was bang

33
BAB IV MENULIS AKADEMIK 4.1 Pengertian Menulis adalah kegiatan menyusun serta merangkaikan kalimat sedemikian rupa agar pesan, informasi, dan maksud yang terkandung dalam pikiran, gagasan, dan pendapat penulis dapat disampaikan dengan baik. Untuk itu, setiap kalimat harus disusun sesuai dengan kaidah-kaidah gramatika sehingga mampu mendukung pengertian, baik taraf signifikansi maupun taraf value (nilai). Ada tiga tahap proses menulis sebagaimana disampaikan oleh David Nunan (dalam Depdiknas, 2006), yaitu (1) tahap prapenulisan, (2) tahap penulisan, dan (3) tahap revisi atau penyempurnaan. Untuk menerapkan tiga tahap tersebut, keterampilan menulis diperlukan keterpaduan antara proses dan produk menulis. Hal ini sangat bergantung pada minat pembelajar dalam menulis, kerja sama antarpembelajar, kesempatan ataupun penetapan model pembelajarannya. Tulisan akademik merupakan karya tulis yang memaparkan ide atau gagasan, pendapat, tanggapan, fakta, hasil penelitian, dan sebagainya yang berhubungan dengan segala aktivitas yang berhubungan dengan keilmuan serta menggunakan ragam bahasa keilmuan. Bentuk tulisan akademik selalu mencakup tiga bagian utama, yaitu Pendahuluan, Isi, Simpulan. Dalam tulisan akademik ilmiah, Pendahuluan umumnya berisi dua subbagian, yaitu masalah dan tujuan penulisan. Isi dibagi atas tiga subbagian, yaitu

Upload: madinahsyd

Post on 13-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

wawasan kebangsaaan

TRANSCRIPT

BAB IV

MENULIS AKADEMIK

4.1 Pengertian

Menulis adalah kegiatan menyusun serta merangkaikan kalimat sedemikian rupa

agar pesan, informasi, dan maksud yang terkandung dalam pikiran, gagasan, dan pendapat

penulis dapat disampaikan dengan baik. Untuk itu, setiap kalimat harus disusun sesuai

dengan kaidah-kaidah gramatika sehingga mampu mendukung pengertian, baik taraf

signifikansi maupun taraf value (nilai).

Ada tiga tahap proses menulis sebagaimana disampaikan oleh David Nunan (dalam

Depdiknas, 2006), yaitu (1) tahap prapenulisan, (2) tahap penulisan, dan (3) tahap revisi

atau penyempurnaan. Untuk menerapkan tiga tahap tersebut, keterampilan menulis

diperlukan keterpaduan antara proses dan produk menulis. Hal ini sangat bergantung pada

minat pembelajar dalam menulis, kerja sama antarpembelajar, kesempatan ataupun

penetapan model pembelajarannya.

Tulisan akademik merupakan karya tulis yang memaparkan ide atau gagasan,

pendapat, tanggapan, fakta, hasil penelitian, dan sebagainya yang berhubungan dengan

segala aktivitas yang berhubungan dengan keilmuan serta menggunakan ragam bahasa

keilmuan.

Bentuk tulisan akademik selalu mencakup tiga bagian utama, yaitu Pendahuluan, Isi,

Simpulan. Dalam tulisan akademik ilmiah, Pendahuluan umumnya berisi dua subbagian,

yaitu masalah dan tujuan penulisan. Isi dibagi atas tiga subbagian, yaitu  hipotesis, landasan

teori, dan pembuktian, sedangkan simpulan mencakup simpulan dan saran.

4.2 Analisis Kesenjangan (Gap Analysis)

Karya Ilmiah atau dalam bahasa Inggris (scientific paper) adalah laporan tertulis

yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang

atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati

oleh masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai jenis karya tulis ilmiah, antara lain laporan

penelitian, makalah seminar atau simposium, artikel jurnal, yang pada dasarnya

kesemuanya itu merupakan produk yang bersifat ilmiah. Data, simpulan, dan informasi lain

yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi orang/pihak

lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Di perguruan tinggi,

khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti

makalah, laporan praktikum, dan skrispsi (tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya

merupakan laporan penelitian berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara

itu makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran

ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis

pakar-pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari.

Masalah penelitian akan mencakup semua hal yang masih dipertanyakan dalam

penelitian sehingga peneliti harus menemukan jawaban atau solusi melalui penelitian

(Mochtar, 2008). Menurut Kerlinger (1990), permasalahan penelitian adalah sebuah

pertanyaan yang jawabannya diperoleh dengan cara mengadakan penelitian. Jika ditinjau

secara filosofis, Suryadibrata (1983:60) menjelaskan bahwa munculnya masalah itu karena

ada kesenjangan (gap) antara das sollen dan das sein; ada perbedaan antara apa yang

seharusnya dengan apa yang ada dalam kenyataan, antara apa yang diperlukan dan apa

yang tersedia, antara harapan dan kenyataan. Secara tegas, masalah dapat dikatakan suatu

keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan

situasi yang menimbulkan tanda tanya dan dengan sendirinya memerlukan upaya untuk

mencari sesuatu jawaban (Guba, 1974; Lincoln & Guba, 1985; Guba & Lincoln, 1981). Yang

menjadi masalah bisa apa saja seperti sesuatu yang tidak memuaskan, berbagai macam

kesulitan, urusan yang ingin diubah, segala sesuatu yang berjalan tidak sesuai dengan

keinginan, dan sebagainya.

Menurut Notoatmodjo (2002) masalah penelitian secara umum dapat diartikan

sebagi suatu kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dengan apa yang terjadi tentang

sesuatu hal, atau antara kenyataan yang ada atau terjadi dengan yang seharusnya ada atau

terjadi serta antara harapan dan kenyataan. Pengertian serupa juga dikemukakan oleh

Danim (2003) yang menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan masalah penelitian adalah

suatu kesenjangan atau diskongruensi antara kenyataan dan harapan.

(www.stikesalirsyad.ac.id).

Masalah dalam karya tulis ilmiah bukan sekedar sesuatu yang muskil/pelik,

melainkan juga sesuatu yang tidak wajar atau sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan.

