appliedapproach.files.wordpress.comappliedapproach.files.wordpress.com/2016/03/aa-buku-a… ·...
TRANSCRIPT
Dosen Pengampu : Agnes Mutiara, S.Tr.KebSKS : 3SKS
STIKES KARYA HUSADA SEMARANG2016
1 Buku Ajar| Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI DAN
BALITA
Konsep Dasar Asuhan Neonatal, Bayi dan Balita 100 Menit
PENDAHULUAN
Asuhan Kebidanan adalah perawatan yang diberikan oleh bidan. Jadi, asuhan kebidanan
pada neonatus, bayi, dan balita adalah perawatan yang diberikan oleh bidan pada bayi baru lahir,
bayi, dan balita. Neonatus, bayi, dan balita dengan masalah adalah suatu penyimpangan yang
dapat menyebabkan gangguan pada neonatus, bayi dan balita. Apabila tidak diberikan asuhan
kebidanan pada neonatus, bayi, dan balita pada masa perkkuliahan, sehingga pada saat calon
bidan diterjunkan di lahan praktek sudah mampu untuk memberikan asuhan kebidanan pada
neonatus, bayi, dan balita dengan benar.
Sejak hamil semua orang tua sudah pasti membayangkan keadaan bayi mereka ketika
lahir, bagaimana mukanya, apakan ia lebih mirip ibu atau ayahnya dan mungkin saja ada
bayangan tentang sosok bayi yang baru lahir adalah seperti yang tergambar sempurna seperti
yang kerap ditampilkan dalam berbagai media, kepala bulat, kulit mulus, mata jernih, bahkan
wajah yang menarik. Hingga saat kelahirannya, pasangan merasa kecewa karena penampilan si
kecil saat baru saja dilahirkan tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya.
Definisi dari asuhan neonatus, bayi dan balita itu sendiri adalah kemampuan untuk
memberikan asuhan pada neonatus (24 jam setelah lahir sampai dengan 28 hari) bayi dan balita
yang didasari oleh konsep, sikap dan keterampilan. Topik-topik yang akan dibahas meliputi:
2 Buku Ajar| Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita
adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar uterus, pencegahan infeksi, penampilan dan
perilaku bayi baru lahir, rawat gabung dan bounding attachment.
TUJUAN MATA KULIAHA. Deskripsi Singkat Mata Kuliah
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memberikan
Asuhan Kebidanan pada neonatus, bayi dan balita pasca persalinan dengan pendekatan
manajemen kebidanan didasari konsep-konsep, sikap dan keterampilan serta hasil evidence
based dengan pokok bahasan konsep dasar asuhan kebidanan neonatus, bayi dan balita.
B. Kegunaan/Manfaat Mata Kuliah
Dengan adanya mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita dngan pokok
bahasan Konsep Dasar Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita diharapkan mahasiswa menjadi
lebih kompeten dan lebih profesional dalam :
1. Menjelaskan tentang adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar uterus
2. Menjelaskan tentang pencegahan infeksi
3. Menjelaskan tentang penampilan dan perilaku bayi baru lahir
4. Menjelaskan tentang rawat gabung
5. Menjelaskan tentang bounding attachment
C. Standar Kompetensi Mata Kuliah
Standar kompetensi mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita adalah
mahasiswa mampu memahami konsep dasar asuhan neonatus, bayi dan balita meliputi;
3 Buku Ajar| Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita
adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan diluar uterus, pencegahan infeksi, penampilan
dan perilaku bayi baru lahir, rawat gabung dan bounding attachment.
D. Susunan Urutan Bahan Ajar
1. Adaptasi Bayi Baru Lahir terhadap Kehidupan Diluar Uterus
2. Pencegahan Infeksi
3. Penampilan dan perilaku Bayi Baru Lahir
4. Rawat Gabung
5. Bounding Attachment
E. Petunjuk Bagi Mahasiswa
Mahasiwa dapat mempelajari bahan ajar (modul) ini dan membaca referensi yang
direkomendasikan sebagai buku acuan yang sudah ada.
