tugas belajar

22
Hakekat Dan Ciri-Ciri Belajar dan Pembelajaran A. Penngertian Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan kegiatan orang sehari-hari. Kegiatan belajar tersebut dapat dihayati (dialami) oleh orang yang sedang belajar. Disamping itu kegiatan belajar juga dapat di amati oleh orang lain. Kegiatan belajar yang berupa perilaku komplek tersebut telah lama menjadi objek para Ilmuan. Oleh karena itu belajar sebagai suatu kegiatan telah dikenal dan bahkan sadar atau tidak telah dilakukan oleh manusia. Namun pengertian yang lengkap atau memenuhi keinginan semua orang, sampai sekarang boleh dikatakan belum ada. Hal ini tidak berarti kita tidak perlu dan tidak dapat memahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan Belajar. Dengan belajar, maka kemampuan mental semakin meningkat. Belajar merupakan kegiatan penting setiap orang, termasuk di dalamnya belajar bagaimana seharusnya belajar. Sebuah Survey memperlihatkan bahwa 82% anak-anak yang masuk sekolah pada usia 5 atau 6 tahun memiliki citra diri positiftentang kemampuan belajar mereka sendiri. Tetapi angka tersebut turun drastis hingga 18% waktu usia mereka 16 tahun. Konsrkuensinya, 4 dari 5 orang remaja dan orang dewasa memiliki pengalaman belajarnya yang baru dengan ketidaknyamanan (Nichol, 2002: 37) 1

Upload: agussiswanto097

Post on 23-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: tugas belajar

Hakekat Dan Ciri-Ciri Belajar dan Pembelajaran

A. Penngertian Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan kegiatan orang sehari-hari. Kegiatan belajar

tersebut dapat dihayati (dialami) oleh orang yang sedang belajar. Disamping

itu kegiatan belajar juga dapat di amati oleh orang lain. Kegiatan belajar

yang berupa perilaku komplek tersebut telah lama menjadi objek para

Ilmuan. Oleh karena itu belajar sebagai suatu kegiatan telah dikenal dan

bahkan sadar atau tidak telah dilakukan oleh manusia. Namun pengertian

yang lengkap atau memenuhi keinginan semua orang, sampai sekarang boleh

dikatakan belum ada. Hal ini tidak berarti kita tidak perlu dan tidak dapat

memahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan Belajar. Dengan belajar,

maka kemampuan mental semakin meningkat.

Belajar merupakan kegiatan penting setiap orang, termasuk di

dalamnya belajar bagaimana seharusnya belajar. Sebuah Survey

memperlihatkan bahwa 82% anak-anak yang masuk sekolah pada usia 5

atau 6 tahun memiliki citra diri positiftentang kemampuan belajar mereka

sendiri. Tetapi angka tersebut turun drastis hingga 18% waktu usia mereka

16 tahun. Konsrkuensinya, 4 dari 5 orang remaja dan orang dewasa memiliki

pengalaman belajarnya yang baru dengan ketidaknyamanan (Nichol, 2002:

37)

Istilah pembelajaran atau proses pembelajaran sering di pahami

sama dengan proses belajar mengajar di mana di dalamnya terjadi Interaksi

antara guru dan siswa dan antar sesama siswa untuk mencapai suatu tujuan

yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku siswa. Menurut Gagne,

Briggs, dan wagner dalam Udin S. Winataputra (2008), pengertian

pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk

memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Sedangkan Menurut

UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkingan belajar.

1

Page 2: tugas belajar

Pengertian belajar dapat ditemukan dalam berbagai sumber. Burton,

dalam buku “The Guidance of Learning Avtivites”, suatu pola baru reaksi

berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian.

Dalam buku Educational Psychology, H.C. Witherington, mengatakan

bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang

menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap,

kebiasaan, atau suatu pengertian. Jika kita simpulkan dari sejumlah

pandangan dan devenisi tentang belajar(wragg, 1994), kita menemukan

beberapa ciri umum kegiatan belajar sebagai berikut :

Pertama, belajar menunjukan suatu aktivitas pada diri seorang yang

disertai atau disengaja.

Kedua, belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya.

Ketiga, hasil belajar ditandai perubahan tingkah laku. Perubahan

tingakah laku sebagai hasil belajar juga dapat menyentuh perubahan

pada aspek afekif, termasuk perubahan aspek emosional.

