antisocial batteren. Tipe ketiga

Paradigma, No. 01 Th. I,Janusri 2006 . ISSN 1907-297X

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Oleh: Farida Harahap.

Abstract. Domestic violence is a pattern of controlling and aggressivebehaviours from one adult, usually a man, towards another, usually awoman, within the context of an intimate relationship. It can be physical,sexual, psychological or emotional abuse. Financial abuse and socialisolation are also common features. The violence and abuse can beactual or threatened and can happen once every so often or on a regularbasis. People suffer domestic violence regardless of their social group,class, age, race, disability, sexuality or lifestyle. The abuse can begin atany time - in new relationships or after many years spent together. Allforms of abuse - psychological, economic, emotional and physical- comefrom the abuser's desire for power and control. However, much of theinformation here will be of use to anyone who experiences domesticviolence i"espective of gender or sexuality. Of all the services availableto assist domestic violence victims, only refuges are exclusively forwomen.

Key Words: Domestic violence

Pendahuluan

Kekerasan dalam rumah tanggaatau domestic violence mencakupperlakuan salah (abusive) dankekerasan (violent) yang dilakukanseseorang terhadap yang lain dalamkehidupan perkawinan, seksual,hubungan orangtua-anak, atau peranpengasuhan.

Definisi dari kekerasan yangdilakukan oIeh pasangan hidup adalah :pola perilaku dalam suatu ikatanhubungandi manaseorang menjadlkanorang lain sebagai korbankekerasannya,adanya penderitaandarisatu peristiwa kekerasan fisik yangdilakukan pasangannya tanpamemperhatikanderajat atau hasit ke-kerasan itu atau dari ada/tidakadanyapertengkaran, atau beberapa bentukagresi secara fisik yang dilakukanseorang pria terhadap seorang wanitayang hubungannyasangat dekat tanpamemperhatikanapakah mereka benar-

benar sudah menikah(Feldman danRidley.1995)

MenurutFeldmandan Ridley(1995)ada dua karakteristik dari definisitersebut yaitu : adanya satu atau lebihperilakuagresi, adanya target, pelakuagresi dan korban yang tertutup danmempunyaihubungan saling ketergan-tungan.

Perilaku agresi dibagi dalam tigatipe:

1. Fisik yaitu berupa: melemparkansesuatu, merusak barang,pengendaliansecara fisik, men-dorong, menjambak, menendang,menindih, menampar, memukul,mencekik, menyakiti dengansenjata, dan membunuh;

2. Verbal emosional psikologis yaituberupa: berteriak, membentak,menghina. mengancam (akanmelakukan kekerasan atau affair),intimidasi, penlaku menyelidikl

* Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UNY

--

Page 2: to assist benar sudah menikah - CORE · diinternalisasi dan pengakuan secara kultural adanya paran subordinat dan ... dilakukan di luar rumah (disebut antisocial batteren. Tipe ketiga

Kekerasan cIa/am Rumah Tangga

mengawasi (melacak panggilantelpon, memeriksameteran mobil,membuntuti),membatasi kunjung-an atau mengunjungi(pergaulanatau keluar rumah), membataipemakaian uang dan menggu-nakan anak sebagai "senjata"(dengan membawa pergi anak);

3. Seksual, yaitu berupa: sentuhanyang tidak diinginkan, paksaanseksual, perilaku menghina ataumelecehkan secara seksual,kekerasan dalam seks, dalipemerkosaan (Dutton, 1995;Feldman dan Ridley,1995).

Pembahasan

Teori Kekerasan Domestik

Beberapa teori yang menjelaskanterjadikekerasandomestikantara lain:

1. Teori Intraindividual

a. Psikopatologis

Kekerasan disebabkan oIeh pe-nyimpanganmentalatau abnor-malitas(tanpa melibatkanpemakaiannarkoba).Berdasarkan Axis \I (DSM III), tipepenyimpangan yang ditampakkan:minimnyakontrolimpuls,tendensi pasifagresif, ketergantungan,kecemburuanyang patologis.

b. KecanduanAlkohoVObat-obatan

Kecanduan alkohol atau obat-obatanakan menghambat berfungsinyasuperego dan memicu potensiseseorang untukmelakukankekerasan.

c. Atr/busi

Pengaruh penstiwaekstemal terhadaprasa marahhanya sedikit,kecualiyangberkaitan dengan penghargaan,pengharapan, kognisi, dan persepsiterhadap motivasi dan maksud.

