upaya kader puskesmas dalam mensukseskan imunisasi dasar di wilayah kerja puskesmas sungai besar

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan mengacu kepada konsep “Paradigma Sehat”, yaitu pembangunan kesehatan yang memberikan prioritas utama pada upaya pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) dibandingkan upaya pelayanan penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Menurut undang – undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992, “Paradigma Sehat” dilaksanakan melalui beberapa kegiatan antara lain pemberantasan penyakit. Salah satu upaya pemberantasan penyakit menular adalah upaya pengebalan (imunisasi). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1059/MENKES/SK/IX/2004, imunisasi adalah

Upload: artahnan-aid

Post on 06-Nov-2015

248 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

sd

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangPembangunan kesehatan mengacu kepada konsep Paradigma Sehat, yaitu pembangunan kesehatan yang memberikan prioritas utama pada upaya pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) dibandingkan upaya pelayanan penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Menurut undang undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992, Paradigma Sehat dilaksanakan melalui beberapa kegiatan antara lain pemberantasan penyakit. Salah satu upaya pemberantasan penyakit menular adalah upaya pengebalan (imunisasi).

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1059/MENKES/SK/IX/2004, imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit tersebut.

Upaya imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak 1956. Upaya ini merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti paling cost effective. Mulai tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu tuberculosis, difteri, pertusis, tetanus, campak, polio, serta hepatitis B. Perlindungan terhadap penyakit-penyakit tersebut dilaksanakan melalui program pemberian imunisasi dasar, yaitu imunisasi BCG, Polio, Hepatitis B, DPT, dan Campak, yang diberikan kepada bayi di bawah 1 tahun. Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan di atas ambang perlindungan. Imunisasi merupakan suatu metode yang terbukti dan terpercaya dapat mengontrol dan mengeliminasi penyakit-penyakit infeksi yang mengancam nyawa dan diperkirakan mampu mengurangi angka kematian hingga 2-3 juta kematian setiap tahunnya

BAB IITINJAUAN PUSTAKAII.1 Imunisasi

Imunisasi berasal dari kata imun berasal dari bahasa Latin immunitas yang berarti kebal atau resisten, jadi pengertian imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara memasukan vaksin ke dalam tubuh. Pengertian lain dari imunisasi adalah pemberian suatu zat secara sengaja yang mengandung bibit penyakit yang telah dilemahkan atau dimatikan dan menimbulkan reaksi kekebalan dari tubuh, sehingga bila suatu waktu mendapat infeksi tidak akan menimbulkan gejala yang lebih berat atau menjadi cacat. Dapat disimpulkan imunisasi merupakan upaya pencegahan yang sangat efektif, mudah, serta ekonomis untuk menghindari terjangkitnya penyakit infeksi yang berbahaya baik untuk seorang bayi, anak.-anak, bahkan orang dewasa.11