Beberapa tokoh psikologi belajar memiliki prepesi dan penekanan

penekanaan tersendiri tentang hakekat belajar dan proses kearah perubahan

sebagai hasil belajar. Berikut ini beberapa kelompok teori yang memberikan

pandangan khusus tentang belajar, di antaranya :

1. Behaviorisme

Para penganut teori Behaviorisme menyakini bahwa manusia

sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di dalam lingkungnya yang

memberikan pengalaman-pengalaman tertentu kepadanya. Behaviorisme

mwnwkankan pada apa yang dapat di lihat yaitu tingkah laku, dan

kurang memperhatikan apa yang terjadi di dalam pikiran karena tidak

dapat dilihat. Ciri yang mendasar pada aliran ini adalah bahwa sebuah

perubahan tingkah laku yang terjadi adalah berdasarkan parafigma S-R

(Stimulus Respons),

Tokoh aliran Behaviorisme adalah Thordike. Ia merupakan orang

pertama yang menekankan hubungan S-R ini. Beberapa teori

Behaviorismeyang terkenal adalah :

2

Page 3: tugas belajar

1) Classical Conditioniting (Povlov)

Teori ini didasarkan atas reaksi sistem tak terkontrol di dalam

diri seseorang dan reaksi emosional yang dikontrol oleh sisrem urat

syaraf otonom serta gerak refleks setelah menerima stimulus dari luar

Stimulus tidak terkontrol Respons tidak terkontrol

(US) (UR)

2) Operarnt Conditioning (Skiner)

Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu prilaku. Pada

saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik.seandainya bila

ia tidak belajar maka responnya menurun. Dalam belajar ditemukan

adanya hal berikut:

(i) Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon

pebelajar.

(ii) Respon si pebelajar.

(iii) Konsukuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut.

Pemekuat terjadinya pada stimulus yang menguatkan konsukuensi

tersebut.

Guru dapat menyusun program pembelajaran berdasarkan

pandangan skinner. Pandangan skinner ini terkenal dengan nama teori

skinner. Dalam menerapkan teori Skinner, guru perlu memperhatikan

dua hal yang penting, yaitu:

(i) Pemilihan stimulus yang diskriminatif.

(ii) Pengguanaan penguatan.

Implikasi penerapan prinsip-prinsip teori Behaviorime yang

banyak digunakan didalam dunia pendidikan adalah :

a) Proses belajar dapat terjadi dengan baik apabila peserta didik ikut

berpartisipasi secarah aktip didalamnya.

b) Materi pembelajaran di kembangkan di dalam unit-unit dan di atur

berdasarkan uruta yang logis sehingga mahasiswa mudah

mempelajarinya.

3

Page 4: tugas belajar

c) Setiap respons perlu diberi umpan balik secara langsung sehinga

peserta didik dapat segera mematuhi responsyang di berikan sudah

sesuai dengan yang di harapkan atau belum.

d) Setiap kali peserta didik memberikan respons yang benar perlu di

berikan penguatan.

Penerapan prinsip-prinsip behaviorime juga dikembangkan di

dalam bentuk beajar tuntas (mastery learning). Teori belajar behaviorime

tidak lepas dari sejumlah keritikan

2. Kognitivisme

Kognitivisme merupakan salah satu teori belajar yang dalam

berbagai pembalasan juga sering di sebut model kognitif (cogtinive

model) atau model persepsual (percepsual model).

Menurut Piaget berpendapat bahwa penetahuan di bentuk oleh

individu. Sebab individu melakukan interaksi secara terus menerus

dengan lingkungan. Lingkungan mengalami perubahan. Dengan adanya

interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang.

Perkembangan intelektual melalui tahap-tahap berikut:

(i) Sensori motor (0;0-2;0 tahun)

(ii) Pra-operasional (2;0-7;0 tahun)

(iii) Operasional konkret (7;0-11;0 tahun)

(iv) Oprasi formal (11;0 ke atas)

Kognitivisme memberikan pengaruh dalam perkembangan

prinsip-ptinsip pembelajaran sebagai berikut :

1) Peserta didik akan lebih mampu meningkat dan memahami sesuatu

apa bila pelajaran tersebut berdasaekan pola dan logika tertentu

2) Penyusunan materi pelajaran harus sederhana ke kompleks.

3) Belajar dengan memahami lebih baik dari pada dengan hanya

menghapal, apa lagi tanpa tanpa pengertian.

