94284617 penelitian analgesik ekstrak etanol daun mindi

16
88 EFEK ANALGESIK FRAKSI ETANOL DARI EKSTRAK ETANOL DAUN MINDI (Melia azedarach L.) PADA MENCIT JANTAN Indah Purwantini, Purwantiningsih, dan Oktavia Eka Puspita Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada E-mail: [email protected] ABSTRACT Indonesia has a lot of traditional medicines, which people used long time ago, one of these is mindi (Melia azedarach L.). It have been known that ethanolic extract of mindi leaves has analgesic effect greater than paracetamol at dose 6.44 mg/kgBW and 12.89 mg/kgBW. This research conducted to find out the effectiveness ethanolic fraction of ethanolic extract as an analgesic. The research was carried out in completely random one way design, used 35 mice which have been fasted for 24 hours. The mice were divided into 7 groups i.e. negative control, positive control and 5 testing groups (in different doses). Fifteen minutes after injected with the fractions of mindi, the mice were given acetic acid 0.5% intraperitoneally injection. The cumulative writhe reflects were calculated in every 5 minutes for one hour and were counted the protection percentage. Results showed that the ethanol fractions doses 12,88-103,04 mg/kgBW of mindi leaves have the analgesic effect in mice and gave protection percentage 30.93-71.61%. The chromatograms of TLC indicated that the fraction contain flavonoids and phenolic compounds. Keywords: ethanol fraction of mindi, analgesic effect, TLC profile PENDAHULUAN Salah satu obat tradisional yang telah digunakan secara luas adalah daun mindi. Hampir semua bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai obat. Mindi kerap kali ditanam di sisi jalan sebagai pohon pelindung, kadang tumbuh liar di daerah-daerah dekat pantai. Pohon yang tumbuhnya cepat dan berasal dari Cina ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1.100 m dpl (Dalimartha, 2001). Kulit akar dan kulit kayu mindi kecil rasanya pahit, sedikit beracun (toksik) dan berkhasiat sebagai peluruh kencing (diuretik), pencahar (laksatif), perangsang muntah, dan peluruh cacing usus (anthelmintik). Buah mindi kecil rasanya pahit, sedikit toksik, serta berkhasiat sebagai peluruh cacing usus (anthelmintik), mengaktifkan energi vital guna meredakan nyeri, dan sebagai obat luar berkhasiat anti jamur. Daun berkhasiat peluruh kencing (diuretik) dan peluruh cacing. Seluruh tanaman berkhasiat pembunuh serangga (Dalimartha, 2001). Masyarakat secara empiris menggunakan tanaman mindi untuk obat nyeri

Upload: kharisma-ganda

Post on 19-Feb-2015

111 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: 94284617 Penelitian Analgesik Ekstrak Etanol Daun Mindi

88

EFEK ANALGESIK FRAKSI ETANOL DARI EKSTRAK ETANOLDAUN MINDI (Melia azedarach L.) PADA MENCIT JANTAN

Indah Purwantini, Purwantiningsih, dan Oktavia Eka Puspita

Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada

E-mail: [email protected]

ABSTRACT

Indonesia has a lot of traditional medicines, which people used long time ago,one of these is mindi (Melia azedarach L.). It have been known that ethanolic extract ofmindi leaves has analgesic effect greater than paracetamol at dose 6.44 mg/kgBW and12.89 mg/kgBW. This research conducted to find out the effectiveness ethanolic fractionof ethanolic extract as an analgesic.

The research was carried out in completely random one way design, used 35mice which have been fasted for 24 hours. The mice were divided into 7 groups i.e.negative control, positive control and 5 testing groups (in different doses). Fifteen minutesafter injected with the fractions of mindi, the mice were given acetic acid 0.5%intraperitoneally injection. The cumulative writhe reflects were calculated in every 5minutes for one hour and were counted the protection percentage.

Results showed that the ethanol fractions doses 12,88-103,04 mg/kgBW of mindileaves have the analgesic effect in mice and gave protection percentage 30.93-71.61%.The chromatograms of TLC indicated that the fraction contain flavonoids and phenoliccompounds.

Keywords: ethanol fraction of mindi, analgesic effect, TLC profile

PENDAHULUAN

Salah satu obat tradisional yang telah digunakan secara luas adalah daun

mindi. Hampir semua bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai obat.

Mindi kerap kali ditanam di sisi jalan sebagai pohon pelindung, kadang tumbuh

liar di daerah-daerah dekat pantai. Pohon yang tumbuhnya cepat dan berasal

dari Cina ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai pegunungan dengan

ketinggian 1.100 m dpl (Dalimartha, 2001).