Harapan ini bukan harapan menurut pengertian umum, misalnya menyenangkan atau

menguntungkan. Namun, harapan yang terkandung arti atau pengertian konsep, variabel,

fakta, teori atau hukum. Masalah penelitian tidak sama dengan permasalahan yang terjadi

di dalam kenyataan (masalah penelitian bukan masalah kehidupan yang nyata), tetapi

permasalahan yang ada dalam kenyataan, yaitu current state ‘kondisi saat ini’ (Mochtar,

2008). Untuk memperjelas pengertian masalah dalam suatu penelitian dapat dilihat pada

skema analisis kesenjangan di halaman 32.

Penting bagi seorang peneliti menemukan masalah dan merumuskannya dengan

tepat. Bahkan, banyak ilmuan, termasuk Einstein, mengatakan bahwa tahap penemuan

masalah justru jauh lebih penting dibandingkan dengan pemecahan masalah. Penemuan

masalah diawali dengan identifikasi bidang, masalah penentuan topik (pokok masalah) dan

perumusan atau formulasi masalah. Mengapa demikian? Masalah yang telah dirumuskan

dengan baik akan menentukan strategi yang digunakan untuk memecahkan

masalah. Ibarat dokter, apabila penyakit dapat diketahui secara lebih spesifik, pengobatnya

dapat dilakukan dengan tepat dan hasilnya pun akan lebih manjur. Peneliti pemula

termasuk mahasiswa yang sedang menyusun skripsi atau tugas akhir mengalami kesulitan

dalam memfokuskan masalah penelitian sehingga metode penelitian yang dipilih bahkan

tidak relevan dengan masalah. Hal ini lebih diakibatkan karena sangat mungkin kurang

memadainya literatur yang dikuasai.

Pada umumnya, karya-karya ilmiah dihasilkan dari suatu penelitian ilmiah. Pada

prinsipnya, penelitian dilakukan untuk menjawab permasalahan penelitian. Permasalahan

penelitian merupakan kesenjangan antara das Sollen dan das Sein yaitu ‘apa yang

seharusnya’ dan ‘fakta yang ada’. Kurangnya sensitivitas peneliti dalam merekam kejadian-

kejadian di sekitar merupakan kendala utama dalam menghasilkan suatu penelitian yang

berkualitas. Peneliti harus memiliki rasa keingintahuan yang sangat besar sehingga sekecil

apapun perubahan yang terjadi dapat ditentukan akar masalahnya dan dipecahkan melalui

kegiatan penelitian. Oleh karena itu, latihan yang terus-menerus untuk melatih

peningkatan sensitivitas terhadap perubahan-perubahan di lingkungan atau perhatiannya

harus selalu dilakuka (http://ganden.wordpress.com/das-sollen- versus dan das-sein/ )

Diunduh: 5 Agustus 2009.

Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut, sebelum melakukan pemilihan

masalah penelitian, maka peneliti harus menjawab beberapa pertanyaan berikut agar

masalah yang diteliti layak dan relevan (Notoatmodjo, 2002):

1. Apakah masalah yang akan diteliti merupakan masalah yang sedang hangat di

dalam masyarakat saat ini?

2. Apakah masalah tersebut benar-benar ada di dalam masyarakat?

3. Sejauh mana masalah tersebut dirasakan? Apakah penduduk atau masyarakat

merasakan masalah tersebut?

4. Apakah masalah tersebut mempengaruhi kelompom tertentu,

misalnya ibu hamil, bayi, atau anak balita?

5. Apakah masalah tersebut berhubungan dengan masalah sosial,

kesehatan ataau ekonomi yang luas?

6. Apakah masalah tersebut berhubungan dengaan kativitas program

yang sedang berjalan?

7. Siapa lagi yang tertarik atau terlibat dalam masalah tersebut?

Dengan beberapa pertimbangan dan pertanyaan tersebut, diharapkan akan dapat

dirumuskan masalah penelitian yang layak dan relevan dengan tujuan yang akan dicapai

dalam penelitian. Bagaimana proses suatu kesenjangan menjadi masalah penelitian dapat

dilihat pada skema yang dibuat Mochtar (2008) berikut.

GAP ANALYSIS UNTUK MENDAPATKAN MASALAH PENELITIANTopik Penelitian

Sebaiknya mencerminkan usaha untuk menutup gap atau kesenjangan

Kondisi yang terjadi

How to close the gap

ContohCurrent State:

- Beberapa daerah kota di Surabaya selalu mengalami kebanjiran pada saat musim

hujan.

- Pada saat banjir banyak penduduk kota yang menderita.

- Kerugian yang diderita oleh penduduk dan kota mencapai ratusan milyar per tahun.

Ideal State:

- Kondisi banjir dapat direduksi seminimal mingkin pada saat musim penghujan, atau

bahkan kota Surabaya dapat bebas banjir sama sekali.

Permasalahan Penelitian (Research Problem)

Bagaimanakah memecahkan masalah banjir di kota Surabaya?

4.3 Struktur Makalah dan Laporan Ilmiah

CURRENT STATE:Kondisi dan permasalahan yang ada

GAPIDEAL STATE:Kondisi yang diharapkan

Permasalahan yang terjadi sekarang

Masalah Penelitian

Detail Masalah Penelitian= detail dari gap yang harus ditutup

Obyek Penelitian untuk menutup gap tertentu(disesuaikan dengan waktu dan biaya)

Struktur tulisan ilmiah dapat dibagi menjadi dua’ yaitu struktur makalah dan

struktur laporan ilmiah. Makalah ilmiah yang sering disusun oleh mahasiswa disebut term

paper atau disebut paper.

a. Struktur Makalah

Makalah biasanya disusun dengan sistematika sebagai berikut:

(1) judul,

(2) abstrak,

(3) pendahuluan,

(4) isi/pembahasan,

(5) simpulan, dan

(6) daftar pustaka.

b. Struktur Laporan

Pada dasarnya, laporan ilmiah dapat dikatakan sebagai bentuk singkat sebuah

makalah penelitian. Hal ini terlihat dari bentuknya. Bila makalah mensyaratkan penyertaan

daftar isi beserta daftar-daftar lain yang memang dibutuhkan, laporan ilmiah lebih ringkas

lagi. Dalam sebuah laporan ilmiah, biasa disajikan dalam jurnal-jurnal penelitian, struktur

sebuah tulisan ilmiah dapat mengikuti pola yang dikemukakan Soeseno (1982) berikut ini.

a. Judul yang disertai nama penulis dan tempat studi/pekerjaannya.

b. Abstrak yang menunjukkan intisari tulisan hasil penelitian yang hendak disajikan.

c. Pendahuluan yang sering berisi informasi latar belakang dan identifikasi masalah

guna mengantar para pembaca ke arah masalah dan pemecahannya.

d. Tubuh utama yang berisi:

(1) bahan dan metode penelitian yang dipakai

(2) uraian analisis, pembahasan, dan interpretasi.

e. Penutup yang berisi:

(1) uraian singkat pembahasan

(2) uraian saran.

f. Referensi berupa daftar pustaka ya ng telah digunakan dalam penelitian.