Peri/aku kekerasan didorong olehatribusi rasa irildengki terhadapanggotakeluargayanglain.

2. Teori Psikososial

a. Social Learning

Peri/aku agresi dan kekerasanmerupakanrespon yang dipe/ajaridandikuatkan fingkungansosia/ terutamapenga/aman langsung danmetihatlmengamati peri/aku orang fain.

b. Frustrasi-Agresi

Manusia mempunyai kecenderungan,yang merupakan pembawaan atauhasi/ be/ajar untuk mengekspresikanagresi da/ammeresponfrustrasikarenatujuan yang diinginkannyaterhambat.Kekuatan budaya menekan ataumenghafangi agresi dan seseorangboleh berlaku agresi terhadap obyekyang menghalangitujuannya. /a akancenderung mengalihkanagresi untukmenyela-matkan obyek tersebut.Ke/uargaseringmenjadisasaran agresikarena kerap menjadi sumberpenyebabfrustrasi.

c. Konflik $osial

Konfliksosial tak dapat dielakkandantetap pantingsebagai bagiandan re/asisosial. Secara individual danberpasangan. orang mencan interestmereka lebih lanjut dan untukmemutuskan konfJikdan kepentinganyang tak dapat dihindari. Persoalanpokoknya bukan pada bagaimanakonfIiktersebutterjaditetapibagaimanahal itu dibicarakan atau didialogkan.Kekerasan dipandang sebagai carayang mengandung kekuatan penuhuntukmenyelesaikankonfJikketikacaralaintidakberhasil.

Page 3: to assist benar sudah menikah - CORE · diinternalisasi dan pengakuan secara kultural adanya paran subordinat dan ... dilakukan di luar rumah (disebut antisocial batteren. Tipe ketiga

Paradigma, No. 01 Th.I, Januari 2006 . ISSN 1907-297X

d. Exchange I Pertukaran

Interaksi da/am perkawinan dibangunoleh usaha pasangan untukmemaksimalkan reward dan memini-ma/kan biaya cia/amrelasi pertukaranmereka. Perilaku dikem-bangkanolehaturan resiprok dan hukum distributif,berkenaan dengan harapan bahwareward akan proporsional terhadapKinvestasiK(apa yang telah ia lakukan).Kekerasan dianggap sebagai pemuihanyang wajar jika menghadapi kenyataanbahwa reward yang diharapkan tidakditerimanya, merasa menerimahukuman yang tidak diingini,atau istilahlain Kbiaya penderitaanK ataspasangannya.

3. TeortSosiokultural

a. Resource/Sumber Daya

Sumber daya (kekayaan, penge-tahuan, prestise, hobi) yang dimilikiseseorang dapat menguasai orang!kelompok lain, makin banyak sumberdaya ia makin dapat menekankanpengaruhnya dan menetapkan posisiotOOta5dan sedikit kebutuhan untukmenyebarkankekuatannyadalamgayaterbuka. Kekerasandigunakansebagaiusaha terakhiruntukmenetapkanposisikekuatan superior dalam keluargaketika sumber daya lain tidakmencukupi.

b. Budaya Kekerasan

Distribusi kekerasan yang berbedadalam masyarakat merupakan fungsidari budaya yang berbeda pula (ras,etnik, sosioekonomi). Norma kelom-pok, dukungan sosial dan sanksimenjadi legitimasiterhadap peristiwadan tindakanpenggunaanke-kerasaan.

c. Feminisme

Masyarakat yang menganut sistimpatriakat dengan disosialisasikan,diinternalisasidan pengakuan secarakulturaladanya paran subordinat danstatus wanita berpengaruh langsungterhadapfrekuensidan levelkekerasanterhadap perempuan. Penggunaankekerasanfisikmerupakanusaha untukmenjaga kelompok subordinat tetappada posisinya.Agama sering menjadialat legitimasi untuk memperteguhpan-dangan sosial terhadap posisisubordinatperempuan.

Kekerasan sering terjadi pada stratasosial ekonomi yang rendah (kemis-kinan, tidak punya pekerjaan ataupekerjaan yang mempunyai prestiserendah), dan rata-rata pada indiividuyangberusia18-30tahun.

