umn

34
UPPER MOTOR NEURON MUHAMMAD SHAZNI AFANDI BIN RUSLI 11-2012-270 PEMBIMBING: Dr. HARDY PRANATA, Sp.S

Upload: shazni-afandi-rusli

Post on 26-Dec-2015

29 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

UPPER MOTOR NEURON

MUHAMMAD SHAZNI AFANDI BIN RUSLI11-2012-270PEMBIMBING:

Dr. HARDY PRANATA, Sp.S

DEFINISI

Kumpulan saraf-saraf motorik yang menyalurkan impuls dan area motorik di korteks motorik sampai inti-inti motorik di saraf kranial di batang otak atau kornu anterior.

Neuron-neuron motorik yang berasal dari korteks motorik serebri atau batang otak yang seluruhnya dengan serat saraf-sarafnya ada di dalam sistem saraf pusat.

ANATOMI & FISIOLOGI

Susunan Piramidal Traktus kortikospinal (gerakan-gerakan otot

kepala dan leher) Traktus kortikobulbar (gerakan-gerakan otot

tubuh dan anggota gerak)

Susunan Ekstrapiramidal

UMN VS. LMN

MEDULA SPINALIS

Pusat gerakan otot tubuh terbesar yaitu dikornu motorik atau kornu ventralis.

Mengurus kegiatan refleks spinalis dan refleks tungkai

Menghantarkan rangsangan koordinasi otot dan sendi menuju cerebellum

Mengadakan komunikasi antara otak dengan semua bagian tubuh.

LENGKUNG REFLEKS

Reseptor: penerima rangsang

Aferen: sel saraf yang mengantarkan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat (ke pusat refleks)

Pusat refleks : area di sistem saraf pusat (di medula spinalis: substansia grisea), tempat terjadinya sinap ((hubungan antara neuron dengan neuron dimana terjadi pemindahan / penerusan impuls)

Eferen: sel saraf yang membawa impuls dari pusat refleks ke sel efektor. Bila sel efektornya berupa otot, maka eferen disebut juga neuron motorik (sel saraf /penggerak)

Efektor: sel tubuh yang memberikan jawaban terakhir sebagai jawaban refleks. Dapat berupa sel otot (otot jantung, otot polos atau otot rangka), sel kelenjar.

PENYAKIT

TRAUMA KAPITIS

KOMA

EPILEPSI

1. TRAUMA KAPITIS

CEDERA KEPALA Cedera kepala (trauma capitis) adalah cedera

mekanik yang secara langsung atau tidak langsung mengenai kepala yang mengakibatkan luka di kulit kepala, fraktur tulang tengkorak, robekan selaput otak, dan kerusakan jaringan otak itu sendiri, serta mengakibatkan gangguan neurologis.

1. TRAUMA KAPITIS

terjadi akibat benturan langsung atau tanpa benturan langsung pada kepala. 

Cedera otak fokal memar otak, hematom epidural, subdural dan

intraserebral

Cedera otak difus gangguan fungsi saja, yaitu gegar otak atau cedera

struktural yang difus

Dengan atau tanpa fraktur tulang tengkorak.

1. TRAUMA KAPITIS

Klinis: GCS: metode EMV (Eyes, Verbal, Movement). Total skor 15.

Kemampuan membuka kelopak mata (E) 4

Kemampuan komunikasi (V) 5

Kemampuan motorik (M) 6

1. TRAUMA KAPITIS

Klasifikasi: Simple Head Injury Commotio Cerebri Contusio Cerebri Laceratio Cerebri Fractur Basis Cranii

1. TRAUMA KAPITIS

Derajat cedera kepala: Cedera Kepala Ringan (CKR). 

Termasuk didalamnya Laseratio dan Commotio Cerebri.

Cedera Kepala Sedang (CKS) Cedera Kepala Berat (CKB)

1. TRAUMA KAPITIS

Diagnosa Ditegakkan berdasarkan ada tidaknya riwayat

trauma kapitis dan gejala-gejala klinis serta dari pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Penunjang CT-Scan Lumbal Pungsi EEG Roentgen foto kepala

1. TRAUMA KAPITIS

Komplikasi

Jangka pendek Hematom Epidural Hematom subdural Perdarahan Intraserebral Perdarahan Subarachnoid

1. TRAUMA KAPITIS

Jangka panjang Kerusakan saraf cranial

Anosmia Gangguan penglihatan Oftalmoplegi Paresis fasialis Gangguan pendengaran

Disfasia Hemiparesis Sindrom pasca cedera kepala Fistula karotiko-kavernosus Epilepsi

1. TRAUMA KAPITIS

Tatalaksana

Penatalaksanaan Umun

Penatalaksanaan TIK Terapi Konservatif Terapi operatif (craniotomy, diversi LCS,

dekompresi)

1. TRAUMA KAPITIS

Indikasi rawat Penurunan kesadaran Nyeri kepala (dari sedang hingga berat) Riwayat tidak sadarkan diri selama > 15 menit Fraktur tulang tengkorak Rhinorea – otorhea Cedera penetrasi Intoksikasi alcohol atau obat-obatan Trauma multiple Hasil CT Scan abnormal Amnesia Tidak ada keluarga

1. TRAUMA KAPITIS

Pencegahan

Primer (cegah peristiwa kecelakaan lalulintas)

Sekunder ABC (airway, breathing, circulation)

Tertier Rehabilitasi fisik, psikologi, sosial

2. KOMA

DEFINISI

Penurunan kesadaran yang paling rendah atau keadaan ‘unarousable unresponsiveness’, yaitu keadaan dimana dengan semua rangsangan, penderita tidak dapat dibangunkan.

