7 bab ii tinjauan pustaka 2.1 gerakan masyarakat hidup

35
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) 2.1.1 Pengertian Gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) merupakan gerakan nasional yang diprakarsai oleh Presiden RI yang mengedepankan upaya promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif dengan melibatkan seluruh komponen bangsa dalam masyarakat paradigma sehat. Untuk menyukseskan GERMAS, tidak bisa hanya mengandalkan peran sektor kesehatan saja, Peran Kementerian dan Lembaga di sektor lainnya juga turut menentukan, dan ditunjang peran serta seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari individu, keluarga, dan masyarakat dalam mempraktekkan pola hidup sehat, akademisi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi profesi dalam menggerakkan anggotanya untuk berperilaku sehat, baik Pemerintah di tingkat pusat maupun daerah menyiapkan sarana dan prasarana pendukung, memantau dan mengevaluasi pelaksanaannya (Kemenkes RI, 2016). GERMAS mengajak masyarakat untuk membudayakan hidup sehat, agar mampu mengubah kebiasaan-kebiasaan atau perilaku tidak sehat. Secara khusus, GERMAS diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan produktivitas masyarakat, dan mengurangi beban biaya kesehatan (Kemenkes RI, 2016). Pelaksanaan GERMAS harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian. GERMAS dapat

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

2.1.1 Pengertian

Gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) merupakan gerakan nasional yang

diprakarsai oleh Presiden RI yang mengedepankan upaya promotif dan preventif,

tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif dengan melibatkan seluruh

komponen bangsa dalam masyarakat paradigma sehat. Untuk menyukseskan

GERMAS, tidak bisa hanya mengandalkan peran sektor kesehatan saja, Peran

Kementerian dan Lembaga di sektor lainnya juga turut menentukan, dan ditunjang

peran serta seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari individu, keluarga, dan

masyarakat dalam mempraktekkan pola hidup sehat, akademisi, dunia usaha,

organisasi kemasyarakatan, dan organisasi profesi dalam menggerakkan anggotanya

untuk berperilaku sehat, baik Pemerintah di tingkat pusat maupun daerah

menyiapkan sarana dan prasarana pendukung, memantau dan mengevaluasi

pelaksanaannya (Kemenkes RI, 2016).

GERMAS mengajak masyarakat untuk membudayakan hidup sehat, agar

mampu mengubah kebiasaan-kebiasaan atau perilaku tidak sehat. Secara khusus,

GERMAS diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat

untuk hidup sehat, meningkatkan produktivitas masyarakat, dan mengurangi beban

biaya kesehatan (Kemenkes RI, 2016).

Pelaksanaan GERMAS harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah

bagian terkecil dari masyarakat yang membentuk kepribadian. GERMAS dapat

Page 2: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

8

dilakukan dengan cara : melakukan aktivitas fisik, mengonsumsi sayur dan buah,

tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol, memeriksa kesehatan secara rutin,

membersihkan lingkungan, dan menggunakan jamban. Pada tahap awal, GERMAS

secara nasional dimulai dengan berfokus pada tiga kegiatan, yaitu: 1) Melakukan

aktivitas fisik 30 menit perhari, 2) Mengonsumsi buah dan sayur, dan 3)

Memeriksakan kesehatan secara rutin. Tiga kegiatan tersebut dapat dimulai dari diri

sendiri dan keluarga, dilakukan saat ini juga dan tidak membutuhkan biaya yang

besar (Kemenkes RI, 2016).

Terdapat program penyuluhan dalam rangka pendekatan keluarga dan

gerakan masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Susoh. Program gerakan

masyarakat ini sudah dilakukan sejak tanggal 21 April 2018, kegiatan yang dilakukan

adalah intervensi gizi dengan melakukan aktivitas fisik (kesehatan olahraga) dan

pendidikan dengan 7 tema yang berkaitan dengan pelaksanaan gerakan

masyarakat, pokok bahasan yang diangkat yaitu pemberian inisiasi menyusui dini

(IMD), pemberian vitamin A, aktivitas fisik setiap hari (kesehatan olahraga), perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS), bahaya merokok didalam rumah, pentingnya

konsumsi buah dan sayur bagi kesehatan, dan pentingnya air bersih bagi kesehatan

kita dan lingkungan. Kegiatan pendidikan dilakukan satu kali setiap minggunya

dengan satu pokok bahasan (Astuti 2016).

Page 3: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

9

2.1.2 Tujuan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

Tujuan gerakan masyarakat menurut Kemenkes (2016) yaitu :

a. Tujuan Umum

Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk

berperilaku sehat dalam upaya meningkatkan kualitas hidup.

b. Tujuan Khusus

1. Meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat untuk hidup sehat.

2. Meningkatkan produktivitas masyarakat.

3. Mengurangi beban biaya kesehatan.

2.1.3 Ruang Lingkup Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

Kegiatan utama yang dilakukan dalam rangka Gerakan Masyarakat pada tahun

2016 adalah peningkatan aktivitas fisik, peningkatan perilaku hidup bersih dan

sehat, penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi, peningkatan

pencegahan dan deteksi dini penyakit, peningkatan kualitas lingkungan dan

peningkatan edukasi hidup sehat.

2.1.4 Sasaran Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

Sasaran kegiatan ini adalah setiap individu/ penduduk usia >15 tahun dan

seluruh Desa/Kelurahan di setiap Kabupaten/ Kota. Selain itu, kegiatan

pemeriksaan/skrining kesehatan secara rutin sebagai upaya pencegahan yang harus

dilakukan oleh setiap penduduk usia >15 tahun keatas untuk mendeteksi secara dini

adanya faktor risiko perilaku yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit jantung,

Page 4: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

10

kanker, diabetes dan penyakit paru kronis, gangguan indera serta gangguan mental

(Indriani 2018).

2.2 Pelaksanaan Kegiatan Gerakan Masyarakat Sehat

Fokus kegiatan gerakan masyarakat (GERMAS) pada tahun 2017 ada tiga yaitu :

a. Peningkatan Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik merupakan kegiatan yang terencana dan terstruktur serta

melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan bertujuan untuk meningkatkan

kebugaran jasmani (Farizati, 2013). Aktifitas fisik juga merupakan setiap

gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi atau

pembakaran kalori (Kemenkes RI, 2015).

