upt perpustakaan isi yogyakartadigilib.isi.ac.id/4648/1/bab i.pdf · alat musik seperti biola,...
TRANSCRIPT
INTERPRETASI PERMAINAN REBAB DALAM TEKNIK PERMAINAN BIOLA PADA LAGU
FAKULTAS SENI PERTUNJUKANINSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
i
INTERPRETASI PERMAINAN REBAB DALAM TEKNIK PERMAINAN BIOLA PADA LAGU YEN ING TAWANG ONO
LINTANG
TUGAS AKHIR Program Studi S-1 Musik
Oleh :
Lintan Saridewi
NIM. 15100420131
Semester Genap 2018/2019
JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2019
INTERPRETASI PERMAINAN REBAB DALAM TEKNIK YEN ING TAWANG ONO
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
ii
INTERPRETASI PERMAINAN REBAB DALAM TEKNIK PERMAINAN BIOLA PADA LAGU YEN ING TAWANG ONO
LINTANG
Oleh :
Lintan Saridewi NIM. 15100420131
Karya Tulis ini disusun sebagai persyaratan untuk mengakhiri jenjang pendidikan Sarjana pada Program Studi S1 Musik
Diajukan kepada
JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
2019
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
iii
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
iv
MOTTO
حیم حمن الر بسم الله الر
(٨)وإلىربكفارغب (٧)فإذافرغتفانصب (٦)إنمعالعسریسرا (٥)فإنمعالعسریسرا
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama
kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan),
tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah
engkau berharap.”
(Qs. Al-In'syirah: 5-8)
“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa
dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah”
(Thomas Alva Edison)
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur senantiasa tercurahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
segala rahmat, nikmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir Skripsi yang berjudul “Interpretasi Permainan Rebab Dalam Teknik Permainan
Biola Pada Lagu Yen Ing Tawang Ono Lintang” dengan baik. Tugas Akhir dalam
bentuk karya tulis ini merupakan salah satu syarat utama untuk mengakhiri jenjang
Program Studi S1 Musik Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia
Yogyakarta.
Karya tulis ini tidak dapat diselesaikan dengan baik jika tidak didukung oleh
beberapa pihak, baik dukungan secara langsung maupun tidak langsung. Maka dari
itu dengan segenap hati penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
2. Kustap, S.Sn., M.Sn., selaku Ketua Prodi Musik Fakultas Seni Pertunjukan,
Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
3. Dra. Eritha R. Sitorus, M.Hum., selaku Sekretaris Prodi Musik, Fakultas Seni
Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
4. Dr. Y Edhi Susilo, S.Mus., M.Hum., selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan motivasi dan arahan dalam penyusunan skripsi ini sehingga
dapat terselesaikan.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
vi
5. Linda Sitinjak, S.Sn., M.Sn., selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan arahan dan dukungan selama perkulihan dan penyusunan skripsi
ini.
6. Wahyudi, S.Sn., M.A., selaku dosen wali yang telah membimbing penulis
dalam berbagai hal dari awal masa perkuliahan hingga penulis menyelesaikan
tugas akhir skripsi.
7. Drs. Pipin Garibaldi, D.M., M.Hum., selaku dosen mayor biola yang selama
ini telah banyak memberikan ilmunya dalam bermain biola.
8. Keluarga tercinta Bapak Suharyanta, Almh. Ibu Samsiyati, dan kakak Qomar
Raedy Anwar yang selalu mendoakan dan memberi semangat untuk
menyelesaikan tugas akhir ini.
9. Anggit Suryana, S.Sn yang selalu mendukung, mendoakan serta memberi
motivasi dan semangat setiap saat.
10. Sahabatku tercinta Ria, Safiah, Tiara, Yuana, dan Dewi yang selalu menerima
keluh kesah penulis dan berbagi pengetahuan selama proses penulisan.
11. Teman-teman satu angkatan maupun kakak dan adik tingkat yang telah
memberikan pengalaman dalam berolah musik.
12. Dr. Raharja, S.Sn., M.Sn., dosen Karawitan di Institut Seni Indonesia yang
bersedia menjadi narasumber dalam menyelesaikan penelitian tugas akhir ini
yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
vii
13. Ari Sumarsono, S.Sn., M.Sn., dosen Etnomusikologi di Institut Seni
Indonesia dan pemain biola pada organisasi Gamelan Kiai Kanjeng yang
bersedia menjadi narasumber dalam menyelesaikan penelitian tugas akhir ini.
