upaya meningkatkan keberanian berpendapat siswa …

145
i UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) GLOBALISASI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN ARENDS 1998 DI KELAS 4-D SDI HARAPAN IBU Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Aldi Renaldy NIM 1112018300048 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439H/2018M

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

i

UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA

PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

(PKN) GLOBALISASI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN ARENDS 1998

DI KELAS 4-D SDI HARAPAN IBU

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Aldi Renaldy

NIM 1112018300048

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439H/2018M

Page 2: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

ii

Page 3: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

iii

Page 4: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

iv

Page 5: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

v

Page 6: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

vi

ABSTRAK

Upaya Meningkatkan Keberanian Berpendapat Siswa Pada Mata Pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Globalisasi Dengan Menggunakan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends 1998 di Kelas 4-D

SDI Harapan Ibu

Kata Kunci : Pembelajaran Kooperatif, Time Token Arends 1998, dan Keberanian

Berpendapat

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keberanian berpendapat

pada mata pelajaran PKn (Globalisasi) menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe time token arends 1998 di kelas 4-D SDI Harapan Ibu. Penelitian

ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan 4 tahapan :

perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini terdiri dari dua

siklus yang terdapat dua pertemuan pada setiap siklusnya. Data penelitian berupa

hasil observasi keberanian berpendapat siswa diperoleh melalui lembar

pengamatan yang diisi oleh setiap observer pada tahap pelaksanaan setiap

pertemuan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Time Token Arends 1998 dapat

meningkatkan keberanian berpendapat siswa pada siklus I sebesar 44,30% dengan

kategori “cukup”. Pada siklus II meningkat menjadi 76,54% dengan kategori

“Baik”. Peningkatan keberanian berpendapat siswa pada pelajaran PKn

Globalisasi dari siklus I ke siklus II sebesar 32,24%. Dari paparan di atas dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe time token arends 1998 dapat

meningkatkan keberanian berpendapat siswa pada mata pelajaran PKn Globalisasi

di kelas 4-D SDI Harapan Ibu Pondok Pinang, Jakarta Selatan.

Pada penelitian tindakan ini, keberanian berpendapat siswa dapat

meningkat dengan diterapkannya langkah-langkah yang terdapat pada model

pembelajaran kooperatif tipe time token arends1998 diantaranya dengan belajar

secara berkelompok, memberikan pujian dan motivasi, memberikan reward dan

punishment, serta memberikan kupon bicara (token). Siswa juga terasah

keberaniannya untuk menyampaikan pendapatnya, bertanya, dan menjawab

pertanyaan.

ALDI RENALDY (PGMI)

Page 7: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

vii

ABSTRACT

Improving student’s dare to speak up in civic education (globalization)

through the cooperative learning type time token arends 1998 of 4-d class,

Harapan Ibu Islamic Elementary School

Keywords: Cooperative Learning, Time Token Arends 1998, Dare to Speak Up

This study aims to improve student’s dare to speak up up in civic

education (globalization) through the cooperative learning type time token arends

1998 of 4-d class, Harapan Ibu Islamic Elementary School. The design of this

study was Classroom Action Research (CAR) through four stages : planning,

implementation, observation, and reflection. The study consisted of two cycles

consisting of two meetings in each cycle. The research data in the observating

sheets filled by observer in every meetings.

The result showed that time token arends 1998 can increase student’s dare

to speak up in civic education in the first cycle of 44,30% tothe category of

“sufficient”. In the second cycle increades to 76,54% to the category of “good”.

Increasing studen’s dare to speak up in civic education from the first cycle to the

second cycle of 32,23%. From the description above it can be concluded that the

cooperative learning model time token arends 1998 may increase the student’s

dare to speak up in civic education(globalization) in 4D class of Harapan Ibu

Islamic Elementary School Pondok Pinang, South of Jakarta.

In this action research, student’s dare to speak up can be increased with

the imlementation of the measures contained in the cooperative learning model

time token arends 1998 gave learning by groups, teacher praise and motivation,

reward and punishment, and gave them talking card (token). Students can improve

the dare to speak up, asking questions, and anwered the questions.

ALDI RENALDY (PGMI)

Page 8: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

viii

MOTTO

Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat

suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya

ia dengan kemajuan selangkah pun

(Ir.Soekarno)

Page 9: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

ix

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk :

o Ibu dan Ayah ku tersayang, yang sangat kusayangi dan segalanya bagiku,

dan mereka sangat menyayangiku sepanjang masa.

o Abangku , yang selalu memberikan dukungan dengan kasih sayang dan

perhatiannya, Hidayatullah.

Page 10: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang Maha

Pengasih dan Penyayang, yang telah memberikan nikmat rahmat kepada hamba-

Nya. Berkat rahmat, taufik, dan inayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi

Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya, dan semoga sampai kepada

umatnya yang senantiasa mengikuti ajarannya hingga akhir zaman. Amin.

Karya tulis yang berjudul “Upaya Meningkatkan Keberanian Berpendapat

Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Globalisasi

Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token

Arends 1998 di Kelas 4-D SDI Harapan Ibu”, merupakan skripsi yang diajukan

kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (S.Pd.).

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi

ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, meskipun waktu, tenaga, dan biaya telah

diupayakan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis miliki demi

terselesaikannya skripsi ini. Namun, kiranya penelitian yang tertuang dalam

skripsi ini dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca

umumnya.

Selama proses penulisan skripsi penulis banyak mendapatkan bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan

rasa terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A.

2. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. Khalimi, M.Ag.

3. Dosen pembimbing skripsi, Asep Ediana Latip, M.Pd., dan Drs. H. Dja’far

Sanusi,MA., yang juga telah bersedia meluangkan waktunya untuk

memberikan arahan, bimbingan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang

telah memberikan ilmunya sehingga penulis mampu mnyelesaikan

perkuliahan ini dengan baik.

5. Kepala sekolah SDI Harapan Ibu, Drs.H. Mahmudi yang telah mengizinkan

penulis melakukan penelitian di sekolah yang beliau pimpin.

Page 11: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

xi

Page 12: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

xii

Daftar Isi

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................. v

ABSTRAK ................................................................................................ vi

ABSTRACT ................................................................................................ vii

MOTTO ................................................................................................ viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ix

KATA PENGANTAR ...................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ................................................... 6

C. Pembatasan Fokus Penelitian .................................................................. 7

D. Perumusan Masalah Penelitian ................................................................ 7

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN....................................................... ................... 9

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti ............................................. 9

1. Pembelajaran PKn (Globalisasi) di MI/SD ........................................ 9

a. Hakikat Pembelajaran .................................................................. 9

Page 13: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

xiii

b. Hakikat PKn di MI/SD ................................................................ 10

c. Hakikat Pembelajaran PKn di MI/SD ......................................... 12

d. Karakteristik Pembelajaran PKn di MI/SD ................................. 13

e. Tujuan Pembelajaran PKn di MI/SD ........................................... 15

f. Ruang Lingkup Pembelajaran PKn (Globalisasi) di MI/SD ....... 18

g. Globalisasi ................................................................................... 19

2. Hakikat Keberanian Berpendapat ....................................................... 22

a. Hakikat Keberanian ..................................................................... 22

b. Hakikat Berpendapat ................................................................... 23

c. Keberanian Berpendapat dalam Proses Pembelajaran PKn MI/SD 27

d. Indikator Keberanian Berpendapat .............................................. 29

e. Faktor-faktor yang mengembangkan Keberanian Berpendapat

Siswa............................................................................................ 31

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends 1998 ....... 32

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ............................... 32

b. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ............................ 34

c. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends

1998 ............................................................................................. 35

d. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token

Arends 1998 ................................................................................. 36

e. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Time Token Arends 1998 .......................................................... 36

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................. 37

C. Hipotesis Tindakan .................................................................................. 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 40

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 40

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian .............................. 40

C. Subjek Penelitian ..................................................................................... 43

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ............................................. 44

E. Tahapan Intervensi Tindakan .................................................................. 44

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ........................................... 45

G. Data dan Sumber Data ............................................................................. 45

H. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................. 46

I. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 47

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ...................................................... 51

K. Analisis Data dan Interpretasi Data ......................................................... 52

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ................................................... 54

BAB IV DESKRIPSI,ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN ................ 55

Page 14: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

xiv

A. Deskripsi Data ......................................................................................... 55

1. Penelitian Pendahuluan .................................................................... 55

2. Penelitian Siklus I............................................................................. 56

a. Perencanaan................................................................................. 56

b. Pelaksanaan ................................................................................. 56

c. Observasi ..................................................................................... 60

d. Refleksi ....................................................................................... 69

3. Penelitian Siklus II ........................................................................... 71

a. Perencanaan............................................................................... 71

b. Pelaksanaan ............................................................................... 71

c. Observasi ................................................................................... 75

d. Refleksi ..................................................................................... 84

B. Analisis Data ........................................................................................... 85

C. Pembahasan ............................................................................................. 92

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI,DAN SARAN-SARAN ..................... 96

A. Kesimpulan ............................................................................................ 96

B. Implikasi ................................................................................................ 97

C. Saran-Saran ............................................................................................. 97

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 99

LEMBAR UJI REFERENSI ........................................................................... 101

LAMPIRAN ................................................................................................ 106

Page 15: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ruang lingkup PKn MISD Kelas IV Semester II .................. 18

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian .................................................... 40

Tabel 3.2 Rencana dan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ................ 44

Tabel 3.3 Petunjuk Wawancara Responden Siswa ................................ 47

Tabel 3.4 Petunjuk Wawancara Responden Guru ................................. 48

Tabel 3.5 Kisi-kisi Keberanian Berpendapat ......................................... 50

Tabel 3.6 Skor, Predikat, dan Pemenuhan Persyaratan ......................... 50

Tabel 3.7 Konversi Nilai ........................................................................ 52

Tabel 3.8 Analisis Data .......................................................................... 53

Tabel 4.1 Rekapitulasi Skor Observasi Keberanian Berpendapat Siklus 1

Pertemuan 1 ........................................................................... 61

Tabel 4.2 Rekapitulasi Skor Observasi Keberanian Berpendapat Siklus 1

Pertemuan 2 ........................................................................... 62

Tabel 4.3 Rata-rata Observasi Keberanian Berpendapat Siklus I .......... 63

Tabel 4.4 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ........................... 63

Tabel 4.5 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru ......................... 65

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Catatan Lapangan Siklus I Pertemuan I ... 66

Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Catatan Lapangna Siklus I Pertemuan 2 .. 67

Tabel 4.8 Hasil WawancaraSetelah Tindakan Siklus I .......................... 68

Tabel 4.9 Tindakan Perbaikan pada Siklus I ......................................... 69

Tabel 4.10 Rekapitulasi Skor Observasi Keberanian Berpendapat Siklus II

Pertemuan 1 ........................................................................... 76

Tabel 4.11 Rekapitulasi Skor Observasi Keberanian Berpendapat Siklus II

Pertemuan 2 ........................................................................... 77

Page 16: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

xvi

Tabel 4.12 Rata-rata Observasi Keberanian Berpendapat Siklus II ........ 78

Tabel 4.13 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ........................... 78

Tabel 4.14 Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru ......................... 80

Tabel 4.15 Hasil Pengamatan Catatan Lapangan Siklus II Pertemuan I . 81

Tabel 4.16 Hasil Pengamatan Catatan Lapangna Siklus I Pertemuan 2 .. 82

Tabel 4.17 Hasil WawancaraSetelah Tindakan Siklus II ......................... 83

Tabel 4.18 Rata-rata Observasi Keberanian Berpendapat Siklus I dan II 86

Tabel 4.19 Rata-rata Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan II . 88

Tabel 4.20 Rata-rata Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I dan II 90

Page 17: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kemmis dan McTaggart ........... 41

Gambar 3.2 Skema PTK Menggunakan Model Pembelajaran Time Token

Arends 1998 ........................................................................... 43

Gambar 4.1 Diagram Persentase Keberanian Berpendapat Siswa pada Siklus

I dan II .................................................................................... 87

Gambar 4.2 Diagram Persentase Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I dan II

................................................................................................ 89

Gambar 4.3 Diagram Persentase Aktivitas Mengajar Guru Siklus I dan II 91

Page 18: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I .............. 106

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II .............. 115

Lampiran 22 Surat Permohonan Validasi Instrumen .................................. 124

Lampiran 27 Transkip Video Kegiatan Pembelajaran ................................ 125

Lampiran 28 Surat Keterangan Penelitian .................................................. 126

Lampiran 29 Biodata Penulis ...................................................................... 127

Page 19: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran yang tepat berkenaan dengan pemahaman siswa adalah

pembelajaran tentang lingkungan sekitar, tentang masyarakat, tentang apa yang

sedang dihadapi di lingkungan nyata siswa itu sendiri, yang meliputi ragam

bahasan sosial. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tepat menjadi

pembelajaran yang mudah dipahami siswa, karena seputar materi di dalamnya

berkaitan dengan lingkungan sosial siswa yang dikemas di dalam pemahaman

NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). PKn ini mengajarkan siswa untuk

terlibat dengan lingkungan kewarganegaraannya, tepatnya di bidang demokrasi

dan globalisasi baik dalam lingkup kecil sampai besar.

Pendidikan di Indonesia dihadapkan pada berbagai persoalan dan situasi

global yang berkembang cepat setiap waktu, baik yang bermuatan positif maupun

negatif atau bertentangan dengan kepribadian bangsa Indonesia.1 Yang

dikhawatirkan adalah pengaruh negatif terhadap siswa tentang penyimpangan

norma-norma yang hadir terbawa arus globalisasi (seperti dalam hal busana, gaya

hidup, pergaulan, ekonomi maupun agama).

Di sinilah peran pendidikan, yang di dalamnya ada aktivitas belajar dan

mengajar harus mampu membentuk peserta didik dalam proses pengembangan

diri, yaitu pengembangan semua potensi, kemampuan, kecakapan, dan karakter

kepribadiannya ke arah nilai-nilai positif. Pendidikan di era global ternyata bukan

sekedar memberikan pengetahuan, akan tetapi pendidikan juga berfungsi untuk

mengembangkan karakter dan kepribadian serta mental peserta didik secara

potensial dan aktual.2

Menurut Zamroni, pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang

bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak

1 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Kencana,

2013), h. 230. 2 Suswandari dan Toto Hastiartono, Inovasi Pembelajaran IPS Berbasis Karakter (Jakarta:

Mitra Abadi,2014), h. 3.

Page 20: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

2

demokratis.3 Sejalan dengan paradigma Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

sebagai wahana pengembangan warga negara yang demokratis, maka menuntut

pula proses membelajarkan siswanya atau pembelajarannya dilakukan secara

demokratis pula melalui suatu pendidikan yang dialogial berdasarkan hasil

pemikiran kritis siswa.

Dalam pembelajaran demokratis, siswa sebagai subjek belajar dapat

memaksimalkan inisiatif, pemikiran, gagasan, ide, kreatifitas, dan karya. Secara

singkat, menurut Diknas pembelajaran yang demokratis merupakan proses

pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi, yaitu:

a. penghargaan terhadap kemampuan,

b. menjunjung keadilan, dan

c. menerapkan persamaan kesempatan, dan memperhatikan keragaman peserta

didik.4

Menurut penelitian Udin S Winataputra, mengidentifikasi adanya butir-

butir dari komponen keterampilan/kecakapan kewarganegaraan. Butir-butir

kecakapan kewarganegaraan yang disajikan ini dapat dipakai sebagai rujukan bagi

materi mata pelajaran PKn baik di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi di

Indonesia. Di antara banyak butir-butir keterampilan, ada dua buah komponen

yang menjadi dasar peneliti dalam penelitian ini yaitu di butir (a) kemampuan

berkomunikasi secara argumentatif dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar

atas dasar tanggung jawab sosial. Dan (b) kemampuan berusaha untuk

meningkatkan kemampuan pribadi dan kegiatan sosial budaya dengan kesadaran

untuk berbuat lebih baik.5

Berdasarkan hal tersebut, strategi yang tepat untuk memberitahukan anak

tentang sikap dan dampak dari globalisasi adalah dengan saling mengungkapkan

pendapat. Bahwa sebenarnya siswa sangat sulit mengungkapkan pendapatnya di

dalam kelas. Ada banyak alasan dan faktor yang mempengaruhinya seperti takut

salah dan tidak adanya ruang untuk berpendapat. Berbicara tentang keberanian

3 Susanto, op. cit., h. 226.

4 Winarno, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Isi, Strategi, dan Penilaian

(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014), h. 89. 5 Ibid., h.161.

Page 21: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

3

berpendapat siswa, ternyata pada perkembangan anak memang harus diterapkan

tentang keberanian berpendapat sebab hal itu akan berpengaruh sampai ia dewasa.

Mulai dari sekarang, kita harus sungguh-sungguh memikirkan untuk

membiasakan anak didik dan masyarakat pada umumnya kepada perbedaan

pendapat.6

Anak-anak pada dasarnya adalah kreatif. Mereka memiliki ciri-ciri yang

oleh para ahli sering digolongkan sebagai ciri-ciri individu yang kreatif, rasa ingin

tahu, senang bertanya, imajinasi yang tinggi, minat yang luas, bebas dalam

berpikir, senang akan hal-hal yang baru, dan sebagainya. Namun sering dikatakan

bahwa begitu masuk ke sekolah, kreatifitas anakpun menurun. Bahan-bahan

pelajaran di sekolah, hendaknya tidak sekedar menuntut anak untuk memberikan

satu-satunya jawaban yang benar menurut guru saja. Kepada mereka tetaplah

perlu diberi kesempatan untuk mengembangkan imajinasinya secara ‘liar’, dengan

menerima dan menghargai adanya alternatif jawaban yang kreatif.7

Namun, berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti

terhadap guru di kelas 4-D SDI Harapan Ibu, keberanian siswa dalam proses

KBM masih sangat rendah. Masih banyak siswa yang tidak berkontribusi dalam

proses Kegiatan Belajar Mengajar, terutama dalam menyampaikan pendapatnya.

Guru dalam kegiatan pembelajaran masih menerapkan pendekatan teacher

centered. Pembelajaran ini seringkali diterapkan oleh guru dengan alasan bahwa

pembelajaran ini yang paling praktis dan tidak menyita waktu yang banyak yang

mengakibatkan sedikitnya tuntutan aktifitas belajar siswa. Bahkan dalam

mengajar, guru hanya meminta siswa untuk menggarisbawahi kata-kata yang

penting, yang pada akhirnya semua materi yang dipelajari hanya dipenuhi oleh

garis-garis yang tentunya membuat siswa malas dan bosan untuk membacanya.

Siswa banyak yang memperhatikan guru namun ketika ditanya atau diminta untuk

mengerjakan di depan kelas siswa hanya diam dan malu. Ketika melakukan

6 Abdul Rozak, dkk, Buku Suplemen Pendidikan Kewargaan (civic education) (Jakarta:

Prenada Media,2004), h. 208. 7 Seto Mulyadi,”Pembelajaran Berbasis Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD”,Jurnal

Studium General Prodi PGMI FITK UIN Jakarta, Jakarta, 16 September 2015, h.3.

Page 22: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

4

diskusi, hanya beberapa anggota saja yang aktif dalam berdiskusi, bertanya,

menjawab, menanggapi, dan memberikan pendapatnya.

Selain itu, berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap

siswa didapatkan beberapa informasi yang menjadi penyebab rendahnya

keberanian siswa dalam berpendapat,yaitu : 1) beberapa siswa menyatakan

pembelajaran PKn yang terkadang membosankan,2) pelajaran PKn terasa sulit

karena proses pembelajarannya mempunyai banyak materi dan penuh dengan

hapalan, 3) metode yang digunakan kurang variatif sehingga siswa kurang

mendapatkan kesempatan untuk menyatakan pendapatnya,dan 4) penggunaan

media yang cenderung monoton yang selalu menggunakan peta konsep dan

gambar yang menyebabkan kurangnya stimulus bagi siswa untuk menyatakan

pendapatnya.

Hal ini sesuai dengan penelitian Solihatin Raharjo (2007), menyebutkan

bahwa dalam pembelajaran di SD saat ini, guru masih menganggap siswa sebagai

objek, bukan sebagai subjek dalam pembelajaran, sehingga guru dalam proses

pembelajaran masih mendominasi aktivitas belajar. Selanjutnya, Solihatin

menyebutkan kelemahan-kelemahan di lapangan, antara lain a) model

pembelajaran konvensional/ceramah, b) siswa hanya dijadikan objek

pembelajaran, c) pembelajaran yang berlangsung cenderung tidak melibatkan

perkembangan pengetahuan siswa, karena guru selalu mendominasi pembelajaran

(teacher centered), d) pembelajaran bersifat hapalan semata sehingga kurang

bergairah dalam belajar, dan e) dalam proses pembelajaran proses interaksi searah

hanya dari guru ke siswa.8

Hal tersebut dipertegas kembali oleh Susanto (2013), yang menyatakan

bahwa pelajaran PKn hanya menjadi “pelajaran hapalan” saja. Pembelajaran PKn

8 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Kencana,

2013), h. 93.

Page 23: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

5

yang secara paradigmatis sarat dengan muatan afektif namun dilaksanakan secara

kognitif.9

Oleh karena itu, peneliti mencoba membuat suatu penelitian tindakan

kelas dengan judul “upaya meningkatkan keberanian berpendapat siswa pada

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Globalisasi dengan

menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends 1998

di kelas 4-D SDI Harapan Ibu“. Diharapkan model ini dapat meningkatkan

keberanian berpendapat siswa.

Dengan melihat ketidakberanian siswa dalam mengungkapkan

pendapatnya, peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe “ Time

Token Arends 1998” sebagai sebuah solusi agar siswa mau, tertarik, dan berani

berpendapat pada pelajaran PKn yang peneliti berikan ini. Upaya ini peneliti

lakukan sebagai cara untuk mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa

dapat berpartisipasi, aktif, kreatif dalam mengemukakan pendapat dan materi

yang disampaikan.

Model pembelajaran ini berlangsung selama kegiatan proses pembelajaran.

Tujuan dari model pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan aktifitas dan

keberanian berpendapat anak. Pada tahap tindakannya, peneliti menggunakan

teknik diskusi di mana dalam berdiskusi dituntut keaktifan siswa untuk

mengutarakan pendapat secara logis dan kreatif dalam membahas suatu obyek

tertentu. Hal ini sejalan dengan karakteristik model pembelajaran kooperatif tipe

time token arends 1998 yang di dalam proses pembelajarannya dilakukan dengan

berdiskusi.

Parera (1984) menjelaskan berpendapat merupakan aspek utama dalam

berdiskusi. Dan diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi.

Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu

9 Ibid., h. 230.

Page 24: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

6

secara bersama-sama.10

Sebelum berdiskusi, guru memberikan siswa masing–

masing kupon bicara dengan waktu ±30 detik yang akan digunakan siswa sebagai

alat untuk memberikan pendapatnya.

Setiap siswa diberikan nilai sesuai jumlah waktu bicaranya. Setiap siswa

wajib menggunakan kupon bicaranya, jika kupon habis maka siswa tidak

diperbolehkan berbicara. Model Pembelajaran ini juga menghindari siswa yang

over pendominasi bicara dengan yang monoton atau diam sama sekali. Jadi model

ini membantu guru dalam meningkatkan keberanian siwa mengungkapkan

pendapat setelah guru bertanya seputar materi.

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Dari kenyataan di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah–masalah dalam

pembelajaran, antara lain :

1. Kurangnya pemahaman siswa terhadap pelajaran PKn.

2. Rendahnya keberanian siswa untuk berpendapat di dalam kelas.

3. Siswa kurang mendapatkan pengalaman belajar secara langsung karena

model pembelajaran yang diterapkan lebih didominasi guru.

4. Kurang disediakannya kesempatan untuk berpendapat di kelas.

5. Guru seringkali menggunakan pendekatan teacher centered dalam proses

KBM serta menggunakan model pembelajaran yang kurang variatif.

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Pembatasan Masalah diperlukan agar penelitian lebih efektif, efisien, dan

terarah. Adapun hal-hal yang membatasi dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

10

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2009), h. 152.