Aktivitas fisik didefinisikan sebagai setiap pergerakan jasmani yang

dihasilkan otot skelet yang memerlukan pengeluaran energi. Istilah ini

meliputi rentang penuh dari seluruh pergerakan tubuh manusia mulai dari

olahraga yang kompetitif dan latihan fisik sebagai hobi atau aktivitas yang

dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, inaktivitas fisik bisa

didefinisikan sebagai keadaan dimana pergerakan tubuh minimal dan

pengeluaran energi mendekati resting metabolic rates (WHO, 2015).

Aktivitas fisik yang aktif dilakukan 3-5 kali dalam seminggu minimal 30

menit sehari, aktivitas fisik yang sering dilakukan seperti lari, senam, bermain

bola dan aktivitas olahraga lainnya (Kemenkes, 2015). Aktivitas fisik yang

cukup pada orang dewasa dapat menurunkan risiko hipertensi dan penyakit

jantung koroner (Widiantini, 2014).

Page 5: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

11

Klasifikasi Aktivitas Fisik berdasarkan tingkat intensitasnya, aktivitas fisik

dibagi menjadi aktivitas fisik ringan, sedang, dan berat. Aktivitas fisik berat

adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan minimal selama 10 menit

sampai denyut nadi dan napas meningkat lebih dari biasanya, contohnya ialah

menimba air, mendaki gunung, lari cepat, menebang pohon, mencangkul, dll.

Sedangkan aktivitas fisik sedang apabila melakukan kegiatan fisik sedang

(menyapu, mengepel, dll) minimal lima hari atau lebih dengan durasi

beraktivitas minimal 150 menit dalam satu minggu. Selain kriteria di atas

maka termasuk aktivitas fisik ringan (WHO, 2015).

Tubuh manusia diciptakan Tuhan untuk bergerak, agar manusia dapat

melakukan aktivitas. Aktivitas fisik yang teratur dan menjadi satu kebiasaan

akan meningkatkan ketahanan fisik. Aktivitas fisik dapat ditingkatkan menjadi

latihan fisik bila dilakukan secara baik, benar, teratur dan terukur.Latihan fisik

dapat meningkatkan ketahanan fisik, kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik

yang dilakukan dengan mengikuti aturan tertentu dan ditujukan untuk

prestasi menjadi kegiatan olahraga (Ulina 2018).

Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan ketahanan fisik,kesehatan dan

kebugaran masyarakat. Selain itu sasaran kegiatan adalah seluruh masyarakat

terutama anak sekolah, ibu hamil, pekerja dan lansia (Adam 2018).

b. Penyediaan Pangan Sehat dan Percepatan Perbaikan Gizi

Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber berbagai vitamin,

mineral, dan serat pangan. Sebagian vitamin, mineral yang terkandung dalam

sayuran dan buah-buahan berperan sebagai antioksidan atau penangkal

Page 6: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

12

senyawa jahat dalam tubuh serta mencegah kerusakan sel. Serat berfungsi

untuk memperlancar pencernaan dan dapat menghambat perkembangan sel

kanker usus besar (Hayati 2018).

Berbagai kajian menunjukkan bahwa konsumsi sayuran dan buah-

buahan yang cukup turut berperan dalam menjaga kenormalan tekanan

darah, kadar gula dan kolesterol darah. Setiap orang dianjurkan konsumsi

sayuran dan buah-buahan 300-400 gram perorang perhari bagi anak balita

dan anak usia sekolah, dan 400-600 gram perorang perhari bagi remaja dan

orang dewasa. Sekitar dua-pertiga dari jumlah anjuran konsumsi sayuran dan

buah-buahan tersebut adalah porsi sayur (Siti, Made et al. 2019).

Peningkatan konsumsi buah dan sayur mengingat pentingnya

mengonsumsi buah dan sayur dalam jumlah dan frekuensi yang cukup agar

kebutuhan tubuh akan zat gizi yang terkandung dalam buah dan sayur dapat

terpenuhi (Wulansari, 2009).

Dalam mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari sebenarnya kita perlu

mengikuti Pedoman Gizi Seimbang sesuai Permenkes No. 41 Tahun 2014.

Sebanyak 3-4 porsi sayur dan 2-3 porsi buah setiap hari atau setengah bagian

piring berisi buah dan sayur setiap kali makan (Kemenkes RI, 2017).

Mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari sangat penting karena

mengandung vitamin dan mineral yang mengatur pertumbuhan dan

pemeliharaan tubuh serta mengandung serat yang tinggi (Departemen

Kesehatan, 2008).

Page 7: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

13

Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran berperilaku hidup

sehat melalui mengkonsumsi buah dan sayur bagi seluruh lapisan masyarakat.

Adapun sasaran kegiatan ini adalah seluruh kalangan masyarakat.

c. Peningkatan Pencegahan dan Deteksi Dini Penyakit

Pemeriksaan/skrining kesehatan secara rutin merupakan upaya

promotif preventif yang diamanatkan untuk dilaksanakan oleh

bupati/walikota sesuai Permendagri no 18/ tahun 2016 dengan tujuan untuk:

mendorong masyarakat mengenali faktor risiko PTM terkait perilaku dan

melakukan upaya pengendalian segera ditingkat individu, keluarga dan

masyarakat; mendorong penemuan faktor risiko fisiologis berpotensi PTM

yaitu kelebihan berat badan dan obesitas, tensi darah tinggi, gula darah tinggi,

gangguan indera dan gangguan mental; mendorong percepatan rujukan kasus

berpotensi ke FKTP dan sistem rujukan lanjut (Roekminiati and Pramono

2016).

Tujuan kegiatan ini menurut Kes (2016) adalah sebagai berikut :

1) Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan mendeteksi faktor

risik bersama yang menjadi penyebab terjadinya penyakit tidak menular

terutama jantung, kanker, diabetes dan penyakit paru kronis yaitu diet

tidak sehat (kurang mengonsumsi sayur dan buah, mengonsumsi

makanan tinggi garam, gula, lemak dan diet gizi tidak seimbang), kurang

beraktifitas fisik 30 menit setiap hari, menggunakan tembakau/rokok

serta mengonsumsi alkohol.

Page 8: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

14

2) Mendorong dan menggerakkan masyarakat untuk melakukan modifikasi

perilaku berisiko tersebut diatas menjadi perilaku hidup sehat mulai dari

individu, keluarga dan masyarakat sebagai upaya pencegahan PTM.

3) Mendeteksi masyarakat yang mempunyai risiko hipertensi dan diabetes

melitus serta mendorong rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat pertama

untuk ditatalaksana lebih lanjut sesuai standar.

