tugas isd semester 2
TRANSCRIPT
Bab II
Aspek – Aspek Sosial Budaya
A. Pengertian Keilmuan Sosiologi
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman
sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan
pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan
August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun
umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki
kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat,
perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok
yang dibangunnya.[rujukan?] Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan
kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol
secara kritis oleh orang lain atau umum.
Berikut ini definisi-definisi sosiologi yang dikemukakan beberapa ahli:
1. Emile Durkheim
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang
mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana
fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
2. Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-
proses sosial termasuk perubahan sosial.
3. Soejono Sukamto
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang
bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
4. William Kornblum
Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial
anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok
dan kondisi.
5. Allan Jhonson
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam
kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang
dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem tersebut.
6. Menurut Roucek & Waren, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara
manusia dengan kelompok sosial.
7. Menurut Soerjono Soekanto, sosiologi adalah ilmu yang kategoris, murni, abstrak,
berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional, empiris, serta bersifat umum.
8. Pitirim Sorokin
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara
aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral),
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara
gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.
9. Roucek dan Warren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-
kelompok.
10. William F. Ogburn dan Mayer F. Nimkopf
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu
organisasi sosial.
11. J.A.A Von Dorn dan C.J. Lammers
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses
kemasyarakatan yang bersifat stabil.
12. Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.
13. Paul B. Horton
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan
produk kehidupan kelompok tersebut.
14. Auguste Comte
Sosiologi adalah Suatu disiplin ilmu yang bersifat positif yaitu mempelajari gejala-gejala
dalam masyarakat yang didasarkan pada pemikiran yang bersifat rasional dan ilmiah.
15. HERBERT SPENCER
Sosiologi adalah Ilmu yang menyelidiki tentang susunan-susunan dan proses kehidupan
social sebagai suatu keseluruhan / suatu sistem.
PITIRIM SOROKIN
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari :
Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial (misalnya
antara gejala ekonomi dengan agama; keluarga dengan moral; hukum dengan ekonomi;
gerak masyarakat dengan politik dan lain sebagainya)
Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala-gejala non-sosial
(misalnya gejala geografis, biologis,dan sebagainya)
Ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial lain
16. MAYOR POLAK
Sosiologi adalah Ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan
yakni hubungan diantara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, kelompok
dengan kelompok.
17. HASSAN SHADILY
Sosiologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang hidup bersama dalam masyarakat dan
menyelidiki ikatan-ikatan antar manusia yang menguasai kehidupan dengan mencoba
mengerti sifat dan maksud hidup bersama, cara terbentuk dan tumbuh serta perubahannya
Dari berbagai definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
Kesimpulannya sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara individu
dengan individu, individu dengan masyarakat, dan masyarakat dengan masyarakat.
Selain itu, Sosiologi adalah ilmu yang membicarakan apa yang sedang terjadi saat ini,
khususnya pola-pola hubungan dalam masyarakat serta berusaha mencari pengertian-
pengertian umum, rasional, empiris serta bersifat umum.
B. Pengertian Antropologi
Antropologi adalah semua hal tentang manusia, dan merupakan tanggung jawab
antropologi untuk menjelaskan semua cerita tentang manusia, dari segi yang baik maupun
dari segi yang buruk. Antropologi tidak hanya terpaku pada sebagian kelompok orang
tetapi mencakup semua manusia, bukan hanya dari satu aspek melainkan dari segala
aspek.
Secara etimologi, antropologi berasal dari dua kata, yaitu Antrop dan Logos. Antrop
berarti manusia, sedangkan Logos berarti kajian, diskusi, atau ilmu. Ilmu pengetahuan
antropologi mengkaji manusia dalam bermasyarakat, berperilaku dan berkebudayaan
untuk membangun masyarakat itu sendiri. Objek dari antropologi adalah manusia di
dalam suatu masyarakat suku bangsa, kebudyaan, dan perilakunya.
