tugas akhir ariani siswanti
TRANSCRIPT
PO
LI T
EK
NIK
KESEHATAN
MA
TAR
AM
D E P K E S RI
1
KARYA TULIS ILMIAH
PENGARUH SUSPENSI CACING TANAH
DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI SALMONELLA SP
SECARA INVITRO
ARIANI SISWANTI
NIM PO7134008055
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
PROGSUS ANALIS KESEHATAN MATARAM
2010
2
LEMBAR PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Pendidikan Diploma III (D III ) Kesehatan Jurusan Analis Kesehatan
Mataram
Tahun Akademik 20092010
Oleh
Ariani siswanti
NIM PO7134008055
Mataram Agustus 2010
Mengetahui
Pembimbing utama
Drs Urip MKes NIP196412311991031046
Pembimbing pendamping
Erlin Yustin Tatontos SKM NIP196405141988032001
3
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
Dipertahankan di depan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Politeknik Kesehatan
Mataram Jurusan Analis Kesehatan dan diterima untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III (D III) Kesehatan
Jurusan Analis Kesehatan Mataram Tahun Akademik 20092010
Tim Penguji
1 Drs Urip MKes ______________________
2 Erlin Yustin Tatontos SKM MKes ____________________
3 Muhtar Ansory SSi ______________________
Mengesahkan
Ketua Jurusan Analis Kesehatan Mataram
Yunan Jiwintarum SSi MKes
NIP197301021992031001
Tanggal lulus 04 September 2010
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karuniaNYA sehingga penulis dapat menyelesaikanl Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul ldquo Pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in vitrordquo ini tepat pada waktunya
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak memperoleh
bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk penyempurnaan
tulisan maupun isi dari karya tulis ilmiah ini Untuk itu pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
1 Ibu Hj Siti Wathaniah SPd MBiomed selaku Direktur Poltekkes
Mataram
2 Bapak Yunan Jiwintarum SSi MKes selaku Ketua Jurusan Analis
Kesehatan Mataram
3 Bapak Drs Urip MKes selaku pembimbing utama atas saran dan
bimbingannya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
4 Ibu Erlin Yustin Tatontos SKM MKes selaku pembimbing
pendamping atas saran dan bimbingannya dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini
5 Bapak Muhtar Ansory SSi selaku penguji independent atas saran dan
bimbingannya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
6 Kedua orang tua dan saudara ndash saudara saya yang tersayang atas
doa dan dukungan moril dan material yang diberikan
5
7 Lelakiku yang selalu memberi semangat kepada saya selama proses
penyusunan karya tulis ilmiah ini
8 Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini
Penyusun berharap hasil dari penelitian ini bermanfaat bagi
semua masyrakat dalam mengobati masalah penyakit dengan
menggunakan bahan alami
Mataram Agustus 2010
Penulis
6
ABSTRAK
PENGARUH SUSPENSI CACING TANAH DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI SALMONELLA SP
SECARA INVITRO
Pengobatan penyakit yang menggunakan bahan alami telah banyak dilakukan di masyarakat contohnya adalah menggunakan cacing tanah Cacing tanah tersebut telah di percaya oleh masyarakat dalam mengobati penyakit diantaranya adalah tifus Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh cacing tanah terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara invitro Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah suspensi dari cacing tanah dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella sp atau yang lebih dikenal dengan penyakit tyfus Metode yang digunakan untuk pengujian yaitu metode difusi agar dengan cara sumuran menggunakan pelarut aquadest steril Cacing tanah yang telah diblender kemudian dilarutkan dengan aquadest steril kemudian dibuat suspense cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv 50 bv 75 bv 100 bv Dari hasil pengujian dengan uji Anova One Way menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 yang artinya ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi 25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Berdasarakan hasil luas zona hambatan tersebut diatas terbukti bahwa suspensi cacing tanah mempunyai Kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri karena kandungan zat antibakteri yang terdapat pada cacing tanah Kandungan tersebut yaitu protein yang sangat tinggi pada cacing tanah dan mikroba simbiotik Streptomyces sp yang menghasilkan antibiotic streptomisin Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan oleh masyarakat dalam menggunakan obat berbahan alami
Kata Kunci Suspensi cacing tanah Salmonella sp
7
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Senyawa antibakteri merupakan senyawa yang dihasilkan oleh
suatu organisme baik hewan atau tumbuhan yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroba patogen Adanya senyawa aktif antimikroba pada
suatu organisme merupakan informasi penting untuk penanggulangan
suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri ( Ida 2002 )
Beberapa ahli mikrobiologi telah banyak meneliti tentang potensi
suatu organisme dalam menghasilkan senyawa antimikroba Hal ini
didorong untuk mengatasi masalah yang muncul di masyarakat dari efek
pengobatan dengan bahan sintetik Oleh karena itu penelitian mengenai
organisme penghasil senyawa antibakteri perlu dilakukan sebagai
alternatif pengobatan penyakit Pengobatan menggunakan bahan alami
ini memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan obat sintetik harga obat
dari ekstrak organisme lebih murah cukup aman dan efek sampingnya
kecil (Ida 2002)
Obat yang diambil dari alam sebaiknya memenuhi kriteria mudah
didapat dikenal oleh banyak orang proses penyimpanannya sederhana
mudah digunakan dan tidak berbahaya dalam penggunaannya Sebagian
masyarakat dalam mencari pemecahan terhadap masalah kesehatan
8
memanfaatkan bahan alami atau bahan tradisional sebagai salah satu
pilihan dalam mengobati penyakit (Agus dan Jacob 1992)
Penelitian telah dilakukan pada salah satu organisme yang
mempunyai potensi dalam menghasilkan senyawa antibakteri
Organisme tersebut adalah cacing tanah Masyarakat zaman dahulu
menggunakan bubuk cacing tanah kering yang direbus kemudian
diminum airnya untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri
(Magdalena 1999)
Salah satu bakteri patogen yang dapat mengakibatkan timbulnya
masalah kesehatan masyarakat adalah Salmonella sp yang
menyebabkan demam typoid atau tifus Kuman Salmonella sp masuk
tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan minuman yang
tercemar (Rahmat Juwono 1996)
Masa tunas demam typoid berlangsung 10 ndash 14 hari Gejala yang
timbul bervariasi Dalam minggu pertama pada umumnya menunjukan
gejala demam nyeri kepala pusing nyeri otot mual muntah diare
disertai gejala lain Sumber penularan penyakit demam typoid tidak selalu
harus dari penderita Ada penderita yang sudah mendapat pengobatan
dan sembuh tetapi dalam air seni dan kotorannya masih mengandung
bakteri Penderita ini disebut sebagai pembawa Walaupun tidak lagi
menderita demam typoid orang ini masih dapat menularkan penyakit
pada orang lain Secara sosial kondisi ini diperparah terutama pada
9
kelompok umur yang sedang berkembang yaitu usia 3 ndash 19 tahun
(Sjahrurahman 2003)
Selama ini untuk mengobati demam typoid yang disebabkan oleh
Salmonella sp digunakan antibiotik Sedangkan antibiotik seringkali
menimbulkan masalah resistensi bagi penderita demam typoid Oleh
karena itu sekarang sebagian masyarakat dalam mencari pemecahan
terhadap masalah kesehatan memanfaatkan pengobatan dengan
menggunakan bahan alami yang terdapat dalam cacing tanah (Anonim
2010)
Karena pada cacing tanah ada senyawa antibakteri maka
beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji efektifitas bubuk
cacing tanah terhadap beberapa bakteri secara in vitro Salah satunya
adalah menurut Arifiyanti Dewi salah satu mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung tahun 2003 Penelitian
tersebut tentang adanya daya antibakteri dalam dua spesies cacing
tanah (Lumbricus rubellus dan Pheretima sp) yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella typhi secara in vitro dengan beberapa
konsentrasi (pada konsentrasi 10 bv luas zona hambatan sudah
terbentuk)
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti
pengaruh larutan cacing tanah secara signifikan terhadap pertumbuhan
bakteri Salmonella sp
10
B Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ldquo Apakah
ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Salmonella sprdquo
C Tujuan Penelitian
1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp
2 Tujuan Khusus
a Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
25bv
b Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
50bv
c Mengetahui pengaruh dari larutan suspensi tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
75bv
d Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
100bv
11
e Menganalisa pengaruh hambatan yang terbentuk pada
konsentrasi 5 bv 10 bv 15 bv dan 20 bv
D Hipotesis
Ada pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella sp
E Manfaat Penelitian
1 Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dibidang
Bakteriologi
2 Bagi Instansi Pendidikan
Menambah ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan bubuk cacing
tanah untuk penyembuhan penyakit yang disebabkan bakteri
Salmonella sp
3 Bagi Masyarakat
Sebagai bahan informasi tambahan mengenai pengobatan alternatif
sebagai antibiotik secara alami
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Kerangka Teoritis
1 Cacing Tanah
a Sejarah singkat
Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak
mempunyai tulang belakang (invertebrata)Cacing tanah
termasuk kelas Oligochaeta Famili terpenting dari kelas ini
Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan
yang asing bagi masyarakat kita terutama bagi masyarakat
pedesaan Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat
menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia
(anonim 2010)
b Aktivitas antimikroba cacing tanah
Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup
dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal
evolusi oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi
mikroorganisme patogen di lingkungan mereka Penelitian yang
telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa
13
cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme
(anonim 2010)
Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki
mekanisme antibakteri yang berbeda dengan mekanisme
antibiotik Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak
jaringan tubuh Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya
dengan dua cara yaitu dengan menghentikan jalur metabolik
yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang
dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri
Sedangkan mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki
oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel
bakteri Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi
terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu
aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian Dengan
cara ini bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten
karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri
(anonim 2010)
c Kandungan cacing tanah
Cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan Hal
ini disebabkan kandungan gizinya cukup tinggi terutama
kandungan proteinnya yang mencapai 64-76 Kandungan
protein cacing tanah ini ternyata lebih tinggi dari sumber protein
14
lainnya Selain protein kandungan gizi lainnya yang terdapat
dalam tubuh cacing tanah antara lain lemak 7-10 kalsium
055 fosfor 1 dan serat kasar 108 Selain itu cacing tanah
mengandung auxin yang merupakan zat perangsang tumbuh
untuk tanaman Protein yang sangat tinggi pada tubuh cacing
tanah terdiri dari setidaknya Sembilan macam asam amino
esensial dan empat macam asam amino non-esensial
(Palungkun1999)
Banyaknya asam amino yang terkandung dalam tubuh
cacing tanah dapat memberikan indikasi bahwa tubuhnya pun
mengandung berbagai jenis enzim yang sangat berguna bagi
kesehatan manusia Selain itu cacing tanah juga mengandung
asam arahidonat yang dikenal dapat menurunkan panas tubuh
yang disebabkan oleh infeksi (Palungkun1999)
Kandungan asam amino yang terdapat dalam tubuh cacing dapat dilihat pada tabel 1
Asam Amino Komposisi ()Asam amino Esensial - Arginin - Histidin - Isoleusin - Leusin - Lisin - Metionin - Fenilalanin - Treonin - Valin
413156258448433218225295301
Asam Amino Non-Esensial - Sistin 229
15
- Glisisn - Serin - Tirosin
292288136
Sumber Palungkun 1999
Gambar 1 Cacing tanah (web-book Earthworms of Philipine)
d Manfaat Cacing Tanah Bagi Kehidupan Manusia
Menurut Palungkun (1999) dibawah ini adalah manfaat dari
cacing tanah yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya
adalah
1) Bahan Pakan Ternak
Berkat kandungan protein lemakdan mineralnya yamg
tinggi cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan
ternak seperti unggas ikan udang dan kodok Hasil dari
berbagai penelitian diperoleh bahwa tepung ikan yang biasa
dipakai untuk pakan ternak dapat digantikan dengan tepung
cacing tanah yang dimana kandungan protein dari tepung
16
cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung
ikan ( Anonim 2003)
2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan
penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat
meredakan demam menurunkan tekanan darah
menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan
tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak
cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri
patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain
itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah
mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga
gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang
Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan
sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar
Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan
selulose (Palungkun 1999)
3) Bahan baku kosmetik
Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing
tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang
rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan
kulit
17
2 Bakteri Salmonella sp
a Morfologi dan Toksonomi
Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan
suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus
tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu
flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain
itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan
asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob
Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )
Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)
dalam Magdalena (1999) adalah
Kingdom Prokariota
Divisio Bacteria
Classis Schizomycetes
Ordo Eubacteriales
18
Familia Enterobacteriaceae
Genus Salmonella
Spesies Salmonella sp
Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil
dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari
feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih
halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri
Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C
tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri
Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri
gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya
dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram
negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak
dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding
sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)
b Klasifikas Salmonella
1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa
Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella
schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak
19
2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi
Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella
enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak
3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella
gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini
tidak bergerak(Anonom 2010)
c Struktur Antigen
1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan
bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap
pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam
Antigen O terdiri dari lipopolisakarida
2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil
dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen
H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi
dan endapan seperti kapas
3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen
envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan
anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi
kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi
aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu
dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)
d Patogenitas
20
1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini
merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin
sebelumnya seperti keracunan makanan karena
Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya
demam diare hebat kadang bercampur darah
2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam
akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa
inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi
anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi
bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa
3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam
tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya
Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom
2010)
Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah
Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi
Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media
Bakteri Salmonella sp
21
B Kerangka Konsep
Ket
Variabel yang di teliti
Variabel yang tidak di teliti
suspensi cacing tanah
Konsentrasi
25 bv
50 bv
75 bv
100 bv
22
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan
Masyarakat Pulau Lombok di Mataram
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010
B Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang
dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh
yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel
(Notoatmodjo 2002)
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi
bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut
T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv
T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv
T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv
24
Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan
menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut
(t-1)(r-1)ge15
Keterangan t perlakuan(treatment)
r pengulangan
15 faktor nilai derajat kebebasan umum
Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada
penelitian ini adalah
(t-1)(r-1)ge15
(4-1)(r-1)ge15
3(r-1)ge15
3r-3ge15
3rge15+3
3rge18
rge183
rge6
Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6
kali
25
Table 2 Rancangan penelitian
ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi
25bv 50bv 75bv 100bv
1 A1 B1 C1 D1
2 A2 B2 C2 D2
3 A3 B3 C3 D3
4 A4 B4 C4 D4
5 A5 B5 C5 D5
6 A6 B6 C6 D6
C Sampel penelitian
Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan
analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp
1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah
dengan berbagai macam ukuran
2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni
yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat
Pulau Lombok di Mataram
26
D Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive
Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing
tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang
bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran
E Alat dan bahan penelitian
1 Alat
a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak
b Beaker glass 500 ml
c Labu erlenmayer 1000 ml
d Ose
e Lampu spritus
f Incubator Memmert
g Pemanas
h Autoclave
i Neraca analitik Sartorius
j Batang pengaduk
k Automatic pippets
l Pipet ukur 1 ml
m Penggaris
n Yellow tip dan blue tip
o Petridish
27
p Blender Philips
q Savety Kabinet
r Tissue
2 Bahan
a Isolate murni Salmonella typhi
b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti
c Media MHA
d Aquadest steril
e Nacl 085
f Kapas
g Lidi kapas
h Alcohol 70
i Spritus
F Variabel penelitian
1 Variabel bebas (independent variable)
Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing
tanah
2 Variabel terikat (dependent variable)
Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan
bakteri Salmonella sp
28
G Definisi operasional
1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri
dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat
bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi
2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai
dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih
disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk
pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan
millimeter (mm)
29
H Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril
Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp
Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh
cacing tanah
Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland
Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv
Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA
suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan
Salmonella sp
Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan
Pengolahan dan analisa data
Kesimpulan
30
I Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk
hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan
dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas
penghambatan
J Cara pengumpulan data
Data zona yang dikumpulkan antara lain
1 Persiapan
a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran
asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai
berikut
Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard
Unit Mc Farland
H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)
05 995 005 150
1 99 01 300
2 98 02 600
3 97 03 900
4 96 04 1200
5 95 05 1500
6 94 06 1800
7 93 07 2100
8 92 08 2400
9 91 09 2700
10 90 10 3000
Sumber (Soemarno 2000)
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
2
LEMBAR PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Pendidikan Diploma III (D III ) Kesehatan Jurusan Analis Kesehatan
Mataram
Tahun Akademik 20092010
Oleh
Ariani siswanti
NIM PO7134008055
Mataram Agustus 2010
Mengetahui
Pembimbing utama
Drs Urip MKes NIP196412311991031046
Pembimbing pendamping
Erlin Yustin Tatontos SKM NIP196405141988032001
3
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
Dipertahankan di depan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Politeknik Kesehatan
Mataram Jurusan Analis Kesehatan dan diterima untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III (D III) Kesehatan
Jurusan Analis Kesehatan Mataram Tahun Akademik 20092010
Tim Penguji
1 Drs Urip MKes ______________________
2 Erlin Yustin Tatontos SKM MKes ____________________
3 Muhtar Ansory SSi ______________________
Mengesahkan
Ketua Jurusan Analis Kesehatan Mataram
Yunan Jiwintarum SSi MKes
NIP197301021992031001
Tanggal lulus 04 September 2010
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karuniaNYA sehingga penulis dapat menyelesaikanl Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul ldquo Pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in vitrordquo ini tepat pada waktunya
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak memperoleh
bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk penyempurnaan
tulisan maupun isi dari karya tulis ilmiah ini Untuk itu pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
1 Ibu Hj Siti Wathaniah SPd MBiomed selaku Direktur Poltekkes
Mataram
2 Bapak Yunan Jiwintarum SSi MKes selaku Ketua Jurusan Analis
Kesehatan Mataram
3 Bapak Drs Urip MKes selaku pembimbing utama atas saran dan
bimbingannya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
4 Ibu Erlin Yustin Tatontos SKM MKes selaku pembimbing
pendamping atas saran dan bimbingannya dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini
5 Bapak Muhtar Ansory SSi selaku penguji independent atas saran dan
bimbingannya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
6 Kedua orang tua dan saudara ndash saudara saya yang tersayang atas
doa dan dukungan moril dan material yang diberikan
5
7 Lelakiku yang selalu memberi semangat kepada saya selama proses
penyusunan karya tulis ilmiah ini
8 Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini
Penyusun berharap hasil dari penelitian ini bermanfaat bagi
semua masyrakat dalam mengobati masalah penyakit dengan
menggunakan bahan alami
Mataram Agustus 2010
Penulis
6
ABSTRAK
PENGARUH SUSPENSI CACING TANAH DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI SALMONELLA SP
SECARA INVITRO
Pengobatan penyakit yang menggunakan bahan alami telah banyak dilakukan di masyarakat contohnya adalah menggunakan cacing tanah Cacing tanah tersebut telah di percaya oleh masyarakat dalam mengobati penyakit diantaranya adalah tifus Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh cacing tanah terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara invitro Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah suspensi dari cacing tanah dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella sp atau yang lebih dikenal dengan penyakit tyfus Metode yang digunakan untuk pengujian yaitu metode difusi agar dengan cara sumuran menggunakan pelarut aquadest steril Cacing tanah yang telah diblender kemudian dilarutkan dengan aquadest steril kemudian dibuat suspense cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv 50 bv 75 bv 100 bv Dari hasil pengujian dengan uji Anova One Way menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 yang artinya ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi 25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Berdasarakan hasil luas zona hambatan tersebut diatas terbukti bahwa suspensi cacing tanah mempunyai Kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri karena kandungan zat antibakteri yang terdapat pada cacing tanah Kandungan tersebut yaitu protein yang sangat tinggi pada cacing tanah dan mikroba simbiotik Streptomyces sp yang menghasilkan antibiotic streptomisin Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan oleh masyarakat dalam menggunakan obat berbahan alami
Kata Kunci Suspensi cacing tanah Salmonella sp
7
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Senyawa antibakteri merupakan senyawa yang dihasilkan oleh
suatu organisme baik hewan atau tumbuhan yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroba patogen Adanya senyawa aktif antimikroba pada
suatu organisme merupakan informasi penting untuk penanggulangan
suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri ( Ida 2002 )
Beberapa ahli mikrobiologi telah banyak meneliti tentang potensi
suatu organisme dalam menghasilkan senyawa antimikroba Hal ini
didorong untuk mengatasi masalah yang muncul di masyarakat dari efek
pengobatan dengan bahan sintetik Oleh karena itu penelitian mengenai
organisme penghasil senyawa antibakteri perlu dilakukan sebagai
alternatif pengobatan penyakit Pengobatan menggunakan bahan alami
ini memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan obat sintetik harga obat
dari ekstrak organisme lebih murah cukup aman dan efek sampingnya
kecil (Ida 2002)
Obat yang diambil dari alam sebaiknya memenuhi kriteria mudah
didapat dikenal oleh banyak orang proses penyimpanannya sederhana
mudah digunakan dan tidak berbahaya dalam penggunaannya Sebagian
masyarakat dalam mencari pemecahan terhadap masalah kesehatan
8
memanfaatkan bahan alami atau bahan tradisional sebagai salah satu
pilihan dalam mengobati penyakit (Agus dan Jacob 1992)
Penelitian telah dilakukan pada salah satu organisme yang
mempunyai potensi dalam menghasilkan senyawa antibakteri
Organisme tersebut adalah cacing tanah Masyarakat zaman dahulu
menggunakan bubuk cacing tanah kering yang direbus kemudian
diminum airnya untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri
(Magdalena 1999)
Salah satu bakteri patogen yang dapat mengakibatkan timbulnya
masalah kesehatan masyarakat adalah Salmonella sp yang
menyebabkan demam typoid atau tifus Kuman Salmonella sp masuk
tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan minuman yang
tercemar (Rahmat Juwono 1996)
Masa tunas demam typoid berlangsung 10 ndash 14 hari Gejala yang
timbul bervariasi Dalam minggu pertama pada umumnya menunjukan
gejala demam nyeri kepala pusing nyeri otot mual muntah diare
disertai gejala lain Sumber penularan penyakit demam typoid tidak selalu
harus dari penderita Ada penderita yang sudah mendapat pengobatan
dan sembuh tetapi dalam air seni dan kotorannya masih mengandung
bakteri Penderita ini disebut sebagai pembawa Walaupun tidak lagi
menderita demam typoid orang ini masih dapat menularkan penyakit
pada orang lain Secara sosial kondisi ini diperparah terutama pada
9
kelompok umur yang sedang berkembang yaitu usia 3 ndash 19 tahun
(Sjahrurahman 2003)
Selama ini untuk mengobati demam typoid yang disebabkan oleh
Salmonella sp digunakan antibiotik Sedangkan antibiotik seringkali
menimbulkan masalah resistensi bagi penderita demam typoid Oleh
karena itu sekarang sebagian masyarakat dalam mencari pemecahan
terhadap masalah kesehatan memanfaatkan pengobatan dengan
menggunakan bahan alami yang terdapat dalam cacing tanah (Anonim
2010)
Karena pada cacing tanah ada senyawa antibakteri maka
beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji efektifitas bubuk
cacing tanah terhadap beberapa bakteri secara in vitro Salah satunya
adalah menurut Arifiyanti Dewi salah satu mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung tahun 2003 Penelitian
tersebut tentang adanya daya antibakteri dalam dua spesies cacing
tanah (Lumbricus rubellus dan Pheretima sp) yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella typhi secara in vitro dengan beberapa
konsentrasi (pada konsentrasi 10 bv luas zona hambatan sudah
terbentuk)
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti
pengaruh larutan cacing tanah secara signifikan terhadap pertumbuhan
bakteri Salmonella sp
10
B Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ldquo Apakah
ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Salmonella sprdquo
C Tujuan Penelitian
1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp
2 Tujuan Khusus
a Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
25bv
b Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
50bv
c Mengetahui pengaruh dari larutan suspensi tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
75bv
d Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
100bv
11
e Menganalisa pengaruh hambatan yang terbentuk pada
konsentrasi 5 bv 10 bv 15 bv dan 20 bv
D Hipotesis
Ada pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella sp
E Manfaat Penelitian
1 Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dibidang
Bakteriologi
2 Bagi Instansi Pendidikan
Menambah ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan bubuk cacing
tanah untuk penyembuhan penyakit yang disebabkan bakteri
Salmonella sp
3 Bagi Masyarakat
Sebagai bahan informasi tambahan mengenai pengobatan alternatif
sebagai antibiotik secara alami
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Kerangka Teoritis
1 Cacing Tanah
a Sejarah singkat
Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak
mempunyai tulang belakang (invertebrata)Cacing tanah
termasuk kelas Oligochaeta Famili terpenting dari kelas ini
Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan
yang asing bagi masyarakat kita terutama bagi masyarakat
pedesaan Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat
menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia
(anonim 2010)
b Aktivitas antimikroba cacing tanah
Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup
dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal
evolusi oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi
mikroorganisme patogen di lingkungan mereka Penelitian yang
telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa
13
cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme
(anonim 2010)
Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki
mekanisme antibakteri yang berbeda dengan mekanisme
antibiotik Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak
jaringan tubuh Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya
dengan dua cara yaitu dengan menghentikan jalur metabolik
yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang
dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri
Sedangkan mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki
oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel
bakteri Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi
terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu
aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian Dengan
cara ini bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten
karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri
(anonim 2010)
c Kandungan cacing tanah
Cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan Hal
ini disebabkan kandungan gizinya cukup tinggi terutama
kandungan proteinnya yang mencapai 64-76 Kandungan
protein cacing tanah ini ternyata lebih tinggi dari sumber protein
14
lainnya Selain protein kandungan gizi lainnya yang terdapat
dalam tubuh cacing tanah antara lain lemak 7-10 kalsium
055 fosfor 1 dan serat kasar 108 Selain itu cacing tanah
mengandung auxin yang merupakan zat perangsang tumbuh
untuk tanaman Protein yang sangat tinggi pada tubuh cacing
tanah terdiri dari setidaknya Sembilan macam asam amino
esensial dan empat macam asam amino non-esensial
(Palungkun1999)
Banyaknya asam amino yang terkandung dalam tubuh
cacing tanah dapat memberikan indikasi bahwa tubuhnya pun
mengandung berbagai jenis enzim yang sangat berguna bagi
kesehatan manusia Selain itu cacing tanah juga mengandung
asam arahidonat yang dikenal dapat menurunkan panas tubuh
yang disebabkan oleh infeksi (Palungkun1999)
Kandungan asam amino yang terdapat dalam tubuh cacing dapat dilihat pada tabel 1
Asam Amino Komposisi ()Asam amino Esensial - Arginin - Histidin - Isoleusin - Leusin - Lisin - Metionin - Fenilalanin - Treonin - Valin
413156258448433218225295301
Asam Amino Non-Esensial - Sistin 229
15
- Glisisn - Serin - Tirosin
292288136
Sumber Palungkun 1999
Gambar 1 Cacing tanah (web-book Earthworms of Philipine)
d Manfaat Cacing Tanah Bagi Kehidupan Manusia
Menurut Palungkun (1999) dibawah ini adalah manfaat dari
cacing tanah yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya
adalah
1) Bahan Pakan Ternak
Berkat kandungan protein lemakdan mineralnya yamg
tinggi cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan
ternak seperti unggas ikan udang dan kodok Hasil dari
berbagai penelitian diperoleh bahwa tepung ikan yang biasa
dipakai untuk pakan ternak dapat digantikan dengan tepung
cacing tanah yang dimana kandungan protein dari tepung
16
cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung
ikan ( Anonim 2003)
2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan
penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat
meredakan demam menurunkan tekanan darah
menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan
tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak
cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri
patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain
itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah
mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga
gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang
Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan
sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar
Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan
selulose (Palungkun 1999)
3) Bahan baku kosmetik
Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing
tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang
rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan
kulit
17
2 Bakteri Salmonella sp
a Morfologi dan Toksonomi
Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan
suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus
tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu
flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain
itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan
asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob
Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )
Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)
dalam Magdalena (1999) adalah
Kingdom Prokariota
Divisio Bacteria
Classis Schizomycetes
Ordo Eubacteriales
18
Familia Enterobacteriaceae
Genus Salmonella
Spesies Salmonella sp
Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil
dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari
feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih
halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri
Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C
tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri
Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri
gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya
dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram
negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak
dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding
sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)
b Klasifikas Salmonella
1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa
Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella
schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak
19
2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi
Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella
enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak
3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella
gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini
tidak bergerak(Anonom 2010)
c Struktur Antigen
1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan
bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap
pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam
Antigen O terdiri dari lipopolisakarida
2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil
dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen
H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi
dan endapan seperti kapas
3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen
envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan
anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi
kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi
aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu
dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)
d Patogenitas
20
1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini
merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin
sebelumnya seperti keracunan makanan karena
Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya
demam diare hebat kadang bercampur darah
2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam
akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa
inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi
anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi
bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa
3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam
tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya
Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom
2010)
Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah
Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi
Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media
Bakteri Salmonella sp
21
B Kerangka Konsep
Ket
Variabel yang di teliti
Variabel yang tidak di teliti
suspensi cacing tanah
Konsentrasi
25 bv
50 bv
75 bv
100 bv
22
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan
Masyarakat Pulau Lombok di Mataram
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010
B Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang
dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh
yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel
(Notoatmodjo 2002)
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi
bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut
T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv
T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv
T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv
24
Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan
menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut
(t-1)(r-1)ge15
Keterangan t perlakuan(treatment)
r pengulangan
15 faktor nilai derajat kebebasan umum
Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada
penelitian ini adalah
(t-1)(r-1)ge15
(4-1)(r-1)ge15
3(r-1)ge15
3r-3ge15
3rge15+3
3rge18
rge183
rge6
Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6
kali
25
Table 2 Rancangan penelitian
ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi
25bv 50bv 75bv 100bv
1 A1 B1 C1 D1
2 A2 B2 C2 D2
