moveamura.files.wordpress.com€¦ · web viewlampiran sap ... bab i. pendahuluan. latar belakang....

25
KATA PENGANTAR DATAR ISI KATA PENGANTAR…..…………………………………………………………………………i DATAR ISI……………………………………………………………………………………..…ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang…………………………………………………………………….. B. Tujuan……………………………………………………………………………… BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Hipertensi……………………………………………………………….. B. Proses Terjadinya Hipertensi pada Lansia……………………………………….. C. Proses Keperawatan……………………………………………………………… 1. Pengkajian……………………………………………………………………. 2. Diagnosa……………………………………………………………………… 3. Intervensi……………………………………………………………………. 4. Penatalaksanaan…………………………………………………………….. D. Metode Pendidikan Kesehatan…..………………………………………………. E. Pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan pada lansia dengan hipertensi……. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………………………………. B. Saran……………………………………………………………………………... REFERENSI…………………………………………………………………………………

Upload: trinhthuy

Post on 04-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: moveamura.files.wordpress.com€¦ · Web viewLAMPIRAN SAP ... BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh para lansia,

KATA PENGANTAR

DATAR ISI

KATA PENGANTAR…..…………………………………………………………………………i

DATAR ISI……………………………………………………………………………………..…ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………………..

B. Tujuan………………………………………………………………………………

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Definisi Hipertensi………………………………………………………………..

B. Proses Terjadinya Hipertensi pada Lansia………………………………………..

C. Proses Keperawatan………………………………………………………………

1. Pengkajian…………………………………………………………………….

2. Diagnosa………………………………………………………………………

3. Intervensi…………………………………………………………………….

4. Penatalaksanaan……………………………………………………………..

D. Metode Pendidikan Kesehatan…..……………………………………………….

E. Pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan pada lansia dengan hipertensi…….

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………………….

B. Saran……………………………………………………………………………...

REFERENSI…………………………………………………………………………………

LAMPIRAN SAP……………………………………………………………………………

Page 2: moveamura.files.wordpress.com€¦ · Web viewLAMPIRAN SAP ... BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh para lansia,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh para lansia, dan dapat

memicu timbulnya penyakit degenerative seperti gagal ginjal dan gagal jantung kongestif.

Penduduk lanjut usia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang

semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Pada tahun

1980 penduduk lanjut usia berjumlah 7.7 juta jiwa atau 5.2% dari seluruh jumlah penduduk.

Pada tahun 1990 jumlah penduduk lanjut usia meningkat menjadi 11.3 juta orang atau 8.9%.

Jumlah ini meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15.1 juta jiwa pada tahun 2000 atau

7.2% dari seluruh penduduk. Diperkirakan pada tahun 2020 akn menjadi 29 juta orang atau

19.4%. hal ini menunjukan bahwa penduduk lanjut usia meningkat secara konsisten dari

waktu ke waktu. Angka harapan hidup penduduk Indonesia berdasarkan data biro pusat

statistic pada tahun 1968 adalah 45.7 tahun, pada tahun 1990 adalah 61.2 tahun, pada tahun

2000 jumlah harapan hidup adalah 69.05 tahun(BPS,2000).

Berdasarkan American Heart Association (AHA,2001) terjadi peningkatan rata-rata

kematian akibat hipertensi sebesar 21% dari tahun 1989 sampai 1999. Secara keseluruhan

kematian akibat hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%. Data riset kesehatan dasar

(Riskesdas) menyebutkan hipertensi merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah

stroke dan tuberkolosis, jumlahnya mencapain 6.8% dari populasi penyebab kematian pada

semua umur di Indonesia.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui proses keperawatan pada lanjut usia yang menderita hipertensi

2. Tujuan Khusus

- Mengidentifikasi proses terjadinya hipetensi pada lanjut usia

Page 3: moveamura.files.wordpress.com€¦ · Web viewLAMPIRAN SAP ... BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh para lansia,

- Mengetahui definisi, tanda dan gejala, dan komplikasi pada hipertensi

- Mengidentifikasi pengkajian, diagnosa, intervensi, dan penatalaksanaan pada lansia

dengan hipertensi

- Mengimplementasikan intervensi pada lanjut usia penderita hipertensi.