14. Teman-teman semua yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, terimakasih
atas do’a, motivasi, nasehat dan dukungan yang telah diberikan. Semoga
diberi kemudahan dalam segala urusan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum merupakan kajian yang tuntas,
oleh sebab itu penulis mengharapkan saran maupun tanggapan dari pembaca dalam
penyempurnaan karya tulis ini, sekaligus sebagai bahan pertimbangan dan
kesempurnaan dalam penulisan selanjutnya agar dapat menjadi lebih baik. Semoga
semua niat baik senantiasa diijabah oleh Allah SWT.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Yogyakarta, 26 Mei 2019
Penyusun,
Lintan Saridewi
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
viii
ABSTRAK
Yen Ing Tawang Ono Lintang adalah sebuah langgam Jawa yang diciptakan oleh Andjar Any yang pada umumnya dimainkan dalam sebuah sajian musik keroncong dan karawitan Jawa dilantunkan dalam musik pentatonis dengan titi laras pelog patet nem. Salah satu instrumen musik diatonis dan gamelan Jawa adalah biola dan rebab yang memiliki hubungan sesama alat musik gesek. Penulisan ini akan menjelaskan menginterpretasikan permainan rebab dalam teknik permainan biola pada lagu Yen Ing Tawang Ono Lintang. Dalam penulisan tugas akhir ini akan dibahas penelitian pentatonis dibaca dengan kacamata musikologis. Metode kualitatif dengan pendekatan musikologis pada cakupan unsur ilmu di dalamnya seperti melodi, dinamik, harmoni dan warna suara. Perbedaan nada pentatonis pelog patet nem yang dihasilkan dalam penalaan penelitian ini cenderung lebih rendah dari nada diatonis yang menggunakan sistem tuning equal temperament, just intonation, mean-tone temperament dan sistem perbandingan yang mempunyai standarisasi nada A 440-445 hertz. Bentuk lagu Yen Ing Tawang Ono Lintang adalah incipient three-part song form. Biola dan rebab memiliki peran penting dalam sebuah sajian musik keroncong maupun karawitan Jawa. Biola sangat bisa menginterpretasikan permainan rebab dengan cara menyesuaikan pitch antara biola dengan gamelan terlebih dahulu, kemudian melatih dan menerapkan teknik-teknik kosokan, cengkok permainan rebab dan menciptakan rasa yang akan dibawakan pada permaianan tersebut dengan cara mengetahui latar belakang isi lagu. Kata kunci: Interpretasi, Rebab dan Biola, Yen Ing Tawang Ono Lintang
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii
MOTTO …..… ................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR NOTASI ............................................................................................ xii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 5
E. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 6
F. Metode Penelitian ................................................................................... 9
G. Sistematika Penulisan ............................................................................ 12
BAB II REBAB DAN BIOLA, SERTA LATAR PEMBUATAN LAGU YEN
ING TAWANG ONO LINTANG ......................................................................... 14
A. Pemahaman Laras Pelog, Laras Slendro dan Diatonis ............................ 14
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
x
B. Rebab ...................................................................................................... 18
C. Biola ....................................................................................................... 25
D. Latar Pembuatan Lagu Yen Ing Tawang Ono Lintang ............................ 30
BAB III PEMBAHASAN LAGU YEN ING TAWANG ONO LINTANG DALAM
DIATONIS, PENTATONIS DAN INTERPRETASI PERMAINAN REBAB
DALAM PERMAINAN BIOLA ....................................................................... 33
A. Lagu Yen Ing Tawang Ono Lintang dalam Diatonis .............................. 33
B. Lagu Yen Ing Tawang Ono Lintang dalam Pentatonis Laras Pelog
Patet Nem .............................................................................................. 45
C. Interpretasi Permainan Rebab dalam Permainan Biola .......................... 55
BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 69
A. Kesimpulan ............................................................................................ 69
B. Saran ...................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 72
WEBTOGRAFI ................................................................................................. 73
DISKOGRAFI ................................................................................................... 73
DAFTAR NARASUMBER ............................................................................... 73
LAMPIRAN ........................................................................................................ 74
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Watangan dan Bathokan ................................................................... 21
Gambar 2: Senggreng atau Kosok ....................................................................... 22
Gambar 3: Rebab................................................................................................. 22
Gambar 4: Struktur Biola .................................................................................... 30
Gambar 5: Tabel Nada Laras Pelog .................................................................... 46
Gambar 6: Tabel Notasi Kepatihan, Pitch dalam Hertz, dan Notasi Diatonis .... 47
