watak orang arab hijaz dan nejed pra-islam dimas yuri

13
WATAK ORANG ARAB HIJAZ DAN NEJED PRA-ISLAM Dimas Yuri Ramdhana 090664125 [email protected] ABSTRAK Hijaz and Nejed is in North Arabic. The people of North Arabic has many features, the one of it is a character, which be identity of Arabic society. By literature technic, writter researched further about the people of North Arabic in Pra-Islam age. B.F. Skinner’s Theory about proceed of personality estabilishment and Koentjaraningrat’s theory about culture and society became a base in theoretical framework on this research. Personality divided become two, individual personality and general personality which called modal personality. Two things produced two different things. Individual personality produced habit, whereas modal personality produced custom and social system. Arabic environment at north has desert nature which has major influence of habit, custom, and social system that exist in pra-Islam Arabic society. Particularly in Hejaz and Nejed Kata kunci: personality, character, nature, environment A. Pendahuluan Saat saya mendengar, melihat, dan berpikir tentang dunia Arab, beberapa hal langsung terlintas dalam benak saya. Padang pasir yang tandus, gurun pasir yang sangat panas di siang hari dan sangat dingin di malam hari, piramid, pohon dan buah kurma, serta sekumpulan unta dan musafir yang sedang menunggangi unta melewati padang pasir, memakai sorban dan baju panjang, dan memiliki jenggot yang panjang dan lebat, cara berbicara dan watak yang keras. Ini penggambaran Arab menurut saya sebagai orang yang sudah pernah mempelajari tentang kehidupan bangsa Arab. Mungkin bagi sebagian orang yang belum mengenal Arab akan berpandangan lain. Mereka bisa saja berpikir tentang Islam karena adanya dua kota tempat lahir dan pusat agama tersebut, yaitu Mekah dan Madinah yang terletak di Arab Saudi; atau mungkin mereka akan berpikir tentang terorisme. Kejadian pembom-an yang terjadi atas nama Islam mencoreng Watak orang ..., Dimas Yuri Ramdhana, FISIP UI, 2014

Upload: trandien

Post on 31-Dec-2016

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: WATAK ORANG ARAB HIJAZ DAN NEJED PRA-ISLAM Dimas Yuri

WATAK ORANG ARAB HIJAZ DAN NEJED PRA-ISLAM

Dimas Yuri Ramdhana

090664125

[email protected]

ABSTRAK

Hijaz and Nejed is in North Arabic. The people of North Arabic has many features, the one of

it is a character, which be identity of Arabic society. By literature technic, writter researched

further about the people of North Arabic in Pra-Islam age. B.F. Skinner’s Theory about

proceed of personality estabilishment and Koentjaraningrat’s theory about culture and society

became a base in theoretical framework on this research. Personality divided become two,

individual personality and general personality which called modal personality. Two things

produced two different things. Individual personality produced habit, whereas modal

personality produced custom and social system. Arabic environment at north has desert

nature which has major influence of habit, custom, and social system that exist in pra-Islam

Arabic society. Particularly in Hejaz and Nejed

Kata kunci: personality, character, nature, environment

A. Pendahuluan

Saat saya mendengar, melihat, dan berpikir tentang dunia Arab, beberapa hal langsung

terlintas dalam benak saya. Padang pasir yang tandus, gurun pasir yang sangat panas di siang

hari dan sangat dingin di malam hari, piramid, pohon dan buah kurma, serta sekumpulan unta

dan musafir yang sedang menunggangi unta melewati padang pasir, memakai sorban dan

baju panjang, dan memiliki jenggot yang panjang dan lebat, cara berbicara dan watak yang

keras. Ini penggambaran Arab menurut saya sebagai orang yang sudah pernah mempelajari

tentang kehidupan bangsa Arab.

Mungkin bagi sebagian orang yang belum mengenal Arab akan berpandangan lain.