4) Adanya perbedaan individual pada peserta didik perlu di perhatikan,

karena paktor ini sangat memahami proses belajar peserta didik.

4

Page 5: tugas belajar

3. Teori Belajar Psikologi Sosial

Menurut teori belajar psikolosi sosial proses belajar jarang

sekali merupakan proses yang terjadi di dalam keadaan menyendiri, akan

tetapi melalui interaksi-interaksi. Interaksi tersebut dapat :

1) Searah, yaitu luar menyebabkan timbulnya respons

2) Dua arah, yaitu apabila tingkah laku yang terjadi merupakan hasilkan

interaksi antara individu yang belajar dengan lingkungannya, atau

sebaliknya.

4. Teori Belajar Gagne

Menurut Gagne belajar merupakan kegiatanyang komleks.hasil

belajar berupa kapasitas. Setelah belajar orang memiliki ketrampilan,

pengetahuan, sikaf, dan nilai. Gagne menyimpulkan ada lima macam

hasil belajar:

1) Ketrampilan intelektual

2) Srategi kognitif

3) Informasi verbal

4) Ketrampilan motorik

5) sikap

Lebih jauh menurut Gagne, belajar tidak merupakan suatu yang

terjadi secarah alamiah, akan tetapi akan hanya terjadi dengan adanya

kondisi-kondisi tertentu, yaitu :

a) kondisi internal, antara lain menyangkut kesiapan pesrte didik dan

sesuatu yang trlah dipelajari

b) kondisi Eksternal, merupakan siruasi belajar yang secara sengaja di

atur oleh pendidik dengan tujuan mencapai memperlancar proses

belajar.

5

Page 6: tugas belajar

5. Teori Belajar Menurut Pandangan Rogres

Rogres menyanyangkan praktek pendidikan di sekolah tahun

1960-an. Menurut pendapatnya, praktek pendidikan menitikberatkan

pada segi pengajaran, bukan pada siswa yang belajar. Praktek tersebut

ditandai oleh peran guru yang dominan dan siswa hanya menghapalnya.

6. Teori Belajar Menurut Pandangan Slavin

Slavin dalam Catharina Tri Anni (2004), belajar merupakan

proses perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman. Menurut

Gagne dalam Catharina Tri Anni (2004), belajar merupakan sebuah

sistem yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait

sehingga menghasilkan perubahan perilaku.

7. Teori Belajar Menurut Pandangan Bell-Gredler

Bell-Gredler dalam Udin S. Winataputra (2008) pengertian

belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan

aneka ragam competencies, skills, and attitude. Kemampuan

(competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitude) tersebut

diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai

masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.

B. Ciri-Ciri dan Tujuan Belajar dan Pembelajaran

Sebagai mana telah kita bahas bersama sebelumnya bahwa belajar

dapat didefenisikan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatip setiap

perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi berbagai hasil latihan atau

pengalaman. Defenisi ini mencangkup tiga unsur, yaitu :

1. Belajar adalah perubahan tingkah laku

2. Perubahan tingkah laku terjadi karena latihan atau pengalaman.

3. Perubahan tingkah laku tersebut relatif permanen atau tetap ada untuk

waktu yang lama.

6

Page 7: tugas belajar

Pergolongan atau tingkatan jenis perilaku belajar terdiri dari tiga ranah

atau kawasan, yaitu:

1. Ranah Kognitif (bloom, dkk)

Terdiri dari enam jenis perilaku :

1. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah

dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan

dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, atau metode.

2. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna

tentang hal yang dipelajari.

3. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah

untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya,

menggunakan prinsip.

4. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam

bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan

baik. Misalnya, mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.

5. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

Misalnya, kemampuan menyusun suatu program kerja.

6. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang

beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya, kemampuan

menilai hasil karangan.

Keenam jenis perilaku ini bersifat hirarkis,artinya perilaku

mengambarkan tingkatan kemampuan yang dimilki seseorang.

