uji kation.docx

22
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN II UJI KATION OLEH : NAMA : TRISNA STAMBUK : F1C1 14 100 KELOMPOK : IV (EMPAT) ASISTEN : SUWIATNO NUHUNG LABORATORIUM KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO

Upload: trisnakimia2014

Post on 18-Feb-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: uji kation.docx

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK I

PERCOBAAN II

UJI KATION

OLEH :

NAMA : TRISNA

STAMBUK : F1C1 14 100

KELOMPOK : IV (EMPAT)

ASISTEN : SUWIATNO NUHUNG

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2015

Page 2: uji kation.docx
Page 3: uji kation.docx

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Planet bumi merupakan planet yang berada dan beredar pada sistem tata

surya yang terdiri dari dua komponen yang sangat besar, yaitu daratan dan

perairan, dimana daratan menguasai 1/3 dari luas bumi dan 2/3 dikuasai oleh

perairan. Besarnya dominasi periran membuat fungsi dari periran memiliki posisi

yang sangat besar dalam keberlangsungan makhluk hidup yang ada di dalamnya.

Salah satunya adalah air yang layak komsumsi.

Air merupakan salah satu komponen yang sangat penting dan berpengaruh

dalam keberlangsungan hidup manusia. Hal ini disebabkan karena kebutuhan

manusia akan air serta fungsi dari air tersebut yang sangat besar. Namun seiring

berjalannya waktu air yang kita kenal saat ini jauh berbeda dengan air yang kita

kenal pada saman sebelum era globalisasi.Hal ini dikarenakan kandungan yang

dimilki oleh air saat ini tidak lagi menyehatkan bagi sebagian makhluk hidup di

sekitarnya, sebagai akibat dari kandungan-kandungan logam yang ada dalam air

tidak lagi sesuai dengan kadar yang seharusnya. Berdasarkan uraian di atas, maka

dalam percobaan ini akan dilakukan uji spesifik untuk menentukan adanya kation

secara kumulatif dalam sampel air sungai, air sumur dan air laut.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam percobaan uji kation adalah bagaimana cara

menentukan adanya kation secara kumulatif dengan melakukan uji spesifik?

Page 4: uji kation.docx

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan uji kation adalah untuk

menentukan adanya kation secara kumulatif dengan melakukan uji spesifik.

D. Manfaat

Manfaat yang ingin diperoleh pada percobaan ini adalah dapat menentukan

adanya kation secara kumulatif dengan melakukan uji spesifik.

Page 5: uji kation.docx

II. TINJAUAN PUSTAKA

Aktivitas manusia dalam memanfaatkan kawasan pesisir seringkali

menghasilkan limbah bahan pencemar yang dapat membahayakan kehidupan

perairan laut dan secara khusus dapat menganggu pertumbuhan komunitas

mangove yang ada di Perairan Teluk Kendari. Perairan Teluk Kendari sebagai

salah satu kawasan pesisir merupakan daerah yang dipenuhi berbagai aktivitas

berupa pemukiman, pertanian, pelayaran, penangkapan ikan, dan pelabuhan.

Dampak dari aktivitas tersebut dapat menyebabkan secara langsung masuknya

limbah kedalam ekosistem teluk yang salah satunya adalah logam berat

(makmur,dkk., 2013).

Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat ini dapat dibagi

menjadi dua jenis. Jenis pertama adalah logam berat esensial di mana

keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup,

namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun, contoh

logam berat ini adalah Fe. Keberadaan besi dalam air laut juga dapat bersumber

dari perkaratan kapal-kapal laut dan tiang-tiang pancang pelabuhan yang mudah

berkarat. Sedangkan jenis kedua adalah logam berat non esensial atau beracun,

dimana keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya atau

bahkan dapat bersifat racun seperti Pb (Ika, dkk., 2012).

