repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/29296/3/2). leni herliani (tp)211... · web...
TRANSCRIPT
INFOMATEKVolume 10 Nomor 4 Desember 2008
3 -HIDROKSI-STIGMASTAN- 5(6)-EN DAN 2-METILESTER-1-H-PIRROL-4-ASAM KARBOKSILAT BUAH SALAK (SALACCA EDULIS REINW.) VARIETAS BONGKOK
DAN PENGHAMBATAN AKTIVITAS XANTIN OXIDASE
Leni Herliani Afrianti *), Elin Yulinah Sukandar **), Slamet Ibrahim **), I Ketut Adnyana **).
Jurusan Teknologi Pangan Fakultas Teknik - Universitas Pasundan Bandung
Abstrak : Struktur komponen aktif yang berkhasiat antihiperurikemia serta menelaah mekanisme kerja menghambat xantin oksidase dari komponen aktif buah salak (Salacca edulis Reinw.) var. Bongkok. Metode penelitian yang digunakan meliputi tiga tahap. Tahap pertama, dilakukan isolasi meliputi maserasi, fraksinasi dan pemurnian yang melibatkan berbagai teknik kromatografi. Struktur senyawa hasil isolasi ditetapkan berdasarkan data spektroskopi, yang meliputi spektrum UV, IR, RMI 1-D, dan RMI 2-D. Tahap kedua dilakukan pengujian menghambat xantin oksidase oleh ekstrak dan senyawa hasil isolasi dilakukan secara in vitro dengan menggunakan metode inhibisi enzim xantin oksidase. Dari ekstrak etil asetat daging buah salak Bongkok diisolasi dua senyawa yaitu 3-hidroksi-stigmastan-5(6)-en dan 2-metilester-1-H-pirrol-4-asam karboksilat. Ekstrak etil asetat pada konsentrasi 0,01; 0,02; 0,2; 2; dan 2000 µg/mL menunjukkan penghambatan aktivitas enzim xantin oksidase masing-masing 49,24; 49,58; 50,28; dan 52,26 % dengan IC50 24,75 µg/mL, sedangkan ekstrak etanol pada konsentrasi yang sama masing-masing dapat menginhibisi xantin oksidase sebesar 20,89; 32,78; 44,96; 50,30 dan 50,25 % dengan IC50 44,95 µg/mL. Senyawa asam 2-metilester-1-H-pirol-4-karboksilat pada rentang konsentrasi yang sama mampu menginhibisi aktivitas xantin oksidase masing-masing 27,7; 30,5; 37,3; 50,27 dan 50,55% dengan IC50 48,86 µg/mL. Sementara itu, pada konsentrasi yang sama pembanding alopurinol menunjukkan IC50 0,92 µg/mL.
Kata kunci : Buah Salak (Salacca edulis Reinw.) var. Bongkok, 3-hidroksi-stigmastan-5(6)-en,2-metilester-1-H-pirol-4-asamkarboksilat, IC50, xantin oxidase.
I. PENDAHULUANBuah salak (Salacca edulis Reinw) var. Bongkok
ditemukan di desa Bongkok Kecamatan
Conggeang, Kabupaten Sumedang Jawa Barat.
Salak var. Bongkok mempunyai rasa asam,
sepat dan pahit, karena itu salak var. Bongkok
tidak diminati masyarakat dan menjadi produk
yang terbuang. Pada tahun 2003 hasil panen
buah salak var. Bongkok mengalami penurunan
hingga 24 persen, Anonimus [1], Untuk
memanfaatkan buah salak var. Bongkok supaya
memberikan nilai ekonomis dan dapat berdaya
guna maka kandungan senyawa kimianya
dilakukan kajian dan dicari kemungkinan untuk
dimanfaatkan sebagai obat atau pangan
fungsional dengan menguji khasiatnya secara in
vitro dan in vivo pada hewan percobaan. Kajian
terhadap senyawa aktif buah salak dari berbagai
*) Email :[email protected]**) Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung
Infomatek Volume 10 Nomor 4 Desember 2008 : 211 - 220
varietas masih belum banyak diketahui. Buah
salak var. Manonjaya mengandung beberapa
asam antara lain asam suksinat, asam askorbat,
asam adipat, asam malat dan asam sitrat.