Page 25: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

7

a. Penelitian ini difokuskan pada upaya meningkatkan pemahaman siswa pada

pelajaran PKn Globalisasi dalam rangka meningkatkan keberanian

berpendapat siswa.

b. Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas 4-D SD Islam Harapan Ibu,

Semester II Tahun pelajaran 2015/2016 pada Pelajaran PKn materi

Globalisasi KD 4.1 memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di

lingkungannya.

D. Perumusan Masalah Penelitian

Bagaimana peningkatan keberanian berpendapat siswa pada mata

pelajaran PKn (Globalisasi) dengan menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Time Token Arends 1998 di kelas 4-D SDI Harapan Ibu ?

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keberanian berpendapat

siswa pada mata pelajaran PKn (Globalisasi) dengan menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends 1998 di kelas 4-D SDI

Harapan Ibu. Adapun kegunaan penelitian ini sebagai berikut :

1. Teoritis, yaitu untuk dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya

kajian mengenai pentingnya pembelajaran PKn (Globalisasi) untuk meningkatkan

keberanian berpendapat siswa dengan menggunakan model pembelajaran Time

Token Arends 1998

2. Praktis

a. Untuk seorang guru, penelitian ini sebagai cara tersendiri untuk melihat dan

meningkatkan perkembangan maupun kekurangan dari siswa ataupun objek

yang ia teliti dan memecahkan masalahnya dengan melihat keadaan yang

sebenarnya.

b. Untuk siswa, dapat meningkatkan proses dan hasil belajar terutama

meningkatkan kemampuan berpendapat dan berinteraksi.

Page 26: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

8

c. Untuk sekolah, membantu meningkatkan mutu sekolah tersebut dan

meningkatkan kualitas sekolah.

d. Bagi Peneliti, sebagai pengembangan penelitian dalam pembelajaran PKn

dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends

1998.

e. Dapat menjadi acuan pembelajaran bagi guru, pembaca, dan menjadikan ilmu

baru untuk kita semua.

Page 27: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

9

BAB II

KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti

1. Pembelajaran PKn (Globalisasi) di MI/SD

a. Hakikat Pembelajaran

Hilgard (1962) dalam Suyono dan Hariyanto (2011)

mendefinisikan belajar adalah suatu proses dimana suatu perilaku muncul

atau berubah karena adanya respon terhadap suatu situasi. Gagne (1984)

juga menyatakan bahwa belajar adalah sebuah proses perubahan tingkah

laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia, seperti sikap,

minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya, yaitu peningkatan

kemampuan untuk melakukan berbagai jenis kinerja.11

Hakikat dari belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada

beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar.

(1) perubahan yang terjadi secara sadar, (2) perubahan dalam belajar

bersifat fungsional, (3) perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif,

(4) perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, (5) perubahan

dalam belajar bertujuan dan terarah, dan (6) perubahan mencakup seluruh

aspek tingkah laku.12

Menururt Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

Tahun 2003, Pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi antar

peserta didik, antara peserta didik dengan tenaga pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut pengertian ini,

pembelajaran merupakan bantuan yang yang diberikan pendidik agar

terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan,

11

Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 12.

12 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), h. 15.

Page 28: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

10

kemahiran, dan tabiat, serta pembentukan sikap dan keyakinan pada

peserta didik.13

Dalam konsep pembelajaran, Bruner membedakan antara teori

pembelajaran dengan teori belajar. Dalam hal ini pembelajaran semakna

dengan pengajaran. Menurut Bruner, teori pembelajaran adalah

preskriptif dan teori belajar adalah deskriptif. Dikatakan preskriptif,

karena tujuan utama teori pembelajaran adalah menerapkan metode yang

optimal, sedangkan dikatakan deskriptif karena tujuan utama teori belajar

adalah menjelaskan proses belajar. Teori pembelajaran menaruh

perhatian pada bagaimana seseorang (guru) memengaruhi orang lain agar

terjadi proses belajar. Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan di

antara variabel yang menentukan hasil belajar.14

Dari sejumlah pengertian belajar dan pembelajaran yang telah

diuraikan, ada kata yang sangat penting untuk kita cermati, yakni kata

“perubahan”. Oleh karena itu, seseorang yang melakukan aktivitas

pembelajaran dan diakhir aktivitasnya itu telah memperoleh perubahan

dalam dirinya dengan pemilikan pengalaman baru.

b. Hakikat PKn di MI/SD

Secara yuridis istilah Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia

termuat di dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Pasal 39 undang-undang tersebut menyatakan

bahwa di setiap jenis jalur, dan jenjang pendidikan wajib memuat

Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan

Kewarganegaraan. Selanjutnya dikemukakan bahwa kurikulum dan isi

pendidikan yang memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, dan

Pendidikan Kewarganegaraan terus ditingkatkan dan dikembangkan di

semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan.

13

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 19.

14 Suyono, Op. Cit., h. 28.

Page 29: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

11

Rumusan yuridis berikutnya tertuang dalam Undang-Undang No.

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai pengganti

UUSPN No. 2 Tahun 1989. Pada Pasal 37 ayat (1) dan (2) UUSPN No.

20 Tahun 2003 dinyatakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan

menengah wajib memuat:

1) pendidikan agama;

2) pendidikan kewarganegaraan;

3) bahasa;

4) matematika;

5) ilmu pengetahuan alam;

6) ilmu pengetahuan sosial;

7) seni dan budaya;

8) pendidikan jasmani dan olahraga;

9) keterampilan/kejuruan;

10) muatan lokal.15

Menurut Mansoer, pendidikan kewarganegaraan di Indonesia

merupakan pendidikan kebangsaan dan kewarganegaraan yang

berhadapan dengan keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia,

demokrasi, HAM, dan cita-cita untuk mewujudkan masyarakat madani

Indonesia dengan menggunakan filsafat pancasila sebagai pisau

analisisnya.16

Berdasarkan teori-teori di atas, PKn merupakan pelajaran wajib

yang dimuat dalam setiap jenjang pendidikan di Indonesia. PKn di

MI/SD merupakan mata pelajaran yang bersifat mendasar karena

pendidikan di sekolah dasar berfungsi sebagai peletakan dasar-dasar

keilmuan dan membantu mengoptimalkan perkembangan anak sebagai

warga negara Indonesia. PKn di MI/SD terus ditingkatkan dan

dikembangkan di semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan.

15

Winarno, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Isi, Strategi, dan Penilaian (Jakarta:PT.Bumi Aksara,2014), h.13.

16 Muhamad Erwin, Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia, (Bandung: PT

Refika Aditama, 2013), h. 3.

Page 30: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

12

c. Hakikat Pembelajaran PKn di MI/SD

Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar dimaksudkan sebagai suatu

proses belajar mengajar dalam rangka membantu peserta didik agar dapat

belajar dengan baik dan membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam

membentuk karakter bangsa yang diarahkan mengarah pada penciptaan

suatu masyarakat yang menempatkan demokrasi dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara yang berlandaskan pancasila, UUD, dan norma-

norma yang berlaku di masyarakat yang diselenggarakan selama enam

tahun.17

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki dan sejalan dengan

tiga fungsi pokok pendidikan kewarganegaraan sebagai wahana

pengembangan warga negara yang demokratis, yakni mengembangkan

kecerdasan warga negara (civic intellegence), membina tanggung jawab

warga negara (civic responsibility), dan mendorong partisipasi warga

negara (civic participation). Tiga kompetensi warga negara ini sejalan

pula dengan tiga komponen pendidikan kewarganegaraan yang baik,

yaitu pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan

kewarganegaraan (civic skills), dan karakter kewarganegaraan (civic

disposition). Warga negara yang memiliki pengetahuan kewarganegaraan

akan menjadi warga negara yang cerdas. Warga negara yang memiliki

keterampilan kewarganegaraan akan menjadi warga negara yang

partisipatif, sedangkan warga negara yang memiliki karakter

kewarganegaraan akan menjadi warga negara yang bertanggung jawab.18

Pendidikan kewarganegaraan di MI/SD memberikan pelajaran

pada siswa untuk memahami dan membiasakan dirinya dalam kehidupan

di sekolah atau di luar sekolah, karena materi PKn menekankan pada

pengamalan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari yang ditunjang

oleh pengetahuan dan pengertian sederhana sebagai bekal untuk

17

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 227.

18 Winarno, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Isi, Strategi, dan Penilaian

(Jakarta:PT.Bumi Aksara,2014), h.19.

Page 31: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

13

mengikuti pendidikan berikutnya. Selain itu, perlunya PKn diajarkan di

MI/SD ialah agar siswa sejak dini dapat memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara

Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter.19

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, pembelajaran PKn di

MI/SD merupakan proses yang sengaja dirancang dan dilakukan untuk

mengembangkan potensi individu dalam interaksi dengan lingkungannya.

Pembelajaran PKn di MI/SD juga dimaksudkan untuk membentuk siswa

yang memiliki karakter yang diarahkan mengarah pada penciptaan suatu

masyarakat yang demokratis sebagai bekal untuk menempuh pendidikan

di jenjang selanjutnya.

d. Karakteristik Pembelajaran PKn di MI/SD

PKn memiliki karakteristik yang hampir sama dengan IPS, namun

di kelas tinggi pada Sekolah Dasar (kelas 4-6 SD) kedua mata pelajaran

itu secara kurikuler bersifat terpisah (separated) namun secara internal

sama-sama menerapkan pendekatan terpadu atau “integrated” dengan

model pembelajaran yang berorientasi pada pengalaman dan dengan pola

pengorganisasian lingkungan meluas. PKn memiliki visi utama sebagai

pendidikan nilai dan moral demokrasi (democracy value and moral

education).

Untuk itu maka substansi kewarganegaraan di kelas tinggi dipilih

dan diorganisasikan secara teorkestrasi dengan menempatkan substansi

kewarganegaraan sebagai intinya. Tujuan akhir dari pendidikan

kewarganegaraan di kelas tinggi adalah tumbuh-kembangnya lebih lanjut

kesadaran, pengertian, tentang pentingnya kehidupan bermasyarakat

secara tertib dan damai serta mulai tumbuhnya tanggung jawab

kewarganegaraan atau “civic responsibility”. 20

19

Susanto, op. cit., h. 233. 20

Sapriya, dkk., Pengembangan Pendidikan IPS SD (Bandung: UPI Press, 2007), h. 215.

Page 32: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

14

Karakteristik kurikulum PKn adalah terjadinya artikulasi proses

belajar tentang, melalui proses, dan untuk menumbuhkan demokrasi

konstitusional Indonesia sesuai dengan UUD 1945, yang secara

konseptual diadaptasi dari konsep “learning about, trough, and for

democracy”. Oleh karena itu, secara umum PKn di sekolah dasar adalah

pengembangan kualitas warganegara secara utuh dalam aspek-aspek:

Kemelek-wacanaan kewarganegaraan (civic literacy),

komunikasi sosial kultural kewarganegaraan (civic engagement),

pemecahan masalah kewarganegaraan (civic skill and participation),

penalaran kewarganegaraan (civic knowledge),

dan partisipasi kewarganegaraan secara bertanggung jawab (civic

participation and civic responsibility).21

Penanaman nilai – nilai kewarganegaraan (civic values) melalui

dunia pendidikan agaknya semakin menemukan momentumnya dalam

transisi menuju demokrasi yang sedang berlangsung di Indonesia.22

Sebab, cara yang paling strategis untuk mengalami globalisasi

ialah menyelenggarakan pendidikan kewarganegaraan (PKn) di setiap

tingkatan sekolah khususnya sekolah dasar. Dalam konteks Indonesia,

sebuah negara yang sedang beranjak menuju demokrasi dan memasuki

arus globalisasi, pendidikan kewarganegaraan sangat penting diberikan

kepada warga masyarakat untuk memaknai dinamika perubahan sosial

yang berkembang di negeri ini, baik dalam tingkat lokal, nasional,

regional, dan global.

PKn memiliki ciri-ciri (1) materinya berupa pengetahuan dan

kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga negara

dengan negara dan materi Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN),

21

Ibid., h. 213. 22

Asykuri ibn Chamim, Pendidikan Kewararganegaraan Menuju Kehidupan yang Demokratis dan Berkeadaban (Yogyakarta: Diklilitbang dan LP3, 2010), h. 22.

Page 33: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

15

(2) bersifat interdisipliner, dan (3) bertujuan membentuk warga negara

yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.23

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

karakteristik pembelajaran PKn di MI/SD dimaksudkan sebagai suatu

proses belajar mengajar dalam rangka membantu peserta didik agar dapat

belajar dengan baik dan membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam

pembentukan karakter bangsa yang diharapkan mengarah pada

penciptaan masyarakat yang demokratis dan bersifat interdisipliner.

e. Tujuan Pembelajaran PKn di MI/SD

Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006, PKn sekolah memiliki

misi sebagai pendidikan kebangsaan Indonesia. Hal ini seperti tersirat

dari kalimat-kalimat sebagai berikut.

“Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta

didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan

konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.” “Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan

semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

1945, perlu ditingkatkan secara terus menerus untuk memberikan

pemahaman yang mendalam tentang Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Secara Historis, negara Indonesia telah diciptakan sebagai

Negara Kesatuan dengan bentuk Republik.” “Dalam

perkembangannya sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sampai dengan

penghujung abad ke-20, rakyat Indonesia telah mengalami berbagai

peristiwa yang mengancam keutuhan negara. Untuk itu diperlukan

pemahaman yang mendalam dan komitmen yang kuat serta konsisten

terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan pada

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Konstitusi Negara

Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh komponen

bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi

penerus.”24

Dari rumusan-rumusan dalam bagian pendahuluan tersebut secara

jelas mengamanatkan pentingnya peserta didik sebagai generasi muda

memiliki komitmen kuat terhadap negara kebangsaan modern Indonesia

23

Winarno, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Isi, Strategi, dan Penilaian (Jakarta:PT.Bumi Aksara,2014), h.13.

24 Permendiknas No. 22 Tahun 2006, Bagian Pendahuluan Bidang Studi PKn.

Page 34: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

16

serta prinsip dan semangat kebangsaan yang kuat dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara. Sikap dan komitmen kebangsaan itu dapat

ditumbuhkembangkan melalui mata pelajaran PKn.

PKn sekolah juga memiliki misi sebagai pendidikan politik

demokrasi di Indonesia. Hal itu tersirat kalimat-kalimat sebagai berikut.

“Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan otoriter yang

memasung hak-hak warga negara untuk menjalankan prinsip-prinsip

demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara.” Kehidupan yang demokratis dalam kehidupan sehari-

hari di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan, dan

organisasi-organisasi non-pemerintahan perlu dikenal, dipahami,

diinternalisasi, dan diterapkan demi terwujudnya pelaksanaan

prinsip-prinsip demokrasi. “Selain itu, perlu pula ditanamkan

kesadaran bela negara, penghargaan terhadap hak azasi manusia,

kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab

sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, serta sikap

dan perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.”25

Kehidupan demokrasi akan tumbuh kuat tidak hanya oleh bentuk

pemerintahan yang demokratis, tetapi juga didukung oleh kehidupan

demokratis dalam diri warga negara. Kehidupan yang demokratis ini

hanya bisa dilakukan melalui pendidikan yang mampu menanamkan dan

menyemaikan nilai-nilai demokrasi dalam diri setiap warga negara.

Pendidikan akan pentingnya demokrasi ini dapat dilakukan melalui

pelajaran PKn.

Tujuan Pembelajaran PKn di MI/SD adalah untuk membentuk

watak atau karakter warga negara yang baik. Menurut Mulyasa (2007),

tujuan PKn adalah:

1. Mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam

menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan.

2. Berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan

bertanggung jawab.

3. Bisa berkembang secara positif dan demokratis.26

25

Ibid. 26

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Prenada Media, 2013), h. 231.

Page 35: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

17

Sebagaimana dapat dibaca dalam tujuannya lebih jauh dinyatakan

bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD

bertujuan untuk “menanamkan sikap dan perilaku dalam kehidupan

sehari-hari yang didasarkan kepada nilai-nilai Pancasila baik secara

pribadi maupun sebagai anggota masyarakat, dan memberikan bekal

kemampuan untuk mengikuti pendidikan di SLTP”. Dari rumusan tujuan

tersebut tersimpul konsep ‘articulation”, Tyler (1949) dalam pengertian

bahwa materi yang diberikan di jenjang pendidikan yang lebih rendah

secara sinambung dikembangkan di jenjang pendidikan berikutnya.

Namun demikian di dalam praksis pembelajarannya ternyata misi

PKn tersebut tergelincir sebagai akibat dari proses pembelajaran yang

lebih terpusat kepada guru dan pendidikan nilai yang lebih terperangkap

oleh proses “value inculcation”. Dari situ dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran PKn yang ada selama ini secara konseptual masih belum

berhubungan, dalam pengertian tidak tercapai kesinambungan dan

keutuhan antara konsepsi tujuan dengan instrumentasi dan praksis

pedagogisnya. Salah satu penyebabnya adalah mungkin karena masih

dominannya guru dalam menerapkan konsepnya hanya menekankan

kepada proses latihan memorisasi guna mematangkan potensi fungsi-

fungsi dalam pikiran secara terpisah.27

Pembelajaran PKn di sekolah dasar memiliki berbagai macam

tujuan, akan tetapi tujuan yang mendasar adalah menanamkan sikap

empati, sosial, dan kultural pada tanah air, tetapi jika di lihat dari segi

materi pembelajaran, maka tujuan keduanya adalah untuk menungkatkan

dan melatih keberanian siswa di dalam berpendapat dalam era globalisasi

yang terjadi di kehidupan nyata masyarakat Indonesia. Banyak sekali

aspek yang dapat diterapkan di pembelajaran kewarganegaraan ini,

contohnya seperti aspek sosial, kulturalisme dan sebagainya, pendidikan

kewarganegaraan lebih membahas tentang kehidupan sosial yang

27

Budimansyah dan Suryadi, PKn dan Masyarakat Multikultural (Bandung: Prodi Pendidikan Kewarganegaraan UPI, 2008), h. 11.

Page 36: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

18

berlangsung di negaranya. Jadi, pembelajaran yang kekinian dan nyata

harus juga dengan tujuan yang nyata pula.

Itulah sebabnya pembelajaran kewarganegaraan diasumsikan untuk

sekolah dasar, agar para siswa lebih dini mengetahui seluk beluk

negaranya, dapat berfikir secara rasional sejak dini tentang permasalahan

yang ada di negaranya, bahkan membuat siswa belajar mencintai,

menjaga dan tidak apatis di dalam apa yang ada di negaranya.

f. Ruang Lingkup Pembelajaran PKn (Globalisasi) di MI/SD

Ruang lingkup bahan kajian PKN untuk SD/MI kelas IV semester

II (globalisasi) berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan Tahun

2006 sebagai berikut:28

Tabel 2.1: Ruang LingkupPKn MI/SD Kelas IV Semester II

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Indikator Pencapaian

Kompetensi

4. Menunjukkan

sikap terhadap

globalisasi di

lingkungannya.

4.1 Memberikan contoh

sederhana pengaruh

globalisasi di

lingkungannya.

a. Menceritakan proses

globalisasi.

b. Menyebutkan

pengaruh globalisasi

pada makanan,

permainan, dan

kebudayaan.

c. Menjelaskan sikap

terhadap pengaruh

globalisasi.

4.2 Mengidentifikasi

jenis budaya

Indonesia yang

pernah ditampilkan

dalam misi

kebudayaan

internasional.

d. Menjelaskan

globalisasi

kebudayaan.

4.3 Menentukan sikap

terhadap pengaruh

globalisasi yang

terjadi di

e. Menjelaskan sikap kita

terhadap globalisasi.

28

Kemendikbud RI, Perangkat Pembelajaran Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar KTSP SD, MI, dan SDLB (Jakarta: Kemendikbud RI, 2006)

Page 37: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

19

lingkungannya.

g. Globalisasi

Dalam arti yang luas, globalisasi sesungguhnya sudah

berlangsung cukup lama, karena jika dilihat dari konteks historis,

hubungan antar-bangsa sudah dimulai sejak berabad-abad yang lalu

melalui hubungan dagang antar-bangsa, penyebaran agama-agama,

dan transformasi ilmu pengetahuan (melalui hubungan guru dengan

murid dari berbagai bangsa). Dengan demikian, globalisasi dalam arti

yang luas sesungguhnya sudah dimulai jauh sebelum istilah

globalisasi itu sendiri ditemukan.29

Menurut anthony Giddens, globalisasi berhubungan dengan

tesis bahwa kita semua tinggal dalam satu dunia. Kondisi yang global

ini ditandai oleh terjadi pertumbuhan interdependensi di antara orang-

orang, daerah-daerah, dan negara-negara yang berbeda. Sementara itu,

Ulrich Beck berpendapat bahwa globalisasi menunjukkan proses

melalui mana negara-negara bangsa yang berkuasa dijelajahi dan

digerogoti oleh aktor-aktor transaksional dengan prospek-prospek

yang beragam tentang kekuasaan, orientasi-orientasi, identitas-

identitas dan jaringan-jaringan.30

Kehidupan manusia dalam era globalisasi telah terbawa pada

suatu arus yang mengharuskan kita mengubah cara pandang terhadap

diri kita sendiri maupun cara pandang terhadap orang lain. Pandangan

suatu bangsa atau negara yang berpaling dari pandangan global hanya

akan membuat negara atau bangsa terisolir. Oleh karena itu,

kebutuhan akan pendidikan yang akan meningkatkan pandangan

29

Asykuri ibn Chamim, Pendidikan Kewararganegaraan Menuju Kehidupan yang Demokratis dan Berkeadaban (Yogyakarta: Diklilitbang dan LP3, 2010), h. 114.

30 Freddy K. Kalidjernih, Konsep dan Isu Kewarganegaraan (Bandung: Widya Aksara

Press,2010), h.53.

Page 38: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

20

tentang masalah-masalah yang mendunia menjadi semakin

mengemuka.31

a. Pengertian Globalisasi

Kata "globalisasi" diambil dari kata globe yang artinya bola

bumi tiruan atau dunia tiruan. Kemudian, kata globe menjadi global,

yang berarti universal atau keseluruhan yang saling berkaitan. Jadi,

globalisasi adalah proses menyatunya warga dunia secara umum dan

menyeluruh menjadi kelompok masyarakat.

Dahulu, orang bepergian ke suatu tempat yang jauh

membutuhkan waktu yang berjam-jam, berhari-hari, bahkan berbulan-

bulan. Manusia bisa berjalan kaki, menunggang kuda, atau menaiki

perahu tradisional. Menyampaikan berita membutuhkan waktu lama

dengan memakai jasa kurir, surat pos, dan telegram. Pada era

globalisasi, orang dapat lebih cepat sampai di tempat tujuan

menggunakan kendaraan bermotor, pesawat, atau kapal laut bermesin.

Komunikasi juga menjadi lebih cepat dengan adanya telepon, telepon

genggam, dan internet.

.Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi yang

berkembang pesat, terciptalah alat transportasi dan komunikasi. Hal

ini memungkinkan manusia dapat berhubungan satu sama lain

walaupun jaraknya sangat jauh.

b. Dampak Globalisasi bagi Masyarakat

Tanpa disadari budaya asing yang masuk ke Indonesia telah

memengaruhi perilaku masyarakat Indonesia. Berikut ini contoh

pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar.

1) Gaya Hidup

2) Makanan

3) Pakaian

4) Transportasi

31 Iwan Purwanto , Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (Jakarta: FITK Press, 2014), h.

154.

Page 39: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

21

5) Komunikasi dan Informasi

6) Nilai dan Tradisi

c. Pembentukan Sikap Terhadap Pengaruh Globalisasi

Kemajuan teknologi berdampak positif dan negatif. Untuk lebih

jelasnya, mari kita pelajari bersama-sama.

1) Dampak Positif

a) Manusia semakin cerdas dalam penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi

b) Persaingan yang ketat mendorong manusia untuk

menghasilkan produk-produk unggulan. Mereka terus-

menerrus berkarya dan berinovasi

c) Manusia semakin terbantu dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya

d) Terbuka luas peluang dan tantangan hidup manusia.

e) Cepat dalam bepergian

f) Berkembangnya turisme dan pariwisata.

