askep kelompok cempaka
Post on 12-Apr-2017
356 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
A. PENGKAJIAN
Tanggal : 5 Oktober 2015
Jam : 14.00 WIB
1. Identitas klien
Nama :Tn. A.K
Umur :44 tahun
Jenis kelamin :Laki-laki
Pendidikan :SMA
Pekerjaan :Swasta
Alamat :Purbalingga
Tgl. masuk RS: 2 Oktober 2015
No RM :96866
Dx. Medis :Tumor Cerebri
2. Riwayat kesehatan
Keluhan utama:
Pasien mengatakan tidak bisa melihat objek dengan jelas
Riwayat penyakit sekarang:
Pasien datang ke IGD rumah sakit Margono Soekarjo pada tanggal 2 Oktober 2015
dengan keluhan nyeri kepala dan tidak bisa melihat. Pasien mengatakan sudah kurang
lebih 3 tahun sering mengalami nyeri kepala. Pada bulan April 2015 sudah dilakukan
CT Scan dengan hasil tumor serebri tetapi pasien menolak untuk dioperasi. Pasien
mengatakan dalam satu bulan terakhir nyeri kepala semakin bertambah. Pasien dan
keluarga mengatakan penglihatan mulai berkurang dari bulan Juli 2015 namun pasien
tidak segera memeriksakannya ke tenaga kesehatan. Saat dikaji, pasien hanya
mengeluh tidak dapat melihat dengan jelas lingkungan di sekitar pasien. Pasien
mengatakan sudah tidak merasakan nyeri kepalanya lagi.
Riwayat penyakit dahulu:
Pasien mengatakan sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit pada usia 17 tahun
karena pos KLL dengan gegar otak.
Riwayat penyakit keluarga:
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat keluarga dengan penyakit yang sama.
Pasien juga mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan lainnya seperti
DM dan hipertensi.
Keterangan:
: Perempuan : Keturunan
: Laki-Laki : Pasien
- - - : Serumah : Meninggal
: Menikah : Meninggal
3. Pola Kesehatan Fungsional :
a. Pola persepsi kesehatan-manajemen kesehatan
Pasien mengatakan pernah dirawat sebelumnya karena KLL pada usia 17 tahun
dengan kondisi koma selama satu minggu. pasien mengatakan dirinya tidak suka
berobat ketika terjadi masalah kesehatan, karena pasien mengaggap sakit yang
dialaminya dapat sembuh sendiri. pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan yang
wajib diminum. Pasien juga seorang perokok berat sebelum pasien didiagnosa
terkena tumor. Isteri pasien mengatakan dalam sehari bisa menghabiskan sampai
dengan 3 bungkus rokok. Isteri pasien juga mengatakan kebiasaan merokok
tersebut dimulai semenjak usia remaja.
b. Pola nutrisi-metabolik
Sebelum sakit: pasien mengatakan biasanya makan 2-3 kali sehari dengan
nasi,sayur dan lauk-pauk. Pasien hobi makan sate kambing, gulai dan olahan
daging lainnya. Pasien jarang minum air putih, minum hanya saat haus saja,
konsumsi kopi dan teh jarang.
Saat sakit: pasien mengatakan selama di rumah sakit nafsu makan baik, pasien
selalu menghabiskan makanan ataupun snack yang diberikan oleh rumah sakit.
Pola minum pasien selama sakit, pasien lebih banyak minum air putih 6-8 gelas
per hari.
c. Pola eliminasi
Sebelum sakit: pasien mengatakan sebelum sakit dirinya BAK dan BAB dengan
lancar. Pasien biasa BAK 4-5 kali sehari dan BAB 1 kali setiap pagi.
