tugas 1 kurikulum dan pembelajaran

27
Modul Kurikulum dan Pembelajaran @Sugihartini Page 1 BAB II ANATOMI DAN DESAIN KURIKULUM Kurikulum merupakan salah satu perangkat yang harus ada dalam suatu lembaga pendidikan. Kurikulum memegang peranan yang cukup strategis dalam mencapai tujuan pendidikan, baik itu pendidikan umum maupun pendidikan agama. Sedangkan Tujuan kurikulum dirumuskan berdasarkan perkembangan tuntutan, kebutuhan dan kondisi masyarakat serta didasari oleh pemikiran- pemikiran yang terarah pada pencapaian nilai-nilai filosofis, terutama falsafah negara. Sedangkan Tujuan kurikulum dirumuskan berdasarkan perkembangan tuntutan, kebutuhan dan kondisi masyarakat serta didasari oleh pemikiran- pemikiran dan terarah pada pencapaian nilai-nilai filosofis, terutama falsafah negara. Kurikulum sebagai salah satu komponen pendidikan sangat berperan dalam mengantarkan pada tujuan pendidikan yang diharapkan. Untuk itu kurikulum merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi dan membentuk proses pembelajaran. Kesalahan dalam penyusunan kurikulum akan menyebabkan kegagalan suatu pendidikan dan penzoliman terhadap peserta didik. Dalam hal penyusunan kurikulum, Herman H. Horne memberikan dasar bagi penyusunan kurikulum menjadi tiga bahagian, diantaranya adalah: 1. Dasar Psikologis, digunakan untuk memenuhi dan mengetahui kemampuan yang diperoleh dan kebutuhan peserta didik (the ability and need of children). 2. Dasar sosiologis, digunakan untuk mengetahui tuntutan masyarkat (the legitimate demands of society) terhadap pendidikan. 3. Dasar filosofis, digunakan untuk mengetahui nilai yang akan dicapai (the kind of universe in which we live). 1. ANATOMI KURIKULUM Anatomi berasal dari bahasa Yunani anatomia, dari anatemnein, yang berarti memotong atau kemudian akan lebih tepat dalam pokok bahasan ini kita sebut

Upload: kadek-kariasa

Post on 12-Jul-2015

145 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas 1   kurikulum dan pembelajaran

Modul Kurikulum dan Pembelajaran @Sugihartini Page 1

BAB II

ANATOMI DAN DESAIN KURIKULUM

Kurikulum merupakan salah satu perangkat yang harus ada dalam suatu

lembaga pendidikan. Kurikulum memegang peranan yang cukup strategis dalam

mencapai tujuan pendidikan, baik itu pendidikan umum maupun pendidikan

agama. Sedangkan Tujuan kurikulum dirumuskan berdasarkan perkembangan

tuntutan, kebutuhan dan kondisi masyarakat serta didasari oleh pemikiran-

pemikiran yang terarah pada pencapaian nilai-nilai filosofis, terutama falsafah

negara. Sedangkan Tujuan kurikulum dirumuskan berdasarkan perkembangan

tuntutan, kebutuhan dan kondisi masyarakat serta didasari oleh pemikiran-

pemikiran dan terarah pada pencapaian nilai-nilai filosofis, terutama falsafah

negara. Kurikulum sebagai salah satu komponen pendidikan sangat berperan

dalam mengantarkan pada tujuan pendidikan yang diharapkan. Untuk itu

kurikulum merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi dan membentuk

proses pembelajaran. Kesalahan dalam penyusunan kurikulum akan menyebabkan

kegagalan suatu pendidikan dan penzoliman terhadap peserta didik.

Dalam hal penyusunan kurikulum, Herman H. Horne memberikan dasar bagi

penyusunan kurikulum menjadi tiga bahagian, diantaranya adalah:

1. Dasar Psikologis, digunakan untuk memenuhi dan mengetahui

kemampuan yang diperoleh dan kebutuhan peserta didik (the ability and

need of children).

2. Dasar sosiologis, digunakan untuk mengetahui tuntutan masyarkat (the

legitimate demands of society) terhadap pendidikan.

3. Dasar filosofis, digunakan untuk mengetahui nilai yang akan dicapai (the

kind of universe in which we live).

1. ANATOMI KURIKULUM

Anatomi berasal dari bahasa Yunani anatomia, dari anatemnein, yang berarti

memotong atau kemudian akan lebih tepat dalam pokok bahasan ini kita sebut

Page 2: Tugas 1   kurikulum dan pembelajaran

Modul Kurikulum dan Pembelajaran @Sugihartini Page 2

atau kita artikan dengan menggunakan arti struktur atau susunan atau juga bagian

atau komponen. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran

penting dalam sistem pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan hanya

dirumuskan tentang tujuan yang harus dicapai sehingga memperjelas arah

pendidikan, akan tetapi juga memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar

yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Oleh karena begitu pentingnya fungsi dan

peran kurikulum, maka setiap pengembangan kurikulum pada jenjang manapun

harus didasarkan pada azas-azas tertentu.

Anatomi kurikulum dapat dirumuskan menjadi empat bagian, yaitu:

1. Tujuan yang akan dicapai,

2. Proses dalam pembelajaran,

3. Materi yang akan disampaikan,

4. Evaluasi.

Dari keempat rumusan ini saling keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Tujuan yang akan dicapai harus sesuai dengan proses yang akan dilakukan, materi

yang akan disampaikan juga tidak terlepas dari proses dan tujuan akan dicapai

dalam suatu kurikulum. Dengan demikian evaluasi akhir dari rumusan tersebut

terdapat timbal balik yang relevan terhadap pengembangan kurikulum

selanjutnya.

Tujuan Akan mengarahkan semua kegiatan pengajaran dan mewarnai komponen-

komponen kurikulum lainnya. Sedangkan rumusan tujuan didasarkan kepada,

pertama, Perkembangan tuntutan, kebutuhan, dan kondisi masyarakat, kedua,

Pencapaian nilai-nilai filosofis terutama falsafah negara (Tujuan Pendidikan

Nasional).

Lias Hasibuan mengemukakan beberapa prinsip dalam pengembangan kurikulum,

yaitu:

1. Prinsip berorientasi pada tujuan

2. Prinsip Relevansi

3. Prinsip Efesiensi.

4. Prinsip Fleksibilitas.

5. Prinsip Integritas.

6. Prinsip Kontinuitas.

Page 3: Tugas 1   kurikulum dan pembelajaran

Modul Kurikulum dan Pembelajaran @Sugihartini Page 3

7. Prinsip Sinkronisasi.

8. Prinsip Obyektivitas.

9. Prinsip Demokratis.

2. DESAIN KURIKULUM

Desain kurikulum adalah rancangan, pola atau model. Mendesain kurikulum

berarti menyusun rancangan atau menyusun model kurikulum sesuai dengan visi

dan misi sekolah.

Ada beberapa Pengertian Desain Kurikulum menurut para ahli, diantaranya

adalah:

1) Menurut Oemar Hamalik (1993) pengertian Desain adalah suatu petunjuk

yang memberi dasar, arah, tujuan dan teknik yang ditempuh dalam

memulai dan melaksanakan kegiatan. Fred Percival dan Henry Ellington

(1984)

2) Menurut Nana S. Sukmadinata (2007) desain kurikulum adalah

menyangkut pola pengorganisasian unsur-unsur atau komponen

kurikulum. Penyusunan desain kurikulum dapat dilihat dari dua dimensi,

yaitu dimensi horizontal dan vertikal. Dimensi horizontal berkenaan

dengan penyusunan dari lingkup isi kurikulum. Sedangkan dimensi

vertikal menyangkut penyusunan sekuens bahan berdasarkan urutan

tingkat kesukaran.

3) Menurut Longstrteet (1993) Desain kurikulum ini merupakan desain

kurikulum yang berpusat pada pengetahuan (the knowledge centered

design) yang dirancang berdasarkan struktur disiplin ilmu, oleh karena itu

model desain ini dinamakan juga model kurikulum subjek akademis yang

penekanannya diarahkan untuk pengembangan itelektual siswa.

4) Menurut Mc Neil (1990)Desain kurikulum ini berfungsi

untuk mengembangkan proses kognitif atau pengembangan kemampuan

Page 4: Tugas 1   kurikulum dan pembelajaran

Modul Kurikulum dan Pembelajaran @Sugihartini Page 4

berfikir siswa melalui latihan menggunakan gagasan dan melakukan

proses penelitian ilmiah.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Desain kurikulum

merupakan suatu pengorganisasian tujuan, isi, serta proses belajar yang akan

diikuti siswa pada berbagai tahap perkembangan pendidikan. Dalam desain

kurikulum akan tergambar unsur-unsur dari kurikulum, hubungan antara satu

unsur dengan unsur lainnya, prinsipprinsip pengorganisasian, serta hal-hal yang

diperlukan dalam pelaksanaannya.

Prinsip-prinsip dalam mendesain

Saylor (dalam Hamalik, 2007) mengajukan delapan prinsip ketika akan

mendesain kurikulum, prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

1. Desain kurikulum harus memudahkan dan mendorong seleksi serta

pengembangan semua jenis pengalaman belajar yang esensial bagi pencapaian

prestasi belajar, sesuai dengan hasil yang diharapkan.

2. Desain memuat berbagai pengalaman belajar yang bermakna dalam rangka

merealisasikan tujuan–tujuan pendidikan, khususnya bagi kelompok siswa

yang belajar dengan bimbingan guru;

3. Desain harus memungkinkan dan menyediakan peluang bagi guru untuk

menggunakan prinsip-prinsip belajar dalam memilih, membimbing, dan

mengembangkan berbagai kegiatan belajar di sekolah;

4. Desain harus memungkinkan guru untuk menyesuaikan pengalaman dengan

kebutuhan, kapasitas, dan tingkat kematangan siswa

5. Desain harus mendorong guru mempertimbangkan berbagai pengalaman

belajar anak yang diperoleh diluar sekolah dan mengaitkannya dengan

kegiatan belajar di sekolah.

6. Desain harus menyediakan pengalaman belajar yang berkesinambungan, agar

kegiatan belajar siswa berkembang sejalan dengan pengalaman terdahulu dan

terus berlanjut pada pengalaman berikutnya.

Page 5: Tugas 1   kurikulum dan pembelajaran

Modul Kurikulum dan Pembelajaran @Sugihartini Page 5

7. Kurikulum harus di desain agar dapat membantu siswa mengembangkan

watak, kepribadian, pengalaman, dan nilai-nilai demokrasi yang menjiwai

kultur.

8. Desain kurikulum harus realistis, layak, dan dapat diterima.

Mendesain kurikulum tidak terlepas dari perencanaan yang matang dan baik

sehingga tujuan yang akan direncanakan dapat dicapai dengan baik pula. Mike

Threlfall menyebutkan, bahwa: “aim of planning across the curriculum is to

balance the needs of children and those of staff with the necessary systems,

procedures and policies in relation to planning. I have indicated a need to

plan thoroughly and carefully but you will also need to find a place for

flexibility, spontaneity and imagination”.

Dengan demikian, desian kurikulum tidak terlepas dari tujuan perencanaan

kurikulum yang menyeimbangkan kebutuhan anak dan orang-orang yang terlibat

dengan sistem yang diperlukan, prosedur dan kebijakan dalam kaitannya dengan

perencanaan. Dalam mendesain kurikulum, ada beberapa model desain kurikulum

yang dapat diutarakan dalam makalah ini, yaitu:

1. Desain Kurikulum Disiplin Ilmu.

Longstreet mendefinisikan desain kurikulum merupakan desain kurikulum yang

berpusat kepada pengetahuan (the knowledge centered desain) yang dirancang

berdasarkan struktur disiplin ilmu, oleh karena itu model desain ini jiga

dinamakan model kurikulum subjek akademis yang penekananny diarahkan untuk

pengembangan intelektual siswa.

Ada tiga bentuk organisisi kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu, yaitu:

subject centered desain, learned centered desain, problem centered desain. Setiap

desain kurikukum memberikan teknik atau cara yang efektif dalam proses

pembelajaran agar berjalan dengan efektif dan efisien. Tetapi tidak setiap desain

kurikulum dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakn proses pembelajaran,

karena setiap desain kurikulum memiliki kelebihan dan kekurangan dalam

pelaksanannya.

a. Subject Centered Curriculum.

Page 6: Tugas 1   kurikulum dan pembelajaran

Modul Kurikulum dan Pembelajaran @Sugihartini Page 6

Pada subjek ini, bahan atau isi kurikulum disusun dalam bentuk mata pelajaran

yang terpisah, mata pelajaran-mata pelajaran tersebut tidak berhubungan antara

satu dengan yang lainnya. Organisasi bahan atau isi kurikulum pada subjek ini

berpusat pada mata pelajaran secara terpisah, kurikulum ini juga dinamaka

separated subject curriculum.

b. Subject Correlated Curriculum.

Pada organisasi kurikulum ini mata pelajaran tidak disajikan secara terpisah,

akan tetapi mata pelajaran-mata pelajaran yang memiliki kedekatan atau mata

pelajaran sejenis dikelompokkan sehingga menjadi suatu bidang studi

(broadfield). Mengkorelasikan bahan atau isi materi kurikulum dapat dilakukan

dengan beberapa pendekatan, yaitu; 1). Pendekatan struktural, yaitu pendekatan

kajian suatu pokok bahasan ditinjau dari berapa mata pelajaran sejenis. 2).

Pendekatan Fungsional, yaitu pendekatan yang didasarkan pada pengkajian

masalah yang berarti dalam kehidupan sehari-hari, dan 3). Pendekatan Daerah,

yaitu pendekatan mata pelajaran ditentukan berdasarkan lokasi atau tempat.

c. Integreted Curriculum.

Model organisasi kurikulum ini tidak lagi menampakkan nama-nama mata

pelajaran atau bidang studi, tetapi belajar berangkat dari suatu pokok masalah

yang harus dipecahkan, selanjutnya masalah tersebut dinamakan unit. Subject

Correlated Curriculum berfungsi untuk mengembangkan siswa dari segi

intelektual dan seluruh aspek yang berkaitan dengan sikap, emosi, dan

keterampilan. Organisasi kurikulum ini berfungsi untuk mengembangkan proses

kognitif atau pengembangan kemampuan berfikir siswa melalui latihan

menggunakan gagasan dan melakukan proses penelitian ilmiah.

2. Desain Kurikulum Berorientasi pada Masyarakat.

Beauchamp merumuskan desian kurikulum yang berorientasi pada masyarakan

merupakan sebuah desian kelompok social untuk dijadikan pengalaman belajar

anak didalam kelompok. Artinya, permasalahan yang dihadapi dan dibutuhkan

oleh suatu kelompok social, harus menjadi bahan kajian anak didik di sekolah.

Ada tiga perspektif desain kuriukulum yang berorientasi pada kehidupan

masyarakat, yaitu:

Page 7: Tugas 1   kurikulum dan pembelajaran

Modul Kurikulum dan Pembelajaran @Sugihartini Page 7

Perspektif Status Quo (the status quo perspective), rancangan kurikulum ini

diarahkan untuk melestarikan nilai-nilai budaya masyarakat

Perspektif Pembaharuan (the reformist perspective). Kurikulum

dikembangkan untuk lebih meningkatkan kwalitas masyarakat itu sendiri.

Perspektif Masa Depan (the futurist perspective).

Perspektif ini sering dikaitkan dengan kurikulum rekonstruksi sosial, yang

menekankan kepada proses mengembangkan hubungan antara kurikulum dan

kehidupan social, politik, dan ekonomi masyarakat. Model kurikulum ini lebih

mengutamakan kepentingan social dari pada kepentingan individu.

3. Desain Kurikulum Berorientasi pada Siswa.

Hal yang mendasari desain ini adalah bahwa pendidikan diselenggarakan untuk

membantu anak didik, yaitu sebagai objek utama dalam pendidikan, terutama

dalam proses belajar mengajar, peserta didik memegang peranan yang sangat

dominan. Dalam proses belajar mengajar, peserta didik dapat menentukan

keberhasilan belajar melalui penggunaan intelegensia, daya motorik, pengalaman,

kemauan dan komitmennya yang timbul dalam diri mereka tanpa paksaan. Jadi

kurikulum harus dapat menyesuaikan dengan irama perkembangan anak didik.

Dalam mendesain kurikulum yang berorientasi pada siswa perlu memperhatikan

hal-hal sebagai berikut:

1. Kurikulum harus disesuaikan dengan perkembangan anak.

2. Isi kurikulum harus mencakup keterampilan, pengetahuan dan sikap yang

dianggap berguna untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.

3. Anak hendaknya ditempatkan sebagai subjek belajar yang berusaha untuk

belajar sendiri. Artinya siswa harus didorong untuk melakukan berbagai

aktivitas belajar, bukan hanya sekedar menerima informasi dari guru.

4. Diusahakan apa yang dipelajari siswa sesuai dengan minat, bakat dan

tingkat perkembangan mereka. Artinya, apa yang seharusnya dupelajari

bukan ditentukan dan dipandang baik dari sudut guru atau dari sudut lain

akan tetapi ditentukan dari sudut anak didik itu sendiri[35].

Page 8: Tugas 1   kurikulum dan pembelajaran

Modul Kurikulum dan Pembelajaran @Sugihartini Page 8

Desain kurikulum yang berorientasi pada siswa, dapat dilihat dalam dua

perspektif, yaitu:

a. Perspektif kehidupan anak dimasyarakat.

Siswa sebagi sumber kurikulum percaya bahwa hakikat belajar bagi siswa adalah

apabila siswa belajar secara riil dari kehidupan mereka di masyarakat. Kurikulum

yang berorientasi pada anak didik dalam perspektif kehidupan di masyarakat,

mengharapkan materi kurikulum yang dipelajari disekolah serta pengalaman

belajar, disesain sesuai dengan kebutuhan anak anak sebagai persiapan agar

mereka dapat hidup ditengah masyarakat.

b. Perspektif Psikologis.

Perspektif ini adalah desain kurikulum yang didasarkan atas pertimbangan

terhadap jiwa peserta didik. Desain kurikulum ini ditujukan untuk kepentingan

peserta didik, karena itu pertimbangan-pertimbangan terhadap kejiwaan peserta

didik diabadikan sebagai salah satu yang penting untuk dipahami dalam proses

pelaksanaan kurikulum[36]. Dalam persepktif psikologis, desain kurikulum yang

berorientasi pada siswa, sering juga diartikan sebagai kurikulum yang bersifat

humanistic, yang muncul sebagai reaksi terhadap proses pendidikan yang hanya

mengutamakan segi intelektual. Kurikulum humanistic sanagt menekankan

kepada adanya hubungan emosional yang baik antara guru dan siswa. Guru harus

mampu membangun suasana yang hangat dan akrab yang memungkinkan siswa

dapat mencurahkan segala perasannya dengan penuh kepercayaan[37]. Sedangkan

dalam sudut pandang Pendidikan Agama Islam pendekatan humanistic dalam

pengembangan kurikulum bertolak dari ide “memanusiakan manusia”. Penciptaan

konteks yang akan member peluang manusia untuk menjadi lebih human, untuk

mempertinggi harkat manusia merupakan dasar filosofi, dasar teori, dasar evaluasi

dan dasar pengembangan program pendidikan.

4. Desain Kurikulum Teknologis.

Pendekatan teknologis dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan

bertolak dari analisis kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-

Page 9: Tugas 1   kurikulum dan pembelajaran

Modul Kurikulum dan Pembelajaran @Sugihartini Page 9

tugas tertentu. Materi yang diajarkan, kriteria evaluasi sukses, dan strategi

belajarnya ditetapkan sesuai dengan analisis tugas (job analysis). Model desain

kurikulum teknologi difokuskan kepada efektivitas program, metode, dan bahan-

bahan yang dianggab dapat mencapai tujuan. Teknologi mempengaruhi kurikulum

dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi penerapan hasil-hasil teknologi dan penerapan

teknologi sebagai suatu sistem.

Kurikulum teknologi, banyak dipengaruhi oleh psikologi belajar behavioristik.

Salah satu cirri dari belajar ini adalah menekankan pada pola tingkah laku yang

bersifat mekanis seperti yang digambarkan dalam teori Stimulus Respon.

Kurikulum ini memiliki karakteristuk sebagai berikut:

a) Belajar dipandang sebagai proses respons terhadap rangsangan.

b) Belajar diatur berdasarkan langkah-langkah tertentu dengan jumlah tugas

yang harus dipelajari.

c) Secara khusus siswa belajar secara individual, meskipun dalam hal-hal

tertentu, bisa saj belajar secara kelompok.

Selanjutnya untuk efektivitas dan keberhasilan implementasi teknologi kurikulum

hendaklah memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Kesadaran akan tujuan, artinya siswa perlu memahami bahwa

pembelajaran diarahkan untuk mencapai tujuan.

b. Dalam pembelajaran siswa diberi kesempatan mempraktekkan kecakapan

sesuai dengan tujuan.

c. Siswa perlu diberi tahu hasil yang telah dicapai. Dengan demikian siswa

perlu menyadari apakah pembelajaran sudah dianggab cukup atau masih

perlu bantuan.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, serta keterlibatan siswa secara

penuh dlam proses belajar mengajar, maka tujuan yang telah ditetapkan akan

tercapai sesuai dengan yang diinginkan. Namun disisi lain guru sebagai perencana

dan pendesain kurikulum tentunya haarus mengetahui keadaan sekolah secara

umum dan keadaan siswa secara khusus.

Page 10: Tugas 1   kurikulum dan pembelajaran

Modul Kurikulum dan Pembelajaran @Sugihartini Page 10

Page 11: Tugas 1   kurikulum dan pembelajaran

Modul Kurikulum dan Pembelajaran @Sugihartini Page 11

BAB III

EVALUASI KURIKULUM

A. PENGERTIAN EVALUASI KURIKULUM

Banyak ahli yang telah menyumbangkan buah pikirannya tentang evaluasi

kurikulum antara lain :

1. Menurut Morison evaluaasi adalah perbuatan pertimbangan berdasarkan

seperangkat kriteria yang disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan.

2. Dalam buku The School Curruculum, evaluasi dinyatakansebagai suatu

proses pengumpulan dan analisis data secara sistematis yang bertujuan

untuk membantupendidikan memehami dan menilai suatu kurikulum, srta

memperbaiki metode pendidikan

3. Adapapun dalam buku Curriculum Plannning and Develoment dinytakan

bahwa evaluasi adalah proses untuk menilai kinerja pelaksanaan suatu

kurikulum artinya evaluasi tidak akan terjadi kecuali telah mengetahui

tujuan yang akan dicapai, tujuan tersebutt harus diperiksa hala-hala yang

telah dan sedang dilakukan serta evaluasi harus mengambil kesimpulan

berdasarkan kriteria tertentu.

4. Dalam teori dan praktek pendidikan evaluasi kurikulum merupakan suatu

bidang yang berkembang dengan cepat, termasuk evaluasi terhadap

implementasi kurikulum.

Evaluasi kurikulum memegang peran penting baik dalam penentuan

kebijaksanaan pendidikan pada umumnya, maupun dalam pengambilan keputusan

dalam kurikulum. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para

pemegang kebijaksaan pendidikan dan para pemegang kurikulum dalam memilih

dan menetapkan kebijaksanaan pemegang system pendidikan dan pemegang

model kurikulum yang digunakan. Hasil-hasil evaluasi kurikulum juga dapat

digunakan oleh guru-guru, kepala sekolah dan para pelaksana pendidikan lainnya,

dalam memahami dan membantu perkembangan siswa, memilih bahan pelajaran,

Page 12: Tugas 1   kurikulum dan pembelajaran

Modul Kurikulum dan Pembelajaran @Sugihartini Page 12

memilih metode dan alat-alat bantu pelajaran, cara penilaian serta fasilitas

pendidikan lainnya.

Evaluasi kurikulum sulit dirumuskan secara tegas, hal tersebut disebabkan

beberapa faktor :

1. Evaluasi kurikulum berkenaan dengan fenomena-fenomena yang terus

berubah

2. Objek evaluasi kurikulum adalah sesuatu yang berubah-ubah sesuai

dengan konsep kurikulum yang digunakan

3. Evaluasi kurikulum merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia

yang sifatnya juga berubah.

Evaluasi dan kurikulum merupakan dua disiplin yang berdiri sendiri. Ada pihak

yang berpendapat antara keduannya tidak ada hubungan, tetapi ada pihak lainyang

menyatakan keduannya mempunyai hubungan yang sangat erat. Pihak yang

memandang ada hubungan, hubungan tersebut merupakan hubungan sebab akibat.

Perubahan dalam kurikulum berpengaruh pada evaluasi kurikulum, sebaliknya

perubahan evaluasi akan member warna pada pelaksanaan kurikulum.

B. ASPEK-ASPEK EVALUASI KURIKULUM

1) Keterkaitan Antara Evaluasi Kurikulum Dan Pengembangan

Kurikulum

a. Evaluasi kurikulum dan system kurikulum

Sebagai suatu bagian dari system evaluasi pendidikan, secara fungsional evaluasi

kurikulum merupakan bagian dari system kurikulum. luSystem kurikulum

memiliki tiga fungsi pokok yaitu pengembangan kurikulum, pelaksanaan

kurikulum dan evaluasi efek system kurikulum. Evaluasi kurikulum minimal

berfokus pada empat bidang yaitu, evaluasi terhadap penggunaan kurikulum,

desain kurikulum, hasil dari siswa, dan system kurikulum.

Page 13: Tugas 1   kurikulum dan pembelajaran

Modul Kurikulum dan Pembelajaran @Sugihartini Page 13

b. Evaluasi kurikulum dan pengembangan kurikulum

Tylor berpendapat dalam buku Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum,evaluasi

kurikulum minimal terjadi dua kali yaitu pada awal dan akhir pengembangan

kurikulum agara dapat mengukur perubahan dalam jangka waktu tersebut.

Pengembangan kurikulum adalah proses yang meliputi kegiatan untuk

melaksanakan percobaan evaluasi, sehingga kekurangan yang ditemukan dapat

diperbaiaki untuk hasil yang lebih baik. Evaluasi merupakan kegiatan yang luas,

kompleks dan terus menerus untuk mengetahui proses dan hasil pelaksanaan

system pendidikan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Evaluasi juga

meliputi rentang yang cukup luas, mulai yang bersifat sangat informal sampai

yang sanat formal. Pada tingkat yang sangat informal evaluasi kurikulum

berbentuk perkiraan, dugaan atau pendapat tentang perubahan-perubahan yang

dicapai oleh program sekolah. Pada ringkat yang lebih formal evaluasi kurikulum

meliputi pengumpulan dan pencatatn data, sedangkan pada tingkat yang sangat

formal berbentuk pengukuran berbagai bentuk kemajuan kearah tujuan yang telah

ditentukan.

2) Prinsip-Prinsip Evaluasi Kurikulum

Tujuan tertentu, artinya setiap program evaluasi kurikulum terarah dalam

mencapai tujuan yan telah ditentukan secara jelas dan spesifik. Tujuan itu

pula yang mengarahkan berbagai kegiatan dalam proses pelaksanaan

evaluasi kurikulum

Bersifat obyektif, artinya berpijak pada keadaan yang sebenarnya,

bersumber dari data yang nyata dan akurat, yang diperoleh melalui

instrument yang handal

Bersifat komprehensip, mencakup semua dimensi atau aspek yang terdapat

dalam ruang lingkup kurikulum. Seluruh komponen kurikulum harus

mendapat perhatian dan pertimbangan secara seksama sebelum dilakukan

pengambilan keputusan

Koopratif dan bertanggung jawab dalam perencanaan, pelaksanaan dan

keberhasilan suatu program evaluasi kurikulum merupakan tanggung

Page 14: Tugas 1   kurikulum dan pembelajaran

Modul Kurikulum dan Pembelajaran @Sugihartini Page 14

jawab bersama pihak-pihak yang terlibat dalamproses pendidikan seperti

guru, kepala sekolah, orang tua bahkan siswa dan sebagainya

Efisien, kkhususnya dalam penggunaan waktu, biaya, tenaga, dan

peralatan yang menjadi unsur penunjang. Oleh karena itu, harus

diupayakan agar hasl evaluasi lebih tinggi, atau paling tidak berimbang

dengan mateeril yang digunakan

Berkesinambungan. Hal ini diperlukan mengingat tuntutan dari dalam dan

luar sekolah, yang meminta diadakannya perbaikan kurikulum

3) Jenis-Jenis Straregi Evaluasi

Strategi pertama, penentuan lingkungan tempat terjadinya perubahan,

terdapat berbagai kebutuhan yang tidak atau belum terpenuhi dan juga

berbagai masalah yang mendasari timbulnya kebutuhan serta

kesemmpatan untuk terjadinya perubahanStrategi kedua, pengenalan dan

penilaian terhadap berbagai kemampuan yang relevan

Strateggi ketiga, pendekatan dan prediksi hambatan yang mungkin terjadi

dalam desain procedural atau implemmentasi sepanjang tahap pelaksanaan

program

Strategi keempat, pnentuan keefektifan proyek yang telah dilaksanakan

melalui pengukuran dan penafsiran hasil-hasil yang telah dicapai sehngga

seorang evaluator dapat memilih strategi yang tepat

4) Prosedur Strategi Evaluasi

a. Evalusi kebutuhan dan Feasibility

Prosedur yang dapat dilakukan oleh organisasi atau administrator tingkat

pelaksana. Prosedur yang dilaksanakan adalah

1. Merumuskan tipe dan jenis mata pelajaran atau program yang sekarang

sedang dismpaikan

2. Menetapkan program yang dibutuhkan

3. Menilai data setempat berdasarkan tes baku, tes intelengensi dan tes sikap

yang ada

Page 15: Tugas 1   kurikulum dan pembelajaran

Modul Kurikulum dan Pembelajaran @Sugihartini Page 15

4. Menilai riset yang telah ada baik riset setempat maupun riset tingkat

nasional yang sama atau berhubungan

5. Menetapkan feasibility pelaksanaan program sesuai dengan sumber-

sumber yang ada

6. Mengenali masalah-masalah yang mendasari kebutuhan

7. Menentukan proyek yang akan dikembangkan guna berkontribusi pada

system sekolah

b. Evaluasi masukan

Evaluasi masukan melibatkan para supervisor, konsultan dan ahli mata pelajaran

yang dapat merumuskan pemecahan masalah. Pemecahan masalah ini harus

dilihat dalam hubungannya dengan hambatan (misalnya penerimaan pemecahan

masalah tersebut oleh guru dan siswa) jadi, evaluasi masukan menuju kearah

pengembangan berbagai strategi dan prosedur, yang dalam pembbuatan

keputusannya sangat dibutuhkan informasi yang akuarat selain itu masukan juga

berusaha mengenali daerah permasalahan agar dapat diawasi selam

berlangsungnya implementasi

c. Evaluasi proses

Evaluasi proses adalah system pengelolaan informasi dalam upaya membuat

keputusan yang berkenaan dengan ekspansi, kontraksi, modifikasi, dan klarifikasi

strategi pemecahan atau penyelesaian masalah. Dalam hal ini staff perpustakaan

memainkan peran yang sangat penting, karena mereka secara langsung melakukan

monitoring terhadap desain dan prosedur pelaksanaan, serta memberikan

informasi tentang kegiatan-kegiatan program

d. Evaluasi produk

Evaluasi ini berkenaan dengan pengukuran terhadap hasil-hasil program dalam

kaitannya dengan tercapainya tujuan. Berbgai variable yang diuji bergantung pada

tujuan, perubahan sikap, perbaikan kemampuan dan perbaikan tingkat kehadiran.

Dari evaluasi akan diperoleh data dan informasi yang cukup valid serta dapat

dipercaya dalam upaya pembuatan keputusan dan program perbaikan.

Page 16: Tugas 1   kurikulum dan pembelajaran

Modul Kurikulum dan Pembelajaran @Sugihartini Page 16

5) Kompnen Desain Evaluasi

Desain evaluasi menguraikan tentang, 1). Data yang harus dikumpulkan, 2).

Analisis data untuk membuktikan nilai dan efektivitas kurikulum.

Desain evaluasi biasanya terdiri dari sekurang-kurangnya lima langkah, yaitu;

Merumuskan tujuan evaluasi kurikulum

Mendesain proses dan metodologi evaluasi

Menspesifisikan data yang diperlukan untuk menyusun intrumen bagi

proses bagi pengumpulan data

Mengumpulkan, menyusun dan mengolah data

Menganalisis data dan menyusun laporan mengenai hasil-hasil,

kesimpulan dan rekomendasi.

6) Proses Evaluasi Kurikulum

Berbagai model desain kurikulum memerlukan berbagai cara evaluasi yang

berbeda pula. Evaluasi model yang sering digunakan adalah desain tujuan.

Evaluasi tersebut terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut :

pelaksanan evaluasi internal,

rancangan revisi,

pendapat ahli,

komentar yang dapat dipercaya,

model kurikulum,

Dalam program evaluasi tersebut masih terdapat perbedaan pendapat tentang

apakah ahli yang melaksanakan kurikulum harus ahli juga dalam bidang ilmu

tersebut, ada pula ahli yang mengemukakan empat langkah evaluasi kurikulum

yang berfokus pada tujuan yaitu :

evalusi internal dilaksanakan oleh pengembang kurikulum dan

berhubungan dengan model desain kuikulum yang bertujuan untuk

memperbaiki proses pengembangan kurikulum,

evaluasi formatif adalah proses ketika pengembang kurikulum

memperoleh data untuk memperbaiki dan merevisi kurikulum agar

menjadi lebih efektif,

Page 17: Tugas 1   kurikulum dan pembelajaran

Modul Kurikulum dan Pembelajaran @Sugihartini Page 17

evaluasi sumatif bertujuan untuk memeriksa kurikulum dan diadakan

setelah pelasanaan kurikulum untuk memeriksa efesiensi secara

keseluruhan,

evaluasi jangka panjang

7) Peranan Evaluasi Kurikulum

Evalusi kurikulum dapat dilihat sebagai proses sosial dan intittusi sosial. Proyek-

proyek evaluasi yang dikembangkan di Inggris umpamanya, juga di Negara-

negara lain, merupakan intitusi sosial mempunyai asal usul, sejarah, struktur serta

interest sendiri. Beberpa karakteristik dari proyek-proyek kurikulum yang telah

dikembangkan di Inggris, umpamanya

Lebih bekenaan dengan inovasi daripada dengan kurikulum yang ada,

Lebih berskala nasional daripada lokal,

Dibiayai oleh Grant dari luar yang berjangka pendek daripada oleh

anggapan tetap,

Lebih banyak dipengaruhi oleh kebiasaan penelitian yang bersifat

psikomotorikdaripada oleh kebiasaan lama yang berupa penelitian sosial.

Peran evaluasi kebijaksaan dalam kurikulum khususnya pendidikan umumnya

minimal berkenaan dengan tiga hal, yaitu:

1. Evaluasi sebagai judget, konsep utama dalam evaluasi adalah masalah nilai.

Hasil dari suatu evaluasi berisi suatu nilai yang akan digunakan untuk tindakan

selanjutnya. Hal ini mengandung dua pengertian, pertama evaluasi berisi suatu

skala nilai moral, berdasarkan skala tersebut suatu objek evaluasi dapat dinilai.

Kedua, evaluasi berisi suatu prangkat kriteria praktis berdasarkan kriteria-kriteria

tersebut suatu hasil yang dapat dinilai. Evaluasi kurikulum bukan merupakan

konsep tunggal, minimal meliputi dua kegiatan, Kegiatan yang pertama

mengumpulkan informasi, mungkin juga mengandung segi - segi nilai (terutama

dalam memilih sumber informasi dan jenis informasi yang dikumpulkan), tetapi

belum menunjukkan suatu evaluasi. Dalam kegiatan yang kedua, yaitu

Page 18: Tugas 1   kurikulum dan pembelajaran

Modul Kurikulum dan Pembelajaran @Sugihartini Page 18

menentukan keputusan menunjukkan suatu evaluasi, dasar perimbangan yang

digunakan adalah suatu perangkat nilai-nilai.

2. Evaluasi dan penentuan keputusan, Pengambil keputusan dalam pelaksanaan

pendidikan atau khususnya kurikulum sangat banyak, yaitu: guru, murid, orang

tua, kepala sekolah, para inspektur. Pengembang kurikulum dan sebagainnya.

Pada prinsipnya tiap individu tersebut membuat keputusan sesuai dengan

posisinya masing masing. Besar atau kecilnya peranan keputusan yang diambil

oleh seseorang sesuai dengan lingkup tanggung jawabnya serta lingkup masalah

yang dihadapinya pada suatu saat. Salah satu kesulitan yang dihadapi dalam

penggunaan hasil evaluasi bagi pengambilan keputusan adalah, hasil evaluasi

yang diterima oleh berbagai pihak pengambil keputusan adalah sama. Masalah

yang timbul adalah bahwa belum tentu keputusan yang diambil bermanfaat bagi

pihak lain, artinya suatu informasi mungkin lebih bermanfaat bagi pihak tertentu

tetapi belum tentu bermanfaat bagi pihak yang lain.

3. Evaluasi dan konsensus nilai, Secara historis konsensus nilai dalam evaluasi

kurikulum berasal dari tradisi tes mental serta eksperimen. Konsensus tersebut

berupa kerangka kerja penelitian yang dipusatkan pada tujuan-tujuan khusus,

pengukuran prestasi belajar yang bersifat behavioral, penggunaan analisis statistic

dari pre test dan post test dan lain-lain. Model tersebut mendapatkan beberapa

kritik tetapi kritik atau kesulitan tersebut yang paling utama adalah dalam

merumuskan tujuan-tujuan khusus yang dapat diterima oleh seluruh partisipan

evaluasi kurikulum serta perencanaan kurikulum. Juga diantara partisipan harus

ada persetujuan tentang tujuan-tujuan yang paling penting. Para partisipan dalam

evaluasi pendidikan dapat terdiri atas: orang tua, murid, guru, pemgembang

kurikulum, administrator, ahli politik, ahli ekonomi, penerbit, arsitek, dan

sebagainnya. Pernah dimimpikan para partisipan tersebut merupakan suatu

kelompok yang homogen sebagai pengambil keputusan atas hasil penelitian, tetapi

beberapa pengalaman menunjukkan bahwa hal itu tidak mungkin. Mereka

mempunyai sudut pandang, kepentingan nilai-nilai serta pengalaman tersendiri.

Kesatuan penilaian hanya dapat dicapai melalui suatu konsensus.

Page 19: Tugas 1   kurikulum dan pembelajaran

Modul Kurikulum dan Pembelajaran @Sugihartini Page 19

C. MODEL-MODEL EVALUASI KURIKULUM

1. Evaluasi Model Penelitian

Model evaluasi kurikulum yang menggunakan model penelitian didasarkan

atas teori dan metode tes psikologis serta eksperimen lapangan. Tes psikologis

atau tes psikometrik pada umumnya mempunyai dua bentuk, yaitu tes intelegensi

yang ditujukan untuk mengukur kemampuan bawaan serta hasil belajar yang

mengukur perilaku skolastik. Eksperimen lapangan dalam pendidikan, dimulai

tahun1930 dengan menggunakan metode yang biasa digunakan dalam penelitian

botani pertanian. Model eksperimen dalam pertanian dapat digunakan dalam

pendidikan, anak dapat diumpamakan seperti benih, sedang kurikulum serta

berbagai fasilitas serta system sekolah dapat disamakan dengan tanah dan

pemeliharaannya. Untuk mengetahui tingkat kemampuan anak serta hasil yang

dicapai dapat digunakan test (pre test dan post tes). Tes adalah teknik penelitian

yang biasa digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam pencapaian

suatu kompetensi tertentu, melalui pengolahan secara kuantitatif yang hasilnya

berbentuk angka. Berdasarkan angka itulah selanjutnya ditafsirkan tingkat

penguasaan kompetensi siswa. Salah satu pendekatan dalam evaluasi yang

menggunakan eksperimen lapangan adalah mengadakan pembandingan antara

dua macam kelompok anak, umpamanya yang menggunakan dua metode belajar

yang berbeda. Rancangan penelitian lapangan ini membutuhkan persiapan yang

sangat teliti dan rinci. Besarnya sampel, variabel yang terkontrol , hipotesis,

treatment, tes hasil belajar dan sebagainya, perlllu dirumuskan secara tepat dan

rinci.

Beberapa kesulitan yang dihadapi dalam eksperimen lapangan yaitu:

a) Kesulitan administrative, sedikit sekali sekolah yang bersedia dijadikan

sekolah eksperimen.

b) Masalah teknis dan logis, yaitu kesulitan menciptakan kondisi kelas yang

sama untuk kelompok-kelompok yang diuji.

c) Sukar untuk mencampurkan guru-guru untuk mengajar pada kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol,

Page 20: Tugas 1   kurikulum dan pembelajaran

Modul Kurikulum dan Pembelajaran @Sugihartini Page 20

Ada keterbatasan mengenai manipulasi eksperimen yang dapat dilakukan.

2. Evaluasi Model Objektif

Evaluasi model objektif (model tujuan) berasal dari Amerika Serikat.

Perbedaan model objektif dengan model komparatif ada dalam dua hal:

1) Dalam model objektif evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dari

proses pengembangan kurikulum.

2) Kurikulum tidak dibandingkan dengan kurikulum lain tetapi diukur

dengan seperangkat objektif ( tujuan khusus

Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh tim pengembang model objektif,

yaitu:

1. Ada kesepakatan tentang tujuan-tujuan kurikulum.

2. Merumuskan tujuan-tujuan tersebut dalam perbuatan siswa.

3. Menyusun materi kurikulum yang sesuai dengan tujuan tersebut.

4. Mengukur kesesuaian antara perilaku siswa dengan hasil yang diinginkan.

Pendekatan ini yang digunakan oleh Ralph Tylor (1930) dalam menyusun tes

dengan titik tolak pada perumusan tujuan tes, sebagai asal mula pendekatan sistem

(system approach). Pada tahun 1950-an Benyamin S. Bloom dengan kawan-

kawannya menyusun klasifikasi sistem tujuan yang meliputi daerah-daerah belajar

(cognitive domain). Mereka membagi proses mental yang berhubungan dengan

belajar tersebut dalam 6 kategori, yaitu:

(1) knowledge,

(2) comprehension,

(3) application,

(4) analysis,

(5) synthesis, dan

(6) evaluation.

Page 21: Tugas 1   kurikulum dan pembelajaran

Modul Kurikulum dan Pembelajaran @Sugihartini Page 21

Dasar-dasar teori Tylor dan Bloom menjadi prinsip sentral dalam berbagai

rancangan kurikulum dan mencapai puncaknya dalam sistem belajar berprogram

dan sistem intruksional. Sistem pengajaran yang terkenal adalah IPI (Individually

Prescribed Instruction). Suatu program yang dikembangkan oleh Learning

Research And Develovment Centre Universitas Pittsburg. Dalam IPI anak

mengikuti kurikulum yang memiliki 7 unsur :

a. Tujuan-tujuan pengajaran yang disusun dalam daerah-daerah, tingkat-tingkat dan nit-unit.

b. Suatu prosedur program testing.

c. Pedoman prosedur penulisan.

d. Materi dan alat pengajaran.

e. Kegiatan guru dalam kelas.

f. Kegiatan murid dalam kelas.

g. Prosedur pengelolaan kelas.

3. Evaluasi Model Campuran Multivariasi

Evaluasi model perbandingan dan model Tylor dan Bloom melahirkan

evaluasi model campuran multivariasi, yaitu strategi evaluasi yang menyatukan

unsur-unsur dari kedua pendekatan tersebut. Seperti halnya pada eksperimen

lapangan serta usaha-usaha awal dari Tylor dan Bloom, metode tersebut masuk

ke bidang kurikulum dari proyek evaluasi. Metode-metode tersebut masuk ke

bidang kurikulum setelah Komputer dan program paket berkembang yaitu tahun

1960.

Langkah-langkah model multivariasi adalah sebagai berikut:

1) Mencari sekolah yang berminat untuk dievaluasi/diteliti.

2) Pelaksanaan program. Bila tidak ada pencampuran sekolah tekanannya pada partisipasi yang optimal,

Page 22: Tugas 1   kurikulum dan pembelajaran

Modul Kurikulum dan Pembelajaran @Sugihartini Page 22

3) Sementara tim penyusun tujuan yang meliputi semua tujuan dari pengajaran umpamanya dengan metode global dan metode unsur, dapat disiapkan tes tambahan.

4) Bila semua informasi yang diharapkan telah terkumpul, maka mulailah pekerjaan komputer,

5) Tipe analisis dapat juga digunakan untuk mengukur pengaruh bersama dari beberapa variabel yang berbeda.

Beberapa kesulitan yang dihadapi dalam model campuran multivariasi, yaitu:

a. Diharapkan memberikan tes statistik yang signifikan.

b. Terlalu banyaknya variabel yang perlu dihitung pada suatu saat, kemampuan komputer hanya 40 variabel, sedangkan dengan model ini dapat dikumpulkan sampai 300 variabel.

c. Meskipun model multivariasi telah mengurangi masalah control berkenaan dengan eksperimen lapangan tetapi tetap menghadapi masalah-masalah pembandingan.

4. Model EPIC ( Evaluation Program for Innovative Curriculums)

Model EPIC menggambarkan keseluruhan program evaluasi dalam sebuah

kubus. Kubus tersebut mempunyai tiga bidang, yaitu:

1. Behavior (perlakuan) yang menjadi sasaran pendidikan yang meliputi perilaku cognitive, affective dan psychomotor.

2. Instruction (pengajaran) yang meliputi organization, content, method, facilitiesand cost.

3. Kelembagaan yang meliputi student, teacher, administrator, educational specialist, family and community

5. Model CIPP (Context, Input, Process dan Product)

Model CIPP (Context, Input, Process dan Product) yang bertitik tolak pada

pandangan bahwa keberhasilan progran pendidikan dipengaruhi oleh berbagai

Page 23: Tugas 1   kurikulum dan pembelajaran

Modul Kurikulum dan Pembelajaran @Sugihartini Page 23

faktor, seperti : karakteristik peserta didik dan lingkungan, tujuan program dan

peralatan yang digunakan, prosedur dan mekanisme pelaksanaan program itu

sendiri. Evaluasi model ini bermaksud membandingkan kinerja (performance) dari

berbagai dimensi program dengan sejumlah kriteria tertentu, untuk akhirnya

sampai pada deskripsi dan judgment mengenai kekuatan dan kelemahan program

yang dievaluasi. Model ini kembangkan oleh Stufflebeam (1972) menggolongkan

program pendidikan atas empat dimensi, yaitu: Context, Input, Process dan

Product. Menurut model ini keempat dimensi program tersebut perlu dievaluasi

sebelum, selama dan sesudah program pendidikan dikembangkan. Penjelasan

singkat dari keempat dimensi tersebut adalah, sebagai berikut:

1) Context; yaitu situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis

tujuan dan strategi pendidikan yang akan dikembangkan dalam program

yang bersangkutan, seperti : kebijakan departemen atau unit kerja yang

bersangkutan, sasaran yang ingin dicapai oleh unit kerja dalam kurun

waktu tertentu, masalah ketenagaan yang dihadapi dalam unit kerja yang

bersangkutan, dan sebagainya.

2) Input; bahan, peralatan, fasilitas yang disiapkan untuk keperluan

pendidikan, seperti: dokumen kurikulum, dan materi pembelajaran yang

dikembangkan, staf pengajar, sarana dan pra sarana, media pendidikan

yang digunakan dan sebagainya.

3) Process; pelaksanaan nyata dari program pendidikan tersebut, meliputi:

pelaksanaan proses belajar mengajar, pelaksanaan evaluasi yang dilakukan

oleh para pengajar, penglolaan program, dan lain-lain.

4) Product; keseluruhan hasil yang dicapai oleh program pendidikan,

mencakup: jangka pendek dan jangka lebih panjang.

6. Model C – I – P – O – I

Model pendekatan ini diadopsi dari CIPP-nya Daniel L. Stufflebeam (1971)

yang menyatakan bahwa evaluasi dapat membantu proses pengambilan keputusan

dalam pengembangan program. Model pendekatan ini terdiri dari :

Page 24: Tugas 1   kurikulum dan pembelajaran

Modul Kurikulum dan Pembelajaran @Sugihartini Page 24

a) Context Evaluation (C); evaluasi untuk menganalisa problem dan

kebutuhan dalam suatu sistem. Kegiatan evaluasi dimaksudkan untuk

dilakukan dengan tidak melepaskan diri dari konteks yang membentuk

sistem itu sendiri dalam upaya pencapaian tujuan program.

b) Inputs Evaluation (I); mengevaluasi strategi dan sumber-sumber yang

diperlukan untuk mencapai tujuan program. Hasil input evaluation dapat

membantu pengambil keputusan untuk memilih strategi dan sumber

terbaik dalam keterbatasan tertentu untuk mencapai tujuan program

c) Process Evaluation (P); evaluasi dilakukan dengan maksud memonitor

proses pelaksanaan program, apakah kegiatan berjalan sesuai dengan

perencanaan sehingga mengarah pada pencapaian tujuan program.

d) Outputs Evaluation (O); evaluasi dimaksudkan untuk mengukur sampai

seberapa jauh hasil yang diperoleh oleh program yang telah

dikembangkan. Tentu saja, hasilnya dapat digunakan untuk mengambil

keputusan apakah program diteruskan, diberhentikan atau secara total

diubah.

e) Impacts Evaluation (I); evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui sejauh

mana program yang telah dikembangkan memberikan dampak yang positif

dalam jangka waktu yang lebih panjang.

7. Model I – P – O

Penerapan model I – P – O pada sistem pembelajaran yaitu: INPUT PROCESS OUT PUT

8. Model I – P – O – I

Penerapan model I – P – O – I yaitu: INPUT PROCESS OUT PUTS IMPACTS

Page 25: Tugas 1   kurikulum dan pembelajaran

Modul Kurikulum dan Pembelajaran @Sugihartini Page 25

9. Model 3 P (Program – Proses – Produk)

Model pendekatan ini merupakan model yang diadopsi dari model yang

dikembangkan oleh Raka Joni (1981); esensi dari pendekatan evaluasi model ini,

adalah sebagai berikut :

a) Evaluasi Program, yakni merupakan evaluasi yang lebih memfokuskan

diri pada evaluasi perencanaan program, dengan demikian evaluasi

dilakukan sebelum program dilaksanakan untuk menetapkan rasional

kelompok sasaran (targetted groups) serta mengidentifikasi kebutuhan

(needs assessment) dan potensi yang ada padanya di samping mengkaji

dibelakang meja kesesuaian, perangkat kegiatan program dengan tujuan-

tujuan yang ditetapkan untuk dicapai. Dengan demikian maka evaluasi

perencanaan program merupakan bagian integral dari pada pengembangan

program.

b) Evaluasi Proses yaitu evaluasi yang cenderung mengarah pada bentuk

monitoring yang dilakukan pada saat kegiatan-kegiatan program

berlangsung dan dimaksudkan untuk menjawab dua kelompok pertanyaan:

apakah kegiatan-kegiatan program dilakukan atau diwujudkan sesuai

dengan spesifikasi yang ditetapkan di dalam desain program ? apakah

program secara efektif mencapai kelompok sasaran yang telah ditetapkan

?. Model evaluasi ini sangat penting untuk pengembangan program sebab

tidak dengan sendirinya pelaksanaan kegiatan-kegiatan program sesuai

dengan tujuan serta niat yang semula ditetapkan. Dalam bahasa analisis

sistem, evaluasi ini dinamakan evaluasi proses.

c) Evaluasi Produk merupakan evaluasi terhadap aspek hasil ditujukan

kepada pencapaian tujuan program baik jangka pendek (hasil antara),

maupun jangka panjang (hasil akhir). Maka, yang hendak dinilai adanya

kesesuaian antara tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan hasil-hasil

yang diperoleh. Di samping itu hasil-hasil sampingan baik yang

dikehendaki maupun yang tidak dikehendaki, dapat dideteksi melalui

evaluasi ini.

Page 26: Tugas 1   kurikulum dan pembelajaran

Modul Kurikulum dan Pembelajaran @Sugihartini Page 26

Buatlah makalah terkait dengan evaluasi kurikulum: Evaluasi dan kajilah lebih dalam serta berikan gagasan Anda, terkait dengan perkembangan kurikulum. Serta jabarkan menurut Anda (disertai dengan pendapat para ahli kurikulum/teori) kurikulum yang bagaimana yang paling tepat diimplementasikan di zaman reformasi, globalisasi yang dapat mengarahkan Bangsa Indonesia lebih maju lagi, tetapi tidak melupakan nilai-nilai kearifan lokal.

BAHAN DISKUSI

Page 27: Tugas 1   kurikulum dan pembelajaran

Modul Kurikulum dan Pembelajaran @Sugihartini Page 27

Note:

- Dikumpul tanggal 20 Oktober (tidak boleh telat)

- Dikumpul dalam bentuk softcopy (.pdf) jadikan 1 CD.

- Nama file (NIM_kelas_nama lengkap)