yvguhilppdf

8
170 etardasi mental merupakan suatu kelainan mental seumur hidup, diperkirakan lebih dari 120 juta orang di seluruh dunia menderita kelainan ini. 1 Oleh karena itu retardasi mental merupakan masalah di bidang kesehatan masyarakat, kesejahteraan sosial dan pendidikan baik pada anak yang mengalami retardasi mental tersebut maupun keluarga dan masyarakat. Retardasi mental merupakan suatu keadaan penyimpangan tumbuh kembang seorang anak sedangkan peristiwa tumbuh kembang itu sendiri merupakan proses utama, hakiki, dan khas pada anak serta merupakan sesuatu yang terpenting Retardasi Mental Titi Sunarwati Sularyo, Muzal Kadim Retardasi mental adalah penurunan fungsi intelektual yang menyeluruh secara bermakna dan secara langsung menyebabkan gangguan adaptasi sosial, dan bermanifestasi selama masa perkembangan. Klasifikasi retardasi mental adalah mild retardation, moderate retardation, severe retardation dan profound retardation. Etiologi retardasi mental dapat terjadi mulai dari pranatal, perinatal dan postnatal. Beberapa penulis secara terpisah menyebutkan lebih dari 1000 macam penyebab terjadinya retardasi mental, dan banyak diantaranya yang dapat dicegah. Ditinjau dari penyebab secara langsung dapat digolongkan atas penyebab biologis dan psikososial. Diagnosis retardasi mental tidak hanya didasarkan atas uji intelegensia saja, melainkan juga dari riwayat penyakit, laporan dari orangtua, laporan dari sekolah, pemeriksaan fisis, laboratorium, pemeriksaan penunjang. Tata laksana retardasi mental mencakup tatalaksana medis, penempatan di panti khusus, psikoterapi, konseling, dan pendidikan khusus. Pencegahan retardasi mental dapat primer (mencegah timbulnya retardasi mental), atau sekunder (mengurangi manifestasi klinis retardasi mental). Kata kunci: retardasi mental, Inteligence Quotient (IQ), adaptasi sosial, masa perkembangan pada anak tersebut. Terjadinya retardasi mental dapat disebabkan adanya gangguan pada fase pranatal, perinatal maupun postnatal. Mengingat beratnya beban keluarga maupun masyarakat yang harus ditanggung dalam penatalaksanaan retardasi mental, maka pencegahan yang efektif merupakan pilihan terbaik. 2,3 Pada zaman dahulu orang tidak begitu membeda- kan antara deformitas fisik bawaan seperti kerdil dan lain-lain dengan retardasi mental. Penderita epilepsi, psikosis, tuna rungu-wicara sering dicampuradukkan dengan mereka yang terganggu intelektualnya. Pada kenyataannya memang keadaan-keadaan tersebut sering menyertai penderita retardasi mental, sehingga menyulitkan untuk membuat diagnosis klinis. Pada masa kerajaan Yunani di bawah hukum Lycurgus anak dengan retardasi mental mengalami perlakuan yang sangat mengenaskan, yang dibolehkan untuk dimusnahkan, atau dibuang di sungai Eurotes. Di Romawi kuno ada hukum yang membenarkan pembunuhan pada anak-anak yang cacat atau yang Kepala Subbagian Pediatri Sosial, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI- RSCM (Dr. Titi Sunarwati Sularyo, Sp.A(K)), Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, Jakarta (Dr. Muzal Kadim). Alamat korespondensi: Dr. Titi Sunarwati Sularyo, Sp.A(K). Subbagian Pediatri Sosial, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, Jl. Salemba 6, Jakarta 10430. Tel.: 021- 316 0622. Fax.: 391 3982. R Sari Pediatri, Vol. 2, No. 3, Desember 2000: 170 - 177 Topik Khusus

Upload: alfamiftahulkhoir

Post on 26-Oct-2015

12 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

vbnjmkl,;.

TRANSCRIPT

Page 1: yvguhilppdf

170

Sari Pediatri, Vol. 2, No. 3, Desember 2000

etardasi mental merupakan suatu kelainanmental seumur hidup, diperkirakan lebih dari120 juta orang di seluruh dunia menderita

kelainan ini.1 Oleh karena itu retardasi mentalmerupakan masalah di bidang kesehatan masyarakat,kesejahteraan sosial dan pendidikan baik pada anakyang mengalami retardasi mental tersebut maupunkeluarga dan masyarakat. Retardasi mental merupakansuatu keadaan penyimpangan tumbuh kembangseorang anak sedangkan peristiwa tumbuh kembangitu sendiri merupakan proses utama, hakiki, dan khaspada anak serta merupakan sesuatu yang terpenting