4) Mengurangi terjadinya komplikasi, kecacatan dan kematian prematur

akibat penyakit tidak menular karena ketidaktahuan/keterlambatan

untuk mendeteksi PTM utamanya hipertensi dan diabetes melitus pada

tahap dini.

5) Mendorong dan menggerakkan masyarakat khususnya para ibu untuk

memeriksakan diri agar terhindar dari kanker leher rahim dan kanker

payudara dengan deteksi dini tes IVA/SADANIS.

2.3 Program Indikator Gerakan Masyarakat

Berikut ini beberapa macam bentuk kegiatan gerakan masyarakat hidup

sehat. Pertama, Menurut Kemenkes (2016), program indikator gerakan masyarakat

hidup sehat, mencakup:

a. Melakukan Aktivitas Fisik

Olahraga memberikan dampak yang sangat positif pada hipertensi.

Aktivitas fisik sedang, berupa berjalan kaki cepat selama 30-45 menit per hari

dilakukan setiap hari dalam seminggu. Aktivitas fisik mempunyai hubungan

erat dengan keberhasilan penurunan berat badan maupun mempertahankan

Page 9: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

15

berat badan. Anjuran per hari untuk beraktivitas fisik adalah 60 – 90 menit per

hari. Sementara jenis olahraga yang dianjurkan adalah aerobik seperti

berjalan kaki cepat. Jenis olahraga lainnya adalah renang, dan sepeda statis

(Arief 2017).

Secara lebih ringkas, menurut Kementrian Kesehatan (2012), hipertensi

dapat dikendalikan dengan menerapkan perilaku CERDIK. CERDIK adalah

akronim dari beberapa indikator perilaku pencegahan hipertensi, diantaranya:

Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, Diet

sehat, Istirahat yang cukup, Kendalikan stres. Dari beberapa teori di atas,

perilaku sehat tercermin dengan cek kesehatan berkala, tidak mengkonsumsi

hal-hal yang bersifat adiksi seperti rokok dan alkohol, rajin berolahraga,

melakukan diet sehat, istirahat berkualitas dan mampu mengendalikan stres.

Indikator yang dijadikan sebagai alat ukur di dalam penelitian ini adalah

indikator perilaku sehat yang disesuaikan dengan upaya pencegahan

hipertensi menurut Sayogo dan Kementrian Kesehatan.

b. Mengkonsumsi Sayur Dan Buah

Mengkonsumsi buah dan sayur sangat penting untuk penyerapan

asupan yang baik bagi tubuh melalui menu seimbang. Menu seimbang adalah

menu seimbang dalam arti kualitas dan kuantitasnya baik dan menyehatkan

(Apriadji 2013). Kualitas berarti mengandung zat-zat gizi yang diperlukan oleh

tubuh. Sementara kuantitas berarti asupan gizi yang dikonsumsi tidak kurang

juga tidak berlebihan.

Page 10: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

16

Dietary Approach to Stop Hypertension (DASH) yaitu menjalankan pola

asupan gizi atau pola makan yang dapat mengatasi atau mencegah penyakit

hipertensi (Arief 2017). Di dalam prosesnya, terdapat 4 hal yang harus

dilakukan. Empat hal tersebut yaitu:

1) Konsumsi makanan sehari-hari yang kaya akan sayur dan buah. Sesuai

dengan anjuran World Health Organization (WHO); konsumsi sayur dan

buah lima porsi atau lebih perhari.

2) Dianjurkan untuk mengkonsumsi produk atau hasil olah susu yang

rendah lemak.

3) Membatasi asupan lemak jenuh dan lemak total.

4) Membatasi asupan natrium. Garam dipercaya dapat meningkatkan

tekanan darah tinggi. Oleh karena itu kandungan natrium dalam

makanan sehari-hari sangat perlu diatur.

c. Merokok

Rokok merupakan olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan dari

tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesia lainnya yang

mengandung Nikotin dan Tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Berhenti

merokok memang tidak mudah, terutama bagi Anda yang sudah bertahun

tahun berkebiasaan merokok. Namun jika Anda memiliki tekad kuat, maka

tidak ada kata mustahil. Tidak perlu khawatir dengan mitos-mitos yang

beredar, seperti berhenti merokok bisa membuat anda stres, gemuk, dan

lainnya (Heryani, 2014).

Page 11: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

17

Merokok berbahaya karena dapat menimbulkan berbagai penyakit di

antaranya, kanker paru-paru dan penyakit kardiovaskular (Arief 2017). Selain

tidak merokok secara aktif, individu juga harus menghindari menjadi perokok

pasif. Perokok pasif adalah orang yang menghisap asap rokok orang lain (Arief

2017). Dampak yang ditimbulkan sama dengan perokok aktif. Bahkan ada

pendapat yang menyatakan bahwa perokok pasif lebih berbahaya, karena

asap sisa yang dihembuskan perokok aktif mengandung 75% zat berbahaya

yang ada pada rokok, sementara perokok sendiri hanya menghirup 25% dari

kandungan rokok karena menghisap hasil pembakaran per batang lewat filter

di ujung hisap. Artinya perokok pasif menghirup zat berbahaya 3 kali lebih

banyak dari perokok aktif (Arief 2017).

d. Tidak minum minuman beralkohol

Alkohol adalah obat yang sangat keras. Alkohol dapat berperan sebagai

depresan dalam tubuh dan memperlambat aktivitas otak. Apabila digunakan

dalam kuantitas tertentu, alkohol dapat mencederai atau bahkan membunuh

jaringan biologis, termasuk sel-sel otot dan sel-sel otak. Beberapa hambatan

yang ditimbulkan sebagai akibat dari terlalu banyak mengkonsumsi alkohol,

yaitu; fungsi intelektual, kendali perilaku dan penilaian menjadi semakin

kurang efisien (Arief 2017).

