tori jembarnn jalan

43
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 1/43 BABII DASAR PERENCANAAN Dalam pelaksanaan perencanaan, pengambil kebijakan harus mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan di sekitar lokasi proyek, sehinggatidak terjadi kesulitan ataupun permasa- lahan dikemudian hari setelah struktur perkerasan jalan dilaksanakan. Struktur perkerasan dapat dikelompokkan ke dalam 2 golongan, yaitu: struktur perkerasan lentur dan struktur perkerasankaku. Pengelompokkanstruktur perkerasanumumnya lebihdidasarkanpadabahanperkerasanjalanyangdigunakan. 2.1 Kontruksi PerkerasanLentur ( FlexiblePavement ) Konstruksiperkerasan yang menggunakan aspalsebagai  bahan pengikat.Desain strukturperkerasan lenturdidasarkan padaanalisissistem lapisandimanabebankendaraandipikul oleh semua lapisan perkerasan sebagaisatu kesatuan.Dapat juga dikatakanbahwa lapisan-lapisanperkerasannyabersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintasketanah dasar.Kontribusi setiap lapisan perkerasan dalam memikul beban kendaraan ditentukanolehkarakteristikbahandantebal dari masing-masing lapisan perkerasan tersebut.Bahan perkerasan dengan kualitas  yang lebih baik pada umumnya digunakan sebagai lapisan perkerasan yang lebih atas. Sedangkan, lapisan-lapisan di

Upload: achank

Post on 05-Jul-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 1/43

BAB IIDASAR PERENCANAAN

Dalam pelaksanaan perencanaan, pengambil kebijakan

harus mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan di sekitar

lokasi proyek, sehingga tidak terjadi kesulitan ataupun permasa-

lahan dikemudian hari setelah struktur perkerasan jalan

dilaksanakan.

Struktur perkerasan dapat dikelompokkan ke dalam 2

golongan, yaitu: struktur perkerasan lentur dan struktur

perkerasan kaku. Pengelompokkan struktur perkerasan umumnya

lebih didasarkan pada bahan perkerasan jalan yang digunakan.

2.1 Kontruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

Konstruksi perkerasan yang menggunakan aspal sebagai

 bahan pengikat. Desain struktur perkerasan lentur didasarkan

pada analisis sistem lapisan dimana beban kendaraan dipikul oleh

semua lapisan perkerasan sebagai satu kesatuan. Dapat juga

dikatakan bahwa lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul

dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar. Kontribusi

setiap lapisan perkerasan dalam memikul beban kendaraan

ditentukan oleh karakteristik bahan dan tebal dari masing-masing

lapisan perkerasan tersebut. Bahan perkerasan dengan kualitas

 yang lebih baik pada umumnya digunakan sebagai lapisan

perkerasan yang lebih atas. Sedangkan, lapisan-lapisan di

Page 2: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 2/43

 bawahnya menggunakan bahan perkerasan dengan kualitas yang

lebih rendah meskipun harus tetap lebih baik dari kualitas tanah

dasar yang mendukungnya.

2..1.1. Kriteria Konstruksi Perkerasan Lentur

Guna dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada

sipemakai jalan, maka konstruksi perkerasan jalan haruslah

memenuhi syarat-syarat tertentu yang dapat dikelompokkan

menjadi 2 kelompok yaitu :

Syarat-syarat berlalu lintas

Konstruksi perkerasan lentur dipandang dari keamanan dan

kenyamanan berlalu lintas haruslah memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut :

a.Permukaan yang rata, tidak bergelombang, tidak melendut

dan tidak berlubang.

 b.Permukaan cukup kaku, sehingga tidak mudah berubah

 bentuk akibat beban yang bekerja diatasnya.

c.Permukaan cukup kesat, memberikan gesekan yang baik

antara ban dan permukaan jalan sehingga tak mudah selip.

d.Permukaan tidak mengkilap, tidak silau jika kena sinar

matahari.

Syarat-syarat kekuatan struktural

Konstruksi perkerasan jalan dipandang dari segi kemampuan

memikul dan menyebarkan beban, haruslah memenuhi syarat-

syarat :

Page 3: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 3/43

a. Ketebalan yang cukup sehingga mampu menyebarkan

 beban/muatan lalu lintas ke tanah dasar.

 b.Kedap terhadap air, sehingga air tidak mudah meresap

kelapisan dibawahnya.

c.Permukaan mudah mengalirkan air, sehingga air hujan yang

 jatuh diatasnya dapat cepat dialirkan.

d.Kekakuan untuk memikul beban yang bekerja tanpa

menimbulkan deformasi yang berarti.

Untuk dapat memenuhi hal-hal tersebut diatas, perencanaan danpelaksanaan konstruksi perkerasan lentur jalan haruslah

mencakup :

1.Perencanaan tebal masing-masing lapisan perkerasan.

Dengan memperhatikan daya dukung tanah dasar, beban

lalu lintas yang akan dipikulnya, keadaan lingkungan, jenis

lapisan yang dipilih, dapatlah ditentukan tebal masing-masing lapisan berdasarkan beberapa metoda yang ada.

2.Analisa campuran bahan

Dengan memperhatikan mutu dan jumlah bahan setempat

 yang tersedia, direncanakan suatu susunan campuran

tertentu sehingga terpenuhi spesifikasi dari jenis lapisan

 yang dipilih.

3.Pengawasan pelaksanaan pekerjaan.

Perencanaan tebal perkerasan yang baik, susunan

campuran yang memenuhi syarat, belumlah dapat menjamin

dihasilkannya lapisan perkerasan yang memenuhi apa yang

diinginkan jika tidak dilakukan pengawasan pelaksanaan

 yang cermat mulai dari tahap penyiapan lokasi dan material

Page 4: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 4/43

Page 5: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 5/43

Page 6: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 6/43

ini dapat dicapai dengan pelengkapan drainase yang memenuhi

syarat.