Adanya senyawa tanin pada salak var. rata-rata
buah salak mengandung asam askorbat 2,4 ±
1,5 mg/100g.
Menurut, Supriyadi [2], salak var. Pondoh
mengandung sukrosa, glukosa, fruktosa dan
senyawa-senyawa yang mudah menguap
seperti metil ester dari asam butanoat, 2-asam
metil butanoat, asam heksanoat, asam
pentanoat dan asam karboksilat lainnya. Salah
satu penyakit generatif adalah pirai, penyakit ini
ditandai dengan terjadinya hiperurikemia yaitu
kondisi asimtomatik dimana kadar asam urat
dalam darah melebihi normal. Kadar normal
asam urat dalam darah seorang pria adalah 3,4-
7,0 mg/dL, sedangkan wanita lebih rendah yaitu
2,4-5,7 mg/dL. Kelebihan asam urat dalam
darah seseorang ditandai dengan gangguan di
daerah persendian tulang dan timbul rasa
sangat nyeri bagi penderitanya. Penyakit radang
sendi dikenal sebagai penyakit pirai. Pirai
ditandai dengan serangan berulang dari arthritis
(peradangan sendi) yang akut, disertai
pembentukan kristal natrium urat yang
dinamakan tofi, deformitas (kerusakan) sendi
secara kronis, dan kelainan pada ginjal yang
meliputi glomerulus, tubulus, jaringan interstisial,
pembuluh darah, serta pembentukan batu urat ,
Katzung [3].
Enzim penting yang berperan dalam sintesis
asam urat adalah xantin oksidase yang sangat
aktif bekerja dalam hati, usus halus dan ginjal.
Tanpa bantuan enzim ini, asam urat tidak dapat
dibentuk. Xantin oksidase adalah kompleks
metalo-flavoprotein yang mengoksidasi
hipoksantin menjadi xantin, dan xantin menjadi
asam urat, Fields [4]. Untuk menghambat
terbentuknya asam urat digunakan alopurinol.
Alopurinol (4-hidroksipirazol [3,4-d] pirimidin)
adalah suatu analog purin yang menghambat
sintesis asam urat dengan jalan menghambat
secara kompetitif enzim xantin oksidase, [4].
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap
struktur komponen aktif yang berkhasiat
antihiperurikemia mekanisme kerja
menghambat xantin oksidase dari komponen
aktif buah salak (Salacca edulis Reinw.) varietas
Bongkok.
II. METODE PENELITIANPenelitian ini terbagi dalam dua tahap. Tahap
pertama, ekstraksi, fraksinasi, isolasi dan
pemurnian, kemudian karakterisasi struktur
senyawa. Tahap kedua dilakukan pengujian
menghambat xantin oksidase secara in vitro dari
ekstrak dan isolat, obat pembanding yang
digunakan adalah alopurinol.
Tahap pertama, buah salak Bongkok dilakukan
pengukusan dan pengeringan, kemudian
penggilingan untuk mendapatkan serbuk
simplisia buah salak Bongkok. Ekstraksi
simplisia dilakukan dengan maserasi
212
3 -hidroksi-stigmastan- 5(6)-en dan 2-metilaster-1-H-Pirrol-4-Asam Karboksilat Buah Salak (Salacca Edulis Reinw.) Varietas Bongkok dan
Penghambatan Aktivitas Xantin Oxidase
menggunakan pelarut N-heksan, etil asetat,
etanol dan air. Selanjutnya difraksinasi dengan
kromatografi dengan kromatografi cair vakum
(KCV) menggunakan silica gel. Langkah awal
fraksinasi KCV adalah dengan analisis
komponen menggunakan KLT (kromatografi
Lapis Tipis) dengan mengamati bercak dari
golongan senyawa yang menjadi tujuan isolasi.
