alz aimer adalah penyakit

Upload: rahmiattazkiyah

Post on 03-Jun-2018

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 Alz Aimer adalah penyakit

    1/21

    ALZAIMER

    Penyakit Alzheimer adalah suatu kondisi di mana sel-sel saraf di otak mati, sehingga

    sinyal-sinyal otak sulit ditransmisikan dengan baik. Gejala penyakit Alzheimer sulit dikenali

    sejak dini. Seseorang dengan penyakit Alzheimer punya masalah dengan ingatan, penilaian,

    dan berpikir, yang membuat sulit bagi penderita penyakit Alzheimer untuk bekerja atau

    mengambil bagian dalam kehidupan sehari-hari. Kematian sel-sel saraf terjadi secara

    bertahap selama bertahun-tahun. Gejala mungkin tidak diperhatikan sejak dini. Sering

    anggota keluarga penderita menyadari adanya gejala ketika sudah terlambat.

    Penyakit Alzheimer merupakan salah satu bentuk demensia yang paling sering ditemukan

    di klinik. Demensia merupakan suatu kelainan pada otak yang mempengaruhi kemampuan

    seseorang untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari. Saat ini di Amerika terdapat kurang lebih

    5 juta orang yang menderita Alzheimer, yang menghabiskan biaya kurang lebih 148 juta

    dollar setiap tahunnya. Setiap 72 detik seseorang akan terdeteksi menderita Alzheimer.

    Penyakit ini biasanya dimulai ketika seseorang berumur 60 tahun, dan resiko makin besar

    seiring dengan bertambahnya umur.

    Alzheimer bukan penyakit menular, melainkan merupakan sejenis sindrom dengan

    apoptosissel-selotakpada saat yang hampir bersamaan sehingga otak tampak mengerut dan

    mengecil. Alzheimer juga dikatakan sebagai penyakit yangsinonimdengan orang tua.

    Penderita Alzheimer akan mengalami kesulitan untuk berkomunikasi, belajar, berpikir

    dan memberikan pendapat, sehingga mengganggu pekerjaan, aktivitas sosial dan aktivitas

    dalam rumah tangganya. Gejala dari Alzheimer antara lain:

    Kehilangan MemoriSalah satu gejala awal demensia adalah mudah lupa pada informasi yang

    baru saja dipelajari atau diperoleh. Makin lama penderita akan mengalami penurunan daya

    ingat yang makin berat.

    Kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Penderita akan mengalami kesulitan untuk

    merencanakan dan menyelesaikan aktivitas sehari-hari. Kadang penderita dapat memulai

    suatu kegiatan, tetapi ia akan mengalami kesulitan untuk menyelesaikan kegiatan tersebut.

    Kesulitan dengan bahasa Penderita sering melupakan kata-kata, baik kata-kata subtitusi

    maupun kata-kata yang sederhana, sehingga sulit untuk mengerti perkataan dan tulisan yang

    dibuat oleh penderita.

    Disorientasi waktu dan tempat Penderita Alzheimer sering ditemukan tersesat di lingkungan

    sekitar rumah, lupa bagaimana dan kapan mereka bisa ada di suatu tempat, dan tidak tahu

    jalan untuk kembali ke rumah.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakithttp://id.wikipedia.org/wiki/Penyakithttp://id.wikipedia.org/wiki/Sindromhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sindromhttp://id.wikipedia.org/wiki/Apoptosishttp://id.wikipedia.org/wiki/Apoptosishttp://id.wikipedia.org/wiki/Otakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Otakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Otakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sinonimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sinonimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sinonimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sinonimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Otakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Apoptosishttp://id.wikipedia.org/wiki/Sindromhttp://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit
  • 8/12/2019 Alz Aimer adalah penyakit

    2/21

    Kesulitan dalam berpikir abstrak Penderita akan mengalami kesulitan dalam melakukan

    tugas mental yang kompleks, seperti mengerjakan tugas matematika yang sederhana.

    Perubahan mood dan perilaku Penderita Alzheimer sering mengalami perubahan mood yang

    tiba-tiba tanpa sebab yang jelas. Perubahan kepribadian Perubahan kepribadian pada penderita terjadi dengan sangat dramatis.

    Penderita akan sering merasa kebingungan, mudah curiga, sering merasa takut, dan sangat

    tergantung pada anggota keluarga yang lain.

    PATOFISIOLOGI

    Simtoma Alzheimer ditandai dengan perubahan-perubahan yang bersifat degeneratif pada

    sejumlah sistem neurotransmiter, termasuk perubahan fungsi pada sistem neural

    monoaminergik yang melepaskan asam glutamat, noradrenalin, serotonin dan serangkaian

    sistem yang dikendalikan oleh neurotransmiter. Perubahan degeneratif juga terjadi pada

    beberapa area otakseperti lobus temporaldan lobus parietal,dan beberapa bagian di dalam

    korteks frontaldangirus singulat,menyusul dengan hilangnyasel sarafdansinapsis

    Sekretase- dan presenilin-1 merupakan enzim yang berfungsi untuk mengiris domain

    terminus-C padamolekulAAP dan melepaskan enzimkinesindari gugus tersebut. Apoptosis

    terjadi padasel sarafyang tertutup plak amiloid yang masih mengandung molekul terminus-C, dan tidak terjadi jika molekul tersebut telah teriris. Hal ini disimpulkan oleh tim dari

    Howard Hughes Institute yang dipimpin oleh Lawrence S. B. Goldstein,bahwa terminus-C

    membawa sinyal apoptosis bagi neuron. Sinyal apoptosis juga diekspresikan oleh proNGF

    yang tidak teriris, saat terikat pada pencerap neurotrofinp75NTR, dan distimulasi hormon

    sortilin.

