tugas anamnesis

12
TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Anamnesis Anamnesis adalah suatu tehnik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu percakapan antara seorang dokter dengan pasiennya secara langsung atau dengan orang lain yang mengetahui tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan data pasien beserta permasalahan medisnya. 2. Tujuan Anamnesis Tujuan pertama anamnesis adalah memperoleh data atau informasi tentang permasalahan yang sedang dialami atau dirasakan oleh pasien. Apabila anamnesis dilakukan dengan cermat maka informasi yang didapatkan akan sangat berharga bagi penegakan diagnosis, bahkan tidak jarang hanya dari anamnesis saja seorang dokter sudah dapat menegakkan diagnosis. Secara umum sekitar 60-70% kemungkinan diagnosis yang benar sudah dapat ditegakkan hanya dengan anamnesis yang benar. Tujuan berikutnya dari anamnesis adalah untuk membangun hubungan yang baik antara seorang dokter dan pasiennya. Umumnya seorang pasien yang baru pertama kalinya bertemu dengan dokternya akan merasa canggung, tidak nyaman dan takut, sehingga cederung tertutup. Tugas seorang dokterlah untuk mencairkan hubungan tersebut. Pemeriksaan anamnesis adalah pintu pembuka atau jembatan untuk membangun hubungan dokter dan 1

Upload: anisuddinnobeknem

Post on 26-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

jandjfnvainfviunaf nsjnfvinasmifvnamifo knmaisfknmvaioskdnvmiaorksnmvisofdk nmaioksrjfvmwieorsjfmo

TRANSCRIPT

Page 1: tugas Anamnesis

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Anamnesis

Anamnesis adalah suatu tehnik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu

percakapan antara seorang dokter dengan pasiennya secara langsung atau dengan

orang lain yang mengetahui tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan data

pasien beserta permasalahan medisnya.

2. Tujuan Anamnesis

Tujuan pertama anamnesis adalah memperoleh data atau informasi tentang

permasalahan yang sedang dialami atau dirasakan oleh pasien. Apabila anamnesis

dilakukan dengan cermat maka informasi yang didapatkan akan sangat berharga

bagi penegakan diagnosis, bahkan tidak jarang hanya dari anamnesis saja seorang

dokter sudah dapat menegakkan diagnosis. Secara umum sekitar 60-70%

kemungkinan diagnosis yang benar sudah dapat ditegakkan hanya dengan

anamnesis yang benar.

Tujuan berikutnya dari anamnesis adalah untuk membangun hubungan

yang baik antara seorang dokter dan pasiennya. Umumnya seorang pasien yang

baru pertama kalinya bertemu dengan dokternya akan merasa canggung, tidak

nyaman dan takut, sehingga cederung tertutup. Tugas seorang dokterlah untuk

mencairkan hubungan tersebut. Pemeriksaan anamnesis adalah pintu pembuka

atau jembatan untuk membangun hubungan dokter dan pasiennya sehingga dapat

mengembangkan keterbukaan dan kerjasama dari pasien untuk tahap-tahap

pemeriksaan selanjutnya.

3. Jenis Anamnesis

Ada 2 jenis anamnesis yang umum dilakukan, yakni Autoanamnesis dan

Alloanamnesis atau Heteroanamnesis. Pada umumnya anamnesis dilakukan

dengan tehnik autoanamnesis yaitu anamnesis yang dilakukan langsung terhadap

pasiennya. Pasien sendirilah yang menjawab semua pertanyaan dokter dan

menceritakan permasalahannya. Ini adalah cara anamnesis terbaik karena pasien

1

Page 2: tugas Anamnesis

sendirilah yang paling tepat untuk menceritakan apa yang sesungguhnya dia

rasakan.

Meskipun demikian dalam prakteknya tidak selalu autoanamnesis dapat

dilakukan. Pada pasien yang tidak sadar, sangat lemah atau sangat sakit untuk

menjawab pertanyaan, atau pada pasien anak-anak, maka perlu orang lain untuk

menceritakan permasalahnnya. Anamnesis yang didapat dari informasi orag lain

ini disebut Alloanamnesis atau Heteroanamnesis. Tidak jarang dalam praktek

sehari-hari anamnesis dilakukan bersama-sama auto dan alloanamnesis.

