abstrak . data diperoleh melalui wawancara, observasi langsung · salah satu bentuk dari keakraban...

15
vi ABSTRAK KUTU Vespa Region Bali terbentuk karena kesamaan hobi dan kegemaran yaitu mengkoleksi dan mengendarai Vespa. Komunitas ini sangat menjunjung tinggi rasa persaudaraan dan solidaritas antar anggota tanpa membedakan latar belakang anggotanya. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan dan menjelaskan pola komunikasi internal KUTU Vespa Region Bali dalam mempertahankan solidaritas kelompok. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Informan dipilih dengan menggunakan teknik purposive dan snowball. Data diperoleh melalui wawancara, observasi langsung dan studi dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian melalui beberapa tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KUTU Vespa Region Bali menggunakan dua jenis pola komunikasi, pertama pola komunikasi roda yang berlaku pada saat kegiatan bersifat formal dan struktural, kedua pola komunikasi semua saluran yang berlaku pada saat kegiatan yang bersifat informal. Pola komunikasi semua saluran mendorong adanya rasa kekeluargaan untuk semakin mempererat solidaritas. Terbangunnya solidaritas pada KUTU Vespa Region Bali dikarenakan beberapa faktor yaitu hubungan interpersonal yang berjalan baik, intensitas pertemuan, keterbukaan komunikasi yang dilakukan melalui kegiatan rutin, upaya-upaya dalam mengalami kendala komunitas, dan tidak ada perbedaan melainkan semua satu bagian menjadi KUTU Vespa Region Bali. Kata Kunci : Pola Komunikasi, Komunitas Vespa, Solidaritas

Upload: vuongtu

Post on 20-Jul-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ABSTRAK . Data diperoleh melalui wawancara, observasi langsung · Salah satu bentuk dari keakraban komunitas Vespa ... acara rutin yang sering disebut “KOPDAR” atau kopi darat

vi

ABSTRAK

KUTU Vespa Region Bali terbentuk karena kesamaan hobi dankegemaran yaitu mengkoleksi dan mengendarai Vespa. Komunitas ini sangatmenjunjung tinggi rasa persaudaraan dan solidaritas antar anggota tanpamembedakan latar belakang anggotanya. Tujuan penelitian ini adalahmenggambarkan dan menjelaskan pola komunikasi internal KUTU Vespa RegionBali dalam mempertahankan solidaritas kelompok. Penelitian ini menggunakanpendekatan deskriptif kualitatif. Informan dipilih dengan menggunakan teknikpurposive dan snowball. Data diperoleh melalui wawancara, observasi langsungdan studi dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalampenelitian melalui beberapa tahap yaitu reduksi data, penyajian data, danpenarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KUTU VespaRegion Bali menggunakan dua jenis pola komunikasi, pertama pola komunikasiroda yang berlaku pada saat kegiatan bersifat formal dan struktural, kedua polakomunikasi semua saluran yang berlaku pada saat kegiatan yang bersifat informal.Pola komunikasi semua saluran mendorong adanya rasa kekeluargaan untuksemakin mempererat solidaritas. Terbangunnya solidaritas pada KUTU VespaRegion Bali dikarenakan beberapa faktor yaitu hubungan interpersonal yangberjalan baik, intensitas pertemuan, keterbukaan komunikasi yang dilakukanmelalui kegiatan rutin, upaya-upaya dalam mengalami kendala komunitas, dantidak ada perbedaan melainkan semua satu bagian menjadi KUTU Vespa RegionBali.

