upaya meningkatkan teknik dasar lay-up bolabasket …digilib.unila.ac.id/55329/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
UPAYA MENINGKATKAN TEKNIK DASAR LAY-UP BOLABASKET
MELALUI ALAT MODIFIKASIGARIS-GARIS DAN BOLA BANYAK
PADA SISWA KELAS VIIISMPN 19 BANDAR LAMPUNG
Skripsi
Oleh
Andri Kurniawan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN TEKNIK DASAR LAY-UP BOLA BASKET
MELALUI ALAT MODIFIKASI GARIS-GARIS DAN BOLA BANYAK
PADA SISWA KELAS VIII SMPN 19 BANDAR LAMPUNG
Oleh
ANDRI KURNIAWAN
Tujuan penelitian adalah untuk medeskripsikan hasil pembelajaran teknik dasar lay-up bola
basket melalui garis-garisdanbola banyak pada siswa kelas VIII SMPN 19 Bandar Lampung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek dalam
penelitian adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 30 siswa. Penelitian ini menggunakan
pendekatan Penelitian Tindakan Kelas dengan prosedur penelitian meliputi planning, acting,
observation, dan reflecting sebanyak 2 siklus. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan
modifikasi dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar lay-up bola basket pada
siswa SMPN 19 Bandar Lampung. Dari hasil analisis yang diperoleh terdapat peningkatan
kondisi dari awal ke siklus 1, dan siklus II. Dari penelitian seluruh aspek pembelajaran
diperoleh prosentase ketuntasan hasil belajar lay-up bola basket pada kondisi awal (0%).
Siklus I (50%) dan siklus II (93,33%).
Kata Kunci : bola basket, lay-up, modifikasi alat.
ii
ABSTRACT
EFFORTS TO IMPROVE THE BASIC TECHNIQUES OF LAY-UP
BASKETBALL GAMES THROUGH MANY LINES AND BALLSIN
CLASS VIII STUDENTS OF SMP 19 BANDAR LAMPUNG
By
ANDRI KURNIAWAN
The purpose of the study was to describe the results of learning the basic techniques of
basketball lay-up through many lines and balls for VIII grade students of SMP 19 Bandar
Lampung. The method used in this study is Classroom Action Research. Subjects in the study
were eighth grade students totaling 30 students. This study uses a Class Action Research
.much as 2 cycles. The results of the study showed that the application of modification in
learning could improve the learning outcomes of basketball lay-up for students at SMP 19
Bandar Lampung. From the results of the analysis obtained there is an increase in conditions
from the beginning to cycle 1, and cycle II. From the study of all aspects of learning obtained
the percentage of completeness of the results of learning the basketball lay-up in the initial
conditions (0%). Cycle I (50%) and cycle II (93,33%).
Keywords:basketball,lay-up, tool modification.
iii
UPAYA MENINGKATKAN TEKNIK DASAR LAY-UP BOLABASKET
MELALUI ALAT MODIFIKASIGARIS-GARIS DAN BOLA BANYAK
PADA SISWA KELAS VIIISMPN 19 BANDAR LAMPUNG
Oleh
Andri Kurniawan
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Andri Kurniawan, dilahirkan di
Desa Candiretno, Kec. Pagelaran, Kab. Pringsewu, Prov.
Lampung, pada tanggal 4 Mei 1996 sebagai putra pertama
dari dua bersaudara. Penulis dilahirkan dari pasangan
Bapak Jumadi dan Ibu Supiyah.
Pendidikan formal yang ditempuhpenulis antara lain:
Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 01 Candiretno dan selsai pada tahun 2008.
Kemudian masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) 11 Maret Sumberagung
lulus pada tahun 2011. Kemudian masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) MAN 1
Pringsewu dan lulus pada tahun 2014. Pada tahun 2014, penulis diterima sebagai
mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
pada program studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi melalui jalur
(SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa penulis masuk aktif dalam kegiatan
bulutangkis baik di kampus maupun di luar kampus. Penulis juga mengikuti
Program Lapangan di SMP Negeri 2 Pagar Dewa serta Kuliah Kerja Nyata di desa
Pahayu Jaya Kec. Pagar Dewa, Kab. Lampung Barat.
Demikianlah riwayat hidup penulis, yang telah dijalani selama perjalanan
hidupnya, semoga apa yang di sampaikan dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.
viii
MOTTO
Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.
(Ki Hajar Dewantara)
Kecerdasan Dan Bakat Hanya 20% Mempengaruhi Keberhasilan
Sisanya Ditentukan Oleh Kemauan Dan Kerja Keras
( Fadil Arsyad)
Jawaban Keberhasilan Adalah
Terus Belajar Dan Tak Kenal Putus Asa
( Andri Kurniawan)
ix
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan Mengucapkan Puji Syukur Kepada Alloh SWT
Ku persembahkan karya sederhana ini kepada :
Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan kasih sayang yang tidak pernah putus dan
dukungan serta doa dalam setiap sujudnya demi keberhasilanku.Terimakasih atas semua cinta
dan pengorbanan serta jerih payah dari setiap tetes keringatmu yang telah kau berikan
kepadaku.
Doa dan restumu sangat berarti bagi keberhasilanku kelak, maka janganlah berhenti untuk
mendukungku dalam kebaikan.
x
SANWACANA
Assalamualaikum. Wr. Wb
Alhamdulillahirobilalamin, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi ini.
Skripsi yang penulis susun ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan pada program studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP
Unila Dengan Judul “Upaya Meningkatkan Teknik Dasar Lay-up Bola Basket
Melalui Alat Modifikasi Garis-garisdanBola Banyak Pada Siswa Kelas VIII
SMPN 19 Bandar Lampung”. adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P Rektor Universitas Lampung
2. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
3. Dr. Riswandi, M.Pd. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan segenap dosen dan
karyawan FKIP Univesritas Lampung
4. Drs. Akor Sitepu, M.Pd. Kaprodi PenjaskesrekUniversitas Lampung
dan pembimbing utama atas kesedianya untuk memberikan bimbingan,
xi
saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5. Lungit Wicaksono,M.Pd. Pembimbing kedua atas kesedianya memberikan
bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini
6. Drs. Herman Tarigan,M.Pd. Penguji utama pada ujian skripsi. Terima kasih
untuk masukan dan saran-saran pada seminar proposal terdahulu
7. Kepala sekolah SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang telah mengizinkan
penulis melakukan penelitian di sekolah tercinta
8. Bapak dan Ibu Dosen Penjaskesrek yang telah membantu dalam proses
perkuliahan dan atas segala ilmu yang telah diberikan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini
9. Adiku Erik Adi Pangestuyang selalu memberikan semangat kepada penulis
10. Seluruh keluarga besar Penjaskesrek angkatan 2014, serta Almamater tercinta
Universitas Lampung yang telah mensuport dan mendukung hingga saat ini
11. Bapak Subagio, Mas Sukir, Pakde Hartono serta IbuYuyun yang selalu
membimbing selama penulis melaksanakan KKN serta rekan-rekan KKN dan
PPL desa Pahayu Jaya, Yogi, Nur, Maretha, Mega, Seri Hesti , Fatia, dan Woro
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi kita semua.