Gambar 7: Tabel Perbedaan Notasi Angka dalam Diatonis dan Notasi
Kepatihan dalam Pentatonis pada Melodi Motif Pertama Lagu
Yen Ing Tawang Ono Lintang .................................................. 48
Gambar 8: Aplikasi Soundcorset tuner & metronome ....................................... 50
Gambar 9: Notasi kepatihan bawa beserta lirik .................................................. 51
Gambar 10: Notasi kepatihan beserta lirik lagu dan balungan ...........................52
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
xii
DAFTAR NOTASI
Gambar Notasi 1: Not Angka dan Lirik Lagu Yen Ing Tawang Ono Lintang ... 36
Gambar Notasi 2: Not Balok Yen Ing Tawang Ono Lintang ............................. 39
Gambar Notasi 3: Song Form Pertama Berisi 1 Periode .................................... 42
Gambar Notasi 4: Frase Tanya (Antecedent) ..................................................... 43
Gambar Notasi 5: Frase Jawab (Consequent) .................................................... 43
Gambar Notasi 6: Semifrase Pertama ................................................................ 43
Gambar Notasi 7: Semi Frase Kedua ................................................................. 43
Gambar Notasi 8: Motif Melodik ....................................................................... 44
Gambar Notasi 9: Figur ...................................................................................... 44
Gambar Notasi 10: Song Form Kedua ............................................................... 45
Gambar Notasi 11: Song Form Ketiga ............................................................... 43
Gambar Notasi 12: Hasil Penalaan ..................................................................... 47
Gambar Notasi 13: Perbandingan hasil notasi Jawa dan notasi angka ............... 47
Gambar Notasi 14: Notasi balok Yen Ing Tawang Ono Lintang dalam Bb
Mayor ................................................................................... 54
Gambar Notasi 15: Teknik Detache .................................................................... 56
Gambar Notasi 16: Teknik Legato ...................................................................... 57
Gambar Notasi 17: Teknik shifting posisi III ...................................................... 57
Gambar Notasi 18: Tanda Hias Glissando .......................................................... 57
Gambar Notasi 19: Tanda Hias Appogiatura ...................................................... 59
Gambar Notasi 20: Cara Memainkan Tanda Hias Appogiatura pada
Gambar 19 ............................................................................ 59
Gambar Notasi 21: Tanda Hias Mordent (Upper Mordent)................................ 59
Gambar Notasi 22: Cara Memainkan Tanda Hias Mordent (Upper Mordent)
pada Gambar Notasi 21 ........................................................ 60
Gambar Notasi 23: Tanda Hias Inverted Mordent (Lower Mordent) ................. 60
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
xiii
xiii
Gambar Notasi 24: Cara Memainkan Tanda Hias Inverted Mordent
(Lower Mordent) pada Gambar Notasi 23 ........................... 60
Gambar Notasi 25: Tanda Hias Gruppetto (Upper Gruppetto) .......................... 61
Gambar Notasi 26: Cara Memainkan Tanda Hias Gruppetto (Upper
Gruppetto) pada Gambar Notasi 25 ........................................ 61
Gambar Notasi 27: Tanda Hias Inverted Gruppetto (Lower Gruppetto) ............ 61
Gambar Notasi 28: Cara Memainkan Tanda Hias Inverted Gruppetto
(Lower Gruppetto) pada Gambar Notasi 27 ........................... 62
Gambar Notasi 29: Tanda Hias Trill ................................................................... 62
Gambar Notasi 30: Cara Memainkan Tanda Hias Trill pada Gambar
Notasi 29 ................................................................................. 62
Gambar Notasi 31: Memainkan Teknik Cengkok ............................................... 63
Gambar Notasi 32: Memainkan Teknik Gregel .................................................. 64
Gambar Notasi 33: Memainkan Teknik Embat .................................................. 64
Gambar Notasi 34: Memainkan Teknik Mbesut ................................................. 65
Gambar Notasi 35: Memainkan Teknik Nggandul ............................................. 66
Gambar Notasi 36: Interpretasi permainan dalam permainan biola.................... 68
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Musik memiliki peran yang sangat besar dalam kehidupan manusia, di
antaranya musik menjadi sarana pendidikan, ritual keagamaan, media hiburan, dan
kesenian tradisional. Musik adalah cetusan hati nurani atau daya cipta dalam bentuk
suara, suatu penjelmaan dari pencerminan nyata yang didasarkan atas pemikiran dan
adat istiadat dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu maka cetusan tersebut
merupakan gambaran dari keadaan lingkungan dengan segala pengaruhnya. Musik
juga sering dikatakan sebagai hasil penulisan suatu ide oleh para komponis dengan
menggunakan bahasa musik yang berupa isyarat, lambang atau tanda-tanda khusus
(Soeharto, 1996:58). Adat istiadat inilah yang membuat musik sangat berkembang
pesat di belahan dunia, termasuk Indonesia yang terkenal berbagai musik tradisional,
musik keroncong, musik melayu, musik dangdut, hingga musik populer yang biasa
disebut musik pop.