ProfilPenyiksa IslrI

Pada awalnya profil khusus daripara penyiksa istri (Wife Assaulter)digambarkan sebagai seorang priayang memilikiharga dirirendah,sangatbergantung pads pasangan-nya,menderita masalah serius dengankemarahan clan kecem-buruan,memegang nilai-nilaipatriakal secarakaku, . memiliki kekurangan dalamketrampilanakademik, pekerjaan dansosia/nya, memiliki suatukecenderungan untuk menyalahgunakan alkohol atau obat-obatan,mengecilkan atau menolak perilakumenyiksanyaclan mempunyaipanga-laman disiksa atau menyaksikanpenyiksaan ketika masih kanak-kanak(Stewart, dkk, 1995; 1995).

Manurut Gondolf (1988: dalam Hartdkk, 1993) ada tiga tipe penyiksa ism

Tipe peTtarnaadalah para pria yangkejam hanya dalam relasinya. la

Page 4: to assist benar sudah menikah - CORE · diinternalisasi dan pengakuan secara kultural adanya paran subordinat dan ... dilakukan di luar rumah (disebut antisocial batteren. Tipe ketiga

--

Kekerasan dalam Rurnah Tangga

cenderung menggunakan bentuk-bentuk kekerasan yang tidak begituberat, menyerang di bawah pengaruhalkohol, dan memperlihatkanpenyesalan dan kesedihan yangmendalam sesudahnya. la relatifkurang menunjukan kemarahan ataukecemburuan dan cenderungmenyalah-gunakan alkohol. (tipe in!disebut juga (Tvok;albatteren.

Tipe kedua, hampir mirip dengantipe pertama dalam menggunakanbentuk-bentuk kekerasan dalamrelasinya serts dalam penggunaanalkohol. Perbedaannya terletak padatingkat kemarahanan dan kecemburuanyang tinggi dan kemungkinan memilikicatatan kriminal untuk tindakankekerasan atau anti sosial lain yangdilakukan di luar rumah (disebutantisocial batteren.

Tipe ketiga seringkali den sangatberat penyiksaannya, baik di dalamrumah maupun di luar rumah. lakemungkinan besar menggunakanalkohol dan obat-obatan terlaranglainnya, memilikicatatan kriminalyangpanjang dan beragam, dan pemahmengalami penyiksaan yang hebatpada masa kanak-kanaknya. lamenunjukkan tingkat kemarahan dankecemburuan yang relatif kecil (disebutjuga socioohatic batteren.

Tipe Wanita Korban KTP

Berdasarkan penelitian Cascardi,O'Leary, dkk. (1995) dan Kaslow,Thompson, dkk (1998), wanita yangmengalami kekerasan dalam rumahta09ga mempunyai karakteristiksebagai berikut : mengalami depresi,kecemasan, ketakutan, StressPostraumatik (PTSD=Post TraumaticStress Disorder), menggunakan alkoholatau obat-obatan bahkan keinginan

yang kuat untuk bunuh diri. Keinginanyang kuat untuk bunuh diri ini bisaterjadi karena adanya tekananpsikologis yang kuat, rasa putus asayang mendalam, tidak adanyakemampuan coping, bantuan keluargadan kehilangan duku09an sosial.

Mereka mengalami ketakutan yangsangat pada pasangan yangmemyiksanya, biasanya kehilangankontak dengan keluarga dan teman-teman karena dibatasi olehpasangannya tersebut serta merekatidak diberi kesempatan untuk mencaripertolongan. Wanita yang berhasilminggat dan terpaksa kembali lagi padssuaminya disebabkan karena tidakpunya pekerjaan den mengalamiketergantungan ekonomi dan psikispada pasangannya itu.

Tritmen

1. AlatUkur

Dalsmterhadapinstrumenadalah:

a. Data Identifikasikepribadian

Untuk mengungkap Instrumen yangsering digunakan antars lainMinnesota Multiphasic PersonalityInventorydan MillonClinicalMultiaxialInventory(Millon,1983).

b. Data Konflik

· CTS (Conflict Tacties Scale ).Instrumen ini di rancang olehStraus (1990), banyakdigunakan clan dimodifikasidalsm penelitian oIeh penelitilain. . Alat ini mengukur tipetindakanyang digunakanuntukmenyelesaikan konflik

penelitian dan terapiKTP di negara Barst,yang sering digunakan

Page 5: to assist benar sudah menikah - CORE · diinternalisasi dan pengakuan secara kultural adanya paran subordinat dan ... dilakukan di luar rumah (disebut antisocial batteren. Tipe ketiga