Cara untuk menganalisa campuran adalah dengan mempergunakan reaksi-

reaksi selektif. Pada pokoknya tujuannya adalah memisahkan segolongan

(sekelompok) kation dari yang lain. Misalnya bila suatu pereaksi menyebabkan

sebagian kation mengendap dan sisanya tetap larut, maka setelah endapan

Page 6: uji kation.docx

disaring, terdapatlah dua kelompok campuran, yang isinya masing-masing kurang

dari campuranh sebelumnya. Bila kemudian larutan maupun endapan ditambah

pereaksi selektif lain, sehingga sebagian larutan mengendap, sedang sebagian dari

endapan semula larut kembali, maka terbentuk empat kelompok yangt makin

sedikit isinya masing-masing (Harjadi, 1990).

Persentase kejenuhan basa (KB) suatu tanah adalah perbandingan antara

jumlah miliekuivalen kation basa dengan miliekuivalen kapasitas tukar kation

(KTK). Apabila suatu tanah mempunyai persentase kejenuhan basa 40, berarti 40

% bagian dari seluruh kapasitas tukar kation ditempati oleh kation basa (Ca, Mg,

K, Na). kation Al3+ dan H+ merupakan kation lain yang dominant terjerap,

sedangkan kation lainnya kurang berarti. Oleh karena itu tanah dengan KB 40 %

berarti 60 % adalah Al3+ dan H+, dan nilai pH rendah, sebaliknya di daerha

kering, basa-basa jauh lebih banyak daripada Al3+ dan H+, oleh karenanya pH

tinggi (Ernawati, 2008).

LuasnyaPenggunaanPb oleh manusia sepertidalambahanbakar bensin,

baterei, cat, dan sebagainya enyebabkan kemungkinan tercemarnya perairan

oleh Pb juga tinggi. Timbal menunjukkan beracun pada sistem saraf,

hemetologic, dan mempengaruhi kinerjaginjal. Konsumsi minggua elemen ini

yang direkomendasikanoleh WHO toleransinyabagiorangdewasaadalah 50µg/kg

berat badan dan untuk bayi atau anak-anak 25µg/kg berat badan. Mobilitas

timbal di tanah dan tumbuhan cenderung lambat dengan kadar normalnya pada

tumbuhan berkisar 0.5-3 ppm (Dyah, 2010).

Page 7: uji kation.docx
Page 8: uji kation.docx

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Percobaan Uji Kation dilaksanakan pada hari Selasa, 24 November

2015 Pukul 07.30-10.00 WITA di Laboratorium Kimia Anorganik Jurusan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Halu Oleo,

Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan adalah pipet tetes dan tabung

reaksi.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah air laut, air sumur,

air sungai, HCl 2 M, KBr 1 M, K2CrO4 1M, H2SO4 2M dan alkohol.

Page 9: uji kation.docx

C. Prosedur Kerja

1. Pengujian kation Ag+pada penambahan HCl 2 M.

- masing-masing dipipet sebanyak 5

tetes dan dimasukkan ke dalam

tabung reaksi

- ditambahkan 3 tetes HCl 2M

- diamati apakah terbentuk endapan

Tidak terbentuk endapan

2. Pengujian kation Ag+ pada penambahan KBr 1 M

- masing-masing dipipet sebanyak 5

tetes dan dimasukkan ke dalam

tabung reaksi

- ditambahkan 3 tetes KBr 1M

- diamati apakah terbentuk endapan

Tidak terbentuk endapan

Air laut Air sungai Air sumur

Air laut Air sungai Air sumur

Page 10: uji kation.docx

3. Pengujian kation Pb2+ pada penambahan K2CrO4 1 M.

- masing-masing dipipet sebanyak 5

tetes dan dimasukkan ke dalam

tabung reaksi

- ditambahkan 3 tetes K2CrO41 M

- diamati apakah terbentuk endapan

Terjadi perubahan warna (kuning)