4 Buku Ajar| Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita
URAIAN MATERI
A. Kompetensi Dasar dan Indikator
NO Kompetensi Dasar Indikator
1. Memahami konsep dasar asuhan neonatal, bayi
dan balita
1. Menjelaskan tentang adaptasi bayi baru lahir
terhadap kehidupan diluar uterus
2. Menjelaskan tentang pencegahan infeksi
3. Menjelaskan tentang penampilan dan perilaku bayi
baru lahir
4. Menjelaskan tentang rawat gabung
5. Menjelaskan tentang bounding attachment
B. Materi
Konsep Dasar Asuhan Neonatal, Bayi dan Balita
1) Adaptasi Bayi Baru Lahir terhadap Kehidupan Diluar Uterus
Penelitian menunjukan bahwa 50% kematian bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu
dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan Bayi Baru Lahir yang sehat
akan menyebabkan kelainan-kelainan yang menyebabkan cacat seumur hidup bahkan
kematian. Misalnya karna hipotermi akan menyebabkan hipoglikemia dan akhirnya dapat
terjadi kerusakan otak. Pencegahan merupakan hal terbaik yang harus dilakukan dalam
penanganan neonatal sehingga neonatus sebagai organisme yang harus menyesuaikan diri
dari dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin dapat bertahan dengan baik karena periode
5 Buku Ajar| Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita
neonatal merupakan periode yang paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan
bayi. Proses adaptasi fisiologis yang dilakukan bayi baru lahir perlu di ketahui dengan baik
oleh tenaga kesehatan khususnya bidan, yang selalu memberikan pelayanan kesehatan bagi
ibu, bayi dan anak.
Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari
kehidupan di dalam uterus. Kemampuan adaptasi fisiologis ini di sebut juga homeostatis, bila
terdapat gangguan adaptasi, maka bayi akan sakit.
2) Pencegahan Infeksi
Menurut laporan kelompok kerja WHO pada bulan april 1994,dari 8,1 juta kematian bayi
di dunia,48% diantaranya adalah kematian neonatal.Sekitar 60% diantaranya merupakan
kematian bayi berumur kurang dari 7 hari serta kematian bayi berumur lebih dari 7 hari
akibat gangguan perinatal.Sekitar 42% kematian neonatal disebabkan oleh infeksi seperti
tetanus neonatorum,sepsis,meningitis,pneumonia dan diare.Pada kematian neonatal karena
infeksi,dua pertiganya berkaitan erat dengan proses persalinan.
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan pada bayi
baru lahir, karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Pada saat penanganan bayi
baru lahir, pastikan penolong untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi. Tindakan
pencegahan infeksi pada bayi baru lahir, adalah sebagai berikut:
Mencuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak dengan bayi.
Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum di mandikan
Memastikan semua peralatan,termasuk klem gunting dan benang tali pusat telah di
desinfeksi tingkat tinggi atau steril.jika menggunakan bola karet penghusap,pakai yang bersih
dan baru,jangan pernah menggunakan bola karet penghisap untuk lebih dari satu bayi.
6 Buku Ajar| Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita
Memastikan bahwa semua pakaian,handuk,selimut serta kain yang di gunakan untuk
bayi,telah dalam keadaan bersih
Memastikan bahwa timbangan,pita pengukur,termometer dan stetoskop serta benda-
benda lain yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih.
Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri,terutama payudaranya dengan mandi setiap
hari(puting susu tidak boleh di sabun).
Membersihkan muka,pantat dan tali pusat bayi baru lahir dengan air bersih,hangat dan
denagan sabun setiap hari.
Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan memastikan orang yang
memegang bayi sudah cuci tangan sebelumnya.
Upaya lain yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi pada bayi baru lahir
adalah:
Pencegahan infeksi pada tali pusat
Upaya ini di lakukan dengan merawat tali pusat yang berarti menjaga agar luka tersebut tetap
bersih,tidak terkena air kencing,kotoran bayi atau tanah.Dilarang membubuhkan atau
mengoleskan ramuan,abu dapur dan sebagainya pada luka tali pusat,sebab akan
menyababkan infeksi dan tetanus yang dapat berakhir pada kematian neonatal.Tanda-tanda
infeksi tali pusat harus di waspadai,antara lain kulit sekitar tali pusat bewarna
kemerahan.berbau busuk dan ada pus/ nanah serta mengawasi jika pada tali pusat ditemukan
perdarahan,pembengkakan,keluar cairan tampak merah dan berbau busuk.