2) Dampak Negatif

a) Manusia cenderung mementingkan diri sendiri dibanding

mengutamakan rasa kiebersamaan dan hidup gotong-royong

b) Semakin lunturnya nasionalisme dan kecintaan terhadap

bangsa dan negara

c) Hilangnya budaya yang telah tumbuh di masyarakat

d) Hilangnya jiwa patriotisme dan semangat rela berkorban

e) Kejahatan semakin meningkat dengan berbagai macam

bentuknya

f) Peredaran barang-barang ilegal dan berbahaya semakin

meningkat, seperti narkoba, penyelundupan senjata, dan

sebagainya.

d. Cara Menyikapi Globalisasi

Indonesia sebagai negara ber kembang tidak dapat menutup

diri dari modernisasi dan globalisasi. Hal tersebut didasarkan

dimulainya pasar global yang menandakan era globalisasi secara

besar-besaran pada 2015. Oleh karena itu, semua orang harus

Page 40: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

22

mempersiapkan diri agar dapat menarik manfaat dari arus globalisasi

dan dapat menang kal pengaruh-pengaruh negatif yang dapat

mengancam jati diri dan identitas bangsa.

Ada beberapa sikap yang harus dimiliki oleh kita sebagai

bangsa yang bermartabat dan memiliki jati diri yang luhur, di

antaranya sebagai berikut :

1) Mempertebal keimanan dan meningkatkan ketakwaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa.

2) Ikut berperan dalam kegiatan organisasi keagamaan dalam

mengatasi perubahan.

3) Belajar dengan giat untuk menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi agar dapat berperan maksimal dalam menjalani era

globalisasi.

4) Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri.

5) Mencintai kebudayaan bangsa sendiri dari pada kebudayaan

asing.

6) Melestarikan budaya bangsa dengan mempelajari dan menguasai

kebudayaan tersebut, baik seni maupun adat istiadatnya.

7) Memilih informasi dan hiburan dengan selektif agar menjaga dari

pengaruh negatif.

8) Menjauhi kebiasaan buruk gaya hidup dunia barat yang

bertentangan nilai dan norma yang berlaku, seperti meminum

minuman keras, menggunakan narkotika dan obat-obatan

terlarang, dan pergaulan bebas.32

2. Hakikat Keberanian Berpendapat

a. Hakikat Keberanian

Menurut Gede Raka, dkk, keberanian (courage) merupakan kekuatan

emosional yang mencakup kemauan yang kuat untuk mencapai suatu tujuan

32

Supardi, dkk., Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI Kelas IV (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2011) h. 103.

Page 41: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

23

di tengah-tengah tantangan yang dihadapi, baik dari dalam maupun dari

luar.33

Menurut Frederich Oeringer, “Tuhan memberikan kekuatan untuk

menerima yang tidak bisa kita ubah. Keberanian untuk mengubah yang

memungkinkan. Dan kebijaksanaan untuk memahami perbedaan

keduanya.”34

Jadi, keberanian menuntut adanya sebuah perubahan.

Belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan seseorang dengan

sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman,

atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya

perubahan perilaku yang relatif tetap baik berpikir, merasa, maupun dalam

bertindak.35

Keberanian merupakan salah satu dari ciri-ciri pendidikan karakter.

Konsep pendidikan karakter telah diatur dalam UU. No 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional. Keberanian merupakan ciri-ciri

pendidikan karakter yang erat kaitannya dengan sifat ketabahan dan

penentuan.36

Dari teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa keberanian adalah

suatu usaha sadar terhadap keadaan emosional dan kemauan yang kuat untuk

mencapai suatu tujuan, yaitu perubahan ke arah yang lebih positif. Dalam

mencapai keberanian, seseorang dituntut untuk memiliki rasa percaya diri

yang kuat dan meminimalisasi rasa ketakutan dalam dirinya.

b. Hakikat Berpendapat

Banyak orang yang salah sangka terhadap argumentasi atau pendapat.

Argumentasi sering dipahami sebagai pertengkaran antara dua belah pihak

yang bertengkar. Argumentasi bersandar pada aktivitas manusia yang sangat

33 Gede Raka, dkk, Pendidikan Karakter di Sekolah, (Jakarta: Elex Media Komputindo:

2011), h. 39 34

Rhenald Kasali, LetsChange! Kepemimpinan, Keberanian, dan Perubahan. (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2014) h.84.

35 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana,

2013), h. 4. 36

Sofan Amri, dkk, Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran, (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2011), h. 43.

Page 42: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

24

khas, yaitu berpikir. Orang yang dikatakan berpikir apabila menggunakan

akal sehatnya, bukan emosi.37

Berpikir merupakan kapasitas berimprovisasi atau kemampuan

merefleksi aneka fakta yang membangun satu atau beberapa gejala. Proses

berpikir menurut John Dewey (1933) diawali dengan adanya rasa sulit,

memberi definisi apa yang ia pikirkan, membangun reka pemecahan, mencari

bukti dan menarik kesimpulan.38

Opini (opinion) memiliki makna yang sama dengan pendapat. Opini

merupakan pernyataan sikap yang sangat spesifik atau sikap dalam artian

yang lebih sempit. Opini terbentuk didasari oleh sikap yang sudah mapan

akan tetapi opini lebih bersifat situasional dan temporer.39

Teori-teori di atas menunjukkan adanya hubungan pendapat dengan

pikiran. Berpendapat, beropini, atau berargumentasi merupakan sikap yang

dapat ditemui dalam aspek bahasa. Hal ini sejalan dengan konsep

perkembangan kemampuan dan keterampilan berbahasa, khususnya dalam

aspek berbicara. Kemampuan berbicara dapat selalu meningkat sejalan

dengan bertambahnya usia manusia, sejak masa kanak-kanak hingga tumbuh

menjadi manusia dewasa.

Anak-anak biasa berbicara dengan mengeluarkan suara kepada diri

sendiri tanpa ada niat untuk berkomunikasi, seperti menggumam atau yang

biasa disebut dengan “crib talk”, bermain dengan suara dan kata-kata. Hal ini

ditentukan oleh anak-anak sebagai cara untuk mengungkapkan fantasi dan

emosi.40

Santrock (2007) menyatakan bahwa untuk mengeksplorasi proses

berpikir dalam masa kanak-kanak, ada banyak sekali tipe berpikir, salah

satunya adalah berpikir kritis. John Dewey (1993) dan Max Wertheimer

37 Donny Gahral Adian, dkk, Teknik Berargumentasi, (Jakarta: Prenada Media, 2013), h.

1. 38

Sudarwan Danim, Metode Penelitian untuk Ilmu-Ilmu Perilaku, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), h. 18.

39 Saifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2013), h. 8. 40

Nafia Wafiqni dan Asep Ediana Latip, Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD, (Jakarta: UIN Press, 2015), h. 204

Page 43: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

25

(1945) berpendapat bahwa berpikir kritis melibatkan cara berpikir introspektif

dan produktif, serta mengevaluasi kejadian. Menurut mereka, jika Anda

berpikir kritis, Anda akan melakukan hal-hal di bawah ini:

Menanyakan ‘bagaimana’ dan ‘mengapa’ bukan hanya ‘apa’ yang terjadi.

Mencari bukti-bukti yang mendukung suatu fakta.

Beradu pendapat dengan cara yang masuk akal, bukan dengan emosi.

Mengenali bahwa kadang-kadang ada lebih dari satu jawaban atau

penjelasan.

Membandingkan jawaban-jawaban yang beragam dan menentukan mana

yang terbaik.

Mengevaluasi apa yang dikatakan orang lain alih-alih menerima begitu

saja sebagai kebenaran.

Menanyakan pertanyaan-pertanyaan dan berani berspekulasi untuk

menciptakan ide-ide dan informasi-informasi baru.41

Tipe berpikir selanjutnya adalah berpikir kreatif. Komponen berpikir

kreatif menurut Munandar, ditunjukkan oleh perilaku siswa seperti:

mengajukan banyak pertanyaan, menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada

pertanyaan, mempunyai banyak gagasan cara pemecahan suatu masalah, dan

dapat dengan cepat melihat kesalahan atau kekurangan dari suatu objek atau

situasi.42

Adapun menurut rumusan yang dikeluarkan oleh Diknas (2007),

bahwa indikator siswa yang memiliki kreativitas, di antaranya adalah:

1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar.

2. Sering mengajukan pertanyaan yang berbobot.

3. Memiliki banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah.

4. Mampu mengutarakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu.

41

John W. Santrock, Perkembangan Anak Edisi Kesebelas, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007), h. 295.

42 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana,

2013), h. 111.

Page 44: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

26

5. Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya, tidak

terpengaruh orang lain.

6. Mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang

berbeda dari orang lain.

7. Mampu mengembangkan atau memerinci suatu gagasan.43

Antara berpikir kreatif, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan

memecahkan masalah saling berhubungan satu sama lain. Dengan adanya

kemampuan berpikir kreatif akan melahirkan ide-ide baru dalam menghadapi

masalah. Adapun untuk menguji kebenaran diperlukan keterampilan berpikir

kritis. Untuk merealisasikan hasil dari proses berpikir yang telah dilakukan

siswa, dibutuhkan sebuah proses untuk menyatakan hasil pikiran atau

pendapatnya, yaitu berkomunikasi.

Dalam berkomunikasi terjadi pertukaran ide, pikiran, dan perasaan.

Sebagian besar anak usia Sekolah Dasar merupakan anak-anak yang berada

dalam masa peka atau masa-masa yang paling tepat dalam mengembangkan

kemampuan berbahasa. Di mana, fungsi bahasa bagi peserta didik antara lain:

a. Berkomunikasi dengan orang lain.

b. Digunakan untuk menyatakan isi hati (perasaan).

c. Memahami keterampilan mengolah informasi yang diterimanya.

d. Berfikir dengan menyatakan gagasan atau pendapat.

e. Mengembangkan kepribadiannya, seperti menyatakan sikap dan

keyakinannya.

Sementara itu, menurut Sis Henter berpendapat bahwa tiga fungsi

bahasa, yaitu:

1. Bahasa sebagai alat pernyataan isi jiwa

2. Bahasa sebagai peresapan (mempengaruhi orang lain)

3. Bahasa sebagai alat untuk menyatakan pendapat.44

43

Ibid., h. 103. 44

Nafia Wafiqni dan Asep Ediana Latip, Psikologi Perkembangan Anak Usia MI/SD, (Jakarta: UIN Press, 2015), h. 106.

Page 45: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

27

Berdasar teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa berpendapat

merupakan buah pikiran, anggapan, gagasan tentang suatu kejadian atau

permasalahan. Berpendapat juga merupakan fungsi dari bahasa seperti yang

dikemukakan oleh para ahli. Berpendapat adalah hasil dari proses berpikir,

baik berpikir kreatif maupun positif mengenai suatu kejadian faktual yang

yang direalisasikan melalui proses komunikasi.

c. Keberanian Berpendapat dalam Proses Pembelajaran PKn MI/SD

PKn memiliki visi utama sebagai pendidikan nilai dan moral

demokrasi (democracy value and moral education). Tujuan akhir dari

pendidikan kewarganegaraan di kelas tinggi adalah tumbuh-kembangnya

lebih lanjut kesadaran, pengertian, tentang pentingnya kehidupan

bermasyarakat secara tertib dan damai serta mulai tumbuhnya tanggung

jawab kewarganegaraan atau “civic responsibility”. 45 Tanggung jawab

kewarganegaraan atau “civic responsibility” akan terbentuk apabila siswa

telah memiliki karakter kewarganegaraan.46 Salah satu karakter yang terdapat

dalam pendidikan karakter adalah keberanian, keberanian mengungkapkan

pendapat, bertanya, maupun menjawab pertanyaan yang diajukan guru atau

teman.

Menyatakan pendapat adalah hak bagi warga negara biasa yang wajib

dijamin dengan undang–undang dalam sebuah sistem politik demokratis.47

Berpendapat berawal dari sebuah proses berpikir. Proses berpikir

terjadi atas sebuah stimulus atau berupa pertanyaan. Hamzah B. Uno (2008)

dalam bukunya yang berjudul Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran,

menuliskan bahwa ada sebuah pendapat yang mengatakan “berpikir itu adalah

bertanya.”

45

Sapriya, dkk., Pengembangan Pendidikan IPS SD (Bandung: UPI Press, 2007), h. 215. 46

Winarno, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Isi, Strategi, dan Penilaian (Jakarta:PT.Bumi Aksara,2014), h.19.

47 Asykuri ibn Chamim, Pendidikan Kewararganegaraan Menuju Kehidupan yang

Demokratis dan Berkeadaban (Yogyakarta: Diklilitbang dan LP3, 2010), h. 39.

Page 46: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

28

Saidiman (1994) dalam Hamzah B. Uno (2008), berpendapat bahwa

bertanya merupakan ucapan verbal dari seseorang yang dikenali. Respon

yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang

merupakan hasil pertimbangan. Jadi, bertanya merupakan stimulus efektif

yang mendorong kemampuan berpikir.48

Hal ini sesuai dengan tujuan dari pembelajaran PKn di MI/SD yang

dikemukakan oleh Mulyasa (2007), yaitu 1) mampu berpikir secara kritis,

kreatif dan rasional dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu

kewarganegaraan di negaranya, 2) mampu berpartisipasi dalam segala bidang

kegiatan, secara aktif dan bertanggung jawab, dan 3) bisa berkembang secara

positif dan demokratis.49

Dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, pembelajaran

diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan mengajar.50 Efektifitas interaksi antara guru

dengan siswa dalam pembelajaran antara lain ditentukan oleh faktor

komunikasi. Kegiatan belajar mengajar berjalan apabila komunikasi yang

aktif antara pengajar dan peserta didik.

Dalam komunikasi, umpan balik dapat diartikan sebagai respons,

peneguhan, dan servomekanisme internal. Sebagai respons, umpan balik

adalah pesan yang dikirim kembali dari penerima ke sumber, memberi tahu

sumber tentang reaksi penerima, dan memberikan landasan kepada sumber

untuk menentukan perilaku selanjutnya.51

Untuk melakukan komunikasi yang dapat meningkatkan keberanian

siswa, perlu adanya pembinaan hubungan antarpribadi/interpersonal. Dalam

mengelola interaksi antarpribadi, seorang guru harus (1) memberikan

bimbingan khusus terhadap siswa yang belum berhasil, (2) memberikan

48

Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 170.

49 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana,

2013), h. 231. 50

Ibid., h. 19. 51

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 189.

Page 47: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

29

ganjaran atau reward terhadap siswa yang berhasil, (3) memberikan dorongan

agar terjadi interaksi antar siswa, dan (4) memberikan dorongan agar terjadi

interaksi antara siswa dengan guru.52

Perlu kita sadari bahwa ketika proses pembelajaran berlangsung

seluruh aspek kejiwaan siswa dan guru terlibat. Bukan hanya fisik, tetapi juga

pikiran, pengalaman, bahasa tubuh dan emosipun terlibat. Proses

pembelajaran tidak sesederhana dengan yang kita bayangkan selama ini. Jika

guru memasuki kelas dengan wajah yang merenggut atau suram, proses

pembelajaran akan berlangsung dalam suasana yang menegangkan dan

melelahkan. Siswa tidak akan berani bertanya apalagi mengemukakan suatu

pendapat dan suasana demokrasi akan lenyap.53

Jadi, keberanian berpendapat adalah keadaan yang menuntut adanya

suatu kemauan yang kuat dalam mencapai tujuan. Dalam mencapai tujuan

tersebut, dituntut adanya kematangan proses berpikir secara logis, kreatif, dan

kritis berdasarkan pemahaman dan pengalaman siswa. Untuk mencapai

keberanian berpendapat dalam pembelajaran PKn, diperlukan suasana kelas

yang menyenangkan dan santai. Menyenangkan berarti suasana kelas diliputi

dengan nuansa demokrasi. Siswa bebas untuk bertanya, menjawab, dan

menyampaikan gagasan-gagasan dalam berpendapat.

d. Indikator Keberanian Berpendapat

Seringkali orang tua selalu meremehkan pendapat anak-anak, bahkan

sampai dewasapun tetap menganggap mereka sebagai anak-anak yang tidak

perlu didengarkan pendapatnya. Jangan meremehkan pendapat anak-anak

karena dapat membuat mereka tumbuh sebagai anak yang tidak percaya diri.

Jika pendapatnya tidak atau kurang benar kita dapat mengoreksinya dengan

52

Sofan Amri, dkk, Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran, (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2011), h. 78.

53 Ibid., hal. 62.

Page 48: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

30

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mempertajam pendapatnya sehingga

mereka tumbuh menjadi anak yang berani dan terasah kemampuannya.54

Dalam diskusi kelompok terdapat penilaian kemampuan berinteraksi

siswa yang disarikan oleh Winarno (2014), yakni (1) sikap dalam menerima

pendapat, (2) sikap dalam menerima kritikan, (3) kesopanan dalam

memberikan pendapat kepada siswa lain, (4) kemauan untuk membantu

teman yang lain yang mengalami kesulitan dalam mengemukakan pendapat,

dan (5) kesabaran untuk mendengarkan usul teman.55

Jenis apapun diskusi yang digunakan menurut bridges (1979), dalam

proses pelaksanaannya, guru harus mengatur kondisi agar: (1) setiap siswa

dapat bicara mengeluarkan gagasan dan pendapatnya, (2) setiap siswa harus

saling mendengar pendapat orang lain, (3) setiap siswa harus saling

memberikan respons, (4) setiap siswa harus dapat mengumpulkan ide-ide

yang dianggap penting, dan (5) mengembangkan pengetahuannya serta

memahami isu-isu yang dibicarakan dalam diskusi.56

Indikator kemerdekaan mengemukakan pendapat menurut

Pramuduaningrum, dalam karya ilmiahnya antara lain, memberikan pendapat

tentang suatu masalah, memberikan tanggapan atas pendapat teman lain,

memberikan pertanyaan atau pernyataan terhadap teman lain, dan

memberikan penjelasan atas pertanyaan atau tanggapan teman lain.57

Berdasarkan karakteristik yang telah diungkapkan serta indikator

berpikir kreatif dan kritis, keberanian berpendapat siswa dalam pembelajaran

PKn di kelas dapat diukur antara lain melalui karakteristik keberanian

berpendapat yang dapat disederhanakan menjadi tiga indikator, yakni:

1. Mampu mengemukakan pendapat.

54

Sutan Banuara Nainggolan, Born As A Winner, Live As A Leader, (Yogyakarta: Deepublish, 2015), h. 68.

55 Winarno, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Isi, Strategi, dan Penilaian

(Jakarta:PT.Bumi Aksara,2014), h.227. 56

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 153.

57 Virene Irida Pramuduaningrum, “Meningkatkan Keberanian Mengemukakan Pendapat

Melalui Media Beberan Pada Siswa Kelas VII SMP Stella Matutina Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011”, Karya Ilmiah disampaikan di SMP Stella Matutina, Salatiga, 2011, h. 3.

Page 49: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

31

2. Mampu menyampaikan pertanyaan.

3. Mampu menjawab pertanyaan.

Dari indikator keberanian berpendapat di atas, tujuan yang diharapkan

adalah siswa dapat:

a) Mengutarakan pendapatnya secara spontan

b) Mengutarakan pendapatnya dengan logis

c) Mengutarakan pendapatnya dengan baik dan percaya diri

d) Menyampaikan pertanyaan dengan spontan

e) Menyampaikan pertanyaan dengan logis

f) Menyampaikan pertanyaan dengan baik dan percaya diri

g) Menjawab pertanyaan secara spontan

h) Menjawab pertanyaan dengan jawaban logis

i) Menjawab pertanyaan dengan baik dan percaya diri

e. Faktor-faktor yang Mengembangkan Keberanian Berpendapat Siswa

Menururt Raka, dkk (2011), terdapat 4 faktor yang dapat

mengembangkan keberanian, yaitu:58

1) Keberanian

Keberanian mempunyai arti tidak takut menghadapi ancaman, tantangan,

kesulitan atau kesakitan, berbicara secara terbuka untuk membela yang

benar walaupun ada yang menentangnya, berani bertindak untuk hal-hal

yang diyakininya benar walaupun tak populer.

2) Kegigihan

Menyelesaikan hal-hal yang sudah dimulai, pantang menyerah dalam

melakukan sesuatu walaupun banyak rintangan.

3) Integritas (ketulusan, kejujuran)

Berbicara dan bertindak jujur, tidak berpura-pura, tulus dan bertanggung

jawab atas perbuatannya sendiri.

58

Gede Raka, dkk, Pendidikan Karakter di Sekolah, (Jakarta: Elex Media Komputindo: 2011), h. 39

Page 50: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

32

4) Vitalistas

Menjalani kehidupan dengan kegembiraan dan penuh semangat, tidak

bekerja setengah hati, melibatkan kehidupannya sebagai petualangan.

Keempat faktor itu mempunyai peranan penting untuk

mengembangkan keberanian berpendapat peserta didik pada pembelajaran

PKn yaitu:

1) Keberanian diperlukan peserta didik untuk menyampaikan

pendapatnya selama pelajaran PKn berlangsung yang dilakukan

dengan penyampaian argumen, menjawab pertanyaan, dan

menyampaikan pertanyaan.

2) Kegigihan peserta didik dalam proses “menemukan” dalam

pembelajaran PKn mendorong peserta didik untuk berusaha dan

pantang menyerah untuk mencari pemecahan masalah yang

dihadapinya sehingga peserta didik berani mengungkapkan

pendapatnya baik dalam proses menemukan itu sendiri ataupun

dalam menyampaikan hasil.

3) Integritas merupakan salah satu unsur penting dalam keberanian

berpendapat. Peserta didik yang memiliki sikap intergritas akan

bersikap jujur dalam pembelajaran tidak ada rekayasa dalam proses

menemukan dan selalu bertanggung jawab atas segala tindakannya.

4) Peserta didik yang mempunyai vitalitas yang tinggi akan menjalani

setiap kegiatan dalam pembelajaran dengan penuh semangat dan

tidak setengah-setengah melakukan proses pembelajaran PKn.

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends 1998

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Pada dasarnya manusia mempunyai perbedaan, dengan perbedaan itu

manusia saling asah, asih, asuh (saling mencerdaskan). Dengan pembelajaran

kooperatif diharapkan saling menciptakan interaksi yang asah, asih, asuh

Page 51: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

33

sehingga tercipta masyarakat belajar (learning community). Siswa tidak

hanya terpaku belajar pada guru, tetapi dengan sesama siswa juga.

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan pada

kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja sama untuk sampai pada

pengalaman belajar yang optimal baik pengalaman individu maupun

pengalaman kelompok.59

Pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi pembelajaran yang

menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu

di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur pada kelompok yang

terdiri atas dua orang atau lebih. Keberhasilan kerja sama sangat dipengaruhi

oleh keterlibatan setiap anggota kelompok itu sendiri. Arends (1989)

mengemukakan bahwa setidaknya terdapat tiga tujuan utama dari

pembelajaran kooperatif, yaitu (1) peningkatan prestasi akademis, (2)

hubungan sosial, (3) keterampilan bekerja sama dalam memecahkan

permasalahan.60

Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode

pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil

untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi

pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling

membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mencegah

pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam

pemahaman masing-masing.61

Ada banyak alasan yang membuat pembelajaran kooperatif memasuki

jalur utama jalur pendidikan. Salah satunya adalah berdasarkan penelitian

dasar yang mendukung penggunaan pembelajaran kooperatif untuk

meningkatkan pencapaian prestasi para siswa, dan juga akibat-akibat positif

lainnya yang dapat mengembangkan hubungan antarkelompok, penerimaan

59

Winarno, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Isi, Strategi, dan Penilaian (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014), h. 100.

60 Saur M. Tampubolon, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2014), h.

89. 61

Robert E. Slavin, Cooperative Learning, (Bandung: Nusa Media, 2005), h. 4.