Saat sakit: pasien mengatakan belum BAB sejak dirawat di Rumah Sakit sejak 4
hari yang lalu, karena takut jatuh sehingga pasien mencoba menahan untuk tidak
BAB. Pasien BAK lancar menggunakan pispot dengan frekuensi 2-3 kali, bau dan
warna khas.
d. Pola aktivitas latihan
Sebelum sakit: pasien dapat melakukan kegitan ataupun aktivitasnya sehari-hari
dengan mandiri
Saat sakit: Pasien mengaku bahwa saat ini ia tidak bisa beraktivitas seperti
biasanya karena ia menjadi tergantung dengan bantuan orang lain.
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi / ROM
Keterangan: 0= mandiri; 1= dengan alat bantu; 2= dibantu orang lain; 3= dibantu
orang lain dan alat; 4= tergantung total
e. Pola istirahat tidur
Sebelum sakit: pasien mengatakan suka begadang dan tidur malam hanya 2-3 jam
Saat sakit: pasien mengatakan bisa tidur. Pasien biasanya mulai tidur dari jam 12
malam dan bangun jam 5 pagi.
f. Pola persepsi kognitif
Pendengaran: Pasien mengatakan tidak terjadi masalah pada pendengarannya.
Ketika diberikan pertanyaan pasien dapat menjawab jawaban sesuai dengan
pertanyaan yang diajukan untuk pasien.
Penglihatan: Pasien mengatakan mengalami gangguan penglihatan. Pasien
mengatakan jika melihat sesuatu terlihat kabur. Masalah penglihatan yang dialami
pasien mulai dirasakan sejak bulan Juli tahun 2015. Ketika dilakukan pemeriksaan
didapatkan hasil bahwa mata kanan pasien lebih berfungsi dengan baik daripada
mata kiri.
Penciuman: Pasien mengatakan mengalami gangguan penciuman semenjak 5
bulan yang lalu. Ketika diberikan rangsangan bau minyak kayu putih, pasien
mengatakan tidak bisa mencium bau minyak kayu putih tersebut.
Pengecap: Pasien mengatakan tidak ada gangguan pada indera pengecapannya.
Pasien masih bisa merasakan rasa asin, manis, asam dan pahit ketika memakan
atau meminum sesuatu.
Peraba: pasien mengatakan tidak ada masalah dengan indera perabanya. Pasien
masih bisa merasakan ketika diberikan ranngsangan pada salah satu bagian
tubuhnya.
g. Pola persepsi diri-konsep diri
Pasien bekerja sebagai seorang pegawai PNPM. Pasien mengatakan semenjak
sakit sementara berhenti bekerja terlebih dahulu karenan kondisi fisik yang tidak
memungkinkan.
h. Pola peran hubungan
Pasien merupakan seorang kepala keluarga yang bekerja di PNPM. Pasien
mengatakan mendapatkan dukungan penuh dari keluarga untuk kesembuhan
pasien. Bagi pasien keluarga adalah hal yang terpenting dalam hidupnya. Pasien
mengatakan hubungan pasien dengan istrinya baik. Pasien mengatakan sudah
tidak mempunyai ibu dan ayah kandung dari kecil sehingga pasien diasuh oleh
keluarga pasien yang dianggap sebagai ibu dan ayah angkatnya. Sekarang ayah
dan ibu angkat pasien sudah meninggal sehingga saat ini pasien mengganggap
istrinya adalah orang yang paling dekat dan memperhatikan dirinya.
i. Pola seksualitas reproduksi
Pasien mengatakan dirinya tidak memiliki masalah seksual sebelum sakit, dia
memiliki seorang anak yang masih duduk di bangku SMP. Namun saat
penglihatannya menurun pasien dan isteri pasien mengatakan sudah tidak
melakukan hubungan suami-isteri lagi.
j. Pola koping-toleransi stres
Pasien mengatakan dirinya merasa takut dan cemas dengan penyakit yang
dideritanya. Terkadang pasien merasa takut akan kematian dan merasa takut
isterinya akan meninggalkannya karena kondisinya saat ini. Saat mengalami stress
biasanya pasien hanya bercerita kepada isterinya. Isteri pasien juga mengatakan
selalu memberikan motivasi dan semangat ketika suaminya menceritakan
ketakutannya. Saat sudah diberikan motivasi pasien mengatakan merasa percaya
bahwa pasien akan sembuh dari sakitnya.
k. Pola nilai kepercayaan
Sebelum sakit: Pasien beragama islam. Sebelum sakit, pasien mengatakan kurang
taat melakukan ibadah. Pasien melaksanakan ibadah hanya ketika ingin
melaksanakannya saja tetapi pasien tidak pernah lupa bahwa semua kehidupan itu
milik Allah SWT.