Kehadiran musik Barat dalam kesenian gamelan saat ini sudah dianggap
biasa. Hal ini terjadi karena semakin berkembangnya jaman, masyarakat semakin
terbuka dengan segala kemungkinan perubahan yang terjadi. Pengenalan musik Barat
yang masuk ke Jawa dapat ditelusuri sejak bangsa Eropa yang sedang berlayar
kemudian singgah di pantai Jawa pada akhir abad ke-16. Saat singgah, musisi kapal
memainkan musik diatonis untuk penguasa setempat dan saling berbalas permainan
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
2
musiknya. Musisi kapal yang terdiri dari pemain trumpet dan 4 pemain alat musik
gesek (Sumarsam, 2003:187).
Musik keroncong masuk ke Indonesia sekitar tahun 1512, bertepatan dengan
pendaratan ekspedisi Portugis yang dipimpin oleh Alfonso de Albuqueeque di
Semenanjung Malaka dan Kepulauan Maluku (Lisbijanto, 2013:2). Berkembangnya
musik keroncong di Indonesia membuat munculnya bentuk-bentuk musik keroncong
antara lain: keroncong asli, stambul, langgam dan lagu ekstra (Harmunah, 1996:17).
Bentuk langgam merupakan salah satu bentuk lagu keroncong yang memiliki
ketertarikan paling sedikit diantara bentuk lagu keroncong lainnya. Bentuk langgam
yang berkembang di Indonesia ada dua jenis, yaitu langgam keroncong dan langgam
Jawa. Langgam Jawa saat ini masih identik dengan musik kalangan orang tua, karena
pemain dan penikmat langgam Jawa lebih didominasi oleh kalangan orang tua.
Pada awalnya musik keroncong hanya terdiri dari gitar dan ukulele.
Perkembangan sejauh ini sudah menggunakan berbagai macam alat musik lainnya.
Alat musik seperti biola, flute, gitar, cak, cello keroncong, dan bass merupakan
susunan instrumen yang berkembang dalam musik keroncong (Harmunah, 1996:21).
Alat-alat musik keroncong yang berkembang ini berasal dari musik tradisi Jawa yaitu
karawitan Jawa, kedengarannya seolah-olah musik karawitan Jawa yang dipindahkan
pada musik keroncong yang menggunakan instrumen Barat. Hubungan antara musik
karawitan Jawa yang dipindahkan ke instrumen Barat terlihat pada alat-alat musik
yang dimainkan pada musik karawitan Jawa dan instrumen Barat seperti: biola-rebab,
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
3
flute-suling, gitar-celempungan, ukulele-kethuk, cello-kendang, bass-gong
(Harmunah, 1996:10).