Mereka bisa saja berpikir tentang Islam karena adanya dua kota tempat lahir dan pusat agama

tersebut, yaitu Mekah dan Madinah yang terletak di Arab Saudi; atau mungkin mereka akan

berpikir tentang terorisme. Kejadian pembom-an yang terjadi atas nama Islam mencoreng

Watak orang ..., Dimas Yuri Ramdhana, FISIP UI, 2014

Page 2: WATAK ORANG ARAB HIJAZ DAN NEJED PRA-ISLAM Dimas Yuri

agama Islam serta Arab. Saat orang tersebut melihat orang-orang yang memiliki ciri fisik

seperti orang Timur Tengah mereka akan langsung berpikir tentang terorisme..

Dalam menyusun jurnal ini, Penulis memiliki beberapa perumusan masalah yang

menjadi pokok permasalahan dalam menulis jurnal. Hal ini agar pembahasan yang penulis

bahas tidak melenceng terlalu jauh dari pokok pembahasan. Penulis mempunyai pertanyaan-

pertanyaan yang menjadi masalah. Seperti apa watak pada orang Arab Utara Pra-Islam?

Bagaimana pembentukan watak orang Arab Utara Pra-Islam?

Dengan adanya perumusan masalah di atas, penulis membuat tujuan penelitian dalam

jurnal. Penulisan jurnal ini mempunyai tujuan, yaitu menjelaskan watak masyarakat Arab

Utara Pra-Islam secara umum dan memahami proses pembentukan watak masyarakat Arab

Utara Pra-Islam.

Orang Arab Hejaz dan Nejed Pra-Islam

Apa yang disebut Arab pada saat ini dengan Arab pada zaman pra-Islam, tidaklah sama.

Pada zaman modern ini Arab terbagi-bagi dengan garis-garis batas negara dan administrasi.

Sedangkan Arab pada zaman pra-Islam bukanlah Arab pada zaman ini.

Philip K. Hitti membagi Arab pada zaman pra-Islam menjadi dua, yaitu Arab Utara

dan Arab Selatan. Orang-orang Arab Utara kebanyakan merupakan orang-orang nomad yang

tinggal di “rumah-rumah bulu” di Hijaz dan Nejed. Orang-orang Arab Utara berbicara

dengan bahasa Arab paling unggul. Bahasa Arab yang kemudian menjadi bahasa yang

digunakan dalam Al-Quran (2008: 37). Hejaz dan Nejed yang berada di tengah Arab

dikelilingi oleh padang pasir dan gurun. Orang-orang Badui nomad berpindah-pindah

menjelajah wilayah padang pasir mencari oasis di dalamnya. Disebutkan bahwa lima

perenam penduduk Hijaz adalah nomaden (Hitti, 2008: 21). Sedangkan, Arab Selatan terdiri

dari Yaman dan Hadramaut. Yaman dan Hadramaut merupakan wilayah yang bersentuhan

dengan laut. Maka terdapat perbedaan antara orang-orang Arab Utara yang hidup dengan

cara nomaden di tengah gurun dengan orang-orang Arab Selatan yang sering melakukan

interaksi dengan orang-orang yang datang ke pelabuhan. Adanya transaksi perdagangan

dengan bangsa lain, membuat orang-orang Selatan berkembang lebih pesat ketimbang orang

Arab di bagian utara.

Perbedaan signifikan antara dua wilayah tersebut yang berisikan orang-orang berjiwa

petualang. Orang-orang Badui nomaden di Hejaz dan Nejed berpetualang menjelajahi

Watak orang ..., Dimas Yuri Ramdhana, FISIP UI, 2014

Page 3: WATAK ORANG ARAB HIJAZ DAN NEJED PRA-ISLAM Dimas Yuri

padang pasir mencari oasis untuk kehidupan, namun tidak keluar dari area padang pasir.

Sebaliknya, orang-orang Arab Selatan menjelajah dengan lautan dan berdagang sehingga

lebih dulu menancapkan keikutsertaan dalam dunia internasional (Hitti, 2008: 39)

B. Metodelogi & Kerangka Teori

Untuk meneliti lebih lanjut mengenai watak orang Arab Hejaz dan Nejed Pra-Islam,

Penulis membutuhkan sebuah metode, yaitu, metode kualitatif. Dengan kajian kepustakaan.