Wassalammualaikum,Wr Wb
Bandar Lampug, 22 Desember 2018
Penulis
Andri Kurniawan
NPM : 1413051009
xii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ...................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRA ................................................................. xvii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................... 5
C. Batasan Masalah ................................................................ 5
D. Rumusan Masalah ............................................................. 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ............................................................. 6
G. Penjelasan Judul ................................................................ 7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar Mengajar ............................................. 8
B. Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran ........................ 9
C. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan ................................. 10
D. Teori Belajar Motorik ...................................................... 11
1. Kognitif ...................................................................... 12
2. Asosiatif ..................................................................... 12
3. Otonom ....................................................................... 13
E. Pengertian Bermain .......................................................... 14
F. Permainan Bola Basket .................................................... 15
G. Teknik Dasar Bermain Bola Basket ................................. 16
H. Lay-Up ............................................................................. 17
I. Alat Modifikasi ................................................................ 19
1. Bola Basket ................................................................ 20
2. Garis-garis .................................................................. 21
J. Alat Modifikasi Yang Digunakan Dalam Pembelajaran .. 22
K. Kerangka Berfikir ............................................................. 23
L. Penelitian Yang Relevan .................................................. 24
M. Hipotesis Tindakan ........................................................... 26
xiii
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ........................................................... 27
B. Perencanaan Penelitian ................................................... 28
1. Rancangan Siklus I ................................................... 28
2. Rancangan Siklus II .................................................. 33
C. Desain Penelitian ............................................................ 36
D. Seting Penelitian ............................................................. 37
E. Subjek Penelitian ............................................................ 37
F. Variabel Data .................................................................. 37
G. Instrumen Penelitian ....................................................... 38
H. Teknik Analisis Data ....................................................... 39
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................... 41
1. Deskripsi Data ........................................................... 41
2. Hasil Analisis Data ................................................... 43
3. Analisis Efektivitas Pembelajaran Setiap Siklus ....... 44
B. Pembahasan ..................................................................... 45
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................... 49
B. Saran ............................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 51
LAMPIRAN ................................................................................ 53
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.Instrumen Penilaian ...................................................................... 38
2. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Teknik Dasar
Lay-up ...................................................................................... 41
3. Rekapitulasi Analisis Hasil pembelajaran Teknik Dasar Lay-up
Bola Basket siklus 1 ....................................................................... 43
4. Rekapitulasi Analisis Hasil pembelajaran Teknik Dasar Lay-up
Bola Basket siklus II ...................................................................... 44
5. Deskripsi Efektivitas Pembelajaran Pada Setiap Siklus ........... 45
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bola Basket .......................................................................................... 16
2. Gerakan Dasar Lay-up .......................................................................... 18
3. Bola Basket Karet ................................................................................. 21
4. Garis-garis lay-up ................................................................................. 22
5. Spiral Penelitian Tindakan Kelas ........................................................ 36
6. Gambar Diagram Berat Badan Siswa .................................................. 42
7. Gambar Diagram Tinggi Badan Siswa ................................................ 42
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus Pembelajaran .................................................................... 54
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .......................................... 55
3. Instrumen Penilaian Teknik Dasar Lay-up Bola Basket ........... 63
4. Langkah-langkah Perhitungan Hasil Penelitian ................................. 64
5. Hasil Data Tes Awal Teknik Dasar Lay-up Bola Basket ................... 66
6. Hasil Data Tes Siklus 1 Teknik Dasar Lay-up Bola Basket ............... 67
7. Hasil Data Tes Siklus 2 Teknik Dasar Lay-up Bola Basket ............... 68
8. Lampiran Dokumentasi Penelitian ..................................................... 69
9. Surat Izin Penelitian ........................................................................... 73
10. Surat Keterangan Penelitian .............................................................. 74
11. Surat Keterangan Pelaksanaan Mengajar .......................................... 75
12. Blangko Kartu Bimbingan ................................................................ 76
xvii
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat.
Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi
manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah
sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang
baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu
menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Reformasi pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan global
sebagai suatu upaya untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang mampu
mengembangkan sumber daya manusia untuk memenuhi tuntutan zaman yang
sedang berkembang. Melalui reformasi pendidikan, pendidikan harus berwawasan
masa depan yang memberikan jaminan bagi perwujudan hak-hak azasi manusia
untuk mengembangkan seluruh potensi dan prestasinya secara optimal guna
kesejahteraan hidup di masa depan. Pendidikan Jasmani berperan untuk
2
memberikan kesempatan kepada siswa terlibat langsung dalam aneka pengalaman
belajar melalui aktivitas jasmani yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan
pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya
hidup sehat dan aktif sepanjang hayat sehingga pada akhirnya siswa meningkat
dalam hal perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan,
penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan
pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta
perkembangan yang seimbang. Keterampilan motorik akan sangat ditentukan oleh
kesempatan yang ada. Pengajaran yang sistematik dalam keterampilan motorik
pada usia ini akan lebih penting dari pada tingkat usia yang lain. Susunan kegiatan
secara luas akan meningkatkan keunikan keterampilan secara mendasar dan
progesif dalam penyajian harus direncanakan, dan keterampilan-keterampilan
yang berkaitan dengan aspek-aspek kesegaran dan keterampilan khusus harus
dikembangkan.
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 (Sisdiknas, pasal 3) menyatakan bahwa :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab.
Olahraga merupakan aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara
jasmani juga rohani, dan bertujuan untuk membina pertumbuhan fisik dan psikis
3
yang lebih baik. Di dalam mempelajari gerakan olahraga siswa berusaha untuk
mengerti gerakan yang dipelajari, kemudian apa yang dimengerti itu
dikomandokan kepada otot-otot tubuh untuk diwujudkan dalam gerakan tubuh
secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan pola gerakan yang
dipelajari.
Sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui
berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh peningkatan berbagai aspek seperti
kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional,
keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani,
olahraga, dan kesehatan
Untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam pendidikan jasmani yang diharapkan
sarana dan prasarana yang memadai yang sesuai pertumbuhan dan perkembangan
siswa. Dengan demikian guru dapat memberikan materi pelajaran dengan baik
dan siswa mampu menguasai tugas gerak pada berbagai cabang olahraga, serta
tercapai tujuan yang meliputi pembentukan dan pembinaan bagi pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani, terdiri atas pertumbuhan dan perkembangan
aspek jasmani, intelektual emosional, sosial dan moral spiritual. Dari beberapa
cabang olahraga yang ada diantaranya yaitu permainan bola basket. Permainan
bola basket adalah permainan beregu yang terdiri dari 2 tim dengan 5 pemain per
tim. Tujuannya adalah mendapatkan nilai (skor) dengan memasukkan bola ke
keranjang (ring) dan mencegah tim lain melakukan hal serupa.
Dalam permainan bola basket terdapat beberapa teknik dasar diantaranya yaitu:
4
1). Drible (menggiring bola); 2). Pasing (mengumpan); 3). Shooting (tembakan
langsung ke dalam ring basket); 4). Rebound (pengambilan bola yang gagal
memasukan bola ke ring basket); 5). Vivot (tipuan gerakan anggota badan dengan
tumpuan satu kaki). Diantara 5 teknik dasar bermain bola basket yang paling
banyak menghasilkan poin yaitu shooting. Dalam teknik dasar shooting ini ada
beberapa macam gerakan salah satunya yaitu Lay-Up.
Lay-Up adalah tembakan melayang, merupakan suatu teknik memasukan bola
dalam permainan bola basket ke dalam jaring yang dilakukan dengan
menggunakan tangan kanan maupun tangan kiri. Lay- Up Shoot umumnya
dilakukan dengan cara mendrible bola basket dari garis tembakan bebas yang
dilanjutkan dengan melompat dengan satu kaki bergantian, selanjutnya pada
lompatan ke dua dilakukan tembakan ke ring secara bersamaan.
Berdasarkan hasi observasi di SMPN 19 Bandar Lampung, penulis melihat siswa
sangat antusias ketika mengikuti olahraga permainan bola basket. Karena setiap
guru mengajarkan bola basket siswa sangat semangat dan sangat senang dalam
mengikuti materi bola basket yang di berikan. Permainan bola basket yang
kompleks dimana unsur-unsur teknik dasar bermain harus dapat dilakukan dengan
baik agar siswa dapat bekerja sama dengan timnya. Demikian halnya dengan
penguasaan tembakan lay-up untuk menghasilkan angka siswa harus melakukan
penyelesaian dengan lay-up pada ring yang merupkan keahlian dasar yang harus
dimiliki oleh setiap pemain basket.
Lay-Up merupakan teknik dasar yang dipelajari pada permainan bola basket siswa
SMP yaitu kelas VIII. Keterampilan lay-up yang benarlah yang akan dinilai,
5
dengan gerakan yang benar maka hasil lemparan ke ring akan sah dan
membuahkan angka. Pada hasil kegiatan belajar mengajar bola basket di SMPN
19 Bandar Lampung, sebagian besar siswa masih belum tuntas atau berhasil
melakukan gerak dasar tembakan lay-up. Siswa masih banyak yang mengalami
kesulitan dalam melakukan langkah kaki untuk gerakan lay-up. Arah dan hasil
tembakan juga masih belum terarah ke ring. Berdasarkan uraian di atas maka
peneliti tertarik untuk meningkatkan hasil belajar lay-up bola basket dengan
melakukan modifikasi pada bola dan garis-garis. Diharapkan dengan modifikasi
tersebut anak akan termotivasi untuk melakukan gerakan lay-up dengan benar dan
keberhasilan pembelajaran dicapai.
Atas latar belakang inilah, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan
kelas (Classroom Action Research) dengan judul “ Upaya meningkatkan teknik
dasar lay-up bola basket melalui alat modifikasi garis-garis dan bola banyak pada
siswa kelas VIII SMPN 19 Bandar Lampung ”
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Siswa belum dapat melakukan teknik dasar lay- up dengan langkah yang
benar.
2. Hasil tembakan lay-up yang belum terarah ke ring basket
3. Kurang efektifnya media yang di gunakan guru dalam pembelajaran teknik dasar lay-
up bola basket.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian tidak terlalu luas maka penulis membatasi masalah pada upaya
6
meningkatkan teknik dasar lay-up bola basket melalui alat modifikasi garis-garis
dan bola banyak yang terbuat dari solasiban dengan subjek penelitian adalah
siswa kelas VIII di SMPN 19 Bandar Lampung.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut :
1. Apakah alat modifikasi garis-garis yang di buat untuk mengatur langkah dapat
meningkatkan teknik dasar lay- up bola basket pada siswa SMPN 19 Bandar
Lampung ?
2. Apakah alat modifikasi bola banyak dapat meningkatkan teknik dasar lay-up
bola basket pada siswa kelas VIII SMPN 19 Bandar Lampung ?.
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan dalam penelitian
ini adalah :
1. Meningkatkan teknik dasar lay-up bola basket dengan menggunakan alat
modidikasi Garis-garis pada siswa kelas VIII SMPN 19 Bandar Lampung
2. Meningkatkan teknik dasar lay-up bola basket dengan menggunakan alat
modifikasi bola banyak pada siswa SMPN 19 Bandar Lampung
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Guru
Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam menentukan metode dan
model atau pendekatan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan
7
perkembangan anak, sehingga anak dapat mengoptimalkan segenap
kemampuannya dan tercapailah keberhasilan pembelajaran.
2. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran pengembangan materi bola
basket khususnya pada teknik dasar lay-up bola basket.
3. Sekolah
Sebagai bahan referensi bagi pembina sekolah mengenai penerapan modifikasi alat
pembelajaran teknik dasar lay-up bola basket.
G. Penjelasan Judul
1. Upaya adalah usaha untuk menyampaikan maksud, akal dan ikhtisar (Poerwadinata.
1991:574)
2. Meningkatkan adalah usaha untuk menaikan, mengangkat dan mempertinggi suatu
hasil (Tarigan. 2012:6)
3. Teknik dasar adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang
saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai
suatu hasil yang diinginkan (Mc Manama. 2016:15)
4. Lay-Up adalah tembakan yang dilakukan dengan melangkah dua kali kemudian di
akhiri dengan tembakan (Wissel. 2000:61)
5. Modifikasi adalah upaya melakukan perubahan dengan penyesuaian-penyesuaian baik
dalam segi fisik material (fasillitas dan perlengkapan) maupun dalam tujuan dan cara
(metode, gaya, pendekatan, aturan, serta penialaian.). (Bahagia. 2000:13)
8
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar Mengajar
Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.
Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.
Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan
bukan suatu hasil atau tujuan. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan,
melainkan perubahan prilaku.
Hakim (2005:1) belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia,
dan perubahan tersebut di tampakan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, ketrampilan, daya fikir dan lain-lain kemampuan
Dimyati dan Mudjiono (1999:9) belajar merupakan hubungan antara stimulus dan
respons yang tercipta melalui proses tingkah laku.
Sedangkan menrut Hamalik (2001:44-53) mengemukakan mengajar dapat diartikan
sebagai (1) menyampaikan pengetahuan kepada siswa, (2) mewariskan kebudayaan
kepada generasi muda, (3) usaha mengorganisasikan lingkungan sehingga menciptakan
kondisi belajar bagi siswa, (4) memberikan bimbingan belajar kepada murid, (5) suatu
proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.
9
Dari pendapat beberpa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa belajar mengajar adalah
serangkaian kegiatan untuk berusaha memperoleh pengetahuan dan dapat menimbukan
perubahan (tingkah laku, kepandaian, dan lain-lain) yang berasal dari pengalaman
seseorang yang berhubungan dengan kognitif, afektif dan psikomotor.
B. Prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran
Banyak teori dan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh para ahli yang satu
dengan para ahli yang lainnya yang memiliki persamaan dan perbedaanan.
Dimyati dan Mudjiono (1999:42-50) membagi prinsip-prinsip belajar dalam 7
katagori, antara lain :
1. Perhatian dan Motivasi
Menurut Gagne dan Berli (1984:335) perhatian mempunyai peranan yang
sangat penting dalam kegiatan belajar. Dari teori belajar pengolahan informasi
terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar.
Sedangkan motivasi juga mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar.
Gagne dan Berli (1984:335) mengatakan motivasi adah tenaga yang
menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.
2. Keaktifan
Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan tidak juga dilimpahkan oleh
orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami
sendiri.
3. Keterlibatan Langsung atau Berpengalaman
Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati
secara langsung dalam perbuatan dan tanggung jawab terhadap hasil
belajarnya.
10
4. Pengulangan
Didalam prinsip belajar pengulangan memiliki peranan penting, karena
mata pelajaran yang kita dapat perlu diadakan pengulangan-pengulangan
supaya terjadi kesempurnaan dalam belajar. Pengulangan masih relevan
sebagai dasar pembelajaran dan dalam belajar masih tetap diperlukan latihan-
latihan.
5. Tantangan
Dalam situasi belajar siswa mengahadapi suatu tujuan yang ingin dicapai
tetapi selalu terdapat hambatan dengan mempelajari bahan ajar, maka timbulah
motif untuk mengatasi hambatan itu. Agar pada anak timbul motif yang kuat
untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan belajar harus memiliki
tantangan. Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa
bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru mengandung masalah
yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya.
6. Balikan atau Penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama
ditekankan pada stimulus (rangsangan) dan respon (reaksi).
7. Perbedaan Individu
Perbedaan individu ini pengaruh pada cara hasil belajar siswa, karena
perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran di
sekolah.
C. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
Pendidikan jasmani dapat diartikan juga sebagai suatu proses pendidikan melalui
aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan
11
aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara
seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah,
jasmani, psikomotorik, kognitif, dan afektif setiap siswa.
Santoso (2009 : 3) pendidikan jasmani adalah suatu proses melalui aktivitas
jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistematik untuk merangsang
pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan
jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan positif bagi setiap
warga negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Jadi dari beberapa pengertian diatas, penulis dapat menyimpukan bahwa
Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas
jasmani dan direncanakan secara sistematik untuk meningkatkan individu dalam
aspek: kognitif, afektif dan psikomotor. Melalui pendidikan jasmani anak
menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhan gerak, menyalurkan
energi yang berlebihan agar tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan
mental, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna dan merangsang
perkembangan yang bersifat menyeluruh.
D. Teori Belajar Motorik
Lutan (1988: 102) belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian
dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan permanen
dalam perilaku gerak. Dalam proses belajar gerak ada tiga tahapan yang harus
dilalui oleh siswa untuk mencapai tingkat keterampilan yang sempurna (otomatis).
Tiga tahapan belajar gerak ini harus dilakukan secara berurutan, karena tahap
sebelumnya adalah prasyarat untuk tahap berikutnya. Apabila ketiga tahapan
12
belajar gerak ini tidak dilakukan oleh guru pada saat mengajar pendidikan
jasmani, maka guru tidak boleh mengharap banyak dari apa yang selama ini
mereka lakukan, khususnya untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani yang
ideal. Adapun tahapan belajar gerak adalah sebagai berikut :
1. Tahap Kognitif
Tahap kognitif tahap awal dalam belajar gerak keterampilan. Disini anak
berusaha untuk memahami bentuk gerakan yang dipelajari, kemudian mencoba
untuk melakukan berulang-ulang (Tarigan. 2010 : 30).
Dalam tahap ini seseorang harus memahami mengenai hakikat kegiatan yang
dilakukan dan juga harus memperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal
maupun visual mengenai tugas gerakan atau model teknik yang akan dipelajari
agar dapat membuat rencana pelaksanaan yang tepat. Pada tahap ini guru setiap
akan memulai mengajarkan suatu keterampilan gerak, pertama kali yang harus
dilakukan adalah memberikan informasi untuk menanamkan konsep-konsep
tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa dengan benar dan baik. Setelah
siswa memperoleh informasi tentang apa, mengapa, dan bagaimana cara
melakukan aktifitas gerak yang akan dipelajari, diharapkan di dalam benak
siswa telah terbentuk motor-plan, yaitu keterampilan intelektual dalam
merencanakan cara melakukan keterampilan gerak. Apabila tahap kognitif ini
tidak mendapakan perhatian oleh guru dalam proses belajar gerak, maka sulit
bagi guru untuk menghasilkan anak yang terampil mempraktikkan aktivitas
gerak yang menjadi prasyarat tahap belajar berikutnya.
2. Tahap Asosiatif
Tahap asosiatif merupakan tahap kedua dalam belajar gerak keterampilan.
13
Yang membatasi antara tahap kognitif dan tahap asosiatif adalah dalam hal
rangkaian gerakan yang bisa dilakukan oleh anak. Pada tahap asosiatif, anak
sudah sampai pada taraf merangkaikan bagian-bagian secara keseluruhan.
Merangkaikan bagian-bagian gerakan bisa dilakukan apabila bagian-bagian
gerakanya sudah bisa dilakukan terlebih dahulu (Tarigan. 2010:31).
Pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan melalui adanya praktek
secara teratur agar perubahan prilaku gerak menjadi permanen. Selama latihan
harus adanya semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan
itu benar atau salah. Pola gerakan sudah sampai pada taraf merangkaikan
urutan-urutan gerakan yang didapatkan secara keseluruhan dan harus dilakukan
secara berulang-ulang sehingga penguasaan terhadap gerakan semakin
meningkat. Apabila siswa telah melakukan latihan keterampilan dengan benar
dan baik, dan dilakukan secara berulang baik di sekolah maupun di luar
sekolah, pada akhir tahap ini siswa diharapkan telah memiliki keterampilan
3. Tahap Otonom
Tahap otonom merupakan tahap akhir dalam gerak keterampilan. Pada tahap
ini anak mencapai tingkat penguasaan yang tinggi. Anak bisa melakukan
rangkaian gerakan keterampilan secara otonom (Tarigan. 2010: 31).
Gerakan bisa dilakukan secara otonom artinya adalah bahwa anak mampu
melakukan gerakan keterampilan tertentu walaupun pada saat bersamaan ia
harus melakukan aktivitas lainya. Misalnya pada pemain bola basket yang telah
mahir, mampu menembakan bola secara efektif ke ring meskipun dalam
keadaan yang sulit, misalnya karena dia dijaga ketat oleh lawan. Yang menarik
14
bagi kita ialah dalam melaksanakan tugas itu si pelaku tak seberapa banyak
menumpahkan perhatianya kepada tugas yang sedang dikerjakanya. Selama
kegiatan ini hanya sedikit perhatian kognitif yang di butuhkan agar pelaku
dapat memusatkan perahtian pada faktor lingkungan yang mempengaruhi
strategi dan penampilan.
E. Pengertian Bermain
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:697) disebutkan bahwa yang
dimaksud dengan bermain adalah berbuat sesuatu untuk menyenangkan hati
(dengan alat tertentu atau tidak).
Utami (1996: 26) berpendapat bahwa bermain adalah sebagai suatu aktivitas yang
membantu anak mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik, intelektual, sosial,
moral dan emosional. Dalam proses kegiatan belajar mengajar guru melakukan
pembelajaran dengan melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Jadi metode bermain
adalah suatu metode pembelajaran dengan cara melakukan gerakan-gerakan
fisik/jasmani anak dalam rangka mengembangkan otot-otot.
Dari pendapat diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa bermain merupakan
keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh individu yang sifatnya menyenangkan,
yang berfungsi untuk membantu individu mencapai perkembangan yang utuh,
baik fisik, intelektual, sosial, moral dan emosional.
Bermain merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam periode perkembangan
diri anak, meliputi dunia fisik, sosial, dan komunikasi, Mutiah (2010:146).
15
Kegiatan bermain memengaruhi enam aspek perkembangan anak meliputi : aspek
kognisi, sosial, emosional, komunikasi, kesadaran diri, dan keterampilan motorik.
Mutiah (2010:146).
F. Permainan Bola Basket
Bola basket adalah permainan dua tim yang masing-masing terdiri dari lima (5)
pemain. Tujuan kedua tim adalah untuk mencetak angka ke keranjang lawan dan
berusaha mencegah tim lawan mencetak angka (Peraturan resmi bola basket.
2010:1). Tim yang mencetak angka paling banyak pada akhir waktu permainan
akan menjadi pemenang. Lama permainan terdiri dari empat babak atau quarter
yang masing- masing babak 10 menit dengan jeda waktu istirahat 2 menit, jika
angka imbang di akhir waktu permainan babak ke empat maka dilanjutkan dengan
tambahan waktu 5 menit untuk mencari selisih angka (Peraturan resmi bola
basket, 2010:12).
Dalam permainan Bola basket lapangan berbentuk persegi panjang dengan
ukuran 26 x 14 m, masing-masing dapat ditambah atau di kurangi (berubah) yaitu
bila diperbesar, panjang tidak boleh lebih/kurang dari 2 m, dan lebarnya (garis
akhir) tidak boleh lebih/kurang dari 1 m, lebar/tebal garis masing-masing 5 cm
(Sitepu, 2016:2).
Garis tengah lingkaran ditengah lapangan 3,6m, tinggi ring basket dari lantai 3,05
m, diameter ring basket 0,45m, ukuran papan pantul P x L :1,80m x 1,20m.
(Sitepu, 2016:14)
16
Gambar.1 : Bola Basket
Sumber : Abidin, 1999: 13
Keliling bola yang digunakan dalam permainan bola basket adalah 75 cm - 78 cm,
sedangkan berat bola adalah 600 - 650gram. Jika bola dijatuhkan maka bola harus
kembali pada ketinggian antara 1,20 - 1,40 meter (Abidin, 1999:13)
Waktu permainan 4x10 menit. Di antara babak 1, 2, 3 dan babak 4 terdapat waktu
istirahat selama 10 menit. Bila terjadi skor yang sama pada akhir pertandingan harus
diadakan perpanjangan waktu sampai terjadi selisih skor. Di antara dua babak
tambahan terdapat waktu istirahat selama 2 menit. Waktu untuk lemparan ke dalam
yaitu 5 detik. (Sitepu, 2016:16).
G. Teknik Dasar Bermain Bola Basket
Permainan bola basket sendiri terdiri dari satu gabungan beberapa gerakan yang
kompleks, hal ini berarti gerakanya terdiri dari gabungan gerak yang terkoordinasi
dengan baik. Oleh karena itu penguasaan gerak yang baik harus dilakukan
sehingga dapat bermain dengan baik jika setiap unsur gerak dapat dikuasai, maka
pemain akan dapat dengan mudah mengkombinasikan gerakannya dan dapat
mengembangkan dalam berbagai macam gerakan (Sodikun,1992 :35). Teknik-
teknik dasar dalam permainan bola basket antara lain: gerakan kaki (foot work),
menembak (shooting), operan (passing) dan menangkap (catching),
Dribble, Rebound, bergerak dengan bola, bergerak tanpa bola, bertahan.
17
Dari beberapa teknik dasar yang harus dikuasai seorang pemain basket, maka
teknik menambak adalah salah satu poin penting dalam permainan. Dengan
tembakan tim akan mendapatkan angka dan memenangkan permainan. Gerak
dasar menembak dalam bola basket merupakan suatu koordinasi gerak yang
meliputi gerakan mengarahkan dan mengusahakan agar bola masuk kekeranjang.
Menurut Sodikun (1992:59) menembak merupakan sasaran akhir setiap bermain
bola basket, keterampilan suatu regu dalam permainan bola basket selalu
ditentukan keberhasilan dalam menembak atau memasukkan bola ke dalam ring
lawan. Untuk dapat berhasil dalam menembak perlu dilakukan teknik-teknik yang
benar, kerena tembakan yang dikuasai dengan baik dapat menutupi kelemahan
teknik dasar lainnya.
H. Lay-Up
Tembakan lay-up adalah tembakan yang dilakukan dengan jarak dekat sekali
dengan basket, hingga seolah-olah bola itu diletakan kedalam basket yang
didahului dengan gerakan dua langkah. Gerakan melangkah yang dilakukan dan
menerima operan atau dari gerakan menggiring, melangkah 2 kali kemudian
mengoper atau menembak merupakan unsur yang sangat penting dalam bola
basket, maka melangkah dengan 2 hitungan ini perlu sekali dilatihkan dan
diajarkan dengan cermat dan berulang-ulang, apabila langkah 2 hitungan ini
diakhiri dengan tembakan lay-up. (Sitepu. 2016:35)
18
.
Gambar 2 Gerakan dasar lay-up Sumber : Sitepu, 2016:38
Berikut adalah proses shooting lay-up menurut Wisell (2000:61-62) :
1. Fase persiapan
1). Lihat target. 2). Langkah pendek. 3). Lutut yang rendah untuk melompat.
4) bahu rileks. 5). Tangan yang tidak menembak dibawah bola. 6) tangan
menembak dibelakang bola. 7) siku rapat. 8). Bola berada diantara telinga dan
bahu
2. Fase pelaksanaan
1). Angkat lutut untuk menembak. 2). Lompat. 3). Rentangkan kaki, punggung
bahu. 4) rentangkan siku. 5). Lenturkan pergelangan dan jari- jari kedepan 6)
lepaskan jari telunjuk. 7). Penyeimbang tangan pada bola sampai terlepas. 8).
Irama yang sama /seimbang
3. Fase sikap akhir
1).mendarat dengan seimbang 2) lutut tertekuk. 3) tangan keatas.
Dalam pelaksanaan lay-up shoot dapat dilakukan dengan tiga posisi yaitu:
1. Dari Kanan
Dilakukan dengan langkah kaki yaitu kanan dan tangan kanan yang digunakan
untuk melakukan shoot atau menaruh bola ke ring basket.
19
2. Dari Kiri
Dilakukan berkebalikan yaitu dengan langkah kaki kiri dan tangan kiri
digunakan untuk melakukan shoot atau menaru bola ke ring basket
3. Dari depan/ tengah
sedangkan dari depan/ tegah dapat dilakukan dengan keduanya, tergantung
dengan kemampuan pemain (Sodikun, 1992:65-66)
Menurut(Sodikun, 1992:66) tembakan lay-up ada dua cara yaitu :
1. Tembakan lay-up melalui operan kawan
Cara ini dilakukan melalui operan kawan secara tepat (bola setinggi dada)
siswa berusaha menjemput bola sambil melompat, dan pada saat melayang
inilah hendaknya penangkapan bola dilakukan setelah itu menumpu kaki yang
lain untuk melompat sambil membawa bola untuk di tembak.
2. Tembakan lay-up dengan mendrible bola
Cara ini dilakukan dengan menggiring bola basket sendiri menuju ring basket,
setelah dekat ke ring basket kemudian melakukan tembakan lay-up tergantung
pada perkiraan dan ketrampilan masing-masing. Penangkapan bola dilakukan
dari pantulan bola dari lantai sambil melompat.
I. Alat Modifikasi
Perkembangan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut guru agar mampu
menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah dan sekurang-
kurangnya guru dapat menggunakan alat yang murah dan efisien bahkan
melakukan modifikasi yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi dapat
membantu dalam pencapaian tujuan pengajaran yang diharapkan.
20
Modifikasi adalah model yang di desain dan disesuaikan dengan kondisi kelas
yang menekankan pada kegembiraan dan pengayaan perbendaharaan gerak agar
sukses dalam mengembangkan keterampilan (Tarigan. 2010:42). Penggunaan alat
modifikasi diaharapkan dapat memotivasi anak melakukan tugas gerak yang
diberikan. Sehingga pembelajaran pendidikan jasmani yang diharapkan tercapai.
Lutan (1998:45) menyatakan modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani
diperlukan, dengan tujuan agar :
1. Anak didik memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran
2. Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi
3. Anak didik dapat melakukan pola gerak secara benar
Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2005:751) modifikasi artinya pengubahan, atau
perubahan. Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan
materi pembelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktifitas belajar
yang potensial untuk memperlancar siswa dalam proses belajar. Cara ini
dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan siswa dari yang
tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya lebih rendah menjadi
tingkat yang lebih tinggi. Modifikasi diarahkan agar aktifitas belajar sesuai
dengan tingkat perkembangan anak.
Dalam penelitian ini termasuk dalam modifikasi lingkungan pembelajaran sehingga
alat yang digunakan adalah :
1. Bola basket
Bola yang digunakan dalam permainan bola basket adalah 75cm – 78 cm,
21
dan berat bola 600 – 650 gram. Pada modifikasi yang dilakukan dalam penelitian
ini mempunyai prinsip untuk mempermudah siswa dalam mempelajari teknik
dasar lay-up bola basket dengan cara memodifikasi peralatan khususnya bola
basket sehingga mempermudah siswa dala pelaksanaannya. Dalam
pelaksanaannya bola yang digunakan yaitu bola karet dengan spesifikasi
ukuran lebih kecil dan berat bola lebih ringan. Sehingga diharapkan dapat
mempermudah siswa dalam melakukan lay-up, mengurangi rasa bosan dan
meningkatkan keinginan siswa untuk lebih banyak mencoba.
Gambar 3: Bola basket karet
Sumber: Abidin, 1999:30
(Bahagia. 2000:48) Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan bola karet. Dalam penelitian ini bola karet yang
digunakan harus lah banyak. Supaya anak dapat lebih banyak melakukan
gerakan lay-up.
2. Garis-garis (Check mark )
Garis-garis digunakan untuk membantu langkah dalam melakukan gerakan lay-up.
Menurut Oliver (2007:14) metode garis-garis (check mark ) dapat dilakukan dengan
memposisikan tubuh agar jarak beberapa langkah dari ring basket. Lakukan
gerakan melangkah ke arah ring basket, posisikan kaki kanan pada tanda pertama
22
dan kaki kiri pada tanda ke dua dilanjutkan melompat ke atas sambil menjulurkan
tangan ke arah papan pantul.
Gambar.4. Mengatur langkah lay-up dengan garis
Sumber : oliver, 2017: 14
J. Alat Modifikasi Yang Digunakan Dalam Pembelajaran
Kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani merupakan
salah satu isu yang cukup merata dan sangat terasa oleh para pelaksana
pendidikan jasmani dilapangan. Pada umumnya sekolah-sekolah di Indonesia
pada setiap jenjang pendidikannya selalu dihadapkan dengan permasalahan
kekurangan sarana dan prasarana ini. Tidak sedikit sekolah di Indonesia,
khususnya di daerah perkotaan tidak memiliki tempat atau lahan untuk melakukan
aktivitas jasmani, khususnya yang berkaitan dengan olahraga misalnya lapangan.
Walaupun ada, jumlahnya tidak proporsional dengan jumlah siswa, seringkali
ditambah dengan kualitasnya yang kurang memenuhi tuntutan pembelajaran.
Sarana dan prasarana ini meliputi alat-alat, ruangan, dan lahan untuk melakukan
berbagai aktivitas pendidikan jasmani, termasuk olahraga. Idealnya sarana dan
prasarana ini harus lengkap, tidak hanya yang bersifat standar dengan kualitas
yang standar pula, tetapi juga meliputi sarana dan prasarana yang sifatnya
modifikasi dari berbagai ukuran dan berat ringannya.
23
Modifikas sangat penting untuk melayani berbagai kebutuhan tingkat
perkembangan belajar anak didik di sekolah bersangkutan yang terkadang sangat
beragam karakteristik kemampuannya.
K. Kerangka Berpikir
Untuk mengetahui apakah program pendekatan pendidikan jasmani yang kita
gunakan tersebut cukup berhasil atau masih perlu disempurnakan, maka
diperlukan suatu evaluasi. Evaluasi dilakukan setelah tindakan-tindakan yang kita
rencanakan diberikan kepada siswa. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa tidak
terlepas dari peranan guru dalam memilih dan menerapkan teknik mengajar yang
sesuai dengan karakteristik materi dan siswa. Dari bermacam-macam teknik
mengajar, ada yang menekankan pada peranan guru yang utama dalam
pelaksanaan penyajian materi, tetapi adapula yang menekankan pada media
belajar baik berupa alat bantu maupun alat-alat modifikasi. Namun semuanya itu
dilakukan guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Dalam permainan bola besar seperti halnya basket, menguasai salah satu teknik
dasar merupakan modal awal untuk dapat bekerjasama dengan baik dalam tim.
Dimana teknik menembak adalah teknik dasar yang harus dimiliki oleh semua
pemain. Pemilihan jenis teknik menembak yang tepat akan sangat membantu
pemain untuk memperoleh angka dari lawan .
Lay- up adalah tembakan yang dilakukan dengan jarak dekat sekali dengan basket,
hingga seolah-olah bola itu diletakan ke dalam basket yang didahului dengan
gerakan dua langkah (Sitepu. 2016:35). Untu melakukan lay-up siswa harus
mngambil langkah pendek, sehingga siswa dapat segera membungkuk lalu
24
mengangkat lutut untuk melakukan lompatan. Kemudian arahkan lengan,
pergelangan dan jari-jari lurus ke arah ring basket dengan sudut anatar 45 sampai
60 derajat dan lepaskan bola dari telunjuk jari dengan sentuhan yang halus.
Lakukan follow through dengan tetap mengangkat lengan dan lurus terentang
pada siku, telunjuk menunjuk lurus pada target dan telapak tangan untuk
menembak menghadap bawah. Pada tembakan ini kesalahan yang masih sering
terjadi adalah pada langkah awal lay-up, terkadang siswa melakukan langkah
lebih ataupun kurang sehingga lompatan akhir untuk me nembak dekat ring tidak
maksimal. Arah tembakan tidak akurat, tidak tepat sasaran ke ring. Dengan
demikian pembelajaran lay- up bola basket pada kelas VIII belum mencapai
ketuntasan. Untuk itu peneliti merasa perlu melakukan modifikasi yang sesuai
dengan anak dan materi tersebut. Modifikasi yang bertujuan mempermudah
pembelajaran dan mampu meningkatkan keberhasilan gerakan bagi siswa. Peneliti
menduga dengan penggunaan alat-alat modifikasi yang menarik dan mudah bagi
siswa
L. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah penelitian yang sudah ada atau hampir sama
dengan penelitian yang tujuanya digunakan untuk refrensi atau bahan acuan teori
yang sudah ada. Adapun penelitian yang relevan tersebut antara lain:
a. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Irianto (2012) dalam penelitian yang
berjudul “peningkatan ketrampilan teknik dasar lay-up pada bola basket
dengan alat modifikasi siswa kelas VI SDN 2 Jatimulyo Jatiagung Lamsel”.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan teknik dasar lay-up melalui
modifiasi. Metode yang digunakan adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
25
subyek dalam penelitian ini adalah siswa SDN 2 Jatimulyo, Jatiagung Lamsel.
Hasil penelitian ini yaitu. Pada siklus 1 demgan menggunakan alat modifikasi
berupa bola plastik dan modifikasi ring berupa tali pada tiang bambu dapat
meningkatkan ketrampilan lay-up dengan prosentase belajar 30,13%. Pada
siklus ke II dengan menggunakan bola plastik dan ring dari kotak sampah dapat
meningkatkan ketrampilan lay-up dengan prosentase belajar sebesar 48,5% dan
pada siklus ke III dengan menggunakan simpai berpita diperoleh prosentase
belajar 81,8%. Berdasarkan penelitian tersebut dengan menggunakan
modifikasi alat pembelajaran teknik dasar lay-up bola basket meningkat.
b. Penelitian ini dilakukan oleh Marno (2013)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar gerak dasar
lay-up dengan metode pembelajaran Coperative Learning Tipe (STAD) pada
siswa kelas V SDN 1 Sindang Anom Kec. Sekampung Udik Kab. Lampung
Timur Tahun pelajaran 2012/2013. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dua siklus. Dimana pada
setiap siklus menggunakan tindakan ang berbeda-beda. Siklus pertama
menggunakan model pembelajaran Coperative Learning Tipe (STAD) dengan
membagi siswa menjadi 4 kelompok dengan melakukan gerakan dasar lay-up
menggunakan bola plastik dan pembelajaran Coperative Learning Tipe
(STAD), dengan membagi siswa menjadi 4 kelompok dengan menggunakan
bola plastik serta ring yang dibuat menyerupai ring basket yang sesungguhnya.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Sindang Anom Kec.
Sekampung Udik Kab. Lampung Timur yang berjumlah 20 orang siswa
pengumpulan data diambil dari tes berupa pengamatan ketrampilan gerak dasar
26
lay-up yang meliputi posisi awal, persiapan dan posisi akhir. Hasil penelitian
menunjukan adanya peningkatan ketrampilan gerak dasar lay-up melalui
penggunaan metode pembelajaran coperative learning tipe (STAD) pada setiap
siklusnya, adapun peningkatan pada setiap siklus adalah sebagai berikut, siklus
pertama sebesar 55,00% dan siklus kedua sebesar 85,00%.
M. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam kalimat pertanyaan.
(Sugiyono. 2017:96)
Atas dasar kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
H1 : Ada peningkatan teknik dasar lay-up bola basket dengan menggunakan alat
modifikasi garis-garis yang dibuat untuk membantu langkah melakukan
lay-up bola basket pada siswa kelas VIII SMPN 19 Bandar Lampung.
H2 :Ada peningkatan teknik dasar lay-up bola basket dengan menggunakan alat
modifikasi Bola banyak dapat membantu siswa yang kesulitan dalam
melakukan teknik dasar lay-up bola basket pada siswa kelas VIII SMPN 19
Bandar Lampung.
27
I. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena metode
merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu penelitian
terhadap subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan metode
penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Menurut Elliot (1982 : 25),
penelitian tindakan adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk
meningkatkan kualitas tindakan melalui proses diagnosis, perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, dan mempelajari pengaruh yang di timbulkanya.
Menurut Grundy dan Kemmis (1982:30), tujuan penelitian tindakan kelas meliputi tiga
hal, yaitu :
1) Peningkatan praktik. 2). Pengembangan profesional. 3) Peningkatan situasi tempat
praktik berlangsung.
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus
penelitian tindakan kelas dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan
prosentase untuk melihat kecendrungan yang terjadi didalam kegiatan
pembelajaran (Iskandar, 2009:131)
Penelitian tindakan kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang
28
dimanfaatkan tindakan yang nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif
yang “di coba sambil berjalan” dalam mendeteksi dan memecahkan masalah
(Arikunto, 2014:129). Pada penelitian tindakan ini memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Praktis dan langsung relevan untuk situasi actual
b. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan
perkembangan-perkemangan yang lebih baik
c. Dilakukan melalui putaran-putaran yang berspiral
B. Perencanaan Penelitian
Untuk peningkatan hasil keterampilan lay-up bola basket disesuaikan dengan
waktu dalam setiap materi pembelajaran yaitu 2 x 45 menit dimana dalam
penelitian ini dilakukan 2 siklus. Dalam satu siklus 3 kali pembelajaran. Dalam
pelaksanaanya setiap siklus peroses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus
penelitian sebelumnya.
1. Rancangan Siklus 1
a. Perencanaan
Tindakan siklus I menggunakan modifikasi alat pembelajaran yaitu dengan
menggunakan garis-garis yang terbuat dari solasiban. Pada perencanaan
tindakan siklus I dilakukan 3 x pertemuan (2x45menit). Kegiatan
perencanaan pada siklus I dilaksanakan pada hari rabu, 18 Juli 2018 di
SMPN 19 Bandar Lampung. Peneliti dan guru penjas Bapak Erpen, S.Pd
(mitra kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan diadakan
dalam proses penelitian ini, seluruh rencana pada tindakan siklus I termuat
dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Melalui Pelaksanaan
29
Pembelajaran tersebutmaka dipastikan bahwa pelaksanaan tindakan pada
siklus I diadakan 3x pertemuan.
Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran sebelum
tindakan, dapat diperoleh sebagai data awal. Hasil observasi menunjukan
bahwa dari siswa kelas VIII SMPN 19 Bandar Lampung sebanyak 30 siswa,
terdapat 30 siswa yang masih belum mencapai ketuntasan belajar.
Setelah diaksanakan pemeriksaan instrumen penilaian keterampilan lay-up
bola basket siswa dan pengamat, ternyata sebagian siswa masih kesulitan
dalam melakukan teknik dasar lay-up bola basket, sebagian siswa yang
mengikuti tes belum melakukan gerakan lay-up bola basket dengan benar.
Melalui tes awal tersebut maka peneliti dan guru merancangkan rancangan
pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut :
1. Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran dengan
penggunaan alat modifikasi, untuk meningkatkan teknik dasar lay-up
bola basket.
2. Siswa melaksanakan teknik dasar lay-up pada pembelajaran bola basket
3. Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yeng
diterapkan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu pembelajaran teknik
dasar lay-up bola basket melalui kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
4. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan untuk proses pembelajaran, yaitu
lapangan bola basket, garis-garis yang terbuat solasiban dan bola basket
yaitu bola karet.
5. Siswa melaksanakan pembelajaran lay-up bola basket yaitu dengan
30
langkah lay-up dengan media garis-garis yang terbuat dari solasiban.
6. Menyiapkan siswa untuk mengkuti proses pembelajaran penjaskesrek
pada siklus pertama.
a. Membariskan siswa menjadi empat baris
b. Absen siswa saat pembelajaran berlangsung.
c. Berdoa.
d. Memberikan materi teori tujuan pembelajaran agar siswa memiliki
motivasi untuk mengikuti pembelajaran.
e. Siswa melakukan pemanasan secara umum.
f. Siswa diberikan permainan yang berhubungan dengan materi lay-up
bola basket.
b. Tindakan
Materi pelaksanaan tindakan I sesuai dengan RPP pembelajaran
teknik dasar lay-up bola basket melalui alat pembelajaran yaitu dengan
menggunakan garis-garis yang terbuat dari solasiban, dengan waktu 60
menit sesuai dengan RPP pada bagian inti. Untuk pelaksanaanya tindakan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Peneliti dan guru menyiapkan emapat baris untuk memulai proses
Pembelajaran dengan berdoa dan presentasi
2. Peneiti dan guru menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta
kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat
3. Peneliti dan guru memberikan pemanasan statis dan dinamis
4. Setelah melakukan pemanasan peneliti dan guru menyampaikan
penjelasan mengenai materi yakni sikap awal, pelaksanaan dan sikap
31
akhir lay-up, siswa diminta agar memperhatikan pelaksanaan contoh
yang dicontohkan oleh guru.
5. Setelah pelaksaan lay-up bola basket siswa dibariskan menghadap ke ring
basket untuk melakukan langkah melewati gari-garis yang telah di buat
dilakukan secara berulang-ulang dan bergantian.
6. Waktu yang digunakan adalah 60 menit, dalam satu barisan siswa yang
menghadap ke ring basket digunakan oleh 15 orang, dan melakukan
langkah lay-up secara bergantian. Siswa yang sudah melakukan langkah
lay-up berpindah ke baris belakang.
7. Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi terhadap hasil
pembelajaran yang telah dilakukan siswa melakukan pendinginan dan
menginformasikan untuk pertemuan berikutnya.
8. Pembelajaran diakhiri dengan berda bersama dengan barisan 4 baris
c. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengambil tes hasil pada penelitian, pada
langkah observasi ini dikakukan oleh peneliti, guru sebagai kolabolator,
yaitu Bapak Erpen, S.Pd dan testor saat proses pembelajaran berlangsung
waktu observasi yang dilakukan adalah 60 menit dari hasil observasi
menyimpulkan bahwa pembelajaran lay-up bola basket dengan
menggunakan mdifikasi alat berjalan lancar sesuai dengan RPP. Siswa
terlihat senang belajar menggunakan alat modifikasi. Hal itu terlihat dari
siswa yang begitu semangat dan antusias saat proses pembelajaran
berlagsung.
a. Pemansan
32
Saat pemanasan siswa terlihat senang dan gembira dengan Pemanasan
yang di kemas dalam bentuk permainan statis dan dinamis. Siswa sangat
antusias dan bersemangat melaukan pemanasan karena mereka merasa
ada yang berbeda dari pemanasan yang dilakukan biasanya
b. Inti
Pada saat pembelajaran siswa tampak senang dengan penyajian materi
melalui modifikasi yang diberikan. Hal ini dapat dilihat dari antusias dan
peran aktif siswa saat pembelajaran berlangsung dan pertanyaan siswa
yang cendrung penasaran menanyakan gerakan apalagi yang akan
dilakukan. Pada pembelajaran lay-up bola basket dengan penerapan alat
modifikasi, dilakukan secara keseluruhan siswa tampak senang dan
bersemangat karena materi yang disampaikan cukup membuat siswa
merasa tertarik dan menantang. Pada saat itu pengambilan tes hasil siswa
cukup serius untuk mengikuti proses tes pada pembelajaran keterampilan
lay-up bola basket.
c. Evaluasi dan tindak lanjut
Saat proses pembelajaran berlangsung salah satu siswa maju kedepan
untuk mempraktekan kembali materi yang sudah diterapkan yang
bertujuan untuk memancing pemahaman tentang teknik dasar lay-up bola
basket
d. Refleksi
Dari hasil tes siklus I ditemukan hsil tes teknik dasar lay-up bola basket
terdapat 15 siswa yang berhasil tuntas sesuai KKM yang telah ditentukan
oleh SMPN 19 Bandar Lampung dengan menggunakan Kurikulum Tingkat
33
Satuan Pendidikan dengan prosentase keberhasilan sebesar 50%. Kegagalan
yang dilakukan siswa adalah tahap pelaksanaan, pada saat melakukan
langkah ke dua yaitu masih terlalu lebar sehingga mendapat awalan tolakan
yang kurang tinggi untuk memasukan bola ke dalam ring. Dalam hasil tes
ini belum mencapai ketuntasan belajar klasikal sebesar 80%, melihat dari
hasil tes tersebut maka siklus II perlu diperbaiki dari hasil refleksi untuk
perencanaan siklus II.
2. Rancangan Siklus II
a. Perencanaan
Alat modifikasi yang digunakan adalah menggunakan bola basket (bola
karet) yang digunakan untuk mendrible siswa kemudian memasukan bola ke
dalam ring basket.
Kegiatan perencanaan ini dilaksanakan pada hari rabu, 1 Agustus 2018 di
SMPN 19 Bandar Lampung. Peneliti dan guru penjaskes yaitu Bapak Erpen,
S.Pd (mitra kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan
dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana pada tindakan siklus
ke II ini mengacu pada hasil analisis dan refleksi tindakan siklus I. Melalui
hasil tes tersebut maka peneliti dan guru merancang rancanganpelaksanaan
tindakan siklus ke II sebagai berikut :
1. Peneliti dan guru menyiapkan siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran dengan diikuti berdoa, pemanasan statis dan dinamis
2. Peneliti dan guru memberikan permainan yang berhubungan dengan lay-
up bola basket
34
3. Menggunakan modifikasi alat yaitu menggunakan bola banyak (bola
basket karet) untuk melaksanakan lay-up bola basket
4. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran pada siklus ke
II.
5. Membariskan siswa mejadi empat baris.
a. Absen saat pembelajaran berlangsung.
b. Berdoa.
c. Memberikan materi teori tujuan pembelajaran agar siswa memiliki
motivasi untuk mengikuti pembelajaran.
d. Siswa melakukan pemanasan secara umum.
e. Siswa diberikan permainan yang berhubungan dengan materi bola
basket.
b. Tindakan
1. Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan memulai proses
pembelajaran dengan berdoa dan prsentasi.
2. Peneliti dan guru menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta
kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat.
3. Peneliti dan guru memberikan permainan yang berhubungan dengan lay-
up bola basket. Nama permainannya adalah kucing dalam lingkaran, jadi
siswa dibagi menjadi 3 kelompok berbentuk lingkaran masing-masing
kelompok diberikan satu bola karet kemudian satu siswa berada ditengah
untuk menjadi kucing, satu siswa yang berada di tengah berusaha
merebut bola lemparan dari siswa yang lainya, ketika bola berhasil
didapat siswa tetap jaga di lingkaran disusul dengan siswa lainya yang
35
kalah karena bola yang dilempar terkena kucing atau siswa yang jaga jadi
didalam lingkaran tersebut yang menjadi kucing sebanyak-banyaknya
siswa tersebut mengenakan bola dari lawan.
4. Meyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran, yaitu
lapangan bola basket, bola banyak (bola basket karet).
5. Peneliti dan guru menyampaikan penjelasan mengenai materi yakni sikap
awal, pelaksanaan, dan sikap akhir. Siswa diminta untuk memperhatikan
pelaksanaan contoh yang di contohkan oleh guru.
6. Siswa berbaris dua banjar ke belakang menggadap ring basket untuk
melaksanakan teknik dasar lay-up bola basket secara bergantian dan
dilaksanakan secara bergantian dan berulang-ulang.
7. Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi terhadap hasil
pembelajaran yeng telah dilakukan serta siswa melakukan pendinginan.
8. Penajaran diakhiri dengan berdoa bersama dengan barisan 4 bersab
c. Observasi
Observasi dilakukan untuk pengambilan tes hasil pada penelitian, pada
langkah observasi ini dilakukan oleh peneliti, guru sebagai kolabolator yaitu
Bapak Erpen, S.Pd dan testor saat proses pembelajaran berlangsung .
peneliti mengamati proses pembelajaran lay-up bola basket pada siswa kelas
VIII SMPN 19 Bandar Lampung dengan mengambil tes hasil pada siswa
menggunakan instrumen penilaian siswa dengan tujuan untuk mengetahui
hasil tes dan tingkat kemampuan siswa.
36
d. Refleksi
Setelah melaksanakan menggunakan modifikasi bola banyak
(bola basket karet), maka mendapatkan hasil dalam 30 siswa yang
mengikuti tes pembelajaran ketrampilan lay-up bola basket ternyata 28
siswa yang berhasil tuntas sesuai dengan KKM yaitu 75 dengan prosentase
keberhasilan 93,33% dan prosentase belum tuntas 6,67% yaitu 2 orang yang
belum tuntas karena kedua siswa tersebut sering sakit-sakitan jadi ketika
melakukan teknik dasar lay-up bola basket tidak maksimal. Dengan
demikian penelitian dapat di hentikan, karena siswa sudah mencapai standar
kelulusan klasikal yaitu sebesar 80%.
C. Desain Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilakukan melalui putaran atau spiral dengan bebrapa
siklus yang terdiri dari tahap perencanaan, tahap melakukan tindakan, pengamatan
atau observasi dan tahap refleksi. Yang dimaksud dengan putaran spiral adalah
a. b. a. b. a. b
c. d. c c. d. c d
Gambar 5. Spiral Penelitian Tindakan Kelas.
( Jurnal Pendidikan Progresif, 2012:17)
Keterangan gambar di atas :
a. Perencanaan
Merencanakan tindakan apa yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan
atau perubahan perilaku dan sikap yang diinginkan .