Saat sakit: Pasien mengatakan saat mulai sakit, hati pasien belum tergerak untuk
melaksanakan ibadah namun saat di rawat di Rumah Sakit sedikit-sedikit sudah
melaksanakan ibadah sholat kembali dengan melaksanakan tayamun. Isteri pasien
mengatakan bahwa pasien juga membaca ayat-ayat Al-Qur’an bersama-sama
dengan Isterinya.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum: baik, kesadaran compos mentis, E = 4, V = 5, M = 6; GCS = 15
b. Tanda Vital: 150/120 mmHg, Nadi: 80x/menit, RR: 20x/menit, suhu: 36,7o C
c. TB/BB:165 cm/59 kg
d. Kepala
Bentuk : mesochepal
Rambut : berwarna hitam dan sedikit kotor, kulit kepala kotor.
Wajah : oval, tidak terdapat luka
Mata : simetris, tidak ada lesi, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
pupil isokor, reflek pupil terhadap cahaya tidak ada, visus 6/takterhingga, lapang
pandang mata kanan lebih baik dari mata kiri.
Hidung : tidak ada nafas cuping hidung, tidak terdapat polip, tidak bisa
membaui segala bentuk bau bauan, simetris.
Mulut : tidak terdapat sariawan, mukosa lembab
Telinga : telinga terlihat kotor, terpasang kapas dilubang telinga.
Leher : tidak tampak adanya pembesaran kelenjar tirod
e. Dada
1) Paru-paru
Inspeksi : gerakan dada simetris, tidak tampak retraksi dinding dada,
tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada krepitasi, vokal fremitus sama kiri dan kanan, tidak
ada penurunan maupun peningkatan getaran.
Perkusi : terdengar sonor pada seluruh lapang paru ICS 1-6
Auskultasi : terdengar vesikuler, tidak terdengar wheezing, ronki, dan
krekels.
2) Jantung
Inspeksi : tidak tampak pulsasi aorta di ICS 2 kanan
Palpasi : tidak teraba nyeri
Perkusi : terdengar pekak pada ICS 2 kanan dan kiri sampai dengan
ICS 5 kiri.
Auskultasi : S1>S2, reguler, tidak terdengar murmur dan S3 atau bunyi
gallop.
e. Abdomen
Inspeksi : Umbilikus simetris, tidak terdapat luka
Auskultasi : Bising usus 10x/menit
Perkusi : Terdengar timpani, terdengar pekak dari ICS 6 ke arah
umbilikus
Palpasi : Perut supel, tidak terdapat nyeri tekan
f. Ekstremitas
1) Ekstremitas atas : terpasang infus pada ekstermitas kanan, tidak dapat
bergerak bebas.
2) Ekstremitas bawah : tidak ada oedem, tidak ada varises, dapat bergerak bebas.