Kekuatan dan keawetan struktur perkerasan jalan sangat

tergantung dari sifat–sifat dan daya dukung tanah dasar. Dari

 bermacam-macam cara pemeriksaan untuk menentukan kekuatan

tanah dasar, yang umum dipakai adalah cara CBR. Dalam hal ini

digunakan nomogram penetapan tebal perkerasan, maka harga

CBR tersebut dapat dikorelasikan terhadap Daya Dukung Tanah

Dasar (DDT)

 Penentuan daya dukung tanah dasar berdasarkan evaluasi

hasil pemeriksaan laboratorium tidak dapat mencakup secara

detail (tempat demi tempat) sifat-sifat dan daya dukung tanah

dasar sepanjang suatu bagian jalan. Koreksi-koreksi perlu

dilakukan baik dalam tahap perencanaan detail maupun

pelaksanaan, disesuaikan dengan kondisi setempat. Koreksi-

koreksi semacam ini akan diberikan pada gambar rencana atau

dalam spesifikasi pelaksanaan.

Umumnya masalah-masalah yang sering ditemui

menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut:

a.Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) dari macam

tanah tertentu akibat beban lalu lintas. Perubahan bentuk

 yang besar akan mengakibatkan jalan tersebut rusak.

 Tanah-tanah dengan plastisitas tinggi cenderung untuk

mengalami hal tersebut.

Page 7: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 7/43

 b.Sifat mengembang dan menyusut dari tanah tertentu akibat

perubahan kadar air. Hal ini dapat dikurangi dengan

memadatkan tanah pada kadar air optimum .

c.Daya dukung tanah yang tidak merata dan sukar ditentukan

secara pasti pada daerah dengan macam tanah yang sangat

 berbeda sifat dan kedudukannya, atau akibat pelaksanaan.

Perencanaan tebal dapat dibuat berbeda-beda dengan

membagi jalan menjadi segmen-segmen berdasarkan sifat

tanah yang berlainan.d.Lendutan dan lendutan balik selama dan sesudah

pembebanan lalu lintas dari macam tanah tertentu.

e.Tambahan pemadatan akibat pembebanan lalu lintas dan

penurunan yang diakibatkannya, yaitu pada tanah berbutir

kasar (granular soil) yang tidak dipadatkan secara baik pada

saat pelaksanaan.

Untuk sedapat mungkin mencegah timbulnya persoalan diatas

maka tanah dasar harus dikerjakan sesuai dengan “Peraturan

Pelaksanaan Pembangunan Jalan Raya” edisi terakhir.

Lapis Pondasi Bawah (Subbase Course)

 Lapis Pondasi Bawah adalah Lapis Perkerasan yang terletakantara lapis pondasi atas dan tanah dasar. Fungsi lapisan pondasi

 bawah antara lain :

a.Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk

mendukung dan menyebarkan beban roda ke tanah dasar.

Page 8: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 8/43

 b.Mencapai effisiensi penggunaan material yang relatif murah

agar lapisan-lapisan selebihnya dapat dikurangi tebalnya

(penghematan biaya konstruksi)

c.Lapis peresapan untuk mencegah agar air tanah dasar tidak

 berkumpul di lapis pondasi.

d.Sebagai lapis pertama agar pelaksanaan dapat berjalan

lancar. Hal ini sehubungan dengan terlalu lemahnya daya

dukung tanah dasar terhadap roda-roda alat-alat besar atau

karena kondisi lapangan yang memaksa harus segeramenutup tanah dasar dari pengaruh cuaca.

e.Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah

dasar naik ke lapis pondasi atas. Untuk lapisan pondasi

 bawah haruslah memenuhi syarat filter yaitu:

515

15≥

Subgrade D

Subbase D5

85

15<

Subgrade D

Subbase D

dimana:

D15 = diameter butir pada keadaan banyaknya persen yang

lolos 15%

D85 = diameter butir pada keadaan banyaknya persen yang

lolos 85%

Bermacam-macam type tanah setempat (CBR ≥ 20%, PI ≤

10%) yang relatif lebih baik dari tanah dasar dapat digunakan

sebagai bahan pondasi bawah. Campuran-campuran tanah

setempat dengan kapur atau semen portland dalam beberapa

hal sangat dianjurkan, agar didapat bantuan yang effektif

terhadap kestabilan konstruksi perkerasan.

Page 9: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 9/43

 Jenis Lapis Pondasi Bawah yang umum digunakan di Indonesia

antara lain adalah:

1.Agregat bergradasi baik yang dapat dibedakan atas:

a. Sirtu/Pitrun Kelas A

 b. Sirtu/Pitrun Kelas B

c. Sirtu/Pitrun Kelas C

Sirtu kelas A bergradasi lebih kasar dari sirtu kelas B,yang

masing-masing dapat dilihat pad spesifikasi.

2.Stabilisasi

a. Stabilisasi agregat dengan semen (Cement Treated

Subbase)

 b. Stabilisasi agregat dengan kapur (Lime Treated

Subbase)

c. Stabilisasi tanah dengan semen (Soil Cement

Stabilization)

d. Stabilisasi tanah dengan kapur (Soil Lime

Stabilization)

Lapis Pondasi Atas (LPA)

Lapis Pondasi Atas (Base Course) adalah Lapisan perkerasan

 yang terletak diantara lapis pondasi bawah dan lapis permukaan.Fungsi lapis pondasi antara lain :

a.Sebagai lapisan perkerasan yang menahan gaya lintang dari

 beban roda dan menyebarkannya ke lapisan dibawahnya.

 b.Sebagai perletakan terhadap lapis permukaan.

c.Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah.

