tugas belajar
TRANSCRIPT
Hakekat Dan Ciri-Ciri Belajar dan Pembelajaran
A. Penngertian Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan kegiatan orang sehari-hari. Kegiatan belajar
tersebut dapat dihayati (dialami) oleh orang yang sedang belajar. Disamping
itu kegiatan belajar juga dapat di amati oleh orang lain. Kegiatan belajar
yang berupa perilaku komplek tersebut telah lama menjadi objek para
Ilmuan. Oleh karena itu belajar sebagai suatu kegiatan telah dikenal dan
bahkan sadar atau tidak telah dilakukan oleh manusia. Namun pengertian
yang lengkap atau memenuhi keinginan semua orang, sampai sekarang boleh
dikatakan belum ada. Hal ini tidak berarti kita tidak perlu dan tidak dapat
memahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan Belajar. Dengan belajar,
maka kemampuan mental semakin meningkat.
Belajar merupakan kegiatan penting setiap orang, termasuk di
dalamnya belajar bagaimana seharusnya belajar. Sebuah Survey
memperlihatkan bahwa 82% anak-anak yang masuk sekolah pada usia 5
atau 6 tahun memiliki citra diri positiftentang kemampuan belajar mereka
sendiri. Tetapi angka tersebut turun drastis hingga 18% waktu usia mereka
16 tahun. Konsrkuensinya, 4 dari 5 orang remaja dan orang dewasa memiliki
pengalaman belajarnya yang baru dengan ketidaknyamanan (Nichol, 2002:
37)
Istilah pembelajaran atau proses pembelajaran sering di pahami
sama dengan proses belajar mengajar di mana di dalamnya terjadi Interaksi
antara guru dan siswa dan antar sesama siswa untuk mencapai suatu tujuan
yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku siswa. Menurut Gagne,
Briggs, dan wagner dalam Udin S. Winataputra (2008), pengertian
pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Sedangkan Menurut
UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkingan belajar.
1
Pengertian belajar dapat ditemukan dalam berbagai sumber. Burton,
dalam buku “The Guidance of Learning Avtivites”, suatu pola baru reaksi
berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian.
Dalam buku Educational Psychology, H.C. Witherington, mengatakan
bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang
menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap,
kebiasaan, atau suatu pengertian. Jika kita simpulkan dari sejumlah
pandangan dan devenisi tentang belajar(wragg, 1994), kita menemukan
beberapa ciri umum kegiatan belajar sebagai berikut :
Pertama, belajar menunjukan suatu aktivitas pada diri seorang yang
disertai atau disengaja.
Kedua, belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya.
Ketiga, hasil belajar ditandai perubahan tingkah laku. Perubahan
tingakah laku sebagai hasil belajar juga dapat menyentuh perubahan
pada aspek afekif, termasuk perubahan aspek emosional.
Beberapa tokoh psikologi belajar memiliki prepesi dan penekanan
penekanaan tersendiri tentang hakekat belajar dan proses kearah perubahan
sebagai hasil belajar. Berikut ini beberapa kelompok teori yang memberikan
pandangan khusus tentang belajar, di antaranya :
1. Behaviorisme
Para penganut teori Behaviorisme menyakini bahwa manusia
sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di dalam lingkungnya yang
memberikan pengalaman-pengalaman tertentu kepadanya. Behaviorisme
mwnwkankan pada apa yang dapat di lihat yaitu tingkah laku, dan
kurang memperhatikan apa yang terjadi di dalam pikiran karena tidak
dapat dilihat. Ciri yang mendasar pada aliran ini adalah bahwa sebuah
perubahan tingkah laku yang terjadi adalah berdasarkan parafigma S-R
(Stimulus Respons),
Tokoh aliran Behaviorisme adalah Thordike. Ia merupakan orang
pertama yang menekankan hubungan S-R ini. Beberapa teori
Behaviorismeyang terkenal adalah :
2
1) Classical Conditioniting (Povlov)
Teori ini didasarkan atas reaksi sistem tak terkontrol di dalam
diri seseorang dan reaksi emosional yang dikontrol oleh sisrem urat
syaraf otonom serta gerak refleks setelah menerima stimulus dari luar
Stimulus tidak terkontrol Respons tidak terkontrol
(US) (UR)
2) Operarnt Conditioning (Skiner)
Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu prilaku. Pada
saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik.seandainya bila
ia tidak belajar maka responnya menurun. Dalam belajar ditemukan
adanya hal berikut:
(i) Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon
pebelajar.