Struktur laporan penelitian di atas dapat dibandingkan dengan struktur laporan

yang dikemukakan oleh Mochtar dan Endah (2008). Struktur tersebut seperti berikut:

1. Judul

2. Abstrak/Sari Tulisan/Sinopsis/Resume

3. Prakata

4. Daftar Isi

5. Daftar Gambar (jika ada)

6. Daftar Tabel (jika ada)

7. Daftar Simbol (jika ada)

8. Bab Pendahuluan

9. Bab Isi/Penguraian: Tinjauan Pustaka, Pembahasan, dan lain-lain

10. Bab Penutup, Kesimpulan, Saran

11. Daftar Acuan, Daftar Pustaka

12. Lampiran

Pola-pola struktur laporan tidak sepenuhnya mutlak sama, tetapi masih terdapat

struktur laporan ilmiah yang agak berbeda. Apalagi, struktur dalam jurnal-jurnal ilmiah,

masing-masing jurnal biasanya memberlakukan struktur penulisannya masing-masing.

Informasi itu biasanya selalu disertakan dalam salah satu lembaran jurnal.

a. Judul

Judul penelitian merupakan rumusan pokok laporan. Rumusan ini hendaknya mencerminkan masalah dan objek yang diteliti. Judul harus dinyatakan dengan singkat, jelas, relevan dengan isi sehingga mudah dipahami. Apabila diperlukan subjudul, subjudul hendaknya singkat dan jelas. Selain itu, judul hendaknya disusun dalam bentuk frase, bukan kalimat, dan bersifat provokatif, yakni memiliki daya tarik kepada para pembaca. Di samping itu, komponen judul tugas akhir antara lain produk, teori dan atau metode, dan tujuan.

Contoh: 1. Game simulasi (Produk) Bursa Kerja (Objek) Berbasis Konsep Multi-agen

Cerdas (Teori) untuk Meningkatkan Efisiensi Proses Pencarian Kerja (Tujuan).

2. Sistem Cerdas (Produk) Mengunakan Konsep Bayesian Network (Teori) untuk

Memprediksi Mahasiswa Drop Out (DO) (Tujuan) di Universitas Buwana Jaya

(Objek).

Bagaimanakah judul berikut: Rancang Bangun Pembangkit Listrik Skala Kecil Sistem Dual

Fuel Berbahan Bakar Gas Hasil Gasifikasi Biomassa dan Biodiesel

b. Abstrak  Dalam sebuah laporan penelitian terdapat abstrak. Bagian awal teks abstrak

terdapat identitas laporan yang meliputi: nama penulis, tahun penulisan, judul laporan

yang ditulis dengan huruf kapital pada huruf pertama setiap kata pada judul (kecuali

konjugasi dan preposisi), jenis karya tulis, nama instasi.

 Bagian kedua adalah teks abstrak yang berisi intisari tulisan yang mencakup latar

belakang penelitian, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil-hasil yang

diperoleh, simpulan yang dapat ditarik, dan (kalau dianggap penting) saran. Abstrak ini

diketik satu spasi atau spasi tunggal dan panjangnya disarakan tidak lebih dari satu

halaman kertas kuarto atau A4. Sering disarankan, abstrak yang baik ditulis tidak lebih dari

200 kata. Abstrak ini berfungsi untuk membantu pembaca dalam memahami isi pokok dari

sebuah karya tulis secara cepat. Dengan kata lain, abstrak biasanya memuat empat elemen

informasi: (1) pernyataan mengenai tujuan penelitian termasuk alasan pokok penelitian,

(2) informasi mengenai pengujian (pemilihan, pengumpulan dan analisis) data dan

hasilnya, (3) simpulan yang dibuat berdasarkan hasil analisis data, dan (4) jika perlu

memberi rekomendasi untuk penelitian selanjutnya (untuk penelitian dasar) atau

rekomendasi untuk kebijakan dan tindakan yang harus dilakukan (untuk penelitian

terapan).

Bagian ketiga abstrak dicantumkan kata kunci yang ditempatkan di bawah identitas

laporan. Kata kunci dapat diambil dari judul atau kata penting dalam karya tulis. Jumlah

kata kunci tidak lebih dari lima kata. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem

informasi ilmiah. Dengan kata kunci dapat ditemukan judul-judul laporan beserta

abstraknya dengan mudah.

Contoh:

KONSENTRASI SPASIAL INDUSTRI MANUFAKTUR BERBASIS PERIKANAN DI JAWA TIMUR (Studi Kasus Industri Besar dan Sedang)

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola konsentrasi spasial industri manufaktur besar dan sedang berbasis perikanan di 37 kabupaten/kota di Jawa Timur. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari BPS dengan periode pengamatan 1998-2003. Alat analisis yang digunakan meliputi; Sistem Informasi Geografis dan regresi linier berganda dengan data panel.

Dalam penelitian ini ditemukan lokasi industri manufaktur berbasis perikanan di Jawa Timur yang cenderung terkonsentrasi di Kabupaten Banyuwangi, Pasuruan, Sidoarjo, dan Surabaya. Pertumbuhan industri di Jawa Timur tidak merata antardaerah. Beberapa kabupaten/kota mengalami kepadatan industri yang tinggi, tetapi sebagian yang lain justru mengalami tingkat kepadatan yang rendah. Faktor-faktor penentu keluaran dalam penelitian ini meliputi penyerapan tenaga kerja, input, dan upah.