Page 4: moveamura.files.wordpress.com€¦ · Web viewLAMPIRAN SAP ... BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh para lansia,

BAB II

TIJAUAN TEORI

A. Definisi Hipertensi

B. Proses Terjadinya Hipertensi pada Lansia

C. Proses Keperawatan

1. Pengkajian

a. Aktivitas( istirahat)

Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton

Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea dan

sirkulasi

b. Riwayat Kesehatan

Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, penyakit

cerebrovaskuler.

Tanda : kenaikan TD, nadi : denyutan jelas, frekuensi / irama : takikardia, berbagai

disritmia, bunyi jantung : murmur, distensi vena jugularis.

c. Ekstermitas

Perubahan warna kulit, suhu dingin( vasokontriksi perifer ), pengisian kapiler

mungkin lambat

d. Integritas Ego

Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah, faktor

stress multiple ( hubungsn, keuangan, pekerjaan )

Tanda : letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian, tangisan yang

meledak, otot muka tegang ( khususnya sekitar mata ), peningkatan pola bicara

Page 5: moveamura.files.wordpress.com€¦ · Web viewLAMPIRAN SAP ... BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh para lansia,

e. Eliminasi

Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi, riwayat penyakit

ginjal )

f. Makanan / cairan

Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak

dan kolesterol, mual, muntah

g. Riwayat penggunaan diuretic

Tanda : BB normal atau obesitas, edema, kongesti vena, peningkatan JVP ( jugularis

vena pressure), glikosuria

h. Neurosensori

Gejala : keluhan pusing / pening, sakit kepala, episode kebas, kelemahan pada satu

sisi tubuh

i. Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia )

j. Episode epistaksis

Tanda : perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau memori

( ingatan ), respon motorik : penurunan kekuatan genggaman, perubahan retinal optic

k. Nyeri/ketidaknyamanan

Gejala : nyeri hilang timbul pada tungkai sakit kepala oksipital berat nyeri abdomen

l. Pernapasan

Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea, dispnea

nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum

m. Riwayat merokok

Page 6: moveamura.files.wordpress.com€¦ · Web viewLAMPIRAN SAP ... BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh para lansia,

Tanda : distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi napas

tambahan ( krekles, mengi ), sianosis

n. Keamanan

Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan

Tanda : Episode parestesia unilateral transien

o. Barthel Index

Barthel index adalah alat ukur yang menggambarkan kemampuan aktivitas sehari-hari

dan mobilisasi pada lanjut usia. Barthel index terdiri dari 10 pengkajian, yaitu makan,

bergerak dari kursi roda ke tempat tidur dan kembali lagi ke kursi roda, berdandan,

mandiri ke toilet, mandi, berjalan, duduk dan berdiri, berpakaian, buang air kecil

(BAK) dan buang air besar (BAB).

Example form:

Patient Name:  __________________   Rater: ____________________  Date:         /         /                       :            

Activity Score

Feeding

0 = unable

5 = needs help cutting, spreading butter, etc., or requires modified diet

10 = independent

0     5    10

Bathing

0 = dependent

5 = independent (or in shower)

0        5

Grooming

0 = needs to help with personal care

5 = independent face/hair/teeth/shaving (implements provided)

0     5

Dressing

0 = dependent

0     5     10

Page 7: moveamura.files.wordpress.com€¦ · Web viewLAMPIRAN SAP ... BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh para lansia,

5 = needs help but can do about half unaided

10 = independent (including buttons, zips, laces, etc.)

Bowels

0 = incontinent (or needs to be given enemas)

5 = occasional accident

10 = continent

0     5    10

Bladder

0 = incontinent, or catheterized and unable to manage alone

5 = occasional accident

10 = continent

0     5    10

Toilet Use

0 = dependent

5 = needs some help, but can do something alone

10 = independent (on and off, dressing, wiping)

0     5    10

Transfers (bed to chair and back)

0 = unable, no sitting balance

5 = major help (one or two people, physical), can sit

10 = minor help (verbal or physical)

15 = independent

0      5    10    15

Mobility (on level surfaces)

0 = immobile or < 50 yards

5 = wheelchair independent, including corners, > 50 yards

10 = walks with help of one person (verbal or physical) > 50 yards

15 = independent (but may use any aid; for example, stick) > 50 yards

0      5    10    15

Stairs

0 = unable

5 = needs help (verbal, physical, carrying aid)

10 = independent

0     5     10

TOTAL  (0 - 100) ________

Page 8: moveamura.files.wordpress.com€¦ · Web viewLAMPIRAN SAP ... BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh para lansia,

2. Diagnosa

a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi,

iskemia miokard, hipertropi ventricular

b. Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral

c. Resiko perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan

adanya tahanan pembuluh darah

d. Intoleransi aktifitas berhubungan penurunan cardiac output

e. Gangguan pola tidur berhubungan adanya nyeri kepala

f. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan adanya kelemahan fisik.

g. Kecemasan berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi yang

diderita klien

h. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses

penyakit

3. Intervensi

a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi,

iskemia miokard, hipertropi ventricular

- Tujuan : Tidak terjadi penurunan curah jantung setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam.

- Kriteria hasil :

Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD

Mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima

Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil

Page 9: moveamura.files.wordpress.com€¦ · Web viewLAMPIRAN SAP ... BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh para lansia,

- Intervensi :

Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat

Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer

Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas

Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler

Catat edema umum

Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas, batasi jumlah

pengunjung.

Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditempat tidur/kursi

Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan

Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher, meninggikan

kepala tempat tidur.

Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan

Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah

Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi

Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasiDiuretik Tiazid

misalnya klorotiazid ( Diuril ), hidroklorotiazid ( esidrix, hidrodiuril ),

bendroflumentiazid ( Naturetin ),

Diuretic Loop misalnya Furosemid ( Lasix ), asam etakrinic ( Edecrin ),

Bumetanic ( Burmex ). Diuretik hemat kalium misalnay spironolakton

( aldactone ), triamterene ( Dyrenium ), amilioride ( midamor ).

Inhibitor simpatis misalnya propanolol ( inderal ), metoprolol ( lopressor ),

Atenolol ( tenormin ), nadolol ( Corgard ), metildopa ( aldomet ), reserpine

( Serpasil ), klonidin ( catapres ).

Page 10: moveamura.files.wordpress.com€¦ · Web viewLAMPIRAN SAP ... BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh para lansia,

Vasodilator misalnya minoksidil ( loniten ), hidralasin ( apresolin ), bloker

saluran kalsium ( nivedipin, verapamil )

Anti adrenergik misalnya minipres, tetazosin ( hytrin )

Bloker nuron adrenergik misalnya guanadrel ( hyloree ), quanetidin

( Ismelin ), reserpin ( Serpasil )

Inhibitor adrenergik yang bekerja secara sentral misalnya klonidin ( catapres ),

guanabenz ( wytension ), metildopa ( aldomet )

Vasodilator kerja langsung misalnya hidralazin ( apresolin ), minoksidil,

loniten

Vasodilator oral yang bekerja secara langsung misalnya diazoksid

( hyperstat ), nitroprusid ( nipride, nitropess )

Bloker ganglion misalnya guanetidin ( ismelin ), trimetapan ( arfonad ), ACE

inhibitor ( captopril, captoten )

b. Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral

- Tujuan : Nyeri atau sakit kepala hilang atau berkurang setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2 x 24 jam

- Kriteria hasil :

Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala

Pasien tampak nyaman

TTV dalam batas normal

- Intervensi :

Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan

Page 11: moveamura.files.wordpress.com€¦ · Web viewLAMPIRAN SAP ... BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh para lansia,

Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan

Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan

Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin

Beri tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala seperti

kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, posisi nyaman, tehnik

relaksasi, bimbingan imajinasi dan distraksi

Hilangkan / minimalkan vasokonstriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala

misalnya mengejan saat BAB, batuk panjang, membungkuk

Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi : analgesik, antiansietas

(lorazepam, ativan, diazepam, valium )

c. Resiko perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan

adanya tahanan pembuluh darah

- Tujuan : Tidak terjadi perubahan perfusi jaringan : serebral, ginjal, jantung

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam

- Kriteria hasil :

Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti

ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada

keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.

Haluaran urin 30 ml/ menit

Tanda-tanda vital stabil

- Intervensi :

Pertahankan tirah baring

Tinggikan kepala tempat tidur

Page 12: moveamura.files.wordpress.com€¦ · Web viewLAMPIRAN SAP ... BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh para lansia,

Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan

pemantau tekanan arteri jika tersedia

Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan

Amati adanya hipotensi mendadak

Ukur masukan dan pengeluaran

Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai program

Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai program

d. Intoleransi aktifitas berhubungan penurunan cardiac output

- Tujuan : Tidak terjadi intoleransi aktifitas setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 2 x 24 jam

- Kriteria hasil :

Meningkatkan energi untuk melakukan aktifitas sehari – hari

Menunjukkan penurunan gejala – gejala intoleransi aktifitas

- Intervensi :

Berikan dorongan untuk aktifitas / perawatan diri bertahap jika dapat

ditoleransi.

Berikan bantuan sesuai kebutuhan

Instruksikan pasien tentang penghematan energy/batasi aktivitas

Kaji respon pasien terhadap aktifitas

Monitor adanya diaforesis, pusing

Observasi TTV tiap 4 jam

Page 13: moveamura.files.wordpress.com€¦ · Web viewLAMPIRAN SAP ... BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh para lansia,

Berikan jarak waktu pengobatan dan prosedur untuk memungkinkan waktu

istirahat yang tidak terganggu, berikan waktu istirahat sepanjang siang atau

sore

e. Gangguan pola tidur berhubungan adanya nyeri kepala

- Tujuan : Tidak terjadi gangguan pola tidur setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2 x 24 jam

- Kriteria hasil :

Mampu menciptakan pola tidur yang adekuat 6 – 8 jam per hari

Tampak dapat istirahat dengan cukup

TTV dalam batas normal

- Intervensi :

Ciptakan suasana lingkungan yang tenang dan nyaman

Beri kesempatan klien untuk istirahat / tidur

Evaluasi tingkat stress

Monitor keluhan nyeri kepala

Lengkapi jadwal tidur secara teratur

Berikan makanan kecil (kue bolu, crackers, pudding) sore hari dan / susu

hangat

Lakukan masase punggung

Putarkan musik yang lembut

Page 14: moveamura.files.wordpress.com€¦ · Web viewLAMPIRAN SAP ... BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh para lansia,

Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi

f. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan adanya kelemahan fisik.

- Tujuan : Perawatan diri klien terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 1 x 24 jam

- Kriteria hasil :

Mampu melakukan aktifitas perawatan diri sesuai kemampuan

Dapat mendemonstrasikan tehnik untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri

- Intervensi :

Kaji kemampuan klien untuk melakukan kebutuhan perawatan diri

Beri pasien waktu untuk mengerjakan tugas

Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri

Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan klien

atas keberhasilannya

g. Kecemasan berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi yang

diderita klien

- Tujuan: Kecemasan hilang atau berkurang setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 Jam

- Kriteria hasil :

Klien mengatakan sudah tidak cemas lagi / cemas berkurang

Ekspresi wajah rileks

TTV dalam batas normal

Page 15: moveamura.files.wordpress.com€¦ · Web viewLAMPIRAN SAP ... BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh para lansia,

- Intervensi :

Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi perilaku misalnya

kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian, keinginan berpartisipasi

dalam rencana pengobatan

Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan konsentrasi,

peka rangsang, penurunan toleransi sakit kepala, ketidakmampuan untuk

menyelesaikan masalah

Bantu klien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan strategi

untuk mengatasinya

Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan dan beri dorongan partisipasi

maksimum dalam rencana pengobatan

Dorong pasien untuk mengevaluasi prioritas atau tujuan hidupKaji tingkat

kecemasan klien baik secara verbal maupun non verbal

Observasi TTV tiap 4 jam

Dengarkan dan beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaanya

Berikan support mental pada klien

Anjurkan pada keluarga untuk memberikan dukungan pada klien

h. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses

penyakit

- Tujuan : Klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi setelah dilakukan

tindakan ekperawatan selama 1 x 24 jam

- Kriteria hasil:

Pasien mengungkapkan pengetahuan akan hipertensi

Page 16: moveamura.files.wordpress.com€¦ · Web viewLAMPIRAN SAP ... BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh para lansia,

Melaporkan pemakaian obat-obatan sesuai program

- Intervensi :

Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan prosedur

Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh dengan stress

Diskusikan tentang obat-obatan : nama, dosis, waktu pemberian, tujuan dan

efek samping atau efek toksik

Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas tanpa pemeriksaan

dokter

Diskusikan gejala kambuhan atau kemajuan penyulit untuk dilaporkan

dokter : sakit kepala, pusing, pingsan, mual dan muntah.

Diskusikan pentingnya mempertahankan berat badan stabil

Diskusikan pentingnya menghindari kelelahan dan mengangkat berat

Diskusikan perlunya diet rendah kalori, rendah natrium sesuai program

Jelaskan penetingnya mempertahankan pemasukan cairan yang tepat, jumlah

yang diperbolehkan, pembatasan seperti kopi yang mengandung kafein, teh

serta alcohol

Jelaskan perlunya menghindari konstipasi dan penahanan

Berikan support mental, konseling dan penyuluhan pada keluarga klien

D. Metode Pendidikan Kesehatan

E. Pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan pada lansia dengan hipertensi

Pihak yang terlibat dalam pemenuhan proses keperawatan pada lansia dengan hipertensi

adalah

Page 17: moveamura.files.wordpress.com€¦ · Web viewLAMPIRAN SAP ... BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh para lansia,

- Keluarga : keluarga merupakan salah satu kekuatan terpenting bagi lansia, oleh sebab itu

selain harus memenuhi kebutuhan material kepada lansia, keluarga juga harus

memenuhami kebutuhan dasar psikologis lansia seperti perhatian, kasih sayang, reward,

- Pskiater : membantu lansia dan keluarga untuk memecahkan masalah psikologis maupun

kognitif yang dialami lansia, dan kosultasi.

- Dokter : menangani penyakit fisik yang dialami lansia.

- Perawat : dapat memenuhi kebutuhan bio-psko-sosio-spiritual lansia dan keluarga.

- Pembimbing spiritual : memotivasi lansia untuk meningkatkan keimanan/keyakinan

terhadap Tuhan YME.

- Masyarakat lingungan sekitar : terangga, sahabat, dan pihak lainnya yang terlibat dalam

peningkatan intraksi social pada lansia.

Page 18: moveamura.files.wordpress.com€¦ · Web viewLAMPIRAN SAP ... BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh para lansia,

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Page 19: moveamura.files.wordpress.com€¦ · Web viewLAMPIRAN SAP ... BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh para lansia,

REFERENSI

Mahoney Fl, Barthel DW:Functional evaluation: the Barthel Index. Md State Med J 14:2, 1965.

van der Putten JJMF, Hobart JC; Freeman JA, Thompson AJ. (1999) Measuring the change

indisability after inpatient rehabilitation; comparison of the responsiveness of the Barthel Index

and Functional Independence Measure. Journal of Neurology, Neurosurgery, and Psychiatry,

66(4), 480-484. PubMed Link to abstract