Minuman keras adalah semua minuman yang mengandung alkohol (zat

psikoaktif) bersifat adiktif yang bekerja terutama pada otak, sehingga dapat

menimbulkan perubahan pada perilaku, emosi, dan kognitif, serta bila

dikonsumsi secara berlebihan dan terus-menerus dapat merugikan dan

Page 12: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

18

membahayakan jasmani, rohani maupun bagi kepentingan perilaku dan

kejiwaan. Perilaku penggunaan minuman keras saat ini merupakan

permasalahan yang cukup berkembang dan menunjukkan kecenderungan

yang meningkat dari tahun ke tahun, yang akibatnya dirasakan dalam bentuk

kenakalan-kenakalan, perkelahian, perbuatan asusila, dan maraknya

premanisme (Surya, 2011).

e. Memeriksakan Kesehatan secara Rutin

Salah satu bagian dari arti gerakan hidup sehat adalah dengan lebih baik

dalam mengelola kesehatan. Salah satunya dengan melakukan pemeriksaan

kesehatan secara rutin dan tidak hanya datang kerumah sakit atau puskesmas

ketika sakit saja. Langkah ini dapat memudahkan mendeteksi penyakit atau

masalah kesehatan lebih dini (Tamnge and Munir 2018).

Pemeriksaan kesehatan adalah suatu upaya untuk mendeteksi adanya

kelainan yang terjadi pada tubuh, walaupun belum timbul gejala. Apalagi ada

beberapa keadaan sakit yang memang hanya dapat diketahui kalau

melakukan pemeriksaan kesehatan misalnya pemeriksaan laboratorium.

Penyakit yang bisa dideteksi dengan pemeriksaan kesehatan antara lain

penyakit kencing manis, kadar kolesterol tinggi dan Trigliserida yang tinggi,

kadar asam urat yang tinggi, hipertensi dan gangguan jantung. Selain itu

pemeriksaan skrining awal adanya kemungkinan kanker dapat dideteksi

dengan pemeriksaan laboratorium serta USG abdomen (Ari F Syam 2016).

Pemeriksaan berkala dilakukan oleh petugas kesehatan setiap 6 bulan,

untuk memantau, memelihara serta meningkatkan status kesehatan

Page 13: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

19

masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh data atau informasi untuk

menilai perkembangan kesehatan untuk dijadikan pertimbangan dalam

menyusun program pembinaan kesehatan (Ahmad Selvia, 2009).

Kegiatan Pemeriksaan kesehatan secara berkala sacara rutin sebagai

upaya pencegahan yang harus dilakukan oleh setiap penduduk usia >15 tahun

keatas untuk mendeteksi secara dini adanya faktor resiko perilaku yang dapat

menyebakan terjadinya penyakit jantung, kanker, diabetes dan penyakit paru-

paru kronis, gangguan indera serta gangguan mental (Kemenkes RI, 2014).

Pemeriksaan Kesehatan Berkala adalah pemeriksaan kesehatan yang

dilaksanakan secara berkala dengan jarak waktu berkala yang disesuaikan

dengan besarnya resiko kesehatan yang dihadapi. Pemeriksaan kesehatan

berkala membantu menemukan gangguan kesehatan sebelum muncul, saat

peluang untuk ditangani dan disembuhkan masih sangat besar (Tim Esensi,

2012).

f. Membersihkan Lingkungan

Bagian penting dari gerakan masyarakat hidup sehat juga berkaitan

dengan meningkatnya kualitas lingkungan, salah satunya dengan lebih serius

menjaga kebersihan lingkungan. Menjaga kebersihan lingkungan dalam skala

kecil seperti tingkat rumah tangga dapat dilakukan dengan pengelolaan

sampah. Langkah lain yang dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan guna

mengurangi resiko kesehatan seperti mencegah perkembangan vektor

penyakit yang ada dilingkungan sekitar (Batoebara and Junaidi 2018).

Page 14: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

20

Menurut Azwar (1996), pengaruh kebersihan lingkungan terhadap

kesehatan manusia dapat dibedakan atas dua jenis, yakni:

1. Akibat yang ditimbulkannya segera terjadi. Artinya, lingkungan yang

kurang bersih dalam kehidupan manusia maka akan menimbul penyakit.

2. Akibat yang ditimbulkannya terjadi secara lambat laun. Artinya

lingkungan yang kurang bersih tidak secara langsung dengan munculnya

penyakit.

Banyak manfaat yang bisa dirasakan seseorang dengan menjaga

lingkungan mereka tetap terlihat bersih dan rapi. Lingkungan yang bersih akan

menjauhkan sumber-sumber penyakit untuk berkembang di sekitar kita. Hal

itu tentu berkaitan dengan kesehatan.

g. Menggunakan Jamban

Aspek sanitasi menjadi bagian penting dari gerakan masyarakat hidup

sehat salah satunya dengan menggunakan jamban yang memenuhi syarat

sebagai sarana pembuangan kotoran (Agusamad 2017). Aktivitas buang

kotoran diluar jamban dapat meningkatkan resiko penularan berbagai jenis

penyakit sekaligus menurunkan kualitas lingkungan.

Menurut Menteri Kesehatan dr. Achmad Sujudi (2014), menjelaskan

bahwa pembuatan jamban merupakan usaha manusia untuk memelihara

kesehatan dengan membuat lingkungan tempat hidup sehat. Dalam

pembuatan jamban sedapat mungkin harus diusahakan agar jamban tidak

menimbulkan bau yang tidak sedap. Penduduk Indonesia yang menggunakan

jamban sehat (WC) hanya 54% saja padahal menurut studi menunjukkan

Page 15: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

21

bahwa penggunaan jamban sehat dapat mencegah penyakit diare sebesar

28% (Kamisah, S, 2009). Perilaku menggunakan jamban merupakan cara yang

paling efektif, sederhana dan murah untuk mencegah timbulnya penyakit.

Dengan meningkatan pengetahuan tentang penggunaan jamban merupakan

pendekatan kesehatan secara preventif yang efektif untuk menurunkan risiko

timbulnya penyakit seperti diare, kolera dan disentri.

2.4 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Sehat

Faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan gerakan masyarakat

sehat yaitu :

a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orangan

mengadakan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

terhadap objek terjadi melalui pancaindra manusia yakni penglihatan,

pendengaran, penciyuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu

pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi

oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagian besar

pengetahuan di peroleh melalui mata dan telingan. (Wawan, 2017).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari pengalaman

dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langeng dari pada perilaku yang tidak disertai oleh pengetahuan.

Page 16: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

22

Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu:

(Wawan, 2017)

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dan seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karna

itu “tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang paling rencah.