3) Kekuatan otot :
Tangan kanan Tangan kiri
(5) (5)
Kaki kanan Kaki kiri
(5) (5)
Keterangan :
0 = tidak ada kontraksi
1 = hanya kontraksi
2 = hanya bergeser
3 = hanya bisa mengangkat tetapi tidak mampu menahan gravitasi
4 = mampu melawan gravitasi tetapi tidak mampu menahan beban
5 = mampu melawan beban
g. Genetalia
Pasien berjenis kelamin laki-laki,tidak terpasang kateter
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium tanggal 5 Mei 2015:
No Parameter Hasil Satuan Nilai Normal
Hematologi
PT
APTT
Kimia klinik
SGOT
SGPT
Darah lengkap
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Eritrosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
RDW
MPV
Hitung jenis
Basofil
Eosinofil
Batang
10,1
35,8
4,99
1,70
15,9
8220
42
5,6
327.000
79,6
29,2
36,7
13,3
10,1
0,6
1,7 L
0,4 L
Detik
Detik
g/dl
g/dl
g/dl
/ul
%
106/ul
/uL
Fl
PG
%
%
Fl
%
%
%
9,4-12,8
28,0-37,8
6,40-8,20
3,40-5,00
14,0-18,0
4800-10800
42-52
4,7-6,1
150.000-450.000
79,0-99,0
27,0-31,0
33,0-37,0
11,5-14,5
7,2-11,1
0,0-1,0
2,0-4,0
2,00-5,00
Segmen
Limfosit
Monosit
Kimia klinik
Glukosa sewaktu
Ureum
Creatinin
Natrium
Kalium
51,1
30,4
5,0
76
32,7
0,79 L
137
3,9
%
%
%
Mg/dl
Mg/dL
Mg/dL
Mmol/l
Mmol/L
40,0-70,0
25,0-40,0
2,0-8,0
<200
14,98-38,52
0,80-1,30
136-145
3,5-5,1
b. Pemeriksaan MSCT kepala dengan kontras pada tanggal 7 April 2015
Kesan: Lesi inhomogen kistik-solid multiloculated disertai dengan kalsifikasi
didalamnya dan perifokal edema pada region cerrebellopontinangle, paska injeksi
kontras tampak enhancement pada septanya (ukuran 4 x 4 x 2,73) yang tampak
mendesak dan menyebabkan penyempitan pada ventrikel IV ke lateroinferior
kanan ---> curiga gambaran craniofaringioma tampak tanda-tanda peningkatan
intrakranial, hidrocephalus non communicans, ossa cranium intak.
6. Terapi Medikasi
Tanggal Jenis Terapi Dosis Cara
Pemberian
Waktu
Pemberian
Indikasi
03/10/2015 Ranitidine
Ketorolac
Dexametasone
Kutoin
Kodein
As Mefenamat
Diazepam
2.1 amp
2.1 amp
2.1 amp
2.1 amp
10 mg
500 mg
5 mg
IV
IV
IV
Drip
Oral
Oral
Oral
10,23
10
10,23
10,23
7
7
7
Histamin Anta
Analgetik
Antiinflamasi
Antikoonvulsan
Analgetik
Analgetik
Analgetik
04/10/2015 Ranitidine
Ketorolac
Dexametasone
Kutoin
2.1 amp
2.1 amp
2.1 amp
2.1 amp
IV
IV
IV
Drip
22
22
22
22
Histamin Anta
Analgetik
Antiinflamasi
Antikoonvulsa
05/10/2015 Ranitidine
Ketorolac
Dexametasone
Kutoin
2.1 amp
2.1 amp
2.1 amp
2.1 amp
IV
IV
IV
Drip
10,22
10,22
10,22
Histamin Anta
Analgetik
Antiinflamasi
Antikoonvulsan
B. ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS:
- Pasien mengatakan sudah 4 bulan
mengalami gangguan penglihatan
yaitu pandangan terlihat kabur .
- Pasien mengatakan semenjak 5 bulan
mengalami gangguan penciuman.
DO:
- Hasil ST Scan menunjukkan tumor
cerebri, hidrosefalus
- Tanda Vital: 150/120 mmHg, Nadi:
80x/menit, RR: 20x/menit, suhu:
36,7o C
- Mata : simetris, tidak ada lesi, tidak
anemis, sklera tidak ikterik, pupil
isokor, reflek pupil terhadap cahaya
tidak ada, visus 6/takterhingga,
lapang pandang mata kanan lebih
baik dari mata kiri.
- Hidung : Pasien tidak
merespon terhadap rangsang bau-
bauan. Ketika diberikan rangsangan
bau minyak kayu putih, pasien
mengatakan tidak bisa mencium bau
Perubahan sensori
persepsi
Gangguan Sensori/Persepsi
(Visual dan Penciuman)
minyak kayu putih tersebut.