Macam-macam Jenis Cabang Disiplin Ilmu Antropologi
1. Antropologi fisik
Antropologi fisik atau ragawi adalah suatu kajian antropologi yang menyelidiki manusia
dari sudut jasmaninya. Kajian ini memiliki kaitan dengan bidang ilmu biologi karena
berkenaan dengan manusia sebagai makhluk yang mempunyai asal-usulnya,
perkembangan organik, struktur, serta kelompoknya (ras).
Dan antropologi fisik ini terpecah menjadi 6 kajian utama, antara lain :
a. Paleantropologi primat, yaitu suatu ilmu yang mempelajari tentang manusia yang
sudah tidak ada lagi (hidup) di dunia ini/ tentang makhluk yang masih ada kaitannya
dengan manusia. (ini merujuk kepada, catatan dari saya : guru yang bijak kadang
mengutarakan pendapatnya bahwa beliau tidak setuju dengan teori tersebut dengan
berbagai alasan yang logis).
b. Evolusi manusia, yaitu ilmu yang mempelajari perkembangan tipe manusia yang
dimulai dari makhluk bukan manusia (ini merujuk kepada, catatan dari saya : guru
yang bijak kadang mengutarakan pendapatnya bahwa beliau tidak setuju dengan teori
tersebut dengan berbagai alasan yang logis).
c. Antometri, yaitu studi tentang teknik pengukuran tubuh manusia.
d. Somatologi, yaitu ilmu yang menelaah tentang variasi / keanekaragaman ras manusia
melalui ciri-ciri tubuh manusia.
e. Antropologi Rasial, yaitu ilmu yang mempelajari penggolongan manusia dan
kelompoknya, sejarah ras, dan percampuran diantara masing-masing ras. Dan
pelajaran ini hanya untuk mempelajarinya. Bahkan ingatlah kita tercipta untuk saling
mengenal)
f. Studi tentang perbandingan dan pertumbuhan organik dan antropologi konstitusional.
Yaitu suatu ilmu yang mempelajari predisposisi dari tipe tubuh manusia terhadap
penyakit tertentu dan tingkahlaku khusus, seperti tingkah laku kriminal.
2. Antropologi budaya
Adalah cabang besar dari Antropologi yang berbeda dari antropologi fisik yang
mempelajari wujud dari manusianya, sedangkan pada antropologi budaya kita
mempelajari segala sesuatu yang berkenaan dengan apa yang dihasilkan oleh
manusia, hal ini didasarkan karena manusia tidak hanya mempunyai kekuatan fisik/
wujud yang sebagaimana binatang melainkan memiliki akal pikiran. Sedangkan
kebudayaan sendiri adalah hasil, cipta, karya, dan karsa dari manusia.Budi = akal,
Daya = kekuatan
Yang maknanya adalah kekuatan yang berasal dari pikiran manusia.
Kebudayaan menurut Kontjaraningrat :
Seluruh dari sistem gagasan, aktivitas, serta tindakan yang merupakan hasil karya
manusia yang dijadikan milik sendiri dengan belajar.
Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara :
Kebudayaan adalah keseluruhan dari hasil cipata, rasa, dan karsa manusia dalam
kehidupan masyarakat. Di dalamnya mengandung nilai-nilai intelektual, moral, etika
dan estetika.
Unsur-unsur budaya :
Sistem Religi, Tradisi, Sistem peralatan dan teknologi, Bahasa, Sistem Ilmu
Pengetahuan, Sistem Kekerabatan, dan Kesenian
Antropologi Budaya ada 4 yaitu:
a. Prehistori, yaitu ilmu yang mempelajari sejarah penyebaran dan perkembangan
budaya manusia mengenai tulisan
b. Etnolinguistik antrologi, yaitu ilmu yang mempelajari suku-suku bangsa yang ada di
dunia
c. Etnologi, yaitu ilmu yang mempelajari asas kebudayaan manusia di dalam
kehidupan masyarakat suku bangsa yang ada di dunia
d. Etnopsikologi, yaitu yang mempelajari kepribadian bangsa seta peranan individu
kepada bangsa dalam proses perubahan adapt-istiadat dan nilai universal dengan
berpegang pada konsep psikologi.