Page 52: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

34

terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan

meningkatkan rasa harga diri. Alasan lainnya adalah tumbuhnya kesadaran

bahwa para siswa perlu belajar untuk berpikir, menyelesaikan masalah, dan

mengintegrasikan serta mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan

mereka, dan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sarana yang tepat

untuk mencapai hal-hal semacam itu.62

Tujuan yang paling penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk

memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman

yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia

dan memberikan kontribusi.63

Berdasarkan pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa kelompok

itu dapat terdiri dari dua orang saja, tetapi juga dapat terdiri dari banyak

orang.64

Dengan memperhatikan pengertian dari pembelajaran kooperatif di

atas, penulis berpendapat bahwa model pembelajaran ini sangat baik untuk

meningkatkan aktifitas belajar siswa, sebab semua siswa dituntut untuk

bekerja dan bertanggung jawab sehingga di dalam kerja kelompok tidak ada

anggota kelompok yang asal namanya saja tercantum sebagai anggota

kelompok, tetapi semua harus aktif.

b. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif

Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran

kooperatif diantaranya:

1) Penghargaan kelompok. Kelompok dalam kooperatif dapat memperoleh

penghargaan apabila mereka mencapai kriteria yang ditetapkan.

2) Tanggung jawab individu. Keberhasilan kelompok bergantung dari

pembelajaran individu dari seluruh anggita kelompok.

62

Ibid., h. 5. 63

Ibid., h. 33. 64

Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013) h. 56.

Page 53: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

35

3) Kesempatan yang sama untuk berhasil. Setiap siswa menyumbang

kepada kelompok mereka dengan perbaikan di atas kinerja mereka yang

lalu.65

Karakteristik model pembelajaran kooperatif antara lain (1)

akuntabilitas individu, (2) keterampilan sosial, (3) kesalingketergantungan

secara positif, dan (4) proses bekerja sama dalam kelompok. Adapun tujuan

kooperatif menurut pendapat Arends (1989), yaitu (1) peningkatan kinerja

prestasi akademik, (2) penerimaan terhadap keberagaman (suku, sosial,

budaya, kemampuan, dll), dan (3) keterampilan bekerja sama atau

berkolaborasi dalam pemecahan masalah.66

c. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends

1998

Menurut Arends (1998), model pembelajaran kooperatif time token

adalah metode keterampilan sosial, yaitu struktur yang dapat digunakan

untuk membelajarkan keterampilan sosial guna menghindari peserta didik

mendominasi pembicaraan atau peserta didik diam sama sekali dan/atau

sering dinamakan Time Token Arends.67

Strategi pembelajaran Time Token merupakan salah satu contoh

kecil dari penerapan pembelajaran demokratis di sekolah. Proses

pembelajaran yang demokratis adalah proses belajar yang menempatkan

siswa sebagai subjek. Sepanjang proses belajar, aktivitas siswa menjadi

titik perhatian utama. Dengan kata lain mereka selalu dilibatkan secara

aktif. Guru berperan mengajak siswa mencari solusi bersama terhadap

permasalahan yang ditemui.

Model ini digunakan untuk melatih dan mengembangkan

keterampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam

65

PGMI Kelas 4A,”Kumpulan Makalah Strategi Pembelajaran”, Makalah Disampaikan Pada Perkuliahan Jurusan PGMI UIN Jakarta,Jakarta, 11 Maret 2014, h. 70.

66 Saur M. Tampubolon, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2014), h.

89. 67

Ibid., h. 105.

Page 54: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

36

sama sekali. Guru memberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu ±30

detik per kupon pada tiap siswa. Sebelum berbicara, siswa menyerahkan

kupon terlebih dahulu pada guru. Satu kupon adalah untuk satu

kesempatan berbicara. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan

siswa lainnya. Siswa yang telah habis kuponnya tidak boleh bicara lagi.

Siswa yang masih memegang kupon harus bicara sampai semua kuponnya

habis.68

d. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time

Token Arends 1998

Adapun langkah-langkah dalam menggunakan model Time Token

Arends 1998 menurut Agus Suprijono (2013), sebagai berikut:

a. Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative

learning/CL)

b. Tiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik. Tiap

siswa diberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan.

c. Bila telah selesai bicara, kupon yang dipegang siswa diserahkan

kepada guru. Setiap berbicara satu kupon.

d. Siswa yang telah habis kuponnya tidak boleh bicara lagi. Yang masih

memegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis.

e. Dan seterusnya.69

e. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Time Token

Arends 1998

Kelebihan-kelebihan:

1) Mendorong siswa untuk meningkatkan inisiatif dan partisipasi.

68

Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013) h.239.

69 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2013) h. 133.

Page 55: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

37

2) Menghindari dominasi siswa yang pandai berbicara atau yang

tidak berbicara sama sekali.

3) Membantu siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran.

4) Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi (aspek

berbicara).

5) Melatih siswa untuk mengungkapkan pendapat.

6) Menumbuhkan kebiasaan pada siswa untuk saling mendengarkan,

berbagi, memberikan masukan, dan memiliki sikap keterbukaan

terhadap kritik.

7) Mengajarkan siswa untuk menghargai pendapat orang lain.

8) Mengajak siswa mencari solusi bersama terhadap permasalahan

yang dihadapi.

9) Tidak memerlukan banyak media pembelajaran.

Kekurangan-kekurangan yang harus dipertimbangkan:

1) Hanya dapat digunakan pada mata pelajaran tertentu saja.

2) Tidak bisa digunakan pada kelas yang jumlah siswanya banyak.

3) Memerlukan banyak waktu untuk persiapan. Dalam proses

pembelajaran, karena semua siswa harus berbicara satu-persatu

sesuai jumlah kupon yang dimilikinya.

4) Kecenderungan untuk sedikit menekan siswa yang pasif dan

membiarkan siswa yang aktif untuk tidak berpartisipasi banyak di

dalam kelas.70

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan merupakan uraian yang sistematis tentang

hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan sesuai

dengan substansi yang diteliti. Fungsinya untuk memposisikan peneliti yang

sudah ada dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu:

70

Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013) h.241.

Page 56: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

38

1. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Widya Ichsani (2012) yang berjudul

“Peningkatan Kemampuan Berbicara dengan Menerapkan Model

Pembelajaran Kooperatif Time Token Arends 1998 di Kelas 5 SDN 34

Pontianak Selatan, Kalimantan Barat”. Penelitian ini menyimpulkan

bahwa penerapan model pembelajaran Time Token Arends 1998 dapat

meningkatkan kemampuan berbicara siswa di kelas V Sekolah Dasar

Negeri 34 Pontianak Selatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan

pelaksanaan kemampuan berbicara siswa secara keseluruhan terjadi

peningkatan dari 47,39% pada baseline menjadi 51,56% di siklus I,

menjadi 63,02% di siklus II, dan menjadi 73,95% di siklus III.

Dari hasil penelitian relevan yang pertama, perbedaan dengan

penelitian yang akan peneliti lakukan adalah perbedaan variabel penelitian

dan materi pelajaran yang akan digunakan dalam proses penelitian.

perbedaan lainnya adalah tempat dan waktu penelitian. Temuan yang akan

peneliti dapatkan akan berbeda dengan temuan penelitian sebelumnya,

karena peneliti berfokus pada meningkatkan keberanian berpendapat siswa

dalam pelajaran PKn, sedangkan penelitian sebelumnya berfokus pada

peningkatan kemampuan berbicara secara kebahasaan dan non

kebahasaan.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Lucia Deshinta Deviardiana (2012) yang

berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token

Arends 1998 untuk meningkatkan Keberanian Berpendapat Siswa Dalam

Pembelajaran IPA Peristiwa Alam Pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 1

Bareng, Klaten, Jawa Tengah”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa model

pembelajaran time token arends 1998 pada kajian IPA (Peristiwa Alam)

dapat meningkatkan keberanian berpendapat siswa kelas V SDN 1 Bareng,

Klaten, Jawa Tengah. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata keberanian

berpendapat pada kondisi awal yaitu 44,70% menjadi 59,87% pada siklus I

dan 70,78% pada siklus II. Sedangkan untuk presentase siswa yang berani

berpendapat sebesar 30,43% atau 7 siswa pada kondisi awal, pada siklus I

Page 57: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

39

sebesar 47,83% atau 11 siswa, pada siklus II sebesar 86,96% atau 20

siswa.

Dari hasil penelitian relevan yang kedua, perbedaan dengan

penelitian yang akan peneliti lakukan adalah perbedaan variabel penelitian

dan materi pelajaran yang akan digunakan dalam proses penelitian.

perbedaan lainnya adalah tempat dan waktu penelitian.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan teori dan hasil penelitian yang relevan di atas, maka

hipotesis tindakannya adalah dengan menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Time Token Arends 1998, 75% siswa dapat meningkatkan

keberanian berpendapatnya pada mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) Globalisasi di kelas 4-D SDI Harapan Ibu Pondok

Pinang, Jakarta Selatan.

Page 58: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada kelas 4-D SD Islam Harapan Ibu yang

berlokasi di Jalan Haji Banan No. 1 Pondok Pinang, Kecamatan Kebayoran

Lama, Jakarta Selatan 12310. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada

semester II (genap) Tahun Ajaran 2015-2016. Sedangkan proses pengambilan

data berupa pertemuan di setiap siklusnya dilakukan pada bulan April sampai

Mei 2016. Jadwal kegiatan penelitian tersebut dinyatakan dalam tabel sebagai

berikut :

Tabel 3.1 : Jadwal Kegiatan Penelitian

Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Penyusunan Proposal √

Seminar Proposal √

Wawancara √

Study Lapangan

(Observasi) √

Pelatihan Karya Tulis

Ilmiah √

Penyusunan Instrumen

Penelitian √ √

Kegiatan Penelitian √ √

Pengolahan Data √

Penyusunan Laporan

Penelitian √

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Metode Penelitian ini termasuk ke dalam jenis Penelitian Tindakan

Kelas (Class Action Research). Menurut Kemmis dan McTaggart penelitian

Page 59: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

41

tindakan adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi

semua kondisi di mana mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan

membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain. Sedangkan kelas

adalah tempat para guru melakukan penelitian, dengan dimungkinkan mereka

tetap bekerja sebagai guru di tempat kerjanya. Dalam perkembangannya,

penelitian tindakan ini mengacu kepada penelitian kolaboratif atau kerja

sama. Penelitian tindakan sangat cocok untuk meningkatkan kualitas subjek

yang hendak diteliti.71

Fokus masalah dalam penelitian ini adalah untuk

meningkatkan keberanian berpendapat siswa pada materi globalisasi dengan

menggunakan metode Time Token Arends 1998.

Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

Kemmis dan Mc Taggart. Desain PTK model Kemmis dan Mc Taggart

merupakan pengembangan dari desain PTK model Kurt Lewin yang terdiri

dari empat tahapan. Namun ada perbedaan di mana tahapan acting dan

observating disatukan dalam satu kotak, artinya pelaksanaan tindakan

dilaksanakan secara stimultan dengan observasi, sehingga bentuknya sering

dinamakan sebagai bentuk spiral.72

Hubungan keempat komponen tersebut

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1. Desain Penelitian Tindakan Kemmis dan McTaggart73

71

Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas: Implementasi dan Pengembangannya (Jakarta: Bumi Aksara, 2013) h. 3.

72 Saur M. Tampubolon, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2014), h.

27. 73

Ibid., h. 27.

Plan

Act &

Observe

Reflect

Revised Plan

Next

Act &

Observe Reflect

Page 60: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

42

Model ini terdiri dari beberapa siklus, di mana setiap siklusnya

terdapat empat komponen yaitu:

a. Perencanaan

4. Mengidentifikasi masalah tentang proses belajar siswa

5. Melakukan wawancara terhadap guru kelas, khususnya dalam

mata pelajaran PKn

6. Data yang telah didapat, selanjutnya dianalisis dan

disimpulkan

7. Menyiapkan RPP

b. Pelaksanakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan

perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu

menggunakan Model pembelajaran Kooperatif Time Token

Arends 1998. Dimana peneliti sebagai pelaku tindakan, dan guru

kelas sebagai observer.

c. Observasi

Pada tahap ini, peneliti dibantu observer mengamati aktivitas

belajar siswa dengan menggunakan lembar observasi. Selain itu,

dalam tahap ini peneliti juga mencatat dan mendokumentasikan

segala aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

d. Refleksi

Kegiatan refleksi merupakan kegiatan yang dilakukan setelah

peneliti selesai melakukan tindakan. Hasil yang diperoleh dari

pelaksanaan dan observasi dianalisis oleh peneliti bersama

observer agar dapat diketahui apakah kegiatan yang telah

dilakukan telah mencapai tujuan atau masih membutuhkan

perbaikan.

Page 61: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

43

Adapun skema yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan ini adalah

sebagai berikut.

Gambar 3.2 : Skema PTK Menggunakan Model Pembelajaran

TimeTokenArends 1998

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan sumber untuk mendapatkan informasi

dan keterangan dari penelitian yang diinginkan. Subjek penelitian dalam

penelitian tindakan ini adalah siswa kelas IV SD Islam Harapan Ibu Pondok

Pinang Jakarta Selatan, yang berjumlah 19 siswa yang terdiri dari 5 siswa

laki-laki dan 14 siswa perempuan sebagai subjek penelitian karena

ditemukannya masalah saat proses belajar mengajar, yaitu tingkat keberanian

berpendapat siswa yang masih rendah khususnya pada mata pelajaran PKn.

Page 62: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

44

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai perencana dan

pelaksana kegiatan penelitian, di mana peneliti juga bertindak sebagai guru

pendamping dalam kelas tersebut. Peran peneliti adalah merencanakan dan

melaksanakan kegiatan, melakukan observasi, mengumpulkan dan

menganalisis data, dan melaporkan hasil penelitian. Dalam melaksanakan

penelitian ini, peneliti dibantu oleh seorang guru kelas (kolabolator) yang

bertindak sebagai observer.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Perencanaan ini diawali dengan identifikasi persoalan di kelas dan

akan direncanakan alternatif penyelesaiannya. Alternatif penyelesaian

direncanakan dalam siklus penelitian yang terdiri dari perencanaan tindakan,

pelaksanaan tindakan, pengamatan atau observasi, evaluasi atau analisis dan

refleksi. Setelah dilakukan evaluasi dan refleksi pada siklus I maka peneliti

akan melanjutkan pada perencanaan dan tindakan siklus II. Jika tujuan

penelitian belum tercapai, maka akan diadakan remedial bagi siswa yang

belum mencapai kriteria ketuntasan tersebut.

Tabel 3.2 : Rencana dan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Siklus I Perencanaan :

Identifikasi masalah

dan penetapan

alternatif pemecahan

masalah.

a. Merancang skenario pembelajaran PKn

dengan KD 4.1 memberikan contoh

sederhana pengaruh globalisasi di

lingkungannya

b. Membuat RPP dengan menggunakan

Model Time Token Arends 1998

c. Menyusun soal-soal evaluasi pemahaman

siswa mengenai pengaruh globalisasi

d. Menyiapkan Token (kupon) berbicara

e. Menyiapkan fasilitas dan sarana

pendukung

Tindakan Menerapkan tindakan mengacu kepada

skenario pembelajaran

Pengamatan a. Melakukan observasi dengan memakai

format observasi

b. Mendokumentasikan semua kegiatan

(foto)

Page 63: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

45

c. Menilai hasil tindakan dengan

menggunakan format penilaian

Refleksi a. Peneliti merefleksikan hasil pengamatan

untuk menentukan keberhasilan serta

dilakukan perbaikan-perbaikan dari

tindakan tersebut

b. Melakukan analisis terhadap semua data

yang telah terkumpul dari hasil observasi,

hasil tes, dan menentukan keberhasilan

dan kekurangan pada siklus 1 yang akan

dijadikan dasar perbaikan pada siklus 2

c. Evaluasi tindakan I

Siklus II Perencanaan a. Identifikasi masalah dan penetapan

alternatif pemecahan masalah

b. Pengembangan program tindakan II

Tindakan Pelaksanaan program tindakan II

Pengamatan Pengumpulan dan analisis data tindakan II

Refleksi Evaluasi dan penilaian tindakan II

Siklus-siklus berikutnya

Kesimpulan dan saran

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Dalam penelitian ini, peneliti mengharapkan adanya peningkatan

keterampilan berpendapat siswa, dengan model pembelajaran Time Token

Arends 1998. Penelitian ini akan dihentikan apabila telah memenuhi standar

yang ditentukan, yaitu:

a. Hasil pengamatan melalui lembar observasi keberanian berpendapat pada

akhir siklus menunjukkan kriteria “Baik” dengan interval skor 60% -

80%.

b. Adanya perubahan positif dari hasil observasi aktifitas mengajar guru dan

aktivitas belajar murid.

c. Hasil wawancara dengan guru dan siswa menunjukkan bahwa sebagian

siswa memiliki keberanian berpendapat yang lebih baik dalam

pembelajaran Pkn Globalisasi.

G. Data dan Sumber Data

1. Data Penelitian

Page 64: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

46

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data kualitatif.

Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara, observasi proses

pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa, hasil observasi

keberanian berpendapat, catatan lapangan dan dokumentasi dalam bentuk

foto/video jalannya proses pembelajaran..

2. Sumber Data

Sumber data penelitian ini diperoleh dari peneliti, siswa kelas IV-

D, dan guru kelas yang sekaligus sebagai observer.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

wawancara, observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi (foto).

1. Wawancara

Dalam rangka memperoleh data atau informasi dan untuk

melengkapi data hasil observasi, peneliti dapat melakukan wawancara.

Wawancara digunakan untuk mengungkap data yang berkaitan dengan

sikap, pendapat, atau wawasan. Hopkins (1993), wawancara adalah suatu

cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dari sudut pandang

yang lain.74

2. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah alat observasi yang dilakukan secara

berkesinambungan yang berisi sejumlah indikator perilaku yang

diamati.75 Untuk mengukur tingkat keberanian berpendapat siswa,

peneliti juga menggunakan observasi. Observasi mengajar guru

digunakan untuk menilai keterlaksanaan proses pembelajaran. Observasi

aktivitas siswa digunakan untuk menilai antusiasme siswa dalam

melaksanakan pembelajaran. Dan observasi keberanian berpendapat

digunakan untuk mengukur tingkat keberanian berpendapat siswa pada

setiap siklus.

74

Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 157. 75

Salinan Lampiran Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian.

Page 65: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

47

3. Catatan Lapangan (field notes)

Catatan Lapangan (field notes) adalah catatan yang dibuat oleh

peneliti atau kolaborator yang melakukan pengamatan atau observasi

terhadap subjek atau objek penelitian tindakan kelas.

4. Dokumentasi (foto/video)

Pengambilan dokumentasi dalam bentuk foto/video untuk

mempermudah jalannya proses pembelajaran, agar guru lebih

mengetahui keterampilan masing-masing siswa dalam menyampaikan

pendapat atau gagasan.

I. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa

instrumen, antara lain:

1. Teknik Wawancara

Wawancara digunakan untuk mengungkap data yang berkaitan

dengan sikap, pendapat, atau wawasan. Wawancara akan dilakukan kepada

guru dan murid. Dalam melakukan wawancara, peneliti menggunakan alat

rekam untuk membantu dalam membuat catatan lapangan, juga sebagai

alat untuk mengingat topik bahasan terdahulu dengan seizin pihak yang

diwawancarai.76

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan setiap akhir siklus

pembelajaran. Sebelum membuat wawancara, peneliti terlebih dahulu

membuat petunjuk wawancara. Petunjuk wawancara berguna untuk

mempertegas pokok-pokok penting agar sesuai tujuan dan masalah

penelitian, untuk menghindari melupakan data atau informasi yang perlu

diungkapkan, dan untuk meningkatkan efisiensi pelaksanaan wawancara.

Adapun petunjuk wawancara yang akan peneliti gunakan adalah sebagai

berikut.

Tabel 3.3 : Petunjuk Wawancara Responden Siswa

Petunjuk Wawancara Responden Siswa terhadap proses pembelajaran

76

Ibid., h. 158.

Page 66: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

48

PKn Globalisasi Kelas IV-D SDI HI

1. Pendapat siswa tentang KBM dalam pelajaran PKn.

2. Kesulitan dalam proses belajar PKn di kelas IV-D SDI HI

3. Pendapat siswa mengenai cara mengajar guru.

4. Penjelasan siswa mengenai pembelajaran dengan menggunakan model

time token arends .

Tabel 3.4 : Petunjuk Wawancara Responden Guru

Petunjuk Wawancara Responden Guru terhadap proses pembelajaran PKn

Globalisasi Kelas IV-D SDI HI

1. Model/metode yang selama ini digunakan dalam Pembelajaran PKn

2. Kesulitan dalam proses pembelajaran PKn di kelas IV-D SDI HI

3. Pendapat guru mengenai PBM yang dilakukan guru/peneliti.

4. Meminta pendapat mengenai penggunaan model tome token arends

1998 terhadap peningkatan keberanian berpendapat siswa.

2. Teknik Observasi

Teknik observasi digunakan untuk menilai keterlaksanaan

pembelajaran dengan model pembelajaran Time Token Arends 1998,

aktivitas mengajar guru sebelum mulai tindakan dan aktivitas belajar

siswa. Indikator diadaptasi dari lembar pengamatan aktivitas dan

keberanian siswa dalam PKn. Indikator yang akan disusun menjadi

instrumen pengamatan sebagai berikut.77

a) Indikator kegiatan mengajar guru meliputi:

1) Guru membentuk siswa ke dalam beberapa kelompok

2) Guru melakukan apersepsi

3) Guru menggunakan media yang sesuai

4) Guru mengondisikan siswa untuk berdiskusi

5) Guru memantau kegiatan diskusi

6) Guru menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan RPP

7) Guru memberikan kesempatan bertanya dan umpan balik

77

Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas Edisi Revisi (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), h. 86.

Page 67: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

49

8) Guru menutup pembelajaran

b) Indikator kegiatan belajar siswa meliputi:

1) Siswa membentuk ke dalam beberapa kelompok

2) Siswa memberikan respons terhadap stimulus dari guru

3) Siswa melakukan pembelajaran sesuai dengan media dan model

4) Siswa melakukan diskusi

5) Siswa menyampaikan hasil diskusinya

6) Siswa menyampaikan pendapat, pertanyaan, dan jawaban dengan

alasan yang jelas

7) Siswa menanyakan hal-hal yang belum dimengerti

Dalam mengukur keberanian berpendapat siswa, peneliti

menggunakan teknik diskusi. Karena dalam diskusi itu dapat melatih

keberanian dan kemampuan mengutarakan pendapat, secara bahasa, logis

dan kreatif. Siswa dapat berbicara mengeluarkan gagasan dan

pendapatnya, saling mendengar pendapat orang lain, dan saling

memberikan respons.78

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

pembelajaran kooperatif time token arends 1998, jadi sebelum

mengemukakan pendapat, bertanya, dan menjawab pertanyaan siswa

harus mengumpulkan token yang sudah diberikan terlebih dahulu.

Peneliti menggunakan instrumen dan teknik pengumpulan data

berupa observasi keberanian berpendapat. Dalam menentukan kriteria

atau aspek yang diamati, terlebih dahulu peneliti mendiskusikan ukuran-

ukuran apa yang digunakan dalam pengamatan ini.79

Peneliti menggunakan instrumen observasi dengan pilihan “ya”

atau “tidak”. Dalam menyusun lembar observasi keberanian berpendapat

yang diadopsi dari Lembar Observasi dalam proses pembelajaran

PAIKEM. Hal-hal yang dijadikan aspek penilaian dalam observasi

keberanian berpendapat siswa adalah indikator keberanian berpendapat

78 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana, 2009), h. 153. 79

Kunandar, Op. Cit., hal 144.

Page 68: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

50

yang telah dirumuskan dalam beberapa bukti-bukti indikator keberanian

berpendapat yang terdapat dalam kisi-kisi keberanian berpendapat sebagai

berikut.