Kulit akar dan kulit kayu mindi kecil rasanya pahit, sedikit beracun (toksik)

dan berkhasiat sebagai peluruh kencing (diuretik), pencahar (laksatif),

perangsang muntah, dan peluruh cacing usus (anthelmintik). Buah mindi kecil

rasanya pahit, sedikit toksik, serta berkhasiat sebagai peluruh cacing usus

(anthelmintik), mengaktifkan energi vital guna meredakan nyeri, dan sebagai obat

luar berkhasiat anti jamur. Daun berkhasiat peluruh kencing (diuretik) dan

peluruh cacing. Seluruh tanaman berkhasiat pembunuh serangga (Dalimartha,

2001). Masyarakat secara empiris menggunakan tanaman mindi untuk obat nyeri

Page 2: 94284617 Penelitian Analgesik Ekstrak Etanol Daun Mindi

89

perut, obat kencing manis, dan menambah nafsu makan (Syamsuhidayat dan

Hutapea, 1991). Khasiat lain adalah untuk obat diuretik, peluruh cacing, serta

daun segarnya bisa menghilangkan sakit kepala (Dalimartha, 2001; Anonim,

2007a).

Senyawa kimia yang terdapat dalam tanaman mindi adalah limonoid

(triterpen), azadirahtin (senyawa mirip hormon ekdison), deasetilazadirahtinol,

melantriol, salanin, 3-deasetilsalanin, salanol (Sridharan, 2007). Buah dan kayu

mindi mengandung senyawa yang berpotensi sebagai obat, yaitu limonoid dan

triterpenoid (Lee et al., 1999; Alche´ et al., 2003). Batang mindi mengandung

melianin B, sendanolakton, ohchinin acetat, dan surianol (Suhag, 2000; Anonim,

2007b). Daun mindi mengandung 1-cinnamoyl-3,11-dihydroxymeliacarpin (C-

seco limonoid) yang terbukti memiliki aktivitas anti-virus (Alche´ et al., 2003).

Selain itu daun juga mengandung alkaloid paraisin, flavonoid rutin dan kaemferol,

zat pahit, tanin, triterpenoid/steroid, kumarin, dan lignan (Anonim, 2007a; Khalil et

al., 1979; Russo, 2008). Tanaman mindi juga mengandung azadirahtin,

deasetilazadirahtinol, salanin, salanol, dan meliantriol (Sridharan, 2007; Anonim,

2007c). Kulit akar kurang toksik dibanding kulit kayu. Biji mengandung resin yang

sangat berracun, 60% minyak lemak terdiri dari asam stearat, palmitat, oleat,

linoleat, laurat, valerianat, butirat, dan sejumlah kecil minyak esensial sulfur.

Buah mengandung sterol, katekol, asam vanilat, dan asam bakayanat. Daun

mengandung alkaloid paraisina, flavonoid rutin, zat pahit, saponin, tanin,

steroida, dan kaemferol (Anonim, 2007b).

Penelitian mengenai aktivitas mindi sudah banyak dilakukan, salah

satunya yang telah dilakukan oleh Hayuningtyas (2006). Dari penelitian tersebut

disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun mindi mempunyai khasiat sebagai

analgetik terhadap mencit jantan. Ekstrak tersebut terbukti mempunyai efek

analgesik yang lebih kuat dibanding parasetamol pada dosis 6,44 mg/kgBB dan

l2,89 mg/kgBB. Dengan melihat potensi tersebut, maka daun mindi perlu

dikembangkan sebagai salah satu alternatif obat analgetik. Tujuan dilakukannya

penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas analgetik dan persentase

proteksi fraksi etanol daun mindi serta mengetahui secara kualitatif kandungan

kimia yang terdapat di dalamnya.

Page 3: 94284617 Penelitian Analgesik Ekstrak Etanol Daun Mindi

90

METODE PENELITIAN

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun mindi yang

diperoleh dari Desa Purwomartani, Sleman. Bahan-bahan kimia yang digunakan

adalah etanol teknis 70 % (Brataco Chemika), parasetamol 1 % (teknis), asam

asetat 0,5 % (p.a), akuades steril (Brataco Chemika), dan CMC Na 1 % (E.

Merck). Hewan uji yang digunakan yaitu mencit jantan galur Swiss dengan berat

badan antara 20-30 gram, sehat, dan berumur 2-3 bulan. Alat yang digunakan,

antara lain alat Soxhlet, jarum suntik peroral, jarum intraperitoneal (Terumo

Syringe), stopwatch, timbangan mencit (Precisia), batang pengaduk, flakon, dan

alat-alat gelas (Pyrex).

Cara kerja penelitian dimulai dengan pembuatan fraksi etanol dari ekstrak

etanol. Pembuatan ekstrak etanol dilakukan dengan cara Soxhletasi. Ekstrak

kental yang diperoleh difraksinasi menggunakan etilasetat dan etanol sehingga

diperoleh fraksi etilasetat dan fraksi etanol. Pembuatan suspensi sediaan uji

dilakukan dengan menimbang fraksi etanol sejumlah tertentu (disesuaikan

dengan konsentrasi dan dosis yang diinginkan), kemudian disuspensikan dalam

larutan CMC Na 1 %.Pada uji aktivitas menggunakan stimulasi kimia, sebanyak

35 mencit yang telah dipuasakan selama 24 jam dikelompokkan secara acak

menjadi 7 kelompok (tiap kelompok 5 ekor) yaitu kelompok I (kontrol negatif),

kelompok II (kontrol positif parasetamol), dan 5 (lima) peringkat dosis perlakuan

dengan sediaan uji. Setelah hewan uji diberi perlakuan sesuai dengan

kelompoknya, 15 menit kemudian hewan uji diberi larutan asam asetat 0,5 %

secara intraperitonial. Dihitung jumlah geliat kumulatif mencit tiap 5 menit

selama 1 jam. Data yang diperoleh kemudian dihitung persen proteksinya.