3. Antropologi terapan, seperti antropologi politik, antropologi kesehatan, antropologi
ekonomi, dan sebagainya.
Fase-fase Perkembangan Antropologi
Fase Pertama (Sebelum 1800)
Pada fase ini, masyarakat pribumi yang ada di Asia, Afrika,dan Amerika mulai didatangi
oleh bangsa Eropa sejak akhir abad ke-15. pada masa itu mulai terkumpul suatu besar
himpunan buku-buku kisah perjalanan, laporan, dan sebagainya yang ditulis oleh para
musafir, pendeta, pelaut, ataupun pegawai pemerintah. Bahan-bahan deskripsi itu
kemudian disebut sebagai etnografi, atau deskripsi tentang bangsa-bangsa. Isi dari
deskripsi itu terkesan aneh di mata orang Eropa, namun hal itu amat menarik perhatian
kalangan terpelajar di Eropa Barat di abad ke-18. dalam pandan orang eropa, timbul tiga
macam sikap, yaitu :
Sebagian orang Eropa menganggap bangsa-bangsa pribumi itu adalah manusia liar,
turunan iblis, dan sebagainya. Sehingga timbul istilah savages, dan primitives, sebutan
bagi penduduk asli di Asia, Afrika, dan Amerika.
Sebagian orang Eropa menganggap bahwa manusia dari tanah Asia, Afrika, dan Amerika
itu adlah contoh dari manusia murni, yang belum kemasukan hasutan kejahatan dan
keburukan yang sudah terjadi di Eropa.
Sebagian orang Eropa tertarik dengan adapt-istiadat yang aneh, dan mulai
mengumpulkan benda-benda kebudayaan dari suku-suku bangsa primitive tersebut.
Kumpulan itu kemudian dihimpun menjadi satu dan diperlihatkan kepada umum
(museum).
Fase Kedua (Pertengahan Abad ke-19)
Ketika sekitar tahun 1860 ada beberapa karangan yang mengklasifikasikan bahan-bahan
mengenai berbagai kebudayaan di dunia dalam berbagai tingkat evolusi, lahirlah
antropologi. Ilmu itu bersifat akademis. Mempelajari masyarakat dan kebudayaan
primitif dengan maksud mendapatkan pengertian mengenai tingkat-tingkat kuno dalam
sejarah dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia di muka bumi.
Fase Ketiga (Permulaan abad 20)
Dalam fase ini, ilmu antropologi menjadi sangat penting. Orang-orang Eropa
mempelajari kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa guna kepentingan pemerintak
colonial dan guna mendapat suatu pengertian tentang masyarakat kini yang kompleks.
Fase Keempat (sesudah 1930)
Ilmu antropologi mengalami masa perkembangan yang paling luas, baik mengenai
bertambahnya bahan pengetahuan yang jauh lebih teliti, maupun mengenai ketajaman
metode-metode ilmiahnya. Pokok atau sasaran para ahli antropologi tidak lagi hanya
suku-suku bangsa primitive yang ada di luar benua Eropa, melainkan juga daerah di
pedesaan pada umumnya, ditinjau dari sudut anekawarna fisiknya, masyarakatnya, serta
budayanya.
Metode Ilmiah dari Antropologi
1. Pengumpulan fakta
Tingkat ini adalah pengumpulan fakta mengenai kejadian dan gejala masyarakat dan
kebudayaan yang pengelolaannya dilakukan secara ilmiah. Aktifitas pengumpulan fakta
ini terdiri dari berbagai metode : ibservasi, mencatat, mengolah, dan melukiskan fakta-
fakta yang terjadi dalam masyarakat.