Kata Kunci: Industri Manufaktur, Sistem Informasi Geografis, Regresi Linier, Data Panel.

c. Kata PengantarPengantar ini hendaknya memuat (a) gambaran umum judul secara singkat, (b)

gambaran pelaksanaan dan hasilnya, (c) ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang

berkontribusi, (d) tempat, tanggal, bulan, tahun, dan penanggung jawab peneliti. Selain itu,

kata pengantar sering memuat penilaian hasil penelitian oleh peneliti dan harapan yang

berupa kritik serta saran dari pembaca. Catatan yang perlu diperhatikan dalam penilaian

ini adalah penilaian janganlah memperkecil arti karya tulisnya dan jangan pula

menyombongkan hasil karya tulisnya.

d. Daftar Isi

Daftar isi ini berisi keseluruhan pokok isi naskah karya tulis ilmiah, yaitu mulai dari

abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel*, daftar gambar*, daftar lampiran*, bab-bab

dan subbab, daftar pustaka hingga lapiran*.

e. Daftar Tabel (jika ada)

Bagian ini berisi daftar tabel-tabel yang dimasukkan ke dalam teks laporan atau

karya tulis ilmiah. Tabel yang tidak dimasukkan ke dalam teks hendaknya dilampirkan.

Selain daftar tabel, karya tulis itu kemungkinan memuat daftar-daftar lain, misalnya daftar

lambang, daftar gambar, daftar simbol, dan sebagainya.

Tabel yang dibuat harus menuliskan

(a) judul tabel

(b) nomor tabel

(c) diletakkan segera setelah disebut dalam teks

(d) harus disebut di dalam teks

(e) format tabel yang satu dengan yang lain harus konsisten

(f) satuan harus disebutkan

(g) singkatan harus diterangkan kepanjangannya dalam catatan di bawah tabel

(h) judul lajur dan baris harus mewakili variabel yang diukur pada lajur dan baris

(i) bilangan desimal dari atas ke bawah harus konsisten (jika dua angka di belakang

koma, semuanya sama).

Untuk gambar/grafik, perlu diperhatikan hal-hal berikut:

(a) nomor dan judul gambar harus ada

(b) sumbu vertikal dan horisontal pada grafik kudu diberi nama

(c) satuan ukuran pada masing-masing sumbu harus dicantumkan

(d) keterangan gambar dibuat seringkas mungkin, sedangkan penjelasan lengkap

dijelaskan di dalam teks

(e) diletakkan segera setelah disebut dalam teks

(f) harus disebut dalam teks.

4.4 Bab Pendahuluan

Bagian berisi informasi tentang latar belakang dan masalah, tujuan, ruang lingkup

masalah, asumsi, hipotesis, teori atau tinjauan pustaka, metode dan teknik, sumber data,

dan pengumpulan data. Untuk memperjelas bagian-bagian tersebut ikutilah penjelasan

berikut.

4.4.1 Latar Belakang

Latar belakang memuat masalah yang menjadi alasan dilakukannya kegiatan ilmiah

yang dilaporkan dalam tulisan tersebut. Alasan memilih latar belakang masalah tersebut

sehingga mendasari pemilihan judul (karena tertarik, masalah sedang mengemuka,

penting, bermanfaat). Alasan yang memuat keterangan yang menyebabkan munculnya

masalah. Bila latar belakang sudah diketahui diharapkan dapat merumuskan masalah. 

Di dalam latar belakang perlu disampaikan studi pustaka yang mengungkap

laporan-laporan kegiatan ilmiah terdahulu yang berkaitan dengan topik serupa. Dari

uraian studi pustaka diharapkan dapat disusun suatu ungkapan tentang hal menarik yang

akan terungkap apabila dilakukan penelitian lebih lanjut.Latar belakang dalam tulisan

akademik, khususnya penelitian merupakan sebab-sebab (alasan) suatu masalah atau hal

itu menarik untuk diteliti. Alasan tersebut dapat diperinci menjadi alasan objektif dan

alasan subjektif. Alasan objektif merupakan alasan yang langsung menyangkut topik

penelitian dengan objek yang akan diteliti. Secara objektif, alasan penelitian dilakukan

dapat dikategorikan menjadi beberapa hal yaitu :

a.    Arti penting atau peranan topik pembicaraan/ penelitian

Topik pembicaraan/penelitian yang diangkat akan memberikan manfaat dan peranan

yang penting dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan dan kehidupan sehingga

hal tersebut harus diteliti.

b.    Perlunya pengembangan/peningkatan di bidang topik penelitian

Hal ini merupakan lanjutan dari penelitian/ hasil/teknologi yang telah ada terdahulu.

Dengan pengembangan penelitian yang dilakukan akan menghasilkan kemanfaatan

yang lebih besar bagi ilmu pengetahuan, ditemukannya metode/teknologi baru yang

lebih efektif, dan lain-lain yang merupakan hasil tindak lanjut dari yang sudah ada

sebelumnya.

c.    Perlunya saran/masukan sebagai bahan pembinaan/ peningkatan/ pengembangan di

bidang topik penelitian.

Hal ini merupakan penelitian yang akan dilakukan untuk menguji ulang atau

mendapatkan hasil yang baru sesuai dengan topik penelitian yang sama. Dengan

demikian, hasil yang diperoleh nanti akan berguna sebagai bahan pertimbangan untuk

peningkatan/pengembangan hasil penelitian tersebut.

d.   Perlunya penelitian dilakukan untuk alasan kemanfaatan praktis (terapan,

keterampilan, pengetahuan, dan lain-lain) atau alasan kemanfaatan keilmuan

(pengembangan teori, dan lain-lain).

Mengenai isi latar belakang suatu tulisan ilmiah, Mochtar (2008) mengemukakan

bahwa latar belakang hendaknya menjelaskan bagaimana asal-usul setiap permasalahan

penelitian yang diajukan, mengapa sampai permasalahan spesifik yang itu yang perlu

diteliti (mengapa bukan permasalahan spesifik yang lainnya saja), apa alasan pemilihan

setiap permasalahan yang diusulkan untuk diteliti. Selain itu, perlu dikemukakan pula

keterangan singkat tentang hubungan antara setiap permasalahan dengan permasalahan

utama dan judul penelitian.

4.4.2 Perumusan Masalah

Dalam memformulasikan atau merumuskan masalah tulisan ilmiah, perlu

diperhatikan beberapa ketentuan yang biasanya berlaku yaitu dengan memperhatikan:

1. aspek substansi;

2. aspek formulasi; dan

3. aspek teknis.

