1304205015 wayan adi nugraha rangkaruang

10
Struktur dan Konstruksi 2 “Materi Rangka Ruang” Oleh: Wayan Adi Nugraha (1304205015) Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Upload: wayan-adi-nugraha

Post on 26-Sep-2015

260 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

rngka ruang

TRANSCRIPT

Struktur dan Konstruksi 2

Materi Rangka Ruang

Oleh:

Wayan Adi Nugraha

(1304205015)

Jurusan Arsitektur

Fakultas Teknik

Universitas Udayana

2015Struktur Rangka RuangStruktur Space Frame ialah konstruksi rangka ruang dengan suatu sistem sambungan antara batang / member satu sama lain yang menggunakan bola / ball joint sebagai sendi penyambungan dalam bentuk modul-modul segitiga

Space Frame adalah suatu rangka ruang yang terbuat dari bahan pipa besi hitam berikut conus, hexagon dan baut baja yang dihubungkan satu dengan lainnya dengan ball joint / bola sebagai mediatornya.Ball joint ini dapat terbuat dari baja padat atau stainless steel. Finishing untuk ball joint dan member yaitu dengan Elektrostatic powder coating, duco atau hotdip zincalume galvanized

Elemen dasar pembentuk struktur rangka ini adalah:

--Rangka batang bidang

--Piramid dengan dasar segiempat membentuk oktahedron

--Piramid dengan dasarsegitiga membentuk tetrahedron

Gambar . Elemen dasar pembentuk sistem rangka ruang

Sumber : Schodek, 1999

Kuda-kuda dan gelagar dengan sistem bangunan petak adalah struktur dalam bidang datar yang berdimensi dua. Dengan gabungan batang-batang lain seperti gording yang letak tegak lurus pada bidang kuda-kuda, sebetulnya merupakan struktur rangka ruang. Setiap bagian dianggap terpisah dari yang lainnya. Rencana Miees van der Rohe untuk teater di Mannheim adalah struktur berdimensi dua dengan keistimewaan dimanfaatkannya semua batang elemen dari struktur.

Dalam arsitektur modern struktur dalam ruang yang berdimensi tiga lebih diutamakan karena lebih efisien dan ekonomis. Setiap batang atau gelagar berpengaruh terhadap yang lainnya dan ini merupakan kekakuan-kekakuan pada seluruh struktur. Hubungan konstruksi yang sempurna pada pertemuan batang-batang dan analisa gaya-gaya yang ada dalam konstruksi rangka ruang hingga kini menemui kesukaran.

Hingga saat ini insinyur menganggap bahwa suatu kuda-kuda bukan suatu persoalan statik ulang. Timbulnya gaya-gaya pada bidang yang tegak lurus adalah dasar dari semua perhitungan statik. Struktur tulang manusia pada tulang paha bisa di anggap scbagai dasar pcmikiran struktur ruang. Berat badan diterinia bagian penghubung yang bulat pada akhir tulang tcrscbut. Gaya yang datang dari arah yang besarnya bermacam-macam itu eksentris terhadap as tulang yang akan mengambil berat badan, sehingga timbul momen sebesar: P x A. (Gambar lembar 4.1). Setiap bagian menyokong yang lainnya, memperpendek panjang knik, memperkakunya dan dengan demikian sebagai suatu sistem saling mempertinggi daya dukungnya..

Bahwa elemen-elemen tulang tidak selamanya berbentuk batang, tetapi bidang dan lengkung-lengkung kesemuanya tidaklah mengubah prinsip jalan pikiran di atas. Ini membuktikan akan sempurnanya alam yang tidak terikat pada satu cara penyelesaian saja, tetapi mengambil kemungkinan-kemungkinan lain hingga mendapatkan hasil yang optimal untuk maksudnya. Rangka ruang yang terdapat banyak di alam dibandingkan dengan rangka bidang yang dibuat oleh manusia sangat berbeda.

Sebagai kesimpulan dapat dinyatakan bahwa, struktur rangka ruang bangunan petak adalah komposisi dari batang-batang yang masing-masing berdiri sendiri, memikul gaya tekan atau gaya tarik yang sentris dan dikaitkan satu sama lain dengan sistem dalam tiga dimensi.Ada beberapa sistem rangka ruang :A. Sistem Mannesmann.Dengan menggunakan pipa-pipa bulat dan sama besar, panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan dan penghubungan dengan pipa-pipa yang lain pada arah yang dibutuhkan. Sangat variabelnya dalam pemakaian, sesuai dengan maksud yang dibutuhkan. Kekurangan dari sistem ini antara lain terbatasnya gaya dukung dari pipa-pipa di bagian sambungan. Kelemahan statiknya ialah bahwa hubungannya eksentrik sehingga menimbulkan momen tambahan. Konstruksi ini masih belum mendapat tempat di antara arsitek-arsitek karena kurang rapinya hubungan. Selama in, dipakai sebagai steger saja karena montagebility dan flexibility yang baik.