Penulis mengambil sumber-sumber mengenai watak dan kepribadian masyarakat Arab Hejaz

dan Nejed Pra-Islam dari berbagai literatur yang penulis temukan. Dari berbagai buku,

artikel, dan internet.

Ada beberapa teori para ahli yang akan penulis gunakan sebagai kerangka teori dalam

menulis jurnal ini. Berikut beberapa teori yang berkaitan dengan kepribadian atau watak;

Kepribadian dalam bahasa Inggris adalah personality, yang berasal dari kata Latin “persona”

yang mempunyai arti topeng. Dahulu kala, topeng digunakan dalam teater untuk

menunjukkan karakter tokoh yang diperankan (Sarlito Sarwono, 2012: 169).

Allport mengatakan, “Character is personality evaluated and personality is

character devaluated” (Sumadi Surya Brata, 1983: 250). Dalam buku karya Sumadi

dikatakan bahwa, istilah watak (karakter) dan kepribadian sering dipergunakan secara

bertukar-tukar, namun Allport menunjukkan, bahwa biasanya kata watak menunjukkan arti

normatif. Dilihat dari pernyataan Allport di atas, watak merupakan kepribadian yang sudah

dipilah-pilah, diseleksi, atau dievaluasi. Menurut kaum Behavioris, dipelopori oleh B.F.

Skinner, memandang kepribadian sebagai rangkaian kebiasaan (habit) yang tersusun dari

sejumlah hubungan rangsang (stimulus) dan reaksi (response) yang memperoleh penguatan

(reinforcement) (Sarlito W. Sarwono, 2012: 169). Dilihat dari pandangan kaum Behavioris,

kepribadian atau watak merupakan reaksi (response) terhadap suatu peristiwa atau kejadian

(stimulus) yang terjadi berulang-ulang (habit) sehingga mengalami penguatan

(reinforcement). Dengan mengalami reinforcement maka watak atau kepribadian tertanam di

dalam individu-individu tersebut (pembawaan). Stimulus tersebut merupakan kejadian atau

peristiwa yang didapatkan dari lingkungan seperti tetangga atau siklus alam. Bahkan bencana

dan musibah bisa dimasukkan ke dalam siklus alam yang terus menerus di satu tempat.

Watak orang ..., Dimas Yuri Ramdhana, FISIP UI, 2014

Page 4: WATAK ORANG ARAB HIJAZ DAN NEJED PRA-ISLAM Dimas Yuri

Contohnya seperti di Jepang dengan gempanya, dan di wilayah Amerika yang sering terjadi

angin tornado.

Dalam bukunya, Pengantar Antropologi, Koentjaraningrat menyebutkan bahwa

kepribadian dibagi dua yaitu kepribadian individu dan kepribadian umum. Kepribadian

individu (individual personality) menghasilkan kebiasaan (habit), yang dipelajari dalam ilmu

psikologi. Kepribadian umum (modal personality) menghasilkan adat istiadat (customs) dan

sistem sosial (social system), yang dipelajari oleh ilmu sosial seperti antropologi dan

sosiologi (Koentjaraningrat, 1986: 116). Pendapat tentang sikap masyarakat di daerah

tertentu, dibangun dengan sikap-sikap masing-masing individu di dalam masyarakat tersebut.

Para pengarang etnografi pada abad ke-19 hingga tahun 1930-an sering mencantumkan dalam

karangan etnografi mereka suatu pelukisan tentang watak atau kepribadian umum dari para

warga yang menjadi topik etnografi mereka. Pelukisan itu biasanya berdasarkan kesan-kesan

yang mereka dapatkan dari pengalaman-pengalaman mereka bergaul dengan individu-

individu yang sedang mereka teliti (Koentjaraningrat, 1986: 116).

Dalam bukunya Hitti menuliskan, “Di antara dua keturnan bangsa Semit yang masih

bertahan saat ini, orang-orang keturunan Arab, yang jumlahnya lebih banyak ketimbang

keturunan Yahudi, telah melestarikan ciri khas fisik dan sikap mental rumpun bangsa ini.”