Page 10: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 10/43

Bahan-bahan untuk lapis pondasi umumnya harus cukup

kuat dan awet sehingga dapat menahan beban-beban roda.

Sebelum menentukan suatu bahan untuk digunakan sebagai

 bahan pondasi, hendaknya dilakukan penyelidikan dan

pertimbangan sebaik-baiknya sehubungan dengan persyaratan

teknik. Bermacam-macam bahan alam/bahan setempat (CBR ≥

50%, PI ≤ 4%) dapat digunakan sebagai bahan lapis pondasi,

antara lain : batu pecah, kerikil pecah, stabilisasi tanah dengan

semen atau kapur.

 Jenis Lapis Pondasi Atas yang umum digunakan di Indonesia

antara lain adalah :

1.Agregat bergradasi baik yang dapat dibedakan atas:

Batu Pecah Kelas A

Batu Pecah Kelas B

Batu Pecah Kelas C

Batu pecah kelas A mempunyai gradasi yang lebih kasar

dari batu pecah kelas B, batu pecah kelas B lebih kasar dari

 batu pecah kelas C. Kriterianya dapat dilihat dari spesifikasi

 yang diberikan.

2.Pondasi Macadam

3.Pondasi Telford4.Penetrasi Macadam (Lapen)

5.Aspal Beton Pondasi (Asphalt Concrete Base/Asphalt treated

Base)

Lapis Permukaan (Surface Course)

Page 11: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 11/43

Lapis Permukaan adalah Lapisan yang terletak paling atas.

Fungsi lapis permukaan antara lain :

a.Sebagai bagian perkerasan untuk menahan beban roda

 b.Sebagai lapisan kedap air untuk melindungi badan jalan

dari kerusakan akibat cuaca.

c.Sebagai lapisan aus (Wearing Course).

d.Sebagai lapis yang menyebarkan beban ke lapisan bawah

Guna dapat memenuhi fungsi tersebut diatas, lapis permukaan

dibuat dengan menggunakan bahan pengikat aspal sehingga

menghasilkan lapisan yang kedap air dengan stabilitas yang tinggi

dan daya tahan yang lama.

 Jenis lapis permukaan yang umum diguanakan di Indonesia

antara lain.

1.Lapisan yang bersifat non struktural, berfungsi sebagai lapisan

aus dan kedap air antara lain :

a.Burtu (Laburan aspal satu lapis)

Lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal yang ditaburi

dengan satu lapis agregat bergradasi seragam, dengan tebal

maksimum 2 cm.

 b.Burda (Laburan Aspal Dua Lapis)

Lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal yang ditaburi

agregat yang dikerjakan dua kali secara berurutan dengan

tebal padat maksimum 3,5cm.

c.Latasir (Lapis Tipis Aspal Pasir)

Lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal dan pasir alam

 bergradasi menerus dicampur, dihampar dan dipadatkan

pada suhu tertentu dengan tebal padat 1-2 cm.

Page 12: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 12/43

d.Buras (Laburan Aspal)

Lapis penutup terdiri dari lapisan aspal taburan pasir

dengan ukuran butir maksimum 3/8 inch.

e.Latasbum (Lapis Tipis Asbuton Murni)

Lapis penutup yang terdiri dari campuran asbuton dan

 bahan pelunak dengan perbandingan tertentu yang

dicampur secara dingin dengan tebal padat maksimum 1

cm.

f.Lataston (Lapis Tipis Aspal Beton)s..Dikenal dengan nama Hot Roll Sheet (HRS) yang merupakan

lapis penutup yang terdiri dari campuran antara agregat

 bergradasi timpang, filler dan aspal keras dengan

perbandingan tertentu, yang dicampur dan dipadatkan

dalam keadaan panas. Tebal padat antara 2,5 – 3 cm.

2.Lapisan yang bersifat struktural, berfungsi sebagai lapisan yang

menahan dan menyebarkan beban roda.

a.Penetrasi Macadam (Lapen)

Lapis perkerasan yang terdiri dari agregat pokok dan agregat

pengunci bergradasi terbuka dan seragam yang diikat oleh

aspal dan dipadatkan lapis demi lapis. Diatas lapen ini beri

laburan aspal dengan agregat penutup. Tebal lapisan satu

lapis dapat bervariasi dari 4-10 cm.

 b.Lasbutag

Page 13: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 13/43

Lapisan yang terdiri dari campuran antara agregat, asbuton

dan bahan pelunak yang diaduk, dihampar dan dipadatkan

secara dingin. Tebal padat tiap lapisan antara 3-5 cm.

c.Laston (Lapis Aspal Beton)

Lapisan yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat

 yang mempunyai gradasi menerus, dicampur, dihampar dan

dipadatkan pada suhu tertentu.

2.1.3. Proses Perencanaan Perkerasan Lentur Jalan

Page 14: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 14/43

Mulai

Input Parameter PerencanaanKekuatan tanah dasar Daya

Dukung Tanah Dasar (DDT)

Faktor Regional (FR)

- Intensitas curah hujan

- Kelandaian jalan

- kendaraan !erat

- Pertim!angan teknis

"e!an lalu lintas #$R pada lajur 

rencana

Konstruksi !ertahap atau tidakdan pentahapannya

Indeks permukaan

- a%al - IPo

- akhir - IPt

&enis lapisan

perkerasan

Konstruksi !ertahap

Tentukan ITP

selama 'R

Tentukan ITP

tahap I

Tentukan ITP *

untuk tahap I dan

tahap II

Koe+isien kekuatan

relati+ 

Tentukan te!al lapis

perkerasan

,elesai

Gambar 2.2:

Bagan Alir Metode Bina Marga

2.2 Kontruksi Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

Page 15: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 15/43

Pelaksanaan perencanaan ini mengacu pada Pedoman Pe-

rencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen (Pd T-14-2003)yang

merupakan penyempurnaan Petunjuk Perencanaan Perkerasan

Kaku (Rigid Pavement) yang diterbitkan oleh Departemen Peker-

 jaan Umum Tahun 1985 – SKBI 2.3.28.1985.