2. Pengumpulan fakta dapat digolongkan dlam tiga golongan :
a. penelitian lapangan
b. penelitian di laboraturium
c. penelitian dalam perpustakaan.
3. Penentuan Ciri-ciri Umum dan Sistem
Hal ini adalah tingkatan dalam cara berpikir ilmiah yang bertujuan untuk menentukan
cirri-ciri umum dan sistem dalam himpunan fakta yang dikumpulkan dalam suatu
penelitian. Tingkat ini menimbulkan metode-metode yang hendak mencari cirri-ciri yang
sama, yang umum, dalam anekawarna fakta dalam kehidupan masyarakat dan
kebudayaan umat manusia. Prosese berpikir berjalan secara induktif, dari pengetahuan
tentang peristiwa-peristiwa dan fakta-fakta khusus dan konkret, kea rah konsep-konsep
mengenai cirri-ciri umum yang lebih abstrak (ringkas).
4. Verifikasi
Terdiri dari cara-cara yang harus menguji kaidah-kaidah yang telah dirumuskan atau
yang harus memperkuat pengertian yang telah dicapai, dalam kenyataan-kenyataan alam
atau masyarakat yang hidup. Disini, proses berpikir berjalan secara deduktif, dari
perumusan umum kembali kea rah fakta-fakta yang lebih khusus.
Perlu mempelajari antropologi karena
1. Menjelaskan pola perilaku dan sikap suatu masyarakat tertentu
2. Menjelaskan pelbagai perbedaan budaya terkait dengan wujud, isi dan aspek
budaya suatu masyarakat
3. Berperilaku selaku manusia dengan predikat HOMO SAPIENS dan HOMO
HUMANIS terkait dengan peran dan fungsi di masyarakat
Ruang Lingkup
Meliputi obyek studi tentang manusia sebagai makhluk antropos dan satu-satunya
makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki kemampuan multi dimensional dan memiliki
budaya dan tetap survive (tidak akan punah) dengan kemampuannya menciptakan sesuatu
dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleka dan mampu beradaptasi pada
lingkungannya, atas dasar kemampuan budayanya sepanjang masa
Peserta didik diharapkan mampu mengimplementasikan teori-teori bidang studi
antropologi budaya dalam praktek dan dalam kenyataan yang ada dalam suatu
masyarakat dengan pelbagai perilaku yang khas.
Mampu menjelaskan mengapa masyarakat memiliki dinamika yang selalu berubah
dengan segala hal yang menyebabkan perubahan tersebut baik yang bersumber dari
dalam masyarakat maupun karena kontak budaya dari luar.
C. Hubungan Keilmuan Sosiologi dan Antropologi
Seorang manusia akan memiliki perilaku yang berbeda dengan manusia lainnya
walaupun orang tersebut kembar siam. Ada yang baik hati, suka menolong, serta rajin
menbung dan ada pula pyang perilakunya jahat yang suka berbuat kriminal, menyakiti
hati. Manusia juga saling berhubungan satu sama lainnya dengan melakukan interaksi
dan membuat kelompok dalam masyarakat. Hal – hal tersebut dapat dikaji dengan
pendekatan antropologi dan sosiologi.
Sosiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu kata “socius” dan “logos”, dimana socius
mempunyai arti kawan atau teman, sedangkan logos berarti kat atau berbicara. Menurut
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
struktur sosial dan proses – proses sosial, termasuk perubahan – perubahan sosial.
Menurut ahli sosiologi lain yakni Emile Durkheim, sosiologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari fakta – fakta sosial, yaitu fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir,
berperasaan yang berada diluar individu dimana fakta – fakta tersebut memiliki kekuatan
untuk mengendalikan individu.