Paradigma, No. 01 Th. I, Januari 2006 . ISSN 1907-297X

rumahtangga berdasar1<anlaporan diri. Mengenaifrek",ensi konflik baik yangdiselesaikan dengan kekerasanmaupun tidak. FrekuensiKekerasan Domestik diukurdengan rating sampai angka 7(0= tidak pemah, 1=satu kali-skor , 2=dua kali, 3=3-5 kali,4=6-10 kali, 5=11-20 kali,6=lebih dari 20 kali). Kekerasanserius, berupa menendang,menggigit, menyakiti dengansesuatu, memukul habis-habisan serta menggunakansenjata. Kritik terhadapinstrumen ini adalah tidakmengukur luka-Iuka yangdisebabkan tindakan agresifsecara verbal maupun fisik(Feldman dan Ridley «1995).

· Skala Respon terhadap Konnik( The Response to ConflictScaler atau RTC) dari Birchlerdan Fals-Stewart (1994). Skalaini berisi 12 item dengan skala8 untuk mengukur ketidak-mampuan menyesuaikan diriyang mengakibatkan konflik.Skor yang lebih tinggi menun-jukkan frekuensi perilakuketidak-mampuan menyesuai-kan diri dalam situasi konfJik.

c. Data penyesuaian diri denganpasangan hidup

· Marital Happiness Scale (MHS)dan Aznn, Naster danJones(1973). Tes ini berisi 10item laporan diri yangmengungkap kebahagiaanbersama pasangan hidupsecara umum. Rangenyaberkisar 0-10 dengan skor yanglebih besar menun-jukkankebahagiaan.

· Marital Adjustment Test (MA7)dari Locke dan Wallace(1959). Tes ini berisi 15 itemlaporan din yang mengungkapkepuasan dalam berhubungandengan pa-sangan hidupsecara umum. Skor berkisarcIari 2 - 158 dengan indikasiskor yang lebih tinggimenunjukkan tingkat penye-suaian din yang lebih baik.Skor 100 adalah batastradisionaluntuk menunjukkanindikasi adanya ketidakbahagiaan dalam berhubungandengan pasangan hidup.

· Kuesioner Area Perubahan(Areas of Change Question-naire atau ACQ) dari Weiss,Hops dan Patterson (1973).Tes ini reliabel untukmembedakan antara pasanganyang berbahagia denganpasangan yang tidak bahagia.Serisi skala 7 angka yangmengungkap mengenai sebe-rapa jauh perubahan yangdiinginkan pada pasanganhidup.

d. Data mengenai penggunaanObat-dJatan

· Addiction Severity Index(ASI)dari Me Lellan, O'Brien danWoody(1980).Berupa interviuterstrukturdenganwaktu4~manit yang mengukurproblempelik yang befkaitan denganminum alkohol, nar1<oba,pekerjaan, sosial dan keluarga,hukum, kesehatan dankejiwaan. odengan perilaku.

· Kategorisasi berdasar1<anhi/ang atau ber1<urangnyakebiasaan mabuk ataukambuhan. Kriterianya tar-tentu, yaitu Kelompok yang

Page 6: to assist benar sudah menikah - CORE · diinternalisasi dan pengakuan secara kultural adanya paran subordinat dan ... dilakukan di luar rumah (disebut antisocial batteren. Tipe ketiga

1 _.

Kekerasan da/am Rumah Tangga

berkurang mempunyai krite-ria: tidak lagi masuk rumah akituntuk alholisme; tidakmempunyai problem hukum(SIMnya ditahan polisi, atau dipenjarakan) gara-gara ma-buk;tidak mempunyai masalahdengan pekeijaan karenamabuk (tidak mendapatpekeijaan atau dipecat) -bementi minum ataume09konsumsi alkohol lebihdari 3 ons alkohol perhari ataulebih dari 10 % dalam setahun;tidak mempunyai simptom with-drawl (halusinasi, delrium)

1. Terapi

Survay terhadap program tritmen diUSA menunjukkan beberapa variasidalam hal :

· lamanya tritmen (1 bulan sampaidengan 1 tahun)

· tipe fasi/itator : pekeija sosial,psikolog, peer counselor, danvolunter

· sumber perujukan (diri sendiri,a09gota keluarga, pengadilandankonselor)

· sumber dana (biaya dari klien,lembaga pemerintah atau danasosial)

· variasi modalitas tritmen, yaitu:behavioraldan kognitifbehavioral,family system, sex role identity,patriaarr;halpower dan controlapproach

Walaupun banyak variasi modalitasdalam tritmen, dapatdikkarakterisasikansebagai berikut :berbasis kelompok, pendekatan

psikoedukasi dan terdapat prinsip-prinsipbelajar sosia\.