Retardasi Mental

Titi Sunarwati Sularyo, Muzal Kadim

Retardasi mental adalah penurunan fungsi intelektual yang menyeluruh secara bermaknadan secara langsung menyebabkan gangguan adaptasi sosial, dan bermanifestasi selamamasa perkembangan. Klasifikasi retardasi mental adalah mild retardation, moderateretardation, severe retardation dan profound retardation.Etiologi retardasi mental dapat terjadi mulai dari pranatal, perinatal dan postnatal.Beberapa penulis secara terpisah menyebutkan lebih dari 1000 macam penyebabterjadinya retardasi mental, dan banyak diantaranya yang dapat dicegah. Ditinjau daripenyebab secara langsung dapat digolongkan atas penyebab biologis dan psikososial.Diagnosis retardasi mental tidak hanya didasarkan atas uji intelegensia saja, melainkanjuga dari riwayat penyakit, laporan dari orangtua, laporan dari sekolah, pemeriksaanfisis, laboratorium, pemeriksaan penunjang.Tata laksana retardasi mental mencakup tatalaksana medis, penempatan di panti khusus,psikoterapi, konseling, dan pendidikan khusus. Pencegahan retardasi mental dapat primer(mencegah timbulnya retardasi mental), atau sekunder (mengurangi manifestasi klinisretardasi mental).

Kata kunci: retardasi mental, Inteligence Quotient (IQ), adaptasi sosial, masa perkembangan

pada anak tersebut. Terjadinya retardasi mental dapatdisebabkan adanya gangguan pada fase pranatal,perinatal maupun postnatal. Mengingat beratnyabeban keluarga maupun masyarakat yang harusditanggung dalam penatalaksanaan retardasi mental,maka pencegahan yang efektif merupakan pilihanterbaik.2,3

Pada zaman dahulu orang tidak begitu membeda-kan antara deformitas fisik bawaan seperti kerdil danlain-lain dengan retardasi mental. Penderita epilepsi,psikosis, tuna rungu-wicara sering dicampuradukkandengan mereka yang terganggu intelektualnya. Padakenyataannya memang keadaan-keadaan tersebutsering menyertai penderita retardasi mental, sehinggamenyulitkan untuk membuat diagnosis klinis.

Pada masa kerajaan Yunani di bawah hukumLycurgus anak dengan retardasi mental mengalamiperlakuan yang sangat mengenaskan, yang dibolehkanuntuk dimusnahkan, atau dibuang di sungai Eurotes.Di Romawi kuno ada hukum yang membenarkanpembunuhan pada anak-anak yang cacat atau yang

Kepala Subbagian Pediatri Sosial, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM (Dr. Titi Sunarwati Sularyo, Sp.A(K)), Program PendidikanDokter Spesialis (PPDS), Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM,Jakarta (Dr. Muzal Kadim).

Alamat korespondensi:Dr. Titi Sunarwati Sularyo, Sp.A(K).Subbagian Pediatri Sosial, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM,Jl. Salemba 6, Jakarta 10430.Tel.: 021- 316 0622. Fax.: 391 3982.

R

Sari Pediatri, Vol. 2, No. 3, Desember 2000: 170 - 177Topik Khusus

Page 2: yvguhilppdf

171

Sari Pediatri, Vol. 2, No. 3, Desember 2000

lemah, walaupun kadang-kadang anak cacat tersebutmasih dipertahankan hidup bila masih mampumenghibur para pembesar.

Prevalens retardasi mental pada anak-anak dibawah umur 18 tahun di negara maju diperkirakanmencapai 0,5-2,5% , di negara berkembang berkisar4,6%. Insidens retardasi mental di negara maju berkisar3-4 kasus baru per 1000 anak dalam 20 tahun terakhir.Angka kejadian anak retardasi mental berkisar 19 per1000 kelahiran hidup.1 Banyak penelitian melaporkanangka kejadian retardasi mental lebih banyak pada anaklaki-laki dibandingkan perempuan.1,4-6

Tujuan penulisan ini adalah untuk membahasretardasi mental secara umum, dan akan dibahastentang definisi, klasifikasi, etiologi, diagnosis sertatatalaksana serta pencegahan retardasi mental.

