week12 suksesi, kolonisasi, keragaman spesies
TRANSCRIPT
Suksesi, Kolonisasi, dan Keragaman Spesies
Suksesi
Suksesi = pola kolonisasi yang tidak musiman, terarah dan berkelanjutan dalam kerangka penguasaan wilayah oleh suatu populasi.
Suatu spesies– bervariasi dalam suatu tempat – pola kelimpahannya mungkin berubah dengan berubahnya waktu
Suatu spesies akan terjadi jika– Mampu mencapai suatu lokasi– Kondisi dan resource sesuai bisa ditemui– Kompetitor, predator dan parasite tidak menghambat
Jenis Suksesi Suksesi yang terdegradasi = terjadinya
pergantian spesies dalam satu skala waktu yang tidak telalu panjang. Contoh pada bahan organik
Suksesi Allogenik = terjadinya pergantian spesies yang disebabkan faktor geofisikokimia
Suksesi Autogenik = suksesi yang terjadinya pada suatu daratan dan tidak melibatkan perubahan faktor abiotik
– Suksesi primer– Suksesi sekunder
Mekanisme Suksesi AutogenikAreal baru yang terbentuk dalam skala luas
Pioner yang mampu hidup Individu spesies terntentu yang hidup dan bertahan pd fase dewasa
Lingkungan menjadi sesuai untuk yang lain
Pengaruh kecil/tidak ada untuk yang lain
Lingkungan menjadi kurang sesuai untuk yang lain
Spesies awal berkurang karena kompetisi
Proses berlanjut sehingga tak memungkinkan spesies lain masuk dan hidup
Selama spesies awal bertahan dan atau berkembang vegetatif, tidak ada peluang untuk spesies lain
Jika tekanan luar hadir, spesies awal rusak atau terbunuh dan akan digantikan oleh spesies lainnya yang lebih resisten
Fasilitasi
Toleransi Penghambatan
Skema Umum Suksesi• Suksesi autogenik umumnya diawali dengan pioner (p), kemudian oleh kelompok
organisme suksesor antara (m) dan terakhir oleh kelompok organisme suskesor akhir (c)
• Keragaman spesies umumnya mencapai puncaknya pada suksesi antara
Kondisi Sumber Daya pada Suksesi• Intensitas cahaya tinggi di awal suksesi dan
menurun dengan berjalannya waktu• Nutrisi rendah di awal dan tinggi pada suksesi lebih
lanjut• Fotosintesis tertinggi terjadi pada suksesi awal
Urutan vegetasi yang dominan dalam proses suksesi umumnya sebagai berikut:
Tanaman semusim (annual weeds) Perdu menahun (herbaceous perennials) Semak (Shrubs) pepohonan awal pepohonan yang terkondisi pada suksesi
lebih lanjut• Suksesi pada Anak Krakatau merupakan contoh
menarik yang mendapat perhatian berbagai kalangan. Alang-alang diketahui sebagai tanaman pioner, sementara dari golongan binatang adalah laba-laba
Enegetics Developing Mature
– Gross P/Gross R more than one about one– Gross P/Biomass high low– Production (Y) high low– Food chains short, linear long, web
Nutrient cycles– Organis mater small large– Nutrients abiotic biotic– Detritus important unimportant– Nutrient exchange between biotic & abiotic rapid slow
Structure– Spp. Richness low high– Spp. Equitability low high– Spatial heterogeneity low high
Life history– Niche width broad narrow
Karakteristik dalam Suksesi
Kolonisasi Kolonisasi = masuk dan menyebarnya suatu spesies (gen) ke dalam
suatu area/lokasi, habitat atau populasi, yang mana sebelumnya tidak ada
Lingkungan patched: Menguntungkan Vs Tidak Menguntungkan Tersedia hanya sementara & tidak bisa diduga Kondisi mendorong kompetisi interspesies Prinsip Gause atau prinsip eklusi dari kompetisi:
–.Jika dua spesies dapat hidup bersama (koeksisten) dalam lingkungan yang tetap, maka antaranya keduanya terdapat pebedaan niche (relung kehidupan).
– Jika antara keduanya tak perbedaan niche atau terdapat perbedaan habitat, maka satu spesies akan mengeliminasi atau mengasingkan yang lainnya.
Kesetimbangan jarang bisa tercapai di alam
WAVE of COLONIZATION Leqlerq (1969) mengenal 3 gelombang
kolonisasi
– Autolysis fermentative changes endogenously generated: degradation of proteins, lipids, & carbohidrates, accompanied by release of NH3, H2S & other gases
– Putrefaction decomposition due to activity of microorganism by invasive saprophytes
– Necrophag attracted by the various emanation produced by decomposition
Eq. 8 wave of insect colonization on death body(Degradative Succession)
1. Rigth after death calliphora, Musca, bluebottle, housefly2. After detectable odor Sarchophaga, Lucilia, Cynomyia3. Volatile fatty acids (fat breakdown) Dermestes, Aglossa
(Lep) feed on fats 3-6 months4. Caseic fermentation (protein decomposition) Piophila
casei cheese skipper & Fannia5. Ammoniacal fermentation flies: Ophyra, Leucostoma, O.
anthrax Coleoptera: Necrophorus, Silpha, Hister6. No more fluied one year or more predominantly mites7. Complete desiccation Coleoptera: Attagenus, Anthrenus,
Dermestes maculatus. Lepiroptera: Aglossa caprealis, Tineola
8. More than 3 years Ptinus brunneus, Tenebrio obscurus – feed on leavings of other insects
Dasar untuk Forensic entomology expert witnesses
Pola Keragaman Spesies
Spesies beragam:
• Temporal/waktu
• Spatial/ruang
Metode dan besarnya pengambilan contoh juga berpengaruh
Model Sederhana Keragaman Spesies
• Sumber daya lebih besar, atau
• Organisme banyak yang lebih spesialis, atau
• Organisme memiliki kebutuhan sumber daya yang overlape (tumpang tindih) satu dengan yang lainnya, atau
• Sumber daya dieksploitasi penuh
Suatu tempat memiliki lebih banyak spesies karena:
Faktor-faktor Perbedaan Keragaman Spesies• Keragaman sumber daya dan produktivitas
• Intensitas Predasi
• Keragaman ruang/spatial heterogeneity
• Lingkungan ekstrim
• Variasi iklim
• Bencana
• Kematangan lingkungan
• Luas habitat dan jarak - island biogeografi
• Derajat lintang
• Ketinggian dan kedalaman
Keragaman Sumber Daya
Island BiogeographyStudi tentang keragaman dan komposisi spesies dari “kepulauan”
AreaArea yang lebih luas cenderung mengandung keragaman yang lebih tinggi
Jarak
Area yang jaraknya lebih dekat dengan sumber immigrasi cenderung memiliki keragaman spesies yang lebih tinggi
Garis LintangArea yang memiliki posisi garis lintang yang lebih rendah cenderung memiliki keragaman spesies yang lebih tinggi
KetinggianArea yang berada pada ketinggian tempat yang lebih rendah cenderung memiliki keragaman spesies yang lebih tinggi
Kedalaman
Area yang berada pada kedalaman antara 0.5 – 2 Km cenderung memiliki keragaman spesies yang lebih tinggi