Dari sisi aspek substansi atau isi yang terkandung, perlu dilihat dari bobot atau nilai

kegunaan manfaat pemecahan masalah melalui tindakan seperti nilai aplikatifnya untuk

memecahkan masalah serupa/mirip yang dihadapi guru, kegunaan metodologik dengan

ditemukannya model tindakan dan prosedurnya, serta kegunaan teoretik dalam

memperkaya atau mengoreksi teori pembelajaran yang berlaku. Sedang dari sisi

orisinalitas, apakah pemecahan dengan model tindakan itu merupakan suatu hal baru yang

belum pernah dilakukan guru sebelumnya. Jika sudah pernah berarti hanya merupakan

pengulangan atau replikasi saja.

Pada aspek formulasi, seyogyanya masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat

interogatif (pertanyaan), meskipun tidak dilarang dirumuskan dalam bentuk deklaratif

(pernyataan). Hendaknya dalam rumusan masalah tidak terkandung masalah dalam

masalah, tetapi lugas menyatakan secara eksplisit dan spesifik tentang apa yang

dipermasalahkan.

Aspek teknis berhubungan dengan kemampuan dan kelayakan peneliti untuk

melakukan penelitian terhadap masalah yang dipilih. Pertimbangan yang dapat diajukan

seperti:

a) kemampuan dasar teori,

b) kemampuan metode penelitian,

c) paham terhadap masalah yang akan dibahas,

d) keaktualan masalah,

e) ada manfaatnya untuk perkembangan iptek,

f) data dapat diperoleh,

g) masalah tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit,

h) kemampuan fasilitas untuk melakukan penelitian seperti dana, waktu, tenaga, dan

perhatian terhadap masalah yang akan dipecahkan. Oleh karena itu, disarankan

untuk berangkat dari permasalahan sederhana, tetapi berarti bagi perkembangan

ilmu pengetahuan, teknologi, atau pun masyarakat.

Untuk kejelasan suatu rumusan masalah penelitian (Research Problem) dapat dilihat

contoh yang disusun oleh Mochtar (2008) dengan masalah utamanya adalah pemecahan

masalah banjir di kota Surabaya.

1. Bagaimanakah pola curah hujan tahunan dan besar probabilitas curah hujan yang

tinggi untuk return period 2, 5, 10, 20, dan 50 tahun di daerah Surabaya, dan di

daerah hulu catchment area dari sungi-sungai yang mengalir melewati kota

Surabaya?

2. Bagaimanakah hubungan antara curah hujan dan luas area genangan banjir yang

terjadi? Bagaimana bentuk peta daerah banjir dan ketinggian air banjir sebagai

fungsi dari curah hujan?

3. Bagaimanakah kondisi sistem pematusan (drainase) yang ada saat ini?

4. Bagaimanakah besar kontribusi dari sungai-sungai besar yang mengalir melalui

Surabaya terhadap kondisi banjir yang terjadi?

5. Apakah saja altertnatif pemecahan yang feasible atau layak?

6. Alternatif pemecahan manakah yang paling menguntungkan untuk jangka pendek,

jangka menengah, dan jangka panjang?

Contoh rumusan masalah yang lain sebagai berikut:

1. Apakah keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan ini jika

sistem kerja diubah menjadi otomatis penuh dengan pekerja robot dibandingkan

dengan tetap dilakukan ssstem kerja buruh manual seperti yang ada sekarang?

2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab perusahaan ini paling cepat

berkembang di negara ini (Indonesia), dan bagaimana faktor-faktor tersebut dapat

menyebabkan perkembangan perusahaan yang demikian pesat?

3. Bagaimanakah prospek perdagangan antara Indonesia dan Malaysia sampai

dengan 10 tahun kedepan?

4. Sampai seberapa jauh struktur organisasi dan jenis sistem informasi yang baru ini

dapat menjadikan sistem pengambilan keputusan dari pimpinan perusahaan ini

menjadi lebih efektif?

Catatan : Cara terbaik menulis masalah penelitian adalah menggunakan kalimat

interogatif/tanya, tetapi dapat juga dengan kalimat berita.

4.4.3 Tujuan

Tujuan penelitian dan masalah penelitian adalah dua sisi dari sebuah mata uang,

satu dan lainnya erat sekali berhubungan. Bagian ini menyampaikan tujuan sebagai

jawaban masalah dalam penelitiannya. Berarti, tujuan ini harus pula relevan dengan topik

atau judul penelitian dan harus dirumuskan dengan jelas, yakni rumusan tujuan ini pada

umumya sudah khusus, tetapi dapat juga disampaikan secara umum. Pada dasarnya, tujuan

penelitian harus sejalan dan sinkron dengan masalah penelitian yang sudah diformulasikan

dalam bentuk rumusan masalah. Di samping itu, biasanya tujuan penelitian disesuaikan

dengan kebutuhan peneliti dan pihak lain. Penulisan tujuan harus menggunakan kata kerja

yang hasilnya dapat diukur atau dilihat, seperti mengetahui, menguraikan, menerangkan,

menguji, membuktikan, menerapkan suatu konsep atau dugaan, dan menganalisis. Contoh,

jika rumusan masalah seperti di atas, tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah

mengetahui:

1. pola curah hujan tahunan dan besar probabilitas curah hujan yang tinggi untuk

return period 2, 5, 10, 20, dan 50 tahun di daerah Surabaya, dan di daerah hulu

catchment area dari sungi-sungai yang mengalir melewati kota Surabaya.

2. hubungan antara curah hujan dan luas area genangan banjir yang terjadi dan bentuk

peta daerah banjir dan ketinggian air banjir sebagai fungsi dari curah hujan.

3. kondisi sistem pematusan (drainase) yang ada saat ini.

4. besar kontribusi dari sungai-sungai besar yang mengalir melalui Surabaya terhadap

kondisi banjir yang terjadi.

5. altertnatif pemecahan yang feasible atau layak.

6. alternatif pemecahan yang paling menguntungkan untuk jangka pendek, jangka

menengah, dan jangka panjang?

4.4.4 Manfaat dan Kontribusi

Manfaat dan kontribusi hasil penelitian ini dapat digunakan bagi kepentingan

pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kepentingan masyarakat pada umumnya.