Dalam penerapan jalan beton semen, pengambil kebijakan

harus mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan di sekitar

lokasi proyek, sehingga tidak terjadi kesulitan ataupun permasa-

lahan dikemudian hari setelah perkerasan beton semen dilak-

sanakan.

Perlu diketahui bahwa pedomanPd T-14-2003merupakan

adopsi dari AUSTROADS,Pavement Design, A Guide to the Structural

Design of Pavements(1992), dengan demikian setelah diterbitkannya

pedoman ini, maka pedoman yang terdahulu oleh Departemen

Pekerjaan Umum dinyatakan tidak berlaku lagi.

2.2.1Struktur dan Jenis Perkerasan Beton Semen

Perkerasan beton semen dibedakan ke dalam 4(empat) jenis,

 yaitu :

• Perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan;

• Perkerasan beton semen bersambung dengan tulangan;

• Perkerasan beton semen menerus dengan tulangan;

• Perkerasan beton semen pra-tegang.

 Jenis perkerasan beton semen pra-tegang tidak dibahas

dalam laporan ini. Perkerasan beton semen adalah struktur yang

terdiri atas pelat beton semen yang bersambung (tidak menerus)

Page 16: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 16/43

tanpa atau dengan tulangan, atau menerus dengan tulangan,

terletak di atas lapis pondasi bawah atau tanah dasar, tanpa atau

dengan lapis permukaan beraspal. Struktur perkerasan beton

semen secara tipikal sebagaimana terlihat pada gambar di bawah

ini1.

Gambar 2.3:

 Tipikal Struktur Perkerasan

Beton Semen

Pada perkerasan beton semen, daya dukung perkerasan

terutama diperoleh dari pelat beton. Sifat, daya dukung dan

keseragaman tanah dasar sangat mempengaruhi keawetan dan

kekuatan perkerasan beton semen. Faktor-faktor yang perlu

diperhatikan adalah kadar air pemadatan, kepadatan dan peru-

 bahan kadar air selama masa pelayanan. Lapis pondasi bawah

pada perkerasan beton semen adalah bukan merupakan bagianutama yang memikul beban, tetapi merupakan bagian yang

 berfungsi sebagai berikut :

• Mengendalikan pengaruh kembang susut tanah dasar;

1

  -----, (2003), “Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen”, No. : Pd-T-14/2003, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Jakarta, p 74!

Page 17: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 17/43

• Mencegah intrusi dan pemompaan pada sambungan, retakan

dan tepi-tepi pelat;

• Memberikan dukungan yang mantap dan seragam pada pelat;

• Sebagai perkerasan lantai kerja selama pelaksanaan.

Pelat beton semen mempunyai sifat yang cukup kaku serta

dapat menyebarkan beban pada bidang yang luas dan mengha-

silkan tegangan yang rendah pada lapisan-lapisan di bawahnya.

Bila diperlukan tingkat kenyaman yang tinggi, permukaan perke-

rasan beton semen dapat dilapisi dengan lapis campuran beraspal

setebal 5 cm.

2.2.2Beton Semen

Kekuatan beton harus dinyatakan dalam nilai kuat tarik

lentur ( flexural strength) umur 28 hari, yang didapat dari hasil

pengujian balok dengan pembebanan tiga titik (ASTM C-78) yang besarnya secara tipikal sekitar 3–5 MPa (30-50 kg/cm2). Kuat

tarik lentur beton yang diperkuat dengan bahan serat penguat

seperti serat baja, aramit atau serat karbon, harus mencapai kuat

tarik lentur 5–5,5 MPa (50-55 kg/cm2). Kekuatan rencana harus

dinyatakan dengan kuat tarik lentur karakteristik yang dibulatkan

hingga 0,25 MPa (2,5 kg/cm2) terdekat.

Hubungan antara kuat tekan karakteristik dengan kuat

tarik-lentur beton dapat didekati dengan rumus berikut :

fcf  = K (fc’)0,50 dalam MPa

fcf = 3,13 K (fc’)0,50 kg/cm2

Dimana,

Page 18: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 18/43

fcf  =kuat tekan beton karakteristik 28 hari (kg/cm2)

fc’ =kuat tarik lentur beton 28 hari (kg/cm2)

K =0,7 untuk agregat tidak dipecah;

0,75 untuk agregat pecah

Kuat tarik lentur dapat juga ditentukan dari hasil uji kuat

tarik belah beton yang dilakukan menurut SNI 03-2491-1991

sebagai berikut :

fcf = 1,37 fcs, dalam MPa atau

fcf  = 13,44 fcs, dalam kg/cm2

Dimana, fcs : kuat tarik belah beton 28 hari

Beton dapat diperkuat dengan serat baja(steel-fibre) untuk

meningkatkan kuat tarik lenturnya dan mengendalikan retak pada

pelat khususnya untuk bentuk tidak lazim. Serat baja dapat

digunakan pada campuran beton, untuk jalan plaza tol, putaran

dan perhentian bus. Panjang serat baja antara 15 mm dan 50 mm

 yang bagian ujungnya melebar sebagai angker dan/atau sekrup

penguat untuk meningkatkan ikatan. Secara tipikal serat dengan

panjang antara 15 dan 50 mm dapat ditambahkan ke dalam

adukan beton, masing-masing sebanyak 75 dan 45 kg/m³. Semen

 yang akan digunakan untuk pekerjaan beton harus dipilih dan

sesuai dengan lingkungan dimana perkerasan akan dilaksanakan.

