urbanisas1

13
Definisi urbanisasi Sebenarnya apa arti dari urbanisasi? Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa urbanisasi diartikan sebagai : 1. perpindahan penduduk secara berduyun-duyun dari desa (kota kecil, daerah) ke kota besar (pusat pemerintahan) 2. perubahan sifat suatu tempat dari suasana (cara hidup dsb) desa ke suasana kota. Urbanisani adalah berpindahnya penduduk dari desa ke kota, pada umumnya mereka bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup mereka dan mengadu nasib dikota dan bertujuan untuk mencapai satu tingkat kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Urbanisasi mempunyai hubungan yang rapat dengan industrilisasi dan ekonomi, sosial dan alam sekitar. Industrilisasi merujuk kepada perubahan dalam sektor ekonomi sesebuah negara iaitu perubahan kegiatan ekonomi dari kegiatan yang berasaskan sumber pertanian kepada sektor pembuatan dan juga perkilangan sebagai sumber utama pendapatan. Konsep urbanisasi sendiri dapat berubah-ubah menyesuaikan dengan kerangka pikirnya. Karena itu, Ningsih (2002) memberikan pertimbangan dalam rangka menemukan sebuah defenisi atau konsepsi urbanisasi, dimana pertimbangan ini didasarkan atas sifat yang dimiliki arti dan istilah urbanisasi, yaitu multi-sektoral dan kompleks, misalnya pertama. Dari segi demografi, urbanisasi ini dilihat sebagai suatu proses yang ditunjukkan melalui perubahan penyebaran penduduk dalam suatu wilayah. Masalah-masalah mengenai kepadatan penduduk berakibat lanjut terhadap masalah perumahan dan masalah kelebihan tenaga kerja menjadi masalah yang sangat merisaukan karena dapat

Upload: arifcahyagumelar

Post on 18-Jan-2016

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mengenai gejala urbanisasi di Indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Urbanisas1

Definisi urbanisasi

Sebenarnya apa arti dari urbanisasi? Kamus Besar Bahasa

Indonesia menyebutkan bahwa urbanisasi diartikan sebagai : 

1. perpindahan penduduk secara berduyun-duyun dari desa (kota kecil, daerah) ke kota

besar (pusat pemerintahan)

2. perubahan sifat suatu tempat dari suasana (cara hidup dsb) desa ke suasana kota.

Urbanisani adalah berpindahnya penduduk dari desa ke kota, pada umumnya

mereka bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup mereka dan mengadu nasib

dikota dan bertujuan untuk mencapai satu tingkat kehidupan yang lebih baik dari

sebelumnya. Urbanisasi mempunyai hubungan yang rapat dengan industrilisasi dan

ekonomi, sosial dan alam sekitar. Industrilisasi merujuk kepada perubahan dalam

sektor ekonomi sesebuah negara iaitu perubahan kegiatan ekonomi dari kegiatan

yang berasaskan sumber pertanian kepada sektor pembuatan dan juga perkilangan

sebagai sumber utama pendapatan.

Konsep urbanisasi sendiri dapat berubah-ubah menyesuaikan dengan

kerangka pikirnya. Karena itu, Ningsih (2002) memberikan pertimbangan dalam

rangka menemukan sebuah defenisi atau konsepsi urbanisasi, dimana

pertimbangan ini didasarkan atas sifat yang dimiliki arti dan istilah urbanisasi, yaitu

multi-sektoral dan kompleks, misalnya pertama. Dari segi demografi, urbanisasi ini

dilihat sebagai suatu proses yang ditunjukkan melalui perubahan penyebaran

penduduk dalam suatu wilayah. Masalah-masalah mengenai kepadatan penduduk

berakibat lanjut terhadap masalah perumahan dan masalah kelebihan tenaga kerja

menjadi masalah yang sangat merisaukan karena dapat menghambat

pembangunan. Pemerintah secara khusus menangani masalah perumahan dengan

diadakannya Kementerian Negara Perumahan Rakyat.

Page 2: Urbanisas1

Kedua, dari segi ekonomi, urbanisasi adalah perubahan struktural dalam

sektor mata pencaharian. Ini dapat dilihat dari banyaknya penduduk desa yang

meninggalkan pekerjaannya di bidang pertanian, beralih bekerja menjadi buruh

atau pekerja kasar yang sifatnya non agraris di kota. Masalah-masalah yang

menyangkut mata pencaharian sektor informasi atau yang lebih dikenal dengan

istilah pedagang kaki lima.

Ketiga, dalam pengertian sosiologi maka urbanisasi dapat dikaitkan dengan

sikap hidup penduduk dalam lingkungan pedesaan yang mendapat pengaruh dari

kehidupan kota. Dalam hal ini apakah mereka dapat bertahan pada cara hidup desa

ataukah mereka mengikuti arus cara hidup orang kota yang belum mereka kenal.

B.  Sebab akibat dari urbanisasi

Demografi, ekonomi dan sosiologi menyebutkan bahwa urbanisasi

memindahkan penduduk ke wilayah yang lebih berkembang akibat adanya pull

factor. Namun untuk mencari penyebab dan akibat dari urbanisasi perlu

diperhatikan terlebih dahulu pengertian atau dua definisi dari urbanisasi yang

mempunyai sudut pandang geografis, karena dari dua defenisi berikut tercermin

berbagai implikasi dari urbanisasi yakni :

1.     Urbanization studies the geographic concentration of population and non

agricultural activities in urban environmental of varying size and form”.

2.     Urbanization studies the gegraphic diffusion of urban values and behavior and also

organizations and institutions”.

Jika, yang pertama menunjukkan adanya pemusatan penduduk dan

pemusatan kegiatan non agraris di daerah perkotaan dalam berbagai bentuk dan

ukuran. Gejala ini bisa dikatakan merupakan hasil dari adanya faktor-faktor negatif

dari daerah pedesaan dan faktor-faktor positif dari daerah perkotaan, yang

menyebabkan proses urbanisasi berlangsung.

Page 3: Urbanisas1

Akibatnya, persebaran penduduk menjadi tidak merata antara desa dengan

kota yang akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial

kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa

didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat

penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu

menjadi suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.

Dalam hal kependudukan, perpindahan manusia dari desa ke kota sendiri

hanya merupakan salah satu penyebab urbanisasi. Karena itu perpindahan itu

sendiri dapat dikategorikan menjadi 2 macam, yakni: Migrasi

Penduduk dan Mobilitas Penduduk, Bedanya Migrasi penduduk lebih bermakna

perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di

kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya

bersifat sementara atau tidak menetap.

Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa,

seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan,

informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain

sebagainya.

Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong,

memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam

bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa

atau sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk

melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.

Tjiptoherijanto (2008) dalam Urbanisasi, Mobilitas dan Perkembangan

Perkotaan di Indonesia. menggambarkan bahwa urbanisasi pada umumnya telah

dipahami secara luas namun demikian, mereka yang awam dengan ilmu

kependudukan sering kali kurang tepat dalam memakai istilah tersebut. Karena

dalam pengertian yang sesungguhnya, urbanisasi berarti persentase

Page 4: Urbanisas1

penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Sedangkan mereka yang

awam dengan ilmu kependudukan seringkali mendefinisikan urbanisasi

sebagai perpindahan penduduk dari desa ke kota. Padahal perpindahan

penduduk dari desa ke kota hanya salah satu penyebab proses urbanisasi,

di samping penyebab-penyebab lain seperti pertumbuhan alamiah

penduduk perkotaan, perluasan wilayah, maupun perubahan status

wilayah dari daerah pedesaan menjadi daerah perkotaan, dan

semacamnya itu.

C.  Urbanisasi Kawasan Perkotaan di indonesia

urbanisasi pada dasarnya merupakan persentase penduduk perkotaan,

karena itu Urbanisasi dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu pertumbuhan alami

penduduk daerah perkotaan, migrasi dari daerah perdesaan ke daerah perkotaan,

dan reklasifikasi desa perdesaan menjadi desa perkotaan. gambaran

perkembangan tingkat migran dan ubanisasi di Indonesia pada umumnya dan DKI

Jakarta pada khususnya.

Biro Pusat Statistik Indonesia menyebutkan bahwa pada tahun 1980 migran

(penduduk yang bermigrasi) di Indonesia berjumlah 3,7 juta jiwa, dan angka

tersebut meningkat menjadi 5,2 juta jiwa pada tahun 1990 dan sedikit menurun

menjadi 4,3 juta jiwa pada periode 1990-1995. Dengan demikian secara kumulatif

diketahui bahwa sampai tahun 1980, jumlah penduduk Indonesia yang pernah

melakukan migrasi adalah 11,4 juta jiwa, sedangkan pada tahun 1990 angka

tersebut meningkat menjadi 17,8 juta jiwa.

Lebih lanjut, data survei penduduk antarsensus (Supas) 1995 (yang dikutip

dari Biro Pusat Statistik) memperlihatkan bahwa tingkat urbanisasi di Indonesia

pada tahun 1995 adalah 35,91 persen yang berarti bahwa 35,91 persen penduduk

Indonesia tinggal di daerah perkotaan. Tingkat ini telah meningkat dari sekitar 22,4

persen pada tahun 1980 yang lalu. Sebaliknya proporsi penduduk yang tinggal di

Page 5: Urbanisas1

daerah pedesaan menurun dari 77,6 persen pada tahun 1980 menjadi 64,09 persen

pada tahun 1995.