2. KOMA

PEMBAGIAN:

Koma kortikal bihemisferik (koma metabolik)

Koma diensefalik Lesi supratentorial Lesi infratentorial

2. KOMA

Etiologi

SEMENITE S : Sirkulasi – gangguan pembuluh darah otak (perdarahan

maupun infark) E : Ensefalitis – akibat infeksi baik oleh bakteri, virus, jamur. M : Metabolik – akibat gangguan metabolic yang

menekan/mengganggu kinerja otak. (gangguan hepar, uremia, hipoglikemia, koma diabetikum).

E : Elektrolit – gangguan keseimbangan elektrolit (seperti kalium, natrium).

N : Neoplasma – tumor baik primer ataupun sekunder yang menyebabkan penekanan intracranial. Biasanya dengan gejala TIK meningkat (papiledema, bradikardi, muntah).

I : Intoksikasi – keracunan. T : Trauma – kecelakaan. E : Epilepsi.

3. EPILEPSI

DEFINISI

Epilepsi

Epileptic seizure

Sindrom Epilepsi

3. EPILEPSI

Epilepsi Adanya bangkitan (seizure) yang terjadi secara

berulang Akibat dari adanya gangguan fungsi otak

secara intermiten Disebabkan oleh lepas muatan listrik abnormal

dan berlebihan pada neuron-neuron secara paroksismal.

3. EPILEPSI

Epileptic seizure Manifestasi klinik dari bangkitan serupa

(stereotipik) yang berlangsung secara mendadak dan sementara dengan atau tanpa perubahan kesadaran.

Disebabkan oleh hiperaktivitas listrik sekelompok sel saraf di otak, bukan disebabkan oleh suatu penyakit otak akut (unprovoked).

3. EPILEPSI

Sindrom Epilepsi Sekumpulan gejala dan tanda klinik epilepsi

yang terjadi secara bersama-sama yang berhubungan dengan etiologi, umur, awitan, jenis bangkitan, faktor pencetus dan kronisitas.

3. EPILEPSI

KLASIFIKASI International League Against Epilepsy (ILAE) 1981

1. Bangkitan Epilepsi

2. Sindrom Epilepsi

3. EPILEPSI

1. Bangkitan Epilepsi Bangkitan Parsial

Parsial Sederhana (kesadaran tetap baik) Parsial Kompleks (kesadaran menurun) Parsial yang menjadi umum sekunder

Bangkitan Umum Absence / lena / petit mal Klonik Tonik Tonik-klonik /Grand mal Mioklonik Atonik

Tak Tergolongkan

3. EPILEPSI

2. Sindrom Epilepsi Berkaitan dengan lokasi kelainanny (localized related)

Idiopatik (primer) Simtomatik (sekunder) Kriptogenik

Sesuai dengan peningkatan usia Idiopatik (primer) Kriptogenik atau simtomatik sesuai dengan

peningkatan usia (sindrom west, syndrome lennox-gasraut, epilepsi lena mioklonik dan epilepsi mioklonik-astatik)

Epilepsi dan sindrom yang tak dapat ditentukan fokal dan umum

Sindrom khusus : bangkitan yang berkaitan dengan situasi tertentu.

Epilepsi refrektorik

3. EPILEPSI

ETIOLOGI

70 % idiopatik

30% simptomatik

3. EPILEPSI

PENYEBAB SPESIFIK

Kelainan yang terjadi selama kehamilan/perkembangan janin

Kelainan yang terjadi saat kelahiran (bayi baru lahir)

Saat usia bayi – anak-anak

Saat usia anak – dewasa

Saat usia tua/lanjut

3. EPILEPSI

PEMERIKSAAN

Anamnesis

Pemeriksaan fisik umum dan neurologis

Pemeriksaan penunjang Elektro ensefalografi (EEG) CT-scan/MRI

3. EPILEPSI

PENATALAKSANAAN Karbamazepin Fenitoin Fenobarbital Valporat Levetiracetam Gabapetin Lamotrigin Okskarbazepin Topiramat Zonisomid

KESIMPULAN Upper motor neuron (UMN) merupakan kumpulan saraf-saraf motorik

yang menyalurkan impuls dan area motorik di korteks motorik sampai inti-inti motorik di saraf kranial di batang otak atau kornu anterior.

Cedera kepala (trauma capitis) adalah cedera mekanik yang secara langsung atau tidak langsung mengenai kepala yang mengakibatkan luka di kulit kepala, fraktur tulang tengkorak, robekan selaput otak, dan kerusakan jaringan otak itu sendiri, serta mengakibatkan gangguan neurologis. Derajat Cedera Kepala : Cedera kepala Ringan (CKR), cedera kepala sedang (CKS), cedera kepala berat (CKB).

Koma bukanlah suatu penyakit, melainkan suatu keadaan klinik tertentu yang disebabkan oleh berbagai faktor. Kesadaran / kewaspadaan berhubungan dengan impuls non-spesifik. Neuron-neuron inti intralaminar disebut “neuron penggalak kewaspadaan”, sedangkan neuron-neuron diseluruh korteks serebri yang digalakkan disebut “neuron pengemban kewaspadaan

Epilepsi didefinisikan sebagai suatu keadaan yang ditandai oleh adanya bangkitan (seizure) yang terjadi secara berulang sebagai akibat dari adanya gangguan fungsi otak secara intermiten, yang disebabkan oleh lepas muatan listrik abnormal dan berlebihan pada neuron-neuron secara paroksismal yang disebabkan oleh beberapa etiologi.