Dengan kata lain, subbab ini menjelaskan manfaat atau keuntungan-keuntungan yang akan

diperoleh masyarakat, jika tujuan penelitian tercapai sebagai hasil pemecahan masalah-

masalah penelitian. Berikutnya, apa saja bentuk kontribusi ilmiah yang akan dihasilkan

oleh penelitian ini terhadap pemahaman masyakat ilmiah dan ilmu pengetahuan pada

umumnya.

4.4.5 Ruang Lingkup

  Pada bagian ruang lingkup dikemukakan variabel-variabel yang diteliti, populasi

atau subjek penelitian, dan lokasi penelitian. Dalam bagian ini dapat juga dipaparkan

penjabaran variabel menjadi subvariabel beserta indikator-indikatornya. Keterbatasan

penelitian tidak harus ada dalam skripsi, tesis, dan disertasi. Namun, keterbatasan

seringkali diperlukan agar pembaca dapat menyikapi temuan penelitian sesuai dengan

kondisi yang ada. Keterbatasan penelitian menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak bisa

dihindari dalam penelitian. Keterbatasan yang sering dihadapi menyangkut dua hal.

Pertama, keterbatasan ruang lingkup kajian yang terpaksa dilakukan karena alasan-alasan

prosedural, teknik penelitian, ataupun karena faktor logistik. Kedua, keterbatasan

penelitian berupa kendala yang bersumber dari adat, tradisi, etika dan kepercayaan yang

tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mencari data yang diinginkan.

Masalah-masalah yang sudah diidentifikasi perlu dibatasi. Pada bagian ini

dikemukakan pembatasan masalah, rincian masalah yang dibahas, istilah-istilah yang

berhubungan dengan topik dan dirumuskan dengan tepat. Bagian ini hanya mencantumkan

pokok-pokok masalah yang akan dibahas. Ruang lingkup masalah ini diuraikan sesuai

dengan tujuan pembahasan. Ruang lingkup ini menentukan rumusan masalah, tujuan

penulisan, dan deskripsi tulisan ilmiah. Perhatikan contoh berikut!

Untuk mengetahui permasalahan yang ada pada penelitian ini perlu

mengidentifikasi beberapa masalah berikut:

1) hakikat limbah industri tekstil

2) volume limbah

3) dampak yang telah ditimbulkan

4) mengidentifikasi sistem pembuangan/pengolahan limbah .

5) SDM di pabrik

6) mengidentifikasi sikap masyarakat (senang atau tidak senang). 4.4.6 Sistematika

Suatu karya tulis ilmiah penelitian sebaiknya dilengkapi sistematika tulisan. Bagian

ini memberikan gambaran sangat singkat tentang isi tulisannya. Sistematika berisi pokok-

pokok bab dan subbab yang ada dalam karya tulis, mulai dari bab pendahuluan sampai

dengan daftar pustaka, yaitu mulai Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan

dan Manfaat Penulisan, Ruang Lingkup Masalah, Asumsi, Hipotesis, Metode Penulisan.

Pokok-pokok Kajian Pustaka perlu dikemukakan sebagai penyempurnaan proposal

penulisan. Kajian ini harus relevan dengan teori yang digunakan dalam penulisan.

Berikutnya, perlu dikemukakan pula analisis data, pembahasan masalah, dan simpulan.

4.5 Bab Tinjauan/Kajian Pustaka

Kajian pustaka yang dimanfaatkan untuk memecahkan suatu masalah yang pada

dasarnya bertumpu pada kajian kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang

relevan. Kajian pustaka semacam ini biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan data

atau informasi dari berbagai sumber pustaka yang kemudian disajikan dengan cara baru

dan atau untuk keperluan baru. Dalam hal ini, bahan-bahan pustaka itu diperlukan sebagai

sumber ide untuk menggali pemikiran atau gagasan baru, sebagai bahan dasar untuk

melakukan deduksi dari pengetahuan yang sudah ada, sehingga kerangka teori baru dapat

dikembangkan, atau sebagai dasar pemecahan masalah.    

Kajian pustaka akan menyampaikan prinsip-prinsip teori yang berguna untuk

membantu peneliti dalam membahas masalah sehingga berpengaruh positif terhadap

pembahasan masalah. Selain itu, teori berguna pula untuk membantu deskripsi langkah

kerja penelitian.

Untuk memberikan deskripsi teoretis terhadap variabel yang diteliti, diperlukan

kajian teori yang mendalam. Selanjutnya, argumentasi atas hipotesis yang diajukan

menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai landasan penelitian

dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang relevan. Pembahasan terhadap hasil

penelitian tidak dilakukan secara terpisah dalam satu subbab tersendiri. Bahan-bahan

kajian pustaka dapat diangkat dari berbagai sumber seperti jurnal penelitian, disertasi,

tesis, skripsi, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar dan diskusi ilmiah,

terbitan-terbitan resmi pemerintah, dan lembaga-lembaga lain. Akan lebih baik jika kajian

teoretis dan telaah terhadap temuan-temuan penelitian didasarkan pada sumber

kepustakaan primer, yaitu bahan pustaka yang isinya bersumber pada temuan penelitian.

Sumber kepustakaan sekunder dapat dipergunakan sebagai penunjang.

Di dalam struktur makalah, biasanya teori hanya menjadi subbab atau bahkan

disampaikan secara implisit. Akan tetapi, teori dalam laporan penelitian seperti tugas akhir

atau skripsi, tesis, disertasi, atau laporan penelitian lainnya dikemukakan secara eksplisit.

Teori sering juga disebut landasan teori, kajian teori, atau kajian pustaka karena ruang

lingkup pembicaraan teori dalam penelitian meliputi banyak hal sehingga perlu dijelaskan.

Pustaka yang digunakan sebaiknya berupa pustaka terbaru yang relevan dengan

bidang yang diteliti. Kumpulan pustaka yang relevan dan mutakhir dapat membantu

penulis mengetahui dengan jelas status penelitian di bidang tersebut. Kumpulan pustaka

yang memadai dapat meningkatkan kepercayaan diri penulis dalam memilih metode yang

akan digunakan dalam penelitian, melaksanakan penelitian, dan menyusun argumentasi

dalam pembahasan permasalahan yang timbul dalam penelitian. Komunikasi perseorangan

dapat dilakukan dengan ahli dalam bidang yang bersangkutan atau yang berkompeten,

sumber-sumber yang tidak bisa ditemukan di perpustakaan dapat dijadikan sebagai bahan

acuan. Sebagai contoh: jika penulis melakukan komunikasi dengan Prof. Dr. Muhammad

Eidman, M.Sc., seorang ahli dalam bidang biologi laut, penulis dapat menulis kutipan

pernyataan beliau tersebut dan diakhiri dengan penulisan (Eidman, komunikasi pribadi,

2003).