4. Pengujian kation Pb2+ pada penambahanH2SO4 2 M dan alkohol.

- masing-masing dipipet sebanyak 5

tetes dan dimasukkan ke dalam

tabung reaksi

- ditambahkan 3 tetes H2SO4 2 M +

alkohol

- diamati apakah terbentuk endapan

Tidak terbentuk endapan

Air sungai Air sumurAir laut

Air laut Air sungai Air sumur

Page 11: uji kation.docx

5. Pengujian kation Fe pada penambahan K4Fe(CN)6

- masing-masing dipipet sebanyak 5

tetes dan dimasukkan ke dalam

tabung reaksi

- ditambahkan 3 tetes K2Fe(CN)6

- diamati apakah terbentuk endapan

Tidak terbentuk endapan

Air laut Air sungai Air sumur

Page 12: uji kation.docx

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Data pengamatan uji kation ag+ penambahan HCl 1 M dan KBr

No

.Perlakuan Hasil pengamatan

1. Air laut 5 tetes + 3 tetes HCl 1 M

Tidak ada endapan, larutan tidak berwarna

2. Air sungai 5 tetes + 3 tetes HCl 1 M

Tidak ada endapan, larutan tidak berwarna

3. Air sumur 5 tetes + 3 tetes HCl 1 M

Tidak ada endapan, larutan tidak berwarna

4. Air laut 5 tetes + 3 tetes KBr 1 M

Tidak ada endapan, larutan tidak berwarna

5. Air sungai 5 tetes + 3 tetes KBr 1 M

Tidak ada endapan, larutan tidak berwarna)

6. Air sumur 5 tetes + 3 tetes KBr 1 M

Tidak ada endapan, larutan tidak berwarna

2. Data pengamatan uji kation Pb2+ dengan penambahan K2CrO4, H2SO4 dan

alkohol

No. Perlakuan Hasil Pengamatan

1.Air laut 5 tetes + 3 tetes K2CrO4

Tidak ada endapan, larutan berwarna kuning

2.Air sungai 5 tetes + 3 tetes K2CrO4

Tidak ada endapan, larutan berwarna kuning

3.Air sumur 5 tetes + 3 tetes K2CrO4

Tidak ada endapan, larutan berwarna kuning

4.Air laut 5 tetes + 3 tetes H2SO4 + alkohol

Tidak ada endapan, larutan tidak berwarna

5.Air sungai 5 tetes + 3 tetes H2SO4 + alkohol

Tidak ada endapan, larutan tidak berwarna

6Air sumur 5 tetes + 3 tetes H2SO4 + alkohol

Tidak ada endapan, larutan tidak berwarna

Page 13: uji kation.docx

3. Uji kation Fe dengan penambahan K2Fe(CN)6

No. Perlakuan Hasil Pengamatan

1.Air laut 5 tetes + 3 tetes K2Fe(CN)6

Tidak ada endapan, larutan berwarna kuning muda

2.Air sungai 5 tetes + 3 tetes K2Fe(CN)6

Tidak ada endapan, larutan berwarna kuning muda

3.Air sumur 5 tetes + 3 tetes K2Fe(CN)6

Tidak ada endapan, larutan berwarna kuning muda

Rekasi-reaksi :

Ag+ + HCl

Ag+ + KBr

Pb2+ + K2CrO4 PbCrO4+ 2K+

Pb2+ + `H2SO4

B. Pembahasan

Metode analisis kimia dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu analisis

kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif yaitu analisis yang

berhubungan dengan identifikasi suatu zat atau campuran zat yang belum

diketahui zatnya serta analisis kuantitatif yaitu analisis kimia yang menyangkut

penentuan jumlah zat tertentu yang ada di dalam suatu sampel. Analisis kualitatif

ada dua aspek penting yaitu pemisahan dan identifikasi dimana kedua aspek ini

didasari oleh kelarutan, sifat penguapan, dan ekstraksi. Analisis campuran kation-

kation memerlukan pemisahan kation secara sistematik dalam golongan dan

selanjutnya di ikuti masing-masing golongan ke dalam sub golongannya.

