tugas kimia analisis dasar
TRANSCRIPT
![Page 1: Tugas Kimia Analisis Dasar](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022081806/55cf8df1550346703b8ce696/html5/thumbnails/1.jpg)
TUGAS KIMIA ANALISIS DASAR
TITRIMETRI
Said Alwy Muhammad Noor Alatas 10060313091
Lilis Dianuri 10060313092
Arif Rahman 10060313093
Dwi Putri Auliya Rachman 10060313094
Silvia Wulandari 10060313095
Chandra Putri Utami 10060313096
Yayang Okta P. H. 10060313097
Sinta Nurhasanah 10060313098
Restian Budhi Prasetyo 10060313099
Nita Malati Fitria Narayani 10060313100
Novia Mita Damayanti 10060313101
PRODI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2014
![Page 2: Tugas Kimia Analisis Dasar](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022081806/55cf8df1550346703b8ce696/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu analisa kualitatif dan analisa
kuantitatif. Analisa kualitatif adalah salah satu jenis analisa yang bertujuan
untuk mencari keberadaan unsur atau senyawa dalam suatu sampel. Analisa
kualitatif dibagi menjadi 3 yaitu organoleptis, analisa kation dan analisa anion.
Analisa kuantitatif adalah salah satu jenis analisa yang digunakan
untuk menentukan kadar suatu zat dalam suatu sampel. Analisa kuantitatif
terdiri dari 2 jenis yaitu analisa gravimetri dan analisa titrimetri. Analisa
gravimetri adalah analisis kimia secara kuantitatif berdasarkan proses
pemisahan dan penimbangan suatu unsur atau senyawa tertentu dalam bentuk
yang semurni mungkin. Sedangkan analisis titrimetri disebut juga analisa
volumetri yaitu analisa kuantitatif dengan mengukur volume larutan yang
konsentrasinya diketahui dengan pasti yang diperlukan untuk bereaksi secara
kuantitatif dengan larutan yang ditentukan.
Larutan yang konsentrasinya sudah diketahui dengan pasti disebut
larutan baku atau larutan standar. Larutan baku dibagi menjadi dua jenis yaitu
larutan baku primer dan larutan baku sekunder. Larutan baku primer adalah
larutan yang diperoleh dengan keadaan murni. Larutan baku sekunder adalah
larutan baku yang dibuat dengan kira-kira kemudian distandarisasi dengan
larutan baku dari larutan baku primer.
![Page 3: Tugas Kimia Analisis Dasar](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022081806/55cf8df1550346703b8ce696/html5/thumbnails/3.jpg)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan titrimetri ?
2. Apa saja yang menjadi persyaratan raksi dalam reaksi titrimetri ?
3. Bagaimana metode analisis titrimetri ?
4. Apa saja macam analisis tritrimetri ?
5. Apa saja macam titrasi ?
6. Apa yang dimaksud dengan larutan baku beserta jenis-jenisnya ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah kimia analisis dasar.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan titrimetri.
b. Untuk mengetahui syarat reaksi dalam reaksi titrimetri.
c. Untuk mengetahui metode dalam analisis titrimetri.
d. Untuk mengetahui macam analisis titrimetri
e. Untuk mengetahui macam titrasi.
f. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan larutan baku.
g. Untuk mengetahui macam larutan baku.
![Page 4: Tugas Kimia Analisis Dasar](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022081806/55cf8df1550346703b8ce696/html5/thumbnails/4.jpg)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Metode titrimetri dikenal juga sebagai metode volumetri. Volumetri atau
titrimetri merupakan suatu metode analisis kuantitatif didasarkan pada
pengukuran volume titran yang bereaksi sempurna dengan analit. Analit adalah
zat yang akan ditentukan konsentrasi atau kadarnya, sedangkan titran merupakan
zat pendeteksi.