Definisi

American Association on Mental Deficiency (AAMD)membuat definisi retardasi mental yang kemudiandirevisi oleh Rick Heber (1961) sebagai suatupenurunan fungsi intelektual secara menyeluruh yangterjadi pada masa perkembangan dan dihubungkandengan gangguan adaptasi sosial. Ada 3 hal pentingyang merupakan kata kunci dalam definisi ini yaitupenurunan fungsi intelektual, adaptasi sosial, dan masaperkembangan. Penurunan fungsi intelektual secaraumum menurut definisi Rick Heber diukur ber-dasarkan tes intelegensia standar paling sedikit satudeviasi standar (1 SD) di bawah rata-rata. Periodeperkembangan mental menurut definisi ini adalahmulai dari lahir sampai umur 16 tahun. Gangguanadaptasi sosial dalam definisi ini dihubungkan denganadanya penurunan fungsi intelektual. Menurut definisiini tidak ada kriteria bahwa retardasi mental tidak dapatdiperbaiki seperti definisi retardasi mental se-belumnya.4,7,8

Banyak pakar menyatakan bahwa definisi initerlalu liberal, karena dengan batasan tes intelegen-sia di bawah satu deviasi standar (1 SD) terdapathampir 16% dari populasi dapat digolongkansebagai retardasi mental.2 Pada tahun 1973 melaluiManual on Terminology and Classfication in MentalRetardation Grossman merevisi definisi Hebertersebut. Menurut Grossman retardasi mental adalahpenurunan fungsi intelektual yang menyeluruhsecara bermakna dan secara langsung menyebabkan

gangguan adaptasi sosial, dan bermanifestasi selamamasa perkembangan. Menurut definisi ini pe-nurunan fungsi intelektual yang bermakna berartipada pengukuran uji intelegensia berada pada duadeviasi standar di bawah rata-rata. Berdasarkankriteria ini ternyata kurang dari 3% populasi yangdapat digolongkan sebagai retardasi mental. Periodeperkembangan menurut definisi ini adalah mulaidari lahir sampai umur 18 tahun. Gangguan adaptasisosial menurut definisi ini secara langsung di-sebabkan oleh penurunan fungsi intelektual.4,7,8

Klasifikasi

Uji intelegensia pertama kali diperkenalkan olehseorang psikolog Perancis yang bernama Alfred Binetdan Theodore Simon pada tahun 1900. Pada tahun1916 Dr Lewis Terman mengadaptasi pemeriksaanintelegensia berdasarkan skala Binet tersebut di StanfordUniversity. Saat ini uji intelegensia tersebut dinamakanStanford Binet Intelligence Scale yang sudah direvisi 4kali yaitu tahun 1937, 1960, 1973, dan 1986.4,9,10

William Stern pada tahun 1912 membuat konsepintelligence quotient (IQ) sebagai suatu perbandinganantara mental age (MA) dan chronological age (CA)4,5,10

Pada tahun 1939 David Wechsler mempubli-kasikan suatu tes intelegensia yang mengukur fungsiintelektual yang lebih global. Uji ini kemudian disebutWechsler Intelligence Scale for Children (WISC) yangkemudian direvisi tahun 1976 dan disebut WechslerIntelligence Scale for Children Revised (WISC-R), dandirevisi kembali tahun 1990 yang disebut WISC thirdedition (WISC-III). Uji intelegensia tersebut dipakaiuntuk anak umur 6-16 tahun.4,5,10

Pada tahun 1966 dipublikasikan Wechsler Preschooland Primary Scale of Intelligence (WPPSI) yangkemudian direvisi tahun 1989 disebut WPPSI-R, untukanak umur 4-61/2 tahun.2

Berdasarkan The ICD-10 Classification of Mentaland Behavioural Disorders, WHO, Geneva tahun 1994

MAIQ = x 100

CA

Page 3: yvguhilppdf

172

Sari Pediatri, Vol. 2, No. 3, Desember 2000

retardasi mental dibagi menjadi 4 golongan yaitu :1,4,5,10

• Mild retardation (retardasi mental ringan), IQ 50-69

• Moderate retardation (retardasi mental sedang), IQ35-49

• Severe retardation (retardasi mental berat), IQ 20-34

• Profound retardation (retardasi mental sangatberat), IQ <20

Retardasi mental ringan

Retardasi mental ringan dikategorikan sebagairetardasi mental dapat dididik (educable). Anakmengalami gangguan berbahasa tetapi masih mampumenguasainya untuk keperluan bicara sehari-hari danuntuk wawancara klinik. Umumnya mereka jugamampu mengurus diri sendiri secara independen(makan, mencuci, memakai baju, mengontrol salurancerna dan kandung kemih), meskipun tingkatperkembangannya sedikit lebih lambat dari ukurannormal. Kesulitan utama biasanya terlihat padapekerjaan akademik sekolah, dan banyak yangbermasalah dalam membaca dan menulis. Dalamkonteks sosiokultural yang memerlukan sedikitkemampuan akademik, mereka tidak ada masalah.Tetapi jika ternyata timbul masalah emosional dansosial, akan terlihat bahwa mereka mengalamigangguan, misal tidak mampu menguasai masalahperkawinan atau mengasuh anak, atau kesulitanmenyesuaikan diri dengan tradisi budaya.1,4