Kata Kunci : Pola Komunikasi, Komunitas Vespa, Solidaritas

Page 2: ABSTRAK . Data diperoleh melalui wawancara, observasi langsung · Salah satu bentuk dari keakraban komunitas Vespa ... acara rutin yang sering disebut “KOPDAR” atau kopi darat

vii

ABSTRACT

KUTU Vespa Bali’s region formed because of the similarity of theirhobby and interest in collecting and riding vespa. This community is keep inhonor the brotherhood and the solidarity of their members without distinguish thebackground between of their members. The goal of this research is to describe andto explain the internal communication pattern of KUTU Vespa Bali’s Region inkeep their group’s solidarity. This research is using descriptive qualitativeapproachment. The informan is selected by using purposive and snowballtechnique. The data is obtained by interview, direct observation anddocumentation study. The technique of analyzing the data that used in thisresearch through several steps that was data reduction, data presentation andconclution. The result of this research shows that KUTU Vespa Bali’s Regionusing two kind of communication patterns. First is wheel communication patternin which occur when they hold a formal and structural activity. Second is allchannels communication pattern that occur when they hold on informal activity.The all channels communication pattern stimulate the brotherhood’s feel andbegin more tighten their solidarity. The rise of the solidarity in KUTU VespaBali’s Region is caused by same factors that are the interpersonal’s relationshipwhich run in a good way, the meeting’s intensity, the open communication thatheld on routine activity, the efforts in handling the group problem, and there is nodifference but all is begin into the one that is to be KUTU Vespa Bali’s Region.

Keywords : Communication Pattern, Vespa Community, Solidarity

Page 3: ABSTRAK . Data diperoleh melalui wawancara, observasi langsung · Salah satu bentuk dari keakraban komunitas Vespa ... acara rutin yang sering disebut “KOPDAR” atau kopi darat

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………… ii

PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iv

ABSTRAK ................................................................................................... vi

ABSTRACT.................................................................................................. vii

DAFTAR ISI................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………….. 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 5

1.3 Batasan Masalah..................................................................... 5

1.4 Tujuan Penelitian ................................................................... 6

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................. 6

1.5.1 Manfaat Teoritis ........................................................... 6

1.5.2 Manfaat Praktis............................................................. 6

1.6 Sistematika Penulisan............................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka........................................................................ 8

2.2 Kerangka Konseptual ............................................................. 12

2.2.1 Komunikasi Antar Pribadi ............................................ 12

2.2.1.1 Teori Penetrasi Sosial......................................... 13

2.2.2 Proses Komunikasi ....................................................... 17

2.2.3 Model Pengembangan Kelompok ................................ 18

Page 4: ABSTRAK . Data diperoleh melalui wawancara, observasi langsung · Salah satu bentuk dari keakraban komunitas Vespa ... acara rutin yang sering disebut “KOPDAR” atau kopi darat

ix

2.2.4 Komunikasi Kelompok dalam Komunitas ................... 20

2.2.5 Pola Komunikasi Kelompok......................................... 23

2.2.6 Solidaritas Kelompok……………….. ......................... 27

2.3 Kerangka Pemikiran............................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian....................................................................... 31

3.2 Sumber Data........................................................................... 32

3.3 Unit Analisis .......................................................................... 32

3.4 Teknik Penentuan Informan................................................... 33

3.5 Teknik Pengumpulan Data..................................................... 35

3.5.1 Wawancara ................................................................... 35

3.5.2 Observasi Partisipan ..................................................... 35

3.5.3 Studi Dokumentasi ....................................................... 37

3.6 Teknik Analisis Data.............................................................. 37

3.7 Teknik Penyajian Data ........................................................... 39

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian.. .................................... 40

4.1.1 KUTU Vespa Region Bali .......................................... 40

4.1.2 Struktur Komunitas KUTU Vespa Region Bali……... 41

4.1.3 Logo KUTU Vespa Region Bali…………………….. 41

4.1.4 Visi,Misi, dan Slogan KUTU Vespa Region Bali…… 43

4.2 Hasil Penelitian……………………………………………... 44

4.2.1 Proses Komunikasi…………………………………… 45

4.2.1.1 Proses Komunikasi AntarPribadi……………. 46

4.2.1.2 Proses Komunikasi Kelompok………………. 48

4.2.2 Pola Komunikasi Kelompok………………………….. 58

4.2.3 Solidaritas Kelompok ………………………………... 61

4.3 Analisis Temuan Penelitian………………………………….. 66

4.3.1 Proses Komunikasi AntarPribadi……………………… 66

Page 5: ABSTRAK . Data diperoleh melalui wawancara, observasi langsung · Salah satu bentuk dari keakraban komunitas Vespa ... acara rutin yang sering disebut “KOPDAR” atau kopi darat

x

4.3.2 Proses Komunikasi Kelompok………………………. 71

4.3.3 Pola Komunikasi…………………………………….. 74

4.3.4 Solidaritas Kelompok….……………………………. 78

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan............................................................................. 82

5.2 Saran....................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 6: ABSTRAK . Data diperoleh melalui wawancara, observasi langsung · Salah satu bentuk dari keakraban komunitas Vespa ... acara rutin yang sering disebut “KOPDAR” atau kopi darat

xi

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ……………………………………………….. 10

3.1 Informan Penelitian ………………………………………………… 34

3.2 Time Table …………………………………………………………. 36

4.1 Topik Wawancara Informan ……………………………………….. 44

Page 7: ABSTRAK . Data diperoleh melalui wawancara, observasi langsung · Salah satu bentuk dari keakraban komunitas Vespa ... acara rutin yang sering disebut “KOPDAR” atau kopi darat

xii

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

2.1 Model Komunikasi Lasswell ………………………………………… 18

2.2 Model Pengembangan Kelompok Bruce Tuckman …………………. 20

2.3 Struktur Jaringan Roda ………………………………………………. 25

2.4 Struktur Jaringan Lingkaran …………………………………………. 25

2.5 Struktur Jaringan Rantai ……………………………………………... 26

2.6 Struktur Jaringan Semua Saluran ……………………………………. 26

2.7 Struktur Jaringan Y ………………………………………………….. 27

2.8 Kerangka Pemikiran …………………………………………………. 29

3.1 Analisis Data ………………………………………………………… 39

4.1 Struktur KUTU Vespa Region Bali …………………………………. 41

4.2 Logo KUTU Vespa Region Bali …………………………………….. 42

4.3 Kegiatan Kopdar ………… ................................................................. 53

4.4 Akun sosial media instagram @kuturegionbali……………………..… 55

4.5 Akun sosial media line ………………………....................... ………. 56

4.6 Interaksi pada saat berdiskusi ………………………………………... 60

4.7 Kegiatan Rolling ………………………………………... .... ……….. 64

4.8 Kampanye Safety Riding …………………………………………….. 64

4.9 Kegiatan Touring …………………………………………….. ... …... 65

4.10 Kegiatan Kunjungan komunitas ……………………………………… 65

4.11 Kegiatan Futsal ……………………………………….................. ….. 66

4.12 Kegiatan Donor Darah ……………………………………………….. 66

4.13 Proses komunikasi kelompok KUTU Vespa Region Bali…………….. 71

4.14 Pola Roda ………………………………………………………….…. 76

4.15 Pola Semua Saluran atau Bintang ……………………………………. 76

Page 8: ABSTRAK . Data diperoleh melalui wawancara, observasi langsung · Salah satu bentuk dari keakraban komunitas Vespa ... acara rutin yang sering disebut “KOPDAR” atau kopi darat

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Identitas Narasumber

Lampiran 2 : Daftar Pertanyaan

Lampiran 3 : Transkrip Wawancara

Page 9: ABSTRAK . Data diperoleh melalui wawancara, observasi langsung · Salah satu bentuk dari keakraban komunitas Vespa ... acara rutin yang sering disebut “KOPDAR” atau kopi darat

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial, maka manusia pada dasarnya tidak

mampu hidup sendiri dan cenderung untuk bergabung dalam suatu kelompok

tertentu. Kelompok merupakan wadah manusia untuk melangsungkan hidupnya.

Dengan berkelompok manusia dapat memenuhi kebutuhannya seperti

mengembangkan diri (Liliweri, 2014:1). Kelompok adalah suatu kumpulan

individu yang dapat mempengaruhi satu sama lain, memperoleh beberapa

kepuasan satu sama lain, berinteraksi untuk beberapa tujuan sekaligus

membedakan karakteristik mereka dengan orang lain, mengambil peranan, terikat

satu sama lain dan berkomunikasi tatap muka (Liliweri, 2014:19).

Minat untuk berkelompok merupakan kebutuhan untuk terlibat bersama

dengan orang lain, mengembangkan relasi dengan orang lain, membangun

kesetiakawanan yang bermutu dan merupakan bagian dari proses tumbuh

kembang yang alami. Individu yang mempunyai minat dan kepribadian unik akan

cenderung memilih suatu kelompok yang bukan sekadar kelompok biasa,

melainkan sebuah kelompok yang memiliki kekhasan orientasi, nilai-nilai, norma,

dan kesepakatan yang secara khusus hanya berlaku dalam kelompok tersebut

(Liliweri, 2014:21).

Page 10: ABSTRAK . Data diperoleh melalui wawancara, observasi langsung · Salah satu bentuk dari keakraban komunitas Vespa ... acara rutin yang sering disebut “KOPDAR” atau kopi darat

2

Salah satu kelompok yang keberadaannya cukup menarik minat para

anggotanya untuk bergabung adalah komunitas Vespa. Komunitas ini menarik

karena mempunyai ciri khas tersendiri. Menurut Basma (2015), pengemar Vespa

tahun 1980-an, kebersamaan komunitas Vespa dikatakan sangat kuat. Hal ini tak

hanya berlaku di satu komunitas saja, namun di manapun mereka berada dan

berpapasan dengan komunitas lainnya, dengan cepatnya mereka dapat berbaur

melupakan perbedaaan yang ada satu sama lain, yang ada hanyalah persamaan

nasib sebagai pengendara Vespa.

Berdasarkan wawancara awal dengan Alit selaku pengamat komunitas

Vespa ditemukan bahwa komunitas Vespa selalu mengedepankan slogan “Satu

Vespa Sejuta Saudara”. Salah satu bentuk dari keakraban komunitas Vespa

terlihat pada saat mereka melihat ada sesama pengendara Vespa yang mogok di

jalan. Pengendara Vespa yang lain akan berhenti untuk menawarkan bantuan

walaupun mereka tidak saling mengenal. Tak hanya itu saja, di jalan pun ketika

berpapasan mereka akan saling menegur sapa dengan membunyikan klakson atau

sekedar melempar senyuman. Hal tersebut menjadikan komunitas Vespa terkenal

dengan rasa solidaritasnya yang tinggi, sehingga membedakannya dengan

komunitas motor lainnya.

Yuki (2013:40), menyatakan bahwa solidaritas pada masing-masing

individu akan menjadi suatu ikatan tanggung jawab dalam organisasi. Hal tersebut

dapat terwujud melalui kesadaran pada masing-masing individu yang didasari atas

masalah dan kebutuhan bersama. Ikatan sosial dapat dilakukan dengan suatu

Page 11: ABSTRAK . Data diperoleh melalui wawancara, observasi langsung · Salah satu bentuk dari keakraban komunitas Vespa ... acara rutin yang sering disebut “KOPDAR” atau kopi darat

3

bentuk usaha saling memahami antara komunikator dan komunikan, yang disebut

dengan pola komunikasi.

Pola komunikasi merupakan proses komunikasi dalam menyampaikan

sebuah pesan dari anggota satu kepada anggota lain di dalam suatu organisasi.

