uveitis arifi (030.10.039)
DESCRIPTION
jbjTRANSCRIPT
Arifi (030.10.039)
UVEITIS ANTERIOR
ANATOMI MATA
Uveitis: inflamasi pada iris, badan siliaris dan koroid.
Iritis: inflamasi pada iris.
Siklitis: inflamasi pada badan siliaris.
Iridosiklitis/ uveitis anterior: inflamasi yang mengenai iris dan badan siliaris bersifat mendadak, biasanya berjalan selama 6- 8 minggu.
DEFINISI
INSIDENSI DAN EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan spesifitas penyebab :
- Penyebab spesifik (infeksi) Disebabkan oleh virus, bakteri, fungi,ataupun parasit yang
spesifik.
- Penyebab non spesifik (non infeksi) atau reaksi hipersensitivitas
ETIOLOGI
Berdasarkan asalnya:
ETIOLOGI
Berdasarkan perjalanan penyakit :
ETIOLOGI
Berdasarkan reaksi radang yang terjadi:• Uveitis anterior akut nongranulomatosa:-Trauma-diare kronis-penyakit reiter-herpes simpleks-sindrom bechet-sindrom posner schlosman-Pascabedah-infeksi adenovirus-Parotitis-Influenza-klamida
ETIOLOGI
Uveitis anterior kronis nongranulomatosa:-arthritis rheumatoid -fuchs heterokromik iridosiklitis.uveitis anterior granulomatosa akut:-sarkoiditis-sifilis-tuberculosis-virus-jamur-parasit
dilatasi pembuluh darah kecil , hiperemi perikorneal (pericornealvascular injection)
↓Permeabilitas pembuluh darah ↑
↓eksudasi, iris edema, pucat, pupil reflex ↓ sampai dgn
hilang,pupil miosis↓
Migrasi sel-sel radang dan fibrin ke COA, COA keruh, flare (+)↓
Sel radang menumpuk di COA, hipopion (bila proses akut) ↓
Migrasi eritrosit ke COA, hifema (bila proses akut) ↓
Sel-sel radang melekat pada endotel kornea (keratic precipitate) ↓
PATOGENESIS
Sel-sel radang, fibrin, fibroblast menyebabkaniris melekat pada kapsul lensa anterior (sinekia posterior)
dan pada endotel kornea (sinekia anterior) ↓
Sel-sel radang, fibrin, fibroblas menutup pupil (seklusio pupil / oklusio pupil)
↓ Gangguan aliran aquous humor
dan peningkatan tekanan intra okuler dan terjadi glaukoma sekunder
↓ Gangguan metabolisme pada lensa, lensa jadi keruh,
katarak komplikata↓
Peradangan menyebar bisa menjadi endoftalmitis dan panoftalmitis
GEJALA KLINIK
Adanya injeksi siliar.Pupil ditemukan
mengecil karena inflamasi pada otot sfingter pupil, selain itu terjadi edema pupil yang akan mengakibatkan pupil miosis.
Adanya flareDapat ditemukan
keratic prespitat. Pada uveitis anterior non granulomatosa terdapat keratic prespitat yang halus pada dataran belakang kornea.
TANDA UVEITIS ANTERIOR
RINGAN SEDANG BERAT
TABEL PEMBAGIAN UVEITIS ANTERIOR SECARA KLINIS
Keluhan ringan sampai sedang
VA 20/20 to 20/30
Kemerahan sirkumkornel
superficial
Tidak ada KPs (keratic
presipitat)
1+ cells and flare
Tekanan intraokuler berkurang
< 4 mmHg
Keluhan sedang sampai berat
VA from 20/30 to 20/100
Kemerahan sirkumkornel dalam
Tampak KPs
1-3+ cells and flare
Miotic
Sinekia posterior ringan
Udem iris ringan
Tekanan intraokuler berkurang
3-6 mm Hg
Keluhan sedang sampai berat
VA < 20/100
Kemerahan sirkumkornel dalam
Tampak KPs
3-4+ cells and flare
Pupil miosis hebat
Sinekia posterior (fibrous)
Tidak tampak kripte pada iris
tekanan intraokuler meningkat
Non- Granulomatosa Granulomatosa
Onset
Nyeri
Fotofobia
Penglihatan Kabur
Merah Sirkumneal
Keratic precipitates
Pupil
Sinekia posterior
Noduli iris
Lokasi
Perjalanan penyakit
Kekambuhan
Akut
+
+
Sedang
+
Putih halus
Kecil dan tak teratur
Kadang-kadang
Tidak ada
Uvea anterior
Akut
Sering
Tersembunyi
Tidak ada atau ringan
Ringan
+
Ringan
Kelabu besar (“mutton fat”)
Kecil dan tak teratur
Kadang-kadang
Kadang-kadang
Uvea anterior, posterior,difus
Kronik
Kadang-kadang
GEJALA KLINIS
uveitis anterior granulomatosa: prespitat yang lebih besar, disebut juga mutton fat deposit, adanya penimbunan sel pada tepi pupil yang disebut benjolan Koeppe dan penimbulan sel pada permukaan iris yang disebut benjolan busacca.
Tekanan intraokular didapatkan menurun pada saat pertama kali, karena pembentukan humor akuos berkurang akibat inflamasi pada prosesus siliaris. Namun setelah itu dapat ditemukan peningkatan tekanan intraokular.
Sinekia anterior dan posterior
Slit Lamp
Adapted from Hogan MH, Kimura SJ, Thygeson P. Signs and symptoms of uveitis: I. Anterior uveitis. Am J Ophthalmol 1959;47:162-3.’
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Grade Flare Cells
0 tidak ada tidak ada
1+ flare tipis atau lemah 5-10 /lapang pandang
2+ Flare tingkat sedang (Iris dan lensa secara 10-20/lapang pandang detail masih tampak)
3+ kekeruhan lebih berat (Iris dan lensa 20-50/lapang pandang diselimuti kekeruhan
4+ flare sngat berat (penggumpalan fibrin pada >50/lapangpandang humur aquos)
Pemeriksaan laboratorium
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Iridosiklitis/ Uveitis-Diagnosa uveitis ditegakkan berdasarkan :
anamnesa yang lengkap,
pemeriksaan fisik
pemeriksaan penunjang
DIAGNOSIS KERJA
Konjungtivitiskonjungtivitis penglihatan tidak kabur, respon pupil normal, terdapat sekret dan umumnya tidak disertai rasa sakit, fotofobia atau injeksi silie
Keratitis/ keratokonjungtivitisPenglihatan dapat kabur pada keratitis, ada rasa sakit serta fotofobia
DIAGNOSIS BANDING
Glaukoma akutTerdapat pupil yang melebar, tidak ada sinekia posterior dan korneanya beruap/ keruh.
NeoplasmaLarge-cell lymphoma, retinoblastoma, leukemia dan melanoma maligna bisa terdiagnosa sebagai uveitis.
KOMPLIKASI
Apabila uveitis tidak mendapatkan pengobatan maka dapat terjadi komplikasi berupa:
• Glaukoma, peninggian tekanan bola mata.• Katarak.• Neovaskularisasi.• Ablatio retina.• Kerusakan nervus optikus.• Atropi bola mata.
KOMPLIKASI
- Terapi non spesifikPenggunaan kacamata hitam
Kompres hangat
Midritikum/ sikloplegik: Sulfas atropin 1% sehari 3 kali tetes
Anti inflamasi: -Dewasa : Topikal dengan dexamethasone 0,1 % atau prednisolone 1 % -Anak : prednison 0,5 mg/kgbb sehari 3 kali.
PENATALKSANAAN
- Terapi spesifikantibiotik, yaitu :
PENATALAKSANAAN
- Terapi terhadap komplikasi a. Sinekia posterior dan anterior
b. Glaukoma sekunderTerapi konservatif
Terapi bedah :- Sudut tertutup : iridektomi perifer atau laser iridektomi, bila telah terjadi perlekatan iris dengan trabekula (Peripheral Anterior Synechia atau PAS) dilakukan bedah filtrasi.- Sudut terbuka : bedah filtrasi.
c. Katarak komplikata
PENATALAKSAAN
Timolol 0,25 % - 0,5 % 1 tetes tiap 12 jam
Acetazolamide 250 mg tiap 6 jam
Quo ad vitam : Dubia ad BonamQuo ad sanationam : Dubia ad BonamQuo ad functionam : Dubia ad Bonam
PROGNOSIS
TERIMA KASIH