(2008: 9) Hitti menyatakan bahwa Orang Arab melestarikan keturunan Arab dengan khas ciri

fisik dan sikap mental (kepribadian dan watak). Ini mempertegas bahwa identitas masyarakat

Arab bisa dilihat, selain dari segi fisiknya juga dari sikap mental. Sikap mental ini

merupakan bagian dari watak (karakter) yang merupakan keturunan dari kepribadian.

C. Pembahasan

Pembentukan Watak Masyarakat Arab

Disebutkan dalam buku Middle East Patterns, karangan Colbert C. Held (1989: 48),

“Markedly high temperatures prevail more than half of the year in most of the Middle East,

except in the more elevated areas.” Suhu yang tinggi dan curah hujan yang rendah

membentuk sebagian kondisi alam Timur Tengah menjadi gersang. Membuat air menjadi

jarang dan langka. Air yang merupakan sumber kehidupan menjadi rebutan makhluk hidup,

manusia dan hewan. Air menumbuhkan tumbuhan. Tumbuhan menggemukkan binatang-

binatang ternak. Binatang ternak digunakan manusia menjadi sandang dan pangan. Dimakan

Watak orang ..., Dimas Yuri Ramdhana, FISIP UI, 2014

Page 5: WATAK ORANG ARAB HIJAZ DAN NEJED PRA-ISLAM Dimas Yuri

dagingnya, diminum susunya, dijadikan pakaian bulunya, dan menjadi alat transportasi untuk

beberapa hewan seperti unta dan kuda.

Ada tiga rangkaian menurut B.F. Skinner mengenai kepribadian. Yang pertama adalah

kebiasaan (habit). Koentjaraningrat menyebutkan tingkah laku berpola, yaitu, suatu kebiasaan

(habit) maupun berbagai macam materi yang menyebabkan timbulnya kepribadian

(personality) (Koentjaraningrat, 1986: 115). Hidup dalam lingkungan alam yang gersang dan

minim sumber makanan dan air membuat orang-orang Arab di padang pasir harus bisa

bertahan. Kehidupan seperti ini menimpa semua orang Arab didaerah padang pasir. Mencari

oase atau sumber mata air. Berperang, surviving, dan berpuisi sudah menjadi kebiasaan bagi

orang-orang Arab Utara dalam pengembaraannya.

Yang kedua menurut B.F. Skinner adalah rangsang (stimulus) dan reaksi (response).

Sebuah rangsang (stimulus) mempengaruhi sebuah individu. Bisa menjadi baik dengan

melakukan reaksi (response) dengan tepat atau menjadi buruk dengan reaksi yang tak

seharusnya. Ketika seorang tamu datang ke sebuah kabilah Arab (stimulus), maka kabilah

tersebut akan menyambut tamu tersebut dengan hangat (response) (Hitti, 2008: 31). Reaksi

dengan sambutan hangat terhadap tamu, rangsang, dinilai sangat prinsip. Berbeda jika

terdapat sebuah kabilah yang datang ke kabilah lain dengan maksud mencari sumber

makanan dan air (stimulus), biasanya akan terjadi peperangan antar kabilah tersebut

(response). Ini merupakan memperjuangkan keberlangsungan akan suku (kabilah) masing-

masing yang dianggap sesuatu yang terhormat di dalamnya. Masing-masing reaksi (response)

memiliki perbedaan antara dua rangsang yang berbeda, namun dianggap reaksi tersebutlah

yang tepat karena sudah merupakan kebiasaan mereka.

Hal terakhir menurut B.F. Skinner, adalah penguatan (reinforcement). Kebiasaan

sendiri adalah sesuatu yang berulang-ulang. Jika sesuatu sudah terjadi berulang-ulang maka

hal itu semakin kuat dan melekat. Sama halnya dengan sebuah tingkah laku (action)

(Koentjaraningrat, 1986: 139). Sesuatu yang terus dilakukan secara berulang-ulang dan

mengalami penguatan. Penguatan bisa dapat beberapa bentuk. Salah satu contoh terjadinya

legalitas atau dijadikan sebagai penerapan hukum. Seperti kebiasaan darah dibayar dengan

darah pada orang-orang Badui. Pada masa Islam, kebiasaan tersebut mengalami penguatan

dengan adanya hukum qisas.