Ada empat komponen inti dalamtritmen berasas belajar sosial (socialleaming) :

· Meskipun kemarahan dan konflikadalah elemen normal dalamkeluarga, pengklasifikasian ke-karasan dalam keluarga tidakdibatasi

· Kekerasan orang dewasa bersifatmultideterminan dan membutuh-kan program intervensi yangmultikomponen

· Target utama tritmenadalah pactaperilaku kekerasan itu sendiridaripada target tidak langsungseperti self esteem,ketergantungan, gangguankepribadian atau ketidak puasandalam perkawinan

· Ada 6 komponen intidalam tritmenberbasis psikoedukasional danbelajar sasia! :

· Pendidikan fangsung mengenaipenyebab, kOndisi,lingkaran dankonsekuensi kekerasan (secarahukumdan psikologis)

· Manajemen kemarahan, beruparestrukturisasi kognitif danperedaanstress

· Menahankonflik,berisi teknik timeoutdan kontrakperifaku

· Peiatihan komunikasi berupakomunikasi ekspresif danpenerimaan, asertifitas dankemampuanproblemsolving

· Manajemenstress

· Kontrol dan kelwatan patriakalberupa kesadaran, tanggungjawab

Page 7: to assist benar sudah menikah - CORE · diinternalisasi dan pengakuan secara kultural adanya paran subordinat dan ... dilakukan di luar rumah (disebut antisocial batteren. Tipe ketiga

Paradigma, No. 01 Th.l, Januari 2006 . ISSN 1907-297X

dan resosialisasi pandanganegalitarian terhadap gender.

Format tritmen dibagi dalam tigabentuk :

a. Unilateral

Salah satu atau masing -masingindividu dari pasutri ditritmen secaramandiri baik konseling secara individualmaupun kelompok. Tritmen untuk priayang banyak digunakan di Usa adalahterapi ini dengan program singkat 10-16minggu.

Tritmen terhadap agresor pria ditujukanuntuk meningkatkan tanggung jawabterhadap kekerasan baik karenatidaklada partisipasi dan provokasi daripasangannya. Pada kebanyakankasus. para pria ini telah ditahan,dikenai sanksi dan di-perintahkanpengadilan untuk mengi-kuti konselingindividual maupun kelompok.

Tritmen terhadap wanita ditujukan padapenderitaannya, keselamatan danproses pengampunan. Karenadipandang sebagai korban dominasipriar masyarakat yang chauvinistik,wanita sering membutuhkn dukungan,bantuan dan pemberdayaan dalammembebaskan diri mereka dari peranketergantungan pasif tradisonal,memisahkan diri dari pasanganhidupnya dan menggunakan inter-vensiaparat kepolisian secara efektif.

b. Bilateral

Dalam format ini pasangan diharapkanuntuk membuat perubahan danbekerjasama untuk mencapai tujuanyang diinginkan bersama dalam relasitimbal-balik. Tritmen ini juga bisasecara terpisah dalam konselingindividual dan kelompok yang para/al.Dalam kebanyakan kasus pasangan

cen-derung untuk memisahkan dirtselama fase awat dan jika priamenghendaki dan dapat menahan diriserta pasangannya juga menghendakikonseling conjoint, mereka diberipilihan bekerja diadik.

C. Diadik

Dalam tritmen ini pasangan dilihatsebagai conjonit (sendirian atau dalamkelompok) dengan masing-masingmempunyai tanggung jawab terhadapinteraksi yang bermasalah danmengambil bagian dalam kegiatanterapeutik korektif.

