trauma abdomen
TRANSCRIPT
Trauma Abdomen
DEFENISI
Trauma abdomen merupakan luka pada isi rongga perut yang dapat terjadi dengan atau tanpa tembusnya dinding perut dimana pada penanganan/penatalaksanaan lebih bersifat kedaruratan sehingga terkadang perlu dilakukan tindakan laparatomi.
Biasanya dapat menyebabkan perubahan fisiologi sehingga terjadi gangguan metabolisme, kelainan imunologi dan gangguan faal berbagai organ
Anatomi Luar Abdomen Abdomen depan
Abdomen depan adalah bidang yang dibatasi:
Superior: garis intermammaria
Inferior: kedua ligamentum inguinal dan simfisis pubis
Lateral: kedua linea aksilaris anterior
ANATOMI ABDOMEN
Pinggang Merupakan daerah yang
berada diantara linea aksilaris anterior dan linea aksilaris posterior, dari sela iga ke 6 dibatas atas sampai krista iliaka dibatas bawah.
Di lokasi ini ada dinding otot abdomen yang tebal, berlainan dengan dinding otot yang lebih tipis di bagian depan yang menyebabkan bagian ini menjadi pelindung terutama terhadap trauma tusukan yang disebut Flank Area.
Punggung Daerah ini berada
dibelakang axillaris posterior, dari ujung bawah scapula sampai crista iliaca.
Seperti halnya Flank Area, disini otot – otot punggung dan otot paraspinal menjadi pelindung terhadap trauma tajam
Anatomi Dalam Abdomen Rongga Peritoneal
Rongga peritoneal atas dilindungi oleh bagian bawah dari dinding toraks yang mencakup diafragma, hepar, lien, gaster dan colon transversum.
Rongga peritoneal bawah berisikan usus halus, bagiam colon ascendens dan colon descendens, colon sigmoid dan pada wanita ada organ reproduksi internal.
Rongga Pelvis Rongga pelvis
merupakan bagian bawah dari rongga intraperitoneal dan bagian bawah dari rongga retroperitoneal.
Didalamnya terdapat rectum, vesica urinaria, pembuluh – pembuluh iliaca, dan pada wanita terdapat organ reproduksi internal.
Rongga Retroperitoneal Rongga yang potensial ini
adalah rongga yang berada dibelakang dinding peritoneum yang melapisi abdomen, dan didalamnya terdapat aorta abdominalis, vena cava inferior, sebagian besar duodenum, pancreas, ginjal dan ureter serta sebagian posterior dari colon ascendens dan colon descendens, dan juga bagian rongga pelvis yang retroperitoneal.
ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI
1) Trauma penetrasi (trauma perut dengan penetrasi kedalam rongga peritonium).
a) Trauma Tembak b) Trauma Tusuk
2) Trauma non-penetrasi / trauma tumpul (trauma perut tanpa penetrasi kedalam rongga peritonium)
a) Kompresib) Hancur akibat kecelakaanc) Sabuk pengamand) Cedera akselerasi
Trauma Tajam
Trauma Tumpul
PATOFISIOLOGI
Jika terjadi trauma penetrasi atau non-penetrasi kemungkinan terjadi pendarahan intra abdomen yang serius, pasien akan memperlihatkan tanda-tanda iritasi yang disertai penurunan hitung sel darah merah yang akhirnya gambaran klasik syok hemoragik.
Bila suatu organ viseral mengalami perforasi, maka tanda-tanda perforasi, tanda-tanda iritasi peritonium cepat tampak.
Tanda-tanda dalam trauma abdomen tersebut meliputi nyeri tekan, nyeri spontan, nyeri lepas dan distensi abdomen tanpa bising usus bila telah terjadi peritonitis umum.
Bila syok telah lanjut pasien akan mengalami takikardi dan peningkatan suhu tubuh, juga terdapat leukositosis. Biasanya tanda-tanda peritonitis mungkin belum tampak. Pada fase awal perforasi kecil hanya tanda-tanda tidak khas
Mekanisme Trauma
A. Trauma Tajam Suatu pukulan langsung, misalnya terbentur
pinggiran stir bisa menyebabkan trauma kompresi ataupun crush injury terhadap organ viscera.
Trauma tarikan (shearing injury) terhadap organ viscera yang terjadi bila alat pengaman (seat belt) tidak digunakan secara benar.
Pasien yang cedera pada suatu tabrakan
B. Trauma TajamLuka tusuk ataupun luka tembak (kecepatan rendah)
akan mengakibatkan kerusakan jaringan karena laserasi ataupun terpotong.
Luka tusuk tersering mengenai hepar (40%), usus halus (30%), diafragma (20%) dan colon (15%). Luka tembak mengakibatkan kerusakan yang lebih besar, yang ditentukan oleh jauhnya perjalanan peluru, dan berapa besar energi kinetiknya maupun kemungkinan pantulan peluru oleh organ tulang, maupun efek pecahan tulangnya.
Luka tembak paling sering mengenai usus halus (50%), colon (40%), hepar (30%) dan pembuluh darah abdominal (25%).
TANDA DAN GEJALA
Trauma tembus (trauma perut dengan penetrasi kedalam rongga peritonium) : Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ Respon stres simpati Perdarahan dan pembekuan darah Kontaminasi bakteri Kematian sel
Trauma tumpul (trauma perut tanpa penetrasi kedalam rongga peritonium). Kehilangan darah. Memar/jejas pada dinding perut. Kerusakan organ-organ Nyeri tekan, nyeri ketok, nyeri lepas dan kekakuan (rigidity)
dinding perut. Iritasi cairan usus
KOMPLIKASI
Segera : hemoragi, syok, dan cedera. Lambat : infeksi
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
AnamnesisPemeriksaan fisik
Inspeksi Auskultasi Perkusi Palpasi Menilai Stabilitas Pelvis Pemeriksaan penis, perineum dan rektum Pemeriksaan vagina Pemeriksaan gluteal
Laboratorium : hemoglobin, hematokrit, leukosit dan analisis urine.
Radiologik : bila diindikasikan untuk melakukan laparatomi. Skrinning pemeriksaan rongten: Foto rontgen torak tegak
berguna untuk menyingkirkan kemungkinan hemo atau Pneumotoraks atau untuk menemukan adanya udara intraperitonium. Serta rontgen abdomen sambil tidur (supine) untuk menentukan jalan peluru atau adanya udara retroperitoneum.
IVP atau Urogram Excretory dan CT Scanning: ini di lakukan untuk mengetauhi jenis cedera ginjal yang ada.
Uretrografi: di lakukan untuk mengetauhi adanya rupture uretra Sistografi: ini di gunakan untuk mengetauhi ada tidaknya cedera
pada kandung kencing, contohnya pada 1) fraktur pelvis. 2) Trauma non-penetrasi