3 A3 B3 C3 D3
4 A4 B4 C4 D4
5 A5 B5 C5 D5
6 A6 B6 C6 D6
C Sampel penelitian
Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan
analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp
1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah
dengan berbagai macam ukuran
2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni
yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat
Pulau Lombok di Mataram
26
D Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive
Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing
tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang
bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran
E Alat dan bahan penelitian
1 Alat
a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak
b Beaker glass 500 ml
c Labu erlenmayer 1000 ml
d Ose
e Lampu spritus
f Incubator Memmert
g Pemanas
h Autoclave
i Neraca analitik Sartorius
j Batang pengaduk
k Automatic pippets
l Pipet ukur 1 ml
m Penggaris
n Yellow tip dan blue tip
o Petridish
27
p Blender Philips
q Savety Kabinet
r Tissue
2 Bahan
a Isolate murni Salmonella typhi
b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti
c Media MHA
d Aquadest steril
e Nacl 085
f Kapas
g Lidi kapas
h Alcohol 70
i Spritus
F Variabel penelitian
1 Variabel bebas (independent variable)
Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing
tanah
2 Variabel terikat (dependent variable)
Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan
bakteri Salmonella sp
28
G Definisi operasional
1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri
dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat
bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi
2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai
dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih
disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk
pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan
millimeter (mm)
29
H Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril
Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp
Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh
cacing tanah
Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland
Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv
Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA
suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan
Salmonella sp
Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan
Pengolahan dan analisa data
Kesimpulan
30
I Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk
hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan
dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas
penghambatan
J Cara pengumpulan data
Data zona yang dikumpulkan antara lain
1 Persiapan
a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran
asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai
berikut
Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard
Unit Mc Farland
H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)
05 995 005 150
1 99 01 300
2 98 02 600
3 97 03 900
4 96 04 1200
5 95 05 1500
6 94 06 1800
7 93 07 2100
8 92 08 2400
9 91 09 2700
10 90 10 3000
Sumber (Soemarno 2000)
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
3
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
Dipertahankan di depan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Politeknik Kesehatan
Mataram Jurusan Analis Kesehatan dan diterima untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III (D III) Kesehatan
Jurusan Analis Kesehatan Mataram Tahun Akademik 20092010
Tim Penguji
1 Drs Urip MKes ______________________
2 Erlin Yustin Tatontos SKM MKes ____________________
3 Muhtar Ansory SSi ______________________
Mengesahkan
Ketua Jurusan Analis Kesehatan Mataram
Yunan Jiwintarum SSi MKes
NIP197301021992031001
Tanggal lulus 04 September 2010
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karuniaNYA sehingga penulis dapat menyelesaikanl Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul ldquo Pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in vitrordquo ini tepat pada waktunya
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak memperoleh
bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk penyempurnaan
tulisan maupun isi dari karya tulis ilmiah ini Untuk itu pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
1 Ibu Hj Siti Wathaniah SPd MBiomed selaku Direktur Poltekkes
Mataram
2 Bapak Yunan Jiwintarum SSi MKes selaku Ketua Jurusan Analis
Kesehatan Mataram
3 Bapak Drs Urip MKes selaku pembimbing utama atas saran dan
bimbingannya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
4 Ibu Erlin Yustin Tatontos SKM MKes selaku pembimbing
pendamping atas saran dan bimbingannya dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini
5 Bapak Muhtar Ansory SSi selaku penguji independent atas saran dan
bimbingannya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
6 Kedua orang tua dan saudara ndash saudara saya yang tersayang atas
doa dan dukungan moril dan material yang diberikan
5
7 Lelakiku yang selalu memberi semangat kepada saya selama proses
penyusunan karya tulis ilmiah ini
8 Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini
Penyusun berharap hasil dari penelitian ini bermanfaat bagi
semua masyrakat dalam mengobati masalah penyakit dengan
menggunakan bahan alami
Mataram Agustus 2010
Penulis
6
ABSTRAK
PENGARUH SUSPENSI CACING TANAH DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI SALMONELLA SP
SECARA INVITRO
Pengobatan penyakit yang menggunakan bahan alami telah banyak dilakukan di masyarakat contohnya adalah menggunakan cacing tanah Cacing tanah tersebut telah di percaya oleh masyarakat dalam mengobati penyakit diantaranya adalah tifus Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh cacing tanah terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara invitro Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah suspensi dari cacing tanah dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella sp atau yang lebih dikenal dengan penyakit tyfus Metode yang digunakan untuk pengujian yaitu metode difusi agar dengan cara sumuran menggunakan pelarut aquadest steril Cacing tanah yang telah diblender kemudian dilarutkan dengan aquadest steril kemudian dibuat suspense cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv 50 bv 75 bv 100 bv Dari hasil pengujian dengan uji Anova One Way menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 yang artinya ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi 25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Berdasarakan hasil luas zona hambatan tersebut diatas terbukti bahwa suspensi cacing tanah mempunyai Kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri karena kandungan zat antibakteri yang terdapat pada cacing tanah Kandungan tersebut yaitu protein yang sangat tinggi pada cacing tanah dan mikroba simbiotik Streptomyces sp yang menghasilkan antibiotic streptomisin Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan oleh masyarakat dalam menggunakan obat berbahan alami
Kata Kunci Suspensi cacing tanah Salmonella sp
7
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Senyawa antibakteri merupakan senyawa yang dihasilkan oleh
suatu organisme baik hewan atau tumbuhan yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroba patogen Adanya senyawa aktif antimikroba pada
suatu organisme merupakan informasi penting untuk penanggulangan
suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri ( Ida 2002 )
Beberapa ahli mikrobiologi telah banyak meneliti tentang potensi
suatu organisme dalam menghasilkan senyawa antimikroba Hal ini
didorong untuk mengatasi masalah yang muncul di masyarakat dari efek
pengobatan dengan bahan sintetik Oleh karena itu penelitian mengenai
organisme penghasil senyawa antibakteri perlu dilakukan sebagai
alternatif pengobatan penyakit Pengobatan menggunakan bahan alami
ini memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan obat sintetik harga obat
dari ekstrak organisme lebih murah cukup aman dan efek sampingnya
kecil (Ida 2002)
Obat yang diambil dari alam sebaiknya memenuhi kriteria mudah
didapat dikenal oleh banyak orang proses penyimpanannya sederhana
mudah digunakan dan tidak berbahaya dalam penggunaannya Sebagian
masyarakat dalam mencari pemecahan terhadap masalah kesehatan
8
memanfaatkan bahan alami atau bahan tradisional sebagai salah satu
pilihan dalam mengobati penyakit (Agus dan Jacob 1992)
Penelitian telah dilakukan pada salah satu organisme yang
mempunyai potensi dalam menghasilkan senyawa antibakteri
Organisme tersebut adalah cacing tanah Masyarakat zaman dahulu
menggunakan bubuk cacing tanah kering yang direbus kemudian
diminum airnya untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri
(Magdalena 1999)
Salah satu bakteri patogen yang dapat mengakibatkan timbulnya
masalah kesehatan masyarakat adalah Salmonella sp yang
menyebabkan demam typoid atau tifus Kuman Salmonella sp masuk
tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan minuman yang
tercemar (Rahmat Juwono 1996)
Masa tunas demam typoid berlangsung 10 ndash 14 hari Gejala yang
timbul bervariasi Dalam minggu pertama pada umumnya menunjukan
gejala demam nyeri kepala pusing nyeri otot mual muntah diare
disertai gejala lain Sumber penularan penyakit demam typoid tidak selalu
harus dari penderita Ada penderita yang sudah mendapat pengobatan
dan sembuh tetapi dalam air seni dan kotorannya masih mengandung
bakteri Penderita ini disebut sebagai pembawa Walaupun tidak lagi
menderita demam typoid orang ini masih dapat menularkan penyakit
pada orang lain Secara sosial kondisi ini diperparah terutama pada
9
kelompok umur yang sedang berkembang yaitu usia 3 ndash 19 tahun
(Sjahrurahman 2003)
Selama ini untuk mengobati demam typoid yang disebabkan oleh
Salmonella sp digunakan antibiotik Sedangkan antibiotik seringkali
menimbulkan masalah resistensi bagi penderita demam typoid Oleh
karena itu sekarang sebagian masyarakat dalam mencari pemecahan
terhadap masalah kesehatan memanfaatkan pengobatan dengan
menggunakan bahan alami yang terdapat dalam cacing tanah (Anonim
2010)
Karena pada cacing tanah ada senyawa antibakteri maka
beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji efektifitas bubuk
cacing tanah terhadap beberapa bakteri secara in vitro Salah satunya
adalah menurut Arifiyanti Dewi salah satu mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung tahun 2003 Penelitian
tersebut tentang adanya daya antibakteri dalam dua spesies cacing
tanah (Lumbricus rubellus dan Pheretima sp) yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella typhi secara in vitro dengan beberapa
konsentrasi (pada konsentrasi 10 bv luas zona hambatan sudah
terbentuk)
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti
pengaruh larutan cacing tanah secara signifikan terhadap pertumbuhan
bakteri Salmonella sp
10
B Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ldquo Apakah
ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Salmonella sprdquo
C Tujuan Penelitian
1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp
2 Tujuan Khusus
a Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
25bv
b Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
50bv
c Mengetahui pengaruh dari larutan suspensi tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
75bv
d Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
100bv
11
e Menganalisa pengaruh hambatan yang terbentuk pada
konsentrasi 5 bv 10 bv 15 bv dan 20 bv
D Hipotesis
Ada pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella sp
E Manfaat Penelitian
1 Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dibidang
Bakteriologi
2 Bagi Instansi Pendidikan
Menambah ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan bubuk cacing
tanah untuk penyembuhan penyakit yang disebabkan bakteri
Salmonella sp
3 Bagi Masyarakat
Sebagai bahan informasi tambahan mengenai pengobatan alternatif
sebagai antibiotik secara alami
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Kerangka Teoritis
1 Cacing Tanah
a Sejarah singkat
Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak
mempunyai tulang belakang (invertebrata)Cacing tanah
termasuk kelas Oligochaeta Famili terpenting dari kelas ini
Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan
yang asing bagi masyarakat kita terutama bagi masyarakat
pedesaan Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat
menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia
(anonim 2010)
b Aktivitas antimikroba cacing tanah
Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup
dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal
evolusi oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi
mikroorganisme patogen di lingkungan mereka Penelitian yang
telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa
13
cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme
(anonim 2010)
Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki
mekanisme antibakteri yang berbeda dengan mekanisme
antibiotik Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak
jaringan tubuh Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya
dengan dua cara yaitu dengan menghentikan jalur metabolik
yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang
dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri
Sedangkan mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki
oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel
bakteri Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi
terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu
aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian Dengan
cara ini bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten
karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri
(anonim 2010)
c Kandungan cacing tanah
Cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan Hal
ini disebabkan kandungan gizinya cukup tinggi terutama
kandungan proteinnya yang mencapai 64-76 Kandungan
protein cacing tanah ini ternyata lebih tinggi dari sumber protein
14
lainnya Selain protein kandungan gizi lainnya yang terdapat
dalam tubuh cacing tanah antara lain lemak 7-10 kalsium
055 fosfor 1 dan serat kasar 108 Selain itu cacing tanah
mengandung auxin yang merupakan zat perangsang tumbuh
untuk tanaman Protein yang sangat tinggi pada tubuh cacing
tanah terdiri dari setidaknya Sembilan macam asam amino
esensial dan empat macam asam amino non-esensial
(Palungkun1999)
Banyaknya asam amino yang terkandung dalam tubuh
cacing tanah dapat memberikan indikasi bahwa tubuhnya pun
mengandung berbagai jenis enzim yang sangat berguna bagi
kesehatan manusia Selain itu cacing tanah juga mengandung
asam arahidonat yang dikenal dapat menurunkan panas tubuh
yang disebabkan oleh infeksi (Palungkun1999)
Kandungan asam amino yang terdapat dalam tubuh cacing dapat dilihat pada tabel 1
Asam Amino Komposisi ()Asam amino Esensial - Arginin - Histidin - Isoleusin - Leusin - Lisin - Metionin - Fenilalanin - Treonin - Valin
413156258448433218225295301
Asam Amino Non-Esensial - Sistin 229
15
- Glisisn - Serin - Tirosin
292288136
Sumber Palungkun 1999
Gambar 1 Cacing tanah (web-book Earthworms of Philipine)
d Manfaat Cacing Tanah Bagi Kehidupan Manusia
Menurut Palungkun (1999) dibawah ini adalah manfaat dari
cacing tanah yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya
adalah
1) Bahan Pakan Ternak
Berkat kandungan protein lemakdan mineralnya yamg
tinggi cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan
ternak seperti unggas ikan udang dan kodok Hasil dari
berbagai penelitian diperoleh bahwa tepung ikan yang biasa
dipakai untuk pakan ternak dapat digantikan dengan tepung
cacing tanah yang dimana kandungan protein dari tepung
16
cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung
ikan ( Anonim 2003)
2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan
penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat
meredakan demam menurunkan tekanan darah
menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan
tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak
cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri
patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain
itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah
mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga
gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang
Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan
sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar
Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan
selulose (Palungkun 1999)
3) Bahan baku kosmetik
Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing
tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang
rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan
kulit
17
2 Bakteri Salmonella sp
a Morfologi dan Toksonomi
Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan
suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus
tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu
flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain
itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan
asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob
Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )
Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)
dalam Magdalena (1999) adalah
Kingdom Prokariota
Divisio Bacteria
Classis Schizomycetes
Ordo Eubacteriales
18
Familia Enterobacteriaceae
Genus Salmonella
Spesies Salmonella sp
Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil
dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari
feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih
halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri
Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C
tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri
Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri
gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya
dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram
negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak
dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding
sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)
b Klasifikas Salmonella
1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa
Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella
schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak
19
2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi
Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella
enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak
3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella
gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini
tidak bergerak(Anonom 2010)
c Struktur Antigen
1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan
bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap
pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam
Antigen O terdiri dari lipopolisakarida
2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil
dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen
H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi
dan endapan seperti kapas
3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen
envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan
anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi
kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi
aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu
dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)
d Patogenitas
20
1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini
merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin
sebelumnya seperti keracunan makanan karena
Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya
demam diare hebat kadang bercampur darah
2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam
akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa
inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi
anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi
bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa
3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam
tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya
Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom
2010)
Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah
Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi
Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media
Bakteri Salmonella sp
21
B Kerangka Konsep
Ket
Variabel yang di teliti
Variabel yang tidak di teliti
suspensi cacing tanah
Konsentrasi
25 bv
50 bv
75 bv
100 bv
22
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan
Masyarakat Pulau Lombok di Mataram
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010
B Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang
dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh
yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel
(Notoatmodjo 2002)
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi
bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut
T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv
T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv
T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv
24
Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan
menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut
(t-1)(r-1)ge15
Keterangan t perlakuan(treatment)
r pengulangan
15 faktor nilai derajat kebebasan umum
Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada
penelitian ini adalah
(t-1)(r-1)ge15
(4-1)(r-1)ge15
3(r-1)ge15
3r-3ge15
3rge15+3
3rge18
rge183
rge6
Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6
kali
25
Table 2 Rancangan penelitian
ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi
25bv 50bv 75bv 100bv
1 A1 B1 C1 D1
2 A2 B2 C2 D2
3 A3 B3 C3 D3
4 A4 B4 C4 D4
5 A5 B5 C5 D5
6 A6 B6 C6 D6
C Sampel penelitian
Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan
analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp
1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah
dengan berbagai macam ukuran
2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni
yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat
Pulau Lombok di Mataram
26
D Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive
Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing
tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang
bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran
E Alat dan bahan penelitian
1 Alat
a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak
b Beaker glass 500 ml
c Labu erlenmayer 1000 ml
d Ose
e Lampu spritus
f Incubator Memmert
g Pemanas
h Autoclave
i Neraca analitik Sartorius
j Batang pengaduk
k Automatic pippets
l Pipet ukur 1 ml
m Penggaris
n Yellow tip dan blue tip
o Petridish
27
p Blender Philips
q Savety Kabinet
r Tissue
2 Bahan
a Isolate murni Salmonella typhi
b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti
c Media MHA
d Aquadest steril
e Nacl 085
f Kapas
g Lidi kapas
h Alcohol 70
i Spritus
F Variabel penelitian
1 Variabel bebas (independent variable)
Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing
tanah
2 Variabel terikat (dependent variable)
Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan
bakteri Salmonella sp
28
G Definisi operasional
1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri
dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat
bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi
2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai
dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih
disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk
pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan
millimeter (mm)
29
H Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril
Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp
Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh
cacing tanah
Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland
Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv
Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA
suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan
Salmonella sp
Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan
Pengolahan dan analisa data
Kesimpulan
30
I Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk
hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan
dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas
penghambatan
J Cara pengumpulan data
Data zona yang dikumpulkan antara lain
1 Persiapan
a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran
asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai
berikut
Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard
Unit Mc Farland
H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)
05 995 005 150
1 99 01 300
2 98 02 600
3 97 03 900
4 96 04 1200
5 95 05 1500
6 94 06 1800
7 93 07 2100
8 92 08 2400
9 91 09 2700
10 90 10 3000
Sumber (Soemarno 2000)
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karuniaNYA sehingga penulis dapat menyelesaikanl Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul ldquo Pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in vitrordquo ini tepat pada waktunya
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak memperoleh
bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk penyempurnaan
tulisan maupun isi dari karya tulis ilmiah ini Untuk itu pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
1 Ibu Hj Siti Wathaniah SPd MBiomed selaku Direktur Poltekkes
Mataram
2 Bapak Yunan Jiwintarum SSi MKes selaku Ketua Jurusan Analis
Kesehatan Mataram
3 Bapak Drs Urip MKes selaku pembimbing utama atas saran dan
bimbingannya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
4 Ibu Erlin Yustin Tatontos SKM MKes selaku pembimbing
pendamping atas saran dan bimbingannya dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini
5 Bapak Muhtar Ansory SSi selaku penguji independent atas saran dan
bimbingannya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
6 Kedua orang tua dan saudara ndash saudara saya yang tersayang atas
doa dan dukungan moril dan material yang diberikan
5
7 Lelakiku yang selalu memberi semangat kepada saya selama proses
penyusunan karya tulis ilmiah ini
8 Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini
Penyusun berharap hasil dari penelitian ini bermanfaat bagi
semua masyrakat dalam mengobati masalah penyakit dengan
menggunakan bahan alami
Mataram Agustus 2010
Penulis
6
ABSTRAK
PENGARUH SUSPENSI CACING TANAH DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI SALMONELLA SP
SECARA INVITRO
Pengobatan penyakit yang menggunakan bahan alami telah banyak dilakukan di masyarakat contohnya adalah menggunakan cacing tanah Cacing tanah tersebut telah di percaya oleh masyarakat dalam mengobati penyakit diantaranya adalah tifus Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh cacing tanah terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara invitro Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah suspensi dari cacing tanah dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella sp atau yang lebih dikenal dengan penyakit tyfus Metode yang digunakan untuk pengujian yaitu metode difusi agar dengan cara sumuran menggunakan pelarut aquadest steril Cacing tanah yang telah diblender kemudian dilarutkan dengan aquadest steril kemudian dibuat suspense cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv 50 bv 75 bv 100 bv Dari hasil pengujian dengan uji Anova One Way menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 yang artinya ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi 25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Berdasarakan hasil luas zona hambatan tersebut diatas terbukti bahwa suspensi cacing tanah mempunyai Kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri karena kandungan zat antibakteri yang terdapat pada cacing tanah Kandungan tersebut yaitu protein yang sangat tinggi pada cacing tanah dan mikroba simbiotik Streptomyces sp yang menghasilkan antibiotic streptomisin Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan oleh masyarakat dalam menggunakan obat berbahan alami
Kata Kunci Suspensi cacing tanah Salmonella sp
7
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Senyawa antibakteri merupakan senyawa yang dihasilkan oleh
suatu organisme baik hewan atau tumbuhan yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroba patogen Adanya senyawa aktif antimikroba pada
suatu organisme merupakan informasi penting untuk penanggulangan
suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri ( Ida 2002 )
Beberapa ahli mikrobiologi telah banyak meneliti tentang potensi
suatu organisme dalam menghasilkan senyawa antimikroba Hal ini
didorong untuk mengatasi masalah yang muncul di masyarakat dari efek
pengobatan dengan bahan sintetik Oleh karena itu penelitian mengenai
organisme penghasil senyawa antibakteri perlu dilakukan sebagai
alternatif pengobatan penyakit Pengobatan menggunakan bahan alami
ini memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan obat sintetik harga obat
dari ekstrak organisme lebih murah cukup aman dan efek sampingnya
kecil (Ida 2002)
Obat yang diambil dari alam sebaiknya memenuhi kriteria mudah
didapat dikenal oleh banyak orang proses penyimpanannya sederhana
mudah digunakan dan tidak berbahaya dalam penggunaannya Sebagian
masyarakat dalam mencari pemecahan terhadap masalah kesehatan
8
memanfaatkan bahan alami atau bahan tradisional sebagai salah satu
pilihan dalam mengobati penyakit (Agus dan Jacob 1992)
Penelitian telah dilakukan pada salah satu organisme yang
mempunyai potensi dalam menghasilkan senyawa antibakteri
Organisme tersebut adalah cacing tanah Masyarakat zaman dahulu
menggunakan bubuk cacing tanah kering yang direbus kemudian
diminum airnya untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri
(Magdalena 1999)
Salah satu bakteri patogen yang dapat mengakibatkan timbulnya
masalah kesehatan masyarakat adalah Salmonella sp yang
menyebabkan demam typoid atau tifus Kuman Salmonella sp masuk
tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan minuman yang
tercemar (Rahmat Juwono 1996)
Masa tunas demam typoid berlangsung 10 ndash 14 hari Gejala yang
timbul bervariasi Dalam minggu pertama pada umumnya menunjukan
gejala demam nyeri kepala pusing nyeri otot mual muntah diare
disertai gejala lain Sumber penularan penyakit demam typoid tidak selalu
harus dari penderita Ada penderita yang sudah mendapat pengobatan
dan sembuh tetapi dalam air seni dan kotorannya masih mengandung
bakteri Penderita ini disebut sebagai pembawa Walaupun tidak lagi
menderita demam typoid orang ini masih dapat menularkan penyakit
pada orang lain Secara sosial kondisi ini diperparah terutama pada
9
kelompok umur yang sedang berkembang yaitu usia 3 ndash 19 tahun
(Sjahrurahman 2003)
Selama ini untuk mengobati demam typoid yang disebabkan oleh
Salmonella sp digunakan antibiotik Sedangkan antibiotik seringkali
menimbulkan masalah resistensi bagi penderita demam typoid Oleh
karena itu sekarang sebagian masyarakat dalam mencari pemecahan
terhadap masalah kesehatan memanfaatkan pengobatan dengan
menggunakan bahan alami yang terdapat dalam cacing tanah (Anonim
2010)
Karena pada cacing tanah ada senyawa antibakteri maka
beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji efektifitas bubuk
cacing tanah terhadap beberapa bakteri secara in vitro Salah satunya
adalah menurut Arifiyanti Dewi salah satu mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung tahun 2003 Penelitian
tersebut tentang adanya daya antibakteri dalam dua spesies cacing
tanah (Lumbricus rubellus dan Pheretima sp) yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella typhi secara in vitro dengan beberapa
konsentrasi (pada konsentrasi 10 bv luas zona hambatan sudah
terbentuk)
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti
pengaruh larutan cacing tanah secara signifikan terhadap pertumbuhan
bakteri Salmonella sp
10
B Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ldquo Apakah
ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Salmonella sprdquo
C Tujuan Penelitian
1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp
2 Tujuan Khusus
a Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
25bv
b Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
50bv
c Mengetahui pengaruh dari larutan suspensi tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
75bv
d Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
100bv
11
e Menganalisa pengaruh hambatan yang terbentuk pada
konsentrasi 5 bv 10 bv 15 bv dan 20 bv
D Hipotesis
Ada pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella sp
E Manfaat Penelitian
1 Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dibidang
Bakteriologi
2 Bagi Instansi Pendidikan
Menambah ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan bubuk cacing
tanah untuk penyembuhan penyakit yang disebabkan bakteri
Salmonella sp
3 Bagi Masyarakat
Sebagai bahan informasi tambahan mengenai pengobatan alternatif
sebagai antibiotik secara alami
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Kerangka Teoritis
1 Cacing Tanah
a Sejarah singkat
Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak
mempunyai tulang belakang (invertebrata)Cacing tanah
termasuk kelas Oligochaeta Famili terpenting dari kelas ini
Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan
yang asing bagi masyarakat kita terutama bagi masyarakat
pedesaan Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat
menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia
(anonim 2010)
b Aktivitas antimikroba cacing tanah
Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup
dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal
evolusi oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi
mikroorganisme patogen di lingkungan mereka Penelitian yang
telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa
13
cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme
(anonim 2010)
Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki
mekanisme antibakteri yang berbeda dengan mekanisme
antibiotik Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak
jaringan tubuh Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya
dengan dua cara yaitu dengan menghentikan jalur metabolik
yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang
dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri
Sedangkan mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki
oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel
bakteri Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi
terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu
aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian Dengan
cara ini bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten
karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri
(anonim 2010)
c Kandungan cacing tanah
Cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan Hal
ini disebabkan kandungan gizinya cukup tinggi terutama
kandungan proteinnya yang mencapai 64-76 Kandungan
protein cacing tanah ini ternyata lebih tinggi dari sumber protein
14
lainnya Selain protein kandungan gizi lainnya yang terdapat
dalam tubuh cacing tanah antara lain lemak 7-10 kalsium
055 fosfor 1 dan serat kasar 108 Selain itu cacing tanah
mengandung auxin yang merupakan zat perangsang tumbuh
untuk tanaman Protein yang sangat tinggi pada tubuh cacing
tanah terdiri dari setidaknya Sembilan macam asam amino
esensial dan empat macam asam amino non-esensial
(Palungkun1999)
Banyaknya asam amino yang terkandung dalam tubuh
cacing tanah dapat memberikan indikasi bahwa tubuhnya pun
mengandung berbagai jenis enzim yang sangat berguna bagi
kesehatan manusia Selain itu cacing tanah juga mengandung
asam arahidonat yang dikenal dapat menurunkan panas tubuh
yang disebabkan oleh infeksi (Palungkun1999)
Kandungan asam amino yang terdapat dalam tubuh cacing dapat dilihat pada tabel 1
Asam Amino Komposisi ()Asam amino Esensial - Arginin - Histidin - Isoleusin - Leusin - Lisin - Metionin - Fenilalanin - Treonin - Valin
413156258448433218225295301
Asam Amino Non-Esensial - Sistin 229
15
- Glisisn - Serin - Tirosin
292288136
Sumber Palungkun 1999
Gambar 1 Cacing tanah (web-book Earthworms of Philipine)
d Manfaat Cacing Tanah Bagi Kehidupan Manusia
Menurut Palungkun (1999) dibawah ini adalah manfaat dari
cacing tanah yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya
adalah
1) Bahan Pakan Ternak
Berkat kandungan protein lemakdan mineralnya yamg
tinggi cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan
ternak seperti unggas ikan udang dan kodok Hasil dari
berbagai penelitian diperoleh bahwa tepung ikan yang biasa
dipakai untuk pakan ternak dapat digantikan dengan tepung
cacing tanah yang dimana kandungan protein dari tepung
16
cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung
ikan ( Anonim 2003)
2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan
penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat
meredakan demam menurunkan tekanan darah
menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan
tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak
cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri
patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain
itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah
mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga
gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang
Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan
sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar
Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan
selulose (Palungkun 1999)
3) Bahan baku kosmetik
Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing
tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang
rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan
kulit
17
2 Bakteri Salmonella sp
a Morfologi dan Toksonomi
Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan
suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus
tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu
flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain
itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan
asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob
Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )
Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)
dalam Magdalena (1999) adalah
Kingdom Prokariota
Divisio Bacteria
Classis Schizomycetes
Ordo Eubacteriales
18
Familia Enterobacteriaceae
Genus Salmonella
Spesies Salmonella sp
Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil
dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari
feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih
halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri
Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C
tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri
Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri
gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya
dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram
negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak
dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding
sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)
b Klasifikas Salmonella
1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa
Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella
schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak
19
2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi
Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella
enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak
3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella
gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini
tidak bergerak(Anonom 2010)
c Struktur Antigen
1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan
bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap
pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam
Antigen O terdiri dari lipopolisakarida
2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil
dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen
H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi
dan endapan seperti kapas
3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen
envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan
anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi
kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi
aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu
dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)
d Patogenitas
20
1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini
merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin
sebelumnya seperti keracunan makanan karena
Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya
demam diare hebat kadang bercampur darah
2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam
akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa
inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi
anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi
bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa
3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam
tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya
Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom
2010)
Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah
Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi
Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media
Bakteri Salmonella sp
21
B Kerangka Konsep
Ket
Variabel yang di teliti
Variabel yang tidak di teliti
suspensi cacing tanah
Konsentrasi
25 bv
50 bv
75 bv
100 bv
22
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan
Masyarakat Pulau Lombok di Mataram
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010
B Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang
dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh
yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel
(Notoatmodjo 2002)
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi
bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut
T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv
T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv
T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv
24
Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan
menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut
(t-1)(r-1)ge15
Keterangan t perlakuan(treatment)
r pengulangan
15 faktor nilai derajat kebebasan umum
Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada
penelitian ini adalah
(t-1)(r-1)ge15
(4-1)(r-1)ge15
3(r-1)ge15
3r-3ge15
3rge15+3
3rge18
rge183
rge6
Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6
kali
25
Table 2 Rancangan penelitian
ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi
25bv 50bv 75bv 100bv
1 A1 B1 C1 D1
2 A2 B2 C2 D2
3 A3 B3 C3 D3
4 A4 B4 C4 D4
5 A5 B5 C5 D5
6 A6 B6 C6 D6
C Sampel penelitian
Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan
analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp
1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah
dengan berbagai macam ukuran
2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni
yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat
Pulau Lombok di Mataram
26
D Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive
Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing
tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang
bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran
E Alat dan bahan penelitian
1 Alat
a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak
b Beaker glass 500 ml
c Labu erlenmayer 1000 ml
d Ose
e Lampu spritus
f Incubator Memmert
g Pemanas
h Autoclave
i Neraca analitik Sartorius
j Batang pengaduk
k Automatic pippets
l Pipet ukur 1 ml
m Penggaris
n Yellow tip dan blue tip
o Petridish
27
p Blender Philips
q Savety Kabinet
r Tissue
2 Bahan
a Isolate murni Salmonella typhi
b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti
c Media MHA
d Aquadest steril
e Nacl 085
f Kapas
g Lidi kapas
h Alcohol 70
i Spritus
F Variabel penelitian
1 Variabel bebas (independent variable)
Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing
tanah
2 Variabel terikat (dependent variable)
Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan
bakteri Salmonella sp
28
G Definisi operasional
1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri
dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat
bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi
2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai
dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih
disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk
pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan
millimeter (mm)
29
H Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril
Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp
Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh
cacing tanah
Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland
Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv
Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA
suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan
Salmonella sp
Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan
Pengolahan dan analisa data
Kesimpulan
30
I Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk
hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan
dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas
penghambatan
J Cara pengumpulan data
Data zona yang dikumpulkan antara lain
1 Persiapan
a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran
asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai
berikut
Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard
Unit Mc Farland
H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)
05 995 005 150
1 99 01 300
2 98 02 600
3 97 03 900
4 96 04 1200
5 95 05 1500
6 94 06 1800
7 93 07 2100
8 92 08 2400
9 91 09 2700
10 90 10 3000
Sumber (Soemarno 2000)
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
5
7 Lelakiku yang selalu memberi semangat kepada saya selama proses
penyusunan karya tulis ilmiah ini
8 Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini
Penyusun berharap hasil dari penelitian ini bermanfaat bagi
semua masyrakat dalam mengobati masalah penyakit dengan
menggunakan bahan alami
Mataram Agustus 2010
Penulis
6
ABSTRAK
PENGARUH SUSPENSI CACING TANAH DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI SALMONELLA SP
SECARA INVITRO
Pengobatan penyakit yang menggunakan bahan alami telah banyak dilakukan di masyarakat contohnya adalah menggunakan cacing tanah Cacing tanah tersebut telah di percaya oleh masyarakat dalam mengobati penyakit diantaranya adalah tifus Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh cacing tanah terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara invitro Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah suspensi dari cacing tanah dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella sp atau yang lebih dikenal dengan penyakit tyfus Metode yang digunakan untuk pengujian yaitu metode difusi agar dengan cara sumuran menggunakan pelarut aquadest steril Cacing tanah yang telah diblender kemudian dilarutkan dengan aquadest steril kemudian dibuat suspense cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv 50 bv 75 bv 100 bv Dari hasil pengujian dengan uji Anova One Way menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 yang artinya ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi 25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Berdasarakan hasil luas zona hambatan tersebut diatas terbukti bahwa suspensi cacing tanah mempunyai Kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri karena kandungan zat antibakteri yang terdapat pada cacing tanah Kandungan tersebut yaitu protein yang sangat tinggi pada cacing tanah dan mikroba simbiotik Streptomyces sp yang menghasilkan antibiotic streptomisin Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan oleh masyarakat dalam menggunakan obat berbahan alami
Kata Kunci Suspensi cacing tanah Salmonella sp
7
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Senyawa antibakteri merupakan senyawa yang dihasilkan oleh
suatu organisme baik hewan atau tumbuhan yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroba patogen Adanya senyawa aktif antimikroba pada
suatu organisme merupakan informasi penting untuk penanggulangan
suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri ( Ida 2002 )
Beberapa ahli mikrobiologi telah banyak meneliti tentang potensi
suatu organisme dalam menghasilkan senyawa antimikroba Hal ini
didorong untuk mengatasi masalah yang muncul di masyarakat dari efek
pengobatan dengan bahan sintetik Oleh karena itu penelitian mengenai
organisme penghasil senyawa antibakteri perlu dilakukan sebagai
alternatif pengobatan penyakit Pengobatan menggunakan bahan alami
ini memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan obat sintetik harga obat
dari ekstrak organisme lebih murah cukup aman dan efek sampingnya
kecil (Ida 2002)
Obat yang diambil dari alam sebaiknya memenuhi kriteria mudah
didapat dikenal oleh banyak orang proses penyimpanannya sederhana
mudah digunakan dan tidak berbahaya dalam penggunaannya Sebagian
masyarakat dalam mencari pemecahan terhadap masalah kesehatan
8
memanfaatkan bahan alami atau bahan tradisional sebagai salah satu
pilihan dalam mengobati penyakit (Agus dan Jacob 1992)
Penelitian telah dilakukan pada salah satu organisme yang
mempunyai potensi dalam menghasilkan senyawa antibakteri
Organisme tersebut adalah cacing tanah Masyarakat zaman dahulu
menggunakan bubuk cacing tanah kering yang direbus kemudian
diminum airnya untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri
(Magdalena 1999)
Salah satu bakteri patogen yang dapat mengakibatkan timbulnya
masalah kesehatan masyarakat adalah Salmonella sp yang
menyebabkan demam typoid atau tifus Kuman Salmonella sp masuk
tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan minuman yang
tercemar (Rahmat Juwono 1996)
Masa tunas demam typoid berlangsung 10 ndash 14 hari Gejala yang
timbul bervariasi Dalam minggu pertama pada umumnya menunjukan
gejala demam nyeri kepala pusing nyeri otot mual muntah diare
disertai gejala lain Sumber penularan penyakit demam typoid tidak selalu
harus dari penderita Ada penderita yang sudah mendapat pengobatan
dan sembuh tetapi dalam air seni dan kotorannya masih mengandung
bakteri Penderita ini disebut sebagai pembawa Walaupun tidak lagi
menderita demam typoid orang ini masih dapat menularkan penyakit
pada orang lain Secara sosial kondisi ini diperparah terutama pada
9
kelompok umur yang sedang berkembang yaitu usia 3 ndash 19 tahun
(Sjahrurahman 2003)
Selama ini untuk mengobati demam typoid yang disebabkan oleh
Salmonella sp digunakan antibiotik Sedangkan antibiotik seringkali
menimbulkan masalah resistensi bagi penderita demam typoid Oleh
karena itu sekarang sebagian masyarakat dalam mencari pemecahan
terhadap masalah kesehatan memanfaatkan pengobatan dengan
menggunakan bahan alami yang terdapat dalam cacing tanah (Anonim
2010)
Karena pada cacing tanah ada senyawa antibakteri maka
beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji efektifitas bubuk
cacing tanah terhadap beberapa bakteri secara in vitro Salah satunya
adalah menurut Arifiyanti Dewi salah satu mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung tahun 2003 Penelitian
tersebut tentang adanya daya antibakteri dalam dua spesies cacing
tanah (Lumbricus rubellus dan Pheretima sp) yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella typhi secara in vitro dengan beberapa
konsentrasi (pada konsentrasi 10 bv luas zona hambatan sudah
terbentuk)
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti
pengaruh larutan cacing tanah secara signifikan terhadap pertumbuhan
bakteri Salmonella sp
10
B Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ldquo Apakah
ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Salmonella sprdquo
C Tujuan Penelitian
1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp
2 Tujuan Khusus
a Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
25bv
b Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
50bv
c Mengetahui pengaruh dari larutan suspensi tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
75bv
d Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
100bv
11
e Menganalisa pengaruh hambatan yang terbentuk pada
konsentrasi 5 bv 10 bv 15 bv dan 20 bv
D Hipotesis
Ada pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella sp
E Manfaat Penelitian
1 Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dibidang
Bakteriologi
2 Bagi Instansi Pendidikan
Menambah ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan bubuk cacing
tanah untuk penyembuhan penyakit yang disebabkan bakteri
Salmonella sp
3 Bagi Masyarakat
Sebagai bahan informasi tambahan mengenai pengobatan alternatif
sebagai antibiotik secara alami
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Kerangka Teoritis
1 Cacing Tanah
a Sejarah singkat
Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak
mempunyai tulang belakang (invertebrata)Cacing tanah
termasuk kelas Oligochaeta Famili terpenting dari kelas ini
Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan
yang asing bagi masyarakat kita terutama bagi masyarakat
pedesaan Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat
menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia
(anonim 2010)
b Aktivitas antimikroba cacing tanah
Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup
dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal
evolusi oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi
mikroorganisme patogen di lingkungan mereka Penelitian yang
telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa
13
cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme
(anonim 2010)
Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki
mekanisme antibakteri yang berbeda dengan mekanisme
antibiotik Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak
jaringan tubuh Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya
dengan dua cara yaitu dengan menghentikan jalur metabolik
yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang
dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri
Sedangkan mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki
oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel
bakteri Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi
terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu
aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian Dengan
cara ini bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten
karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri
(anonim 2010)
c Kandungan cacing tanah
Cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan Hal
ini disebabkan kandungan gizinya cukup tinggi terutama
kandungan proteinnya yang mencapai 64-76 Kandungan
protein cacing tanah ini ternyata lebih tinggi dari sumber protein
14
lainnya Selain protein kandungan gizi lainnya yang terdapat
dalam tubuh cacing tanah antara lain lemak 7-10 kalsium
055 fosfor 1 dan serat kasar 108 Selain itu cacing tanah
mengandung auxin yang merupakan zat perangsang tumbuh
untuk tanaman Protein yang sangat tinggi pada tubuh cacing
tanah terdiri dari setidaknya Sembilan macam asam amino
esensial dan empat macam asam amino non-esensial
(Palungkun1999)
Banyaknya asam amino yang terkandung dalam tubuh
cacing tanah dapat memberikan indikasi bahwa tubuhnya pun
mengandung berbagai jenis enzim yang sangat berguna bagi
kesehatan manusia Selain itu cacing tanah juga mengandung
asam arahidonat yang dikenal dapat menurunkan panas tubuh
yang disebabkan oleh infeksi (Palungkun1999)
Kandungan asam amino yang terdapat dalam tubuh cacing dapat dilihat pada tabel 1
Asam Amino Komposisi ()Asam amino Esensial - Arginin - Histidin - Isoleusin - Leusin - Lisin - Metionin - Fenilalanin - Treonin - Valin
413156258448433218225295301
Asam Amino Non-Esensial - Sistin 229
15
- Glisisn - Serin - Tirosin
292288136
Sumber Palungkun 1999
Gambar 1 Cacing tanah (web-book Earthworms of Philipine)
d Manfaat Cacing Tanah Bagi Kehidupan Manusia
Menurut Palungkun (1999) dibawah ini adalah manfaat dari
cacing tanah yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya
adalah
1) Bahan Pakan Ternak
Berkat kandungan protein lemakdan mineralnya yamg
tinggi cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan
ternak seperti unggas ikan udang dan kodok Hasil dari
berbagai penelitian diperoleh bahwa tepung ikan yang biasa
dipakai untuk pakan ternak dapat digantikan dengan tepung
cacing tanah yang dimana kandungan protein dari tepung
16
cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung
ikan ( Anonim 2003)
2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan
penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat
meredakan demam menurunkan tekanan darah
menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan
tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak
cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri
patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain
itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah
mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga
gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang
Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan
sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar
Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan
selulose (Palungkun 1999)
3) Bahan baku kosmetik
Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing
tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang
rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan
kulit
17
2 Bakteri Salmonella sp
a Morfologi dan Toksonomi
Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan
suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus
tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu
flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain
itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan
asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob
Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )
Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)
dalam Magdalena (1999) adalah
Kingdom Prokariota
Divisio Bacteria
Classis Schizomycetes
Ordo Eubacteriales
18
Familia Enterobacteriaceae
Genus Salmonella
Spesies Salmonella sp
Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil
dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari
feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih
halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri
Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C
tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri
Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri
gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya
dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram
negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak
dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding
sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)
b Klasifikas Salmonella
1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa
Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella
schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak
19
2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi
Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella
enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak
3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella
gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini
tidak bergerak(Anonom 2010)
c Struktur Antigen
1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan
bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap
pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam
Antigen O terdiri dari lipopolisakarida
2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil
dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen
H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi
dan endapan seperti kapas
3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen
envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan
anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi
kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi
aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu
dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)
d Patogenitas
20
1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini
merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin
sebelumnya seperti keracunan makanan karena
Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya
demam diare hebat kadang bercampur darah
2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam
akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa
inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi
anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi
bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa
3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam
tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya
Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom
2010)
Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah
Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi
Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media
Bakteri Salmonella sp
21
B Kerangka Konsep
Ket
Variabel yang di teliti
Variabel yang tidak di teliti
suspensi cacing tanah
Konsentrasi
25 bv
50 bv
75 bv
100 bv
22
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan
Masyarakat Pulau Lombok di Mataram
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010
B Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang
dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh
yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel
(Notoatmodjo 2002)
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi
bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut
T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv
T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv
T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv
24
Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan
menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut
(t-1)(r-1)ge15
Keterangan t perlakuan(treatment)
r pengulangan
15 faktor nilai derajat kebebasan umum
Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada
penelitian ini adalah
(t-1)(r-1)ge15
(4-1)(r-1)ge15
3(r-1)ge15
3r-3ge15
3rge15+3
3rge18
rge183
rge6
Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6
kali
25
Table 2 Rancangan penelitian
ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi
25bv 50bv 75bv 100bv
1 A1 B1 C1 D1
2 A2 B2 C2 D2
3 A3 B3 C3 D3
4 A4 B4 C4 D4
5 A5 B5 C5 D5
6 A6 B6 C6 D6
C Sampel penelitian
Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan
analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp
1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah
dengan berbagai macam ukuran
2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni
yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat
Pulau Lombok di Mataram
26
D Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive
Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing
tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang
bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran
E Alat dan bahan penelitian
1 Alat
a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak
b Beaker glass 500 ml
c Labu erlenmayer 1000 ml
d Ose
e Lampu spritus
f Incubator Memmert
g Pemanas
h Autoclave
i Neraca analitik Sartorius
j Batang pengaduk
k Automatic pippets
l Pipet ukur 1 ml
m Penggaris
n Yellow tip dan blue tip
o Petridish
27
p Blender Philips
q Savety Kabinet
r Tissue
2 Bahan
a Isolate murni Salmonella typhi
b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti
c Media MHA
d Aquadest steril
e Nacl 085
f Kapas
g Lidi kapas
h Alcohol 70
i Spritus
F Variabel penelitian
1 Variabel bebas (independent variable)
Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing
tanah
2 Variabel terikat (dependent variable)
Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan
bakteri Salmonella sp
28
G Definisi operasional
1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri
dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat
bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi
2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai
dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih
disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk
pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan
millimeter (mm)
29
H Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril
Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp
Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh
cacing tanah
Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland
Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv
Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA
suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan
Salmonella sp
Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan
Pengolahan dan analisa data
Kesimpulan
30
I Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk
hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan
dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas
penghambatan
J Cara pengumpulan data
Data zona yang dikumpulkan antara lain
1 Persiapan
a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran
asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai
berikut
Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard
Unit Mc Farland
H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)
05 995 005 150
1 99 01 300
2 98 02 600
3 97 03 900
4 96 04 1200
5 95 05 1500
6 94 06 1800
7 93 07 2100
8 92 08 2400
9 91 09 2700
10 90 10 3000
Sumber (Soemarno 2000)
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
6
ABSTRAK
PENGARUH SUSPENSI CACING TANAH DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI SALMONELLA SP
SECARA INVITRO
Pengobatan penyakit yang menggunakan bahan alami telah banyak dilakukan di masyarakat contohnya adalah menggunakan cacing tanah Cacing tanah tersebut telah di percaya oleh masyarakat dalam mengobati penyakit diantaranya adalah tifus Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh cacing tanah terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara invitro Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah suspensi dari cacing tanah dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella sp atau yang lebih dikenal dengan penyakit tyfus Metode yang digunakan untuk pengujian yaitu metode difusi agar dengan cara sumuran menggunakan pelarut aquadest steril Cacing tanah yang telah diblender kemudian dilarutkan dengan aquadest steril kemudian dibuat suspense cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv 50 bv 75 bv 100 bv Dari hasil pengujian dengan uji Anova One Way menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 yang artinya ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi 25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Berdasarakan hasil luas zona hambatan tersebut diatas terbukti bahwa suspensi cacing tanah mempunyai Kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri karena kandungan zat antibakteri yang terdapat pada cacing tanah Kandungan tersebut yaitu protein yang sangat tinggi pada cacing tanah dan mikroba simbiotik Streptomyces sp yang menghasilkan antibiotic streptomisin Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan oleh masyarakat dalam menggunakan obat berbahan alami
Kata Kunci Suspensi cacing tanah Salmonella sp
7
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Senyawa antibakteri merupakan senyawa yang dihasilkan oleh
suatu organisme baik hewan atau tumbuhan yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroba patogen Adanya senyawa aktif antimikroba pada
suatu organisme merupakan informasi penting untuk penanggulangan
suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri ( Ida 2002 )
Beberapa ahli mikrobiologi telah banyak meneliti tentang potensi
suatu organisme dalam menghasilkan senyawa antimikroba Hal ini
didorong untuk mengatasi masalah yang muncul di masyarakat dari efek
pengobatan dengan bahan sintetik Oleh karena itu penelitian mengenai
organisme penghasil senyawa antibakteri perlu dilakukan sebagai
alternatif pengobatan penyakit Pengobatan menggunakan bahan alami
ini memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan obat sintetik harga obat
dari ekstrak organisme lebih murah cukup aman dan efek sampingnya
kecil (Ida 2002)
Obat yang diambil dari alam sebaiknya memenuhi kriteria mudah
didapat dikenal oleh banyak orang proses penyimpanannya sederhana
mudah digunakan dan tidak berbahaya dalam penggunaannya Sebagian
masyarakat dalam mencari pemecahan terhadap masalah kesehatan
8
memanfaatkan bahan alami atau bahan tradisional sebagai salah satu
pilihan dalam mengobati penyakit (Agus dan Jacob 1992)
Penelitian telah dilakukan pada salah satu organisme yang
mempunyai potensi dalam menghasilkan senyawa antibakteri
Organisme tersebut adalah cacing tanah Masyarakat zaman dahulu
menggunakan bubuk cacing tanah kering yang direbus kemudian
diminum airnya untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri
(Magdalena 1999)
Salah satu bakteri patogen yang dapat mengakibatkan timbulnya
masalah kesehatan masyarakat adalah Salmonella sp yang
menyebabkan demam typoid atau tifus Kuman Salmonella sp masuk
tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan minuman yang
tercemar (Rahmat Juwono 1996)
Masa tunas demam typoid berlangsung 10 ndash 14 hari Gejala yang
timbul bervariasi Dalam minggu pertama pada umumnya menunjukan
gejala demam nyeri kepala pusing nyeri otot mual muntah diare
disertai gejala lain Sumber penularan penyakit demam typoid tidak selalu
harus dari penderita Ada penderita yang sudah mendapat pengobatan
dan sembuh tetapi dalam air seni dan kotorannya masih mengandung
bakteri Penderita ini disebut sebagai pembawa Walaupun tidak lagi
menderita demam typoid orang ini masih dapat menularkan penyakit
pada orang lain Secara sosial kondisi ini diperparah terutama pada
9
kelompok umur yang sedang berkembang yaitu usia 3 ndash 19 tahun
(Sjahrurahman 2003)
Selama ini untuk mengobati demam typoid yang disebabkan oleh
Salmonella sp digunakan antibiotik Sedangkan antibiotik seringkali
menimbulkan masalah resistensi bagi penderita demam typoid Oleh
karena itu sekarang sebagian masyarakat dalam mencari pemecahan
terhadap masalah kesehatan memanfaatkan pengobatan dengan
menggunakan bahan alami yang terdapat dalam cacing tanah (Anonim
2010)
Karena pada cacing tanah ada senyawa antibakteri maka
beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji efektifitas bubuk
cacing tanah terhadap beberapa bakteri secara in vitro Salah satunya
adalah menurut Arifiyanti Dewi salah satu mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung tahun 2003 Penelitian
tersebut tentang adanya daya antibakteri dalam dua spesies cacing
tanah (Lumbricus rubellus dan Pheretima sp) yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella typhi secara in vitro dengan beberapa
konsentrasi (pada konsentrasi 10 bv luas zona hambatan sudah
terbentuk)
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti
pengaruh larutan cacing tanah secara signifikan terhadap pertumbuhan
bakteri Salmonella sp
10
B Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ldquo Apakah
ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Salmonella sprdquo
C Tujuan Penelitian
1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp
2 Tujuan Khusus
a Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
25bv
b Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
50bv
c Mengetahui pengaruh dari larutan suspensi tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
75bv
d Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
100bv
11
e Menganalisa pengaruh hambatan yang terbentuk pada
konsentrasi 5 bv 10 bv 15 bv dan 20 bv
D Hipotesis
Ada pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella sp
E Manfaat Penelitian
1 Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dibidang
Bakteriologi
2 Bagi Instansi Pendidikan
Menambah ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan bubuk cacing
tanah untuk penyembuhan penyakit yang disebabkan bakteri
Salmonella sp
3 Bagi Masyarakat
Sebagai bahan informasi tambahan mengenai pengobatan alternatif
sebagai antibiotik secara alami
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Kerangka Teoritis
1 Cacing Tanah
a Sejarah singkat
Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak
mempunyai tulang belakang (invertebrata)Cacing tanah
termasuk kelas Oligochaeta Famili terpenting dari kelas ini
Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan
yang asing bagi masyarakat kita terutama bagi masyarakat
pedesaan Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat
menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia
(anonim 2010)
b Aktivitas antimikroba cacing tanah
Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup
dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal
evolusi oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi
mikroorganisme patogen di lingkungan mereka Penelitian yang
telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa
13
cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme
(anonim 2010)
Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki
mekanisme antibakteri yang berbeda dengan mekanisme
antibiotik Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak
jaringan tubuh Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya
dengan dua cara yaitu dengan menghentikan jalur metabolik
yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang
dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri
Sedangkan mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki
oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel
bakteri Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi
terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu
aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian Dengan
cara ini bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten
karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri
(anonim 2010)
c Kandungan cacing tanah
Cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan Hal
ini disebabkan kandungan gizinya cukup tinggi terutama
kandungan proteinnya yang mencapai 64-76 Kandungan
protein cacing tanah ini ternyata lebih tinggi dari sumber protein
14
lainnya Selain protein kandungan gizi lainnya yang terdapat
dalam tubuh cacing tanah antara lain lemak 7-10 kalsium
055 fosfor 1 dan serat kasar 108 Selain itu cacing tanah
mengandung auxin yang merupakan zat perangsang tumbuh
untuk tanaman Protein yang sangat tinggi pada tubuh cacing
tanah terdiri dari setidaknya Sembilan macam asam amino
esensial dan empat macam asam amino non-esensial
(Palungkun1999)
Banyaknya asam amino yang terkandung dalam tubuh
cacing tanah dapat memberikan indikasi bahwa tubuhnya pun
mengandung berbagai jenis enzim yang sangat berguna bagi
kesehatan manusia Selain itu cacing tanah juga mengandung
asam arahidonat yang dikenal dapat menurunkan panas tubuh
yang disebabkan oleh infeksi (Palungkun1999)
Kandungan asam amino yang terdapat dalam tubuh cacing dapat dilihat pada tabel 1
Asam Amino Komposisi ()Asam amino Esensial - Arginin - Histidin - Isoleusin - Leusin - Lisin - Metionin - Fenilalanin - Treonin - Valin
413156258448433218225295301
Asam Amino Non-Esensial - Sistin 229
15
- Glisisn - Serin - Tirosin
292288136
Sumber Palungkun 1999
Gambar 1 Cacing tanah (web-book Earthworms of Philipine)
d Manfaat Cacing Tanah Bagi Kehidupan Manusia
Menurut Palungkun (1999) dibawah ini adalah manfaat dari
cacing tanah yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya
adalah
1) Bahan Pakan Ternak
Berkat kandungan protein lemakdan mineralnya yamg
tinggi cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan
ternak seperti unggas ikan udang dan kodok Hasil dari
berbagai penelitian diperoleh bahwa tepung ikan yang biasa
dipakai untuk pakan ternak dapat digantikan dengan tepung
cacing tanah yang dimana kandungan protein dari tepung
16
cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung
ikan ( Anonim 2003)
2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan
penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat
meredakan demam menurunkan tekanan darah
menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan
tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak
cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri
patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain
itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah
mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga
gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang
Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan
sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar
Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan
selulose (Palungkun 1999)
3) Bahan baku kosmetik
Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing
tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang
rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan
kulit
17
2 Bakteri Salmonella sp
a Morfologi dan Toksonomi
Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan
suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus
tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu
flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain
itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan
asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob
Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )
Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)
dalam Magdalena (1999) adalah
Kingdom Prokariota
Divisio Bacteria
Classis Schizomycetes
Ordo Eubacteriales
18
Familia Enterobacteriaceae
Genus Salmonella
Spesies Salmonella sp
Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil
dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari
feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih
halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri
Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C
tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri
Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri
gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya
dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram
negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak
dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding
sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)
b Klasifikas Salmonella
1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa
Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella
schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak
19
2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi
Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella
enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak
3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella
gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini
tidak bergerak(Anonom 2010)
c Struktur Antigen
1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan
bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap
pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam
Antigen O terdiri dari lipopolisakarida
2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil
dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen
H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi
dan endapan seperti kapas
3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen
envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan
anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi
kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi
aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu
dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)
d Patogenitas
20
1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini
merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin
sebelumnya seperti keracunan makanan karena
Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya
demam diare hebat kadang bercampur darah
2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam
akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa
inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi
anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi
bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa
3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam
tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya
Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom
2010)
Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah
Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi
Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media
Bakteri Salmonella sp
21
B Kerangka Konsep
Ket
Variabel yang di teliti
Variabel yang tidak di teliti
suspensi cacing tanah
Konsentrasi
25 bv
50 bv
75 bv
100 bv
22
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan
Masyarakat Pulau Lombok di Mataram
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010
B Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang
dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh
yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel
(Notoatmodjo 2002)
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi
bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut
T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv
T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv
T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv
24
Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan
menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut
(t-1)(r-1)ge15
Keterangan t perlakuan(treatment)
r pengulangan
15 faktor nilai derajat kebebasan umum
Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada
penelitian ini adalah
(t-1)(r-1)ge15
(4-1)(r-1)ge15
3(r-1)ge15
3r-3ge15
3rge15+3
3rge18
rge183
rge6
Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6
kali
25
Table 2 Rancangan penelitian
ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi
25bv 50bv 75bv 100bv
1 A1 B1 C1 D1
2 A2 B2 C2 D2
3 A3 B3 C3 D3
4 A4 B4 C4 D4
5 A5 B5 C5 D5
6 A6 B6 C6 D6
C Sampel penelitian
Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan
analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp
1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah
dengan berbagai macam ukuran
2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni
yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat
Pulau Lombok di Mataram
26
D Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive
Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing
tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang
bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran
E Alat dan bahan penelitian
1 Alat
a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak
b Beaker glass 500 ml
c Labu erlenmayer 1000 ml
d Ose
e Lampu spritus
f Incubator Memmert
g Pemanas
h Autoclave
i Neraca analitik Sartorius
j Batang pengaduk
k Automatic pippets
l Pipet ukur 1 ml
m Penggaris
n Yellow tip dan blue tip
o Petridish
27
p Blender Philips
q Savety Kabinet
r Tissue
2 Bahan
a Isolate murni Salmonella typhi
b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti
c Media MHA
d Aquadest steril
e Nacl 085
f Kapas
g Lidi kapas
h Alcohol 70
i Spritus
F Variabel penelitian
1 Variabel bebas (independent variable)
Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing
tanah
2 Variabel terikat (dependent variable)
Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan
bakteri Salmonella sp
28
G Definisi operasional
1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri
dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat
bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi
2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai
dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih
disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk
pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan
millimeter (mm)
29
H Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril
Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp
Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh
cacing tanah
Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland
Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv
Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA
suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan
Salmonella sp
Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan
Pengolahan dan analisa data
Kesimpulan
30
I Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk
hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan
dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas
penghambatan
J Cara pengumpulan data
Data zona yang dikumpulkan antara lain
1 Persiapan
a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran
asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai
berikut
Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard
Unit Mc Farland
H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)
05 995 005 150
1 99 01 300
2 98 02 600
3 97 03 900
4 96 04 1200
5 95 05 1500
6 94 06 1800
7 93 07 2100
8 92 08 2400
9 91 09 2700
10 90 10 3000
Sumber (Soemarno 2000)
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
7
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Senyawa antibakteri merupakan senyawa yang dihasilkan oleh
suatu organisme baik hewan atau tumbuhan yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroba patogen Adanya senyawa aktif antimikroba pada
suatu organisme merupakan informasi penting untuk penanggulangan
suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri ( Ida 2002 )
Beberapa ahli mikrobiologi telah banyak meneliti tentang potensi
suatu organisme dalam menghasilkan senyawa antimikroba Hal ini
didorong untuk mengatasi masalah yang muncul di masyarakat dari efek
pengobatan dengan bahan sintetik Oleh karena itu penelitian mengenai
organisme penghasil senyawa antibakteri perlu dilakukan sebagai
alternatif pengobatan penyakit Pengobatan menggunakan bahan alami
ini memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan obat sintetik harga obat
dari ekstrak organisme lebih murah cukup aman dan efek sampingnya
kecil (Ida 2002)
Obat yang diambil dari alam sebaiknya memenuhi kriteria mudah
didapat dikenal oleh banyak orang proses penyimpanannya sederhana
mudah digunakan dan tidak berbahaya dalam penggunaannya Sebagian
masyarakat dalam mencari pemecahan terhadap masalah kesehatan
8
memanfaatkan bahan alami atau bahan tradisional sebagai salah satu
pilihan dalam mengobati penyakit (Agus dan Jacob 1992)
Penelitian telah dilakukan pada salah satu organisme yang
mempunyai potensi dalam menghasilkan senyawa antibakteri
Organisme tersebut adalah cacing tanah Masyarakat zaman dahulu
menggunakan bubuk cacing tanah kering yang direbus kemudian
diminum airnya untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri
(Magdalena 1999)
Salah satu bakteri patogen yang dapat mengakibatkan timbulnya
masalah kesehatan masyarakat adalah Salmonella sp yang
menyebabkan demam typoid atau tifus Kuman Salmonella sp masuk
tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan minuman yang
tercemar (Rahmat Juwono 1996)
Masa tunas demam typoid berlangsung 10 ndash 14 hari Gejala yang
timbul bervariasi Dalam minggu pertama pada umumnya menunjukan
gejala demam nyeri kepala pusing nyeri otot mual muntah diare
disertai gejala lain Sumber penularan penyakit demam typoid tidak selalu
harus dari penderita Ada penderita yang sudah mendapat pengobatan
dan sembuh tetapi dalam air seni dan kotorannya masih mengandung
bakteri Penderita ini disebut sebagai pembawa Walaupun tidak lagi
menderita demam typoid orang ini masih dapat menularkan penyakit
pada orang lain Secara sosial kondisi ini diperparah terutama pada
9
kelompok umur yang sedang berkembang yaitu usia 3 ndash 19 tahun
(Sjahrurahman 2003)
Selama ini untuk mengobati demam typoid yang disebabkan oleh
Salmonella sp digunakan antibiotik Sedangkan antibiotik seringkali
menimbulkan masalah resistensi bagi penderita demam typoid Oleh
karena itu sekarang sebagian masyarakat dalam mencari pemecahan
terhadap masalah kesehatan memanfaatkan pengobatan dengan
menggunakan bahan alami yang terdapat dalam cacing tanah (Anonim
2010)
Karena pada cacing tanah ada senyawa antibakteri maka
beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji efektifitas bubuk
cacing tanah terhadap beberapa bakteri secara in vitro Salah satunya
adalah menurut Arifiyanti Dewi salah satu mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung tahun 2003 Penelitian
tersebut tentang adanya daya antibakteri dalam dua spesies cacing
tanah (Lumbricus rubellus dan Pheretima sp) yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella typhi secara in vitro dengan beberapa
konsentrasi (pada konsentrasi 10 bv luas zona hambatan sudah
terbentuk)
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti
pengaruh larutan cacing tanah secara signifikan terhadap pertumbuhan
bakteri Salmonella sp
10
B Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ldquo Apakah
ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Salmonella sprdquo
C Tujuan Penelitian
1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp
2 Tujuan Khusus
a Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
25bv
b Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
50bv
c Mengetahui pengaruh dari larutan suspensi tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
75bv
d Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
100bv
11
e Menganalisa pengaruh hambatan yang terbentuk pada
konsentrasi 5 bv 10 bv 15 bv dan 20 bv
D Hipotesis
Ada pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella sp
E Manfaat Penelitian
1 Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dibidang
Bakteriologi
2 Bagi Instansi Pendidikan
Menambah ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan bubuk cacing
tanah untuk penyembuhan penyakit yang disebabkan bakteri
Salmonella sp
3 Bagi Masyarakat
Sebagai bahan informasi tambahan mengenai pengobatan alternatif
sebagai antibiotik secara alami
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Kerangka Teoritis
1 Cacing Tanah
a Sejarah singkat
Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak
mempunyai tulang belakang (invertebrata)Cacing tanah
termasuk kelas Oligochaeta Famili terpenting dari kelas ini
Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan
yang asing bagi masyarakat kita terutama bagi masyarakat
pedesaan Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat
menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia
(anonim 2010)
b Aktivitas antimikroba cacing tanah
Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup
dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal
evolusi oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi
mikroorganisme patogen di lingkungan mereka Penelitian yang
telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa
13
cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme
(anonim 2010)
Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki
mekanisme antibakteri yang berbeda dengan mekanisme
antibiotik Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak
jaringan tubuh Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya
dengan dua cara yaitu dengan menghentikan jalur metabolik
yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang
dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri
Sedangkan mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki
oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel
bakteri Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi
terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu
aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian Dengan
cara ini bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten
karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri
(anonim 2010)
c Kandungan cacing tanah
Cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan Hal
ini disebabkan kandungan gizinya cukup tinggi terutama
kandungan proteinnya yang mencapai 64-76 Kandungan
protein cacing tanah ini ternyata lebih tinggi dari sumber protein
14
lainnya Selain protein kandungan gizi lainnya yang terdapat
dalam tubuh cacing tanah antara lain lemak 7-10 kalsium
055 fosfor 1 dan serat kasar 108 Selain itu cacing tanah
mengandung auxin yang merupakan zat perangsang tumbuh
untuk tanaman Protein yang sangat tinggi pada tubuh cacing
tanah terdiri dari setidaknya Sembilan macam asam amino
esensial dan empat macam asam amino non-esensial
(Palungkun1999)
Banyaknya asam amino yang terkandung dalam tubuh
cacing tanah dapat memberikan indikasi bahwa tubuhnya pun
mengandung berbagai jenis enzim yang sangat berguna bagi
kesehatan manusia Selain itu cacing tanah juga mengandung
asam arahidonat yang dikenal dapat menurunkan panas tubuh
yang disebabkan oleh infeksi (Palungkun1999)
Kandungan asam amino yang terdapat dalam tubuh cacing dapat dilihat pada tabel 1
Asam Amino Komposisi ()Asam amino Esensial - Arginin - Histidin - Isoleusin - Leusin - Lisin - Metionin - Fenilalanin - Treonin - Valin
413156258448433218225295301
Asam Amino Non-Esensial - Sistin 229
15
- Glisisn - Serin - Tirosin
292288136
Sumber Palungkun 1999
Gambar 1 Cacing tanah (web-book Earthworms of Philipine)
d Manfaat Cacing Tanah Bagi Kehidupan Manusia
Menurut Palungkun (1999) dibawah ini adalah manfaat dari
cacing tanah yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya
adalah
1) Bahan Pakan Ternak
Berkat kandungan protein lemakdan mineralnya yamg
tinggi cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan
ternak seperti unggas ikan udang dan kodok Hasil dari
berbagai penelitian diperoleh bahwa tepung ikan yang biasa
dipakai untuk pakan ternak dapat digantikan dengan tepung
cacing tanah yang dimana kandungan protein dari tepung
16
cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung
ikan ( Anonim 2003)
2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan
penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat
meredakan demam menurunkan tekanan darah
menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan
tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak
cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri
patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain
itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah
mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga
gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang
Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan
sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar
Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan
selulose (Palungkun 1999)
3) Bahan baku kosmetik
Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing
tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang
rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan
kulit
17
2 Bakteri Salmonella sp
a Morfologi dan Toksonomi
Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan
suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus
tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu
flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain
itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan
asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob
Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )
Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)
dalam Magdalena (1999) adalah
Kingdom Prokariota
Divisio Bacteria
Classis Schizomycetes
Ordo Eubacteriales
18
Familia Enterobacteriaceae
Genus Salmonella
Spesies Salmonella sp
Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil
dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari
feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih
halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri
Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C
tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri
Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri
gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya
dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram
negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak
dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding
sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)
b Klasifikas Salmonella
1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa
Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella
schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak
19
2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi
Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella
enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak
3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella
gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini
tidak bergerak(Anonom 2010)
c Struktur Antigen
1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan
bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap
pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam
Antigen O terdiri dari lipopolisakarida
2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil
dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen
H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi
dan endapan seperti kapas
3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen
envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan
anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi
kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi
aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu
dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)
d Patogenitas
20
1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini
merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin
sebelumnya seperti keracunan makanan karena
Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya
demam diare hebat kadang bercampur darah
2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam
akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa
inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi
anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi
bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa
3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam
tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya
Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom
2010)
Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah
Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi
Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media
Bakteri Salmonella sp
21
B Kerangka Konsep
Ket
Variabel yang di teliti
Variabel yang tidak di teliti
suspensi cacing tanah
Konsentrasi
25 bv
50 bv
75 bv
100 bv
22
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan
Masyarakat Pulau Lombok di Mataram
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010
B Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang
dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh
yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel
(Notoatmodjo 2002)
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi
bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut
T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv
T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv
T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv
24
Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan
menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut
(t-1)(r-1)ge15
Keterangan t perlakuan(treatment)
r pengulangan
15 faktor nilai derajat kebebasan umum
Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada
penelitian ini adalah
(t-1)(r-1)ge15
(4-1)(r-1)ge15
3(r-1)ge15
3r-3ge15
3rge15+3
3rge18
rge183
rge6
Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6
kali
25
Table 2 Rancangan penelitian
ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi
25bv 50bv 75bv 100bv
1 A1 B1 C1 D1
2 A2 B2 C2 D2
3 A3 B3 C3 D3
4 A4 B4 C4 D4
5 A5 B5 C5 D5
6 A6 B6 C6 D6
C Sampel penelitian
Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan
analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp
1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah
dengan berbagai macam ukuran
2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni
yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat
Pulau Lombok di Mataram
26
D Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive
Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing
tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang
bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran
E Alat dan bahan penelitian
1 Alat
a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak
b Beaker glass 500 ml
c Labu erlenmayer 1000 ml
d Ose
e Lampu spritus
f Incubator Memmert
g Pemanas
h Autoclave
i Neraca analitik Sartorius
j Batang pengaduk
k Automatic pippets
l Pipet ukur 1 ml
m Penggaris
n Yellow tip dan blue tip
o Petridish
27
p Blender Philips
q Savety Kabinet
r Tissue
2 Bahan
a Isolate murni Salmonella typhi
b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti
c Media MHA
d Aquadest steril
e Nacl 085
f Kapas
g Lidi kapas
h Alcohol 70
i Spritus
F Variabel penelitian
1 Variabel bebas (independent variable)
Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing
tanah
2 Variabel terikat (dependent variable)
Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan
bakteri Salmonella sp
28
G Definisi operasional
1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri
dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat
bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi
2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai
dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih
disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk
pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan
millimeter (mm)
29
H Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril
Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp
Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh
cacing tanah
Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland
Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv
Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA
suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan
Salmonella sp
Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan
Pengolahan dan analisa data
Kesimpulan
30
I Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk
hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan
dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas
penghambatan
J Cara pengumpulan data
Data zona yang dikumpulkan antara lain
1 Persiapan
a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran
asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai
berikut
Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard
Unit Mc Farland
H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)
05 995 005 150
1 99 01 300
2 98 02 600
3 97 03 900
4 96 04 1200
5 95 05 1500
6 94 06 1800
7 93 07 2100
8 92 08 2400
9 91 09 2700
10 90 10 3000
Sumber (Soemarno 2000)
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
8
memanfaatkan bahan alami atau bahan tradisional sebagai salah satu
pilihan dalam mengobati penyakit (Agus dan Jacob 1992)
Penelitian telah dilakukan pada salah satu organisme yang
mempunyai potensi dalam menghasilkan senyawa antibakteri
Organisme tersebut adalah cacing tanah Masyarakat zaman dahulu
menggunakan bubuk cacing tanah kering yang direbus kemudian
diminum airnya untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri
(Magdalena 1999)
Salah satu bakteri patogen yang dapat mengakibatkan timbulnya
masalah kesehatan masyarakat adalah Salmonella sp yang
menyebabkan demam typoid atau tifus Kuman Salmonella sp masuk
tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan minuman yang
tercemar (Rahmat Juwono 1996)
Masa tunas demam typoid berlangsung 10 ndash 14 hari Gejala yang
timbul bervariasi Dalam minggu pertama pada umumnya menunjukan
gejala demam nyeri kepala pusing nyeri otot mual muntah diare
disertai gejala lain Sumber penularan penyakit demam typoid tidak selalu
harus dari penderita Ada penderita yang sudah mendapat pengobatan
dan sembuh tetapi dalam air seni dan kotorannya masih mengandung
bakteri Penderita ini disebut sebagai pembawa Walaupun tidak lagi
menderita demam typoid orang ini masih dapat menularkan penyakit
pada orang lain Secara sosial kondisi ini diperparah terutama pada
9
kelompok umur yang sedang berkembang yaitu usia 3 ndash 19 tahun
(Sjahrurahman 2003)
Selama ini untuk mengobati demam typoid yang disebabkan oleh
Salmonella sp digunakan antibiotik Sedangkan antibiotik seringkali
menimbulkan masalah resistensi bagi penderita demam typoid Oleh
karena itu sekarang sebagian masyarakat dalam mencari pemecahan
terhadap masalah kesehatan memanfaatkan pengobatan dengan
menggunakan bahan alami yang terdapat dalam cacing tanah (Anonim
2010)
Karena pada cacing tanah ada senyawa antibakteri maka
beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji efektifitas bubuk
cacing tanah terhadap beberapa bakteri secara in vitro Salah satunya
adalah menurut Arifiyanti Dewi salah satu mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung tahun 2003 Penelitian
tersebut tentang adanya daya antibakteri dalam dua spesies cacing
tanah (Lumbricus rubellus dan Pheretima sp) yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella typhi secara in vitro dengan beberapa
konsentrasi (pada konsentrasi 10 bv luas zona hambatan sudah
terbentuk)
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti
pengaruh larutan cacing tanah secara signifikan terhadap pertumbuhan
bakteri Salmonella sp
10
B Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ldquo Apakah
ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Salmonella sprdquo
C Tujuan Penelitian
1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp
2 Tujuan Khusus
a Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
25bv
b Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
50bv
c Mengetahui pengaruh dari larutan suspensi tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
75bv
d Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
100bv
11
e Menganalisa pengaruh hambatan yang terbentuk pada
konsentrasi 5 bv 10 bv 15 bv dan 20 bv
D Hipotesis
Ada pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella sp
E Manfaat Penelitian
1 Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dibidang
Bakteriologi
2 Bagi Instansi Pendidikan
Menambah ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan bubuk cacing
tanah untuk penyembuhan penyakit yang disebabkan bakteri
Salmonella sp
3 Bagi Masyarakat
Sebagai bahan informasi tambahan mengenai pengobatan alternatif
sebagai antibiotik secara alami
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Kerangka Teoritis
1 Cacing Tanah
a Sejarah singkat
Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak
mempunyai tulang belakang (invertebrata)Cacing tanah
termasuk kelas Oligochaeta Famili terpenting dari kelas ini
Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan
yang asing bagi masyarakat kita terutama bagi masyarakat
pedesaan Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat
menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia
(anonim 2010)
b Aktivitas antimikroba cacing tanah
Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup
dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal
evolusi oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi
mikroorganisme patogen di lingkungan mereka Penelitian yang
telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa
13
cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme
(anonim 2010)
Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki
mekanisme antibakteri yang berbeda dengan mekanisme
antibiotik Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak
jaringan tubuh Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya
dengan dua cara yaitu dengan menghentikan jalur metabolik
yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang
dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri
Sedangkan mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki
oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel
bakteri Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi
terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu
aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian Dengan
cara ini bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten
karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri
(anonim 2010)
c Kandungan cacing tanah
Cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan Hal
ini disebabkan kandungan gizinya cukup tinggi terutama
kandungan proteinnya yang mencapai 64-76 Kandungan
protein cacing tanah ini ternyata lebih tinggi dari sumber protein
14
lainnya Selain protein kandungan gizi lainnya yang terdapat
dalam tubuh cacing tanah antara lain lemak 7-10 kalsium
055 fosfor 1 dan serat kasar 108 Selain itu cacing tanah
mengandung auxin yang merupakan zat perangsang tumbuh
untuk tanaman Protein yang sangat tinggi pada tubuh cacing
tanah terdiri dari setidaknya Sembilan macam asam amino
esensial dan empat macam asam amino non-esensial
(Palungkun1999)
Banyaknya asam amino yang terkandung dalam tubuh
cacing tanah dapat memberikan indikasi bahwa tubuhnya pun
mengandung berbagai jenis enzim yang sangat berguna bagi
kesehatan manusia Selain itu cacing tanah juga mengandung
asam arahidonat yang dikenal dapat menurunkan panas tubuh
yang disebabkan oleh infeksi (Palungkun1999)
Kandungan asam amino yang terdapat dalam tubuh cacing dapat dilihat pada tabel 1
Asam Amino Komposisi ()Asam amino Esensial - Arginin - Histidin - Isoleusin - Leusin - Lisin - Metionin - Fenilalanin - Treonin - Valin
413156258448433218225295301
Asam Amino Non-Esensial - Sistin 229
15
- Glisisn - Serin - Tirosin
292288136
Sumber Palungkun 1999
Gambar 1 Cacing tanah (web-book Earthworms of Philipine)
d Manfaat Cacing Tanah Bagi Kehidupan Manusia
Menurut Palungkun (1999) dibawah ini adalah manfaat dari
cacing tanah yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya
adalah
1) Bahan Pakan Ternak
Berkat kandungan protein lemakdan mineralnya yamg
tinggi cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan
ternak seperti unggas ikan udang dan kodok Hasil dari
berbagai penelitian diperoleh bahwa tepung ikan yang biasa
dipakai untuk pakan ternak dapat digantikan dengan tepung
cacing tanah yang dimana kandungan protein dari tepung
16
cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung
ikan ( Anonim 2003)
2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan
penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat
meredakan demam menurunkan tekanan darah
menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan
tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak
cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri
patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain
itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah
mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga
gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang
Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan
sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar
Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan
selulose (Palungkun 1999)
3) Bahan baku kosmetik
Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing
tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang
rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan
kulit
17
2 Bakteri Salmonella sp
a Morfologi dan Toksonomi
Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan
suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus
tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu
flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain
itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan
asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob
Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )
Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)
dalam Magdalena (1999) adalah
Kingdom Prokariota
Divisio Bacteria
Classis Schizomycetes
Ordo Eubacteriales
18
Familia Enterobacteriaceae
Genus Salmonella
Spesies Salmonella sp
Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil
dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari
feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih
halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri
Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C
tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri
Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri
gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya
dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram
negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak
dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding
sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)
b Klasifikas Salmonella
1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa
Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella
schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak
19
2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi
Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella
enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak
3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella
gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini
tidak bergerak(Anonom 2010)
c Struktur Antigen
1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan
bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap
pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam
Antigen O terdiri dari lipopolisakarida
2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil
dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen
H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi
dan endapan seperti kapas
3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen
envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan
anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi
kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi
aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu
dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)
d Patogenitas
20
1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini
merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin
sebelumnya seperti keracunan makanan karena
Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya
demam diare hebat kadang bercampur darah
2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam
akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa
inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi
anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi
bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa
3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam
tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya
Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom
2010)
Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah
Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi
Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media
Bakteri Salmonella sp
21
B Kerangka Konsep
Ket
Variabel yang di teliti
Variabel yang tidak di teliti
suspensi cacing tanah
Konsentrasi
25 bv
50 bv
75 bv
100 bv
22
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan
Masyarakat Pulau Lombok di Mataram
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010
B Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang
dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh
yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel
(Notoatmodjo 2002)
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi
bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut
T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv
T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv
T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv
24
Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan
menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut
(t-1)(r-1)ge15
Keterangan t perlakuan(treatment)
r pengulangan
15 faktor nilai derajat kebebasan umum
Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada
penelitian ini adalah
(t-1)(r-1)ge15
(4-1)(r-1)ge15
3(r-1)ge15
3r-3ge15
3rge15+3
3rge18
rge183
rge6
Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6
kali
25
Table 2 Rancangan penelitian
ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi
25bv 50bv 75bv 100bv
1 A1 B1 C1 D1
2 A2 B2 C2 D2
3 A3 B3 C3 D3
4 A4 B4 C4 D4
5 A5 B5 C5 D5
6 A6 B6 C6 D6
C Sampel penelitian
Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan
analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp
1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah
dengan berbagai macam ukuran
2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni
yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat
Pulau Lombok di Mataram
26
D Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive
Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing
tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang
bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran
E Alat dan bahan penelitian
1 Alat
a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak
b Beaker glass 500 ml
c Labu erlenmayer 1000 ml
d Ose
e Lampu spritus
f Incubator Memmert
g Pemanas
h Autoclave
i Neraca analitik Sartorius
j Batang pengaduk
k Automatic pippets
l Pipet ukur 1 ml
m Penggaris
n Yellow tip dan blue tip
o Petridish
27
p Blender Philips
q Savety Kabinet
r Tissue
2 Bahan
a Isolate murni Salmonella typhi
b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti
c Media MHA
d Aquadest steril
e Nacl 085
f Kapas
g Lidi kapas
h Alcohol 70
i Spritus
F Variabel penelitian
1 Variabel bebas (independent variable)
Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing
tanah
2 Variabel terikat (dependent variable)
Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan
bakteri Salmonella sp
28
G Definisi operasional
1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri
dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat
bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi
2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai
dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih
disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk
pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan
millimeter (mm)
29
H Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril
Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp
Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh
cacing tanah
Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland
Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv
Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA
suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan
Salmonella sp
Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan
Pengolahan dan analisa data
Kesimpulan
30
I Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk
hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan
dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas
penghambatan
J Cara pengumpulan data
Data zona yang dikumpulkan antara lain
1 Persiapan
a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran
asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai
berikut
Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard
Unit Mc Farland
H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)
05 995 005 150
1 99 01 300
2 98 02 600
3 97 03 900
4 96 04 1200
5 95 05 1500
6 94 06 1800
7 93 07 2100
8 92 08 2400
9 91 09 2700
10 90 10 3000
Sumber (Soemarno 2000)
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
9
kelompok umur yang sedang berkembang yaitu usia 3 ndash 19 tahun
(Sjahrurahman 2003)
Selama ini untuk mengobati demam typoid yang disebabkan oleh
Salmonella sp digunakan antibiotik Sedangkan antibiotik seringkali
menimbulkan masalah resistensi bagi penderita demam typoid Oleh
karena itu sekarang sebagian masyarakat dalam mencari pemecahan
terhadap masalah kesehatan memanfaatkan pengobatan dengan
menggunakan bahan alami yang terdapat dalam cacing tanah (Anonim
2010)
Karena pada cacing tanah ada senyawa antibakteri maka
beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji efektifitas bubuk
cacing tanah terhadap beberapa bakteri secara in vitro Salah satunya
adalah menurut Arifiyanti Dewi salah satu mahasiswa Biologi
Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung tahun 2003 Penelitian
tersebut tentang adanya daya antibakteri dalam dua spesies cacing
tanah (Lumbricus rubellus dan Pheretima sp) yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella typhi secara in vitro dengan beberapa
konsentrasi (pada konsentrasi 10 bv luas zona hambatan sudah
terbentuk)
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti
pengaruh larutan cacing tanah secara signifikan terhadap pertumbuhan
bakteri Salmonella sp
10
B Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ldquo Apakah
ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Salmonella sprdquo
C Tujuan Penelitian
1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp
2 Tujuan Khusus
a Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
25bv
b Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
50bv
c Mengetahui pengaruh dari larutan suspensi tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
75bv
d Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
100bv
11
e Menganalisa pengaruh hambatan yang terbentuk pada
konsentrasi 5 bv 10 bv 15 bv dan 20 bv
D Hipotesis
Ada pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella sp
E Manfaat Penelitian
1 Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dibidang
Bakteriologi
2 Bagi Instansi Pendidikan
Menambah ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan bubuk cacing
tanah untuk penyembuhan penyakit yang disebabkan bakteri
Salmonella sp
3 Bagi Masyarakat
Sebagai bahan informasi tambahan mengenai pengobatan alternatif
sebagai antibiotik secara alami
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Kerangka Teoritis
1 Cacing Tanah
a Sejarah singkat
Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak
mempunyai tulang belakang (invertebrata)Cacing tanah
termasuk kelas Oligochaeta Famili terpenting dari kelas ini
Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan
yang asing bagi masyarakat kita terutama bagi masyarakat
pedesaan Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat
menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia
(anonim 2010)
b Aktivitas antimikroba cacing tanah
Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup
dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal
evolusi oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi
mikroorganisme patogen di lingkungan mereka Penelitian yang
telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa
13
cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme
(anonim 2010)
Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki
mekanisme antibakteri yang berbeda dengan mekanisme
antibiotik Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak
jaringan tubuh Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya
dengan dua cara yaitu dengan menghentikan jalur metabolik
yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang
dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri
Sedangkan mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki
oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel
bakteri Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi
terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu
aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian Dengan
cara ini bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten
karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri
(anonim 2010)