    Penumpukan plak ditengarai karena induksi apolipoprotein-E yang bertindak sebagai

    protein kaperon, defiensi vitamin B1 yang mengendalikan metabolisme glukosa serebralseperti O-GlkNAsilasi, dan kurangnya enzim yang terbentuk dari senyawa tiamina seperti

    kompleksketoglutarat dehidrogenase-alfa, komplekspiruvat dehidrogenase,transketolase,O-

    GlcNAc transferase, protein fosfatase 2A, dan beta-N-asetilglukosaminidase. Hal ini

    berakibat pada peningkatan tekananzalir serebrospinal,menurunnya rasiohormonCRH,dan

    terpicunya simtomahipoglisemiadi dalamotakwalaupun tubuh mengalami hiperglisemia.

    Selain disfungsi enzimpresenilin-1 yang memicusimtomaataksia,masih terdapat enzim

    Cdk5 dan GSK3beta yang menyebabkan hiperfosforilasi protein tau, hingga terbentuktumpukanPHF.Hiperfosforilasi juga menjadi penghalang terbentuknya ligasi antara protein

    http://id.wikipedia.org/wiki/Neurotransmiterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Neurotransmiterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_glutamathttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_glutamathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Noradrenalin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Noradrenalin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Serotoninhttp://id.wikipedia.org/wiki/Serotoninhttp://id.wikipedia.org/wiki/Otakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Otakhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lobus_temporal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lobus_temporal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lobus_parietal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lobus_parietal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Korteks_frontal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Korteks_frontal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Girus_singulat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Girus_singulat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Girus_singulat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_sarafhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_sarafhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_sarafhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sinapsishttp://id.wikipedia.org/wiki/Sinapsishttp://id.wikipedia.org/wiki/Sinapsishttp://id.wikipedia.org/wiki/Sekretase#Sekretase-betahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sekretase#Sekretase-betahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sekretase#Sekretase-betahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Presenilin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Presenilin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Molekulhttp://id.wikipedia.org/wiki/Molekulhttp://id.wikipedia.org/wiki/Molekulhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kinesin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kinesin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kinesin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_sarafhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_sarafhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_sarafhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lawrence_S._B._Goldstein&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lawrence_S._B._Goldstein&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Neuronhttp://id.wikipedia.org/wiki/Neuronhttp://id.wikipedia.org/wiki/Neurotrofinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Neurotrofinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hormonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hormonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hormonhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sortilin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sortilin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Apolipoprotein&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Apolipoprotein&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Protein_kaperon&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Protein_kaperon&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tiaminahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tiaminahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tiaminahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tiaminahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ketoglutarat_dehidrogenase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ketoglutarat_dehidrogenase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ketoglutarat_dehidrogenase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Piruvat_dehidrogenasehttp://id.wikipedia.org/wiki/Piruvat_dehidrogenasehttp://id.wikipedia.org/wiki/Piruvat_dehidrogenasehttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Transketolase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Transketolase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Transketolase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=O-GlcNAc_transferase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=O-GlcNAc_transferase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=O-GlcNAc_transferase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=O-GlcNAc_transferase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Protein_fosfatase_2A&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Protein_fosfatase_2A&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Beta-N-asetilglukosaminidase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Beta-N-asetilglukosaminidase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Zalir_serebrospinalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Zalir_serebrospinalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Zalir_serebrospinalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hormonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hormonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kortikoliberinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kortikoliberinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kortikoliberinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hipoglisemiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hipoglisemiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hipoglisemiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Otakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Otakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Otakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Simtomahttp://id.wikipedia.org/wiki/Simtomahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ataksiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ataksiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Ataksiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kinase_CDhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kinase_CDhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Glikogen_sintase_kinase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Glikogen_sintase_kinase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hiperfosforilasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hiperfosforilasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Protein_tauhttp://id.wikipedia.org/wiki/Protein_tauhttp://id.wikipedia.org/wiki/Filamen_PHhttp://id.wikipedia.org/wiki/Filamen_PHhttp://id.wikipedia.org/wiki/Filamen_PHhttp://id.wikipedia.org/wiki/Filamen_PHhttp://id.wikipedia.org/wiki/Protein_tauhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hiperfosforilasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Glikogen_sintase_kinase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kinase_CDhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ataksiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Simtomahttp://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Otakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hipoglisemiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kortikoliberinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hormonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Zalir_serebrospinalhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Beta-N-asetilglukosaminidase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Protein_fosfatase_2A&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=O-GlcNAc_transferase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=O-GlcNAc_transferase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Transketolase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Piruvat_dehidrogenasehttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ketoglutarat_dehidrogenase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tiaminahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tiaminahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Protein_kaperon&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Apolipoprotein&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sortilin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Hormonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Neurotrofinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Neuronhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lawrence_S._B._Goldstein&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_sarafhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kinesin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Molekulhttp://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Presenilin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Sekretase#Sekretase-betahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sinapsishttp://id.wikipedia.org/wiki/Sel_sarafhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Girus_singulat&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Korteks_frontal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lobus_parietal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lobus_temporal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Otakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Serotoninhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Noradrenalin&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_glutamathttp://id.wikipedia.org/wiki/Neurotransmiter
  • 8/12/2019 Alz Aimer adalah penyakit

    3/21

    S100beta dan tau, dan menyebabkan distrofi neurita, meskipun kelainan metabolisme seng

    juga dapat menghalangi ligasi ini.

    Simtoma hiperinsulinemia dan hiperglisemiajuga menginduksi hiperfosforilasi protein

    tau, dan oligomerasi amiloid-beta yang berakibat pada penumpukan plak amiloid. Namunmeski insulin menginduksi oligomerasi amiloid-beta, insulin juga menghambat enzim

    aktivitas enzim kaspase-9 dan kaspase-3 yang juga membawa sinyal apoptosis, dan

    menstimulasisekresiHsp70olehsel LAN5untuk mengaktivasi program pertahanan sel.

    Terdapat kontroversi minor dengan dugaan bahwa hiperfosforilasi tersebut disebabkan

    oleh infeksi laten oleh virus campak, atau Borrelia. Tujuh dari 10 kasus Alzheimer yang

    diteliti oleh McLean Hospital Brain Bank of Harvard University, menunjukkan infeksi

    semacam ini.