Pada uji kualitatif kandungan kimia, sejumlah ekstrak dilarutkan dalam

pelarut yang dapat melarutkan ekstrak secara sempurna, kemudian dilakukan

KLT menggunakan fase gerak yang sesuai. Identifikasi senyawa digunakan sinar

UV maupun pereaksi semprot seperti pereaksi dragendorff, pereaksi mayer,

pereaksi besi(III) klorida, pereaksi aluminium klorida, dan anisaldehid-asam

sulfat. Jumlah geliat kumulatif mencit yang diperoleh selanjutnya dihitung

persentase proteksinya dengan rumus (Turner, 1965):

% Proteksi = {100 –( P/K x 100)}%

P = Jumlah geliat kumulatif kelompok percobaan tiap individu

K = Jumlah geliat kumulatif kelompok kontrol rata-rata

Page 4: 94284617 Penelitian Analgesik Ekstrak Etanol Daun Mindi

91

Data persentase proteksi yang diperoleh dianalisis dengan uji statistik parametrik

ANAVA satu jalan untuk mengetahui perbedaan tiap kelompok-kelompok

perlakuan, dilanjutkan uji Scheffe dengan taraf kepercayaan 95 %. Pada

identifikasi kandungan kimia, hasil yang diperoleh berupa hRf dan warna bercak

dibandingkan dengan literatur yang ada untuk menentukan jenis senyawa yang

terdapat dalam ekstrak.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini digunakan fraksi etanol yang diperoleh dari ekstrak

etanol daun mindi. Berdasarkan penelitian Hayuningtyas (2006) ekstrak etanol

daun mindi terbukti memiliki efek analgetik pada mencit jantan. Etanol

merupakan pelarut semipolar yang bisa melarutkan baik senyawa polar maupun

non polar. Oleh karena itu dilakukan fraksinasi dengan etil asetat dan etanol

untuk memisahkan senyawa yang relatif non polar dan polar serta untuk diuji

efek masing masing fraksi. Dalam penelitian ini digunakan fraksi etanol.

Sesuai dengan penelitian sebelumnya, ekstrak yang digunakan dalam

penelitian ini adalah ekstrak etanol 70 %, yang diekstraksi menggunakan alat

Soxhlet. Dari tiga kali ekstraksi diperoleh rendemen ekstrak rata-rata 29,62 %.

Fraksinasi dilakukan menggunakan etilasetat dan dilanjutkan dengan etanol

untuk memisahkan senyawa-senyawa yang berbeda polaritasnya. Hasil

fraksinasi tertera pada Tabel I, dari tiga kali fraksinasi yang dilakukan terlihat

bahwa fraksi etanol mempunyai rata-rata rendemen yang lebih besar sehingga

dapat diketahui bahwa senyawa-senyawa yang relatif polar dalam ekstrak daun

mindi lebih banyak daripada senyawa-senyawa non polar.

Tabel I. Hasil Fraksinasi Ekstrak Etanol

Replikasi Bobot Fraksi RendemenEtil asetat Etanol Etil asetat Etanol

1 11,90 17,32 28,75 % 43,30 %2 11,63 15,90 29,07 % 39,75%3 6,76 7,76 26,00 % 29,85%

Rata-rata 27,94 % 37,63 %

Pada penelitian ini digunakan empat peringkat dosis sediaan uji yaitu

12,88; 25,76; 51,52 dan 103,04 mg/kgBB berdasarkan hasil uji orientasi.

Kelompok kontrol negatif diberikan CMC-Na 1% sebagai bahan pembawa

sediaan uji, sedangkan kontrol positif diberikan parasetamol dosis 91 mg/kgBB.

Page 5: 94284617 Penelitian Analgesik Ekstrak Etanol Daun Mindi

92

Fraksi etanol daun mindi dikatakan memiliki aktivitas analgesik jika dapat

menurunkan jumlah geliat nyeri pada mencit sebesar ≥50% dari kelompok

kontrol (Anonim, 1991).