Objek sosiologi adalah masyarakat dalam berhubungan dan proses yang dihasilkan dari
hubungan tersebut. Tujuan ilmu sosiologi adalah meningkatkan kemampuan seorang
untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Pokok bahasan
ilmu sosiologi adalah seperti kenyataan atau fakta sosial, tindakan sosial, khayalan
sosiologis serta pengungkapan realitas sosial.
Antropologi baraal dari bahasa Yunani “anthropos” yang berarti manusia atau orang , dan
“logos” mempunyai arti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk
biologis sekaligus makhluk sosial. Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti
manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiaannya. Arus utama inilah yang
secara trdisional memisahkan antropologi dari disipin ilmu kamanusiaan lainnya yang
menekankan pada perbandingan atau perbedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu
sisi ini banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga metode antropologi
sekarang seringkali dilakukan pada pemusatan penelian pada penduduk yang merupakan
masyarakat tunggal.
Sosiologi dan Antropologi adalah objek ilmu manusia. Antropologi mempelaji budaya
pada suatu kelompok masyarakat tertentu; ciri fisiknya, adat istiadat, dan kebudayaan,
sedangkan sosiologi lebih menitiberatkan pada manusia dan hubungan sosialnya.
Antropologi cenderung ideografik, deskriptif, grounded, dan induktif. Teori dalam
antropologi cenderung terbatas pada satu komunitas. Fokus studi antropologi lebih
banyak pada nilai – nilai dan perilaku khas sebuah komunitas.
Oleh karena itu, banyak yang mengkritik antropologi bukan kategori sains. Para founding
Father ilmu sosial semisal Comte dan Durkheim, terobsesi agar ilmu sosial bisa diakui
sebagai sains. Karenya mereka menyusun semacam “General Principle”dimana pada
dasarnya ada teori universal tentang gejala sosial sebagaimana ada teori tentang alam.
Muncul istilah sosiologi untuk menunjukkan bahwa ilmu sosial adalah sebuah sains.
D. Sosiologi Kesehatan
Sosiologi kesehatan merupakan cabang sosiologi yang relatif baru. Merupakan
pendahulunya dan masih terkait erat dengan ilmu ini, di masa lalu dikenal sosiologi
medis, yang juga menjadi cabang sosiologi.
Menurut Wilson sosiologi mengenai kesehatan adalah pengamatan dan analisis dengan
mengambil jarak, yang terutama dimotivasi oleh suatu masalah sosiologi, sedangkan
sosiologi dalam kesehatan adalah penelitian dan pengajaran yang lebih bercirikan
keintiman, terapan dan kebersamaan yang terutama didorong oleh adanya masalah
kesehatan. Menurut Wolinsky orientasi para ahli sosiologi kesehatan lebih tertuju pada
masalah kesehatan, bukan pada masalah sosiologi sehingga sosiologi kesehatan
cenderung miskin teori.
Twaddle merinci tujuh dimensi yang membedakan sosiologi kesehatan dengan sosiologi
medis. Menurutnya terjadinya pergeseranpergeseran dalam ketujuh dimensi tersebut
mengakibatkan bergesernya sosiologi medis menjadi sosiologi kesehatan. Namun,
sosiologi kesehatan merupakan bidang yang muda hingga kini bidang sosiologi medis
masih tetap dominan.
Pandangan Ilmu Sosial dan Budaya Lainnya tentang Kesehatan
Masalah kesehatan dipelajari pula oleh antropologi medis, suatu bidang ilmu sosial yang
erat kaitannya dengan sosiologi medis. Menurut Foster, kedekatan kedua bidang tersebut
bersumber pada dua hal. Namun, beberapa hal khusus membedakan keduanya; ada tiga
hal yang membedakan antropologi medis dengan sosiologi medis. Foster menyebutkan
tiga faktor yang hanya dijumpai pada antropologi medis. Foster dan Anderson pun
membedakan antara antropologi mengenai bidang medis dan antropologi dalam bidang
medis.
Antropologi medis mempunyai suatu cabang yang dinamakan etnomedisin. Pandangan
masyarakat tradisional terhadap masalah psikiatri dan cara-cara mereka menanganinya
merupakan suatu pokok bahasan suatu cabang khusus dalam etnomedisin yang dikenal
dengan nama etnopsikiatri, psikiatri lintas budaya atau psikiatri transkultural.
Masalah kesehatan dapat ditinjau dari segi ilmu ekonomi kesehatan. Karena sumber daya
jumlahnya terbatas, sedangkan manusia mempunyai bermacam-macam keperluan maka
terjadi persaingan untuk memperoleh sumber daya yang dapat dialokasikan untuk
keperluan kesehatan. Masalah pengalokasian sumber daya ke dalam maupun di dalam
bidang kesehatan inilah yang dipelajari ekonomi kesehatan.
Bidang hukum merupakan suatu bidang yang erat sangkut-pautnya dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi warga masyarakat. Ketentuan yang mengatur masalah
kesehatan kita jumpai di berbagai cabang ilmu hukum. Masalah kesehatan pun
mempunyai aspek-aspek yang menarik perhatian ahli ilmu politik.
Menurut Davidoff dalam psikologi dikenal bidang psikologi kesehatan, yang
didefinisikannya sebagai sumbangan disiplin psikologi terhadap promosi dan
pemeliharaan kesehatan. Masalah kesehatan yang dikaji psikologi dapat terdiri atas
perilaku maupun proses mental.
Perkembangan ilmu sosiologi kesehatan dimulai sejak manusia itu sadar bahwa kesehatan
tidak hanya sebatas fisik, melainkan juga mental serta kondisi sosial seseorang. Dalam
ilmu ini dikenal beberapa istilah yang menunjukkan sumbangan atau peran sosiologi pada
bidang kesehatan, yaitu:
(1) Sociology in Medicine, adalah sosiolog yang bekerjasama secara langsung dengan
dokter dan staf kesehatan lainnya di dalam mempelajari faktor sosial yang relevan dengan
terjadinya gangguan kesehatan ataupun sosiolog berusaha berhubungan langsung dengan
perawatan pasien atau untuk memecahkan problem kesehatan masyarakat.
Hal ini menunjukkan bahwa fenomena sosial dapat menjadi faktor penentu atau
mempengaruhi orang-orang untuk menangani penyakit atau mempengaruhi kesehatan
mereka ataupun tingkah laku lain setelah sakit dan penyakit terjadi.
(2) Sociology of Medicine, berhubungan dengan organisasi, nilai, kepercayaan terhadap
praktek kedokteran sebagai bentuk dari perilaku manusia yang berada dalam lingkup
pelayanan kesehatan, misalnya bentuk pelayanan kesehatan, sumberdaya manusia untuk
membangun kesehatan, pelatihan petugas kesehatan.
(3) Sociology for medicine berhubungan dengan srtategi metodologi yang dikembangkan
sosiologi untuk kepentingan bidang pelayanan kesehatan. Misalnya teknik skala
pengukuran Thurstone, Likert, Guttman yang membantu mengenali atau mengukur skla
sikap. Peran ini juga meliputi prosedur matematis multivariate serta analisis faktor dan
analisis jaringan yang biasa digunakan para sosiolog dalam mengumpulkan data atau
menjelaskan hasil penelitian.
(4) Sociology from medicine menganalisa lingkungan kedokteran dari perspektif sosial.
Misalnya, bagaimana pola pendidikan, perilaku, gaya hidup para dokter, atau ‘sosialisasi’
mahasiswa kedokteran selama mengikuti pendidikan kedokteran.
(5) Sociology at medicine merupakan bagian yang lebih banyak mengamati orientasi
politik dan ideologi yang berhubungan dengan kesehatan. Misalnya, bagaimana suatu
struktur pengobatan ‘Western’ akan mempengaruhi perubahan pola pengobatan sekaligus
merubah pola interaksi masyarakat.
(6) Sociology around medicine menunjukkan bagaimana sosiologi menjadi bagian atau
berinteraksi dengan ilmu lain seperti antropologi, ekonomi, etnologi, etik, filosofi, hukum
mapun bahasa.
Dalam menganalisis situasi kesehatan, sosiologi kesehatan bermanfaat untuk mempelajari
cara orang mencari pertolongan medis. Selain itu, perhatian sosiologi terhadap perilaku
sakit umumnya dipusatkan pada pemahaman penduduk mengenai gejala penyakit serta
tindakan yang dianggap tepat menurut tata nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat.
Manfaat sosiologi kesehatan yang lain adalah menganalisis faktor-faktor sosial dalam
hubungannya dengan etiologi penyakit. Aspek lain yang menjadikan sosiologi
bermanfaat bagi praktek medis bahwa sakit dan cacat fisik selain sebagai kenyataan
sosial sekaligus juga sebagai kenyataan medis. Sosiologi kesehatan juga memberikan
analisis tentang hubungan dokter-pasien. Dikemukakan bahwa hubungan tersebut
meliputi berbagai konflik potensial, seperti konflik kepentingan pasien dengan
kepentingan keluarga dan dokter
E. Antropologi Kesehatan
Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek
biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi
antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan
dan penyakit pada manusia.
Antropologi kesehatan membantu mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat
yang berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya, diantaranya:
1. Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes)
2. Di beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural maupun supernatural atau penyihir
3. Kelompok 'healers' ditemukan dengan bentuk yang berbeda di setiap kelompok masyarakat
4. Healers mempunyai peranan sebagai penyembuh
5. Adapun perhatian terhadap suatu keberadaan 'sakit' atau 'penyakit' tidak secara individual, terutama "illness dan sickness" pada keluarga ataupun masyarakat.
Jika diumpamakan sebagai kewajiban, maka tugas utama ahli antropologi kesehatan
diantaranya: bagaimana individu di masyarakat mempunyai persepsi dan bereaksi
terhadap "ill" dan bagaimana tipe pelayanan kesehatan yang akan dipilih, untuk
mengetahui mengenai budaya dan keadaan sosial di lingkungan tempat tinggalnya.
Ada beberapa ilmu yang berhubungan dengan antropologi dan saling berkontribusi dalam
memberikan sumbangan untuk perkembangan ilmu lain. Misalnya dalam bidang biologi,
antropologi kesehatan menggambarkan teknik dan penemuan ilmu-ilmu kedokteran dan
variasinya, termasuk mikrobiologi, biokimia, genetik, parasitologi, patologi, nutrisi, dan
epidemiologi.
Hal ini memungkinkan untuk menghubungkan antara perubahan biologi yang didapatkan
dengan menggunakan teknik tersebut terhadap faktor-faktor sosial dan budaya di
masyarakat tertentu. Contoh: penyakit keturunan albinism di suatu daerah di Nusa
Tenggara Timur ditransmisikan melalui gen resesif karena pernikahan diantara anggota
keluarga.
Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan sumbangan pada ilmu
kesehatan lain sebagai berikut:
1. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan termasuk
individunya. Dimana cara pandang yang tepat akan mampu untuk memberikan kontribusi
yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat dengan tetap bertumpu
pada akar kepribadian masyarakat yang membangun. Contoh pendekatan sistem, holistik,
emik, relativisme yang menjadi dasar pemikiran antropologi dapat digunakan untuk
membantu menyelesaikan masalah dan mengembangkan situasi masyarakat menjadi
lebih baik.
2. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan proses
sosial budaya bidang kesehatan.
3. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam merumuskan
suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan interpretasi hasil tentang
suatu kondisi yang ada di masyarakat.
