trauma abdomen kharisma

Upload: kharisma-alifah

Post on 07-Jul-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    1/31

    REFERAT

    TRAUMA ABDOMEN

    Disusun oleh :

    Kharisma Alifah

    1102011136

    em!im!in" :

    Dr# $%aharu&&in' $(#B

    Ke(ani)raan Klini* Ba"ian +lmu Be&ah

    R$UD asar Re!o

    erio&e 2, Fe!ruari 2016 - . Mei 2016

    0

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    2/31

    DAFTAR +$+

    DAFTAR +$+#############################################################################################################################1

    BAB +# ENDA/UUAN########################################################################################################2

    BAB ++# T+NAUAN U$TAKA#############################################################################################3

    2#1# Ana)omi A!&omen###################################################################################################3

    2#2# Trauma A!&omen #################################################################################################11

      2#2#1 Definisi###########################################################################################################11

      2#2#2 Klasifi*asi#######################################################################################################11

      2#2#3 E)iolo"i############################################################################################################12

      2#2# a)ofisiolo"i####################################################################################################12

      2#2# Manifes)asi Klinis##########################################################################################1

      2#2#6 Dia"nosis#########################################################################################################1

      2#2#. ena)ala*sanaan############################################################################################20

      2#2#4 ro"nosis#########################################################################################################31

    DAFTAR U$TAKA#############################################################################################################32

    BAB +

    ENDA/UUAN

    1

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    3/31

    Trauma merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami cedera oleh salah

    satu sebab. Penyebab yang paling sering adalah kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, olah

    raga dan rumah tangga. Setiap tahun 60 juta penduduk Amerika Serikat mengalami trauma

    dan 50% memerlukan tindakan medis. ,6 juta membutuhkan pera!atan di "umah Sakit.

    #idapatkan 00 ribu di antaranya mendapatkan kecacatan yang bersi$at menetap &%' dan

    (,) juta menderita kecacatan sementara 0% ' dan menyebabkan kematian sebanyak &*5

    ribu orang per tahun 0,5%'. #i +ndonesia kematian akibat kecelakaan lalu lintas lebih kurang

    & ribu orang per tahun sehingga dapat disimpulkan bah!a trauma dapat menyebabkan angka

    kematian yang tinggi, hilangnya !aktu kerja yang banyak sehingga biaya pera!atan yang

     besar dan kecacatan sementara dan permanen.

    -edera yang berhubungan dengan kematian ke dalam kategori berikut kecelakaan

    cedera yang tidak disengaja', bunuh diri, pembunuhan, perang, dan penyebab yang belum

    ditentukan. -edera yang tidak disengaja terjadi lebih dari &&0.000 kematian per tahun,

    tabrakan kendaraan bermotor lebih dari *0%. Pembunuhan, bunuh diri, dan penyebab lainnya

    mengakibatkan lebih dari 50.000 kematian setiap tahun.&

    Trauma abdomen adalah keadaan cedera atau luka pada abdomen baik bagian dalam

    ataupun luar.Trauma abdomen menduduki peringkat ketiga dari seluruh kejadian trauma dan

    sekitar 5% dari kasus memerlukan tindakan operasi. Trauma abdomen diklasi$ikasikan

    menjadi trauma tumpul dan trauma tembus. Trauma tembus abdomen biasanya dapat

    didiagnosis dengan mudah dan andal, sedangkan trauma tumpul abdomen sering terle!at

    karena tanda/tanda klinis yang kurang jelas.

    +nsidensi trauma tumpul organ yang paling sering terkena antara lain lien *0/55%',

    hepar 5/*5%' dan usus halus 5/&0%', sebagai tambahan &5% mengalami hematoma

    retroperitoneal. Sedangkan pada luka tembus organ yang sering terkena lier 0/*0%', usus

    halus 50%', kolon *0%', dan askular 5%'.

    BAB ++

    T+NAUAN U$TAKA

    2#1 Ana)omi A!&omen

    5aum A!&ominalis

    -aum abdominalis adalah rongga batang tubuh yang terdapat diantara diaphragma

    dan apertura pelis superior. -aum abdominalis merupakan rongga yang terbesar dari ketiga

    2

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    4/31

    rongga tubuh yang terdiri atas caum cranii, caum thoracalis, dan caum pelicum. -aum

    abdominalis dibatasi oleh

    - 1ranial diaphragma- 2entrolateral otot dinding perut dan m. +lliacus- #orsal columna ertebralis

    m. psoas major

    m. psoas minor 

    m. 3uadratuslumborum

    - 1audal apertura pelis superior mencakup pelis major *

    a(isan Din&in" A!&omen

    & Stratum super$icialis lapisan dangkal'

    a -utis

     b Subcutis $ascia abdominalis super$icialis'

    • 4amina super$icialis $ascia camperi'

    • 4amina pro$unda $ascia scarpae' Stratum intermedius lapisan tengah'

    a ascia abdominalis

     b tot 7 otot dinding perut

    c Aponeurosis otot dinding perut

    d Tulang

    Stratum pro$unda lapisan dalam'

    a ascia transersalis

     b Panniculus adiposus preperitonealis

    c Peritoneum parietale*

    O)o)7o)o) Din&in" eru)& 8usculi anterolaterales

    a mm. bli3ua otot serong dinding anterior'

    • m. bli3us e9ternus abdominis

    • m. bli3us internus abdominis

    • m. Transersus abdominis

     b mm. "ecti otot lurus dinding anterior'

    • m. "ectus abdominis

    • m. Pyramidalis

    8usculi posteriores

    a m. psoas major b m. psoas minor 

    c m.iliacus

    Anatomi 4uar dari Abdomen

    &. Abdomen depan

    - :atas superior garis intermammaria- :atas in$erior 1edua ligamentum inguinale dan sim$isis pubis- :atas 4ateral 4inea a9illaris anterior 

    . Pinggang $lank'

    3

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    5/31

    :erada di antara linea a9illaris anterior dan linea a9illaris posterior, dari sela iga ke/

    6 , ke ba!ah sampai crista iliaca. #i lokasi ini terdapat dinding otot abdomen yang

    tebal akan menjadi pelindung terutama terhadap luka tusuk.

    . Punggung

    / :atas superior ;jung ba!ah scapula/ :atas in$erior -rista +liaca

    / :atas 4ateral 1edua linea a9illaris posterior *

    Anatomi #alam Abdomen

    Peritoneum adalah lapisan tunggal dari sel/sel mesotial di atas dasar $ibroelastik. Terbagi

    menjadi isceral, menutupi usus dan mesenterium, dan bagian parietal yang melapisi

    dinding abdomen dan berhubungan dengan $ascia muscular. Peritoneum dibagi menjadi

    yaitu peritoneum parietale melapisi bagian dalam dinding caum abdominis' dan

     peritoneum iscerale membungkus sebagian

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    6/31

    - -auda Pankreas- ,5 cm bagian pertama duodenum

     b rgan retroperitoneum, yaitu organ yang diliputi peritoneum pada permukaan

    depannya kurang dari

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    7/31

    Anatomi organ dalam abdomen

    6

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    8/31

    ro%e*si le)a* or"an &alam a!&omen

    /i(o*on&rium *anan E(i"as)rium /i(o*on&rium *iri

    • 4obus kanan dari hepar 

    • 1antung empedu• Sebagian dari duodenum

    • leksura hepatik dari kolon

    • Sebagian dari ginjal kanan

    • 1elenjar suprarenal kanan

    • Pilorus gaster 

    • #uodenum• Pankreas

    • Sebagian dari hepar 

    • 4ambung

    • 4impa• :agian kaudal dari pankreas

    • leksura lienalis dari kolon

    • 1utub atas dari ginjal kiri

    • 1elenjar suprarenal kiri

    um!al *anan Um!ili*al um!al *iri

    • 1olon asendens

    • :agian ba!ah dari ginjal

    kanan

    • Sebagian daru duodenum

    dan jejunum

    • mentum

    • 8esenterium

    • :agian ba!ah dari

    duodenum

    ?ejunum dan ileum

    • 1olon desendens

    • :agian ba!ah dari ginjal kiri

    • Sebagian jejunum dan ileum

    +n"uinal *anan /i(o"as)rium +n"uinal *iri

    • Sekum

    • Apendiks

    • :agian akhir dari ileum

    • ;reter kanan

    • +leum

    • 1andung kemih

    • ;terus pada kehamilan'

    • 1olon sigmoid

    • ;reter kiri

    • arium kiri

    8as*ularisasi Din&in" A!&omen

    #inding abdomen diperdarahi oleh

    & Aa. +ntercostales 2++ 7 ++

    Aa. 4umbales

    A. Bpigastrica superior * A. Bpigastrica in$erior 

    5 Aa. +nguinales super$iciales

    6 A. -ircum$le9a ilium pro$unda

    Aa. +ntercostales dipercabangkan dari aorta thoracalis, lalu berjalan di dalam sulcus

    costae. Setelah keluar dari sulcus costae maka ke/6 Aa. +ntercostales terletak diantara m.

    Transersus abdominis an m. bli3us internus abdominis. Aa. +ntercostales

    mempercabangkan

    a "r. Posterior aa. +ntercostales untuk otot punggung

     b "r. 4aterales aa. +ntercostalesc "r. Anterior aa. +ntercostales, mengurus dan memasuki agina m. "ectus abdominis

    Aa. 4umbales, biasanya empat pasang, dipercabangkan dari Aorta abdominalis setinggi

    ertebrae lumbales + 7 +2. Aa. 4umbales berjalan ke lateral pada corpora ertebrae lumbales

    di sebelah dorsal truncus symphaticus.

    A. epigastrica superior merupakan salah satu cabang akhir A. mammaria interna A.

    thoracica interna', dipercabangkan setinggi spatium intercostales 2+. Setelah meninggalkan

    caum thoracis, A. epigastrica superior memasuki agina m. "ectus abdominis di sebelah

    dorsal cartilago costae 2+++. 8ula 7 mula terletak dorsal terhadap m. "ectus abdominis lalumenembus otot tersebut untuk beranastomosis dengan A. epigastrica in$erior.

    7

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    9/31

    A. epigastrica in$erior A. epigastrica pro$unda' dipercabangkan dari A. iliaca e9terna

    tepat kranial ligamentum inguinale Pouparti, lalu berjalan ke arah entral di dalam jaringan

    subperitoneal. Selanjutnya A. epigastrica in$erior berjalan miring ke kranial di sepanjang tepi

    medial annulus inguinalis pro$undus.

    Setelah menembus $ascia transersalis, A. epigastrica in$erior berjalan di sebelah entral linea

    semicircularis #ouglasi ke arah kranial di antara m. "ectus abdominis dan lamina posterior 

    agina m. "ectus abdominis. 1ranial terhadap umbilicus, A. epigastrica superior dan Aa.

    +ntercostales. A.epigastrica in$erior mempercabangkan

    • cremasterica A. spermatica e9terna'

    • ". pubicus a. epigastrica in$erior 

    • "r. 8usculares*

    em!uluh Bali* Din&in" A!&omen& 2. Super$cialies pembuluh balik dangkal'.

    8embentik anyaman pembuluh balik yang luas di jaringan subkutis lalu bermuara ke

    dalam

    • 2. epigastrica super$icialis, yang selanjutnya bermuara ke 2. emoralis

    • 2. thoraco/epigastrica, bermuara ke dalam 2. A9illaris

    #isekitar umbilikus terdapat pembuluh balik dangkal yang dinamakan 2.

    Paraumbilikalis Sappeyi dan berjalan disepanjang ligamentum teres hepatis mulai dari

    umbilikus sampai ke dalam sisa 2. ;mbilikalis yang masih terbuka. :ila terjadi

     bendungan pada 2. Porta misalnya pada hipertensi portal', 2. Paraumbilikalis Sappeyi

    mengalami arises dan membentuk gambaran yang dinamakan -aput 8edussae.

    2. Pro$undi, biasanya mengikuti pembuluh nadinya

    ersarafan Din&in" A!&omen

    &. Cn. Thoracales 2++ 7 ++

    "r.entrales nn thoracales 2++ 7 ++ Cn intercostales' berjalan diantara m. bli3us

    internus abdominis dan m. Transersus abdominis. "r. -utanei anteriores dipercabangkan

    setelah menembus agina 8. "ectus abdominis, sedangkan "" cutanei laterales

    dipercabangkan sekitar umbilikus. Cn thoracales 2++ 7++ juga mempersara$i m. "ectus

    abdominis sehingga kerusakan sara$ tersebut dapat menimbulkan kelumpuhan m. "ectus

    abdominis. Cn thoracalis 2++ mempersara$i kulit dinding abdomen setinggi proc.

    9iphoideus, Cn thoracales 2+++ 7 + antara proc. 9iphoideus dan umbilikus, C.thoracalis

    8

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    10/31

    setingi umbilikus sedangkan C. Thoracalis ++ mengurus pertengahan antara umbilikus

    dan symphisis osseus pubis.

    . C. 4umbales +

     C lumbalis + berjalan sejajar dengan Cn thoracales dan mempercabangkan

    •  C. iliohypogastricus

    •  C. +loinguinalis

     Cn. +liohypogastricus et ilioinguinales berjalan diantara m. bli3usinternus abdominis

    dan m. Transersus abdominis sampai spina iliaca anterior superior. 1ira 7 kira ,5 cm

    disebelah kranial annulus inguinalis super$icialis, Cn. +liohypogastricus menembus

    aponeurosis otot serong dinding perut dan berubah menjadi sara$ kulit.

     C. +loinguinalis berjalan di kanalis inguinalis lal mempersara$i kulit disekitar radi9 penis,

     bagian entral scrotum dan kulit tungkai atas didekatnya.

     C thoracalis ++ C subcostalis' dan C lumbalis + merupakan sara$ yang paling penting

    karena keduanya mempersara$i alat 7 alat penting di bagian kaudal dinding abdomen.*

    9

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    11/31

    2#2 Trauma A!&omen

    2#2#1 Definisi

    Trauma adalah cedera $isik dan psikis, kekerasan yang mengakibatkan cedera. Trauma

    abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan tembus serta trauma

    yang disengaja atau tidak disengaja.&

    2#2#2 Klasifi*asi

     Trauma pada abdomen dapat di bagi menjadi dua jenis

    &' Trauma Penetrasi

     a. 4uka tembak 

     b. 4uka tusuk 

    ' Trauma Con/Penetrasi

    a. 1ompresi

     b. =ancur akibat kecelakaan

    c. Sabuk pengaman

    d. -edera akselerasi

    Trauma pada dinding abdomen terdiri kontusio dan laserasi.

    &. 1ontusio dinding abdomen tidak terdapat cedera intra abdomen, kemungkinan terjadi

    eksimosis atau penimbunan darah dalam jaringan lunak dan masa darah dapat menyerupai

    tumor.

    . 4aserasi, jika terdapat luka pada dinding abdomen yang menembus rongga abdomen harus

    di eksplorasi Sjamsuhidayat, &DD)'. Atau terjadi karena trauma penetrasi.

    Trauma abdomen pada isi abdomen, menurut Sjamsuhidayat &DD)' terdiri dari

    &. Per$orasi organ iseral intraperitoneum. -edera pada isi abdomen mungkin di sertai oleh

     bukti adanya cedera pada dinding abdomen.

    . 4uka tusuk trauma penetrasi' pada abdomen 4uka tusuk pada abdomen dapat menguji

    kemampuan diagnostik ahli bedah.

    . -edera thorak abdomen Setiap luka pada thoraks yang mungkin menembus sayap kiri

    dia$ragma, atau sayap kanan dan hati harus dieksplorasi.

    2#2#3 E)iolo"i

    &. Penyebab trauma penetrasi

      / 4uka akibat terkena tembakan

      / 4uka akibat tikaman benda tajam

      / 4uka akibat tusukan

    . Penyebab trauma non/penetrasi

      / Terkena kompresi atau tekanan dari luar tubuh

      / =ancur tertabrak mobil'

      / Terjepit sabuk pengaman karena terlalu menekan perut

    10

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    12/31

      / -edera akselerasi < deserasi karena kecelakaan olah raga

    2#2# a)ofisiolo"i

    8ekanisme terjadinya trauma pada trauma tumpul disebabkan adanya deselerasi cepat dan

    adanya organ/organ yang tidak mempunyai kelenturan noncomplient organ' seperti hati,

    limpa, pankreas, dan ginjal. 1erusakan intra abdominal sekunder untuk kekuatan tumpul pada

    abdomen secara umum dapat dijelaskan dengan mekanisme, yaitu

    &. #eselerasi menyebabkan perbedaan gerak di antara struktur. -edera perlambatan ini

    sering terjadi pada kecelakaan setelah tabrakan badan masih melaju dan kemudian

    tertahan suatu benda keras sedangkan bagian tubuh yang relati$ tidak terpancang

     bergerak terus dan menyebabkan terjadinya robekan pada hilus organ tersebut. rgan

    yang mungkin robek adalah aorta, jantung, ginjal, dan lien.. +si intra/abdominal hancur di antara dinding abdomen anterior dan columna ertebra

    atau tulang toraks posterior. =al ini dapat menyebabkan remuk, biasanya organ padat

    lien, hati, ginjal' terancam.

    . >aya kompresi eksternal yang menyebabkan peningkatan tekanan intra/abdominal

    yang tiba/tiba dan akan menimbulkan rupture pada organ berongga.

    Pato$isiologi yang terjadi berhubungan dengan terjadinya trauma abdomen adalah

    &. Terjadi perpindahan cairan berhubungan dengan kerusakan pada jaringan, kehilangan

    darah dan shock.

    . Perubahan metabolik dimediasi oleh -CS dan sistim makroendokrin mikroendokrin.