Ada perdebatan mengenai format ini dimana terapis feminis mengambil isupendekatan sistemik untuk menanganisecara bersamaan pa-sangan dalamkasus kekerasan, yang secara eksplisitdan implisit baik ada kekerasanmaupun tidak, telah menegaskan posisimenjadi kerban dan pelaku kejahatan.Maka langkah-langkah yang dilakukanadalah :

. mengamankan korban, memberi-kan kesempatan untuk meng-evalussi secara negatif dan positifterhadap pasangannya

proses terapeutik tradisional yaitu"menetralisir" dan 8mengampuni8akan merusak proses penyembuh-an dart trauma penyiksaan fisik danemosional

Fokus sistemik pada pola-polaralasi beresiko yang mengaburkanbatas-batas antara 8penyiksa8dengan "disiksa8.pempatan wanitadalam posisi provokatif dan ikutbertanggung-jawab serla kewajaranbila dilihat dalam pandanganbudaya di mana pria mendomlnasi.

.

.

Page 8: to assist benar sudah menikah - CORE · diinternalisasi dan pengakuan secara kultural adanya paran subordinat dan ... dilakukan di luar rumah (disebut antisocial batteren. Tipe ketiga

-- -

Kekerasan da/am Rumah Tangga

Contoh Tritmen

Di bawah ini beberapa contohtritmen yang penulis cuplikan dari duajumal penelitian. Untuk terapi Individualdan Behavioral Couples Therapy(BCT),kriteriasubjeknya adalah:

· Berusia sekitar 25-60 tahun

· Telah menikah minimal 1 tahunatau hidup bersama dengan statushukum yang stabil minimal2 tahun

· Ada ketergantungan pada obat-obatan penenang atau narkobatanpa alkohol yang ditentukandengan DSM III

· Bersedia berhenti minum alkoholminimalselama terapi

· Subjek tidak disertakan, jika :

· Istri juga mengalami ketergan-tungan pada obat-obatan pene-nang atau narkoba tanpa alkoholyang ditentukan dengan DSM III

· Suamiatau istrimempunyaikriteriagangguan mental organik,schizophrenia, delusi (paranoid),atau gejala psikotik yang lainberdasarekan DSM/II

· Jika ketergantungan suami cumaalkohol

· Suami atau istri berpartisipasidalam program methadone dantelah menesri tritmen untukdukungan tambahan sebagaipasien rswatjalan.

· Sebagian besar subyek yang ikutdalam penelitian itu diserahkanoleh bagian kepolisian, sebagianmendaftarkandirimerekasendiri,didorong oleh dokter, dan pusstkesehatan mental.

1. TerapiIndividual

Hanya suami saja yang mengikutiterapi ini seesra formal. la bertemudengan terapis selama 60 menit persesi dan sstu kali90 menituntukterapikelompok(melibatkan~ pasien yanglain)setiap minggunya.

Tujuan intervensi adalah menolongsang suami mengembangkan kemam-puan untuk mengurangi konsumsi obat-obstan atau alkohol. Terapi bersifstmelatih ketrampilan menye-tesaikanmasalah secara kognitifdan behavioral,yaitu: mengatur pemikiran terhadapobat..obatan melalui restrukturisasikognitifdan perilaku, mencari altematiflain selain menggunakan obat-obatan,meningkatkan kegistan yang menye-nangkan tanpa menggunakan obat-obstan, training relaksasi, manajemenmarah, meningkatkan penolakan padaobat..obatan dan alkohol, trainingasertifitas, dan menjalin du-kungan darijaringan sosial.

Tugas rumah di rancangpelaksanaan setiap sesimengembangkan ketrampilansituasi yang sebenamya.

setelahuntukdalam

B. Terapi BCT (Behavioral CouplesTherapy)

Paket terapi ini setain menerapkanterapiindividualsepertiyang dijelaskandi stas, ditambah dengan pertemuanbersama suami istri dengan terapisselama 60 menit setiap minggudalam12minggu. .