Reaksi dasar antara komponen analit dengan titran dinyatakan dengan
persamaan umum berikut ini:
Analit + Titran → Hasil Reaksi
B. Persyaratan Reaksi dalam Titrimetri
1. Reaksi harus diproses sesuai persamaan kimiawi tertentu dan tidak boleh
ada reaksi samping.
2. Reaksi harus benar-benar selesai pada titik ekivalensi. Untuk ini konstanta
kesetimbangan reaksi haruslah amat besar sehingga akan ada perubahan
yang besar dalam konsentrasi analit atau titran pada titik ekivalensi.
3. Harus tersedia beberapa metode untuk menentukan kapan titik ekivalen
tercapai, atau harus tersedia indikator atau metode instrumental agar titik
ekivalen terdeteksi.
4. Reaksi harus berjalan cepat, sehingga titrasi dapat diselesaikan dalam
beberapa menit.
C. Metode Analisis Titrimetri
1. Perhitungan yang tercakup di dalamnya didasarkan pada hubungan
stoikiometrik dari reaksi kimia yang sederhana
2. Analisis dengan metode titrimetrik didasarkan pada reaksi kimia seperti aA
+ tT --------- produk
![Page 5: Tugas Kimia Analisis Dasar](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022081806/55cf8df1550346703b8ce696/html5/thumbnails/5.jpg)
3. Titik ekivalen = titik dimana jumlah T (titran) secara kimiawi sama dengan
A (analit).
4. Titik akhir = titik dimana indikator berubah warna, atau cara lain dengan
tanda lain yang menunjukkan titik akhir.
5. Reaksi yang dipergunakan untuk titrasi meliputi : asam-basa, redoks,
pengendapan dan pembentukan kompleks.
D. Macam Analisa Titrimetri
1. Gasometri
Gasometri adalah volumetri gas dan yang diukur (kuantitatif) adalah
volume gas yang direaksikan atau hasil reaksinya.
2. Titrasi
Titrasi adalah pengukuran volume dalam larutan yang diperlukan
untuk bereaksi sempurna dengan sevolume atau sejumlah berat zat yang akan
ditentukan.
E. Macam-Macam Titrasi
Reaksi dasar dalam analisis volumetri dibagi menjadi 2 :
1. Reaksi yang tidak mengakibatkan terjadinya perubahan valensi disebut
reaksi kombinasi ion.
2. Reaksi yang mengakibatkan terjadinya perubahan valensi disebut reaksi
redoks.
Dari dua jenis reaksi di atas dapat dibedakan menjadi 3 jenis proses titrasi,
yaitu :
1. Titrasi Netralisasi
a. Titrasi Asidimetri
Titrasi asidimetri merupakan titrasi terhadap basa bebas atau
larutan garam yang berasal dari asam lemah, dengan larutan standar
asam.
![Page 6: Tugas Kimia Analisis Dasar](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022081806/55cf8df1550346703b8ce696/html5/thumbnails/6.jpg)
Contoh : NaOH dititrasi dengan HCl
Reaksi : NaOH + HCl NaCl + H2O
Reaksi sebenarnya : OH- + H+ H2O
b. Titrasi Alkalimetri
Titrasi alkalimetri adalah titrasi terhadap asam bebas atau garam
yang berasal dari basa lemah, dengan larutan standar basa.
Contoh : CH3COOH dititrasi dengan NaOH
Reaksi : CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O
Reaksi sebenarnya : H+ + OH- H2O
2. Titrasi Pengendapan dan Pembentukan Kompleks
a. Titrasi pengendapan
Titrasi pengendapan merupakan titrasi yang mengakibatkan
terjadinya endapan
Contoh : Titrasi Cl- dengan larutan standar AgNO3
Cl-(aq) + Ag+
(aq) AgCl(s) (= reaksi kombinasi ion)
b. Titrasi Pembentukan Kompleks
Titrasi pembentukan kompleks adalah semua jenis titrasi yang
mengakibatkan terjadinya senyawa kompleks
Contoh : Titrasi Cl- dengan larutan standar Hg(NO3)2
2Cl-(aq) + Hg2+
(aq) HgCl2 (kompleks)
(= reaksi kombinasi ion).
3. Titrasi Redoks
Titrasi redoks adalah titrasi yang menyangkut reaksi redoks atau
reaksi perpindahan elektron antara zat yang dititrasi dan zat pentitrasi
![Page 7: Tugas Kimia Analisis Dasar](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022081806/55cf8df1550346703b8ce696/html5/thumbnails/7.jpg)
Larutan standar = Oksidator
Larutan sampel = Reduktor
Contoh : Titrasi Cerimetri
Garam Fero (FeSO4) sebagai reduktor dititrasi dengan garam seri
(Ce(SO4)2) sebagai oksidator
Fe2+ + Ce4+ Fe3+ + Ce3+
Fe2+ Fe3+ + e
Ce4+ + e Ce3+
a. Permanganometri
Permanganometri adalah titrasi redoks yang menggunakan KMnO4
(oksidator kuat) sebagai titran. Dalam permanganometri tidak dipeerlukan
indikator , karena titran bertindak sebagai indikator (auto indikator). Kalium
permanganat bukan larutan baku primer, maka larutan KMnO4 harus
distandarisasi, antara lain dengan arsen(III) oksida (As2O3) dan Natrium
oksalat (Na2C2O4). Permanganometri dapat digunakan untuk penentuan
kadar besi, kalsium dan hidrogen peroksida. Pada penentuan besi, pada bijih
besi mula-mula dilarutkan dalam asam klorida, kemudian semua besi
direduksi menjadi Fe2+, baru dititrasi secara permanganometri. Sedangkan
pada penetapan kalsium, mula-mula .kalsium diendapkan sebagai kalsium
oksalat kemudian endapan dilarutkan dan oksalatnya dititrasi dengan
permanganat.
b. Titrasi dengan Iodium
Titrasi dengan iodium ada dua macam yaitu iodimetri (secara
langsung), dan iodometri (cara tidak langsung).
atau sebaliknya
![Page 8: Tugas Kimia Analisis Dasar](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022081806/55cf8df1550346703b8ce696/html5/thumbnails/8.jpg)
Dalam iodimetri iodin digunakan sebagai oksidator, sedangkan dalam
iodometri ion iodida digunakan sebagai reduktor. Baik dalam iodometri ataupun
iodimetri penentuan titik akhir titrasi didasarkan adanya I2 yang bebas. Dalam
iodometri digunakan larutan tiosulfat untuk mentitrasi iodium yang dibebaskan.
Larutan natrium tiosulfat merupakan standar sekunder dan dapat distandarisasi
dengan kalium dikromat atau kalium iodidat.
Larutan standar yang digunakan dalam kebanyakan proses iodometri
adalah natrium tiosulfat. Garam ini biasanya berbentuk sabagai pentahidrat
Na2S2O3.5H2O. larutan tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan secara
langsung, tetapi harus distandarisasi dengan standar primer, larutan natrium
tiosulfat tidak stabil untuk waktu yang lama. Tembaga murni dapat digunakan
sebagi standar primer untuk natrium tiosulfat ( Day & Underwood, 2002 ).
F. Larutan Baku
“Larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui
dengan pasti”
Larutan baku dapat dibuat dengan cara penimbangan zatnya lalu dilarutkan
dalam sejumlah pelarut(air). Larutan baku ini sangat bergantung pada jenis zat
yang ditimbangnya/dibuat.
1. Larutan Baku Primer
Larutan yang dibuat dari zat yang memenuhi syarat-syarat tertentu disebut larutan
baku primer.Syarat agar suatu zat menjadi larutan baku primer adalah:
i. Mudah diperoleh, dimurnikan, dikeringkan (jika mungkin pada suhu 110-
1200C) dan disimpan dalam keadaan murni.
ii. Tidak bersifat higroskopis dan tidak berubah berat dalam penimbangan di
udara.
iii. Zat tersebut dapat diuji kadar pengotornya dengan uji kualitatif dan kepekaan
tertentu.
![Page 9: Tugas Kimia Analisis Dasar](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022081806/55cf8df1550346703b8ce696/html5/thumbnails/9.jpg)
iv. Sedapat mungkin mempunyai massa relatif dan massa ekivalen yang besar,
sehingga kesalahan karena penimbangan dapat diabaikan.
v. Zat tersebut harus mudah larut dalam pelarut yang dipilih
vi. Reaksi yang berlangsung dengan pereaksi tersebut harus bersifat
stoikiometrik dan langsung. kesalahan titrasi harus dapat diabaikan atau dapat
ditentukan secara tepat dan mudah.
Larutan baku primer biasanya dibuat hanya sedikit, penimbangan yang
dilakukanpun harus teliti, dan dilarutkan dengan volume yang akurat. Pembuatan
larutan baku primer ini biasanya dilakukan dalam labu ukur yang volumenya
tertentu. Zat yang dapat dibuat sebagai larutan baku primer adalah asam oksalat,
Boraks, asam benzoat(C6H5COOH), K2Cr2O7, AS2O3, NaCl.
Konsentrasi larutan baku yang digunakan dapat berupa molaritas (jumlah
mol zat terlarut dalam satu liter larutan) dan normalitas (jumlah ekivalen zat
terlarut dalam satu liter larutan). Satuan molaritas merupakan satuan dasar yang
digunakan secara internasional, sedangkan satuan normalitas biasa juga dilakukan
dalam analisis karena dapat memudahkan perhitungan.
Cara Membuat Larutan Baku Primer:
i. Tentukan dahulu berapa banyak larutan yang akan dibuat, zat apa yang
akan dibuat menjadi larutan baku primer, dan berapa besar konsentrasinya.
Misalnya 100 cm3 larutan asam oksalat 0,1 M.
ii. Setelah itu hitung berapa massa yang harus ditimbang dan siapkan
peralatan sesuai yang diperlukan (gelas kimia kecil atau botol timbang,
corong pendek, batang pengaduk , botol semprot, labu ukur sesuai dengan
volume yang akan dibuat). Keadaan alat harus bersih dan siap untuk
segera dipakai.
iii. Timbang zat sesuai dengan perhitungan dan timbang dengan teliti (sampai
4 desimal) dalam gelas kimia kecil atau botol timbang, lalu catat hasil
penimbangan tersebut dengan baik untuk menentukan konsentrasi secara
akurat.
![Page 10: Tugas Kimia Analisis Dasar](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022081806/55cf8df1550346703b8ce696/html5/thumbnails/10.jpg)
iv. Siapkan wadah(labu ukur) untuk melarutkan dan pada ujung (mulut labu
ukur) diletakkan corong pendek.
v. Larutkan zat dengan sedikit air dan aduk sampai sebanyak mungkin zat
padat tersebut larut, jika sudah tidak dapat larut lagi tuangkan larutan ini
ke dalam labu ukur yang sudah siap(di atas) dan lanjutkan pelarutan
sampai semua zat padat terlarut.
vi. Setelah semua zat padat terlarut bilas gelas kimia kecil atau botol timbang
tersebut dan air dan air bilasannya dimasukan dalam labu ukur. Setelah itu
lakukan pembilasan dengan cara gelas kimia kecil atau botol timbang dan
batang pengaduk dipegang dengan tangan kiri dan letakkan di atas corong
pendek yang di bawahnya terdapat labu ukur, lalu semprotkan air dari
botol semprot pada gelas kimia tersebut. Hati-hati penyemprotan air ini
jangan sampai airnya terpercik ke luar. Lakukan ini minimal 3 kali, lalu
letakkan gelas kimia kecil dan semprot batang pengaduknya lalu angkat
batang pengaduk dan simpan. Bilas juga corongnya 3 kali baru corong
diangkat perlahan-lahan sambil tangkainya dibilas.
vii. Isikan air sampai mendekati tanda batas lalu keringkan bagian dalam di
atas larutan dengan kertas isap(hati-hati jangan sampai kertas isap masuk
dalam larutan).
viii. Tanda bataskan labu dengan cara meneteskan air dari pipet tetes yang
bagian luarnya kering ke atas larutan. Tutup labu dan aduk-aduk campuran
dengan cara pegang tutup labu dengan jari tangan dan ujung labu yang lain
diletakan pada tangan. Gerak-gerakkan tangan turun naik sebanyak 10 kali
maka larutahn baku primer siap untuk digunakan.
ix. Lakukan juga pembuatan larutan baku primer untuk larutan boraks.
Setelah ditimbang, boraks ini ditambahkan air lalu dipanaskan dengan
sedikit air sampai boraks larut , lalu tambahkan lagi sedikit air dan biarkan
mendingin baru dilarutkan seperti di atas.
2. Larutan Baku Sekunder
![Page 11: Tugas Kimia Analisis Dasar](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022081806/55cf8df1550346703b8ce696/html5/thumbnails/11.jpg)
Larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya diperoleh
dengan cara mentitrasi dengan larutan standar primer, biasanya melalui metode
titrimetri. Contoh: AgNO3, KMnO4, Fe(SO4)2.
a. Syarat Larutan Baku Sekunder
Zat yang dapat digunakan untuk larutan baku sekunder, biasanya
memiliki karakteristik seperti di bawah ini:
i. Tidak mudah diperoleh dalam bentuk murni ataupun dalam keadaan yang
diketahui kemurniannya.
ii. Zatnya tidak mudah dikeringkan, higrokopis, menyerap uap air, menyerap
CO2 pada waktu penimbangan
iii. Derajat kemurnian lebih rendah daripada larutan baku primer
iv. Mempunyai BE yang tinggi untuk memperkecil kesalahan penimbangan
v. Larutannya relatif stabil dalam penyimpanan
BAB III
![Page 12: Tugas Kimia Analisis Dasar](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022081806/55cf8df1550346703b8ce696/html5/thumbnails/12.jpg)
KESIMPULAN
Analisa kuantitatif adalah analisa yang menentukan kadar suatu zat dalam
suatu sampel. Analisa kuantitatif terdiri dari 2 jenis yaitu analisa gravimetri dan
analisa titrimetri. Analisa gravimetri adalah analisis kimia secara kuantitatif
berdasarkan proses pemisahan dan penimbangan. Sedangkan analisis titrimetri
disebut juga analisa volumetri yaitu analisa kuantitatif dengan mengukur volume
larutan yang konsentrasinya diketahui dengan pasti yang diperlukan untuk
bereaksi secara kuantitatif dengan larutan yang ditentukan. Didalam analisis
titrimetri terdapat 2 larutan yaitu larutan baku dan larutan sekunder. Larutan baku
ialah larutan yang sudah diketahui konsentrasinya sedangkan laturan sekunder
adalah larutan yang belum diketahui konsentrasinya. Titrimetri berdasarkan
analisa dibagi menjadi 2 yaitu gasometri dan titrasi. Gasometri atau volumetri gas
yang diukur (kuantitatif) adalah volume gas yang direaksikan atau hasil reaksinya.
Sedangkan titrasi adalah pengukuran volume dalam larutan yang diperlukan untuk
bereaksi sempurna dengan sevolume atau sejumlah berat zat yang akan
ditentukan. Titrasi dibagi menjadi 2 yaitu : Reaksi yang tidak mengakibatkan
terjadinya perubahan valensi atau yang disebut reaksi kombinasi ion dan reaksi
yang mengakibatkan terjadinya perubahan valensi atau yang disebut reaksi
redoks.
![Page 13: Tugas Kimia Analisis Dasar](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022081806/55cf8df1550346703b8ce696/html5/thumbnails/13.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A dan Underwood, A.L.2001. Analisis Kimia Kuantitas. Jakarta :
Erlangga.