7

Page 8: tugas belajar

TINGGI 6. EVALUASIKemampuan menilai berdasar-kan norma seperti menilai karangan, dsb

5. SINTESISKemampuan menyusun seperti kara-ngan, rencana program kerja, dsb.

4. ANALISIS.kemampuan memisahkan, memedahkan, memerincih bagian-bagian, hubungan, dsb

3. PENERAPANKemampuan memecahkan masalah, membuat bagan, menggunakan konsep, kaidah, prinsip, metode, dsb

2. PEMAHAMANKemampuan menerjemah, menapsirkan, memahami isi pokok, mengartikan rebel, dsb

RENDAH 1. PENGERAHUANKemampuan mengetahui atau mengungat istilah, fakta, aturan,urutan, metode, dsb

a) Ranah Afekif (kratrhwohl & bloom, dkk)

1. Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan

memperhatikan hal tersebut. Misalnya, kemampuan mengakui adanya

perbedaan- perbedaan.

2. Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan

berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Misalnya, mematuhi aturan dan

berpartisipasi dalam suatu kegiatan.

3. Penilaian dan Penentuan Sikap, yang mencakup menerima suatu nilai,

menghargai, mengakui, dan menentukan sikap. Misalnya, menerima suatu

pendapat orang lain.

4. Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai

sebagai suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup.

8

Page 9: tugas belajar

Misalnya, menempatkan nilai dalam suatu skala nilai dan dijadikan

pedoman bertindak secara bertanggung jawab.

5. Pembentukan Pola Hidup, yang mencakup kemampuan menghayati nilai

dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi. Misalnya,

kemampuan mempertimbangkan dan menunjukkan tindakan berdisiplin.

TINGGI 5. PEMBENTUKAN POLA HIDUPKemampuan menghayati nilai sehingga menjadi pedoman hidup.

4. ORGANISASI.Kemampuan kemampuan membentuk sistem sebagai pedoman hidup.

3. PENILAIAN DAN PENENTUAN SIKAPKemampuan memberikan nilai dan menentukan sikap

2. PARTISIPASIKerelaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam kegiatan

RENDAH 1. PENERIMAANKemampuan menjadi peka tentang saru hal dan menerima sebagai mana adanya

2. Ranah Psikomotor (Simpson)

Terdiri tujuh perilaku arau kemampuan motorik :

1. Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah-milahkan

(mendeskriminasikan) hal-hal secara khas, menyadari adanya

perbedaan yang khas tersebut. Misalnya, pemilahan warna, angka 6

(enam) dan 9 (sembilan), huruf b dan d.

2. Kesiapan, yang mencakup kemampuan penempatan diri dalam

keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan.

Kemampuan ini mencakup jasmani dan rohani. Misalnya, posisi star

lomba lari.

9

Page 10: tugas belajar

3. Gerakan Terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan

sesuai contoh, atau gerakan peniruan. Misalnya, meniru gerak tari,

membuat lingkaran di atas pola.

4. Gerakan yang Terbiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan-

gerakan tanpa contoh. Misalnya, melakukan lompat tinggi dengan

tepat.

5. Gerakan Kompleks, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan

atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar,

efisien, dan tepat. Misalnya, bongkar-pasang peralatan secara tepat.

6. Penyesuaian Pola Gerakan, yang mencakup kemampuan

mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan

persyaratan khusus yang berlaku. Misalnya, keterampilan bertanding.

7. Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak-gerak yang

baru atas dasar prakarsa sendiri. Misalnya, kemampuan membuat tari

kreasi baru.

Ketiga ranah yang di kemukakan di atas merupakan bagian-bagian yang

terpisah, tetapi merupakan satu kesatuan yang saling terikat.

1. Ciri-Ciri Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks.

Seandainya tindakan, maka belajar dialami oleh siswa sendiri. Siswa

adalah penentu proses terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi

berkat siswa memperoleh suatu yang ada di lingkungan sekitar.

Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa kendaraan alam, benda-

benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan

bahan belajar.