Dalam bidang imunologi, kuman atau racun kuman (toksin) berperan sebagai antigen. Bila antigen memasuki tubuh, maka tubuh akan berusaha untuk menolaknya. Tubuh membuat zat anti berupa antibodi atau antitoksin. Reaksi tubuh pertama kali terhadap antigen berlangsung lambat dan lemah, sehingga tidak cukup banyak antibodi yang terbentuk. Pada reaksi atau respon yang kedua, ketiga dan seterusnya tubuh sudah lebih mengenal jenis antigen tersebut. Setelah beberapa waktu, jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang. Untuk mempertahankan agar tubuh tetap kebal, perlu diberikan penambahan antigen yang dapat berbentuk suntikan imunisasi berulang.11Imunisasi dapat dibagi dalam dua jenis , yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Imunisasi aktif ialah pemberian zat sintetis spesifik, sehingga tubuh dengan aktif membentuk zat antibodi. Proses pembentukan zat antibodi dalam pemberian imunisasi aktif membutuhkan waktu, namun zat antibodi yang terbentuk dapat bertahan lebih lama apabila dibandingkan dengan imunisasi pasif. Imunisasi pasif ialah pemberian zat antibodi spesifik secara langgsung sehingga tubuh tidak lagi memerlukan proses pembentukan zat antibodi terhadap zat antigen yang masuk.Imunisasi pasif memberikan waktu kekebalan yang bersifat singkat. Sebagai contoh : pemberian ATS (Anti Tetanus Serum ) pada anak yang terluka akibat menginjak paku. Pemberian imunisasi pada bayi/balita merupakan pemberian imunisasi secara aktif. Imunisasi pasif hanya diberikan dalam keadaan yang sangat mendesak, seperti pada keadaan dimana diduga tubuh belum mempunyai kekebalan ketika terinfeksi oleh kuman yang dapat menimbulkan penyakit yang fatal. Imunisasi aktif maupun pasif dapat didapatkan secara alami, biasanya bawaan atau didapat.11Imunisasi merupakan tindakan kesehatan sebagai pencegahan tingkat pertama. Ada dua program imunisasi berdasarkan PP IDAI. Program Pengembangan Imunisasi (PPI) yang diwajibkan dan Program Imunisasi Non PPI yang dianjurkan. Dikatakan wajib jika penyakit yang ditimbulkan memiliki angka kesakitan yang cukup tinggi dan dapat menyebabkan cacat tubuh atau kematian. Sedangkan imunisasi yang dianjurkan untuk penyakit-penyakit khusus yang biasanya tidak seberat kelompok pertama.12Imunisasi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

a.Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan di atas ambang perlindungan.

b.Imunisasi lanjutan adalah imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat kekebalan di atas ambang perlindungan atau untuk memperpanjang masa perlindungan.

c.Imunisasi khusus adalah imunisasi yang diberikan kepada penyakit tertentu.

-Imunisasi yang menjadi program yaitu meningitis, demam kuning dan rabies.

-Imunisasi yang tidak masuk ke dalam program seperti Hepatitis A, Influenzae, Haemophilus influenzae tipe b, Kolera, Japanese encephalitis, Tifus abdominalis, Pneumoni pneumokokus, Shigellosis, Rubbella, Varicella, Parotitis epidemica, Rotavirus.8II.2. Campak

Campak atau dalam bahasa lokal disebut juga tampek, gabagen, adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus, yang disebut paramyxovirus, dan bukan oleh bakteri.2,16

GEJALA KLINIS

Gejala penyakit ini biasanya mulai muncul sekitar 10-12 hari setelah seseorang terkena virus. Biasanya ia akan mengalami panas tinggi (39,5 40,5C) selama 2-4 hari diikuti batuk, pilek dan konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtivis) dan ruam. Ruam atau bintik-bintik merah biasanya muncul 14 hari setelah terjangkit oleh virus dan selanjutnya hilang sendiri dalam 5-6 hari. Ruam atau bintik-bintik merah itu biasanya muncul pertama kali di wajah dan leher pasien, dan dalam 3 hari bintik-bintik merah itu menyebar ke seluruh tubuh termasuk tangan dan kaki. Pada umumnya ruam atau bintik-bintik merah itu tidak terlalu jelas terlihat dan tidak menyebabkan gatal. Seringkali juga muncul di bagian dalam mulut pasien beberapa hari sebelum semua ruam menghilang.2,16

PENYEBARAN VIRUS CAMPAK

Virus campak sangat menular, artinya penyakit ini dapat ditularkan oleh seseorang pada orang lain. Ketika pasien bersin atau batuk, sedikit saja percikan yang keluar bersamaan dengan bersin atau batuk itu mengandung virus yang kemudian tersebar di udara dan dapat bertahan hidup selama 2 jam sehingga berpotensi besar untuk menulari orang lain yang berada dekat dengan pasien. Pada umumnya, virus campak menyebar melalui udara dan bukan melalui cairan.2