2.2.3Umur Rencana

Umur rencana perkerasan jalan ditentukan atas pertim-

 bangan klasifikasi fungsional jalan, pola lalu-lintas serta nilai

Page 19: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 19/43

ekonomi jalan yang bersangkutan, yang dapat ditentukan antara

lain dengan metodeBenefit Cost Ratio (BCR), Internal Rate of Return

(IRR), kombinasi dari metode tersebut atau cara lain yang tidak

terlepas dari pola pengembangan wilayah. Umumnya perkerasan

 beton semen dapat direncanakan dengan umur rencana (UR) 20

tahun sampai 40 tahun.

2.2.4Pertumbuhan Lalu-Lintas

 Volume lalu-lintas akan bertambah sesuai dengan umur

rencana atau sampai tahap di mana kapasitas jalan dicapai

dengan faktor pertumbuhan lalu-lintas yang dapat ditentukan

 berdasarkan rumus sebagai berikut :

Dimana,

R =Faktor pertumbuhan lalu-lintas;

i =Laju pertumbuhan lalu lintas per tahun dalam %;UR =Umur rencana

2.2.5Lalu-Lintas Rencana

Lalu-lintas rencana adalah jumlah kumulatif sumbu kenda-

raan niaga pada lajur rencana selama umur rencana, meliputi

proporsi sumbu serta distribusi beban pada setiap jenis sumbu

Page 20: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 20/43

kendaraan. Beban pada suatu jenis sumbu secara tipikal dike-

lompokkan dalam interval 10 kN (1 ton) bila diambil dari survai

 beban.

 Jumlah sumbu kendaraan niaga selama umur rencana

dihitung dengan rumus berikut :

 JSKN = JSKNH x 365 x R x C

Dimana,

 JSKN : Jumlah total sumbu kendaraan niaga selama umur

rencana ;

 JSKNH : Jumlah total sumbu kendaraan niaga per hari

pada saat jalan dibuka;

R : Faktor pertumbuhan komulatif yang besarnya

tergantung dari pertumbuhan lalu lintas tahunan

dan umur rencana.

C : Koefisien distribusi kendaraan.

2.2.6Bahu

Bahu dapat terbuat dari bahan lapisan pondasi bawah

dengan atau tanpa lapisan penutup beraspal atau lapisan beton

semen. Perbedaan kekuatan antara bahu dengan jalur lalu-lintas

akan memberikan pengaruh pada kinerja perkerasan. Hal tersebut

dapat diatasi dengan bahu beton semen, sehingga akan mening-

katkan kinerja perkerasan dan mengurangi tebal pelat.

Bahu beton semen dalam pengertia ini adalah bahu yang

dikunci dan diikatkan dengan lajur lalu-lintas dengan lebar

Page 21: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 21/43

Page 22: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 22/43

Ukuran batang pengikat dihitung dengan persamaan sebagai

 berikut :

 At = 204 x b x h dan

l = (38,3 x φ) + 75

Dimana,

 At = Luas penampang tulangan per meter panjang sam-

 bungan (mm2);

 b = Jarak terkecil antar sambungan atau jarak sambung-

an dengan tepi perkerasan (m);

h = Tebal pelat (m);

l = Panjang batang pengikat (mm);

φ = Diameter batang pengikat yang dipilih (mm);

 Jarak batang pengikat yang digunakan adalah 75 cm. Tipi-

kal sambungan memanjang diperlihatkan pada halaman berikut-

nya.

Page 23: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 23/43

Gambar 2.4:

 Tipikal Struktur Perkerasan

Beton Semen

Sambungan pelaksanaan memanjang

Sambungan pelaksanaan memanjang umumnya dilakukan

dengan cara penguncian. Bentuk dan penguncian dapat berbentuk

Page 24: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 24/43

trapesium atau setengah lingkaran sebagai mana diperlihatkan

pada Gambar 2.3.

Gambar 2.5:

Ukuran Standar Penguncian Sambungan Memanjang

Sebelum penghamparan pelat beton di sebelahnya, permu-

kaan sambungan pelaksanaan harus dicat dengan aspal atau

kapur tembok untuk mencegah terjadinya ikatan beton lamadengan yang baru.

Sambungan Susut Memanjang

Sambungan susut memanjang dapat dilakukan dengan

salah satu dari dua cara ini, yaitu menggergaji atau membentuk

pada saat beton masih plastis dengan kedalaman sepertiga dari

tebal pelat.

Sambungan Susut Melintang

Kedalaman sambungan kurang lebih mencapai seperempat

dari tebal pelat untuk perkerasan dengan lapis pondasi berbutir

Page 25: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 25/43

atau sepertiga dari tebal pelat untuk lapis pondasi stabilisasi

semen sebagai mana diperlihatkan pada Gambar 6 dan 7.

 Jarak sambungan susut melintang untuk perkerasan beton

 bersambung tanpa tulangan sekitar 4 - 5 m, sedangkan untuk

perkerasan beton bersambung dengan tulangan 8 - 15 m dan

untuk sambungan perkerasan beton menerus dengan tulangan

sesuai dengan kemampuan pelaksanaan. Sambungan ini harus

dilengkapi dengan ruji polos panjang 45 cm, jarak antara ruji 30

cm, lurus dan bebas dari tonjolan tajam yang akan mempengaruhi

gerakan bebas pada saat pelat beton menyusut. Setengah panjang

ruji polos harus dicat atau dilumuri dengan bahan anti lengket

untuk menjamin tidak ada ikatan dengan beton.