2. Memahami (comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dimana dapat

menginterpretasikan secara benar. Orang yang telah paham terhadap

objek atau materi trus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap suatu objek yang

dipelajari.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau pun kondisi riil (sebenarnya). Apabila

disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

Page 17: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

23

4. Analisis (analysis)

Analisa adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu

objek kedalam komponen-komposen tetapi masih didalam struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (syntesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu

keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan

kriteria yang telah ada.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan :

1. Faktor Internal

a. Pendidikan

Pendidikan bearti bimbingan yang diberikn seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cit-cita tertentu yang

menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk

mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk

mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehtan

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut Yb Mantra yang

dikutip Notoadmojo, 2016 pendidikan dapat mempengaruhi seseorang

Page 18: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

24

termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam

memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan pada

umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima

informasi.

b. Pekerjaan

Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam, pekerjaan adalah

keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang

kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber

kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan car mencari nafkah yang

membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja

umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu.

c. Umur

Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003), usia adalah umur

individu yang terhitung mulai saat dilahirkan smpai berulang tahun.

Sedangkan menurut Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir

dan bekerja.

2. Faktor Eksternal

a. Faktor lingkungan

Menurut An.Mariner yang dikutip dari Nursalam lingkungan merupakn

seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat

mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

Page 19: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

25

b. Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi

dari sikap dalam menerima informasi.

b. Peran Tokoh Masyarakat

Di dalam kehidupan masyarakat, tokoh masyarakat menduduki posisi yang

penting, oleh karena ia dianggap orang serba tahu dan mempunyai pengaruh

yang besar terhadap masyarakat. Sehingga segala tindak-lanjutnya merupakan

pola aturan yang patut diteladani oleh masyarakat.

Menurut BKKBN (2008) tokoh masyarakat adalah seseorang yang

berpengaruh dan ditokohkan oleh lingkungannya. Penokohan tersebut karena

pengaruh posisi, kedudukan, kemampuan, dan kepiawaiannya serta Segala

tindakan dan ucapannya akan diikuti oleh masyarakat sekitarnya.

Menurut (Riswan, Sunoko et al. 2011) tokoh masyarakat merupakan orang

yang memiliki pengaruh dan dihormati oleh masyarakat karena kekayaan

pengetahuan maupun kesuksesannya dalam menjalani kehidupan. Ia menjadi

contoh atau teladan bagi orang lain karena pola pikir yang dibangun melalui

pengetahuan yang dimiliki sehingga dipandang sebagai seseorang yang pandai

dan bijaksana juga menjadi panutan bagi banyak orang.

Kategori Tokoh Masyarakat terbagi menjadi dua (Umayana and Cahyati 2015), yaitu:

1. Tokoh Masyarakat Formal

Tokoh Masyarakat Formal adalah seseorang yang ditokohkan karena

kedudukannya atau jabatannya di lembaga pemerintah seperti:

a. Camat

Page 20: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

26

b. Kepala Desa/ Lurah

c. Ketua RT/RW dan lain sebagainya.

2. Tokoh Masyarakat Informal

Seseorang yang ditokohkan oleh masyarakat di lingkungannya akibat dari

pengaruh, posisi, dan kemampuannya yang diakui oleh masyarakat di

lingkungannya, yaitu:

a. Tokoh agama

b. Tokoh perempuan

c. Tokoh pemuda, dan lain-lain.

Peraturan Walikota Nomor 48 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup

Sehat antara lain :

a. Peningkatan aktivitas fisik, antara lain :

1) melakukan latihan fisik senam secara rutin paling sedikit 1 (satu) kali

dalam seminggu;

2) kerja bakti di lingkungan rumah, masyarakat atau tempat kerja;

3) senam peregangan ditempat kerja masing-masing setiap 2 (dua) kali

dalam 1 (satu) hari kerja.

b. Peningkatan perilaku hidup sehat, antara lain dengan:

1) persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan;

2) memberi bayi Air Susu lbuEkslusif sampai dengan usia 6 (enam)

bulan;

3) menimbang balita setiap bulan di Pos Pelayanan Terpadu/Fasilitas

Pelayanan kesehatan;

Page 21: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

27

4) menggunakan air bersih;

5) mencuci tangan dengan air bersih dan sabun;

6) menggunakan jamban sehat;

7) memberantas jentik di rumah;

8) tidak merokok di dalam rumah.

c. Penyediaan pangan sehat dapat dilakukan dengan Penerapan Pesan

Umum Gizi Seimbang sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang yaitu:

a) syukuri dan nikmati anekaragam makanan;

b) banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan;

c) biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi;

d) biasakan mengonsumsi anekaragam makanan pokok;

e) batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak;

f) biasakan sarapan;

g) biasakan minum air putih yang cukup dan aman;

h) biasakan membaca label pada kemasan pangan;

i) cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir;

j) lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan

normal.

d. Peningkatan Pencegahan Deteksi Dini Penyakit dilakukan dalam bentuk

pemeriksaan kesehatan secara rutin dan berkala di Pusat Kesehatan

Masyarakat (Puskesmas)/Rumah Sakit, Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)

Page 22: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

28

atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya yang terjadwal di lingkungan

masyarakat dan instansi tempat bekerja.

e. Peningkatan kualitas lingkungan bertujuan untuk memutus mata rantai

penularan penyakit dapat dilakukan dengan cara:

1) Stop buang air besar sembarangan dengan menerapkan perilaku

buang air besar di jamban sehat, baik jamban pribadi maupun

jamban umum;

2) Cuci tangan pakai sabun sebelum makan, setelah buang air besar

sebelum memegang bayi, setelah membersihkan anak yang buang air

besar/kecil, sebelum menyiapkan makanan dan setelah

memegang/menyentuh hewan;

3) Pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga dilakukan

dengan merebus terlebih dahulu air yang digunakan untuk

keperluan minum sehari-hari, proses memasak yang higienis dan

menyimpan makanan dan minuman yang benar;

4) Mengelola sampah dengan benar dengan memisahkan sampah

basah dan sampah kering;

5) Pengamanan limbah cair rumah tangga dengan membuat saluran

pembuangan air limbah (SPAL) yang memenuhi syarat, antara lain

saluran kedap air dan terdapat lubang peresapan limbah.

f. Peningkatan edukasi hidup sehat dilakukan dengan berperan aktif, baik

dalam memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang

Page 23: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

29

perilaku hidup bersih dan sehat di dalam forum masyarakat atau tempat

bekerja masing-masing.

g. Mendukung pelaksanaan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok sesuai

Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 12 Tahun 2009 tentang Kawasan

Tanpa Rokok.

c. Partisipasi Masyarakat

Menurut Manalu (2009) partisipasi masyarakat adalah di mana individu,

keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap

kesehatan diri, keluarga atau kesehatan masyarakat dilingkungannya.Pentingnya

partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan bukan semata-mata karena

ketidakmampuan pemerintah dalam upaya pembangunan, melainkan memang

disadari bahwa masyarakat mempunyai hak dan potensi untuk mengenal dan

memecahkan masalah kesehatan yang dihadapinya, mengingat sebagian besar

masalah kesehatan disebabkan perilaku masyarakat itu sendiri.