Menggunakan data perkembangan migran yang sama, diproyeksikan

penduduk daerah perkotaan berdasarkan perbedaan laju pertumbuhan penduduk

daerah perkotaan dan daerah perdesaan (Urban Rural Growth Difference/URGD)

untuk tahun 2000, 2005, 2010, 2015, 2020 dan 2025. Yang hasilnya dapat disimak

pada tabel berikut ini. Proyeksi angka tersebut diatas sudah diasumsikan oleh tiga

faktor sebelumnya yaitu pertumbuhan alami penduduk daerah perkotaan, migrasi

dari daerah perdesaan ke daerah perkotaan, dan reklasifikasi desa perdesaan

menjadi desa perkotaan.

Tabel 1

Presentase Penduduk Daerah Perkotaan per Provinsi, 2000-2025

Propinsi 2000 2005 2010 2015 2020 2025

Nanggroe Aceh Darussalam 23.6 28.8 34.3 39.7 44.9 49.9

Sumatera Utara 42.4 46.1 50.1 54.4 58.8 63.5

Sumatera Barat 29.0 34.3 39.8 45.3 50.6 55.6

Riau 43.7 50.4 56.6 62.1 66.9 71.1

Jambi 28.3 32.4 36.5 40.6 44.5 48.4

Sumatera Selatan 34.4 38.7 42.9 47.0 50.9 54.6

Bengkulu 29.4 35.2 41.0 46.5 51.7 56.5

Page 6: Urbanisas1

Lampung 21.0 27.0 33.3 39.8 46.2 52.2

Kepulauan Bangka Belitung 43.0 47.8 52.2 56.5 60.3 63.9

Dki Jakarta 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.

0

Jawa Barat 50.3 58.8 66.2 72.4 77.4 81.4

Jawa Tengah 40.4 48.6 56.2 63.1 68.9 73.8

D I Yogyakarta 57.6 64.3 70.2 75.2 79.3 82.8

Jawa Timur 40.9 48.9 56.5 63.1 68.9 73.7

Banten 52.2 60.2 67.2 73.0 77.7 81.5

Bali 49.7 57.7 64.7 70.7 75.6 79.6

Nusa Tenggara Barat 34.8 41.9 48.8 55.2 61.0 66.0

Nusa Tenggara Timur 15.4 18.0 20.7 23.5 26.4 29.3

Kalimantan Barat 24.9 27.8 31.1 34.8 39.0 43.7

Kalimantan Tengah 27.5 34.0 40.7 47.2 53.3 58.8

Kalimantan Selatan 36.2 41.5 46.7 51.6 56.3 60.6

Kalimantan Timur 57.7 62.2 66.2 69.9 73.1 75.9

Sulawesi Utara 36.6 43.4 49.8 55.7 61.1 65.7

Sulawesi Tengah 19.3 21.0 22.9 24.9 27.3 29.9

Sulawesi Selatan 29.4 32.2 35.3 38.8 42.6 46.7

Sulawesi Tenggara 20.8 23.0 25.6 28.5 31.8 35.5

Page 7: Urbanisas1

Gorontalo 25.4 31.3 37.0 42.8 48.2 53.2

Maluku 25.3 26.1 26.9 27.9 28.8 29.9

Maluku Utara 28.9 29.7 30.6 31.5 32.5 33.6

Papua 22.2 22.8 23.5 24.3 25.1 26.0

Tabel  diatas menyajikan tingkat urbanisasi per provinsi dari tahun 2000

sampai dengan 2025. Untuk Indonesia, tingkat urbanisasi diproyeksikan sudah

mencapai 68 persen pada tahun 2025. Untuk beberapa provinsi, terutama provinsi

di Jawa dan Bali, tingkat urbanisasinya sudah lebih tinggi dari Indonesia secara

total. Tingkat urbanisasi di empat provinsi di Jawa pada tahun 2025 sudah di atas

80 persen, yaitu di Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Banten. Khusus untuk DKI

Jakarta, tingkat urbanisasinya telah mencapai 100%.

Ada sedikit perbedaan antara mobilitas dan migrasi penduduk. Mobilitas

penduduk didefinisikan sebagai perpindahan penduduk yang melewati batas

administratif tingkat II, namun tidak berniat menetap di daerah yang baru.

Sedangkan migrasi didefinisikan sebagai perpindahan penduduk yang melewati

batas administratif tingkat II dan sekaligus berniat menetap di daerah yang baru

tersebut. Di dalam pelaksanaan perhitungannya, data yang ada sampai saat ini

baru merupakan data migrasi penduduk dan bukan data mobilitas penduduk. Di

samping itu, data migrasi pun baru mencakup batasan daerah tingkat I. Dengan

demikian, seseorang dikategorikan sebagai migran seumur hidup jika propinsi

tempat tinggal orang tersebut sekarang ini, berbeda dengan propinsi dimana yang

bersangkutan dilahirkan. Selain itu seseorang dikategorikan sebagai migran risen

jika propinsi tempat tinggal sekarang berbeda dengan propinsi tempat tinggalnya

lima tahun yang lalu.

Page 8: Urbanisas1

D.  Hubungan antara faktor ekonomi dengan urbanisasi

Dalam kehidupan kota yang modern dan serba mewah merupakan salah satu

daya tarik seseorang melakukan urbanisasi. Segala sesuatu yang mudah

didapatkan diperkotaan mulai dari kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Daerah

perkotaan juga mempunyai sarana dan prasarana kota yang lebih lengkap seperti

sarana pendidikan, kesehatan, transportasi, telekomunikasi, dll.

Tersedianya lapangan pekerjaan yang lebih banyak dan menjanjikan juga

menjadi salah satu daya tarik orang melakukan urbanisasi dengan harapan bisa

mendapatkan pekerjaan yang layak sehingga dapat meningkatkan tingkat

perekonomian keluarganya. Sedangkan didaerah pedasaan lapangan pekerjaannya

sangat terbatas dan seandainya ada penghasilan yang diperoleh untuk bekerja

didesa tidak sebesar dengan penghasilan yang didapat bekerja di kota

Kota –kota besar merupakan kota tujuan arus urbanisasi, hal ini bisa kita

pahami karena kota merupakan pusat pemerintahan, pusat industri, pusat

perdagangan baik barang maupun jasa. Tujuan seseorang melakukan urbanisasi

adalah untuk mengisi kekurangan tenaga kerja terutama di sektor industri karena

industri merupakan yang paling banyak menyerap tenaga kerja.

Kota merupakan pusat penggerak perekonomian,adanya banyak peluang

yang memungkinkan seseorang untuk melakukan kegiatan perdagangan,membuka

lapangan usaha dll. karena dikota iklim perekonomiannya cukup stabil.hal ini

seharusnya menjadi perhatian urbanisme sebagai salah satu alternative untuk

mewujudkan impianya tentunya didukung dengan usaha keras dan modal usaha.

Urbanisani adalah berpindahnya penduduk dari desa ke kota, pada umumnya

mereka bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup mereka dan mengadu nasib

dikota dan bertujuan untuk mencapai satu tingkat kehidupan yang lebih baik dari

sebelumnya. Urbanisasi mempunyai hubungan yang rapat dengan industrilisasi dan

Page 9: Urbanisas1

ekonomi, sosial dan alam sekitar. Industrilisasi merujuk kepada perubahan dalam

sektor ekonomi sesebuah negara iaitu perubahan kegiatan ekonomi dari kegiatan

yang berasaskan sumber pertanian kepada sektor pembuatan dan juga perkilangan

sebagai sumber utama pendapatan.

Untuk dapat memahami lebih baik mengenai fungsi ekonomi sebagai faktor

pendorong (pull factor) terjadinya proses urbanisasi, kita perlu memahami kaitan

proses urbanisasi dengan ekonomi perkotaan. Ekonomi perkotaan sendiri secara

luas merupakan isu-isu perkotaan seperti kejahatan, pendidikan, angkutan umum,

perumahan, dan keuangan pemerintah daerah. Jika lebih sempitnya, ekonomi

perkotaan dalam Urban Economics[5] adalah cabang ekonomi mikro yang

mempelajari tata ruang perkotaan dan lokasi rumah tangga dan perusahaan.

Analisis ekonomi perkotaan banyak bergantung pada model tertentu tata

ruang perkotaan, model kotamonocentric yang dirintis pada tahun 1960

oleh William Alonso, Richard Muth, dan Edwin Mills. Ketika kebanyakan teori

ekonomi neoklasik tidak memperhitungkan hubungan spasial antara individu dan

organisasi, ekonomi perkotaan lebih berfokus pada hubungan spasial ini untuk

memahami motivasi ekonomi mendasari pembentukan, fungsi, dan perkembangan

kota, termasuk proses urbanisasi tersebut.