Dua sesi pertama bansi penjelasanmengenai tritmen berpasangan yangakan dilaksanakan, mereviu danmendiskusikan data asesmenmengenai hubungan mereka, danmemimpinsesi intervensikrisis untukpenggunaan akohol dan obat4>atan

Page 9: to assist benar sudah menikah - CORE · diinternalisasi dan pengakuan secara kultural adanya paran subordinat dan ... dilakukan di luar rumah (disebut antisocial batteren. Tipe ketiga

Paradigma, No. 01 Th. I, Januari 2006 . ISSN 1907-297X

dan masalah-masalah lain yangberkaitan dengan hubungan merekaberdua.

pasangan tersebut menegosiasikanpersetujuan verbal bahwa:. suami dan istri akan mendis-

kusikan kondisi suami saat tidakmabuk setiap hari

. suami bertekad untuk mening-katkan kondisi tidak mabuk untuk24 hari berikutnya

. istri memuji kondisi suami saattidak mabuk dengan cara yangpositif

Perjanjian ini bertujuan untuk memberireward pada saat suami berpantangdan mengadakan kebiasaanberkomunikasi secara konstruktifsebagai alternatif bila terjadi konflikyang berkaitan dengan penggunaanobat-obatan sebelumnya atau bilakambuh lagi.

Sesi yang lainbertujuan untuk :

· Meno/ong suami terus berpantangterhadap obat-obatan dan alkohol

· Mengembangkan strategi untukmenghilangkan hasratmenggunakan obat-obatan danalkohol

· Memimpin intervensi terhadapkrisisketagihan

· Belajarketrampilanberko-munikasiyang ebih efektif, sepertimendengarkan aktif, danmengekspresikanperasaanseca-ralangsung.

· Meningkatkanperubahan peri/akuyang positif terhadap pasangandengan mengembangkanperi/akuyang menyenangkankeduanyadanmerencanakan kegiatan rekreasi

bersama tanpa mengiJunakanobat-obatan dan alkohol

Ketrampilan tersebut dipraktekkanselama sesi berlangsung dan tugasrumah dibebankan untuk memperkuatisi sasi terapi yang telah dilakukan.

Dibandingkan dengan pasangan yanghanya menerima terapi individual saja,pasangan yang menerima terapi BCTin; mempunyai hubungan relasi yanglebih baik, penyesuaian diadik yanglebih positif dan waktu berpisah lebihsadikit. Para s08mi juga melapor1<anpenggunaan obat-obatan yangberkurang, masa berpantangpemakaian obat lebih panjang,berkurangnya peristiwa ditahan polisidan masuk rumah sakit karenapemakaian obat-obatan (Stewart,Birchlerdan Farrel, 1996).

b. Advokasi bemasis komunitas(Community-Based Advocacy J

Karakter subyek : usia berkisar 17-61tahun, rata-rata 29 tahun, 74%sedikitnya mempunyai 1 orang anak,dua pertiga telah menyelesaikanSMUnya atau memperoleh ijasahsederajat dan 35% menyelesaikanPerguruan tinggi. Kebanyakan merekaadalah pengangguran se-belum masukpengaduan dan 59% menertmabantuan dart pemerintah. 27%berstatus menikah dan 42% hidupbersama, 7% berhubungan intim sajadan 20% tidak bergaullama.

Kekerasan yang mereka alami dalam 6bulan ebelum masuk pengaduan,cukup hebat yaitu: dipukul, dibanting,didorong (92%), diperkosa (48%),ditendang (47%), dan disiksa dengansenjata atau pisau (40%). Kerugianyang diderita mereka adalah : luka-lukaclan memar (85%), patah tulang (19%),

Page 10: to assist benar sudah menikah - CORE · diinternalisasi dan pengakuan secara kultural adanya paran subordinat dan ... dilakukan di luar rumah (disebut antisocial batteren. Tipe ketiga

--

Kekerasan da/am Rumah Tangga

pergeseran tulang (10%), dankeguguran dan kegagalan kandungan(11%).

Latar belakang intervensi ini adalahuntuk memberikan penanganan bagiwanita korban KTP yang ingin"menyelamatkan diri" dari kekerasanyang dilakukan pasangan hidupnyadan untuk itu membutuhkan dukungansosial serta sumber-sumber dayadalam bentuk nyata. Intervensi inibertujuan supaya komunitas lebihresponsif terhadap pemberian dandistribusi sumber-sumber daya terbatasyang dapat diperoleh yaitu: perumahan,pekerjaan, bantuan hukum, tranportasi,pendidikan, pengasuhan anak,pemeliharaan kesehatan, bantuanfinansial, pelayanan untuk anak(tutoringatau konseling), dan dukungansosial (menjalin ternan baru danmembentuk kelompokpendukung).

Proses intervensi berisi bantuan padawanita untuk memikirkan danmerancang rencana yang aman kaladibutuhkan dan menyediakanpelayanan advokasi.