    . Terjadi masalah koagulasi atau pembekuan dihubungkan dengan perdarahan massi$ 

    dan trans$use multiple

    *. +n$lamasi, in$eksi dan pembentukan $ormasi disebabkan oleh sekresi saluran

     pencernaan dan bakteri ke peritoneum

    5. Perubahan nutrisi dan elektrolit yang terjadi karena akibat kerusakan integritas rongga

    saluran pencernaan

    :eberapa mekanisme pato$isiologi dapat menjelaskan trauma tumpul abdomen. Secara garis

     besar trauma tumpul abdomen (non penetrtaing trauma) dibagi menjadi yaitu

    1 Trauma *om(resi

    Trauma kompresi terjadi bila bagian depan dari badan berhenti bergerak, sedangkan

     bagian belakang dan bagian dalam tetap bergerak ke depan. rgan/organ terjepit dari

     belakang oleh bagian belakang thorakoabdominal dan kolumna etebralis dan di depan

    oleh struktur yang terjepit. Trauma abdomen menggambarkan ariasi khusus mekanisme

    trauma dan menekankan prinsip yang menyatakan bah!a keadaan jaringan pada saat

    11

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    13/31

     pemindahan energi mempengaruhi kerusakan jaringan. Pada tabrakan, maka penderita

    akan secara re$leks menarik napas dan menahannya dengan menutup glotis. 1ompresi

    abdominal mengkibatkan peningkatan tekanan intrabdominal dan dapat menyebabkan

    ruptur dia$ragma dan translokasi organ/organ abdomen ke dalam rongga thora9.

    Transient hepatic kongestion dengan darah sebagai akibat tindakan alsaa mendadak 

    diikuti kompresi abdomen ini dapat menyebabkan pecahnya hati. 1eadaan serupa dapat

    terjadi pada usus halus bila ada usus halus yang closed loop terjepit antra tulang belakang

    dan sabuk pengaman yang salah memakainya.

    2 Trauma sa!u* (en"aman 9sea) !el)

    Sabuk pengaman tiga titik jika digunakan dengan baik, mengurangi kematian 65%/)0%

    dan mengurangi trauma berat sampai &0 kali. :ila tidak dipakai dengan benar, sabuk 

     pengaman dapat menimbulkan trauma. Agar ber$ungsi dengan baik, sabuk pengamnaharus dipakai di ba!ah spina iliaka anterior superior, dan di atas $emur, tidak boleh

    mengendur saat tabrakan dan harus mengikat penumpang dengan baik. :ila dipakai

    terlalu tinggi di atas S+AS' maka hepar, lien, pankreas, usus halus, diodenum, dan ginjal

    akan terjepit di antara sabuk pengaman dan tulang belakang, dan timbul burst injury atau

    laserasi. =iper$leksi etebra lumbalis akibat sabuk yangterlalu tinggi mengakibatkan

    $raktur kompresi anterior dan etebra lumbal.

    3 5e&era a*selerasi ; &eselerasi#

    Trauma deselerasi terjadi bila bagian yang menstabilasi organ, seperti pedikel ginjal,

    ligamentum teres berhenti bergerak, sedangkan organ yang distabilisasi tetap bergerak.

    Shear force terjadi bila pergerakan ini terus berlanjut, contoh pada ginjal dan limpa denga

     pedikelnya, pada hati terjadi laserasi hati bagian sentral, terjadi jika deselerasi lobus

    kanan dan kiri sekitar ligamentum teres.

    - 4impa

    8erupakan organ yang paling sering terkena kerusakan yang diakibatkan oleh trauma

    tumpul. Sering terjadi hemoragi atau perdarahan masi$ yang berasal dari limpa yang

    ruptur sehingga semua upaya dilakukan untuk memperbaiki kerusakan di limpa.

    12

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    14/31

    - 4ier

    1arena ukuran dan letaknya, hati merupakan organ yang paling sering terkena

    kerusakan yang diakibatkan oleh luka tembus dan sering kali kerusakan disebabkan

    oleh trauma tumpul. =al utama yang dilakukan apabila terjadi perlukaan dihati yaitu

    mengontrol perdarahan dan mendrainase cairan empedu.

    - Bso$agus ba!ah dan lambung

    1adang/kadang perlukaan eso$agus ba!ah disebabkan oleh luka tembus. 1arena

    lambung $leksibel dan letaknya yang mudah berpindah, sehingga perlukaan jarangdisebabkan oleh trauma tumpul tapi sering disebabkan oleh luka tembus langsung.

    - Pankreas dan duodenum

    Ealaupun trauma pada pankreas dan duodenum jarang terjadi. Tetapi trauma pada

    abdomen yang menyebabkan tingkat kematian yang tinggi disebkan oleh perlukaan di

     pankreas dan duodenum, hal ini disebabkan karena letaknya yang sulit terdeteksi

    apabila terjadi kerusakan.

    / >injal

    >rade + 1ontusio ginjal,terdapat perdarahan di ginjal tanpa adanya kerusakan

     jaringan, kematian jaringan maupun kerusakan kaliks. =ematuria dapat

    mikroskopik atau makroskopik.pencitraan normal.

    >rade ++ =ematom subkapsular atau perineal yang tidak meluas, tanpa adanya

    kelainan parenkim.

    >rade +++ 4aserasi ginjal F & cm dan tidak mengenai peliokaliks dan tidak terjadi

    ekstraasasi.

    >rade +2 4aserasi G &cm dan tidak mengenai peliokaliks atau ekstraasasi urin.

    4aserasi yang mengenai korteks,medulla dan peliokaliks

    13

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    15/31

    >rade 2 -edera pembuluh darah utama, aulsi pembuluh darah yang mengakibatkan

    gangguan perdarahan ginjal, laserasi luas pada beberapa tempat< ginjal

    yang terbelah

    2#2# Manifes)asi Klinis

    >ejala dan tanda dari trauma abdomen sangat tergantung dari organ mana yang terkena, bila

    yang terkena organ/organ solid hati dan lien' maka akan tampak gejala perdarahan secara

    umum seperti pucat, anemis bahkan sampai dengan tanda/tanda syok hemoragik. >ejala

     perdarahan di intra peritoneal akan ditemukan, pasien mengeluh nyeri dari mulai nyeri ringan

    sampai dengan nyeri hebat, nyeri tekan dan kadang nyeri lepas, de$ans muskular kaku otot',

     bising usus menurun, dan pada pasien yang kurus akan tampak perut membesar, dari hasil

     perkusi ditemukan bunyi pekak.

    &. Trauma tembus trauma perut dengan penetrasi kedalam rongga peritonium'

    a. =ilangnya seluruh atau sebagian $ungsi organ

     b. "espon stres simpati

    c. Perdarahan dan pembekuan darah

    d. 1ontaminasi bakteri

    e. 1ematian sel

    . Trauma tumpul trauma perut tanpa penetrasi kedalam rongga peritonium'.

    a. 1ehilangan darah.

     b. 8emar

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    16/31

    kendaraan kedalam ruang penumpang, jenis pengaman yang dipergunakan, ada < tidak air 

     bag, posisi pasien dalam kendaraan , dan status penumpang lainnya.

    :ila meneliti pasien dengan trauma tajam, anamnesis yang teliti harus diarahkan pada !aktu

    terjadinya trauma, jenis senjata yang dipergunakan pisau, pistol dan senapan', jarak dari

     pelaku, jumlah tikaman atau tembakan, dan jumlah perdarahan eksternal yang tercatat

    ditempat kejadian.

    B emeri*saan Fisi* 

    +ns(e*si:  umumnya pasien harus diperiksa tanpa pakaian. Abdomen bagian depan dan

     belakang, dada bagian ba!ah dan perineum diteliti apakah mengalami ekskoriasi ataupun

    memar karena alat pengaman adakah laserasi, liang tusukan, benda asing yang menancap,

    omentum ataupun bagian usus yang keluar, dan status kehamilan. =arus dilakukan log/roll

    agar pemeriksaan lengkap.

    Aus*ul)asi: Perlu diketahui ada atau tidaknya bising usus. #arah bebas di retroperitoneum

    atau gastrointestinal dapat mengakibatkan ileus sehingga mengakibatkan hilangnya bising

    usus. -edera struktur lain yang berdekatan seperti iga, ertebra maupun pelis bisa juga

    mengakibatkan ileus !alaupun tidak ada cedera intraabdominal.

    er*usi:  8anuer ini mengakibatkan pergerakan peritoneum dan mencetuskan tanda

     peritonitis. #engan perkusi bisa kita ketahui adanya nada timpani karena dilatasi lambung

    akut dik!adran kiri atas ataupun adanya perkusi redup bila ada hemoperitoneum.

    al(asi:  adanya kekakuan dinding perut yang olunteer mengakibatkan pemeriksaan

    abdomen menjadi kurang bermakna. Sebaliknya, kekakuan perut yang inolunteer 

    merupakan tanda yang bermakna untuk ransan peritoneal. Tujuan palpasi adalah untuk 

    mendapatkan adanya nyeri lepas yang kadang 7 kadang dalam. Cyeri lepas sesudah tangan

    yang menekan kita lepaskan dengan cepat menunjukkan peritonitis, yang biasanya oleh

    kontaminasi isi usus, maupun hematoperitoneum tahap a!al. #engan palpasi kita juga bisa

    menentukan besarnya uterus dan usia kehamilan.

    Menilai $)a!ili)as elis: Penekanan secara manual pada S+AS ataupun crista iliaca akan

    menimbulkan rasa nyeri maupun krepitasi yang menyebabkan dugaan pada $raktur pelis

     pada pasien dengan trauma tumpul.

    emeri*saan (enis' (erineum &an re*)um:  adanya darah pada meatus urethrae

    menyebabkan kuatnya dugaan robeknya urethra. +nspeksi pada skrotum dan perineum

    dilakukan untuk melihat ada tidaknya ekimosis ataupun hematoma dengan dugaan yang sama

    dengan diatas. Tujuan pemeriksaan rektum ada pasien dengan trauma tumpul adalah untuk 

    menentukan tonus s$ingter, posisi prostat prostat yang letaknya tinggi menyebabkan dugaan

    15

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    17/31

    cedera urethra' dan menentukan ada tidaknya $raktur pelis. Pada pasien dengan luka tusuk,

     pemeriksaan rectum bertujuan menilai tonus s$ingter dan melihat adanya perdarahan karena

     per$orasi usus.

    emeri*saan 8a"ina: bisa terjadi robekan agina karena $ragmen tulang dari $raktur pelis

    ataupun luka tusuk.

    emeri*saan "lu)eal "egio glutealis memanjang dari crista iliaca sampai lipatanglutea.

    4uka tusuk didaerah ini biasanya berhubungan 50%' dengan cedera intraabdominal.

    5 emeri*saan enun

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    18/31

    :erguna sebagai pemeriksaan tambahan pada penderita yang belum dioperasi dan

    disangsikan adanya trauma pada hepar dan retroperitoneum.

    Pencitraan yang di rekomendasi menurut lokasi nyeri akut abdomen -art!right,

    00('.

    4okasi nyeri Pencitraan

    1uadran kanan atas ;ltrasonogra$i

    1uadran kiri atas -T

    1uadran kanan ba!ah -T dengan media kontras +2

    1uadran kiri ba!ah -T dengan media kontras +2 dan oral

    Suprapubis ;ltrasonogra$i

    emeri*saan *husus

    / Abdominal paracentesis

    8erupakan pemeriksaan tambahan yang sangat berguna untuk menentukan adanya

     perdarahan dalam rongga peritoneum. 4ebih dari &00.000 eritrosit

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    19/31

    dinding perut didaerah kuadran ba!ah atau digaris tengah diba!ah pusat dengan

    menggosokkan buli/buli terlebih dahulu.

    Abdominal Paracintesis

    /AST  Focused Abdominal Sonogram for Trauma)

    Tujuan primer dari AST adalah mengidenti$ikasi adanyan hemoperitonium pada pasien

    dengan kecurigaan cidera intra/abdomen. +ndikasi AST adalah pasien yang secara

    hemodinamik unstable dengan kecurigaan cedera abdomen dan pasien/pasien serupa yang

     juga mengalami cedera ekstra/abdominal signi$ikan ortopedi, spinal, thora9, dll.' yang

    memerlukan bedah non/abdomen emergensi.

    /#iagnostic Peritoneal 4aage #P4'

    #ilakukan pada trauma abdomen perdarahan intra abdomen, tujuan dari #P4 adalah untuk 

    mengetahui lokasi perdarahan intra abdomen. +ndikasi untuk melakukan #P4, antara lain

    •  Cyeri abdomen yang tidak bisa diterangkan sebabnya

    • Trauma pada bagian ba!ah dari dada

    • =ipotensi, hematokrit turun tanpa alasan yang jelas

    • Pasien cidera abdominal dengan gangguan kesadaran obat, alkohol, cedera otak'

    • Pasien cedera abdominalis dan cidera medula spinalis sumsum tulang belakang'

    Patah tulang pelis

    18

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    20/31

    Pemeriksaan #P4 dilakukan melalui anus, jika terdapt darah segar dalm :A: atau sekitar 

    anus berarti trauma non/penetrasi trauma tumpul' mengenai kolon atau usus besar, dan

    apabila darah hitam terdapat pada :A: atau sekitar anus berarti trauma non/ penetrasi

    trauma tumpul' usus halus atau lambung. Apabila telah diketahui hasil

     Diagnostic Peritonea Lavage (DPL), seperti adanya darah pada rektum atau pada saat :A:.

    Perdarahan dinyatakan positi$ bila sel darah merah lebih dari &00.000 sel

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    21/31

    dalam lambung, buli/buli, rektum I udara bebas intraperitoneal I laase peritoneal positi$ I

    cairan bebas dalam rongga perut'.

    rimar% $ure% 9AB5DE

    Adalah penilaian utama terhadap pasien, dilakukan dengan cepat, bila ditemukan hal yang

    membahayakan nya!a pasien, langsung dilakukan tindakan resusitasi.

    A : A+R=A>. ?ika pasien sadar #engarkan suara yang dikeluarkan pasien, ada obstruksi

    air!ay atau tidak. ?ika pasien tidak sadar 4ookI ada sumbatan air!ay atau tidak, 4istenI

    suara/suara na$as, eel I hembusan na$as pasien.

    ;ntuk mengetahui dan menilai pasien sadar atau tidak, kita menilai dengan mengajak bicara

     pasien.?ika pasien dapat menja!ab dengan baik maka dapat dinilai kesadaran pasien dan

    tidak adanya sumbatan pada jalur pernapasan pasien.

    Salah satu tanda adanya sumbatan pada pasien adalah

    • 8endengkur pangkal lidah snoring'

    • Suara berkumur cairan gaargling'

    • Stridor kejang < edema pita suara cro!ing'

    1alau terjadi obstruksi parsial maka pasien akan menunjukan tanda bunyi na$as

    tambahan. :eberapa bunyi na$as itu antara lain

    &. >urgling kumur/kumur' J obstruksi akibat adanya air dalam saluran na$as.

    Penanganannya melalui suction. Terdapat dua jenis suction yakni, yang elastic

    dan yang rigid. Pilih saction yang rigid karena lebih mudah diarahkan. ?angan

    melakukan tindakan yang berlebihan di daerah laring sehingga tidak timbul

    agal re$leks.

    . Stridor cro!ing' J obstruksi karena benda padat dan terjadi pada ;"T.

    Penanganan pertama nya dengan penggunaan endotracheal tube BTT'

    . Snorg mengorok' J biasa nya obstruksi karenan lidah terlipat dan pasien

    dalam keadaan tidak sadar. Penangannya yang pertama dengan membuka

    mulut pasien dengan jalanI chin li$t atau ja! trust. 1emudian diikuti dengan

    membersihkan jalan na$as melalui $inger s!eep cara ini tidak amam karena

    memungkinkan trauma mekanik pada jari dokter' atau melalui bantuan

    instrumen.

    -/spine kontrol mutlak harus dilakukan terutama pada pasien yang mengalami trauma basis

    crania Suatu $raktur linear yang terjadi pada dasar tulang tengkorak yang tebal.raktur ini

    20

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    22/31

    seringkali disertai dengan robekan pada #uramater'.-irinya adalah keluar darah atau cairan

     bercampur darah dari hidung atau telinga. -/spine kontrol dilakukan dengan indikasi

    a. 8ultiple trauma

     b. Terdapat jejas di daerah seriks ke atas

    c. Penurunan kesadaran.d. ?ika semuanya gagal, maka terapi bedah menjadi pilihan terakhir.

    :erbagai cara pembebasan jalan na$as yaitu

    Sumbatan pangkal lidah

    o ?a! thrust

    o -hin li$t

    o ?alan na$as oro$aring

    o ?alan na$as naso$aring

    o +ntubasi trakea < 48A

    :ersihkan cairan

    o Penghisap < suction

    Sumbatan di plica ocalis

    -ricothiroidotomy

    5ri?o)iroi&o)om%

    bstruksi terbagi menjadi , yaitu K bstruksi air!ay totalis yaitu penghambatan jalan na$as secara total, biasanya karena

    tersedak. ?ika pasien tidak sadar, bisa terjadi sianosis, dan resistensi terhadap na$as buatan.

    ?ika pasien sadar, pasien akan terlihat berusaha berna$as dan memegang lehernya dalam

    keadaan sangat gelisah, bisa ditemukan sianosis.

    K bstruksi air!ay parsial yaitu penghambatan jalan na$as karena

    -airan seperti darah, cairan serosa. Terdengar bunyi LgurglingM atau seperti orang

     berkumur/kumur. 4idah ?atuh kebelakang, terdengar bunyi LsnoringM atau seperti orang mengorok.

    Penyempitan laring

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    23/31

    1ontrol serikal dapat dilakukan dengan bantuan colar neck atau dengan bantuan benda keras

    lainnya yang dapat menahan kepala dan leher untuk tidak bergerak. #apat pula menggunakan

    kedua tangan atau paha penolong jika penolong lebih dari & orang' sambil melakukan

    control pada jalan napas korban.

    B : BREAT/+N@# Air!ay yang baik tidak menjamin entilasi yang baik. 2entilasi yang baik 

    meliputi $ungsi paru baik, dinding dada dan dia$ragma. Cilai $rekuensi perna$asannya, lihat

    ada sesak atau tidak, lihat ada trauma di thora9 atau tidak, tanda/tanda sianosis juga harus

    diperhatikan.

    Tan&a7)an&a (ernafasan %an" mema&ai 9a&e*ua)

    N #ada dan perut bergerak naik turun seirama dengan perna$asan

    N ;dara terdengar dan terasa saat keluar dari muluterakan dada kurang baik 

    N Ada suara na$as tambahan

    N Sianosis

    N rekuensi kurang atau lebih

    N Perubahan status mental gelisah'

    Tan&a7)an&a )i&a* a&an%a (ernafasan

    N Tidak ada gerakan dada atau perut

    N Tidak terdengar aliran udara mulut atau hidung

    N Tidak terasa hembusan na$as dari mulut atau hidung

    4ihat keadaan torak pasien, ada atau tidak cyanosis, dan kalau pasien sadar maka pasien

    mampu berbicara dalam satu kalimat panjang. 1eadaan dada pasien yang mengembung

    apalagi tidak simetris mungkin disebabkan pneuomotorak atau pleurahemorage.;ntuk 

    membedakannya dilakukan perkusi di daerah paru.Suara paru yang hipersonor disebabkan

    oleh pneumotorak sementara pada pleurahemorage suara paru menjadi redup. Penanganan

     pneumotorak ini antara lain dengan menusukan needle &* > di daerah yang hipersonor atau

     pengguanan chest tube.

     ika terdapat henti napas !

    =al yang dapat dilakukan antara lain Resusi)asi aru, bisa dilakukan melalui

    22

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    24/31

    a. 8outh to mouth

     b. 8outh to mask 

    c. :agto mask Ambu bag'

    ?ika menggunakan entilator oksigen dapat diberikan melalui

    a. 1anul. Pemberian ksigen melaui kanul hanya mampu memberikan oksigen */** %.

    Sementara saturasi oksigen bebas sebesar & %.

     b. ace mask< rebreathing mask. Saturasi oksigen melalui $ace mask hanya sebesar 5/60%.

    c. Con/rebreathing mask. Pemberian oksigen melalui non/rebreathing mask inilah pilihan

    utama pada pasien cyanosis. 1onsentrasi oksigen yang diantarkannya sebesar (0/D0%.

    Perbedaan antara rebreathing mask dan non/rebreathing mask terletak pada adanya

    ale yang mencegah udara ekspirasa terinhalasi kembali.

    5 : 5+R5UAT+ON# Setelah melakukan penangan pada system pernapasan, sistem sirkulasi

    dapat segera dinilai dengan cara

    8emeriksa denyut nadi radialis atau carotis'. Pada orang de!asa dan anak/anak, denyut nadi

    diraba pada arteri radialis dan arteri carotis medial dari 8. Sternocleidomastoideus'.

    Sedangkan pada bayi, meraba denyut nadi adalah pada A.:rachialis, yakni pada sisi medial

    lengan atas. rekuensi denyut jantung pada orang de!asa adalah 60/&00 kali

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    25/31

     berusaha menarik napas satu atau dua kali, setelah itu akan berhenti napas. Penderita akan

    ditemukan dalam keadaan tidak sadar. Pada perabaan nadi tidak ditemukan arteri yang tidak 

     berdenyut, maka harus dilakukan masase jantung luar yang merupakan bagian resusitasi

     jantung paru "?P, -P"'.

    D : D+$$AB++T># Penilaian neurologis cepat apakah pasien sadar, member respon suara

    terhadap rangsang nyeri, atau pasien tidak sadar'. Tidak ada !aktu untuk melakukan

     pemeriksaan >lasgo! -oma Scale, maka sistem A2P; pada keadaan ini lebih jelas dan

    cepat

    / A!ake A'

    / 2erbal response 2'

    / Pain$ul response P'

    / ;nresponsie ;'

    Pada tahap ini dokter diharapkan menilai keadaan neurologic pasien. Status neurologic yang

    dinilai melalui >-S >lasgo! -oma Scale' dan keadaan pupil serta kecepatannya.

    =al yang dinilai dari >-S antara lain B/2/8'.

    E : EO$URE# Tanggalkan pakaian pasien dan cari apakah ada luka

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    26/31

    N 4uka tembus leher 

    N Bm$isema subkutan

    N #eiasi trachea

    N 2ena leher yang mengembang

    3# emeri*saan neurolo"is

    N Penilaian $ungsi otak dengan >lasgo! -oma Scale >-S'N Penilaian $ungsi medula spinalis dengan aktiitas motorik 

    N Penilaian rasa raba < sensasi dan re$le9

    # emeri*saan &a&a

    N -laicula dan semua tulang iga

    N Suara napas dan jantung

    N Pemantauan B-> bila tersedia'

    # emeri*saan ron""a (eru) 9a!&omen

    N 4uka tembus abdomen memerlukan eksplorasi bedah

    N Pasanglah pipa nasogastrik pada pasien trauma tumpul abdomen kecuali bila ada trauma

    !ajahN Periksa dubur rectal toucher'

    N Pasang kateter kandung seni jika tidak ada darah di meatus e9ternus

    6# elis &an e*s)remi)as

    N -ari adanya $raktur pada kecurigaan $raktur pelis jangan melakukan tes gerakan

    apapun karena memperberat perdarahan'

    N -ari denyut nadi/nadi peri$er pada daerah trauma

    N -ari luka, memar dan cedera lain

    .# emeri*saan sinar7 9!ila memun"*in*an :

    N oto atas daerah abdomen yang cedera dilakukan secara selekti$.

    emeri*saan Dia"nos)i* 

    Algoritma Prosedur Pemeriksaan pada Trauma Tembus Abdomen&

    25

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    27/31

    Algoritma Prosedur Pemeriksaan pada Trauma Tumpul Abdomen&

    1et AASEJAnterior abdominal stab !oundI -TJ-omputed tomographyI #P4Jdiagnostic peritoneal laageI

    >SEJgunshot !oundI 4EBJlocal !ound e9plorationI ";Jright upper 3uadranISEJstab !ound

    A asien &en"an hemo&inami* %an" )i&a* s)a!il

    Pada pasien dengan hemodinamik yang tidak stabil, penatalaksanaan bergantung pada ada

    tidaknya perdarahan intraperitoneal. Pemeriksaan di$okuskan pada ;S> abdomen atau #P4

    untuk membuat keputusan.

    Ealaupun ada banyak penelitian retrospekti$ dan beberapa penelitian prespekti$ mendukung

     penggunaan ;S> sebagai alat untuk skrening trauma, beberapa ahli masih mempertanyakan

    26

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    28/31

    ;S> pada penatalaksanaan trauma. 8ereka menekankan pada tingkat sensiti$itas dan adanya

    kemungkinan hasil negati$ pada penggunaan ;S> untuk mendeteksi cedera intraperitoneal.