Pencegahan infeksi pada kulit
Beberapa cara yang di ketahui dapat mencegah terjadi infeksi pada kulit bayi baru lahir atau
penyakit infeksi lain adalah meletakan bayi di dada ibu agar terjadi kontak langsung ibu dan
7 Buku Ajar| Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita
bayi,sehingga menyebabkan terjadinya kolonisasi mikroorganisme ibu yang cenderung
bersifat nonpatogen,serta adanya zat antibodi bayi yang sudah terbentuk dan terkandung
dalam air susu ibu.
Pencegahan infeksi pada mata
Cara mencegah infeksi pada mata bayi baru lahir adalah merawat mata bayi baru lahir
dengan mencuci tangan terlebih dahulu,membersihkan mata bayi segera setelah lahir dengan
kapas atau sapu tangan halus dan bersih yang telah di bersihkan dengan air hangat.dalam
waktu 1 jam setelah bayi lahir,berikan salep atau obat tetes mata untuk mencegah optalmia
neonatorum,keterlambatan memberikan salep mata,misalnya bayi baru lahir baru di beri
salep mata setelah lebih dari 1 jam,merupakan sebab tersering kegagalan upaya pencegahan
infeksi.
Imunisasi
Pada daerah resiko tinggi tuberkulosis,imunisasi BCG harus di berikan pada bayi segera
setelah lahir. Pemberian dosis pertama tetesan polio di anjurkan pada bayi segera setelah
lahir atau pada umur 2 minggu. Maksud pemberian imunisasi polio secara dini adalah untuk
meningkatkan perlindungan awal. Imunisasi hepatitis B sudah merupakan program
nasional,meskipun pelaksanaannya di lakukan secara bertahap.Pada daerah resiko
tinggi,pemberian imunisasi hepatis B di anjurkan pada bayi segera setelah lahir.
3) Penampilan dan Perilaku Bayi Baru Lahir
Kriteria fisik bayi baru lahir (neonatus) normal, antara lain sebagai berikut: lahir cukup
bulan dengan usia kehamilan 37-42 minggu,berat badan lahir 2500-4000 gram atau sesuai
masa kehamilan, panjang badan antara 44-53cm, lingkar kepala melalui diameter biparietal
8 Buku Ajar| Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita
31-36cm. Skor APGAR antara 7-10, tanpa kelainan kongenital atau trauma persalinan.
Dilihat dari kriteria neurologik neonatus normal mempunyai ciri ciri sebagai berikut: posisi
bayi frog position (fleksi pada ekstreminitas atas dan bawah), refleks morro/kejutan positif
(+) dan harus simetris, refleks hisap positif (+) pada sentuhan palatum mole, refleks
mengenggam positif (+), refleks rooting positif (+).
Bayi baru lahir mempunyai variasi penampilan yang normal. Beberapa variasi ini bersifat
sementara dan akan menghilang sesuai dengan pertumbuhan fisik. Tetapi ada juga beberapa
yang menetap di sebut sebagai ”tanda lahir”.
Kulit
Warna kulit bayi baru lahir sangat bervariasi tergantung ras, usia, suhu dan keadaan
bayi. Saat bayi lahir, warna kulit mungkin berwarna keunguan, lalu berubah menjadi
warna kemerahan setelah bayi menangis keras dan dapat bernafas. Beberapa kulit bayi
bewarna kekuningan. Hal ini dapat merupakan respon normal tubuh terhadap jumlah
sel darah merah yang banyak, tapi dapat pula pertanda serius, terutama bila warna
kekuningan bertambah dan menetap selama beberapa hari.
Kepala
Bentuk kepala di hari-hari pertama tidak benar-benar bulat akibat posisi dalam rahim
ataupun proses persalinan di alami, tapi akan kembali ke bentuk normal dalam
seminggu pertama. Bayi juga bisa mengalami cephal hematoma yaitu benjolan di
kepala bagian samping akibat adanya darah yang terkumpul di antara kulit dan tulang
tengkorak. Hal ini bisa terjadi karena adanya kesulitan proses persalinan, biasanya
terjadi 24-48 jam pascapersalinan. Tetapi tidak mempengaruhi otak bayi dan bisa
menghilang beberapa minggu. Keadaan ini tidak membutuhkan perawatan khusus.