Lingkungan membentuk sebuah individu untuk bertindak benar dan tepat sesuai dengan

keadaan lingkungan tersebut. Alam yang tandus membuat setiap manusia sulit untuk

Watak orang ..., Dimas Yuri Ramdhana, FISIP UI, 2014

Page 6: WATAK ORANG ARAB HIJAZ DAN NEJED PRA-ISLAM Dimas Yuri

memenuhi kebutuhan mereka di sana. Kesulitan untuk mendapatkan kebutuhan membuat

oase dan sumber air serta makanan menjadi sesuatu yang sangat mahal dan diperjuangkan.

Bahkan terjadinya perang. Hitti menuliskan, “Alasan-alasan kenapa bangsa-bangsa yang

berbahasa Arab, terutama suku-suku nomad, dianggap sebagai representasi terbaik dari

rumpun Semit, baik dari sisi biologis, psikologis, sosial maupun bahasa, bisa ditelusuri dari

keterasingan mereka secara geografis dan dari keseragaman kehidupan padang pasir yang

monoton. Karakter etnis mereka yang khas dibentuk oleh lingkungan yang keras dan

terisolasi-.”(2008: 10) Alam yang tandus menghasilkan sebuah kebiasaan yang keras dalam

kehidupan orang-orang Arab. Kebiasaan yang keras mendapatkan stimulus dari berbagai

gejala alam dan peristiwa-peristiwa sosial. Lalu bereaksi sesuai keadaan lingkungan dan

mengalami penguatan dengan peraturan atau adat.

Seperti apa yang didefinisikan Gordon W. Allport mengenai kepribadian, “Kepribadian

adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri dari sistem psiko-fisik yang

menentukan cara penyesuaian diri yang unik (khusus) dari individu tersebut terhadap

lingkungannya.” (Sarlito W. Sarwono, 2012: 171) Melihat definisi kepribadian menurut

Allport, lingkungan mempunyai pengaruh dalam membentuk kepribadian. Baik lingkungan

sosial maupun Alam. Lalu lingkungan seperti apa yang ada di Hejaz dan Nejed?

Lingkungan Arab Hejaz dan Nejed

Watak orang ..., Dimas Yuri Ramdhana, FISIP UI, 2014

Page 7: WATAK ORANG ARAB HIJAZ DAN NEJED PRA-ISLAM Dimas Yuri

Salafiaqeedah.blogspot.com

Arab Selatan pada masa lampau merupakan tempat perdagangan internasional. Salah

satu komoditi yang terkenal di sana adalah pohon gaharu. Pohon yang merupakan sumber

minyak wangi. Selain itu, juga terdapat macam rempah-rempah sebagai bumbu masak, buah,

kain sutera dari Cina, dan hasil alam yang lain yang berada di Arab ataupun diimpor dari

tempat lain, namun diperjualbelikan di sana. Oleh karena itu, banyak bangsa lain datang ke

Pasar Muza di daerah Yaman untuk bertransaksi di sana. Selain itu, wilayah Asir dan Yaman

adalah daerah dengan curah hujan yang cukup untuk bercocok tanam dengan teratur (Hitti,

2008: 21).

Berbanding terbalik dengan apa yang terjadi di Selatan, Hejaz dan Nejd sebagian

besar adalah stepa, padang rumput dan gurun pasir (Hitti, 2008: 19) dengan curah hujan yang

rendah dan suhu yang tinggi membuat kelembapan jauh dari kata cukup. Sehingga tidak

cocok untuk melakukan kegiatan bercocok tanam di daerah tersebut. Padang rumput yang ada

bukanlah padang rumput yang seperti kita lihat di Indonesia yang hijau, seperti di Kebun

Raya Bogor misalnya. Ditambah dengan adanya badai musiman dari gurun yang membawa

kekeringan. Halim Barakat menambahkan, hampir 80 persen lebih dari seluruh Arab

merupakan kawasan gurun pasir dan semi gurun pasir dengan beberapa oasis yang berserakan

(tahun tidak ada: 36). Terdapat pegunungan di sebelah barat Hijaz yang menutup ke arah laut

Merah curam dan pendek.

Di daratan Arab terdapat tiga gurun: Al-Nufud, dataran yang memiliki pasir putih

dan merah yang terbentang di Arab Utara. Nufud mempunyai sebutan al-badiyah atau al-

dahna. Dataran yang kering ini akan menjadi lebih hijau ketika musim dingin tiba dan hujan

turun, walau tidak semua wilayah menjadi hijau. Binatang-binatang ternak milik orang-orang

Badui nomad akan digiring ke sana.

Al-Dahna, daratan berpasir merah yang menyambung dari Al-Nufud di utara hingga

gurun pasir Al-Rab’ Al-Khali di selatan. Al-Rab’ Al-Khali sebuah daerah tak berpenghuni di

Semenanjung Arab. Dataran yang lebih luas dari Al-Nufud merupakan kawasan padang pasir

yang luas dan jauh dari kehidupan. Selain gurun, terdapat daratan yang terbentuk dari lava

bergelombang yang memiliki keretakan di atas permukaan pasir berbatu. Daratan ini disebut

Al-Harrah. Al-Harrah dapat dijumpai di wilayah barat hingga ke tengah lalu ke utara hingga

wilayah Hauran sebelah timur.

Watak orang ..., Dimas Yuri Ramdhana, FISIP UI, 2014

Page 8: WATAK ORANG ARAB HIJAZ DAN NEJED PRA-ISLAM Dimas Yuri

Watak Masyarakat Arab Utara Pra-Islam

Watak orang-orang Arab yang independen telah menjadi bahan pujian dan kekaguman

para penulis Eropa sejak masa lalu hingga masa hingga masa Gibbon. Orang Arab sendiri

menyadari kelebihan yang telah diberikan oleh lingkungan tempat tinggal mereka. Terjadi

perdebatan di dalam sebuah pertemuan mereka dengan Kaisar Persia yang juga dihadiri oleh

duta-duta dari Bizantium, India, dan Cina, ketika seorang utusan dari Arab memaparkan

dengan sangat fasih dan tegas butir-butir penting yang menjadi keunggulan bangsanya. (Hitti,

2008: 56-57). Namun, sayang, dengan keterbatasan waktu saya tidak menemukan isi butir-

butir mengenai keunggulan bangsa Arab. Watak independen berjiwa bebas dan petualang

membuat orang-orang Arab mampu bertahan dalam sulitnya kehidupan padang pasir yang

monoton dan penuh tantangan.

Di bagian utara, suku-suku nomaden hidup dan bermasyarakat dengan aturan mereka

sendiri. Kabilah (suku) yang dibentuk oleh klan (kaum). Setiap kabilah berusaha memenuhi

kebutuhan mereka dengan cara apapun. Cara damai atau bahkan peperangan. Salah satu

fenomena penting yang dimunculkan oleh pola relasi antar suku di kawasan Semenanjung

Arab adalah maraknya pembegalan, atau perompakan terhadap kafilah yang sedang lewat

atau perkemahan suku lain (Hitti, 2008: 30). Watak yang keras dan tidak mau kalah menjadi

bagian dari diri mereka. Memperjuangkan keberlangsungan suku (kabilah) adalah

mempertahankan nama keluarga. Keras dan tidak mau kalah akan suku lain dan berusaha

menaikkan derajat sukunya diatas suku-suku lain. Tidak ada yang tersisa di padang pasir

kecuali kehormatan klan. Mungkin sama halnya tentang harga diri di Jepang. Praktek

harakiri, yaitu bunuh diri untuk menjaga kehormatan dan harga diri, menunjukkan harga diri

dan kehormatan yang berlebih.

Fenomena pembegalan menjadi semacam institusi sosial. Walaupun mereka membegal,

akan tetapi dilarang membunuh suku lain kecuali jika terpaksa. Mereka mempunyai aturan

nyawa dibalas dengan nyawa. Dalam tata pergaulan sosial, meskipun dikenal sebagai orang

yang keras dan kejam pada musuhnya, orang badui merupakan sahabat yang setia dan

pemurah (Hitti, 2008: 31). Kesetiaan dalam persahabatan melambangkan watak yang teguh.