(ii) Respon si pebelajar.
(iii) Konsukuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut.
Pemekuat terjadinya pada stimulus yang menguatkan konsukuensi
tersebut.
Guru dapat menyusun program pembelajaran berdasarkan
pandangan skinner. Pandangan skinner ini terkenal dengan nama teori
skinner. Dalam menerapkan teori Skinner, guru perlu memperhatikan
dua hal yang penting, yaitu:
(i) Pemilihan stimulus yang diskriminatif.
(ii) Pengguanaan penguatan.
Implikasi penerapan prinsip-prinsip teori Behaviorime yang
banyak digunakan didalam dunia pendidikan adalah :
a) Proses belajar dapat terjadi dengan baik apabila peserta didik ikut
berpartisipasi secarah aktip didalamnya.
b) Materi pembelajaran di kembangkan di dalam unit-unit dan di atur
berdasarkan uruta yang logis sehingga mahasiswa mudah
mempelajarinya.
3
c) Setiap respons perlu diberi umpan balik secara langsung sehinga
peserta didik dapat segera mematuhi responsyang di berikan sudah
sesuai dengan yang di harapkan atau belum.
d) Setiap kali peserta didik memberikan respons yang benar perlu di
berikan penguatan.
Penerapan prinsip-prinsip behaviorime juga dikembangkan di
dalam bentuk beajar tuntas (mastery learning). Teori belajar behaviorime
tidak lepas dari sejumlah keritikan
2. Kognitivisme
Kognitivisme merupakan salah satu teori belajar yang dalam
berbagai pembalasan juga sering di sebut model kognitif (cogtinive
model) atau model persepsual (percepsual model).
Menurut Piaget berpendapat bahwa penetahuan di bentuk oleh
individu. Sebab individu melakukan interaksi secara terus menerus
dengan lingkungan. Lingkungan mengalami perubahan. Dengan adanya
interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang.
Perkembangan intelektual melalui tahap-tahap berikut:
(i) Sensori motor (0;0-2;0 tahun)
(ii) Pra-operasional (2;0-7;0 tahun)
(iii) Operasional konkret (7;0-11;0 tahun)
(iv) Oprasi formal (11;0 ke atas)
Kognitivisme memberikan pengaruh dalam perkembangan
prinsip-ptinsip pembelajaran sebagai berikut :
1) Peserta didik akan lebih mampu meningkat dan memahami sesuatu
apa bila pelajaran tersebut berdasaekan pola dan logika tertentu
2) Penyusunan materi pelajaran harus sederhana ke kompleks.
3) Belajar dengan memahami lebih baik dari pada dengan hanya
menghapal, apa lagi tanpa tanpa pengertian.
4) Adanya perbedaan individual pada peserta didik perlu di perhatikan,
karena paktor ini sangat memahami proses belajar peserta didik.
4
3. Teori Belajar Psikologi Sosial
Menurut teori belajar psikolosi sosial proses belajar jarang
sekali merupakan proses yang terjadi di dalam keadaan menyendiri, akan
tetapi melalui interaksi-interaksi. Interaksi tersebut dapat :
1) Searah, yaitu luar menyebabkan timbulnya respons
2) Dua arah, yaitu apabila tingkah laku yang terjadi merupakan hasilkan
interaksi antara individu yang belajar dengan lingkungannya, atau
sebaliknya.