Tabel II. Jumlah geliat kumulatif mencit jantan pada tiap kelompokperlakuan selama 60 menit yang diinduksi asam asetat 0,5% secara i.p

No Kelompokperlakuan

Jumlah geliat kumulatif tiap 5menit selama 60 menit pada

mencit ke-

Rata-rata± SD

1 2 3 4 5 6 71 CMC-Na 1%

(kontrol negatif) 50 59 39 50 35 38 26 42 ± 11,1

2 Parasetamol 65mg/kg BB (kontrolpositif)

31 8 34 10 15 7 14 17 ± 11,0

3 Fraksi etanol daunmindi dosis 12,88mg/kg BB

33 15 26 24 38 26 19 25 ± 7,8

4 Fraksi etanol daunmindi dosis 25,76mg/kg BB

12 9 9 28 31 14 19 17 ± 8,9

5 Fraksi etanol daunmindi dosis 51,52mg/kg BB

12 20 13 18 18 10 10 14 ± 4,1

6 Fraksi etanol daunmindi dosis 103,04mg/kg BB

8 20 20 14 15 24 13 16 ± 5,3

Hasil pengujian tersebut menujukkan bahwa jumlah geliat kumulatif

mencit pada semua kelompok yang mendapatkan perlakuan fraksi etanol daun

mindi dan parasetamol mengalami penurunan dibandingkan terhadap kelompok

kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa fraksi etanol daun mindi mampu mengurangi

timbulnya geliat mencit sebagai respon nyeri yang ditimbulkan oleh pemberian

asam asetat 0,5% (v/v) dosis 131,25 mg/kg BB sebagai perangsang nyeri.

Gambaran yang menunjukkan hubungan antara dosis dan rata-rata jumlah geliat

kumulatif mencit dapat dilihat pada Gambar 1.

Pada histogram tersebut tampak bahwa rata-rata geliat kumulatif dari

masing-masing kelompok perlakuan fraksi etanol menunjukkan nilai yang lebih

kecil dibandingkan dengan kontrol negatifnya. Geliat kumulatif semakin menurun

mulai dari dosis I hingga dosis III, dan pada dosis IV kembali terjadi peningkatan

geliat kumulatif.

Page 6: 94284617 Penelitian Analgesik Ekstrak Etanol Daun Mindi

93

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

K - K + Dosis I Dosis II Dosis III Dosis IV

Kelompok Perlakuan

Gel

iatK

umul

atif

Gambar 1. Histogram geliat kumulatif rata-rata kelompok perlakuan kontrolnegatif (CMC-Na 1%), kontrol positif (parasetamol), dan fraksi etanol daun

mindi pada mencit jantan yang diinduksi asam asetat 0,5% secara i.p

Akan tetapi peningkatan geliat kumulatif pada dosis IV tersebut tidak sampai

melebihi kontrol negatif. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa geliat kumulatif

rata-rata terkecil dihasilkan oleh dosis III (51,52 mg/kg BB), bahkan lebih kecil

daripada kelompok perlakuan parasetamol. Dosis III geliat kumulatif rata-ratanya

14 ± 4,1, sedangkan kelompok parasetamol geliat kumulatif rata-ratanya 17 ±

11,0.

Berdasarkan Tabel II diketahui bahwa masing-masing kelompok

perlakuan menghasilkan rata-rata geliat kumulatif yang berbeda-beda. Untuk

mengetahui apakah rata-rata itu berbeda signifikan atau tidak maka dilakukan

analisis statistik dengan uji ANAVA satu jalan dengan taraf kepercayaan 95%

dengan hasil bahwa geliat kumulatif rata-rata pada semua kelompok perlakuan

adalah berbeda signifikan.

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa memang terjadi penurunan

jumlah geliat pada kelompok yang diberi fraksi etanol daun mindi. Untuk

mengetahui apakah penurunan jumlah geliat itu menunjukkan aktivitas analgesik

atau tidak maka dihitung persen penurunannya terhadap jumlah geliat pada

kelompok kontrol. Suatu obat dikatakan mempunyai aktivitas sebagai analgesik

bila mampu menurunkan jumlah geliat mencit ≥50% dari jumlah geliat pada

perlakuan kontrol negatif (Anonim, 1991). Nilai persen dari perhitungan tersebut

disebut sebagai daya analgetik (%) fraksi etanol daun mindi terhadap nyeri yang

ditimbulkan oleh stimulasi asam asetat pada mencit. Daya analgetik (%) fraksi

Page 7: 94284617 Penelitian Analgesik Ekstrak Etanol Daun Mindi

94

etanol daun mindi pada berbagai tingkat dosis terhadap refleks geliat yang

diinduksi larutan asam asetat 0,5% secara i.p ditunjukkan pada Tabel III.

Tabel III. Daya analgetik parasetamol (kontrol positif) dan fraksi etanoldaun mindi pada mencit jantan yang diinduksi asam asetat 0,5% secara i.p

No Kelompokperlakuan

Daya analgetik (%) Rata-rata ±SD (%)

1 2 3 4 5 6 7

1Parasetamol 65

mg/kg BB (kontrolpositif)

26,1 80,9 19,0 76,1 64,2 83,3 66,6 59,4 ± 26,2

2Fraksi etanol daunmindi dosis 12,88

mg/kg BB21,4 64,2 38,0 42,8 9,5 38,0 54,7 38,3 ± 18,6

3Fraksi etanol daunmindi dosis 25,76

mg/kg BB71,4 78,5 78,5 33,3 26,1 66,6 54,7 58,5 ± 21,3

4Fraksi etanol daunmindi dosis 51,52

mg/kg BB71,4 52,3 69,0 57,1 57,1 76,1 76,1 65,6 ± 9,8

5Fraksi etanol daunmindi dosis 103,04

mg/kg BB80,9 52,3 52,3 66,6 64,2 42,8 69,0 61,2 ± 12,8

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa dosis I memiliki daya analgetik

sebesar 38,3%, dengan kata lain dosis tersebut tidak dapat menurunkan jumlah

geliat nyeri pada mencit sebesar ≥50% terhadap kelompok kontrol negatif. Oleh

karena itu dosis 12,88 mg/kg BB tidak memiliki efek analgesik. Dosis yang dapat

menurunkan jumlah geliat nyeri sebesar ≥ 50% terhadap kelompok kontrol

negatif dimulai dari dosis II hingga dosis IV, dengan kata lain dosis tersebut

memiliki efek analgesik. Gambaran yang menunjukkan hubungan antara dosis

dan daya analgetik fraksi etanol daun mindi dapat dilihat pada Gambar 3.

Pada histogram tersebut tampak bahwa daya analgetik kelompok

perlakuan fraksi etanol daun mindi dosis III (51,52 mg/kg BB) lebih besar

daripada daya analgetik parasetamol 65 mg/kg BB, yaitu secara berurutan 65,6 ±

9,8% dan 59,4 ± 26,2%. Daya analgetik (%) semakin meningkat mulai dari dosis I

hingga dosis III, dan pada dosis IV terjadi penurunan daya analgetik (%) sebesar

1,07 kali dari daya analgetik dosis III sebesar 65,6 ± 9,8%. Hasil pengujian ini

juga menunjukkan bahwa daya analgetik (%) terbesar di antara kelompok lain

yang mendapatkan perlakuan fraksi etanol daun mindi dihasilkan oleh dosis III

(51,52 mg/kg BB).

Page 8: 94284617 Penelitian Analgesik Ekstrak Etanol Daun Mindi

95

0

10

20

30

40

50

60

70

K + Dosis I Dosis II Dosis III Dosis IV

Kelompok Perlakuan

Day

aA

nal

get

ik(%

)

Gambar 3. Histogram daya analgetik (%) rata-rata kelompok perlakuanparasetamol dan fraksi etanol daun mindi pada mencit jantan yang

diinduksi asam asetat 0,5% secara i.p

Hasil pengujian efek analgesik pada penelitian ini menunjukkan daya

analgetik rata-rata pada setiap kelompok perlakuan adalah berbeda-beda. Untuk

mengetahui apakah perbedaan tersebut bermakna atau tidak maka dilakukan uji

statistik ANAVA satu jalan dengan taraf kepercayaan 95%, dilanjutkan uji multiple

comparison yaitu uji Tukey untuk mengetahui pasangan kelompok mana saja

yang berbeda. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa daya analgetik rata-rata

antar kelompok tidak berbeda signifikan atau dengan kata lain daya analgetik

rata-rata pada semua kelompok perlakuan adalah identik.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa fraksi etanol

daun mindi dosis 25,76, 51,52, dan 103,04 mg/kg BB memiliki efek analgesik,

sedangkan dosis 12,88 mg/kg BB tidak memiliki efek analgesik karena

penurunan jumlah geliatnya kurang dari 50% dari kontrol negatif. Daya analgetik

terbesar fraksi etanol daun mindi pada penelitian ini adalah pada dosis 51,52

mg/kg BB (dosis III) yaitu sebesar 65,6 ± 9,8%.

Daya analgetik fraksi etanol daun mindi dosis 51,52 mg/kg BB jika

dibandingkan dengan penelitian terdahulu oleh Hayuningtyas (2006) yang

menguji daun mindi dalam bentuk ekstrak etanol menunjukkan bahwa pada dosis

6,44 mg/kg BB memiliki daya analgetik lebih besar yaitu 76,51 ± 5,34 %. Hal ini

mungkin dikarenakan dalam ekstrak etanol daun mindi terdapat berbagai macam

kandungan senyawa kimia tanaman yang lebih kompleks yang saling bersinergi

Page 9: 94284617 Penelitian Analgesik Ekstrak Etanol Daun Mindi

96

dalam memberikan efek analgesik sehingga daya analgetiknya lebih besar.

Ketika ekstrak etanol difraksinasi jumlah macam senyawa dalam fraksi lebih

sedikit sehingga jumlah macam senyawa yang saling menguatkan dalam

memberikan proteksi terhadap nyeri pada mencit berkurang. Kemungkinan lain

yang menjadi faktor penyebab lebih kecilnya daya analgetik fraksi etanol daun

mindi dibandingkan dengan daya analgetik ekstrak etanol yang diteliti oleh

Hayuningtyas (2006) adalah perbedaan lokasi tempat tumbuh tanaman mindi

yang digunakan dalam penelitian ini. Perbedaan tempat tumbuh tanaman akan

dapat berpengaruh terhadap jumlah metabolit sekunder tanaman yang mungkin

berperan dalam memberikan efek analgesik. Untuk mengetahui senyawa apa

yang kira-kira memberikan efek analgesik tersebut maka dilakukan identifikasi

kandungan kimia fraksi etanol daun mindi secara kualitatif menggunakan

kromatografi lapis tipis.

Hasil pengujian efek analgesik menunjukkan bahwa fraksi etanol daun

mindi memiliki aktifitas analgesik, untuk mengetahui senyawa yang bertanggung

jawab terhadap efek tersebut maka dilakukan pemeriksaan secara kualitatif

kandungan golongan senyawa kimianya. Berdasarkan literatur dilaporkan bahwa

daun mindi mengandung alkaloid paraisin, flavonoid rutin dan kaemferol, zat

pahit, triterpenoid/steroid, tanin, kumarin, dan lignan (Anonim, 2007a; Khalil et al.,

1979; Russo, 2008).

Hasil pengamatan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dalam fraksi

etanol daun mindi terdapat golongan senyawa flavonoid dan senyawa fenolik.

Gambar 4 dan Tabel IV berikut adalah profil kromatogram fraksi etanol daun

mindi pada UV 254 nm dan 366 nm sebelum diberi pereaksi semprot yang

sesuai.

Pengamatan yang dilakukan pada UV 254 nm dan 366 nm belum

memberikan informasi yang lengkap, terutama untuk mengetahui keberadaan

senyawa yang tidak dapat berpendar. Oleh karena itu untuk memperoleh

informasi keberadaan senyawa yang tidak dapat berpendar, pengamatan

dilakukan dengan memberikan pereaksi semprot pada lempeng KLT tersebut.

Pereaksi semprot yang digunakan dalam penelitian ini adalah AlCl3 untuk

identifikasi senyawa golongan flavonoid, FeCl3 untuk identifikasi golongan

senyawa fenolik, Dragendorff untuk identifikasi golongan alkaloid, vanilin-sulfat

Page 10: 94284617 Penelitian Analgesik Ekstrak Etanol Daun Mindi

97

untuk identifikasi golongan terpenoid, dan Liebermann-Burchard untuk identifikasi

saponin.

Identifikasi Gologan Senyawa Fraksi EtanolDaun Mindi

sebelum disemprotUV 254

sebelum disemprotUV 366

hRf hRf

Gambar 4. Kromatogram fraksi etanol daun mindi dideteksi dengan UV 254nm dan 366 nm (Keterangan: OH = Fraksi etanol. Sistem KLT = fase diam :

silika gel 60 F254, fase gerak : n-butanol-asam asetat-air (4 : 1 : 5) lapisan atas,dan pengembangan ascendens 8 cm)

Tabel IV. Data hRf kromatogram fraksi etanol daun mindi

No.Bercak hRf Sebelum disemprot

UV 254 UV 366123456

836854451556

peredamanperedamanperedamanperedamanperedaman

-

jinggabercak gelapbercak gelapbercak gelapbercak gelappendar biru

Profil kromatogram identifikasi golongan senyawa flavonoid terdapat pada

Gambar 5. Pada kromatogram tampak bahwa flavonoid ditunjukkan oleh adanya

bercak berwarna kuning setelah disemprot dengan pereaksi semprot AlCl3 yaitu

pada bercak dengan hRf 68 dan 45.

0

20

30

40

50

60

70

80

90

100

10

0

20

30

40

50

60

70

80

90

100

10

1

2

34

5

1

2634

5

Page 11: 94284617 Penelitian Analgesik Ekstrak Etanol Daun Mindi

98

Identifikasi GolonganFlavonoid

setelah disemprot AlCl3 VisibelhRf

Gambar 5. Kromatogram identifikasi flavonoid fraksi etanol daun mindidideteksi dengan pereaksi semprot AlCl3 (Keterangan: OH = Fraksi etanol,

R = rutin (pembanding). Sistem KLT = fase diam: silika gel 60 F254, fase gerak: n-butanol-asam asetat-air (4 : 1 : 5) lapisan atas, dan pengembangan ascendens 8

cm)

Tabel V. Perbandingan hRf kromatogram fraksi etanol daun mindiidentifikasi golongan flavonoid

No.bercak hRf

Sebelum disemprot Setelahdisemprot AlCl3

UV 254 UV 366 Tampak123456

836854451556

peredamanperedamanperedamanperedamanperedaman

-

jingga (lemah)-

bercak gelapbercak gelapbercak gelappendar biru

-kuning lemah

-kuning

coklat kekuningan-

Flavonoid termasuk ke dalam golongan senyawa fenol yang memiliki

beragam gugus fenolik dan tersebar luas pada jaringan tanaman dalam buah-

buahan, sayuran, biji-bijian, kulit kayu, akar, daun, dan bunga. Flavonoid telah

lama dikenal memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan. Efek yang

paling penting dari flavonoid adalah sebagai antioksidan. Selain itu flavonoid

menunjukkan efek antiinflamasi, antialergi, antivirus, dan antikarsinogenik.

0

20

30

40

50

60

70

80

90

100

10

OH R

R

4

2

5

Page 12: 94284617 Penelitian Analgesik Ekstrak Etanol Daun Mindi

99

Terkait dengan efek antiinflamasi, flavonoid dapat berinteraksi dengan sistem

enzim. Interaksi flavonoid tersebut sifatnya adalah inhibisi sistem enzim terkait

sehingga flavonoid dapat menghambat metabolisme asam arakhidonat.