Dalam penelitian ini, penulis mengacu pada musik tradisi di Jawa yakni
gamelan dan sekelumit tentang keroncong. Istilah gamelan telah lama dikenal oleh
bangsa Indonesia. Bahkan tidak terbatas pada lingkup itu saja, melainkan juga dikenal
secara populer oleh bangsa-bangsa lain. Secara umum, gamelan ialah salah sebuah
pernyataan musikal berupa kumpulan alat-alat musik (bunyi-bunyian) tradisional
dalam jumlah besar yang terdapat terutama di Pulau Jawa. Gamelan yang lengkap
mempunyai kira-kira 75 alat dan dapat dimainkan oleh 30 niyaga (penabuh) dengan
disertai 10 sampai 15 pesinden. Susunannya terdiri dari alat-alat pukul atau tetabuhan
yang terbuat dari logam. Sedangkan bentuknya berupa bilah-bilah dalam berbagai
ukuran dengan atau tanpa dilengkapi sebuah wadah gema. Alat-alat lainnya terdapat
kendang, sebuah alat gesek yang disebut rebab, kemudian gambang yaitu sejenis
xylophone dengan bilah-bilahnya dari kayu, dan alat berdawai kawat yang dipetik
disebut siter atau celempung (Yudoyono, 1984:15).
Salah satu instrumen musik keroncong dan karawitan Jawa adalah biola dan
rebab yang memiliki hubungan sesama alat musik gesek tetapi berbeda laras
dikarenakan biola menggunakan sistem tangga nada diatonis sedangkan rebab
menggunakan tangga nada pentatonis. Laras adalah aturan nada atau sistem nada-
nada dalam karawitan. Kata laras di luar karawitan berarti enak didengar, sesuai,
indah, pantas dan sebagainya. Laras dalam karawitan mengandung arti penilaian
indah. Jadi, laras ialah aturan nada-nada yang enak didengar (Siswanto, 1983:21).
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
4
Pengrawit dalam membuat catatan gending mereka mengelompokan gending menurut
laras di mana suatu gending biasa disajikan, yaitu gending-gending berlaras slendro
(gending slendro) dan gending-gending yang berlaras pelog (gending pelog) saja.
Masing-masing laras tersebut dikelompokan menurut patetnya: gending slendro patet
nem, patet sanga dan patet manyura. Pada laras pelog adalah gending patet lima,
patet nem dan patet barang (Supanggah, 2009:115).
Meskipun dalam gamelan terdapat laras slendro dan pelog yang bisa
dicocok-cocokkan dengan tangga nada diatonis, namun dari sistem penalaannya pun
sudah berbeda. Dalam sistem penalaan nada pada musik Barat (diatonis)
berlandaskan pada equal temperament, just intonation, mean tone temperament, dan
sistem perbandingan. Penalaannya didasarkan pada standarisasi nada A yang
frekuensinya 440 – 445 herzt. Bagi yang akrab dengan slendro, tidak dapat menerima
bahwa diatonis dan pentatonis laras pelog dan slendro itu sama. Tetapi bagi yang
kurang akrab akan menganggapnya mirip dengan laras pelog dan slendro, yang
menjadikan penulis tertarik untuk meneliti dalam penyajian lagu Yen Ing Tawang
Ono Lintang dengan laras pelog patet nem. Penelitian ini hanya akan difokuskan pada
interpretasi permainan rebab dalam teknik permainan biola pada lagu Yen Ing
Tawang Ono Lintang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka rumusan masalah pada
interpretasi permainan rebab dalam teknik permainan biola pada lagu Yen Ing
Tawang Ono Lintang yang akan menjadi pokok bahasan yaitu :
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
5
1. Bagaimana bentuk musik pada lagu Yen Ing Tawang Ono Lintang?
2. Bagaimana perbedaan pitch antara diatonis dan laras pelog patet nem pada lagu
Yen Ing Tawang Ono Lintang?
3. Bagaimana cara menginterpretasikan permainan rebab dalam teknik permainan
biola pada lagu Yen Ing Tawang Ono Lintang?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk hal-hal
berikut ini :
1. Mengetahui bentuk musik pada lagu Yen Ing Tawang Ono Lintang.
2. Mengetahui perbedaan pitch antara diatonis dan pelog patet nem pada lagu Yen
Ing Tawang Ono Lintang.
3. Menjelaskan cara menginterpretasikan permainan rebab dalam teknik
permainan biola pada lagu Yen Ing Tawang Ono Lintang.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Untuk menambah literatur penelitian tentang musik pentatonis dalam teknik
permainan musik diatonis dan sebagai sumber bagi yang membutuhkan uraian
deskripsi tentang musik pentatonis dalam musik diatonis dan karawitan Jawa.