c Kandungan cacing tanah
Cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan Hal
ini disebabkan kandungan gizinya cukup tinggi terutama
kandungan proteinnya yang mencapai 64-76 Kandungan
protein cacing tanah ini ternyata lebih tinggi dari sumber protein
14
lainnya Selain protein kandungan gizi lainnya yang terdapat
dalam tubuh cacing tanah antara lain lemak 7-10 kalsium
055 fosfor 1 dan serat kasar 108 Selain itu cacing tanah
mengandung auxin yang merupakan zat perangsang tumbuh
untuk tanaman Protein yang sangat tinggi pada tubuh cacing
tanah terdiri dari setidaknya Sembilan macam asam amino
esensial dan empat macam asam amino non-esensial
(Palungkun1999)
Banyaknya asam amino yang terkandung dalam tubuh
cacing tanah dapat memberikan indikasi bahwa tubuhnya pun
mengandung berbagai jenis enzim yang sangat berguna bagi
kesehatan manusia Selain itu cacing tanah juga mengandung
asam arahidonat yang dikenal dapat menurunkan panas tubuh
yang disebabkan oleh infeksi (Palungkun1999)
Kandungan asam amino yang terdapat dalam tubuh cacing dapat dilihat pada tabel 1
Asam Amino Komposisi ()Asam amino Esensial - Arginin - Histidin - Isoleusin - Leusin - Lisin - Metionin - Fenilalanin - Treonin - Valin
413156258448433218225295301
Asam Amino Non-Esensial - Sistin 229
15
- Glisisn - Serin - Tirosin
292288136
Sumber Palungkun 1999
Gambar 1 Cacing tanah (web-book Earthworms of Philipine)
d Manfaat Cacing Tanah Bagi Kehidupan Manusia
Menurut Palungkun (1999) dibawah ini adalah manfaat dari
cacing tanah yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya
adalah
1) Bahan Pakan Ternak
Berkat kandungan protein lemakdan mineralnya yamg
tinggi cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan
ternak seperti unggas ikan udang dan kodok Hasil dari
berbagai penelitian diperoleh bahwa tepung ikan yang biasa
dipakai untuk pakan ternak dapat digantikan dengan tepung
cacing tanah yang dimana kandungan protein dari tepung
16
cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung
ikan ( Anonim 2003)
2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan
penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat
meredakan demam menurunkan tekanan darah
menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan
tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak
cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri
patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain
itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah
mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga
gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang
Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan
sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar
Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan
selulose (Palungkun 1999)
3) Bahan baku kosmetik
Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing
tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang
rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan
kulit
17
2 Bakteri Salmonella sp
a Morfologi dan Toksonomi
Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan
suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus
tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu
flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain
itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan
asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob
Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )
Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)
dalam Magdalena (1999) adalah
Kingdom Prokariota
Divisio Bacteria
Classis Schizomycetes
Ordo Eubacteriales
18
Familia Enterobacteriaceae
Genus Salmonella
Spesies Salmonella sp
Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil
dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari
feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih
halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri
Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C
tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri
Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri
gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya
dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram
negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak
dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding
sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)
b Klasifikas Salmonella
1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa
Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella
schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak
19
2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi
Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella
enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak
3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella
gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini
tidak bergerak(Anonom 2010)
c Struktur Antigen
1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan
bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap
pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam
Antigen O terdiri dari lipopolisakarida
2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil
dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen
H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi
dan endapan seperti kapas
3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen
envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan
anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi
kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi
aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu
dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)
d Patogenitas
20
1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini
merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin
sebelumnya seperti keracunan makanan karena
Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya
demam diare hebat kadang bercampur darah
2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam
akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa
inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi
anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi
bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa
3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam
tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya
Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom
2010)
Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah
Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi
Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media
Bakteri Salmonella sp
21
B Kerangka Konsep
Ket
Variabel yang di teliti
Variabel yang tidak di teliti
suspensi cacing tanah
Konsentrasi
25 bv
50 bv
75 bv
100 bv
22
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan
Masyarakat Pulau Lombok di Mataram
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010
B Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang
dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh
yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel
(Notoatmodjo 2002)
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi
bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut
T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv
T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv
T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv
24
Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan
menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut
(t-1)(r-1)ge15
Keterangan t perlakuan(treatment)
r pengulangan
15 faktor nilai derajat kebebasan umum
Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada
penelitian ini adalah
(t-1)(r-1)ge15
(4-1)(r-1)ge15
3(r-1)ge15
3r-3ge15
3rge15+3
3rge18
rge183
rge6
Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6
kali
25
Table 2 Rancangan penelitian
ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi
25bv 50bv 75bv 100bv
1 A1 B1 C1 D1
2 A2 B2 C2 D2
3 A3 B3 C3 D3
4 A4 B4 C4 D4
5 A5 B5 C5 D5
6 A6 B6 C6 D6
C Sampel penelitian
Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan
analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp
1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah
dengan berbagai macam ukuran
2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni
yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat
Pulau Lombok di Mataram
26
D Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive
Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing
tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang
bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran
E Alat dan bahan penelitian
1 Alat
a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak
b Beaker glass 500 ml
c Labu erlenmayer 1000 ml
d Ose
e Lampu spritus
f Incubator Memmert
g Pemanas
h Autoclave
i Neraca analitik Sartorius
j Batang pengaduk
k Automatic pippets
l Pipet ukur 1 ml
m Penggaris
n Yellow tip dan blue tip
o Petridish
27
p Blender Philips
q Savety Kabinet
r Tissue
2 Bahan
a Isolate murni Salmonella typhi
b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti
c Media MHA
d Aquadest steril
e Nacl 085
f Kapas
g Lidi kapas
h Alcohol 70
i Spritus
F Variabel penelitian
1 Variabel bebas (independent variable)
Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing
tanah
2 Variabel terikat (dependent variable)
Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan
bakteri Salmonella sp
28
G Definisi operasional
1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri
dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat
bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi
2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai
dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih
disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk
pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan
millimeter (mm)
29
H Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril
Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp
Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh
cacing tanah
Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland
Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv
Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA
suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan
Salmonella sp
Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan
Pengolahan dan analisa data
Kesimpulan
30
I Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk
hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan
dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas
penghambatan
J Cara pengumpulan data
Data zona yang dikumpulkan antara lain
1 Persiapan
a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran
asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai
berikut
Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard
Unit Mc Farland
H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)
05 995 005 150
1 99 01 300
2 98 02 600
3 97 03 900
4 96 04 1200
5 95 05 1500
6 94 06 1800
7 93 07 2100
8 92 08 2400
9 91 09 2700
10 90 10 3000
Sumber (Soemarno 2000)
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
10
B Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ldquo Apakah
ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan
bakteri Salmonella sprdquo
C Tujuan Penelitian
1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp
2 Tujuan Khusus
a Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
25bv
b Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
50bv
c Mengetahui pengaruh dari larutan suspensi tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
75bv
d Mengetahui pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan Salmonella sp pada konsentrasi
100bv
11
e Menganalisa pengaruh hambatan yang terbentuk pada
konsentrasi 5 bv 10 bv 15 bv dan 20 bv
D Hipotesis
Ada pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella sp
E Manfaat Penelitian
1 Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dibidang
Bakteriologi
2 Bagi Instansi Pendidikan
Menambah ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan bubuk cacing
tanah untuk penyembuhan penyakit yang disebabkan bakteri
Salmonella sp
3 Bagi Masyarakat
Sebagai bahan informasi tambahan mengenai pengobatan alternatif
sebagai antibiotik secara alami
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Kerangka Teoritis
1 Cacing Tanah
a Sejarah singkat
Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak
mempunyai tulang belakang (invertebrata)Cacing tanah
termasuk kelas Oligochaeta Famili terpenting dari kelas ini
Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan
yang asing bagi masyarakat kita terutama bagi masyarakat
pedesaan Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat
menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia
(anonim 2010)
b Aktivitas antimikroba cacing tanah
Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup
dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal
evolusi oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi
mikroorganisme patogen di lingkungan mereka Penelitian yang
telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa
13
cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme
(anonim 2010)
Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki
mekanisme antibakteri yang berbeda dengan mekanisme
antibiotik Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak
jaringan tubuh Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya
dengan dua cara yaitu dengan menghentikan jalur metabolik
yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang
dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri
Sedangkan mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki
oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel
bakteri Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi
terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu
aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian Dengan
cara ini bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten
karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri
(anonim 2010)
c Kandungan cacing tanah
Cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan Hal
ini disebabkan kandungan gizinya cukup tinggi terutama
kandungan proteinnya yang mencapai 64-76 Kandungan
protein cacing tanah ini ternyata lebih tinggi dari sumber protein
14
lainnya Selain protein kandungan gizi lainnya yang terdapat
dalam tubuh cacing tanah antara lain lemak 7-10 kalsium
055 fosfor 1 dan serat kasar 108 Selain itu cacing tanah
mengandung auxin yang merupakan zat perangsang tumbuh
untuk tanaman Protein yang sangat tinggi pada tubuh cacing
tanah terdiri dari setidaknya Sembilan macam asam amino
esensial dan empat macam asam amino non-esensial
(Palungkun1999)
Banyaknya asam amino yang terkandung dalam tubuh
cacing tanah dapat memberikan indikasi bahwa tubuhnya pun
mengandung berbagai jenis enzim yang sangat berguna bagi
kesehatan manusia Selain itu cacing tanah juga mengandung
asam arahidonat yang dikenal dapat menurunkan panas tubuh
yang disebabkan oleh infeksi (Palungkun1999)
Kandungan asam amino yang terdapat dalam tubuh cacing dapat dilihat pada tabel 1
Asam Amino Komposisi ()Asam amino Esensial - Arginin - Histidin - Isoleusin - Leusin - Lisin - Metionin - Fenilalanin - Treonin - Valin
413156258448433218225295301
Asam Amino Non-Esensial - Sistin 229
15
- Glisisn - Serin - Tirosin
292288136
Sumber Palungkun 1999
Gambar 1 Cacing tanah (web-book Earthworms of Philipine)
d Manfaat Cacing Tanah Bagi Kehidupan Manusia
Menurut Palungkun (1999) dibawah ini adalah manfaat dari
cacing tanah yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya
adalah
1) Bahan Pakan Ternak
Berkat kandungan protein lemakdan mineralnya yamg
tinggi cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan
ternak seperti unggas ikan udang dan kodok Hasil dari
berbagai penelitian diperoleh bahwa tepung ikan yang biasa
dipakai untuk pakan ternak dapat digantikan dengan tepung
cacing tanah yang dimana kandungan protein dari tepung
16
cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung
ikan ( Anonim 2003)
2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan
penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat
meredakan demam menurunkan tekanan darah
menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan
tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak
cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri
patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain
itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah
mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga
gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang
Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan
sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar
Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan
selulose (Palungkun 1999)
3) Bahan baku kosmetik
Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing
tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang
rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan
kulit
17
2 Bakteri Salmonella sp
a Morfologi dan Toksonomi
Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan
suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus
tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu
flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain
itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan
asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob
Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )
Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)
dalam Magdalena (1999) adalah
Kingdom Prokariota
Divisio Bacteria
Classis Schizomycetes
Ordo Eubacteriales
18
Familia Enterobacteriaceae
Genus Salmonella
Spesies Salmonella sp
Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil
dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari
feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih
halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri
Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C
tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri
Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri
gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya
dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram
negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak
dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding
sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)
b Klasifikas Salmonella
1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa
Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella
schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak
19
2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi
Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella
enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak
3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella
gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini
tidak bergerak(Anonom 2010)
c Struktur Antigen
1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan
bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap
pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam
Antigen O terdiri dari lipopolisakarida
2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil
dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen
H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi
dan endapan seperti kapas
3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen
envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan
anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi
kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi
aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu
dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)
d Patogenitas
20
1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini
merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin
sebelumnya seperti keracunan makanan karena
Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya
demam diare hebat kadang bercampur darah
2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam
akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa
inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi
anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi
bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa
3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam
tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya
Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom
2010)
Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah
Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi
Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media
Bakteri Salmonella sp
21
B Kerangka Konsep
Ket
Variabel yang di teliti
Variabel yang tidak di teliti
suspensi cacing tanah
Konsentrasi
25 bv
50 bv
75 bv
100 bv
22
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan
Masyarakat Pulau Lombok di Mataram
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010
B Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang
dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh
yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel
(Notoatmodjo 2002)
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi
bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut
T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv
T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv
T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv
24
Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan
menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut
(t-1)(r-1)ge15
Keterangan t perlakuan(treatment)
r pengulangan
15 faktor nilai derajat kebebasan umum
Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada
penelitian ini adalah
(t-1)(r-1)ge15
(4-1)(r-1)ge15
3(r-1)ge15
3r-3ge15
3rge15+3
3rge18
rge183
rge6
Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6
kali
25
Table 2 Rancangan penelitian
ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi
25bv 50bv 75bv 100bv
1 A1 B1 C1 D1
2 A2 B2 C2 D2
3 A3 B3 C3 D3
4 A4 B4 C4 D4
5 A5 B5 C5 D5
6 A6 B6 C6 D6
C Sampel penelitian
Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan
analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp
1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah
dengan berbagai macam ukuran
2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni
yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat
Pulau Lombok di Mataram
26
D Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive
Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing
tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang
bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran
E Alat dan bahan penelitian
1 Alat
a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak
b Beaker glass 500 ml
c Labu erlenmayer 1000 ml
d Ose
e Lampu spritus
f Incubator Memmert
g Pemanas
h Autoclave
i Neraca analitik Sartorius
j Batang pengaduk
k Automatic pippets
l Pipet ukur 1 ml
m Penggaris
n Yellow tip dan blue tip
o Petridish
27
p Blender Philips
q Savety Kabinet
r Tissue
2 Bahan
a Isolate murni Salmonella typhi
b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti
c Media MHA
d Aquadest steril
e Nacl 085
f Kapas
g Lidi kapas
h Alcohol 70
i Spritus
F Variabel penelitian
1 Variabel bebas (independent variable)
Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing
tanah
2 Variabel terikat (dependent variable)
Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan
bakteri Salmonella sp
28
G Definisi operasional
1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri
dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat
bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi
2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai
dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih
disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk
pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan
millimeter (mm)
29
H Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril
Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp
Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh
cacing tanah
Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland
Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv
Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA
suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan
Salmonella sp
Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan
Pengolahan dan analisa data
Kesimpulan
30
I Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk
hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan
dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas
penghambatan
J Cara pengumpulan data
Data zona yang dikumpulkan antara lain
1 Persiapan
a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran
asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai
berikut
Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard
Unit Mc Farland
H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)
05 995 005 150
1 99 01 300
2 98 02 600
3 97 03 900
4 96 04 1200
5 95 05 1500
6 94 06 1800
7 93 07 2100
8 92 08 2400
9 91 09 2700
10 90 10 3000
Sumber (Soemarno 2000)
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
11
e Menganalisa pengaruh hambatan yang terbentuk pada
konsentrasi 5 bv 10 bv 15 bv dan 20 bv
D Hipotesis
Ada pengaruh dari suspensi cacing tanah dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Salmonella sp
E Manfaat Penelitian
1 Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dibidang
Bakteriologi
2 Bagi Instansi Pendidikan
Menambah ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan bubuk cacing
tanah untuk penyembuhan penyakit yang disebabkan bakteri
Salmonella sp
3 Bagi Masyarakat
Sebagai bahan informasi tambahan mengenai pengobatan alternatif
sebagai antibiotik secara alami
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Kerangka Teoritis
1 Cacing Tanah
a Sejarah singkat
Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak
mempunyai tulang belakang (invertebrata)Cacing tanah
termasuk kelas Oligochaeta Famili terpenting dari kelas ini
Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan
yang asing bagi masyarakat kita terutama bagi masyarakat
pedesaan Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat
menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia
(anonim 2010)
b Aktivitas antimikroba cacing tanah
Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup
dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal
evolusi oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi
mikroorganisme patogen di lingkungan mereka Penelitian yang
telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa
13
cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme
(anonim 2010)
Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki
mekanisme antibakteri yang berbeda dengan mekanisme
antibiotik Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak
jaringan tubuh Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya
dengan dua cara yaitu dengan menghentikan jalur metabolik
yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang
dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri
Sedangkan mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki
oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel
bakteri Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi
terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu
aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian Dengan
cara ini bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten
karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri
(anonim 2010)
c Kandungan cacing tanah
Cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan Hal
ini disebabkan kandungan gizinya cukup tinggi terutama
kandungan proteinnya yang mencapai 64-76 Kandungan
protein cacing tanah ini ternyata lebih tinggi dari sumber protein
14
lainnya Selain protein kandungan gizi lainnya yang terdapat
dalam tubuh cacing tanah antara lain lemak 7-10 kalsium
055 fosfor 1 dan serat kasar 108 Selain itu cacing tanah
mengandung auxin yang merupakan zat perangsang tumbuh
untuk tanaman Protein yang sangat tinggi pada tubuh cacing
tanah terdiri dari setidaknya Sembilan macam asam amino
esensial dan empat macam asam amino non-esensial
(Palungkun1999)
Banyaknya asam amino yang terkandung dalam tubuh
cacing tanah dapat memberikan indikasi bahwa tubuhnya pun
mengandung berbagai jenis enzim yang sangat berguna bagi
kesehatan manusia Selain itu cacing tanah juga mengandung
asam arahidonat yang dikenal dapat menurunkan panas tubuh
yang disebabkan oleh infeksi (Palungkun1999)
Kandungan asam amino yang terdapat dalam tubuh cacing dapat dilihat pada tabel 1
Asam Amino Komposisi ()Asam amino Esensial - Arginin - Histidin - Isoleusin - Leusin - Lisin - Metionin - Fenilalanin - Treonin - Valin
413156258448433218225295301
Asam Amino Non-Esensial - Sistin 229
15
- Glisisn - Serin - Tirosin
292288136
Sumber Palungkun 1999
Gambar 1 Cacing tanah (web-book Earthworms of Philipine)
d Manfaat Cacing Tanah Bagi Kehidupan Manusia
Menurut Palungkun (1999) dibawah ini adalah manfaat dari
cacing tanah yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya
adalah
1) Bahan Pakan Ternak
Berkat kandungan protein lemakdan mineralnya yamg
tinggi cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan
ternak seperti unggas ikan udang dan kodok Hasil dari
berbagai penelitian diperoleh bahwa tepung ikan yang biasa
dipakai untuk pakan ternak dapat digantikan dengan tepung
cacing tanah yang dimana kandungan protein dari tepung
16
cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung
ikan ( Anonim 2003)
2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan
penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat
meredakan demam menurunkan tekanan darah
menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan
tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak
cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri
patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain
itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah
mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga
gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang
Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan
sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar
Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan
selulose (Palungkun 1999)
3) Bahan baku kosmetik
Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing
tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang
rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan
kulit
17
2 Bakteri Salmonella sp
a Morfologi dan Toksonomi
Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan
suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus
tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu
flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain
itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan
asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob
Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )
Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)
dalam Magdalena (1999) adalah
Kingdom Prokariota
Divisio Bacteria
Classis Schizomycetes
Ordo Eubacteriales
18
Familia Enterobacteriaceae
Genus Salmonella
Spesies Salmonella sp
Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil
dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari
feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih
halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri
Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C
tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri
Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri
gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya
dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram
negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak
dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding
sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)
b Klasifikas Salmonella
1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa
Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella
schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak
19
2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi
Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella
enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak
3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella
gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini
tidak bergerak(Anonom 2010)
c Struktur Antigen
1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan
bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap
pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam
Antigen O terdiri dari lipopolisakarida
2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil
dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen
H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi
dan endapan seperti kapas
3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen
envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan
anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi
kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi
aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu
dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)
d Patogenitas
20
1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini
merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin
sebelumnya seperti keracunan makanan karena
Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya
demam diare hebat kadang bercampur darah
2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam
akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa
inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi
anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi
bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa
3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam
tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya
Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom
2010)
Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah
Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi
Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media
Bakteri Salmonella sp
21
B Kerangka Konsep
Ket
Variabel yang di teliti
Variabel yang tidak di teliti
suspensi cacing tanah
Konsentrasi
25 bv
50 bv
75 bv
100 bv
22
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan
Masyarakat Pulau Lombok di Mataram
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010
B Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang
dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh
yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel
(Notoatmodjo 2002)
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi
bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut
T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv
T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv
T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv
24
Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan
menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut
(t-1)(r-1)ge15
Keterangan t perlakuan(treatment)
r pengulangan
15 faktor nilai derajat kebebasan umum
Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada
penelitian ini adalah
(t-1)(r-1)ge15
(4-1)(r-1)ge15
3(r-1)ge15
3r-3ge15
3rge15+3
3rge18
rge183
rge6
Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6
kali
25
Table 2 Rancangan penelitian
ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi
25bv 50bv 75bv 100bv
1 A1 B1 C1 D1
2 A2 B2 C2 D2
3 A3 B3 C3 D3
4 A4 B4 C4 D4
5 A5 B5 C5 D5
6 A6 B6 C6 D6
C Sampel penelitian
Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan
analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp
1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah
dengan berbagai macam ukuran
2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni
yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat
Pulau Lombok di Mataram
26
D Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive
Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing
tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang
bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran
E Alat dan bahan penelitian
1 Alat
a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak
b Beaker glass 500 ml
c Labu erlenmayer 1000 ml
d Ose
e Lampu spritus
f Incubator Memmert
g Pemanas
h Autoclave
i Neraca analitik Sartorius
j Batang pengaduk
k Automatic pippets
l Pipet ukur 1 ml
m Penggaris
n Yellow tip dan blue tip
o Petridish
27
p Blender Philips
q Savety Kabinet
r Tissue
2 Bahan
a Isolate murni Salmonella typhi
b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti
c Media MHA
d Aquadest steril
e Nacl 085
f Kapas
g Lidi kapas
h Alcohol 70
i Spritus
F Variabel penelitian
1 Variabel bebas (independent variable)
Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing
tanah
2 Variabel terikat (dependent variable)
Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan
bakteri Salmonella sp
28
G Definisi operasional
1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri
dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat
bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi
2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai
dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih
disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk
pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan
millimeter (mm)
29
H Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril
Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp
Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh
cacing tanah
Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland
Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv
Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA
suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan
Salmonella sp
Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan
Pengolahan dan analisa data
Kesimpulan
30
I Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk
hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan
dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas
penghambatan
J Cara pengumpulan data
Data zona yang dikumpulkan antara lain
1 Persiapan
a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran
asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai
berikut
Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard
Unit Mc Farland
H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)
05 995 005 150
1 99 01 300
2 98 02 600
3 97 03 900
4 96 04 1200
5 95 05 1500
6 94 06 1800
7 93 07 2100
8 92 08 2400
9 91 09 2700
10 90 10 3000
Sumber (Soemarno 2000)
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Kerangka Teoritis
1 Cacing Tanah
a Sejarah singkat
Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak
mempunyai tulang belakang (invertebrata)Cacing tanah
termasuk kelas Oligochaeta Famili terpenting dari kelas ini
Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan
yang asing bagi masyarakat kita terutama bagi masyarakat
pedesaan Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat
menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia
(anonim 2010)
b Aktivitas antimikroba cacing tanah
Cacing tanah merupakan makhluk yang telah hidup
dengan bantuan sistem pertahanan mereka sejak fase awal
evolusi oleh sebab itu mereka selalu dapat menghadapi invasi
mikroorganisme patogen di lingkungan mereka Penelitian yang
telah berlangsung selama sekitar 50 tahun menunjukkan bahwa
13
cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme
(anonim 2010)
Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki
mekanisme antibakteri yang berbeda dengan mekanisme
antibiotik Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak
jaringan tubuh Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya
dengan dua cara yaitu dengan menghentikan jalur metabolik
yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang
dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri
Sedangkan mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki
oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel
bakteri Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi
terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu
aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian Dengan
cara ini bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten
karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri
(anonim 2010)
c Kandungan cacing tanah
Cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan Hal
ini disebabkan kandungan gizinya cukup tinggi terutama
kandungan proteinnya yang mencapai 64-76 Kandungan
protein cacing tanah ini ternyata lebih tinggi dari sumber protein
14
lainnya Selain protein kandungan gizi lainnya yang terdapat
dalam tubuh cacing tanah antara lain lemak 7-10 kalsium
055 fosfor 1 dan serat kasar 108 Selain itu cacing tanah
mengandung auxin yang merupakan zat perangsang tumbuh
untuk tanaman Protein yang sangat tinggi pada tubuh cacing
tanah terdiri dari setidaknya Sembilan macam asam amino
esensial dan empat macam asam amino non-esensial
(Palungkun1999)
Banyaknya asam amino yang terkandung dalam tubuh
cacing tanah dapat memberikan indikasi bahwa tubuhnya pun
mengandung berbagai jenis enzim yang sangat berguna bagi