Tabel 3.5 : Kisi-kisi keberanian berpendapat

No. Karakteristik Nomor Item

1 Mengemukakan pendapat a, b, c

2. Menyampaikan pertanyaan d, e, f

3. Menjawab pertanyaan g, h, i

Diadaptasi dari tabel indikator proses pembelajaran PAIKEM

Indikator atau bukti-bukti dibuat per poin, hal itu memang sengaja

dibuat agar memudahkan untuk menskor. Memang sebetulnya tidak ada

batasan mengapa sebaiknya tiga indikator. Kecenderungan zaman

sekarang, orang diminta lebih bersikap tegas. Memilih tengah-tengah

artinya tidak tegas. Pilihan yang baik adalah pilihan yang tegas, memilih

“ya” atau “tidak”. Oleh karena itu, sebaiknya indikator itu 3 saja, agar

menghasilkan skor yang tegas.80

Adapun indikator skor, predikat, dan

persyaratan yang harus dipenuhi sebagai berikut.

Tabel 3.6 : Skor, Predikat, dan Pemenuhan Persyaratan81

Skor Predikat Persyaratan Isi Syarat

4 Sangat Berani Memenuhi 3 syarat a, b, c

3 Berani Memenuhi 2 syarat a dan b

a dan c

b dan c

2 Kurang Berani Memenuhi 1 syarat a saja

b saja

c saja

1 Tidak Berani Tidak ada syarat yang

memenuhi

-

80

Ibid., h. 37. 81

Ibid., h. 38.

Page 69: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

51

3. Teknik Catatan Lapangan (field notes)

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hasil pengamatan

tentang aspek pembelajaran di kelas, pemgelolaan kelas, interaksi guru

dengan siswa, interaksi antar sesama siswa, dan aspek lainnya yang

digunakan sebagai sumber data PTK. Hal ini merupakan validitas internal

dari PTK. Catatan lapangan juga dapat digunakan untuk membantu

mencatat hasil wawancara.82

4. Dokumentasi (foto/video)

Pengambilan dokumentasi dalam bentuk foto/video untuk

mempermudah jalannya proses pembelajaran, agar guru lebih mengetahui

keterampilan masing-masing siswa dalam menyampaikan pendapat atau

gagasan.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Untuk memeriksa keabsahan dan keterpercayaan data penelitian,

peneliti penggunakan teknik Credibility dan Confirmability (Objektivitas)..

Adapun tindakan yang dilakukan adalah:

1. Perpanjangan keikutsertaan

Melalui teknik ini peneliti dapat menguji ketidakbenaran informasi

yang diperkenalkan oleh distorsi, baik yang berasal dari diri sendiri

maupun responden. Hal ini dilakukan dengan cara:

a. Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul baik tentang

kejanggalan-kejanggalan, keaslian maupun kelengkapannya

b. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.

2. Ketekunan Pengamatan

Teknik ini digunakan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur

dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang

dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

Hal ini dilakukan dengan cara:

a. Pengambilan data dari berbagai sumber, yaitu peneliti, guru dan siswa

82

Kunandar, Op. cit., h. 198.

Page 70: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

52

b. Penggunaan berbagai alat atau instrumen agar data yang terkumpul

lebih akurat

3. Objektivitas

Objektivitas dalam penelitian kualitatif menurut Sukmadinata

(2007), berarti jujur, peneliti mencatat apa yang dilihat, didengar,

ditangkap, dan dirasakan berdasarkan persepsi dan keyakinan dia, tidak

dibuat-buat atau direka-reka. Hal ini dilakukan dengan cara menggunakan

berbagai metode atau cara analisis, sehingga data yang terkumpul dapat

dipercaya. Dalam hal ini bisa dilakukan pengamatan, dan pengambilan

gambar dalam bentuk foto atau video.

K. Analisis Data dan Interpretasi Data

Analisis data dilakukan dengan teknik deskriptif kualitatif dengan

mendeskripsikan data hasil observasi selama pelaksanaan tindakan dengan

menghitung persentase ketuntasan. Dalam analisis ini, hasil dari keberanian

berpendapat diberi skor angka dan dimasukkan pada tabel statistik, kemudian

dicari skor rata-rata dalam satu kelas yang digunakan sebagai objek

penelitian. Rumus perhitungan untuk mencapat prosentase sebagai berikut:

P =

x 100% Ket. : P = Angka presentase

f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N= Number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu).83

Untuk menganalisis dan menginterpretasikan data dapat

menggunakan tabel konversi sebagai berikut.

Tabel 3.7 : Konversi Nilai84

Interval Nilai Kategori Makna

81 – 100 A Sangat Baik

61 – 80 B Baik

83

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), h. 40.

84 Saur M. Tampubolon, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2014), h.

166.

Page 71: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

53

41 – 60 C Cukup

21 – 40 D Kurang Baik

0 - 20 E Sangat Tidak Baik

Data kualitatif digunakan untuk menganalisis hasil observasi. Hasil

observasi dari tindakan awal, siklus I sampai siklus III diberi perbandingan.

Dari hasil perbandingan tersebut akan diketahui peningkatan keberanian

berpendapat. Data kualitatif ini akan memberikan gambaran mengenai siswa

yang mengalami kesulitan dalam berpendapat. Analisis data observasi

keberanian berpendapat disajikan dengan tabel berikut ini:

Tabel 3.8 : Analisis Data

No Nama

Siswa

Objek yang diamati

Jumlah Mengemukakan

Pendapat

Menyampaikan

pertanyaan

Menjawab

pertanyaan

1

2

3

4

Dst.

Skor Akhir

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari setiap

pelaksanaan siklus dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik

presentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan

pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini menempatkan indikator

keberhasilan sebagai berikut.

1) Keberanian berpendapat, dengan menganalisis hasil observasi keberanian

berpendapat siswa. Penelitian ini dikatakan berhasil jika terjadi

peningkatan mencapai 75%. Presentase ini diambil atas kesepakatan

peneliti dengan guru kelas (observer) yang didasarkan pada kondisi dan

kemampuan siswa.

2) Implementasi keberanian berpendapat dengan metode pembelajaran Time

Token Arends 1998. Telah terjadi perubahan perilaku setelah mengikuti

Page 72: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

54

pembelajaran yang dilihat dari data melalui observasi atau hasil

pengamatan siswa ke arah yang positif dan semakin meningkatnya

keterlaksanaan pembelajaran oleh guru.

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil yang

diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu peningkatan

keberanian berpendapat siswa pada PKn Globalisasi, maka akan

ditindaklanjuti dengan melakukan tindakan selanjutnya sebagai rencana

perbaikan pembelajaran. Siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan,

pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Setelah

melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, apabila indikator keberhasilan

belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus II dan

seterusnya. Penelitian ini berakhir apabila peneliti menyadari bahwa

penelitian ini telah berhasil meningkatkan keberanian berpendapat siswa

dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe time token arends

1998.

Page 73: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

55

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Penelitian Pendahuluan

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDI Harapan Ibu, Pondok

Pinang, Jakarta Selatan. Sebelum melakukan penelitian, peneliti

melakukan kegiatan prapenelitian dengan melakukan observasi langsung

ke sekolah tempat meneliti. Kegiatan ini merupakan langkah awal yang

dilakukan peneliti sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas. Dalam

kegiatan prapenelitian, peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas

yang juga sebagai pengajar mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan,

melakukan pengamatan aktivitas belajar mengajar di kelas, mengamati

keberanian berpendapat siswa dalam pembelajaran PKn, dan

mendiskusikan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token Arends

1998 yang akan digunakan dalam penelitian dengan guru, serta melakukan

persiapan-persiapan yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian

tindakan kelas.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara prasiklus, diperoleh

informasi bahwa model pembelajaran yang digunakan guru dalam

mengajar PKn di kelas adalah dengan menggunakan metode ceramah,

kerja kelompok, dan tanya jawab saja. Hal ini menjadi penyebab

rendahnya keberanian berpendapat siswa dalam proses pembelajaran PKn,

hanya terlihat sedikit siswa yang berani berpendapat, baik dalam bertanya,

menjawab, dan berpendapat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas yang juga sebagai

pengajar mata pelajaran PKn, ditentukan kelas IV-D ini sebagai kelas yang

cocok untuk dilakukan penelitian tindakan kelas, terkait dengan

keberanian berpendapat siswa dalam PKn yang masih rendah.

Page 74: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

56

2. Penelitian Siklus I

a. Perencanaan:

1) Merancang skenario pembelajaran PKn dengan KD 4.1

memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di

lingkungannya

2) Membuat RPP dengan menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Time Token Arends 1998

3) Menyiapkan Token (kupon bicara)

4) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung

5) Menyiapkan instrumen yang digunakan dalam siklus PTK.

Instrumen yang digunakan meliputi Lembar observasi

keberanian berpendapat, lembar observasi aktivitas belajar

siswa dan aktivitas mengajar guru yang digunakan pada

setiap pertemuan.

b. Pelaksanaan

Proses pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam 2

pertemuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe time token arends 1998, yaitu:

1) Pertemuan ke-1

(a) Pendahuluan

Pada pertemuan pertama, semua siswa sudah duduk dengan

tertib, namun posisi tempat duduk belum disiapkan

membentuk kelompok. Kemudian guru membagi kelas ke

dalam 4 kelompok yang masing-masing beranggotakan 5

orang siswa. Dalam penentuan anggota kelompok dilakukan

secara heterogen pada masing-masing kelompok

berdaasarkan jenis kelamin dan kemampuan siswa.

Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang

akan disampaikan serta menjelaskan tahap-tahap

pembelajaran yang akan disampaikan yaitu belajar secara

Page 75: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

57

berdiskusi dan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe time token arends 1998 untuk meningkatkan

keberanian berpendapat siswa dalam pembelajaran PKn.

Tidak lupa guru juga memberikan kupon bicara untuk setiap

siswa yang berjumlah tiga kupon bicara untuk setiap siswa.

Guru juga memberitahukan kepada siswa yang telah selesai

mengungkapkan pendapat, bertanya, atau menjawab

pertanyaan untuk memasukkan token (kupon bicara) kepada

tempat yang tersedia di masing-masing kelompoknya.

Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh 3 (tiga) orang

observer yang terdiri dari 1 guru kelas dan 2 orang

mahasiswa. Peneliti menggunakan 3 orang observer agar

proses observasi lebih terfokus dan hasil observasi yang

dilakukan lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

(b) Kegiatan Inti

Pada pertemuan pertama, peneliti yang menjadi guru

sebelumnya melakukan apersepsi diawal pembelajaran

dengan menanyakan kegiatan yang dilakukan pada pagi hari

tadi sebelum mereka berangkat sekolah. Belum banyak

siswa yang menjawab pertanyaan atau stimulus dari guru.

Kemudian siswa diminta mengamati gambar persoalan

faktual terkait globalisasi. Siswa dapat memberikan

pendapatnya dan menjawab pertanyaan dari guru terkait

dengan gambar tersebut menggunakan token (kartu bicara)

yang telah diberikan. Selanjutnya, guru mempersilahkan

siswa untuk melakukan diskusi bersama kelompoknya

dengan membahas dua bahasan mengenai globalisasi, yaitu

fenomena “ojek online” dan “penggunaan gadged pada anak

sekolah”. Kelompok 1 dan 3 membahas mengenai “ojek

online” dan kelompok 2 dan 4 membahas mengenai

Page 76: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

58

“penggunaan gadged pada anak sekolah”. Guru

memberikan waktu untuk berdiskusi dan membimbing

siswa dalam pelaksanaan diskusi. Namun pada saat diskusi

dalam kelompoknya masing-masing masih ada beberapa

anggota kelompok yang tidak aktif dalam berdiskusi, hanya

ada satu atau dua orang saja yang melakukan diskusi.

Setelah itu, guru memberikan kesempatan kepada setiap

siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan

meminta semua siswa untuk memberikan pendapat terkait

hasil diskusi dan hasil jawaban dari kelompok lain melalui

kupon bicara yang sudah diberikan. Namun sebagian siswa

ada yang masih belum mengerti proses pembelajaran

dengan diterapkannya langkah-langkah model pembelajaran

time token arends 1998. Banyak siswa yang belum berani

memberikan tanggapannya dan jawaban dari pertanyaan

yang disampaikan oleh guru. Hal ini dikarenakan ada

sebagian siswa yang tidak ikut berdiskusi dalam

kelompoknya, sehingga tidak paham apa yang dibahas dan

didiskusikan.

(c) Kegiatan Akhir

Guru menutup pelajaran dengan memotivasi siswa agar

lebih aktif lagi berdiskusi dalam kelompok kecil dan dalam

kelompok besar dengan lebih aktif dalam berpendapat,

bertanya, dan menjawab pertanyaan. Dan tidak lupa guru

memberikan pujian kepada anak yang sudah aktif agar

selalu aktif dan berani berpendapat dalam pelajaran PKn

selanjutnya. Serta tidak lupa guru memberitahukan bagi

siswa yang masih memegang kupon di akhir pertemuan

selanjutnya, akan mendapatkan hukuman berupa bernyanyi

dengan lirik globalisasi di depan kelas.

Page 77: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

59

2) Pertemuan ke-2

(a). Pendahuluan

Pada pertemuan kedua, sama halnya dengan pertemuan

pertama, peneliti sebagai guru dan dibantu oleh tiga orang

observer yang terdiri dari satu guru kelas dan dua orang

mahasiswa. Guru memberikan token (kupon berbicara) kepada

semua siswa. Sebelumnya, guru memutar lagu yang berjudul

globalisasi, agar para siswa mulai terbiasa untuk

melakukanpembelajaran pada BAB Globalisasi ini. Pembahasan

yang akan dibahas pada pertemuan ini adalah tentang sikap

terhadap pengaruh globalisasi dan menyebutkan dampak positif

dan negatif pengaruh globalisasi dalam bidang kebudayaan dan

ekonomi.

(b) Kegiatan Inti

Sama seperti pertemuan pertama, peneliti yang menjadi

guru sebelumnya melakukan apersepsi di awal pembelajaran

dengan menanyakan siapa yang pagi tadi memainkan

handphone sebelum berangkat sekolah serta apa yang dilakukan

menggunakan handphone. Pada pertemuan ini sudah cukup

banyak siswa yang menjawab pertanyaan atau stimulus dari

guru. Kemudian siswa diminta mengamati video persoalan

faktual terkait globalisasi dalam bidang budaya dan ekonomi.

Siswa dapat memberikan pendapatnya dan menjawab

pertanyaan dari guru terkait dengan video tersebut menggunakan

token (kartu bicara) yang telah diberikan. Selanjutnya, guru

mempersilahkan siswa untuk melakukan diskusi bersama

kelompoknya dengan membahas dua bahasan mengenai

globalisasi, yaitu fenomena “kebudayaan lokal yang harus

diperkuat” dan “online shop”. Kelompok 1 dan 3 membahas

mengenai “kebudayaan lokal yang harus diperkuat” dan

Page 78: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

60

kelompok 2 dan 4 membahas mengenai “online shop”. Guru

memberikan waktu untuk berdiskusi dan membimbing siswa

dalam pelaksanaan diskusi. Pada pertemuan ini, siswa terlihat

kompak dan aktif dalam berdiskusi di kelompoknya masing-

masing. Walaupun masih terlihat ada beberapa siswa yang tidak

aktif dan kompak dalam kelompoknya. Hampir semua anggota

kelompok memberikan gagasan dan pendapatnya mengenai

pembahasan yang dibahas kelompoknya. Setelah itu, guru

memberikan kesempatan kepada perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusinya dan meminta semua siswa

untuk memberikan pendapat terkait hasil diskusi dan hasil

jawaban dari kelompok lain melalui kupon bicara yang sudah

diberikan. Dalam diskusi ini, sudah cukup banyak siswa yang

memberikan tanggapannya terhadap kelompok yang sedang

mempresentasikan hasil diskusinya, serta menambahkannya.

Namun, masih terlihat ada sebagian siswa yang masih saja malu

dan enggan untuk memberikan pendapatnya baik bertanya

maupun menjawab pertanyaan.

(c) Kegiatan Akhir

Sebelum menutup pelajaran, guru memberi kesempatan

siswa untuk bertanya mengenai materi yang kurang jelas. Tidak

lupa guru memberikan pujian bagi mereka yang mulai berani

mengeluarkan pendapatnya, baik bertanya maupun menjawab.

Dan memberikan motivasi bagi siswa yang kurang/belum

mengeluarkan gagasan atau pendapatnya. Guru memberikan

soal evaluasi.

c. Observasi

Tahap observasi ini dilakukan bersamaan dengan

berlangsungnya tahap pelaksanaan tindakan. Tahap ini dilakukan

oleh peneliti dan dibantu oleh para observer yang mengamati dan

Page 79: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

61

mencatat seluruh kejadian yang dilakukan siswa dalam

mengungkapkan pendapatnya pada pelajaran PKn materi

globalisasi.

1) Lembar observasi keberanian berpendapat

Dalam penelitian ini, lembar observasi keberanian

berpendapat siswa digunakan untuk mengetahui peningkatan

keberanian berpendapat siswa dalam pelajaran PKn Globalisasi

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time

token arends 1998 yang berlangsung selama siklus I.

Tabel 4.1 : Rekapitulasi Skor Observasi Keberanian

Berpendapat Siklus 1 Pertemuan 1

No Nama Siswa

Objek yang diamati

Jumlah Mengemuk

akan

Pendapat

Menyampai

kan

pertanyaan

Menjawab

pertanyaa

n

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

Dyah

Kaira

Linka

Hafizha

Annisa

Nayla

Dimas

Mofal

Najla

Daffa

Salsa

Leony

Keysa

Zahira

Haikal

Raissa

Navaya

1

1

1

4

1

1

4

1

2

1

2

3

3

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

2

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

3

1

1

2

3

1

1

1

1

3

3

3

6

3

3

6

3

6

3

4

6

8

3

3

3

3

Page 80: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

62

18

19

Faidz

Namira

4

3

4

1

3

2

11

5

Skor Akhir 85

Tabel 4.2 : Rekapitulasi Skor Observasi Keberanian

Berpendapat Siklus 1 Pertemuan 2

No Nama Siswa

Objek yang diamati

Jumlah Mengemuk

akan

Pendapat

Menyampai

kan

pertanyaan

Menjawab

pertanyaa

n

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

Dyah

Kaira

Linka

Hafizha

Annisa

Nayla

Dimas

Mofal

Najla

Daffa

Salsa

Leony

Keysa

Zahira

Haikal

Raissa

Navaya

Faidz

Namira

4

1

2

3

1

3

3

1

2

1

1

2

2

3

1

3

1

2

2

1

3

1

2

2

1

3

3

3

1

3

2

3

1

1

1

1

3

1

2

4

2

1

2

1

3

1

2

1

4

4

4

2

1

1

2

3

3

7

8

5

6

5

5

9

5

7

3

8

8

9

6

3

5

4

8

6

Skor Akhir 117

Page 81: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

63

Tabel 4.3 : Rata-rata Observasi Keberanian Berpendapat Siklus I

No Nama Pertemuan 1 Pertemuan 2 (∑) (%)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

Dyah

Kaira

Linka

Hafizha

Annisa

Nayla

Dimas

Mofal

Najla

Daffa

Salsa

Leony

Keysa

Zahira

Haikal

Raissa

Navaya

Faidz

Namira

3

3

3

6

3

3

6

3

6

3

4

6

8

3

3

3

3

11

5

7

8

5

6

5

5

9

5

7

3

8

8

9

6

3

5

4

8

6

10

11

8

12

8

8

15

8

13

6

12

14

17

9

6

8

7

19

11

41,67

45,83

33,33

50

33,33

33,33

62,5

33,33

54,17

25

50

58,33

70,83

37,5

25

33,33

29,17

79,17

45,83

Jumlah (∑) 85 117 202 44,30

Presentase (%) 37,28 51,32

Rata-rata 44,30

Tabel 4.4 : Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

No. Objek yang diamati Pertemuan ke- (∑) (%)

1 2

1 Siswa membentuk ke

dalam beberapa kelompok

3

3

6 75

2 Siswa menyampaikan

pertanyaan, jawaban, dan

1 2 3 37,5

Page 82: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

64

pendapatnya atas stimuus

guru

3 Siswa melakukan

pembelajaran sesuai

dengan media

2 3 5 62,5

4 Siswa berdiskusi mengenai

kejadian faktual mengenai

globalisasi

2 3 5 62,5

5 Siswa mendeskripsikan

hasil diskusi kelompoknya

di depan kelas

2 2 4 50

6 Siswa menyampaikan

pendapatnya dengan

alasan yang jelas

1 2 3 37,5

7 Siswa menanyakan hal-hal

yang belum dimengerti

kepada guru (konfirmasi)

1 2 3 37,5

8 Siswa bersama guru

menutup pelajaran

3 3 6 75

Jumlah (∑) 15 20 54,69 %

Persentase (%) 46,88 62,5

Rata-rata 54,69 %

Berdasarkan tabel di atas terkait dengan kegiatan aktivitas belajar

siswa, terlihat tidak semua siswa mengikuti setiap aspek yang diamati

dalam lembar observasi. Sesuai dengan data yang diperoleh terjadi

peningkatan hasil observasi aktivitas belajar siswa yang dilakukan selama

siklus I dengan presentasi nilai 46,88 % - 62,5 %, sehingga dapat diketahui

hasil rata-rata aktifitas belajar siswa pada siklus I adalah 54, 69 %.

Page 83: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

65

Tabel 4.5 : Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru

No. Objek yang diamati Pertemuan ke- (∑) (%)

1 2

1 Guru membentuk siswa ke

dalam beberapa kelompok

2 3 5 62,5

2 Guru melakukan apersepsi

yang menstimulus siswa

untuk bertanya, menjawab,

atau berpendapat

3 3 6 75

3 Guru menggunakan media

yang sesuai

2 3 5 62,5

4 Guru mengkondisikan

siswa untuk berdiskusi

mengenai kejadian faktual

mengenai globalisasi

3 3 6 75

5 Guru memantau kegiatan

diskusi siswa

3 3 6 75

6 Guru menggunakan

metode pembelajaran yang

sesuai dengan RPP

3 3 6 75

7 Guru memberikan

kesempatan siswa untuk

bertanya, dan guru

membelikan timbal balik

2 3 5 62,5

8 Guru menutup pelajaran 3 3 6 75

Jumlah (∑) 21 24 70,3 %

Persentase (%) 65,6 75

Rata-rata 70,3 %

Page 84: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

66

Berdasarkan tabel di atas terkait dengan kegiatan aktivitas

mengajar guru, guru mengikuti setiap aspek yang diamati dalam lembar

observasi dan melakukan langkah-langkah yang tersusun di dalam RPP.

Sesuai dengan data yang diperoleh terjadi peningkatan hasil observasi

aktivitas mengajar guru yang dilakukan selama siklus I dengan presentasi

nilai 65,6 % - 75 %, sehingga dapat diketahui hasil rata-rata aktivitas

mengajar guru pada siklus I adalah 70,3 %.

4) Catatan Lapangan

Proses pengamatan lainnya berbentuk catatan lapangan. Catatan

lapangan tersebut mencatat semua kondisi siswa dan kejadian selama

proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe time token arends 1998. Berdasarkan

pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung diperoleh catatan

mengenai kondisi siswa sebagai berikut:

Tabel 4.6 : Hasil Pengamatan Catatan Lapangan Siklus I Pertemuan 1

No Tindakan Kondisi Siswa

1 Apersepsi

(Pemberian

stimulus)

- Siswa terlihat sulit dan lama dalam

membentuk kelompok

- Banyak siswa yang kurang memperhatikan

penjelasan guru mengenai langkah-langkah

Pembelajaran time token arends 1998

- Masih sedikit siswa yang menanggapi

stimulus guru

2 Berpendapat,

bertanya, dan

menjawab

(Diskusi)

- Didominasi oleh siswa yang terbiasa aktif &

berani berpendapat

- Beberapa siswa terlihat mengandalkan

temannya dalam berdiskusi

- Sebagian siswa terlihat malu untuk

berpendapat, bertanya, dan menjawab

Page 85: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

67

- Siswa terlihat masih ragu dalam

menyampaikan pendapatnya.