9 Buku Ajar| Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita
Telinga
Bentuknya bisa tidak sama antara kanan dan kiri, kadang terlipat dan kadang berbulu. Tapi
hal ini tidak akan menetap, melainkan akan menuju ke bentuk sempurna. Rambut di sekitar
telinga pun akan rontok.
Bibir
Bibir bayi akan kering untuk sementara waktu, yang di sebut sucking blister. Hal ini terjadi
akibat gesekan antara bibir bayi dengan puting atau aerola. Kulit bibir yang kering akan
segera tergantikan dengan lapisan baru.
Payudara
Pembesaran dada dapat terjadi ada pada bayi baru lahir baik laki-laki maupun perempuan
dalam tiga hari pertama kehidupannya.hal ini di sebut newborn breast swelling, yang di
hubungkan dengan hormon ibu dan menghilang dalam beberapa hari sampai beberapa
minggu.
Alat kelamin
Alat kelamin dapat terlihat membengkak atau mengeluarkan cairan. Tampilannya dapat
berbeda sesuai usia kehamilan. Bayi prematur mempunyai klitoris menonjol dengan
labia/vagina yang dalam. Semakin cukup bulan labia semakin ke sisi luar. Bayi perempuan
dapat mengeluarkan cairan atua mukus kemerahan dari vagina dalam minggu pertama
kehidupan. Kejadian normal ini di hubungkan hormon ibu. Bayi prematur laki-laki
mempunyai skrotim yang rata dan halus dengan testis yang belum turun (sebaiknya testis
turun sebelum usia 6 bulan). Bayi lebih bulan menandakan tanda-tanda dengan testis yang
sudah turun.
10 Buku Ajar| Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita
Tanda lahir
Tanda lahir sering kali mencemaskan orang tua. Biasanya di temui di punggung bagian
bawah hingga bokong, meskipun dapat juga di jumpai di bagian lain. Beberapa jenis tanda
lahir berikut ini dapat membantu memastikan apakah tanda lahir tersebut normal:
Vernix caseosa
Vernix caseosa adalah substansi berwarna putih, licin seperti keju melapisi kulit bayi
baru lahir. Fungsinya melindungi bayi dari cairan ketuban dalam rahim.Vernix dapat
tidak terlihat pada bayi yang lebih bulan. Tidak perlu di bersihkan dan biasanya di
serap kulit.
Lanugo
Lanaugo adalah rambut halus pada tubuh bayi, terutama di punggung, dahi dan pipi.
Lanugo lebih terlihat pada bayi prematur. Biasanya tidak terlihat lagi pada bayi lebih
bulan.
Milia
Milia adalah bercak putih kecil dan keras seperti jerawat pada hidung bayi baru lahir.
Dapat pula muncul di dagu dan dahi. Milia berasal dari sumbatan kelenjar minyak dan
dapat menghilang sendiri. Bila terdapat di mulut dan gusi di sebut Epstein pearls.