MRencana yang aman" disesuaikandengan pengalaman individual, Jatarbelakang dan kebutuhannya.

Advokasiberisi5 fase pokok,yaitu:1. Asesmen

Tujuan:

· Mengetahui gambaran mengenaidiri klien dan orang-<>ranglaindalam kehidupannya (keluarga,ternan, dJl)

· Mendapatkan informasi pentingyang menyangkut kebutuhan dantujuan klien

2. Implementasi.

Implementasi ini mengikuti faseasesmen secara alami. Dalammerespon masing-masing kebutuhanyang telah diidentifikasi, advokatbekerja aktif bersama klien untukmembangkitkan atau memobilisasisumber-sumber komunitas yang dapatdiperolehnya. Yaitu: brainstormingsemua sumber yang mungkin,mengidentifikasi kritik individual untukmengontrol sumber-sumber itu, dandan memikirkan strategi untukmemperoleh sumber-sumber tersebut.Fase in; mencakup menelpon,memperoleh infonnasi tertulis,membuat perjanjian personal danmengusahakan segala sesuatu yangdiperlukan untuk mendapatkanperubahan positif.

3. Monitoring

Tujuannya untuk memantau efektifitaspelaksanaan intervensi, menilaisumber-sumber yang dapat diperolehdan memuaskan kebutuhan. Jikakurang bemasil advakat mengusulkanimplementasi kedua.

4. Implementasisekunder

5. Terminasi

Advokatmulaimengalihkanketerlibatandirinya dari aktivitas advokasi sedikitdemi sedikit, mengintensifkan usahaklien untukmentransferpengetahuandan keahlian yang telah dipelajarinyauntukmemastikanapakah klienmampumandiri untuk melanjutkanpelaksanaanusaha advokasi.

Wanita yang dilatih advokasi berbasiskomunitas mengalami berkurangnyakekerasan, melaporkan kualitas hidupyang lebih baik dan. mendapatdukungan sosial juga sedikit sekalimendapatkan kesulitan dalammemperoleh sumber-sumberkomuni-

Page 11: to assist benar sudah menikah - CORE · diinternalisasi dan pengakuan secara kultural adanya paran subordinat dan ... dilakukan di luar rumah (disebut antisocial batteren. Tipe ketiga

Paradigma, No. 01 Th. I, Januari 2006 . ISSN 1907-297X

tas dibandingkandengan wanita yangtidakmendapatkanpelayananadvokasitersebut (Sullivandan Bybee,1999).

DAFTAR PUSTAKA

Kaslow, Thompson, dkk. 1998. FadorsThat Mediated and Modrate the LinkBetween Partner Abuse and SuicidalBahavior in African AmericanWomen. Journal of Consulting andClinical Psychology, Vol. 66, No.3,533-540.

Dutton, Donald G. 1995. IntimateAbusiveness. Clinical Psychology :Science and Practice, Vol. 2, NO.3.207-223.

Feldman CM., Ridley CA,. 1995. TheEtiology and Treatment of DomesticViolence Between Adlt Partners.Clinical Psychology : Science andPractice, Vol. 2, NO.4. 317-348.

Birchler ,G.W., Stewart, W.F., and 0'Farrel, T.J.. 1997. BehavioralCouples Therapy For MaleSubstance-Abusing Patients: A CostOutcomes Analysis. Journal ofConsulting and Clinical Psychology,Vol. 65, No.5, 789-802

Cris M. Sullivan dan Deborah J. Bybee.1999. Reducing Violence UsingCommunity-Based Advocacy ForWomen With Abusive Partners.Journal of Consulting and ClinicalPsychology, Vol..67..NO.1,45-53.

Hart, S.D. Dutton, D.G., & New\ove,TV., 1993. The Prevalence ofPersonality Disorder among WifeAssautter, Journal of PersonalityDisorder, 7 (4), 329-341.(diterjemahkan oleh Ima Minauli).

0' Farrel, T.1995. Marital ViolenceBefore And After Alcoholism

Treatment. Journal of Consultingand Clinical Psychology. Vol. 63,No.2, 256-262

Stewart, W.F., and 0' Farrel, T.J. 1996.Behavioral Couples Therapy ForMale Substance-AbusingPatients:EffectsOn RelationshipAdjustmentAnd Drug-UsingBehavior. Journal ofConsulting and Clinical Psychology,Vol. 64, No.5, 959-972

----