3 Refleksi - Keberanian berpendapat siswa terlihat masih

kurang

Tabel 4.7 : Hasil Pengamatan Catatan Lapangan Siklus I Pertemuan 2

No Tindakan Kondisi Siswa

1 Apersepsi

(Pemberian

stimulus)

- Siswa sudah duduk berkelompok sejak

pelajaran belum dimulai

- Siswa memperhatikan video lagu globalisasi,

karena lirik dari lagu tersebut berisi

pengertian globalisasi

- Siswa bertanya tentang lirik lagu tersebut

2 Berpendapat,

bertanya, dan

menjawab

(Diskusi)

- Terlihat lebih aktif dan sebagian siswa telah

berani mengungkapkan pendapatnya

- Cukup banyak siswa yang menjawab

stimulus dari guru

- Siswa cukup antusias dalam berdiskusi,

memberikan gagasannya dalam diskusi

kelompok

- Percaya diri dalam menyampaikan hasil

diskusi dan menanggapinya

3 Refleksi - Keberanian berpendapat siswa terlihat mulai

meningkat

5) Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan setelah proses pembelajaran siklus

I selesai. Wawancara dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap

keberanian berpendapat siswa pada pelajaran PKn Globalisasi dengan

Page 86: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

68

menggunakan moleh pembelajaran kooperatif tipe time token arends 1998.

Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada

siswa berdasarkan tingkat keberanian berpendapatnya yang berbeda-beda

dalam belajar PKn. Hasil wawancara sebagaimana dijelaskan pada tabel

berikut:

Tabel 4.8 : Hasil Wawancara Setelah Tindakan Siklus I

No Pertanyaan

Tingkat Keberanian Berpendapat Siswa

Tinggi Sedang Rendah

1 Bagaimana perasaan

kalian setelah belajar

PKn dengan model

pembelajaran Time

Token ?

Sedikit ada

perubahan

senang Ada

2 Apakah belajar dengan

model pembelajaran

Time Token

membuatmu lebih

mudah memahami

pelajaran PKn

Globalisasi?

Ya Ya Ya

3 Apakah belajar dengan

model pembelajaran

Time Token

membuatmu lebih

berani berpendapat?

Ya Ya Ya

4 Apa kesulitanmu

dalam berpendapat

dalam pelajaran PKn

dengan model

pembelajaran Time

Token?

Kuponnya

terlalu

sedikit

Kelasnya

jadi ramai

dan berisik

Kadang-

kadang

masih belum

percaya diri

Page 87: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

69

Dari hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa beberapa siswa

mulai antusias dan senang,hal tersebut menandakan bahwa keberanian

berpendapat siswa mulai meningkat pada pelajaran PKn Globalisasi

dengan model pembelajaran kooperatif tipe time token arends 1998.

d. Refleksi

Pada siklus I, keberanian berpendapat siswa pada pelajaran PKn

Globalisasi dalam memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di

lingkungannya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

time token arends 1998 diperoleh hasil observasi aktivitas siswa dan

observasi aktivitas guru yang dinilai masih kurang. Dan juga berdasarkan

hasil observasi keberanian berpendapat siswa menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe time token arends 1998 terihat masih belum

mencapai kriteria ketuntasan penelitian yang telah ditentukan yaitu sebesar

75 %. Oleh karena itu, keberanian berpendapat siswa dalam PKn

globalisasi perlu ditingkatkan lagi melalui perbaikan-perbaikan tindakan

yang telah dilaksanakan untuk diterapkan pada siklus II. Adapun

perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9 : Tindakan Perbaikan pada Siklus I

No Aspek Perbaikan

1 Mengemukakan

Pendapat

- Untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa

dalam berpendapat, guru harus mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang dapat

mempertajam pendapatnya agar siswa

menjadi lebih berani dan percaya diri.

- Memberi perhatian serius kepada anak yang

sedang berpendapat.

- Latar/ruangan kelas juga dikondisikan sesuai

Page 88: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

70

dengan rencana pembelajaran.

- Memberikan pujian kepada siswa yang

mulai berapi berpendapat,serta memberikan

motivasi bagi siswa yang masih kurang atau

belum berani berpendapat.

2 Menyampaikan

Pertanyaan

- Kelompok siswa dikondisikan agar dapat

terjadi proses diskusi yang lebih maksimal

sehingga siswa diharapkan mampu

memberikan pertanyaan yang baik dengan

percaya diri (menciptakan suasana

demokrasi)

3 Menjawab

Pertanyaan

- Memberikan stimulus-stimulus yang dapat

merangsang siswa untuk dapat menjawab

pertanyaan dari teman atau guru (memberi

pertanyaan terbuka)

- Memberikan punishment kepada siswa yang

belum dapat memberikan pendapatnya

berupa bernyanyi lagu globalisasi di depan

kelas.

Berdasarkan refleksi dan perbaikan tindakan pembelajaran pada siklus I

diketahui bahwa keberanian berpendapat pada pelajaran PKn Globalisasi siswa

dilihat masih kurang. Hal tersebut dapat ditunjukkan pula berdasarkan data hasil

observasi keberanian berpendapat siswa dengan presentase 44, 30 % atau

termasuk kategori “Cukup”, dan pada data hasil observasi akrivitas belajar siswa

sebesar 54,69 % dengan kategori “Cukup”. Berdasarkan data tersebut, dapat

dijelaskan dan menunjukkan bahwa penelitian tindakan kelas yang dilakukan

belum mencapai kriteria ketercapaian yang telah ditentukan yaitu skor presentase

rata-rata observasi keberanian berpendapat siswa minimal sebesar 75 % dengan

Page 89: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

71

kategori “Baik”, maka perlu dilanjutkan tindakan pembelajaran pada siklus

berikutnya dengan hasil refleksi siklus I digunakan sebagai acuan perbaikan.

3. Penelitian Siklus II

a) Perencanaan

Berdasarkan refleksi dari siklus I mengenai keberanian

berpendapat siswa, dan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran PKn

Globalisasi, maka dilakukan perbaikan untuk pelaksanaan pembelajaran

pada siklus II ini. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini

adalah menyusun dan mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). Selain itu, peneliti juga menyiapkan instrumen-instrumen

penelitian berupa lembar observasi keberanian berpendapat, lembar

observasi aktivitas belajar siswa, dan lembar observasi aktivitas mengajar

guru, dan catatan lapangan.

Pada siklus II ini target yang diharapkan adalah meningkatnya

keberanian berpendapat siswa pada pelajaran PKn Globalisasi dengan

menunjukkan rata-rata presentase observasi keberanian berpendapat siswa

mencapai 75 % atau lebih.

b) Pelaksanaan

1) Pertemuan ke-1

(a) Pendahuluan

Pada pertemuan ini, bahasan yang akan dibahas adalah

pengaruh globalisasi dalam bidang pendidikan (Pendidikan

Islam). Sebagaimana pada pertemuan-pertemuan sebelumnya,

seperti biasa peneliti bertindak sebagai guru, dan dibantu oleh 3

(tiga) orang observer yang terdiri dari satu guru kelas dan dua

mahasiswa yang berperan mengamati keberanian siswa dalam

berpendapat, mengamati aktivitas belajar siswa dan guru

kemudian mencatatnya ke dalam lembar observasi yang telah

disediakan.

Page 90: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

72

Pada siklus ini, peneliti menggunakan ruangan audiovisual

sebagai tempat belajar dan membentuk siswa menjadi dua

kelompok besar. Hal ini ditujukan agar siswa lebih terfokus untuk

melakukan pembelajaran, diskusi, melihat tampilan yang peneliti

tampilkan di proyektor, dan menghindari suara riuh dari luar yang

dapat mengganggu konsentrasi dan perhatian siswa ketika

pembelajaran sedang berlangsung. Guru pun kembali

menampilkan video lagu globalisasi, agar siswa terbiasa dan

mengingatkan bahwa jika diakhir pembelajaran masih terdapat

siswa yang memegang kuponnya, maka akan mendapatkan

punishment berupa menyanyikan lagu tersebut di depan kelas.

(b) Kegiatan Inti

Sama seperti pertemuan sebelumnya, peneliti yang menjadi

guru sebelumnya melakukan apersepsi di awal pembelajaran

dengan menanyakan siapa yang pagi tadi berangkat sekolah

menaiki kendaraan, baik kendaraan umum maupun pribadi serta

menanyakan apa saja yang dilakukan di dalam kendaraan

tersebut. Pada pertemuan ini sudah banyak siswa yang menjawab

pertanyaan atau stimulus dari guru. Kemudian siswa diminta

mengamati video persoalan faktual terkait globalisasi dalam

bidang pakaian dan teknologi. Siswa dapat memberikan

pendapatnya dan menjawab pertanyaan dari guru terkait dengan

video tersebut menggunakan token (kartu bicara) yang telah

diberikan. Selanjutnya, guru mempersilahkan siswa untuk

melakukan diskusi bersama kelompoknya dengan membahas

bahasan mengenai globalisasi dalam bidang pendidikan, yaitu

“Pesantren dalam Era Globalisasi”. Setiap kelompok diminta

berdiskusi mengenai bahasan tersebut serta menyiapkan

pertanyaan mengenai bahasan tersebut. Guru memberikan waktu

untuk berdiskusi dan membimbing siswa dalam pelaksanaan

Page 91: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

73

diskusi. Pada pertemuan ini, siswa terlihat kompak dan aktif

dalam berdiskusi di kelompoknya masing-masing dan setiap

siswa terlihat serius membaca dan berusaha untuk memahami dan

membuat pertanyaan yang akan diajukan nanti. Hampir semua

anggota kelompok memberikan gagasan dan pendapatnya

mengenai pembahasan yang dibahas kelompoknya. Setelah itu,

guru memberikan kesempatan kepada perwakilan kelompok

untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan meminta semua

siswa untuk memberikan pendapat terkait hasil diskusi dan hasil

jawaban dari kelompok lain melalui kupon bicara yang sudah

diberikan. Dalam diskusi ini sudah cukup banyak siswa yang

memberikan tanggapannya terhadap kelompok yang sedang

mempresentasikan hasil diskusinya, serta menambahkannya.

Suasana kelas pun menjadi ramai dan agak riuh karena banyak

siswa yang ingin membacakan pertanyaannya dan menjawab serta

menanggapinya

. .

(c) Kegiatan Akhir

Sebelum menutup pelajaran, guru menanyakan kepada

siswa siapa yang masih memegang kupon dan mengingatkan

siswa yang masih memegang untuk bersiap-siap untuk menjalani

hukuman dengan bernyanyi lagu globalisasi nanti ketika pelajaran

sudah ditutup. Diharapkan dengan mendapatkan hukuman berupa

bernyanyi, siswa menjadi lebih termotivasi dan berani dalam

mengungkapkan pendapatnya pada pertemuan berikutnya.

Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya mengenai

materi yang kurang jelas. Tidak lupa guru memberikan pujian

bagi mereka yang mulai berani mengeluarkan pendapatnya, baik

bertanya maupun menjawab. Dan memberikan motivasi bagi

siswa yang kurang/belum mengeluarkan gagasan atau

pendapatnya.

Page 92: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

74

3) Pertemuan ke-2

(a). Pendahuluan

Pada pertemuan ini, bahasan yang akan dibahas adalah pengaruh

globalisasi dalam bidang kebudayaan daerah. Sebagaimana pada

pertemuan-pertemuan sebelumnya, seperti biasa peneliti bertindak

sebagai guru, dan dibantu oleh 3 (tiga) orang observer yang terdiri dari

satu guru kelas dan dua mahasiswa yang berperan mengamati

keberanian siswa dalam berpendapat, mengamati aktivitas belajar siswa

dan guru kemudian mencatatnya ke dalam lembar observasi yang telah

disediakan.

(b) Kegiatan Inti

Sama seperti pertemuan pertama, peneliti yang menjadi guru

sebelumnya melakukan apersepsi diawal pembelajaran dengan

menanyakan siapa yang tahu budaya-budaya daerah yang ada di

Indonesia, kalian berasal dari suku dan kebudayaan mana, dan

apakan kalian lebih hafal budaya sendiri atau budaya yang berasal

dari luar negeri. Pada pertemuan ini sudah cukup banyak siswa

yang menjawab pertanyaan atau stimulus dari guru. Kemudian

siswa diminta mengamati video persoalan faktual terkait globalisasi

dalam bidang budaya. Siswa dapat memberikan pendapatnya dan

menjawab pertanyaan dari guru terkait dengan video tersebut

menggunakan token (kartu bicara) yang telah diberikan.

Selanjutnya, guru mempersilahkan siswa untuk melakukan diskusi

bersama kelompoknya dengan membahas bahasan mengenai

globalisasi dalam bidang budaya yaitu sebuah berita berjudul

”budaya daerah kurang perhatian”. Setiap kelompok diminta

berdiskusi mengenai bahasan tersebut serta menyiapkan pertanyaan

mengenai bahasan tersebut. Guru memberikan waktu untuk

berdiskusi dan membimbing siswa dalam pelaksanaan diskusi.

Pada pertemuan ini, siswa terlihat kompak dan aktif dalam

berdiskusi di kelompoknya masing-masing dan setiap siswa terlihat

Page 93: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

75

serius membaca dan berusaha untuk memahami dan membuat

pertanyaan yang akan diajukan nanti. Hampir semua anggota

kelompok memberikan gagasan dan pendapatnya mengenai

pembahasan yang dibahas kelompoknya. Setelah itu, guru

memberikan kesempatan kepada perwakilan kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusinya dan meminta semua siswa

untuk memberikan pendapat,bertanya,maupun memberikan

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang ada terkait hasil diskusi

dan hasil jawaban dari kelompok lain melalui kupon bicara yang

sudah diberikan. Dalam diskusi ini sudah cukup banyak siswa yang

memberikan tanggapannya terhadap kelompok yang sedang

mempresentasikan hasil diskusinya, serta menambahkannya.

Suasana kelas pun menjadi ramai dan agak riuh karena banyak

siswa yang ingin membacakan pertanyaannya dan menjawab serta

menanggapinya. Tidak jarang juga ada siswa yang menyesal karena

kupon bicaranya habis.

(c) Kegiatan Akhir

Sebelum menutup pelajaran, guru memberi kesempatan siswa

untuk bertanya mengenai materi yang kurang jelas. Tidak lupa guru

memberikan pujian bagi mereka yang mulai berani mengeluarkan

pendapatnya, baik bertanya maupun menjawab. Dan memberikan

motivasi bagi siswa yang kurang/belum mengeluarkan gagasan atau

pendapatnya. Guru memberikan soal evaluasi.

e. Observasi

Tahap observasi ini dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya

tahap pelaksanaan tindakan. Tahap ini dilakukan oleh peneliti dan

dibantu oleh para observer yang mengamati dan mencatat seluruh

kejadian yang dilakukan siswa dalam mengungkapkan pendapatnya

pada pelajaran PKn materi globalisasi.

Page 94: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

76

1) Lembar observasi keberanian berpendapat

Dalam penelitian ini, lembar observasi keberanian berpendapat

siswa digunakan untuk mengetahui peningkatan keberanian berpendapat

siswa dalam pelajaran PKn Globalisasi dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe time token arends 1998 yang berlangsung

selama siklus II.

Tabel 4.10 : Rekapitulasi Skor Observasi Keberanian

Berpendapat Siklus II Pertemuan 1

No Nama Siswa

Objek yang diamati

Jumlah Mengemuk

akan

Pendapat

Menyampai

kan

pertanyaan

Menjawab

pertanyaa

n

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

Dyah

Kaira

Linka

Hafizha

Annisa

Nayla

Dimas

Mofal

Najla

Daffa

Salsa

Leony

Keysa

Zahira

Haikal

Raissa

Navaya

Faidz

Namira

2

4

2

3

2

1

4

3

3

1

3

3

4

1

1

1

1

4

3

4

4

3

4

3

3

4

3

4

3

3

3

4

3

1

3

2

4

3

3

4

3

4

3

3

4

4

4

3

4

4

4

3

1

3

3

4

4

9

12

8

11

8

7

12

10

11

7

10

10

12

7

3

7

6

12

10

Skor Akhir 172

Page 95: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

77

Rata–rata siswa =

= 75,44%

Tabel 4.11 : Rekapitulasi Skor Observasi Keberanian

Berpendapat Siklus II Pertemuan 2

No Nama Siswa

Objek yang diamati

Jumlah Mengemuk

akan

Pendapat

Menyampai

kan

pertanyaan

Menjawab

pertanyaa

n

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

Dyah

Kaira

Linka

Hafizha

Annisa

Nayla

Dimas

Mofal

Najla

Daffa

Salsa

Leony

Keysa

Zahira

Haikal

Raissa

Navaya

Faidz

Namira

2

4

2

3

2

2

4

3

3

2

3

3

4

2

1

2

1

4

3

4

4

3

4

3

3

4

3

4

3

3

3

4

3

1

3

2

4

3

3

4

3

4

3

3

4

4

4

3

4

4

4

3

2

3

3

4

4

9

12

8

11

8

8

12

10

11

8

10

10

12

8

4

8

6

12

10

Skor Akhir 177

Rata–rata siswa =

Page 96: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

78

= 77,63%

Tabel 4.12 : Tabel Rata-rata Observasi Keberanian Berpendapat Siklus II

No Nama Pertemuan 1 Pertemuan 2 (∑) (%)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

Dyah

Kaira

Linka

Hafizha

Annisa

Nayla

Dimas

Mofal

Najla

Daffa

Salsa

Leony

Keysa

Zahira

Haikal

Raissa

Navaya

Faidz

Namira

9

12

8

11

8

7

12

10

11

7

10

10

12

7

3

7

6

12

10

9

12

8

11

8

8

12

10

11

8

10

10

12

8

4

8

6

12

10

18

24

16

22

16

15

24

20

22

15

20

20

24

15

7

15

12

24

20

75

100

66,67

91,67

66,67

62,5

100

83,33

91,67

62,5

83,33

83,33

100

62,5

29,17

62,5

50

100

83,33

Jumlah (∑) 172 177 349 76,54

Presentase (%) 75,44 77,63

Rata-rata 76,54

Tabel 4.13 : Lembar observasi aktivitas belajar siswa

No. Objek yang diamati Pertemuan ke- (∑) (%)

1 2

1 Siswa membentuk ke 4 4 8 100

Page 97: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

79

dalam beberapa kelompok

2 Siswa menyampaikan

pertanyaan, jawaban, dan

pendapatnya atas stimuus

guru

4 4 8 100

3 Siswa melakukan

pembelajaran sesuai

dengan media

3 3 6 75

4 Siswa berdiskusi mengenai

kejadian faktual mengenai

globalisasi

3 4 7 87,5

5 Siswa mendeskripsikan

hasil diskusi kelompoknya

di depan kelas

3 3 6 75

6 Siswa menyampaikan

pendapatnya dengan

alasan yang jelas

3 3 6 75

7 Siswa menanyakan hal-hal

yang belum dimengerti

kepada guru (konfirmasi)

3 3 6 75

8 Siswa bersama guru

menutup pelajaran

4 4 8 100

Jumlah (∑) 27 28 55 85,94

Persentase (%) 84,38 87,5

Rata-rata 85,94

Berdasarkan tabel di atas, terkait dengan kegiatan aktivitas belajar

siswa, terlihat hampir seluruh siswa mengikuti setiap aspek yang diamati

dalam lembar observasi. Sesuai dengan data yang diperoleh, hasil

Page 98: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

80

observasi aktivitas belajar siswa yang dilakukan selama siklus II dengan

presentasi nilai 84,38 % - 87,5% sehingga dapat diketahui hasil rata-rata

aktifitas belajar siswa pada siklus II adalah 85,94 %.

Tabel 4.14 : Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru

No. Objek yang diamati Pertemuan ke- (∑) (%)

1 2

1 Guru membentuk siswa ke

dalam beberapa kelompok

4 4 8 100

2 Guru melakukan apersepsi

yang menstimulus siswa

untuk bertanya, menjawab,

atau berpendapat

4 4 8 100

3 Guru menggunakan media

yang sesuai

3 3 6 75

4 Guru mengkondisikan

siswa untuk berdiskusi

mengenai kejadian faktual

mengenai globalisasi

3 4 7 87,5

5 Guru memantau kegiatan

diskusi siswa

4 4 8 100

6 Guru menggunakan

metode pembelajaran yang

sesuai dengan RPP

3 3 6 75

7 Guru memberikan

kesempatan siswa untuk

bertanya, dan guru

membelikan timbal balik

3 3 6 75

8 Guru menutup pelajaran 4 4 8 75

Jumlah (∑) 28 29 57 89,06

Persentase (%) 87,5 90,62

Page 99: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

81

Rata-rata 89,06

Berdasarkan tabel di atas terkait dengan kegiatan aktivitas mengajar guru,

guru mengikuti setiap aspek yang diamati dalam lembar observasi dan melakukan

langkah-langkah yang tersusun di dalam RPP. Sesuai dengan data yang diperoleh,

hasil observasi aktivitas mengajar guru yang dilakukan selama siklus II dengan

presentasi nilai 87,5 % - 90,62%, sehingga dapat diketahui hasil rata-rata aktivitas

mengajar guru pada siklus II adalah 89,06 %.

4) Catatan Lapangan

Proses pengamatan lainnya berbentuk catatan lapangan. Catatan lapangan

tersebut mencatat semua kondisi siswa dan kejadian selama proses pembelajaran

berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time token

arends 1998. Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung

diperoleh catatan mengenai kondisi siswa sebagai berikut:

Tabel 4.15 : Hasil Pengamatan Catatan Lapangan Siklus II Pertemuan 1

No Tindakan Kondisi Siswa

1 Apersepsi

(Pemberian

stimulus)

- Siswa sudah duduk berkelompok sebelum

pembelajaran dimulai

- Siswa terlihat antusias dalam menjawab

stimulus dari guru

2 Berpendapat,

bertanya, dan

menjawab

(Diskusi)

- Hampir semua siswa ingin menjawab

pertanyaan dari guru atau siswa lain

- Siswa terlihat konsentrasi dalam memahami

nahasan diskusi

- Banyak siswa yang ingin bertanya, terlebih

Page 100: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

82

lagi untuk menjawab pertanyaan

- Suasana agak riuh karena banyak siswa yang

ingin menyampaikan gagasannya

- Siswa mulai memberanikan diri untuk

memberikan kesimpulan

3 Refleksi - Semua kupon yang dipegang siswa terlihat

hampir habis

Tabel 4.16 : Hasil Pengamatan Catatan Lapangan Siklus II Pertemuan 2

No Tindakan Kondisi Siswa

1 Apersepsi

(Pemberian

stimulus)

- Siswa sudah duduk berkelompok sebelum

pembelajaran dimulai

- Siswa terlihat antusias dalam menjawab

stimulus dari guru

2 Berpendapat,

bertanya, dan

menjawab

(Diskusi)

- Hampir semua siswa ingin menjawab

pertanyaan dari guru atau siswa lain

- Siswa terlihat konsentrasi dalam memahami

nahasan diskusi

- Banyak siswa yang ingin bertanya, terlebih

lagi untuk menjawab pertanyaan

- Suasana agak riuh karena banyak siswa yang

ingin menyampaikan gagasannya

- Siswa mulai memberanikan diri untuk

memberikan kesimpulan

3 Refleksi - Semua kupon yang dipegang siswa terlihat

hampir habis

- Waktu pelaksanaan terasa sedikit

dikarenakan banyaknya siswa yang aktif

berpendapat, bertanya dan menjawab

pertanyaan

Page 101: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

83

5) Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan setelah proses pembelajaran siklus

II selesai. Wawancara dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap

keberanian berpendapat siswa pada pelajaran PKn Globalisasi dengan

menggunakan moleh pembelajaran kooperatif tipe time token arends 1998.

Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada

siswa berdasarkan tingkat keberanian berpendapatnya yang berbeda-beda

dalam belajar PKn. Hasil wawancara sebagaimana dijelaskan pada tabel

berikut:

Tabel 4.17 : Hasil Wawancara Setelah Tindakan

No Pertanyaan Tingkat Keberanian Berpendapat Siswa

Tinggi Sedang Rendah

1 Bagaimana perasaan

kalian setelah belajar

PKn dengan model

pembelajaran Time

Token ?