Stork bites atau salmon patches
Adalah bercak merah atau pink kecil yang di temukan di kelopak mata, di antara mata,
bibir atas dan belakang leher. Bercak ini terlihat jelas ketika bayi menangis
11 Buku Ajar| Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita
4) Rawat Gabung
Menurut laporan Rawat gabung merupakan cara perawatan ibu dan bayi yang baru di
lahirkan tidak di pisahkan, melainkan di tempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau
tempat bersama-sama selama 24 jam penuh dalam seharinya. Dengan kata lain, rawat gabung
adalah suatu sistem perawatan ibu dan bayi bersama-sama atau pada tempat yang berdekatan
sehingga memungkinkan atau setiap saat ibu tersebut dapat menyusui bayinya. Menurut
sifatnya rawat gabung di bedakan menjadi dua yaitu gawat gabung kontinue dan rawat
gabung intermiten. Tujuan rawat gabung secara umum adalah membina hubungan emosional
ibu dan bayi, meningkatkan penggunaan ASI, pencegahan infeksi dan pendidikan kesehatan
ibu. Dengan rawat gabung ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin, kapan saja, di mana
saja bayi membutuhkannya. Ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi secara
benar di lakukan oleh petugas, ibu mendapatkan pengalaman dalam merawat bayinya sendiri
selagi ibu masih di rumah sakit, dapat melibatkan suami secara aktif untuk membantu ibu
dalam menyusui bayinya secara baik dan benar, ibu mendapatkan kehangatan
emosional/batin karena selalu kontak dengan bayinya. Syarat bayi baru lahir yang di lakukan
rawat gabung antara lain adalah:Bayi lahir spontan baik presentasi kepala maupun bokong,
apabila bayi lahir dengan tindakan, maka rawat gabung di lakukan setelah bayi cukup sehat,
refleks mengisap baik dan tidak ada tanda infeksi. Apabila bayi lahir secara SC dengan
pembiusan umum, rawat gabunng di lakukan setelah ibu sadar dan bayi tidak mengantuk, 4-6
jam setelah operasi selesai. Syarat agar bayi baru lahir bisa di rawat gabung adalah bayi tidak
asfiksia setelah 5 menit pertama (nilai APGAR lebih dari 7), umur kehamilan lebih dari atau
sama dengan 37 minggu, berat lahir lebih dari atau sama dengan 2500 gram, tidak terdapat
tanda infeksi intrapartum, bayi dan ibu dalam keadaan sehat. Rawat gabung tidak boleh pada
12 Buku Ajar| Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita
bayi yang sangat prematur, bayi dengan berat lahir kurang dari 2000 gram, bayi dengan
sepsis, bayi dengan gangguan nafas, bayi dengan cacat bawaan atau ibu dengan infeksi berat.
Bayi baru lahir tidak boleh di lakukan rawat gabung, apabila keadaan ibu/bayi tidak
memungkinkan. Kontraindikasi rawat gabung dari keadaan ibu, antara lain status
kardiorespirasi tidak normal (ibu dengan decompensatio cordis tingkat III di anjurkan untuk
menyusui), pasca eklampsi kesadaran belum baik,infeksi akut (tuberkolosis aktif), hepatitis,
HIV/AIDS, citomegalovirus(CMV), herpes, kanker payudara dan psikologis. Kontraindikasi
rawat gabung dari keadaan bayi, antara lain bayi kejang atau kesadaraan menurun, penyakit
jantung/paru berat,bayi memerlukan perawatan khusus/pengawasan intensif serta bayi
dengan cacat bawaan tidak mampu menetek.
Pelaksanaan gawat gabung, bisa di lakukan di poliklinik kebidanan, di ruang bersalin, di
ruang perawatan serta di poliklinik anak. Kegiatan rawat gabung bisa di mulai sejak ibu
memeriksakan kehamilan di poliklinik kebidanan, antara lain kegiatan penyuluhan,
pemutaran film di ruang khusus, konsultasi kesehatan ibu dan bayi. Kegiatan rawat gabung di
ruang bersalin bisa di lakukan apabila bayi memenuhi beberapa kriteria berikut ini: nilai
APGAR >7, berat badan lahir 2500-4000 gram, usia kehamilan 37-42 minggu, bayi lahir
spontan, tidak ada infeksi intrapartum, ibu sehat, tidak ada komplikasi persalinan pada ibu
dan bayi, tidak ada kelainan berat. Kegiatan rawat gabung di ruang bersalin, antara lain
dalam setengah jam setelah lahir bayi segera di susukan, ibu di berikan penyuluhan tentang
ASI dan rawat gabung, persiapan ibu dan bayi ke dalam ruang perawatan.
Kegiatan rawat gabung di ruang perawatan yakni meletakan bayi dalam box, bayi di
samping tempat tidur ibu, mengawasi keadaan umum bayi, catat dalam status kegiatan rawat
gabung di poliklinik anak yakni menimbang berat badan, memeriksa payudara dan proses
13 Buku Ajar| Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita
laktasi, mengkaji makanan bayi, memeriksa keadaan ASI, penyuluhan makanan dan
perawatan bayi, memberikan jadwal makanan bayi, pemeriksaan bayi oleh dokter serta
memberikan imunisasi sesuai jadwal.