Page 14: uji kation.docx

Percobaan ini dilakukan uji kation Ag+ dan Pb2+ dalam sampel air sungai,

air sumur dan air laut. Untuk mengidentifikasi adanya kation Ag+ dalam sampel,

maka ketiga sampel air ditambahkan dengan larutan HCl. Penambahan larutan

HCl bertujuan untuk mengendapkan Ag+ dalam sampel. Namun, dalam percobaan

ini tidak diperoleh endapan. Hal ini bertolak belakang dengan teori, yang

seharusnya ketika direaksikan terbentuk endapan. Perbedaan ini disebabkan

kemungkinan dikarenakan bahan yang digunakan telah terkontaminasi oleh

bahan-bahan yang lain. Selain dengan menggunakan HCl, kation Ag+ juga dapat

di identifikasi dengan menggunakan karutan KBr. Tujuan penambahan KBr sama

dengan penambahan HCl yaitu untuk mengendapkan Ag+ dalam bentuk endapan

putih kuning AgBr. Namun, dalam percobaan ini juga tidak terbentuk endapan.

Hal ini menunjukkan bahwa larutan yang digunakan telah terkontaminasi oleh zat

lain, atau dalam sampel tidak terdapat kation Ag+.

Pengujian kation Pb2+ dilakukan dengan cara menambahkan K2CrO4 ke

dalam larutan sampel. Setelah penambahan tersebut, larutan berubah warna

menjadi kuning. Hal ini menunjukkan bahwa dalam sampel terdapat kation Pb2+.

Identifikasi kation Pb2+ juga dilakukan dengan menambahkan larutan H2SO4 dan

alkohol ke dalam sampel. Penambahan H2SO4 bertujuan untuk mengendapkan

Pb2+ dalam sampel menjadi PbSO4. Namun, dalam percobaan ini tidak diperoleh

endapan. Hal ini disebabkan karena bahan yang digunakan telah terkontaminasi

oleh udara sehingga tidak terbentuk endapan.

Percobaan pada uji larutan sampel yang mengandung Fe3+ ketika

direaksikan dengan K4Fe(CN)6 seharusnya terbentuk warna biru. Tetapi pada

besar bahwa larutan sampel yang diujikan tidak mengandung kation-kation yang

tersebut

Page 15: uji kation.docx

praktek ini tidak terbentuk warna biru. Dalam percobaan ini tidak satupun kation

yang yang dapat diidentifikasi dalam larutan sampel. Sehinggga kemungkinan

besar bahwa larutan sampel yang diujikan tidak mengandung kation-kation yang

tersebut

Page 16: uji kation.docx

III. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa dalam sampel air laut, air sungai dan air sumur terdapat kation

Pb2+, namun dalam sampel tersebut tidak terdapat kation Ag+.

Page 17: uji kation.docx

DAFTAR PUSTAKA

Dyah, S., Nana., Erwan., Adi, S. 2010. Optimalisasi Konsentrasi Phanaerochaete Chrysosporium pada Biosorpsi Ion Logam Pb Dalam Limbah Cair Elektroplatin. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan. 2 (2).

Ernawati, Rika. 2008. “Studi Sifat-Sifat Kimia Tanah Pada TanahTimbunanLahan Bekas Penambangan Batubara”. Jurnal Teknologi Technoscientia. Vol. 1 (1).

Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia. Jakarta.

Ika, Tahril, Said, I. 2012. “AnalisisLogamTimbal (Pb) Dan Besi (Fe) dalam Air Laut di Wilayah PesisirPelabuhan Ferry TaipaKecamatanPalu Utara”. JurnalAkademika Kimia. Vol. 1 (4).

Makmur, R., Emiyarti, Afu, L.A.O. 2013.”Kadar LogamBeratTimbal (Pb) padaSedimen di KawasanMangovePerairanTelukKendari”. Jurnal Mina Laut Indonesia. Vol. 2 (6).