KOMPLIKASI

Dari keseluruhan kasus campak yang dilaporkan, sekitar 20% di antaranya disertai oleh satu atau lebih komplikasi. Komplikasi ini umum terjadi pada anak-anak berusia di bawah 5 tahun (balita) dan orang dewasa berusia di atas 20 tahun. Anak tidak meninggal dunia karena campak secara langsung. Campak menyerang permukaan kulit dan sIstem daya tahan tubuh (imun) yang menyebabkan anak-anak itu meninggal karena komplikasi pneumonia/radang paru-paru (1:20 anak yang menderita campak), radang otak (1:1000 anak yang akhirnya mengakibatkan anak tersebut menjadi tuli atau terbelakang.2,16Campak juga dapat menyebabkan infeksi telinga dan kebutaan. Dari setiap 1000 anak yang terkena campak, 2-3 anak meninggal karenanya. Di negara-negara berkembang, di mana gizi buruk dan kekurangan vitamin A sangat umum terjadi, campak telah membunuh 1 dari 4 orang setiap tahunnya. Campak juga menjadi penyebab utama kebutaan di antara anak-anak Afrika. Dan campak telah membunuh lebih dari 1/2 juta anak setiap tahunnya di seluruh dunia.2,16PENCEGAHAN

Cara paling efektif untuk mencegah campak adalah melalui imunisasi. Imunisasi campak efektif untuk memberi kekebalan terhadap penyakit campak sampai seumur hidup. Penyakit campak yang disebabkan oleh virus yang ganas ini dapat dicegah jika seseorang mendapatkan imunisasi campak, minimal dua kali yakni semasa usia 6 59 bulan dan masa SD (6 12 tahun). Imunisasi campak berisi virus hidup yang telah dilemahkan. Virus lemah ini mampu merangsang sistem kekebalan tubuh kita untuk membuat antibodi yang dapat mencegah masuknya campak dalam tubuh kita, dan virus hidup ini tidak cukup kuat untuk membuat seseorang terjangkiti penyakit campak.

Strategi reduksi campak - Dalam Rangka mensukseskan Millennium Development Goal yang keempat (MDG 4) untuk mengurangi angka kematian balita antara tahun 1990 2015 maka dianjurkan bagi seluruh negara dimana penyakit angka kejadian campak masih tinggi dilakukan :

1. Pemberian dua dosis vaksin campak untuk seluruh anak dengan cara antara lain pemeriksaan dan pemberian rutin ataupun dengan kampanye seperti Pekan Imunisasi Nasional (PIN).

2. Surveilens, monitor, dan evaluasi yang efektif untuk memastikan efek samping dari pemberian vaksin dan peraturan serta strategi penyesuaian.

3. Tanggapan cepat pada wabah campak.

Penatalaksanaan kasus campak yang efektif misalnya, pemberian suplemen vitamin A, antibiotika apabila diperlukan dan perawatan suportif yang dapat mencegah komplikasi.2,16, Jadwal Imunisasi Campak

Jadwal imunisasi campak yaitu diberikan pada bayi berumur 9-11 bulan sebanyak satu kali pemberian. Cara Pemberian dan Dosis

Cara pemberian vaksinasi campak yaitu dengan cara suntikan diberikan pada lengan kiri atas secara subkutan dengan dosis 0,5 cc.

BAB IIIPENUTUP

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit tersebut. Imunisasi yang berkaitan dengan upaya penurunan kematian bayi diantaranya adalah pemberian imunisasi campak yang diberikan pada bayi yang berumur antara 9 11 bulanTujuan imunisasi ini adalah memberi kekebalan terhadap penyakit campak sampai seumur hidup . Pemberian imunisasi campak tersebut dapat dilakukan di tempat pelayanan kesehatan seperti puskesmas, posyandu, rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya.