kesehatan manusia Selain itu cacing tanah juga mengandung
asam arahidonat yang dikenal dapat menurunkan panas tubuh
yang disebabkan oleh infeksi (Palungkun1999)
Kandungan asam amino yang terdapat dalam tubuh cacing dapat dilihat pada tabel 1
Asam Amino Komposisi ()Asam amino Esensial - Arginin - Histidin - Isoleusin - Leusin - Lisin - Metionin - Fenilalanin - Treonin - Valin
413156258448433218225295301
Asam Amino Non-Esensial - Sistin 229
15
- Glisisn - Serin - Tirosin
292288136
Sumber Palungkun 1999
Gambar 1 Cacing tanah (web-book Earthworms of Philipine)
d Manfaat Cacing Tanah Bagi Kehidupan Manusia
Menurut Palungkun (1999) dibawah ini adalah manfaat dari
cacing tanah yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya
adalah
1) Bahan Pakan Ternak
Berkat kandungan protein lemakdan mineralnya yamg
tinggi cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan
ternak seperti unggas ikan udang dan kodok Hasil dari
berbagai penelitian diperoleh bahwa tepung ikan yang biasa
dipakai untuk pakan ternak dapat digantikan dengan tepung
cacing tanah yang dimana kandungan protein dari tepung
16
cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung
ikan ( Anonim 2003)
2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan
penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat
meredakan demam menurunkan tekanan darah
menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan
tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak
cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri
patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain
itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah
mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga
gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang
Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan
sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar
Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan
selulose (Palungkun 1999)
3) Bahan baku kosmetik
Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing
tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang
rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan
kulit
17
2 Bakteri Salmonella sp
a Morfologi dan Toksonomi
Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan
suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus
tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu
flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain
itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan
asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob
Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )
Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)
dalam Magdalena (1999) adalah
Kingdom Prokariota
Divisio Bacteria
Classis Schizomycetes
Ordo Eubacteriales
18
Familia Enterobacteriaceae
Genus Salmonella
Spesies Salmonella sp
Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil
dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari
feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih
halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri
Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C
tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri
Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri
gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya
dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram
negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak
dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding
sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)
b Klasifikas Salmonella
1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa
Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella
schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak
19
2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi
Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella
enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak
3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella
gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini
tidak bergerak(Anonom 2010)
c Struktur Antigen
1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan
bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap
pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam
Antigen O terdiri dari lipopolisakarida
2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil
dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen
H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi
dan endapan seperti kapas
3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen
envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan
anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi
kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi
aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu
dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)
d Patogenitas
20
1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini
merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin
sebelumnya seperti keracunan makanan karena
Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya
demam diare hebat kadang bercampur darah
2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam
akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa
inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi
anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi
bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa
3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam
tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya
Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom
2010)
Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah
Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi
Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media
Bakteri Salmonella sp
21
B Kerangka Konsep
Ket
Variabel yang di teliti
Variabel yang tidak di teliti
suspensi cacing tanah
Konsentrasi
25 bv
50 bv
75 bv
100 bv
22
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan
Masyarakat Pulau Lombok di Mataram
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010
B Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang
dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh
yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel
(Notoatmodjo 2002)
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi
bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut
T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv
T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv
T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv
24
Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan
menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut
(t-1)(r-1)ge15
Keterangan t perlakuan(treatment)
r pengulangan
15 faktor nilai derajat kebebasan umum
Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada
penelitian ini adalah
(t-1)(r-1)ge15
(4-1)(r-1)ge15
3(r-1)ge15
3r-3ge15
3rge15+3
3rge18
rge183
rge6
Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6
kali
25
Table 2 Rancangan penelitian
ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi
25bv 50bv 75bv 100bv
1 A1 B1 C1 D1
2 A2 B2 C2 D2
3 A3 B3 C3 D3
4 A4 B4 C4 D4
5 A5 B5 C5 D5
6 A6 B6 C6 D6
C Sampel penelitian
Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan
analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp
1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah
dengan berbagai macam ukuran
2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni
yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat
Pulau Lombok di Mataram
26
D Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive
Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing
tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang
bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran
E Alat dan bahan penelitian
1 Alat
a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak
b Beaker glass 500 ml
c Labu erlenmayer 1000 ml
d Ose
e Lampu spritus
f Incubator Memmert
g Pemanas
h Autoclave
i Neraca analitik Sartorius
j Batang pengaduk
k Automatic pippets
l Pipet ukur 1 ml
m Penggaris
n Yellow tip dan blue tip
o Petridish
27
p Blender Philips
q Savety Kabinet
r Tissue
2 Bahan
a Isolate murni Salmonella typhi
b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti
c Media MHA
d Aquadest steril
e Nacl 085
f Kapas
g Lidi kapas
h Alcohol 70
i Spritus
F Variabel penelitian
1 Variabel bebas (independent variable)
Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing
tanah
2 Variabel terikat (dependent variable)
Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan
bakteri Salmonella sp
28
G Definisi operasional
1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri
dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat
bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi
2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai
dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih
disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk
pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan
millimeter (mm)
29
H Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril
Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp
Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh
cacing tanah
Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland
Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv
Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA
suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan
Salmonella sp
Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan
Pengolahan dan analisa data
Kesimpulan
30
I Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk
hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan
dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas
penghambatan
J Cara pengumpulan data
Data zona yang dikumpulkan antara lain
1 Persiapan
a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran
asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai
berikut
Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard
Unit Mc Farland
H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)
05 995 005 150
1 99 01 300
2 98 02 600
3 97 03 900
4 96 04 1200
5 95 05 1500
6 94 06 1800
7 93 07 2100
8 92 08 2400
9 91 09 2700
10 90 10 3000
Sumber (Soemarno 2000)
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
13
cacing tanah memiliki kekebalan humoral dan selular mekanisme
(anonim 2010)
Protein yang dimiliki oleh cacing tanah memiliki
mekanisme antibakteri yang berbeda dengan mekanisme
antibiotik Antibiotik membunuh mikrorganisme tanpa merusak
jaringan tubuh Antibiotik membunuh mikroganisme biasanya
dengan dua cara yaitu dengan menghentikan jalur metabolik
yang dapat menghasilkan nutrient yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme atau menghambat enzim spesifik yang
dibutuhkan untuk mmbantu menyusun dinding sel bakteri
Sedangkan mekanisme yang dilakukan oleh protein yang dimiliki
oleh cacing tanah adalah dengan membuat pori di dinding sel
bakteri Hal ini menyebakan sitoplasma sel bakteri menjadi
terpapar dengan lingkungan luar yang dapat mengganggu
aktivitas dalam sel bakteri dan menyebabkan kematian Dengan
cara ini bakteri menjadi lebih susah untuk menjadi resisten
karena yang dirusak adalah struktur sel milik bakteri itu sendiri
(anonim 2010)
c Kandungan cacing tanah
Cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan Hal
ini disebabkan kandungan gizinya cukup tinggi terutama
kandungan proteinnya yang mencapai 64-76 Kandungan
protein cacing tanah ini ternyata lebih tinggi dari sumber protein
14
lainnya Selain protein kandungan gizi lainnya yang terdapat
dalam tubuh cacing tanah antara lain lemak 7-10 kalsium
055 fosfor 1 dan serat kasar 108 Selain itu cacing tanah
mengandung auxin yang merupakan zat perangsang tumbuh
untuk tanaman Protein yang sangat tinggi pada tubuh cacing
tanah terdiri dari setidaknya Sembilan macam asam amino
esensial dan empat macam asam amino non-esensial
(Palungkun1999)
Banyaknya asam amino yang terkandung dalam tubuh
cacing tanah dapat memberikan indikasi bahwa tubuhnya pun
mengandung berbagai jenis enzim yang sangat berguna bagi
kesehatan manusia Selain itu cacing tanah juga mengandung
asam arahidonat yang dikenal dapat menurunkan panas tubuh
yang disebabkan oleh infeksi (Palungkun1999)
Kandungan asam amino yang terdapat dalam tubuh cacing dapat dilihat pada tabel 1
Asam Amino Komposisi ()Asam amino Esensial - Arginin - Histidin - Isoleusin - Leusin - Lisin - Metionin - Fenilalanin - Treonin - Valin
413156258448433218225295301
Asam Amino Non-Esensial - Sistin 229
15
- Glisisn - Serin - Tirosin
292288136
Sumber Palungkun 1999
Gambar 1 Cacing tanah (web-book Earthworms of Philipine)
d Manfaat Cacing Tanah Bagi Kehidupan Manusia
Menurut Palungkun (1999) dibawah ini adalah manfaat dari
cacing tanah yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya
adalah
1) Bahan Pakan Ternak
Berkat kandungan protein lemakdan mineralnya yamg
tinggi cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan
ternak seperti unggas ikan udang dan kodok Hasil dari
berbagai penelitian diperoleh bahwa tepung ikan yang biasa
dipakai untuk pakan ternak dapat digantikan dengan tepung
cacing tanah yang dimana kandungan protein dari tepung
16
cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung
ikan ( Anonim 2003)
2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan
penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat
meredakan demam menurunkan tekanan darah
menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan
tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak
cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri
patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain
itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah
mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga
gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang
Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan
sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar
Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan
selulose (Palungkun 1999)
3) Bahan baku kosmetik
Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing
tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang
rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan
kulit
17
2 Bakteri Salmonella sp
a Morfologi dan Toksonomi
Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan
suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus
tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu
flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain
itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan
asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob
Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )
Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)
dalam Magdalena (1999) adalah
Kingdom Prokariota
Divisio Bacteria
Classis Schizomycetes
Ordo Eubacteriales
18
Familia Enterobacteriaceae
Genus Salmonella
Spesies Salmonella sp
Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil
dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari
feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih
halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri
Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C
tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri
Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri
gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya
dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram
negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak
dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding
sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)
b Klasifikas Salmonella
1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa
Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella
schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak
19
2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi
Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella
enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak
3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella
gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini
tidak bergerak(Anonom 2010)
c Struktur Antigen
1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan
bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap
pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam
Antigen O terdiri dari lipopolisakarida
2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil
dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen
H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi
dan endapan seperti kapas
3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen
envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan
anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi
kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi
aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu
dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)
d Patogenitas
20
1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini
merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin
sebelumnya seperti keracunan makanan karena
Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya
demam diare hebat kadang bercampur darah
2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam
akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa
inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi
anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi
bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa
3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam
tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya
Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom
2010)
Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah
Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi
Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media
Bakteri Salmonella sp
21
B Kerangka Konsep
Ket
Variabel yang di teliti
Variabel yang tidak di teliti
suspensi cacing tanah
Konsentrasi
25 bv
50 bv
75 bv
100 bv
22
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan
Masyarakat Pulau Lombok di Mataram
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010
B Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang
dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh
yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel
(Notoatmodjo 2002)
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi
bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut
T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv
T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv
T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv
24
Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan
menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut
(t-1)(r-1)ge15
Keterangan t perlakuan(treatment)
r pengulangan
15 faktor nilai derajat kebebasan umum
Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada
penelitian ini adalah
(t-1)(r-1)ge15
(4-1)(r-1)ge15
3(r-1)ge15
3r-3ge15
3rge15+3
3rge18
rge183
rge6
Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6
kali
25
Table 2 Rancangan penelitian
ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi
25bv 50bv 75bv 100bv
1 A1 B1 C1 D1
2 A2 B2 C2 D2
3 A3 B3 C3 D3
4 A4 B4 C4 D4
5 A5 B5 C5 D5
6 A6 B6 C6 D6
C Sampel penelitian
Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan
analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp
1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah
dengan berbagai macam ukuran
2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni
yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat
Pulau Lombok di Mataram
26
D Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive
Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing
tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang
bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran
E Alat dan bahan penelitian
1 Alat
a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak
b Beaker glass 500 ml
c Labu erlenmayer 1000 ml
d Ose
e Lampu spritus
f Incubator Memmert
g Pemanas
h Autoclave
i Neraca analitik Sartorius
j Batang pengaduk
k Automatic pippets
l Pipet ukur 1 ml
m Penggaris
n Yellow tip dan blue tip
o Petridish
27
p Blender Philips
q Savety Kabinet
r Tissue
2 Bahan
a Isolate murni Salmonella typhi
b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti
c Media MHA
d Aquadest steril
e Nacl 085
f Kapas
g Lidi kapas
h Alcohol 70
i Spritus
F Variabel penelitian
1 Variabel bebas (independent variable)
Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing
tanah
2 Variabel terikat (dependent variable)
Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan
bakteri Salmonella sp
28
G Definisi operasional
1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri
dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat
bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi
2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai
dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih
disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk
pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan
millimeter (mm)
29
H Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril
Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp
Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh
cacing tanah
Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland
Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv
Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA
suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan
Salmonella sp
Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan
Pengolahan dan analisa data
Kesimpulan
30
I Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk
hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan
dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas
penghambatan
J Cara pengumpulan data
Data zona yang dikumpulkan antara lain
1 Persiapan
a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran
asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai
berikut
Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard
Unit Mc Farland
H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)
05 995 005 150
1 99 01 300
2 98 02 600
3 97 03 900
4 96 04 1200
5 95 05 1500
6 94 06 1800
7 93 07 2100
8 92 08 2400
9 91 09 2700
10 90 10 3000
Sumber (Soemarno 2000)
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
14
lainnya Selain protein kandungan gizi lainnya yang terdapat
dalam tubuh cacing tanah antara lain lemak 7-10 kalsium
055 fosfor 1 dan serat kasar 108 Selain itu cacing tanah
mengandung auxin yang merupakan zat perangsang tumbuh
untuk tanaman Protein yang sangat tinggi pada tubuh cacing
tanah terdiri dari setidaknya Sembilan macam asam amino
esensial dan empat macam asam amino non-esensial
(Palungkun1999)
Banyaknya asam amino yang terkandung dalam tubuh
cacing tanah dapat memberikan indikasi bahwa tubuhnya pun
mengandung berbagai jenis enzim yang sangat berguna bagi
kesehatan manusia Selain itu cacing tanah juga mengandung
asam arahidonat yang dikenal dapat menurunkan panas tubuh
yang disebabkan oleh infeksi (Palungkun1999)
Kandungan asam amino yang terdapat dalam tubuh cacing dapat dilihat pada tabel 1
Asam Amino Komposisi ()Asam amino Esensial - Arginin - Histidin - Isoleusin - Leusin - Lisin - Metionin - Fenilalanin - Treonin - Valin
413156258448433218225295301
Asam Amino Non-Esensial - Sistin 229
15
- Glisisn - Serin - Tirosin
292288136
Sumber Palungkun 1999
Gambar 1 Cacing tanah (web-book Earthworms of Philipine)
d Manfaat Cacing Tanah Bagi Kehidupan Manusia
Menurut Palungkun (1999) dibawah ini adalah manfaat dari
cacing tanah yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya
adalah
1) Bahan Pakan Ternak
Berkat kandungan protein lemakdan mineralnya yamg
tinggi cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan
ternak seperti unggas ikan udang dan kodok Hasil dari
berbagai penelitian diperoleh bahwa tepung ikan yang biasa
dipakai untuk pakan ternak dapat digantikan dengan tepung
cacing tanah yang dimana kandungan protein dari tepung
16
cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung
ikan ( Anonim 2003)
2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan
penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat
meredakan demam menurunkan tekanan darah
menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan
tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak
cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri
patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain
itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah
mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga
gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang
Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan
sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar
Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan
selulose (Palungkun 1999)
3) Bahan baku kosmetik
Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing
tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang
rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan
kulit
17
2 Bakteri Salmonella sp
a Morfologi dan Toksonomi
Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan
suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus
tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu
flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain
itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan
asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob
Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )
Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)
dalam Magdalena (1999) adalah
Kingdom Prokariota
Divisio Bacteria
Classis Schizomycetes
Ordo Eubacteriales
18
Familia Enterobacteriaceae
Genus Salmonella
Spesies Salmonella sp
Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil
dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari
feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih
halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri
Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C
tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri
Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri
gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya
dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram
negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak
dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding
sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)
b Klasifikas Salmonella
1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa
Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella
schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak
19
2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi
Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella
enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak
3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella
gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini
tidak bergerak(Anonom 2010)
c Struktur Antigen
1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan
bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap
pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam
Antigen O terdiri dari lipopolisakarida
2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil
dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen
H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi
dan endapan seperti kapas
3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen
envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan
anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi
kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi
aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu
dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)
d Patogenitas
20
1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini
merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin
sebelumnya seperti keracunan makanan karena
Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya
demam diare hebat kadang bercampur darah
2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam
akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa
inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi
anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi
bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa
3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam
tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya
Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom
2010)
Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah
Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi
Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media
Bakteri Salmonella sp
21
B Kerangka Konsep
Ket
Variabel yang di teliti
Variabel yang tidak di teliti
suspensi cacing tanah
Konsentrasi
25 bv
50 bv
75 bv
100 bv
22
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan
Masyarakat Pulau Lombok di Mataram
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010
B Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang
dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh
yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel
(Notoatmodjo 2002)
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi
bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut
T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv
T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv
T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv
24
Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan
menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut
(t-1)(r-1)ge15
Keterangan t perlakuan(treatment)
r pengulangan
15 faktor nilai derajat kebebasan umum
Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada
penelitian ini adalah
(t-1)(r-1)ge15
(4-1)(r-1)ge15
3(r-1)ge15
3r-3ge15
3rge15+3
3rge18
rge183
rge6
Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6
kali
25
Table 2 Rancangan penelitian
ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi
25bv 50bv 75bv 100bv
1 A1 B1 C1 D1
2 A2 B2 C2 D2
3 A3 B3 C3 D3
4 A4 B4 C4 D4
5 A5 B5 C5 D5
6 A6 B6 C6 D6
C Sampel penelitian
Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan
analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp
1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah
dengan berbagai macam ukuran
2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni
yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat
Pulau Lombok di Mataram
26
D Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive
Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing
tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang
bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran
E Alat dan bahan penelitian
1 Alat
a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak
b Beaker glass 500 ml
c Labu erlenmayer 1000 ml
d Ose
e Lampu spritus
f Incubator Memmert
g Pemanas
h Autoclave
i Neraca analitik Sartorius
j Batang pengaduk
k Automatic pippets
l Pipet ukur 1 ml
m Penggaris
n Yellow tip dan blue tip
o Petridish
27
p Blender Philips
q Savety Kabinet
r Tissue
2 Bahan
a Isolate murni Salmonella typhi
b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti
c Media MHA
d Aquadest steril
e Nacl 085
f Kapas
g Lidi kapas
h Alcohol 70
i Spritus
F Variabel penelitian
1 Variabel bebas (independent variable)
Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing
tanah
2 Variabel terikat (dependent variable)
Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan
bakteri Salmonella sp
28
G Definisi operasional
1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri
dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat
bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi
2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai
dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih
disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk
pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan
millimeter (mm)
29
H Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril
Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp
Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh
cacing tanah
Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland
Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv
Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA
suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan
Salmonella sp
Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan
Pengolahan dan analisa data
Kesimpulan
30
I Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk
hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan
dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas
penghambatan
J Cara pengumpulan data
Data zona yang dikumpulkan antara lain
1 Persiapan
a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran
asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai
berikut
Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard
Unit Mc Farland
H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)
05 995 005 150
1 99 01 300
2 98 02 600
3 97 03 900
4 96 04 1200
5 95 05 1500
6 94 06 1800
7 93 07 2100
8 92 08 2400
9 91 09 2700
10 90 10 3000
Sumber (Soemarno 2000)
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
15
- Glisisn - Serin - Tirosin
292288136
Sumber Palungkun 1999
Gambar 1 Cacing tanah (web-book Earthworms of Philipine)
d Manfaat Cacing Tanah Bagi Kehidupan Manusia
Menurut Palungkun (1999) dibawah ini adalah manfaat dari
cacing tanah yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya
adalah
1) Bahan Pakan Ternak
Berkat kandungan protein lemakdan mineralnya yamg
tinggi cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan
ternak seperti unggas ikan udang dan kodok Hasil dari
berbagai penelitian diperoleh bahwa tepung ikan yang biasa
dipakai untuk pakan ternak dapat digantikan dengan tepung
cacing tanah yang dimana kandungan protein dari tepung
16
cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung
ikan ( Anonim 2003)
2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan
penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat
meredakan demam menurunkan tekanan darah
menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan
tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak
cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri
patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain
itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah
mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga
gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang
Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan
sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar
Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan
selulose (Palungkun 1999)
3) Bahan baku kosmetik
Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing
tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang
rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan
kulit
17
2 Bakteri Salmonella sp
a Morfologi dan Toksonomi
Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan
suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus
tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu
flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain
itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan
asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob
Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )
Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)
dalam Magdalena (1999) adalah
Kingdom Prokariota
Divisio Bacteria
Classis Schizomycetes
Ordo Eubacteriales
18
Familia Enterobacteriaceae
Genus Salmonella
Spesies Salmonella sp
Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil
dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari
feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih
halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri
Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C
tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri
Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri
gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya
dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram
negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak
dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding
sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)
b Klasifikas Salmonella
1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa
Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella
schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak
19
2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi
Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella
enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak
3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella
gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini
tidak bergerak(Anonom 2010)
c Struktur Antigen
1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan
bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap
pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam
Antigen O terdiri dari lipopolisakarida
2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil
dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen
H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi
dan endapan seperti kapas
3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen
envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan
anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi
kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi
aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu
dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)
d Patogenitas
20
1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini
merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin
sebelumnya seperti keracunan makanan karena
Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya
demam diare hebat kadang bercampur darah
2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam
akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa
inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi
anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi
bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa
3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam
tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya
Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom
2010)
Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah
Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi
Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media
Bakteri Salmonella sp
21
B Kerangka Konsep
Ket
Variabel yang di teliti
Variabel yang tidak di teliti
suspensi cacing tanah
Konsentrasi
25 bv
50 bv
75 bv
100 bv
22
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan
Masyarakat Pulau Lombok di Mataram
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010
B Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang
dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh
yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel
(Notoatmodjo 2002)
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi
bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut
T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv
T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv
T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv
24
Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan
menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut
(t-1)(r-1)ge15
Keterangan t perlakuan(treatment)
r pengulangan
15 faktor nilai derajat kebebasan umum
Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada
penelitian ini adalah
(t-1)(r-1)ge15
(4-1)(r-1)ge15
3(r-1)ge15
3r-3ge15
3rge15+3
3rge18
rge183
rge6
Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6
kali
25
Table 2 Rancangan penelitian
ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi
25bv 50bv 75bv 100bv
1 A1 B1 C1 D1
2 A2 B2 C2 D2
3 A3 B3 C3 D3
4 A4 B4 C4 D4
5 A5 B5 C5 D5
6 A6 B6 C6 D6
C Sampel penelitian
Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan
analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp
1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah
dengan berbagai macam ukuran
2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni
yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat
Pulau Lombok di Mataram
26
D Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive
Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing
tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang
bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran
E Alat dan bahan penelitian
1 Alat
a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak
b Beaker glass 500 ml
c Labu erlenmayer 1000 ml
d Ose
e Lampu spritus
f Incubator Memmert
g Pemanas
h Autoclave
i Neraca analitik Sartorius
j Batang pengaduk
k Automatic pippets
l Pipet ukur 1 ml
m Penggaris
n Yellow tip dan blue tip
o Petridish
27
p Blender Philips
q Savety Kabinet
r Tissue
2 Bahan
a Isolate murni Salmonella typhi
b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti
c Media MHA
d Aquadest steril
e Nacl 085
f Kapas
g Lidi kapas
h Alcohol 70
i Spritus
F Variabel penelitian
1 Variabel bebas (independent variable)
Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing
tanah