10

Page 11: tugas belajar

Ciri-ciri Umum Pendidikan, Belajar, dan Perkembangan

Unsur-unsur Pendidikan Belajar Perkembangan

1. Perilaku Guru sebagai pe-

laku mendidik

dan siswa seba-

gai terdidik

Siswa yang ber-

tindak belajar

atau pebelajar

Siswa yang me-

ngalami peruba-

han

2. Tujuan Membantu siswa

untuk menjadi

pribadi mandiri

yang utuh

Memperoleh

hasil belajar dan

pengalaman hi-

dup

Memperoleh pe-

rubahan mental

3. Proses Proses interaksi

sebagai faktor

eksternal belajar

Internal dalam

diri pebelajar

Internal pada diri

pebelajar

4. Tempat Lembaga pen-

didikan sekolah

dan luar sekolah

Sembarang

tempat

Sembarang

tempat

5. Lama

waktu

Sepanjang hayat

sesuai dengan je-

njang lembanga

Sepanjang hayat Sepanjang hayat

6. Syarat

terjadi

Guru memiliki

kewibawaan

pendidikan

Motivasi belajar

kuat

Kemauan

mengubah diri

7. Ukuran ke-

berhasilan

Terbentuk

pribadi terpelajar

Dapat meme-

cahkan masalah

Terjadinya peru-

bahan positif

8. Faedah Bagi mayarakat

mencerdaskan

kehidupan

bangsa

Bagi pebelajar

mempertinggi

martabat diri

Bagi pebelajar

memperbaiki

kemajuan mental

9. Hasil Pribadi sebagai

pembangaun

yang produktif

Hasil belajar

sebagai dampak

pengajaran dan

Kemajuan ranah

kognitif, afektif,

11

Page 12: tugas belajar

dan kreatif pengiringan psikomotorik

Ciri-ciri belajar adalah:

(1) Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri

individu. Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengethauan atau

kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai (afektif) serta

keterampilan (psikomotor);

(2) perubahan itu merupakan buah dari pengalaman. Perubahan perilaku

yang terjadi pada individu karena adanya interaksi antara dirinya

dengan lingkungan . interaksi ini dapat berupa interaksi fisik dan

psikis;

(3) Perubahan  perilaku akibat belajar akan bersifat cukup permanen.

Ciri utama dari pembelajaran:

Ciri utama dari pembelajaran adalah inisiasi, fasilitasi, dan peningkatan proses

belajar siswa. Sedangkan komponen-komponen dalam pembelajaran adalah

tujuan, materi, kegiatan, dan evaluasi pembelajaran.

Apakah hal-hal di luar siswa yang menyebabkan belajar juga sukar

ditentukan? Oleh karena itu beberapa ahli mengemukakan pandangan yang

berbeda tentang belajar dan pembelajaran.

2. Tujuan Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam

proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-ranah

kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dari segi guru, proses belajar tersebut dapat diamati secara tidak langsung.

Artinya, proses belajar yang merupakan proses internal siswa tidak dapat

diamati, tetapi dapat dipahami oleh guru. Proses belajar tersebut “tampak”

lewat perilaku siswa mempelajari bahan belajar. Perilaku belajar tersebut

tampak pada tindak-tindak belajar tentang matematika, kesastraan, olahraga,

12

Page 13: tugas belajar

kesenian dan agama. Perilaku belajar tersebut merupakan respons siswa

terhadap tindak mengajar dan tindak pembelajaran dari guru.

1. Tujuan Instruksional, Tujuan Pembelajaran, dan Tujuan Belajar

Tujuan intruksional khusus atau sasaran belajar siswa tersebut sama.

Semua siswa belajar bidang study yang sama. Tetapi dengan belajar bidang

study yang sama, ternyata mereka memiliki tujuan belajar yang berbeda.

Dari segi guru, tujuan intruksioal dan tujuan pembelajaran merupakan

pedoman tindak mengajar dengan acuan berbeda.tujuan intruksional (umum

dan khusus) dijabarkan dari kurikulum yang berlaku secara legal di sekolah.

Dari segi siswa, sasaran belajar tersebut merupakan panduan belajar.

Sasaran belajar tersebut diketahui oleh siswa sebagai akibat adanya informasi

guru. Panduan belajar tersebut harus diikuti, sebab mengisyaratkan kriteria

keberhasilan belajar.

2. Siswa dan Tujuan Belajar

Siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar di

sekolah. Dalam kegiatan tersebut siswa mengalami tindak mengajar, dan

merespons dengan tindak belajar. Pada umumnya semula siswa belum

menyadari pentingnya belajar. Berkat informasi guru tentang sasaran belajar,

maka siswa mengetahui apa arti bahan belajar baginya.

Siswa mengalami suatu proses belajar. Dalam proses belajar tersebut,

siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar.

Tujuan belajar penting bagi guru dan siswa tersendiri. Dalam desain

intruksional guru merumuskan tujuan intruksional khusus atau sasaran belajar

siswa. Rumusan tersebut sesuai dengan perilaku yang hendanya dapat

dilakukan siswa.

13