Retardasi mental sedang

Retardasi mental sedang dikategorikan sebagai retardasimental dapat dilatih (trainable). Pada kelompok inianak mengalami keterlambatan perkembanganpemahaman dan penggunaan bahasa, serta pencapaianakhirnya terbatas. Pencapaian kemampuan mengurusdiri sendiri dan ketrampilan motor juga mengalamiketerlambatan, dan beberapa diantaranya mem-butuhkan pengawasan sepanjang hidupnya. Kemajuandi sekolah terbatas, sebagian masih bisa belajar dasar-dasar membaca, menulis dan berhitung.1,4

Retardasi mental berat

Kelompok retardasi mental berat ini hampir samadengan retardasi mental sedang dalam hal gambaran

klinis, penyebab organik, dan keadaan-keadaan yangterkait. Perbedaan utama adalah pada retardasi mentalberat ini biasanya mengalami kerusakan motor yangbermakna atau adanya defisit neurologis.1,4

Retardasi mental sangat berat

Retardasi mental sangat berat berarti secara praktis anaksangat terbatas kemampuannya dalam mengerti danmenuruti permintaan atau instruksi. Umumnya anaksangat terbatas dalam hal mobilitas, dan hanya mampupada bentuk komunikasi nonverbal yang sangatelementer.1,4

Etiologi

Terjadinya retardasi mental tidak dapat dipisahkan daritumbuh kembang seorang anak. Seperti diketahui faktorpenentu tumbuh kembang seorang anak pada garisbesarnya adalah3,4,5 faktor genetik/heredokonstitusionalyang menentukan sifat bawaan anak tersebut dan faktorlingkungan. Yang dimaksud dengan lingkungan padaanak dalam konteks tumbuh kembang adalah suasana(milieu) dimana anak tersebut berada. Dalam hal inilingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasaranak untuk tumbuh kembang.

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembangini secara garis besar dapat digolongkan menjadi 3golongan, yaitu: 3

• Kebutuhan fisis-biomedis (asuh)- Pangan (gizi, merupakan kebutuhan paling

penting)- Perawatan kesehatan dasar (Imunisasi, ASI,

penimbangan bayi secara teratur, pengobatan sederhana, dan lain lain)- Papan (pemukiman yang layak)- Higiene, sanitasi- Sandang- Kesegaran jasmani, rekreasi

• Kebutuhan emosi/kasih sayang (asih). Pada tahun-tahun pertama kehidupan hubungan yang erat,mesra dan selaras antara ibu dan anak merupakansyarat mutlak untuk menjamin suatu prosestumbuh kembang yang selaras, baik fisis, mentalmaupun sosial.

• Kebutuhan akan stimulasi mental (asah). Me-rupakan cikal bakal proses pembelajaran (pen-didikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasimental ini membantu perkembangan mental-

Page 4: yvguhilppdf

173

Sari Pediatri, Vol. 2, No. 3, Desember 2000

psikososial (kecerdasan, ketrampilan, kemandirian,kreativitas, kepribadian, moral-etika dan se-bagainya). Perkembangan ini pada usia balitadisebut sebagai perkembangan psikomotor.

Kelainan/penyimpangan tumbuh kembang padaanak terjadi akibat gangguan pada interaksi antara anakdan lingkungan tersebut, sehingga kebutuhan dasar anaktidak terpenuhi. Keadaan ini dapat menyebabkanmorbiditas anak, bahkan dapat berakhir dengankematian. Kalaupun kematian dapat diatasi, sebagianbesar anak yang telah berhasil tetap hidup ini mengalamiakibat menetap dari penyimpangan tersebut yangdikategorikan sebagai kecacatan, termasuk retardasimental. Jelaslah bahwa dalam aspek pencegahanterjadinya retardasi mental praktek pengasuhan anak danperan orangtua sangat penting.2

Etiologi retardasi mental dapat terjadi mulai darifase pranatal, perinatal dan postnatal. Beberapa penulissecara terpisah menyebutkan lebih dari 1000 macampenyebab terjadinya retardasi mental, dan banyakdiantaranya yang dapat dicegah. Ditinjau daripenyebab secara langsung dapat digolongkan ataspenyebab biologis dan psikososial. Penyebab biologisatau sering disebut retardasi mental tipe klinismempunyai ciri-ciri sebagai berikut:2,4,7,8

• Pada umumnya merupakan retardasi mentalsedang sampai sangat berat

• Tampak sejak lahir atau usia dini• Secara fisis tampak berkelainan/aneh• Mempunyai latar belakang biomedis baik pranatal,

perinatal maupun postnatal• Tidak berhubungan dengan kelas sosial

Penyebab psikososial atau sering disebut tipe sosio-kultural mempunyai ciri-ciri sebagai berikut• Biasanya merupakan retardasi mental ringan• Diketahui pada usia sekolah• Tidak terdapat kelainan fisis maupun laboratorium• Mempunyai latar belakang kekurangan stimulasi

mental (asah)• Ada hubungan dengan kelas sosial

Melihat struktur masyarakat Indonesia, golongansosio ekonomi rendah masih merupakan bagian yangbesar dari penduduk, dapat diperkirakan bahwaretardasi mental di Indonesia yang terbanyak adalahtipe sosio-kultural.2,3