2 Variabel terikat (dependent variable)
Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan
bakteri Salmonella sp
28
G Definisi operasional
1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri
dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat
bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi
2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai
dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih
disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk
pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan
millimeter (mm)
29
H Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril
Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp
Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh
cacing tanah
Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland
Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv
Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA
suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan
Salmonella sp
Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan
Pengolahan dan analisa data
Kesimpulan
30
I Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk
hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan
dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas
penghambatan
J Cara pengumpulan data
Data zona yang dikumpulkan antara lain
1 Persiapan
a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran
asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai
berikut
Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard
Unit Mc Farland
H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)
05 995 005 150
1 99 01 300
2 98 02 600
3 97 03 900
4 96 04 1200
5 95 05 1500
6 94 06 1800
7 93 07 2100
8 92 08 2400
9 91 09 2700
10 90 10 3000
Sumber (Soemarno 2000)
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
16
cacing tanah masih lebih baik dibandingkan dengan tepung
ikan ( Anonim 2003)
2) Bahan baku obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan
penyakit secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat
meredakan demam menurunkan tekanan darah
menyembuhkan bronchitis reumatik sendi sakit gigi dan
tifus Hasil penelitian telah membuktikan bahwa ekstrak
cacing tanah mampu menghambat pertumbuhan bakteri
patogen yang menyebabkan penyakit tifus dan diare Selain
itu pula dikatakan bahwa enzim dalam tubuh cacing tanah
mampu memperbaiki proses fisiologis tubuh sehingga
gangguan penyakit pada sirkulasi darah menjadi berkuarang
Enzim tersebut dapat membantu pencernaan makanan
sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar
Enzim yang dimaksud adalah peroksidase katalase dan
selulose (Palungkun 1999)
3) Bahan baku kosmetik
Enzim dan asam amino yang terkandung pada cacing
tanah berguna dalam proses pergantian sel tubuh yang
rusak terutama dalam menghaluskan dan melembabkan
kulit
17
2 Bakteri Salmonella sp
a Morfologi dan Toksonomi
Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan
suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus
tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu
flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain
itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan
asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob
Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )
Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)
dalam Magdalena (1999) adalah
Kingdom Prokariota
Divisio Bacteria
Classis Schizomycetes
Ordo Eubacteriales
18
Familia Enterobacteriaceae
Genus Salmonella
Spesies Salmonella sp
Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil
dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari
feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih
halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri
Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C
tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri
Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri
gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya
dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram
negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak
dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding
sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)
b Klasifikas Salmonella
1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa
Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella
schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak
19
2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi
Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella
enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak
3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella
gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini
tidak bergerak(Anonom 2010)
c Struktur Antigen
1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan
bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap
pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam
Antigen O terdiri dari lipopolisakarida
2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil
dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen
H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi
dan endapan seperti kapas
3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen
envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan
anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi
kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi
aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu
dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)
d Patogenitas
20
1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini
merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin
sebelumnya seperti keracunan makanan karena
Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya
demam diare hebat kadang bercampur darah
2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam
akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa
inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi
anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi
bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa
3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam
tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya
Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom
2010)
Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah
Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi
Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media
Bakteri Salmonella sp
21
B Kerangka Konsep
Ket
Variabel yang di teliti
Variabel yang tidak di teliti
suspensi cacing tanah
Konsentrasi
25 bv
50 bv
75 bv
100 bv
22
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan
Masyarakat Pulau Lombok di Mataram
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010
B Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang
dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh
yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel
(Notoatmodjo 2002)
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi
bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut
T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv
T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv
T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv
24
Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan
menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut
(t-1)(r-1)ge15
Keterangan t perlakuan(treatment)
r pengulangan
15 faktor nilai derajat kebebasan umum
Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada
penelitian ini adalah
(t-1)(r-1)ge15
(4-1)(r-1)ge15
3(r-1)ge15
3r-3ge15
3rge15+3
3rge18
rge183
rge6
Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6
kali
25
Table 2 Rancangan penelitian
ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi
25bv 50bv 75bv 100bv
1 A1 B1 C1 D1
2 A2 B2 C2 D2
3 A3 B3 C3 D3
4 A4 B4 C4 D4
5 A5 B5 C5 D5
6 A6 B6 C6 D6
C Sampel penelitian
Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan
analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp
1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah
dengan berbagai macam ukuran
2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni
yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat
Pulau Lombok di Mataram
26
D Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive
Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing
tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang
bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran
E Alat dan bahan penelitian
1 Alat
a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak
b Beaker glass 500 ml
c Labu erlenmayer 1000 ml
d Ose
e Lampu spritus
f Incubator Memmert
g Pemanas
h Autoclave
i Neraca analitik Sartorius
j Batang pengaduk
k Automatic pippets
l Pipet ukur 1 ml
m Penggaris
n Yellow tip dan blue tip
o Petridish
27
p Blender Philips
q Savety Kabinet
r Tissue
2 Bahan
a Isolate murni Salmonella typhi
b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti
c Media MHA
d Aquadest steril
e Nacl 085
f Kapas
g Lidi kapas
h Alcohol 70
i Spritus
F Variabel penelitian
1 Variabel bebas (independent variable)
Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing
tanah
2 Variabel terikat (dependent variable)
Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan
bakteri Salmonella sp
28
G Definisi operasional
1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri
dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat
bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi
2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai
dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih
disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk
pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan
millimeter (mm)
29
H Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril
Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp
Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh
cacing tanah
Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland
Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv
Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA
suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan
Salmonella sp
Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan
Pengolahan dan analisa data
Kesimpulan
30
I Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk
hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan
dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas
penghambatan
J Cara pengumpulan data
Data zona yang dikumpulkan antara lain
1 Persiapan
a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran
asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai
berikut
Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard
Unit Mc Farland
H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)
05 995 005 150
1 99 01 300
2 98 02 600
3 97 03 900
4 96 04 1200
5 95 05 1500
6 94 06 1800
7 93 07 2100
8 92 08 2400
9 91 09 2700
10 90 10 3000
Sumber (Soemarno 2000)
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
17
2 Bakteri Salmonella sp
a Morfologi dan Toksonomi
Bakteri Salmonella typhi menurut Roberte (1959) merupakan
suatu bakteri yang bersifat Gram negatif berbentuk batang lurus
tidak membentuk spora motil karna adanya flagella peritrikus yaitu
flagella secara merata tersebar diseluruh permukaaan sel selain
itu Salmonella sp dapat memfermentasi glukosa serta meghasilkan
asam dan gas dan bakteri fakultatif anaerob
Gambar 2 Bakteri Salmonella sp ( sumber Anonim 2010 )
Taksonomi Salmonella sp menurut Holt dan krieg (1984)
dalam Magdalena (1999) adalah
Kingdom Prokariota
Divisio Bacteria
Classis Schizomycetes
Ordo Eubacteriales
18
Familia Enterobacteriaceae
Genus Salmonella
Spesies Salmonella sp
Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil
dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari
feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih
halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri
Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C
tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri
Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri
gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya
dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram
negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak
dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding
sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)
b Klasifikas Salmonella
1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa
Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella
schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak
19
2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi
Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella
enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak
3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella
gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini
tidak bergerak(Anonom 2010)
c Struktur Antigen
1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan
bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap
pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam
Antigen O terdiri dari lipopolisakarida
2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil
dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen
H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi
dan endapan seperti kapas
3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen
envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan
anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi
kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi
aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu
dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)
d Patogenitas
20
1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini
merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin
sebelumnya seperti keracunan makanan karena
Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya
demam diare hebat kadang bercampur darah
2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam
akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa
inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi
anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi
bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa
3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam
tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya
Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom
2010)
Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah
Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi
Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media
Bakteri Salmonella sp
21
B Kerangka Konsep
Ket
Variabel yang di teliti
Variabel yang tidak di teliti
suspensi cacing tanah
Konsentrasi
25 bv
50 bv
75 bv
100 bv
22
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan
Masyarakat Pulau Lombok di Mataram
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010
B Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang
dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh
yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel
(Notoatmodjo 2002)
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi
bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut
T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv
T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv
T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv
24
Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan
menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut
(t-1)(r-1)ge15
Keterangan t perlakuan(treatment)
r pengulangan
15 faktor nilai derajat kebebasan umum
Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada
penelitian ini adalah
(t-1)(r-1)ge15
(4-1)(r-1)ge15
3(r-1)ge15
3r-3ge15
3rge15+3
3rge18
rge183
rge6
Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6
kali
25
Table 2 Rancangan penelitian
ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi
25bv 50bv 75bv 100bv
1 A1 B1 C1 D1
2 A2 B2 C2 D2
3 A3 B3 C3 D3
4 A4 B4 C4 D4
5 A5 B5 C5 D5
6 A6 B6 C6 D6
C Sampel penelitian
Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan
analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp
1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah
dengan berbagai macam ukuran
2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni
yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat
Pulau Lombok di Mataram
26
D Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive
Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing
tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang
bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran
E Alat dan bahan penelitian
1 Alat
a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak
b Beaker glass 500 ml
c Labu erlenmayer 1000 ml
d Ose
e Lampu spritus
f Incubator Memmert
g Pemanas
h Autoclave
i Neraca analitik Sartorius
j Batang pengaduk
k Automatic pippets
l Pipet ukur 1 ml
m Penggaris
n Yellow tip dan blue tip
o Petridish
27
p Blender Philips
q Savety Kabinet
r Tissue
2 Bahan
a Isolate murni Salmonella typhi
b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti
c Media MHA
d Aquadest steril
e Nacl 085
f Kapas
g Lidi kapas
h Alcohol 70
i Spritus
F Variabel penelitian
1 Variabel bebas (independent variable)
Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing
tanah
2 Variabel terikat (dependent variable)
Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan
bakteri Salmonella sp
28
G Definisi operasional
1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri
dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat
bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi
2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai
dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih
disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk
pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan
millimeter (mm)
29
H Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril
Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp
Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh
cacing tanah
Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland
Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv
Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA
suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan
Salmonella sp
Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan
Pengolahan dan analisa data
Kesimpulan
30
I Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk
hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan
dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas
penghambatan
J Cara pengumpulan data
Data zona yang dikumpulkan antara lain
1 Persiapan
a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran
asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai
berikut
Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard
Unit Mc Farland
H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)
05 995 005 150
1 99 01 300
2 98 02 600
3 97 03 900
4 96 04 1200
5 95 05 1500
6 94 06 1800
7 93 07 2100
8 92 08 2400
9 91 09 2700
10 90 10 3000
Sumber (Soemarno 2000)
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
18
Familia Enterobacteriaceae
Genus Salmonella
Spesies Salmonella sp
Salmonella sp dapat diisolasi dari darah atau limpa kecil
dari pasien yang menderita demam typoid serta dapat diisolasi dari
feses Koloni bakteri dalam medium gelatin lebih kecil dan lebih
halus atau mudah pecah dibandingkan dari E coli Bakteri
Salmonella sp dapat tumbuh dengan baik pada temperature 37C
tapi dapat berkembang pada temperature kamar ( Roberte 1959)
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa bakteri
Salmonella sp termasuk kedalam bakteri gram negatif bakteri
gram negatif memiliki perbedaan dengan gram positif diantaranya
dari struktur dan komposisi dinding sel bakteri Bakteri gram
negatif mengandung lipid lemak atau substansi seperti lemak
dalam persentase lebih tinggi daripada yang dikandung oleh gram
positif Dinding sel bakteri gram negatif lebih tipis daripada dinding
sel Gram positif ( pelezer dan Chan 1986)
b Klasifikas Salmonella
1) Patogen pada Manusia meliputi Salmonella typhosa
Salmonella paratyphosa Salmonella hirsfeldi Salmonella
schotmulleri Keempat salmonella ini bergerak
19
2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi
Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella
enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak
3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella
gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini
tidak bergerak(Anonom 2010)
c Struktur Antigen
1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan
bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap
pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam
Antigen O terdiri dari lipopolisakarida
2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil
dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen
H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi
dan endapan seperti kapas
3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen
envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan
anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi
kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi
aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu
dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)
d Patogenitas
20
1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini
merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin
sebelumnya seperti keracunan makanan karena
Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya
demam diare hebat kadang bercampur darah
2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam
akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa
inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi
anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi
bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa
3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam
tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya
Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom
2010)
Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah
Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi
Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media
Bakteri Salmonella sp
21
B Kerangka Konsep
Ket
Variabel yang di teliti
Variabel yang tidak di teliti
suspensi cacing tanah
Konsentrasi
25 bv
50 bv
75 bv
100 bv
22
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan
Masyarakat Pulau Lombok di Mataram
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010
B Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang
dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh
yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel
(Notoatmodjo 2002)
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi
bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut
T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv
T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv
T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv
24
Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan
menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut
(t-1)(r-1)ge15
Keterangan t perlakuan(treatment)
r pengulangan
15 faktor nilai derajat kebebasan umum
Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada
penelitian ini adalah
(t-1)(r-1)ge15
(4-1)(r-1)ge15
3(r-1)ge15
3r-3ge15
3rge15+3
3rge18
rge183
rge6
Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6
kali
25
Table 2 Rancangan penelitian
ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi
25bv 50bv 75bv 100bv
1 A1 B1 C1 D1
2 A2 B2 C2 D2
3 A3 B3 C3 D3
4 A4 B4 C4 D4
5 A5 B5 C5 D5
6 A6 B6 C6 D6
C Sampel penelitian
Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan
analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp
1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah
dengan berbagai macam ukuran
2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni
yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat
Pulau Lombok di Mataram
26
D Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive
Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing
tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang
bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran
E Alat dan bahan penelitian
1 Alat
a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak
b Beaker glass 500 ml
c Labu erlenmayer 1000 ml
d Ose
e Lampu spritus
f Incubator Memmert
g Pemanas
h Autoclave
i Neraca analitik Sartorius
j Batang pengaduk
k Automatic pippets
l Pipet ukur 1 ml
m Penggaris
n Yellow tip dan blue tip
o Petridish
27
p Blender Philips
q Savety Kabinet
r Tissue
2 Bahan
a Isolate murni Salmonella typhi
b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti
c Media MHA
d Aquadest steril
e Nacl 085
f Kapas
g Lidi kapas
h Alcohol 70
i Spritus
F Variabel penelitian
1 Variabel bebas (independent variable)
Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing
tanah
2 Variabel terikat (dependent variable)
Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan
bakteri Salmonella sp
28
G Definisi operasional
1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri
dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat
bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi
2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai
dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih
disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk
pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan
millimeter (mm)
29
H Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril
Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp
Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh
cacing tanah
Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland
Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv
Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA
suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan
Salmonella sp
Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan
Pengolahan dan analisa data
Kesimpulan
30
I Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk
hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan
dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas
penghambatan
J Cara pengumpulan data
Data zona yang dikumpulkan antara lain
1 Persiapan
a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran
asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai
berikut
Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard
Unit Mc Farland
H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)
05 995 005 150
1 99 01 300
2 98 02 600
3 97 03 900
4 96 04 1200
5 95 05 1500
6 94 06 1800
7 93 07 2100
8 92 08 2400
9 91 09 2700
10 90 10 3000
Sumber (Soemarno 2000)
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
19
2) Patogen pada Hewan Burung dan Manusia meliputi
Salmonella dublin Salmonella choleraesuis Salmonella
enteridis Semua Salmonella ini tidak bergerak
3) Patogen pada Hewan dan Burung meliputi Salmonella
gallinarum salmonella pullorum Semua salmonella ini
tidak bergerak(Anonom 2010)
c Struktur Antigen
1) Antigen O atau Antigen Somatik yang merupakan
bagian dari dinding sel bakteri Tahan terhadap
pemanasan 100 derajat celcius alkohol dan asam
Antigen O terdiri dari lipopolisakarida
2) Antigen H atau Antigen Flagellar bersifat termolabil
dan rusak pada pemanasan 60 derajat celcius Antigen
H bila direaksikan dengan Anti H akan terjadi Aglutinasi
dan endapan seperti kapas
3) Antigen Vi atau Antigen Kapsular merupakan antigen
envelope dan bila suspensi kuman direaksikan dengan
anti O antibodi belum terjadi aglutinasi karena antibodi
kuman dihalang-halangi oleh antigen Vi Agar reaksi
aglutinasi dapat terjadi maka suspensi kuman perlu
dipanaskan terlebih dahulu(Anonom 2010)
d Patogenitas
20
1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini
merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin
sebelumnya seperti keracunan makanan karena
Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya
demam diare hebat kadang bercampur darah
2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam
akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa
inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi
anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi
bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa
3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam
tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya
Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom
2010)
Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah
Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi
Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media
Bakteri Salmonella sp
21
B Kerangka Konsep
Ket
Variabel yang di teliti
Variabel yang tidak di teliti
suspensi cacing tanah
Konsentrasi
25 bv
50 bv
75 bv
100 bv
22
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan
Masyarakat Pulau Lombok di Mataram
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010
B Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang
dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh
yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel
(Notoatmodjo 2002)
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi
bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut
T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv
T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv
T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv
24
Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan
menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut
(t-1)(r-1)ge15
Keterangan t perlakuan(treatment)
r pengulangan
15 faktor nilai derajat kebebasan umum
Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada
penelitian ini adalah
(t-1)(r-1)ge15
(4-1)(r-1)ge15
3(r-1)ge15
3r-3ge15
3rge15+3
3rge18
rge183
rge6
Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6
kali
25
Table 2 Rancangan penelitian
ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi
25bv 50bv 75bv 100bv
1 A1 B1 C1 D1
2 A2 B2 C2 D2
3 A3 B3 C3 D3
4 A4 B4 C4 D4
5 A5 B5 C5 D5
6 A6 B6 C6 D6
C Sampel penelitian
Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan
analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp
1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah
dengan berbagai macam ukuran
2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni
yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat
Pulau Lombok di Mataram
26
D Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive
Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing
tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang
bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran
E Alat dan bahan penelitian
1 Alat
a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak
b Beaker glass 500 ml
c Labu erlenmayer 1000 ml
d Ose
e Lampu spritus
f Incubator Memmert
g Pemanas
h Autoclave
i Neraca analitik Sartorius
j Batang pengaduk
k Automatic pippets
l Pipet ukur 1 ml
m Penggaris
n Yellow tip dan blue tip
o Petridish
27
p Blender Philips
q Savety Kabinet
r Tissue
2 Bahan
a Isolate murni Salmonella typhi
b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti
c Media MHA
d Aquadest steril
e Nacl 085
f Kapas
g Lidi kapas
h Alcohol 70
i Spritus
F Variabel penelitian
1 Variabel bebas (independent variable)
Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing
tanah
2 Variabel terikat (dependent variable)
Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan
bakteri Salmonella sp
28
G Definisi operasional
1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri
dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat
bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi
2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai
dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih
disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk
pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan
millimeter (mm)
29
H Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril
Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp
Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh
cacing tanah
Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland
Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv
Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA
suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan
Salmonella sp
Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan
Pengolahan dan analisa data
Kesimpulan
30
I Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk
hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan
dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas
penghambatan
J Cara pengumpulan data
Data zona yang dikumpulkan antara lain
1 Persiapan
a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran
asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai
berikut
Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard
Unit Mc Farland
H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)
05 995 005 150
1 99 01 300
2 98 02 600
3 97 03 900
4 96 04 1200
5 95 05 1500
6 94 06 1800
7 93 07 2100
8 92 08 2400
9 91 09 2700
10 90 10 3000
Sumber (Soemarno 2000)
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
20
1) Gastrointeritis atau Keracunan Makanan ini
merupakan infeksi usus tidak ditemukan toksin
sebelumnya seperti keracunan makanan karena
Staphylococcus Masa inkubasi 12 ndash 48 jam Gejalanya
demam diare hebat kadang bercampur darah
2) Demam Tyfoid atau Demam Enterik adalah demam
akut yang disebabkan oleh salmonella typhosa Masa
inkubasi 1 ndash 2 minggu Gejalanya demam tinggi
anoreksia nyeri otot sakit kepala batuk konstipasi
bradikardia relatif pembesaran hati dan limfa
3) Bakterimia ndash Septikemia ditemukan pada demam
tyfoid dan infeksi Salmonella non typhosa lainnya
Gejalanya panas bakterimia intermiten( Anonom
2010)
Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah
Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi
Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media
Bakteri Salmonella sp
21
B Kerangka Konsep
Ket
Variabel yang di teliti
Variabel yang tidak di teliti
suspensi cacing tanah
Konsentrasi
25 bv
50 bv
75 bv
100 bv
22
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan
Masyarakat Pulau Lombok di Mataram
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010
B Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang
dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh
yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel
(Notoatmodjo 2002)
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi
bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut
T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv
T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv
T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv
24
Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan
menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut
(t-1)(r-1)ge15
Keterangan t perlakuan(treatment)
r pengulangan
15 faktor nilai derajat kebebasan umum
Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada
penelitian ini adalah
(t-1)(r-1)ge15
(4-1)(r-1)ge15
3(r-1)ge15
3r-3ge15
3rge15+3
3rge18
rge183
rge6
Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6
kali
25
Table 2 Rancangan penelitian
ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi
25bv 50bv 75bv 100bv
1 A1 B1 C1 D1
2 A2 B2 C2 D2
3 A3 B3 C3 D3
4 A4 B4 C4 D4
5 A5 B5 C5 D5
6 A6 B6 C6 D6
C Sampel penelitian
Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan
analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp
1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah
dengan berbagai macam ukuran
2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni
yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat
Pulau Lombok di Mataram
26
D Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive
Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing
tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang
bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran
E Alat dan bahan penelitian
1 Alat
a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak
b Beaker glass 500 ml
c Labu erlenmayer 1000 ml
d Ose
e Lampu spritus
f Incubator Memmert
g Pemanas
h Autoclave
i Neraca analitik Sartorius
j Batang pengaduk
k Automatic pippets
l Pipet ukur 1 ml
m Penggaris
n Yellow tip dan blue tip
o Petridish
27
p Blender Philips
q Savety Kabinet
r Tissue
2 Bahan
a Isolate murni Salmonella typhi
b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti
c Media MHA
d Aquadest steril
e Nacl 085
f Kapas
g Lidi kapas
h Alcohol 70
i Spritus
F Variabel penelitian
1 Variabel bebas (independent variable)
Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing
tanah
2 Variabel terikat (dependent variable)
Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan
bakteri Salmonella sp
28
G Definisi operasional
1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri
dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat
bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi
2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai
dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih
disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk
pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan
millimeter (mm)
29
H Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril
Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp
Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh
cacing tanah
Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland
Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv
Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA
suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan
Salmonella sp
Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan
Pengolahan dan analisa data
Kesimpulan
30
I Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk
hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan
dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas
penghambatan
J Cara pengumpulan data
Data zona yang dikumpulkan antara lain
1 Persiapan
a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran
asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai
berikut
Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard
Unit Mc Farland
H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)
05 995 005 150
1 99 01 300
2 98 02 600
3 97 03 900
4 96 04 1200
5 95 05 1500
6 94 06 1800
7 93 07 2100
8 92 08 2400
9 91 09 2700
10 90 10 3000
Sumber (Soemarno 2000)
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
Faktor yang mempengaruhi cacing tanah Kualitas cacing tanah Komposisi cacing tanah Jenis Cacing tanah Jenis cacing tanah
Pengaruh suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella sp
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Salmonella typhi
Suhu inkubasi Waktu Inkubasi pH media
Bakteri Salmonella sp
21
B Kerangka Konsep
Ket
Variabel yang di teliti
Variabel yang tidak di teliti
suspensi cacing tanah
Konsentrasi
25 bv
50 bv
75 bv
100 bv
22
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan
Masyarakat Pulau Lombok di Mataram
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010
B Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang
dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh
yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel
(Notoatmodjo 2002)
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi
bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut
T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv
T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv
T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv
24
Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan
menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut
(t-1)(r-1)ge15
Keterangan t perlakuan(treatment)
r pengulangan
15 faktor nilai derajat kebebasan umum
Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada
penelitian ini adalah
(t-1)(r-1)ge15
(4-1)(r-1)ge15
3(r-1)ge15
3r-3ge15
3rge15+3
3rge18
rge183
rge6
Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6
kali
25
Table 2 Rancangan penelitian
ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi
25bv 50bv 75bv 100bv
1 A1 B1 C1 D1
2 A2 B2 C2 D2
3 A3 B3 C3 D3
4 A4 B4 C4 D4
5 A5 B5 C5 D5
6 A6 B6 C6 D6
C Sampel penelitian
Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan
analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp
1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah
dengan berbagai macam ukuran
2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni
yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat
Pulau Lombok di Mataram
26
D Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive
Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing
tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang
bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran
E Alat dan bahan penelitian
1 Alat
a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak
b Beaker glass 500 ml
c Labu erlenmayer 1000 ml
d Ose
e Lampu spritus
f Incubator Memmert
g Pemanas
h Autoclave
i Neraca analitik Sartorius
j Batang pengaduk
k Automatic pippets
l Pipet ukur 1 ml
m Penggaris
n Yellow tip dan blue tip
o Petridish
27
p Blender Philips
q Savety Kabinet
r Tissue
2 Bahan
a Isolate murni Salmonella typhi
b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti
c Media MHA
d Aquadest steril
e Nacl 085
f Kapas
g Lidi kapas
h Alcohol 70
i Spritus
F Variabel penelitian
1 Variabel bebas (independent variable)
Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing
tanah
2 Variabel terikat (dependent variable)
Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan
bakteri Salmonella sp
28
G Definisi operasional
1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri
dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat
bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi
2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai
dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih
disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk
pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan
millimeter (mm)
29
H Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril
Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp
Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh
cacing tanah
Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland
Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv
Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA
suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan
Salmonella sp
Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan
Pengolahan dan analisa data
Kesimpulan
30
I Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk
hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan
dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas
penghambatan
J Cara pengumpulan data
Data zona yang dikumpulkan antara lain
1 Persiapan
a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran
asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai
berikut
Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard
Unit Mc Farland
H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)
05 995 005 150
1 99 01 300
2 98 02 600
3 97 03 900
4 96 04 1200
5 95 05 1500
6 94 06 1800
7 93 07 2100
8 92 08 2400
9 91 09 2700
10 90 10 3000
Sumber (Soemarno 2000)
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
22
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan
Masyarakat Pulau Lombok di Mataram
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010
B Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang
dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh
yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel
(Notoatmodjo 2002)
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi
bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut
T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv
T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv
T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv
24
Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan
menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut
(t-1)(r-1)ge15
Keterangan t perlakuan(treatment)
r pengulangan
15 faktor nilai derajat kebebasan umum
Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada
penelitian ini adalah
(t-1)(r-1)ge15
(4-1)(r-1)ge15
3(r-1)ge15
3r-3ge15
3rge15+3
3rge18
rge183
rge6
Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6
kali
25
Table 2 Rancangan penelitian
ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi
25bv 50bv 75bv 100bv
1 A1 B1 C1 D1
2 A2 B2 C2 D2
3 A3 B3 C3 D3
4 A4 B4 C4 D4
5 A5 B5 C5 D5
6 A6 B6 C6 D6
C Sampel penelitian
Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan
analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp
1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah
dengan berbagai macam ukuran
2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni
yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat
Pulau Lombok di Mataram
26
D Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive
Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing
tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang
bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran
E Alat dan bahan penelitian
1 Alat
a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak
b Beaker glass 500 ml
c Labu erlenmayer 1000 ml
d Ose
e Lampu spritus
f Incubator Memmert
g Pemanas
h Autoclave
i Neraca analitik Sartorius
j Batang pengaduk
k Automatic pippets
l Pipet ukur 1 ml
m Penggaris
n Yellow tip dan blue tip
o Petridish
27
p Blender Philips
q Savety Kabinet
r Tissue
2 Bahan
a Isolate murni Salmonella typhi
b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti
c Media MHA
d Aquadest steril
e Nacl 085
f Kapas
g Lidi kapas
h Alcohol 70
i Spritus
F Variabel penelitian
1 Variabel bebas (independent variable)
Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing
tanah
2 Variabel terikat (dependent variable)
Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan
bakteri Salmonella sp
28
G Definisi operasional
1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri
dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat
bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi
2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai
dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih
disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk
pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan
millimeter (mm)
29
H Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril
Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp
Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh
cacing tanah
Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland
Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv
Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA
suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan
Salmonella sp
Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan
Pengolahan dan analisa data
Kesimpulan
30
I Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk
hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan
dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas
penghambatan
J Cara pengumpulan data
Data zona yang dikumpulkan antara lain
1 Persiapan
a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran
asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai
berikut
Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard
Unit Mc Farland
H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)
05 995 005 150
1 99 01 300
2 98 02 600
3 97 03 900
4 96 04 1200
5 95 05 1500
6 94 06 1800
7 93 07 2100
8 92 08 2400
9 91 09 2700
10 90 10 3000
Sumber (Soemarno 2000)
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan
Masyarakat Pulau Lombok di Mataram
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010
B Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimental yang
dilakukan di laboratorium untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh
yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan terhadap sampel
(Notoatmodjo 2002)
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap (RAL) Perlakuan terdiri dari 4(empat) pemberian konsentrasi
bubuk cacing tanah yaitu sebagai berikut
T1 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
T2 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 50 bv
T3 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 75 bv
T4 Pemberian suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 100 bv
24
Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan
menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut
(t-1)(r-1)ge15
Keterangan t perlakuan(treatment)
r pengulangan
15 faktor nilai derajat kebebasan umum
Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada
penelitian ini adalah
(t-1)(r-1)ge15
(4-1)(r-1)ge15
3(r-1)ge15
3r-3ge15
3rge15+3
3rge18
rge183
rge6
Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6
kali
25
Table 2 Rancangan penelitian
ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi
25bv 50bv 75bv 100bv
1 A1 B1 C1 D1
2 A2 B2 C2 D2
3 A3 B3 C3 D3
4 A4 B4 C4 D4
5 A5 B5 C5 D5
6 A6 B6 C6 D6
C Sampel penelitian
Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan
analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp
1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah
dengan berbagai macam ukuran
2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni
yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat
Pulau Lombok di Mataram
26
D Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive
Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing
tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang
bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran
E Alat dan bahan penelitian
1 Alat
a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak
b Beaker glass 500 ml
c Labu erlenmayer 1000 ml
d Ose
e Lampu spritus
f Incubator Memmert
g Pemanas
h Autoclave
i Neraca analitik Sartorius
j Batang pengaduk
k Automatic pippets
l Pipet ukur 1 ml
m Penggaris
n Yellow tip dan blue tip
o Petridish
27
p Blender Philips
q Savety Kabinet
r Tissue
2 Bahan
a Isolate murni Salmonella typhi
b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti
c Media MHA
d Aquadest steril
e Nacl 085
f Kapas
g Lidi kapas
h Alcohol 70
i Spritus
F Variabel penelitian
1 Variabel bebas (independent variable)
Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing
tanah
2 Variabel terikat (dependent variable)
Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan
bakteri Salmonella sp
28
G Definisi operasional
1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri
dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat
bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi
2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai
dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih
disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk
pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan
millimeter (mm)
29
H Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril
Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp
Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh
cacing tanah
Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland
Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv
Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA
suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan
Salmonella sp
Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan
Pengolahan dan analisa data
Kesimpulan
30
I Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk
hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan
dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas
penghambatan
J Cara pengumpulan data
Data zona yang dikumpulkan antara lain
1 Persiapan
a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran
asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai
berikut
Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard
Unit Mc Farland
H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)
05 995 005 150
1 99 01 300
2 98 02 600
3 97 03 900
4 96 04 1200
5 95 05 1500
6 94 06 1800
7 93 07 2100
8 92 08 2400
9 91 09 2700
10 90 10 3000
Sumber (Soemarno 2000)
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
24
Besarnya replikasi atau pengulangan didasarkan pada perhitungan
menurut Warsa dan Cucu(1985) sebagai berikut
(t-1)(r-1)ge15
Keterangan t perlakuan(treatment)
r pengulangan
15 faktor nilai derajat kebebasan umum
Berdasarkan rumus diatas maka perhitungan untuk replikasi pada
penelitian ini adalah
(t-1)(r-1)ge15
(4-1)(r-1)ge15
3(r-1)ge15
3r-3ge15
3rge15+3
3rge18
rge183
rge6
Dari perhitungan diatas maka replikasi untuk penelitian ini adalah 6
kali
25
Table 2 Rancangan penelitian
ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi
25bv 50bv 75bv 100bv
1 A1 B1 C1 D1
2 A2 B2 C2 D2
3 A3 B3 C3 D3
4 A4 B4 C4 D4
5 A5 B5 C5 D5
6 A6 B6 C6 D6
C Sampel penelitian
Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan
analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp
1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah
dengan berbagai macam ukuran
2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni
yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat
Pulau Lombok di Mataram
26
D Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive
Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing
tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang
bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran
E Alat dan bahan penelitian
1 Alat
a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak
b Beaker glass 500 ml
c Labu erlenmayer 1000 ml
d Ose
e Lampu spritus
f Incubator Memmert
g Pemanas
h Autoclave
i Neraca analitik Sartorius
j Batang pengaduk
k Automatic pippets
l Pipet ukur 1 ml
m Penggaris
n Yellow tip dan blue tip
o Petridish
27
p Blender Philips
q Savety Kabinet
r Tissue
2 Bahan
a Isolate murni Salmonella typhi
b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti
c Media MHA
d Aquadest steril
e Nacl 085
f Kapas
g Lidi kapas
h Alcohol 70
i Spritus
F Variabel penelitian
1 Variabel bebas (independent variable)
Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing
tanah
2 Variabel terikat (dependent variable)
Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan
bakteri Salmonella sp
28
G Definisi operasional
1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri
dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat
bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi
2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai
dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih
disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk
pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan
millimeter (mm)
29
H Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril
Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp
Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh
cacing tanah
Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland
Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv
Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA
suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan
Salmonella sp
Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan
Pengolahan dan analisa data
Kesimpulan
30
I Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk
hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan
dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas
penghambatan
J Cara pengumpulan data
Data zona yang dikumpulkan antara lain
1 Persiapan
a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran
asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai
berikut
Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard
Unit Mc Farland
H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)
05 995 005 150
1 99 01 300
2 98 02 600
3 97 03 900
4 96 04 1200
5 95 05 1500
6 94 06 1800
7 93 07 2100
8 92 08 2400
9 91 09 2700
10 90 10 3000
Sumber (Soemarno 2000)
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
25
Table 2 Rancangan penelitian
ReplikasiRata-Rata Diameter Daya Hambat (mm) per Konsentrasi
25bv 50bv 75bv 100bv
1 A1 B1 C1 D1
2 A2 B2 C2 D2
3 A3 B3 C3 D3
4 A4 B4 C4 D4
5 A5 B5 C5 D5
6 A6 B6 C6 D6
C Sampel penelitian
Pengambilan sampel penelitian dilakukan atas dasar kebutuhan
analisis yaitu cacing tanah dan Salmonella sp
1 Kriteria cacing tanah yang diambil dilihat dari warna cacing tanah
dengan berbagai macam ukuran
2 Kriteria bakteri Salmonella sp yang digunakan adalah isolate murni
yang diperoleh dari koleksi Balai Laboratoium Kesehatan Masyarakat
Pulau Lombok di Mataram
26
D Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive
Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing
tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang
bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran
E Alat dan bahan penelitian
1 Alat
a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak
b Beaker glass 500 ml
c Labu erlenmayer 1000 ml
d Ose
e Lampu spritus
f Incubator Memmert
g Pemanas
h Autoclave
i Neraca analitik Sartorius
j Batang pengaduk
k Automatic pippets
l Pipet ukur 1 ml
m Penggaris
n Yellow tip dan blue tip
o Petridish
27
p Blender Philips
q Savety Kabinet
r Tissue
2 Bahan
a Isolate murni Salmonella typhi
b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti
c Media MHA
d Aquadest steril
e Nacl 085
f Kapas
g Lidi kapas
h Alcohol 70
i Spritus
F Variabel penelitian
1 Variabel bebas (independent variable)
Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing
tanah
2 Variabel terikat (dependent variable)
Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan
bakteri Salmonella sp
28
G Definisi operasional
1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri
dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat
bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi
2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai
dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih
disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk
pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan
millimeter (mm)
29
H Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril
Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp
Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh
cacing tanah
Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland
Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv
Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA
suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan
Salmonella sp
Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan
Pengolahan dan analisa data
Kesimpulan
30
I Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk
hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan
dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas
penghambatan
J Cara pengumpulan data
Data zona yang dikumpulkan antara lain
1 Persiapan
a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran
asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai
berikut
Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard
Unit Mc Farland
H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)
05 995 005 150
1 99 01 300
2 98 02 600
3 97 03 900
4 96 04 1200
5 95 05 1500
6 94 06 1800
7 93 07 2100
8 92 08 2400
9 91 09 2700
10 90 10 3000
Sumber (Soemarno 2000)
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
26
D Teknik pengambilan Sampel
Teknik pengambilan cacing tanah yang dilakukan bersifat Purposive
Sampling yaitu pengambilan bahan yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti adapun kriteria cacing
tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah yang
bewarna merah kebiruan dengan berbagai ukuran
E Alat dan bahan penelitian
1 Alat
a Tabung reaksi Pyrex 10 ml dan rak
b Beaker glass 500 ml
c Labu erlenmayer 1000 ml
d Ose
e Lampu spritus
f Incubator Memmert
g Pemanas
h Autoclave
i Neraca analitik Sartorius
j Batang pengaduk
k Automatic pippets
l Pipet ukur 1 ml
m Penggaris
n Yellow tip dan blue tip
o Petridish
27
p Blender Philips
q Savety Kabinet
r Tissue
2 Bahan
a Isolate murni Salmonella typhi
b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti
c Media MHA
d Aquadest steril
e Nacl 085
f Kapas
g Lidi kapas
h Alcohol 70
i Spritus
F Variabel penelitian
1 Variabel bebas (independent variable)
Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing
tanah
2 Variabel terikat (dependent variable)
Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan
bakteri Salmonella sp
28
G Definisi operasional
1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri
dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat
bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi
2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai
dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih
disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk
pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan
millimeter (mm)
29
H Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril
Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp
Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh
cacing tanah
Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland
Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv
Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA
suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan
Salmonella sp
Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan
Pengolahan dan analisa data
Kesimpulan
30
I Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk
hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan
dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas
penghambatan
J Cara pengumpulan data
Data zona yang dikumpulkan antara lain
1 Persiapan
a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran
asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai
berikut
Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard
Unit Mc Farland
H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)
05 995 005 150
1 99 01 300
2 98 02 600
3 97 03 900
4 96 04 1200
5 95 05 1500
6 94 06 1800
7 93 07 2100
8 92 08 2400
9 91 09 2700
10 90 10 3000
Sumber (Soemarno 2000)
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
27
p Blender Philips
q Savety Kabinet
r Tissue
2 Bahan
a Isolate murni Salmonella typhi
b Cacing tanah yang terdapat disekitar lingkungan rumah peneliti
c Media MHA
d Aquadest steril
e Nacl 085
f Kapas
g Lidi kapas
h Alcohol 70
i Spritus
F Variabel penelitian
1 Variabel bebas (independent variable)
Variable bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi bubuk cacing
tanah
2 Variabel terikat (dependent variable)
Variable terikat dalam penelitian ini adalah luas zona hambatan
bakteri Salmonella sp
28
G Definisi operasional
1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri
dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat
bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi
2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai
dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih
disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk
pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan
millimeter (mm)
29
H Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril
Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp
Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh
cacing tanah
Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland
Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv
Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA
suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan
Salmonella sp
Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan
Pengolahan dan analisa data
Kesimpulan
30
I Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk
hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan
dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas
penghambatan
J Cara pengumpulan data
Data zona yang dikumpulkan antara lain
1 Persiapan
a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran
asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai
berikut
Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard
Unit Mc Farland
H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)
05 995 005 150
1 99 01 300
2 98 02 600
3 97 03 900
4 96 04 1200
5 95 05 1500
6 94 06 1800
7 93 07 2100
8 92 08 2400
9 91 09 2700
10 90 10 3000
Sumber (Soemarno 2000)
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
28
G Definisi operasional
1 Cacing tanah adalah cacing yang terdapat dalam tanah dan terdiri
dari beberapa macam spesies yang akan digunakan untuk membuat
bubuk cacing tanah dengan beberapa konsentrasi
2 Untuk mengetahui adanya hambatanpertumbuhan bakteri ditandai
dengan adanya Luas zona hambatan adalah luasnya daerah jernih
disekitar koloni dan sumuran bubuk cacing tanah yang terbentuk
pada media MHA yang diukur dengan penggaris dalam satuan
millimeter (mm)
29
H Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril
Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp
Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh
cacing tanah
Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland
Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv
Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA
suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan
Salmonella sp
Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan
Pengolahan dan analisa data
Kesimpulan
30
I Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk
hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan
dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas
penghambatan
J Cara pengumpulan data
Data zona yang dikumpulkan antara lain
1 Persiapan
a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran
asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai
berikut
Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard
Unit Mc Farland
H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)
05 995 005 150
1 99 01 300
2 98 02 600
3 97 03 900
4 96 04 1200
5 95 05 1500
6 94 06 1800
7 93 07 2100
8 92 08 2400
9 91 09 2700
10 90 10 3000
Sumber (Soemarno 2000)
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
29
H Alur Penelitian
Persiapan alat dan bahan yang sudah disteril
Cacing tanah Isolate murni Salmonella sp
Dibersihkan dari kotoran berupa tanah yang nempel pada tubuh
cacing tanah
Pembuatan suspensi Salmonella typhi 05 Mc Farland
Dibuat konsentrasi suspensi cacing tanah 25bv 50bv 75bv 100bv
Suspensi bakteri Salmonella sp dioleskan pada media MHA
suspensi Cacing tanah sebanyak 100l dari masing-masing konsentrasi dimasukkan kedalam sumuran pada media MHA yang telah dioleskan
Salmonella sp
Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
Diamati adanya hambatan dengan melihat terbentuknya zona hambatan
Pengolahan dan analisa data
Kesimpulan
30
I Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk
hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan
dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas
penghambatan
J Cara pengumpulan data
Data zona yang dikumpulkan antara lain
1 Persiapan
a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran
asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai
berikut
Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard
Unit Mc Farland
H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)
05 995 005 150
1 99 01 300
2 98 02 600
3 97 03 900
4 96 04 1200
5 95 05 1500
6 94 06 1800
7 93 07 2100
8 92 08 2400
9 91 09 2700
10 90 10 3000
Sumber (Soemarno 2000)
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
30
I Data yang dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adanya terbentuk
hamabatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp berupa zona hambatan
dari masing-masing konsentrasi cacing tanah yang menunjukan aktifitas
penghambatan
J Cara pengumpulan data
Data zona yang dikumpulkan antara lain
1 Persiapan
a Pembuatan standar kekeruhan Mc Farland dibuat dari campuran
asam sulfat 1 dengan BaCl 1 dengan perbandingan sebagai
berikut
Table 3 Mc Farland Nephelometer Standard
Unit Mc Farland
H2So4 1 (ml) BaCl 1 (ml) Perkiraan jumlah bakteri(jutaml)
05 995 005 150
1 99 01 300
2 98 02 600
3 97 03 900
4 96 04 1200
5 95 05 1500
6 94 06 1800
7 93 07 2100
8 92 08 2400
9 91 09 2700
10 90 10 3000
Sumber (Soemarno 2000)
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
31
b Pembuatan suspensi Salmonella sp 05 Unit Mc Farland
(Soemarno 2000)
1) Diambil satu ujung ose koloni Salmonella sp dari biakan
murni
2) Disuspensikan kedalam NaCl steril (5 ml) kemudian
dibandingkan dengan standar kekeruhan 05 unit Mc Farland
3) Jika kekeruhannya gt 05 unit Mc Fraland lakukan pengenceran
sampai kekeruhan sama dengan 05 unit Mc Farland
c Pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah
1) Sejumlah cacing tanah seger diblender sampai semua cacing
tanah halus
2) Kemudian cacing tanah yang sudah diblender ditimbang untuk
pembuatan konsentrasi suspensi cacing tanah 5 bv 10
bv15 bv dan 20bv
3) Rumus konsentrasi yang digunakan adalah
wsampel
vol larutan pengenceriquest
iquest x 100 =helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip bv
Keterangan
W berat cacing tanah yang akan diencerkan 100
V volume aquadest yang akan diguankan untuk
mengencerkan cacing tanah
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
32
bv konsentrasi larutan cacing tanah yang akan dibuat
4) Jumlah suspensi cacing tanah yang diperlukan dalam masing-
masing konsentrasi adalah
a) Pembuatan suspensi cacing tanah 25 bv
Diperlukan 25 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
b) Pembuatan suspensi cacing tanah 50 bv
Diperlukan 50 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
c) Pembuatan suspensi cacing tanah 75 bv
Diperlukan 75 g cacing tanah yang sudah diblender dan
100 ml aquadest steril
d) Pembuatan suspensi cacing tanah 100 bv
Diperlukan 100 g cacing tanah tanpa penambahan
aquadest
d Pembuatan media MullernHinton Agar (MHA)
1) Disiapkan labu Erlenmeyer untuk melarutkan media
2) Ditimbang media MHA 38 gr menggunakan neraca analitik
kemudian dilarutkan dalam 1 L aquadest
3) Mengukur pH dengan mencelupkan kertas pH kedalam
pembenihan yang akan diperiksa perubahan warna yang
terjadi dibandingkan dengan standar warna yang ada pada
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
33
bungkus pH untuk menenukan berapa pH nya pH untuk
media adalah 74
4) Media dipanaskan sampai larut Kemudian disteril dalam
autoclave suhu 121C selama 15 menit
5) Media dituangkan kedalam petridish-petridish dengan
ketebalan 4 mm dan dibiarkan beku
Adapun komposisi dari media Muller Hinton Agar (MHA)
tersebut adalah
Bahan grliter
Beef dehydrate infusion from 300
Casein hydrolisat 175
Starch 15
Agar-agar 17
2 Prosedur kerja
a Uji difusi metode sumuran
Untuk mengetahui zona hambatan dari suspensi cacing tanah
terhadap pertumbuhan Salmonella sp (Soemarno 2000) yaitu
1) Disiapkan suspensi murni Salmonella sp dengan kepekatan
05 Mc Farland
2) Disiapkan media Muller Hinton Agar (MHA) dengan ketebalan
4 mm
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
34
3) Dioleskan suspensi bakteri dengan swab kapas steril hingga
merata pada permukaan media inkubasi 5 ndash 15 menit
4) Dibuat sumuran dengan menggunakan blue type steril yang
ditekan pada permukaan media
5) Dimasukkan suspensi cacing tanah sebanyak 100 l pada
masing-masing sumuran dengan konsentrasi 25bv 50
bv75 bv dan 100 bv
6) Diinkubasi pada suasana aerob suhu 37C selama 24 jam
dengan posisi petridish tidak terbalik agar suuspensi cacing
tanah tidak tumpah
7) Diamati adanya hambatan dengan adanya zona hambatan
yang terbentuk pada biakan bakteri Salmonella sp yang
kemudian di ukur dengan satuan milimeter(mm)
K Cara pengolahan dan analisa data
1 Cara pengolahan data
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah
penambahan suspensi cacing tanah dengan konsentrasi 25 bv
50 bv 75 bv 100 bv masing- masing perlakuan direplikasi 6
kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan Hasil replikasi kemudian
dijumlahakan dan dirata-ratakan Dari hasil yang didapat dimasukkan
kedalam table untuk menentukan Grand Total dari total perlakuan
dan Grand mean dari rata-rata perlakuan
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
35
Tabel 4 Luas zona hambatan dari suspensi cacing tanah terhadap pertumbuhan Salmonella typhi
Perlakuan (T) Luas Zona Total
Perlakuan
Rata-rata
Perlakuan1 2 3 4 5 6
Konsentrasi 25bv
Konsentrasi 50bv
Konsentrasi 75bv
Konsentrasi 100bv
Grand Total
(GT)
GT
Grand Mean
(GM)
GM
2 Analisa data
Untuk mengetahui apakah Grand Mean bermakna maka digunakan
uju statistic Anova One Way dengan tingkat kepercayaan 95 (α =
005) untuk melihat signifikansi hubungan antara konsentrasi larutan
cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
dan dengan bantuan SPSS dan dilanjutkan dengan uji tukey HSD
kemudian dimasukkan ke dalam tabel
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
36
Table 5 Ragam Anova One Way
Sum of
squares
DF Mean
squares
F Sig
Between
Group
Within
Groups
Total
Keterangan
DF Derajat bebas
SS Jumlah kuadrat ( Sum Of Squares )
MS Mean Squares
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Gambaran umum penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan 19
Juli 2010 di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tanah
yang di ambil dari kebun sekitar rumah peneliti di Kampung Baru Meteng
Praya RT 04RW 02 Sampel dibagi menjadi 4 kelompok perlakuan
(penambahan larutan cacing tanah) yaitu 25 bv 50 bv 75 bv dan
100 bv Masing-masing dengan 6 kali pengulangan atau replikasi
dimana pada setiap perlakuan jumlah suspensi cacing tanah yang
dibutuhkan untuk setiap unit percobaan adalah sebanyak 150 gram
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengaruh suspensi
cacing tanah secara signifikan dalam mengambat pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Metode yang digunakan adalah metode difusi dengan
cara sumuran Terbentuknya zona hambatan disekitar suspensi cacing
tanah merupakan pertanda bahwa ada penghambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp oleh larutan cacing tanah
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
38
B Hasil Pemeriksaan konsentrasi suspensi cacing tanah
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dengan uji
difusi agar metode sumuran Adapun hasil penelitian suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat dilihat pada
tabel 5
Tabel 5 Hasil pemeriksaan pengaruh suspensi cacing tanah terhadap menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
Perlakuan (T)Luas Zona (mm)
TotalRata-
rata1 2 3 4 5 6
Konsentrasi
25bv
13
23
33
36
25
28
29
41
20
23
29
31
25
33
34
36
20
23
24
31
15
18
22
35
118
148
171
210
196
2467
285
35
Konsentrasi
50bv
Konsentrasi
75bv
Konsentrasi
100bv
Grand Total (GT) 647
Grand Mean (GM) 1796
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas
zona hambatan pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi
cacing tanah Dimana peningkatannya dapat terlihat dengan luas zona
hambatan yang terbentuk disekitar sumuran cacing tanah
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
39
Untuk lebih jelasnya peningkatan hambatan pertumbuhan
bakteri Salmonella sp dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini
Gambar 3 Grafik peningkatan hambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp
25 50 75 1000
5
10
15
20
25
30
35lu
as zo
na h
amba
tan
C Analisa Data
Hasil uji Anova One Way bertujuan untuk membandingkan luas
zona hambatan yang terbentuk pada masing-masing konsentrasi
suspensi cacing tanah dengan tingkat kepercayaan 95 (α=005)
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
40
Adapun hasil uji Anova One Way dapat dilihat pada tabel
dibawah ini
Tabel 6 Hasil Anova One Way dari data hasil pengaruh suspensi cacing tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
ANOVA
Luas Zona
Sum of Squares Df
Mean Square F Sig
Between Groups
752792 3 250931 11402 000
Within Groups
440167 20 22008
Total 1192958 23
Dari tabel 6 menunjukkan probabilitas 0000 lt α 005 artinya
hipotesis Ho yang menyatakan tidak ada pengaruh suspensi cacing
tanah dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp ditolak
dan Ha yang menyatakan ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp diterima Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh suspensi cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
41
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hambatan
pertumbuhan bakteri Salmonella sp oleh suspensi cacing tanah secara
signifikan Rata-rata zona hambatan yang terbentuk pada konsentrasi
25 adalah sebesar 196 mm dan 50 menjadi 2467 mm sedangkan
pada konsentrasi 75 dan 100 zona hambatan yang terbentuk
semakin luas yaitu 285 mm dan 355 mm
Menurut Bambang yang dikutip pada harian kompas (2002) selain
dari protein yang ada dalam tubuh cacing tanah diduga juga bahwa
aktifitas antibakteri berasal dari mikroba yang terdapat dalam tubuh
cacing tanah Bakteri tersebut termasuk dalam kelompok Actinomycetes
yaitu Streptomyces sp Diantaranya yaitu Streptomyces antibioticus dan
Streptomyces nigrescens sp Hampir semua Streptomyces mampu
memproduksi antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri
gram negatif dan bakteri gram positif( Kompas 2002)
Bakteri Streptomyces dalam kerjanya menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu dengan mengganggu sintesis protein dengan menyebabkan
distorsi pada subunit-subunit ribosom (Plezcar dan Chan 1988) Oleh
karena itu bakteri Streptomyces yang terdapat pada cacing tanah dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp yaitu dengan
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
42
mengganggu sintesis protein pada bakteri Dimana apabila terjadi
gangguan terhadap pembentukkan protein maka kerja sel bakteri
menjadi terganggu dan pertumbuhan sel bakteri menjadi tidak optimal
atau bahkan dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel bakteri
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arifiyanti
Dewi tahun 2006 menunjukkan bahwa larutan cacing tanah dapat
menghambat laju pertumbuhan bakteri Salmonella sp dimana dengan
konsentrasi 15 bv sudah terlihat penghambatan pertumbuhan bakteri
Salmonella sp Bakteri Salmonella sp merupakan bakteri penyabab
penyakit tifus Pengobatan penyakit tifus ini dapat menggunakan
antibiotik Antibiotik yang digunakan yaitu Kloramfenikol Kloramfenikol ini
merupakan antibiotic berspektrum luas yang aktif terhadap banyak
bakteri gram negatif dan gram positif Cara kerja antibiotik Kloramfenikol
sama halnya dengan antibiotik Streptomisin yaitu mengganggu sintesis
protein yang bergabung dengan subunit-subunit (Plezcer dan Chan
1988)
Pengobatan menggunakan antibiotik sekarang ini oleh masyarakat
kurang diminati hal ini dikarenakan efek samping yang tinggi pada
penderita karena apabila pengobatan tidak selesai maka akan terjadi
resistensi bakteri sehingga pengobatan dengan antibiotik menjadi tidak
efektif Pada zaman sekarang banyak masyarakat yang mengalihkan
pengobatan penyakit tifus ke bahan yang alami seperti cacing tanah
Cacing tanah digunakan oleh masyarakat sebagai obat untuk
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
43
menyembuhkan penyakit karena komponen kimia cacing tanah tidak
menimbulkan efek toksik bagi manusia sehingga aman untuk dikonsumsi
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
44
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah
dilakukan tentang pengaruh suspensi cacing tanah secara signifikan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp secara in
vitro dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
a Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 25 bv
adalah 196 mm
b Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 50 bv
adalah 2467 mm
c Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 75 bv
adalah 285 mm
d Zona hambatan pada konsentrasi suspensi cacing tanah 100 bv
adalah 35 mm
e Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap suspensi cacing tanah
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp pada
konsentrasi 25 bv50 bv 75 bv 100 bv
B Saran
Saran yang diajukan oleh penulis bagi yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut lagi yaitu agar penelitian ini dikembangkan
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
45
kembali atau dilanjutkan dengan memurnikan atau melakukan
purifikasi kandungan senyawa aktif melalui tahapan ekstraksi terkait
dengan protein antibakteri yang terkandung didalam tubuh cacing
tanah Selain itu pula penulis menyarankan menggunakan jenis
cacing tanah yang lain dengan konsentrasi yang lebih diperkecil
Pengujian secara ilmiah mengenai khasiat bahan alam dalam
mengobati berbagai penyakit ini sebaiknya terus digalakkan untuk
lebih menyadarkan masyarakat mengenai khasiat bahan alam yang
ada disekitarnya
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
46
DAFTAR PUSAKA
Anonim 2010 Cacing tanah sebagai obat bukan Cuma mitos (online)tersedia httpwwwterussehatcom ( 08 Mei 2010 )
Anonim 2010 sejarah singkat cacing tanah digunakan sebagai obat antibakteri wwwwantekristekgoid (10 Mei 2010)
Anonim 2010 aktifitas mikrobahttpidwuspediaorgwikicacing tanah (11 Mei 2010)
Anonim 2010 demam typoid anak http wwwklikdoktercom illness detail (21 Mei 2010)
Anonim 2010 Purifikasi dan Karakterisasi Protein Antibakteri dari Cacing Tanah httpadlnlibunairacid ( 28 mei 2010)
Agoes A Jacob MS 1992 Antropologi Kesehatan Indonesia jilid I Pengobatan Tradisional Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Catalan GI 1981arth worms A New Source Of Protein Philipine Earth Worm Center
Ida indrawati 2002 Uji Antibakteri dan Antijamur Dari Ekstrak Tanaman
Dengan Pembanding Antibiotik Standar Laporan Penelitian UNPAD
Jawetz E MelnickJL dan Adelberg EA 2002 Mikrobiologi Kedokteran Penerjemah Edi Mudihardi dkk Jakarta Salemba Medika
Magdalena Pantcaningtyas U 1999 Aktifitas Antimikroba dari Ekstrak cacing Tanah secara In VitroSkripsi Fakultas Kedokteran hewan IPB
Mentri Negara Riset dan Teknologi 2002 Budidaya Cacing Tanahtersedia httpristekgoid (22 Mei 2010)
Mukherjee KL 1988 Medical Laboratory Technology Vol II New Delhi Tata MC Graw Hill
Palungkun Rony 1999 Sukses Beternak Cacing tanahcetakan k-4 Jakarta Penebar Swadaya
Rahmat Juwono 1996 Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi III FKUI Jakarta
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
47
Sjahrurahman 1994 Mikrobiologi Kedokteran edisi Revisi Bina Rupa Aksara Jakarta
Soemarno 2000 Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Yogyakarta
48
48