Dengan kata lain partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan, berarti

keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam memikirkan, merencanakan,

melaksanakan, dan mengevaluasi program-program kesehatan masyarakat. Institusi

kesehatan hanya sekedar memotivasi dan membimbingnya.

Partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan didasarkan kepada beberapa hal :

1. Community felt needapabila pelayanan itu diciptakan oleh masyarakat sendiri,

berakti masyarakat itu memerlukan pelayanan tersebut, artinya pelayanan

kesehatan bukanlah berdasarkan kebutuhan penguasa tapi benar-benar

kebutuhan masyarakat itu.

Page 24: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

30

2. Organisasi pelayanan kesehatan masyarakat yang berdasarkan partisipasi

masyarakat adalah salah satu bentuk pengorganisasian masyarakat, ini berakti

fasilitas pelayanan kesehatan itu timbul dari masyarakat sendiri.

3. Pelayanan kesehatan akan dikerjakan oleh masyarakat sendiri, artinya tenaga

dan penyelenggaranya akan ditangani oleh anggota masyarakat itu sendiri

yang didasarkan sukarela (Notoatmodjo,2007).

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa filosofi partisipasi masyarakat

dalam bidang pelayanan kesehatan masyarakat adalah terciptanya suatu pelayanan

untuk masyarakat dan oleh masyarakat.

d. Peran Tenaga Kesehatan

Peran Tenaga Kesehatan Masyarakat dalam Program Indonesia Sehat dengan

Pendekatan Keluarga ini, Menkes berfokus pada tiga pilar program Indonesia Sehat,

yakni: Paradigma Sehat, Penguatan Pelayanan Kesehatan, dan Jaminan Kesehatan

Nasional. Paradigma Sehat sebagai sudut pandang upaya kesehatan kini lebih

mengutamakan promotif, preventif dan dikuatkan pelaksanaannya dengan Inpres

Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). GERMAS

dalam konsep paradigma sehat sesungguhnya adalah menempatkan kewajiban

masyarakat untuk berperilaku hidup sehat.

Menurut (Wati, Machmud et al. 2019) Petugas kesehatan adalah seseorang

yang bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada individu,

keluarga dan masyarakat. Petugas kesehatan berdasarkan pekerjaannya adalah

tenaga medis, dan tenaga paramedis seperti tenaga keperawatan, tenaga

kebidanan, tenaga penunjang medis dan lain sebagainya. Ada dua aspek mutu

Page 25: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

31

pelayanan kesehatan yang perlu dilakukan di puskesmas yaitu quality of care dan

quality of service. Quality of care antara lain menyangkut keterampilan tehnis

petugas kesehatan (dokter, bidan, perawat atau paramedis lain) dalam menegakkan

diagnosis dan memberikan perawatan kepada pasien. Menurut Depdikbud (2003),

Peran adalah tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan

dalam masyarakat.

Menurut Sarwono (2007) Peran adalah suatu pola tingkah laku, kepercayaan,

nilai, sikap yang diharapkan oleh masyarakat muncul dan menandai sifat dan

tindakan si pemegang kedudukan. Jadi peran menggambarkan perilaku yang

seharusnya diperlihatkan oleh individu pemegang peran tersebut dalam situasi yang

umum. Menurut Muzaham (2007), sesuatu yang bermanfaat untuk mempelajari

interaksi antara individu sebagai pelaku (actors) yang menjalankan berbagai

peranan. Suatu peranan, apakah dokter, perawat, bidan atau petugas kesehatan

lain mempunyai kewajiban atau paling tidak diharapkan untuk menjalankan suatu

tugas atau kegiatan yang sesuai dengan peranannya.

Menurut Potter&Perry (2013), adapun peran petugas kesehatan adalah :

1) Customer Sebagai pemberi pelayanan, petugas membantu klien mendapatkan

kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan. Petugas memfokuskan

asuhan padakebutuhan kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya

mengembalikan kesehatanemosi, spiritual dan social. Pemberi asuhan

memberikan bantuan kepada klien dan keluarga dalam menetapkan tujuan

dan mencapai tujuan tersebut dengan menggunakan energi dan waktu yang

minimal. Sebagai customer, petugas kesehatan harus melakukan penyuluhan

Page 26: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

32

dan memberikan informasi serta mendukung yang berkaitan dengan

pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).

2) Komunikator Salah tujuan komunikasi adalah mengubah sikap dan perilaku

seseorang atau sekelompok orang sebagaimana yang dikehendaki

komunikator, agar isi pesan yang disampaikan dapat dimengerti, diyakini serta

pada tahap selanjutnya. Hal ini sesuai Natoatmodjo (2007), “Komunikasi

adalah proses dimana seorang komunikator menyampaikan perangsang untuk

merubah tingkah laku orang lain. Komunikator adalah orang ataupun

kelompok yang menyampaikan pesan ataupun stimulus kepada orang atau

pihak lain dan diharapkan pihak lain yang menerima pesan tersebut

memberikan respon. Menurut Mundakir (2006), petugas kesehatan secara

fisik dan psikologis harus hadir secara utuh pada waktu berkomunikasi dengan

klien. Petugas tidak cukup hanya mengetahui tehnik komunikasi dan isi

komunikasi tetapi yang sangat penting adalah sikap dan penampilan dalam

berkomunikasi. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar menjadi

komunikator yang baik yaitu :

a. Penampilan yang baik, sopan dan menarik sangat berpengaruh dalam

proseskomunikasi. Seorang yang menerima pesan ada kalanya yang

pertama diperhatikan adalah penampilan komunikator. Sebagai seorang

petugas kesehatan, penampilan yang bersih, sopan dan menarik sangat

perlu dalam menjalankan perannya memberikan asuhan pelayanan

kepada klien.