    ETIOLOGI

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penyakit Alzheimer terjadi akibat kehilangan

    sel saraf otak di area yang berkaitan dengan fungsi daya ingat, kemampuan berpikir, serta

    kemampuan mental lainnya. Hal diperburuk oleh penurunan zat neurotransmiter, yaitu suatu

    zat yang berfungsi untuk menghantarkan sinyal dari satu sel saraf ke sel saraf lainnya.

    Kondisi inilah yang mengakibatkan gangguan pada proses berpikir dan mengingat pada

    penderita.

    Penyebab yang pasti belum diketahui. Beberapa alternatif penyebab yang telah dihipotesa

    adalah intoksikasi logam, gangguan fungsi imunitas, infeksi virus, polusi udara/industri,

    trauma, neurotransmiter, defisit formasi sel-sel filament, presdiposisi heriditer. Dasar

    kelainan patologi penyakit alzheimer terdiri dari degenerasi neuronal, kematian daerah

    spesifik jaringan otak yang

    mengakibatkan gangguan fungsi kognitif dengan penurunan daya ingat secara progresif.

    Adanya defisiensi faktor pertumbuhan atau asam amino dapat berperan dalam kematian

    selektif neuron. Kemungkinan sel-sel tersebut mengalami degenerasi yang diakibatkan oleh

    adanya peningkatan calcium intraseluler, kegagalan metabolisme energi, adanya formasi

    radikal bebas atau terdapatnya produksi protein abnormal yang non spesifik. Penyakit

    alzheimer adalah penyakit genetika, tetapi beberapa penelitian telah membuktikan

    bahwa peran faktor genetika, tetapi beberapa penelitian telah membuktikan bahwa

    peran faktor non-genetika (lingkungan) juga ikut terlibat, dimana faktor lingkungan

    hanya sebagai pencetus factor genetika.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Protein_tauhttp://id.wikipedia.org/wiki/Protein_tauhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Distrofi_neurita&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Distrofi_neurita&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Metabolisme_seng&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Metabolisme_seng&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hiperinsulinemia&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hiperinsulinemia&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Hiperglisemiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hiperglisemiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Oligomerasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Oligomerasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Insulinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Insulinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kaspase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kaspase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Sekresihttp://id.wikipedia.org/wiki/Sekresihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hsp70&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hsp70&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hsp70&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sel_LAN5&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sel_LAN5&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sel_LAN5&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Virushttp://id.wikipedia.org/wiki/Virushttp://id.wikipedia.org/wiki/Campakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Campakhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Borrelia&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Borrelia&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Borrelia&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Campakhttp://id.wikipedia.org/wiki/Virushttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sel_LAN5&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hsp70&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Sekresihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kaspase&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Insulinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Oligomerasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Hiperglisemiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hiperinsulinemia&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Metabolisme_seng&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Distrofi_neurita&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Protein_tau
  • 8/12/2019 Alz Aimer adalah penyakit

    4/21

    Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang untuk menderita

    Alzheimer:

    Umur, Kemungkinan menderita Alzheimer meningkat dua kali lipat tiap lima tahunsetelah umur 65 tahun. Setelah umur 85 tahun, resiko meningkat hingga 50%.

    Riwayat Keluarga, Penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang mempunyaiorangtua, saudara atau anak yang menderita Alzheimer, lebih berisiko untuk terkena

    Alzheimer dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai riwayat keluarga.

    Cedera kepala, Ada hubungan yang erat antara cedera kepala yang berat danpeningkatan resiko terjadinya Alzheimer.

    Hubungan jantung-otak, Setiap kerusakan/gangguan pada jantung dan pembuluhdarah akan meningkatkan risiko terjadinya Alzheimer

    Gaya hidup, Gaya hidup yang baik biasanya akan menghasilkan otak yang sehat danmemberikan perlindungan terhadap kemungkinan berkembangnya Alzheimer.

    PATOGENESIS

    1. Faktor genetic

    Beberapa peneliti mengungkapkan 50% prevalensi kasus alzheimer ini diturunkan melalui

    gen autosomal dominant. Individu keturunan garis pertama pada keluarga penderita

    alzheimer mempunyai resiko menderita demensia 6 kali lebih besar dibandingkan kelompok

    kontrol normal. Pemeriksaan genetika DNA pada penderita alzheimer dengan familial early

    onset terdapat kelainan lokus pada kromosom 21 diregio proximal log arm, sedangkan pada

    familial late onset didapatkan kelainan lokus pada kromosom 19. Begitu pula pada penderita

    down syndrome mempunyai kelainan genkromosom 21, setelah berumur 40 tahun. terdapat

    neurofibrillary tangles (NFT), senile plaque dan penurunan Marker kolinergik pada jaringan

    otaknya yang menggambarkan kelainan histopatologi pada penderita alzheimer. Hasilpenelitian penyakit alzheimer terhadap anak kembar menunjukkan 40-50% adalah

    monozygote dan 50% adalah dizygote. Keadaan ini mendukung bahwa faktor genetik

    berperan dalam penyakit alzheimer. Pada sporadik non familial (50-70%), beberapa

    penderitanya ditemukan kelainan lokus kromosom 6, keadaan ini menunjukkan bahwa

    kemungkinan faktor lingkungan menentukan ekspresi genetika pada alzheimer.

    2. Faktor infeksi

  • 8/12/2019 Alz Aimer adalah penyakit

    5/21

    Ada hipotesa menunjukkan penyebab infeksi virus pada keluarga penderita alzheimer yang

    dilakukan secara immuno blot analisis, ternyata diketemukan adanya antibodi reaktif. Infeksi

    virus tersebut menyebabkan infeksi pada susunan saraf pusat yang bersipat lambat, kronik

    dan remisi. Beberapa penyakit infeksi seperti Creutzfeldt-Jacob disease, diduga berhubungan

    dengan penyakit alzheimer. Hipotesa tersebut mempunyai beberapa persamaan antara lain:

    manifestasi klinik yang sama

    Tidak adanya respon imun yang spesifik

    Adanya plak amyloid pada susunan saraf pusat

    Timbulnya gejala mioklonus

    Adanya gambaran spongioform

    3. Faktor lingkungan

    Ekmann (1988), mengatakan bahwa faktor lingkungan juga dapat berperan dalam patogenesa

    penyakit alzheimer. Faktor lingkungan antar alain, aluminium, silicon, mercury, zinc.

    Aluminium merupakan neurotoksik potensial pada susunan saraf pusat yang ditemukan

    neurofibrillary tangles (NFT) dan senile plaque (SPINALIS). Hal tersebut diatas belum dapat

    dijelaskan secara pasti, apakah keberadaan aluminum adalah penyebab degenerasi neurosal

    primer atau sesuatu hal yang tumpang tindih. Pada penderita alzheimer, juga ditemukan

    keadan ketidak seimbangan merkuri, nitrogen, fosfor, sodium, dengan patogenesa yang

    belum jelas. Ada dugaan bahwa asam amino glutamat akan menyebabkan depolarisasi

    melalui reseptor N-methy D-aspartat sehingga kalsium akan masuk ke intraseluler (Cairan-

    influks) dan menyebabkan kerusakan metabolisma energi seluler dengan akibat kerusakan

    dan kematianneuron.

    4. Faktor imunologis

    Behan dan Felman (1970) melaporkan 60% pasien yang menderita alzheimer didapatkan

    kelainan serum protein seperti penurunan albumin dan peningkatan alpha protein, anti trypsin

    alphamarcoglobuli dan haptoglobuli. Heyman (1984), melaporkan terdapat hubungan

    bermakna dan meningkat dari penderita alzheimer dengan penderita tiroid. Tiroid Hashimoto

    merupakan penyakit inflamasi kronik yang sering didapatkan pada wanita muda karena

    peranan faktor immunitas

    5. Faktor trauma

  • 8/12/2019 Alz Aimer adalah penyakit

    6/21

    Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan penyakit alzheimer dengan trauma

    kepala. Hal ini dihubungkan dengan petinju yang menderita demensia pugilistik, dimana pada

    otopsinya ditemukan banyak neurofibrillary tangles.

    6. Faktor neurotransmitter

    Perubahan neurotransmitter pada jaringan otak penderita Alzheimer mempunyai peranan

    yang sangat penting seperti:

    Asetilkolin Barties et al (1982) mengadakan penelitian terhadap aktivitas spesifik

    neurotransmiter dengan cara biopsi sterotaktik dan otopsi jaringan otak pada penderita

    alzheimer didapatkan penurunan aktivitas kolinasetil transferase, asetikolinesterase dan

    transport kolin serta penurunan biosintesa asetilkolin. Adanya defisit presinaptik dan

    postsynaptic kolinergik ini bersifat simetris pada korteks frontalis, temporallis superior,

    nukleus basalis, hipokampus. Kelainan neurottansmiter asetilkoline merupakan kelainan yang

    selalu ada dibandingkan jenis neurottansmiter lainnya pada penyakit alzheimer, dimana pada

    jaringan otak/biopsinya selalu didapatkan kehilangan cholinergik Marker. Pada penelitian

    dengan pemberian scopolamine pada orang normal, akan menyebabkan berkurang atau

    hilangnya daya ingat. Hal ini sangat mendukung hipotesa kolinergik sebagai patogenesa

    penyakit Alzheimer

    Noradrenalin Kadar metabolisma norepinefrin dan dopimin didapatkan menurun pada

    jaringan otak penderita alzheimer. Hilangnya neuron bagian dorsal lokus seruleus yang

    merupakan tempat yang utama noradrenalin pada korteks serebri, berkorelasi dengan defisit

    kortikalnoradrenergik. Bowen et al(1988), melaporkan hasil biopsi dan otopsi jaringan otak

    penderita alzheimer menunjukkan adanya defisit noradrenalin pada presinaptik neokorteks.

    Palmer et al(1987), Reinikanen (1988), melaporkan konsentrasi noradrenalin menurun baik

    pada post dan ante-mortem penderita alzheimer.

    Dopamin Sparks et al (1988), melakukan pengukuran terhadap aktivitas neurottansmiter

    regio hipothalamus, dimana tidak adanya gangguan perubahan aktivitas dopamin pada

    penderita alzheimer. Hasil ini masih kontroversial, kemungkinan disebabkan karena potongan

    histopatologiregio hipothalamus setiap penelitian berbeda-beda.

    Serotonin Didapatkan penurunan kadar serotonin dan hasil metabolisme 5 hidroxi-

    indolacetil acid pada biopsi korteks serebri penderita alzheimer. Penurunan juga didapatkan

    pada nukleus basalis dari meynert. Penurunan serotonin pada subregio hipotalamus sangat

    bervariasi, pengurangan maksimal pada anterior hipotalamus sedangkan pada posterior

  • 8/12/2019 Alz Aimer adalah penyakit

    7/21

    peraventrikuler hipotalamus berkurang sangat minimal. Perubahan kortikal serotonergik ini

    berhubungan dengan hilangnya neuron-neuron dan diisi oleh formasi NFT pada nukleus

    rephe dorsalis

    MAO (Monoamine Oksidase) Enzim mitokondria MAO akan mengoksidasi transmitter

    mono amine. Aktivitas normal MAO terbagi 2 kelompok yaitu MAO A untuk deaminasi

    serotonin, norepineprin dan sebagian kecil dopamin, sedangkan MAO B untuk deaminasi

    terutama dopamin. Pada penderita alzheimer, didapatkan peningkatan MAO A pada

    hipothalamus dan frontais sedangkan MAO B meningkat pada daerah temporal dan menurun

    pada nukleus basalis dari meynert. .

    GEJALA KLINIK

    Awitan dari perubahan mental penderita alzheimer sangat perlahanlahan, sehingga pasien

    dan keluarganya tidak mengetahui secara pasti kapan penyakit ini mulai muncul. Terdapat

    beberapa stadium perkembangan penyakitalzheimer yaitu:

    Stadium I (lama penyakit 1-3 tahun)

    o Memory : new learning defective, remote recall mildly impaired

    o Visuospatial skills : topographic disorientation, poor complex contructions

    o Language : poor woordlist generation, anomia

    o Personality : indifference,occasional irritability

    o Psychiatry feature : sadness, or delution in some

    o Motor system : normal

    o EEG : normal

    o CT/MRI : normal

    o PET/SPECT : bilateral posterior hypometabolism/hyperfusion

    Stadium II (lama penyakit 3-10 tahun)

    o Memory : recent and remote recall more severely impaired

    o Visuospatial skills : spatial disorientation, poor contructions

    o Language : fluent aphasia

    o Calculation : acalculation

    o Personality : indifference, irritability

    o Psychiatry feature : delution in some

    o Motor system : restlessness, pacing

    o EEG : slow background rhythm

  • 8/12/2019 Alz Aimer adalah penyakit

    8/21

    o CT/MRI : normal or ventricular and sulcal enlargeent

    o PET/SPECT : bilateral parietal and frontal

    hypometabolism/hyperfusion

    Stadium III (lama penyakit 8-12 tahun)

    o Intelectual function : severely deteriorated

    o Motor system : limb rigidity and flexion poeture

    o Sphincter control : urinary and fecal

    o EEG : diffusely slow

    o CT/MRI : ventricular and sulcal enlargeent

    o PET/SPECT : bilateral parietal and frontal

    hypometabolism/hyperfusion

    KRITERIA DIAGNOSA

    Terdapat beberapa kriteria untukdiagnosa klinis penyakit alzheimer yaitu:

    1. Kriteria diagnosis tersangka penyakit alzheimer terdiri dari:

    Demensia ditegakkan dengan pemeriksaan klinik dan pemeriksaan status mini mental atau

    beberapa pemeriksaan serupa, serta dikonfirmasikan dengan test neuropsikologik

    Didapatkan gangguan defisit fungsi kognisi >2

    Tidak ada gangguan tingkat kesadaran

    Awitan antara umur 40-90 tahun, atau sering >65 tahun

    Tidak ada kelainan sistematik atau penyakit otak lainnya

    2. Diagnosis tersangka penyakit alzheimer ditunjang oleh:

    Perburukan progresif fungsi kognisi spesifik seperti berbahasa, ketrampilan motorik, dan

    persepsi

    ADL terganggu dan perubahan pola tingkah laku

    Adanya riwayat keluarga, khususnya kalau dikonfirmasikan dengan neuropatologi

    Pada gambaran EEG memberikan gambaran normal atau perubahan non spesifik seperti

    peningkatan aktivitas gelombang lambat

    Pada pemeriksaan CT Scan didapatkan atropu serebri

    3. Gambaran lain tersangka diagnosa penyakit alzheimer setelah dikeluarkan penyebab

    demensia lainnya terdiri dari:

  • 8/12/2019 Alz Aimer adalah penyakit

    9/21

    Gejala yang berhubungan dengan depresi, insomnia, inkontinentia, delusi, halusinasi, emosi,

    kelainan seksual, berat badan menurun

    Kelainan neurologi lain pada beberapa pasien, khususnya penyakit pada stadium lanjut dan

    termasuk tanda-tanda motorik seperti peningkatan tonus otot, mioklonus atau gangguanberjalan

    Terdapat bangkitan pada stadium lanjut

    4. Gambaran diagnosa tersangka penyakit alzheimer yang tidak jelas terdiri dari:

    Awitan mendadak

    Diketemukan gejala neurologik fokal seperti hemiparese, hipestesia, defisit lapang pandang

    dan gangguan koordinasi

    Terdapat bangkitan atau gangguan berjalan pada saat awitan

    5. Diagnosa klinik kemungkinan penyakit alzheimer adalah:

    Sindroma demensia, tidak ada gejala neurologik lain, gejala psikiatri atau kelainan sistemik

    yang menyebabkan demensia

    Adanya kelainan sistemik sekunder atau kelainan otak yang menyebabkan demensia, defisit

    kognisi berat secara gradual progresif yang diidentifikasi tidak ada penyebab lainnya

    6. Kriteria diagnosa pasti penyakit alzheimer adalah gabungan dari kriteria klinik

    tersangka penyakit alzheimer dan didapatkan gambaran histopatologi dari biopsi atauotopsi.

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    1. Neuropatologi

    Diagnosa definitif tidak dapat ditegakkan tanpa adanya konfirmasi neuropatologi.

    Secara umum didapatkan atropi yang bilateral, simetris, sering kali berat otaknya berkisar

    1000 gr (850-1250gr). Beberapa penelitian mengungkapkan atropi lebih menonjol pada lobus

    temporoparietal, anterior frontal, sedangkan korteks oksipital, korteks motorik primer, sistem

    somatosensorik tetap utuh (Jerins 1937)Kelainan-kelainan neuropatologi pada penyakit

    alzheimer terdiri dari:

    a. Neurofibrillary tangles (NFT)

  • 8/12/2019 Alz Aimer adalah penyakit

    10/21

    Merupakan sitoplasma neuronal yang terbuat dari filamen-filamen abnormal yang berisi

    protein neurofilamen, ubiquine, epitoque. NFT ini juga terdapat pada neokorteks,

    hipokampus, amigdala, substansia alba,lokus seruleus, dorsal raphe dari inti batang otak. NFT

    selain didapatkan pada penyakit alzheimer, juga ditemukan pada otak manula, down

    syndrome, parkinson, SSPE, sindroma ektrapiramidal, supranuklear palsy.Densitas NFT

    berkolerasi dengan beratnya demensia.

    b. Senile plaque (SP)Merupakan struktur kompleks yang terjadi akibat degenerasi nerve ending yang berisi

    filamen-filamen abnormal, serat amiloid ektraseluler, astrosit,mikroglia. Amloid prekusor

    protein yang terdapat pada SP sangat berhubungan dengan kromosom 21. Senile plaque ini

    terutama terdapat

    pada neokorteks, amygdala, hipokampus, korteks piriformis, dan sedikit didapatkan pada

    korteks motorik primer, korteks somatosensorik, korteks visual, dan auditorik. Senile plaque

    ini juga terdapat pada jaringan perifer. Perry (1987) mengatakan densitas Senile plaque

    berhubungan dengan penurunan kolinergik. Kedua gambaran histopatologi (NFT dan senile

    plaque) merupakan gambaran karakteristik untuk penderita penyakit alzheimer.

    c. Degenerasi neuronPada pemeriksaan mikroskopik perubahan dan kematian neuron pada penyakit alzheimer

    sangat selektif. Kematian neuron pada neokorteks terutama didapatkan pada neuron piramidal

    lobus temporal dan frontalis. Juga ditemukan pada hipokampus, amigdala, nukleus batang

    otak termasuk lokus serulues, raphe nukleus dan substanasia nigra. Kematian sel neuron

    kolinergik terutama pada nukleus basalis dari meynert, dan sel noradrenergik terutama pada

    lokus seruleus serta sel serotogenik pada nukleus raphe dorsalis, nukleus tegmentum dorsalis.

    Telah ditemukan faktor pertumbuhan saraf pada neuron kolinergik yang berdegenerasi pada

    lesi eksperimental binatang dan ini merupakan harapan dalam pengobatan penyakit

    alzheimer.

    d. Perubahan vakuolerMerupakan suatu neuronal sitoplasma yang berbentuk oval dan dapat menggeser nukleus.

    Jumlah vakuoler ini berhubungan secara bermakna dengan jumlah NFT dan SP , perubahan

    ini sering didapatkan pada korteks temporomedial, amygdala dan insula. Tidak pernah

    ditemukan

    pada korteks frontalis, parietal, oksipital, hipokampus, serebelum dan batang otak.

  • 8/12/2019 Alz Aimer adalah penyakit

    11/21

    e. Lewy bodyMerupakan bagian sitoplasma intraneuronal yang banyak terdapat pada enterhinal, gyrus

    cingulate, korteks insula, dan amygdala. Sejumlah kecil pada korteks frontalis, temporal,

    parietalis, oksipital. Lewy body kortikal ini sama dengan immunoreaktivitas yang terjadi

    pada lewy body batang otak pada gambaran histopatologi penyakit parkinson. Hansen et al

    menyatakan lewy body merupakan variant dari penyakit alzheimer.

    2. Pemeriksaan neuropsikologik

    Penyakit alzheimer selalu menimbulkan gejala demensia. Fungsi pemeriksaan

    neuropsikologik ini untuk menentukan ada atau tidak adanya gangguan fungsi kognitif umum

    danmengetahui secara rinci pola defisit yang terjadi. Test psikologis ini juga bertujuan untuk

    menilai fungsi yang ditampilkan oleh beberapa bagian otak yang berbeda-beda seperti

    gangguan memori, kehilangan ekspresi, kalkulasi, perhatian dan pengertian berbahasa.

    Evaluasi neuropsikologis yang sistematik mempunyai fungsi diagnostik yang penting karena:

    Verbal fluency animal category Modified boston naming test mini mental state Word list memory Constructional praxis Word list recall Word list recognition

    Test ini memakan waktu 30-40 menit dan

  • 8/12/2019 Alz Aimer adalah penyakit

    12/21

    daerah kortikal dan periventrikuler (Capping anterior horn pada ventrikel lateral). Capping ini

    merupakan predileksi untuk demensia awal. Selain didapatkan kelainan di kortikal, gambaran

    atropi juga terlihat pada daerah subkortikal seperti adanya atropi hipokampus, amigdala, serta

    pembesaran sisterna basalis dan

    fissura sylvii. Seab et al, menyatakan MRI lebih sensitif untuk membedakan demensia dari

    penyakit alzheimer dengan penyebab lain, dengan memperhatikan ukuran (atropi) dari

    hipokampus.

    2. EEG

    Berguna untuk mengidentifikasi aktifitas bangkitan yang suklinis. Sedang pada penyakit

    alzheimer didapatkan perubahan gelombang lambat pada lobus frontalis yang non spesifik

    3. PET (Positron Emission Tomography)

    Pada penderita alzheimer, hasil PET ditemukan penurunan aliran darah, metabolisma O2, dan

    glukosa didaerah serebral. Up take I.123 sangat menurun pada regional parietal, hasil ini

    sangat berkorelasi dengan kelainan

    1.1 SASARAN TERAPI

    Susunan syaraf pusat khususnya pada pusat pengatur bahasa dan memori

  • 8/12/2019 Alz Aimer adalah penyakit

    13/21

    1.2 STRATEGI TERAPI

    penghambat kolinesterase (suatu enzim yang bertanggung jawab dalam mengurai salah satu

    neurotransmiter, Acetylcholine), meningkatkan kadar dari Acetylcholine di dalam otak,

    II. TATALAKSANA TERAPI

    2.1 TERAPI NON FARMAKOLOGI

    Tiga bentuk utama dalam terapi non farmakologi alzaimer adalah :

    1. Managing the family

    2. Mananing the environment

    3. Managing the patient

    Ketiga bentuk terapi tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

    Sebaikanya ketiga bentuk terapi diatas haruslah dijalankan bersamaan sebagai satu rangkaian,

    untuk mencapai hasil yang maksimal. Tujuan peata laksanaan non farmakologi

    dimaksudkan untuk memperbaiki orientasi realitas pasien, memodifikasi perilaku, membantu

    keluarga atau caregiver dalam pembuatan pelaksanaan program aktivitas harian pasien, dan

    memberikan informasi dan pelatihan yang benar pada keluarga ataupun caregiver.

  • 8/12/2019 Alz Aimer adalah penyakit

    14/21

    Keadaan lingkungan disesuaikan dengan fisik dan kebutuhan pasien. Suasana tenang,

    nyaman, konstan, dan dikenal baik (familiar) oleh pasien sangatlah penting. Warna-warna

    lembut menghiasi dinding rumah atau kamar pasien, music mengalun, dan menghindari

    lukisan-lukisan abstrak akan mampu meminimalkan kebingungan pasien terhadap perubahan

    lingkungannya. Perubahan rutinitas, baik lingkungan tempat tinggal, rutinitas pasien dapat

    mencetuskan perubahan perilaku pasien dan emosinya. Perubahan-perubahan tersebut sering

    kali adalah negative.

    Intervensi perilaku pasien meliputi pemberian nutrisi yang baik dan seimbang, perbaikan

    defisit seperti, deficit penglihatan dan pendengaran, perbaikan kualitas tidur pasien dan

    modifikasi perilaku. Main musik yang lembut membantu pasien dalam mengelola koordinasi

    motoriknya, melalui senam dan olah raga ringan adalah cara untuk membautu pasien dalam

    pengelolaan perilakunya. Caregiver sebaiknya mengajak berdiskusi tentang hal yang dilihat,

    dirasakan atau dialami pasien serta berusaha untuk menenangkan pasien seta mengajak

    pasien kembali kedunia nyata.

    2.2 TERAPI FARMAOLOGI

    Pengobatan penyakit alzheimer masih sangat terbatas oleh karena penyebab dan

    patofisiologis masih belum jelas. Pengobatan simptomatik dan suportif seakan hanya

    memberikan rasa puas pada penderita dankeluarga. Pemberian obat stimulan, vitamin B, C,

    dan E belum mempunyai efek yang menguntungkan.

  • 8/12/2019 Alz Aimer adalah penyakit

    15/21

  • 8/12/2019 Alz Aimer adalah penyakit

    16/21

    1. Inhibitor kolinesterase

    Beberapa tahun terakhir ini, banyak peneliti menggunakan inhibitor untuk pengobatan

    simptomatik penyakit alzheimer, dimana penderita Alzheimer didapatkan penurunan kadar

    asetilkolin. Untuk mencegah penurunan kadar asetilkolin dapat digunakan anti

    kolinesterase yang bekerja secara sentral seperti fisostigmin, THA(tetrahydroaminoacridine).

    Pemberian obat ini dikatakan dapat memperbaiki memori dan apraksia selama pemberian

    berlangsung. Beberapa peneliti menatakan bahwa obat-obatan anti kolinergik akan

    memperburuk

    penampilan intelektual pada orang normal dan penderita alzheimer.

    TABLE 1

    Acetylcholinesterase Inhibitors Used in the Treatment of Alzheimer's Disease

  • 8/12/2019 Alz Aimer adalah penyakit

    17/21

    Drug Pharmacologic actions Dosage

    Target

    dosage*

    Minimum

    therapeutic

    dosage Cost

    Donepezil

    (Aricept)5

    Acetylcholinesterase inhibitor Start at 5 mg

    once daily, taken

    at bedtime; after

    6 weeks, increase

    to 10 mg once

    daily.

    10 mg

    once

    daily

    5 mg daily $142

    Rivastigmine(Exelon)6

    AcetylcholinesteraseinhibitorButyrylcholinesterase

    inhibitor

    Start at 1.5 mgtwice daily, taken

    with food; at 2-

    week intervals,

    increase each

    dose by 1.5 mg,

    up to a dosage o

    6 mg twice daily.

    6 mgtwice

    daily

    3 mg twicedaily

    $134

    Galantamine

    (Reminyl)7

    Acetylcholinesterase

    inhibitorNicotinic receptor

    actions

    Start at 4 mg

    twice daily with

    food; at 4-week

    intervals, increase

    each dose by 4

    mg, up to a

    dosage of 12 mg

    twice daily.

    12 mg

    twice

    daily

    8 mg twice

    daily

    $130

    *Manufacturer's recommendation on the dosage that produces the best results.

    The lowest dosage at which a statistically significant improvement in cognition over

    placebo was noted.

    Estimated cost to the pharmacist for one month of therapy at the target dosage based on

    average wholesale prices (rounded to the nearest dollar) in Red book. Montvale, N.J.:

    http://www.aafp.org/afp/2003/1001/p1365.html#afp20031001p1365-b5http://www.aafp.org/afp/2003/1001/p1365.html#afp20031001p1365-b5http://www.aafp.org/afp/2003/1001/p1365.html#afp20031001p1365-b5http://www.aafp.org/afp/2003/1001/p1365.html#afp20031001p1365-b6http://www.aafp.org/afp/2003/1001/p1365.html#afp20031001p1365-b6http://www.aafp.org/afp/2003/1001/p1365.html#afp20031001p1365-b6http://www.aafp.org/afp/2003/1001/p1365.html#afp20031001p1365-b7http://www.aafp.org/afp/2003/1001/p1365.html#afp20031001p1365-b7http://www.aafp.org/afp/2003/1001/p1365.html#afp20031001p1365-b7http://www.aafp.org/afp/2003/1001/p1365.html#afp20031001p1365-b7http://www.aafp.org/afp/2003/1001/p1365.html#afp20031001p1365-b6http://www.aafp.org/afp/2003/1001/p1365.html#afp20031001p1365-b5
  • 8/12/2019 Alz Aimer adalah penyakit

    18/21

    Medical Economics Data, 2003. Cost to the patient will be higher, depending on prescription

    filling fee.

    This dosage can be used in patients with moderate hepatic or renal disease; galantamine is

    not recommended for use in patients with severe hepatic or renal disease.

    2. Thiamin

    Penelitian telah membuktikan bahwa pada penderita alzheimer didapatkan penurunan thiamin

    pyrophosphatase dependent enzym yaitu 2 ketoglutarate (75%) dan transketolase (45%), hal

    ini disebabkan kerusakan neuronal pada nukleus basalis. Pemberian thiamin hydrochlorida

    dengan dosis 3 gr/hari selama 3 bulan peroral, menunjukkan perbaikan bermakna terhadap

    fungsi kognisi dibandingkan placebo selama periode yang sama.

    3. Nootropik

    Nootropik merupakan obat psikotropik, telah dibuktikan dapat memperbaiki fungsi kognisi

    dan proses belajar pada percobaan binatang. Tetapi pemberian 4000 mg pada penderita

    alzheimer tidak menunjukkan perbaikan klinis yang bermakna.

    4. Klonidin

    Gangguan fungsi intelektual pada penderita alzheimer dapat disebabkan kerusakan

    noradrenergik kortikal. Pemberian klonidin (catapres) yang merupakan noradrenergik alfa 2

    reseptor agonis dengan dosis maksimal 1,2 mg peroral selama 4 minggu, didapatkan hasilyang kurang memuaskan untuk memperbaiki fungsi kognitif

    5. Haloperiodol

    Pada penderita alzheimer, sering kali terjadi gangguan psikosis (delusi,halusinasi) dan

    tingkah laku. Pemberian oral Haloperiod 1-5 mg/hari selama 4 minggu akan memperbaiki

    gejala tersebut. Bila penderita Alzheimer menderita depresi sebaiknya diberikan tricyclic anti

    depresant (amitryptiline 25-100 mg/hari)

    6. Acetyl L-Carnitine (ALC)

    Merupakan suatu subtrate endogen yang disintesa didalam miktokomdria dengan bantuan

    enzym ALC transferase. Penelitian ini menunjukkan bahwa ALC dapat meningkatkan

    aktivitas asetil kolinesterase, kolin asetiltransferase. Pada pemberian dosis 1-2 gr/hari/peroral

    selama 1 tahun dalam pengobatan, disimpulkan bahwa dapat memperbaiki atau menghambat

    progresifitas

    kerusakan fungsi kognitif.

    Obat obat tersendiri

  • 8/12/2019 Alz Aimer adalah penyakit

    19/21

    1. DonepezilDonepezil adalah obat yang diminum secara oral untuk mengobati penyakitAlzheimertaraf

    rendah hingga medium. Donepezil tersedia dalam bentuk tablet oral. Biasanya diminum satu

    kali sehari sebelum tidur, sebelum atau sesudah makan.Dokter anda akan memberikan dosis

    rendah pada awalnya lalu ditingkatkan setelah 4 hingga 6 minggu.Efek samping yang sering

    terjadi sewaktu minum Donepezil adalah sakit kepala, nyeri seluruh badan, lesu, mengantuk,

    mual, muntah, diare, nafsu makan hilang, berat badan turun, kram, nyeri sendi, insomnia, dan

    meningkatkan frekwensi buang air kecil.

    2. RivastigmineRivastigmine adalah obat yang diminum secara oral untuk mengobati penyakit Alzheimer

    taraf rendah hingga medium.Setelah enam bulan pengobatan dengan Rivastigmine, 25-30%

    penderita dinilai membaik pada tes memori, pengertian dan aktivitas harian dibandingkan

    pada pasien yang diberikan plasebo hanya 10-20%.Rivastigmine biasanya diberikan dua kali

    sehari setelah makan. Karena efek sampingnya pada saluran cerna pada awal pengobatan,

    pengobatan dengan Rivastigmine umumnya dimulai dengan dosis rendah, biasanya 1,5 mg

    dua kali sehari, dan secara bertahap ditingkatkan tidak lebih dari 2 minggu. Dosis maksimum

    biasanya hingga 6 mg dua kali sehari. Jika pasien mengalami gangguan pencernaan yang

    bertambah parah karena efek samping obat seperti mual dan muntah, sebaiknya minum obat

    dihentikan untuk beberapa dosis lalu dilanjutkan dengan dosis yang sama atau lebih

    rendah.Sekitar setengah pasien yang minum Rivastigmine menjadi mual dan sepertiganya

    mengalami muntah minimal sekali, seringkali terjadi pada pengobatan di beberapa minggu

    pertama pengobatan sewaktu dosis ditingkatkan. Antar seperlima hingga seperempat pasien

    mengalami penurunan berat badan sewaktu pengobatan dengan Rivastigmine (sekitar 7

    hingga 10 poun).Seperenam pasien mengalami penurunan nafsu makan. Satu dari lima puluh

    pasien mengalami pusing. Secara keseluruhan, 15 % pasien (antara sepertujuh atau

    seperenam) tidak melanjutkan pengobatan karena efek sampingnya.

    3. Galantamine HBrGalantamine biasanya diberikan dua kali sehari, setelah makan pagi dan malam. Seringkali

    Galantamine diberikan dengan dosis rendah pada awalnya yaitu 4 mg dua kali sehari untuk

    beberapa minggu dan dilanjutkan dengan 8 mg dua kali sehari untuk beberapa minggu

    http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=267http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=267http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=267http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=267http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=267http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=267http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=267
  • 8/12/2019 Alz Aimer adalah penyakit

    20/21

    pengobatan selanjutnya. Meskipun demikian, beberapa pasien membutuhkan dosis yang lebih

    besar. Untuk kapsul lepas lambat diminum satu kali sehari. Obat dari golongan antikolinergik

    yang langsung masuk ke dalam otak, seperti Atropin, Benztropin dan Ttriheksiphenil

    memberikan efek yang berseberangan dengan Galantamine dan harus dihindari minum obat

    tersebut jika dalam pengobatan dengan Galantamine. Efek samping yang sering terjadi dari

    Galantamine adalah mual (seperenam pasien mengalaminya) , muntah ( lebih dari 10 %),

    diare (lebih dari seperdelapan pasien), anoreksia, kehilangan berat badan. Efeks samping ini

    umumnya terjadi pada awal pengobatan atau ketika dosis ditingkatkan. Efek samping yang

    terjadi umumnya ringan dan bersifat sementara. Minum Galantamine sesudah makan dan

    minum dengan air yang cukup akan mengurangi akibat efek sampingnya. Kurang dari 10 %

    pasien harus menghentikan pengobatan karena efek samping.

    Diposkan oleh N4nin6farmasis di04.25Tidak ada komentar:Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookPosting LamaBerandaLangganan:Entri (Atom)

    Arsip Blog

    2012(3)o November(3)

    alzaimer alzaimer

  • 8/12/2019 Alz Aimer adalah penyakit

    21/21