tugas akhir praksigc rossy

Upload: diah-rossy-pratiwi

Post on 16-Oct-2015

95 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

wilayah kesesuaian jahe

TRANSCRIPT

  • Wilayah Kesesuaian Tanaman Jahe (Zingiber

    officinale) dengan Sistem Informasi Geografis

    Studi Kasus: Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah

    Diah Rossy Pratiwi, 1106052221 1

    1Departemen Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

    Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia, 16424 [email protected]

    Abstrak. Tanaman jahe (Zingiber officinale) merupakan tanaman obat yang termasuk ke dalam rempah-rempah. Jahe memiliki banyak manfaat khusunya dalam hal menyembuhkan penyakit. Hingg saat ini masyarakat banyak menggunakan jahe sebagai obat herbal. Tidak hanya itu, jahe dapat disajikan dalam bentuk berbagai olahan makanan dan minuman yang memiliki cita rasa yang tinggi dan memiliki nilai jual yang bersaing. Sehingga permintaan jahe

    terus naik seiring dengan perkembangan modifikasi olahan jahe yang memiliki khasiat tinggi. Namun produksi jahe belum menunjukkan jumlah yang optimal untuk memenuhi peningkatan permintaan ini.Seperti halnya di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah terdapat berbagai macam olahan jahe seperti manisan jahe, wedang jahe, dll yang sangat digemari oleh masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya pengoptimalan produksi jahe di Kabupaten Karanganyar. Pengoptimalan produksi jahe dapat dilakukan dengan cara perluasan area tanam tanaman jahe. Area tanam yang dapat menghasilkan produksi optimal harus terdapat pada lahan yang sesuai dengan syarat tumbuh

    jahe. Dengan memperhatikan kondisi fisik Kabupaten Karanganyar dapat ditentukan menentukan wilayah kesesuaian tanaman jahe di Kabupaten Karanganyar. Variabel yang digunakan untuk menetukan wilayah kesesuaian tersebut menggunakan variabel curah hujan, ketinggian dan kemampuan tanah yang berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya tanaman jahe. Wilayah kesesuaian tanaman jahe didapatkan dengan mengoverlay semua variabel dengan menggunakan aplikasi dari Sistem Informasi Geografi (SIG). Pada akhirnya, peta wilayah kesesuaian tanaman jahe ini dapat digunakan dengan

    sebaik mungkin dan dapat berguna khususnya untuk Kabupaten Karanganyar.

    Kata kunci: Area Tanam, Jahe, Karanganyar, Kesesuaian, Produksi, SIG, Wilayah.

    1 Pendahuluan

    1.1 Latar Belakang

    Mengingat sejarah panjang Indonesia yang dijajah oleh Eropa selama berabad-

    abad lamanya. Belanda salah satu negara yang menjajah Indonesia, menduduki

    Indonesia selama 3,5 abad. Salah satu yang menyebabkan hal itu adalah Indonesia

  • kaya rempah-rempah yang sangat diminati oleh penduduk Eropa. Sudah sejak lama

    masyarakat Eropa telah mengetahui manfaat rempah-rempah dan menggunakannya

    dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu rempah-rempah yang diminati adalah

    tanaman jahe (Zingiber officinale). [1]

    Tanaman jahe berkhasiat langsung untuk menghangatkan tubuh serta dapat

    menyembuhkan berbagai macam penyakit. Seiring dengan berkembangnya zaman,

    aneka modifikasi olahan makanan dan minuman yang terbuat dari jahe mulai

    berkembang. Hal tersebut membuat peningkatan permintaan jahe. Namun meningkatnya permintaan tidak diiringi oleh produksi yang optimum. Kabupaten

    Karanganyar merupakan salah satu sentra industri olahan jahe. Olahan jahe yang

    dapat dibuat adalah manisan jahe dan teh celup herbal jahe merah. Jahe juga

    merupakan salah satu tanaman yang memiliki potensi untuk dikembangkan di daerah

    tersebut. Menurut Karanganyar dalam angka tahun 2011, jahe berpotensi untuk

    dikembangkan bersama tanaman mete, tebu dan kelapa. Selain itu masyarakat

    Kabupaten Karanganyar telah menjadikan pertanian jahe sebagai mata pencaharian

    utama. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan produksi jahe dengan perluasan

    area tanaman dengan memperhatikan kondisi fisik Kabupaten Karanganyar yang

    sesuai untuk tumbuh kembangnya tanaman jahe. [2]

    1.2 Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah dalam penulisan paper ini adlah sebagai berikut:

    1. Bagaimana pengaruh variabel-variabel fisik terhadap wilayah kesesuaian jahe?

    2. Bagaimana pengaruh wilayah kesesuaian jahe dengan produksi jahe di masing-masing kecamatan?

    3. Apa manfaat mengetahui wilayah kesesuaian jahe di Kabupaten Karanganyar?

    1.3 Tujuan

    Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah sebagai berikut:

    1. Mengetahui dan memetakan wilayah kesesuaian tanaman jahe di Kabupaten Karanganyar

    2. Mengetahui hubungan jumlah produksi jahe dengan wilayah kesesuaian tanaman jahe di Kabupaten Karanganyar

    3. Mengetahui manfaat dari pemetaan wilayah kesesuian jahe di Kabupaten Karanganyar

  • 2 Tinjauan Pustaka

    2.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian

    Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Karanganyar

    Sumber: Bappeda Kabupaten Karanganyar Tahun 2006

    2.1.1 Kondisi Geografis

    Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa

    Timur. Kabupaten ini memiliki batas sebagai berikut:

    1. Utara : Kabupaten Sragen 2. Timur : Provinsi Jawa Timur 3. Selatan : Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Sukoharjo 4. Barat : Kabupaten Surakarta dan Kabupaten Boyolali

    Bila dilihat dari garis bujur dan haris lintang, maka Kabupaten Karanganyar

    terletak antara 110o40 110o70 Bujur Timur dan 7o28 7o46 Lintang Selatan. Rata-rata ketinggian wilayah di Kabupaten Karanganyar berada di atas permukaan

    laut yakni sebesar 511 m, adapun wilayah terendah berada di Kecamatan Jaten yang

    hanya 90 m dan wilayah tertinggi di Kecamatan Tawangmangu yang mencapai

    2000 m diatas permukaan laur. Curah hujan rata-rata adalah 2601 mm, dimana

    curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Januari dan terendah pada bulan Juni dan Oktober. Kabupaten Karanganyar termasuk dalam iklim tropis dengan temperatur

    22o - 31oC. [2]

  • Luas wilayah Kabupaten Karanganyar adalah 77.378,64 Ha yang terdiri luas

    tanah sawah 22.465, 11 Ha dan luas ranah kering 54.912,53 Ha. Tanah sawah terdiri

    dari irigasi teknis 12.922,74 Ha, non teknis 7.586,76 Ha dan tidak berpengairan

    1.955,61 Ha. Sementara itu luas tanah untuk perkarangan/bangunan 21.197,69 Ha

    dan luas tanah untuk tegalan/kebun 17.847,48 Ha. Di Kabupaten Karanganyar

    terdapat hutan negara seluas 9.729,50 Ha dan perkebunan 3.251,50 Ha. [2]

    2.1.2 Demografi

    Jumlah penduduk di Kabupaten Karanganyar berdasarkan registrasi tahun 2009

    sebanyak 872.821 jiwa, terdiri dari lakui-laki 433.840 jiwa dan perempuan 438.98

    jiwa. Dibandingkan tahun 2008, maka terdapat pertumbuhan penduduk sebanyak

    7.241 jiwa atau mengalami pertumbuhan sebesar 0,84%. Kecamatan dengan

    penduduk terbanyak adalah Kecamatan Karanganyar yaitu 76.626 jiwa (8,78%),

    kemudian Kecamatan Jaten yaitu 70.993 jiwa (8,13%) dan Kecamatan Gondangrejo

    yaitu 69.264 jiwa (7,94%). Sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk paling

    sedikit adalah Kecamatan Jenawi yaitu 27.927 jiwa (3,20%), kemudian Kecamatan

    Ngangoyoso, yaitu 35.593 jiwa (4,08%) dan Kecamatan Kerjo yaitu 37.786 jiwa

    (4,33%). [2]

    Gambar 2. Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2009 Kabupaten Karanganyar

    Sumber: Karanganyar dalam Angka 2011

    Sesuai dengan kondis alam Kabupaten Karanganyar yang agraris, maka sebagian

    besar penduduknya mempunya mata pencaharian di sektor pertanian (petani dan

    buruh tani) yaitu 222.811 orang (30,58%). Kemudian sebagai buruh industri

    sebanyak 105.536 orang (14,49%), buruh bangunan 49.619 orang (6,81%) dan

  • pedagang sebanyak 45.320 orang (6,22%). Selebihnya adalah sebagai pengusaha,

    sektor pengangkutan, PNS/TNI/POLRI, pensiunan, jasa dan lain-lain.

    2.2 Jahe

    Jahe (Zingiber officinale) adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai

    rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jeman yang menggembung

    di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama

    zingeron. Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama imiah jahe

    diberikan oleh William Roxburgh dari kata Yunani zingiberi, dari bahasa Sansekerta,

    singaberi. Jahe diperkirakan berasal dari India. Namun ada pula yang mempercayai

    jahe berasal dari Tiongkok Selatan. Dari India, jehe dibawa sebagai rempah

    perdagangan hingga Asia Tenggara, Tiongkok, Jepang, hingga Timur Tengah.