Rawat gabung memberikan banyak manfaat bagi ibu dan bayi.manfaat gabung dari aspek
fisik, antara lain mengurangi kemungkinan infeksi silang dari pasien lain atau petugas,
dengan menyusui dini kolustrum dapat memberikan kekebalan, ibu dapat dengan mudah
mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada bayinya karena setiap saat dapat melihat
bayinya. Manfaat dari aspek fisiologis antara lain bayi banyak mendapat nutrisi secara
fisiologis dan membantu proses involusi uterus.manfaat dari aspek psikologis adalah terjalin
proses lekat akibat sentuhan badaniah antara ibu dan bayinya, bayi merasa aman dan
terlindungi. Manfaat dari aspek bayinya, bayi merasa aman dan terlindungi. Manfaat dari
aspek edukatif, ibu mempunyai pendidikan dan pengalaman yang berguna sehingga mampu
menyusui serta bayinya. Manfaat dari aspek ekonomi, adanya penghematan anggaran dan
pengeluaran untuk pembelian susu buatan. Manfaat dari aspek medis,menurunkan terjadinya
infeksi nosokominal, menurunkan angka mortalitas dan morbiditas.
Keuntungan dari rawat gabung, antara lain menggalakan pemakaian ASI, hubungan
emosional ibu dan bayi lebih dini dan dekat, ibu dapat segera melaporkan keadaan aneh pada
bayinya, mengurangi ketergantungan ibu pada petugas dan meningkatkan percaya diri, ibu
bisa belajar merawat bayinya, ibu dapat bertukar pengalaman dengan ibu lain, resiko infeksi
silang dan nasokominal berkurang, beban perawatan terutama pengawasan berkurang,
sehingga petugas bisa melakukan tugas lain.
Kerugian dari kegiatan rawat gabung antara lain, ibu kurang istirahat, salah memberikan
makan pada bayi karna pengaruh orang lain pada ibu yang kurang menjaga kebersihan diri,
14 Buku Ajar| Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita
bayi dan ibu akan mudah sakit, bayi dapat terkena infeksi dari pengunjung serta kadang ada
hambatan teknis dan fasilitas dalam pelaksanaan.
5) Bounding Attachment
Bounding attechment dapat di mulai pada saat persalinan memasuki kala empat, dengan
cara diadakan kontak antara ibu, ayah dan anak yang berada dalam ikatan kasih. Pengertian
bounding atechment menurut beberapa para ahli antara lain:
(Brazelton 1978), bounding attechmen merupakan suatu ketertarikan mutual pertama
antar individu, misalnya antara orang tua dan anak pada saat pertama kali bertemu.
Attechment adalah suatu perasaan menyayangi atau loyalitas yang mengikat individu dengan
individu lain.
Menurut Nelson dan May (1996), attechment merupakan ikatan antara individu melalui
pencurahan perhatian serta adanya hubungan emosi dan fisik yang akrab.
Menurut klaus,kenell(1992), bounding attechment bersifat unik, spesifik dan tahan lama.
Ikatan orang tua terhadap anaknya dapat terus berlanjut bahkan selamanya walau di pisahkan
oleh jarak dan waktu dan tanda-tanda keberadaan secara fisik tidak terlihat.
Menurut SAXTON dan PELIKAN (1996) bounding adalah suatu langkah untuk
mengungkapkan perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir,
sedangkan attechment adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
Menurut maternal neonatal health, bounding attechment adalah kontak dini
secara ,langsung antara ibu dan bayi setelah proses persalinan, di mulai pada saat persalinan
kala III sampai dengan postpartum.