4. Persiapan untuk anamnesis

Anamnesis yang baik hanya dapat dilakukan apabila dokter yang

melakukan anamnesis tersebut menguasai dengan baik teori atau pengetahuan

kedokteran. Tidak mungkin seorang dokter akan dapat mengarahkan pertanyaan-

pertanyaannya dan akhirnya mengambil kesimpulan dari anamnesis yang

dilakukan bila dia tidak menguasai dengan baik ilmu kedokteran. Seorang dokter

akan kebingungan atau kehilangan akal apabila dalam melakukan anamnesis tidak

tahu atau tidak mempunyai gambaran penyakit apa saja yang dapat menimbulkan

keluhan atau gejala tersebut, bagaimana hubungan antara keluhan-keluhan

tersebut dengan organ-organ tubuh dan fungsinya. Umumnya setelah selesai

melakukan anamnesis seorang dokter sudah harus mampu membuat kesimpulan

perkiraan diagnosis atau diagnosis banding yang paling mungkin untuk kasus

yang dihadapinya. Kesimpulan ini hanya dapat dibuat bila seorang dokter telah

mempersiapkan diri dan membekali diri dengan kemampuan teori atau ilmu

pengetahuan kedokteran yang memadai.

Meskipun demikian harus disadari bahwa tidak ada seorang dokterpun

yang dapat dengan yakin menyatakan bahwa dia pasti selalu siap dan mampu

mendiagosis setiap keluhan pasiennya. Bahkan seorang dokter senior yang sudah

berpengalaman sekalipun pasti pernah mengalami kebingungan ketika

menghadapi pasien dengan keluhan yang sulit dianalisa.

Page 3: tugas Anamnesis

5. Cara melakukan anamnesis

Dalam melakukan anamnesis ada beberapa hal yang harus diperhatikan

oleh seorang dokter, antara lain :

1) Tempat dan suasana

Tempat dan suasana dimana anamnesis ini dilakukan harus diusahakan cukup

nyaman bagi pasien. Anamnesis akan berjalan lancar kalau tempat dan

suasana mendukung. Suasana diciptakan agar pasien merasa santai, tidak

tegang dan tidak merasa diinterogasi.

2) Penampilan dokter

Penampilan seorang dokter juga perlu diperhatikan karena ini akan

meningkatkan kepercayaan pasiennya. Seorang dokter yang tampak rapi dan

bersih akan lebih baik dari pada yang tampak lusuh dan kotor. Demikian juga

seorang dokter yang tampak ramah, santai akan lebih mudah melakukan

anamnesis daripada yang tampak galak, ketus dan tegang.

3) Periksa kartu dan data pasien

Sebelum anamnesis dilakukan sebaiknya periksa terlebih dahulu kartu atau

data pasien dan cocokkan dengan keberadaan pasiennya. Tidak tertutup

kemungkinan kadang-kadang terjadi kesalahan data pasien atau mungkin juga

kesalahan kartu data, misalkan pasien A tetapi kartu datanya milik pasien B,

atau mungkin saja ada 2 pasien dengan nama yang sama persis. Untuk pasien

lama lihat juga data-data pemeriksaan, diagnosis dan terapi sebelumnya.

Informasi data kesehatan sebelumnya seringkali berguna untuk anamnesis

dan pemeriksaan saat ini.

4) Dorongan kepada pasien untuk menceritakan keluhannya

Pada saat anamnesis dilakukan berikan perhatian dan dorongan agar pasien

dapat dengan leluasa menceritakan apa saja keluhannya. Biarkan pasien

bercerita dengan bahasanya sendiri. Ikuti cerita pasien, jangan terus menerus

memotong, tetapi arahkan bila melantur. Pada saat pasien bercerita, apabila

diperlukan ajukan pertanyaan-pertanyaan singkat untuk minta klarifikasi atau

informasi lebih detail dari keluhannya. Jaga agar jangan sampai terbawa

cerita pasien sehingga melantur kemana-mana.