Page 27: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

33

b. Penguasaan masalah. Sebelum melakukan komunikasi seorang

komunikator hendaknya paham dan yakin betul bahwa apa yang akan

disampaikan merupakanpermasalahan yang penting. Penguasaan

masalah juga dapat meningkatkan kepercayaan komunikasi terhadap

komunikator.

c. Penguasaan bahasa. Proses komunikasi akan berjalan lambat apabila

bahasa yang digunakan kurang sesuai dengan bahasa yang mudah

dimengerti oleh penerima pesan. Penguasaan bahasa yang kurang baik

dapat menyebabkan salah penafsiran. Peran sebagai komunikator

merupakan pusat dari seluruh peran yang lain. Pelayanan mencakup

komunikasi dengan klien dan keluarga, komunikasi antarprofesi

kesehatan lainnya.

Memberi perawatan yang efektif, pembuatan keputusandengan klien

dan keluarga atau mengajarkan sesuatu kepada klien, tidak mungkindilakukan

tanpa komunikasi yang jelas (Potter &Perry, 2013). Sebagai komunikator

petugas seharusnya memberikan informasi secara jelas kepada pasien.

Pemberian informasi sangat diperlukan karena menurut Notoatmodjo (2007),

komunikasi diperlukan untuk mengkondisikan faktor kurangnya pengetahuan

dan sikap masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit, mereka berperilaku

sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Untuk itu diperlukan komunikasi yang

efektif dari petugas kesehatan.

3) Motivator Menurut Azwar (1997), bahwa motivasi berasal dari kata motif

(motive) yang artinya adalah rangsangan,dorongan ataupun pembangkit

Page 28: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

34

tenaga yang dimiliki seseorang hingga orang tersebutmemperlihatkan perilaku

tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan motivasi adalah upaya untuk

menimbulkan rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga

padaseseorang maupun sekelompok masyarakat tersebut sehingga mau

berbuat danbekerja sama secara optimal, melaksanakan sesuatu yang telah

direncanakan untukmencapai tujuan yang telah ditetapkan. Motivasi juga

didefinisikan sebagai kekuatan dari dalam individu yangmempengaruhi

kekuatan atau petunjuk perilaku, motivasi itu mempunyai arti

mendorong/menggerakkan seseorang untuk berperilaku, beraktivitas

dalammencapai tujuan (Sumodiningrat, 1999). Motivasi adalah perasaan atau

pikiran yang mendorong seseorang melakukan pekerjaan atau menjalankan

kekuasaan terutamadalam berprilaku (Santoso, 2005). Motivasi adalah

dorongan yang timbul dari diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk

melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi juga berarti

usaha yang dapat menyebab seseorang/ kelompok orang tertentu bergerak

melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang

dikehendakinya.Motivasi adalah persyaratan masyarakat untuk berpartisipasi,

tanpa motivasi masyarakat sulit untuk berpartisipasi di semua program.

Timbulnya motivasi harus dari masyarakat itu sendiri dan pihak luar hanya

memberikan dukungan saja. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan sangat

diperlukan dalam rangka meningkatkan tumbuhnya motivasi masyarakat

(Notoatmodjo, 2007).

Page 29: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

35

4) Fasilitator Menurut Santoso (2005), fasilitator adalah orang atau badan yang

memberikan kemudahan ataumenyediakan fasilitas. Petugas kesehatan harus

dapat berperan sebagai fasilitator bagi klien untuk mencapai derajat

kesehatan yang optimal.

5) Konselor Konselor adalah orang yang memberikan bantuan kepada orang lain

dalammembuat keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui

pemahaman terhadapfakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-

perasaan klien (Depkes RI, 2002).

Pada umumnya jasa konseling diperlukan apabila ada pihak yang

mempunyaikesulitan tentang sesuatu dan berharap dengan konsultasi

kesulitan tersebut dapatteratasi. Konseling adalah bagian dari peran dan

tanggung jawab petugas kesehatankepada klien dalam memberikan

pelayanan yang optimal.Konseling berbeda dengan komunikasi infomasi

edukasi karena konseling merupakan upaya untuk menciptakan perubahan

perilaku yang dilaksanakan secara individu atau kelompok dengan

menggunakan komunikasi efektif, untukmengutarakan permasalahan sesuai

dengan kondisi sasaran sampai sasaran merasakan permasalahannya dan

membimbing dalam pelaksanaannya (Mandriwati, 2008).

Proses konseling terdiri dari 4 unsur kegiatan yaitu pembinaan

hubungan baik, penggalian informasi (identifikasi masalah, kebutuhan,

perasaan, kekuatan diri, dansebagainya) dan pemberian informasi sesuai

kebutuhan, pengambilan keputusan,pemecahan masalah, perencanaan dan

menindaklanjuti pertemuan (Depkes RI, 2002).

Page 30: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

36

Menurut Simatupang (2008), bahwa sifat konselor yang baik adalah mau

mengajar dari dan melalui pengalaman,mampu menerima orang lain, mau

mendengarkan dan sabar, optimis, respek, terbukaterhadap pandangan dan

interaksi yang berbeda, tidak menghakimi, dapat menyimpanrahasia,

mendorong pengambilan keputusan, memberi dukungan,

membentukdukungan atas dasar kepercayaan, mampu berkomunikasi,

mengerti perasaan dan kekhawatiran orang lain dan mengerti keterbatasan

yang dimiliki.

e. Perilaku

a) Pengertian

Perilaku adalah reaksi seseorang terhadap rangsangan dari luar. Perilaku

manusia merupakan hasil segala macam pengalaman serta interaksi manusia yang

terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan (Pratiwi, 2012). Perilaku

adalah totalitas dari penghayatan dan reaksi seseorang yang langsung terlihat atau

tidak terlihat. Timbulnya reaksi perilaku akibat interelasi stimulus internal dan

eksternal yang diproses melalui kognitif, afektif dan motorik (Ardiani, 2014).

b) Macam-Macam Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2007) perilaku dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Perilaku tertutup (covert behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tertutup. Respon

terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, pengetahuan

atau kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus

tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

Page 31: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

37

2. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Respon terhadap stimulus sudah jelas dalam bentuk tindakan atau

praktek, yang dengan mudah dapat diamati dan dilihat oleh orang lain.Proses

pembentukan perilaku dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, aspek

dalam diri individu yang sangat berpengaruh dalam perilaku adalah

persepsi, motivasi dan emosi. Persepsi adalah pengamatan kombinasi dari

penglihatan, pendengaran, penciuman, serta pengalaman masa lalu. Motivasi

adalah dorongan untuk melakukan suatu tindakan yang memuaskan.

