tugas praktikum hasil hutan non kayu karet

7
TUGAS PRAKTIKUM HASIL HUTAN NON KAYU KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg) Oleh : Nama : Ramli Rachman NIM : 13/344545/SV/03060 Coass : PROGRAM STUDI DIPLOMA III PENGELOLAAN HUTAN SEKOLAH VOKASI

Upload: ramli-rachman

Post on 06-Dec-2015

16 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

karet

TRANSCRIPT

TUGAS PRAKTIKUM HASIL HUTAN NON KAYU

KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg)

Oleh :Nama : Ramli RachmanNIM : 13/344545/SV/03060Coass :

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PENGELOLAAN HUTAN

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2015

1. Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas: Rosidae

Ordo: Euphorbiales

Famili: Euphorbiaceae

Genus: Hevea

Spesies: Hevea brasiliensis Muell. Arg

Karakteristik morfologi Membedakan Klon untuk Bagian Karet No Karakteristik Tanaman Karet A. Morfologi Rod (usia 10-18 bulan) Karakteristik yang diamati adalah: keadaan pertumbuhan, batang ketegakan, dan bentuk batang. Kulit Batang (cokelat) Karakteristik yang diamati adalah: gabus kulit kulit, warna kulit, dan sel-sel gabus Lenti. Mata (tunas akan) Karakteristik yang diamati adalah: lokasi mata, dan basis mantan tangkai daun. Payung (daun) karakteristik diamati termuda adalah: bentuk payung, ukuran payung, payung kerapatan, dan jarak antara payung.

Daun batang (payung untuk dua dari atas) Karakteristik yang diamati adalah: posisi dan bentuk panjang, tangkai daun yang besar, ukuran, dan bentuk kaki. Daun tangkai anak (payung yang telah tumbuh sempurna) Karakteristik yang diamati adalah: posisi, bentuk, ukuran, panjang, dan sudut anak-anak tangkai daun. Daun karakteristik pisau yang diamati adalah: warna daun, kilau, bentuk, tepi daun, penampang memanjang, penampang, di mana helai daun dan posisi daun pusat, posisi tepi simetri helai daun, daun ukuran dan daun ekor. Karakteristik khusus pada dasarnya klon karet tertentu kadang-kadang memiliki karakteristik

2. Habitus

Pada dasarnya tanaman karet memerlukan persyaratan terhadap kondisi iklim untuk menunjang pertumbuhan dan keadaan tanah sebagai media tumbuhnya.

a. Iklim Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 150 LS dan 150 LU. Diluar itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga memulai produksinya juga terlambat.

b. Curah hujan Tanaman karet memerlukan curah hujan optimal antara 2.500 mm sampai 4.000 mm/tahun,dengan hari hujan berkisar antara 100 sd. 150 HH/tahun. Namun demikian, jika sering hujan pada pagi hari, produksi akan berkurang.

c. Tinggi tempat :Pada dasarnya tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah dengan ketinggian 200 m dari permukaan laut. Ketinggian > 600 m dari permukaan laut tidak cocok untuk tumbuh tanaman karet. Suhu optimal diperlukan berkisar antara 250C sampai 350C.

d. Angin Kecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnya kurang baik untuk penanaman karet.

e. Tanah Lahan kering untuk pertumbuhan tanaman karet pada umumnya lebih mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan dengan sifat kimianya. Hal ini disebabkan perlakuan kimia tanah agar sesuai dengan syarat 5 tumbuh tanaman karet dapat dilaksanakan dengan lebih mudah dibandingkan dengan perbaikan sifat fisiknya. Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis muda dan tua, bahkan pada tanah gambut < 2 m.

f. Pada beberapa karakteristik tanah seperti : a. Tanah vulkanis mempunyai sifat fisika yang cukup baik terutama

struktur, tekstur, sulum, kedalaman air tanah, aerasi dan drainasenya, tetapi sifat kimianya secara umum kurang baik karena kandungan haranya rendah.

b. Tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya terutama drainase dan aerasenya kurang baik. Reaksi tanah berkisar antara pH 3, 0 - pH 8,0 tetapi tidak sesuai pada pH < 3,0 dan > pH 8,0.

g. Sifat-sifat tanah yang cocok untuk tanaman karet pada umumnya antara lain : a. - Sulum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan

cadas,b. - Aerase dan drainase cukup, c. - Tekstur tanah remah, poreus dan dapat menahan air, d. - Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir, e. - Tanah bergambut tidak lebih dari 20 cm, f. - Kandungan hara NPK cukup dan tidak kekurangan unsur hara mikro, g. - Reaksi tanah dengan pH 4,5 - pH 6,5, h. - Kemiringan tanah < 16% dan i. - Permukaan air tanah < 100 cm.

3. Pengolahan

a. Penerimaan Lateks Kebun Tahap awal dalam pengolahan karet adalah penerimaan lateks kebun

dari pohon karet yang telah disadap. Lateks pada mangkuk sadap dikumpulkan dalam suatu tempat kemudian disaring untuk memisahkan kotoran serta bagian lateks yang telah mengalami prakoagulasi. Setelah proses penerimaan selesai, lateks kemudian dialirkan ke dalam bak koagulasi untuk proses pengenceran dengan air yang bertujuan untuk menyeragamkan Kadar Karet Kering.

b. Pengenceran Tujuan pengenceran adalah untuk memudahkan penyaringan kotoran serta menyeragamkan kadar karet kering sehingga cara pengolahan dan mutunya dapat dijaga tetap. Pengenceran dapat dilakukan dengan penambahan air yang bersih dan tidak mengandung unsur logam, pH air antara 5.8-8.0, kesadahan air maks. 6 serta kadar bikarbonat tidak melebihi 0.03 %. Pengenceran dilakukan hingga KKK mencapai 12-15 %. Lateks dari tangki penerimaan dialirkan melalui talang dengan terlebih dahulu disaring menggunakan saringan aluminium Pedoman Teknis Pengolahan Karet Sit Yang Diasap (Ribbed Smoked Sit). Lateks yang telah dibekukan dalam bentuk lembaran-lembaran (koagulum).

c. Pembekuan Pembekuan lateks dilakukan di dalam bak koagulasi dengan menambahkan zat koagulan yang bersifat asam. Pada umunya digunakan larutan asam format/asam semut atau asam asetat /asam cuka dengan konsentrasi 1-2% ke dalam lateks dengan dosis 4 ml/kg karet kering Dasar Pengolahan Karet. Jumlah tersebut dapat diperbesar jika di dalam lateks telah ditambahkan zat antikoagulan sebelumnya. Penggunaan asam semut didasarkan pada kemampuannya yang cukup baik dalam menurunkan pH lateks serta harga yang cukup terjangkau bagi petani karet dibandingkan bahan koagulan asam lainnya. Tujuan dari penambahan asam adalah untuk menurunkan pH lateks pada titik isoelektriknya sehingga lateks akan membeku atau berkoagulasi, yaitu pada pH antara 4.5-4.7. Asam dalam hal ini ion H+ akan bereaksi dengan ion OH- pada protein dan senyawa lainnya untuk menetralkan muatan listrik sehingga terjadi koagulasi pada lateks.

Penambahan larutan asam diikuti dengan pengadukan agar tercampur ke dalam lateks secara merata serta membantu mempercepat proses pembekuan. Pengadukan dilakukan dengan 6-10 kali maju dan mundur secara perlahan untuk mencegah terbentuknya gelembung udara yang dapat mempegaruhi mutu sit yang dihasilkan. Kecepatan penggumpalan dapat diatur dengan mengubah

perbandingan lateks, air dan asam sehingga diperoleh hasil bekuan atau disebut juga koagulum yang bersih dan kuat. Lateks akan membeku setelah 40 menit. Proses selanjutnya ialah pemasangan plat penyekat yang berfungsi untuk membentuk koagulum dalam lembaran yang seragam

4. Manfaat

Karet adalah bahan utama pembuatan Ban, beberapa Alat-alat kesehatan, alat-alat yang memerlukan kelenturan dan tahan goncangan. dibeberapa tempat salah satunya Perkebunan karet di Jember biji karet bisa dijadikan camilan dengan proses tetentu, rasanya gurih namun jangan berlebihan karena kadang membuat pusing kepala.