15 Buku Ajar| Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita
Prakondisi yang mempengaruhi ikatan/bonding.menurut Merce (1996) adalah kesehatan
emosional orang tua, sistem dukungan sosial yang meliputi pasangan hidup, teman dan
keluarga, suatu tingkat ketrampilan dalam berkomunikasi dan dalam memberikan asuhan
yang kompenten, kedekatan orang tua dengan bayi, serta kecocokan orang tua-bayi
(termasuk keadaan,temperamen dan jenis kelamin)
Tahap-tahap bounding attechment antara orang tua dan bayi:
a) Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan
mengekplorasi segera setelah mengenal bayinya. Menurut Klaus Kenell (1982), perkenalan
ini merupakan bagian penting dari terbentuknya sebuah ikatan.
b) Bounding (keterikatan)
c) Attechment : perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain.
Element-element bounding attechment
Sentuhan
Sentuhan atau indra peraba di pakai secara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh lain
sebagai suatu sarana untuk mengenal bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi
dengan ujung jarinya.Penelitian telah menemukan suatu pola sentuhan yang hampir sama
yakni pengasuh mulai eksplorasi jari tangan ke bagian kepala dan tungkai kaki.Kemudian
pengasuh memakai telapak tangannya untuk mengelus badan bayi dan akhirnya memeluk
dengan tangannya(Rubin,1963;Kennel 1982,Tulman 1985)gerakan ini untuk menenangkan
bayi.
Kontak mata
16 Buku Ajar| Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita
Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata,orang tua dan
bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang,dengan melakukan
kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya (Kennel 1982)
Suara
Saling mendengar dan meresponi suara antara orang tua dan bayinya juga penting.Orang tua
menunggu tangisan bayinya dengan tegang,sedangkan bayi akan menjadi tenang dan
berpaling ke arah orang tua mereka,saat orang tua mereka bersuara dengan nada tinggi.
Aroma
Perilaku lain yang terjalin antara orang tua dan bayi adalah respon terhadap aroma.Ibu
mengetahui setiap anak memiliki aroma yang unik(Porter,Cernoch.Perry 1983).Sementara itu
bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya (Stainto 1985).
Entraiment
Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa.Bayi
mengoyangkan tangan,mengangkat kepala,menendang-nendangkan kaki.Entraiment terjadi
sejak anak mulai berbicara,irama ini berfungsi memberi umpan balik positif kepada orang tua
dan menegakan suatu pola komunikasi efektif yang positif.
Bioritme
Anak yang belum atau baru lahir dapat di katakan senada dengan ritme alamiah
ibunya.Untuk itu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal (bioritme).Orang tua
dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan
memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif.
Kontak dini
17 Buku Ajar| Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita
Menurut kennel(1982),ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat di peroleh dari kontak
dini di antaranya adalah kadar oksitosin dan prolaktin meningkat.Refleks menghisap
dilakukan lebih dini pembentukan kekebalan aktif di mulai,serta mempercepat proses ikatan
orang tua dan anak.
Dampak positif yang dapat di peroleh dari bounding attechment untuk bayi,di antaranya
adalah bayi merasa di cintai di perhatikan,sehingga menumbuhkan rasa percaya dan sikap
sosial.
18 Buku Ajar| Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita
RANGKUMANAdaptasi neonatal (bayi baru lahir) adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari
kehidupan di dalam uterus. Kemampuan adaptasi fisiologis ini di sebut juga homeostatis, bila
terdapat gangguan adaptasi, maka bayi akan sakit.
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan pada bayi
baru lahir,karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi.Pada saat penanganan bayi
baru lahir,pastikan penolong untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi.
Kegiatan rawat gabung di ruang bersalin bisa di lakukan apabila bayi memenuhi beberapa
kriteria berikut ini: nilai APGAR >7, berat badan lahir 2500-4000 gram, usia kehamilan 37-
42 minggu, bayi lahir spontan, tidak ada infeksi intrapartum, ibu sehat, tidak ada komplikasi
persalinan pada ibu dan bayi, tidak ada kelainan berat. Kegiatan rawat gabung di ruang
bersalin, antara lain dalam setengah jam setelah lahir bayi segera di susukan, ibu di berikan
penyuluhan tentang ASI dan rawat gabung, persiapan ibu dan bayi ke dalam ruang
perawatan.