Selain setia dengan persahabatan, mereka juga kuat memegang peraturan yang ada turun

temurun. Banyak penyair Pra-Islam mendendangkan pujian terhadap sifat ramah tamah

(dhiyafah), ketabahan (hamasah), dan kewibawaan laki-laki (muru‟ah) (Hitti, 2008: 31).

Watak orang ..., Dimas Yuri Ramdhana, FISIP UI, 2014

Page 9: WATAK ORANG ARAB HIJAZ DAN NEJED PRA-ISLAM Dimas Yuri

Kesadaran akan sulitnya kehidupan di gurun membuat mereka mengerti satu sama lain

keadaan sebuah kabilah. Karenanya, ketika seseorang bertamu tidak yang harus dilakukan

kecuali menyambutnya dengan sangat baik dan hormat.

Kebiasaan

Kepribadian individu (individual personality) menghasilkan kebiasaan (habit), yang

dipelajari dalam ilmu psikologi (Koentjaraningrat, 1986: 116). Ketika seorang individu

melakukan sebuah aksi dan reaksi terhadap sesuatu yang ada dalam lingkungannya,

contohnya seperti masalah sosial, politik, ekonomi, atau bahkan alam, dan itu dilakukan

secara terus menerus menjadi sebuah rutinitas atau kebiasaan. Contohnya, kebiasaan para

warga desa di daerah tengah pedalaman dan pesisir. Seorang Petani akan mengetahui apa

yang harus ia lakukan jika terjadi sesuatu terhadap cuaca dan ekosistem di sekitar sawahnya.

Seorang nelayan mengetahui kapan dan dimana alam dan cuaca memudahkannya dalam

menangkap ikan. Di sanalah tujuan mereka. Sebagaimana dengan orang-orang badui di Arab

Utara yang mempunyai tujuan yaitu makanan dan air yang berada di sekitar oase. Berdirinya

kota Mekah adalah bukti bahwa sumber air menjadi tujuan orang-orang di tanah Arab yang

susah akan sumber air. Sumber mata air Zam-zam mendirikan satu kota yang nantinya

menjadi sangat penting perannya di dunia. Kebiasaan mengembala binatang ternak, mengurus

anak dan suami bagi para istri, berungkapan dengan syair dan puisi, dan kebiasaan kecil

maupun besar yang lain.

Adat Istiadat dan Sistem Sosial

. Lain jika suatu organisasi dikepalai dengan satu orang dengan dikepalai banyak orang.

Lihat bagaimana sebuah negara dengan pemerintahan diktator dengan pemerintahan

demokrasi. Yang kita lihat disini bukan sistem pemerintahan mana yang lebih berdampak

baik terhadap sebuah negara, melainkan jalannya pemerintahan. Demokrasi dijalankan

dengan banyak pemikiran dan aspirasi. Diktator dijalankan dengan sedikit pemikiran, sang

kepala pemerintahan dan segelintir orang kepercayaannya, menghasilkan suatu rumusan yang

berbeda dengan pemerintahan demokrasi. Sama halnya dengan kepribadian individu dan

kepribadian masyarakat, kepribadian berbagai masyarakat. Kepribadian umum (modal

Watak orang ..., Dimas Yuri Ramdhana, FISIP UI, 2014

Page 10: WATAK ORANG ARAB HIJAZ DAN NEJED PRA-ISLAM Dimas Yuri

personality) menghasilkan adat istiadat (customs) dan sistem sosial (social system), yang

dipelajari oleh ilmu sosial seperti antropologi dan sosiologi (Koentjaraningrat, 1986: 116).