2. Praktis
a. Memberikan wawasan yang lebih jelas dalam bermain biola dengan
intepretasi permainan rebab, khususnya untuk masyarakat umum yang ingin
mempelajari secara otodidak.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
6
b. Menambah wawasan lebih luas tentang adanya hubungan erat antara musik
karawitan Jawa dan musik keroncong, khususnya dalam bentuk musik
keroncong yaitu musik langgam Jawa.
c. Mendapat pembelajaran tentang teknik permainan biola pada langgam Jawa.
E. Tinjauan Pustaka
Leon Stein (1979) “Structure and Style; The Study and Analysis of Musical
Forms” Summy-Bichard Music, New Jersey. Buku ini pada halaman 69 berisi
tentang penjelasan-penjelasan yang rinci mengenai analisis bentuk dan gaya musik,
disertai karakteristik tentang musik yang dikenal dalam periode dalam musik dunia.
Dalam penelitian ini membutuhkan pengetahuan tentang teori musik pada umumnya
yang didapatkan pada buku ini. Buku ini juga menjelaskan cara menganalisis suatu
bentuk musik, sehingga sangat membantu peneliti dalam meneliti bentuk analisis lagu
Yen Ing Tawang Ono Lintang.
Buku yang mendukung penelitian ini adalah karya Norman Lamb yang
berjudul Guide To Teaching Strings. Dalam buku ini memaparkan tentang definisi
teknik-teknik instrumen gesek, salah satu instrumen gesek yang akan dibahas pada
penulisan ini adalah teknik permainan biola. Biola mempunyai banyak teknik dalam
permainannya, mulai dari legato, staccato, detache, pizzicato, glissando, dan lain-lain
(Lamb, 1990:54). Dalam penulisan skripsi ini, beberapa teknik permainan biola
seperti legato, detache, glissando, dan lain-lain, akan diterapkan pada biola. Teknik
permainan biola secara teknik Barat yang dijelaskan dibuku karya Norman Lamb,
akan sangat mendukung dalam penulisan penelitian ini.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
7
Buku yang berjudul Tuntunan “Belajar Rebab” karya Djumadi juga sangat
mendukung dalam penulisan skripsi ini. Buku ini memaparkan bentuk rebab, teknik
permainan rebab, dan cara memainkan rebab. Teknik bermain rebab sangat
diperlukan keterampilan yang tinggi. Berkaitan dengan skripsi yang penulis tulis
dengan judul Interpretasi Permainan Rebab Dalam Teknik Permainan Biola Pada
Lagu Yen Ing Tawang Ono Lintang, langgam Jawa Yen Ing Tawang Ono Lintang
yang akan dimainkan oleh rebab dan akan diterapkan pada biola menggunakan titi
laras pada rebab laras pelog. Laras pelog yang digunakan pada langgam Jawa Yen Ing
Tawang Ono Lintang ini juga diuraikan pada buku ini. Laras pelog mempunyai dua
sruti, yaitu sruti besar dan sruti kecil, pentingnya sruti besar dan kecil inilah yang
dapat menyusun nada-nada laras pelog (Djumadi, 1982:29).
Ivan Galamian dalam bukunya yang berjudul Principal of Violin Playing
and Teaching mengatakan “interpretation is the final goal of all instrumental study.
For successful performance, therefore, the possession of the technical tools alone is
not sufficient” yang artinya interpretasi merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai
dalam segala pembelajaran instrumental. Oleh karena itu, untuk mencapai
pertunjukan yang sukses menguasai teknik saja belum cukup (Galamian, 1962: 7).
Shin Nakagawa dalam bukunya Musik dan Kosmos, Sebuah Pengantar
Etnomusikologi. Buku ini menjelaskan tentang percampuran kebudayaan, dari budaya
satu dengan budaya lainnya dicampur menjadi satu dan terjadi adanya cultural
contact (kontak budaya). Cultural contact merupakan tempat tubrukan pemahaman,
percampuran pemahaman dan penyatuan pengertian (Nakagawa, 2000:25).
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
8
Percampuran kebudayaan ini membantu penulis dalam mengkaji kebudayaan yang
berbeda tersebut dengan berdasarkan metode penelitian musikologis.