I II III
37
b. Pelaksanaan / tindakan
Melaksanakan apa yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya perbaikan
peningkatan atau perubahan yang diinginkan
c. Observasi
Mengamati atas hasil yang dilaksanakan
d. Refleksi
Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil dari berbagai kriteria.
D. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian : Penelitian dilakukan dilapangan SMPN 19 Bandar
Lampung
2. Pelaksanaan Penelitian : Penelitian dilakukan dalam 2 siklus, dengan lama
penelitian satu bulan
E. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 19 Bandar Lampung. yang
berjumlah 30 anak, yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan17 siswi perempuan.
F. Variabel Data
Menurut Sugiyono,(2017:60) variable adalah sebagai atribut seseorang atau obyek
yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan lain atau satu obyek dengan
obyek yang lain
Berikut variabel yang terdapat dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Variabel bebas adalah yang mempengaruhi, yaitu pembelajaran dengan
penggunaan alat modifikasi..
2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi, yaitu peningkatan gerak
dasar lay-up bola basket.
38
Akib (2003:13) data dapat diartikan sebagai keterangan yang diperlukan untuk
memecahkan suatu masalah. Data penelitian ini berasal dari data hasil tes kualitas
teknik dasar lay- up bola basket siswa pada tes awal, tes siklus pertama, tes siklus
kedua. Menurut sifatnya maka data penelitian ini termasuk sebagai data
kuantitatif, yaitu data yang berbentuk bilangan. Bilangan-bilangan tersebut
kemudian dideskripsikan dan dianalisis untuk mengetahui prosentase keberhasilan
pembelajaran.
G. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2014:112) instrumen penelitian adalah alat pada waktu
penelitian menggunakan suatu metode. Keberhasilan suatu penelitian banyak
ditentukan oleh instrumen yang digunakan. Instrumen adalah alat yang digunakan
untuk mengukur pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada tiap siklusnya. Alat
ini berupa indikator dari penilaian keterampilan gerak dasar lay up, yaitu: 1) sikap
awalan; 2) sikap pelaksanaan; 3) sikap follow through. Instrumen untuk
menganalisis keterampilan gerak dasar lay-up diadaptasi dari Wissel (2000:61)
dan di setiap indikator diberi bobot nilai 0 jika tidak bisa dan 1 jika bisa
melakukan lay-up dengan benar
Tabel 1. Instrumen Penilaian Teknik Dasar Lay -Up Bola Basket.
No Tahapan Indikator Nilai
0 1
1. Persiapan
Ambil posisi sikap normal dan badan
condong kedepan titik berat badan
teletak antara dua kaki
Mengambil sikap slah satu kaki berada
didepan dan di belakang dan sejajar
39
Sikap kuda-kuda lutut sedikit ditekuk
2. Pelaksanaan
Mendrible mendekati garis keyhole
Langkah pertama harus lebar untuk
menjaga keseimbangan
Langkah kedua pendek untuk
memperoleh awalan tolakanse tinggi-
tingginya
Bola harus dilepas dengan kekuatan
kecil perhatikan pantulan disekitar
garis tegak sebelah kanan pada petak
kecil diatas basket kalau dari arah
kanan atau sebaliknya
3. Sikap akhir
Jaga keseimbangan setelah lay-up
Saat mendarat usahakan lentuk
(mengeper)
Sikap siap normal
Wissel (1999: 61)
H. Teknik Analisis Data
Untuk melihat kualitas hasil tindakan pada setiap siklus digunakan rumus :
%100N
fP (Surisman, 2016:56)
Keterangan :
P : Prosentase keberhasilan
F : Jumlah yang melakukan benar
N : Jumlah siswa yang mengikuti tes
40
Menurut Kunandar (2007:149) KKM adalah ukuran yang menjadi dasar atau cara
penetapan sesuatu yang digunakan untuk menentukan siswa. Dalam menentukan
KKM ada 3 hal yang harus di perhatikan yaitu:
a. Tingkat kompleksitas, kesulitan setiap indikator, kompetensi dasar dan standar
kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik
b. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran
pada masing-masing sekolah
c. Tingkat kemampuan (Intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang
bersangkutan
Berdasarkan pengertian diatas maka Musyawarah Guru Mata Pelajaran SMPN 19
Bandar Lampung maka menetapkan nilai KKM Penjas adalah 75
Siswa yang dikatakan tuntas apabila telah mencapai nilai KKM yaitu :
1. Ketuntasan belajar telah mencapai nilai ≥ 75 atau persentase 75 %
secara perorangan.
2. Ketuntasan belajar klasikal di capai bila kelas tersebut telah terdapat
80 % siswa yang telah mendapat nilai ≥ 75
Dalam penelitin ini dikatakan terjadinya peningkatan hasil belajara siswa, jika
jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus pertama lebih sedikit daripada
sesudah siklus kedua dari jumlah siswa yang tuntas belajar pada tindakan siklus
dan seterusnya, atau setiap pergantian siklus terjadi persentase peningkatan hasil
belajar siswa
49
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, Upaya Meningkatkan Teknik
Dasar Lay-Up Bola Basket Melalui Alat Modifikasi Garis-Garis Dan Bola Banyak
Pada Siswa Kelas VIII SMPN 19 Bandar Lampung yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa:
1. Dengan menggunakan alat modifikasi pembelajaran berupa garis-garis untuk
megatur langkah melakukan lay-up bola basket dapat meningkatkan hasil
belajar teknik dasar lay-up bola basket pada siswa kelas VIII SMPN 19 Bandar
Lampung
2. Dengan menggunakan alat modifikasi bola banyak (bola karet) dapat
meningkatkan teknik dasar lay-up bola basket pada siswa SMPN 19 Bandar
Lampung
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberpa saran yang ingin
peneliti sampaikan, adapun saran diberikan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Guru hendaknya meningkatkan kreativitas dalam memodifikasi alat
pembelajaran bola basket
2. Siswa dilatih dengan menggunakan berbagai macam alat bantu pembelajaran
bola basket untuk lebih meningkatkan teknik dasar lay-up bola basket
50
3. Pada penelitian pembelajarn lay-up bola basket masih belum mencapai
ketuntasan belajar sebesar 100% atau belum semua siswa mencapai ketuntasan
belajar, hal ini dapat di teliti kembali guna menentukan tindakan yang lebih
tepat dan menarik agar dapat meningkatkan penguasaan teknik dasar lay-up
bola basket
4. Jika ada yang melakukan penelitian ini berikutnya, maka perlu ditambahkan
modifikasi ring basket disesuaikan oleh jumlah siswa dan bola modifikasi
diperbanyak lagi .
51
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Akros. 1999. Bola Basket Kembar. Jakarta: Raja Grafika Persada
Akib. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana Media Group
Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Bahagia. 2000. Prinsip-prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang
Olahraga. Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendidikan.
Dimyati dan Mudjiono.1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Elliot. 1982. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Gagne dan Berli, 1984. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud
Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada
Hakim, Thursin. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Edisi ke-empat. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Kemis dan Grundi. 1982. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Media
Group.
Kunandar. 2007. Permainan Bola Basket. Bandung: Pakar Raya Pustaka
Lutan. 1988. Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode.
Jakarta: Depdikbud.
Mc Manama, Jhon. 2016. Bola Basket: Langkah Untuk Sukses. Jakarta: PT
Grafindo Persada
Mutiah, Diana. 2010. Psikologi Bermain. Jakarta: Prenada Media Group
52
Oliver, Jhon. 2007. Dasar-dasar Bola Basket. Bandung: Pakar Raya Pustaka
Peraturan Resmi Bola Basket. 2010. Peraturan Pemain Bola Basket. Lampung:
Universitas Lampung.
Poerwadinata. 1991 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Santoso, Nurhadi. 2009. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sitepu, Akor. 2016. Peraturan Permainan Bola Basket. Bandar Lampung:
Universitas Lampung.
Sodikun, Imam. 1992 . Olaharag Pilihan Bola Basket. Jakarta: Depdikbud.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabet
Surisman. 2016. Evaluasi Pembelajaran. Bandar Lampung: Universitas Lampung
Tarigan, Herman. 2012. Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Menimang Pada
Sepak Takraw Melalui Alat Modifikasi.. Jurnal Pendidikan Progresif.
Vol.2, Nomor 1 . UNILA. Bandar Lampung : Unit Data Base dan
Publikasi Ilmiah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung
Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan. Jakarta:
Sinar Grafika.
Utami, Munandar. 1996. Cerdas dan Cemerlang. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Wissel, Hall. 2000. Bola Basket. Jakarta: PT Grafindo Persada.