Sejak pencetusannya pada 1964, model kota monocentric William

Alonso sudah berbentuk cakramCentral Business District (CBD) dan wilayah

pemukiman sekitarnya telah menjadi titik awal untuk analisis ekonomi perkotaan.

Konsep Monocentricity sendiri menjadi lebih lemah dari waktu ke waktu karena

perubahan teknologi, terutama karena pengaruh sistem transportasi yang lebih

cepat dan lebih murah (yang memungkinkan penumpang ntuk hidup jauh dari

pekerjaan mereka di CBD) dan komunikasi (yang memungkinkan operasi back-

office untuk pindah keluar dari CBD). Selain itu, penelitian terbaru juga telah

berupaya untuk menjelaskan polycentricity dijelaskan di Edge City milik Joel

Page 10: Urbanisas1

Garreau. Beberapa pengaruh lain dari urbanisasi bagi bentuk perkotaan akan

dijelaskan lebih jauh dalam model-model seperti faktor utilitas dari sewa lahan rata-

rata yang dan fungsi ekonomi aglomerasi.

Pengaruh ekonomi yang mendorong terjadinya urbanisasi juga dijelaskan

dalam teori-teori lokasi von Thünen, Alonso, Christaller, dan Lösch yang dimulai

proses spasial ekonomi dalam buku Urban Dynamics and Growth oleh Capello &

Nijkamp pada tahun 2004. Disebutkan bahwa keterbatasan alokasi sumber daya

mendorong fenomena ekonomi untuk berlangsung melintasi ruang geografis,

karena itu fokus alokasi sumber daya di seluruh ruang akan berkaitan langsung

dengan faktor ekonomi.

Lebih jauh lagi, faktor ekonomi dianalisa oleh Arthur O’Sullivan mampu

mempengaruhi wilayah regional yang lebih jauh lebih besar melalui proses

urbanisasi. Karena itu tulisan ini akan mencoba mengevaluasi enam temayang

disebutkan beliau mempengaruhi perkembangan suatu kota akibat pengaruh

proses urbansasi yang muncul dari dorongan ekonomi, yaitu : kekuatan-kekuatan

pasar dalam pengembangan kota, penggunaan lahan dalam kota, angkutan kota,

masalah perkotaan dan kebijakan publik, perumahan dan kebijakan publik, dan

pengeluaran pemerintah daerah dan pajak.

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang

cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan

kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah

peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah

lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan,

dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.

Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi berarti persentase

penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya

salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni: Migrasi

Penduduk dan Mobilitas Penduduk. Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa

Page 11: Urbanisas1

ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti

perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara saja atau tidak menetap.

Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya

harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian

pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.

Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau

faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian

atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya

dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke

perkotaan.

Daftar isi

  [sembunyikan] 

1 Faktor penarik

2 Faktor pendorong

3 Keuntungan urbanisasi

4 Akibat urbanisasi

5 Pranala luar

Faktor penarik[sunting | sunting sumber]

1. Kehidupan kota yang lebih modern

2. Sarana dan prasarana kota lebih lengkap

3. Banyak lapangan pekerjaan di kota

4. Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas

Faktor pendorong[sunting | sunting sumber]

1. Lahan pertanian semakin sempit

2. Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya

3. Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa

4. Terbatasnya sarana dan prasarana di desa

5. Diusir dari desa asal

6. Memiliki impian kuat menjadi orang kaya

Keuntungan urbanisasi[sunting | sunting sumber]

1. Memoderenisasikan warga desa

Page 12: Urbanisas1

2. Menambah pengetahuan warga desa

3. Menjalin kerja sama yang baik antarwarga suatu daerah

4. Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat desa

Akibat urbanisasi[sunting | sunting sumber]

1. Terbentuknya suburb tempat-tempat pemukiman baru dipinggiran kota

2. Makin meningkatnya tuna karya (orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap)

3. Masalah perumahan yg sempit dan tidak memenuhi persyaratan kesehatan

4. Lingkungan hidup tidak sehat, timbulkan kerawanan sosial dan kriminal

Dampak Positif Urbanisasi 

Dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja di kota

Mengurangi jumlah pengangguran di desa

Meningkatkan taraf hidup penduduk desa

Kesempatan membuka usaha-usaha baru di kota semakin luas

Perekonomian di kota semakin berkembangDampak Negatif Urbanisasi Berkurangnya tenaga terampil dan terdidik di desa Produktivitas pertanian di desa menurun Meningkatnya tindak kriminalitas di kota Meningkatnya pengangguran di kota Timbulnya pemukiman kumuh akibat sulitnya mencari perumahan Lalu lintas di kota sangat padat, sehingga sering menimbulkan kemacetan lalu lintas