Dorongan dalam motivasi diwujudkan dalam bentuk tindakan (Sarwono,

2011).

c) Faktor-Faktor Yang Menentukan Perilaku

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menurut teori Lawrence Green

(1980) dikutip Notoatmodjo (2007) menganalisa bahwa perilaku ditemukan dalam

tiga faktor, yaitu :

a. Faktor personal/kognitif yaitu faktor-faktor yang dapat mempermudah

terjadinya perilaku seseorang, antara lain : umur, jenis kelamin, tempat

tinggal, sikap pengetahuan dengan motivasi orang untuk bertindak.

b. Faktor lingkungan meliputi semua karakter lingkungan termasuk

pengaruh orang lain, orang tua, teman dekat dan teman sebaya serta dari

media informasi seperti tv, koran, majalah, dan lain=lain.

c. Faktor perilaku yaitu faktor yang memperkuat terjadinya perilaku antara lain

keterampilan dan praktek.

Page 32: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

38

2.5 Penelitian Terkait

2.5.1 Menurut hasil penelitian Siti Maria Ladia (2017) tentang Monotoring dan

evaluasi program gerakan masyarakat. Program germas mengemukakan

monitoring dapat dilakukan dengan berbagai cara saat agenda sedang

berjalan untuk menilai hambatan dan kendala yang mungkin terjadi sebagai

bahan evaluasi. Beberapa metode yang dapat dilakukan yaitu observasi, Focus

Grup Discussion (FGD), dan survei baik secara langsung maupun online. Proses

monitoring dan evaluasi akan lebih efisien jika dilakukan dengan partisipasi

masyarakat, sehingga masyarakat dapat mengidentifikasi dan menganalisis

kekuatan serta kelemahan dari program yang dijalankan. Tolok ukur

keberhasilan Germas dilihat berdasarkan pencapaian setiap indikator yang

keseluruhannya dipusatkan pada perilaku hidup bersih dan sehat.Dalam

menyiasati ketertarikan masyarakat, ada baiknya jika pemerintah memberikan

penghargaan kepada desa yang telah berhasil menjalankan Germas, seperti

menganugerahkan “Germas Award” setiap tahunnya yang diberikan kepada

individu, kelompok ataupun desa yang telah berhasil menjadi inisiator,

motivator, dan menjalankan program Germas dengan baik. Ini diharapkan

akan memotivasi masyarakat untuk berlomba-lomba menjadi yang terbaik

dalam melaksanakan program Germas. Jika dilakukan secara konsisten, maka

perilaku sehat ini akan menetap dan menghasilkan dampak yang positif bagi

masyarakat. Dengan meningkatnya status kesehatan masyarakat, nilai

produktivitas pun semakin meningkat dan berkualitas sehingga meningkatnya

kesejahteraan di segala aspek kehidupan. Jadi, tidak salah jika dikatakan,

Page 33: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

39

kesehatan adalah aset terbesar dalam kehidupan yang tak ternilai harganya,

karena semua berasal dari tubuh dan jiwa yang sehat.

2.5.2 Mohammad dan Madanijah (2015) tentang Faktor Berpengaruh Terhadap Pola

Dan Perilaku Konsumsi Buah Dan Sayur Di Sekolah Dasar menyatakan bahwa

ketika anak memasuki usia sekolah, anak mulai mendapat pengaruh dari

lingkungan luar, seperti guru, teman sebaya dan satu grup, orang lain di

sekolah, dan juga adanya pengaruh dari media. Pengaruh tersebut dapat

dikelompokkan ke dalam faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri

atas faktor-faktor yang berpengaruh positif dan negatif terhadap konsumsi

buah dan sayur yang berasal dari pengetahuan dan sikap. Maka dari itu, perlu

adanya pengetahuan anak usia sekolah terutama anak usia sekolah dasar

terkait buah dan sayur, agar anak usia sekolah dapat menerapkan perilaku

mengonsumsi buah dan sayur. Pengetahuan mengenai buah dan sayur bisa

didapatkan secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan secara tidak

langsung dapat didapatkan dari berbagai sumber seperti dari buku, televisi,

media sosial, dan surat kabar, sedangkan kegiatan secara langsung dapat

berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, dan juga penyuluhan yang

dilakukan lembaga terkait tentang buah dan sayur secara langsung kepada

Siswa Sekolah Dasar.

2.5.3 Hermas Cokroadhisuryani (2018) tentang Pelaksanaan Gerakan Masyarakat

Hidup Sehat (GERMAS) Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngaglik I. Metode jenis

penelitian study kasus dengan kajian kualitatif. Informan berjumlah 6 orang

yaitu berkoordinator upaya kesehatan masyarakat, koordinator promosi

Page 34: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

40

kesehatan dan posbindu PTM, kepala Puskesmas Ngaglik I, kader kesehatan,

dan tokoh masyarakat. Tehnik pengambilan data melalui wawancara dengan

data triangulasi. Hasil penelitian yang diperoleh dari esensi kegiatan germas

telah dilakukan Puskesmas, namun untuk germas yang dilakukan dalam satu

program tertentu baru akan dilaksanakan pada November 2018. Pelaksanaan

germas dengan menghubungkan program yang terhubung koordinator yang

berupaya memperbaiki kesehatan masyarakat. Sumber dana dari biaya

operasional kesehatan. Input sumber daya belum memuaskan dan

mengurangi kesadaran masyarakat menjadi hambatan pelaksanaan germas.

Sosialisasi dan kegiatan germas sudah dan sering dilakukan. Output

pelaksanaan germas pada tahun 2017 belum tercapai secara nasional.

Page 35: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gerakan Masyarakat Hidup

41

2.6 Kerangka Teori

Berdasarkan teori Lawrance Green (2000) yang telah dikemukakan, sebagai

berikut :

Gambar 2.5 Kerangka Teoritis Sumber : Green (2000) Health Promotion Planning An Aducation And Environment Approach

Faktor Predisposisi :

- Pengetahuan

- Sikap

- Nilai

- Tradisi

- Kepercayaan

Pelaksanaan Gerakan

Masyarakat

Perilaku spesifik

individu atau

organisasi

Faktor Pemungkin :

- Ketersediaan sumber

daya kesehatan

- Keterjangkauan

petugas kesehatan

- Keterpaparan

informasi

Faktor Pendorong :

- Keluarga

- Tokoh masyarakat

- Partisipasi masyarakat

- Petugas kesehatan

- Pembuat kebijakan

Lingkungan