4.6 Metode

Metode berhubungan dengan bagaimana peneliti mengolah data sehingga metode

penelitian ini akan menentukan jenis penelitian, misalnya eksperimen, deskriptif,

komparatif, dan sebagainya. Jenis penelitian ini dapat juga disebut model penelitian. Di

samping itu, metode penelitian ini akan mencakup (1) desain/rancangan penelitian sebagai

strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan

karakteristik variable dan tujuan penelitian, (2) populasi dan sampel yang di dalamnya

akan membicarakan identifikasi dan batasan-batasan tentang populasi atau subjek

penelitian, prosedur dan teknik pengambilan data, dan besar sampel, (3) instrumen

penelitian yang digunakan untuk mengukur validitas yang diteliti dan dilanjutkan

pemaparan prosedur pengembangan instrument pengumpul data atau pemilihan alat atau

bahan yang digunakan dalam penelitian, (4) pengumpulan data yang meliputi langkah-

langkah yang ditempuh dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dan jadwal

waktu pelaksanaan pengumpulan data, dan (5) analisis data apa yang digunakan dalam

penelitian, misalnya statistik inferensial terdapat statistik parametrik dan nonparametrik.

a. Rancangan Penelitian

 Penjelasan mengenai rancangan atau desain penelitian yang digunakan perlu

diberikan untuk setiap jenis penelitian, terutama penelitian eksperimental. Rancangan

penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh

data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Dalam

penelitian eksperimental, rancangan penelitian yang dipilih adalah yang paling

memungkinkkan peneliti untuk mengendalikan variabel-variabel lain yang diduga ikut

berpengaruh terhadap variabel-variabel terikat. Pemilihan rancangan penelitian dalam

penelitian eksperimental selalu mengacu pada hipotesis yang akan diuji. Pada penelitian

noneksperimental, bahasan dalam subbab rancangan penelitian berisi penjelasan tentang

jenis penelitian yang dilakukan ditinjau dari tujuan dan sifatnya; apakah penelitian

eksploratoris, deskriptif, eksplanatoris, survai, atau penelitian historis, korelasional, dan

komparasi kausal. Di samping itu, dalam bagian ini dijelaskan pula variabel-variabel yang

dilibatkan dalam penelitian serta sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut.

b. Populasi dan Sampel

Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan

mengambil sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi, jika sasaran penelitiannya

adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian,

terutama dalam penelitian eksperimental. Dalam survai, sumber data lazim disebut

responden dan dalam penelitian kualitatif disebut informan atau subjek tergantung pada

cara pengambilan datanya. Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi

penelitian perlu diberikan agar besarnya sampel dan cara pengambilannya dapat

ditentukan secara tepat. Tujuannya adalah agar sampel yang dipilih benar-benar

representatif, dalam arti dapat mencerminkan keadaan populasinya secara cermat.

Kerepresentatifan sampel merupakan kriteria terpenting dalam pemilihan sampel dalam

kaitannya dengan maksud menggeneralisasikan hasil-hasil penelitian sampel terhadap

populasinya. Jika keadaan sampel semakin berbeda dengan kakarteristik populasinya,

maka semakin besar kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya. Jadi, hal-hal yang

dibahas dalam bagian populasi dan sampel adalah (a) identifikasi dan batasan-batasan

tentang populasi atau subjek penelitian, (b) prosedur dan teknik pengambilan sampel,

serta (c) besarnya sampel.

c. Instrumen Penelitian

Pada bagian ini dikemukakan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel

yang diteliti. Sesudah itu barulah dipaparkan prosedur pengembangan instrumen

pengumpulan data atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian.

Dengan cara ini akan terlihat apakah instrumen yang digunakan sesuai dengan variabel

yang diukur, paling tidak ditinjau dari segi isinya. Sebuah instrumen yang baik juag harus

memenuhi persyaratan reliabilitas. Dalam tesis, terutama disertasi, harus ada bagian yang

menjelaskan proses validasi instrumen. Apabila instrumen yang digunakan tidak dibuat

sendiri oleh peneliti, tetap ada kewajiban untuk melaporkan tingkat validitas dan

reliabilitas instrumen yang digunakan. Hal lain yang perlu diungkapkan dalam instrumen

penelitian adalah cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir

pertanyaan/ pernyataan. Untuk alat dan bahan harus disebutkan secara cermat spesifikasi

teknis dari alat yang digunakan dan karakteristik bahan yang dipakai. Dalam ilmu eksakta

istilah instrumen penelitian kadangkala dipandang kurang tepat karena belum mencakup

keseluruhan hal yang digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu, subbab instrumen

penelitian dapat diganti dengan Alat dan Bahan.

d. Pengumpulan Data

Bagian ini menguraikan (a) langkah-langkah yang ditempuh dab teknik yang

digunakan untuk mengumpulkan data, (b) kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat

dalam proses pengumpulan data, serta (c) jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data.

Jika peneliti menggunakan orang lain sebagai pelaksana pengumpulan data, perlu

dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka untuk menjalankan tugas.

Proses mendapatkan ijin penelitian, menemui pejabat yang berwenang, dan hal lain yang

sejenis tidak perlu dilaporkan, walaupun tidak dapat dilewatkan dalam proses pelaksanaan

penelitian.

e. Analisis Data

Pada bagian ini sering digunakan uraian jenis analisis statistik. Dilihat dari metode,

ada dua jenis statistik yang dapat dipilih, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.

Dalam statistik inferensial terdapat statistik parametrikdan statistik nonparametrik.

Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dengan

tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis yang hendak diuji. Oleh

karena itu, hal pokok yang diperhatikan dalam analisis data adalah ketepatan teknik

analisis, bukan kecanggihannya. Beberapa teknik analisis statistik parametrik memang

lebih canggih dan karenanya mampu memberikan informasi yang lebih akurat jika

dibandingkan dengan teknik analisis sejenis dalam statistik nonparametrik. Penerapan

statistik parametrik secara tepat harus memenuhi beberapa persyaratan (asumsi),

sedangkan penerapan statistik nonparametrik tidak menuntut persyaratan tertentu.

    Di samping penjelasan tentang jenis atau teknik analisis data yang digunakan, perlu

juga dijelaskan alasan pemilihannya. Apabila teknik analisis data yang dipilih sudah cukup

dikenal, maka pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang lebar. Sebaliknya, jika

teknik analisis data yang digunakan tidak sering digunakan (kurang populer), uraian

analisis ini perlu diberikan secara lebih rinci. Apabila dalam analisis ini digunakan

komputer perlu disebutkan programnya, misalnya SPSS for Windows. 

4.7 Asumsi atau Anggapan Dasar (jika ada)

    Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang

dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Karena dijadikan

pijakan berpikir, asumsi tidak diragukan lagi kebenarannya. Misalnya, peneliti mengajukan

asumsi bahwa sikap seseorang dapat diukur dengan menggunakan skala sikap. Dalam hal

ini, peneliti tidak perlu membuktikan kebenaran hal yang diasumsikannya, tetapi langsung

memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang diperolehnya. Asumsi dapat bersifat substantif

(teori atau prinsip) atau metodologis. Asumsi substantif berhubungan dengan

permasalahan penelitian, sedangkan asumsi metodologis berkenaan dengan metodologi

penelitian.

4.8 Hipotesis Penelitian (jika ada)

    Tidak semua penelitian (kuantitatif) memerlukan hipotesis penelitian. Penelitian

yang bersifat eksploratoris dan deskriptif tidak membutuhkan hipotesis. Oleh karena itu,

subbab hipotesis penelitian tidak harus ada dalam penelitian (tugas akhir/skripsi, tesis,

atau disertasi hasil penelitian. Secara prosedural, hipotesis penelitian diajukan setelah

peneliti melakukan kajian pustaka karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari

kesimpulan-kesimpulan teoretis yang diperoleh dari kajian pustaka. Hipotesis merupakan

jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling

mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Namun secara teknis, hipotesis penelitian

dicantumkan pada Bab I (Bab Pendahuluan) agar hubungan antara masalah yang diteliti

dan kemungkinan jawabannya menjadi lebih jelas. Atas dasar inilah, maka di dalam latar

belakang masalah harus dipaparkan kajian pustaka yang relevan.

    Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam

rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan

antarvariabel, melainkan telah ditunjukkan sifat hubungan atau keadaan perbedaannya.

Contoh: Ada hubungan positif antara tingkat kecerdasan mahasiswa dengan prestasi

belajar dalam Mata Kuliah Kalkulus.

    Jika dirumuskan dalam bentuk perbedaan menjadi: mahasiswa yang tingkat

kecerdasannya tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dalam Mata Kuliah

Kalkulus dibandingkan dengan yang tingkat kecerdasannya sedang. Rumusan hipotesis

hendaknya: (a) menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih, (b) dirumuskan

secara singkat, padat, dan jelas, serta (c) dapat diuji secara empiris.

4.9 Hasil dan Analisis atau Pembahasan

Bab hasil dan analisis atau pembahasan ini dalam laporan penelitian sering dipisah,

tetapi dikemukakan dalam satu bab pun kemungkinan juga dapat dilakukan dalam karya

tulis penelitian. Dalam bab ini akan dikemukakan data yang dianalisis, disintesis,

diinterpretasi, dan dicari solusinya. Selain itu, bab pembahasan ini berisi argumentasi atau

pendapat peneliti. Bab hasil dapat ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik, gambar, dan

sebagainya. Jika hasil penelitian dideskripsikan dengan kata-kata, kemungkinan uraian

hasil penelitian itu terlalu panjang sehingga kurang efektif.

Idealnyanya, hal –hal yang akan dilakukan oleh peneliti adalah:

(1) menjawab masalah penelitian

(2) memaparkan pencapaian tujuan

(3) menafsirkan temuan

(4) mengintegrasikan temuan ke kumpulan pengetahuan

(5) menjelaskan implikasi temuan

(6) membendingkan dengan temuan lain

(7) menjelaskan hipótesis ditolak (jika ada hipótesis)

Bab hasil dan analisis dapat dikembangkan sesuai dengan tingkat keluasan dan

kebutuhan untuk menjabarkan hasil dan analisisnya. Oleh karena itu, ha-hal yang akan

dicapai dibahas pada bab ini. Beberapa hal yang perlu dicek pada bab ini seperti berikut:

(1) Apakah deskripsi, analisis, dan interpretasi sudah dikemukakan secara lengkap

sehingga pembaca dapat menerimanya?

(2) Apakah semua masalah penelitian sudah terjawab secara terinci yang didasarkan pada

teori penelitian?

(3) Apakah seluruh analisis dan interpretasi itu berkorelasi yang satu dengan yang lain?

(4) Apakah teori-teori yang dipakai sudah teraplikasi dalam analisis?

(5) Apakah istilah-istilah telah dipakai secara tepat dan konsisten?

4.10 Bab Simpulan dan Saran

Bagian ini berisi pernyataan-pernyataan simpulan dari keseluruan analisis.

Simpulan bukanlah ringkasan penelitian, tetapi simpulan merupakan jawaban secara

ringkas dan relevan dengan masalah penelitian. Jika penelitian itu mengemukakan

hipotesis, simpulan merupakan jawaban dari hipotesis dan simpulan yang merupakan

hipotesis itu bisa diterima atau ditolak.

Saran merupakan konskuensi logis dari hasil temuan penelitian. Dengan temuan

tersebut, hal-hal yang disarankan dapat berupa penerapan hasil penelitian, perlunya

penelitian lanjut, dan hambatan-hambatan berarti yang dialami oleh peneliti selama

penelitian sehingga hambatan itu dapat berpengaruh terhadap hasil penelitiannya. Di

samping itu, keberadaan saran dalam penelitian ilmiah tidaklah mutlak karena saran yang

disampaikan akan berhubungan dengan kesimpulan. Oleh karena itu, keberadaan saran ini

bergantung pada jenis permasalahannya.