Etiologi retardasi mental tipe klinis atau biologikal

dapat dibagi dalam1. Penyebab pranatal

• Kelainan kromosom• Kelainan genetik /herediter• Gangguan metabolik• Sindrom dismorfik• Infeksi intrauterin• Intoksikasi

2. Penyebab perinatal• Prematuritas• Asfiksia• Kernikterus• Hipoglikemia• Meningitis• Hidrosefalus• Perdarahan intraventrikular

3. Penyebab postnatal• Infeksi (meningitis, ensefalitis)• Trauma• Kejang lama• Intoksikasi (timah hitam, merkuri)

Penyebab Pranatal

Kelainan kromosom

Kelainan kromosom penyebab retardasi mental yangterbanyak adalah sindrom Down. Disebut demikiankarena Langdon Down pada tahun 1866 untukpertama kali menulis tentang gangguan ini, yaitu bayiyang mempunyai penampilan seperti mongol danmenunjukkan keterbelakangan mental seperti idiot.Hal ini tidak sepenuhnya benar, karena sebagian besardari golongan ini termasuk retardasi mental sedang.Sindrom Down merupakan 10-32% dari penderitaretardasi mental. Diperkirakan insidens dari sindromDown antara 1-1,7 per 1000 kelahiran hidup pertahun. Risiko timbulnya sindrom Down berkaitandengan umur ibu saat melahirkan. Ibu yang berumur20-25 tahun saat melahirkan mempunyai risiko1:2000, sedangkan ibu yang berumur 45 tahunmempunyai risiko 1:30 untuk timbulnya sindromDown. Analisis kromosom pada sindrom Down 95%menunjukkan trisomi –21, sedangkan 5% sisanyamerupakan mosaik dan translokasi .3,4,11

Kelainan kromosom lain yang bermanifestasi sebagairetardasi mental adalah trisomi-18 atau sindrom Edward,dan trisomi-13 atau sindrom Patau, sindrom Cri-du-

Page 5: yvguhilppdf

174

Sari Pediatri, Vol. 2, No. 3, Desember 2000

chat, sindrom Klinefelter, dan sindrom Turner.Berdasarkan pengamatan ternyata kromatin seks, yangmerupakan kelebihan kromosom -X pada laki-laki lebihbanyak ditemukan di antara penderita retardasi mentaldibandingkan laki-laki normal. Diperkirakan kelebihankromosom-X pada laki-laki memberi pengaruh tidakbaik pada kesehatan jiwa, termasuk timbulnya psikosis,gangguan tingkah laku dan kriminalitas.3,11,12

Kelainan kromosom-X yang cukup sering menim-bulkan retardasi mental adalah Fragile-X syndrome, yangmerupakan kelainan kromosom-X pada band q27.Kelainan ini merupakan X-linked, dibawa oleh ibu.Penampilan klinis yang khas pada kelainan ini adalahdahi yang tinggi, rahang bawah yang besar, telingapanjang, dan pembesaran testis. Diperkirakan prevalensretardasi mental yang disebabkan fragile-X syndromepada populasi anak usia sekolah adalah 1 : 2610 padalaki-laki, dan 1: 4221 pada perempuan.3,12

Kelainan metabolik

Kelainan metabolik yang sering menimbulkan retardasimental adalah Phenylketonuria (PKU), yaitu suatugangguan metabolik dimana tubuh tidak mampumengubah asam amino fenilalanin menjadi tirosinkarena defisiensi enzim hidroksilase. Penderita laki-lakitenyata lebih besar dibandingkan perempuan denganperbandingan 2:1. Kelainan ini diturunkan secaraautosom resesif. Diperkirakan insidens PKU adalah1:12 000-15 000 kelahiran hidup. Penderita retardasimental pada PKU 66,7% tergolong retardasi mentalberat dan 33,3% retardasi mental sedang.1,3,4