4. Teori Belajar Gagne
Menurut Gagne belajar merupakan kegiatanyang komleks.hasil
belajar berupa kapasitas. Setelah belajar orang memiliki ketrampilan,
pengetahuan, sikaf, dan nilai. Gagne menyimpulkan ada lima macam
hasil belajar:
1) Ketrampilan intelektual
2) Srategi kognitif
3) Informasi verbal
4) Ketrampilan motorik
5) sikap
Lebih jauh menurut Gagne, belajar tidak merupakan suatu yang
terjadi secarah alamiah, akan tetapi akan hanya terjadi dengan adanya
kondisi-kondisi tertentu, yaitu :
a) kondisi internal, antara lain menyangkut kesiapan pesrte didik dan
sesuatu yang trlah dipelajari
b) kondisi Eksternal, merupakan siruasi belajar yang secara sengaja di
atur oleh pendidik dengan tujuan mencapai memperlancar proses
belajar.
5
5. Teori Belajar Menurut Pandangan Rogres
Rogres menyanyangkan praktek pendidikan di sekolah tahun
1960-an. Menurut pendapatnya, praktek pendidikan menitikberatkan
pada segi pengajaran, bukan pada siswa yang belajar. Praktek tersebut
ditandai oleh peran guru yang dominan dan siswa hanya menghapalnya.
6. Teori Belajar Menurut Pandangan Slavin
Slavin dalam Catharina Tri Anni (2004), belajar merupakan
proses perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman. Menurut
Gagne dalam Catharina Tri Anni (2004), belajar merupakan sebuah
sistem yang didalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait
sehingga menghasilkan perubahan perilaku.
7. Teori Belajar Menurut Pandangan Bell-Gredler
Bell-Gredler dalam Udin S. Winataputra (2008) pengertian
belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan
aneka ragam competencies, skills, and attitude. Kemampuan
(competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitude) tersebut
diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai
masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.
B. Ciri-Ciri dan Tujuan Belajar dan Pembelajaran
Sebagai mana telah kita bahas bersama sebelumnya bahwa belajar
dapat didefenisikan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatip setiap
perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi berbagai hasil latihan atau
pengalaman. Defenisi ini mencangkup tiga unsur, yaitu :
1. Belajar adalah perubahan tingkah laku
2. Perubahan tingkah laku terjadi karena latihan atau pengalaman.
3. Perubahan tingkah laku tersebut relatif permanen atau tetap ada untuk
waktu yang lama.
6
Pergolongan atau tingkatan jenis perilaku belajar terdiri dari tiga ranah
atau kawasan, yaitu:
1. Ranah Kognitif (bloom, dkk)
Terdiri dari enam jenis perilaku :
1. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah
dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan
dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, atau metode.
2. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna
tentang hal yang dipelajari.
3. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah
untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya,
menggunakan prinsip.
4. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan
baik. Misalnya, mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.
5. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.
Misalnya, kemampuan menyusun suatu program kerja.
6. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang
beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya, kemampuan
menilai hasil karangan.
Keenam jenis perilaku ini bersifat hirarkis,artinya perilaku
mengambarkan tingkatan kemampuan yang dimilki seseorang.
7
TINGGI 6. EVALUASIKemampuan menilai berdasar-kan norma seperti menilai karangan, dsb
5. SINTESISKemampuan menyusun seperti kara-ngan, rencana program kerja, dsb.
4. ANALISIS.kemampuan memisahkan, memedahkan, memerincih bagian-bagian, hubungan, dsb
3. PENERAPANKemampuan memecahkan masalah, membuat bagan, menggunakan konsep, kaidah, prinsip, metode, dsb
2. PEMAHAMANKemampuan menerjemah, menapsirkan, memahami isi pokok, mengartikan rebel, dsb
RENDAH 1. PENGERAHUANKemampuan mengetahui atau mengungat istilah, fakta, aturan,urutan, metode, dsb
a) Ranah Afekif (kratrhwohl & bloom, dkk)
1. Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan
memperhatikan hal tersebut. Misalnya, kemampuan mengakui adanya
perbedaan- perbedaan.
2. Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan
berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Misalnya, mematuhi aturan dan
berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
3. Penilaian dan Penentuan Sikap, yang mencakup menerima suatu nilai,
menghargai, mengakui, dan menentukan sikap. Misalnya, menerima suatu
pendapat orang lain.
4. Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai
sebagai suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup.
8
Misalnya, menempatkan nilai dalam suatu skala nilai dan dijadikan
pedoman bertindak secara bertanggung jawab.
5. Pembentukan Pola Hidup, yang mencakup kemampuan menghayati nilai
dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi. Misalnya,
kemampuan mempertimbangkan dan menunjukkan tindakan berdisiplin.
TINGGI 5. PEMBENTUKAN POLA HIDUPKemampuan menghayati nilai sehingga menjadi pedoman hidup.
4. ORGANISASI.Kemampuan kemampuan membentuk sistem sebagai pedoman hidup.
3. PENILAIAN DAN PENENTUAN SIKAPKemampuan memberikan nilai dan menentukan sikap
2. PARTISIPASIKerelaan memperhatikan dan berpartisipasi dalam kegiatan
RENDAH 1. PENERIMAANKemampuan menjadi peka tentang saru hal dan menerima sebagai mana adanya
2. Ranah Psikomotor (Simpson)
Terdiri tujuh perilaku arau kemampuan motorik :
1. Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah-milahkan
(mendeskriminasikan) hal-hal secara khas, menyadari adanya
perbedaan yang khas tersebut. Misalnya, pemilahan warna, angka 6
(enam) dan 9 (sembilan), huruf b dan d.
2. Kesiapan, yang mencakup kemampuan penempatan diri dalam
keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan.
Kemampuan ini mencakup jasmani dan rohani. Misalnya, posisi star
lomba lari.
9
3. Gerakan Terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan
sesuai contoh, atau gerakan peniruan. Misalnya, meniru gerak tari,
membuat lingkaran di atas pola.
4. Gerakan yang Terbiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakan-
gerakan tanpa contoh. Misalnya, melakukan lompat tinggi dengan
tepat.
5. Gerakan Kompleks, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan
atau keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar,
efisien, dan tepat. Misalnya, bongkar-pasang peralatan secara tepat.
6. Penyesuaian Pola Gerakan, yang mencakup kemampuan
mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan
persyaratan khusus yang berlaku. Misalnya, keterampilan bertanding.
7. Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak-gerak yang
baru atas dasar prakarsa sendiri. Misalnya, kemampuan membuat tari
kreasi baru.
Ketiga ranah yang di kemukakan di atas merupakan bagian-bagian yang
terpisah, tetapi merupakan satu kesatuan yang saling terikat.
1. Ciri-Ciri Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks.
Seandainya tindakan, maka belajar dialami oleh siswa sendiri. Siswa
adalah penentu proses terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi
berkat siswa memperoleh suatu yang ada di lingkungan sekitar.
Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa kendaraan alam, benda-
benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan
bahan belajar.