B. Sistem Mero.Sedikit variasi dalam panjangnya batang yang dihubungkan dengan sekrup pada suatu simpul yang khusus dan dihubungkannya garis-garis as berternu pada satu titik. Setiap simpul hanya memungkinkan kedelapan belas buah batang yang saling menumpu tegak lurus dan batang-batang yang di antaranya yang bersudut 45. Struktur yang terjadi berbentuk geometris yang disiplin. Kombinasi-kombinasi yang menarik kadang-kadang dapat disaksikan pada bangunan pameran. Secara statika kemungkinan-kemungkinan terbatas, juga pada satu simpul batang yang dapat disambungkan. Batas kemampuan mendukung ditentukan oleh gaya dukung maksimum dari momen-momen batang.

Gambar 4

C. Sistem Unistrud Berbentuk sebagai gelagar yang batang-batangnya rnengarah ke banyak jurusan dan mempunyai tinggi konstruksi 1 meter. Simpul dibuat dari lempengan pelat yang dibentuk menurut arah batang yang disekrupkan padanya.

Kemungkinan mendukung dari sistem dihitung secara empiris. Dapat dicapai daya muat kira-kira 300 kg/m- pada ukuran jarak kolom 12,5 m X 12,5 m. Suatu pembesaran ruang menjadi 15 m X 15 m masih mungkin dilakukan. Cara empiris menunjukkan sukarnya mengadakan perhitungan secara analitis, dan bentuk kolom yang membesar pada ujung atas membuktikan sukarnya mengumpulkan gaya itu pada ujung-ujungnya. Pengecilan pada bagian bawah kolom meminta syarat-syarat yang, tinggi dari batang.Beberapa contoh disain yang memakai sistem-sistem tadi telah dibuat. Mies v.d. Rohe telah membuat colliseum di Chicago tahun 1953 dengan memakai prinsip yang sama seperti unistrud. Tinggi konstruksi 9 meter dan tinggi seluruh bangunan 36,5 meter sedangkan luasnya 220 m2. Sistem unistrud dipakai hanya untuk ukuran-ukuran yang sangat besar.

Gambar 5

D. Sistem Takenaka.Baja pelat dengan potongan bujur sangkar dan persegi panjang dihubungkan dengan baut-baut mutu tinggi. Batang-batang pada bidang atas menerima gaya tekan, diagonal-diagonal memikul tekan dan batang-batang pada bidang bawah menerima gaya tarik.

Dalam struktur ruang teknik finishing yang makin kompleks mengharuskan adanya bidang atas dan plafon, karena ruang konstruksi sangat tidak menguntungkan sebagai penampung debu. Tetapi sebagai struktur yang tertutup akan kurang mengesankan.

Keuntungan rangka ruang terletak sebagaimana pada tulang manusia, kemampuannya menyesuaikan pada bermacam-macam gaya yang timbul dari berbagai arah. Satu keharusan untuk memikul gaya yang lebih besar dengan mudah dapat ditampung dengan banyak sistem yang mempunyai cara dengan daya dukung. Maka rangka ruang tidak cocok-untuk membangun tingkat tinggi karena ukuran lantai dan besarnya gaya sudah ditentukan secara teratur. Di samping keuntungan-kcuntungan, struktur rangka ruang mempunyai kerugian-kerugian yang merupakan dasar dari persoalan-persoalannya.

Geometri dari kubah atau lengkung dua arah, harus ditentukan dengan mesin hitting tanpa usaha yang kelebihan yang dapat dikuasai, sehingga mudah dilaksanakan pembuatan dan montase yang membutuhkan ketepatan tinggi. Persyaratan statistik dari semua batang dari rangka ruang, harus dapat ditentukan secara perhitungan.

Gambar 6

Contoh Bangunan Menggunakan Struktur Rangka Ruang:1. Oguni Gymnasium Japan (1988)Arsitek: Shoei Yoh + Architects2. Graha Benthany (Masa Pembangunan 1987 2000)Arsitek : Ir. Jimmy Priatman, M.Arch., IAI

3. Sant Jordi Sport Arena Barcelona (Berdiri Th. 1983)

4. Gor Lila BuanaArsitek : Ir. I Wayan Gomudha, MT