Gambar 2.6:

Sambungan Susut Melintang Tanpa Ruji

Page 26: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 26/43

Gambar 2.7:

Sambungan Susut Melintang Dengan Ruji

2.2.7.2 Sambungan Pelaksanaan Melintang

Sambungan pelaksanaan melintang yang tidak direncana-

kan (darurat) harus menggunakan batang pengikat berulir,

sedangkan pada sambungan yang direncanakan harus mengguna-

kan batang tulangan polos yang diletakkan di tengah tebal pelat.

 Tipikal sambungan pelaksanaan melintang diperlihatkan pada

Gambar 2.6 dan Gambar 2.7.

Sambungan pelaksanaan tersebut di atas harus dilengkapi

dengan batang pengikat berdiameter 16 mm, panjang 69 cm dan

 jarak 60 cm, untuk ketebalan pelat sampai 17 cm. Untuk kete-

 balan lebih dari 17 cm, ukuran batang pengikat berdiameter 20

mm, panjang 84 cm dan jarak 60 cm.

Page 27: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 27/43

Gambar 2.8:

Sambungan pelaksanaan yang direncanakan dan yang tidakdirencanakan untuk pengecoran per lajur

Gambar 2.9:Sambungan pelaksanaan yang direncanakan dan yang tidakdirencanakan untuk pengecoran seluruh lebar perkerasan

2.2.7.3 Sambungan Isolasi

Sambungan isolasi memisahkan perkerasan dengan ba-

ngunan yang lain, misalnyamanhole, jembatan, tiang listrik, jalan

lama, persimpangan dan lain sebagainya. Contoh persimpangan yang membutuhkan sambungan isolasi diperlihatkan pada Gbr

2.8. Sambungan isolasi harus dilengkapi dengan bahan penutup

( joint sealer) setebal 5 – 7 mm dan sisanya diisi dengan bahan

pengisi ( joint filler) sebagai mana diperlihatkan pada Gbr 2.9.

Page 28: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 28/43

Gambar 2.10:

Contoh Persimpangan Yang MembutuuhkanSambungan Isolasi

Gambar 2.11a :

Sambungan Isolasi Dengan Ruji

Gambar 2.11 b :

Page 29: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 29/43

Sambungan Isolasi Tanpa Ruji

Gambar 2.11c :

Sambungan Isolasi Dengan Penebalan Tepi

2.2.7.4 Pola Sambungan

Pola sambungan pada perkerasan beton semen harus meng-

ikuti batasan-batasan sebagai berikut :

• Hindari bentuk panel yang tidak teratur. Usahakan bentuk

panel sepersegi mungkin;

• Perbandingan maksimum panjang panel terhadap lebar adalah

1,25;

• Jarak maksimum sambungan memanjang 3 - 4 meter;

• Jarak maksimum sambungan melintang 25 kali tebal pelat,

maksimum 5,0 meter;• Semua sambungan susut harus menerus sampai kerb dan

mempunyai kedalaman seperempat dan sepertiga dari tebal

perkerasan masing-masing untuk lapis pondasi berbutir dan

lapis stabilisasi semen;

• Antar sambungan harus bertemu pada satu titik untuk men-

ghindari terjadinya retak refleksi pada lajur yang bersebelahan;

Page 30: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 30/43

• Sudut antar sambungan yang lebih kecil dari 60 derajat harus

dihindari dengan mengatur 0,5 m panjang terakhir dibuat

tegak lurus terhadap tepi perkerasan;

• Apabila sambungan berada dalam area 1,5 meter dengan

manhole atau bangunan yang lain, jarak sambungan harus

diatur sedemikian rupa sehingga antara sambungan dengan

manhole atau bangunan yang lain tersebut membentuk sudut

tegak lurus. Hal tersebut berlaku untuk bangunan yang

 berbentuk bundar. Untuk bangunan berbentuk segi empat,sambungan harus berada pada sudutnya atau di antara dua

sudut;

• Semua bangunan lain sepertimanholeharus dipisahkan dari

perkerasan dengan sambungan muai selebar 12 mm yang

meliputi keseluruhan tebal pelat;

Perkerasan yang berdekatan dengan bangunan lain ataumanholeharus ditebalkan 20% dari ketebalan normal dan

 berangsur-angsur berkurang sampai ketebalan normal sepan-

 jang 1,5 meter;

• Panel yang tidak persegi empat dan yang mengelilingi manhole

harus diberi tulangan berbentuk anyaman sebesar 0,15%

terhadap penampang beton semen dan dipasang 5 cm di bawah

permukaan atas. Tulangan harus dihentikan 7,5 cm dari

sambungan.

2.2.7.5 Penutup Sambungan

Page 31: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 31/43

Penutup sambungan dimaksudkan untuk mencegah masuk-

nya air dan atau benda lain ke dalam sambungan perkerasan.

Benda-benda lain yang masuk ke dalam sambungan dapat

menyebabkan kerusakan berupa gombal dan atau pelat beton

 yang saling menekan ke atas (blow up).

Gambar 2.12:

Detail Potongan Melintang Sambungan Perkerasan

 - . ,am!ungan isolasi" . ,am!ungan pelaksanaan memanjang/ . ,am!ungan susut memanjangD . ,am!ungan susut melintang$ . ,am!ungan susut melintang yang direncanakanF . ,am!ungan pelaksanaan melintang yang tidak direncanakan

2.2.8 Perkerasan Beton Semen Untuk Kelandaian Curam

Untuk jalan dengan kemiringan memanjang yang lebih besar

dari 3%, perencanaannya harus ditambah dengan angker panel

( panel anchored) dan angker blok (anchor block). Jalan dengan

kondisi ini harus dilengkapi dengan angker yang melintang untuk

Page 32: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 32/43

keseluruhan lebar pelat sebagaimana diperlihatkan pada Gambar

2.11 dan Gambar 2.12.