10
Ciri-ciri Umum Pendidikan, Belajar, dan Perkembangan
Unsur-unsur Pendidikan Belajar Perkembangan
1. Perilaku Guru sebagai pe-
laku mendidik
dan siswa seba-
gai terdidik
Siswa yang ber-
tindak belajar
atau pebelajar
Siswa yang me-
ngalami peruba-
han
2. Tujuan Membantu siswa
untuk menjadi
pribadi mandiri
yang utuh
Memperoleh
hasil belajar dan
pengalaman hi-
dup
Memperoleh pe-
rubahan mental
3. Proses Proses interaksi
sebagai faktor
eksternal belajar
Internal dalam
diri pebelajar
Internal pada diri
pebelajar
4. Tempat Lembaga pen-
didikan sekolah
dan luar sekolah
Sembarang
tempat
Sembarang
tempat
5. Lama
waktu
Sepanjang hayat
sesuai dengan je-
njang lembanga
Sepanjang hayat Sepanjang hayat
6. Syarat
terjadi
Guru memiliki
kewibawaan
pendidikan
Motivasi belajar
kuat
Kemauan
mengubah diri
7. Ukuran ke-
berhasilan
Terbentuk
pribadi terpelajar
Dapat meme-
cahkan masalah
Terjadinya peru-
bahan positif
8. Faedah Bagi mayarakat
mencerdaskan
kehidupan
bangsa
Bagi pebelajar
mempertinggi
martabat diri
Bagi pebelajar
memperbaiki
kemajuan mental
9. Hasil Pribadi sebagai
pembangaun
yang produktif
Hasil belajar
sebagai dampak
pengajaran dan
Kemajuan ranah
kognitif, afektif,
11
dan kreatif pengiringan psikomotorik
Ciri-ciri belajar adalah:
(1) Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri
individu. Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengethauan atau
kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai (afektif) serta
keterampilan (psikomotor);
(2) perubahan itu merupakan buah dari pengalaman. Perubahan perilaku
yang terjadi pada individu karena adanya interaksi antara dirinya
dengan lingkungan . interaksi ini dapat berupa interaksi fisik dan
psikis;
(3) Perubahan perilaku akibat belajar akan bersifat cukup permanen.
Ciri utama dari pembelajaran:
Ciri utama dari pembelajaran adalah inisiasi, fasilitasi, dan peningkatan proses
belajar siswa. Sedangkan komponen-komponen dalam pembelajaran adalah
tujuan, materi, kegiatan, dan evaluasi pembelajaran.
Apakah hal-hal di luar siswa yang menyebabkan belajar juga sukar
ditentukan? Oleh karena itu beberapa ahli mengemukakan pandangan yang
berbeda tentang belajar dan pembelajaran.
2. Tujuan Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam
proses internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dari segi guru, proses belajar tersebut dapat diamati secara tidak langsung.
Artinya, proses belajar yang merupakan proses internal siswa tidak dapat
diamati, tetapi dapat dipahami oleh guru. Proses belajar tersebut “tampak”
lewat perilaku siswa mempelajari bahan belajar. Perilaku belajar tersebut
tampak pada tindak-tindak belajar tentang matematika, kesastraan, olahraga,
12
kesenian dan agama. Perilaku belajar tersebut merupakan respons siswa
terhadap tindak mengajar dan tindak pembelajaran dari guru.
1. Tujuan Instruksional, Tujuan Pembelajaran, dan Tujuan Belajar
Tujuan intruksional khusus atau sasaran belajar siswa tersebut sama.
Semua siswa belajar bidang study yang sama. Tetapi dengan belajar bidang
study yang sama, ternyata mereka memiliki tujuan belajar yang berbeda.
Dari segi guru, tujuan intruksioal dan tujuan pembelajaran merupakan
pedoman tindak mengajar dengan acuan berbeda.tujuan intruksional (umum
dan khusus) dijabarkan dari kurikulum yang berlaku secara legal di sekolah.
Dari segi siswa, sasaran belajar tersebut merupakan panduan belajar.
Sasaran belajar tersebut diketahui oleh siswa sebagai akibat adanya informasi
guru. Panduan belajar tersebut harus diikuti, sebab mengisyaratkan kriteria
keberhasilan belajar.
2. Siswa dan Tujuan Belajar
Siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar di
sekolah. Dalam kegiatan tersebut siswa mengalami tindak mengajar, dan
merespons dengan tindak belajar. Pada umumnya semula siswa belum
menyadari pentingnya belajar. Berkat informasi guru tentang sasaran belajar,
maka siswa mengetahui apa arti bahan belajar baginya.
Siswa mengalami suatu proses belajar. Dalam proses belajar tersebut,
siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar.
Tujuan belajar penting bagi guru dan siswa tersendiri. Dalam desain
intruksional guru merumuskan tujuan intruksional khusus atau sasaran belajar
siswa. Rumusan tersebut sesuai dengan perilaku yang hendanya dapat
dilakukan siswa.
13