Sebuah buku yang berjudul World Music, Traditions and Transformations
karya dari Michael B. Bakan. Buku ini memberikan penjelasan musik tradisi dunia
dan transformasi. Musik-musik dari seluruh dunia bisa dihubungkan satu sama lain
terutama pada instrumennya. Instrumen-instrumen dunia yang bisa dihubungkan satu
sama lain contohnya dalam penelitian kali ini, instrumen biola dan instrumen rebab
Jawa. Buku ini dapat membantu dalam penulisan interpretasi permainan rebab ke
dalam teknik permainan biola.
Sumarsam dalam bukunya yang berjudul Gamelan, Interaksi Budaya dan
Perkembangan Musikal di Jawa. Buku ini menjelaskan tentang interaksi budaya dan
perkembangan musikal di Jawa, sejarah awal musik Jawa dan pengaruh cara pikir
Eropa terhadap pandangan musik suku Jawa. Dalam buku ini budaya Jawa dan
budaya Eropa saling mempunyai interaksi satu sama lain, sebagaimana dicontohkan
pada notasi yang digunakan oleh musik Jawa dilakukan pendekatan menggunakan
notasi musik barat. Sumber paling awal tentang notasi gamelan Jawa menunjukan
bahwa pengenalan notasi dimulai dengan menggunakan notasi balok Eropa untuk
menotasikan lagu-lagu vokal (Sumarsam, 2003:155). Buku ini dapat membantu
mengetahui bahwa langgam Jawa Yen Ing Tawang Ono Lintang yang akan dibahas
dalam topik penelitian kali ini, dapat ditulis menggunakan not balok yang ditinjau
dari musik barat sesuai laras musik Jawa yang digunakan.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
9
Diana Santika dalam penulisannya yang berjudul Adaptasi Teknik
Permainan Biola Dengan Gaya Permainan Rebab Jawa Dalam Sebuah Langgam Jawa
Nyidam Sari Karya Andjar Ani. Penulisan ini mejelaskan tentang adaptasi
permaianan biola dengan gaya permaianan rebab. Gaya yang dimainkan rebab
cenderung banyak menggunakan tanda hias yang dimainkan dan gesekannya
cenderung selalu menggunakan legatto. Penelitian ini merupakan penelitian terdahulu
yang membantu memperkuat adanya kesinambungan antara alat musik diatonis biola
dan alat musik pentatonis rebab Jawa.
F. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif
dengan pendekatan musikologi dan etnomusikologi. Metode penelitian kualitatif
yaitu memberikan penjelasan mengenai keadaan atau gejala yang terjadi tanpa
mengabaikan objek yang diteliti, dikarenakan data yang terkumpul berbentuk kata-
kata atau gambar dan bukan berupa angka-angka, seperti yang diungkapkan Bogdan
dan Biklen dalam Sugiyono (2009: 13) bahwa penelitian kualitatif lebih bersifat
deskriptif, data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar sehingga tidak
menekankan pada angka.
Penelitian yang dilaksanakan dilandasi dengan disiplin musikologi
mencakup tentang semua studi tentang musik diatonis termasuk orkestra dan berbeda
dengan keahlian dalam sajian pementasan ataupun komposisi. Sementara itu definisi
musikologi menurut Don Michael Randel adalah:
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
10
The scholarity study of music. It is sometimes divided into three main fields: historical, comparative and systematic musicology. The first deal with the history music. The second comprises what is now generally know as ethnomusicology the study of folk music and non Western music. The third field includes acoustics, some aspect of psychology, aesthetic, sociology, pedagogy and theory (melody, rhyhtm, harmony, counterpoint, etc.). In practice musicology is somewhat more loosely defined and includes criticism of a kind similar to that practiced by students of literature as well as a great many subjects that are closely allied to the performance of music from all periods. Among the principal contributions of the discipline has been the preparation of reliable editions (Randel, 1986:327).
Berikut adalah terjemahan dari definisi musikologi menurut Don
Michael Randel diatas, yaitu:
Studi ilmiah musik. Dibagi menjadi tiga bidang utama: sejarah , komparatif
dan sistematis musikologi. Pertama yang berhubungan dengan sejarah musik. Yang
kedua terdiri dari apa yang sekarang umumnya dikenal sebagai etnomusikologi studi
tentang musik rakyat dan musik non-Barat. Bidang ketiga meliputi akustik, beberapa
aspek psikologi, estetika, sosiologi, pedagogi dan teori (melodi, ritme, harmoni, nada
pengiring, dll). Dalam praktiknya musikologi agak lebih longgar didefinisikan dan
mencakup kritik terhadap jenis yang serupa dengan yang dipraktikkan oleh siswa
sastra serta banyak mata pelajaran yang terkait erat dengan kinerja musik dari semua
periode. Di antara kontribusi utama disiplin adalah persiapan edisi yang dapat
diandalkan.