DS:
- Pasien mengatakan cemas tentang
penyakit yang dideritanya
- Pasien mengatakan cemas dan khawatir
karena pada tanggal 7 Oktober 2015
akan dilakukan operasi.
DO:
- Pasien tampak tegang
- Pasien terlihat gelisah
- Tanda Vital: 150/120 mmHg, Nadi:
80x/menit, RR: 20x/menit, suhu:
36,7o C
Perubahan dalam status
kesehatan dan ancaman
kematian
Ansietas
DS:
- Pasien mengatakan selama di rumah
sakit aktivitas sehari-harinya dibantu
oleh keluarga.
DO:
- Pasien tampak dibantu keluarga saat
melakukan aktivitas sehari-hari
(makan, minum, toileting,
berpakaian)
Gangguan persepsi Defisit Perawatan Diri (Makan,
Mandi, Toileting, Berpakaian)
C. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Persepsi/sensori b.d perubahan persepsi sensori
2. Ansietas b.d perubahan status kesehatan dan ancaman kematian
3. Defisit Perawatan Diri b.d Gangguan persepsi
D. RENCANA KEPERAWATAN
No.Dx Tujuan Intervensi Rasional
1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam,
diharapkan pasien akan membaik dengan kriteria hasil:
Vision-sensory Function
Indikator Awal Tujuan
Respon stimulasi visual 2 3
Keburaman penglihatan 2 3
Keterangan:
1. Sangat parah
2. Parah
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak parah
Vision compecation
1. Monitor gejala penurunan fungsi
penglihatan
Manajemen lingkungan
2. Ciptakan lingkungan yang aman
untuk pasien
3. Letakkan benda-benda yang
dibutuhkan pasien dekat dengan
pasien
4. Hilangkan benda-benda berbahaya
disekitar pasien
Aktivitas terapi
5. Bantu pasien untuk membangun
motivasi diri dan kekuatan diri
2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam,
diharapkan pasien membaik dengan kriteria hasil:
A. Kontrol ansietas
No Kriteria hasilSkor
Awal Tujuan
1. Memonitor tanda
dan gejala ansietas
4 5
2. Menggunakan
teknik relaksasi
untuk menurunkan
ansietas
4 5
Keterangan skor: 1 = tidak pernah
2 = jarang
3 = kadang-kadang
4 = sering
5 = selalu
B. Level ansietas
No Kriteria hasilSkor
Awal Tujuan
1. Wajah tegang 4 5
2. Pernyataan cemas 4 5
A. Penurunan ansietas
1. Gunakan pendekatan dengan tenang.
2. Temani pasien untuk memberikan rasa
aman.
3. Berikan informasi faktual terkait
diagnosis, pengobatan, dan prognosis.
4. Anjurkan keluarga untuk menemani
pasien
5. Instruksikan pasien untuk
menggunakan teknik relaksasi (pijatan
di punggung dan leher)
6. Dengarkan dengan penuh perhatian
7. Observasi tanda verbal dan nonverbal
dari ansietas
8. Berikan obat antiansietas, bila
diperlukan.
3. Peningkatan
frekuensi pernafasan
4 5
4. Gelisah 4 5
Keterangan skor: 1 = sangat berat
2 = berat
3 = sedang
4 = ringan
5 = tidak ada
3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam,
diharapkan pasien membaik dengan kriteria hasil:
a. Perawatan diri : aktivitas kehidupan sehari-hari
No Kriteria hasilSkor
Awal Tujuan
1. Makan 3 2
2. Berpakaian 3 2
3. Toileting 4 3
4. Mandi 4 2
5. Berpindah posisi 4 3
Keterangan skor: 1 = Sangat dapat dikompromi
2 = Dapat dikompromi
3 = Dikompromi sedang
4 = Dikompromi ringan
5 = Tidak dapat dikompromi
A. Bantuan perawatan diri
1. Kaji kemampuan ADL pasien
2. Bantu pasien dalam pemenuhan
kebutuhan makan, minum, mandi,
berpakaian, BAK, dan BAB)
3. Libatkan keluarga dalam pemenuhan
kebutuhan ADL pasien, jika
memungkinkan.