Kuatnya semangat dan ikatan kesukuan memunculkan satu jenis semangat yang dikenal

dengan sebutan „ashabiyyah (semangat kesukuan). (Hitti, 2008: 34). Setiap individu hidup di

dalam kabilah atau suku, kecuali orang-orang yang terbuang dari sukunya. Setiap klan

dipimpin oleh seorang syeikh. Ia adalah anggota senior di dalam klannya. Kualifikasi

individual menjadi acuan utama dalam penentuan seseorang yang layak. Dalam persoalan

hukum, militer, dan kepentingan bersama, seorang syeikh harus berkonsultasi dengan dewan

suku yang terdiri atas para kepala keluarga. Kabilah merupakan institusi sosial. Terdapat

sistem sosial, hierarki, dan adat di dalamnya.

D. Kesimpulan

Kebiasaan yang terus berlangsung dapat membentuk suatu budaya. Salah satu

contohnya budaya menari di beberapa negara eropa dan latin. Budaya dalam bahasa inggris

adalah culture yang berasal dari bahasa latin yaitu, colere yang mempunyai arti mengolah

tanah, menggarap tanah, menanam, memelihara, menghuni, menghormati, atau menyucikan

(Djoko Widagdho, DKK. 2001: 18). Apa yang dapat diolah dari padang pasir yang tandus

dan memiliki oase serta padang rumput? Tidak ada yang bisa digarap dari padang pasir yang

tandus. Oase dan padang rumputlah yang bisa dijadikan sumber makanan bagi hewan ternak

mereka. Oleh karena itu, orang-orang Arab nomaden memperebutkan oase yang merupakan

sumber mata air, sumber kehidupan. Kehidupan keras padang pasir menghasilkan sebuah

siklus kehidupan orang-orang Arab Hejaz dan Nejd. Kehidupan di padang pasir membentuk

peraturan yang tidak tetulis untuk menjalankan suatu bentuk sosial antar klan. Bentuk sosial

tersebut salah satunya adalah perang. Jika perang saja adalah bentuk sosial, maka

terbentuklah kepribadian yang keras, kuat, dan teguh. Mereka berperang untuk

mempertahankan kehidupan klannya. Namun, tidak hanya persaingan yang keras di dalam

sebuah peperangan, tetapi juga ada pertemanan dan persahabatan yang setia. Saya

menyimpulkan tiga watak yang dimiliki orang-orang hejaz dan Nejd. Pertama jiwa petualang.

Berjiwa petualang mengalami pelbagai rintangan hidup di gurun. Mereka berpetualang

menjelajahi gurun mencari sumber mata air, walaupun mereka tidak melakukan

pengembaraan keluar gurun seperti yang dilakukan oleh orang-orang Arab Selatan dengan

lautnya. Kedua adalah watak yang keras dan tak mau kalah. Dalam memenuhi kebutuhan

Watak orang ..., Dimas Yuri Ramdhana, FISIP UI, 2014

Page 11: WATAK ORANG ARAB HIJAZ DAN NEJED PRA-ISLAM Dimas Yuri

agar tetap bertahan hidup sangat sulit. Bagaimana dengan peperangan yang menjadi lembaga

sosial? Ketiga, keramahan, kesetiaan, dan persahabatan tanpa memandang bulu pada tamu

atau pendatang. Tiga hal ini terdapat dalam banyak literatur dan syair-syair Arab. Khususnya

syair-syair pada zaman pra-Islam.

Daftar Pustaka

Held, Colbert C. Middle East Patterns. Colorado: Westview Press, Inc. 1989

Sarwono, Sarlito W. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Cet ke-

4. 2012

Hitti, Philip K. History of the Arabs. Jakarta: Serambi. 2008

Surya Brata, Sumadi. Psikologi Kepribadian. Jakarta: CV. Rajawali. 1983

Koentjaraningrat. Pengantar Antropologi. Jakarta: Aksara Baru. 1986

Watak orang ..., Dimas Yuri Ramdhana, FISIP UI, 2014

Page 12: WATAK ORANG ARAB HIJAZ DAN NEJED PRA-ISLAM Dimas Yuri

Watak orang ..., Dimas Yuri Ramdhana, FISIP UI, 2014

Page 13: WATAK ORANG ARAB HIJAZ DAN NEJED PRA-ISLAM Dimas Yuri

Watak orang ..., Dimas Yuri Ramdhana, FISIP UI, 2014