12 seleksi berulang dgu dan dgk

28
Endah Wahyurini SELEKSI BERULANG (RECURRENT SELECTION)

Upload: ifa

Post on 09-Dec-2015

107 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

Genetika Tumbuhan

TRANSCRIPT

Page 1: 12 Seleksi Berulang DGU dan DGK

Endah Wahyurini

SELEKSI BERULANG

(RECURRENT SELECTION)

Page 2: 12 Seleksi Berulang DGU dan DGK

1.SELEKSI BERULANG FENOTIPE

a. SELEKSI DIDASARKAN PADA FENOTIPE INDIVIDU TANAMAN

b. TIDAK MENGGUNAKAN UJI KETURUNAN.

Page 3: 12 Seleksi Berulang DGU dan DGK

PADA SETIAP DAUR SELEKSI BERTUJUAN :

1. MENGIDENTIFIKASI TANAMAN UNGGUL (SUPERIOR) SECARA INDIVIDU, dan

2. AGAR TERJADI KAWIN ACAK ANTARA TANAMAN TERSELEKSI.

METODE INI BERMANFAAT UNTUK SIFAT DENGAN HERITABILITAS TINGGI, SEPERTI: KADAR MINYAK DAN PROTEIN.

Page 4: 12 Seleksi Berulang DGU dan DGK

PROSEDUR SELEKSI :

1.MASING-MASING TANAMAN TERSELEKSI DILAKUKAN KAWIN SENDIRI (SELFING)

2.TANAMAN TERSELEKSI DITANAM DALAM BARIS, KEMUDIAN DILAKUKAN SALING-SILANG (INTERCROSS).

Kedua tahap tersebut di atas membentuk satu siklus (daur)

Page 5: 12 Seleksi Berulang DGU dan DGK

3.MEMASUKI SIKLUS KEDUA, KETURUNAN DARI SIKLUS PERTAMA DILAKUKAN SELEKSI DAN KAWIN SENDIRI KEMBALI.

4.DEMIKIAN SETERUSNYA.

Page 6: 12 Seleksi Berulang DGU dan DGK

Agroteknologi UPNVY

DENGAN ADANYA PROSES KAWIN ACAK INI, MAKA PROGRAM SELEKSI BERULANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MERAKIT VARIETAS HIBRIDA

Page 7: 12 Seleksi Berulang DGU dan DGK

dst

Seleksi dan selfing

Saling silang

Seleksi dan selfing

Saling silang

Seleksi Massa

Daur 0

Daur 1

Page 8: 12 Seleksi Berulang DGU dan DGK

• Agar saling silang dapat terjadi dengan baik maka tata letak tnm diatur sedemikian rupa shg tdk terjadi selfing

• Tanaman yang digunakan sbg betina harus dilakukan detaseling (pembuangan hnga jantan sebelum protein pecah) saat muncul bunga jantan

Page 9: 12 Seleksi Berulang DGU dan DGK

Tata letak penanaman

• Betina Betina Jantan Betina Betina

B1 B2 C B3 B4

B1 B2 C B3 B4

B1 B2 C B3 B4

B1 B2 C B3 B4

B1 B2 C B3 B4

B1 B2 C B3 B4

Page 10: 12 Seleksi Berulang DGU dan DGK

2. SELEKSI BERULANG UNTUK

DAYA GABUNG UMUM

Seleksi ini dimaksudkan untuk menilai daya gabung umum tanaman yang dipilih dari populasi dasar.

Penilaian ini diarahkan kepada potensi genotipe tanaman terpilih, jadi bukan fenotipenya.

Jadi ada uji progeni.

.

Page 11: 12 Seleksi Berulang DGU dan DGK

Pemuliaaan Tanaman

Diharapkan dpt meningkatkan program seleksi untuk sifat yang heritabilitasnya rendah.

Prosedur dasar, sama dengan seleksi berulang biasa, namun dengan adanya uji keturunan pekerjaan seleksi lebih rumit dan membutuhkan fasilitas dan waktu lebih banyak.

Page 12: 12 Seleksi Berulang DGU dan DGK

Agroteknologi UPNVY

Daur pertama : Seleksi pada populasi dasar, kemudian tanaman terseleksi dilakukan selfing. Kelompok tanaman terseleksi ini disebut S0. Keturunan dari hasil selfing disebut S1.

Selanjutnya galur S1 disilangkan dengan tanaman penguji (Tester). Berarti galur S1 sebagai betina. Keturunan dari persilangan ini digunakan untuk mengetahui daya gabung masing-masing tetua (galur S1 di atas).Akhirnya dapat diketahui galur-galur yang dianggap unggul (superior).

Page 13: 12 Seleksi Berulang DGU dan DGK

Sisa benih galur-galur S1 yang dinilai unggul dipergunakan untuk membentuk populasi kawin acak. Lokasi kawin acak ini harus terisolasi dari sumber tepung sari lain.

Dapat pula dilakukan silang dialel antar galur-galur S1 tersebut. Populasi ini sebagai bahan seleksi untuk daur berikutnya, yang prosesnya sama seperti tersebut di atas.

Page 14: 12 Seleksi Berulang DGU dan DGK

Program ini dapat dilaksanakan beberapa daur sehingga hasil yang dicapai mendekati atau sesuai dengan harapan pemulia.

Program ini dapat diarahkan untuk merakit varietas sintetis bagi tanaman menyerbuk silang atau sebagai perbaikan populasi yang akan dijadikan bahan pemuliaan untuk perakitan varietas hibrida.

Page 15: 12 Seleksi Berulang DGU dan DGK

TESTER :

1. Varietas bersari bebas yang tidak ada hubungannnya dengan tanaman yang diuji, yakni : pengujian silang puncak (top cross)

2. Varietas bersari bebas asal galur S1.

3. Suatu populasi yang terdiri dari tanaman dengan produksi rendah dan dipilih dari varietas bersari bebas asal galur S1.

4. Keturunan dari suatu silang ganda.

Page 16: 12 Seleksi Berulang DGU dan DGK

3. SELEKSI BERULANG

UNTUK DAYA GABUNG KHUSUS

Prosedur seleksi ini sama dengan seleksi untuk DGU.

Perbedaannya terletak pada tanaman pengujinya (Tester). Pada seleksi untuk DGK dipergunakan galur murni atau keturunan persilangan dua galur murni (hibrida).

Page 17: 12 Seleksi Berulang DGU dan DGK

Ciri program ini adalah terjadinya peningkatan produksi tanaman keturunan dari populasi dengan penguji

Program ini bermaksud untuk meningkatkan keturunan melalui uji DGK atau untuk memperoleh suatu populasi yang lebih baik sebagai bahan dalam seleksi galur-galur murni dengan daya gabung khusus tinggi.

Page 18: 12 Seleksi Berulang DGU dan DGK

Program ini diharapkan lebih efektif dibanding seleksi berulang untuk DGU dalam memperoleh tanggap seleksi untuk karakter produksi.

Namun pada beberapa penelitian tanaman jagung menunjukkan bahwa apabila ragam aditif dua kali lipat dari ragam dominan maka seleksi untuk daya gabung umum lebih efektif.

Page 19: 12 Seleksi Berulang DGU dan DGK

4. SELEKSI BERULANG RESIPROK

Seleksi ini berdasarkan uji keturunan untuk mengevaluasi galur, berdasarkan DGU dan DGK

Seleksi berulang untuk DGU memanfaatkan adanya ragam aditif, sedang seleksi berulang untuk DGK memanfaatkan ragam dominan.

Oleh karena itu, seleksi berulang resiprok menyeleksi sekaligus untuk DGU dan DGK, guna meminimalkan kelemahan dua metode seleksi tersebut di atas.

Page 20: 12 Seleksi Berulang DGU dan DGK

Program seleksi berulang resiprok menggunakan dua populasi heterogen dan heterozigot, yang masing-masing digunakan baik sebagai populasi bahan seleksi maupun penguji.

Misalnya digunakan populasi A dan B. Apabila populasi A dijadikan bahan seleksi maka populasi B sebagai penguji (tester).

Sebaliknya bila B sebagai bahan seleksi maka A sebagai penguji (tester). Proses seleksi ini untuk kedua populasi ini berjalan bersamaan.

Page 21: 12 Seleksi Berulang DGU dan DGK

• Ciri program ini adalah pada mulanya kedua populasi penguji bertindak untuk biji keturunan bagi DGU. Namun setelah seleksi berlgs terjadi pergeseran secara bertingkat bahwa kedua populasi tsb diperuntukkan menguji kombinasi gen dalam arti DGK.

• Sasaran akhir adl persilangan dua populasi untuk memperoleh penampilan hibrida secara maksimal

Page 22: 12 Seleksi Berulang DGU dan DGK

• Metode ini sering digunakan pada tanaman kelapa sawit.

• Kelapa sawit Tenera merupakan persilangan antara Dura dengan Psifera.

• Seleksi dilakukan pada populasi Dura dan Psifera sekaligus.

Page 23: 12 Seleksi Berulang DGU dan DGK

PEMULIAAN TANAMAN

A B

Page 24: 12 Seleksi Berulang DGU dan DGK

Varietas Sintetis

• Adalah varietas yang dihasilkan oleh kombinasi galur atau tanaman terseleksi dan dilanjutkan persilangan acak secara normal

• Perbedaannya dng var bersari bebas : genotip genotip pembtk var sintetis telah diuji kemampuan daya gabungnya.

Page 25: 12 Seleksi Berulang DGU dan DGK

Varietas Komposit

• Pada dasarnya merupakan campuran berbagai macam bahan pemuliaan yang telah diketahui potensi produksi, umur, ketahanan atau karakter karakter lainnya.

• Pembentukan varietas ini mirip dengan var sintetis hanya bahan pembtknnya lebih beraneka ragam

Page 26: 12 Seleksi Berulang DGU dan DGK

Varietas Hibrida

• Adalah generasi F1 suatu persilangan sepasang atau lebih tetua (galur murni) yang mempunyai karakter unggul.

Page 27: 12 Seleksi Berulang DGU dan DGK

Tugas : 1. Apa perbedaan pemuliaan tanaman penyerbuk sendiri dan penyerbuk silang 2. Bagaimana cara memproduksi benih jagung varietas hibrida, secara single cross dan double cross. 3.Bagaimana langkah pembentukan jagung varietas sintetik, apa keuntungannya dan kekurangannya dibandingkan var hibrida.

Page 28: 12 Seleksi Berulang DGU dan DGK

SELAMAT BELAJAR