Ada beberapa ilmu yang memberikan sumbangan terhadap antropologi kesehatan, antara
lain:
(1) Antropologi fisik/biologi/ragawi, Contoh: nutrisi mempengaruhi pertumbuhan, bentuk
tubuh, variasi penyakit. Selain itu juga mempelajari evolusi penyakit sebagai akibat
faktor budaya, migrasi dan urbanisasi.
(2) Etnomedisin, awalnya mempelajari tentang pengobatan pada masyarakat primitif atau
yang masih dianggap tradisional, meski dalam perkembangan lebih lanjut stereotipe ini
harus dihindari karena pengobatan tradisional tidak selamanya terbelakang atau salah.
(3) Kepribadian dan budaya, adalah observasi terhadap tingkah laku manusia di berbagai
belahan dunia. Misalnya: perawatan schizophrenia di suatu daerah untuk mencari
penyembuhan yang tepat dapat digunakan untuk mengevaluasi pola perawatan penyakit
yang sama.
(4) Kesehatan Masyarakat, dimana beberapa program kesehatan bekerjasama dengan
antropologi untuk menjelaskan hubungan antara kepercayaan dan praktek kesehatan.
Sejarah Perkembangan antropologi Kesehatan
· Tahun 1984 Rudolf Virchow, menulis apabila kedokteran adalah ilmu mengenai
manusia yang sehatmaupun yang sakit, maka apa pula ilmu yang merumuskan hukum-
hukumsebagai dasar struktur sosial, untuk menjadikan efektif hal-hal yang inherendalam
manusia itu sendiri sehingga kedokteran dapat melihat struktur sosialyang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit, maka kedokteran dapatditetapkan sebagai antropologi.
· Tahun 1953, Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan
terdapat pada tulisan yang ditulis berjudul “Appied Anthopology”. Tulisan ini merupakan
tour the force yang cemerlang , tetapi meskipun telah menimbulkan antusiasme, tulisan
itu tidaklah menciptakan suatu subdisiplin baru.
· Tahun 1963, Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul “Antropologi Kesehatan”
dan membicarakan “Ahli Antropologi Kesehatan” dalam suatu artikel mengenai
kedokteran dan kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli antropologi Amerika
benar-benar menghargai implikasi dari penelitian-penelitian tentang kesehatan dan
penyakit bagi ilmu antropologi.
· Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin Antropologi Kesehatan ini adalah dengan
munculnya tulisan yang dibuat Pearsal (1963) yang berjudul Medical Behaviour Sciene
yang berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000 judul) dari yang terdaftar dalam
bibliografi tersebut tak diragukan lagi menampakan pentingnya sistem medis bagi
Antropologi.
Perhatian Ekologis Dari Para Ahli Antropologi
· Ahli antropologi kesehatan berorientasi ekologi, menaruh perhatian pada hubungan
timbal balik antara manusia dengan lingkungan alamnya, tingkah laku, penyakit dan cara-
cara dimana tingkah laku dan penyakit mempengaruhi evolusi dan kebudayaan melalui
proses umpan balik.
· Lingkungan manusia bersifat alamiah dan sosbud, semua kelompok harus berdaptasi
dengan lingkungan geografi dan iklim, belajar mengeksploitasi sumber yang tersedia
untuk kehidupan dan harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang diciptakan sendiri
dan dimana mereka hidup.
· Manusia menderita penyakit selain karena patologinya juga karena sosial psikologi dan
faktor budayanya.
Misalnya:
- Penyakit dipandang sebagai unsur dalam lingkungan manusia
- Kekebalan terhadap malaria bagi penduduk Afrika Barat oleh karena perubahan sel
sabit (sickle-cell).
- Penyakit memainkan peranan dalam evolusi kebudayaan
- bidadari kecil (paham katolik ank kecil kalau meninggal langsung masuk surga
sehingga pemakaman diiringi musik dan tarian
- Nutrisi bagian dari lingkungan sosbud
- Pria makan terlebih dahulu dan anak/wanita makan makanan sisa, bayi makan
makanan kotak dan susu (semestinya ASI)