Prinsip penting dan upaya untuk meningkatkan terjalinnya bounding attechment antara
ornag tua dan bayi adalah di laksanakan sejak menit pertama.jam pertama, sentuhan orang
tua pertama kali terhadap bayi,adanya ikatan baik dan sistematis,kedua orang tua terlibat
dalam proses persalinan.Adanya persiapan perawatan bayi setelah lahir sebelumnya,dan
adaptasi.
19 Buku Ajar| Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita
TES FORMATIF
1. Jelaskan pengertian adaptasi neonatal!
2. Sebutkan upaya lain dalam mencegah terjadinya infeksi pada bayi baru lahir!
3. Jelaskan tentang kriteria fisik pada neonatus normal!
4. Jelaskan tujuan rawat gabung!
5. Sebutkan tahap-tahap bounding attachment!
JAWABAN
1. Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari
kehidupan di dalam uterus. Kemampuan adaptasi fisiologis ini di sebut juga homeostatis,
bila terdapat gangguan adaptasi, maka bayi akan sakit.
2. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk pencegahan infeksi pada bayi baru lahir adalah :
Pencegahan infeksi pada tali pusat
Pencegahan infeksi pada kulit
Pencegahan infeksi pada mata
imunisasi
3. Kriteria fisik neonatus normal, antara lain sebagai berikut: lahir cukup bulan dengan usia
kehamilan 37-42 minggu, berat badan lahir 2500-4000 gram atau sesuai masa kehamilan,
panjang badan antara 44-53 cm, lingkar kepala melalui diameter biparietal 31-36 cm dan
Skor APGAR antara 7-10.
20 Buku Ajar| Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita
4. Tujuan rawat gabung secara umum adalah membina hubungan emosional ibu dan bayi,
meningkatkan penggunaan ASI, pencegahan infeksi dan pendidikan kesehatan ibu.
5. Tahap-tahap bounding attechment antara orang tua dan bayi:
Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh,
berbicara, dan mengekplorasi segera setelah mengenal bayinya. Menurut Klaus
Kenell (1982), perkenalan ini merupakan bagian penting dari terbentuknya sebuah
ikatan.
Bounding (keterikatan)
Attechment : perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain.
21 Buku Ajar| Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita
DAFTAR PUSTAKA1. Varney, 1997, Varney’s Midwifery, 3rd Edition, Jones and Barlet Publishers, Sudbury:
England
2. CCU’s SMT 3, 2000, Bayi Baru Lahir
3. Subdit Kesehatan Bayi dan Anak – Direktorat Kesehatan Keluarga, 2000, Program
KHPPIA, Depkes RI: Jakarta
4. Depkes RI, 1992, Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga
5. Depkes RI, Program Imunisasi
6. BNN, 1995, Ilmu Kesehatan Anak 1 – 3, Fakultas Kedokteran UI: JakartaSaifudin, A.B.,
2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta
7. Saifudin, abdul bari,dkk, Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002
8. Sudarti, Endang Khoirunnisa, Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita, 2010
9. Sudarti, dkk, Asuhan Kebidanan Neonatus Risiko Tinggi dan Kegawatan, 2013
22 Buku Ajar| Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita
Apnea : Tidak adanya pernapasan
Diaper rush : Iritasi kulit yang berkembang pada daerah yang tertutup popok
Ekstremitas : Angota badan seperti lengan dan tungkai
Gestasi : Periode waktu bayi berada di dalam rahim; lama penuh periode
gestasi adalah antara 38 dan 42 minggu
Hemangioma : Suatu tumor jaringan lunak yang sering terjadi pada bayi baru lahir
dan pada anak berusia kurang dari 1 satu tahun (5-10%)
Ikterus : Kondisi di mana tubuh memiliki terlalu banyak bilirubin sehingga
kulit dan putih matamenjadi kuning
Milliariasis : Biang keringat
Mukus : Cairan lengket dan tebal yang disekresikan oleh membran dan
kelenjar mukosa
Oral trush:Radang mulut (pada bibir atau lidah)
Obstipasi :Bentuk konstipasi parah dimana biasanya disebabkan oleh
Terhalangnyapergerakan feses dalam usus
Sebhorroe :Peradangan pada kulit bagian atas, yang menyebabkan timbulnya
sisik pada kulit kepala, wajah dan kadang pada bagian tubuh lainnya
23 Buku Ajar| Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita