acara v gaya daya.docx
DESCRIPTION
draf sementara laporan praktikum fisika dasar acara gaya dan dayaTRANSCRIPT
ACARA V
GAYA DAN DAYA
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai pulau.
Indonesia terdiri dari berbagai provinsi. Provinsi tersebut juga terdiri dari
berbagai kota dan kabupaten. Dalam lingkungan tersebut banyak sekali
ditemui berbagai jenis kendaraan. Dari berbagai kendaraan yang ditemui,
terdapat banyak sekali jenis roda yang digunakan. Hal ini menarik untuk
dipelajari terutama tentang pengaruh jenis jalan yang dilalui dengan roda
kendaraan tersebut.
Gaya adalah suatu usaha yang dilakukan suatu benda untuk bergerak
dari suatu tempat ke tempat yang lain. Suatu benda dikatakan memiliki
gaya jika benda tersebut mempunyai massa dan percepatan. Semua benda
yang bergerak pasti memiliki hambatan tersendiri dalam pergerakannya.
Hambatan ini bisa berupa udara yang mengelilingi ataupun dari roda yang
mendapatkan gaya gesek dari bidang landasannya. Untuk menggerakkan
suatu kendaraan di butuhkan daya tersendiri agar kendaraan tersebut dapat
bergerak.
Dalam praktikum kali ini akan dibahas mengenai besarnya gaya
gesek pada dua macam lintasan yaitu lintasan kasar dan lintasan licin. Pada
lintasan kasar digunakan jalan berpaving, dan untuk lintasan licin
digunakan lantai berkeramik.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum acara V Gaya dan Daya ini adalah :
a. Mempelajari gaya gesek (hambatan gelinding) dan koefisiennya yang
timbul pada roda kendaraan yang menggelinding pada permukaan
horisontal.
b. Mempelajari daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan sebuah
kendaraan.
3. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum Acara V Gaya dan Daya dilaksanakan pada hari Kamis,
10 Oktober 2013 pada pukul 07.00-09.00 WIB bertempat di Laboratorium
Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B. Tinjauan Pustaka
Gaya yang dikenakan pada titik materi akan menyebabkan
berubahnya keadaan gerakan titik materi itu ataupun akan menggerakkan
titik materi tersebut kalau titik materi tersebut sebelumnya dalam keadaan
diam. Seandainya kita dikehendaki untuk memindahkan meja dengan
mendorongnya dengan gaya untuk mengatasi gaya gesekan dengan lantai,
maka usaha kita yang berupa kerja memindahkan meja itu, akan disebut
besar jikalau gaya F yang kita kenakan juga besar serta jarak s yang
berhasil jikalau jarak yang kita tempuh juga panjang. Demikianlah kita
hendak mendefinisikan besaran dan satuan usaha U sedemikian hingga
U=F.s yang kalau F dalam dyne dan s dalam cm, maka dengan sendirinya
nilai U dalam satuan dyne cm, yang disingkat sebagai erg. Kalau F dalam
satuan Newton dan s dalam meter, maka F ada dalam newton meter yang
disingkat Joule (Soedojo, 1999).
Massa adalah suatu ukuran inersia sebuah benda. Semakin banyak
massa yang dimiliki sebuah benda, semakin sulit untuk mengubah keadaan
geraknya. Yaitu, akan lebih sukar untuk membuatnya bergerak dari
keadaan diam, atau menghentikannya ketika sedang bergerak, atau
merubah geraknya ke arah samping dari lintasan lurusnya. Semakin besar
massa, semakin sedikit percepatan yang dihasilkan oleh gaya total yang
diberikan. Hubungan matematisnya, bahwa percepatan sebuah benda
berbanding terbalik dengan massanya. Bunyi hukum Newton yang kedua
yakni, percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang
bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah
percepatan searah dengan gaya total yang diberikan. Persamaan
matematisnya yaitu F=m.a dimana a adalah percepatan yang dialami
benda. Kerja yang dilakukan pada sebuah benda oleh suatu gaya tetap
(tetap dalam besar dan arah) didefinisikan sebagai perkalian antara besar
pergeseran dengan komponen gaya yang sejajar dalam pergeseran tersebut.
Dalam bentuk persamaan, kita dapat menulis W=F.d dengan F merupakan
komponen gaya tetap F yang paralel terhadap pergeseran total d. Bila sutu
gaya tertentu lurus terhadap arah gerak, maka tak ada kerja yang dilakukan
oleh gaya tersebut. Daya didefinisikan sebagai laju kerja yang dilakukan
atau laju energi yang ditransformasikan. Daya merupakan perbandingan
dari kerja dan waktu (Giancoli, 1997).
Percepatan sebanding dengan gaya, dan arah percepatan sama
dengan arah gaya. Ketika persamaan F = m.a digunakan, satuan massa
adalah kilogram dan satuan percepatan adalah meter/detik2. Kombinasi
unit tersebut diberi nama Newton. Dapat kita katakan: gaya satu newton
yang bertindak pada massa satu-koligram memberikan percepatan satu
meter/detik2 (Jones, 1999).
Massa benda adalah ukuran kelembamannya, sedangkan
kelembaman (inertia) adalah kecenderungan benda yang mula-mula diam
untuk tetap diam, dan benda yang mula-mula bergerak, tetap melanjutkan
geraknya, tanpa mengalami perubahan vektor kecepatan. Gaya adalah
tarikan atau dorongan pada benda. Gaya merupakan besaran vektor, yang
mempunyai besaran dan arah. Newton adalah satuan gaya dalam SI
(Satuan Internasional). Satu newton (1N) adalah gaya resultan yang
memberi percepatan 1 m/s2 pada massa 1 kg. Berat benda adalah gaya tarik
gravitasi yang dialami benda (Bueche, 1994).
Gaya tarik yang bekerja pada suatu tali atau rantai atau tendon
adalah gaya yang bekerja pada saat meregang tali tersebut. Besar gaya
tarik adalah tegangan. Gaya gesekan adalah gaya tangensial yang bekerja
pada suatu benda yang berlawanan arah dengan pergeseran benda tersebut
diatas suatu permukaan yang sejajar dimana benda tersebut berada. Gaya
gesekan tersebut sejajar dengan permukaan dan berlawanan dengan arah
gerakan atau gerakan yang akan terjadi. Hanya ketika gaya yang melebihi
gaya gesekan statik maksimum, benda akan mulai meluncur. Gaya normal
pada suatu benda yang ditumpu pada suatu permukaan adalah komponen
gaya penumpu yang tegak lurus terhadap permukaan. Koefisien gesek
kinetik didefinisikan untuk kasus dimana suatu permukaan meluncur di
atas permukaan lain dengan laju konstan dimana gaya gesekan
dibandingkan dengan gaya normal. Koefisien gesekan statik didefinisikan
untuk kasus dimana suatu permukaan benda pada ambang pergeseran di
atas permukaan lain dimana gaya gesekan maksimum dibandingkan
dengan gaya normal dimana gaya gesekan maksimum terjadi ketika benda
berada pada ambang pergerakan tetapi masih dalam keadaan diam atau
keadaan tepat akan bergerak (Bueche dkk, 2006).
C. Alat, Bahan dan Cara Kerja
1. Alat
a. Sebuah unit kendaraan
b. Tali ringan
c. Beban tambahan
2. Bahan
a. Landasan kasar
b. Landasan ringan
3. Cara Kerja
a. Menyiapkan rangkaian percobaan seperti pada gambar
b. Menentukan landasan yang telah ditentukan untuk meluncur
c. Menyiapkan alat-alat ukur seperti stopwatch, timbangan, meteran, tali
senar, dan pemberat.
d. Melakukan percobaan dengan memberikan beban atau pemberat pada
katrol berturut-turut (mb) = 0,150 kg, 0,175 kg, dan 0,200 kg
sedangkan massa kendaraan (mk) = 1,5 kg dan 2 kg
e. Mengulangi percobaan masing-masing sebanyak tiga kali
f. Mencatat dan menganalisa hasil percobaan
DAFTAR PUSTAKA
Bueche, Frederick J. 1994. Teori dan Soal-Soal Fisika (terjemahan Darmawan).
Jakarta: Erlangga
Bueche, Frederick J, dan Eugene Hecht. 2006. Teori dan Soal-Soal Fisika
Universitas Edisi kesepuluh. Jakarta: Erlangga
Giancoli, Douglas C. 1997. Fisika Jilid 1 Edisi Empat (terjemahan Imawan).
Jakarta: Erlangga
Jones and Childers. 1999. Contemporary College Physics Third Edition. Boston:
McGraw-Hill
Soedojo B.Sc, Dr Peter. 1999. Fisika Dasar. Yogyakarta: Penerbit Andi