Galaktosemia adalah suatu gangguan metabolismekarbohidrat disebabkan karena tubuh tidak mampumenggunakan galaktosa yang dimakan. Dengan dietbebas galaktosa bayi akan bertambah berat badannyadan fungsi hati akan membaik, tetapi menurutbeberapa penulis perkembangan mental tidakmengalami perubahan.1,3,4 Penyakit Tay-Sachs atauinfantile amaurotic idiocy adalah suatu gangguanmetabolisme lemak, dimana tubuh tidak bisamengubah zat-zat pralipid menjadi lipid yangdiperlukan oleh sel-sel otak. Manifestasi klinis adalahnistagmus, atrofi nervus optikus, kebutaan, danretardasi mental sangat berat.3,4 Hipotiroid kongenitaladalah defisiensi hormon tiroid bawaan yangdisebabkan oleh berbagai faktor (agenesis kelenjartiroid, defek pada sekresi TSH atau TRH, defek padaproduksi hormon tiroid). Kadang-kadang gejala klinis

tidak begitu jelas dan baru terdeteksi setelah 6-12minggu kemudian, padahal diagnosis dini sangatpenting untuk mencegah timbulnya retardasi mentalatau paling tidak meringankan derajat retardasi mental.Gejala klasik hipotiroid kongenital pada minggupertama setelah lahir adalah miksedema, lidah yangtebal dan menonjol, suara tangis yang serak karenaedema pita suara, hipotoni, konstipasi, bradikardi,hernia umbilikalis. Prevalens hipotiroid kongenitalberkisar 1:4000 neonatus di seluruh dunia.1,13

Defisiensi yodium secara bermakna dapat menye-babkan retardasi mental baik di negara sedangberkembang maupun di negara maju. Diperkirakan600 juta sampai 1 milyar penduduk dunia mempunyairisiko defisiensi yodium, terutama di negara sedangberkembang. Penelitian WHO1 mendapatkan 710 jutapenduduk Asia, 227 juta Afrika, 60 juta Amerika Latin,dan 20-30 juta Eropa mempunyai risiko defisiensiyodium. Akibat defisiensi yodium pada masaperkembangan otak karena asupan yodium yangkurang pada ibu hamil meyebabkan retardasi mentalpada bayi yang dilahirkan. Kelainan ini timbul bilaasupan yodium ibu hamil kurang dari 20 ug ( normal80-150 ug) per hari. Dalam bentuk yang berat kelainanini disebut juga kretinisme, dengan manisfestasi klinisadalah miksedema, kelemahan otot, letargi, gangguanneurologis, dan retardasi mental berat. Di daerahendemis, 1 dari 10 neonatus mengalami retardasimental karena defisiensi yodium.1,13

Infeksi

Infeksi rubela pada ibu hamil triwulan pertama dapatmenimbulkan anomali pada janin yang dikandungnya.Risiko timbulnya kelainan pada janin berkurang bilainfeksi timbul pada triwulan kedua dan ketiga.Manifestasi klinis rubela kongenital adalah berat lahirrendah, katarak, penyakit jantung bawaan, mikrosefali,dan retardasi mental.1,3,4

Infeksi cytomegalovirus tidak menimbulkan gejalapada ibu hamil tetapi dapat memberi dampak seriuspada janin yang dikandungnya. Manifestasi klinisantara lain hidrosefalus, kalsifikasi serebral, gangguanmotorik, dan retardasi mental.

Intoksikasi

Fetal alcohol syndrome (FAS) merupakan suatusindrom yang diakibatkan intoksikasi alkohol pada

Page 6: yvguhilppdf

175

Sari Pediatri, Vol. 2, No. 3, Desember 2000

janin karena ibu hamil yang minum minuman yangmengandung alkohol, terutama pada triwulanpertama. Di negara Amerika Serikat FAS merupakanpenyebab tersering dari retardasi mental setelahsindrom Down. Insidens FAS berkisar antara 1-3kasus per 1000 kelahiran hidup. Pada populasi wanitapeminum minuman keras insidens FAS sangatmeningkat yaitu 21-83 kasus per 1000 kelahiranhidup, padahal di Eropa dan Amerika 8% wanitamerupakan peminum minuman keras.1,4,14

Penyebab Perinatal

Koch menulis bahwa 15-20% dari anak retardasi mentaldisebabkan karena prematuritas. Penelitian dengan 455bayi dengan berat lahir 1250 g atau kurang menun-jukkan bahwa 85% dapat mempelihatkan perkembang-an fisis rata-rata, dan 90% memperlihatkan perkem-bangan mental rata-rata. Penelitian pada 73 bayiprematur dengan berat lahir 1000 g atau kurangmenunjukkan IQ yang bervariasi antara 59-142, denganIQ rata-rata 94. Keadaan fisis anak-anak tersebut baik,kecuali beberapa yang mempunyai kelainan neurologis,dan gangguan mata. Penulis-penulis lain berpendapatbahwa semakin rendah berat lahirnya, semakin banyakkelainan yang dialami baik fisis maupun mental.1,3,4,15

Asfiksia, hipoglikemia, perdarahan intraventrikular,kernikterus, meningitis dapat menimbulkan kerusakanotak yang ireversibel, dan merupakan penyebabtimbulnya retardasi mental.3,15

