why should we be concerned about global warming

20
Why should we be concerned about Global Warming?” Pendahuluan Global warming adalah suatu proses meningkatnya suhu rata- rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata- rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan. Beberapa hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi

Upload: noer-fadhly

Post on 24-Jan-2016

7 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Why Should We Be Concerned About Global Warming

“Why should we be concerned about Global Warming?”

Pendahuluan

Global warming adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan

daratan bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18

°C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate

Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global

sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya

konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca.

Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik,

termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih

terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang

dikemukakan IPCC tersebut.

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang

lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang

ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global

yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya

berbagai jenis hewan.

Beberapa hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan

yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan, dan bagaimana pemanasan serta

perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah

yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai

apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan

pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang

ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan

meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah

kaca.

Page 2: Why Should We Be Concerned About Global Warming

Penjelasan penyebab pemanasan global

Efek rumah kaca

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi

tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini

tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi.

Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya.

Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa

luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya

jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana

yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan

kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan

tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga

mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.

Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) dan

gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan

pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang

melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.

Energi yang masuk ke Bumi:

25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer

25% diserap awan

45% diserap permukaan bumi

5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi

Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan

permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan

oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam

keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan

suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.

Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida,

nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik

Page 3: Why Should We Be Concerned About Global Warming

seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan

penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.

Efek umpan balik

Penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang

dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air, pada kasus pemanasan akibat

bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan

menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri

merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap

air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah

kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri.

(Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembapan

relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi

menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2

memiliki usia yang panjang di atmosfer.

Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila

dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan,

sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan

tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga

meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan atau

pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian

awan tersebut. Detail-detail ini sulit direpresentasikan dalam model iklim, antara lain

karena awan sangat kecil bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas

komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang

digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan

balik awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan

dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam

Laporan Pandangan IPCC ke Empat.

Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya

(albedo) oleh es. Ketika suhu global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair

dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut,

daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki

Page 4: Why Should We Be Concerned About Global Warming

kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan

akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah

pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus

yang berkelanjutan.

Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku

(permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain

itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.

Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal

ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga

membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon

yang rendah.

Variasi Matahari

Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan

diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat

ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah

meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah

kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak

telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi

kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan

efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.)

Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin

telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek

pendinginan sejak tahun 1950.

Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin

telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuwan dari Duke University

memperkirakan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50%

peningkatan suhu rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara

tahun 1980 dan 2000. Stott dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim yang

dijadikan pedoman saat ini membuat perkiraan berlebihan terhadap efek gas-gas rumah

kaca dibandingkan dengan pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan bahwa efek

pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang remeh.

Page 5: Why Should We Be Concerned About Global Warming

Walaupun demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan meningkatkan

sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar pemanasan yang

terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.

Pada tahun 2006, sebuah tim ilmuwan dari Amerika Serikat, Jerman dan Swiss

menyatakan bahwa mereka tidak menemukan adanya peningkatan tingkat "keterangan"

dari Matahari pada seribu tahun terakhir ini. Siklus Matahari hanya memberi peningkatan

kecil sekitar 0,07% dalam tingkat "keterangannya" selama 30 tahun terakhir. Efek ini

terlalu kecil untuk berkontribusi terhadap pemansan global. Sebuah penelitian oleh

Lockwood dan Fröhlich menemukan bahwa tidak ada hubungan antara pemanasan global

dengan variasi Matahari sejak tahun 1985, baik melalui variasi dari output Matahari

maupun variasi dalam sinar kosmis.

Dampak pemanasan global terhadap Banda Aceh

Kenaikan suhu itu mungkin tidak terlihat terlalu tinggi, tetapi di daerah tertentu seperti

Banda Aceh, kenaikan itu dapat memberikan dampak yang parah dan terutama pada

penduduk miskin. Iklim global merupakan suatu sistem yang rumit dan pemanasan

global akan berinteraksi dengan berbagai pengaruh lainnya, tetapi tampaknya di Banda

Aceh perubahan ini akan makin memperparah berbagai masalah iklim yang sudah ada.

Kita sudah begitu rentan terhadap begitu banyak ancaman yang berkaitan dengan iklim

seperti banjir, kemarau panjang, angin kencang, longsor, dan kebakaran hutan (Diagram

1). Kini semua itu dapat bertambah sering dan bertambah parah. Salah satu pengaruh

utama iklim di Indonesia adalah ‘El Niño-Southern Oscillation’ yang setiap beberapa

tahun memicu berbagai peristiwa cuaca ekstrem kita. El Niño berkaitan dengan berbagai

perubahan arus laut di Samudera Pasifik yang menyebabkan air laut menjadi luar biasa

hangat. Kejadian sebaliknya, arus menjadi amat dingin, yang disebut La Niña. Yang

terkait dengan peristiwa ini adalah ‘Osilasi Selatan’ (Southern Oscillation) yaitu

perubahan tekanan atmosfer di belahan dunia sebelah selatan. Perpaduan seluruh

fenomena inilah yang dinamakan El Niño-Southern Oscillation atau disingkat ENSO.

Page 6: Why Should We Be Concerned About Global Warming

Diagram 1: Tingkat Kerawanan Terhadap Bencana Alam

Bahaya lain yang berkaitan dengan iklim di Indonesia adalah lokasi dan pergerakan

siklon tropis di wilayah selatan timur Samudera India (Januari sampai April) dan sebelah

timur samudera Pasifik (Mei sampai Desember). Di beberapa wilayah Indonesia seperti

Banda Aceh hal ini dapat menyebabkan angin kencang dan curah hujan tinggi yang dapat

berlangsung hingga berjam-jam atau berhari-hari. Angin kencang juga sering terjadi

selama peralihan angin munson (angin musim hujan) dari arah timur laut ke barat daya.

Selama tahun-tahun terakhir ini, berbagai peristiwa iklim ekstrem ini menjadi lebih

sering dan dampak yang ditimbulkannya menjadi lebih parah (Diagram 2). Dalam kurun

waktu tahun 1844 dan 1960 kemarau panjang terjadi rata-rata setiap empat tahun, tetapi

antara tahun 1961 dan 2006 meningkat menjadi setiap tiga tahun. Banjir juga makin

sering melanda dalam kurun waktu 2001-2004, telah dilaporkan bencana banjir di Aceh

yang diakibatkan oleh global warming terjadi sebanyak 46 kali di tahun 2007, 100 kali

pada tahun 2008, dan semakin meningkat menjadi 134 kali pada tahun 2009 dan sekitar

530 kali banjir, yang melanda hampir di seluruh provinsi di Indonesia (Diagram 3).

Tingkat kerusakannya juga meningkat. Kejadian El Niño 1997-1998 adalah yang paling

parah selama 50 tahun; tahun 1998 memang merupakan tahun terpanas dalam abad dua

puluh ini.

Page 7: Why Should We Be Concerned About Global Warming

Diagram 2: Jumlah Kejadian Bencana di Indonesia, 1993 - 2002

Diagram 3: Jumlah Kejadian Banjir, 2001 - 2004

Perubahan musim dan curah hujan – Dalam beberapa tahun ini para petani di desa-desa

di Indonesia sudah membicarakan mengenai musim yang tidak normal.

Di sebagian besar wilayah di Aceh selama kurun waktu 1960-1990 dan 1991-2003, awal

musim hujan kini menjadi terlambat 10 hingga 20 hari dan awal kemarau menjadi

terlambat 10 hingga 60 hari. Berbagai pergeseran serupa juga sudah dirasakan di pulau

Jawa. Pola-pola ini berpeluang untuk berlanjut. Di masa akan datang, sebagian wilayah

Indonesia, terutama wilayah yang terletak di sebelah selatan katulistiwa, dapat

mengalami musim kemarau yang lebih panjang dan musim hujan yang lebih pendek

tetapi dengan curah yang lebih tinggi dengan tipe perubahan dalam pola seperti yang

digambarkan dalam Diagram 4. Di samping itu,iklim juga kemungkinan akan menjadi

makin berubah-ubah,dengan makin seringnya curah hujan yang tidak menentu. Suhu

Page 8: Why Should We Be Concerned About Global Warming

yang lebih tinggi juga dapat mengeringkan tanah, mengurangi sumber air tanah,

mendegradasi lahan, dan dalam beberapa kasus dapat mengakibatkan penggurunan.

Diagram 4: Kecenderungan Pola Curah Hujan di Jawa dan Bali

Sumber: Naylor dkk, 2007

Penjelasan efek pemanasan global di kedua MEDCs (More Economically Developed

Country) dan LEDCs (Less Economically Developed Country)

MEDCs dan LEDCs ------ Dampak perubahan iklim dapat diukur sebagai biaya ekonomi

(Smith et al., 2001:936-941). Hal ini terutama cocok untuk dampak pasar, yaitu dampak

yang terkait dengan transaksi pasar dan secara langsung mempengaruhi GDP. Moneter

dampak non-pasar, misalnya, dampak terhadap kesehatan manusia dan ekosistem , lebih

sulit untuk menghitung. Kesulitan lain dengan perkiraan dampak tercantum di bawah ini:

Kesenjangan pengetahuan: Menghitung dampak distribusi membutuhkan

pengetahuan geografis rinci, tetapi ini merupakan sumber utama ketidakpastian

dalam model iklim .

Kerentanan: Dibandingkan dengan negara-negara maju, ada pemahaman yang

terbatas dari potensi pasar sektor dampak perubahan iklim di negara berkembang.

Page 9: Why Should We Be Concerned About Global Warming

Adaptasi: Tingkat masa depan kapasitas adaptasi pada manusia dan sistem alam

terhadap perubahan iklim akan mempengaruhi bagaimana masyarakat akan

terpengaruh oleh perubahan iklim. Penilaian mungkin kurang atau melebih-

lebihkan kemampuan adaptif, yang mengarah ke bawah atau perkiraan yang

terlalu tinggi dampak positif atau negatif.

Tren sosial ekonomi: prediksi Masa Depan pengembangan mempengaruhi

perkiraan dampak perubahan iklim di masa depan, dan dalam beberapa kasus,

perkiraan yang berbeda dari perkembangan tren menyebabkan pembalikan dari

prediksi positif, prediksi negatif, dampak (dan sebaliknya).

Dalam penilaian sastra, Smith et al (2001:957-958) menyimpulkan, dengan keyakinan

menengah, bahwa:

perubahan iklim akan meningkatkan kesenjangan pendapatan antara dan di dalam

negara.

sedikit peningkatan suhu rata-rata global (sampai 2 ° C, diukur terhadap tingkat

1990) akan menghasilkan dampak sektor pasar negatif bersih di banyak negara

berkembang dan dampak sektor pasar yang positif bersih di banyak negara maju.

Dengan keyakinan tinggi, diperkirakan bahwa dengan media (2-3 ° C) untuk tingkat

tinggi pemanasan (lebih dari 3 ° C), dampak negatif akan diperburuk, dan dampak positif

bersih akan mulai menurun dan akhirnya berubah negatif.

Contoh Dampak di Indonesia

Sektor Pasar

Pertanian

Di antara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim adalah para petani

Indonesia. Sejauh ini, para petani di Jawa berhasil menanam padi dua kali dalam setahun,

tetapi dengan perubahan iklim, panen kali kedua tampaknya akan menjadi lebih rentan.

Oleh karena itu, para petani yang sudah banyak berpengalaman mengatasi dampak buruk

kejadian iklim yang ekstrem akan harus lebih banyak beradaptasi lagi di masa

mendatang.

Page 10: Why Should We Be Concerned About Global Warming

Perikanan

Industri perikanan telah dipengaruhi oleh perubahan iklim. Bukti masa kelimpahan ikan

dan ukuran dapat dilihat pada foto-foto lama. Loren McClenachan, seorang mahasiswa

pascasarjana di Scripps Institute of Oceanography di University of California-San Diego,

menemukan arsip sejarah foto-foto lama, dari Florida Key West, di Monroe Negara

Public Library. Arsip itu berisi gambar kapal serangkaian pembuluh disebut Gulf Stream

dan Greyhound. Foto-foto lama dari tangkapan menunjukkan ikan yang lebih besar dan

lebih besar hasil tangkapan sementara foto terbaru menunjukkan penurunan kelimpahan

ikan dan ukuran. Penelitian menunjukkan bahwa nelayan rekreasi dan komersial

mungkin telah menyebabkan overfishing kronis tetapi catatan sejarah dari bagian lain

dunia telah menunjukkan penurunan stok ikan mereka juga.