4. Anjurkan pasien untuk mandiri dalam
aktivitas yang mampu ia lakukan.
E. IMPLEMENTASI
Tanggal No. Dx Jam Implementasi Respon Paraf
Selasa, 6
Oktober
2015
1 07.15 Memonitor gejala penurunan fungsi
penglihatan
S: Pasien mengatakan penglihatannya masih
terlihat kabur. Pasien mengatakan penglihatan
mata kiri sangat kabur dibandingkan mata kanan,
mata kanan masih dapat melihat bayangan hitam
dan putih. Pasien mengatakan saat mata kiri
ditutup dan hanya melihat dengan mata kanan
pasien dapat melihat tangan pemeriksa yang
digoyang-goyangkan di depan mata seperti
bayangan tangan hitam. Sedangkan saat dilakukan
sebaliknya pasien tidak dapat mengetahui bentuk
bayangnnya.
O: Reflek pupil kedua mata terhadap cahaya tidak
ada. Lapang pandang mata kanan lebih baik dari
mata kiri.
Rizky
08.20 Menciptakan lingkungan yang aman untuk
pasien dengan cara memastikan pengaman
tempat tidur terpasang, selalu berinteraksi
dengan pelan-pelan antara lain dengan cara
berinteraksi pelan-pelan saat akan
S: Pasien mengatakan selalu kaget dengan kontak
yang tiba-tiba dari orang lain dan merasa takut
saat akan bergerak di tempat tidur.
O: Pasien tampak nyaman ketika kontak yang
dilakukan secara hati-hati dan pelan-pelan.
Etika
memberikan injeksi obat ranitidine,
dexametasone dan kutoin.
08.30 Meletakkan air meneral botol yang
dibutuhkan pasien di sudut meja yang
dekat dengan tempat tidur pasien sehingga
lebih mudah terjangkau dengan tangan
pasien.
S: Pasien mengatakan penglihatannya kabur.
O: Reflek pupil kedua mata terhadap cahaya tidak
ada. Lapang pandang mata kanan lebih baik dari
mata kiri.
Intan
07.35 Mengingatkan isteri pasien untuk tidak
meletakkan pisau bekas buah di atas meja
pasien.
S: Pasien mengatakan penglihatannya kabur.
O: Reflek pupil kedua mata terhadap cahaya tidak
ada. Lapang pandang mata kanan lebih baik dari
mata kiri.
Rizky
08.00 Memotivasi pasien untuk bergerak pelan-
pelan di tempat tidur, tidak hanya
berbaring saja.
S: Pasien mengatakan akan memberanikan diri
untuk berpindah-pindah posisi di tempat tidur.
O: Pasien tampak berubah posisi dari berbaring
menjadi duduk di tempat tidur.
Etika
2 08.05 Mengobservasi tanda verbal dan nonverbal
dari ansietas
O: Pasien tampak tegang ketika disinggung
tentang operasinya besok RabuIntan
08.10 Menggunakan pendekatan dengan tenang
saat mengajak bicara pasien
S: pasien mengatakan merasa lebih tenang dan
nyaman ketika diajak berbicara.
O: Pasien tampak rileks
Rizky
08.20 Menemani pasien saat visit dokter untuk
menanyakan persiapan operasi hari Rabu.
S: pasien mengatakan sedikit khawatir dan cemas Intan
dengan jalannya operasi besok.
09.00 Memberikan informasi kepada pasien
terkait gambaran operasi craniotomy dan
memberikan motivasi kepada pasien untuk
mengurangi cemas dengan berpikir positif.
S: Pasien mengatakan merasa lebih tenang.
Etika
09.30 Mendengarkan keluhan-keluhan pasien
dengn penuh perhatian
S: Pasien mengatakan merasa lebih tenang. setelah
bercerita.
O: Pasien tampak terbuka dengan perawat
Rizky
3 12.15 Mengkaji kemampuan ADL pasien S: Pasien mengatakan ingin dapat makan sendiri
tetapi pasien takut makanannya tumpah karena
tidak bisa melihat.
Etika
12.30 Membantu pasien dalam pemenuhan
kebutuhan makan siang dan minum
melibatkan isteri pasien.
S: Pasien mengatakan ingin dapat makan sendiri
tetapi pasien takut makanannya tumpah karen
atidak bisa melihat.
O: Pasien terlihat disuapi oleh isterinya pelan-
pelan.
Intan
14.00 Melibatkan keluarga pasien dalam
membantu toileting (BAK)
S: pasien mengatakan tidak berani berjalan ke
kamar mandi untuk BAK
O: pasien menggunakan pispot
Rizky
Rabu, 7 1 07.00 Menciptakan lingkungan yang aman. Rizky
Oktober
2015
07.05 Meletakkan benda-benda yang dibutuhkan
pasien dekat dengan pasien
S: Pasien mengatakan penglihatannya masih kaburEtika
3 07.30 Mengkaji kemampuan ADL pasien S: Pasien mengatakan ingin dapat makan sendiri
tetapi pasien takut makanannya tumpah karena
tidak bisa melihat.
Rizky
08.00 Membantu pasien dalam pemenuhan
kebutuhan makan siang dan minum
melibatkan isteri pasien.
S: Pasien mengatakan ingin dapat makan sendiri
tetapi pasien takut makanannya tumpah karen
atidak bisa melihat.
O: Pasien terlihat disuapi oleh isterinya pelan-
pelan.
Etika
08.50 Melibatkan keluarga pasien dalam
membantu toileting (BAK)
S: pasien mengatakan tidak berani berjalan ke
kamar mandi untuk BAK
O: pasien menggunakan pispot
Intan
F. EVALUASI
Tanggal /
Jam
Diagnosa
KeperawatanEvaluasi Paraf
Selasa, 6
Oktober
2015
08.30
WIB
Gangguan
Sensori/Persep
si (Visual dan
Penciuman)
b.d Perubahan
sensori
persepsi
S:Pasien mengatakan penglihatan masih kabur dan tidak jelas.
O:
- Hasil ST Scan menunjukkan tumor cerebri, hidrosefalus
- Mata : simetris, tidak ada lesi, tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, reflek pupil
- terhadap cahaya tidak ada, visus 6/takterhingga, lapang pandang mata kanan lebih baik dari
mata kiri.
Vision-sensory Function
Indikator Awal Tujuan Akhir
Respon stimulasi visual 2 3 2
Keburaman penglihatan 2 3 2
Keterangan:
1 Sangat parah
2 Parah
3 Sedang
4 Ringan
5 Tidak parah
Rizky
A: Masalah gangguan persepsi sensori visual berhubungan dengan perubahan sensori persepsi belum
teratasi
P: Lanjutkan intervensi keperawatan:
- Monitor gejala penurunan fungsi penglihatan
- Ciptakan lingkungan yang aman untuk pasien
Ansietas b.d
Perubahan
dalam status
kesehatan dan
ancaman
kematian
S:
- pasien mengatakan sudah tidak cemas lagi dengan jalannya operasi
- pasien mengatakan ikhlas dengan apapun hasilnya
- pasien mengatakan pasien percaya akan sembuh dari sakitnya
O:
- Pasien tampak tenang dan rileks
Kontrol ansietasN
oKriteria hasil
Skor
Awal Tujuan Akhir
1. Memonitor tanda
dan gejala ansietas
4 5 5
2. Menggunakan
teknik relaksasi
untuk menurunkan
ansietas
4 5 5
Keterangan skor: 1 = tidak pernah
Etika
2 = jarang
3 = kadang-kadang
4 = sering
5 = selalu
A. Level ansietasN
oKriteria hasil
Skor
Awal Tujuan Akhir
1. Wajah tegang 4 5 5
2. Pernyataan cemas 4 5 5
3. Peningkatan
frekuensi pernafasan
4 5 5
4. Gelisah 4 5 5
Keterangan skor:
1 = sangat berat
2 = berat
3 = sedang
4 = ringan
5 = tidak ada
A: Masalah ansietas berhubungan dengan Perubahan dalam status kesehatan dan ancaman kematian
teratasi
P: intervensi dihentikan
Defisit S: Intan
Perawatan Diri
b.d. Gangguan
persepsi
- pasien mengatakan makan disuapi oleh Isterinya
- pasien mengatakan menggunakan baju operasi dibantu isteri dan perawat
- Pasien belum berani jalan ke kamar mandi
O:
- Pasien terlihat disuapi oleh isterinya pelan-pelan dan menggunakan pispot saat BAK
a. Perawatan diri : aktivitas kehidupan sehari-hari
N
oKriteria hasil
Skor
Awal Sekarang Tujuan
1. Makan 3 3 2
2. Berpakaian 3 3 2
3. Toileting 4 4 3
4. Mandi 4 4 2
5. Berpindah posisi 4 4 3
Keterangan skor:
1 = Sangat dapat dikompromi
2 = Dapat dikompromi
3 = Dikompromi sedang
4 = Dikompromi ringan
5 = Tidak dapat dikompromi
A: Masalah Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan persepsi belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi keperawatan:
- Bantu pasien berganti pakaian
- Kaji kemampuan pasien dalam ADL
- Libatkan keluarga pasien untuk membantu pasien merawat diri
Tanggal /
Jam
Diagnosa
KeperawatanEvaluasi Paraf
Rabu, 7
Oktober
2015
08.30
WIB
Gangguan
Sensori/Persep
si (Visual dan
Penciuman)
b.d Perubahan
sensori
persepsi
S:Pasien mengatakan penglihatan masih kabur dan tidak jelas.
O:
- Hasil ST Scan menunjukkan tumor cerebri, hidrosefalus
- Tanda Vital: 130/90 mmHg, Nadi: 80x/menit, RR: 20x/menit, suhu: 37o C
- Mata : simetris, tidak ada lesi, tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, reflek pupil
- terhadap cahaya tidak ada, visus 6/takterhingga, lapang pandang mata kanan lebih baik dari
mata kiri.
Vision-sensory Function
Indikator Awal Sekarang Tujuan
Respon stimulasi visual 2 2 3
Keburaman penglihatan 2 2 3
Rizky
Keterangan:
1= Sangat parah
2= Parah
3= Sedang
4= Ringan
5= Tidak parah
A: Masalah gangguan sensori/persepsi (visual dan penciuman) b.d perubahan sensori persepsi
belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi keperawatan:
- Monitor gejala penurunan fungsi penglihatan
- Ciptakan lingkungan yang aman untuk pasien
Defisit
Perawatan Diri
b.d. Gangguan
persepsi
S:
- pasien mengatakan makan disuapi oleh Isterinya
- pasien mengatakan menggunakan baju dibantu oleh isterinya
- Pasien belum berani jalan ke kamar mandi
O:
a Perawatan diri : aktivitas kehidupan sehari-hari
N Kriteria hasil Skor
Intan
o Awal Sekarang Tujuan
1. Makan 3 3 2
2. Berpakaian 3 3 2
3. Toileting 4 4 3
4. Mandi 4 4 2
5. Berpindah posisi 4 4 3
Keterangan skor:
1 = Sangat dapat dikompromi
2 = Dapat dikompromi
3 = Dikompromi sedang
4 = Dikompromi ringan
5 = Tidak dapat dikompromi
A: Masalah defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan persepsi belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi keperawatan:
- Bantu pasien berganti pakaian
- Kaji kemampuan pasien dalam ADL
- Libatkan keluarga pasien untuk membantu pasien merawat diri
top related