Gambar 2.13:

 Angker Panel

Gambar 2.14:

 Angker Blok

Page 33: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 33/43

2.2.9 Langkah Perencanaan Perkerasan Beton Semen

Bagan alir perencanaan perkerasan beton semen dapat

dilihat pada Gambar 2.13 di bawah ini atau secara penjelasan

dapat dilihat pada Daftar 2.1.

Page 34: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 34/43

Page 35: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 35/43

yan$ dimulai dari #e#an roda tertin$$i dari "enis sum#uS&)& terse#ut%

12 9itun$ persentase dari repetisi *atik yan$ direncanakanterhadap "umlah repetisi i"in%

13 en$an men$$unakan *aktor erosi /., tentukan "umlahrepetisi i"in untuk erosi%

14 9itun$ persentase dari repetisi erosi yan$ direncanakanterhadap "umlah repetisi i"in%

1+ lan$i lan$kah 11 sampai den$an 14 untuk setiap #e#anper roda pada sum#u terse#ut sampai "umlah repetisi

#e#an i"in, yan$ masin$-masin$ mencapai 10 "uta dan100 "uta repetisi%

1! 9itun$ "umlah total *atik den$an men"umlahkanpersentase *atik dari setiap #e#an roda pada S&)&terse#ut% en$an cara yan$ sama hitun$ "umlah totalerosi dari setiap #e#an roda pada S&)& terse#ut%

17 lan$i lan$kah sampai den$an lan$kah 1! untuksetiap "enis kelom-pok sum#u lainnya%

1 9itun$ "umlah total kerusakan aki#at *atik dan "umlahtotal kerusakan aki#at erosi untuk seluruh "eniskelompok sum#u%

1 lan$i lan$kah 7 sampai den$an lan$kah 1 hin$$adiperoleh kete-#alan tertipis yan$ men$hasilkan totalkerusakan aki#at *atik dan atau erosi : 100;% &e#alterse#ut se#a$ai te#al perkerasan #eton semen yan$direncanakan%

2.2.10 Perencanaan Tulangan

 Tujuan utama pemakaian perkuatan / penulangan pada

perkerasan beton semen, adalah untuk :

• Membatasi lebar retakan, agar kekuatan pelat tetap dapat di-

pertahankan;

Page 36: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 36/43

• Memungkinkan penggunaan pelat yang lebih panjang agar

dapat mengurangi jumlah sambungan melintang sehingga

dapat meningkatkan kenyamanan;

• Mengurangi biaya pemeliharaan;

 Jumlah tulangan yang diperlukan dipengaruhi oleh jarak

sambungan susut, sedangkan dalam hal beton bertulang menerus,

diperlukan jumlah tulangan yang cukup untuk mengurangi

sambungan susut.

2.2.11 Perkerasana Beton Semen Bersambung Tanpa Tulangan

Pada perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan,

ada kemungkinan penulangan perlu dipasang guna mengen-

dalikan retak. Bagian-bagian pelat yang diperkirakan akan meng-

alami retak akibat konsentrasi tegangan yang tidak dapat dihin-

dari dengan pengaturan pola sambungan, maka pelat harus diberi

tulangan.

Penerapan tulangan umumnya dilaksanakan pada :

a% Pelat dengan bentuk tak lazim (odd-shaped slabs);

#% Pelat disebut tidak lazim bila perbadingan antara panjangdengan lebar lebih besar dari 1,25, atau bila pola sambungan

pada pelat tidak benar-benar berbentuk bujur sangkar atau

empat persegi panjang;

c% Pelat dengan sambungan tidak sejalur (mismatched joints);

d% Pelat berlubang ( pits or structures).

Page 37: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 37/43

2.2.12 Perkerasan Beton Semen Bersambung Dengan Tulangan

Luas penampang tulangan dapat dihitung dengan persa-

maan berikut :

Dimana,

 As = Luas penampang tulangan baja (mm2/m lebar pelat)

fs = Kuat-tarik ijin tulangan (MPa). Biasanya 0,6 kali tegangan

leleh.

g =Gravitasi (m/detik2).

h =Tebal pelat beton (m)

L =Jarak antara sambungan yang tidak diikat dan/atau tepi

 bebas pelat (m)

M =Berat per satuan volume pelat (kg/m3)μ =Koefisien gesek antara pelat beton dan pondasi bawah

2.2.13 Perkerasan Beton Semen Menerus Dengan Tulangan

 Tulangan memanjang yang dibutuhkan pada perkerasan

 beton semen bertulang menerus dengan tulangan dihitung dari

persamaan berikut :

Dimana,

Ps =Persentase luas tulangan memanjang yang dibutuhkan

terhadap luas penampang beton (%);

Page 38: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 38/43

Page 39: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 39/43

tiga tebal pelat untuk tebal pelat > 20 cm. Tulangan arah meman-

 jang dipasang di atas tulangan arah melintang.

2.2.14 Perencanaan Lapis Tambah

Pelapisan tambahan pada perkerasan beton semen dibeda-

kan atas :

• Pelapisan tambahan perkerasan beton semen di atas perke-

rasan lentur;

Pelapisan tambahan perkerasan beton semen di atas perke-rasan beton semen;

• Pelapisan tambahan perkerasan lentur di atas perkerasan

 beton semen.

2.2.15 Pelapisan Tambahan Perkerasan Beton Aspal di Atas

Perkerasan Beton Semen

Struktur perkerasan beton semen harus dievaluasi agar

supaya tebal efektifnya dapat dinilai sebagai aspal beton. Untuk

menentukan tebal efektif (Te) setiap lapisan perkerasan yang ada

harus dikonversikan kedalam tebal ekivalen aspal beton sesuai

dengan Daftar 2.2.