Dampak non-pasar

Smith et al. (2001:942) memperkirakan bahwa perubahan iklim kemungkinan akan

mengakibatkan dampak non-pasar diucapkan. Sebagian besar dampak yang diperkirakan

akan negatif. The literature assessment by Smith et al. (2001) suggested that climate

change would cause substantial negative health impacts in developing countries.

Penilaian sastra oleh Smith et al. (2001) mengemukakan bahwa perubahan iklim akan

menyebabkan dampak negatif terhadap kesehatan substansial di negara berkembang.

Smith et al. (2001) noted that few of the studies they reviewed had adequately accounted

for adaptation. Smith et al. (2001) mencatat bahwa beberapa studi mereka terakhir telah

cukup menyumbang adaptasi. In a literature assessment, Confalonieri et al. (2007:415)

found that in the studies that had included health impacts, those impacts contributed

substantially to the total costs of climate change. Dalam penilaian sastra, Confalonieri et

al. (2007:415) menemukan bahwa dalam studi yang termasuk dampak kesehatan,

dampak-dampak tersebut memberikan kontribusi besar terhadap total biaya perubahan

iklim.

Evaluasi sudut pandang yang berbeda dipegang tentang pemanasan global dengan

MEDCs dan LEDCs

LEDCs

Page 11: Why Should We Be Concerned About Global Warming

- harus menggunakan sumber energi yang tersedia bagi mereka, yang

mungkin berarti pembakaran bahan bakar fosil dan sebagainya

menciptakan hujan lebih asam dan berkontribusi terhadap pemanasan

global dan penipisan ozon

- tidak memiliki uang untuk membersihkan emisi dari pembangkit listrik

mereka, pabrik-pabrik dan kendaraan.

MEDCs

- telah membuat sebagian besar polusi di masa lalu

- Amerika Serikat masih menghasilkan sebagian besar gas rumah kaca dan

telah dikonsumsi sebagian besar sumber daya

LEDCs beresiko banjir dari kenaikan permukaan laut melihat kegiatan di MEDCs

sebagai ancaman global terbesar bagi dunia.

MEDCs melihat industri baru LEDCs sebagai ancaman terbesar karena pembakaran

bahan bakar fosil yang tidak terkendali dan polusi

Solusi

Tidak ada solusi tunggal untuk pemanasan global, yang terutama masalah terlalu banyak

panas-perangkap karbon dioksida (CO2), metana dan dinitrogen oksida dalam atmosfer.

Meningkatkan efisiensi energi: Energi yang digunakan untuk listrik, panas, dan

dingin rumah kita, bisnis, dan industri merupakan kontributor tunggal terbesar

pemanasan global. Teknologi efisiensi energi memungkinkan kita untuk

menggunakan energi lebih sedikit untuk mendapatkan tingkat yang lebih tinggi

yang sama-atau produksi, pelayanan, dan kenyamanan. Pendekatan ini memiliki

potensi besar untuk menghemat energi dan uang, dan dapat digunakan dengan

cepat.

Penghijauan transportasi: Emisi Sektor transportasi ini telah meningkat pada

tingkat yang lebih cepat daripada sektor energi menggunakan lainnya selama

dekade terakhir. Berbagai solusi ada di tangan, termasuk meningkatkan efisiensi

Page 12: Why Should We Be Concerned About Global Warming

(mil per galon) di semua moda transportasi, beralih ke bahan bakar rendah

karbon, dan mengurangi kendaraan mil perjalanan melalui pertumbuhan cerdas

dan sistem transportasi massal yang lebih efisien.

Revving energi terbarukan: Sumber energi terbarukan seperti matahari, angin,

panas bumi dan bioenergi yang tersedia di seluruh dunia. Beberapa studi telah

menunjukkan bahwa energi terbarukan memiliki potensi teknis untuk memenuhi

sebagian besar kebutuhan energi kita. Teknologi terbarukan dapat digunakan

dengan cepat, semakin hemat biaya, dan menciptakan lapangan kerja sekaligus

mengurangi polusi.

Pentahapan keluar listrik bahan bakar fosil: Secara dramatis mengurangi

penggunaan bahan bakar fosil-terutama karbon-intensif batubara sangat penting

untuk mengatasi perubahan iklim.

Mengelola hutan dan pertanian: Secara keseluruhan, deforestasi tropis dan

emisi dari pertanian mewakili hampir 30 persen dari emisi yang memerangkap

panas di dunia. Kita bisa memerangi pemanasan global dengan mengurangi emisi

dari deforestasi dan degradasi hutan dan dengan membuat praktik produksi

makanan kita lebih berkelanjutan.

Menjelajahi nuklir: Karena hasil listrik tenaga nuklir di beberapa emisi

pemanasan global, saham meningkat dari tenaga nuklir dalam bauran energi dapat

membantu mengurangi pemanasan global

Mengembangkan dan menggunakan teknologi rendah karbon dan nol-

karbon baru: Penelitian dan pengembangan generasi berikutnya dari teknologi

rendah karbon akan sangat penting untuk pengurangan abad pertengahan dalam

emisi global. Penelitian saat ini pada teknologi baterai, bahan-bahan baru untuk

sel surya, memanfaatkan energi dari sumber-sumber baru seperti bakteri dan

ganggang, dan daerah inovatif lainnya bisa memberikan terobosan penting.

Memastikan pembangunan berkelanjutan: Negara-negara di dunia-dari yang

paling ke paling maju-bervariasi secara dramatis dalam kontribusi mereka

terhadap masalah perubahan iklim dan dalam tanggung jawab dan kapasitas untuk

menghadapinya mereka. Sebuah kompak global yang sukses terhadap perubahan

iklim harus mencakup bantuan keuangan dari negara-negara kaya ke negara-

negara miskin untuk membantu membuat transisi ke jalur pembangunan rendah

karbon dan untuk membantu beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim.

Page 13: Why Should We Be Concerned About Global Warming

Kesimpulan

Pemanasan global adalah tantangan besar bagi masyarakat global kita. Sangat sedikit

keraguan bahwa pemanasan global akan mengubah iklim kita di abad berikutnya. Jadi

apa solusi untuk pemanasan global? Pertama, harus ada solusi politik internasional.

Kedua, dana untuk mengembangkan produksi energi murah dan bersih harus

ditingkatkan, karena semua pembangunan ekonomi didasarkan pada peningkatan

penggunaan energi. Kita tidak harus pin semua harapan kami pada politik global dan

teknologi energi bersih, jadi kita harus mempersiapkan diri untuk yang terburuk dan

beradaptasi. Jika diterapkan sekarang, banyak biaya dan kerusakan yang bisa disebabkan

oleh perubahan iklim dapat dikurangi.

Cara terbaik untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim adalah beralih ke bentuk-bentuk

pembangunan yang lebih berkelanjutan, belajar untuk hidup dengan cara-cara yang

menghargai dan serasi dengan alam. Perubahan iklim merupakan ancaman yang serius

dan suatu peringatan untuk menyadarkan kita. Namun, kita juga dapat menggunakan

kesempatan ini sebagai momentum baru bagi upaya-upaya perlindungan lingkungan

hidup kita. Di Indonesia kita beruntung memiliki sumber daya alam yang melimpah ruah

dan Indonesia merupakan wilayah yang memiliki keanekargaman hayati yang paling

kaya dan paling beragam di dunia. Semua itu sudah sepantasnya kita lestarikan suatu

warisan untuk generasi penerus. Namun, ada juga suatu kepentingan tersendiri yang kuat.

Sejauh mana keharusan kita menyelamatkan lingkungan, sedemikian pula kita

bergantung pada lingkungan untuk menyelamatkan kita.

Sumber:

en.wikipedia.org/wiki/Global_warming, 2014

http://en.wikipedia.org/wiki/Economic_impacts_of_climate_change, 2014

Sisi Lain Perubahan Iklim, UNDP Indonesia, 2007