Cakupan musikologi pada penelitian kali ini terdapat pada pembahasan
interpretasi permainan rebab dalam teknik permainan biola, dimana permainan biola
dan rebab mempunyai latar belakang budaya yang berbeda. Pendekatan musikologi
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
11
dan etnomusikologi yang dilakukan pada penelitian kali ini adalah pada pendekatan
unsur musik seperti melodi, dinamik¸ harmoni dan warna suara (tone colour). Dalam
penelitian ini, data yang terkumpul diperoleh dari beberapa sumber yaitu:
1. Studi Pustaka
Untuk mendukung penelitian, sebelum melakukan penelitian penulis
melakukan studi pustaka dengan mengumpulkan referensi dari buku, skripsi yang
membahas hal serupa dengan penelitian ini dan menetapkan penggunaan buku-buku
atau literatur perpustakaan di dalam dan di luar Institut Seni Indonesia Yogyakarta,
untuk menunjang keberhasilan dalam menulis karya tulis ini.
2. Observasi
Peneliti melakukan pengamatan secara langsung di lapangan terhadap objek
yang akan diteliti. Observasi atau penelitian lapangan dimaksudkan juga untuk
mencapai penelitian ilmiah. Observasi adalah pengamatan langsung kepada objek
yang diteliti, sedangkan penelitian lapangan adalah usaha untuk mengumpulkan data
dan informasi secara intensif yang disertai analisis dan pengujian atas semua data
yang telah dikumpulkan. Observasi pada penelitian ini, dilakukan dengan cara
merekam suara dan gambar saron pada gamelan dan mencari audio kelompok
karawitan Jawa membawakan laggam Yen Ing Tawang Ono Lintang.
3. Wawancara
Penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data wawancara
tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
12
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono,2009:140). Dengan
menggunakan wawancara tidak terstruktur, peneliti akan lebih banyak mendengarkan
apa yang diceritakan oleh narasumber. Kegiatan ini dilakukan dengan wawancara
narasumber . Raharja, S.Sn., M.Sn., dosen Karawitan di Institut Seni Indonesia dan
Ari Sumarsono, S.Sn., M.Sn., dosen Etnomusikologi di Institut Seni Indonesia.
4. Teknik Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman (1984) ada tiga macam kegiatan dalam analisis
data kualitatif, yaitu :
a.) Reduksi Data
Data-data yang telah diperoleh oleh peneliti tentunya sangat banyak, oleh
karena itu langkah awal yang harus dilakukan adalah menganalisis data
melalui reduksi data. Reduksi data berarti peneliti merangkum data yang
diperoleh agar data menjadi lebih terfokus pada pokok pembahasan.
b.) Penyajian Data
Dalam penyajian data ini, penulis menyajikan hasil dari reduksi data
yang kemudian dipergunakan sebagai bahan penelitian.
c.) Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Dengan adanya data-data yang telah didapat oleh penulis, tahap
selanjutnya penulis menyusun dalam bentuk skripsi.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika ini dibuat untuk menyusun hasil seluruh tahap-tahap yang
dilakukan selama observasi. Sistematika penulisan ini dibentuk dari sub bab yang
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
13
disusun secara keseluruhan, memuat persoalan-persoalan dasar penelitian, yaitu
kajian teoritis, pengungkapan data, analisis dan kesimpulan. Dalam penulisan
penelitian tugas akhir, penulis mencoba menjabarkan secara sistematis atas beberapa
bab, yaitu bab I adalah pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian,
dan sistematika penulisan. Bab II berisi tentang organologi rebab dan biola serta latar
pembuatan lagu Yen Ing Tawang Ono Lintang. Bab III membahas tentang
keseluruhan analisis yang menjadi inti penelitian tugas akhir ini yaitu pembahasan
lagu Yen Ing Tawang Ono Lintang dalam diatonis, pentatonis dan interpretasi
permainan rebab dalam permainan biola pada lagu Yen Ing Tawang Ono Lintang.
Bab IV meliputi kesimpulan dari semua sub bab, saran dan lampiran.
UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta