trisna tugas b.raini takehome keluarga

36
TAKEHOME UTS KEPERAWATAN KELUARGA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga (Raini Diah Susanti, S.Kp, MNS) Oleh: TRISNA VITALIATI NIM 220120130058 PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN PEMINATAN KEPERAWATAN KOMUNITAS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2014

Upload: trisna-vitaliati

Post on 24-Nov-2015

27 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • TAKEHOME UTS KEPERAWATAN KELUARGA

    Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

    Keperawatan Keluarga

    (Raini Diah Susanti, S.Kp, MNS)

    Oleh:

    TRISNA VITALIATI

    NIM 220120130058

    PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN

    PEMINATAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

    FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    2014

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    2 | P a g e

    1. Relevansi memahami tugas perkembangan keluarga dengan asuhan keperawatan

    keluarga yang diberikan

    Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada system

    keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluarga

    disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau kurun waktu

    tertentu. Pada setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan yang harus dipenuhi

    agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses.

    Perawat perlu memahami setiap tahapan perkembangan keluarga serta tugas

    tugas perkemabangannya. Hal ini penting mengingat tugas perawat dalam mendeteksi

    adanya masalah keperawatan yang dilakukan terkait erat dengan sifat masalah yaitu

    potensial atau aktual. Sehingga perawat dapat menetapkan dan memberikan pelayanan

    yang efektif keoada anak dan keluarga yang mungkin mengalami masalah yang di

    timbulkan oleh kebutuhan akan tugas dan perkembangan keluarga.

    Meskipun teori perkembangan umum didasarkan pada ciri-ciri ini dan biasa dari

    kehidupan keluarga, namun teori ini tidak memberikan stressor non normatif atau

    situasional (kejadian-kejadian yang tidak biasa) dan dapat dikritik karena asumsi

    tentang homogenitas (kurang memperhatikan keanekaragaman kinerja), asumsinya

    tentang stabilitas dalam setiap tahap, dan kurangnya penjelasan proses yang terjadi

    diantara tahap-tahap perkembangan yang memungkinkan keluarga bertindak. Namun

    penggunaan kerangka ini untuk pengkajian dan intervensi-intervensi sangat membantu

    karena kerangka ini memberikan para profesional perawatan kesehatan keluarga cara-

    cara mengantisipasi apa yang diharapkan dan apa jenis penyuluhan dan konseling yang

    ditentukan. Teori perkembangan keluarga meningkatkan pemahaman kita tentang

    keluarga pada titik yang berbeda dalam berbagai siklus kehidupan mereka dan

    menghasilkan deskripsi yang khas tentang kehidupan keluarga dalam berbagai tahap

    perkembangannya (Lupal dan Miller 1985). Malahan dengan mengkaji tahap

    perkembangan keluarga dan pelaksanaan tugas-tugas yang sesuai dengan tahap

    tersebut, para profesional perawatan kesehatan keluarga diberikan pedoman untuk

    menganalisis pertumbuhan dan kebutuhan promosi kesehatan keluarga. Perawat

    keluarga lebih mampu memberikan dukungan yang diperlukan untuk memajukan dari

    satu tahap ke tahap lain dengan lancar.

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    3 | P a g e

    2. Permasalahan keluarga (baik pada aspek bio, psiko, sosio, dan spiritual) yang

    mungkin ditemukan perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pada tahap

    perkembangan keluarga I VIII

    a. Tahap I : Keluarga Baru (Beginning families)

    1) Penyesuaian seksual dan peran perkawinan

    Kurangnya informasi sering mengakibatkan masalah-masalah seksual dan

    emosional, ketakutan, rasa bersalah, kehamilan yang tidak direncanakan, dan

    penyakit-penyakit kelamin baik sebelum maupun sesudah perkawinan.

    Kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan ini menghambat pasangan

    tersebut merencanakan kehidupan mereka dan memulai hubungan dengan dasar

    yang mantap.

    2) Keluaga berencana

    Keluarga berencana yang kurang diinformasikan dan kurang efektif

    mempengaruhi kesehatan keluarga dalam banyak cara : mobiditas dan moralitas

    ibu-anak; menelatarkan anak; sehat sakit orangtua; masalah-masalah

    perkembangan anak, termasuk inteligensia kemampuan belajar dan perselisihan

    dalam perkawinan. Pembentukan keluarga dengan sengaja dan terinformasi

    meliputi membuat keputusan sendiri tentang kapan dan/atau apakah ingin

    mempunyai anak, terlepas dari pertimbangan kesehatan keluarga.

    3) Komunikasi dan informasi

    ketidak jujuran dari salah satu pihak maupun ketidakmampuan menyampaikan

    pendapat menjadi kendala utama dalam hubungan pernikahan.

    b. Tahap II : Keluarga dengan Anak Baru Lahir (Childbearing families)

    1) Suami merasa diabaikan

    Fokus pasangan terhadap pengasuhan bayi menyebabkan gangguan hubungan

    pernikahan (suami merasa cemburu dengan perhatian istri terhadap anak

    demikian sebaliknya)

    2) Perselisihan meningkat

    Sebagian besar waktu suami/istri difokuskan pada pengasuhan anak sehingga

    kehilangan kebebasan personal akibat peran sebagai ortu dan kurangnya waktu

    dan hubungan persahabatan dalam pernikahan.

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    4 | P a g e

    3) Kehidupan seksual dan social terganggu dan menurun

    Pola komunikasi baru, transaksional orang tua lebih sedikit berbicara satu sama

    lain, lebih sedikit kesenangan, stimulasi percakapan menurun, kualitas

    pernikahan menurun dan kebahagiaan lebih rendah

    4) Perawatan bayi

    Pengalaman dan pengetahuan yang kurang terkait perawatan anak

    menimbulkan perasaan cemas dan tidak memadai sebagai ortu.

    5) Pemahaman tentang imunisasi, KB dan tumbuh kembang anak

    Kurang pengetahuan tentang persalinan, merawat bayi dan pengasuhan bayi.

    Serta perencanaan keluarga berencana dan imunasi bayi.

    6) Gaya hidup

    Perubahan peran sebagai orang tua kadang sulit diterima oleh pasangan ini.

    Serta masalah-masalah transisi sebagai orang tua

    c. Tahap III : Keluarga dengan Anak Pra Sekolah (Families with preschool children)

    1) Communicable disease of children

    Karena daya tahan spesifik terhadap banyak bakteri dan penyakit virus dan

    paparan yang meningkat, anak-anak usia prasekolah sering menderita sakit

    dengan satu penyakit infeksi minor secara bergantian. Penyakit infeksi sering

    terjadi bolak-balik dalam keluarga. Sering ke dokter, merawat anak-anak yang

    sakit, kembali ke rumah untuk menjemput anak sakit dari taman kanak-kanak

    merupakan krisis mingguan. Jadi kontak anak dengan penyakit infeksi dan

    menular dan kerentanan umum mereka terhadap penyakit merupakan masalah-

    masalah kesehatan utama.

    2) Accident

    Kecelakaan, jatuh, luka bakar dan laserasi juga cukup sering terjadi. Kejadian-

    kejadian ini lebih sering ditemukan dalam keluarga besar, keluarga di mana

    pengasuh dewasa tidak ada (orangtua sering tidak di rumah), dan keluarga

    dengan pendapatan rendah. Keamanan lingkungan dan pengawasan anak yang

    adekuat merupakan kunci untuk mengurangi kecelakaan.

    3) Marital relationship

    Timbulnya masalah pada hubungan perkawinan karena presentasi terbesar pada

    tahap ini dihabiskan pada aktivitas pengasuhan anak, sehingga kurangnya

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    5 | P a g e

    kedekatan dan komunikasi antara suami istri. Kehangatan lebih banyak

    ditujukan kepada anak dan lebih sedikit kehangatan yang diberikan kepada

    masing-masing pasangan, dan lebih sedikit tingkat kepuasan seksual

    4) Sibling relation

    Peran yang lebih matang juga diterima oleh anak-anak usia prasekolah, yang

    secara perlahan-lahan menerima lebih banyak tanggungjawab perawatan

    dirinya sendiri, plus membantu ibu atau ayah dalam melakukan pekerjaan

    rumah tangga. Di sini bukan produktifitas anak yang penting, melainkan proses

    belajar yang berlangsung.

    Timbulnya sibling relation antara salah satu orang tua kepada anak dan antara

    anak pertama dengan kelahiran anak berikutnya. Kecenderungan perhatian

    salah satu orang tua kepada anak yang berlebih dapat mengurangi perhatian

    kepada pasangan. Kehadiran anak berikutnya mengurangi perhatian pada anak

    yang lahir sebelumnya sehingga menimbulkan kecemburuan.

    Berlawanan dengan harapan, penelitian membuktikan bahwa kelahiran anak

    kedua dalam keluarga memiliki efek yang bahkan lebih merusak hubungan

    perkawinan dari pada kelahiran anak pertama. Feldman (1961) melaporkan

    bahwa peran orangtua membuat peran-peran perkawinan lebih sulit, seperti

    terungkap dalam observasi berikut ini : pasangan suami istri masing-masing

    merasakan perubahan kepribadian yang negatif ; mereka kurang puas dengan

    keadaan di rumah, terdapat banyak interaksi yang berorientasi pada tugas,

    pembicaraan pribadi lebih sedikit dan pembicaraan yang berpusat pada anak

    lebih banyak, kehangatan yang diberikan kepada anak lebih banyak dari pada

    yang diberikan satu sama lain, dan tingkat kepuasan hubungan seksual lebih

    rendah (Feldman, 1969).

    5) Family planning

    Penelitian yang cukup terkenal ini paralel dengan laporan dan observasi para

    konselor keluarga bahwa hubungan perkawinan sering mengalami keguncangan

    dalam tahap siklus ini. Sebenarnya, banyak sekali perceraian yang terjadi dalam

    tahun-tahun seperti ini karena ikatan perkawinan yang lemah atau tidak

    memuaskan. Privasi dan waktu bersama merupakan kebutuhan yang utama.

    Konseling perkawinan dan kelompok-kelompok pertemuan perkawinan

    merupakan sumber-sumber yang penting dikalangan kelas menengah. Akan

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    6 | P a g e

    tetapi keluarga tanpa sumber-sumber ekonomi, hanya memiliki bantuan yang

    terbatas untuk memperkokoh upaya penyelamatan perkawinan. Terdapat trend

    bagi para pastur dan pendeta untuk menjadi terlatih sebagai konselor

    perkawinan dan konselor keluarga yang tidak bisa mengupayakan terapi

    pribadi.

    6) Growth and development needs

    Membantu keluarga untuk mendapatkan pelayanan keluarga berencana setelah

    kelahiran seorang bayi, atau melanjutkan kontrasepsi jika tidak terdapat

    kehamilan, juga diindikasikan. Misalnya, adalah tidak biasa bagi seorang

    wanita untuk berhenti menggunakan alt kontrasepsi karena terlambat haid

    dengan keyakinan bahwa ia hamil, hanya untuk mencari tahu apakah

    kehamilannya terjadi karena hubungan seks tanpa perlindungan kontrasepsi.

    Kedua orangtua perlu memiliki kesenangan dan kontak di luar rumah untuk

    mengawetmudakan mereka sehingga mereka dapat melaksanakan berbagai

    tugas-tugas dan tanggungjawab di rumah. Orangtua dari golongan kelas rendah

    dan orang tunggal sering tidak punya kesempatan untuk melakukan hal ini, dan

    keluarga-keluarga ini mendapat kepuasan paling sedikit terhadap pergaulan

    mereka dan komunitas yang lebih luas karena posisi mereka yang terasing dan

    kekurangan sumber-sumber yang tersedia bagi mereka.

    7) Parenting issues

    Tugas utama dari keluarga adalah mensosialisasikan anak. Anak-anak usia

    prasekolah mengembangkan sikap diri sendiri (konsep diri) dan dapat secara

    cepat belajar mengekspresikan diri mereka, seperti tampak dalam kemampuan

    menangkap bahasa dengan cepat.

    Tugas lain selama masa ini menyangkut bagaimana mengintegrasikan anggota

    keluarga yang baru (anak kedua dan ketiga) semasa masih memenuhi

    kebutuhan anak yang lebih tua. Penggeseran seorang anak oleh bayi baru lahir

    secara psikologis merupakan suatu kejadian traumatik. Persiapan anak-anak

    menjelang kelahiran seorang bayi membantu memperbaiki situasi, khususnya

    jika orangtua sensitif terhadap perasaan dan tingkah laku anak yang lebih tua.

    Persaingan dikalangan kakak beradik (sibling rivalry) biasanya diungkapkan

    dengan memukul atau berhubungan secara negatif dengan bayi, tingkah laku

    regresif, melakukan kegiatan-kegiatan yang menarik perhatian. Cara terbaik

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    7 | P a g e

    menangani persaingan dikalangan kakak adik adalah dengan meluangkan

    waktu setiap hari untuk berhubungan lebih erat dengan anak yang lebih tua

    untuk meyakinkannya bahwa ia masih dicintai dan dikehendaki.

    8) Child abuse and neglect

    Ketidaktahuan orang tua dalam mendidik anak dengan baik, ketidak adekuatan

    ekonomi, beresiko tidak terpenuhinya kebutuhan keluarga. Semua masalah

    tersebut berakibat pada pelampiasan kemarahan pada anak, seperti timbulnya

    kekerasan verbal, fisik, dan berakibat pada buruknya pola asuh anak.

    9) Good health practices

    Terpaparnya anak dengan dunia luar meningkatkan resiko terkena penyakit

    pada anak. Ketidakmampuan ekonomi dalam keluarga berakibat pada

    penggunaan pelayanan kesehatan untuk mengatasi permasalahan kesehatan

    yang timbul dikeluarga.

    d. Tahap IV : Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (Families with school children)

    1) Health challenges to children

    Resiko terjadinya berbagai masalah kesehatan pada anak karena anak mulai

    sibuk pada aktivitas sekolahnya, sehingga orang tua tidak dapat memberikan

    pengawasan secara penuh kepada anak terkait, kebutuhan nutrisi, konsumsi

    jajan sembarangan, aktivitas fisik yang dapat menyebabkan cidera pada anak

    2) Dental health

    Resiko terjadinya caries gigi pada anak usia sekolah karena anak sudah mulai

    memiliki keinginan menolak perintah orang tua khususnya dalam menggosok

    gigi. Aktivitas anak yang mulai sibuk juga membuat anak lelah sehingga malas

    untuk menggosok gigi terutama pada malam hari.

    3) Child abuse or neglect

    Resiko terjadinya child abuse atau neglect pada anak karena anak semakin luas

    menjalin hubungan sosial dengan orang lain, terutama dengan teman sekolah

    dari berbagai latar belakang pola asuh keluarga. Pola asuh keluarga yang buruk

    anak memiliki dampak buruk pada psikologi anak, sehingga anak tersebut

    memiliki kecenderungan akan melakukan hal buruk pada anak lain sesuai

    perlakuan yang dialaminya di rumah.

    4) Substance abuse

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    8 | P a g e

    Resiko penyalahgunaan alkohol, obat-obatan terlarang dan penggunaan rokok

    pada anak karena anak interaksi sosial yang semakin luas dari anak, rasa

    keingintahuan yang semakin tinggi, dan pola asuh yang buruk pada anak,

    sehingga menyebabkan anak mulai mencoba hal-hal yang negatif di lingkungan

    sosialnya. Anak usia sekolah belum dapat membedakan hal yang baik dengan

    yang buruk. Mereka juga belum dapat mempertimbangkan resiko yang akan

    didapat dari tindakan yang dilakukannya. Waktu anak yang cenderung lebih

    sering berada diluar rumah menyebabkan orang tua kesulitan dalam

    memberikan pengawasan pada anak.

    5) Communicable disease

    Aktivitas anak yang tinggi terutama diluar rumah dan lingkungan sosial yang

    buruk pada anak menyebabkan resiko terjadinya penyakit menular pada anak.

    6) Chronic conditions

    Resiko terjadinya penyakit kronis pada anak. Pada tahap ini aktivitas anak lebih

    sering duduk di kelas dalam waktu yang cukup lama. Kesalahan posisi duduk

    dan jumlah beban yang sering dibawa didalam tas anak dapat menyebabkan

    kelainan tulang punggung pada anak dan dapat bersifat menahun. Aktivitas

    fisik anak dan jarak tempuh anak menuju sekolah menimbulkan resiko

    kecelakaan pada anak yang mungkin dapat mengakibatkan kecacatan pada anak

    seumur hidup.

    7) Behavior problems

    Resiko terjadinya perubahan perilaku pada anak. Pada tahap ini anak memiliki

    interaksi sosial yang luas. Pola asuh keluarga yang buruk mengakibatkan anak

    mudah terpengaruh dengan lingkungan sosial yang buruk, sehingga dapat

    mengubah perilakunya.

    8) Good health practices

    Interaksi diluar rumah yang tinggi pada anak berdampak pada resiko

    terpaparnya penyakit pada anak. Keluarga hendaknya dapat memberikan

    pengawasan pada anak terkait kesehatannya. Keluarga hendaknya dapat

    memeriksakan masalah kesehatan anaknya ke pelayanan kesehatan. Pada tahap

    ini anak juga sudah mengalami perubahan-perubahan hormonal, sehingga orang

    tua hendaknya dapat memberikan pemahaman yang baik kepada anak tentang

    perubahan-perubahan yang terjadi pada anak sesusianya. Orang tua yang tidak

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    9 | P a g e

    dapat memberikan pemahaman yang baik tentang perubahan hormonal pada

    anak berakibat pada perilaku-perilaku seksual yang menyimpang.

    9) Imunitas

    Anak-anak mempunyai keinginan dan kegiatan-kegiatan masing-masing,

    disamping kegiatan-kegiatan wajib dari sekolah dan dalam hidup, serta

    kegiatan-kegiatan orangtua sendiri.

    10) Pemahaman tentang tumbang

    Menurut Erikson (1950), orangtua berjuang dengan tuntutan ganda yaitu

    berupaya mencari kepuasan dalam mengasuh generasi berikutnya (tugas

    perkembangan generasivitas) dan memperhatikan perkembangan mereka

    sendiri ; sementara anak-anak usia sekolah bekerja untuk mengembangkan

    sense of industry kapasitas untuk menikmati pekerjaan dan mencoba

    mengurangi atau menangkis perasaan rendah diri.

    orangtua dapat menata kembali masalah tingkah laku anak sebagai sebuah

    masalah keluarga yang berupaya mencari resolusi dengan fokus yang baru

    tersebut, akan tercapai lebih banyak fungsi-fungsi keluarga dan tingkah laku

    anak yang sehat

    e. Tahap V : Keluarga dengan Anak Usia Remaja (Families with teenagers)

    1) Penyalahgunaan obat dan alcohol

    Kenakalan remaja merupakan masalah yang bisa ditimbulkan oleh kurangnya

    perhatian orang tua.

    2) Kehamilan yang tidak dikehendaki

    pendidikan dan konseling seks merupakan bidang-bidang perhatian yang

    relevan. Remaja biasanya mencari pelayanan kesehatan menyangkut uji

    kehamilan, penggunaan obat-obatan, uji AIDS, keluarga berencana dan aborsi,

    diagnosis dan perawatan penyakit kelamin. Agaknya telah menjadi trend yang

    sah bagi remaja untuk menerima perawatan kesehatan tanpa izin orangtua. Bila

    orangtua diikutsertakan maka dilakukan wawancara terpisah sebelum mereka

    dikumpulkan.

    3) Kecelakaan

    pada remaja kecelakaan, terutama kecelakaan mobil merupakan bahaya yang

    amat besar, dan patah tulang dan cidera karena atletik juga umum terjadi.

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    10 | P a g e

    f. Tahap VI : Keluarga dengan Anak Usia Dewasa (Families launching young adult)

    1) Komunikasi anak orang tua

    Adanya perbedaan pandangan atau prospek kedepannya dapat menyebabkan

    perpecahan dalam keluarga tahap ini. Sehingga komunikasi yang efektif

    sangant diperlukan antara anaka dengan orang tua maupun antara suami dengan

    istri.

    2) Transisi peran

    Adanya transisi peran orang tua yaitu mulai melepaskan anak untuk hidup

    mandiri.

    3) Perawatan kesehatan: Hipertensi, Monopause

    Masalah orang yang memberikan perawatan (bagi orangtua lanjut usia) dan

    munculnya kondisi kesehatan tingkat kolesterol tinggi, obesitas dan tekanan

    darah tinggi. Keluarga berencana bagi remaja dan dewasa muda tetap penting.

    Masalah-masalah manupouse dikalangan wanita umum terjadi. Efek-efek yang

    dikaitkan dengan kebiasaan minum, merokok yang lama dan praktek diet

    semakin lebih jelas.

    g. Tahap VII : Keluarga dengan Usia Pertengahan (Middle-aged parents)

    1) Promosi kesehatan : Istirahat yang cukup, penggunaan waktu luang, Olah Raga

    teratur

    Beberapa pasangan pada tahap ini memerlukan istirahat yang cukup dan bisa

    memanfaatkan waktu luangnya untuk hal-hal yang bermanfaat serta mengatur

    waktu untuk dapat melakukan olah raga rutin sehingga kesehatan mereka lebih

    terjaga.

    2) Komunikasi

    Kegiatan-kegiatan waktu luang dan persahabatan yang dinikmati satu sama lain

    disebut faktor utama yang menimbulkan kebahagiaan. Kepuasan seksual juga

    memiliki korelasi yang positif dengan komunikasi yang lebih baik dan

    kepuasan perkawinan (Levin dan Levin, 1975), meskipun para suami dengan

    usia pertengahan mungkin mengalami penurunan kemampuan seksual.

    Komunikasi suami istri yang intim sangat penting untuk mempertahankan

    pengertian dan keinginan satu sama lain dalam tahun-tahun ini.

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    11 | P a g e

    3) Perawatan kesehatan

    Bagi sejumlah pasangan, tahun-tahun ini umumnya sulit dan berat, karena

    masalah-masalah penuaan, hilangnya anak, dan adanya suatu perasaan dalam

    diri mereka bahwa mereka gagal menjadi membesarkan anak dan usaha kerja.

    Selanjutnya, tidak jelas apa yang terjadi dengan kepuasan perkawinan dan

    keluarga melewati siklus kehidupan berkeluarga. Beberapa studi tentang

    kepuasan perkawinan memperlihatkan bahwa kepuasan perkawinan menurun

    tajam setelah perkawinan berlangsung dan terus menurun hingga tahun

    pertengahan (Leslie dan Korman). Orang tua mulai menghadapi bermagai

    penyakit degenerative sehingga terkadang muncul masalah krisi usia

    pertengahan.

    h. Tahap VIII : Keluarga dengan Usia Lanjut (Family retirement and old age)

    1) Medis : peny. degeneratif, urologis menopausal

    Faktor-faktor seperti menurunnya fungsi dan kekuatan fisik, sumber-sumber

    finansial yang tidak memadai, isolasi sosial, kesepian dan banyak kehilangan

    lainnya yang dialami oleh lansia menunjukkan adanya kerentanan psikofisiologi

    dari lansia (Kelley et al, 1977). Oleh karena itu, terdapat masalah-masalah

    kesehatan yang multipel. Pasangan atau individu lansia dalam semua fase sakit

    kronis mulai dari fase akut hingga fase rehabilitasi sangat membutuhkan

    bantuan. Baik fungsi-fungsi yang terkait secara medis (pengkajian fisik, reaksi-

    reaksi yang buruk) dan fungsi-fungsi keperawatan (mengkaji respons klien

    terhadap sakit dan pengobatan serta kemampuan koping) adalah relevan disini.

    Promosi kesehatan tetap menjadi hal yang sangat penting, khususnya dalam

    bidang nutrisi, latihan, pecegahan cidera, penggunaan obat yang aman,

    pemakaian pelayanan preventif dan berhenti merokok.

    2) Emosional & sosial: depresi, kesepian psikosomatis, pension

    Isolasi sosial, depresi, gangguan kognitif (yang mungkin berkaitan dengan

    sejumlah masalah termasuk penyakit (Alzheimer), dan masalah-masalah

    psikologis adalah masalah kesehatan yang serius, khususnya bila bersama-sama

    dengan sakit fisik. Pengkajian dan penggunaan sistem dukungan sosial keluarga

    atau individu harus menjadi bagian integral dari perawatan kesehatan keluarga.

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    12 | P a g e

    3. Tahap perkembangan keluarga pada kasus tersebut

    Pada kasus tersebut keluarga Tn.B termasuk dalam keluarga dengan tahap

    perkembangan keluarga dengan anak remaja karena anak pertama (An.D) yang berusia

    20 tahun masih tinggal dirumah. Hal ini sesuai dengan teori bahwa tahap

    perkembangna keluarga dengan anak remaja dimulai pada usia 13 tahun dan

    berlangsung selama 6-7 tahun. Tahap ini bisa memendek ataupun memanjang sesuai

    dengan anak pertama sudah mampu mandiri atau belum (Friedman, 2010). Pada kasus

    ini termasuk yang memanjang krn An.d masih tingga dirumah hingnga saat ini usia 20

    tahun.

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    13 | P a g e

    4. Area pengkajian yang dapat menilai kebiasaan makan keluarga

    a. Siapa yang biasa menyiapkan makanan di keluarga? Bagaimana cara pengolahan

    makananya dan cara penyajianya?

    b. Berapa jumlah dan frekuensi makan dalam sehari? Bagaimana kesadaran mengenai

    fungsi waktu makan bagi keluarga dan sikap keluarga terhadap makanan dan waktu

    makan

    c. Apa saja yang disajikan untuk dimakan? Apakah unsur unsur yang dibutuhkan

    oleh tubuh terpenuhi melalui variasi makanan yang disajikan? Adakah alergi

    makanan dalam keluarga.

    d. Selain makanan nasi/makanan pokok, apa lagi yang dikonsumsi? Adakah

    ketersediaan anggaran untuk memenuhi kebutuhan makan keluarga

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    14 | P a g e

    5. Pertanyaan untuk menggali aktivitas fisik keluarga

    Untuk menggali persepsi keuntungan, hambatan, motivasi individu dalam suatu

    keluarga untuk melakukan perilaku aktivitas fisik dan pengaruh interpersonal individu

    melakukan perilaku aktivitas fisik. Pengkajian perilaku aktivitas fisik dapat digunakan

    sebagai landasan perawat komunitas untuk menggali kebutuhan promosi kesehatan

    perilaku aktivitas fisik, sehingga dapat menentukan intervensi promosi kesehatan

    perilaku aktivitas fisik yang sesuai dengan kebutuhan keluarga sesuai tahap

    perkembangannya.

    1. Aktifitas fisik keluarga saat di luar rumah, di tempat kerja ataupun saat liburan.

    2. Kegiatan olah raga rutin yang dilakukan dan bagaimana keluarga mengatur waktu

    untuk olah raga

    3. Aktifitas fisik sehari-hari di rumah dan Apa saja yang dilakukan keluarga saat

    dirumah?

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    15 | P a g e

    6. Analisa data pada kasus keluarga tersebut

    No Symptom Etiologi Problem

    1 DS:

    Ibu.C mengeluh batuk-batuk yang d alaminya sejak 1 bulan

    yang lalu

    Ibu.C juga mengatakan sering berkeringat di malam hari

    Ibu.C mengatakan nafsu makan menurun

    Ibu.C mengatakan bahwa batuknya belum diobati nanti

    juga akan sembuh sendiri

    DO:

    TD: 100/60 mmhg BB: 45,5 Kg Terjadi penurunan BB 9,5 Kg Anemis Keadaan dalamrumah agak

    pengap, jendela jarang dibuka,

    sinar matahari tidak dapt masuk

    langsung ke dalam rumah

    Ketidakmampuan

    keluarga merawat

    anggota keluarga

    yang sakit

    Bersihan jalan

    nafas tidak efektif

    pada keluarga Tn.B

    khususnya Ibu.C

    2 DS: Tn. B mengakui bahwa merasa

    kesemutan pada kaki dan tangan

    Tn. B mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya

    DO:

    Tn.B dalam keadaan sehat Tn.B mempunyai kebiasaan

    merokok dan seringkali merokok

    dalam rumah

    GDS: 318 mg/dl

    ___ Resiko

    ketidakstabilan

    kadar gula darah

    pada Tn.B

    3 DS: An.F mempunyai riwayat susah

    makan

    An.F jarang ditimbang di posyandu dan imunisasinya tidak

    lengkap, karena disamping jarak

    ke posyandu agak jauh ibu juga

    mengatakan malas karena kalau

    ke posyandu suka dipungut

    bayaran untuk kas posyandu

    An.F sering mengalami batuk pilek hampir setiap bulan.

    Ketidakmampuan

    keluarga merawat

    anggota keluarga

    dengan masalah

    gizi kurang

    Ketidakseimbangan

    nutrisi kurang dari

    kebutuhan tubuh

    pada keluarga Tn.B

    khususnya An.F

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    16 | P a g e

    DO:

    BB 8 Kg An.F terlihat kurus, rambut

    kemerahan, kkurang bergairah

    dan sering rewel

    4 DS:

    An.D sering pergi keluar malam (begadang)

    An.D tidak mau mendengar kata-kata ibu dan bapaknya

    DO:

    An.D dalam keadaan sehat

    Ketidakmampuan

    keluarga mengenal

    peran dalam

    keluarga

    Gangguan proses

    keluarga

    5 DS:

    Ibu. C mengatakan bahwa An.F nanti juga akan besar dengan

    sendirinya seperti kakak-

    kakaknya waktu kecil

    Ibu.C mengatakan jika An.F tidak mau makan dibiarkan saja

    atau dikasih jajan di warung

    Ibu.C mengatakan untuk mengatasi batuk pilek anaknya

    diberikan obat bodrexin dari

    warung dan biasanya juga akan

    sembuh

    DO:

    Tn.B terlihat tenang-tenang saja melihat keadaan yang dialami

    oleh anak dan istrinya

    Tn.B kurang memperhatikan keadaan anak-anaknya mengenai

    keadaan sakit yang biasa terjadi

    pada anak-anak, maka segala

    urusan diserahkan kepada

    istrinya

    Ketidakmampuan

    keluarga mengenal

    masalah kesehatan

    Ketidak efektifan

    pemeliharaan

    kesehatan

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    17 | P a g e

    7. Diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus keluarga tersebut

    1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.B khususnya Ibu.C

    berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

    sakit.

    2. Resiko ketidakstabilan kadar gula darah pada Tn.B berhubungan dengan

    ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

    3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.B

    khususnya An.F berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota

    keluarga dengan masalah gizi kurang

    4. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga

    mengenal peran dalam keluarga

    5. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan Ketidakmampuan

    keluarga mengenal masalah kesehatan

    Perhitungan prioritas pada diagnose keperawatan yang telah ditemukan:

    1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.B khususnya Ibu.C

    berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

    sakit.

    No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

    1 Sifat Masalah

    Skala: Actual

    3/3 x1 1

    Masalah ini bersifat aktual

    karena Ibu.C mengeluh

    batuk-batuk selama 1

    bulan, berkeringat malam

    hari, terjadi penuurunan

    BB dan anemis. Jika tidak

    ditangani segera dapat

    mengakibatkan penyakit

    menjadi semakin parah.

    Ditangani segera karena

    resiko penularan TB Paru

    pada anggota keluarga

    yang lain,

    2 Kemungkinan

    masalah dapat diubah

    Skala: Mudah

    2/2 x 2 2

    Dapat dirubah dengan

    penyuluhan penularan TB

    Paru dengan

    memeriksakan diri ke

    Pelayanan kesehatan

    dekat dari rumah dan

    terjangkau, dana untuk

    berobat tersedia karena

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    18 | P a g e

    murah. Dengan informasi

    yang diberikan keluarga

    dapat mngerti tentang TB

    Paru dan mencegah

    penularan serta rajin

    membuka jendela pada

    pagi hari dan siang hari.

    3 Potensial masalah

    dapat dicegah

    Skala: Sedang

    2/3 x 1 2/3

    Resiko penularan sulit

    dicegah karena kondisi

    rumah yang sempit dan

    interaksi antara anggota

    keluarga yang lain kurang

    dari 1 meter

    4 Menonjolnya

    masalah

    Skala: Masalah

    dirasakan dengan ada

    upaya/segera

    ditangani

    2/2 x 1 1

    Masalah perlu ditangani

    segera karena resiko

    penularan pada anggota

    keluarga yang lain dengan

    melakukan pemeriksaan

    pada anggota keluarga

    yang lain (screening

    kesehatan) dan anjurkan

    keluarga untuk

    memanfaatkan fasilitas

    (puskesmas) yang terdekat

    dan sesuai kemampuan.

    Jumlah Skor

    4 2/3

    2. Resiko ketidakstabilan kadar gula darah pada Tn.B berhubungan dengan

    ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

    No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

    1 Sifat Masalah

    Skala: Resiko

    2/3 x 1 2/3

    Masalah belum terjadi dan

    mungkin akan terjadi bila

    keluarga tidak melakukan

    pencegahan

    2 Kemungkinan

    masalah dapat diubah

    Skala: Sebagian

    x 2 1

    Jika ada yang sakit segera

    dibawa ke dokter, jika

    dengan minum obat di

    warung dan istirahat tidak

    sembuh

    3 Potensial masalah

    dapat dicegah

    Skala: Cukup

    2/3 x 1 2/3

    Masalah/ penyakit dapat

    dicegah oleh klien, tidak

    ada tindakan yang

    dilakukan untuk

    memperbaiki keadaan

    hanya karena adanya

    kurang pengetahuan

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    19 | P a g e

    4 Menonjolnya

    masalah

    Skala: ada masalah

    tetapi tidak dirasakan

    x 1

    Kebiasaan dalam

    mengatasi masalah yang

    sederhana menyebabkan

    masalah tidak di anggap

    serius oleh klien dan

    keluarga

    Jumlah Skor

    2 5/6

    3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.B

    khususnya An.F berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota

    keluarga dengan masalah gizi kurang

    No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

    1 Sifat Masalah

    Skala: actual

    3/3 x 1 1

    Hasil pemeriksaan fisik,

    An. F terlihat badannya

    kurus, rambut kemerahan,

    kurang bergairah dan

    sering rewel. Berat badan

    8 Kg pda usia 3,5 thn..

    Disimpulkan: An. F

    mengalami gizi kurang.

    (tdak dapat di hitung IMT

    karena tidak ada data

    tinggi badan)

    2 Kemungkinan

    masalah dapat diubah

    Skala: sebagian

    x 2 1

    Kluarga Tn. B tidak

    mengetahui anaknya

    mengalami gizi kurang

    dan Ibu.C mengatakan

    bahwa nanti anaknya akan

    besar dengan sendirinya,

    bila An.F tidak mau mau

    makan hanya dibiarkan

    saja dan sikasih jajanan

    warung. Penghasilan

    keluarga sebulan sangat

    kurang bila dibandingkan

    untuk kehidupan sehari-

    hari dan untuk biaya

    sekolah anak-anaknya.

    Menurutnya keadaan

    seperti ini karena

    penghasilan yang yidak

    memadai.

    3 Potensial masalah

    dapat dicegah

    Skala: Cukup

    2/3 x 1 2/3

    An. F tidak nafsu makan.

    Tindakan yang dilakukan

    Ibu.C yaitu dengan

    memberikan makanan

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    20 | P a g e

    jajan di warung jika ada

    uang. Tapi bila tidak ada

    uang biasanya di biarkan

    saja.

    4 Menonjolnya

    masalah

    Skala: Masalah

    dirasakan berat,

    harus segera

    ditangani

    2/2 x 1 1

    Keluarga yaitu Tn. B

    mengatakan tidak

    mengetahui ada masalah

    gizi kurang pada An. F,

    dan menganggap anaknya

    akan besar sendirinya.

    Tn. B juga mengatakan

    karena adanya faktor

    ekonomi yang kurang.

    Menurut keluarga,

    masalah harus ditangani

    dengan memberikan

    makanan yang bergizi dan

    seimbang kepada

    anaknya.

    Jumlah Skor

    3 2/3

    4. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga

    mengenal peran dalam keluarga

    No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

    1 Sifat Masalah

    Skala: Resiko

    3/3 x 1 1

    An.D berusia 20 tahun,

    sering keluara malam

    (begadang), tidak bekerja

    dan tidak mau mndengar

    kata ibu dan bapaknya

    2 Kemungkinan

    masalah dapat diubah

    Skala: Sebagian

    x 2 1

    Segala urusan diserahkan

    kepada Ibu.C

    3 Potensial masalah

    dapat dicegah

    Skala: Rendah

    1/3 x 1 1/3

    Tidak ada tindakan yang

    dilakukan untuk

    mengatasi masalah pada

    An.D.

    An.D tidak pernah

    mendengar kata-kata ibu

    dan bpaknya.

    Anak D tidak bekerja

    4 Menonjolnya

    masalah

    Skala: masalah

    segera di atasi

    2/2 x 1 1

    Keluarga Tn.B tidak

    begitu mempermasahkan

    apa yang dilakukan An.D

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    21 | P a g e

    Jumlah Skor 3 1/3

    5. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan Ketidakmampuan

    keluarga mengenal masalah kesehatan

    No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

    1 Sifat Masalah

    Skala: Actual

    3/3 x 1 1

    Masalah sudah terjadi

    Ibu.C menderita batuk

    sudah sebulan yang lalu

    namun belum di obati,

    An.F susah makan dan

    batuk pilek tetapi hanya

    dikasih bodrexin, dan

    Tn.B tenang saja melihat

    keadaan ini.

    Rumah jendela jarang

    dibuka, sinar matahari

    tidak dapt masuk

    langsung.

    2 Kemungkinan

    masalah dapat diubah

    Skala: Sebagian

    2/2 x 2 2

    Masalah dapat diubah

    sebagian karena fasilitas

    kesehatan terjangkau,

    perawat mempunyai

    pengetahuan tentang

    penyakit, waktu yang

    cukup untuk memberikan

    penyuluhan kesehatan

    tentang masalah kesehatan

    tapi keluarga tidak

    memiliki dana kesehatan

    dan penghasilan yang

    cukup untuk berobat

    3 Potensial masalah

    dapat dicegah

    Skala: Sedang

    2/3 x 1 2/3

    Tn.B mengatakan tidak

    mengetahui tentang

    penyakitnya dan Ibu.c

    memberikan obat pada

    anaknya yang sakit

    Perawat dapat

    memberikan penyuluhan

    tentang bagaimana

    memodifikasi lingkungan

    yang sehat

    4 Menonjolnya

    masalah

    Skala: masalah

    dirasakan dan tidak

    segera diatasi

    1/2 x 1

    Tb. Terlihat tenang saja

    dalam melihat keadaan

    ini, sehingga sering terjadi

    percekcokan dalam

    keluarga

    Jumlah Skor 4 1/6

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    22 | P a g e

    Prioritas Diagnosa Keperawatan pada kasus tersebut adalah:

    1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.B khususnya Ibu.C

    berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

    sakit.

    2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan Ketidakmampuan

    keluarga mengenal masalah kesehatan

    3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.B

    khususnya An.F berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota

    keluarga dengan masalah gizi kurang

    4. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga

    mengenal peran dalam keluarga

    5. Resiko ketidakstabilan kadar gula darah pada Tn.B berhubungan dengan

    ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

  • 8. Nursing Care Plann untuk diagnisa keperawatan yang teridentifikasi

    NO DIAGNOSA

    KEPERAWATAN

    TUJUAN INTERVENSI EVALUASI

    UMUM KHUSUS KRITERIA STANDART

    1 Bersihan jalan

    nafas tidak efektif

    pada keluarga

    Tn.B Khususnya

    Ibu.C

    berhubungan

    dengan

    ketidakmampuan

    keluarga merawat

    anggota keluarga

    yang sakit

    Setelah

    dilakukan

    tindakan

    keperawatan

    selama 2

    minggu

    diharapkan

    jalan nafas

    Ibu.C efektif

    a. Setelah

    dilakukan

    pertemuan 1x45, keluarga mampu

    mengenal masalah

    TB Paru dengan

    cara menyebutkan

    pengertian,

    penyebab, tanda

    dan gejala TB Paru

    b. Setelah

    dilakukan

    pertemuan 1x45 keluarga mampu

    mengambil

    keputusan yang

    tepat untuk

    mengatasi maslaah

    TB Paru dengan

    cara menyebutkan

    akibat dari TB Paru

    dan memutuskan

    untuk merawat Tn.

    1.Jelaskan pengertian,

    tanda dan gejala, serta

    penyebab dari penyakit

    TB Paru

    2.Tanyakan kembali

    tentang pengertian,

    tanda dan gejala, serta

    penyebab dari penyakit

    TB Paru

    3.Berikan

    reinforcement positif

    atas kemampuan

    keluarga

    1.Jelaskan pada

    keluarga Tn. B akibat

    dari penyakit TB Paru

    2.Tanyakan kembali

    pada keluarga akibat

    TB Paru

    3.Motivasi keliuarga

    untuk mengambil

    keputusan dalam

    mengatasi batuk yang

    diderita Ibu.C

    4.Berikan

    reinforcement positif

    Respon verbal dari

    keluarga terkait

    pengertian,

    penyebab, tanda dan

    gejala TB Paru

    Respon verbal dan

    sikap dari keluarga

    tentang akibat TB

    Paru dan keputusan

    keluarga untuk

    mengatasi TB Paru

    TB Paru adalah suatu

    penyakit yang menular yang

    dapat menyerang siapa saja

    yang disebabkan oleh bakteri

    mycobacterium tuberculosae,

    tanda dan gejalanya adalah

    batuk-batuk terus menerus

    selama kurang lebih 3 minggu

    dan berdahak, sesak nafas,

    keluar keringat dingin pada

    malam hari, dan berat badan

    menurun.

    Akibat dari TB Paru adalah

    tuberkulosis meningen,

    pnemonia tuberkulosis, dan

    kematian. Keluarga

    memutuskan untuk mengatasi

    dan merawat Ibu.C

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    24 | P a g e

    I dengan TB Paru

    c. Setelah

    dilakukan

    pertemuan 2x45 keluarga mampu

    melakukan

    perawatan pada

    anggota keluarga

    yang menderita

    penyakit suspect

    TB Paru dengan

    cara menjelaskan

    cara perawatan dan

    pencegahan

    penularan TB Paru,

    mendemonstrasikan

    cara batuk efektif

    dan pembuangan

    dahak pada pasien

    TB Paru

    d. Setelah

    dilakukan

    pertemuan 1x45 keluarga mampu

    memodifikasi

    atas keputusan yang

    diambil keluarga dalam

    mengatasi masalha

    kesehatan pada Ibu.C

    1.Jelaskan cara

    perawatan, pencegahan

    penyakit TB Paru

    2.Ajarkan klien cara

    batuk efektif dan

    membuang dahak yang

    benar

    3.Tanyakan kembali

    cara perawatan,

    pencegahan penyakit

    TB Paru

    4.Anjurkan keluarga

    mempraktekkan

    kembali cara batuk

    efektif dan membuang

    dahak ke tempatnya

    5.Berikan

    reinforcement positif

    atas hasil yang dicapai

    1.Diskusikan hal-hal

    yang dapat dilakukan

    untuk memodifikasi

    lingkungan

    2.Motivasi keluarga

    Respon verbal,

    sikap, dan

    psikomotor keluarga

    tentang cara

    perawatan TB Paru

    dan pencegahan

    penularan TB Paru

    Respon verbal, sikap

    dan psikomotor

    keluarga tentang

    lingkungan yang

    dapat mendukung

    Cara perawatan penyakit TB

    Paru adalah minum obat

    secara teratur, makan

    makanan yang bergizi,

    istirahat cukup, menjaga

    kebersihan lingkungan. Cara

    pencegahan penularan TB

    Paru dengan memisahkan

    perlengkapan makan anggota

    keluarga dengan pasien,

    menutup mulut saat bersin

    dan batuk, serta membuang

    dahak pada tempatnya. Proses

    batuk efektif: tarik nafas

    dalam melalui hidung dan

    hembuskan seperti meniup

    balon sebanyak 3x dan waktu

    yang ketiga batukkan lalu

    buang dahak ke tempat yang

    berisi lysol lalu tutup.

    Cara memodifikasi

    lingkungan yang dapat

    mendukung penyembuhan

    penyakit TB Paru adalah

    pencahayaan ruangan yang

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    25 | P a g e

    lingkungan untuk

    mencegah

    terjadinya

    penularan dengan

    cara menyebutkan

    lingkungan-

    lingkungan yang

    baik bagi pasien

    penyakit TB Paru

    e. Setelah

    dilakukan

    pertemuan 1x45 keluarga mampu

    memanfaatkan

    fasilitas kesehatan

    yang tersedia

    dengan cara

    menyebutkan

    manfaat kunjungan

    ke pelayanan

    kesehatan,

    menyebutkan jenis-

    jenis pelayanan

    kesehatan yang

    tersedia dam

    untuk mengungkapkan

    kembali cara

    memodifikasi

    lingkungan

    3.Berikan

    reinforcement positif

    atas hasil yang telah

    dicapai

    1.Diskusikan dengan

    keluarga tentang

    manfaat kunjungan ke

    pelayanan kesehatan

    penyembuhan

    penyakit TB Paru

    Respon verbal,

    sikap, dan

    psikomotor keluarga

    tentang manfaat

    pelayanan kesehatan

    dan penggunaan

    pelayanan kesehatan

    cukup, ventilasi rumah yang

    cukup, jendela dibuka agar

    sinar matahari bisa masuk

    kedalam rumah, menjemur

    kasur, bantal minimal

    1minggu sekali dijemur, tidak

    membuang dahak

    sembarangan tempat, tapi

    gunakan kaleng yang

    didalamnya sudah diisi cairan

    desinfektan seperti lysol, air

    sabun, bayclean, agar kuman

    TB Paru dapat mati.

    Manfaatkan kunjungan ke

    pelayanan kesehatan adalah

    untuk memperoleh informasi

    dan pengobatan, jenis

    pelayanan kesehatan adalah

    untuk memperoleh informasi

    dan pengobatan, jenis

    pelayanan kesehatan:

    Puskesmas, bidan praktek,

    klinik swasta, posyandu,

    keluarga berkunjung ke

    pelayanan kesehatan

    (Puskesmas).

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    26 | P a g e

    memanfaatkan

    fasilitas kesehatan

    NO DIAGNOSA

    KEPERAWAT

    AN

    TUJUAN INTERVENSI EVALUASI

    UMUM KHUSUS KRITERIA STANDART

    2 Ketidakseimba

    ngan nutrisi

    kurang dari

    kebutuhan

    tubuh pada

    keluarga Tn.B

    khususnya

    An.F

    berhubungan

    dengan

    Ketidakmampu

    an keluarga

    merawat

    anggota

    keluarga

    dengan

    masalah gizi

    kurang

    Setelah

    dilakukan

    tindakan

    keperawatan

    keluarga

    selama 2

    minggu

    kunjungan,

    diharapkan

    keluarga Tn.B

    mampu

    merawat

    anggota

    keluarga

    dengan gizi

    kurang

    a. Setelah

    dilakukan

    pertemuan 1x45, keluarga mampu

    mengenal masalah

    dan mampu

    mengambil

    keputusan untuk

    merawat An. F

    denga gizi kurang

    dengan

    menyebutkan

    pengertian,

    penyebab, tanda

    dan gejala, serta

    akibat gizi kurang

    1.Menjelaskan

    pengertian, tanda dan

    gejala, serta penyebab

    dari gizi kurang

    2. Menanyakan kembali

    tentang pengertian,

    tanda dan gejala, akibat

    serta penyebab dari gizi

    kurang

    3.Motivasi keluarga

    Ibu.C agar

    menyampaikan apakah

    kondisi anak dengan gizi

    kurang berbahaya atau

    tidak

    4.Berikan reinforcement

    positif atas usaha

    keluarga dan berikan

    jawaban yang tepat

    Respon verbal dari

    keluarga Tn.B dengan

    menyebutkan

    pengertian, penyebab,

    tanda dan gejala, serta

    akibat daro gizi kurang

    pada An. F

    a. Gizi kurang adalah

    kurangnya energi/ tenaga dan

    protein dikarenakan sehari-

    harinya kurangnya

    pemasukkan makan/ minum

    yang berisi tenaga dan protein

    b. Tanda dan gejalanya

    adalah berat badan kurang

    dari berat badan yang

    seharusnya normal. Dan

    terdapat 2 jenis gizi kurang

    yang terdiri dari:

    1. Marasmus

    (Kurangnya energi, protein

    cukup), Cirinya: anaka sangat

    kurus, wajah sperti orang tua,

    perut cekung, kulit keriput,

    jaringan lemak sangat sedikit,

    cengeng, rewel.

    2. Kwasiorkor

    (Kurangnya protein dan

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    27 | P a g e

    b. Setelah

    diberikan

    penjelasan 1x45

    menit, keluarga

    mampu merawat

    An. F dengan gizi

    kurang dengan

    cara: Menyebutkan

    jenis sumber gizi,

    menunjukkan

    contoh sumber

    1.Menyebutkan jenis

    sumber gizi

    2.Menunjukkan contoh

    sumber gizi

    3.Menjelaskan contoh

    menu gizi seimbang

    untuk tumbuh kembang

    anak

    4.Menjelaskan cara

    mengolah makanan

    dengan benar

    Respon verbal dari

    keluarga Tn.B tentang

    cara perawatan anak

    gizi kurang

    energi yang cukup)

    Cirinya: seluruh tubuh

    bengkak terutama di kaki,

    wajah membuat sembab,

    rambut kusam, mudah

    dicabut, dan mata sayu.

    c. Penyebab dari gizi

    kurang adalah makanan

    kurang bergizi dalam waktu

    lama, anak sering sakit,

    kebiasaan makan anak yang

    salah

    d. Akibat dari gizi kurang

    adalah badan kurus, tubuh

    kecil dan pendek, anak musah

    sakit, perkembangan anak

    lambat, kulit mudah radang

    dan luka, hati bengkak.

    a) Sumber zat gizi pada

    makanan yaitu:

    - Sumber tenaga untuk

    melakukan kegiatan seperti

    bermain, dll: Nasi, kentang,

    ubi, roti, tepung-tepungan.

    - Sumber pembangun tubuh

    untuk membuat sel-sel baru

    seperti kulit baru, dll. Susu,

    ikan, tahu, tempe, hati,dan

    telur.

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    28 | P a g e

    gizi, menjelaskan

    contoh menu, gizi

    seimbang untuk

    tumbuh kembang

    anak, dan cara

    mengolah

    makanan dengan

    benar

    5.Memberikan

    kesempatan pada

    keluarga untuk bertanya

    6.Beri reinforcement

    positif atas usaha

    keluarga Tn.B

    - Sumber pengatur tubuh

    untuk keseimbangan vitamin

    dan mineral: Sayuran

    berwarna hijau (bayam),

    sayuran berwarna orange

    (wortel).

    b) Contoh makanan sumber

    zat gizi terdiri dari:

    1.Protein

    - Protein lemak: daging,

    ikan, telur

    - Protein Nabati: kedelai,

    kacang hijau.

    2.Lemak

    Dapat diperoleh dari: Nasi,

    mie, sereal, singkong.

    3.Karbohidrat

    Susu, mentega, minyak, keju.

    4.Vitamin

    Buah-buahan dan sayur-

    sayuran

    c) Menjelaskan contoh

    menu gizi seimbang untuk

    tumbuh kembang

    - Makan Pagi:

    Roti 1 lembar dengan selai

    buah, susu full cream,

    selingan pagi biskuit 2

    keping.

    - Makan Siang:

    Nasi 100 gram (6 sendok

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    29 | P a g e

    c. Setelah 1x45

    menit diberikan

    penjelasan,

    keluarga

    mampu makan

    memodifikasi

    lingkungan yang

    dapat

    meningkatkan

    selera makan An.F

    dengan cara

    1.Diskusikan dengan

    keluarga Tn.B cara

    menciptakan lingkungan

    yang dapat

    meningkatkan selera

    makan.

    2.Motivasi keluarga

    Tn.B untuk mengulangi

    penjelasan yang

    diberikan.

    3.Observasi lingkungan

    Respon verbal keluarga

    Tn.B tentang cara

    menyebutkan apa yang

    harus diperhatikan

    dalam memberi

    makanan pada anak

    dengan gizi kurang dan

    respon psikomotor

    keluarga Tn.B dalam

    memodifikasi

    lingkungan untuk

    makan), sup ayam, perkedel

    kentang, air jeruk 100 ml

    gelas. Selingan sore sari

    kacang hijau 1 gelas atau

    puding, buskuit.

    - Makan Malam:

    Nasi 100 gram (6 sendok

    makan), sup jagung 1

    mangkuk sedang, rolade

    ayam, kacang polong 3 buah,

    buah pepaya 100 gram,

    sebelum tidur susu full cream

    200 ml.

    d) Cara mengolah

    makanan dengan benar:

    Sayuran: dicuci dahulu baru

    dipotong

    Buah: Dicuci dahulu baru

    dimakan.

    1.Beri kesempatan An.F

    untuk belajar makan sendiri.

    2.Berikan jenis makanan yang

    disukai oleh anak.

    3.Berikan makanan pada saat

    masih hangat dengan porsi

    kecil tapi sering.

    4.Diskusikan tentang

    pentingnya perawatan di

    rumah.

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    30 | P a g e

    menyebutkan apa

    yang harus

    diperhatikan dalam

    memberi makanan

    pada anak dengan

    gizi kurang

    d. Setelah 1x 45 kunjungan,

    keluarga Tn.B

    mampu

    mengungkapkan

    fasilitas kesehatan

    dengan cara

    menyebutkan

    kembali manfaat

    kunjungan ke

    fasilitas kesehatan

    dan dapat

    memanfaatkan

    pelayanan

    kesehatan dalam

    merawat An.F

    yang mengalami

    gizi kurang

    rumah dan lingkungan

    yang dapat

    meningkatkan selera

    makan pada kunjungan

    tidak terencana.

    4.Diskusikan dengan

    keluarga Tn.B hal yang

    positif yang sudah

    dilakukan.

    5.Beri reinforcement

    positif atas usaha

    keluarga Tn.B.

    1.Diskusikan dengan

    keluarga Tn.B tentang

    jenis pelayanan

    kesehatan yang dapat

    dipergunakan.

    2.Diskusikan bersama

    keluarga Tn.B tentang

    manfaat kunjungan ke

    fasilitas pelayanan

    kesehatan.

    3.Memotivasi keluarga

    Tn.B untuk membawa

    An.F ke pelayanan

    kesehatan.

    4.Beri reinforcement

    positif atas usaha

    keluarga Tn.B.

    meningkatkan selera

    makan.

    Respon verbal keluarga

    Tn.B tentang manfaat

    dan kunjungan ke

    fasilitas kesehatan dan

    memanfaatkan

    pelayanan kesehatan.

    a.Fasilitas kesehatan yang

    dapat digunakan keluarga

    Tn.B yaitu posyandu,

    puskesmas, bidan, atau dokter

    praktek.

    b.Manfaat kunjungan ke

    fasilitas kesehatan yaitu

    mendapatkan pelayanan

    kesehatan yang berhubungan

    dengan gizi kurang.

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    31 | P a g e

    No DIAGNOSA

    KEPERAWATAN

    NURSING OUTCOME CLASIFICATION

    (NOC)

    NURSING INRTENVENTION CLASIFICATION

    (NIC)

    3 Ketidakefektifan

    pemeliharaan kesehatan

    berhubungan dengan

    Ketidakmampuan

    keluarga mengenal

    masalah kesehatan

    1. Fungsi keluarga

    2. Status kesehatan keluarga

    3. Partisipasi keluarga dalam perawatan

    professional

    Setelah dipantau 2x24 jam klien menunjukkan

    dukungan social dengan indicator:

    1. Menunjukkan kesadaran bahwa berperilaku

    sehat membutuhkan usaha-usaha dan

    keyakinan mampu mengatasinya (5)

    2. Menyatakan dan menunjukkan

    pengetahuan terhadap tindakan

    perlindungan kesehatan(misalnya,

    melakukan latihan sendiri, berpartisipasi

    dalam penapihan kesehatan (5)

    3. Mencari informasi (4)

    1. Keterlibatan keluarga

    2. Mobilisasi keluarga

    3. Pengaturan proses keluarga

    Pedoman sisitem kesehatan: memfasilitasi lokasi pasien

    dan penggunaan layanan kesehatan yang sesuai.

    1. Identifikasi defisit kepercayaan dan pengetahuan

    yang memengaruhi pemeliharaan kesehatan

    2. Jelaskan tentang system perawatan kesehatan,

    bagaimana cara kerjanya, dan apa yang dapat

    diharapkan pasien/keluarga.

    3. Informasikan kepada pasien tentang ketersediaan

    sumber komunitas dan orang yang dapat dihubungi.

    4. Dukung pasien/keluarga untuk bertanya tentang

    pelayanan dan biayanya.

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    32 | P a g e

    No DIAGNOSA

    KEPERAWATAN

    NURSING OUTCOME CLASIFICATION (NOC) NURSING INRTENVENTION

    CLASIFICATION (NIC)

    4 Gangguan proses

    keluarga berhubungan

    dengan

    Ketidakmampuan

    keluarga mengenal

    peran dalam keluarga

    1. Family Participation in Professional Care

    Definisi : Keterlibatan keluarga dalam pembuatan keputusan,

    penyampaian, dan evaluasi pelayanan yang disediakan tenaga

    kesehatan

    Kriteria Hasil:

    a. Keluarga mampu berpartisipasi dalam perencanaan dan

    pelayanan keperawatan.

    b. Klien mampu mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi

    keperawatan.

    c. Klien mampu mengevaluasi keefektifan keperawatan.

    d. Klien mampu mendefinisikan kebutuhan dan masalah yang

    berhubungan dengan perawatan.

    e. Klien mampu berpartisispasi dalam pembuatan keputusan.

    2. Caregiver Stressor

    Definisi : keparahan tekanan biopsikososial dalam penyediaan

    pelayanan perawatan keluarga untuk orang lain dalam waktu yang

    lama.

    Kriteria Hasil :

    1. Decision Making Support

    Definisi : Menyediakan informasi

    dan dukungan untuk pasien yang

    membuat keputusan berdasarkan

    pelayanan kesehatan.

    a. Bantu pasien menjelaskan

    keputusan pada orang lain,

    jika perlu.

    b. Fasilitasi hubungan antara

    pasien dengan keluarga.

    c. Fasilitasi pembuatan

    keputusan secara kolaborasi.

    2. Family Proses Maintenance

    Definisi : Meminimalisasi efek

    dari gangguan proses keluarga.

    a. Identifikasi efek dari

    perubahan peran dalam

    proses keluarga.

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    33 | P a g e

    a. Klien mampu melaporkan adanya stessor dalam pemberian

    perawatan.

    b. Klien tidak mengalami keterbatasan psikologis.

    c. Klien melaporkan tidak ada konflik peran.

    d. Klien tidak merasakan adanya kekurangan dukungan social.

    e. Klien tida mengeluhkan kekurangan waktu pribadi.

    f. Klien tidak mengalami konflik antara pekerjaan dan

    tanggungjawab sebagai pemberi asuhan.

    3. Family Coping

    Definisi : Tindakan keluarga dalam mengatasi stressor yang

    mengurangi sumberdaya keluarga.

    Kriteria Hasil :

    a. Klien mampu menerapkan fleksibilitas peran anggiota keluarga.

    b. Klien mampu mengikutsertakan anggota keluarga yang lain

    dalam pembuatan keputusan.

    c. Klien mampu mengekspresikan perasaan dan emosi kepada

    anggota keluarga yang lain.

    d. Klien mampu memberikan kebutuhan keperawatan kepada

    anggota keluarga.

    e. Klien mampu membagi tanggungjawab anggota keluarga.

    b. Dukung kunjungan anggota

    keluarga jika diperlukan.

    c. Jaga peluang untuk

    mengunjungi secara fleksibel

    untuk memenuhi kebutuhan

    anggota keluarga dan pasien.

    d. Bantu anggota keluarga untuk

    menggunakan mekanisme

    dukungan yang tersedia.

    e. Kurangi gangguan rutinitas

    keluarga dengan

    memfasilitasi rutinitas dan

    ritual keluarga misalnya

    makan bersama atau diskusi

    keluarga untuk komunikasi

    dan pembuatan keputusan

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    34 | P a g e

    f. Klien melaporkan kebutuhan akan bantuan dari keluarga.

    g. Klien mampu menggunakan sistem dukungan keluarga yang

    tersedia.

    No DIAGNOSA

    KEPERAWATAN

    NURSING OUTCOME CLASIFICATION

    (NOC)

    NURSING INRTENVENTION CLASIFICATION

    (NIC)

    5 Resiko ketidakstabilan

    kadar gula darah pada

    Tn.B berhubungan

    dengan

    ketidakmampuan

    keluarga mengenal

    masalah kesehatan

    1. Kontrol Gula Darah

    2. Pengetahuan : Manajemen Diabetes

    3. Kontrol Resiko

    4. Deteksi Resiko

    1. Teaching : disease Process

    a. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan

    pasien tentang proses penyakit yang spesifik

    b. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang

    tepat

    c. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin

    diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa

    yang akan datang dan atau proses pengontrolan

    penyakit

    d. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan

    e. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan,

    dengan cara yang tepat

    f. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala

    untuk melaporkan pada pemberi perawatan

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    35 | P a g e

    kesehatan, dengan cara yang tepat

    2. hyperglycemia management

    a. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia: puliuria,

    polidipsi, polipagi, kelemahan, letargi, malaise,

    pandangan kabur, sakit kepala

    b. Anjurkan intake cairan oral

    c. Monitor status cairan (intake dan output)

    d. Identifikasi kemungkinan penyebab

    hiperglikemia

    e. Batasi latihan bila kadar gula darah lebih dari 250

    mg/dl, terutama bila ada keton dalam urine

    f. Tinjau ulang kadar glukosa darah

    3. hypoglycemia management

    a. Identifikasi pasien yang beresiko terkena

    hipoglikemia

    b. Monitor kadar glukosa darah

    c. Monitor tanda dan gejala hipoglikemia:

    shakiness, tremor, berkeringat, nervousness,

    ansietas, irritability (mudah marah), tidak

  • Take Home UTS Keperawatan Keluarga

    36 | P a g e

    sabaran, takikardia, palpitasi, chills (menggigil),

    clamminess, kepala terasa ringan, pucat, lapar,

    mual, sakit kepala, kelelahan, mengantuk,

    kelemahan, hangat, pusing, faintness (tidak

    sadarkan diri), penglihatan kabur, mimpi buruk,

    mengigau dalma tidur, paresthesia, kesulitan

    berkonsentrasi, kesulitan berbicara, inkoordinasi,

    peruahan perilaku, bingung, coma, kejang.

    d. Kaji ulang kejadian hipoglikemia dan

    kemungkinan penyebabnya

    e. Instruksikan pasien dan keluarga mengenai tanda

    dan gejala, faktor resiko dan penanganan

    hipoglikemia