Dengan demikian tebal lapis tambahan yang diperlukan,dihitung berdasarkan perhitungan lapis tambahan pada perke-

rasan lentur. Dalam menentukan tebal ekivalen perkerasan beton

semen perlu memperhatikan kondisi dan daya dukung lapisan

 beton semen yang ada. Apabila lapisan-lapisan perkerasan telah

diketahui dan kondisinya ditetapkan, kemudian faktor konversi

Page 40: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 40/43

 yang sesuai dipilih dari Daftar 2.2 dan tebal efektif dari setiap

lapisan dapat ditentukan.

 Tebal efektif setiap lapisan merupakan hasil perkalian

antara tebal lapisan dan faktor konversi. Tebal efektif untuk

seluruh perkerasan merupakan jumlah tebal efektif dari masing-

masing lapisan.

 Tebal lapisan tambahan dihitung dengan rumus sebagai

 berikut :

 Tr = T - Te

Dimana,

 Tr =Tebal lapisan tambahan;

 T =Tebal perlu berdasarkan beban rencana dan daya dukung

tanah dasar dan atau lapis pondasi bawah dari jalan lama

sesuai prosedur yang telah diuraikan;

 Te=Tebal efektif perkerasan lama.

 Tebal lapis tambahan perkerasan lentur yang diletakkan

langsung di atas perkerasan beton semen dianjurkan minimum

100 mm. Apabila tebal lapisan tambahan lebih dari 180 mm,

konstruksi lapis tambahan dapat menggunakan lapisan peredam

retak sebagai mana terlihat pada gambar berikut ini.

Page 41: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 41/43

Gambar 2.16:

Lapisan Peredam Retak Pada Sistem Pelapisan Tambahan

&)<68<6 =

1% Beton aspal se#a$ai lapisan aus2% Beton aspal se#a$ai lapis perata3% Beton aspal se#a$ai lapisan peredam retak4% Perkerasan #eton semen lama yan$ ada.+% &anah dasar

 Tabel2.2 :

Faktor Konversi Lapis Perkerasan LamaUntuk Perencanaan Lapis TambahanMenggunakan Perkerasan Beton Aspal

Klassi

fkasi

Bahan

DESKRIPSI

BAHAN

Faktor

Konver

si

> &anah dasar asli, tanah dasar per#aikanden$an #ahan #er#utir, atau sta#ilisasi kapur

0

>> ?apis pondasi atau pondasi #a'ah yan$ terdiridari #ahan #er#utir #er$radasi #aik, kerasmen$andun$ #ahan halus #ersi*at plastis,

den$an (B) 5 20% /k @ 0,2 untuk P> Plastisitas>ndek. : !, dan 0,1 untuk P> A !%

0,1 0,2

>>> ?apis pondasi atau pondasi #a'ah yan$dista#ilisasi semen atau kapur den$an P> : 10

0,2 0,3

>C a% ?apis permukaan atau lapis pondasi den$an#ahan pen$ikat aspal emulsi atau aspal cairyan$ telah retak menyeluruh, pelepasan#utir, penurunan mutu a$re-$at, pen$aluran

pada "e"ak roda, dan penurunan sta-#ilitas%

0,3 0,+

Page 42: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 42/43

#% Perkerasan #eton semen termasukperkerasan yan$ telah itutup lapisperaspalan. yan$ telah patah-patah

men"adi poton$an-poton$an den$an#erukuran : 0,! m dalam arah dimensimaksimal% /k @ 0,+ apa#ila di$unakan lapispondasi #a'ah, dan 0,3 apa#ila pelatlan$sun$ diatas tanah dasar%%

C a% ?apis permukaan dan lapis pondasi #etonaspal, yan$ telah menun"ukkan pola retakyan$ "elas%

#% ?apis permukaan dan lapis pondasi, den$an#ahan pen$ikat aspal emulsi atau aspal

cair, yan$ telah me-nun"ukkan retak halus,pelepasan #utir atau penurun-an mutua$re$at, dan alur kecil pada "e"ak roda tapimasih mantap%

c% Perkerasan #eton semen termasukperkerasan yan$ telah ditutup peraspalan.yan$ telah retak dan tidak rata dan tidak#isa ditutup secara #aik% Poton$an-po-ton$an pelat #erukuran sekitar 1 sampai 4m2, dan telah diper#aiki%

0,+ 0,7

C> a% ?apis permukaan dan lapis pondasi #etonaspal yan$ telah menun"ukkan retak halusden$an pola setempat-setempat dan alurkecil pada "e"ak roda tapi masih mantap%

#% ?apis permukaan dan lapis pondasi den$an#ahan pe-n$ikat aspal emulsi atau aspalcair yan$ masih mantap, secara umum#elum retak, tidak menun"ukkan ke$e-mukan #leedin$., dan ter"adi alur kecilpada "e"ak roda%

c% Perkerasan #eton semen termasukperkerasan yan$ telah ditutup lapisperaspalan. yan$ masih mantap dan telahditutup (undersealed), telah retak-retak tapiti-dak terdapat poton$an poton$an pelatyan$ #erukur-an le#ih kecil dari 1 m2

0,7 0,

C>> a. ?apis permukaan dan lapis pondasi #etonaspal, secara umum #elum retak, danterdapat alur kecil pada "e"ak roda%

 b. Perkerasan #eton semen yan$ masih

mantap, sudah ditutup (undersealed)  dan

0, 1,0

Page 43: Tori Jembarnn Jalan

8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan

http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 43/43

umumnya #elum retakc. ?apis pondasi #eton semen, di#a'ah lapis

permukaan #eraspal, yan$ masih mantap,

tidak ter"adi pampin$ (pumping)  danmem#erikan retak reDeksi yan$ kecil padapermukaan