Penyebab Postnatal

Faktor-faktor postnatal seperti infeksi, trauma,malnutrisi, intoksikasi, kejang dapat menyebabkankerusakan otak yang pada akhirnya menimbulkanretardasi mental.1,3,4

Etiologi pada Kelompok Sosio–Kultural

Proses psikososial dalam keluarga dapat merupakan salahsatu penyebab retardasi mental. Sebenarnya bermacam-macam sebab dapat bersatu untuk menimbulkanretardasi mental. Proses psikososial ini merupakan faktorpenting bagi retardasi mental tipe sosio-kultural, yangmerupakan retardasi mental ringan.2,4

Diagnosis

Diagnosis retardasi mental tidak hanya didasarkan atastes intelegensia saja, melainkan juga dari riwayatpenyakit, laporan dari orangtua, laporan dari sekolah,pemeriksaan fisis, laboratorium, pemeriksaanpenunjang. Yang perlu dinilai tidak hanya intelegensiasaja melainkan juga adaptasi sosialnya. Dari anamnesisdapat diketahui beberapa faktor risiko terjadinyaretardasi mental.1,4,5

Pemeriksaan fisis pada anak retardasi mentalbiasanya lebih sulit dibandingkan pada anak normal,karena anak retardasi mental kurang kooperatif. Selainpemeriksaan fisis secara umum (adanya tanda-tandadismorfik dari sindrom-sindrom tertentu) perludilakukan pemeriksaan neurologis, serta penilaiantingkat perkembangan. Pada anak yang berumur diatas3 tahun dilakukan tes intelegensia.4,5

Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) kepala dapatmembantu menilai adanya kalsifikasi serebral,perdarahan intra kranial pada bayi dengan ubun-ubunmasih terbuka. Pemeriksaan laboratorium dilakukanatas indikasi, pemeriksaan ferriklorida dan asam aminourine dapat dilakukan sebagai screening PKU.Pemeriksaan analisis kromosom dilakukan biladicurigai adanya kelainan kromosom yang mendasariretardasi mental tersebut. Beberapa pemeriksaanpenunjang lain dapat dilakukan untuk membantuseperti pemeriksaan BERA, CT-Scan, dan MRI.4,5

Kesulitan yang dihadapi adalah kalau penderitamasih dibawah umur 2-3 tahun, karena kebanyakantes psikologis ditujukan pada anak yang lebih besar.Pada bayi dapat dinilai perkembangan motorik halusmaupun kasar, serta perkembangan bicara dan bahasa.Biasanya penderita retardasi mental juga mengalamiketerlambatan motor dan bahasa.4,5

Tatalaksana

Tatalaksana Medis

Obat-obat yang sering digunakan dalam pengobatanretardasi mental adalah terutama untuk menekangejala-gejala hiperkinetik. Metilfenidat (ritalin) dapatmemperbaiki keseimbangan emosi dan fungsi kognitif.Imipramin, dekstroamfetamin, klorpromazin,flufenazin, fluoksetin kadang-kadang dipergunakanoleh psikiatri anak. Untuk menaikkan kemampuan

Page 7: yvguhilppdf

176

Sari Pediatri, Vol. 2, No. 3, Desember 2000

belajar pada umumnya diberikan tioridazin (melleril),metilfenidat, amfetamin, asam glutamat, gammaaminobutyric acid (GABA).3,4,16

Rumah Sakit/Panti Khusus

Penempatan di panti-panti khusus perlu dipertim-bangkan atas dasar: kedudukan sosial keluarga, sikapdan perasaan orangtua terhadap anak, derajat retardasimental, pandangan orangtua mengenai prognosisanak, fasilitas perawatan dalam masyarakat, danfasilitas untuk membimbing orangtua dan sosialisasianak.

Kerugian penempatan di panti khusus bagi anakretardasi mental adalah kurangnya stimulasi mentalkarena kurangnya kontak dengan orang lain dankurangnya variasi lingkungan yang memberikankebutuhan dasar bagi anak.3

Psikoterapi

Psikoterapi dapat diberikan kepada anak retardasimental maupun kepada orangtua anak tersebut.Walaupun tidak dapat menyembuhkan retardasimental tetapi dengan psikoterapi dan obat-obatandapat diusahakan perubahan sikap, tingkah laku danadaptasi sosialnya.3,4

Konseling

Tujuan konseling dalam bidang retardasi mental iniadalah menentukan ada atau tidaknya retardasi mentaldan derajat retardasi mentalnya, evaluasi mengenaisistem kekeluargaan dan pengaruh retardasi mentalpada keluarga, kemungkinan penempatan di pantikhusus, konseling pranikah dan pranatal.

Pendidikan

Pendidikan yang penting disini bukan hanya asalsekolah, namun bagaimana mendapatkan pendidikanyang cocok bagi anak yang terbelakang ini. Terdapatempat macam tipe pendidikan untuk retardasimental.1,3,4

• Kelas khusus sebagai tambahan dari sekolah biasa• Sekolah luar biasa C• Panti khusus• Pusat latihan kerja (sheltered workshop)

Pencegahan

Pencegahan retardasi mental dapat primer (mencegahtimbulnya retardasi mental), atau sekunder (me-ngurangi manifestasi klinis retardasi mental). Sebab-sebab retardasi mental yang dapat dicegah antara laininfeksi, trauma, intoksikasi, komplikasi kehamilan,gangguan metabolisme, kelainan genetik.1,4,5,6

Kesimpulan

Retardasi mental merupakan masalah bidang kesehatanmasyarakat, kesejahteraan sosial dan pendidikan baikpada anak yang mengalami retardasi mental tersebutmaupun keluarga dan masyarakat.

Definisi retardasi mental harus mencakup bidangkognitif (intelegensia) dan adaptasi sosial yang timbulpada masa perkembangan.

Klasifikasi retardasi mental saat ini yang terbanyakdipakai adalah The ICD-10 Classification of mental andBehavioural Disorders, WHO, Geneva tahun 1994,yaitu :• Mild retardation (Retardasi mental ringan), IQ

50-69• Moderate retardation (Retardasi mental sedang), IQ

35-49• Severe retardation (Retardasi mental berat), IQ 20-

34• Profound retardation (Retardasi mental sangat

berat), IQ <20Mengingat besarnya beban yang ditanggung oleh

penderita retardasi mental, keluarga, dan masyarakatmaka pencegahan terhadap timbulnya retardasi mentaldan diagnosis dini merupakan pilihan terbaik.

Daftar Pustaka

1. WHO. Primary prevention of mental neurological andpsychosocial disorders. Geneva, WHO 1998: h. 8-53.

2. Payne JS, Patton JR. Mental retardation. Columbus: Bell& Howell Company,1981. h. 1-466.

3. Sularyo TS. Tumbuh kembang anak dengan minatkhusus pada aspek pencegahan Tuna grahita. Disam-paikan pada seminar sehari jangan sampai anakku tunagrahita, Jakarta, 21 November, 1992.

4. Prasadio T. Gangguan psikiatrik pada anak-anak denganretardasi mental. Disertasi. Surabaya: UniversitasAirlangga, 1976.

5. Lumbantobing SM. Anak dengan mental terbelakang.

Page 8: yvguhilppdf

177

Sari Pediatri, Vol. 2, No. 3, Desember 2000

Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 1997. h. 1-85.6. Ramelan W. Tuna grahita bawaan: latar belakang genetik

dan deteksi dini pada orangtua. Disampaikan padaseminar sehari jangan sampai anakku tuna grahita,Jakarta, 21 November, 1992.

7. Valente M, Tarjan G. Etiology factors in mentalretardation. Psychiatric Ann Repr 1974:8-14.

8. Sidiarto LD. Tuna grahita ditinjau dari aspek neurologis.Disampaikan pada seminar sehari jangan sampai anakkutuna grahita, Jakarta, 21 November 1992.

9. Shelton JR. Theories of development and learning.Dalam: Wolraich ML, penyunting. Disorders ofdevelopment learning a practical guide of assesment andmanagement. Edisi ke-2. St. Louis, 1996. h. 3-39.

10. Glascoe FP. Development screening. Dalam: WolraichML, penyunting. Disorders of development learning apractical guide of assesment and management. Edisi ke-2. St. Louis, 1996. h. 89-128.

11. Balarajan R, Raleigh VS, Botting B. Mortality from

congenital malformations in England and Wales:variations by mother‘s country of birth. Arch Diss inChild 1989; 64:1457-62.

12. Turner G, Robinson H, et al. Preventive screening forthe fragile X syndrome. N Eng J Med 1986; 315:607-9.

13. Fisher DA. The thyroid. Dalam: Kaplan SA, penyunting.Clinical pediatric endocrinology. Philadelphia: W BSaunders Co,1990. h. 87-126.

14. Regier DA, Farmer ME, et al. Comorbidity of mentaldisorders with alcohol and other drug abuse, result fromthe epidemiologic catchment area (ECA) study. JAMA1990; 264:2511-8.

15. Rydhstroem H. The relationship of birth weight andbirth weight discordance to cerebral palsy or mentalretardation later in life for twins weighing less than 2500grams. Am J Obstet Gynecol 1995; 173:680-6.

16. Simons JQ, Tymchuck AJ, Valente M. Treatment andcare of the mentally retarded. A psychiatric ann repr1974:15-20.