3

Page 4: tugas Anamnesis

5) Gunakan bahasa/istilah yang dapat dimengerti

Selama tanya jawab berlangsung gunakan bahasa atau istilah umum yang

dapat dimengerti pasien. Apabila ada istilah yang tidak ada padanannya

dalam bahasa Indonesia atau sulit dimengerti, berikan penjelasan atau

deskripsi dari istilah tersebut.

6) Buat catatan

Adalah kebiasaan yang baik untuk membuat catatan-catatan kecil saat

seorang dokter melakukan anamnesis, terutama bila pasien yang mempunyai

riwayat penyakit yang panjang.

7) Perhatikan pasiennya

Selama anamnesis berlangsung perhatikan posisi, sikap, cara bicara dan gerak

gerik pasien. Apakah pasien dalam keadaaan sadar sepenuhnya atau apatis,

apakah dalam posisi bebas atau posisi letak paksa, apakah tampak santai atau

menahan sakit, apakah tampak sesak, apakah dapat bercerita dengan kalimat-

kalimat panjang atau terputus-putus, apakah tampak segar atau lesu, pucat

dan lain-lain.

8) Gunakan metode yang sistematis

Anamnesis yang baik haruslah dilakukan dengan sistematis menurut kerangka

anamnesis yang baku. Dengan cara demikian maka diharapkan tidak ada

informasi yang terlewat.

Sistematika Anamnesis

Sebuah anamnesis yang baik haruslah mengikuti suatu metode atau

sistematika yang baku sehingga mudah diikuti. Tujuannya adalah agar selama

melakukan anamnesis seorang dokter tidak kehilangan arah, agar tidak ada

pertanyaan atau informasi yang terlewat. Sistematika ini juga berguna dalam

pembuatan status pasien agar memudahkan siapa saja yang membacanya.

Sistematika tersebut terdiri dari :

1) Data umum pasien

a. Nama pasien

Sebaiknya nama lengkap bukan nama panggilan atau alias.

Page 5: tugas Anamnesis

b. Jenis kelamin

Sebagai kelengkapan harus juga ditulis datanya

c. Umur

Terutama penting pada pasien anak-anak karena kadang-kadang

digunakan untuk menentukan dosis obat. Juga dapat digunakan untuk

memperkirakan kemungkinan penyakit yang diderita, beberapa penyakit

khas untuk umur tertentu.

d. Alamat

Apabila pasien sering berpindah-pindah tempat maka tanyakan bukan

hanya alamat sekarang saja tetapi juga alamat pada waktu pasien merasa

sakit untuk pertama kalinya. Data ini kadang diperlukan untuk

mengetahui terjadinya wabah, penyakit endemis atau untuk data

epidemiologi penyakit.

e. Pekerjaan

Bila seorang dokter mencurigai terdapatnya hubungan antara penyakit

pasien dengan pekerjaannya, maka tanyakan bukan hanya pekerjaan

sekarang tetapi juga pekerjaan-pekerjaan sebelumnya.

f. Perkawinan

Kadang berguna untuk mengetahui latar belakang psikologi pasien

g. Agama

Keterangan ini berguna untuk mengetahui apa yang boleh dan tidak

boleh (pantangan) seorang pasien menurut agamanya.

h. Suku bangsa

Berhubungan dengan kebiasaan tertentu atau penyakit-penyakit yang

berhubungan dengan ras/suku bangsa tertentu.

2) Keluhan Utama

Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan atau yang paling berat

sehingga mendorong pasien datang berobat atau mencari pertolongan medis.

Tidak jarang pasien datang dengan beberapa keluhan sekaligus, sehingga

seorang dokter harus jeli dan cermat untuk menentukan keluhan mana yang

5

Page 6: tugas Anamnesis

merupakan keluhan utamanya. Pada tahap ini sebaiknya seorang dokter sudah

mulai memikirkan beberapa kemungkinan diagnosis banding yang

berhubungan dengan keluhan utama tersebut. Pemikiran ini akan membantu

dalam mengarahkan pertanyaan-pertanyaan dalam anamnesis selanjutnya.

Pertanyaan diarahkan untuk makin menguatkan diagnosis yang dipikirkan

atau menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan diagnosis banding.

3) Riwayat Penyakit Sekarang

Dari seluruh tahapan anamnesis bagian inilah yang paling penting untuk

menegakkan diagnosis. Tahapan ini merupaka inti dari anamnesis. Terdapat 4

unsur utama dalam anamnesis riwayat penyakit sekarang, yakni : (1)

kronologi atau perjalanan penyakit, (2) gambaran atau deskripsi keluhan

utama, (3) keluhan atau gejala penyerta, dan (4) usaha berobat. Selama

melakukan anamnesis keempat unsur ini harus ditanyakan secara detail dan

lengkap.

Kronologis atau perjalanan penyakit dimulai saat pertama kali pasien

merasakan munculnya keluhan atau gejala penyakitnya. Setelah itu

ditanyakan bagaimana perkembangan penyakitnya apakah cenderung

menetap, berfluktuasi atau bertambah lama bertambah berat sampai akhirnya

datang mencari pertologan medis. Apakah munculnya keluhan atau gejala

tersebut bersifat akut atau kronik, apakah dalam perjalanan penyakitnya ada

faktor-faktor yang mencetuskan atau memperberat penyakit atau faktor-faktor

yang memperingan. Bila keluhan atau gejala tersebut bersifat serangan maka

tanyakan seberapa sering atau frekuensi munculnya serangan dan durasi atau

lamanya serangan tersebut.

Keluhan atau gejala penyerta adalah semua keluhan-keluhan atau gejala yang

menyertai keluhan atau gejala utama. Dalam bagian ini juga ditanyakan usaha

berobat yang sudah dilakukan untuk penyakitnya yang sekarang. Pemeriksaan

atau tindakan apa saja yang sudah dilakukan dan obat-obat apa saja yag sudah

diminum.

Page 7: tugas Anamnesis

4) Riwayat Penyakit dahulu

Seorang dokter harus mampu mendapatkan informasi tentang riwayat

penyakit dahulu secara lengkap, karena seringkali keluhan atau penyakit yang

sedang diderita pasien saat ini merupakan kelanjutan atau akibat dari

penyakit-penyakit sebelumnya.

5) Riwayat Penyakit Keluarga

Untuk mendapatkan riwayat penyakit keluarga ini seorang dokter terkadang

tidak cukup hanya menanyakan riwayat penyakit orang tuanya saja, tetapi

juga riwayat kakek/nenek, paman/bibi, saudara sepupu dan lain-lain. Untuk

beberapa penyakit yang langka bahkan dianjurkan untuk membuat susunan

pohon keluarga, sehingga dapat terdeteksi siapa saja yang mempunyai potensi

untuk menderita penyakit yang sama.

6) Riwayat Kebiasaan/Sosial

Beberapa kebiasaan berakibat buruk bagi kesehatan dan bahkan dapat

menjadi penyebab penyakit yang kini diderita pasien tersebut. Biasakan untuk

selalu menanyakan apakah pasien mempunyai kebiasaan merokok atau

minum alkohol. Tanyakan sudah berapa lama dan berapa banyak pasien

melakukan kebiasaan tersebut. Pada masa kini bila berhadapan dengan pasien

usia remaja atau dewasa muda harus juga ditanyakan ada atau tidaknya

riwayat penggunaan obat-obatan terlarang seperti narkoba, ekstasi dan lai-

lain.

7) Anamnesis Sistem

Anamnesis sistem adalah semacam review dimana seorang dokter secara

singkat dan sistematis menanyakan keluhan-keluhan lain yang mungkin ada

dan belum disebutkan oleh pasien. Keluhan ini mungkin saja tidak

berhubugan dengan penyakit yang sekarang diderita tapi mungkin juga

merupakan informasi berharga yang terlewatkan.

7

Page 8: tugas Anamnesis

DAFTAR PUSTAKA

Markum HMS. Penuntun Anamnesis dan Pemeriksaan Fisis. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2011.

Redhono D, Putranto W, Budiastuti VI. Komunikasi III History Taking – Anamnesis. series on the internet [cited : 2013 April 10] available from : http://fk.uns.ac.id/static/file/Manual_Semester_II-2012.pdf

Baratawidjaja KG, Rengganis I. Imunologi Dasar edisi ke-10. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2012