Pola komunikasi yang terjadi pada kelompok sangat berpengaruh terhadap

kelangsungan kelompok tersebut. Seperti halnya pola komunikasi yang dilakukan

oleh KUTU Vespa Region Bali dalam mempertahankan solidaritasnya.

KUTU Vespa Region Bali merupakan salah satu dari 40 Komunitas Vespa

yang berada di Bali. Komunitas lainnya adalah Dewata scooter, Tua Berasap,

Jamteves, Dick-Up Vespa, dan Bali scooter. KUTU Vespa Region Bali dapat

dikatakan memiliki perkembangan yang pesat. Hal ini dikarenakan setelah satu tahun

terbentuk pada tanggal 24 Maret 2015, anggota aktif Komunitas KUTU Vespa

Region Bali saat ini telah mencapai 70 orang. Awalnya, KUTU Vespa Region Bali

hanya memiliki 25 orang anggota dan sempat mencapai 80 anggota. Penurunan

jumlah anggota sebanyak 10 orang disebabkan oleh kesibukan para riders dalam

mengatur waktu dengan pekerjaannya masing-masing.

Jenggo selaku Ketua KUTU Vespa Region Bali menyatakan pesatnya

perkembangan KUTU Vespa Region Bali dikarenakan komunitas ini memiliki

solidaritas yang tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan selalu mengedepankan

kedekatan yang berasaskan kekeluargaan yaitu saling menolong, membantu

sesama anggota, semangat setia kawan, menghargai segala perbedaan serta aktif

mengadakan kegiatan-kegiatan yang sifatnya positif dan kreatif. Hal inilah yang

menyebabkan KUTU Vespa Region Bali cepat memperoleh anggota dalam waktu

Page 12: ABSTRAK . Data diperoleh melalui wawancara, observasi langsung · Salah satu bentuk dari keakraban komunitas Vespa ... acara rutin yang sering disebut “KOPDAR” atau kopi darat

4

satu tahun. Berbeda halnya dengan Komunitas Vespa lain seperti Dewata scooter,

yang mencapai jumlah anggota sebanyak 130 orang, membutuhkan waktu selama 10

tahun.

KUTU yang merupakan kependekan dari (Ketika Usia Tak Jadi Urusan)

merupakan Komunitas Vespa yang sudah tersebar di beberapa kota yang ada di

Indonesia, seperti Bali, Bandung, Malang, Bengkulu, Semarang, Balikpapan,

Palembang, Surabaya, Samarinda, Bogor, Kepulauan Riau, dan Padang. KUTU

Vespa Region Bali dibentuk karena kesamaan hobi yaitu mengoleksi dan

mengendarai Vespa, selain itu KUTU juga merupakan sebuah komunitas Vespa

yang tidak mempermasalahkan usia anggotanya maupun jenis Vespa yang

dimilikinya. Untuk mempererat solidaritas, KUTU Vespa Region Bali memiliki

acara rutin yang sering disebut “KOPDAR” atau kopi darat yang memiliki arti

jadwal rutin untuk selalu berkumpul yang biasanya pada hari Jumat malam mulai

pukul 20.00 wita di markas KUTU yang terletak di Jalan Dewi Sri, Kuta.

Kutu Vespa Region Bali adalah Komunitas Vespa yang selalu

mengedepankan slogan “Berkendara Aman”, yang dilakukan untuk menghindari

pengendara vespa atau pengendara lainnya dalam berkonvoi yang tidak aman di

jalan raya. KUTU Vespa Region Bali aktif dalam mengadakan touring kampanye

Safety Riding dengan mengelilingi kota dan memberikan sosialisasi mengenai

pentingnya arti keselamatan berkendara. Sosialisasi tersebut dimulai dari cara

melalui jalan berlubang, fungsi ban dan rem, jarak aman, tugas road captain dan

sweeper, serta tidak memposting foto yang terkait dengan ugal-ugalan di jalan

raya, seperti mengangkat motor, menggunakan handphone dan tidak memakai

Page 13: ABSTRAK . Data diperoleh melalui wawancara, observasi langsung · Salah satu bentuk dari keakraban komunitas Vespa ... acara rutin yang sering disebut “KOPDAR” atau kopi darat

5

perlengkapan berkendara. KUTU tidak hanya komunitas yang terbentuk untuk

sekedar berkumpul menyalurkan hobi, tetapi juga komunitas yang memiliki rasa

kepedulian terhadap sesama bagian bangsa. Kegiatan positif yang dilakukan

merupakan upaya membantu negara dalam mengurangi tingkat kecelakaan

khususnya di Bali.

Melihat fenomena diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai bagaimana pola komunikasi KUTU Vespa Region Bali dalam

mempertahankan solidaritas kelompok. Demi menjalin suatu hubungan yang baik

dan solid, diperlukan komunikasi yang efektif, agar mampu menciptakan suatu

komunikasi yang kondusif sebagai salah satu upaya untuk mempertahankan

kelompoknya.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan mottonya “Jauhkan Perbedaan, Berse-KUTU banyak manfaatnya”

KUTU Vespa Region Bali tetap eksis dengan julukannya sebagai Komunitas

Vespa tersolid yang ada di Bali. Solidaritas dalam sebuah komunitas sangat

dibutuhkan, agar bisa menjalin kerja sama yang baik untuk bisa mempertahakan

suatu komunitas tersebut. Untuk itu akan difokuskan rumusan masalahnya

menjadi, “Bagaimana pola komunikasi KUTU Vespa Region Bali dalam

mempertahankan solidaritas kelompok?”.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini ditekankan pada pola komunikasi

internal KUTU Vespa Region Bali dalam mempertahankan solidaritas.

Page 14: ABSTRAK . Data diperoleh melalui wawancara, observasi langsung · Salah satu bentuk dari keakraban komunitas Vespa ... acara rutin yang sering disebut “KOPDAR” atau kopi darat

6

1.4 Tujuan Penelitian

Melalui rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

menggambarkan dan menjelaskan pola komunikasi internal KUTU Vespa Region

Bali dalam mempertahankan solidaritas kelompok.

1.5 . Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap

Ilmu Komunikasi dan untuk menambah literatur yang berguna sebagai dasar

pemikiran terhadap penelitian yang sejenis di masa mendatang, khususnya pola

komunikasi internal dalam kelompok atau organisasi.

1.5.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat pandangan yang baik bagi

masyarakat, dengan menggunakan Komunitas Vespa sebagai contoh dalam

memahami bagaimana membangun pola komunikasi antar anggota sehingga

tercipta komunikasi yang efektif yang dapat mendorong solidaritas yang kuat

dalam suatu komunitas.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam memberikan gambaran umum mengenai isi penelitian ini, perlu

dikemukakan sistematika penulisan proposal ini. Adapun proposal ini disusun

dengan sistematika:

Page 15: ABSTRAK . Data diperoleh melalui wawancara, observasi langsung · Salah satu bentuk dari keakraban komunitas Vespa ... acara rutin yang sering disebut “KOPDAR” atau kopi darat

7

Bab I Pendahuluan

Bab ini tersusun dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini membahas penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya guna

mendapatkan perbedaan dan benang merah dengan penelitian yang dilakukan

peneliti. Dan pada bab ini membahas secara mendalam mengenai kerangka

konseptual.

Bab III Metode Penelitian

Dalam bab ini meliputi jenis penelitian, sumber data, unit analisis, teknik

penentuan informan, teknik analisis data, teknik pengumpulan data, serta teknik

penyajian data.

Bab IV Pembahasan

Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum subyek atau obyek

penelitian serta menjelaskan hasil temuan penelitian dan analisa.

Bab V Penutup

Bab ini meliputi simpulan secara keseluruhan mengenai permasalahan

penelitian serta saran yang diberikan untuk permasalahan tersebut.