Pelepasan asam arakhidonat merupakan titik permulaan pada terjadinya respon

inflamasi secara umum. Hal ini mengindikasikan bahwa flavonoid bersifat

antiinflamasi (Nijveldt et al., 2001). Dengan demikian jika pelepasan asam

arakhidonat dihambat maka pembentukan prostaglandin (sebagai mediator nyeri)

tidak terjadi sehingga perangsangan reseptor nyeri oleh prostaglandin dapat

dihambat. Selain itu flavonoid sebagai antioksidan merupakan agen antiinflamasi

yang bekerja melalui penangkapan radikal oksigen yang dilepaskan oleh

peroksida. Radikal oksigen ini memegang peranan dalam timbulnya nyeri (Tjay

dan Rahardja, 2003). Mekanisme radikal oksigen dalam menyebabkan nyeri

adalah dengan cara menyebabkan kerusakan membran sel. Dengan demikian

radikal oksigen membantu reaksi peradangan (Mutschler, 1991).

Selain identifikasi adanya senyawa dari golongan flavonoid juga dilakukan

identifikasi adanya senyawa fenolik. Senyawa fenolik meliputi aneka ragam

senyawa yang berasal dari tumbuhan, yang mempunyai ciri sama yaitu cincin

aromatik yang mengandung satu atau lebih substitusi hidroksil. Senyawa fenol

meliputi golongan senyawa kimia seperti fenilpropanoid, flavonoid, antosianin,

flavonol dan flavon, dan tanin (Harborne, 1987). Identifikasi adanya senyawa

fenol ditunjukkan dengan menggunakan pereaksi semprot FeCl3.

Hasil pengamatan kromatogram pada cahaya tampak setelah disemprot

menggunakan FeCl3 menunjukkan adanya bercak berwarna hitam dan biru

kehitaman pada hRf 68, 54, 45, dan 15. Hal ini menandakan adanya senyawa

fenolik. Pada saat identifikasi bercak keberadaan senyawa flavonoid

menggunakan pereaksi semprot AlCl3 bercak pada hRf 68 dan 45 tersebut

berwarna kuning. FeCl3 dapat digunakan untuk mengidentifikasi senyawa

flavonoid yang ditunjukkan dengan adanya pewarnaan jingga hingga merah,

terutama untuk keberadaan gugus 5-hidroksi pada kromon (chromone) atau

kroman (chromanone) (Geissman, 1962).

Senyawa fenolik merupakan penangkap radikal yang poten. Senyawa ini

dapat menyumbang hidrogen kepada radikal bebas dan dapat menghambat

tahap inisiasi awal pada reaksi oksidasi lipid (Gulcin et al., 2004). Senyawa

golongan fenolik merupakan antioksidan (Rice-Evans, 1997). Antioksidan

Page 13: 94284617 Penelitian Analgesik Ekstrak Etanol Daun Mindi

100

merupakan agen antiinflamasi yang bekerja melalui penangkapan radikal bebas

oksigen yang dilepaskan oleh peroksida. Radikal oksigen memegang peranan

dalam timbulnya nyeri (Tjay dan Rahardja, 2003). Senyawa fenolik sebagai

antioksidan atau penangkap radikal bebas, kemungkinan mekanismenya pada

penghambatan terbentuknya nyeri yaitu dengan cara menangkap senyawa

antara yang terbentuk saat perombakan asam arakhidonat menjadi

prostaglandin. Senyawa antara tersebut yaitu prostaglandin endoperoksida PGG2

dan PGH2. Kedua sikoloendoperoksida tersebut merupakan senyawa yang

bersifat reaktif tinggi (Mutschler, 1991). Dengan demikian jika kedua senyawa

reaktif tersebut berinteraksi dengan senyawa fenolik maka tidak akan terbentuk

prostaglandin. Oleh karena itu sebagai antioksidan senyawa fenolik berperan

dalam penghambatan perangsangan reseptor nyeri dengan cara menghambat

pembentukan mediator nyeri.

Identifikasi Gologan SenyawaFenolik

setelah disemprot FeCl3hRf

Gambar 6. Kromatogram identifikasi senyawa fenolik fraksi etanol daunmindi dideteksi dengan pereaksi semprot FeCl3 (Sistem KLT = fase diam :

silika gel 60 F254, fase gerak : butanol-asam asetat-air (4 : 1 : 5), danpengembangan : ascendens 8 cm)

0

20

30

40

50

60

70

80

90

100

10

2

3

4

5

Page 14: 94284617 Penelitian Analgesik Ekstrak Etanol Daun Mindi

101

Tabel VI. Perbandingan hRf kromatogram fraksi etanol daun mindiidentifikasi golongan fenolik sebelum dan setelah diberi pereaksi semprot

FeCl3 pada fase diam silika gel 60 F254, fase gerak etil n-butanol-asamasetat-air (4 : 1 : 5) lapisan atas

No. Bercak hRfSebelum disemprot Setelah disemprot

FeCl3UV 254 UV 366 Tampak

123456

836854451556

peredamanperedamanperedamanperedamanperedaman

-

jinggabercak gelapbercak gelapbercak gelapbercak gelappendar biru

-hitam lemahhitam lemah

biru kehitamanhitam

-

Hasil pengujian terhadap keberadaan golongan senyawa alkaloid dan

terpenoid tidak menunjukkan hasil yang positif. Dengan demikian dalam fraksi

etanol daun mindi yang digunakan dalam penelitian ini tidak terdapat senyawa

alkaloid dan terpenoid. Golongan senyawa yang terdeteksi dalam penelitian ini

adalah flavonoid dan fenolik.

KESIMPULAN

Penelitian ini menunjukkan fraksi etanol yang diperoleh dari ekstrak etanol

daun mindi memiliki efek analgesik terhadap mencit jantan. Daya analgetik (%)

terbesar fraksi etanol daun mindi terhadap nyeri pada mencit dihasilkan oleh

dosis 51,52 mg/kg BB yaitu sebesar 65,6 ± 9,8 %. Daya analgetik ini lebih besar

daripada kelompok parasetamol dosis 65 mg/kg BB yaitu, 59,4 ± 26,2 %.

Diketahui dari fraksi etanol daun mindi memiliki kandungan senyawa flavonoid

dan fenolik.

DAFTAR PUSTAKA

Alche´, L.E., Ferek, G.A., Meo, M., et al., 2003, An Antiviral Meliacarpin from

Leaves of Melia azedarach L., Verlag der Zeitschrift für Naturforschung,

Tübingen, available at http://www.znaturforsch.com (diakses 23 Maret

2006)

Anonim, 1991, Pyto Medika: Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan

Pengujian Klinik, 3-6, Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam,

Jakarta

Page 15: 94284617 Penelitian Analgesik Ekstrak Etanol Daun Mindi

102

Anonim, 2007a, Info Dunia Kesehatan Obat Tradisional: Mindi, diperoleh dari

http://www.idionline. org/ _05_infodk_obattrad11.htm (diakses 23 Februari

2007)

Anonim, 2007b, Tanaman Obat Indonesia : Mindi Kecil, diperoleh dari

http://www.iptek.net.id /ind/pd_tanobat/view.php?id=241 (diakses 23

Februari 2007)

Anonim, 2007c, Brosur Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan: Mindi,

diperoleh dari http://www.indonesianforest.com (diakses 6 Oktober 2007)

Dalimartha, 2001, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid III, Trubus Agriwidya,

Jakarta

Geissman, T.A., 1962, The Chemistry of Flavonoid Compounds, Chorley &

Pickersgill LTD Leeds, Great Britain, pp 75

Gulcin, I., Uguz, M.T., Oktay, M., et al., 2004, Evaluation of the antioxidant and

antimicrobial activities of Clary sage (Salvia sclarea, L.), Turk I. Agric.

For., 28, pp 25 –33

Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia: Penentuan Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan, Edisi II, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang

Sudiro, ITB, Bandung, pp 47–109

Hayuningtyas, R., 2006, Efek analgetik Ekstrak Etanol Daun Mindi Hasil

Soxhletasi pada Mencit Putih Jantan, Skripsi, Universitas Muhamadiyah

Surakarta, Solo

Nijveldt, R.J., Van Nood, E., Van Hoorn, D.E.C., et al., 2001, Flavonoids: a

review of probable mechanisms of action and potential applications,

American Journal of Clinical Nutrition, 74/4, pp 418-425

Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat, diterjemahkan oleh Widianto, M. B., dan

Ranti, A. S., Edisi V, Penerbit ITB, Bandung, pp 177-195

Rice-Evans, C., Miller, Nicholas, and Paganga, G., 1997, Trends in Plant

Science: Antioxidant properties of phenolic compounds, available at

http://www.sciencedirect.com/science/journal (diakses tanggal 15 April

2008), pp 152-159

Russo, E.B., 2008, Headache Treatments By Native Peoples of the Ecuadorian

Amazon: A Preliminary Cross-Disciplinary Assessment, Deparment of

Neurology, Western Montana Clinic, available at

http://manu.montana.com (diakses tanggal 15 Mei 2008)

Page 16: 94284617 Penelitian Analgesik Ekstrak Etanol Daun Mindi

103

Sridharan ,L., 2007, Neem Tree: Melia azedarach and Azadirachta indica,

available at http: //www.ncnhdistrict. org/aom/neem.html (diakses 23

Februari 2007)

Suhag P, Rani M, Kumar R, et al., 2000, Chemical components of Melia

azedarach stems, Indian Journal of Pharmaceutical Sciences, 62/4, pp

306-307

Syamsuhidayat, R., dan Hutapea, J.R., 1991, Inventaris Tanaman Obat

Indonesia, 368, Departemem Kesehatan Republik Indonesia, Balai

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta.

Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 2003, Obat-obat Penting: Khasiat, Penggunaan dan

Efek-efek Sampingnya, Edisi IV, Cetakan kedua, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta, pp 295-297, 335

Turner, R.A., 1965, Screening Methods in Pharmacology, Academic Press, New

York. pp 113-116