    Kemudian pada zaman kolonialisme, jahe yang bisa memberikan rasa hangat dan

    pedas pada makanan menjadi komoditas populer di Eropa. [3]

    2.2.1 Manfaat Jahe

    Jahe merah dipercaya mampu meningkatkan stamina dan kebugaran tubuh, selain

    itu dipakai untuk memulihkan penderita: Rematik, asam urat, perut kembung, nyeri

    persendian, pegal linu, sesak nafas, sering kesemutan, darah tinggi, stroke, tulang

    keropos, kolesterol tinggi, flu, pilek, demam, sulit tidur, dan sembelit.[3]

    2.2.2 Syarat Tumbuh jahe

    Jahe tumbuh subur di ketinggian 0 hingga 1500 meter di atas permukaan laut,

    kecuali jenis jahe gajah di ketinggian 500 hingga 950 meter (Ishwara H., 2002) . Untuk bisa berproduksi optimal, dibutuhkan curah hujan 2500 hingga 3000 mm per

    tahun, kelembaban 80% dan tanah lembab dengan pH5,5 hingga 7,0 dan unsur hara

    tinggi dengan syarat : Tanah yang digunakan untuk penanaman jahe tidak boleh

    tergenang. [3]

    Tabel 1. Matriks Gambaran Umum Syarat Tumbuh Jahe

    Kualitas Tanah

    Ketin

    gian

    Tem

    pat

    (m)

    Pengguna

    an Lahan

    Curah

    Hujan

    (mm/t

    hn)

    Ke

    miri

    nga

    n

    Ler

    eng

    (%)

    Tutupa

    n/

    Naung

    an (%)

    Teb

    al

    Sol

    um

    (cm

    )

    Teks

    tur

    Drai

    nase

    Kesu

    buran

    p

    H

    >300

    liat, sedan

    g

    Tak terge

    nang

    sedang-

    subur

    6,

    8-7,

    4

    300-900

    Tanah

    terbuka, ladang,

    semak

    2500-4000

    2-25

    10-20

  • 2.3. Kesesuaian Lahan

    Kesesuaian lahan adalah tingkat kecocokan suatu bidang lahan untuk penggunaan

    tertentu. Kesesuaian lahan tersebut dapat dinilai untuk kondisi saat ini (present) atau

    setelah diadakan perbaikan (improvement). Lebih spesifik lagi kesesuaian lahan

    tersebut ditinjau dari sifat-sifat fisik lingkungannya, yang terdiri atas iklim, tanah,

    topografi, hidrologi dan/atau drainase sesuai untuk suatu usaha tani atau komoditas tertentu yang produktif. [4]

    2.2.1 Struktur Klasifikasi Keseuaian Lahan

    Dalam menilai kesesuaian lahan ada beberapa cara, antara lain, dengan perkalian

    parameter, penjumlahan, atau menggunakan hukum minimum yaitu mencocokkan

    (matching) antara kualitas lahan dan karakteristik lahan sebagai parameter dengan

    kriteria kelas kesesuaian lahan yang telah disusun berdasarkan persyaratan

    penggunaan atau persyaratan tumbuh tanaman atau komoditas lainnya yang

    dievaluasi.

    Struktur klasifikasi kesesuaian lahan menurut kerangka FAO (1976) dapat

    dibedakan menurut tingkatannya sebagai berikut:

    Ordo : Keadaan kesesuaian lahan secara global. Pada tingkat ordo kesesuaian lahan dibedakan antara lahan yang tergolong sesuai (S) dan lahan yang

    tergolong tidak sesuai (N).

    Kelas : Keadaan tingkat kesesuaian dalam tingkat ordo. Pada tingkat kelas, lahan yang tergolong ordo sesuai (S) dibedakan ke dalam tiga kelas, yaitu:

    lahan sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), dan sesuai marginal (S3).

    Sedangkan lahan yang tergolong ordo tidak sesuai (N) tidak dibedakan ke

    dalam kelas-kelas.

    Kelas S1, sangat sesuai : Lahan tidak mempunyai faktor pembatas yang berarti atau nyata terhadap penggunaan secara berkelanjutan, atau faktor

    pembatas yang bersifat minor dan tidak akan mereduksi produktivitas lahan secara nyata.

    Kelas S2, cukup sesuai : Lahan mempunyai faktor pembatas, dan faktor pembatas ini akan berpengaruh terhadap produktivitasnya, memerlukan

    tambahan masukan (input). Pembatas tersebut biasanya dapat diatasi oleh

    petani sendiri.

    Kelas S3, sesuai marginal : Lahan mempunyai faktor pembatas yang berat, dan faktor pembatas ini akan berpengaruh terhadap produktivitasnya,

    memerlukan tambahan masukan yang lebih banyak daripada lahan yang

    tergolong S2. Untuk mengatasi faktor pembatas pada S3 memerlukan

    modal tinggi, sehingga perlu adanya bantuan atau campur tangan

    (intervensi) pemerintah atau pihak swasta. Tanpa bantuan tersebut petani tidak mampu mengatasinya.

    Kelas N, tidak sesuai : Lahan yang tidak sesuai (N) karena mempunyai faktor pembatas yang sangat berat dan/atau sulit diatasi.

    Subkelas: Keadaan tingkatan dalam kelas kesesuaian lahan. Kelas kesesuaian lahan dibedakan menjadi subkelas berdasarkan kualitas dan karakteristik lahan

  • yang menjadi faktor pembatas terberat. Faktor pembatas ini sebaiknya dibatasi

    jumlahnya, maksimum dua pembatas. Tergantung peranan faktor pembatas

    pada masing-masing subkelas, kemungkinan kelas kesesuaian lahan yang

    dihasilkan ini bisa diperbaiki dan ditingkatkan kelasnya sesuai dengan

    masukan yang diperlukan.

    Unit : Keadaan tingkatan dalam subkelas kesesuaian lahan, yang didasarkan pada sifat tambahan yang berpengaruh dalam pengelolaannya. Semua unit

    yang berada dalam satu subkelas mempunyai tingkatan yang sama dalam kelas dan mempunyai jenis pembatas yang sama pada tingkatan subkelas. Unit yang

    satu berbeda dari unit yang lainnya dalam sifat-sifat atau aspek tambahan dari

    pengelolaan yang diperlukan dan sering merupakan pembedaan detil dari

    faktor pembatasnya. Dengan diketahuinya pembatas tingkat unit tersebut

    memudahkan penafsiran secara detil dalam perencanaan usaha tani.

    Pada tulisan ini akan digunakan tiga kelas sebagai kriteria kesesuian lahan.

    Kelas tersebut adalah kelas Sangat Sesuai, Sesuai dan Tidak Sesuai. Hal tersebut

    dilakukan karena banyaknya kelas akan menyebabkan pada kelas tertentu

    mempunyai area yang sangat sempit sehingga dengan menggunakan tiga kelas akan

    cukup baik merepresentasikan kesesuaian tanaman jahe di Kabupaten Karanganyar. [4]

    2.4. Sistem Informasi Geografi (SIG)

    Menurut ESRI (1990), SIG sebagai suatu kumpulan yang teroganisir dari

    perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personil yang

    dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, mengupdate, memanipulasi,

    menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi.

    Sedangkan menurut Murai (1999), SIG sebagai sistem informasi yang digunakan

    untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan

    menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospasial untuk mendukung

    pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota dan pelayanan umum

    lainnya. [5]

    3 Metode Penelitian

    3.1 Daerah Penelitian

    Daerah penelitian meliputi seluruh luasan Kabupaten Karanganyar, Provinsi jawa Tengah untuk mencari wilayah kesesuaian tanaman jahe (Zingiber officinale).

  • 3.2 Pengumpulan Data

    Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang meliputi

    peta-peta dari statistik dan Bappeda Kabupaten Karanganyar. Data peta yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah sebgai berikut:

    1. Peta Administrasi Kabupaten Karanganyar (Bappeda Kabupaten Karanganyar tahun 2006)

    2. Peta Ketinggian Kabupaten Karanganyar dari Citra SRTM 3. Peta Curah Hujan 4. Peta Kemampuan Tanah

    Data yang diperoleh dari laporan statistik Kabupaten Karanganyar yang didapat

    pada Karanganyar dalam Angka 2011 adalah Jumlah produksi jahe per kecamatan

    pada tahun 2009.

    3.3 Kajian Literatur

    Kajian literatur dalam tulisan ini adalah mencari informasi dan sumber mengenai

    wilayah penelitian, tema paper dengan melihat jurnal dan panduan kesesuian lahan

    serta variabel-variabel penelitian. Referensi dapat berasala dari buku, jurnal, laporan

    statistik, website resmi serta peta-peta didapatkan dari instansi maupun sumber-

    sumber lainnya.

    3.4 Variabel

    Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Curah Hujan 2. Ketinggian 3. Kemampuan Tanah 4. Produksi Jahe

    3.5 Pengolahan Data

    Peta dan data yang telah diperoleh kemudian diolah untuk mempermudahh

    analisis. Langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai berikut:

    3.5.1 Pengolahan Peta Tematik

    Peta tematik yang diolah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Peta Administrasi Kabupaten Karanganyar 2. Peta Curah Hujan Kabupaten Karanganyar 3. Peta Ketinggian Kabupaten Karanganyar 4. Peta Kemampuan Tanah Kabupaten Karanganyar

  • 3.5.2 Klasifikasi

    Setelah didapatkan data dasar tersebut, kemudian dilakukan klasifikasi variabel

    yang nantinya akan didapatkan wialayah kesesuaian tanaman jahe Kabupaten

    Karanganyar

    1. Variabel Curah Hujan Variabel curah hujan dilakukan tiga klasifikasi yaitu sangat sesuai, sesuai

    dan tidak sesuai. Wilayah yang sesuai dengan curah hujan 2000-2500 mm/tahun, wilayah sesuai dengan curah hujan 2500-3000 mm/tahun dan

    tidak sesuai dengan curah hujan kurang dari 2000 dan lebih dari 3000

    mm/tahun.

    2. Variabel Ketinggian Variabel ketinggian dilakukan tiga klasifikasi sama seperti variabel curah

    hujan. Wilayah yang sangat sesuai dengan ketinggian 250-1000 mdpl, Sesuai

    dengan ketinggian 50-250 dan 1000-1500 mdpl dan wialayah tidak sesuai

    kurang dari 50 dan lebih dari 1500 mdpl.

    3. Variabel Kemampuan Tanah Variiabel kemampuan tanah juga dilakukan tiga klasifikasi. Wilayah yang

    sangat sesuai mempunyai kemampuan tanah yang sangat baik. Sangat baik

    berarti tanah sesuai untuk segala jenis pertanian, tanahnya datar, dalam, betekstur halus dan sedang, mudah diolah dan responsif terhadap

    pemupukan. Wilayah sesuai mempunyai kemampuan tanah baik yang

    ditandai dengan tanahnya berlereng landai, kedalamannya dalam atau

    betekstur halus sampai agak halus. Dan Wilayah tidak sesuaimemiliki

    kemampuan tanah kurang baik ditandai dengan terletak di lereng miring,

    berdrainase buruk dan kedalamannya dangkal.

    Tabel 2. Klasifikasi Variabel

    Variabel Sangat

    Sesuai Sesuai

    Tidak

    Sesuai

    Ketinggian

    (mdpl)

    250-1000

    50-250

    1000-1500

    >1500

    Nilai 3 2 1

    Curah Hujan

    (mm/tahun)

    2000-2500

    2500-3000

    >3000

    Nilai 3 2 1

    Kemampuan

    Tanah

    Sangat

    Baik

    (A2aT,

    B2aT,

    A3aT,

    B3aT)

    Baik

    (A2aE,

    B2aE, A3aE,

    B3aE)

    Kurang

    Baik

    (A1aE, B1aE,

    D2aT, D2aE)

    Nilai 3 2 1

    Sumber: Pengolahan Data 2013

    Tabel 3. Rentang Nilai Klasifikasi Kesesuaian Lahan

  • Klasifikasi Kesesuaian Lahan Rentang

    Sangat Sesuai (S1) 7-9

    Sesuai (S2) 5-6

    Tidak Sesuai (T) 3-4

    Sumber: Pengolahan Data 2013

    3.6 Analisis Data

    Analisis data yang dilakukan adalah dengan mengoverlay semua variabel dan

    menggunakan data produksi jahe Kabupaten Karanganyar untuk memvalidasi wilayah

    kesesuaian lahan dan pemanfaatan selanjutnya untuk peningkatan produksi jahe.

    Tabel 4. Matriks Kesesuaian Tanaman Jahe

    Variabel Sangat

    Sesuai (S1)

    Sesuai

    (S2)

    Tidak

    Sesuai (T)

    Ketinggian

    (mdpl)

    250-1000

    50-250

    1000-1500

    1500

    Curah Hujan

    (mm/tahun)

    2000-

    2500

    2500-3000

    >3000

  • 3.7 Alur Pikir

    Gambar 3. Alur Pikir

    Jahe merupakan salah satu tanaman obat yang sangat bermanfaat. Namun, seiring

    dengan perkembangan zaman,jahe tidak hanya dimanfaatkan sebagai obat namun

    berbagai macam jenis makanan dan minuman. Aneka olahan wedang jahe dan

    makanan berbahan jahe seperti manisan jahe dapat meningkatkan nilai jual jahe. Oleh

    karena itu jahe sangat berpotensi untuk dikembangkan . Pengembangan ini dapat meningkatkan produksi jahe dengan mengembangkan area tanam tanaman jahe.

    Kabupaten Karanganyar merupakan kabupaten yang berpotensi dalam pengembangan

    tanaman obat-obatan termasuk jahe serta karakteristik wilayahnya yang mendukung.

    Dengan menganalisis karakteristik wilayah-wilayah tersebut dapat didapatkan

    wilayah kesesuaian tanaman jahe untuk perluasan pengembangan area tanaman jahe.

  • 3.8 Modelling GIS

    Gambar 4. Modelling GIS

  • 3.9 Model Builder

    Model Builder membantu dalam memudahkan dalam melakukan penentuan

    wialayah kesesuaian dengan menggunakan langkah-langkah yang terdapat di dalam

    ArcGis.

    Gambar 5. Model Builder

    3.9 Query

    Sangat Sesuai (7-9)

    Ketinggian = 250-1000 AND CurahHujan = 2000-2500 AND KemampuanTanah = Sangat Baik

    Ketinggian = 250-1000 AND CurahHujan = 2000-2500 AND KemampuanTanah = Baik

    Ketinggian = 250-1000 AND CurahHujan = 2000-2500 AND KemampuanTanah = Kurang Baik Ketinggian = 250-1000 AND CurahHujan = 2500-3000 AND KemampuanTanah = Sangat Baik

    Ketinggian = 250-1000 AND CurahHujan = 2500-3000 AND KemampuanTanah = Baik

    Ketinggian = 250-1000 AND CurahHujan = >1500 AND KemampuanTanah = Sangat Baik

  • Ketinggian = 50-250 OR Ketinggian = 1000-1500 AND CurahHujan = 2000-2500 AND KemampuanTanah = Sangat Baik

    Ketinggian = >1500 AND CurahHujan = 2000-2500 AND KemampuanTanah = Sangat Baik

    Sesuai (5-6)

    Ketinggian = 250-1000 AND CurahHujan = 2500-3000 AND KemampuanTanah = Kurang Baik

    Ketinggian = 50-250 OR Ketinggian = 1000-1500 AND CurahHujan = 2500-3000 AND KemampuanTanah = Baik

    Ketinggian = 50-250 OR Ketinggian = 1000-1500 AND CurahHujan = 2000-2500 AND KemampuanTanah = Kurang Baik

    Ketinggian = >1500 AND CurahHujan = 2500-3000 AND KemampuanTanah = Sangat Baik

    Ketinggian = >1500 AND CurahHujan = 2500-3000 AND KemampuanTanah = Baik

    Ketinggian = 50-250 OR Ketinggian = 1000-1500 AND CurahHujan = 2000-2500 AND KemampuanTanah = Baik

    Ketinggian = 50-250 OR Ketinggian = 1000-1500 AND CurahHujan = 2500-3000 AND KemampuanTanah = Kurang Baik

    Tidak Sesuai (3-4)

    Ketinggian = >1500 AND CurahHujan = >3000 AND KemampuanTanah = Kurang Baik

    Ketinggian = 50-250 OR Ketinggian = 1000-1500 AND CurahHujan = >3000 AND KemampuanTanah = Kurang Baik

    Ketinggian = >1500 AND CurahHujan = 2500-3000 AND KemampuanTanah = Kurang Baik

    Ketinggian = >1500 AND CurahHujan = >3000 AND KemampuanTanah = Baik

  • 4 Hasil dan Pembahasan

    4.1 Peta Administrasi Kabupaten Karanganyar

    Gambar 6. Peta Administrasi Kabupaten Karanganyar

    Kabupaten Karanganyar memiliki 17 kecamatan yaitu sebagi berikut:

    1. Kecamatan Jatipuro 2. Kecamatan jatiyoso 3. Kecamatan Jumapolo 4. Kecamatan Jumantono 5. Kecamatan Matesih 6. Kecamatan

    Tawangmangu 7. Kecamatan Ngargoyoso 8. Kecamatan

    Karangpandan

    9. Kecamatan Karanganyar 10. Kecamatan Tasikmadu 11. Kecamatan Jaten 12. Kecamatan Colomadu 13. Kecamatan Gondangrejo 14. Kecamatan Kebakkramat 15. Kecamatan Mojogedang 16. Kecamatan Kerjo 17. Kecamatan Jenawi

  • 4.2 Pengolahan Data Variabel

    1. Curah Hujan

    Berikut adalah peta curah hujan Kabupaten Karanganyar:

    Gambar 7. Peta Curah Hujan Kabupaten Karanganyar

    Curah hujan di Kabupaten Karanganyar dibagi meenjadi tiga klasifikasi yaitu

    2000-2500, 2500-3000 dan lebih dari 3000 mm/tahun. Curah hujan rentang

    2000-2500 mm/tahun banyak terdapat pada wilayah Kabupaten Karanganyar

    bagian barat laut hingga selatan. Curah huujan ini mendominasi wilayah

    Kabupaten Karanganyar. Sedangkan curah hujan antara 2500-3000 mm/tahun terdapat pada sebagian kecil wilayah Karanganyar yaitu Kecamatan

    Karanganyar, Matesih, Jatiyoso, Jenawi dan Jumapolo. Sedangkan wilayah

    dengan curah hujan paling tinggi yaitu lebih dari 3000 mm/tahun terletak pada

    sebagian besar wilayah kecamatan Jatiyoso, Tawangmangu, Jenawi dan

    Ngargoyoso.

  • 2. Ketinggian

    Berikut adalah peta ketinggian Kabupaten karanganyar:

    Gambar 8. Peta Ketinggian Kabupaten Karanganyar

    Wilayah Kabupaten Karanganyar bagian utara mempunyai elevasi yang

    rendah antara 50-250 mdpl. Sedangkan pada bagian tengah terletak pada ketinggian 250-1000 mdpl. Wilayah yang mendekati Provinsi jawa Timur yaitu

    Kecamatan Ngargoyoso, Tawangmangu dan Jatiyoso terletak pada daerah yang

    tinggi yaitu lebih dari 1000 mdpl. Hal ini dikarenakan pada daerah ini terdapat

    Gunung Lawu yang memiliki tinggi lebih dari 3000 mdpl.

  • 3. Kemampuan Tanah

    Berikut adalah peta kemampuan tanah Kabuppaten Karanganyar:

    Gambar 8. Peta Kemampuan Tanah Kabupaten Karanganyar

    Kemampuan suatu tanah dapat dilihat dari lereng, drainase, tekstur,

    genangan dan masih banyak faktor-faktor lainnya. Dilihat dari faktor-faktor

    tersebut kemampuan tanah di kabupaten Karanganyar dapat dibafi menajdi tiga

    klasifikasi yaitu sangat baik, baik dan kurang baik. Sebagian besar wilayah

    Kabupaten Karanganya memiliki kemampuan tanah yang kurang baik. Hal ini

    juga dapat diindikasi dari banyaknya kejadian longsor di kabupaten

    Karanganyar. Sedangkan wilayah dengan kemampuan tanah yang sangat baik

    terdapat pada Kecamatan Colomadu, Tasikmadu, Jaten, Kebakramat, sebagian

    dari Kecamatan Jatiyoso, Tawangmangu, Jumapolo dan Jumantono.

    Kemampuan tanah yang baik hanya terdapat sebagian kecil saja di Kecamatan

    jatiyoso, Jumapolo dan Kebakkramat.

  • 4.3 Wilayah Kesesuaian Jahe Kabupaten Karanganyar

    Wilayah kesesuaian jahe Kabupaten Karanganyar didapatkan dengan cara

    mengoverlay semua variabel yaitu variabel curah hujan, ketinggian dan kemampuan

    tanah. Masing-masing variabel dilakukan klasifikasi. Variabel curah hujan

    mempunyai tiga klasifikasi yaitu curah hujan dengan rentang 2000-2500, 2500-3000

    dan lebih dari 3000 mm/tahun. Sedangkan variabel ketinggian diklasifikan menjadi empat klasifikasi yaitu ketinggian 50-250, 250-1000, 1000-1500 dan lebih dari 1500

    meter diatas permukaan laut. Dan yang terakhir adalah variabel kemampuan tanah

    dikasifikasikan menjadi tiga klasifikasi yaitu kemampuan tnaah yang sangat baik,

    baik dan kurang baik. Kelas sesuai diberi nilai 3, sesuai diberi nilai 2 dan tidak sesuai

    diberi nilai 1.

    Wilayah yang masuk kelas sangat sesuai untuk tanaman jahe di Kabupaten

    Karanganyar dengan rentang nilai 7-9 terletak pada Kecamatan Kerjo, Jenawi,

    Ngargoyoso, Mojogedang, Karangpandan, Matesih, Jumantono, Jumapolo, Jatipuro,

    Jatiyoso dan Kebakkramat. Setiap kecamatan tersebut memiliki luas wilayah sangat

    sesuai yang berbeda-beda. Hal tersebut dipengaruhi oleh variabel-variabel fisik

    kecamatan tersebut yang masuk kategori sangat sesuai berbeda-beda. Kecamatan

    dengan wilayah yang masuk kategori sangat sesuai terluas terletak di Kecamatan Jatipuro, Jumapolo, Matesih dan Kerjo. Sedangkan kecamatan yang memiliki wilayah

    yang masuk kategori sangat sesuai terkecil adalah Kecamatan Tawangmangu.

    Wilayah yang masuk kategori sesuai untuk tanaman jahe di Kabupaten

    Karanganyar dengan rentang nilai 5-6 terletak pada Kecamatan Gondangrejo,

    Colomadu, Jaten, Kebakkramat, Tasikmadu, Mojogedang, Karanganyar,

    Karangpandan, Matesih, Jumantono, Jumapolo, Jatipuro, Jatiyoso, Tawangmangu,

    Ngargoyoso dan Jenawi. Dari peta kesesuaian tersebut dapat diketahui bahwa di

    setiap kecamatan memiliki wilayah yang masuk kategori sesuai untuk tanaman jahe

    namun dengan luas yang berbeda-beda. Kecamatan dengan luas wilayah yang masuk

    kategori sesuai yang terluas terdapat di Kecamatan Gondangrejo dan Ngargoyoso.

    Sedangkan dengan wilayah yang terkecil terdapat di Kecamatan Jaten, Tasikmadu, Kebakkramat dan Colomadu.

    Wilayah yang masuk kategori tidak sesuai untuk tanaman jahe di Kabupaten

    Karanganyar dengan rentang nilai 3-4 terletak pada Kecamatan Colomadu,

    Gondangrejo, Kebakkramat, Tasikmadu, Jaten, Karanganyar, Jatiyoso,

    Tawangmangu, Ngargoyoso dan Jenawi. Wilayah dengan kategori tidak sesuai terluas

    adalah Kecamatan Colomadu, Kebakkramat, Tasikmadu, Jaten dan dengan wilayah

    terkecil adalah Kecamatan Jumantono.

  • Gambar 10. Wilayah Kesesuaian Jahe Kabupaten Karanganyar

  • 4.4 Analisis

    Luas wilayah kesesuaian di Kabupaten Karanganyar adalah sebagai berikut:

    Gambar 11. Grafik wilayah kesesuaian tanaman jahe Kabupaten Karanganyar

    Dari diagram tersebut dapat diketahu bahwa wilayah kesesuaian tanaman jahe

    dengan kategori memiliki wilayah yang paling luas, diikuti dengan kategori sesuai

    35% dan tidak sesuai sebesar 28%. Hal tersebut menandakan bahwa Kabupaten

    Karanganyar memiliki potensi untuk pengembangan area tanam jahe untuk

    meningkatkan poroduksi jahe. Peningkatan produksi jahe ini untuk memenuhi

    permintaan masyarakat serta untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Kabupaten

    Karanganyar.

    37%

    35%

    28%

    Wilayah Kesesuaian Tanaman Jahe

    Kabupaten Karanganyar

    Sangat sesuai Sesuai Tidak Sesuai

    Kelas Luas (km2)

    Sangat Sesuai 287

    Sesuai 277

    Tidak Sesuai 219

  • Gambar 12. Data Luas tanam dan produksi Jahe di Kabupaten Karanganyar

    Data luas tanam dan produksi dapat digunakan untuk memvalidasi wilayah kesesuaian tanaman jahe. Wilayah yang masuk kategori sangat sesuai memiliki luas

    tanama yang luas dan produksi jahe yang besar seperti di Kecamatan Karangpandan,

    Jatiyoso dan Kerjo. Sedangkan wilayah atau kecamatan yang tidak memiliki produksi

    jahe seperti kecamatan Tasikmadu, Colomadu, Kebakkramat, dll karena masuk dalam

    kategori tidak sesuai untuk tanaman jahe. Namun dengan adanya wilayah-wilayah

    yang sudah diketahui kondisi lahannya yang sangat sesuai dan sesuuai dapat

    dikembangkan lebih lanjut untuk peningkatan produksi tanaman jahe.

  • 5 Kesimpulan

    Variabel-variabel curah hujan, ketinggian dan kemampuan tanah di overlay

    sehingga mendapatkan wilayah kesesuian tanaman jahe di Kabupaten Karanganyar.

    Wilayah yang masuk kategori sangat sesuai memiliki presentase 37% atau paling luas

    di Kabupaten Karanganyar. Wilayah ini termasuk Kecamatan Jatipuro, Jumapolo,

    Matesih dan Kerjo. Wilayah yang masuk kategori sesuai memiliki presentase 35%

    dari luas Kabupaten Karanganyar. Wilayah ini termasuk Kecamatan Gondangrejo dan

    Ngargoyoso. Sedangkan wilayah yang masuk kategori tidak sesuai memiliki

    presentase paling kecil yaitu 28%. Wilayah ini termasuk Kecamatan Colomadu, Jaten, Kebakkramat, dll. Wilayah-wilayah kesesuaian ini dikuatkan dengan data produksi

    jahe dan luas tanam jahe per kecamatan Kabupaten Karanganyar. Wilayah tidak

    sesuai tidak memiliki produksi jahe, sedangkan wilayah yang sesuai dan sangat sesuai

    memiliki produksi jahe. Dengan mengetahui wilayah kesesuian dan produksi jahe tiap

    kecamatan dapat dibuat perencanaan pengembangan perluasan area tanam jahe untuk

    meningkatkan produksi jahe. Dengan peningkatan produksi jahe akan memenuhi

    kebutuhan masyarakat dan meningkatkan perekonomian bagi pelaku bisnis jahe

    seperti petani dan sentra olahan jahe.

    6 Daftar Pustaka

    [1] Rahmanto, Bambang. 2004. Studi Agribisnis Tanaman Obat di Jawa tengah.

    Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan kebijakan pertanian. Badan Penelitian dan

    Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian (online) Tersedia:

    http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/WP_66_2004.pdf

    [2] Karanganyar Dalam Angka 2011. BPS. (Online) Tersedia: http://www.karanganyarkab.go.id/wp-content/uploads/2011/01/Karanganyar-

    Dalam-Angka-2011.pdf

    [3] Sunarto, Kris., Wijanarto, Antonius Bambang., Sumartoyo, dkk. 2010. Aspek

    Fitogeografi Dan Pola Penggunaan Lahan Sebagai Indikator Kesesuaian Lahan

    Untuk Pembudidayaan Tanaman Obat. Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan

    Nasional (BAKOSURTANAL) (online) Tersedia:

    http://km.ristek.go.id/assets/files/5.pdf

    [4] Djaenudin, D., Marwan, H., Subagjo, H., dan A. Hidayat. 2011. Petunjuk

    Teknis Evaluasi Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Balai Besar Litbang

    Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Bogor. 36p. (Online)

    Tersedia: http://www.deptan.go.id/pedum2012/LITBANG/5.%20pedum-evaluasi-

    sdl.pdf [5] Environmental System Research Institute (ESRI) (1990)