Pengamatan bercak dapat digunakan di bawah
lampu UV panjang gelombang 254 nm dan
bantuan pereaksi penyemprot yaitu serium
sulfat dan asam sulfat 10%.
Pemurnian dilakukan untuk memisahkan fraksi
yang mengandung hanya satu komponen utama
yaitu KCV, Kromatografi tekan (KT) dan KLT
preparatif; semuanya menggunakan silikia gel
sebagai adsorben. Elusidasi struktur
menggunakan instrumen spektrofotometri UV-
Visibel untuk menganalisis adanya gugus
kromofor dan gugus fungsi melalui profil
spektrum, posisi panjang gelombang absorpsi
maksimum dan absortivitanya pelarut tertentu,
juga didukung dari data spektrum infra merah,
dan NMR
Tahap kedua, pengujian efek menghambat
xantin oksidase dari isolat dan ekstrak secara in
vitro. Sampel uji diinkubasi dengan xantin
oksidase, EDTA dan bufer fosfat (pH 7,8) dan
xantin pada 37oC selama 15 menit. Bahan uji
dalam meredam aktivitas xanthin oksidase
menggunakan spektrofotometri dengan panjang
gelombang 293 nm. Larutan kontrol tanpa
sampel uji, larutan pembanding adalah
alopurinol. Penentuan inhibisi xantin oksidase
ditentukan terhadap larutan blanko, Zhu [5].
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini telah berhasil diisolasi dua
senyawa dari ekstrak etil asetat. Satu senyawa
termasuk kelompok terpenoid yaitu 3-hidroksi-
stigmastan-5(6)-en (β-sitosterol) (1) dan dari
kelompok pirol yaitu asam metil-pirol-2,4-
dikarboksilat (2). Dua senyawa tersebut baru
pertama kalinya ditemukan dalam buah salak
Bongkok. Hal yang menarik adalah senyawa
asam metil-pirol-2,4-dikarboksilat (2) dari salak
Bongkok merupakan senyawa baru yang
berhasil diisolasi dalam tanaman buah salak
Bongkok. Struktur senyawa (1) ditunjukkan pada
Gambar V.7 dan senyawa (2) pada Gambar
V.15.
3.1. 3-Hidroksi-stigmastan-5(6)-en (β- sitosterol)
Data spektrum IR senyawa (1) menunjukkan
adanya serapan yang kuat pada maks 3430 cm-1
yang berasal dari regang ulur gugus O-H, diikuti
dengan serapan pada maks 1063 cm-1 dari gugus
C-O alkohol sekunder. Pada maks 2937 cm-1
terdapat serapan yang sangat kuat dari regang
ulur gugus C-H alifatik gugus CH2 dan CH3
diikuti dengan serapan pada maks 1465 dan
1382 cm-1 yang berasal dari tekukan C-H alifatik
dari gugus CH2 dan CH3 yang khas untuk
golongan terpenoid. Adanya serapan dengan
intensitas lemah pada maks1732 cm-1
213
Infomatek Volume 10 Nomor 4 Desember 2008 : 211 - 220
menunjukkan adanya regangan ulur C=C dari
gugus C-H rangkap dua (-C=C-H) siklik.
Spektrum 1H-RMI senyawa (1) (Gambar 1),
menunjukan adanya enam sinyal gugus metil
yang terdiri dari; dua sinyal singlet pada δH 0,67
(H-18) dan 1,00 (H-19) ppm, tiga sinyal
doblet pada δH 0,92 (H-21); 0,80 (H-26) dan
0,82 (H-27) ppm, serta satu sinyal triplet pada
δH 0,83 (H-29) ppm.
Selain itu, nampak juga adanya satu sinyal
dobel-doblet yang berasal dari proton vinilik
pada δH 5,35 (J=4,90; 3,05 Hz, H-6) ppm dan
satu sinyal tripel-triplet dari proton alifatik
teroksigenasi pada δH 3,52 (J=11,0; 4,25 Hz, H-
3) ppm. Unit-unit sinyal proton tersebut
mengindikasikan adanya unit kerangka struktur
terpenoid.
Gambar 1. Spektrum 1H-RMI senyawa (1)
Berdasarkan data spektrum COSY (Gambar 2),
nampak adanya korelasi antara proton δH 1,66
(H-25) ppm dengan proton H-24, H-26 dan H-
27; antara proton δH 0,91 (H-24) ppm dengan
proton H-23, H-25 dan H-28; antara proton δH
1,25 (H-28) ppm dengan proton H-24 dan H-29,
serta antara proton δH 1,34 (H-20) ppm dengan
proton H-17, H-21 dan H-22, yang khas untuk
kerangka karbon alifatik bebas dari kelompok
steroid stigmastan. Selanjutnya, spektrum
COSY juga menunjukkan korelasi antara proton
vinilik δH 5,35 (H-6) ppm dengan proton H-7;
antara proton H-8 (δH 1,49 ppm) dengan proton
H-7, H-9 dan H-14, serta antara proton δH 0,90
(H-9) ppm dengan proton H-8 dan H-11, yang
berasal dari unit cincin B dan C kerangka steroid
dan menetapkan posisi ikatan rangkap tersebut
berada pada cincin B.
214
3 -hidroksi-stigmastan- 5(6)-en dan 2-metilaster-1-H-Pirrol-4-Asam Karboksilat Buah Salak (Salacca Edulis Reinw.) Varietas Bongkok dan
Penghambatan Aktivitas Xantin Oxidase
Gambar 2. Spektrum H-H COSY 2D senyawa (1)
Spektrum 13C-RMI senyawa (1) (Gambar 3),
nampak adanya 28 sinyal yang mewakili 29
atom karbon dan terdistribusi ke dalam 27 atom
karbon sp3 (δC 12,2-80,0 ppm) dan dua atom
karbon sp2 (δC 121,9-140,9 ppm). Berdasarkan
analisis sinyal karbon DEPT 135, sinyal-sinyal
karbon sp3 tersebut antara lain terdiri dari, enam
atom karbon metil, sebelas atom karbon
metilen, delapan atom karbon metin dan dua
atom karbon kuartener.
Sedangkan dua sinyal karbon sp2 yang muncul
adalah satu karbon etilen vinilik pada δC 140,9
ppm dan satu karbon kuartener vinilik pada δC
121,9 ppm. Data spektrum 13C-RMI tersebut
telah memperkuat data spektrum 1H-RMI untuk
kerangka triterpen dari kelompok steroid.
Korelasi antara karbon dan proton selanjutnya
akan dijelaskan berdasarkan korelasi karbon-
proton dari spektrum HMBC.
215
Infomatek Volume 10 Nomor 4 Desember 2008 : 211 - 220
Gambar 3.Spektrum 13C-RMI senyawa (1), (a) sinyal tunggal dan (b) DEPT 135
Dari spektrum HMBC nampak adanya korelasi
antara karbon pada δC 140 (C-5) ppm dengan
proton H-1, H-4 dan H-19, serta korelasi antara
korbon δC 36,3 (C-10) ppm dengan proton H-9,
H-6 dan H-19, yang menetapkan posisi ikatan
rangkap dua berada pada cincin B yaitu C5-C6.
Spektrum HMBC juga menunjukkan adanya
korelasi antara karbon pada δC 29,3 (C-25), 26,2
(C-23) dan 45,9 (C-24) ppm dengan proton H-26
dan H-27, yang mengindikasikan adanya satu
unit isopren bebas. Unit isopren ini telah
mengalami modifikasi, dimana berdasarkan data
spektrum HMBC data COSY, atom karbon pada
δC 45,9 (C-24) ppm berkorelasi dengan proton
H-28, sedangkan proton pada δH 0.91 (H-24)
ppm berkorelasi dengan proton H-28, yang
merupakan gugus substituen tambahan khas
untuk kelompok senyawa steroid dari golongan
stigmastan. Selain itu nampak juga satu unit
isopren yang telah terikat dengan unit isopren
yang lain berdasarkan korelasi antara karbon
pada δC 18,9 (C-21) ppm dengan proton H-17,
H-20 dan H-22. Data lengkap spektrum
COSY/HMBC senyawa (1) dan korelasi
spesifiknya berturut-turut ditunjukkan pada
Gambar 4.
Gambar 4.
Korelasi spesifik spektrum COSY dan HMBC senyawa (1).
216
3 -hidroksi-stigmastan- 5(6)-en dan 2-metilaster-1-H-Pirrol-4-Asam Karboksilat Buah Salak (Salacca Edulis Reinw.) Varietas Bongkok dan
Penghambatan Aktivitas Xantin Oxidase
3β-hidroksi-stigmastan-5(6)-en (1) atau yang
sering dikenal sebagai sitosterol, struktur
senyawa ditunjukkan pada berikut.
Gambar 5. 3-hidroksi-stigmastan-5(6)-en (β-sitosterol) (1)
3.2. Asam metil-pirol-2,4-dikarboksilat Data spektrum UV senyawa (2) menunjukkan
serapan maksimum pada daerah panjang
gelombang max 217 dan 270 nm yang
mengindikasikan adanya kromofor.
Penambahan pereaksi NaOH menyebabkan
pergeseran batokromik ke panjang gelombang
yang lebih tinggi yaitu pada max 227 dan 314
nm. Ester metil pada senyawa tersebut bereaksi
dengan NaOH terjadi peristiwa hidrolisis yang
membentuk ion karboksilat.
Dari Spektrum IR adanya serapan pada daerah
max 3100-2500 cm-1 yang berasal dari gugus OH
asam dan serapan pada max 3260 dan 3474 cm-
1 berasal dari gugus N-H amina sekunder.
adanya serapan pada max 1659 dan 1582 cm-1,
dari dua gugus C=C alifatik. Pada daerah max -
1612 cm-1 adanya sinyal doblet dari) gugus
karbonil asam dan ester. Adanya serapan dari
gugus C-N yang muncul pada max 1283 cm-1
dan gugus C-O-C ester ansimetri dan simetri
berturut-turut pada max 1228 dan 1142 cm-1.
Spektrum 1H-RMI senyawa (2) (Gambar 6)
menunjukkan adanya tiga sinyal proton singlet
yang terdiri yaitu, satu sinyal proton singlet
teroksigenasi yang berasal dari gugus metoksi
pada H 4,41 (OCH3) ppm dan dua sinyal proton
singlet vinilik pada H 6,49 (H-3) dan 7,94 (H-4)
ppm. Selain itu, dari spektrum 1H-RMI nampak
adanya sinyal singlet yang berasal dari proton
amina (NH) pada H 5,60 (NH) ppm.
Berdasarkan analisis spektrum COSY, nampak
bahwa ketiga sinyal proton tersebut tidak
menunjukkan korelasi antara satu dengan yang
lain, sehingga dapat disimpulkan bahwa proton-
proton tersebut tidak bertetangga.
217
Infomatek Volume 10 Nomor 4 Desember 2008 : 211 - 220
Gambar 6.Spektrum 1H-RMI senyawa (2
Dari data spektrum 13C-RMI (Gambar 7) nampak
adanya enam sinyal yang mewakili tujuh atom
karbon yaitu, satu karbon sp3 dan enam karbon
sp2. Satu sinyal karbon sp3 yang muncul pada
C 61,1 ppm berasal dari sinyal atom karbon
metoksi (OCH3), sedangkan enam sinyal karbon
sp2 muncul antara lain berasal dari, dua sinyal
atom karbon metin vinilik pada C 110,7 (C-3)
dan 140,9 (C-5) ppm, dua sinyal atom karbon
kuartener vinilik pada C 110,69 (C-4) dan 147,3
(C-2) ppm; serta dua sinyal atom karbon
karbonil pada geseran kimia C 176,8 (C=O
asam) dan 170,3 (C=O ester) ppm. Berdasarkan
data-data tersebut dan data spektrum IR yang
mengindikasikan adanya gugus amina, maka
dapat diduga bahwa keempat karbon vinilik dan
satu gugus amina tersebut membentuk suatu
cincin pentasiklik. Korelasi antara proton dan
karbon yang terjadi pada senyawa (2)
selanjutnya akan dijelaskan berdasarkan
spektrum HMBC.
Gambar 7.Spektrum 13C-RMI senyawa (2)
Berdasarkan spektrum HMBC, nampak adanya
korelasi antara atom karbon pada δC 170,3
(C=O ester) ppm dengan proton H-3, dan H-
metoksi, yang menetapkan posisi gugus
metoksi terikat pada atom C-karbonil ester,
sedangkan korelasi antara proton δH 6,49 (H-3)
ppm dengan atom karbon C-2, C-metoksi dan
C-karbonil ester, serta korelasi antara atom
karbon C-2 dengan proton H-3, telah
menetapkan posisi gugus karbonil ester terikat
pada atom C-2. Penetapan posisi gugus
karbonil ester pada C-2 tersebut berdasarkan
korelasi antara atom karbon C-metoksi dengan
proton H-3 yang memiliki posisi paling dekat
dengan gugus C-metoksi. Selain itu, korelasi
antara atom karbon pada δC 176,8 (C=O asam)
ppm dengan proton H-3 dan H-5, telah
menetapkan posisi atom karbon karbonil asam
tersebut terikat pada C-4 (Gambar 8).
Gambar 8. Korelasi spesifik spektrum C-H HMBC 2D
senyawa (2)
Data tersebut sesuai dengan kerangka struktur
senyawa siklik lima amina yang mempunyai dua
pasang ikatan rangkap dua dari golongan pirol.
Berdasarkan data-data tersebut dan hasil
penelusuran data base dari Chemfinder dapat
218
3 -hidroksi-stigmastan- 5(6)-en dan 2-metilaster-1-H-Pirrol-4-Asam Karboksilat Buah Salak (Salacca Edulis Reinw.) Varietas Bongkok dan
Penghambatan Aktivitas Xantin Oxidase
disimpulkan bahwa, senyawa 2 adalah senyawa
turunan pirol yang baru pertama kali diisolasi
dari tumbuhan yaitu asam metil-pirol-2,4-
dikarboksilat, dan kerangka strukturnya
ditunjukkan pada Gambar 9.
Gambar 9. Asam metil-pirol-2,4-dikarboksilat
3.3. Penghambatan xantin oksidase
Persen penghambatan ekstrak yang mampu
menghambat 50% enzim xantin oksidase adalah
pada ekstrak etil asetat konsentrasi 0,01; 0,02;
0,2; 2; dan 2000 µg/mL masing-masing adalah
36,27; 49,24; 49,58; 50,28; dan 52,26 %
dengan IC50 24,75 µg/mL, ekstrak etanol pada
konsentrasi yang sama masing-masing dapat
menghambat xantin oksidase sebesar 20,89;
32,78; 44,96; 50,30 dan 50,25 % dengan IC50
44,95 µg/mL, sedangkan senyawa asam metil-
pirol-2,4-dikarboksilat mampu menghambat
aktivitas xantin oksidase masing-masing yaitu
27,7; 30,5; 37,3; 50,27 dan 50,55% dengan
IC50 48,86 µg/mL. Sementara itu, pada
konsentrasi yang sama pembanding alopurinol
dapat menginhibisi aktivitas enzim xantin
oksidase masing-masing yaitu 38,02; 41,72;
44,30; 65,31; dan 67,70 % dengan IC50 0,92
µg/mL.
Gambar 10.Persen penghambatan xantin oksidase oleh
ekstrak dan isolat dengan pembanding alopurinol
Tabel 1.IC50 ekstrak dan isolat buah salak Bongkok
(Salacca edulis Reinw) dalam menghambat xantin oksidase
Sampel IC50 (µg/mL)Ekstrak n-heksanEkstrak etil asetatEktrak etanolEkstrak airAlopurinolβ-sitosterolAsam metil-pirol- 2,4-dikarboksilat
ta24,75±5,7544,95±3,95ta0,92±0,79ta48,86±6,72
ta = tidak aktif (konsentrasi zat uji tidak mampu menghambat 50 % xantin oksidase)
219
Infomatek Volume 10 Nomor 4 Desember 2008 : 211 - 220
Pada tabel 1 ekstrak etil asetat dan ekstrak
etanol buah salak var. Bongkok mempunyai
aktivitas menghambat xantin oksidase, hal ini
terlihat dengan nilai IC50 ekstrak etil asetat
adalah 25,75 µg/mL dan IC50 ekstrak etanol
adalah 44,95 µg/mL Mekanisme kerja ekstrak
etil asetat dan ekstrak etanol sebagai
antihiperurikemia diduga menghambat aktivitas
enzim xantin oksidase yang pada akhirnya
menghambat pembentukan produksi asam urat.
Lebih lanjut, senyawa 3-hidroksi-stigmastan-
5(6)-en(-sitosterol) tidak mempunyai aktivitas
menghambat xantin oksidase sedangkan asam
metil-pirol-2,4-dikarboksilat mempunyai aktivitas
menghambat xantin oksidase dengan
ditunjukkan dengan nilai IC50 48,86 µg/mL.
IV. KESIMPULAN
Isolasi ekstrak etil asetat buah salak Bongkok
terdapat dua senyawa yaitu 3-hidroksi-
stigmastan-5(6)-en (β-sitosterol) dan asam
metil-pirol-2,4-dikarboksilat. Senyawa asam
metil-pirol-2,4-dikarboksilat merupakan senyawa
baru dalam tanaman salak var. Bongkok yang
mempunyai aktivitas menghambat xantin
oksidase dengan IC50 48,86 µg/mL, sedangkan
senyawa 3-hidroksi-stigmastan-5(6)-en (β-
sitosterol) tidak memiliki aktivitas menghambat
xantin oksidase.
V. DAFTAR RUJUKAN
[1] Anonimus., (2003). Laporan tahun 2003,
Departemen Pertanian Jawa Barat.
[2] Supriyadi, Suhardi, Suzuki M., Yoshida K.,
Muto T., Fuujita A.dan Watanabe N.,
(2002), Changes in the volatile compounds
and in the chemical and physical properties
of snake fruit (Salacca edulis Reinw.)
cv. Pondoh during maturation.
Agric.chem.,50;7627-7633.
[3] Katzung, B.G., (2002), Farmakologi Dasar
dan Klinik, terjemahan Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Salemba Medika, Jakarta, 487-493.
[4] Fields M., Charles G.L., dan Mark D.L.,
(1996), Allopurinol, an inhibitor of xanthine
oxidase, reduces uric acid levels and
modifies the signs associated with copper
deficiency in rats fed fructose, Free Radical
Biol & Med, Vol 20, No 4, pp.595-600.
[5] Zhu, J.X., Ying W, Kong L.D., Yang C.,
dan Zhang X., (2004), Effects of Biota
orientalis extract and its flavonoid
constituents, quercetin and rutin on serum
uric acid levels in oxonate-induced mice
and xanthine dehydrogenase and xanthine
oxidase activities in mouse liver,
Ethnopharm. 93:133-140.
220