Kurangnya cakupan program imunisasi campak dikarenakan pengetahuan dan sikap ibu si bayi yang masih kurang tentang manfaat imunisasi. Cara untuk memberikan pemahaman kepada ibu si bayi tentang imunisasi campak dan gambaran penyakit campak dan komplikasinya dengan kegiatan promotif dari puskesmas berupa sosialisasi Door to Door. Kegiatan penyuluhan tersebut hendaknya mendapat dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak kesehatan yang terkait dan juga berbagai elemen masyarakat agar dapat memberikan hasil yang optimal.DAFTAR PUSTAKA

1. Maldonado, Y., 1996, Measles, in Nelson (Ed.), Textbook of Pediatrics, 15th edition. WB Sounders Company, Philadelphia. 868-870.2. Cegah Campak : Media Melawan Bahaya Campak. Februari 2007. Available from:URL:HYPERLINKhttp://www.ontrackmedia.or.id/campak/contohartikel/Modul%20campak%20media%20melawan%20bahaya%20campak.pdf. Diakses pada tanggal 20 Februari 2012.

3. Achmadi, U. F. 2008. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah, Seri Desentralisasi Kesehatan Masyarakat. UI Press. Jakarta.

4. 30.000 Anak-anak meninggal Setiap Tahun Akibat Campak. Suku Dinas Pelayanan Walikotamadya Jakarta Utara. Available from: URL: HYPERLINK http://yankes-utara.jakarta.go.id/berita.php?bid=96. Diakses pada tanggal 20 Februari 2012.

5. MCC Indonesia/Immunization Project. Buku Acuan Pelatihan Peningkatan Cakupan dan Mutu Pelayanan Imunisasi di Puskesmas. Jakarta: Departemen Kesehatan Indonesia, Oktober 2007.

6. Kemkes Tergetkan Tahun 2014 Seluruh Desa/Kelurahan 100% UCI. Departemen Kesehatan Indonesia. Jakarta: 2012. Available from URL: HYPERLINK http://depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1106-kemkes-tergetkan-tahun-2014-seluruh-desakelurahan-100-uci.html. Diakses pada tanggal 20 Februari 2012.7. Sedyaningsih ER, Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2010-2014.Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2010.

8. Program Penyelenggaraan Imunisasi. 2005. Available from: URL: HYPERLINK http://125.160.76.194/peraturan/Himp.%20Cetak%2006/Cetak%20Himp.%20Jilid%20IV/Imunisasi/Lampiran%20Kepmenkes%20Imunisasi.pdf. Diakses pada tanggal , 03 Maret 2012.

9. Imunisasi Anak. April, 2006. Available from: URL: HYPERLINK http://www.prodia.co.id/files/smartliving/Edisi2/14.%20SL%20Edisi%202%20(Sehat%20Anak).pdf. Diakses pada tanggal 3 Maret 2012.

10. Hadinegoro SR, Pusponegoro HD & SoedjatmikoPanduan Imunisasi Anak.Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2011.

11. Tunnur K, Maeta M. Isu Mutakhir Imunisasi. 11 Desember 2007. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hassanudin Bagian Epidemiologi. Available from: URL: HYPERLINK http://ridwanamiruddin.wordpress.com/2007/12/11/isu-mutakhir-imunisasi/. Diakses pada tanggal 03 Maret 2012.

12. Program Imunisasi dan Permasalahannya di Indonesia. 1990. Available from: URL: HYPERLINK http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_065_imunisasi_(i).pdf. Diakses pada tanggal 04 Maret 2012.

13. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta, 2005

14. Vaksin Campak Kering. [monograph on the Internet]. 2010 [cited 2012 Mar 5]. Available from: Pemerintah Kota Tasikmalaya, Dinas Kesehatan Web site:

15. Modul Pelatihan Tenaga Pelaksana Imunisasi Puskesmas. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006.

Gambar 2.1

Measless Virus

Gambar 2.2

Ruam Kemerahan di Wajah dan Mukosa mulut

Gambar 2.3

Bagan Patogenesis Campak