    Ealaupun demikian kebanyakan trauma center memakai ocused Assesment !ith

    Sonography $or Trauma AST' untuk mengealuasi pasien yang tidak stabil. AST

    dilakukan secepatnya setelah primary surey, atau ketika klinisi bekerja secara paralel,

     biasanya dilakukan bersamaan dengan primary surey, sebagai bagian dari - -irculation'

     pada A:-.

    ?ika tersedia ;S>, sangat disarankan penggunaan AST pada semua pasien dengan trauma

    tumpul abdomen. ?ika hasil AST jelek, misalnya kualitas gambar yang tidak bagus, maka

    selanjutnya perlu dilakukan #P4. ?ika ;S> dan #P4 menunjukkan adanya hemoperitoneum,

    maka diperlukan laparotomi emergensi. =emoperitoneum pada pasien yang tidak stabil

    secara klinis, tanpa cedera lain yang terlihat, juga mengindikasikan untuk dilakukan

    laparotomi. ?ika melalui ;S> dan #P4 tidak didapati adanya hemoperitoneum, harus

    dilakukan inestigasi lebih lanjut terhadap lokasi perdarahan. Pada penatalaksanaan pasien

    tidak stabil dengan $raktur pelis mayor, harus diingat bah!a ;S> tidak bisa membedakan

    hemoperitoneum dan uroperitoneum

    /ray dada harus dilakukan sebagai bagian dari initial evalutiaon karena dapat menunjukkan

    adanya perdarahan pada caum thora9. "adiography antero/posterior pelis bisa

    menunjukkan adanya $raktur pelis yang membutuhkan stabilisasi segera dan kemungkinan

    dilakukan angiography untuk mengkontrol perdarahan.&,

    B# asien &en"an hemo&inami* %an" s)a!il

    Penilaian klinis pada pasien trauma tumpul abdomen dengan kondisi sadar dan bebas dari

    intoksikasi, pemeriksaan abdomen saja biasanya akurat tapi tetap tidak sempurna. Satu

     penelitian prospectie obserational terhadap pasien dengan hemodinamik stabil, tanpa

    trauma e9ternal dan dengan pemeriksaan abdomen yang normal, ternyata setelah dibuktikan

    melalui -T/scan ditemukan sebanyak ),&% kasus abnormalitas.

    ;S> dan -T sering digunakan untuk mengealuasi pasien trauma tumpul abdomen yang

    stabil. ?ika pada ;S> a!al tidak terdeteksi adanya perdarahan intraperitoneal, maka perlu

    dilakukan pemeriksaan $isik, ;S>, dan -T secara serial. Pemeriksaan $isik serial dilakukan

     jika hasil pemeriksaan dapat dipercaya, misal pada pasien dengan sensoris normal, dan cedera

    yang mengganggu. Penelitian prospectie obserational terhadap 5*) pasien menunjukkan

    ;S> kedua AST' yang dilakukan selama * jam dari trauma, meningkatkan sensiti$itas

    terhadap cedera intraabdominal,

    ?ika ;S> a!al mendeteksi adanya darah di intraperitoneal, maka kemudian dilakukan -T

    scan untuk memperoleh gambaran cedera intraabdominal dan menaksir jumlah

    27

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    29/31

    hemoperitoneum. 1eputusan apakah diperlukan laparotomy segera atau hanya terapi non

    operati$ tergantung pada cedera yang terdeteksi dan status klinis pasien. -T abdominal harus

    dilakukan pada semua pasien dengan hemodinamik stabil, tapi tidak untuk pasien dengan

     perubahan sensoris dan status mental karena cedera kepala tertutup, intoksikasi obat dan

    alkohol, atau cedera lain yang mengganggu.&,

    Mana, dan jika ditemukan kelainan, -T scan dengan kontras harus dilakukan. #engan tidak 

    adanya ekstraasasi kontras selama $ase arteri -T scan, cedera yang ada dapat ditangani

    secara nonoperati$. 1riteria klasik untuk penanganan nonoperatie pada trauma hepar 

    diantaranya adalah stabilitas hemodinamik, status mental normal, tidak adanya indikasi yang

    28

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    30/31

     jelas untuk laparotomi seperti tanda peritoneum, trauma hepar kelas rendah kelas +/+++', dan

    kebutuhan trans$usi kurang dari unit darah.

    Pasien dira!at di unit pera!atan intensi$ untuk dipantau tanda/tanda ital dan hematokritnya.

    :iasanya, setelah *( jam pasien dipindahkan ke unit pera!atan intermediate, di mana mereka

    mulai diet oral, namun mereka tetap istirahat sampai hari ke 5 post/injury. Aktiitas $isik 

    dapat normal kembali setelah bulan dari !aktu cedera.

    Mana

  • 8/18/2019 Trauma Abdomen Kharisma

    31/31

    Setelah laparatomy, pasien diberikan terapi non operati$ dengan resusitasi cairan dan trans$usi

    darah jika perlu. Pasien harus dilakukan pemeriksaan $isik serial dan jika adanya tanda

     peritoneal, pasien diindikasikan untuk dilakukan laparatomi.

    :iasanya pasien diobserasi & 7 *( jam sebelum dibenarkan pulang. Pasien

    dibenarkan pulang jika

    • 4uka yang dialami bukan luka tembus danI

    • 1eadaan umum< hemodinamik yang stabil setelah & 7 *( jam.

    • Tidak ada indikasi untuk admisi.

    • :erespon baik terhadap terapi. 5

    2#2#4 ro"nosis

    Tingkat kematian dari trauma tajam abdomen tergantung pada cedera yang dialami. Pasien

    yang mengalami cedera pada dinding $acia abdominal anterior tanpa cedera peritoneal

    mempunyai kadar mortaliti 0% dan kadar morbidity yang minimal dan pasien dengan cedera

    kompleks multiorgan dengan hipotensi, base de$icit kurang dari /&5 mB3-. 0&&.

    . American -ollege o$ Surgeons. Adanced Trauma 4i$e Support Students -ourse

    8anual Cinth Bdition. 0&

    *. So$!an, Achmad. Praktikum Anatomi Tractus #igestius. ?akarta akultas

    1edokteran ;niersitas OA"S+. 0&5. Stanton/8a9ey 1.?, et al . 0&&. Penetrating Abdominal Trauma. Aailable $rom

    http