Ada, saya

lebih

percaya diri

dalam

berpendapat

Ada,

membuat

saya lebih

aktif

Senang

2 Apakah belajar dengan

model pembelajaran

Time Token

membuatmu lebih

mudah memahami

pelajaran PKn

Globalisasi?

Ya Ya Ya

3 Apakah belajar dengan

model pembelajaran

Time Token

membuatmu lebih

berani berpendapat?

Ya Ya Ya

Page 102: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

84

4 Apa kesulitanmu

dalam berpendapat

dalam pelajaran PKn

dengan model

pembelajaran Time

Token?

Tidak ada

kesulitan

Jika

kuponnya

habis, tidak

bisa

berpendapat

lagi

Kadang-

kadang

masih belum

berani dan

percaya diri

Dari hasil wawancara tersebut, diketahui bahwa beberapa siswa

lebih antusias dan senang,hal tersebut menandakan bahwa keberanian

berpendapat siswa meningkat pada pelajaran PKn Globalisasi dengan

model pembelajaran kooperatif tipe time token arends 1998.

d) Refleksi

Pada tahap ini, peneliti dan guru kelas melakukan refleksi atas

hasil analisis data dan seluruh pelaksanaan pembelajaran siklus II. Adapun

hasil refleksi tersebut sebagai berikut:

1) Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe time token arends 1998 selama siklus II memperlihatkan

antusias dan keberanian siswa semakin baik dari siklus sebelumnya.

2) Siswa sudah terlihat aktif dan berani berpendapat dalam mengikuti

pembelajaran PKn Globalisasi dengan menggunakan media yang

digunakan.

3) Diskusi dalam kelompok besar menunjukkan adanya peningkatan yang

baik. Tiap anggota kelompok secara sungguh-sungguh membuat

pertanyaan untuk dijawab oleh kelompok lain, dan anggota kelompok

lainnya bersiap-siap untuk menjawab dan menambahkannya. Kupon

bicara pun dianggap kurang karena masih banyak siswa yang ingin

berpendapat walaupun kuponnya telah habis.

Page 103: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

85

4) Posisi tempat duduk yang diatur guru dan ruangan yang kondusif

berdampak positif terhadap rasa perhatian siswa dan dalam berdiskusi.

Perbaikan pada siklus II menunjukkan adanya hasil yang sesuai

dengan yang diharapkan. Pada tiap pertemuannya menunjukkan adanya

peningkatan keberanian berpendapat siswa. Berdasarkan hasil observasi

keberanian berpendapat siswa mencapai 76,54 % , berdasarkan observasi

aktivitas belajar siswa mencapai 85,94 %, dan observasi aktivitas mengajar

guru mencapai 89,06 %. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata presentase

keberanian berpendapat siswa, aktivitas belajar siswa dan mengajar guru pada

siklus II telah mencapai indikator ketercapaian penelitian yang ditentukan.

Peningkatan keberanian berpendapat dalam pembelajaran PKn

Globalisasi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time

token arends 1998 merupakan target yang ingin dicapai dalam penelitian

tindakan kelas ini. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II, yaitu apabila

indikator ketercapaian telah tercapai maka penelitian tindakan kelas ini

dihentikan sampai siklus II. Adapun hasil wawancara siswa dan guru

memberikan informasi bahwa siswa merespon sangat baik pada penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe time token arends 1998, dan guru kelas

beranggapan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe time

token arends 1998 telah dilaksanakan dengan baik. Hal ini diperlihatkan

dengan catatan lapangan yang menunjukkan adanya peningkatan keberanian

berpendapat siswa pada pelajaran PKn Globalisasi yang semakin baik.

B. Analisis Data

Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada,

yang diperoleh dari berbagai sumber. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Lembar Observasi

a) Lembar Observasi Keberanian Berpendapat

Page 104: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

86

Lembar observasi keberanian berpendapat siswa digunakan

untuk mengetahui peningkatan keberanian berpendapat siswa dalam

pelajaran PKn Globalisasi dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe time token arends 1998 yang berlangsung pada setiap

siklusnya. Adapun hasil observasi keberanian berpendapat PKn siswa

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.18 : Rata-rata Observasi Keberanian Berpendapat Siklus I dan II

No Nama Siklus 1 Siklus 2

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

Dyah

Kaira

Linka

Hafizha

Annisa

Nayla

Dimas

Mofal

Najla

Daffa

Salsa

Leony

Keysa

Zahira

Haikal

Raissa

Navaya

Faidz

Namira

10

11

8

12

8

8

15

8

13

6

12

14

17

9

6

8

7

19

11

18

24

16

22

16

15

24

20

22

15

20

20

24

15

7

15

12

24

20

Jumlah (∑) 202 349

Presentase (%) 44,30 76,54

Page 105: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

87

Gambar 4.1 : Diagram Persentase Keberanian Berpendapat Siswa pada

Siklus I dan II

Berdasarkan hasil analisis data dari lembar observasi keberanian

berpendapat siswa, jumlah persentase rata-rata pada siklus I yaitu 44,30 %

dengan kategori “Cukup”, sedangkan pada siklus II jumlah persentase

rata-rata keberanian berpendapat siswa meningkat menjadi 76,54 %

dengan kategori “Baik”. Hal tersebut membuktikan bahwa penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe time token arends 1998 dapat

meningkatkan keberanian berpendapat siswa dalam pelajaran PKn

Globalisasi. Peningkatan rata-rata keberanian berpendapat siswa sebesar

32,24 %.

b) Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas belajar PKn siswa dianalisis berdasarkan lembar hasil

observasi aktivitas belajar siswa, yang bertujuan untuk mengetahui

persentase aktivitas belajar PKn siswa. Lembar observasi ini juga

digunakan untuk menganalisis dan merefleksi setiap tindakan pada akhir

siklus. Adapun hasil observasi aktivitas belajar siswa adalah sebagai

berikut:

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Siklus I Siklus II

Siklus I

Siklus II

Page 106: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

88

Tabel 4.19 : Rata-rata Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan II

No. Objek yang diamati Siklus ke-

1 2

1 Siswa membentuk ke dalam beberapa

kelompok

6 8

2 Siswa menyampaikan pertanyaan,

jawaban, dan pendapatnya atas stimuus

guru

3 8

3 Siswa melakukan pembelajaran sesuai

dengan media

5 6

4 Siswa berdiskusi mengenai kejadian

faktual mengenai globalisasi

5 7

5 Siswa mendeskripsikan hasil diskusi

kelompoknya di depan kelas

4 6

6 Siswa menyampaikan pendapatnya

dengan alasan yang jelas

3 6

7 Siswa menanyakan hal-hal yang belum

dimengerti kepada guru (konfirmasi)

3 6

8 Siswa bersama guru menutup pelajaran 6 8

Jumlah (∑) 35 55

Persentase (%) 54,69 85,94

Page 107: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

89

Gambar 4.2 : Diagram Persentase Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I

dan II

Berdasarkan hasil analisis data dari lembar observasi aktivitas

belajar siswa, jumlah persentase rata-rata untuk siklus I yaitu 54,69 %

dengan kategori “Cukup”, sedangkan pada siklus II jumlah persentase

rata-rata aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 85,94 % dengan

kategori “Sangat Baik”. Hal tersebut membuktikan bahwa menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe time token arends 1998 dapat

meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar PKn. Peningkatan rata-rata

aktivitas belajar PKn siswa sebesar 31,25 %.

c) Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru

Aktivitas mengajar guru dianalisis berdasarkan lembar hasil

observasi guru yang bertujuan untuk mengetahui persentase aktivitas

mengajar guru. Lembar observasi ini juga digunakan untuk menganalisis

dan merefleksi setiap tindakan pada akhir siklus. Berikut ini adalah dapat

divisualisasikan ke dalam sebuah diagram sebagai berikut:

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Siklus I Siklus II

Siklus I

Siklus II

Page 108: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

90

Tabel 4.20 : Rata-rata Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I dan II

No. Objek yang diamati Siklus ke-

1 2

1 Guru membentuk siswa ke dalam beberapa

kelompok

5 8

2 Guru melakukan apersepsi yang

menstimulus siswa untuk bertanya,

menjawab, atau berpendapat

6 8

3 Guru menggunakan media yang sesuai 5 6

4 Guru mengkondisikan siswa untuk

berdiskusi mengenai kejadian faktual

mengenai globalisasi

6 7

5 Guru memantau kegiatan diskusi siswa 6 8

6 Guru menggunakan metode pembelajaran

yang sesuai dengan RPP

6 6

7 Guru memberikan kesempatan siswa untuk

bertanya, dan guru membelikan timbal

balik

5 6

8 Guru menutup pelajaran 6 8

Jumlah (∑) 45 57

Persentase (%) 70,3 89,06

Page 109: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

91

Gambar 4.3 : Diagram Persentase Aktivitas Mengajar Guru Siklus I dan

II

Pada diagram tersebut menunjukkan adanya peningkatan aktivitas

mengajar guru dari siklus I sampai siklus II. Jika dilihat dari diagram

tersebut, pada siklus I persentase aktivitas mengajar guru sebesar 70,3 %

dengan kategori “Baik”, sedangkan persentase aktivitas mengajar guru

pada siklus II meningkat menjadi 89,06 % dengan kategori “Sangat Baik”.

Peningkatan rata-rata aktivitas mengajar guru sebesar 18,76 %.

d) Wawancara

Selain data yang diperoleh dari lembar observasi keberanian

berpendapat, aktivitas belajar siswa dan mengajar guru, penelitian ini juga

dilengkapi dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada guru

dan siswa. Wawancara ini dilakukan sebelum dan setelah tindakan

penelitian.

Wawancara dilakukan pada guru sebelum tindakan (pra penelitian)

diperoleh beberapa informasi di antaranya jarang sekali dan hanya ada

beberapa siswa yang aktif dan berani mengeluarkan pendapatnya, sumber

belajar yang hanya menggunakan buku, dan banyaknya materi yang harus

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Siklus I Siklus II

Siklus I

Siklus II

Page 110: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

92

dipelajari. Keterangan yang sama diperoleh melalui wawancara kepada

siswa.

Berdasarkan hasil wawancara kepada guru dan siswa setelah

tindakan penelitian, diperoleh informasi bahwa siswa merasa senang, aktif

belajar PKn menggunakan model pembelajaran time token arends 1998.

Hal ini dibuktikan dengan banyak siswa yang lebih percaya diri dalam

menyampaikan pendapatnya, dan memotivasi siswa yang belum berani

menjadi mulai berani untuk aktif mengeluarkan mendapat dan gagasannya.

C. Pembahasan

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Time Token Arends 1998 untuk meningkatkan

keberanian berpendapat siswa dalam pelajaran PKn Globalisasi. Penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe time token arends 1998 dapat

meningkatkan keberanian berpendapat siswa dalam pelajaran PKn karena

model pembelajaran ini merupakan salah satu contoh kecil dari penerapan

pembelajaran demokratis di sekolah. Proses pembelajaran yang demokratis

adalah proses belajar yang menempatkan siswa sebagai subjek dan menjadi

titik perhatian utama atau dengan kata lain mereka selalu dilibatkan secara

aktif. Guru berperan mengajak siswa mencari solusi bersama.85

Hal ini juga sejalan dengan tujuan PKn di MI/SD yang dikemukakan

oleh Mulyasa, yakni bisa berkembang secara positif dan demokratis.86 Jadi,

model pembelajaran kooperatif tipe time token arends 1998 ini sesuai dengan

tujuan PKn agar siswa dapat berkembang secara positif dan demokratis,

khususnya dalam materi Globalisasi KD 4.1 memberikan contoh sederhana

pengaruh globalisasi di lingkungannya.

85

Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013) h.239.

86 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Prenada

Media, 2013), h. 231.

Page 111: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

93

Dalam pelaksanaannya, selama proses pembelajaran guru membentuk

kelas ke dalam empat kelompok yang masing-masing beranggotakan lima

orang siswa, anggota kelompok ditentukan secara heterogen. Sebelum masuk

kepada kegiatan inti, guru memberikan stimulus berupa pertanyaan sederhana

dan terbuka yang merupakan kejadian faktual yang mereka lakukan setiap

hari yang erat kaitannya dengan globalisasi. Dalam proses ini guru

menggunakan banyak cara, baik secara verbal maupun dengan menggunakan

tampilan video untuk merangsang anak untuk berpikir dan mengungkapkan

pendapatnya.

Pada kegiatan inti, guru memberikan tugas kepada masing-masing

kelompok berupa lembar diskusi, yang membahas kejadian faktual yang

terjadi yang dipengaruhi oleh globalisasi. Guru meminta siswa untuk

berdiskusi dan menyimpulkan apa yang telah dibahas dalam lembar diskusi

tersebut. Tiap kelompok mendapatkan bahasan yang berbeda agar ketika ada

kelompok yang sedang mempresentasikan hasil diskusinya, akan

mengundang perhatian dari kelompok lainnya yang menyimak dan membuat

anggota dari kelompok lain terpancing untuk bertanya atau berpendapat

mengenai bahasan yang sedang dipresentasikan. Anggota kelompok yang

sedang mempresentasikan juga berhak untuk manjawab dan memberikan

pendapatnya atas pertanyaan dari kelompok yang lainnya. Sedangkan guru

bertindak sebagai fasilitator dan juga dapat melakukan koreksi dengan

mengajukan pertanyaan yang mempertajam pendapat siswa, hal ini dilakukan

agar para siswa lebih terasah kemampuan dan keberaniannya.

Kupon bicara (token) yang dipegang oleh masing-masing siswa juga

harus dikumpulkan sesaat sesudah memberikan pertanyaan, jawaban, atau

pendapatnya. Setiap anggota yang telah habis kuponnya tidak diperkenankan

untuk berbicara lagi, hal ini dimaksudkan agar siswa yang berani tidak dapat

selalu mendominasi pembicaraan atau dengan kata lain tidak ada siswa yang

diam sama sekali. Punishment berupa bernyanyi lagu globalisasi juga akan

diberikan bagi siswa yang tidak habis kuponnya.

Page 112: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

94

Dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe time token arends 1998 yang menggunakan teknik diskusi,

guru hanya berfungsi sebagai fasilitator dan interaksi antara siswa dengan

guru maupun antara siswa dengan siswa, guru juga menstimulus anak agar

proses pembelajaran dan diskusinya semakin aktif sehingga banyak siswa

yang berani berpendapat, bertanya, dan menjawab baik kepada guru maupun

siswa. Peningkatan keberanian berpendapat siswa terlihat dari hasil observasi

keberanian berpendapat pada siklus I dan siklus II yang nilai rata-ratanya

meningkat, yaitu dari 44,30 % pada siklus I menjadi 76,54 % pada siklus II.

Hal lain yang muncul dapat dilihat dari aktivitas siswa yang terjadi di

kelas. Setiap pertemuannya siswa mulai mengerti dan memahami model

pembelajaran yang digunakan, siswa pun mulai terbiasa untuk berdiskusi baik

dalam kelompok kecil maupun besar. Terlebih lagi posisi peneliti memang

setiap harinyaberada di kelas tersebutsebagai guru pendamping.tidak

jarangjuga para siswa menginginkan proses pembelajaran dilakukan dengan

menggunakan model time token arends 1998 bahkan selain pelajaran PKn.

Meningkatnya aktivitas belajar PKn siswa dapat terlihat dari hasil wawancara

dengan siswa dan guru serta hasil observasi aktivitas belajar siswa. Hasil

observasi aktivitas belajar PKn siswa menunjukkan bahwa rata-rata

presentase aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 54,69 % dan

meningkat pada siklus II menjadi 85,94 %.

Kegiatan mengamati kejadian faktual mengenai globalisasi, diskusi

kelompok dan presentasi menunjukkan timbulnya keberanian siswa dalam

menyampaikan pendapat dan mempertanggungjawabkan pendapat tersebut,

siswa perlahan-lahan mulai terbiasa berinteraksi dengan temannya dan mulai

berani mengajukan pertanyaan baik kepada guru maupun teman-temannya

serta menjawab pertanyaan yang disampaikan guru atau teman kelompoknya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peningkatan aktivitas

belajar siswa diikuti pula dengan meningkatnya keberanian berpendapat

siswa. Hal tersebut terlihat dari keterlibatan siswa pada saat apersepsi di awal

pembelajaran, pada saat diskusi kelompok siswa terlihat bersungguh-sungguh

Page 113: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

95

dan aktif bertanya dan menjawab pertanyaan yang disampaikan guru ataupun

teman kelompoknya. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk

menghentikan penelitian tindakan kelas ini sampai pada siklus II, karena pada

siklus tersebut keberanian berpendapat siswa telah memenuhi indikator

ketercapaian penelitian.

Page 114: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

96

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN-SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, penelitian

tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa:

Keberanian berpendapat siswa pada pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) Globalisasi pada KD 4.1 memberikan contoh

sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe time token arends 1998 pada siklus I

menunjukkan rata-rata skor keberanian berpendapat siswa sebesar 44,30 %

dengan kategori “Cukup”, sedangkan pada siklus II menunjukkan rata-rata

skor keberanian berpendapat siswa sebesar 76,54 % dengan kategori “Baik”.

Peningkatan skor keberanian berpendapat siswa yang terjadi dari siklus I ke

siklus II adalah sebesar 32,24 %.

Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa penelitian

tindakan kelas ini telah tercapai dan telah memenuhi indikator ketercapaian

penelitian. Hal tersebut telah sesuai dengan hipotesis tindakan dari penelitian

tindakan kelas ini yaitu dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe

time token arends 1998, rata-rata siswa dapat meningkat keberanian

berpendapatnya sebesar 75% pada mata pelajaran PKn Globalisasi di kelas 4-

D SDI Harapan Ibu Pondok Pinang, Jakarta Selatan.

Hal tersebut ditunjang dengan hasil peningkatan proses belajar siswa

dan keterlaksanaan pembelajaran oleh guru. Antusias siswa dalam pelajaran

PKn menggunakan model pembelajaran time token arends 1998 terus

meningkat disetiap siklusnya. Pada siklus I hasil rata-rata aktivitas belajar

siswa adalah 54,69 % dan pada siklus II adalah 85,94%. Keterlaksanaan

pembelajaran oleh guru juga meningkat, pada siklus I hasil rata-rata aktivitas

mengajar guru sebesar 70,3 % dan pada siklus II sebesar 89,06 %.

Page 115: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

97

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan penelitian tindakan kelas di atas, maka

implikasi penelitiannya adalah keberanian berpendapat siswa dapat

meningkat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time

token arends 1998 yang dipadukan dalam teknik diskusi, media gambar atau

video, dan reward/punishment agar siswa dapat berani mengungkapkan

pendapatnya. Memberikan pujian kepada yang telah mulai berani

berpendapat, dan memberikan motivasi bagi yang belum atau kurang berani

dalam memberikan pendapatnya. Guru juga dapat memberikan pertanyaan

yang bersifat terbuka untuk mempertajam pendapatnya agar siswa tumbuh

menjadi anak yang berani dan terasah kemampuannya.

C. Saran - saran

Terdapat beberapa saran dari penulis terkait hasil penelitian pada

skripsi ini, di antaranya yaitu:

1. Bagi Guru

Diharapkan model pembelajaran time token arends 1998 dapat dijadikan

salah satu metode untuk meningkatkan keberanian berpendapat siswa

dalam pembelajaran PKn, dan model ini juga dapat menjadi alternatif

yang dapat digunakan di dalam kelas.

2. Bagi Siswa

Untuk siswa diharapkan dapat meningkat keberanian berpendapatnya

baik dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan dalam setiap proses

pembelajaran di kelasnya.

3. Bagi Sekolah

Bagi pihak sekolah diharapkan mampu memberikan masukan dan

dukungan bagi guru PKn di sekolah yang masih menggunakan model

yang konvensional untuk dapat menggunakan atau memvariasikan model

pembelajaran lain, seperti model pembelajaran time token arends 1998

sebagai upaya meningkatkan keberanian berpendapat siswa dalam setiap

proses pembelajaran.

Page 116: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

98

4. Bagi Peneliti lainnya.

Bagi peneliti lainnya diharapkan dapat melakukan penelitian

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe time token arends

1998 yang digunakan pada konsep lain atau mata pelajaran yang lain.

Page 117: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

99

Daftar Pustaka

Adian, Donny Gahral, dkk. Teknik Berargumentasi. Jakarta: Prenada Media, 2013.

Amri, Sofan, dkk. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran. Jakarta: PT

Prestasi Pustakaraya, 2011.

Arikunto, Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara,

2015.

Azwar, Saifuddin. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2013.

Budimansyah , Dasim dan Karim Suryadi. PKn dan Masyarakat Multikultural . Bandung:

Prodi Pendidikan Kewarganegaraan UPI, 2008.

Chamim , Asykuri ibn. Pendidikan Kewararganegaraan Menuju Kehidupan yang

Demokratis dan Berkeadaban. Yogyakarta: Diklilitbang dan LP3, 2010.

Danim, Sudarwan. Metode Penelitian untuk Ilmu-Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2007.

Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011.

Erwin, Muhammad. Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia. Bandung: PT

Refika Aditama, 2013.

Hastiartono , Toto dan Suswandari. Inovasi Pembelajaran IPS Berbasis Karakter.

Jakarta: Mitra Abadi,2014.

Huda, Miftahul. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2013.

Kalidjernih , Freddy K. Konsep dan Isu Kewarganegaraan. Bandung: Widya Aksara

Press, 2010.

Kasali, Rhenald. LetsChange! Kepemimpinan, Keberanian, dan Perubahan. Jakarta: PT

Kompas Media Nusantara, 2014.

Kemendikbud RI. Perangkat Pembelajaran Pemetaan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar KTSP SD, MI, dan SDLB. Jakarta: Kemendikbud RI, 2006.

Kunandar. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010.

Mulyadi, Seto.”Pembelajaran Berbasis Psikologi Perkembangan Anak Usia

MI/SD”,Jurnal Studium General Prodi PGMI FITK UIN Jakarta. Jakarta, 16 September

2015.

Nainggolan, Sutan Banuara. Born As A Winner, Live As A Leader. Yogyakarta:

Deepublish, 2015.

Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian

PGMI Kelas 4A.”Kumpulan Makalah Strategi Pembelajaran”, Makalah Disampaikan

Pada Perkuliahan Jurusan PGMI UIN Jakarta,Jakarta, 11 Maret 2014.

Purwankanthi. 2013. Jurnal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

(online), (http:// ejournal. undiksha. ac. id/ index. php/J JPBS/ article/ view/

281/236, diunduh 14 Mei 2015). Purwanto , Iwan. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: FITK Press, 2014.

Raka, Gede, dkk. Pendidikan Karakter di Sekolah. Jakarta: Elex Media Komputindo,

2011.

Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.

Page 118: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

100

Rozak , Abdul, dkk. Buku Suplemen Pendidikan Kewargaan (civic education). Jakarta:

Prenada Media,2004.

Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana, 2010.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:

Kencana, 2006.

Santrock, John W. Perkembangan Anak Edisi Kesebelas. Jakarta: Penerbit Erlangga,

2007.

Sapriya, dkk. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Bandung: UPI Press, 2007.

Slavin, Robert E. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media, 2005.

Sudijono , Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012.

Sukardi. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas: Implementasi dan

Pengembangannya. Jakarta: Bumi Aksara, 2013.

Supardi, dkk. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI Kelas IV. Sidoarjo: Masmedia

Buana Pustaka, 2011.

Suprijono, Agus. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2013.

Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenada

Media, 2013.

Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2011.

Tampubolon, Saur. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2014.

Uno, Hamzah B. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara,

2008.

Wafiqni, Nafia dan Asep Ediana Latip. Psikologi Perembangan Anak Usia MI/SD.

Jakarta: UIN Press, 2015.

Winarno. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Isi, Strategi, dan Penilaian.

Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2014.

Page 119: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

101

Page 120: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

102

Page 121: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

103

Page 122: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

104

Page 123: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

105

Page 124: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

106

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) Sikus I

SATUAN PENDIDIKAN : SD ISLAM HARAPAN IBU

KELAS/ SEMESTER : IV/ 2

MATA PELAJARAN : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

ALOKASI WAKTU : 4 x 35 Menit (2 x Pertemuan)

I. Standar Kompetensi

4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya.

II. Kompetensi Dasar

4.1 Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya.

III. Indikator Pembelajaran

Pertemuan 1:

Siswa dapat menceritakan proses globalisasi

Siswa dapat menyebutkan dampak positif dan negatif dari globalisasi.

Siswa dapat menyebutkan pengaruh globalisasi pada transportasi,

teknologi, dan komunikasi.

Pertemuan 2:

Siswa dapat menjelaskan sikap terhadap pengaruh globalisasi.

Siswa dapat menyebutkan dampak positif dan negatif dari globalisasi.

Siswa dapat menyebutkan pengaruh globalisasi pada kebudayaan dan

ekonomi.

IV. Tujuan Pembelajaran

Pertemuan 1:

Menceritakan proses globalisasi.

Menyebutkan dampak positif dan negatif dari globalisasi.

Menyebutkan pengaruh globalisasi pada transportasi, teknologi, dan

komunikasi.

Page 125: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

107

Pertemuan 2:

Menyebutkan dampak pisitif dan negatif dari globalisasi

Menyebutkan pengaruh globalisasi pada kebudayaan dan ekonomi.

Menjelaskan sikap terhadap pengaruh globalisasi.

Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines), Rasa

hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ) , Tanggung jawab (

responsibility ), Berani ( courage ), Integritas ( integrity ), Peduli ( caring ), Jujur

( fairnes ) dan Kewarganegaraan ( citizenship ).

V. Materi Pokok

Arti globalisasi dan sejarahnya.

Kita di tengah-tengah globalisasi.

Sikap kita terhadap globalisasi.

VI. Strategi, Metode, dan Model Pembelajaran

Model : Time Token Arends 1998 (Kupon bicara)

Metode : Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning).

VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Pertemuan 1:

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

waktu

Pendahuluan

Orientasi

Mengajak semua siswa berdo’a membaca Surat

Al-Fatihah

Pemberian Acuan

Guru melakukan absensi terhadap siswa

Apersepsi

Memberikan apersepsi dengan bertanya “Anak-

anak, siapa di antara kalian yang hobi menonton

TV? Yang hobi membaca koran? Nah, berita

apa saja yang kamu lihat atau saksikan?

Bagaimana komentarmu terhadap masalah

tersebut?”

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dengan

metode Time Token Arends 1998, kalian dapat

mengomentari persoalan faktual (globalisasi)

dengan menggunakan token (kupon bicara).

2 menit

Page 126: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

108

Guru memberikan token (kupon bicara), setiap

siswa mendapatkan 2 kupon dengan waktu

bicara ± 30 detik.

Inti

Eksplorasi

Siswa diminta mengamati gambar persoalan

faktual terkait globalisasi

Guru melakukan tanya jawab kepada siswa

mengenai deskripsi persoalan faktual dan pokok

persoalan pada teks/gambar/video yang

ditampilkan.

Guru mempersilahkan siswa untuk

menyampaikan pendapatnya mengenai

gambar/video yang ditampilkan.

Elaborasi

Siswa dibagi menjadi 4 kelompok.

Guru membagikan lembar kerja kelompok

yaitu satu berita/artikel persoalan faktual yang

dibagikan secara tertulis untuk didiskusikan.

Kelompok 1 dan 3 mendapat persoalan faktual

globalisasi tentang “ojeg online”

Kelompok 2 dan 4 mendapat persoalan faktual

tentang “ penggunaan gadged pada anak

sekolah”

Dua perwakilan kelompok melaporkan hasil

diskusinya di depan kelas dengan memberikan

alasan penyebab, dampak positif dan negatif,

serta cara menyikapinya.

Kelompok lain mengomentari dan memberikan

pendapat, serta menanggapi tampilan

kelompok yang tampil serta memberikan

tanggapan dan pendapatnya mengenai kejadian

faktual tersebut. (menggunakan token)

Di akhir pertemuan, siswa yang masih

membawa kupon akan mendapat punishment

berupa bernyanyi dan menyimpulkan apa yg

telah menjadi bahan diskusi hari ini.

Konfirmasi

Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya

mengenai materi yang belum jelas, guru

60 menit

Page 127: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

109

memberikan umpan balik

Bila tidak ada lagi siswa yang ingin bertanya,

guru memberikan soal evaluasi.

Penutup

Kesimpulan

Bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran,

menilai.

Tindak lanjut

Memberikan tugas evaluasi peserta didik untuk

berpendapat dalam tulisan.

Informasi Kegiatan Selanjutnya

Menyampaikan materi pertemuannya

berikutnya.

Doa penutup.

3 menit

Pertemuan 2:

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

waktu

Pendahuluan

Orientasi

Mengajak semua siswa berdo’a membaca Surat

Al-Fatihah

Pemberian Acuan

Guru melakukan absensi terhadap siswa

Apersepsi

Memberikan apersepsi dengan bertanya “ siapa

yang pagi hari sebelum berangkat sekolah

memainkan Hanphone? Apa yang kalian

lakukan dengan handphone di pagi hari ?”

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dengan

metode Time Token Arends 1998, kalian dapat

mengomentari persoalan faktual (globalisasi)

disertai alasan mendukung , dampak serta sikap

terhadap globalisasi dengan menggunakan token

2 menit

Page 128: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

110

(kupon bicara).

Guru memberikan token (kupon bicara), setiap

siswa mendapatkan 2 kupon dengan waktu

bicara ± 30 detik

Inti

Eksplorasi

Siswa diminta mengamati gambar persoalan

faktual terkait globalisasi

Guru melakukan tanya jawab kepada siswa

mengenai deskripsi persoalan faktual dan pokok

persoalan pada teks/gambar/video yang

ditampilkan.

Guru mempersilahkan siswa untuk

menyampaikan pendapatnya mengenai

gambar/video yang ditampilkan.

Elaborasi

Siswa dibagi menjadi 4 kelompok.

Guru membagikan lembar kerja kelompok

yaitu satu berita/artikel persoalan faktual yang

dibagikan secara tertulis untuk didiskusikan.

Guru memberikan token (kupon bicara)

Kelompok 1 dan 3 mendapat persoalan faktual

globalisasi tentang “Kebudayaan Lokal”

Kelompok 2 dan 4 mendapat persoalan faktual

tentang “ Online Shop dan Pasar Modern”

Dua perwakilan kelompok melaporkan hasil

diskusinya di depan kelas dengan memberikan

alasan penyebab, dampak positif dan negatif,

serta cara menyikapinya.

Kelompok lain mengomentari dan memberikan

pendapat, serta menanggapi tampilan

60 menit

Page 129: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

111

kelompok yang tampil serta memberikan

tanggapan dan pendapatnya mengenai kejadian

faktual tersebut. (menggunakan token)

Di akhir pertemuan, siswa yang masih

membawa kupon akan mendapat punishment

berupa bernyanyi dan menyimpulkan apa yg

telah menjadi bahan diskusi hari ini.

Konfirmasi

Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya

mengenai materi yang belum jelas, guru

memberikan umpan balik

Bila tidak ada lagi siswa yang ingin bertanya,

guru memberikan soal evaluasi.

Pada pertemuan kedua, guru memberikan pujian

kepada siswa yang telah mengeluarkan

komentar/pendapatnya, dan memberikan

motivasi bagi siswa yang kurang/belum

mengeluarkan gagsan/pendapatnya.

Penutup

Kesimpulan

Bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran,

menilai.

Tindak lanjut

Memberikan tugas evaluasi peserta didik untuk

berpendapat dalam tulisan.

Informasi Kegiatan Selanjutnya

Menyampaikan materi pertemuannya

berikutnya.

Doa penutup.

4 menit

Page 130: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

112

VIII. Alat dan Sumber Bahan

Alat/media : Gambar/video kejadian faktual beserta artikelnya, token

(kupon bicara).

Sumber : Buku PKn kelas IV Penerbit Masmedia

LKS Modul Kegiatan Siswa Cerdas PKn Kelas 4B

Koneksi internet, www.youtube.com

IX. Penilaian

a. Penilaian Kelompok (Diskusi dan Menyampaikan pendapat)

Hasil Penilaian Keberanian Berpendapat Siklus ke- ....

No Nama Siswa

Objek yang diamati

Jumlah Mengemukakan

Pendapat

Menyampaikan

pertanyaan

Menjawab

pertanyaan

1

2

3

4

Dst.

Skor Akhir

Rata–rata siswa =

b. Penilaian soal

Indikator Pencapaian Kompetensi

Teknik Penilaian

Bentuk Instrumen

Instrumen/ Soal

Siswa dapat menceritakan

proses globalisasi.

Siswa dapat menyebutkan

pengaruh globalisasi pada

makanan, permainan, dan

kebudayaan.

Siswa dapat menjelaskan

sikap terhadap pengaruh

globalisasi.

Tugas Individu

Laporan buku pekerjaan rumah Uraian Objektif

o Bagaimana sikapmu terhadap terjadinya globalisasi?

o Agar tidak terbawa arus globalisasi yang semakin deras, sebagai siswa kegiatan apa saja yang harus kalian ikuti: di sekolah? di rumah?

Page 131: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

113

di masyarakat? Jawablah menurut pendapatmu! ...

o Bagaimana sikapmu terhadap kebudayaan luar yang masuk ke Indonesia?

o Bagaimana pendapatmu mengenai kesenian daerah?

o Menurutnu, apa saja yang termasuk dampak dari globalisasi dalam bidang ekonomi?

o Sebutkan produk-produk asli dalam negeri yang kamu ketahui!

o Sebutkan produk-produk luar negeri yang kamu ketahui!

Lembar Penilaian

No Nama Siswa Diskusi Soal Jumlah Skor Nilai

1. 2. 3. 4. 5.

Dst.

Skala sikap

FORMAT KRITERIA PENILAIAN

PRODUK ( HASIL DISKUSI )

No. Aspek Kriteria Skor

1. Konsep * semua benar

* sebagian besar benar

* sebagian kecil benar

* semua salah

4

3

2

1

Page 132: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

114

PERFORMANSI

No. Aspek Kriteria Skor

1 Berani Sangat berani

Berani

Kurang berani

Tidak berani

4

3

2

1

CATATAN :

Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.

Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.

Jakarta, 20 April 2016

Peneliti, Aldi Renaldy

NIM : 1112018300048

Menyetujui, Mengetahui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Wali Kelas IV – D

Asep Ediana Latip, M. Pd Drs. H. Ja’far Sanusi, MA Dra. Nur’aini Wijaya

Page 133: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

115

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) Sikus II

SATUAN PENDIDIKAN : SD ISLAM HARAPAN IBU

KELAS/ SEMESTER : IV/ 2

MATA PELAJARAN : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

ALOKASI WAKTU : 4 x 35 Menit (2 x Pertemuan)

X. Standar Kompetensi

4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya.

XI. Kompetensi Dasar

4.1 Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya.

XII. Indikator Pembelajaran

Pertemuan 1:

Siswa dapat menceritakan proses globalisasi

Siswa dapat menyebutkan dampak positif dan negatif dari globalisasi.

Siswa dapat menyebutkan pengaruh globalisasi pada bidang teknologi dan

pendidikan.

Pertemuan 2:

Siswa dapat menjelaskan sikap terhadap pengaruh globalisasi.

Siswa dapat menyebutkan dampak positif dan negatif dari globalisasi.

Siswa dapat menyebutkan pengaruh globalisasi pada bidang makanan dan

budaya.

XIII. Tujuan Pembelajaran

Pertemuan 1:

Menceritakan proses globalisasi.

Menyebutkan dampak positif dan negatif dari globalisasi.

Menyebutkan pengaruh globalisasi pada bidang teknologi dan pendidikan

Page 134: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

116

Pertemuan 2:

Menyebutkan dampak positif dan negatif dari globalisasi

Menyebutkan pengaruh globalisasi pada kebudayaan dan ekonomi.

Menjelaskan sikap terhadap pengaruh globalisasi pada bidang makanan

dan budaya.

Karakter siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya ( Trustworthines), Rasa

hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ) , Tanggung jawab (

responsibility ), Berani ( courage ), Integritas ( integrity ), Peduli ( caring ), Jujur

( fairnes ) dan Kewarganegaraan ( citizenship ).

XIV. Materi Pokok

Arti globalisasi dan sejarahnya.

Kita di tengah-tengah globalisasi.

Sikap kita terhadap globalisasi.

XV. Strategi, Metode, dan Model Pembelajaran

Model : Time Token Arends 1998 (Kupon bicara)

Metode : Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning).

XVI. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Pertemuan 1:

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

waktu

Pendahuluan

Orientasi

Mengajak semua siswa berdo’a membaca

Surat Al-Fatihah

Pemberian Acuan

Guru melakukan absensi terhadap siswa

Apersepsi

Memberikan apersepsi dengan bertanya

“Anak-anak, siapa yang tadi pagi berangkat

sekolah menggunakan kendaraan? Kendaraan

pribadi atau umum? Nah, kegiatan apa saja

2 menit

Page 135: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

117

yang kalian lakukan selama dikendaraan?

Menurut kalian apakah globalisasi

berpengaruh dengan sistem kendaraan

(transportasi)?”

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dengan

metode Time Token Arends 1998, kalian dapat

mengomentari persoalan faktual (globalisasi)

dengan menggunakan token (kupon bicara).

Guru memberikan token (kupon bicara),

setiap siswa mendapatkan 3 kupon dengan

waktu bicara ± 30 detik.

Inti

Eksplorasi

Siswa diminta mengamati gambar persoalan

faktual terkait globalisasi

Guru melakukan tanya jawab kepada siswa

mengenai deskripsi persoalan faktual dan

pokok persoalan pada teks/gambar/video yang

ditampilkan.

Guru mempersilahkan siswa untuk

menyampaikan pendapatnya mengenai

gambar/video yang ditampilkan.

Elaborasi

Siswa dibagi menjadi 2 kelompok besar

Guru membagikan lembar kerja kelompok

yaitu satu berita/artikel persoalan faktual

yang dibagikan secara tertulis untuk

didiskusikan.

Setiap kelompok mendapat persoalan faktual

globalisasi tentang “Pesantren dalam Era

Globalisasi”

Semua anggota kelompok wajib membaca,

memahami, serta mempersiapkan pertanyaan

yang akan ditanyakan kepada kelompok lain

serta melaporkan hasil diskusinya di depan

kelas dengan memberikan alasan penyebab,

dampak positif dan negatif, serta cara

menyikapinya dengan cara bertanya,

menjawab, dan memberikan pendapatnya,.

Anggota kelompok yang lain wajib

60 menit

Page 136: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

118

menjawab, mengomentari dan memberikan

pendapat, serta menanggapi tampilan

kelompok yang tampil serta memberikan

tanggapan dan pendapatnya mengenai

kejadian faktual tersebut. (menggunakan

token)

Di akhir pertemuan, siswa yang masih

membawa kupon akan mendapat punishment

berupa bernyanyi dan menyimpulkan apa yg

telah menjadi bahan diskusi hari ini.

Konfirmasi

Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya

mengenai materi yang belum jelas, guru

memberikan umpan balik

Bila tidak ada lagi siswa yang ingin bertanya,

guru memberikan soal evaluasi.

Penutup

Kesimpulan

Bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran,

menilai.

Tindak lanjut

Memberikan tugas evaluasi peserta didik

untuk berpendapat dalam tulisan.

Informasi Kegiatan Selanjutnya

Menyampaikan materi pertemuannya

berikutnya.

Doa penutup.

5 menit

Pertemuan 2:

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

waktu

Pendahuluan

Orientasi

Mengajak semua siswa berdo’a membaca

Surat Al-Fatihah

Pemberian Acuan

Guru melakukan absensi terhadap siswa

Apersepsi

2 menit

Page 137: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

119

Memberikan apersepsi dengan bertanya “

siapa yang tahu budaya-budaya daerah yang

ada di Indonesia? Apa saja dan berasal dari

mana ? kalian berasal dari budaya daerah

mana? Kalian lebih hapal budaya sendiri atau

budaya/tarian luar negeri?”

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dengan

metode Time Token Arends 1998, kalian dapat

mengomentari persoalan faktual (globalisasi)

disertai alasan mendukung , dampak serta

sikap terhadap globalisasi dengan

menggunakan token (kupon bicara).

Guru memberikan token (kupon bicara), setiap

siswa mendapatkan 2 kupon dengan waktu

bicara ± 30 detik

Inti

Eksplorasi

Siswa diminta mengamati gambar persoalan

faktual terkait globalisasi

Guru melakukan tanya jawab kepada siswa

mengenai deskripsi persoalan faktual dan

pokok persoalan pada teks/gambar/video yang

ditampilkan.

Guru mempersilahkan siswa untuk

menyampaikan pendapatnya mengenai

gambar/video yang ditampilkan.

Elaborasi

Siswa dibagi menjadi 2 kelompok besar

Guru membagikan lembar kerja kelompok

yaitu satu berita/artikel persoalan faktual

yang dibagikan secara tertulis untuk

60 menit

Page 138: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

120

didiskusikan.

Setiap kelompok mendapat persoalan faktual

globalisasi tentang “Budaya Daerah Kurang

Perhatian”

Semua anggota kelompok wajib membaca,

memahami, serta mempersiapkan pertanyaan

yang akan ditanyakan kepada kelompok lain

serta melaporkan hasil diskusinya di depan

kelas dengan memberikan alasan penyebab,

dampak positif dan negatif, serta cara

menyikapinya dengan cara bertanya,

menjawab, dan memberikan pendapatnya,.

Anggota kelompok yang lain wajib

menjawab, mengomentari dan memberikan

pendapat, serta menanggapi tampilan

kelompok yang tampil serta memberikan

tanggapan dan pendapatnya mengenai

kejadian faktual tersebut. (menggunakan

token)

Di akhir pertemuan, siswa yang masih

membawa kupon akan mendapat punishment

berupa bernyanyi dan menyimpulkan apa yg

telah menjadi bahan diskusi hari ini.

Konfirmasi

Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya

mengenai materi yang belum jelas, guru

memberikan umpan balik

Bila tidak ada lagi siswa yang ingin bertanya,

guru memberikan soal evaluasi.

Pada pertemuan kedua, guru memberikan

pujian kepada siswa yang telah mengeluarkan

Page 139: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

121

komentar/pendapatnya, dan memberikan

motivasi bagi siswa yang kurang/belum

mengeluarkan gagsan/pendapatnya.

Penutup

Kesimpulan

Bersama-sama siswa menyimpulkan pelajaran,

menilai.

Tindak lanjut

Memberikan tugas evaluasi peserta didik

untuk berpendapat dalam tulisan.

Informasi Kegiatan Selanjutnya

Menyampaikan materi pertemuannya

berikutnya.

Doa penutup.

6 menit

XVII. Alat dan Sumber Bahan

Alat/media : Gambar/video kejadian faktual beserta artikelnya, token

(kupon bicara).

Sumber : Buku PKn kelas IV Penerbit Masmedia

LKS Modul Kegiatan Siswa Cerdas PKn Kelas 4B

Koneksi internet, www.youtube.com

XVIII. Penilaian

c. Penilaian Kelompok (Diskusi dan Menyampaikan pendapat)

Hasil Penilaian Keberanian Berpendapat Siklus ke- ....

No Nama Siswa

Objek yang diamati

Jumlah Mengemukakan

Pendapat

Menyampaikan

pertanyaan

Menjawab

pertanyaan

1

2

3

4

Dst.

Skor Akhir

Rata–rata siswa =

Page 140: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

122

d. Penilaian soal

Indikator Pencapaian Kompetensi

Teknik Penilaian

Bentuk Instrumen

Instrumen/ Soal

Siswa dapat menceritakan

proses globalisasi.

Siswa dapat menyebutkan

pengaruh globalisasi pada

makanan, permainan, dan

kebudayaan.

Siswa dapat menjelaskan

sikap terhadap pengaruh

globalisasi.

Tugas Individu

Laporan buku pekerjaan rumah Uraian Objektif

o Bagaimana sikapmu terhadap kebudayaan luar yang masuk ke Indonesia?

o Bagaimana pendapatmu mengenai kesenian daerah?

o Menurutmu, apa saja yang termasuk dampak dari globalisasi dalam bidang ekonomi?

o Sebutkan produk-produk asli dalam negeri yang kamu ketahui!

o Sebutkan produk-produk luar negeri yang kamu ketahui!

Lembar Penilaian

No Nama Siswa Diskusi Soal Jumlah Skor Nilai

1.

2.

3.

4.

5.

Dst.

Skala sikap

FORMAT KRITERIA PENILAIAN

PRODUK ( HASIL DISKUSI )

No. Aspek Kriteria Skor

1. Konsep * semua benar

* sebagian besar benar

* sebagian kecil benar

* semua salah

4

3

2

1

Page 141: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

123

PERFORMANSI

No. Aspek Kriteria Skor

1 Berani Sangat berani

Berani

Kurang berani

Tidak berani

4

3

2

1

CATATAN :

Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.

Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.

Jakarta, 12 Mei 2016

Peneliti, Aldi Renaldy

NIM : 1112018300048

Menyetujui, Mengetahui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Wali Kelas IV – D

Asep Ediana Latip, M. Pd Drs. H. Ja’far Sanusi, MA Dra. Nur’aini Wijaya

Page 142: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

124

Page 143: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

125

Page 144: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

126

Page 145: UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN BERPENDAPAT SISWA …

127

BIODATA PENULIS

Aldi Renaldy. Penulis lahir di Jakarta 3 September

1994 adalah anak ke-2 dari 2 bersaudara yang lahir dari

pasangan bapak Sapri dan ibu Asiah yang sekarang

bertempat tinggal di Jl. Deris No.1 RT.7/5 Kelapa Dua

Kebon Jeruk Jakarta Barat 11550. Penulis mengawali

pendidikannya di bangku sekolah dasar SDN Kelapa

Dua 01 Pagi pada tahun 2000-2006. Penulis

melanjutkan pendidikannya ke MTs Negeri 12 Jakarta

pada tahun 2006-2009, dan SMA Negeri 16 Jakarta

pada tahun 2009-2012. Belum cukup dengan ilmu yang

didapatnya, penulis melanjutkan studi nya ke jenjang

pendidikan perkuliahan dengan memilih Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan mengambil jurusan Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

Sejak kecil penulis tertarik terhadap berbagai jenis olahraga, seperti bola,

futsal, dan olahraga lainnya. Tak heran sejak duduk di bangku SD penulis selalu

mengikuti berbagai pertandingan olahraga antar sekolah maupun antar kampung.

Selain itu, penulis gemar mengikuti berbagai organisasi dan aktif didalamnya.

Beranjak usia sekolah SMP, penulis mulai mengembangkan hobi olahraganya

dengan mengikuti berbagai ekstrakulikuler yang ada di sekolahnya. Namun

penulis tidak hanya terfokus ke dalam bidang olahraga saja, penulis pernah

mengikuti ekstrakulikuler lainnya, seperti pidato, marawis, tilawah qur’an dan

bela diri, baik OSIS maupun ROHIS,sertamewakili sekolah pada MTQ SMA se-

DKI Jakarta. Berkat berbagai ekstrakulikuler yang ada di MTS dan sewaktu

SMA, penulis mampu menguasai beberapa kegiatan kurikuler maupun

ekstrakulikuler tersebut.

Setelah melanjutkan ke bangku perkuliahan. Penullis mencoba untuk aktif

dalam organisasi HMJ-PGMI sebagai anggota tahun 2013-2015. Selain itu penulis

juga aktif sebagai anggota Marching Band UIN Jakarta, dengan memainkan bass

drum 5. Sejak awal semester sampai sekarang, penulis juga aktif mengabdikan

diripada lingkungan sekitar dalam bidang pendidikan dengan membuat rumah

belajar di rumah. Hingga saat ini penulis sudah mengabdikan diri sebagai pengajar

di beberapa sekolah.